Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research aims to determine the effect different smoking and storaging time to protein content, fat content and
organoleptic value smoked salted eggs. This study used duck eggs as many as 240 eggs, powdered brick 3600 grams, 2400
grams of ash, 1200 grams salt and 60 kg of coconut husk. The method used in this study was the experimental method using
a randomized block design with a 4x3 factorial with two groups as replicates. As the first factor (A) was different smoking A1
= 8 hours, A2 = 10 hour, A3 = 12 hours and A4 = 14 hours, whereas the second factor (B) was storaging time : B1 = 23
days, B2 = 30 days and B3 = 37 days. Variables measured were protein content, fat content, and organoleptic values (colour,
flavor, aroma, texture) of smoked salted eggs. The results of this study different smoking and storaging time was no
interaction to all variables smoked salted eggs. It did not affect the flavor and aroma, but the longer smoking decreased
protein content and colors but increased fat content. The longer it was stored the smoke salted eggs, increased fat content and
decreased texture. Based on the results of this study concluded that 8 hour smoking was the best treatment in the
manufacture of smoked salted eggs with protein content 48,99%, fat content 45,82%, color 3,35 (ordinary), flavor 3,49 (like),
aroma 2,73 (ordinary) dan texture 3,16 (ordinary).
Keywords : fat content, organoleptic value, protein content, smoked salted eggs, storaging
35
Vol 9 No 1 KADAR PROTEIN
36
NOVIA, dkk Jurnal Peternakan
37
Vol 9 No 1 KADAR PROTEIN
Tabel 1. Rataan kadar protein telur asin asap (berat kering) dengan bahan bakar sabut kelapa (%)
Lama Pengasapan Lama Penyimpanan (Faktor B)
Rata-rata
(Faktor A) B1 (23 hari) B2 (30 hari) B3 (37 hari)
A1 (8 jam) 52,83 50,31 43,82 48,99 A
A2 (10 jam) 46,90 42,17 40,25 43,10 B
A3 (12 jam) 40,32 40,24 38,92 39,82 C
A4 (14 jam) 34,16 36,90 34,74 35,27 D
Rata-rata 43,55 42,40 39,43
KK (%) 7,81
Keterangan : Superskrip dengan huruf kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda sangat nyata (P<0,01)
A1 : pengasapan 8 jam , A2 : 10 jam, A3 : 12 jam, A4 : 14 jam
B1 : penyimpanan 23 hari, B2 : 30 hari, B3 : 37 hari
38
NOVIA, dkk Jurnal Peternakan
39
Vol 9 No 1 KADAR PROTEIN
Tabel 2. Rataan kadar lemak telur asin asap (berat kering) dengan bahan bakar sabut kelapa (%)
Lama Pengasapan Lama Penyimpanan (Faktor B)
Rata-rata
(Faktor A) B1 (23 hari) B2 (30 hari) B3 (37 hari)
A1 (8 jam) 42,77 45,19 49,49 45,82B
A2 (10 jam) 45,89 49,99 55,05 50,31AB
A3 (12 jam) 49,58 50,42 57,24 52,41AB
A4 (14 jam) 50,63 54,30 56,01 53,65A
Rata-rata 47,22b 49,97ab 54,45a
KK (%) 3,38
Keterangan : Superskrip dengan huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05)
A1 : pengasapan 8 jam , A2 : 10 jam, A3 : 12 jam, A4 : 14 jam
B1 : penyimpanan 23 hari, B2 : 30 hari, B3 : 37 hari
40
NOVIA, dkk Jurnal Peternakan
Tabel 3. Rataan nilai organoleptik warna telur asin asap dengan bahan bakar sabut kelapa
Lama Pengasapan Lama Penyimpanan (Faktor B)
Rata-rata
(Faktor A) B1 (23 hari) B2 (30 hari) B3 (37 hari)
A1 (8 jam) 3,42 3,20 3,45 3,35A
A2 (10 jam) 3,42 3,17 3,50 3,36A
A3 (12 jam) 3,27 3,12 2,37 2,92B
A4 (14 jam) 3,17 3,02 2,70 2,96B
Rata-rata 3,32 3,13 3,00
KK (%) 8,40
Keterangan : Superskrip dengan huruf kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05)
A1 : pengasapan 8 jam, A2 : 10 jam, A3 : 12 jam, A4 : 14 jam
B1 : penyimpanan 23 hari, B2 : 30 hari, B3 : 37 hari
41
Vol 9 No 1 KADAR PROTEIN
dan disukai oleh beberapa panelis. komponen asap yang mempengaruhi cita
Berbeda tidak nyatanya telur asin asap rasa paroduk adalah senyawa karbonil
dengan lama pengasapan dan dan asam. Menurut Yefrida dkk. (2008)
penyimpanan yang berbeda disebabkan senyawa golongan karbonil dan asam
oleh tidak adanya komponen berbahaya yang terdapat dalam asap sabut kelapa
lain yang mempengaruhi rasa, masuk ke dengan persentase yang cukup tinggi dan
dalam telur sehingga rasa dari telur asin berperan dalam citarasa produk. Hasil
asap hampir sama. Hasil penelitian Novia penelitian dari Djaafar (2007)
dan Melia (2010) uji formaldehid telur asin menambahkan bahwa fenol yang
asap adalah negatif. terkandung pada senyawa asap dengan
titik didih rendah merupakan antioksidan
Selama pengasapan terjadi
sehingga dapat menghambat oksidasi
penambahan cita rasa pada produk yang
lemak dan efektif mencegah kehilangan
disebabkan oleh komponen asap yang
cita rasa akibat oksidasi lemak.
berinteraksi dengan produk. Adapun
Tabel 4. Rataan nilai organoleptik rasa telur asin asap dengan bahan bakar sabut kelapa
Lama Pengasapan Lama Penyimpanan (Faktor B)
Rata-rata
(Faktor A) B1 (23 hari) B2 (30 hari) B3 (37 hari)
A1 (8 jam) 3,52 3,50 3,45 3,49
A2 (10 jam) 3,57 3,53 3,50 3,53
A3 (12 jam) 3,40 3,60 3,42 3,47
A4 (14 jam) 3,52 3,35 3,40 3,42
Rata-rata 3,50 3,49 3,44
KK (%) 5,50
Keterangan : A1: pengasapan 8 jam , A2 : 10 jam, A3 : 12 jam, A4 : 14 jam
B1 : penyimpanan 23 hari, B2 : 30 hari, B3 : 37 hari
Aroma
menghasilkan senyawa fenol, senyawa ini
Hasil rataan lama pengasapan telur berperan dalam memberikan aroma.
asin asap dengan bahan bakar sabut
Pada Tabel 5 dapat dilihat kisaran
kelapa dan penyimpanan terhadap nilai
rata-rata aroma untuk lama pengasapan
organoleptik untuk aroma dapat dilihat
berkisar antara 2,63 sampai dengan 2,80
pada Tabel 5. Hasil analisis keragaman
dan lama penyimpanan berkisar dari 2,61
menunjukkan bahwa lama pengasapan
sampai dengan 2,86. Hal ini menerangkan
telur asin menggunakan bahan bakar
bahwa rata-rata tingkat nilai kesukaan
sabut kelapa tidak mempengaruhi lama
panelis menyatakan agak suka terhadap
pengasapan. Penyerapan aroma asap yang
aroma khas yang terkandung pada telur
dimulai sejak proses pengasapan awal A1
asin asap. Tidak terlalu tingginya
dan tidak mengalami perubahan sampai
penilaian aroma disebabkan oleh aroma
pada lama pengasapan A4. Penyerapan
yang dihasilkan dari asap hasil
aroma pada telur asin asap disebabkan
pembakaran sabut kelapa tidak sebagus
oleh adanya senyawa fenol yang terserap
yang berasal dari asap hasil pembakaran
oleh produk sebelum penutupan pori-pori
kayu keras.
pada kerabang telur oleh komponen asap
lainnya sehingga ketengikan dan bau amis Nilai rata-rata lama pengasapan
pada telur dapat diminimalisir. Menurut yang hampir sama dengan lama
hasil penelitian Yefrida dkk. (2008) hasil penyimpanan. Hal ini karena perubahan
pirolisis lignin dari sabut kelapa akan yang dialami produk dari lama
42
NOVIA, dkk Jurnal Peternakan
pengasapan awal yaitu pada A1 (8 Jam) dengan baik dan untuk lama pengasapan
penyerapan flavor atau aroma yang selanjutnya perubahan yang dialami oleh
khas telah terserap ke dalam produk produk tidak begitu besar atau non
signifikan.
Tabel 5. Rataan nilai organoleptik aroma telur asin asap dengan bahan bakar sabut kelapa
Lama Pengasapan Lama Penyimpanan (Faktor B)
Rata-rata
(Faktor A) B1 (23 hari) B2 (30 hari) B3 (37 hari)
A1 (8 jam) 2,80 2,60 2,80 2,73
A2 (10 jam) 2,77 2,57 2,87 2,74
A3 (12 jam) 272 2,67 3,00 2,80
A4 (14 jam) 2,50 2,62 2,77 2,63
Rata-rata 2,70 2,61 2,86
KK (%) 8,80
Keterangan : A1: pengasapan 8 jam, A2 : 10 jam, A3 : 12 jam, A4 : 14 jam
B1: penyimpanan 23 hari, B2 : 30 hari, B3 : 37 hari
Tekstur
Hasil rataan lama pengasapan telur kelapa dan penyimpanan terhadap nilai
asin asap dengan bahan bakar sabut organoleptik untuk tekstur dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan nilai organoleptik tekstur telur asin asap dengan bahan bakar sabut kelapa
Lama Pengasapan Lama Penyimpanan (Faktor B)
Rata-rata
(Faktor A) B1 (23 hari) B2 (30 hari) B3 (37 hari)
A1 (8 jam) 3,27 3,20 3,02 3,16
A2 (10 jam) 3,35 3,05 2,85 3,08
A3 (12 jam) 3,37 3,07 2,77 3,07
A4 (14 jam) 3,12 2,85 2,80 2,92
Rata-rata 3,28A 3,04AB 2,86B
KK (%) 7,30
Keterangan : Superskrip dengan huruf kapital yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05)
A1 : pengasapan 8 jam, A2 : 10 jam, A3 : 12 jam, A4 : 14 jam
B1 : penyimpanan 23 hari, B2 : 30 hari, B3 : 37 hari
43
Vol 9 No 1 KADAR PROTEIN
44
NOVIA, dkk Jurnal Peternakan
45