Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
I Wayan Getas
Siti Zaetun
Dosen Poltekkes Kemenkes Mataram
Abstract: Background: Out of five subdistricts at District of Lombok Utara, Subdistrict of Tanjung is the
highest endemic area in the last three years (2007-2009), due to the existence of lagoons that have suspected
as malaria vector breeding place. Objective: To identify risk factor of malaria disease infection around the
lagoon at Subdistrict of Tanjung, District of Lombok Utara. Method: The study was analytic observational
with case control study design. Samples were taken consecutively. Data analysis used bivariate with chi
square and multivariate with logistic regression. Result: The result of logistic regression analysis showed
significant risk factors of the incidence of malaria were distance of the lagoon with score of p=0.001, OR
5.826 and CI 95% 2.101-16.153; going out at night with score of p=0.001, OR 5.841 and CI 95% 2.037-
16.748; condition of house wall with score of p=0.005, OR 4.726 and CI 95% 1.610-13.872; presence of
Anopheles larva in the laggon with score of p=0.022, OR 3.078 and CI 95% 1.185-9.090; and use of
mosquito repellent with score of p=0.043, OR 3.075 and CI 95% 1.035-9.152. Conclusion: Distance of the
lagoon, going out at night, condition of house wall, presence of Anopheles larva in the lagoon and use of
mosquito repellent were risk factors for the incidence of malaria disease of the community living around the
lagoon at Subdistrict of Tanjung, District of Lombok Utara.
PENDAHULUAN
Tanjung merupakan salah satu kecamatan yang penyakit malaria di Indonesia (Harijanto, 2000).
terdapat di wilayah Kabupaten Lombok Utara, yang Kejadian malaria juga dipengaruhi oleh faktor risiko
wilayahnya secara geografis terdiri dari perbukitan, yang berhubungan dengan nyamuk Anopheles
persawahan, perkebunan, sungai, laguna, pantai dan sebagai vektor malaria yang menyebabkan penularan
secara ekologi sangat potensial sebagai tempat penyakit malaria (Barodji et al., 1992; Marwoto et
perindukan nyamuk. Kecamatan Tanjung al., 1992; Mardihusudo, 1997). Jenis vektor
menduduki urutan tertinggi kasus malaria tahun penyebab penularan malaria di Kecamatan Tanjung
2007-2009, dari lima kecamatan di Kabupaten adalah An. sundaicus dan An. Subpictus (Dinkes
Lombok Utara, yaitu tahun 2007; 45,58‰, tahun Lombk Utara, 2009). Tempat perkembangbiakan
2008; 30,95‰, dan tahun 2009 sebesar 36,62‰ nyamuk An. subpictus hampir sama dengan An.
(Dinkes Lombok Utara, 2009). sundaicus yaitu pada daerah laguna yang airnya
Sebagian besar permukiman penduduk berada payau dan juga air tawar (Depkes RI, 1999)
di sekitar laguna seperti penduduk desa Medana, Program pemberantasan malaria sudah
Jenggala, Tanjung dan desa Sokong berjarak ± 100- dilaksanakan di Kecamatan Tanjung khususnya pada
2000M dari laguna dan termasuk dalam kategori daerah sekitar laguna dengan cara pembagian
medium incidence area (MIA) dengan angka kelalambu, pemberian obat terhadap penderita, tetapi
kejadian malaria di atas 10-50‰. Angka kejadian hasilnya kurang memuaskan, ditunjukkan dengan
malaria pada tahun 2009 untuk masing-masing desa masih tingginya kasus malaria di daerah tersebut.
tersebut adalah Medana sebesar 37,19‰, Jenggala Kemungkinan hal ini dikarenakan perilaku dan
34,4‰, Tanjung 59,78‰ dan Sokong sebesar kesadaran penduduk tentang kebersihan lingkungan
35,19‰ (Dinkes Lombok Utara, 2009). masih kurang, terutama kebersihan lingkungan
Lingkungan fisik, kimia, biologis dan sosial rumah dan laguna sebagai tempat berkembangbiak
budaya sangat berpengaruh terhadap penyebaran nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria.
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 6, No. 4, Juni 2012
2 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
METODE
Penelitian ini bersifat observasional analitik, a. Analisis Bivariat Faktor Risiko Dengan
dengan metode yang digunakan adalah studi kasus Kejadian Malaria
kontrol (case-control study). Teknik sampling
Tabel 2. menunjukkan bahwa lingkungan
nonprobabilitas dengan cara consecutive sampling
biotik, jarak laguna, kondisi dinding rumah,
dimana semua subyek yang datang dan memenuhi
pemakaian plafon, kebiasaan keluar malam,
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian
pemakaian obat anti nyamuk dan keberadaan jentik
sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi
berpengaruh signifikan terhadap kejadian malaria.
(Sastroasmoro dan ismail, 2006).
Sedangkan pemakaian kawat kasa dan pemakaian
Subyek penelitian adalah pasien yang datang ke
kelambu tidak berpengaruh signifikan terhadap
Puskesmas Tanjung yang berasal dari Desa Medana,
kejadian malaria.
Tanjung, Jenggala dan desa Sokong yang dinyatakan
positif malaria berdasarkan hasil pemeriksaan Tabel 2. Analisis Bivariat Faktor risiko Dengan
sediaan darah oleh Laboratorium sebagai kasus dan Kejadian Malaria di Sekitar Laguna
negatif sebagai kontrol. Analisis data menggunakan Kecamatan Tanjung
analisis univariat, Bivariat dan Multivariat (regresi
logistik).
HASIL
Karakteristik responden, menunjukkan bahwa
mayoritas responden pada penelitian ini berumur 31-
40 tahun (28,6%); dilihat dari karakteristik jenis
kelaminnya mayoritas adalah wanita (50,9%);
dengan pendidikan SD (35,7%); dan tidak bekerja
(28,6%). Dilihat dari pekerjaannya, pada urutan
kedua adalah petani (25,9%) dan nelayan (24,1%).
Hasil analisis univariat disajikan pada Tabel 1.
menunjukkan bahwa mayoritas terdapat biotik di
laguna (56,3%); dan jarak dengan laguna dekat
(53,6%), mayoritas kondisi dinding rumahnya tidak
rapat (58,9%); tidak memakai kawat kasa (85,7%);
dan tidak memakai plafon (56,2%), dan mayoritas Keterangan: * Signifikan (p<0,05)
tidak keluar pada malam hari (51,8%);
menggunakan obat anti nyamuk (68,8%); dan tidak b. Analisis Multivariat Faktor Risiko Dengan
menggunakan kelambu (65,2%). Faktor risiko yang Kejadian Malaria
berasal dari vektor malaria, yaitu keberadaan jentik
Anopheles di laguna mayoritas terdapat jentik Hasil analisis bivariat, diketahui bahwa dari 9
Anopheles (57,1%). variabel bebas terdapat tujuh variabel yang
berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap kejadian
Tabel 1. Analisis Univariat Faktor Risiko Dengan malaria, yaitu: lingkungan biotik, jarak laguna,
Kejadian Malaria di Sekitar Laguna, kondisi dinding rumah, pemakaian plafon, keluar
Kecamatan Tanjung malam hari, pemakaian obat anti nyamuk, dan
keberadaan jentik Anopheles di laguna. Dengan
demikian analisis multivariat mengikut sertakan
ketujuh variabel bebas tersebut. Analisis multivariat
menggunakan teknik analisis regresi logistik, dengan
bantuan software komputer SPSS versi 12.0 dengan
Backward Method, yaitu dengan menghilangkan
satu demi satu variabel bebas (independent variable)
yang tidak mempunyai pengaruh signifikan.
Hasil analisis regresi model 3 (tahap akhir),
seperti disajikan pada Tabel 3. diketahui bahwa
semua variabel bebas yang dianalisis menunjukkan
pengaruh yang signifikan (p<0,05). Hal ini berarti
bahwa lingkungan (jarak laguna dan kondisi dinding
rumah), perilaku manusia (keluar malam hari dan
penggunaan obat anti nyamuk), serta keberadaan
_____________________________________
Volume 6, No. 4, Juni 2012 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 3
…………………………………………………………………………………………………………
jentik Anopheles pada laguna berpengaruh secara bambu yang banyak terdapat celah jalan masuknya
signifikan (p<0,05) terhadap kejadian malaria. nyamuk Anopheles, keadaan ini menyebabkan
terjadi kontak antara penghuni rumah dengan
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Logistik Faktor- nyamuk Anopheles, sehingga kejadian malaria
faktor Risiko Dengan Kejadian Malaria di meningkat.
Sekitar laguna, Kecamatan Tanjung Pemakaian kawat kasa tidak berpengaruh
signifikan terhadap kejadian malaria. Berdasarkan
hasil observasi dilapangan sebagian besar penduduk
tidak menggunakan kawat kasa (47,9%).
Pemakaian plafon tidak berpengaruh
signifikan terhadap kejadian malaria.
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 6, No. 4, Juni 2012
4 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
_____________________________________
Volume 6, No. 4, Juni 2012 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 5
…………………………………………………………………………………………………………
Tahun 2006, Tesis S-2 FETP IKM
Program Pascasarjana Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2006.
Sastroasmoro dan Ismail, Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis, Sagung Seto, Jakarta,
2006.
Setyaningrum E., Murwani S., Rosa E., Andananta
K., Studi ekologi perindukan nyamuk
vector malaria di desa Way Muli,
Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan.
Dipresentasikan dalam seminar hasil
penelitian dan pengabdian masyarakat,
Unila, 2008.
Thaharuddin, Lingkungan Perumahan, Kondisi
Fisik Rumah, Tngkat Pengetahuan,
Perilaku Masyarakat dan Tingkat
Kejadian Malaria Di Kota Sabang,
Tesis, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, 2003.
Suwito, Suhartono, Joko T., Kondisi lingkungan
rumah dan perilaku masyarakat sebagai
faktor risiko kejadian malaria di
Puskesmas Benteng, Bangka Belitung.
J Kesehat Lingkung Indonesia 2005:
4(2):1-4
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 6, No. 4, Juni 2012
6 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
Oleh:
H. Mahsun
Dosen PNS dpk pada AKPAR Mataram
Abstrak : Iklim organisasi adalah suatu bentuk kondisi yang tercipta sebagai akibat dari interaksi berbagai
komponen sistem dari organisasi itu sendiri. Organisasi perusahaan tertentu akan sangat berbeda dengan
organisasi perusahaan lainnya,hal ini sangat tergantung dari volume dan unit kerja atau besar kecilnya
organisasi perusahaan. Penciptaan iklim hubungan karyawan dalam hal keyakinan,kepercayaan dan
keterbukaan merupakan pertimbangan mendasar dan memberikan hasil.Iklim organisasi semacam itu
dianggap sejalan dengan produktifitas yang tinggi dan implementasi strategi organisasi yang efektif. Iklim
kepercayaan dan keyakinan yang konsisten dengan nilai-nilai kemanusiaan untuk bekerja sama dan
menguntungkan bagi semua pihak( manajemen,supervisor,karyawan dan customer),baik untuk jangka
panjang yang efisien dan efektif dari strategi perusahaan.Jika pola strategi seperti ini yang dapat diterapkan
maka iklim organisasi perusahaan tersebut akan tercipta dua hal penting yang akan menjadi implikasinya
yaitu,terciptanya hubungan antara manajemen dan karyawan yang lebih baik,dan di sisi lain diperoleh
produktivitas atau kinerja karyawan yang lebih tinggi. Iklim organisasi yang berimplikasi kepada kinerja
karyawan perusahaan seperti disebutkan di atas akan dapat tercipta manakala pihak manajemen menerapkan
kebijakan-kebijakan substantive separti;(1)pengelolaan yang efektif factor-faktor lingkungan dan
karakteristik-karakteristik Perusahaan,(2)keselamatan pekerjaan,(3)promosi dari perusahaan,(4)departemen
sumber daya manusia yang berpengaruh dan proaktif,(5)program kompensasi dan tunjangan yang
memuaskan karyawan,(6)mekanisme umpan balik,mengkomunikasikan program,dan kepatuhan terhadap
prosedur yang efektif,dan(7)seleksi,pengembangan dan evaluasi manajer yang efektif.
PENDAHULUAN
Iklim organisasi yang dapat menunjang jenis iklim hubungan karyawan yang positif dan
pencapaian tujuan semua pihak dalam sebuah terwujud secara sempurna. Kendatipun
perusahaan adalah harapan yang sangat ideal bagi demikian,realitas adanya perubahan penting dalam
perusahaan manapun. Penciptaan iklim hubungan iklim hubungan karyawan dapat diamati dengan cara
karyawan dalam hal keyakinan,kepercayaan,dan menghubungkannya dengan perubahan dalam
keterbukaan merupakan produktifitas yang tinggi pengawasan kepemimpinan sebuah
dan implementasi strategi organisasi yang departemen,perubahan manajer perusahaan,dan
efektif.Jika iklim organisasi merupakan iklim perubahan manajemen puncak sebuah
terbuka dan mendorong karyawan menyampaikan organisasi.Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa iklim
ketidakpuasan dan kepentingannya tanpa rasa takut organisasi dapat diamati melalui suasana dan kondisi
akan adanya pembalasan, maka ketidakpuasan dan yang tercipta melalui interaksi dan kombinasi antara
perhatian seperti itu dapat ditangani dengan cara nilai dan tujuan manajemen puncak,kebijakan
yang positip. Implikasi dari iklim organisasi seperti mendasar tertentu dan juga implementasi dan
itu akan terwujud bilamana karyawan memiliki pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut.Demikian
keyakinan yang tinggi dan percaya pada keadilan dijelaskan oleh Henry Simamora.(2002:31).
keputusan dan tindakan manajerial.Di sisi lain untuk
mewujudkan iklim organisasi seperti itu dituntut Setiap anggota organisasi mempunyai
adanya kesungguhan manajemen puncak perusahaan pandangan sendiri-sendiri tentang apa yang mereka
untuk kebutuhan memperlakukan karyawan secara butuhkan dari perusahaan di manapun mereka
wajar, serta adanya tujuan organisasi yang bekerja.Keberhasilan untuk memenuhi kebutuhan itu
memenuhi dan mengintegrasikan kebutuhan dan akan berpengaruh pada etos kerja dan akan
tujuan karyawan serta organisasi. Namun demikian berimplikasi kepada kinerja. Di sisi lain dari pihak
perlu disadari bahwa hingga saat ini belum ada cara manajemen harus berusaha agar kebutuhan
mekanis yang secara otomatis untuk mendapatkan karyawan dapat terpenuhi dan para karyawan harus
_____________________________________
Volume 6, No. 4, Juni 2012 http://www.lpsdimataram.com