Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN rakat untuk ikut menjaga kelestarian tah Kabupaten Flores Timur untuk
kawasan wisata. merancang pengembangan kawasan
Sebagian besar kawasan di Timur
dan faktor pendukung kepariwisata-
Indonesia masih merupakan ka- Penelitian ini bertujuan untuk:
an lainnya di pesisir Teluk Konga.
wasan pesisir alami yang potensial 1. merencanakan alternatif jalur
untuk wisata dan belum dikem- interpretasi wisata pesisir Teluk
bangkan secara optimal atau masih Konga sebagai upaya pelestarian METODE
suboptimal. Salah satunya ialah kawasan wisata.
Tempat dan Waktu
kawasan Teluk Konga yang berada 2. merencanakan lanskap guna
di bagian timur Pulau Flores, Nusa mendukung pengembangan pesi- Penelitian dilakukan di Kawasan
Tenggara Timur. Teluk ini memiliki sir Teluk Konga sebagai kawasan Teluk Konga, Flores Timur, Provinsi
lingkungan pesisir yang masih alami wisata yang berkelanjutan yaitu Nusa Tenggara Timur; yang men-
dan indah disertai dengan budaya suatu kawasan wisata yang cakup tujuh desa yang letaknya
dan arsitektur vernakular yang indah, nyaman dan lestari serta bersinggungan langsung dengan
masih terjaga hingga saat ini. Jika memberi peluang kehidupan Teluk Konga, yaitu Watotika Ile,
direncanakan dan dikelola dengan yang lebih baik bagi masyara- Lamika, Lewoingu, Lewolaga,
baik maka wisata dapat mening- katnya. Konga, Nobokonga, dan Nurri
katkan perekonomian kawasan ter- (Gambar 1).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sebut. Daerah tujuan wisata memer-
menjadi bahan acuan bagi pemerin-
lukan adanya identifikasi kawasan
potensial dengan mema-dukan
antara faktor alam dan faktor budaya
lingkungan pesisir. Me-minimalisasi
dampak negatif akan menjadikan
kawasan ini sebagai kawasan wisata
yang berkelanjutan. Di samping itu,
keterlibatan masya-rakat lokal dalam
kegiatan wisata memberikan daya
tarik tersendiri bagi industri wisata.
Kehidupan keseharian masyarakat
lokal dapat dijadikan sebagai atraksi
wisata dan dapat meningkatkan NTT
kesejahteraan masyarakat. Penting- Tapak
nya industri wisata tersebut bagi Gambar 1. Peta lokasi Teluk Konga, Flores Timur
masyarakat akan memacu masya-
kepariwisataan pesisir dan potensi obyek dan atraksi wisata (44%) de- dan masyarakat akan berperan aktif
pemberdayaan masyarakat mengha- ngan kategori sangat potensial (S1) didalamnya. Masyarakat lebih me-
silkan kesesuaian tapak untuk wisata dan 14 obyek dan atraksi wisata milih untuk mengelola kawasan
dengan tiga zona pengembangan (56%) dengan kategori cukup poten- wisata tersebut karena dapat
wisata, yaitu zona pengembangan sial (S2). Berdasarkan tingkat keter- memperkirakan berbagai keuntung-
tinggi, zona pengembangan sedang, sediaan obyek dan atraksi wisata di an dari adanya pengembangan wi-
dan zona pengembangan rendah. tiap desa dihasilkan zona-zona wi- sata di daerahnya. Kegiatan ekonomi
sata dengan klasifikasi zona atraktif yang memperoleh preferensi tinggi
Tahap 2. Perencanaan (Konga), zona cukup atraktif (Lewo- pada dasarnya merupakan kegiatan
Pengembangan Interpretasi Wisata ingu, Lewolaga, Nobokonga, Nurri), yang dekat dengan keseharian ma-
Pesisir dan zona kurang atraktif (Watotika syarakat. Sedangkan kegiatan ekono-
Pengembangan interpretasi didasar- Ile, Lamika) (Gambar 3). mi yang memerlukan keahlian khu-
kan pada potensi sumber daya dan sus memperoleh nilai preferensi
c. Akseptibilitas dan
konsep yang akan dikembangkan. yang rendah (Tabel 3).
Pemberdayaan Masyarakat
Kemudian dijabarkan ke dalam jalur
Pesisir dalam Kepariwisataan Gabungan antara akseptibilitas dan
interpretasi alternatif wisata pesisir.
peluang ekonomi masyarakat lokal
Keterlibatan masyarakat dalam pro-
Tahap 3. Perencanaan Lanskap diwujudkan dalam zona peringkat
ses perencanaan dapat mengurangi
Wisata Pesisir Berkelanjutan akseptibilitas dan peluang ekonomi
kemungkinan konflik yang akan
masyarakat yang terdiri dari zona
Rencana lanskap wisata pesisir me- terjadi di masa mendatang dan
aktif (Lamika, Lewoingu, Lewolaga,
rupakan rencana lanjutan untuk mengurangi terjadinya kesalahan
Konga, Nobokonga, dan Nurri), dan
mendapatkan tatanan lanskap pen- informasi (Suwantoro 1997). Seba-
zona cukup aktif (Watotika Ile)
dukung kawasan wisata pesisir. Ren- gian besar masyarakat menerima
(Gambar 4).
cana ini berdasarkan pada metode apabila kawasan Teluk Konga di-
Simonds (1983) yaitu tapak, organi- kembangkan sebagai kawasan wisata d. Kesesuaian tapak untuk wisata
sasi ruang, aspek visual, sirkulasi
dan struktur dalam lanskap.
nomi bagi masyarakat lokal. Sirku- yek dan atraksi wisata alam budaya akuatik dan budaya
lasi pada tapak dibagi menjadi em- yang terdapat di Teluk Konga, terestrial.
pat yaitu: sehingga menyadari arti penting d) Jalur wisata disusun dengan
keberadaan sumber daya alam membagi dua sub tema jalur,
1) Sirkulasi primer merupakan
tersebut bagi keberlanjutan ke- yaitu sub tema jalur wisata
sirkulasi utama yang menghu-
hidupan di Teluk Konga, ter- budaya akuatik dan sub tema
bungkan ruang-ruang pada ru-
utama bagi keberlanjutan pari- jalur wisata budaya terestrial.
ang utama. Sirkulasi ini meng-
wisata di Teluk Konga. Kedua jalur tersebut sambung
hubungkan ruang utama dan
c) Titik-titik perhentian merupa- menyambung membentuk satu
ruang penunjang.
kan obyek dan atraksi wisata buah loop utama yang dimulai
2) Sirkulasi sekunder merupakan
alam dengan potensi sedang dari area penerimaan menuju
sirkulasi dalam ruang yang
hingga tinggi. Pada jalur ini jalur wisata budaya akuatik
menghubungkan obyek-obyek
obyek dan atraksi wisata ter- terlebih dahulu, kemudian kem-
wisata. Sirkulasi ini menghu-
sebut dikelompokkan berdasar- bali ke area penerimaan dan
bungkan obyek-obyek wisata
kan sumber daya alam akuatik dilanjutkan dengan jalur wisata
pada ruang wisata akuatik dan
dan sumber daya alam terestrial. budaya terestrial dan berakhir
obyek-obyek wisata pada ruang
d) Jalur wisata disusun dengan pada area penerimaan. Peta jalur
wisata terestrial.
membagi dua sub tema jalur, interpretasi alternatif 2 dapat
3) Sirkulasi tersier merupakan sir-
yaitu jalur wisata alam akuatik dilihat pada Gambar 7.
kulasi di dalam obyek dan
dan jalur wisata alam terestrial.
atraksi wisata. Sirkulasi tersier Rencana jalur interpretasi wisata
Jalur wisata alam akuatik di-
berupa boardwalk dan tracking alternatif 3 didasarkan pada :
tempuh melalui jalur laut, se-
primitif.
dangkan jalur wisata alam a) Tema jalur interpretasi wisata
4) Sirkulasi evakuasi tsunami me-
terestrial ditempuh melalui jalur alam dan budaya yaitu konser-
rupakan sirkulasi yang meng-
darat. Kedua jalur tersebut sam- vasi lingkungan akuatik dan
hubungkan ruang aktifitas wi-
bung menyambung membentuk terestrial dengan melindungi
sata dan ruang aktifitas sehari-
satu buah loop utama yang sumber daya alam dan meles-
hari masyarakat menuju lokasi
dimulai dari area penerimaan tarikan sumber daya budaya di
evakuasi tsunami. Sirkulasi ini
dengan melalui jalur wisata Teluk Konga.
merupakan jalur jalan yang da-
alam akuatik terlebih dahulu, b) Tujuan dari jalur interpretasi wi-
pat ditempuh dengan kendara-
kemudian kembali ke area pe- sata alam dan budaya ialah agar
an maupun berjalan kaki agar
nerimaan dan dilanjutkan de- pengunjung dapat mempelajari
dapat menjangkau lokasi eva-
ngan jalur wisata alam terestrial karakter alam dan budaya, baik
kuasi tsunami dalam waktu
untuk selanjutnya kembali ke pada lingkungan akuatik mau-
cepat.
area penerimaan. Peta jalur pun terestrial, yang menjadi fak-
interpretasi alternatif 1 dapat tor utama bagi keberlanjutan
3. Perencanaan Interpretasi Wisata
dilihat pada Gambar 6. wisata di Teluk Konga, sehingga
Pesisir
menimbulkan kesadaran untuk
Rencana jalur interpretasi wisata
Tema utama jalur interpretasi wisata melindungi dan menjaga sum-
alternatif 2 (Gambar 7) didasarkan
pesisir Teluk Konga ialah memenuhi ber daya alam dan melestarikan
pada :
aspek pendidikan lingkungan de- nilai-nilai budaya lokal.
ngan memberikan pengalaman baru a) Tema jalur interpretasi alternatif c) Titik-titik perhentian merupa-
bagi wisatawan. Rencana jalur 2 ialah melestarikan kekayaan kan obyek dan atraksi wisata
interpretasi dibagi menjadi tiga dan keragaman sumber daya alam dan budaya dengan po-
alternatif jalur wisata pesisir (coastal budaya pesisir Teluk Konga. tensi sedang hingga tinggi. Pada
touring plan) dengan tema yang b) Tujuan dari jalur interpretasi jalur ini obyek dan atraksi wi-
berbeda. Jalur alternatif 1 dengan alternatif 2 ialah agar pengun- sata tersebut dikelompokkan ke
tema sumber daya alam, jalur jung dapat mempelajari dan dalam dua jalur, yaitu jalur
alternatif 2 dengan tema sumberdaya memahami nilai-nilai budaya wisata akuatik dan jalur wisata
budaya, dan jalur alternatif 3 dengan dan kesejarahan yang terkan- terestrial. Dalam jalur wisata
tema sumber daya alam dan budaya. dung dalam obyek dan atraksi akuatik terdapat titik-titik wisa-
wisata di Teluk Konga, sehingga ta alam dan budaya akuatik, se-
Rencana jalur interpretasi wisata
menyadari arti penting sumber dangkan pada jalur wisata teres-
alternatif 1 (Gambar 6) didasarkan
daya budaya tersebut bagi trial terdapat titik-titik wisata
pada :
keberlanjutan wisata di Teluk alam dan budaya terestrial.
a) Tema jalur interpretasi alternatif Konga. d) Jalur wisata disusun dengan
1 yaitu melindungi kekayaan c) Titik-titik perhentian merupa- membagi dua sub tema jalur,
dan keragaman sumber daya kan obyek dan atraksi wisata yaitu jalur wisata akuatik dan
alam pesisir Teluk Konga. budaya dengan potensi sedang jalur wisata terestrial. Kedua ja-
b) Tujuan dari jalur interpretasi hingga tinggi. Pada jalur ini lur tersebut sambung menyam-
alternatif 1 ialah agar pe- obyek dan atraksi wisata ter- bung membentuk satu buah
ngunjung dapat mempelajari ob- sebut dikelompokkan menjadi loop utama yang dimulai dari
area penerimaan dengan melalui bangan wisata akuatik dan pengem- pretasi alternatif 1 (wisata
jalur wisata akuatik terlebih bangan wisata terestrial. Touristic site alam), jalur interpretasi alterna-
dahulu, kemudian kembali ke plan Teluk Konga dapat dilihat pada tif 2 (wisata budaya), dan jalur
area penerimaan dan dilanjut- Gambar 9. interpretasi alternatif 3 (eko-
kan dengan jalur wisata teres- wisata).
trial untuk selanjutnya kembali
SIMPULAN DAN SARAN Saran
ke area penerimaan. Peta jalur
interpretasi alternatif 3 dapat Simpulan Perlu adanya penelitian lebih lanjut
dilihat pada Gambar 8. terhadap zona pengembangan wisa-
1. Berdasarkan tujuh desa yang
ta pesisir sedang dan zona pe-
4. Rencana Lanskap Wisata Pesisir diteliti, maka terpilih dua desa
ngembangan wisata pesisir rendah
Teluk Konga yang memiliki potensi tinggi
untuk dapat lebih ditingkatkan daya
untuk dikembangkan sebagai
Perencanaan lanskap wisata pesisir dukung lingkungan dan potensi
kawasan wisata pesisir dan di-
Teluk Konga didasarkan pada hasil sumber dayanya agar dapat dikem-
rencanakan dalam touristic site
analisis kesesuaian wisata pesisir bangkan menjadi kawasan wisata
plan, yaitu desa Lewolaga dan
yang diperoleh dan konsep yang sebagai wujud keberlanjutan pariwi-
desa Konga.
dikembangkan. Perencanaan pe- sata di Teluk Konga. Perlu adanya
2. Jalur interpretasi wisata pesisir
ngembangan lanskap wisata pesisir penelitian lebih lanjut untuk dapat
Teluk Konga terbagi dalam tiga
Teluk Konga terdiri atas pengem- menggali potensi sumber daya alam
alternatif jalur, yaitu jalur inter-
perairan Teluk Konga yang akan pulauan Riau. Cibinong: Pusbi- Masyarakat di Kawasan Konservasi
melengkapi pengembangan wisata nainderasig, Bakosurtanal. Laut. Direktorat Jenderal Pesi-
pesisir Teluk Konga. sir dan Pulau-pulau Kecil. Ja-
Gunn, CA. 1994. Tourism Planning Ba-
karta: Departemen Kelautan
sics, Concepts, Cases. Third
dan Perikanan.
DAFTAR PUSTAKA Edition. London: Tylor &
Francis. Simonds, J.O. 1983. Landscape Archi-
[Bakosurtanal] Badan Koordinasi Sur-
tecture. New York: McGraw-
vei dan Pemetaan Nasional. Nurisyah S, Sunatmo, Sasmintohadi,
Hill Book Co.
1996. Pengembangan Prototipe Bahar A. 2003. Pedoman Pe-
Wilayah Pesisir dan Marine Ke- ngembangan Wisata Bahari
Berbasis.