You are on page 1of 4

PENGARUH LAMA PENGASINAN TERHADAP KADAR PROTEIN PUTIH TELUR ITIK

Siti Fatimah1, Muji Rahayu2, Siti Aminah3


1,3
STIKes Guna Bangsa Yogyakarta, 2 POLTEKKES KemenKes Yogyakarta

ABSTRACT

Background : Egg is one of the animal protein source, which has delicious taste, easy to digest and
highly nutritious. Besides its affordable price, its supply availability is unquestionable as well.
However, due to its short storability, it requires special treatment, such as preserving, to store it for
long period. One way to preserve the egg is by pickling egg, which generally requires seven to ten
days of marinating. During the process of marinating, there will be a visual change of egg white and
yolk. Their structures will be more solid (the occurrence of thickening process) because salinization
will lead to protein denaturalization. Consequently, it has an influence as well towards the content of
egg white protein of duck egg. This study is aimed to explore the impact of various time of pickling
egg towards egg white protein of duck egg.
Method : The study where takes place in a laboratories, is a true experimental study for the reason
that the researcher must provide intervention, hence all of potentially confounding variables are
manageable. Samples that had been used in this study are duck eggs which were bought from North
Brebes. This study is expected to generate data from four various time of pickling egg and control (no
treatment). Since there are four samples, accordingly the number of data resulted are twenty. The
resulted data will be descriptively presented in table, graph, presentation, and narration.
Result : Protein level examination within duck white egg shows changes in protein levels that occurs
in every variation of pickling egg time, where the average results of the assay of duck egg white
protein is 14.94% without treatment (control), in five days of pickling time is 13.68%, in seven days of
pickling time is 13.29%, in nine days of pickling time is 12.87% and eleven days of pickling time is
12.78%. Conclusion : There is a significant impact among the period of pickling time to the protein
level degradation of duck white egg. Keywords : Duck egg, period of pickling time, level protein of
duck white egg.
Keywords : Duck egg, period of pickling time, level protein of duck white egg.

PENDAHULUAN itik, namun ada juga yang dibuat dari telur


Protein adalah suatu zat makanan yang ayam. Karena telur itik memiliki cangkang
sangat penting bagi tubuh. Fungsi protein yang lebih tebal dan hasilnya lebih enak (Alex,
antara lain untuk bahan bakar bagi tubuh, 2011). Proses pengasinan pada umumnya
untuk zat pembangun, pengatur dan pengganti dilakukan dengan cara menambahkan garam
jaringan tubuh yang telah rusak. Protein dapur pada media tertentu, kemudian telur
merupakan zat gizi yang sangat penting, dibungkus dengan media tersebut dan
karena paling erat hubungannya dengan disimpan selama 7 sampai 10 hari. Garam
proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup mempunyai sifat yang menghambat
sel berhubungan dengan zat gizi protein pertumbuhan mikroba karena dapat
(Sediaoetama, 2000).Telur adalah salah satu mengawetkan. Tujuan pengasinan adalah
sumber protein hewani yang memiliki rasa untuk mempertahankan daya simpan telur
yang lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. yang dapat mengurangi rasa amis, bau busuk
Selain itu, telur juga mudah diperoleh dan dan menambah cita rasa telur menjadi lebih
harganya relatif murah (Alex, 2011). Telur enak (Suprapti, 2002).
memiliki kegunaan yang banyak yaitu untuk Kadar elektrolit yang tinggi umumnya
kebutuhan rumah, rumah makan, perusahaan mempengaruhi kelarutan protein. Karena itu
makanan seperti telur goreng, telur rebus, dan larutan garam sering digunakan untuk
bahan makanan lain. Produk telur biasanya melarutkan beberapa jenis protein. Peristiwa
digunakan oleh industri makanan sebagai tersebut sering disebut dengan istilah salting
adonan, kue atau roti, bakmi, mayonnaise, in. Sebaliknya beberapa jenis larutan garam
campuran salad, gula-gula, es krim dan lain lain dapat digunakan untuk membuat protein
sebagainya (Trihendrokesowo, 1989). atau enzim menjadi tidak larut. Proses ini
Daya simpan telur yang sangat pendek, maka disebut dengan istilah salting out (Winarno,
diperlukan perlakuan khusus jika akan 1995). Selama pengasinan akan terjadi
disimpan lebih lama seperti dengan cara perubahan kenampakan (visual) pada putih
mengawetkannya. Salah satu cara dan kuning telur akan lebih padat (terjadi
pengawetan telur adalah telur asin (Haryoto, penjendalan). Hal ini dikarenakan adanya
1996). Umumnya, telur asin dibuat dari telur penambahan garam yang menyebabkan

36
denaturasi protein. Adanya perubahan b. Putih telur itik ditimbang seksama 1-2
dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap gram dan dimasukan dalam labu
kadar protein putih telur. Berdasarkan hal itu Kjeldahl.
penetapan kadar protein dalam bahan c. Ditambah H2SO4 pekat 20 ml.
makanan sangat diperlukan sehingga kita d. Ditambah sepucuk sendok selena.
dapat mengetahui kadar protein pada putih e. Labu Kjeldhal dimasukkan ke dalam
telur serta dapat mengetahui pengaruh lama rak alat destruksi.
pengasinan terhadap kadar protein putih telur f. Alat dekstruksi dijalankan, tunggu
itik. sampai terbentuk cairan sampel
METODE PENELITIAN jernih.
Bahan : telur itik, garam, air, abu dapur. g. Didinginkan sampel, kemudian
Reagensia : H2SO4 pekat, Selena, HCl 0,1 dimasukkan dalam labu erlenmeyer.
N, Indikator Methyl Oranye 0,1%, Indikator h. Ditambah 50 mL HCl 0,1 N dan 3
PP 1%, Aquades, NaOH 0,1 N. tetes indikator methyl oranye sampai
Peralatan : alat dekstruksi, alat destilasi, warna merah muda.
pipet ukur, gelas kimia, labu erlenmeyer, buret i. Alat destilasi distel, cara penggunaan
dan statif, bak plastik, pengaduk, keranjang alat destilasi yaitu :
plastik, ayakan, timbangan, botol timbang, 1) Steaker dimasukkan ke dalam stop
sendok penyu, labu kjeldahl, pipet volume 20 kontak, tekan tombol on.
mL 2) Tabung sebelah kiri pada alat destilasi
Tahap pelaksanaan: diisi aquadest.
1. Tahap Persiapan Pembuatan Telur Asin 3) Dilayar dipilih preheating start
a. Pemilihan telur; pemilihan dan (sehingga keluar dilayar aspiration,
pemeriksaan kualitas telur yang baik. ditunggu sampai bunyi 3 kali).
b. Penyiapan bahan adonan pembalut; 4) Sampel dimasukkan.
bahan pembalut untuk membuat 5) Dilayar dipilih distillation.
adonan pengasinan adalah abu 6) Dilayar dipilih enter.
dapur. Abu diayak hingga diperoleh 7) Dilayar dipilih start.
abu yang halus. 8) Dilayar tertulis H2O yang berarti H2O
c. Penyiapan garam; garam keluar.
dihancurkan kemudian diayak 9) Dilayar tertulis NaOH, tombol NaOH
sehingga diperoleh serbuk garam ditekan agar keluar sampai tabung
yang halus. akuades berwarna ungu.
d. Air; air yang digunakan untuk j. Destilat (sisa HCl kemudian dititrasi
membuat adonan harus memenuhi dengan NaOH 0,1 N sampai warna
kualitas standar air minum. rose tepat hilang / kuning muda.
2. Tahap Pembuatan Telur Asin
a. Telur yang telah dipilih, dicuci dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
air mengalir untuk menghilangkan Penelitian ini dibatasi dengan
kotoran yang menempel pada kulit, menggunakan satu jenis sampel telur itik yang
kemudian ditiriskan di keranjang diperoleh dari salah satu peternakan itik di
plastik. daerah Brebes Utara. Kriterianya, pemilihan
b. Disiapkan garam yang sudah telur yang baru dikeluarkan dari itiknya hari itu
dihaluskan sebanyak 2 kg, dan abu juga, bentuk dan warna kulit telur, permukaan
dapur yang halus sebanyak 1 kg. telur dan keutuhan telur. Dengan kriteria
c. Campuran garam dan abu dapur pemilihan tersebut diharapkan telur yang akan
ditambah air sampai membentuk dijadikan subyek penelitian memiliki
adonan yang kental. perbedaan kadar protein yang jumlahnya tidak
d. Telur yang sudah ditiriskan dibalut terlalu jauh. Daya simpan telur yang sangat
dengan adonan sampai seluruh pendek, maka diperlukan perlakuan khusus
permukaan telur tertutupi. jika akan disimpan lebih lama seperti dengan
e. Kemudian disimpan dalam bak-bak cara mengawetkannya. Salah satu cara
plastik, dan diperam selama 5 hari, 7 pengawetan telur adalah telur asin (Haryoto,
hari, 9 hari, dan 11 hari. 1996). Umumnya, telur asin dibuat dari telur
3. Penetapan Kadar Protein itik, namun ada juga yang dibuat dari telur
Penetapan kadar protein dengan ayam. Karena telur itik memiliki cangkang
menggunakan metode Kjeldahl. yang lebih tebal dan hasilnya lebih enak.
a. Telur itik yang telah diasinkan dipisah Penentuan kadar protein yang dilakukan
antara putih dan kuning telurnya. dalam penelitian ini adalah dengan
menentukan jumlah Nitrogen (N) yang

37
dikandung oleh suatu bahan yang dikenal pengasinan yang dilakukan pada penelitian ini
dengan cara Makro Kjeldahl. Lama adalah 5, 7, 9 dan 11 hari.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kadar Protein (%) pada Berbagai Waktu Pengasinan Telur Itik.
No Pengulangan Kadar protein (%)
O (Kontrol ) O1 (5 hari) O1 (7 hari) O1 (9 hari) O1 (11 hari)
1 I 14,87 13,71 13,41 13,95 12,60
2 II 14,48 13,43 13,02 12,28 13,34
3 III 15,77 14,25 13,56 13,07 12,56
4 IV 14,62 13,33 13,16 12,18 12,63
Jumlah 59,74 54,72 53,15 51,48 51,13
Rerata 14,94 13,68 13,29 12,87 12,78
telur itik semakin menurun. Hal ini terjadi
Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel karena semakin lama pengasinan, semakin
1 diketahui bahwa rerata kadar protein banyak kadar garam yang meresap dalam
terbesar didapat pada putih telur itik tanpa telur itik dan akan semakin merusak kadar
pengasinan (kontrol) yaitu 14,94 %, protein di dalamnya.Data yang diperoleh
sedangkan rerata kadar protein terkecil kemudian dianalisa secara statistik dengan
didapat pada pengasinan selama 11 hari yaitu One Way Anova untuk mengetahui apakah
12,78 %. Rerata kadar protein pada ada pengaruh lama pengasinan terhadap
pengasinan 5 hari adalah 13,68 %, pada penurunan kadar protein, tetapi sebelum
pengasinan 7 hari adalah 13,29 % dan pada dilakukan analisis one way anova perlu
pengasinan 9 hari adalah 12,87%. Hasil ini dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
menunjukkan bahwa semakin lama karena uji one way anova berlaku jika syarat
pengasinan, maka kadar protein pada putih tersebut terpenuhi.

Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Varian Data Pengaruh


F hitung Pembacaan F tabel Signifikasi
dk pembilang dk penyebut
1,806 4 15 0,180
(Riwidikdo, 2008). Selanjutnya data dianalisa
Berdasarkan hasil uji homogenitas dari tabel 2 dengan menggunakan one way anova
didapat nilai signifikan 0,180 > 0,05. Oleh dengan tingkat signifikan 5 % dan hasilnya
karena itu dapat diasumsikan kesamaan pada tabel 3.
ragam atau homogenitas varians terpenuhi

Tabel 3. Hasil Uji One Way Anova untuk Mengetahui Kemaknaan Perbedaan Rerata Kadar Protein
Putih Telur Itik antara Kontrol dengan Pengasinan 5,7,9 dan 11 Hari.
Jumlah kuadrat DK Rerata F Sig.
Kuadrat
Antar Kelompok 12.192 4 3.048 11.035 .000
Dalam kelompok 4.143 15 .276
Total 16.335 19
penurunan kadar protein putih telur itik
Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan nilai (Dahlan, 2011). Secara statistik untuk
probabilitas (signifikansi) adalah 0,000. Nilai mengetahui perbedaan pengaruh antar
tersebut lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak kelompok lama pengasinan dapat dilakukan uji
dan Ha diterima atau dapat dikatakan bahwa LSD. Ringkasan hasil uji LSD adalah sebagai
ada pengaruh lama pengasinan terhadap berikut:

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Tukey LSD


Lama Pengasinan Kontrol 5 hari 7 hari 9 hari 11 hari
(hari)
Kontrol - S S S S
5 hari S - TS S S
7 hari S TS - TS TS
9 hari S S TS - TS
11 hari S S TS TS -
Keterangan: S = Signifikan TS = Tidak Signifikan

38
Tabel 4 menunjukkan pengaruh antara pengasinan 5 hari dengan kontrol, 9 dan 11
kelompok berbagai lama pengasinan terhadap hari; pengasinan 7 hari dengan kontrol;
kadar protein putih telur itik, yang memiliki pengasinan 9 hari dengan kontrol dan 5 hari;
pengaruh signifikan adalah antara kontrol pengasinan 11 hari dengan kontrol dan 5 hari.
dengan pengasinan 5, 7, 9 dan 11 hari;

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier


Model R Koefisien Determinan
1 0,947a 0,897

Nilai koefisien determinan atau R square membuat cita rasanya yang lezat dan
sebesar 0,897 artinya besarnya pengaruh kadar protein tidak banyak menurun.
variabel bebas yaitu pengasinan terhadap 2. Bagi Peneliti Berikutnya
variabel terikat yaitu kadar protein putih telur a. Penelitian mengenai kadar protein
itik adalah 89,7%. sedangkan 10,3% pada telur itik yang telah dilakukan
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain pemasakan.
tersebut diantaranya; (1) Jenis telur yang b. Penelitian mengenai perbedaan kadar
memungkinkan kadar protein di setiap butiran protein pada putih telur itik setelah
telur berbeda. (2) Kualitas telur itik contohnya diasinkan dalam waktu tertentu tanpa
telur memiliki kulit yang berbeda ada kulit proses pemasakan dengan kadar
telur yang tebal dan kulit telur yang tipis, protein putih telur itik setelah
sehingga larutan garam dapat dengan cepat diasinkan dalam waktu tertentu
menyerap pada telur yang memiliki kulit telur dengan proses pemasakan.
yang tipis dibanding telur yang lain. (3)
Adonan yang membalut telur tidak seimbang DAFTAR PUSTAKA
antar telur. Nilai konstanta atau nilai a sebesar Alex, S. M., 2011, Sukses Dengan Usaha
15,045 dan nilai b sebesar -0,511 sehingga Telur Asin dan Telur Aneka Rasa,
persamaan regresinya menjadi y = 15,045 – Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
0,511 x artinya setiap penambahan lama Dahlan, M., S., 2011, Statistik Untuk Dokter
waktu pengasinan maka kadar proteinnya dan Kesehatan, Edisi 5, Salemba
berkurang sebesar 0,511 (Dahlan, 2011). Medika, Yogyakarta.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa Haryoto, 1996, Pengawetan Telur Segar,
ada pengaruh lama pengasinan terhadap Kanisus, Yogyakarta.
kadar protein pada putih telur itik. Notoatmojo, S., 2010, Metodelogi Penelitian
Kesehatan, Rika Cipta, Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Riwidikdo, H., 2008, Statistik Kesehatan, Mitra
A.Kesimpulan Cendikia Press, Yogyakarta.
1. Ada pengaruh yang signifikan antara Sediaoetomo, A. D., 2000, Ilmu Gizi Untuk
lama pengasinan terhadap penurunan Mahasiswa dan Profesi, Jilid I, Dian
kadar protein pada putih telur itik. Rakyat, Jakarta.
2. Kadar rata-rata protein pada putih telur itik Suprapti, M. L., 2002, Pengawetan Telur,
tanpa perlakuan (kontrol) dan setelah Kanisius, Yogyakarta.
pengasinan selama 5, 7, 9, 11 hari Trihendrokeswo, 1989, Petunjuk Laboratorium
berturut-turut 14,94 %, 13,68 %, 13,29%, Mikrobiologi Pangan, Pusat Antar
12,87% dan 12,78 %. Universitas Pangan dan Gizi UGM,
3. Besarnya pengaruh lama pengasinan Yogyakarta.
terhadap kadar protein pada putih telur itik Winarno F.G., 1995, Kimia Pangan Dan Gizi,
adalah 89,7% Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
B.Saran
1. Bagi Masyarakat
Sebaiknya proses pengasinan dilakukan
selama 7 sampai 9 hari, supaya selain

39

You might also like