You are on page 1of 14

KEPRIBADIAN DAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS V SEKOLAH DASAR

Jani Natasari Sinulingga


Dosen PGSD Universitas Mutiara Nusantara Medan
Email : natasarij@gmail.com

Abstrack: This research is one korelasional's research that aims to find personality
relationship and efikasi self with learned motivation. Childrens living situation at
evacuation impactedding to them psychological aspect, notably deep aspect motivates
to study. Base hypothesis already being formulated, personality and efikasi self
assumed in reference to student studying motivation. This research utilize survey's
method, 95 student braze v elementary schools at posko evacuation is chosen at
random. Instrument as kuesioner is validated through expertise and count quiz
Pearson Product Moment and reliabilitas's quiz is done by use of Alpha Cronbach .
Hypothesis verification is done with analisis regression via tests f and find mass media
model amaan is regression, and correlation coefficient among variable configurational,
efikasi self with belajarHasil's motivation research points out that relationship among
configurational with learned motivation is .816(α . 001). Partial correlation is .629(α, .
001) among personality by motivates studying if done by pengontrolan to efikasi's
variable self. Relationship among efikasi self with learned motivation is .674(α, . 001).
kprelasi's coefficient efikasi's partial self with learned motivation if variable
configurational being controlled is .111(α, . 05). Found by configurational correlation
coefficient and efikasi self with learned motivation is .819(α, . 001).

Key word: personality, efikasi self, learned motivation

Abstrak : Penelitian ini adalah sebuah penelitian korelasional yang bertujuan untuk
menemukan hubungan kepribadian dan efikasi diri dengan motivasi belajar.Situasi
hidup anak-anak di pengungsian berdampak terhadap aspek psikologis mereka,
khususnya dalam aspek motivasi belajar.Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan,
kepribadian dan efikasi diri diasumsikan berhubungan dengan motivasi belajar
siswa.Penelitian ini menggunakan metode survey, 95 siswa kelas V sekolah dasar di
posko pengungsian dipilih secara acak.Instrumen berupa kuesioner divalidasi melalui
uji kepakaran dan perhitungan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan Alpha Cronbach. Verifikasi hipotesis dilakukan dengan analisis
regresi melalui uji F dan menemukan model persamaan regresi, dan koefisien korelasi
antara variabel kepribadian, efikasi diri dengan motivasi belajarHasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara kepribadian dengan motivasi belajar adalah
.816 (α .001). Korelasi parsial adalah .629 (α, .001) antara kepribadian dengan
motivasi belajar jika dilakukan pengontrolan terhadap variabel efikasi diri.Hubungan
antara efikasi diri dengan motivasi belajar adalah .674 (α, .001). Koefisien kprelasi
parsial efikasi diri dengan motivasi belajar jika variabel kepribadian dikontrol adalah
.111 (α, .05). Ditemukan koefisien korelasi kepribadian dan efikasi diri dengan
motivasi belajar adalah .819 (α, .001).

Kata Kunci: kepribadian, efikasi diri, motivasi belajar

48
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan
Motivasi Belajar Siswa
Jani Natasari Sinulingga

Kepribadian adalah gambaran cara teori kepribadian agar gangguan-


seseorang bertingkah laku terhadap gangguan yang biasa muncul pada
lingkungan sekitanya, yang terlihat dari kepribadian setiap individu dapat
kebiasaan berfikir, sikap dan minat, dihindari.
serta pandangan hidupnya yang khas Mempelajari kepribadian
untuk mempunyai keajegan. merupakan hal yang menarik karena
Karena dalam kehidupan dinamika pengetahuan mengenai diri
manusia sebagai individu ataupun kita sendiri secara otomatis akan
makhluk social, kepribadian senantiasa bertambah. Hal ini karena hakikatnya
mengalami warna-warni manusia adalah yang ada dan tumbuh
kehidupan.Ada kalanya senang, berkembang dengan kepribadian yang
tentram, dan gembira.Akan tetapi menyertai setiap langkah dalam
pengalaman hidup membuktikan hidupnya.
bahwa manusia juga kadang-kadang Setiap tindakan individu
mengalami hal-hal yang pahit gelisah digerakkan oleh sebuah dorongan yang
frustasi dan sebagainya. Ini berasal dari dalam ataupun luar diri
menunjukan bahwa manusia individu tersebut dalam rangka
mengalami dinamika kehidupan. mencapai sebuah tujuan.Demikian
Kepribadian perilaku seseorang. halnya dalam pembelajaran, siswa
Kita bisa tahu apa yang sedang memilih, memutuskan dan melakukan
diperbuat seseorang dalam situasi suatu tindakan yang digerakkan oleh
tertentu berdasarkan dpengalamn diri suatu dorongan untuk mencapai tujuan
kita sendiri. Hal ini karena dalam pembelajaran.Dorongan tersebut dapat
banyak segi, setiap orang adalah unik, distimulasi oleh faktor dalam dan luar
khas. Oleh karena itu kita diri siswa.Oleh para pakar pendidikan
membutuhkan sejenis kerangka acuan dan perilaku organisasi, dorongan ini
untuk memahami dan menjelaskan disebut dengan istilah motivasi.
tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Santrock menjelaskan (2006:414),
Kita harus memahami definisi motivasi melibatkan proses-proses yang
kepribadian serta bagaiman mengaktifkan mengarahkan dan
kepribadian itu terbentuk.Untuk itu kita mempertahankan perilaku. Oleh karena
membutuhkan teori-teori tingkah laku, itu, perilaku yang termotivasi adalah

49
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

perilaku yang diaktifkan, diarahkan dan siswa.Salah satu yang terkait dengan
dipertahankan. Dengan pemahaman lain, motivasi belajar siswa adalah kepribadian
motivasi belajar dalam diri siswa harus siswa itu sendiri.
dipantik, diberikan tujuan yang jelas Setiap individu dianugerahi dengan
sehingga pada akhirnya dapat tercapai sifat-sifat unik dan berbeda.Sifat-sifat ini
sebuah tujuan. Motivasi belajar harus ada diyakini terbentuk oleh faktor keturunan
mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. (nature/heredity) dan faktor lingkungan
Dikatakan oleh Colquitt, LePine dan (nurture).Respon yang diberikan individu
Wesson (2015:168) motivasi didefinisikan untuk beradaptasi dengan lingkungannya
sebagai sebuah dorongan berenergi yang bergantung kepada sifat-sifat yang dimiliki
berasal dari dalam dan luar diri individu, individu tersebut. Anak yang sering
dorongan yang menjadi awal usaha, dan khawatir dan cemas akan memberi respon
menentukan arah, intensitas dan ketekunan. yang berbeda dengan anak yang percaya
Motivasi timbul sebagai sebuah diri dan suka bersosialisasi ketika masuk ke
dorongan yang berenergi berasal dari luar dalam lingkungan yang baru. Kepribadian
maupun dalam diri siswa. Pernyataan ini siswa berkontribusi terhadap respon yang
berarti bahwa motivasi dapat muncul di ditunjukkannya di dalam situasi
dalam diri siswa dikarenakan adanya pembelajaran.
kesadaran akan pemenuhan kebutuhan yang Menurut George & Jones (2005:39),
menyangkut dengan kepentingan diri siswa. kepribadian adalah pola dari cara menetap
Motivasi juga dapat muncul pada diri siswa relatif seseorang dalam berpikir, merasakan,
ketika adanya dorongan dari luar diri siswa dan berperilaku. Dilanjutkan oleh George &
dalam bentuk ganjaran ataupun hukuman. Jones (2005:39), sebagian kepribadian
Motivasi ini akan terwujud dari usaha dan dibentuk sejak lahir (nature), atau
kegigihan siswa untuk menyelesaikan tugas diturunkan oleh orangtua. Gen yang
dan mencapai tujuan pembelajaran. diwariskan oleh orangtua mempengaruhi
Motivasi belajar menjadi sebuah faktor terbentuknya kepribadian individu.
penting dalam mencapai keberhasilan siswa Setengah dari variasi kepribadian individu
dalam pembelajaran. diperoleh sejak lahir, maka tidak
Lemah kuatnya motivasi belajar mengherankan jika kepribadian tetap stabil
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada selama 5 sampai 10 tahun. George & Jones
dalam diri siswa maupun di luar diri (2005:39) juga menambahkan bahwa

50
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan
Motivasi Belajar Siswa
Jani Natasari Sinulingga

kepribadian terus berkembang seiring kepribadian neurotisme akan cenderung


perjalanan waktu (nurture), sebagai respon merasa tidak aman, sedih dan selalu
terhadap ketat atau longgarnya aturan yang khawatir, dan keterbukaan terhadap
diberikan orangtua kepada anak, jumlah pengalaman baru (openness to experience)
anak dalam lingkungan keluarga, tuntutan memilki karakteristik rasa ingin tahu,
orangtua dan guru terhadap anak, cerdas, kreatif, berbudaya, memiliki jiwa
kesuksesan ataupun kegagalan memperoleh seni, fleksibel dan imajinatif.
teman atau pekerjaan, dan bahkan budaya Keakuratan kepribadian seseorang
dimana individu dibesarkan dan hidup berkontribusi kepada motivasi belajar
sebagai orang dewasa. Kesemuanya siswa.Pribadi ekstravet adalah pribadi yang
membentuk kepribadian. suka bersosialisasi, suka berbicara,
Salah satu model kepribadian adalah memiliki keinginan kuat dan cenderung
model The Big Five Personality yang berambisi. Sehingga, ketika siswa adalah
menempatkan lima sifat kepribadian, siswa yang ekstravet maka motivasi belajar
termasuk di dalamnya extraversion, yang dimilikinya akan lebih tinggi karena
agreeableness,conscientiousness,neuroticis didukung oleh ambisi dan keinginan kuat
m (emotional stability) dan openness to untuk mencapai tujuan pembelajaran.
experience (Gareth & Jones, 2005:43). Sifat ramah (agreeableness) adalah
Menurut Luthans (2011:132) sifat suka bekerja sama, ramah, hangat dan
kepribadian ekstravet (extraversion) sopan. Siswa yang mampu bekerja sama
memiliki karakteristik mudah bergaul, dengan teman-teman sebayanya dalam
ramah, suka berbicara dan percaya belajar akan mencapai tujuan pembelajaran
diri.Keramahan (agreeableness) memiliki yang lebih optimal. Dikarenakan dalam
karakteristik mampu bekerja sama setiap proses pembelajaran di kelas, siswa
(kooperatif), hangat, peduli, sopan, dapat diharapkan mampu bekerja sama,
dipercaya.Kesungguhan(conscientiousnes) berkomunikasi dan belajar bersama dalam
memiliki karateristik dapat dipercaya, suka menyelesaikan sebuah tugas. Untuk itu
bekerja keras, teratur, disiplin, tekun dan siswa yang memiliiki sifat mampu bekerja
bertanggung jawab, kepribadian yang sama memiliki motivasi belajar yang tinggi.
memiliki emosi yang stabil akan Dimensi kepribadian berikutnya
berkarakteristik tenang, merasa aman, adalah dimensi kesungguhan yang
bahagia dan tidak khawatir. Sebaliknya berkarakteristik bekerja keras, bertanggung

51
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

jawab, terorganisir, tekun dan dapat Dimensi kepribadian yang terakhir


dipercaya.Siswa yang memiliki adalah keterbukaan terhadap pengalaman
kepbribadian ini memiliki motivasi belajar baru (openness to experience).Sifat
yang tinggi.Dikatakan bahwa motivasi kepribadian ini adalah memiliki rasa ingin
adalah dorongan untuk mencapai sebuah tahu, cerdas, kreatif, berbudaya, memiliki
tujuan dengan melakukan tindakan jiwa seni, fleksibel dan imajinatif. Motivasi
berorientasi tujuan secara berkelanjutan. belajar yang tinggi akan memicu rasa ingin
Dengan demikian, siswa yang tekun, tahu yang tinggi, fleksibiltas dalam
pekerja keras, teratur dan bertanggung menghadapi situasi pembelajaran yang
jawab adalah siswa yang memiliki motivasi menantang dan penyelesaian masalah.
belajar yang tinggi. Seperti yang dipaparkan Siswa yang memiliki kepribadian terbuka
oleh Judge dan Ilies (2002:801) bahwa kepada pengalaman baru memiliki motivasi
kesungguhan berkorelasi secara positif belajar yang tinggi.
dengan motivasi berprestasi. Efikasi diri juga menjadi faktor
Neurotisme adalah dimensi keempat berikutnya yang memiliki keterkaitan
kepribadian yang bercirikan mudah dengan motivasi belajar.Efikasi diri adalah
khawatir, depresi, tegang dan sering merasa keyakinan dalam diri seseorang untuk
tidak aman.Lawan dari neurotisme adalah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
stabilitas emosi yang memiliki ciri kepadanya. Menurut Santrock (2011:450),
kepribadian tenang, santai, stabil dan efikasi diri adalah keyakinan bahwa “Aku
merasa aman.Siswa yang memiliki emosi Bisa”. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi
stabil selama pembelajaran dapat menjaga akan mengeluarkan pernyataan, “Aku tahu
motivasi belajarnya tetap konsisten.Hal ini bahwa aku mampu menguasai materi ini”,
berarti rasa tenang, aman dan kestabilan dan “Aku akan melakukan yang terbaik
emosi siswa memampukannya untuk tetap pada saat aktivitas ini berlangsung”.
tekun dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pernyataan Santrock mengenai efikasi
Dalam sebuah jurnal penelitian (Judge & diri ini menekankan pada keyakinan siswa
Ilies, 2002:801) yang mencari hubungan untuk menguasai situasi yang dihadapinya.
antara neurotisme dengan motivasi Siswa yang memiliki efikasi diri tinggi
berprestasi, ditemukan bahwa neurotisme akan mampu menyelesaikan tugas-tugas
berkorelasi secara negatif dengan motivasi yang menantang. Efikasi diri akan
berprestasi. berpengaruh kepada pencapaian siswa. Jika

52
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan
Motivasi Belajar Siswa
Jani Natasari Sinulingga

siswa yakin bahwa sebuah tugas dapat menghitung reliabilitas dengan


diselesaikan maka motivasi untuk menggunakan Alpha Cronbach.
menyelesaikan tugas tersebut akan Kegiatan dalam analisis data dalam
menguat. penelitian ini meliputi analisis statistika
deskriptif dan inferensial. Pengujian
METODE
hipotesis dilakukan melalui uji F regresi
Penelitian ini bertujuan untuk
sederhana dan ganda, dan uji korelasi untuk
mengetahui 1) Hubungan kepribadian
mengetahui kekuatan hubungan antar
dengan motivasi belajar siswa kelas V SD
variabel setelah melalui uji normalitas
di posko pengungsian Gunung Sinabung ,
menggunakan galat taksiran dan uji
Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 2)
homogenitas menggunakan uji Barlett.
Hubungan efikasi diri dengan motivasi
belajar siswa kelas V SD di posko HASIL
pengungsian Gunung Sinabung, Kabupaten Hasil penelitian yang diperoleh setelah
Karo, Sumatera Utara dan 3) Hubungan dinyatakan memenuhi persyaratan analisis
kepribadian dan efikasi diridengan motivasi statistik, maka pengujian hipotesis
belajar siswa kelas V SD di empat posko dilakukan dan memperoleh hasil
pengungsian Gunung Sinabung, Tanah perhitungan yang sebagaimana tersaji
Karo, Sumatera Utara. Responden dipilih dalam tabel 2 berikut.
dengan membatasi sampling frame 1. Hubungan Kepribadian dengan
sebanyak 100 siswa dan dengan Motivasi Belajar
menggunakansimple random perhitungan analisis regresi sederhana
samplingmemilih 95 siswa sebagai sampel berdasarkan data variabel motivasi
dari jumlah total responden. belajaratas kepribadian menghasilkan
Pengumpulan data dengan regresi b sebesar 0,55 dan konstanta a
menggunakan kuesioner untuk masing- sebesar 6,81. Dengan demikian bentuk
masing variabel. Selanjutnya, untuk hubungan antara kedua variabel dapat
mendapatkan data yang sahih maka digambarkan melalui persamaan regresi Ŷ
instrumen tersebut diuji pkar yang = 6,81 + 0,55X1.
dilanjutkan dengan validitas empiris, untuk Sebelum digunakan untuk keperluan
menguji validitas dengan menggunakan prediksi, persamaan regresi ini harus
rumus pearson product momentdan memenuhi syarat uji keberartian

53
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

(signifikansi) dan uji kelinieran. Oleh dengan motivasi belajar signifikan.Dengan


karena itu untuk mengetahui derajat demikian hipotesis penelitian yang
keberartian dan kelinieran regresi, diperoleh menyatakan terdapat hubungan positif
Fhitung = 185,608 > Ftabel = 3,94(db= (1,93), antara kepribadian dengan motivasi belajar
α = 0,05). Dengan demikian persamaan diterima. Dengan kata lain makin
regresi Ŷ = 6,81 + 0,55X1 signifikan. akuratkepribadian siswa maka makin
Berdasarkan hasil uji linieritas persamaan kuatmotivasi belajar.
garis regresi di atas diperoleh Fhitung = 0,927 Koefisien determinasi merupakan
< Ftabel = 1,47557, (db = (39,54), α = 0,05). kuadrat dari koefisien korelasi antara
Hal ini berarti persamaan regresi motivasi kepribadian dengan motivasi belajar yaitu
belajar (Y) atas kepribadian (X1) adalah (ry1) = (.816). Artinya 66,61% variasi yang
linier. Dengan kata lain terdapat hubungan terjadi pada motivasi belajar dapat
antara kepribadian dengan motivasi belajar. dijelaskan oleh variasi kepribadian.
Model regresi yang diperoleh mengandung Uji koefisien korelasi parsial adalah
arti bahwa apabila kepribadian ditingkatkan derajat hubungan dalam satu atau multi
satu poin, maka motivasi belajar cenderung variabel bebas dengan variabel terikat
meningkat sebesar 0,55 poin pada konstanta melalui pengontrolanvariabel bebas lainnya.
6,81. Pengontrolan variabel bebas lainnya
Kekuatan hubungan antara variabel dimaksudkan untuk menentukan derajat
kepribadian (X1) dengan hasil motivasi hubungan antara satu variabel bebas
belajar (Y) ditunjukkan oleh koefisien tertentu (misal X1) dengan variabel terikat
korelasi (rx1y) sebesar 0,816, dan signifikan Y, dimana variabel bebas lainnya (X2)
pada α < 0.001, menunjukkan koefisien dibuat konstanta atau dikendalikan.
korelasi rx1y signifikan.Koefisien korelasi Pengujian hipotesis dilakukan dengan
dan signifikansi kepribadian dengan menggunakan SPSS versi 20.00, diperoleh
motivasi belajar korelasi parsial positif sebesar 0,629, n =
Signifikansi koefisien korelasi di 95, db = 92, dan α< 0.001. diindikasikan
atas ditandai dengan taraf signifikansi α < kepribadian memiliki hubungan yang cukup
0.001, sehingga koefisien korelasi kuat dengan motivasi belajar jikavariabel
kepribadian dengan motivasi belajar efikasi diri dikontrol.
terbukti signifikan. Hal ini membuktikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara kepribadian terdapat hubungan positif dan signifikan

54
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan
Motivasi Belajar Siswa
Jani Natasari Sinulingga

antara kepribadian dengan motivasil dapat digambarkan melalui persamaan


belajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji regresi Ŷ = 44.1 + 0.89X2.
signifikansi dan linieritas persamaan regresi Untuk mengetahui derajat
Y atas X1 dan koefisien korelasi dengan keberartian dan kelinieran regresi,
signfikansi α <0,01 yang menolak hipotesis dilakukan uji keberartian dan hasilnya
tidak terdapat hubungan antara kepribadian diperoleh Fhitung = 77,319 > Ftabel = 3,94,
dengan motivasi belajar. Pola hubungan (db= (1,93), α = 0,05). Dengan demikian
yang linier antara kedua variabel ini persamaan regresi Ŷ = 44.1 + 0.89X2
dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ = 6,81 signifikan.
+ 0,55X1.Persamaan ini menunjukkan Berdasarkan hasil uji linieritas
bahwa setiap perubahan satu skor pada persamaan garis regresi di atas diperoleh
kepribadian menyebabkan peningkatan Fhitung = 1,248 < Ftabel = 1,7001, (db =
motivasi belajar sebesar 0,55 pada (70,94), α = 0,05). Hal ini berarti
konstanta 6,81. persamaan regresi motivasi belajar (Y) atas
Hasil analisis korelasi sederhana efikasi diri (X2) adalah linier. Dengan kata
antara kepribadian dengan motivasi belajar lain terdapat hubungan antara efikasi diri
diperoleh koefesien korelasi (ry.1) = 0,816, dengan motivasi belajar. Model regresi
signifikan pada α < 0,001. Ini memberikan yang diperoleh mengandung arti bahwa
pengertian bahwa keterkaitan antara apabila efikasi diri ditingkatkan satu poin,
kepribadian dengan motivasi belajar adalah maka motivasi belajar cenderung meningkat
positif, artinya makin akurat kepribadian sebesar 0,89 poin pada konstanta 44,1.
maka makin kuat pula motivasi belajar. Kekuatan hubungan antara variabel
Sebaliknya makin tidak akurat kepribadian efikasi (X2) dengan hasil motivasi belajar
maka makin lemah pula motivasi belajar. (Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi
2. Hubungan Efikasi Diri (rx2y) sebesar 0,674, α < 0,001.Koefisien
denganMotivasi Belajar korelasi dan signifikansi efikasi diri dengan
Perhitungan analisis regresi motivasi belajar dapat ditelaah
sederhana berdasarkan data variabel Signifikansi koefisien korelasi di atas
motivasi belajar atasefikasi diri ditandai dengan taraf signifikansi α < 0.001,
menghasilkan regresi b sebesar 0,89 dan sehingga koefisien korelasi efikasi diri
konstanta a sebesar 44,1. Dengan demikian dengan motivasi belajar terbukti
bentuk hubungan antara kedua variabel signifikan.Dengan demikian hipotesis

55
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

penelitian yang menyatakan terdapat ini ditunjukkan dengan hasil uji signifikansi
hubungan positif antara efikasi diri dengan dan linieritas persamaa regresi Y atas X2
motivasi belajar diterima. Dengan kata lain dan koefisien korelasi dengan signfikansi α
makin tinggiefikasi diri siswa akan makin <0,01 yang menolak hipotesis tidak
kuatmotivasi belajar. terdapat hubungan antara efikasi diri
Koefisien determinasi merupakan dengan motivasi belajar. Pola hubungan
kuadrat dari koefisien korelasi antara yang linier antara kedua variabel ini
efikasi dengan motivasi belajar yaitu (ry2) = dinyatakan oleh persamaa n regresi Ŷ =
(.674) Artinya 45,40% variasi yang terjadi 44.1 + 0.89X2. Persamaan ini menunjukkan
pada motivasi belajar dapat dijelaskan oleh bahwa setiap perubahan satu skor pada
variasi efikasi diri. efikasi diri menyebabkan peningkatan
Uji koefisien korelasi parsial adalah motivasi belajar sebesar 0,89 pada
derajat hubungan dalam satu atau multi konstanta 44,1.
variabel bebas dengan variabel terikat Hasil analisis korelasi sederhana
melalui pengontrolan variabel bebas antara efikasi diri dengan motivasi belajar
lainnya. Pengontrolan variabel bebas diperoleh koefesien korelasi (ry.2) = 0,674
lainnya dimaksudkan untuk menentukan signifikan pada α < 0,001. Nilai ini
derajat hubungan antara satu variabel bebas memberikan pengertian bahwa keterkaitan
tertentu (misal X2) dengan variabel terikat antara efikasi diri dengan motivasi belajar
Y, dimana variabel bebas lainnya (X1) adalah positif, artinya makin tinggi efikasi
dibuat konstanta atau dikendalikan. diri, maka makin kuat pula motivasi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan belajar.Sebaliknya semakin rendah, maka
menggunakan SPSS, diperoleh korelasi semakin lemah pula motivasi belajar.
parsial positif sebesar 0,111, n = 95, db = 3. Hubungan Kepribadian dan Efikasi
92, dan α< 0,05. diindikasikan efikasi diri Diri dengan Motivasi Belajar
memiliki hubungan yang lemah dengan Hasil analisis regresi ganda antara
motivasi belajar ketikavariabel kepribadian dan efikasi diri denganmotivasi
kepribadiandikontrol. belajar diperoleh harga koefesien arah
Hasil penelitian menunjukkan regresi ganda dengan konstanta a0 sebesar
bahwa terdapat hubungan positif dan 7,57, koefisien arah regresi b1 sebesar 0,49
signifikan antara efikasi diri dengan
untuk kepribadian ,dan b2 sebesar 0,13
motivasil belajar. Hal ini ditunjukkan Hal
untuk efikasi diri. Dengan demikian bentuk

56
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan
Motivasi Belajar Siswa
Jani Natasari Sinulingga

hubungan antara kedua variabel bebas Hasil penelitian menunjukkan bahwa


secara bersama-sama dengan variabel terdapat hubungan positif dan signifikan
terikat tersebut dapat digambarkan melalui antara kepribadian dan efikasi diri secara
persamaan regresi Ŷ = 7,57 + 0,49X1 + bersama-sama dengan motivasi belajar. Hal
0,13X2. diperoleh Fhitung = 93,513 > Ftabel = ini ditujukan dengan kekuatan koefesien
3,1, (db= (2,92), α = 0,05),Dengan korelasi ganda antara variabel X1 dan
demikian persamaan regresi Ŷ = 7,57 + variabel X2 dengan variabel Y
0,49X1 + 0,13X2signifikan. Hal ini menghasilkan koefesien korelasi ganda r =
menandakan terdapat hubungan yang 0,819dengan Fhitung = 93,513 > Ftabel = 3,1
signifikan antara kepribadian dan efikasi (db= (2,92), α = 0,05). Pola hubungan
diri dengan motivasi belajar. antara ketiga variabel ini dinyatakan oleh
Kekuatan hubungan antara persamaan regresi Ŷ =
kepribadian dan efikasi diri dengan 7,569+0,499X1+0,134X2. Persamaan ini
motivasi belajar (ry.12) diperoleh 0.819, α < memberikan informasi bahwa setiap
0.001, koefisien korelasi kepribadian dan perubahan satu skor pada kepribadian dan
efikasi diri dengan motivasi belajar efikasi diri menyebabkan peningkatan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi motivasi belajar sebesar 0,499 dan 0,134
signifikan dengan , α < 0.001. Koefesien pada konstanta 7,569.
determinasi (ry.12) adalah sebesar (ry.12)2= Hasil analisis korelasi ganda antara
(0,819)2 Artinya 67,03% variasi yang kepribadian dan efikasi diri secara bersama-
terjadi pada motivasi belajar dapat sama dengan motivasi belajar diperoleh
dijelaskan oleh variasi kepribadian dan koefesien korelasi (ry.12) = 0,819. Nilai ini
efikasi diri. Koefisien determinasi yang memberikan pengertian bahwa keterkaitan
cukup besar yaitu 67,03% merupakan nilai antara kepribadiani dan efikasi diri secara
persentasi sumbangan kepribadian dan bersama-sama dengan motivasi belajar
efikasi diri dengan motivasi belajar berarti tergolong positif, Besarnya sumbangan atau
selebihnya merupakan sumbangan varabel kontribusi variabel kepribadian dan efikasi
lain. Dengan demikian hipotesis alternatif diri dengan motivasi belajar dapat diketahui
ketiga diterima. dengan jalan mengkuadratkan perolehan
koefesien sederhana (0,819)2 yaitu sebesar

57
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

0,6703. Secara statistik nilai ini berbagai situasi. Siswa dengan neurotisme
memberikan makna bahwa 67,03% variasi seperti ini akan kesulitan untuk memelihara
yang terjadi pada motivasi belajar dapat motivasi belajarnya untuk konsisten atau

dijelaskan oleh kepribadian dan efikasi diri bahkan untuk meningkatkannya.


Ketidakstabilan ini dapat
PEMBAHASAN menyebabkan perasaan mudah menyerah.
Luthans (2011: 125) berpendapat Keakuratan dimensi kesungguhan dalam
bahwa kepribadian adalah cara individu diri siswa akan mencerminkan ketangguhan
memberi pengaruh terhadap orang lain dan dorongan dari dalam dirinya untuk
cara individu memahami dan meliihat mencapai tujuan. Diperkuat oleh sebuah
dirinya sendiri, demikian juga pola sifat jurnal internasional tentang hubungan
dari dalam dan luar diri yang dapat diukur kepribadian dengan motivasi belajar bahwa
serta interaksi individu dengan situasi yang setiap dimensi kepribadian pada dasarnya
dihadapinya.Kepribadian terbagi ke dalam memiliki hubungan dengan motivasi belajar
lima dimensi yaitu ekstravet, keramahan, denganbesaran koefisien korelasi yang
kesungguhan, stabilitas emosi dan berbeda untuk setiap dimensinya. Sehingga
keterbukaan terhadap pengalaman baru. memang tidak dapat dipungkiri bahwa
Keakuratan dimensi-dimensi ini kepribadian memberikan kontribusi positif
dalam kepribadian siswa memberi kepada motivasi belajar siswa (Ariani,
kontribusi kepada motivasi belajarnya. 2013: 34).
Sebagai contoh, siswa yang enggan bergaul, Besarnya sumbangan atau kontribusi
tidak memiliki keinginan yang kuat, tidak variabel kepribadiankepadamotivasi belajar
berambisi, dan tidak berminat untuk dapat diketahui dengan jalan
bergabung atau memimpin sebuah mengkuadratkan perolehan koefesien
kelompok belajar akan lemah motivasinya sederhana (0,816)2 yaitu sebesar 0,6661.
untuk belajar lebih giat. Demikian juga Secara statistik nilai ini memberikan makna
dengan siswa yang menolak, malu dan takut bahwa 66,61% variasi yang terjadi pada
untuk mencoba hal-hal baru pada saat motivasi belajar dapat dijelaskan oleh
belajar mengindikasikan lemahnya motivasi kepribadian. Oleh karena itu, kepribadian
belajar. Berkaitan dengan stabilitas emosi memiliki hubungan yang positif dengan
yang labil juga mengakibatkan individu motivasi belajar. Dengan demikian, variabel
mudah stres, tegang dan tertekan dalam kepribadian merupakan salah satu faktor

58
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan
Motivasi Belajar Siswa
Jani Natasari Sinulingga

yang harus diperhatikan untuk meningkatkan keyakinan diri untuk berhasil


meningkatkan motivasi belajar siswa. menyelesaikan tugas-tugas. Selanjutnya
Selanjutnya pada pengujian korelasi pada pengujian korelasi parsial efikasi
parsial kepribadian dengan motivasi belajar diridengan kepribadian dan motivasi belajar
dengan mengontrol efikasi diri diperoleh diperoleh koefisien ry.12 sebesar 0,111 dan
koefisien ry.1.2 sebesar 0,629 dan koefisien koefisien determinasinya ry.1.2 sebesar
determinasinya ry.12 sebesar 0,3956 hasil 0,0123 hasil pengujian ini memberikan
pengujian ini memberikan penjelasan penjelasan bahwa 1,23% variasi yang
bahwa 39,56% variasi yang terjadi pada terjadi pada motivasi belajar dapat
motivasi belajar dapat dijelaskan oleh dijelaskan oleh variabel efikasi diri dengan
variabel kepribadian dengan mengontrol mengontrol variabel kepribadian.
variabel efikasi diri. Penemuan ini sejalan dengan hasil
Hasil pengujian analisis statistik tersebut temuan Bandura, Zimmerman, dan
menunjukkan bahwa kepribadian Martinez-Ponz (1992: 674) yang
memberikan kontribusi yangsignifikan menyatakan bahwa efikasi diri akan
terhadap motivasi belajar dimana makin memotivasi perolehan akademik dengan
akurat kepribadian maka makin kuat cara mempengaruhi penyusunan tujuan
pulamotivasi belajar.Sebaliknya makin pribadi. Hasil pengujian analisis statistik
tidak akurat kepribadian maka makin lemah tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri
pula motivasi belajar memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap motivasi belajar, dimana makin
Efikasi diri, yang menjadi sentral
tinggi efikasi diri maka makin kuatpula
teori sosial Albert Bandura, adalah
motivasi belajar.Sebaliknya makin rendah
keyakinan individual terhadap kemampuan
efikasi diri maka makin lemah pula
dirinya untuk menyelesaikan sebuah tugas
motivasi belajar.
secara efektif Quick & Nelson, 2013: 178).
Kepribadian dan efikasi diri memiliki
Efikasi diri diperoleh melalui pengalaman
hubungan positif dengan motivasi belajar.
pribadi ketika berhasil menyelesaikan tugas
Dengan demikian, variabel kepribadian dan
ataupun berhasil bangkit dari kegagalan.
efikasi diri merupakan dua faktor yang
Efikasi diri juga dapat meningkat dengan
harus diperhatikan untuk meningkatkan
belajar dari pengalaman pribadi orang lain,
motivasi belajar
dengan melihat kesamaan-kesamaan yang
SIMPULAN
ada dan terjadi pada orang lain dapat

59
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

Berdasarkan paparan di atas, berkontribusi kepada kuat lemahnya


diperoleh temuan sebagai berikut: pertama, motivasi belajar siswa.
terdapat hubungan positif antara DAFTAR RUJUKAN
kepribadian dengan motivasi belajar Ariani, D. W. (2013). Personality and
siswa.Kedua, terdapat hubungan positif Learning Motivation. European
antara efikasi diri dengan motivasi belajar Journal of Business and
siswa. Ketiga, terdapat hubungan antara Management , 26-38.
kepribadian dan efikasi diri secara bersama- Barry j. Zimmerman, Albert Bandura,
sama dengan motivasi belajar. Manuel Martinez-Pons. (1992). Self
Oleh karena itu, secara umum dapat Motivation for Academic
disimpulkan bahwa Kepribadian adalah Attainment: The Role of Self-
keseluruhan cara di mana Efficacy Beliefs and Personal Goal
seorang individu bereaksi dan berinteraksi Setting. American Educational
dengan individu lain. Kepribadian paling Research Journal , 663-676.
sering dideskripsikan dalam istilah James Campbell & Debra L.Nelson. (2013).
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan Principles of Organizational
oleh seseorang. Behavior: Realities and
Alasan paling penting mengapa perlu Challenges. South Western: Cengage.
mengetahui cara menilai kepribadian adalah Jason A Colquitt, Jeffrey A. LePine,
karena penelitian menunjukkan bahwa tes- Michael J. Wesson. (2015).
tes kepribadian sangat berguna dalam Organizational Behavior:
membuat keputusan apa yang akan di Improving Performance and
lakukannya. Dan dapat di tarik kesimpulan Commitment in the Workplace. New
makin akurat kepribadian siswa, maka York: McGraw-Hill Education.
makin kuat motivasi belajar yang Jennifer M. George, Gareth R. Jones.
dimilikinya. Demikian juga dengan efikasi (2005). Understanding and Managing
diri, makin tinggi efikasi diri siswa, maka Organizational Behavior. New
makin kuat motivasi belajar.Makin akurat Jersey: Pearson.
dan tinggi kepribadian dan efikasi diri Luthans, F. (2011). Organizational
secara bersama-sama, maka makin kuat behavior: An Evidence-Based
motivasi belajar siswa.Dapat disimpulkan Approach. New York: McGraw-Hill.
bahwa kepribadian dan efikasi diri

60
Kepribadian Dan Efikasi Diri Dengan
Motivasi Belajar Siswa
Jani Natasari Sinulingga

Santrock, J. W. (2006). Educational


Psychology: Classroom Update
Preparing for PRAXIS tm and
Practice. New York: McGraw-Hill.
Santrock, J. W. (2011). Educational
Psychology: Fifth Edition. New York:
McGraw-Hill.
Timoty A. Judge and Remus Ilies. (2001).
Relationship of Personality to
Motivation: A Meta- Analytic
Review. Journal of Applied
Psychology .

61

You might also like