Professional Documents
Culture Documents
The Association Between Intake of Energy, Proteinandphysical Activitywith Nutritional Status of Elderly People
The Association Between Intake of Energy, Proteinandphysical Activitywith Nutritional Status of Elderly People
Agung Prasetya Adyana Yoga | The Association Between Intake of Energy, Protein and Physical Activity
with Nutritional Status of Elderly People Living in Nursing House
[ ARTIKEL REVIEW ]
Abstract
Becoming old is a natural processthat will be experienced by every individual. Adequate food intake and
good physical activity are required pearson to maintain stable nutritional status. Factor that affect to
nutritional status are energy intake, protein and physical activity. Oral health status and dietary intake
contribute to nutritional status in elderly. Missing teeth cause chewing disorder that reduces quality and
quantity of food intake, which finally makes the elderly have underweight nutritional status. The eldederly
who live in elderly home-care usually has worse economic condition because there is no family who can take
care of them anymore. The elderly often experience malnutrition that will influence their health status.
Malnutrition in the elderly needs to be detected as early as possible, thus improvement can also be done as
soon as possible. One way that is able to measure elderly nutritional status, nutritional food intake and
physical activity in quick and eficient way is antropometri, semiquantitative food frequency questionaire and
24 hours physical activity.
Abstrak
Proses menua merupakanproses alamiah yang akan dialami oleh setiap individu.Asupan makanan yang
cukup dan aktivitas fisik yang baik dibutuhkan seseorang untuk menjaga status gizi yang baik.Beberapa
faktor yang mempengaruhi status gizi diantaranya asupan energi, protein dan aktivitas fisik.Status
kesehatan mulut dan asupan makanan berkontribusi terhadap status gizi lansia.Kehilangan gigi
menyebabkan gangguan pengunyahan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas asupan makanan yang
pada akhirnya menyebabkan lansia berstatus gizi rendah. Lansia yang tinggal di panti biasanya memiliki
kondisi ekonomi yang kurang baik karena sudah tidak ada keluarga yang mengurus mereka. Pada masa
lansia sering terjadi kurang gizi yang dapat berpengaruh terhadap status kesehatan mereka. Lansia perlu
dideteksi status gizi secara dini agar dapat dilakukan perbaikan secepat mungkin. Alat yang dapat digunakan
untuk mengukur status gizi lansia, asupan makanan dan aktivitas fisik lansia yaitu dengan antropometri,
kuesioner semikuantitatif frekuensi makanan, dan 24 jam recall aktivitas fisik.
...
Korespondensi : M. Agung Prasetya Adyana Yoga | alamatemailAgung_paypay@yahoo.com
Pendahuluan
Masalah gizi yang terjadi pada Berdasarkan data tersebut, masalah
lansiadapat berupa gizi kurang atau gizi yang sering terjadi pada lansia
gizi lebih. Persentase penduduk lansia adalah gizi kurang dan berat badan
di indonesia yang berada di perkotaan kurang. Hal ini terlihat dari persentase
dalam keadaan kurang gizi adalah masalah gizi kurang dan berat badan
3,4% dan berat badan kurang 28,3%, kurang lebih besar dari pada masalah
berat badan lebih 6,7%, obesitas 3,4% obesitas dan berat badan lebih pada
dan berat badan ideal 42,4%. lansia23. Masalah kurang gizi pada
tidak ada waktu luang untuk lansia energi yang dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas pada tahun 1992. beraktivitas menurun dari pada
Berjalan adalah aktivitas fisik yang metabolisme basal. Berdasarkan
sering dilakukan oleh lansia. Lansia penelitian yang dilakukan di Panti
lebih menyukai aktivitas fisik dengan Wredha Pucang Gading Semarang
intensitas rendah seperti berjalan, Selatan pada tahun 2004, asupan
berkebun dan aerobik1. energi lansia yang tinggal di panti
Lansia wanita khususnya menghindari lebih rendah dibandingkan lansia yang
inaktivitas fisik karena lebih tinggi tinggal di rumah karena di panti para
terjadi kehilangan massa otot dan lansia memilikiaktivitas fisik yang
kekuatan otot daripada pria serta terbatas12.
lansia wanita memiliki kemampuan IMT (Indeks Massa Tubuh) merupakan
yang kurang dalam meningkatkan salah satu indeks penilaian status gizi
massa otot setelah latihan21. Pada sederhana yang berkaitan dengan
lansia yang sehat, inaktivitas fisik kekurangan dan kelebihan berat
meningkatkan risiko berkembangnya badan16.Semakin besar nilai IMT
penyakit kardiovas-kular, seseorang maka semakin tinggi
osteoporosis, kehilangan massa otot, tingkat kelebihan berat badannya.
dan meningkatnya risiko terjadinya Teori tersebut mendukung hasil
diabetes mellitus tipe 215.Peningkatan penelitian yang dilakukan Hilda
lemak tubuh meningkatkan beban menunjukan terdapat perbedaan IMT
massa otot yang berkontribusi yang bermakna antara kedua
terhadap resistensi insulin dan kelompok subjek dengan (p=0,004).
kegagalan perbaikan protein otot5. Rerata IMT yang tidak mengikuti
Kedua nutrisi tersebut dan latihan senam bugar lansia lebih besar 3,27
berperan penting dalam menjaga dari pada kelompok yang mengikuti
keseimbangan massa otot dan fungsi senam bugar lansia31. Penelitian yang
otot pada semua kelompk umur, dilakukan Oktariyani tahun 2012
kedua jenis kelamin.Aktivitas fisik mendukung hasil penelitian yang
umumnya memerlukan asupan energi dilakukan Hilda bahwa masalah gizi
yang cukup dalam bentuk yang lebih besar ditemukan di Panti
makronutrien yang disesuaikan Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 01
dengan derajat aktivitas fisik22. dan 03 Jakarta Timur adalah masalah
Asupan diet rendah protein dengan gizi kurang (33,6%) dibandingkan
asupan energi yang adekuat dengan masalah gizi lebih (16,1%). Hal
menyebabkan kehilangan massa otot3 ini menunjukan bahwa sebagian besar
dan kebutuhan protein yang tinggi kelompok yang tidak mengikuti senam
dianjurkan untuk lansia yang sehat4. bugar lansia memiliki status gizi
Beberapa asam amino esensial gemuk32.
memberikan manfaat yang penting Penilaian status gizi lansia diukur
untuk sintesis protein dan dengan antropometri atau ukuran
3
menurunkan risiko kerusakan otot . tubuh yaitu tinggi badan dan berat
Metode yang digunakan untuk badan. Antropometri merupakan
mengukur aktivitas fisik lansia dalam serangkaian teknik pengukuran
penelitian dengan menggunakan dimensi kerangka tubuh manusia
recalldan pemberian kuesioner.Pada secara kuantitatif. Pengukuran tinggi