You are on page 1of 7

PENGARUH LAMA SIMPAN DAN WARNA KERABANG TELUR AYAM

RAS TERHADAP INDEKS ALBUMEN , INDEKS YOLK, DAN pH TELUR

The Effect of Storage Duration and Eggshell Color of Purebred-Chicken Egg to


The Albumen Index, Yolk Index, and Egg’s Ph

Sekar Putri Hirokoa, Tintin Kurtinib, Riyantib

a
The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
b
The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University
Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
Telp (0721) 701583. e-mail: kajur-jptfp@unila.ac.id. Fax (0721)770347

ABSTRACT

Purebred chicken egg is the most favorable egg in the society. This egg usually will be damage
after 14-days of storage. Beside of the storage duration, the internal quantity of egg has also been
affected by quality of eggshell. The quality of eggshell include the eggshell thickness and amount of
eggshell pores. The amount of eggshell pores can be identified by means of eggshell color. The pores
have a role on the CO2 evaporation process, which give effect to the albumen index, yolk index, and
egg’s pH.
The purposes of the research are to know the best effect of storage duration and eggshell color
to albumen index, yolk index, and egg’s pH. This research was done on April 10-24th, 2014, use
complete randomize block design with 2x2 of nested model. The main block is storage duration (P 1: 7
days and P2: 14 days) and the partial block is eggshell’s color (W1: light brown and W2: dark brown)
with 5 times replication. The observed variable in this research are albumen index, yolk index, and
egg’s pH. The research’s data were analyzed by using Analysis of variance test and 5% error level
Duncan test.
The research result shown that storage duration and eggshell color have significant effect
(P<0,05) toward albumen index, yolk index, and egg’s pH. The 7 days storage for light brown
eggshell color and dark brown eggshell color have good quality of albumen index, yolk index, and
egg’s pH.

Keywords : Purebred chicken egg, storage duration, eggshell color, albumen index, yolk index, and
egg’s pH.

PENDAHULUAN albumen (putih telur), peningkatan derajat


keasaman, besarnya kantung udara, adanya
Telur ayam ras merupakan salah satu noda, dan aroma busuk dari isi telur
produk peternakan yang paling banyak (Sudaryani, 2003).
dikonsumsi masyarakat serta memiliki banyak Penelitian mengenai pengaruh lama
keunggulan diantaranya memiliki kandungan simpan terhadap kualitas internal telur telah
gizi yang lengkap, mudah dicerna, serta dilakukan oleh Fitriasani (2010). Namun,
harganya yang relatif murah. pengaruh dari aspek perbedaan warna
Kualitas gizi telur ayam ras harus dapat kerabang telur ayam ras belum banyak
dipertahankan sampai ke tingkat konsumen, informasi. Berdasarkan hal itu, dilakukan
sehingga pengendalian pascaproduksi telur penelitian pengaruh lama simpan dan warna
ayam ras harus mendapat perhatian. Telur kerabang telur ayam ras terhadap indeks
ayam ras merupakan komoditas yang sensitif, albumen, indeks yolk, dan pH telur. Penelitian
artinya mudah rusak dan tidak tahan disimpan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dalam waktu yang lama. Selama distribusi lama simpan dan warna kerabang terhadap
dan penyimpanan telur ayam ras akan indeks albumen, indeks yolk, dan pH telur
mengalami penurunan kualitasnya. Indikasi ayam ras dan mengetahui lama simpan dan
rusaknya telur ayam ras selama penyimpanan warna kerabang yang terbaik terhadap indeks
ditandai adanya penurunan kekentalan albumen, indeks yolk, dan pH telur.

108
Diharapkan dari hasil penelitian dapat Analisis Data
memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai pengaruh lama simpan dan warna Analisis data dilakukan dengan analisis
kerabang telur ayam ras terhadap kualitas ragam yaitu uji normalitas, uji aditivitas, dan
internal telur. uji homogenitas. Jika ada peubah yang
berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji
Duncan pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie,
MATERI DAN METODE 1995).

Waktu dan Tempat Penelitian


HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada 10--24
April 2014, bertempat di Laboratorium Pengaruh perlakuan terhadap nilai indeks
Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan albumen
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung. Rata-rata nilai indeks albumen telur
ayam ras selama penyimpanan 7 hari dan 14
Bahan hari berkisar antara 0,034--0,048. Rata-rata
nilai indeks albumen disajikan pada Tabel 1.
Telur berasal dari peternakan ayam ras
petelur PT. Sumber Proteina, Desa Gedung Tabel 1. Rata-rata nilai indeks albumen
Agung, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten
Lampung Selatan, merupakan telur ayam
Nilai indeks albumen
strain Isa Brown berumur 30 minggu dengan Warna kerabang
rata-rata berat telur 57,31±1,08 g (KK=1,89%) 7 hari 14 hari
dan dengan bentuk yang relatif sama (oval). Cokelat muda 0,048a 0,034b
Telur mempunyai karakteristik umur simpan
satu hari serta warna kerabang cokelat muda Cokelat tua 0,045a 0,041a
dan cokelat tua. Jumlah telur yang dipakai Keterangan : Perbedaan huruf superkrip pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
dalam penelitian ini 60 butir. berdasarkan uji Duncan.

Metode Penelitian Hasil analisis ragam menunjukkan


bahwa lama penyimpanan dan warna kerabang
Penelitian ini menggunakan Rancangan berpengaruh nyata (P<0,05) pada indeks
Acak Lengkap (RAL) dengan pola tersarang albumen .
2×2. Faktor lama penyimpanan telur (P 1: 7 Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
hari dan P2: 14 hari) sebagai petak utama dan perlakuan lama penyimpanan 7 hari warna
faktor warna kerabang (W1: cokelat muda, kerabang cokelat muda dan warna kerabang
W2: cokelat tua) sebagai anak petak. cokelat tua berbeda tidak nyata (P>0,05)
Perlakuan dalam penelitian ini adalah : P1W1, terhadap nilai indeks albumen . Hasil tersebut
P1W2, P2W1 dan P2W2. Perlakuan diulang diduga karena ketebalan kerabang telur pada
sebanyak 5 kali.dan setiap satuan percobaan lama penyimpanan 7 hari tidak berbeda jauh.
menggunakan 3 butir telur. Suhu pada saat Ketebalan kerabang telur warna cokelat muda
penyimpanan adalah suhu ruang dengan sebesar 0,208 mm dan ketebalan kerabang
kisaran suhu 27--30oC dan kelembaban 60-- telur warna cokelat tua sebesar 0,216 mm.
80%. Perbedaan ketebalan kerabang sebesar 0,008
Peubah yang diamati yaitu indeks mm belum mengakibatkan perbedaan nyata
albumen , indeks yolk, dan pH telur. Nilai pada nilai indeks albumen . Hal ini
indeks albumen dihitung dengan cara mengindikasikan bahwa warna kerabang yang
membandingkan tinggi albumen kental (mm) berbeda memberikan kontribusi yang sama
dengan rata-rata diameter terpanjang dan terhadap penguapan CO2 dan H2O.
terpendek dari albumen kental (mm). Nilai Penguapan CO2 dan H2O belum menyebabkan
indeks yolk dihitung dengan cara kerusakan yang begitu banyak pada ovomucin.
membandingkan tinggi yolk (mm) dengan Hal ini sejalan dengan pendapat Hintono
lebar yolk (mm). Pengukuran pH telur (1997) yang menyatakan bahwa hilangnya
dilakukan dengan menggunakan pH meter CO2 mengakibatkan serabut-serabut ovomucin
terhadap campuran albumen dan yolk. rusak dan pecah, sehingga bagian kental dari
albumen menjadi encer dan tinggi albumen
berkurang.

109
Berdasarkan hasil uji Duncan berbeda nyata (P>0,05). Rongga udara
perlakuan lama penyimpanan 14 hari warna mencerminkan banyaknya penguapan CO2 dan
kerabang cokelat muda dan warna kerabang H2O. Nilai rongga udara yang tidak berbeda
cokelat tua berbeda nyata (P<0,05) terhadap nyata (P>0,05), menyebabkan penguapan CO2
nilai indeks albumen . Nilai indeks albumen dan H2O relatif sama. Karena nilai rongga
pada lama penyimpanan 14 hari untuk warna relatif sama, maka penguapan CO2 dan H2O
kerabang cokelat muda dan cokelat tua juga relatif sama.
masing-masing 0,034 dan 0,041. Perbedaan Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
nyata (P<0,05) nilai indeks albumen tersebut perlakuan lama penyimpanan 14 hari warna
tidak disebabkan oleh perbedaan ketebalan kerabang cokelat muda berbeda nyata
kerabang, karena ketebalan kerabang telur (P<0,05) dengan lama penyimpanan 7 hari
pada lama penyimpanan 14 hari tidak berbeda warna kerabang cokelat muda dan cokelat tua
jauh, yaitu 0,221 mm untuk warna kerabang serta lama penyimpanan 14 hari warna
cokelat muda dan 0,213 mm untuk warna kerabang cokelat tua terhadap nilai indeks
kerabang cokelat tua. Perbedaan nyata albumen . Nilai indeks albumen yang berbeda
(P<0,05) nilai indeks albumen diduga nyata diprediksi berkaitan dengan tinggi
disebabkan perbedaan pori-pori pada kedua albumen. Tinggi albumen pada lama
warna kerabang serta lama penyimpanan. penyimpanan 14 hari warna kerabang cokelat
Banyaknya pori-pori pada kerabang muda sebesar 3,494 mm, nilai tersebut lebih
telur dapat dilihat dari besarnya rongga udara kecil dibandingkan dengan tinggi albumen
telur. Semakin besar rongga udara diprediksi pada lama penyimpanan 14 hari warna
semakin banyak pori-pori pada kerabang telur. kerabang cokelat tua sebesar 4,025 mm dan
Hal ini sejalan dengan pendapat Warsono dan tinggi albumen pada lama penyimpanan 7 hari
Rumentor (1989) yang menyatakan bahwa warna kerabang cokelat muda maupun cokelat
besarnya rongga udara dipengaruhi oleh tua sebesar 4,597 mm dan 4,321 mm. Nilai
jumlah pori-pori kerabang telur. tinggi albumen yang rendah mengindikasikan
Pada lama penyimpanan 14 hari rata-rata nilai ovomucin telah rusak. Hal ini sejalan dengan
rongga udara telur warna kerabang cokelat pendapat Abbas (1989) menyatakan bahwa
muda adalah 0,175 inch, sedangkan untuk berkurangnya tinggi albumen akibat migrasi
telur warna kerabang cokelat tua adalah 0,142 air dari albumen ke yolk mengakibatkan
inch. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis interaksi antara lysozyme dengan ovomucin
ragam yang menunjukkan bahwa lama yang menyebabkan berkurangnya daya larut
penyimpanan dan warna kerabang telur ayam ovomucin dan merusak kekentalan albumen .
ras berbeda nyata terhadap rongga udara Kerusakan ovomucin pada lama
(P<0,05). Hasil uji Duncan juga menunjukkan penyimpanan 14 hari warna kerabang cokelat
bahwa lama penyimpanan 14 hari warna muda disebabkan oleh pori-pori yang lebih
kerabang cokelat muda berbeda nyata dengan banyak dan seiring lama penyimpanan pori-
lama penyimpanan 14 hari warna kerabang pori akan melebar sehingga bakteri dari luar
cokelat tua (P<0,05) terhadap rongga udara. dapat masuk ke dalam telur. Hasil analisis
Berdasarkan nilai rongga udara, telur warna ragam menunjukkan bahwa lama
kerabang cokelat muda mempunyai pori-pori penyimpanan 14 hari warna kerabang cokelat
yang lebih banyak dari telur warna kerabang muda berbeda nyata (P<0,05) terhadap rongga
cokelat tua, menyebabkan penguapan CO2 dan udara. Hasil uji Duncan juga menunjukkan
H2O lebih banyak. Akibat adanya penguapan bahwa lama penyimpanan 14 hari warna
CO2, bagian kental albumen yang semula kerabang cokelat muda berbeda nyata
memanjang akan merenggang menjadi (P<0,05) dengan lama penyimpanan 7 hari
pendek, dan menekan keluar albumen kental warna kerabang cokelat muda dan cokelat tua
sehingga ovomucin pecah (Abbas, 1989). serta lama penyimpanan 14 hari warna
Hasil uji Duncan juga menunjukkan kerabang cokelat tua terhadap rongga udara.
bahwa perlakuan lama penyimpanan 7 hari Hal ini sejalan dengan pendapat Rasyaf (1991)
warna kerabang cokelat muda dan kerabang yang menyatakan bahwa semakin lama telur
cokelat tua, serta lama penyimpanan 14 hari disimpan maka pori-pori kerabang telur akan
warna kerabang cokelat tua memberikan semakin lebar, sehingga memungkinkan
perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) terhadap penetrasi bakteri ke dalam telur semakin besar
nilai indeks albumen. Berdasarkan hasil uji yang mengakibatkan kualitas telur semakin
Duncan, nilai rongga udara pada lama menurun.
penyimpanan 7 hari warna kerabang cokelat
muda dan cokelat tua, serta lama penyimpanan
14 hari warna kerabang cokelat tua tidak

110
Pengaruh perlakuan terhadap indeks yolk muda dan cokelat tua berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap lebar yolk. Lebar yolk pada
Rata-rata nilai indeks yolk telur ayam lama penyimpanan 7 hari tersebut belum
ras selama penyimpanan 7 hari dan 14 hari dipengaruhi oleh difusi air dari albumen ke
berkisar antara 0,275--0,371. Rata-rata nilai yolk. Hal ini sejalan dengan pendapat Kurtini
indeks yolk tersebut disajikan pada Tabel 2. et al. (2014) menyatakan bahwa semakin lama
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa telur disimpan indeks yolk akan menurun
perlakuan lama penyimpanan dan warna akibat merembesnya air (H2O) dari albumen
kerabang berbeda nyata (P<0,05) terhadap ke yolk.
indeks yolk. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan
bahwa perlakuan lama penyimpanan 14 hari
Tabel 2. Rata-rata nilai indeks yolk warna kerabang cokelat muda dan warna
kerabang cokelat tua berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap nilai indeks yolk. Tidak
Nilai indeks yolk
Warna kerabang berbeda dengan lama penyimpanan 7 hari,
7 hari 14 hari nilai indeks yolk pada lama penyimpanan 14
Cokelat muda 0,369a 0,275b hari warna kerabang cokelat muda dan cokelat
tua ditentukan oleh tinggi dan lebar yolk
Cokelat tua 0,371a 0,290b
antara warna kerabang cokelat muda dan
Keterangan : Perbedaan huruf superkrip pada kolom yang
cokelat tua berbeda tidak nyata (P>0,05).
sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
berdasarkan uji Duncan.
Pada lama penyimpanan 14 hari tinggi
yolk warna kerabang cokelat muda 11,917
Hasil analisis ragam menunjukkan mm, sedangkan tinggi yolk warna kerabang
bahwa perlakuan lama penyimpanan dan cokelat tua 12,500 mm. Hasil analisis ragam
warna kerabang berbeda nyata (P<0,05) menunjukkan bahwa lama penyimpanan dan
terhadap nilai indeks yolk. Hasil uji Duncan warna kerabang berbeda nyata (P<0,05)
menunjukkan bahwa perlakuan lama terhadap tinggi yolk . Hasil uji Duncan
penyimpanan 7 hari warna kerabang cokelat menunjukan bahwa pada lama penyimpanan
muda dan warna kerabang cokelat tua berbeda 14 hari warna kerabang cokelat muda dan
tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai indeks warna kerabang cokelat tua berbeda tidak
yolk. Hal ini menunjukkan bahwa pada lama nyata (P>0,05) terhadap tinggi yolk. Pada
penyimpanan 7 hari perbedaan warna lama penyimpanan 14 hari warna kerabang
kerabang memberikan pengaruh yang relatif cokelat muda dan cokelat tua lebar yolk
sama pada indeks yolk. Menurut Kurtini et al. berbeda tidak nyata (P>0,05) yaitu 43,608 mm
(2014), indeks yolk kurang sensitif terhadap dan 43,573mm. Hal ini sejalan dengan
perubahan kondisi selama penyimpanan. pendapat Sirait (1986) yang menyatakan
Indeks yolk berbanding lurus dengan tinggi bahwa indeks yolk berbanding lurus dengan
yolk. Tinggi yolk pada warna kerabang tinggi yolk dan berbanding terbalik dengan
cokelat muda 14,856 mm, sedangkan tinggi lebar yolk. Semakin lama penyimpanan
yolk warna kerabang cokelat tua 14,680 mm. menyebabkan lebar yolk semakin besar.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Saputri (2011) menyatakan bahwa air
lama penyimpanan dan warna kerabang dalam albumen akan menguap melalui pori-
berbeda nyata (P<0,05) terhadap tinggi yolk. pori kerabang selama penyimpanan dan
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa pada sebagian berpindah menuju ke yolk. Pada
lama penyimpanan 7 hari warna kerabang lama penyimpanan 14 hari diduga pori-pori
cokelat muda dan warna kerabang cokelat tua pada kerabang cokelat muda lebih banyak
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap tinggi sehingga H2O yang menguap juga banyak.
yolk. Tinggi yolk yang berbeda tidak nyata Pada warna kerabang cokelat tua penguapan
(P>0,05) diduga yolk masih dilindungi oleh H2O tidak sebanyak warna kerabang cokelat
membran viteline. muda. Hal ini yang menyebabkan lama
Indeks yolk berbanding terbalik dengan penyimpanan 14 hari warna kerabang cokelat
lebar yolk. Lebar yolk warna kerabang cokelat muda dan cokelat tua memiliki jumlah
muda sebesar 40,417 mm dan warna kerabang peresapan air ke dalam yolk relatif sama
cokelat tua sebesar 39,873 mm. Hasil analisis sehingga memberikan perbedaan tidak nyata
ragam menunjukkan bahwa lama (P>0,05) terhadap indeks yolk.
penyimpanan dan warna kerabang berbeda Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
nyata (P<0,05) terhadap lebar yolk. Hasil uji perlakuan lama penyimpanan 7 hari warna
Duncan menunjukkan bahwa lama kerabang cokelat muda dan cokelat tua
penyimpanan 7 hari warna kerabang cokelat berbeda nyata (P<0,05) dengan lama

111
penyimpanan 14 hari warna kerabang cokelat Standarisasi Nasional (2008) yaitu sebesar
muda dan cokelat tua terhadap nilai indeks 0,330--0,393.
yolk. Perbedaan nilai indeks yolk pada lama
penyimpanan 7 hari dan 14 hari baik warna Pengaruh perlakuan terhadap derajat
kerabang cokelat muda dan cokelat tua keasaman (pH) telur ayam ras
disebabkan oleh rusaknya membran viteline
selama penyimpanan. Hal ini didukung oleh Rata-rata nilai pH telur ayam ras
pernyataan Abbas (1989) yang menyatakan selama penyimpanan 7 hari dan 14 hari
selama penyimpanan air berpindah dari berkisar antara 7,307--7,547. Rata-rata nilai
albumen ke yolk dan menyebabkan pH tersebut disajikan pada Tabel 3.
peregangan dan pecahnya membran viteline.
Akibat rembesan air (H2O) berat yolk Tabel 3. Rata-rata nilai pH telur
meningkat sehingga menyebabkan
perenggangan dan basahnya membran viteline
Nilai pH telur
sehingga lama kelamaan membran viteline Warna kerabang
pecah. Pecahnya membran viteline 7 hari 14 hari
menyebabkan yolk bercampur dengan Cokelat muda 7,340a 7,547b
albumen (Kurtini et al., 2014).
Dari lama penyimpanan 7 hari ke lama Cokelat tua 7,333a 7,307a
penyimpanan 14 hari, tinggi yolk warna Keterangan : Perbedaan huruf superkrip pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda nyata (P,0,05)
kerabang cokelat muda mengalami penurunan
berdasarkan uji Duncan.
dari 14,856 mm menjadi 11,917 mm atau
19,783%. Tinggi yolk pada warna kerabang Hasil analisis ragam menunjukkan
cokelat tua mengalami penurunan dari 14,680 bahwa perlakuan lama penyimpanan dan
mm menjadi 12,500 mm atau 14,850%. Lebar warna kerabang berbeda nyata (P<0,05)
yolk pada warna kerabang cokelat muda
terhadap pH telur. Hasil uji Duncan
mengalami pertambahan dari 40,417 mm menunjukkan bahwa perlakuan lama
menjadi 43,608 mm atau 7,317%, sedangkan penyimpanan 7 hari warna kerabang cokelat
lebar yolk pada warna kerabang cokelat tua muda dan warna kerabang cokelat tua berbeda
mengalami pembesaran dari 39,873 mm tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai pH telur.
menjadi 43,573 mm atau 8,491% . Pada lama penyimpanan 7 hari pH telur warna
Penurunan tinggi yolk dan pertambahan lebar
kerabang cokelat muda sebesar 7,340 dan pH
yolk mengindikasikan terjadinya kerusakan
warna kerabang cokelat tua sebesar 7,333.
membran viteline yang berfungsi melindungi Perbedaan tidak nyata (P>0,05) dari nilai
yolk.
kedua pH tersebut disebabkan oleh penurunan
Semakin lama penyimpanan maka kekentalan albumen yang relatif sama.
kandungan air pada albumen yang berada di
Walaupun kondisi albumen sudah mengalami
sekeliling yolk akan terserap ke dalam yolk
penurunan akan tetapi belum merusak
yang menyebabkan berkurangnya ovomucin sehingga keseimbangan ion
permiabilitas membran viteline.
bikarbonat belum terganggu.
Berkurangnya permiabilitas membran viteline Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
menyebabkan terjadinya percampuran perlakuan lama penyimpanan 14 hari warna
albumen dan yolk. Hal ini sejalan dengan
kerabang cokelat muda dan warna kerabang
pendapat Kurtini et al (2014) yang
cokelat tua berbeda nyata (P<0,05) terhadap
menyatakan bahwa penurunan indeks yolk nilai pH telur. Pada lama penyimpanan 14
merupakan fungsi dari kekuatan membran hari pH telur warna kerabang cokelat muda
viteline. Semakin lama penyimpanan, sebesar 7,547 dan pH warna kerabang cokelat
membran viteline mudah pecah karena tua sebesar 7,307. Perbedaan yang nyata
kehilangan kekuatan dan menurunnya
(P<0,05) dari nilai pH telur disebabkan oleh
elastisitas sehingga indeks yolk menurun warna kerabang cokelat muda albumen sudah
setelah disimpan selama beberapa minggu. sangat rusak. Kondisi albumen yang rusak
Pada lama penyimpanan 7 hari, nilai indeks akan mengganggu keseimbangan ion karbonat
yolk sebesar 0,369 dan 0,371 untuk warna
dan bikarbonat.
kerabang cokelat muda dan cokelat tua,
Telur dengan lama penyimpanan 14
sedangkan pada lama penyimpanan 14 hari
hari warna kerabang cokelat muda pH telurnya
nilai indeks yolk adalah 0,275 dan 0,290 untuk lebih tinggi dibandingkan dengan pH telur
warna kerabang cokelat muda dan cokelat tua. pada warna kerabang cokelat tua. Hal ini
Nilai indeks yolk pada lama penyimpanan 7 disebabkan oleh jumlah penguapan CO2 pada
hari termasuk dalam mutu III Badan telur warna kerabang cokelat muda lebih besar

112
dibandingkan dengan telur warna kerabang albumen menjadi berkurang dan rusak,
cokelat tua. Penguapan CO2 mengakibatkan sehingga fungsi dari lysozyme sebagai
berubahnya konsentrasi hidrogen. Derajat antimikrobial menurun. Hal ini menyebabkan
keasaman (pH) telur tergantung dari terjadinya penetrasi mikroba yang
keseimbangan antara penguraian CO2, ion mengakibatkan kualitas telur menurun dan pH
bikarbonat, ion karbonat, dan protein. Hal ini telur meningkat. Cotteril dan Winter (1954)
sejalan dengan Kurtini et al. (2014), menyatakan bahwa lysozyme adalah bagian
konsentrasi ion bikarbonat dan karbonat dari albumen yang dapat membunuh mikroba
dipengaruhi CO2, dan CO2 yang hilang yang masuk ke dalam telur.
melalui pori-pori kerabang telur Fakta penelitian ini menunjukkan
mengakibatkan konsentrasi ion bikarbonat bahwa, nilai pH telur warna kerabang cokelat
dalam albumen menurun dan merusak sistem muda dan cokelat tua baik pada lama
buffer . Hal tersebut menjadikan albumen dan penyimpanan 7 hari dan 14 hari, berturut-turut
yolk bersifat basa sehingga mengakibatkan nilai pH 7,340, 7,333, 7,547, dan 7,307. Nilai
peningkatan pH telur (Romanoff dan pH tersebut masih termasuk dalam kualitas
Romanoff, 1963). telur yang baik dan masih bisa dikonsumsi
Hasil uji lanjut Duncan juga oleh masyarakat. Hal ini didukung oleh
menunjukkan bahwa perlakuan lama Hintono 1997, telur segar memiliki pH 7,6--
penyimpanan 7 hari warna kerabang cokelat 7,9 dan meningkat seiring dengan
muda dan kerabang cokelat tua, serta lama bertambahnya umur simpan telur.
penyimpanan 14 hari warna kerabang cokelat
tua memberikan perbedaan yang tidak nyata
(P>0,05) terhadap nilai pH telur. SIMPULAN
Pada lama penyimpanan 7 hari pH telur
warna kerabang cokelat muda sebesar 7,340 Simpulan
dan pH telur warna kerabang cokelat tua
sebesar 7,333 serta pH telur lama Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
penyimpanan 14 hari warna kerabang cokelat lama penyimpanan dan warna kerabang telur
tua sebesar 7,307. Hal ini terjadi karena pada ayam ras terhadap indeks albumen , indeks
ketiga perlakuan tersebut walaupun sudah yolk dan pH telur maka dapat disimpulkan
terjadi penurunan indeks albumen , tetapi sebagai berikut
keseimbangan ion karbonat dan bikarbonat 1. Perlakuan lama penyimpanan dan warna
belum banyak dipengaruhi oleh penguapan kerabang telur ayam ras berbeda nyata
CO2. Pada lama penyimpanan 14 hari (P<0,05) terhadap indeks albumen, indeks
penguapan CO2 hampir sama dengan lama yolk, dan pH telur.
penyimpanan 7 hari warna kerabang muda 2. Perlakuan lama penyimpanan 7 hari pada
maupun tua. Hal ini karena sistem buffer warna kerabang cokelat muda dan cokelat
belum rusak sehingga perubahan pH tidak tua memiliki nilai indeks albumen, indeks
begitu besar. yolk, dan pH telur dengan kualitas baik.
Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan
bahwa perlakuan lama penyimpanan 14 hari
warna kerabang cokelat muda berbeda nyata DAFTAR PUSTAKA
(P<0,05) dengan lama penyimpanan 7 hari
(warna kerabang cokelat muda dan cokelat Abbas, M. H. 1989. Pengelolaan Produksi
tua) dan lama penyimpanan 14 hari warna Unggas. Jilid Pertama. Universitas
kerabang cokelat tua terhadap nilai pH telur. Andalas, Padang
Perbedaan ini terjadi karena pada lama Cotteril, O. J., dan A. R. Winter. 1954. Egg
penyimpanan 14 hari dari telur warna White Lysozyme. 1). Relative
kerabang cokelat muda albumen telah lysozyme activity in fresh eggs having
mengalami pengenceran karena penguapan low and high interior quality. Poultry
CO2 yang cukup banyak. Albumen yang rusak Sci. 33: 607-611
menyebabkan kondisinya berubah menjadi Fitriasani, Y. 2010 Pengaruh Umur induk
alkalis. Hal ini sesuai dengan pendapat terhadap Kualitas Internal Telur Itik
Kurtini et al. (2014) yang menyatakan bahwa Tegal yang Disimpan Selama 2
albumen sebagian besar mengandung unsur Minggu. Skripsi. Fakultas Pertanian.
anorganik natrium dan kalsium bikarbonat. Universitas Lampung. Bandar
Penguapan CO2 selama penyimpanan Lampung
mengakibatkan telur menjadi alkali. Kondisi Heath, J.L. 1977. Chemical and Related
tersebut mengakibatkan lysozyme pada Osmotic Changes in Egg Albumen

113
during Storage. Poult. Sci. 56: 822 – Saputri, K.W. 2011. ―Efektivitas Pengawetan
828 dengan Menggunakan Minyak Kelapa
Hintono, A. 1997. Kualitas Telur yang Dalam Mempertahankan Kualitas Telur
Disimpan dalam Kemasan Atmosfer Ayam Ras Petelur. Skripsi. Fakultas
Termodifikasi. Jurnal Sainteks. Vol. Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
IV no.3 Juni 1997. Halaman 45-51 Bogor
Kurtini, T., K. Nova., dan D. Septinova. Sirait, C.H. 1986. Telur dan Pengolahannya.
2014. Produksi Ternak Unggas. Pusat Penelitian dan Pengambangan
Anugrah Utama Raharja (AURA). Peternakan. Bogor
Bandar Lampung Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip
Melia, S., I Juliyarsi., dan Africon. 2009. dan Prosedur Statistik, Suatu
Teknologi Pengawetan Telur Ayam Pendekatan Biometrik. PT Gramedia
Ras Dalam Larutan Gelatin Dari Pustaka Utama, Jakarta
Limbah Kulit Sapi. Fakultas Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Penebar
Peternakan Universitas Andalas. Swadaya. Cetakan ke-4. Jakarta
Padang. Warsnono, I.U. dan S.D. Rumetor. 1989.
Rasyaf. 1991. Pengelolaan Penetasan. Teknologi Hasil Ternak (Telur, Susu
Cetakan ke-2. Kanisius. Yogyakarta. dan Daging). Diktat Kuliah Faperta
Romanoff, A. I. dan A. J. Romanoff. 1963. Uncen. Manokwari
The Avian Egg . Jhon Willey and Sons.
Inc, New York.

114

You might also like