You are on page 1of 10

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No.

2 Juli 2016|1

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016

Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah


Yogyakarta Unit II

Alwan Wijaya1*, Iman Permana2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram
JL. Lingkar Selatan, Labuapi, Mataram, Nusa Tenggara Barat
2
Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
*Penulis Korespondensi: alwanwijaya_sid@yahoo.co.id

Riwayat Artikel: Riwayat artikel: Diterima 12 April 2016; Direvisi 22 Mei 2016; Dipublikasikan 17 Juni 2016
ABSTRACT
Background: New Paradigm hospital services directs all activities must meet the quality standards as well as a
sense of security and protection from infection. Installation of central sterilization is very strategic in
preventing infection with the help of other units in the hospital which require sterile conditions.
Metoth: A qualitative study with case study approach design was used to dig up information in center
sterilization intsallation. Informants in this study as four people. Data collectio was done by indepth interviews,
cecklist, observation, and search documents.
Result: Result of this study found hospital of PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2nd unit did not yet have the
organization, management of staff, facility, and management that accordance with the guidelines in the
management of central sterilization installation. The most keenly barriers felt in the development installation of
central sterilization are lack of support of management, a lack of human resources, and lack of facilities in the
installation of central sterilization.
Conclution and recommendation: Management of hospital PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2nd Unit need to
pay more attention to the process in installation of central sterilization, such as increasing the number human
resources, and the installation of central sterilization facility.

Keyword: Evaluation, Installation Sterilization Center, Hospital


Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|2

PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan bagian system yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan . Pada hakikatnya rumah sakit berfungsi
1

sebagai tempat penyembuhan, pemulihan kesehatan


dan pencegahan infeksi .
2

Infeksi silang pada pasien atau yang lebih dikenal


dengan Health-care Associated Infection (HAIs)
merupakan fenomena yang sering ditemui di rumah
sakit . Laporan National Healthcare Safety Network
3

(NHSN) mendapatkan 16.147 kasus Surgical Site


Infection (SSI) atau Infeksi Luka Operasi (ILO) di
antara 849.659 prosedur operatif, penelitian ini
dilakukan di 48 negara bagian di Kolumbia yang
melibatkan 1545 rumah sakit selama tahun 2006 –
2008 . Sedangkan di Indonesia data HAIs dari 10 RS
4

pendidikan berkisar antara 6-16% dengan rata-rata


9,8% .
5

Risiko infeksi dapat diturunkan dengan proses-


proses pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi yang
benar . Tujuan dari Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu
6

membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan


kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi,
menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi7.
Rumah sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II merupakan rumah sakit tipe C dan
masih bergabung pengelola instalasi pusat sterilisasi
dengan RS PKU Muhammadiyah Kota, RS ini juga
belum terkareditasi KARS sehingga memungkinkan
adanya pelayanan yang belum sesuai standar. Evaluasi
terhadap instalasi pusat sterilisasi akan membantu
instalasi tersebut dan rumah sakit menilai kondisi dan
penerapan budaya keselamatan pasien yang telah
dilakukan.

METODE
Jenis Penelitian kualitatif ini dirancang dengan
desain studi kasus (case study) untuk mengidentifikasi
karakteristik dan fenomena yang ada di instalasi pusat
sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.
Penelitian ini menggunakan observasi, daftar tilik,
interview mendalam, dan studi dokumentasi untuk
menggali pengelolaan instalasi pusat strilisasi. Informan
pada penelitian ini berjumlah 4 orang terdiri dari staf,
penanggung jawab, supervisor, dan manajer pelayanan
medik. Hasil dari pengumpulan data kemudian diolah
menggunakan analisa menurut Mills & Hubberman . 8
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|3

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik responden
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian di RS PKU muhammadiyah Yogyakarta Unit II
NO Jabatan Umur Pendidikan Masa
kerja
1 Supervisor 39 tahun S1 Kesehatan Masyarakat 10 tahun
(SKM)
2 Penanggungjawab 43 tahun S1 Kesehatan Lingkungan 1 tahun
(Kesling)
3 Staff 27 tahun SMA 7 tahun
4 M. Pelayanan dan P. - Dokter spesialis -
Medik

2. Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II


Bagan 1. Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II

Direktur

Wakil direktur pelayanan dan


penunjang medik

Manajer pelayanan medik dan


penunjang medik

Supervisor CSSD

Penanggung jawab

Staff
3. Pedoman, Kebijakan, Dan Standar Prosedur Operasional (SPO) di Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Tabel 2. Pedoman dan panduan di Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
No Pedoman Panduan
1 Pedoman Pelayanan CSSD 2015 Panduan Alat Re-use
2 Pedoman Pengorganisasian CSSD Panduan instrumen
Panduan Instrumen Non-logam
Panduan Peralatan Perawatan Pasien
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|4

Tabel 3. Standar Prosedur Operasional (SPO) di Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II
No Stndar Operasional Prosedur (SPO)
1 Pembuatan larutan enzymatic 22 Penggunaan mesin sealing
2 Pembuatan larutan desinfektan 23 Desinfeksi tingkat tinggi (dtt)
3 Pengiriman instrumen kotor dari 24 Labelling penggunaan humidifier
ruangan ke cssd
4 Pembersihan peralatan medis dari 25 Penggunaan ozoniser
bahan logam
5 Dekontaminasi instrumen infeksius 26 Pemeliharaan dan persiapan
dengan penyakit menular autoclave
6 Dekontaminasi instrumen pembersihan 27 Sterilisasi dengan autoclave
peralatan medis dari bahan non logam hirayama tipe hve-50
7 Pemakaian ulang (reuse) peralatan dan 28 Sterilisasi dengan autoclave silteks
material
8 Serah terima instrument 29 Sterilisasi dengan autoclave
hirayama tipe hl 42
9 Setting instrument 30 Penggunaan steri-vac
10 Pemberian indikator kimia intern 31 Pelipatan linen jas operasi
11 Pengujian fisik dan fungsi instrumen 32 Pelipatan linen duk lubang
12 packing alkes 33 Pelipatan linen duk kaki
13 Pelipatan linen duk besar, duk sedang, 34 Tata cara packing linen
dan duk alas
14 Pembuatan deppres 35 Penempelan instrumen pada
rekam medis
15 Pembuatan kassa kotak besar 36 Sterilisasi ruang penyimpanan
16 Pembuatan kassa kotak kecil 37 Pemantauan suhu dan
kelembaban ruang penyimpanan
17 Sterilisasi troli distribusi 38 Pengujian biologi
18 Pengelolaan pembekalan/instrumen 39 Pembuatan roll dan gaas dan
kadaluarsa tampon
19 Persiapan pemeriksaan mikrobiologi 40 Pengelolaan
pembekalan/instrumen kadaluarsa
20 Penyimpanan dan distribusi alkes 41 Sterilisasi dengan autoclave
menggunakan sistem first in first out tutnauer tipe 2540
(fifo)
21 Pelipatan jas operasi 42 Prosedur bekerja di CSSD
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|5

4. Sarana fisik instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II


No Fasilitas instalasi pusat sterilisasi Ada Tidak
Fasilitas non medik
1 Komputer √
2 Telepon √
3 Filling cabinet √
4 Meja √
5 Kursi √
6 Lemari √
7 Alat pelindung diri
Apron √
Masker √
Sarung tangan √
Topi √

Alat kaki khusus
8 Slink
9 Ember √
10 Baskom √
11 Tromol √
12 Keranjang √
13 Sealer √
14 Penguji ketajaman alat √
15 Bahan pengemas √
16 Alat pengering √
17 Alat pencuci (manual) √
18 Alat pemadam kebakaran √
19 Jam dinding √
20 Thermometer dan hygrometer √
21 Meja yang dilengkapi dengan kaca pembesar untuk √
kontrol linen
22 Tissue untuk lap tangan √
Pelatan medik
23 Mesin cuci √
24 Troli autoclave √
25 Mesin sterilisasi suhu rendah √
26 Mesin sterilisasi suhu tinggi √
27 Mesin decontaminator √
28 Troli pengangkut √
29 Lemari penyimpanan barang steril √
Bahan kimia
30 Detergen √
31 Desinfektan √
32 Larutan enzim √
33 Air deionisasi √
34 Kapas, kasa √
35 Bahan monitor √
36 Pembersih lantai. Sink, dinding ruang √
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|6

Alur pelayanan instalasi pusast sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II


Bagan 2. Alur pelayanan instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II

penerimaan, penitipan, penerimaan, penitipan,


Unit/ruangan peminjaman
peminjaman

Cek label & indikator


Pengecekan instrumen

Cek kondisi barang


packing, indikator, Id
sterilisasi
Sterilisasi
Pengelolaan instrumen,
alat kadaluwarsa, single
Cek indikator :
kemasan dan Id use/reuse
sterilisasi

Produksi Perbekalan (kasa dan


Instrumen, kasa dan linen linen)
pengelolaan

Keterangan
Merah : Ruang kotor, Kuning : Ruang bersih, Biru : Ruang steril
PEMBAHASAN (SPO) dan pedoman pelaksanaan instalasi pusat
A. Kondisi Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU sterilisasi yang dikeluarkan oleh rumah sakit.
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Dokumen-dokumen yang ada merupakan
Instalasi pusat sterilisasi atau Central program-program yang ada di instalasi pusat
Steril Suplay Departement (CSSD) merupakan sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
salah satu unit dibawah tangung jawab manajer Kota dan sudah menjadi standar pelayanan
layanan medik dan penunjang medik. instalasi pusat sterilisasi, dokumen ini
Berdasarkan pedoman instalasi pusat sterilisasi merupakan tolak ukur standar pelayanan yang
menurut KepMenkes No.40 tahun 2009 yang ada di instalasi pusat sterilisasi, dengan adanya
dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan pedoman, panduan dan SPO proses layanan
instalasi pusat sterilisasi oleh KARS tahun 2012, menjadi lebih terukur dan dapat dikendalikan
instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh kepala dan ditingkatkan mutu serta kualitasnya.
instalasi (dalam jabatan fungsional) dan Instalasi pusat sterilisasi berada didekat
bertanggung jawab langsung kepada wakil instalasi bedah sentral (IBS) dan berada diluar
direktur penunjang medik. Untuk RS swasta, lalu lintas utama RS, jarak antara instalasi pusat
struktur organisasi mengacu pada struktur sterilisasi dengan unit-unit lain yang
organisasi pemerintah untuk dapat memberikan membutuhkan bahan steril cukup jauh seperti
layanan yang baik dan memenuhi kebutuhan IGD, ruang rawat inap, instalasi rawat jalan, dan
barang steril RS. Hal ini sudah sesuai dengan loundry. Luas ruangan sekitar 12 meter2 yang
pedoman instalasi pusat sterilisasi di rumah terbagi menjadi beberapa bilik ruangan dan
sakit dimana instalasi pusat sterilisasi berada masih menjadi satu bangunan dengan instalasi
dibawah Wakil Direktur Penunjang Medik. bedah sentral (IBS). Luas ruangan belum sesuai
Namun, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pedoman yang ada, tidak ada ruang khusus
Unit II masih satu manajemen dengan RS PKU untuk dekontaminasi, ruang sterilisasi, ruang
Muhammadiyah Yogyakarta Kota dalam produksi, ruang administrasi. Hal ini
beberapa pengelolaan seperti Instalasi Pusat menyebabkan semua aktifitas di instalasi pusat
Sterilisasi, Fisioterapi, dan elektromedis. Hal ini sterilisasi dilakukan tanpa memperhatikan
berdampak terhadap beberapa permasalahan di prinsip-prinsip pada steiap ruangan.
level manajemen dan teknis instalasi pusat Fasilitas yang dimiliki instalasi pusat
sterilisasi. sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Jumlah SDM instalasi pusat sterulisasi Unit II masih belum sesuai dengan standar
saat ini berjumlah dua orang seperti yang ada di fasilitas RS kelas C, ada beberapa alat yang
tabel 4.1. Jumlah SDM yang terbatas seharusnya ada seperti penguji ketajaman alat,
mengakibatkan pelayanan instalasi pusat meja dengan kaca pembesar, mesin cuci
sterilisasi tidak maksimal. Berdasrkan observasi otomatis, mesin dekontaminator, mesin
peneliti, beban kerja staff instalasi melebihi sterilisasi suhu rendah atau Etylene Okside (EO)
kapasitas yang seharusnya, dengan dua orang dan alat pengukur tekanan udara. RS PKU
staff pekerjaan seperti dekontaminasi, setting, Muhammadiyah yogyakarta unit II saat ini
sterilisasi, semua dilakukan bersama-sama. dalam proses pengemabangan, instalasi pusat
Padahal dalam buku pedoman instalasi pusat sterilisasi telah disiapkan di bangunan baru
sterilisasi disebutkan kepala instalasi pusat dengan kapasitas yang cukup besar dengan
sterilisasi sekurang-kurangnya dibantu oleh ruang yang memadai.
beberapa sub bagaian dalam struktur organisasi Instalasi pusast sterilisasi RS PKU
seperti 1) Penaggungjawab administrasi, 2) Sub Muhammadiyah Yogyakarta Unit II memberikan
dekontaminasi, sterilisasi dan produksi, 3) Sub layanan sterilisasi pada semua unit yang
pengawasan mutu, pemeliharaan sarana membutuhkan bahan steril. instalasi-intsalasi
prasarana & peralatan, K3 dan Diklat, dan 4) yang membutuhkan perkakas steril meliputi:
Dan sub Distribusi. bangsal (Na’im, Firdaus, Zaitun, Wardah, ICU,
Berdasrkan hasil telusur dokumen Arroyan, dan Alkautsar), IGD, Home Care,
uraian tugas di instalasi pusat sterilisasi RS PKU Instalasi Bedah Central, dan Poli (Poli bedah,
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II telah kebidanan, gigi, kulit, mata, THT, dan VK).
diuraikan tugas persyaratan jabatan, tugas Adapun proses sterilisasi di instalasi
pokok, supervisi atas, wewenang, target kerja, pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah
dan kompetensi, namun dalam pelaksanaannya Yogyakarta Unit II terdiri dari: a) Proses
belum seluruhnya sesuai dengan apa yang pencucian, intrumen dibersikhkan dengan
tercantum dalam uraian tugas tersebut. cairan enzimatik melalui beberapa tahapan,
Dalam pelaksanaan pelayanan sehari- barang yang sudah dicuci kemudian
hari di instalasi pusat sterilisasi RS PKU dikeringkan. b) Pengemasan : bahan yang akan
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II dilakukan disterilkan dikemas menggunaan bahan-bahan
berdasarkan standar operasional prosedur tertentu seperti kertas, kain, dan film plastik, .
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|1

c) Sterilisasi : Proses sterilisasi dilakukan dengan tahun 2007 tentang saran dan prasarana
mesin autoclave pada suhu dan waktu yang rumah sakit kelas C. Berdasarkan pedoman
sudah ditetapkan. d) Penyimpanan : Proses tersebut instalasi pusat sterilisasi sekurang-
penyimpanan dilakukan di ruang penyimpanan kurangnya memiliki alat mesin sebagai
utama instalasi pusat sterilisasi dan ruang berikut : mesin steam (autoclave) 2 buah,
penyimpanan instalasi bedah sentral (IBS). mesin dryheat, mesin desinfektan washer,
Instrumen dan linen yang sudah di steril langsug set washer manual, mesin cuci handschoen,
di letakkan di ruang penyimpanan. mesin pengering selang, mesin etilen
B. Kendala pengembangan instalasi pusat oksida, dan ultrasonic washer.
sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Sedangkan yang tersedia di instalasi pusat
Unit II sterilisasi hanya mesin steam, dan mesin
1. Proses manajemen pengering saja. Kekurangan mesin-mesin
Pengembangan di instalasi pusat diatas berpengaruh langsung terhadap
sterilisasi tidak lepas dari proses proses layanan instalasi pusat sterilisasi,
manajemen yang ada didalamnya. Proses yang paling nampak adalah tidak
manajemen di isntalasi pusat sterilisasi dilakukannya sterilisasi suhu rendah pada
(perencanaan, pengorganisasian, beberapa instrumen berbahan pelastik.
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi)
berjalan belum efekteif. Hal ini dikarenakan KESIMPULAN
oleh faktor internal : jumlah SDM, kuantitas 1. Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi
alat/mesin, dan fasilitas ruangan, dan faktor belum memiliki pengelolaan yang sesuai dengan
external : kebijakan dari top manajer, pedoaman. Jumlah SDM belum sesuai dengan
birokrasi rumah sakit, dan manajemen yang beban kerja sedangkan sercara kompetensi
masih satu bagian dengan RS PKU semua staff pernah mendapat pelatihan
Yohyakarta Kota. instalasi pusat sterilisasi.
2. Pelaksanaan pelayanan sehari-hari di instalasi
2. Kuantitas SDM pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah
Jumlah SDM yang ada di instalasi Yogyakarta Unit II dilakukan berdasarkan
pusat sterilisasi saat ini hanya dua orang standar operasional prosedur dan pedoman
yang terdiri dari satu staff dan penanggung pelaksanaan instalasi pusat sterilisasi yang
jawab instalasi pusat sterilisasi, sedangkan dikeluarkan oleh rumah sakit.
supervisor instalasi secara fungsional ada di 3. Sarana fisik yang dimiliki instalasi puast
RS PKU Muhammadiyah Kota. Berdasarkan sterilisasi saat ini masih belum sesuai dengan
assasement kebutuhan jumlah SDM di pedoman instalasi pusat sterilisasi, namun RS
instalasi pusat sterilisasi berdasrkan beban sedang membangun fasilitas instalasi pusat
kerja, kebutuhan staff di instalasi tersebut sterilisasi berdasrkan pedoman dan akan
sekitar 10 orang. beroperasi pada pertengahan tahun.
3. Manajemen rumah sakit 4. Pelayanan instlasi pusat sterilisasi meliputi:
RS KPU Muhammadiyah Yogyakarta penerimaan barang, dekontaminasi (pencucian,
unit II masih tergolong rumah sakit baru pengeringan, pengesetan/setting) sterilisasi
dan dalam proses standarisasi melalu (linen dan instrumen), penyimpanan, dan
akreditasi rumah sakit. Proses manajemen penyerahan kembali.
rumah sakit masih satu dengan RS PKU 5. Proses manajemen di instalasi pusat sterilisasi
Muhammadiyah Yogyakarta Kota dalam terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan,
beberapa aspek seperti pengambilan dan evaluasi. Hambatan dalam proses
keputusan, keuangan, dan beberapa unit manajemen di instalasi pusat sterilisasi
yang masih satu supervisor. Salah satu disebabkan oleh: a) Kurangnya SDM instalasi
unit/instalasi yang masih satu supervisor pusat sterilisasi, b) Kurangnya fasilitas terutama
dengan PKU Muhammadiyah Yogyakarta alat sterilisasi suhu rendah dan ruangan yang
Kota adalah instalasi pusat sterilisasi. tidak sesuai, c) Manajemen RS masih
4. Ketersediaan alat dan mesin-mesin bergantung pada RS PKU Muhammadiyah
otomatis Yogyakarta Kota.
Secara teori instalasi pusat sterilisasi SARAN
harus memiliki beberapa perlatan standar 1. Manajemen RS PKU Muhammadiyah
yang tertuang dalam pedoman instalasi Yogyakarta Unit II harus lebih memperhatikan
pusat sterilisasi yang dikeluarkan oleh proses yang ada di instalasi pusat sterilisasi,
Depkes RI tahun 2009 dan Kepmenkes RI kurangnya dukungan RS berdampak terhadap
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|2

pengelolaan instalasi pusat sterilisasi yang


belum sesuai dengan standar.
2. Rumah Sakit perlu mempertimbangkan
penambahan jumlah staff di instalasi pusat
sterilisasi, penambahan jumlah staff sebaiknya
dipilih berdasrkan kompetensi yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Menteri Kesehatan. (2004). Persayaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit . Jakarta :
Menteri Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 44
Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit, 8 Juli 2009,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 4301, Jakarta
3. Adisasmito. (2008). Kesiapan rumah Sakit Dalam
Menghadapi Globallisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
4. Edwards, J.R.B. (2009). NATIONAL Healthcare
Safety Network (NHSN) Report: Data Summary
For 2006 Through 2008, Issued December 2009.
American Journal Of Infection Control, 785-805.
5. Wijayanti, D. (2013). Survailans Hais : Kejadian
infeksi Saluran Kemih (ISK) di RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Skripsi Prodi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 67-70.
6. Abdullah, K. Sidin, A.I, & Andi, Pasinringi. (2014).
Hubungan Pengetahuan Dan Supervisi Dengan
Kinerja Pencegahan Infeksi Nasokomial Di Rsud
Haji Makasar. 11-15.
7. Jabbari, H. A. (2012). Developing The Use Of
Quality Indicators In Sterilization Practices.
Iranian Journal of Public Health, 120-145.
8. Hardiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian
Kualitatif Untuk Ilmu ilmu sosial. Jakarta Selatan
: Salemba Humanika.
9. Aditama, T. Y. (2003). Manajemen Administrasi
Rumah Sakit . Jakarta : Universitas Indonesia.
10. Rutala, W. A. (2007). How to Assess Risk of
Disease Transmission to Patients When There Is a
Failure to Follow Recommended Disinfection and
Sterilization Guidelines. Chicagi Journals, 146-155

You might also like