You are on page 1of 10

PSIKIS-Jurnal Psikologi Islami Vol. 3 No.

1 (2017) 60-69

KEMATANGAN BERAGAMA DENGAN PERILAKU PACARAN


PADA SANTRI MA DI PONDOK PESANTREN MODERN AL-FURQON PRABUMULIH

Apni Yulika, Kiki Cahaya Setiawan


Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang
kikicahayasetiawan_uin@radenfatah.ac.id

ABSTRACT
This study aims to test empirically whether there is a relationship between religious maturity with
dating behavior. Religious maturity is independent variable, while the dependent variable is dating
behavior. The hypothesis proposed is "there is a relationship between religious maturity with dating
behavior at students of MA Pondok Pesantren Modern Al-Furqon Prabumulih.Sampel on this
research is 95 students of MA Pondok Pesantren Modern Al-Furqon Prabumulih. Data analysis
method used to test the research hypothesis is by simple regression analysis. All data analysis
calculations were performed using the 19.00 SPSS (Statistical Packager For Social Science)
computer program. The result of analysis obtained by correlation coefficient is R = 0,764 with
significance 0.000 p <0,01, so it can be seen that there is a very significant positive relationship
between religious maturity with dating behavior at santri MA pondok modern pesantren al-furqon
prabumulih. This means that teenagers who run religious without feeling and appreciation tend not
to be useful as a controller of courtship behavior. This suggests that the height of religious maturity
is probably only a ritual rather than a self-conscious value which is the energy that limits where the
behavior is allowed or not.

Keywords: Religious Maturity and Courtship Behavior

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah ada hubungan antara kematangan
beragama dengan perilaku pacaran. Kematangan beragama adalah variabel bebas, sedangkan
variabel terikatnya adalah perilaku pacaran. Hipotesis yang diajukan adalah “ada hubungan antara
kematangan beragama dengan perilaku pacaran pada santri MA Pondok Pesantren Modern Al-
Furqon Prabumulih.Sampel pada penelitian ini yaitu 95 santri MA Pondok Pesantren Modern Al-
Furqon Prabumulih. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
adalah dengan analisis regresi sederhana. Semua perhitungan analisis data dilakukan dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Packager For Social Science) versi
20.00. Hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi sebesar R = 0,764 dengan signifikansi 0,000
p<0,01, sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara
kematangan beragama dengan perilaku pacaran pada santri MA pondok pesantren modern al-furqon
prabumulih. Artinya bahwa remaja yang menjalankan keagamaan tanpa perasaan dan penghayatan
cenderung tidak akan bermanfaat sebagai pengontrol perilaku pacaran. Hal ini menunjukkan bahwa
tingginya kematangan beragama kemungkinan hanya merupakan ritual saja bukan nilai-nilai yang
terhayati dalam dirinya yang merupakan energi yang membatasi mana perilaku yang diperbolehkan
atau tidak.

Kata Kunci : Kematangan Beragama dan Perilaku Pacaran

PENDAHULUAN Indonesia. Keberadaan Pondok Pesantren


Suatu hal yang tidak terlepas dalam menginspirasi sistem pendidikan saat ini.
wacana pendidikan di Indonesia adalah Istilah Pondok Pesantren di Indonesia dimulai
Pondok Pesantren. Pondok Pesantren adalah sejak Islam masuk negeri ini dengan
sistem pendidikan pertama dan tertua di mengadopsi sistem pendidikan keagamaan

ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Apni Yulika, Kiki Cahaya Setiawan Kematangan Beragama Dengan Perilaku Pacaran…|61

yang sebenarnya telah lama berkembang anak remaja pada umumnya. Masa remaja itu
sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga sendiri merupakan suatu masa dalam
pendidikan yang telah lama berakar di negeri perkembangan hidup manusia, dimana masa
ini, Pondok Pesantren diakui memiliki andil remaja adalah masa transisi yang ditandai
yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah oleh adanya perubahan fisik, emosi dan
bangsa. psikis. Masa remaja dimulai sejak usia 10
Seiring perkembangan zaman, serta sampai 19 tahun yang merupakan suatu
tuntutan masyarakat atas kebutuhan periode masa pematangan organ reproduksi
pendidikan umum, kini banyak pesantren masa, yang sering disebut masa pubertas.
yang menyediakan menu pendidikan umum di Menurut Hurlock masa remaja berlangsung
dalamnya. Kemudian muncul istilah antara umur 13 sampai dengan umur 21
Pesantren Salaf dan Pesantren Modern, tahun, yang dibagi dalam masa remaja awal,
Pesantren Salaf adalah Pesantren yang murni antara usia 13 atau 14 tahun sampai 17 tahun,
mengajarkan Pendidikan Agama sedangkan dan remaja akhir sampai 21 tahun. Salah satu
Pesantren Modern menggunakan sistem bentuk perkembangan yang menonjol pada
pengajaran pendidikan umum atau yang lebih masa remaja yaitu terjadi perubahan-
dikenal dengan istilah kurikulum. Tidak perubahan fisik yang mempengaruhi
sedikit Pondok Pesantren yang mulai perkembangan kehidupan seksualnya
mengembangkan pendidikan yang sehingga masa remaja dikatakan masa yang
berkurikulum, seperti salah satu Pondok sangat rentan dalam pergaulan, karena pada
Pesantren yang berada di Prabumulih yaitu masa remaja ialah periode peralihan dari masa
Pondok Pesantren Modern Al-Furqon. anak-anak ke masa dewasa.
Pondok Pesantren Modern Al-Furqon Pada periode ini terjadi perubahan yang
yang berdiri pada tanggal 04 desember 1996, sangat berarti dalam segi psikologis,
dan mulai beroperasi pada 15 juli 2002. Di emosional, sosial dan intelektual. Menurut
bawah pimpinan KH. Drs. Mahmudi Basri Gunarsa (dalam Luqman El-hakim, 2014),
yang berada di kota Prabumulih. Pondok pada masa transisi ini remaja mempunyai
Pesantren Modern Al-Furqon berdiri di atas kesenangan-kesenangan seperti,
tanah seluas 14 hektar, telah ikut serta dalam keingintahuan segala peristiwa di lingkungan
pembangunan sumber daya manusia di kota luas, berkeingin mencoba segala hal yang
nanas dan minyak ini. Pondok Pesantren belum diketahuinya, keinginan menjelajah ke
Modern Al-Furqon telah menunjukkan alam sekitar bukan hanya pada lingkungan
prestasi di bidang kualitas keilmuwan santri dekat saja akan tetapi kelingkungan luas,
dan alumninya. Pondok Pesantren Modern aktivitas berkelompok dengan berkumpul
Al-Furqon juga aktif melakukan pembinaan melakukan kegiatan bersama.
mental dan spiritual kepada masyarakat Oleh karena itu kehidupan remaja
sekitar dengan melakukan pembinaan dan layaknya petualangan batin, dimana
kajian Islam. petualangan ini akan berakhir setelah remaja
Pondok Pesantren Modern Al-Furqon menemukan apa yang di carinya, yakni
memiliki jenjang pendidikan di antaranya: kepuasan dan ketentraman batin. Selama
MI, MTS dan MA. Dalam penelitian ini masa petualangan tersebut remaja akan
peneliti hanya fokus pada jenjang pendidikan melakukan semacam tindakan trial and eror
MA (Madrasah Aliyah) saja. MA adalah (coba dan salah). Tindakan seperti ini bila
jenjang pendidikan menengah pada sekolah dilakukan tanpa adanya bimbingan dan arahan
formal di Indonesia. Santri MA adalah anak- yang jelas dikhawatirkan akan mendatangkan
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
62| PSIKIS–Jurnal Psikologi Islami Vol. 3 No. 1 Juni 2017

pengaruh negatif seperti perilaku berpacaran mengontrol emosi dengan baik, berprilaku
dimana pacaran pada zaman sekarang adalah yang baik.
salah satu pergaulan yang sangat trendi dalam Peneliti menyadari bahwa pembahasan
dunia remaja, biasanya tuntutan itu berasal mengenai kematangan kesadaran beragama
dari teman-temannya sehingga sangat penuh dengan asumsi, karena keimanan dan
mempengaruhi tingkah laku individu. pengalaman ke-Tuhanan sangat sukar diukur
Menurut DeGenova&Rice (dalam atau dinilai secara ilmiah. Seseorang hanya
Luqman El-hakim, 2014), pacaran merupakan dapat mengamati kehidupan keagamaan
suatu hubungan dimana dua orang bertemu melalui tingkah laku yang nampak sebagai
dan melakukan serangkaian aktivitas bersama pernyataan dari kehidupan dunia seseorang.
agar dapat saling mengenal satu sama lain. Agama juga tidak terlepas dari kehidupan
Oleh karena itu pacaran tersebut tidak bisa para santri, yang terus belajar mendalami ilmu
terlepas dari aspek agama. Dimana pacaran agama agar terus menjadi pribadi yang baik di
dalam agama islam banyak menimbulkan masa yang akan datang dan akan menjadi
kontroversi campuran dari dua hal yaitu akal panutan untuk generasi penerus, pejuang
atau perasaan cinta dan hawa nafsu, dan dua agama kelak. Pacaran merupakan fenomena
hal itu kadang selalu bersaing untuk umum yang sudah dikenal oleh masyarakat,
menempati hati seseorang, jika dalam ditinjau dari sudut adat-istiadat, bahkan
berpacaran selalu menggunakan rasa sayang, pacaran masih bersifat kontroversi.
maka pacaran itu bisa dilakukan dengan sehat Kontroversial tentang pacaran ini
dan akan membawa dampak yang baik bagi menjadi salah satu hal yang menarik untuk
yang memilikinya, tapi sebaliknya jika dalam diteliti. Terutama dikalangan santri yang latar
berpacaran banyak menggunakan hawa nafsu belakangnya pondok pesantren bukan hanya
maka pacaran itu akan keluar dari norma- mereka relatif memahami dalil Al-Qur’an dan
norma khususnya dalam norma agama, akan hadist, dengan usia yang tergolong santri
terjadi hal-hal yang negatif atau buruk sebenarnya tidak sulit untuk terpengaruh,
menimpa pada orang yang menggunakannya. sehingga belajar dengan baik sulit untuk di
Agama adalah pengalaman dan capai. Tetapi tidak dapat di pungkiri
penghayatan dunia dalam diri seseorang kemajuan zaman dan teknologi sudah
tentang ke-Tuhanan disertai keimanan dan memasuki kawasan dalam diri para santri,
peribadatan. Pengalaman dan penghayatan itu banyak santri yang kini telah mengikuti
merangsang dan mendorong individu perkembangan zaman, seperti halnya dengan
terhadap hakikat pengalaman kesucian, berpacaran. Tidak jarang sekali sekarang ini
penghayatan “kehadiran” Tuhan atau sesuatu banyak santri yang telah menjalin hubungan
yang dirasakannya supernatural dan di luar dengan lawan jenisnnya, demi mengikuti
batas jangkauan dan kekuatan manusia. kemajuan zaman dan tidak ingin dianggap
Pengalaman ini bersifat subjektif yang sukar kuno atau jadul.
diterangkan kepada orang lain. Keimanan Usia remaja sebenarnya merupakan usia
akan timbul menyertai penghayatan ke- yang rawan asmara, psikologi perkembangan
Tuhanan, sedangkan peribadatan, yakni sikap masa remaja disebut masa pubertas. Pubertas
dan tingkah laku keagamaan merupakan efek adalah periode dalam rentang perkembangan
dari adanya penghayatan ke-Tuhanan dan ketika anak-anak berubah dari makhluk
keimanan. Oleh karena itu, seorang yang aseksual menjadi makhluk seksual. Pacaran
matang secara agama akan mampu memang mengasyikkan, sehingga kegiatan ini
banyak ditiru muda-mudi. Tidak terkecuali
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Apni Yulika, Kiki Cahaya Setiawan Kematangan Beragama Dengan Perilaku Pacaran…|63

remaja muslim, alasan klasik para remaja ini hal yang paling penting dalam memilih
adalah untuk saling mengenal, untuk pacar”. Ada juga yang mengatakan “fisik
melanggengkan perkawinan dan kehidupan adalah yang pertama kali dilihat oleh indra
rumah tangga. penglihat yang dapat menarik hati”. Ada juga
Berdasarkan hasil kuesioner wawancara yang mengatakan “sebagian dari laki-laki
pada hari sabtu tanggal 1 Agustus 2015 yang akan banyak mempertimbangkan bentuk fisik
dilakukan oleh peneliti pada 40 santri MA di seorang perempuan”. Beberapa santri
Pondok Pesantren Modern Al-Furqon mengatakan “akhlak seseoranglah yang
Prabumulih, di dapatkan informasi bahwa : mampu menjalani kerukunan dan
beberapa santri mengatakan “setiap hari keharmonisan dalam sebuah hubungan
melakukan komunikasi kepada pacarnya walaupun sebetulnya fisik juga penting”. Ada
untuk mengetahui kabar dan keadaan pacar”, juga yang mengatakan “fisik saja tidak cukup
selain itu santri juga mengatakan “bahwa dalam memilih pacar melainkan kecerdasan
komunikasi sangatlah penting untuk suatu otak pun perlu”.
hubungan”. Santri juga mengatakan “jika Beberapa santri juga mengatakan
tidak ada komunikasi yang baik di antara “sering menceritakan tentang masa depan
pasangan maka akan mengakibatkan bersama pasangannya karena akan lebih baik
berakhirnya suatu hubungan”. Santri juga jika segala sesuatu telah direncanakan terlebih
mengatakan “Tujuan dari melakukan dahulu dan sisanya serahkan kepada Allah
komunikasi dengan pacar agar saling menjaga SWT Sang Maha pemilik segalanya”. Ada
perasaan pacarnya, serta dapat menjaga juga yang mengatakan “bercerita masa depan
keharmonisan hubungan baik dekat maupun bersama pacar akan lebih menyenangkan”.
jauh”. Beberapa santri mengtakan “becerita masa
Selain itu juga beberapa santri depan bersama pacar itu tidak perlu karena
mengatakan “sering mencurahkan isi hati Allah yang menentukan kehidupan kita
kepada pacar karena pacar selalu ada di saat kelak”. Ada juga santri yang mengatakan
dibutuhkan”. Ada juga yang mengatakan “bercerita tentang masa depan akan
“bahwa ketika sedang mencurahkan isi hati memberikan gambaran kehidupan di masa
akan membuat hati berdebar-debar”. mendatang”.
Beberapa santri juga mengatakan “selain Menurut salah satu santri di Pondok
sebagai pacar, pasangan juga bisa menjadi Pesantren Modern Al-Furqon menyatakan ada
teman, saudara bahkan orang tua bagi mereka. beberapa santri yang melakukan pacaran di
Sehingga apa yang mereka rasakan selalu dalam pondok tetapi hal ini ketika di ketahui
dicurahkan kepada pacar”. Beberapa santri oleh pengurus pondok langsung ditindak
mengatakan ketika mencurahkan isi hati lanjuti dan dicegah, kemudian diberi sanksi
kepada pacar akan membuat hati merasa lega yang sesuai. Apabila sekedar surat-menyurat
dan akan menghilangkan beban dalam maka hanya diberikan semacam peringatan
pikiran”, dan beberapa santri “mengatakan atau teguran saja, tetapi apabila sudah lebih
pacar merupakan salah satu pendengar yang dari itu seperti sampai santri bertemu maka
baik”. Dan ada juga santri yang mengatakan akan disanksi lebih berat lagi seperti di jemur
lebih baik dicurahkan kepada pacar dari pada di lapangan atau lainnya.
dipendam yang akan berakibat tidak baik bagi Tidak jauh berbeda dengan pernyataan
diri sendiri”. salah satu santri, Salah satu ustadzah di
Selain itu juga beberapa santri Pondok Pesantren Modern Al-Furqon juga
mengatakan “bentuk fisik merupakan sesuatu mengungkapkan bahwasanya perilaku
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
64| PSIKIS–Jurnal Psikologi Islami Vol. 3 No. 1 Juni 2017

pacaran di pondok pesantren yang dilakukan membaca al-quran atau dengan cara lainnya”.
oleh sebagian santri sudah banyak ketahuan Ada juga yang mengatakan “hanya ketika
walaupun perilaku tersebut sudah dilarang akan sholat saja berwudu, dan berdzikir ketika
bahkan dengan larangan tertulis sekalipun. waktu memang memadai atau ketika tidak
Masih ada di antara santri tersebut yang nekat mempunyai aktivitas yang padat seperti pada
melanggar aturan, tidak jarang para santri waktu sholat magrib, isya, dan subuh”.
yang kedapatan langsung diberi sanksi sesuai Beberapa santri mengatakan “sering bangun
dengan tingkat kesalahan yang dilakukan. tengah malam untuk sholat tahajud karena
Berdasarkan hasil kuesioner wawancara pada saat itulah waktu yang paling baik untuk
pada hari sabtu tanggal 1 agustus 2015 yang mengadu”. Ada juga yang mengatakan tengah
dilakukan oleh peneliti pada 40 santri Pondok malam adalah saat yang tepat untuk sholat
Pesantren Modern Al-Furqon Prabumulih, sunah karena tidak ada gangguan dan pikiran
didapatkan data di antaranya: beberapa santri akan sangat fokus untuk mendapatkan
mengatakan “bahwa sholat sunah adalah ketenangan dalam hati”. Beberapa santri juga
sholat yang sering dilakukan sebagai sholat mengatakan “bahwasanya melaksanakan
pendamping sholat fardu”. Ada juga yang sholat sunah sudah menjadi kebiasaan sama
mengatakan “sholat sunah dikerjakan untuk halnya dengan melaksanakan sholat wajib”.
mendapat pahala dan sebagi penutup atau Selain itu juga beberapa santri
penghapus kesalahan-kesalahan di sholat mengatakan”tengah malam merupakan waktu
fardu”. Beberapa santri mengatakan “sebagai untuk beristirahat karenanya sering tidak
bukti cinta kepada rasul ”. Ada juga yang melaksanakan sholat-sholat sunah melainkan
mengatakan “sholat sunah salah satu cara agar hanya melaksanakan sholat wajib saja”. Ada
lebih dekat kepada Allah SWT dan sangat juga yang mengatakan “karena tidur terlalu
berguna bagi diri sendiri”. Beberapa santri larut dan banyak mengerjakan tugas
mengatakan “merasakan ketenangan ketika menyebabkan tidak terlaksananya sholat
sholat sunah”. Ada juga yang mengatakan malam”. Dan beberapa santri mengatakan
“apabila sholat wajib dan tidak melakukan “melaksanakan sholat malam hanya pada
sholat sunah merasakan ada yang kurang”. waktu-waktu tertentu dan tidak setiap
Selain itu juga ada beberapa santri malam”.
mengatakan “merasakan ketenangan ketika Sebenarnya dalam Islam sudah memuat
membaca al-quran, menjaga wudu agar tetap ajaran – ajaran yang dapat dijadikan pedoman
suci, melakukan dzikir sebagai bentuk dan peringatan bagi umatnya termasuk di
komunikasi dengan sang maha pencipta”. Ada dalamnya pergaulan bebas salah satu bentuk
juga yang mengatakan “membaca al-quran dari perilaku pacaran, seseorang yang
membuat hati menjadi nyaman dan tentram, memiliki kematangan beragama yang tinggi
menjaga wudu agar dapat menghilangkan rasa akan mampu mengontrol perilakunya
amarah, dan dzikir agar lebih mendekatkan terutama mengontrol perilaku yang mengarah
diri kepada Allah SWT”. pada perilaku seksual sehingga dalam
Tetapi ada beberapa santri juga yang berpacaran dapat lebih mengendalikan diri .
mengatakan “bahwa tidak melakukan sholat Dengan melihat kondisi seperti ini maka
sunah itu tidak apa-apa karena sholat sunah agama merupakan faktor yang memegang
itu dikerjakan mendapat pahala ditinggalkan peranan penting, dan yang menentukan dalam
tidak berdosa”. Ada juga yang mengatakan kehidupan manusia. Salah satu fungsi agama
setiap orang mempunyai cara masing-masing yang terpenting adalah berusaha menciptakan
dalam mengatasi masalah termasuk dengan rasa aman dan sejahtera bagi pemeluknya,
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Apni Yulika, Kiki Cahaya Setiawan Kematangan Beragama Dengan Perilaku Pacaran…|65

dari sini akan timbul keimanan serta aman antara Kematangan Beragama dengan
melalui keyakinan tentang sesuainya sikap Perilaku Pacaran Pada Santri MA Pondok
manusia dengan kehendak petunjuk Allah. Pesantren Modern Al-Furqon Prabumulih”.
Tapi sayang dunia modern saat ini
kurang menyadari betapa penting dan LANDASAN TEORI
hebatnya pengaruh agama dalam kehidupan Berikut ini beberapa konsep yang
manusia. Terutama pada orang-orang yang dijelaskan oleh para ahli mengenai definisi
mulai terjerumus pada perilaku yang salah kematangan beragama
dalam pacaran. Selain itu agama juga  Definisi Perilaku Pacaran
merupakan pegangan yang kokoh yang dapat Menurut Sternberg, pacaran sebagai orang
di jadikan sebagai pedoman hidup, terutama yang mendekat dengan seseorang tetapi
dalam mengatasi problem remaja termasuk bukan saudara, dalam hubungannya
didalamnya bentuk-bentuk dari perilaku terdapat cinta yang bermuatan keintiman,
pacaran. Disini kematangan beragama nafsu, dan komitmen. Robert J. Havighurst
seseoranglah yang dapat menentukan berhasil (dalam Dian Widianti) menyebutkan
tidaknya dalam upaya mengatasi perilaku bahwa pacaran adalah hubungan antara
pacaran. Untuk membentuk moral atau laki-laki dan perempuan yang di warnai
kepribadian dan mental yang baik taat dan dengan keintiman dimana keduanya
tunduk pada aturan dan kehendak Allah SWT terlibat dalam perasaan cinta dan saling
adalah usaha penyelamatan diri yang paling mengakui sebagai pacar serta dapat
tepat untuk menuju kedamaiian dan memenuhi kebutuhan dari kekurangan
kesejahteraan, baik untuk dirinya maupun pasangannya. Kebutuhan itu meliputi
untuk masyarakat lingkungannya. empati, saling mengerti dan menghargai
Berdasarkan fenomena di atas maka antar pribadi, berbagi rasa, saling percaya
peneliti menduga bahwa terdapat hubungan dan setia dalam rangka memilih pasangan
antara kematangan beragama dengan perilaku hidup.
pacaran pada santri MA Pondok Pesantren  Aspek Perilaku Pacaran
Modern Al-Furqon Prabumulih. Banyak Menurut teori cinta Sternberg
diantara santri yang mengerti hukum ketertarikan antar remaja yang berpacaran
berpacaran tetapi tetap saja melakukannya tersebut dipengaruhi oleh dua aspek
secara diam-diam, meskipun peraturan sangat yaitu:
ketat dan disiplin tetapi masih banyak sekali 1) Aspek intimasi ialah hubungan yang
santri yang dapat melakukan perilaku akrab, intim, menyatu, saling percaya,
pacaran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik dan saling menerima antara individu yang
dengan judul yang diajukan karena pada satu dengan individu yang lainnya.
santri yang sebagian menyantri atau mondok 2) Aspek passion ialah terjadinya hubungan
pada umumnya terlihat bahwa ada sebagian antar individu tersebut, lebih dikarenakan
dari santri tidak memiliki kematangan agama unsur-unsur biologis, ketertarikan fisik
yang tinggi serta melakukan perilaku pacaran. atau dorongan seksual.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan  Kematangan Beragama
bahwa sebagian santri memiliki tingkat Menurut James&Allport kematangan
kematangan agama yang tinggi serta beragama adalah nilai konsisten
melakukan perilaku pacaran. tertinggi dari sebuah moralitas.
Berdasarkan uraian di atas, maka Mereka mencoba menyimpulkan bahwa
penulis tertarik memilih judul : ”Hubungan keagamaan yang terbaik paling tidak
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
66| PSIKIS–Jurnal Psikologi Islami Vol. 3 No. 1 Juni 2017

melibatkan sumber motivasi pribadi dan melaksanakan agamanya. Tak heran


pengendalian moralitas pribadi yang kalau kematangan beragama seringkali
memiliki hasil nilai konsisten dipahami sebagai bagian dari kedamaian
yang jelas. Jadi dapat ditarik benang hati yang paling
merah bahwa kematangan beragama dalam sehingga menciptakan keselarasan
merupakan dasar dan arah dari kesiapan dalam hidup.
seseorang mengadakan tanggapan,
reaksi, pengolahan, dan penyesuaian METODOLOGI
diri terhadap rangsangan yang datang Variabel penelitian terdiri dari dua
dari dunia luar, baik dalam bidang variabel. Variabel pertama adalah variabel
kecerdasan, emosi, kepentingan- bebas yaitu kematangan beragama. Variabel
kepentingan sosial, maupun sensitivitas kedua adalah variabel tergantung yaitu
moral yang melibatkan sumber motivasi perilaku pacaran. Sampel adalah sebagian dari
pribadi dan pengendalian moralitas, populasi. Menurut Sugiyono (2012), sampel
sehingga memiliki hasil nilai konsisten adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang jelas. yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel
 Aspek - Aspek Kematangan dalam penelitian ini berjumlah 95 santri MA
Beragama Pondok Pesantren Modern Al-Furqon
James membagi kematangan beragama Prabumulih. Alat ukur variabel perilaku
menjadi empat aspek yang merupakan kematangan beragama disusun sendiri
kondisi terdalam menggunakan kuesioner dengan mengacu
jiwa manusia. pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh
1) Sensibilitas akan eksistensi kekuasaan James yaitu : aspek sensibiltas akan eksistensi
Tuhan. Kekuasaan ini sering kekuasaan Tuhan, aspek kesinambungan
diidentifikasi sebagai manifestasi Tuhan, dengan Tuhan dan pasrah, aspek perubahan
tetapi tidak jarang juga berkaitan dengan emosi yang terdalam, aspek perasaaan
hal-hal yang mistis yang tidak bisa bahagia, kasih sayang, dan keharmonisan
dipahami manusia. akan tumbuh berkembang jika seseorang
2) Kesinambungan dengan Tuhan dan sudah matang dalam melaksanakan
Pasrah. Kesinambungan dipahami telah agamanya.. Alat ukur variabel perilaku
terjadi keselarasan yang pada gilirannya pacaran disusun sendiri oleh peneliti
dapat mengontrol ego manusia, sehingga berdasarkan pada aspek-aspek Pacaran
menciptakan keramahan dan persahaba- menurut Sternberg yaitu Intimasi dan
tan antar sesama. Passion. Untuk membuktikan hipotesis yang
3) Perubahan Emosi Yang Terdalam. Dalam diajukan, pada penelitian ini data yang
konteks ini kematangan dalam konsep dikumpulkan akan dianalisis secara statistik.
James dapat memberikan pengaruh Dalam melakukan uji hipotesis, penelitian ini
signifikan terhadap stabilitas dan menggunakan Perhitungan statistik dengan uji
konsistensi emosi seseorang, sehingga analisis regresi sederhana yaitu untuk
perubahan emosi tersebut dapat mengetahui Hubungan antara Kematangan
terkontrol dengan sempurna dan tanpa Beragama dengan Perilaku Pacaran pada
mengedepankan ego yang berlebihan. Santri MA Pondok Pesantren Al-Furqon
4) Perasaan bahagia, kasih sayang, dan Prabumulih. Keseluruhan perhitungan analisis
keharmonisan akan tumbuh berkembang, dalam penelitian ini menggunakan program
jika seseorang sudah matang dalam
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Apni Yulika, Kiki Cahaya Setiawan Kematangan Beragama Dengan Perilaku Pacaran…|67

statistic SPSS (Statistical Package For Social DISKUSI


Science) versi 20.00. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi sederhana yang digunakan untuk
HASIL PENELITIAN menentukan hubungan antara dua variabel
Uji hipotesis pada penelitian ini penelitian, yaitu variabel kematangan
dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya beragama dengan variabel perilaku pacaran
hubungan variabel X (kematangan beragama) pada Santri MA Pondok Pesantren Modern
terhadap variabel Y (perilaku pacaran). Al-Furqon Prabumulih. Berdasarkan hasil uji
Perhitungan statistik yang digunakan dalam hipotesis, ada hubungan positif yang sangat
penelitian ini adalah analisis Regresi signifikan antara Kematangan Beragama
Sederhana (dengan mengunakan bantuan dengan Perilaku Pacaran pada Santri MA
program SPSS 20.00. Kaidah yang digunakan Pondok pesantren Modern Al-Furqon
dalam uji hipotesis adalah nilai taraf Prabumulih.
signifikan 0,01. Jika p < 0,01 maka dapat Selain itu kematangan beragama juga
dikatakan bahwa kedua variabel memiliki memberikan sumbangsih sebesar 76,5%
hubungan yang sangat signifikan dan jika p > terhadap perilaku pacaran pada Santri MA
0,01 maka dapat diartikan bahwa kedua Pondok Pesantren Modern Al-Furqon
variabel tidak memiliki hubungan yang Prabumulih. Ini artinya kematangan beragama
signifikan. Hasil uji hipotesis antara dua seseorang bukanlah jaminan bahwa orang
variabel tersebut dapat dilihat pada tabel yang matang beragama tidak akan berpacaran,
berikut ini: kemungkinan orang yang agamanya matang
Berdasarkan tabel deskripsi hasil uji cenderung banyak melakukan perilaku
hipotesis di atas, maka diketahui bahwa pacaran. Hal ini sejalan dengan penelitian
koefisien korelasi antara kematangan terdahulu oleh Susi Indayani, hal ini
beragama dan perilaku pacaran santri adalah menunjukkan bahwa tingginya kematangan
sebesar 0,874. Angka ini menunjukkan bahwa beragama kemungkinan hanya merupakan
antara variabel X dan variabel Y terdapat ritual saja bukan nilai-nilai yang terhayati
korelasi yang kuat atau tinggi. Maka dalam dirinya yang merupakan energi yang
kematangan beragama memiliki hubungan membatasi mana perilaku yang diperbolehkan
atau korelasi yang tinggi dengan perilaku atau tidak.
pacaran. Nilai (p) = 0,000 dimana p < 0,01 Menurut Mulawitri (dalam Luqman
maka dapat disimpulkan bahwa variabel El-hakim, 2014), menyebutkan alasan remaja
kematangan beragama dan perilaku pacaran berpacaran adalah memuaskan kebutuhan
Sangat Signifikan. Sedangkan nilai R Square pribadi seperti untuk mencari teman curhat
sebesar 0,765 artinya 76,5% persentase untuk atau supaya ada yang memperhatikan. Seperti
sumbangan pengaruh variabel X terhadap hal yang di atas perilaku pacaran pada Santri
variabel Y. MA Pondok pesantren Modern Al-Furqon
Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa Prabumulih sudah banyak yang melakukan
ada hubungan positif antara kematangan tindakan perilaku pacaran hal ini dapat dilihat
beragama dengan perilaku pacaran pada santri dari persentase yang diperoleh dalam kategori
MA Pondok Pesantren Modern Al-Furqon yang tinggi, 55,78% berarti perilaku pacaran
Prabumulih. santri sudah banyak dilakukan, ini disebabkan
oleh pengaruh perkembangan zama dan ilmu
tekhnologi yang banyak membawa dampak

ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
68| PSIKIS–Jurnal Psikologi Islami Vol. 3 No. 1 Juni 2017

negatif pada santri yang sebagian besar adalah pada santri tersebut tinggi, karena sebagian
remaja yang rentan akan hal-hal baru. dari mereka masih menggangap kebutuhan
Dalam hidup ini terutama masalah seperti itu juga di perlukan bagi santri, hal ini
pacaran pasti tidak bisa lepas dari aspek juga sesuai dengan pendapat Mulawitri
Agama. Setiap perbuatan pasti terus (dalam Luqman El-hakim, 2014), yang
menempel pada aspek agama apalagi tentang menyebutkan alasan remaja berpacaran
pacaran. Pacaran didalam agama khususnya adalah untuk memuaskan kebutuhan pribadi
agama Islam, banyak menimbulkan seperti mencari teman curhat atau supaya ada
kontroversi. Di dalam agama Islam, tidak ada yang memperhatikan.
istilah berpacaran, melainkan harus langsung Berdasarkan penjelasan di atas, maka
menikah agar semua yang dilakukan memang dapat disimpulkan kematangan beragama
benar-benar halal dilakukan. Sebenarnya pada santri MA Pondok Pesantren Modern
banyak persepsi tentang apa yang dimaksud Al-Furqon Prabumulih. menurut hasil
dengan berpacaran. Ada yang menyebutkan penelitian menunjukkan bahwa pada kategori
bahwa pacaran agar lebih mendekatkan tali tinggi dengan perolehan presentase sebesar
silaturahmi dengan lawan jenis, ada yang 86,31% atau 82 orang, artinya sebagian santri
menyebutkan pacaran itu tidak akan MA Pondok Pesantren Modern Al-Furqon
sepenuhnya menimbulkan dampak negatif ada Prabumulih mempunyai kematangan
juga yang benar-benar mengharamkan yang beragama yang baik karena telah melakukan
namanya pacaran. Sebagaimana yang di nilai-nilai agama yang diterapkan langsung
jelaskan dalam Al- Qur’an surah Al- isra’ ayat dalam kehidupan sehari-hari secara rutin.
32. Kemudian pada kategori sedang diperoleh
sebesar 13,68% atau 13 orang, ini artinya
         
santri yang memiliki kematangan beragama
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati menunjukkan bahwa 13 santri ini belum
zina; Sesungguhnya zina it adalah suatu sepenuhnya menjalankan nilai-nilai agama
perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang yang baik dalam kehidupan sehari-hari, santri
buruk. tersebut hanya melakukan yang benar-benar
Dalam Tafsir Al-Mishbah ayat ini diwajibkan saja. Sedangkan pada kategori
menegaskan bahwa: dan janganlah kamu rendah yaitu 0% ini artinya pada santri MA
mendekati zina dengan melakukan hal-hal Pondok Pesantren Modern Al-Furqon
walau dalam bentuk menghayalkannya. Prabumulih tidak ada santri yang tidak
Sehingga dapat mengantar kamu terjerumus mempunyai kematangan beragama yang
dalam keburukan itu; sesungguhnya ia, yakni rendah.
zina itu adalah suatu perbuatan amat keji yang Kemudian berdasarkan data yang sudah
melampaui batas dalam ukuran apapun dan diperoleh bahwa perilaku pacaran yang
suatu jalan yang buruk dalam menyalurkan dimiliki santri MA Pondok pesantren Modern
kebutuhan biologis. Al-Furqon Prabumulih menurut hasil
Dari penjelasan di atas dapat penelitian menunjukkan bahwa yang tertinggi
disimpulkan bahwa santri MA Pondok berada pada kategori tinggi dengan perolehan
pesantren Modern Al-Furqon Prabumulih presentase sebesar 55,78%, ini berarti masih
sudah banyak yang terpengaruh oleh ada santri yang melakukan perilaku pacaran
perkembangan zaman yang tidak sesuai karena belum bisa menerapkan sepenuhnya
dengan agama. Sehingga perilaku pacaran aspek-aspek keagamaan yang matang dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian pada
ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Apni Yulika, Kiki Cahaya Setiawan Kematangan Beragama Dengan Perilaku Pacaran…|69

kategori sedang diperoleh sebesar 36,84%, ini keagamaan tanpa pemahaman dan
menunjukkan bahwa masih ada santri yang penghayatan cenderung tidak akan
sudah menerapkan tingkat keagamaan yang bermanfaat sebagai pengontrol perilaku
matang namun belum sepenuhnya di lakukan pacaran. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam kehidupan sehari-hari sehingga masih tingginya kematangan beragama
melakukan perilaku pacaran. Sedangkan pada kemungkinan hanya merupakan ritual saja
kategori rendah yaitu 7,36%, ini berarti santri bukan nilai-nilai yang terhayati dalam dirinya
tersebut sudah mengaplikasikan nilai-nilai yang merupakan energi yang membatasi mana
agama dalam kehidupan sehari-hari. perilaku yang diperbolehkan atau tidak.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Selanjunya besarnya sumbangan efektif yang
sebelumnya yang dilakukan oleh Susi diberikan oleh variabel kematangan beragama
Indayani yang membahas tentang terhadap perilaku pacaran pada santri MA
Kematangan Beragama dan Perilaku Seksual Pondok Pesantren Modern Al-Furqon
Berpacaran Pada Mahasiswa. Dari hasil Prabumulih sebesar 76,9%.
penelitiannya yang telah diperoleh bahwa dari
70 orang ada 22 orang yang melakukan DAFTAR PUSTAKA
hubungan seksual dalam berpacaran, ini Dokumen Pondok Pesantren Al-Furqon
artinya seseorang yang memiliki kematangan Prabumulih Tanggal 15 Juli 2014.
beragama yang cenderung tinggi namun El-hakim, Lukman. 2014. “ Fenomena
melakukan perilaku seksual dalam Pacaran Dunia Remaja (Fakta, Data,
berpacaran, dimana kematangan beragama Masalah dan Solusi)”.Pekan Baru Riau.
yang dimiliki seseorang tidak menjadi ukuran Zanafa Publishing.
bahwa seseorang akan memiliki perilaku yang Indayani Susi. 2008. “Kematangan
baik dalam berpacaran. Ada seseorang yang beragama dan perilaku seksual
matang agamanya tetapi perilakunya berpacaran Pada mahasiswa”. Jurnal.
cenderung tidak baik demikian juga Diakses pada tanggal 15 Juli 2014.
sebaliknya.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
SIMPULAN Kombinasi (Mixed Methods). Bandung.
Berdasarkan hasil analisis dan Alfabeta.
pembahasan yang diperoleh maka penulis Sternberg, Robert J. 2008. “Psikologi
menyimpulkan bahwa hasil penelitian adalah Kognitif”. Edisi Keempat.
adanya hubungan positif yang sangat Yogyakarta: Pustaka Pelajar
signifikan antara kematangan beragama Widianti, Dian. 2006. “Ensiklopedi Cinta”.
dengan perilaku pacaran pada santri MA Bandung : Mizan Media Utama.
pondok pesantren Modern Al-Furqon James, William. 2005. “ Pragmatism”.
Prabumulih. Jika dilihat arah hubungan antara Cheavand: The World Publishing
kedua variabel adalah arah yang positif, Company.
dalam artian bahwa remaja yang menjalankan

ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468

You might also like