You are on page 1of 12

Fitri Uktia, Iredho FaniPSIKIS-Jurnal Psikologi

Reza, Zaharuddin Islami Vol.


Hubungan 2 No.Religiusitas
Antara …‖149
2 (2016) 149-160

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECEMASAN AKADEMIK


PADA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI

Fitri Ukhtia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin


tyasghari@yahoo.co.id, iredhofanireza@gmail.com, edo_aufa@yahoo.co.id
Program Studi Psikologi Islam UIN Raden Fatah Palembang

ABSTRACT
Students often experience anxiety at the moment are in academic situations. This study examined
the correlation between religiosity and academic anxiety in students MAN in one of the cities of
Palembang. The independent variables in this study are religiosity, while the dependent variable is
the academic anxiety. The hypothesis put forward is no relationship between religiosity and
academic anxiety in students. The sampling technique in this study using a random cluster sampling
technique which produces 319 students as respondents. Data collection methods used in this study a
scale of religiosity that is made by researchers using the dimensions of religiosity based on the
opinions Jamaluddin Ancok and Fuad Nashori Suroso consisting of five dimensions. Then the
anxiety scale made by the academic researchers used a Hamilton anxiety symptoms based on the
opinion that consists of 14 symptoms. Data analysis methods used to test the hypothesis of this
research is simple regression analysis that generates a correlation coefficient of p = 0.000 (p
<0.05), which showed a negative correlation between religiosity and academic anxiety in students.
The results of the donations given to anxiety academic religiosity of 16.8% and the rest influenced
by other factors not disclosed in this study.

Keywords: Religiosity, academic anxiety

ABSTRAK
Siswa sering mengalami kecemasan pada saat berada pada situasi akademik. Penelitian ini menguji
korelasi antara religiusitas dengan kecemasan akademik pada siswa MAN di salah satu kota
Palembang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah religiusitas, sedangkan variabel terikat
adalah kecemasan akademik. Adapun hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara
religiusitas dan kecemasan akademik pada siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik cluster random sampling yang menghasilkan 319 siswa sebagai responden
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala religiusitas
yang dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan dimensi religiusitas berdasarkan pendapat
Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso yang terdiri dari 5 dimensi. Kemudian skala
kecemasan akademik dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan gejala kecemasan berdasarkan
pendapat Hamilton yang terdiri dari 14 gejala. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian ini adalah analisis regresi sederhana yang menghasilkan koefisien korelasi
sebesar p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan ada hubungan negatif antara religiusitas dengan
kecemasan akademik pada siswa. Adapun hasil sumbangan yang diberikan religiusitas terhadap
kecemasan akademik sebesar 16,8 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap
dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Religiusitas, Kecemasan Akademik

ISSN: 2502-728X
150‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

Pendahuluan atau berat orang menggunakan alat ukur


Menjadi seorang siswa memiliki (instrumen) yang dikenal dengan nama
banyak kewajiban akademik. Kewajiban Hamilton Rating scale for Anxiaty (HRS-A).
akademik yang harus dikerjakan siswa Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala
cenderung membuat siswa merasakan yang masing-masing kelompok dirinci lagi
kecemasan. Menurut Ormrod (2008) bahwa dengan gejala-gejala yang lebih spesifik antara
banyak siswa menjadi cemas menjelang ujian lain perasaan cemas (ansietas), ketegangan,
yang dirasa akan sulit, dan sebagian mereka ketakutan, gangguan tidur, gangguan
merasa gugup ketika mereka harus keceradasan, gangguan depresi (murung), gejala
mempresentasikan pidato yang telah somatik/fisik (otot), gejala somatik/fisik
dipersiapkan di depan teman-teman sekelas (sensorik), gejala kardiovaskuler (jantung dan
mereka. Perasaan kecemasan yang bersifat pembuluh darah), gejala respirator (pernapasan),
sementara ini merupakan contoh dari gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala
kecemasan kondisi (state anxiety). Sedangkan urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala
siswa yang menunjukkan suatu pola merespon autonom, dan tingkah laku sikap pada
dengan kecemasan bahkan dalam situasi yang wawancara (dalam Dadang Hawari, 2001).
tidak mengancam mengalami apa yang disebut Dampak kecemasan yang berlebihan
kecemasan sifat (trait anxiety). membuat konsentrasi dan perhatian siswa
Sigmund Freud menjelaskan bahwa terhadap tugas yang diberikan menjadi
kecemasan merupakan situasi afektif yang terganggu. Tugas-tugas yang sangat mudah
dirasa tidak menyenangkan yang diikuti oleh atau tugas-tugas yang dapat dilakukan siswa
sensasi fisik yang memperingatkan seseorang nyaris tanpa berpikir biasanya dipermudah
akan bahaya yang mengancam (dalam Jess (facilitated) oleh tingkat kecemasan yang
Feist dan Gregory J. Feist, 2010). Sejumlah tinggi. Namun tugas-tugas yang lebih sulit atau
kecil kecemasan sering meningkatkan tugas-tugas yang membutuhkan banyak
performa, ini dikenal sebagai kecemasan yang pemikiran dan usaha mental paling baik
membantu (facilitating anxiety), sebaliknya dikerjakan hanya dengan tingkat kecemasan
banyak kecemasan biasanya menghambat yang sangat tinggi, dalam situasi sulit dapat
performa yang efektif ini, yang sering dikenal mengganggu beberapa aspek kognisi yang
dengan kecemasan yang merugikan penting bagi kesuksesan pembelajaran dan
(debilitating anxiety). Kecemasan yang performa, antara lain: Memperhatikan apa yang
berlebihan membuat konsentrasi dan perhatian perlu dipelajari; memproses informasi secara
siswa terhadap tugas yang diberikan terganggu efektif; memanggil kembali (retrieve)
(dalam Jeanne Ellis Ormrod, 2008). Adapun informasi dan menunjukkan keterampilan yang
dalam penelitian ini yang dibahas yakni sebelumnya pernah dipelajari (dalam Jeanne
kecemasan siswa terhadap situasi akademik. Ellis Ormrod, 2008).
Responden penelitian ini ialah siswa tingkat Berdasarkan studi pendahuluan yang
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di salah satu dilaksanakan peneliti, bahwa terdapat
MAN di kota Palembang, yang memiliki usia fenomena pada siswa MAN salah satu kota di
berkisar 15-18 tahun yang dalam tahap Palembang yang memiliki kecenderungan
perkembangannya termasuk dalam kategori rentan terhadap kecemasan dalam hal situasi
remaja. akademik. Sejalan dengan pendapat Surtress,
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat golongan remaja rentan terhadap kecemasan
kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, akibat pelbagai pengaruh dari dalam maupun
Fitri Uktia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin Hubungan Antara Religiusitas …‖151

luar diri remaja (dalam Audi Pirade, Theresia kecemasan akademik, bahwa tingkat tinggi dan
Kaunang dan Anita Dundu, diakses pada 6 rendah cenderung memiliki rentang yang tidak
Januari 2016, pukul 14.02 Wib). terlalu jauh.
Hasil wawancara yang dilakukan di Berdasarkan penjelasan mengenai
dengan 3 orang siswa kelas XI, peneliti fenomena kecemasan akademik yang ada,
mendapatkan informasi bahwa mereka diperlukan cara mengatasi kecemasan akademik
merasakan kecemasan saat berada di kelas, pada siswa. Salah satu cara mengatasi kecemasan
terutama akan mempresentasikan suatu adalah melalui keberagamaan atau religiusitas.
pelajaran di depan kelas. Para siswa juga Sebagaimana hasil penelitian oleh Maisyaroh dan
merasa gugup saat guru akan menunjuk siapa Falah (2011) bahwa terdapat hubungan negatif
yang akan menjawab pertanyaan yang yang sangat signifikan antara religiusitas dengan
diajukan. Para siswa tersebut menyatakan kecemasan dalam artian, makin tinggi religiusitas
bahwa hampir seluruh teman sekelasnya maka makin rendah kecemasan.
terlihat merasa cemas saat tampil di depan Selanjutnya Menurut Muchtar,
kelas, saat berdiskusi, maupun akan religiusitas merupakan penyikapan atau
menghadapi ujian. Hal ini terlihat dari simtom- pemahaman para penganut agama terhadap
simtom kecemasan yang dialami, seperti doktrin, kepercayaan, ajaran tuhan, yang tentu
gemetar, kurang konsentrasi dengan apa yang saja doktrin bersifat relatif, dan sudah pasti
dikatakan, rasa sakit perut, dan gejala-gejala kebenarannya pun menjadi relative. Lebih
lainnya (Wawancara dilaksanakan pada tanggal lanjut menurut Djamaluddin Ancok dan Fuad
22 Desember 2015, pukul 12.30-13.30 Wib). Nashori Suroso dimensi religiusitas terbagi
Lebih lanjut, berdasarkan hasil menjadi 5 bagian yaitu dimensi akidah, syariah,
wawancara yang dilakukan peneliti, maka akhlak, pengetahuan agama, dan dimensi
peneliti melakukan studi pendahuluan lanjutan penghayatan (Dalam Iredho Fani Reza, 2015).
untuk melihat gambaran awal tentang Berdasarkan wawancara yang dilakukan
kecemasan akademik pada siswa Madrasah peneliti dengan 3 orang siswa kelas XI, para
Aliyah Negeri salah satu di kota Palembang siswa juga memiliki religiusitas yang cukup dan
yakni peneliti melakukan penyebaran angket dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal
kecemasan akademik. Berdasarkan hasil studi ini dapat dilihat dari praktek ibadah yang mereka
pendahuluan menggunakan angket kecemasan lakukan seperti shalat Dhuha dan membaca Al-
akademik yang diberikan kepada 246 siswa di Qur’an yang rutin di sekolah. Selain itu, siswa
7 kelas yang dipilih secara acak di dapatkan juga melaksanakan shalat wajib dan membaca
deskripsi, bahwa terdapat siswa yang berada Al-Qur’an di rumah mereka tanpa suruhan dari
pada tingkatan kecemasan akademik rendah orang tua, melainkan kesadaran dan
sebanyak 43 siswa atau sebesar 17%. pengaplikasian pelajaran agama islam di sekolah.
Selanjutnya pada tingkatan kecemasan Selain itu siswa juga mendapatkan pelajaran
akademik sedang sebanyak 164 siswa atau agama islam hampir setiap hari dengan berbagai
sebesar 67%. Kemudian pada tingkatan macam mata pelajaran (Wawancara dilaksanakan
kecemasan akademik tinggi sebanyak 39 siswa pada tanggal 22 Desember 2015, pukul 12.30-
atau sebesar 16%. Dari hasil pengukuran 13.30 Wib).
angket studi pendahuluan ditemukan fenomena, Peneliti juga melakukan observasi secara
bahwa siswa Madrasah Aliyah Negeri salah singkat pada siswa, terlihat para siswa
satu di kota Palembang memiliki mengerjakan sholat dhuha di Mushola dan
kecenderungan potensi kecemasan akademik. banyak pula siswa yang membaca Al-Qur’an
Hal ini terlihat dari deskripsi tingkat sendiri-sendiri di kelas mereka saat jam kosong

ISSN: 2502-728X
152‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

dan jam istirahat (Observasi dilaksanakan pada yang ada dan pelbagai pendapat ahli, peneliti
22 April 2016, pukul 09.00 –10.00 Wib). Dari mengidentifikasi variabel-varaiabel yang ada
serangkaian studi pendahuluan yang dalam penelitian, diantaranya:
dilaksanakan peneliti, terlihat kesenjangan bahwa Variabel X (Variabel Bebas): Religiusitas
siswa yang berada pada ruang lingkup religius Religiusitas yang dimaksud dalam
akan tetapi juga memiliki kecenderungan potensi penelitian ini adalah suatu sistem nilai,
kecemasan akademik. Melihat fenomena yang keyakinan, keberagamaan praktek perilaku
terjadi dari hasil pengamatan dan pendapat para tertentu, serta kewajiban-kewajiban yang harus
ahli, maka peneliti tertarik untuk meneliti dipatuhi yang bertujuan mendekatkan
mengenai adakah hubungan antara religiusitas seseorang dengan tuhannya, sesama manusia
dengan kecemasan akademik pada siswa dan lingkungannya. Untuk mengukur
Madrasah Aliyah Negeri di Salah satu kota religiusitas dalam penelitian ini, peneliti
Palembang. menggunakan skala berdasarkan dimensi
religiusitas menurut pendapat Djamaluddin
Metode Penelitian Ancok dan Fuad Nashori Suroso, adapun
Jenis penelitian yang dipakai pada dimensi religiusitas terbagi menjadi 5 dimensi
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. yaitu akidah, syariah, akhlak, pengetahuan
Mnurut Saifuddin Azwar (2011) penelitian agama, dan dimensi penghayatan (dalam
dengan pendekatan kuantitatif menekankan Iredho Fani Reza, 2015).
analisisnya pada data-data numerikal (angka) Variabel Y (Variabel Terikat):
yang diolah dengan metode statistikal. Pada Kecemasan Akademik Kecemasan Akademik
dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efek
penelitian inferensial (dalam rangka pengujian negatif berupa rangsangan fisiologis, ketakutan,
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan ketidaknyamanan, ancaman terhadap eksistensi
hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan diri, dan perasaan tidak menyenangkan yang
penolakan hipotesis nihil. Dengan metodologi dirasakan siswa dalam situasi akademik yaitu
kuantitatif akan diperoleh signifikansi saat siswa menerima pelajaran dari guru, diskusi
hubungan antar variabel yang diteliti. Pada di dalam kelas, mengerjakan tugas dan pekerjaan
umumnya penelitian kuantitatif merupakan rumah, mempersiapkan ujian di rumah, maupun
penelitian sampel besar. ulangan atau ujian kelas. Untuk mengukur
Adapun rancangan penelitian kuantitaif kecemasan akademik dalam penelitian ini,
yang digunakan adalah rancangan kuantitatif peneliti membuat sendiri alat ukur berdasarkan
korelasional. Azwar (2011) menyatakan gejala kecemasan menurut pendapat Hamilton,
penelitian model korelasional bertujuan antara lain: perasaan cemas (ansietas),
menyelidiki sejauh mana variasi pada satu ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan
variabel berkaitan dengan variasi pada satu kecerdasan, gangguan depresi (murung), gejala
atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien somatik/fisik (otot), gejala somatik/fisik
korelasi. Dengan penelitian korelasional (sensorik), gejala kardiovaskuler (jantung dan
pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut pembuluh darah), gejala respirator (pernapasan),
dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala
realistik. urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala
Identifikasi variabel penelitian autonom, dan tingkah laku sikap pada
merupakan langkah penetapan variabel- wawancara. Alat ukur ini disebut dengan
variabel utama dalam penelitian dan penentuan Hamilton Rating Scale for Anxiaty (HRS-A)
fungsi masing-masing. Berdasarkan fenomena (dalam Dadang Hawari, 2001).
Fitri Uktia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin Hubungan Antara Religiusitas …‖153

Adapun populasi dalam penelitian ini Keuntungan yang jelas dari random
adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri sampling, bila dibandingkan dengan cara
di salah satu kota Palembang dengan jumlah random sederhana maupun randon strata,
keseluruhan siswa sebanyak 872 siswa yang adalah dari segi efisiensi kerja yang
terdiri dari rombongan belajar kelas X menyangkut waktu dan biaya. Apabila
sebanyak 8 kelas, rombongan belajar kelas XI mengingat bahwa dalam pengambilan sampel
sebanyak 6 kelas dan rombongan belajar kelas cara klaster, membuat daftar-daftar klaster
XII sebanyak 8 kelas orang yang masih tercatat yang lengkap adalah jauh lebih mudah dari
aktif sebagai siswa MAN 2 Palembang. pada membuat daftar individu dalam seluruh
Adapun karakteristik yang ditetapkan dalam sampel (Saifuddin Azwar, 2011). Dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: penelitian ini metode pengumpulan datanya
1. Siswa yang masih aktif tercatat di Sekolah terbagi menjadi dua yaitu metode primer dan
Madrasah Aliyah Negeri di salah satu kota sekunder. Adapun metode primer dalam
Palembang Tahun Pelajaran 2015-2016. penelitian ini adalah metode skala, sedangkan
2. Siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan metode sekunder dalam penelitian ini adalah
perempuan. metode wawancara, observasi dan
3. Siswa yang bersedia menjadi responden dokumentasi.
penelitian. Metode analisis data dalam penelitian
4. Siswa yang sehat secara fisik dan psikis ini dilakukan dengan menggunakan metode
saat pelaksanaan penelitian. analisis regresi, variabel yang mempengaruhi
Dalam penelitian ini, peneliti tidak disebut independent variable (variabel bebas)
mengambil semua individu yang ada di dan variabel yang dipengaruhi disebut
populasi penelitian, melainkan hanya dependent variable (variabel terikat). Jika
mengambil bagian dari populasi yang telah dalam persamaan regresi hanya terdapat satu
ditetapkan atau disebut dengan sampel. Sampel variabel bebas dan satu variabel terikat, maka
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik disebut sebagai persamaan regresi sederhana,
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari
populasi besar dan peneliti tidak mungkin satu, maka disebut sebagai persamaan regresi
mempelajari semua yang ada pada populasi, berganda (Juliansyah Noor, 2014). Dalam
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan penelitian uji hipotesis menggunakan metode
waktu, maka peneliti bisa menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan
sampel yang ada pada populasi itu (Sugiyono, SPSS version 20 for Windows. Untuk melihat
2015). hubungan antara kedua variabel berdasarkan
Teknik pengambilan sampel pada pendapat Triton Prawira Budi (2006)
penelitian ini dengan cara klaster (cluster menyatakan bahwa probabilitas atau P < 0,05
random sampling). Dalam cluster sample memiliki arti bahwa koefisien regresi
satuan-satuan sampel tidak terdiri dari signifikan. Kegunaan p dan uji t adalah sama,
individu-individu melainkan dari kelompok- yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan
kelompok individu atau klaster. Sampling ini signifikan tidaknya koefisien regresi.
dipandang lebih ekonomis karena observasi
yang dilakukan terhadap klaster atau grup Hasil Dan Pembahasan
sampel lebih mudah dan lebih murah dari pada 1. Katergorisasi Variabel Responden
observasi-observasi terhadap sejumlah individu Penelitian
yang sama tetapi dengan tempat yang terpencar Dalam menentukan penggolongan
(Sutrisno Hadi, 2004). jenjang tingkat kecemasan akademik dan

ISSN: 2502-728X
154‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

religiusitas pada responden, menurut Saifuddin


Azwar (2011) tujuan kategorisasi jenjang
(ordinal) adalah menempatkan individu ke Tabel 2.
dalam kelompok-kelompok yang terpisah Kategorisasi Tingkat Religiusitas
secara berjenjang menurut suatu kontinum Skor Kategori N Persentase
berdasarkan atribut yang diukur. Banyaknya x > 231 Tinggi 41 13 %
jenjang kategori yang dibuat biasanya tidak 193 < x
Sedang 237 74%
lebih dari 5, tapi tidak kurang dari 3. ≤ 231
Dalam penelitian ini peneliti menyusun x < 193 Rendah 41 13%
masing-masing kategorisasi dari kedua variabel Total 319 100
penelitian dengan jumlah 3 kategorisasi dalam Tabel kategorisasi skala religiusitas di
menentukan norma kategorisasi setiap variabel, atas menjelaskan bahwa kategori skor tinggi
peneliti menggunakan penentuan norma yaitu sebanyak 41 orang atau 13 %. Kategori
berdasarkan norma empirik. skor sedang sebanyak 237 orang atau 74 %.
Sedangkan skor rendah yaitu kecil sebanyak 41
a. Kategorisasi Tingkat Kecemasan orang atau 13%. Tingkat religiusitas yang
Akademik dialami sebagian besar siswa ialah pada
Berdasarkan hasil perhitungan skor kategori sedang yakni sebanyak 237 siswa atau
kategori maka secara terperinci pembagian 74%.
jenjang kategorisasi tingkat kecemasan Berdasarkan kedua tabel kategorisasi
akademik dapat dilihat pada tabel 1. skor tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
responden yang memiliki kecemasan akademik
Tabel 1. tinggi tidak jauh berbeda dengan responden
Kategorisasi Tingkat Kecemasan Akademik yang memiliki kecemasan akademik rendah.
Skor Kategori N Persentase Sedangkan untuk jumlah responden yang
x > 151 Tinggi 37 12 % memiliki religiusitas tinggi sama besarnya
115 < x dengan jumlah responden yang memiliki
Sedang 234 73%
≤ 151 religiusitas rendah.
x < 115 Rendah 48 15%
Total 319 100 2. Uji Asumsi (Prasyarat)
Tabel di atas menjelaskan kategori skor
tinggi yaitu sebanyak 37 orang atau 12%. Uji normalitas dan uji linieritas
Kategori skor sedang yaitu sebanyak 234 orang merupakan syarat sebelum melakukan uji
atau 73%. Sedangkan kategori skor rendah analisis regresi sederhana dengan maksud agar
yaitu sebanyak 48 orang atau 15%. Tingkat kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang
kecemasan akademik yang dialami sebagian dari kebenaran yang seharusnya ditarik.
besar siswa ialah pada kategori sedang yakni
sebanyak 234 siswa atau 73%. a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
b. Kategorisasi Tingkat Religiusitas mengetahui apakah data yang diambil
Berdasarkan hasil perhitungan skor berdasarkan populasi berdistribusi normal atau
kategori maka secara terperinci pembagian tidak (Juliansyah Noor, 2014). Adapun teknik
jenjang kategorisasi tingkat religiusitas dapat yang digunakan dalam uji normalitas data
dilihat pada tabel 2. dengan menggunakan teknik Kolmogorov
Fitri Uktia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin Hubungan Antara Religiusitas …‖155

Smirnov. Prasyarat data disebut normal jika signifikan, sedangkan jika p-beda > 0,05 maka
probabilitas atau p > 0,05 pada uji normalitas perbedaan antara kedua R2 itu dinyatakan
teknik Kolmogorov Smirnov (Triton Prawira nirsignifikan (Sutrisno Hadi, 2000).
Budi, 2006). Hasil uji normalitas terhadap Jika p < 0,05 maka hubungan antara
variabel kecamasan akademik dan religiusitas variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
dapat dilihat pada table 3. dinyatakan linier, dan sebaliknya jika p > 0,05
maka hubungan antara variabel (X) dan variabel
Tabel 3. Deskripsi Hasil Uji Normalitas (Y) dinyatakan tidak linier. Berikut ini hasil uji
K- linieritas antara variabel kecemasan akademik
Variabel Sig Keterangan
SZ dengan religiusitas dapat dilihat pada tabel 4.
Religiusitas 0,677 0,750 Normal Tabel 4. Deskripsi Hasil Uji Linieritas
Kecemasan Model Summary Keterangan
0,722 0,674 Normal
Akademik F Sig.
Linier
Berdasarkan tabel deskripsi hasil uji 63,939 0,000
normalitas di atas dapat dijelaskan bahwa: Bedasarkan hasil uji linieritas dengan
1) Hasil uji normalitas terhadap variabel menggunakan curva estimation antara
kecamasan akademik memiliki nilai kecemasan akademik dengan religiusitas
signifikansi sebesar 0,674. Bedasarkan didapatkan nilai signifikansi sebesar p = 0,000,
data tersebut p = 0,674 > 0,05, sehingga nilai p < 0,05. Pengujian yang dilakukan antara
dapat dikatakan bahwa data variabel variabel kecamasan akdemik dan variabel
kecemasan akedemik berdistribusi normal. religiusitas dinyatakan linier.
2) Hasil uji normalitas terhadap variabel
religiusitas memiliki nilai signifikansi 3. Uji Hipotesis
sebesar 0,750. Berdasarkan data tersebut Uji hipotesis digunakan untuk melihat
dapat dikatakan bahwa p = 0,750 > 0,05 ada tidaknya hubungan antara variabel Y
sehingga dapat dinyatakan bahwa data (variabel kecemasan akademik) dengan X
variabel religiusitas berdistribusi normal. (variabel religiusitas) tersebut dan seberapa
besar sumbangsih anatara kedua variabel
b. Uji Linieritas tersebut. Perhitungan statistik yang dugunakan
Uji linieritas merupakan suatu upaya dalam penelitian ini adalah analisis regresi
untuk memenuhi salah satu asumsi analisis sederhana dengan bantuan program SPSS
regresi linearitas yang mensyaratkan adanya version 20 for windows. Menurut Triton
hubungan variabel bebas dan variabel terikat Prawira Budi (2006), probabilitas atau P < 0,05
yang saling membentuk kurva linear. Kurva memiliki arti bahwa koefisien regresi
linear dapat terbentuk apabila setiap kenaikan signifikan. Hasil uji hipotesis antara kedua
skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 5.
variabel terikat (Triton Prawira Budi, 2006). Tabel 5. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis
Uji linieritas dilakukan pada kedua R Sig
Variabel r Ket
variabel penelitian. Linier tidaknya korelasi Square (p)
disimpulkan dari peluang ralat p ‘beda’-nya. Religiusit
Beda itu sendiri sebenarnya menguji as → -
0,0
signifikansi perbedaan antara korelasi linier Kecemasa 0,4 0,168 Signifikan
00
dengan korelasi kuadratik, yaitu beda R2 dari n 10
regresi kedua dengan R2 dari regresi pertama. Akademik
Jika p-peda < 0,05 maka beda dinyatakan

ISSN: 2502-728X
156‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

Berdasarkan hasil analisis dari tabel di nilai dari KK sebagai patokan yaitu 0,40 < KK
atas diketahui bahwa besarnya koefisien ≤ 0,70 maka memiliki korelasi yang cukup
kolerasi antara variabel religiusitas dengan berarti. Karena nilai r (KK) = -0,410, maka
kecemasan akademik, signifikansi hubungan memiliki korelasi yang cukup berarti.
kedua variabel sebesar 0,000 dimana p < 0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa religiusitas 4. Diskusi
memiliki hubungan yang signifikan dengan Siswa memiliki berbagai macam reaksi
kecemasan akademik pada siswa MAN 2 saat berada di situasi akademik yang mereka
Palembang. Kemudian Nilai R Square sebesar hadapi, reaksi tersebut ada yang berupa reaksi
0,168 menunjukkan bahwa religiusitas negatif yang bersifat merugikan maupun reaksi
memberikan kontribusi sebesar 16,8% bagi positif yang bersifat menguntungkan bagi
kecemasan akademik dan sisanya 83,2% mereka. Sebagaimana pendapat Prawitasari
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak (2012) ketika menghadapi tugas-tugas
diungkap dalam penelitian ini. akademik yang harus dilakukan atau diatasi
Selanjutnya nilai r menunjukkan bahwa (termasuk di dalamnya adalah mengerjakan tes
religiusitas dengan kecemasan akademik atau ujian), terdapat beragam reaksi afektif
memiliki hubungan negatif sebesar r = -0,410. yang terjadi dalam diri para siswa. Sebagian
Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi siswa menunjukkan reaksi afektif negatif dan
religiusitas maka semakin rendah kecemasan sebagian lain bereaksi secara positif. Reaksi
akademik yang dirasakan oleh siswa. Untuk afektif negatif dapat berupa mengalami
menentukan arah hubungan antar variabel, kecemasan, kebosanan, dan sering kali diikuti
scatterplot akan memberitahu arah hubungan dengan kecenderungan untuk menjauhi tugas
antar variabel, apakah itu positif atau negatif. akademik. Sedangkan reaksi afektif positif
Apabila titik-titik data terbentang dari kiri yang ditampilkan terkait dengan tugas
bawah menuju ke arah kanan, arah hubungan akademik yang mereka hadapi ialah berupa
adalah positif. Sebaliknya apabila titik-titik keasikan, siswa menikmati aktivitas mereka
data terbentang dari kiri atas kemudian turun ke dalam penyelesaian tugas-tugas akademik yang
arah kanan bawah, arah hubungannya adalah mereka hadapi.
negative (Amika Wardana, 2007). Lebih lanjut menurut Prawitasari (2012)
Hal ini senada dengan pendapat M. bahwa pada dasarnya, tes atau ujian sebagai
Iqbal Hasan (2009) yaitu jika Koefisien salah satu bentuk tugas akademik merupakan
Korelasi (KK) bernilai negatif, maka variabel- hal biasa bagi siswa di sekolah, bahkan
variabel berkorelasi negatif. Semakin dekat merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses
nilai KK ke -1 maka semakin kuat korelasinya, pembelajaran di kelas. Akan tetapi bagi
demikian pula sebaliknya. Selanjutnya sebagian siswa, tes atau ujian bisa menjadi
menentukan arah atau bentuk dan kekuatan ancaman yang membuat mereka menderita
hubungan yaitu arah hubungan positif, semakin kecemasan.
tinggi X maka semakin tinggi pula Y atau Menurut Weinberg dan Gould,
semakin rendah X maka semakin rendah pula Y kecemasan adalah emosi negatif yang ditandai
(X↑ Y↑ atau X↓ Y↓), sedangkan menentukan dengan gugup, khawatir, dan ketakutan yang
arah hubungan negatif, semakin tinggi X maka terkait dengan aktivasi atau kegairahan pada
semakin rendah Y atau semakin rendah X maka tubuh. Pada gejala cemas biasanya didominasi
semakin tinggi X (X↑ Y↓ atau X↓ Y↑). Untuk oleh keluhan-keluhan psikis (ketakutan dan
menentukan keeratan hubungan atau korelasi kekhawatiran), tetapi dapat pula disertai
antar variabel tersebut, berikut ini diberikan keluhan-keluhan somatik (fisik). Ketegangan
Fitri Uktia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin Hubungan Antara Religiusitas …‖157

dan kecemasan yang dialami oleh setiap Kecemasan akademik sendiri dapat
individu akan berbeda-beda. Hal ini disebabkan dipengaruhi oleh religiusitas sebagaimana hasil
oleh perbedaan pengalaman, kepekaan dan cara penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
menanggapi sesuatu (dalam Apta Mylsidayu, berdasarkan hasil analisis regresi sederhana,
2015). didapatkan nilai p= 0,000 dimana p < 0,05.
Dalam perspektif psikologi Islam, Hasil ini menunjukkan bahwa religiusitas
mengenai cobaan yang dihadapi manusia yaitu memiliki hubungan yang signifikan dengan
berupa sedikit kelaparan, kekurangan dan kecemasan akademik pada siswa. Selanjutnya
ketakutan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an nilai r menunjukkan bahwa religiusitas dengan
surat Al-Baqarah: 155-156 "Dan Kami pasti kecemasan akademik memiliki hubungan
akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, negatif sebesar r = -0,410. Hal ini menjelaskan
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah- bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas maka
buahan, dan sampaikanlah kabar gembira semakin rendah tingkat kecemasan akademik
kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang- yang dirasakan oleh siswa.
orang yang apabila ditimpa musibah, mereka Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
berkata:"Inna lillahi wa innaa ilahi Raaji'un”. oleh Maisyaroh dan Falah (2011) bahwa terdapat
Surat Al-Baqarah: 155-156 menjelaskan bahwa hubungan negatif yang sangat signifikan antara
jiwa harus memang ditempa (ditarbiyah) religiusitas dengan kecemasan dalam artian,
dengan cobaan dan diuji keteguhannya dalam makin tinggi religiusitas maka makin rendah
meghadapi pertarungan membela kebenaran kecemasan. Lebih lanjut, senada dengan
dengan berbagai ketakutan dan peristiwa berat, penelitian yang dilakukan oleh Laili Khoirun
dengan kelaparan kekurangan harta, jiwa dan Nida (2014) dengan judul Zikir Sebagai
buah-buahan. Cobaan berat ini diperlukan agar Psikoterapi dalam Gangguan Kecemasan bagi
orang-orang beriman memenuhi berbagai Lansia, psikoterapi zikir merupakan salah satu
tuntutan aqidah, sehingga aqidah ini dirasakan alternatif terapi yang dapat membantu penderita
sangat berharga di dalam jiwa mereka sesuai gangguan kecemasan mengakhiri gangguan
kadar tuntutan yang dapat mereka penuhi di psikis berupa gangguan cemas. Melalui
jalan aqidah ini (Sayyid Quthb, 2011). psikoterapi zikir, akan diperoleh efek ketenangan
Menurut Bandura Kecemasan yang bagi pelakunya, kepasrahan yang mendalam
dirasakan oleh siswa biasanya dipicu oleh terhadap Allah tentang kekuasaan dan kasih
ketidakyakinan akan kemampuan diri untuk sayang-Nya yang tersirat dari kalimat thayyibah
mengatasi tugas-tugas akademik. Woolfolk yang diucapkan berkali-kali dalam kegiatan zikir
memaparkan beberapa laporan penelitian hingga lansia tidak merasa takut, khawatir dan
tentang efek kecemasan terhadap prestasi cemas dalam menjalani masa tua mereka.
akademik. Temuan hasil-hasil penelitian Senada pula dengan hasil penelitian
tersebut secara konsisten menunjukkan adanya Rani Azmarina (2015) dengan judul
korelasi antara prestasi akademik dengan Desensitisasi Sistematik dengan Dzikir Tasbih
berbagai ukuran kecemasan, semakin tinggi untuk Menurunkan Simtom Kecemsan pada
tingkat kecemasan yang dialami maka Gangguan Fobia Spesifik menyimpulkan
prestasnya makin rendah. Kecemasan menjadi bahwa intervensi desensitisasi sistematik
sebab kegagalan siswa di sekolah. Namun dengan dzikir tasbih dapat menurunkan simtom
sebaliknya, performa buruk yang secara kecemasan pada ganggua fobia spesifik.
beruntun mereka capai dalam sejumlah tes atau Menurut Ahyadi (2005) kesadaran
tugas akademik meningkatkan kecemasan beragama pada masa remaja dalam keadaan
mereka (dalam Johana E Prawitasari, 2012). peralihan dari kehidupan beragama anak-anak

ISSN: 2502-728X
158‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

menuju kematangan beragama. Di samping mempengaruhi kecemasan akademik secara tidak


keadaan jiwanya yang labil dan mengalami langsung ikut mempengaruhi perkembangan
kegoncangan, daya pemikiran abstrak, logik afektif yang ada pada Siswa. Berdasarkan hasil
dan kritik mulai berkembang. Emosinya uraian yang telah dijelaskan maka dapat
semakin berkembang, motivasinya mulai disimpulkan bahwa ada hubungan negatif
otonom dan tidak dikendalikan oleh dorongan signifikan antara religiusitas dengan kecemasan
biologis semata. Keadaan jiwa remaja yang akademik pada siswa. Dalam artian bahwa
demikian itu nampak pula dalam kehidupan semakin tinggi pemahaman dan penghayatan
agama yang mudah goyah, timbul keberagamaan pada siswa, maka semakin rendah
kebimbangan, kerisauan dan konflik batin. tingkat kecemasan akademik yang dirasakan.
Selanjutnya menurut Arifin (2015)
goncangan iman remaja terhadap Tuhan adalah Kesimpulan
wajar, sebab masa remaja adalah masa keragu- Bedasarkan hasil analisis uji hipotesis
raguan, tetapi di pihak lain ia merupakan masa yang digunakan untuk melihat hubungan antara
bersemangatnya terhadap agama. Hal ini variabel Y (variabel kecemasan akademik)
disebabkan oleh timbulnya kecenderungan jiwa dengan X (variabel religiusitas) dengan metode
mereka untuk bersifat kritis akibat analisis regresi sederhana menggunakan
pertumbuhan kecerdasannya. Perlu diketahui bantuan program SPSS 20 for windows. Hasil
bahwa kebimbangan remaja tentang agama itu dari penelitian ini menunjukkan bahwa
tidaklah tetap. Di dalam hatinya masih terdapat religiusitas memiliki hubungan signifikan
keyakinan tentang keberadaan suatu kekuatan dengan kecemasan akademik pada siswa MAN
gaib yang tugasnya mengatur alam semesta ini. di salah satu kota Palembang. Adapun
Oleh karena itu remaja segera mencarinya, hubungan antara kedua variabel ialah hubungan
apabila ia ditimpa suatu musibah atau kesulitan negatif, yaitu semakin tinggi tingkat religiusitas
berat. Apabila dikemudian hari ia tak maka semakin rendah tingkat kecemasan
memperoleh suatu keputusan, ia berada dalam akademik yang dirasakan siswa MAN.
ketidakmenentuan, dan hal ini akan Adapun kesimpulan penelitian ini ialah
menimbulkan kecemasan. ada hubungan negatif yang signifikan antara
Berdasarkan penjelasan di atas religiusitas dengan kecemasan akademik pada
kecemasan tetap dirasakan oleh siswa karena siswa MAN di salah satu kota Palembang.
yang mempengaruhi terjadinya kecemasan Dalam artian bahwa semakin tinggi tingkat
tersebut ialah dilihat dari perkembangan religiusits pada siswa, maka semakin rendah
keagamaannya pada masa remaja, yakni dalam tingkat kecemasan akademik yang dirasakan
keadaan keragu-raguan atau jiwa yang labil dan siswa.
membuat siswa mengalami kebimbangan,
kerisauan, konflik batin dan perasaan cemas. Rekomendasi
Adapun hubungan antara religiusitas Berdasarkan kelemahan yang ada,
dengan kecemasan akademik pada siswa penelitian ini masih memiliki kelemahan.
diperkuat dengan adanya kontribusi religiusitas Adapun kelemahan penelitian ini ialah jumlah
sebesar 16,8% dalam mempengaruhi kecemasan item yang digunakan pada saat try out cukup
akademik. Sementara sisanya 83,2% dipengaruhi banyak, sehingga responden yang mengisi
oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam lembar pernyataan mengeluh lelah dan terlihat
penelitian ini, berarti bukan hanya religiusitas bosan. Try out dan penelitian dilakukan di
yang mempengaruhi kecemasan akademik sekolah yang sama dikarenakan keterbatasan
namun ada faktor-faktor lain yang waktu untuk mengurus surat ijin try out karena
Fitri Uktia, Iredho Fani Reza, Zaharuddin Hubungan Antara Religiusitas …‖159

jarak antara dilakukannya try out dan penelitian Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Theory
hanya 1 minggu dan penelitian dilakukan pada of Personality First Book. New York.
minggu terakhir sebelum dilaksanakannya ujian 2009. Diterjemahkan oleh Hardianto.
Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta.
sekolah. Saat dilaksanakannya penelitian sama
Salemba Humanika.
halnya dengan pelaksanaan try out yaitu jumlah
item pernyataan yang digunakan juga cukup ______________. 2004.Theory of Personality
banyak, totalnya berjumlah 129 item, responden Second Book. New York. 2009.
juga mengeluh lelah dan terlihat bosan karena Diterjemahkan oleh Smita Prathita
harus mengisi semua pernyataan yang disajikan. Sjahputri. Jakarta. Teori Kepribadian
Dari kelemahan yang ada, diharapkan peneliti Buku 2. Salemba Humanika. 2011
selanjutnya dapat mengatasi pelbagai macam
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research.
kelemahan yang ada. Yogyakarta. Andi.

Daftar Pustaka ______________. 2000. Manual SPS Paket


MIDI. Universitas Gadjah Mada.
Ahyadi, Abdul Aziz. 2005. Psikologi Agama
Kepribadian Muslim Pancasila. Hasan, M. Iqbal. 2009. Pokok-Pokok Materi
Bandung. Sinar Baru Algensindo. Sattistika 1. Jakarta. PT Bumi Aksara.
2009
Arifin, Syamsul Bambang. 2015. Psikologi
Agama. Bandung. Pustaka Setia. Hawari, Dadang. 2001. Manajemen Stres,
Cemas dan Depresi. Jakarta. Balai
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Indonesia.
Jakarta. Rineka Cipta.
Maisaroh, Ekka Nur dan Falasifatul Falah.
Azmarina, Rani. Jurnal Desensitisasi 2011. Jurnal Religiusitas dan Kecemasan
Sistematik dengan Dzikir Tasbih untuk Menghadapi Ujian Nasional (UN) pada
menurunkan Simtom Kecemasan pada Siswa Aliyah, Proyeksi, Vol 6 (2).
Gangguan Fobia Spesifik. Vol 12 No 2,
Satria Learning Center, Jl. Diponegoro Mylsidayu, Apta. 2015. Psikologi Olahraga.
No 21. Pekanbaru Jakarta. PT Bumi Aksara.

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Nida, Fatma Laili Khoirun. 2014. Jurnal Zikir
Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Sebagai Psikoterapi dalam Gangguan
2012 Kecemasan bagi Lansia, Vol 5 No 1.
STAIN Kudus. Jawa Tengah.
______________. 2011. Metode Penelitian.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Noor, Juliansyah. 2014. Metode Penelitian.
Jakarta. Kencana.
______________. 2015. Penyusunan Skala
Psikologi Edisi 2. Yogyakarta. Pustaka Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Education of
Pelajar. Psychology Sixth Edition. Pearsons.
2008. Diterjemahkan oleh Penerbit
Budi ,Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan Erlangga. Psikologi Pendidikan Edisi 6.
Riset statistik Parametrik. Yogyakarta. Jakarta. Erlangga.
Andi.
Pirade, Audi, Theresia Kaunang dan Anita
Dundu. Penelitian Gambaran Tingkat

ISSN: 2502-728X
160‖ PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 2 No. 2 Desember 2016

Kecemasan pada Wanita Pekerja Seksual


Usia Remaja di Kota Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ecli
nic/article/viewFile/3657/3183. Diakses
pada 6 Januari 2016

Prawitasari, Johana E. 2012. Psikologi


Terapan. Erlangga.

Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an Jilid I.


Kairo. Darasy Syuruq. 1982.
Diterjemahkan oleh Aunur Rafiq Shaleh
Tamhid. Jakarta. Rabbani Pers. 2011
____________________
, Tafsir fi Zhilalil Qur’an Jilid
III. Kairo. Darasy Syuruq. 1982.
Diterjemahkan oleh Aunur Rafiq Shaleh
Tamhid dan Khairul Halim. Jakarta.
Rabbani Press. 2002

Reza, Iredho Fani. 2015. Mengatasi


Kerentanan Stres Melalui Coping
Religius. Yogyakarta. PT Kanisius.

_____________, 2015. Psikologi Agama.


Palembang. Noer Fikri.

_____________, 2016. Penyusunan Skala


Penelitian. Palembang. Noer Fikri.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif


dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Utami, Muhana Sofiana. Jurnal Religiusitas.


Koping Religius. dan Kesejahteraan
Subjek,Volume 39 No 1. 2012

Wardana, Amika. Menggunakan SPSS dalam


Penelitian Sosial Budaya, Disalur dari
SPSS Survival Manual Karangan Julie
Pallent. Program Studi pendidikan Sosial
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas
Ilmu sosial dan Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta. 2007

You might also like