You are on page 1of 5

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)

Volume 4 Nomor 1

SISTEM KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK


NORMALISASI SUNGAI

Khalid Rijaluddin1
1Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Selatan

ABSTRACT

The working of river normalization is a construction project which has tendency to have the work
accidents because of the high frequencies of very modern working equipments. The accidents of
work can be influenced by three main factors such they are human factor, equipments factor and
environment factor. Some of the recently research showed that the most domain factor which
caused the work accidents was human factor since the workers have less knowledge and awareness
in how the importance the safety working is.
Our government has released a rule about safety working especially for construction sector, which
is made in the rules of Transmigration and Labor Ministry No. Per-01/Men/1980. One of the
system in the management of safety and healthy working which has been developed and had been
made into fix guidance is called OHSAS (Occupational Health and Safety assessment Series)
18000. The purposes of OHSAS is not far away different from the purposes of SMK3 Permenaker
they are to protect and reduce the amount of working accident potencies. But in the other side the
application of the system is still in a quite distance of satisfaction and so far from optimal action so
that we can have many info about the rate of working accidents happening in a seemly high
frequencies. Generally, the real condition of the implementation of safety work has been known and
done but the persons and institutions who involved in this implementation can not do it totally or as
well as possible because of some reasons.
Therefore, it should be make safety work implementation strategy in the river normalization to do
Permen PU No. 09/2008 of July 1 2008. The government and the supplier signature the policy of
K3, signature the aggrement K3 with the partner of work, create PreRK3K and RK3K, to do
technical guidance K3, to do the training to make some expert professional of K3 and also to
prepare the operational monitoring guidance and evaluate K3 and prepare the guidance of K3
application.

Keyword: Strategy, Procedure, System, Implementation, Application, K3, River Normalization.

1. PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan dibahas


mengenai kecelakaan kerja yang sering terjadi
Pekerjaan normalisasi sungai mencakup pada pelaksanaan pekerjaan normalisasi
pengerasan dinding sungai, pembangunan sungai. Adanya kemungkinan kecelakaan
sudetan, pembuatan tanggul dan juga yang terjadi pada pekerjaan pelaksanaan
pengerukan. Pengerasan atau penguatan normalisasi sungai seperti kurangnya
tebing sungai dilakukan dengan pembetonan penggunaan peralatan keselamatan, lokasi
dinding atau dengan pemasangan batukali, proyek yang terpencil lebih berpotensi
sudetan dilakukan dengan membuat sungai mengalami kecelakaan kerja, karena satu-
baru yang lurus dengan lintasan terpendek. satunya cara sampai ke lokasi pekerjaan
Sedangkan pembuatan tanggul dilakukan menggunakan alat transportasi air, adanya
dengan timbunan tanah atau dengan dinding gangguan dari masyarakat sekitar seperti
beton yang dipasang memanjang di lokasi– adanya protes dari pemilik tanah karena tidak
lokasi bergeografi rendah yang rawan banjir. ada kesepakatan mengenai ganti rugi tanah
dan tanaman. Selain membahas tentang
resiko-resiko keselamatan kerja, penelitian ini
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 1 (2015) pp. 21-25
21
SISTEM KESELAMATAN KERJA PADA PROYEKNORMALISASI SUNGAI
Khalid Rijaluddin

juga akan membahas tentang bagaimana kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek
strategi penerapan keselamatan kerja yang normalisasi sungai.
tepat pada proyek normalisasi sungai pada Untuk score signifikan yang dipakai
pekerjaan pelaksanaan normalisasi sungai. untuk pertanyaan unsur-unsur manajemen
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keselamatan kerja pada proyek normalisasi
tingkat kecelakaan kerja pada pekerjaan sungai diambil hasil jawaban responden.Score
normalisasi sungai, mengkaji implementasi ini nantinya dikalikan dengan jumlah jawaban
sistem keselamatan kerja K3 pada perusahaan responden yang didapatkan dengan cara
yang menangani pekerjaan normalisasi sungai mengurutkan hasil jawaban responden dari
dan menyusun strategi implementasi score yang terbesar hingga score yang
keselamatan kerja K3 yang sesuai untuk terkecil setelah itu dapat diambil nilai
pekerjaan normalisasi sungai. mediannya sebagai score yang signifikan.
Penelitian diharapkan dapat memberikan Proses pengujian validitas dengan cara
manfaat bagi industri konstruksi, yaitu mengumpulkan kuesioner yang sudah diisi
gambaran mengenai penyebab-penyebab dan oleh responden selanjutnya mengkorelasikan
penerapan prosedur kecelakaan kerja di dalam antara pertanyaan kuisioner dengan score
suatu pekerjaan normalisasi sungai. Dengan jawaban. Hasil korelasi dibandingkan dengan
mengetahui apa saja penyebab-penyebab dari score siginifikan. Tinggi rendahnya validasi
kecelakaan kerja ini diharapkan suatu kuesionerakan menunjukkan sejauh mana
perusahaan kontraktor dapat memenuhi data yang terkumpul tidak menyimpang dari
persyaratan dan menjalankannya pada gambaran tentang keselamatan kerja yang
pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai dimaksud. Validasi ini dilakukan untuk
berikutnya.Manfaat bagi disiplin ilmu memastikan hasil akhir dari pengembangan
manajemen konstruksi, yaitu berupa sistem yang dibuat sesuai dengan
pengetahuan mengenai keselamatan kerja perancangannya.
dalam pekerjaan normalisasi sungai.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. METODE PENELITIAN
Analisis ini dilakukan untuk
Tahapan yang akan dilakukan untuk mendapatkan pendapat yang diberikan oleh
menyelesaikan permasalahan dalam kontraktor, konsultan dan instansi pemerintah
penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan (owner) kegiatan mengenai besarnya
pengumpulan data yang bersumber dari studi- pengaruh unsur-unsur manajemen
studi dan berdasarkan dari pengalaman orang- keselamatan kerja pada pekerjaan normalisasi
orang yang berhubungan langsung dengan sungai. Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa
pekerjaan normalisasi sungai. Untuk responden menganggap pengaruh unsur
menambah referensi dari data yang keselamatan kerja lebih besar terjadi pada
didapatkan, dilakukan interview secara konsekuensi (kecelakaan kerja yang
langsung dengan orang-orang yang ikut serta mengakibatkan meninggal dan cacat) jika
dalam proyek baik dari segi pelaksanaan saudara tidak mematuhi dari prosedur yang
maupun dari segi perencanaan. Diharapkan ditetapkan dengan nilai 4,0. Untuk
dari data tersebut akan didapatkan tingkat komunikasi kebijakan K3 dan penerapan
kecelakaan kerja pada pekerjaan normalisasi prosedur yang efektif untuk mengurangi
sungai, implementasi sistem keselamatam resiko mendapatkan nilai masing-masing 3,4.
kerja pada perusahaan yang menangani Sedangkan karena analisis bahaya K3 dan
pekerjaan normalisasi sungai. Prosedur pengendaliannya dengan nilai 3,3.
keselamatan kerja yang sudah dijalankan pada Selain unsur-unsur diatas prosedur
proyek normalisasi sungai dan mengetahui identifikasi bahaya K3 dan evaluasi terus-
bagaimana prosedur sebelumnya dijalankan. menerus untuk mengurangi resiko terjadi
Dan strategi implementasi untuk menentukan bahaya K3 juga menjadi salah satu pilihan
prosedur penanganan dan pencegahan untuk responden yang terbesar sebagai unsur-unsur
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 1 (2015) pp. 21-25
22
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Volume 4 Nomor 1

manajemen keselamatan kerja pada proyek 09/PRT/M/2008, 1 Juli 2008, menanda


normalisasi sungai. Hal ini harus tangani kebijakan K3, menanda tangani pakta
mendapatkan suatu perhatian, terlebih lagi komitmen K3 bersama mitra kerja, membuat
pada unsur yang terkait dengan prosedur Pra RK3K dan RK3K, melaksanakan
identifikasi bahaya K3, jika unsur-unsur ini bimbingan teknis K3, melaksanakan pelatihan
telah dilaksanakan dengan baik, diharapkan ahli K3, menyiapkan petunjuk pelaksanaan
nantinya kecelakaan kerja bisa dihindari. monitoring dan evaluasi K3 dan menyiapkan
Sedangkan faktor-faktor yang lain yang pedoman penerapan K3.
memiliki score yang kecil yaitu 2,5 dan 2,9;
unsur-unsur tersebut diabaikan karena tidak 3.2 Implementasi Dan Validasi
signifikan. Untuk standar prosedur bagi keselamatan
Untuk hasil pertanyaan deskripsi kerja dalam menjalani pekerjaan normalisasi
mengenai masalah-masalah atau isu-isu yang sungai sesuai dengan jenis kecelakaan kerja
sering dihadapi pada pekerjaan normalisasi pekerjaan normalisasi sungai adalah
sungai tidak berbeda jauh dari hasil terbentur, terkena aliran listrik, hanyut
wawancara langsung yang dilakukan pada terbawa arus sungai dan alat berat terguling
beberapa responden, dimana mereka ke dalam sungai. Untuk strategi implementasi
mengatakan bahwa masalah-masalah atau isu- K3 pada pekerjaan normalisasi sungai yang
isu tersebut yang sering menjadi diperlihatkan kepada responden, rata-rata
permasalahan dalam mengimplementasikan responden menerima dan menyetujui
keselamatan kerja pada pekerjaan normalisasi implementasi tersebut karena sesuai dengan
sungai. kondisi lapangan pekerjaan normalisasi
sungai.
3.1 Sistem Keselamatan Kerja
Kunci utama yang harus dilakukan 4. KESIMPULAN
pekerja untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja yaitu disiplin dalam bekerja Dilihat dari beberapa kejadian yang
serta selalu menjaga tempat kerjanya agar sempat dicatat pada penelitian ini, tingkat
tetap bersih, rapi dan tertata dengan baik. kecelakaan kerja pada proyek normalisasi
Untuk itu diperlukan sosialiasi agar semuanya sungai termasuk tingkat tinggi. Ini
bisa berjalan sesuai dengan harapan, yaitu ditunjukkan juga dari data PT. Jamsostek
faktor kelelahan dapat mengakibatkan orang-orang yang mengalami kecelakaan
kecelakaan kerja atau turunnya produktifitas seperti tenggelam, tersengat aliran listrik,
kerja, sebaiknya setiap orang/pekerja harus terbentur dan tergelincir (termasuk dalam
selalu dalam kondisi stamina yang fit, macam-macam kecelakaan dalam pekerjaan
pemasangan jaring pengaman, menggunakan normalisasi sungai). Tapi dari PT. Jamsostek
sabuk pengaman, kebakaran biasanya dimulai tidak menjelaskan secara rinci kejadian
dari api kecil dan api menjadi besar bila orang-orang yang mengalami kecelakaan.
disekeliling sumber api terdapat bahan-bahan Strategi implementasi K3 yang bisa
yang mudah terbakar, pemasangan diterapakan pada pekerjaan normalisasi
rambu/tanda, agar pekerja lain yang bekerja sungai sebagai berikut menjalankan Permen
di sekitar rambu/tanda bisa menjauhi daerah PU No: 09/PRT/M/2008, 1 Juli 2008,
tersebut, aliran listrik perlu ditangani oleh menandatangani kebijakan K3,
orang yang trampil dan ahli, tempat yang ada menandatangani pakta komitmen K3 bersama
aliran listrik/kabel harus diberi tanda yang mitra kerja, membuat Pra RK3K dan RK3K,
jelas dan konsentrasi dalam melakukan segala melaksanakan bimbingan teknis K3,
aktivitas amat sangat penting dan merupakan melaksanakan Pelatihan ahli K3, menyiapkan
salah satu bagian APD utama dalam pedoman K3, menyiapkan petunjuk
menghindari kecelakaan kerja. pelaksanaan monitoring dan evaluasi K3 dan
Strategi pencegahan kecelakaan kerja, menyiapkan pedoman penerapan K3.
yaitu menjalankan Permen PU No.
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 1 (2015) pp. 21-25
23
SISTEM KESELAMATAN KERJA PADA PROYEKNORMALISASI SUNGAI
Khalid Rijaluddin

DAFTAR RUJUKAN Kodoatie. R.J., dan Sjarief, R. 2006.


Penanganan Bencana Terpadu.
Andi. 2005. “Model Persamaan Struktural Yogyakarta: Andi Offset
Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja Kodoatie. R.J., dan Sjarief, R. 2005.
pada Prilaku Pekerja Proyek Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Konstruksi.”Jurnal Teknik Yogyakarta: Andi Offset
SipilUniversitas Petra Surabaya.Vol. 12.
Mukti, M. 2009. Keselamatan dan Kesehatan
No. 3. Juli 2005.
Kerja Pada Siklus Hidup Proyek
Anton, T. J. 1989. Occupational Safety and Konstruksi. Buku Proyek Konstruksi
Health Management. Singapore: Indonesia tahun 2009. Jakarta:
McGrow-Hill ook.Co. Departemen Pekerjaan Umum.
Christina, W., dan Djakfar, L. 2012. Occupational Health and Safety Management
“Pengaruh Budaya Keselamatan dan System - Specification (OHSAS 18001-
Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja 1999).
Proyek Konstruksi.”Jurnal Rekayasa
Peraturan 05/Men/1996. Tentang Sistem
Sipil, Volume 6, No. 1 – 2012 ISSN 1978
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
– 5658.
Kerja (SMK3).
Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. 2009.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
Review Masterplan Pengendalian Banjir
50 Tahun 2012. Tentang Penerapan
dan Drainase.
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Endroyo, B. 2006. “Peranan Manajemen K3 Kesehatan Kerja.
Dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja
Perdana, A. 2008.Normalisasi Sungai
Konstruksi.”Jurnal Teknik Sipil, Volume
Cimanuk Mulai Bendung Rentang
III, No. 1. Januari 200, 8 – 15.
Hingga Muara Rambatan, Skripsi.
Faizah, N., dan Dewi, F.I.,2007.Perencanaan
Peraturan Menteri PU No. 09/2008.Tentang
Pengendalian Banjir Sungai Sragi Lama
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Kabupaten Pekalongan, Skripsi.
Pekerjaan Umum (1 Juli 2008)
Hanifah, L. 2006, “Pengendalian Banjir
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011.
Sungai Ancar di Gerisak Ampenan
Tentang Sungai.
Selatan.” Volume 2, Nomor 3, Desember.
Ramli, S. Sistem Manajemen Keselamatan
Harianja, M. 2005. Manajemen Sumber Daya
dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001),
Manusia. Jakarta: Grasindo.
Seri Manajemen K3.PT Dian Rakyat.
Karimah, V. N. 2013. Makalah OHSAS dan Jakarta. 2010.
SMK3.
Sanjaya, P. I., dan Frederika, A. 2012.
Kepmenpu Nomor: 384/KPTS/M/2004, “Analisa Penerapan Keselamatan dan
Tentang Pedoman Teknis Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Konstruksi Gedung Di Kabupaten
Kegiatan Konstruksi Bendungan. Klunkung dan Karangasem.”Jurnal
Kodoatie, R. J., dan Sugiyanto. 2002.Banjir Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik
(Beberapa Penyebab dan Metode Sipil VIII-1.
Pengendaian Banjir dalam Perspektif Santoso. S, 2006.“Kajian Pengembangan
Lingkungan), Pustaka Pelajar, Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Yogyakarta. Kerja Berdasarkan OHSAS 18001.”
Sigma Epsilon ISSN 0853-9103, Vol. 10
Kodoatie. R.J., dan Sjarief, R. 2010. Tata No.1, Pebruari 2006.
Ruang Air. Yogyakarta: Andi Offset

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 1 (2015) pp. 21-25
24
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Volume 4 Nomor 1

Siswanto, H. 2006. Penerapan K3 Proyek Undang-undang No.13 tahun 2003. Tentang


Gedung di PT. Hutama Karya Wilayah Ketenagakerjaan.Wiganti, Y. S. 1999.
IV.Jurusan Teknik Sipil Ekstensi Standar Keselamatan dan Kesehatan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Kerja Pembahasan Keselamatan dan
Semarang Kesehatan Kerja Dalam ISO. Jurnal
Teknologi Industri, 1999.” vol.III, No 2,
Suma’mur, 1981.Keselamatan Kerja dan
hal 133 – 138.
Pencegahan Kecelakaan. PT Toko
Gunung Agung. Jakarta. Wijaya, G. 2013. RencanaKeselamatan dan
Sutanto, H. 2008. Analisa Fakto-faktor Kesehata Kerja (K3).
Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Yuliani, U. Manajemen Resiko Keselamatan
Pembangunan Gedung Perkantoran dan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
Perkuliahan Tahap III Universitas Infrastruktur Gedung.
Wijaya Kusuma Surabaya. ITS Ziliwu, Y. 2010. “Peranan Konstruksi
Undang-undang No.1 tahun 1971. Tentang Pelindung Tebing dan Dasar Sungai Pada
Keselamatan Kerja. Perbaikan Alur Sungai.”Vol. 8 No.
12A.Desember.

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 1 (2015) pp. 21-25
25

You might also like