You are on page 1of 14

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441

Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN “FUN & FULL DAY SCHOOL” UNTUK


MENINGKATKAN RELIGIUSITAS PESERTA DIDIK DI SDIT AL ISLAM KUDUS

Ida Nurhayati Setiyarini1


Sutarno Joyoatmojo2
Sunardi3

1
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
2
Dosen Pembimbing I Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
3
Dosen Pembimbing II Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS

e-mail : ida.nurhayati71@yahoo.co.id

ABSTRACT
Education expected to increase youngsters quality in many aspects to lessen and
or decrease the cause of cultural and national character problem, whilst
religion, act as barrier, to decide which is good or bad, before they act. That is
why the need of education combined with religious belief to increase students
religious understanding to prevent youngsters wrong doings. This study is to
describe planning, implementation, evaluation, problem identification, and
solution in deal with implementation problems of "fun & full day school" system
to increase students' religious belief in SDIT Al Islam Kudus.
This is a qualitative descriptive study. Data were taken from informans, place
and events, and documents. The informans are headmaster himself, teachers
and students in SDIT Al Islam Kudus. Place and events of implementation of the
"fun & full day school" learning process is SDIT Al Islam Kudus. Documents for
data sources were photos, files, or papers related with lessons in SDIT Al Islam
Kudus. According to source, the data from field observation, data from lesson
plans and data collecting technique using triangulation were combination of
interviews, observations and documentations.
From the study, the conlusions are, 1) SDIT Al Islam Kudus has well planned
their lessons by developing and managing the lessons in "fun & full day school"
with teachers' planning according Dick, Carey and Carey's model. 2)
Implementation of integrated and balanced lesson in "fun & full day school" has
ran well in purpose to create religious generations 3) Evaluations in the "fun &
full day school" to students' increase religious belief have been using varied
assesment techniques and methods. 4). Problems of "fun & full day school"
system was from two sources, they are students and teachers.

Keywords: Fun and Full day School system, students' religious belief

PENDAHULUAN dalam berbagai berita di media


Persoalan budaya dan karakter cetak atau media elektronik.
bangsa kini menjadi sorotan tajam Masyarakat selalu disuguhi berita
masyarakat. Sorotan itu mengenai tentang korupsi, kekerasan, tawuran
berbagai aspek kehidupan, tertuang antar pelajar atau antar kampung,

1
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

kejahatan seksual, kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,


konsumtif, dan kehidupan politik diperlukan adanya pendidikan yang
yang tidak produktif. Berbagai dipadukan dengan agama untuk
alternatif penyelesaian diajukan peningkatan religiusitas peserta
seperti peraturan, undang-undang, didik dalam upaya mencegah
peningkatan upaya pelaksanaan, perilaku menyimpang para generasi
dan penerapan hukum yang lebih muda.
kuat. Namun demikian, untuk
Alternatif lain yang banyak memadukan materi pelajaran umum
dikemukakan untuk mengatasi, yang sudah ditetapkan negara
paling tidak mengurangi masalah dengan materi pelajaran agama
budaya dan karakter bangsa yang sebagai penguatnya, tentu
dibicarakan adalah pendidikan dan membutuhkan waktu yang lebih
agama. Pendidikan dianggap panjang dibanding sekolah-sekolah
alternatif yang bersifat preventif umum yang lain. Sehingga sekolah-
karena pendidikan membangun sekolah yang sejenis ini akan
generasi baru bangsa yang lebih menambah waktu belajar bagi
baik. Sebagai alternatif yang bersifat peserta didiknya. Dengan waktu
preventif, pendidikan diharapkan belajar yang lebih panjang ini tentu
dapat mengembangkan kualitas beresiko menimbulkan kejenuhan
generasi muda dalam berbagai bagi peserta didik. Dengan
aspek yang dapat memperkecil dan demikian, sekolah harus pandai-
mengurangi penyebab berbagai pandai menciptakan metode
masalah budaya dan karakter pembelajaran yang menyenangkan
bangsa, sedangkan agama, dijadikan agar peserta didik tetap termotivasi
sebagai tameng, penentu baik dan mampu menerima materi
buruk, sebelum para generasi muda pelajaran dengan baik sehingga
bertindak. Memang diakui bahwa prestasi belajar mereka maksimal.
hasil dari pendidikan akan terlihat Agar pendidikan agama Islam
dampaknya dalam waktu yang tidak yang diterima anak dapat
segera, tetapi memiliki daya tahan menyenangkan hati dan nyaman
yang lama dan dampak yang kuat di (baik pendidikan di lingkungan

232
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

keluarga, masyarakat maupun prestasi-prestasi di bidang


sekolah), maka salah satu bentuk keagamaan.
pendekatannya adalah mewujud kan Berpijak pada fenomena di
pendidikan agama yang atas, penulis tertarik untuk
menyenangkan bagi anak-anak. mengkaji lebih lanjut ke dalam
Yang menjadi persoalan: bagaimana penelitian yang berjudul ”Penerapan
mewujudkan pendidikan Islam yang sistem Pembelajaran Fun & Full Day
menyenangkan? Terkait dengan School untuk Meningkatkan
masalah tersebut, maka diperlukan Religiusitas Peserta Didik di SDIT Al
adanya sekolah yang mengajarkan Islam Kudus”.
agama Islam yang dapat Dalam sebuah sistem terdapat
meningkatkan religiusitas peserta bagian-bagian yang saling
didik untuk meminimalisasikan berhubungan dan bekerja bersama-
tingkah laku yang tidak baik. sama dalam mencapai tujuan yang
Salah satu sekolah yang ditentukan. Seperti yang
berorientasi memadukan diungkapkan Dick, Carey and Carey
pendidikan umum dan agama di (2009: 2) , “A system is technically a
Kabupaten Kudus adalah Sekolah set of interrelated parts, all a which
Dasar Islam Terpadu Al Islam work together toward a defined
Kudus. SDIT Al Islam Kudus ini goal”. (Sebuah sistem merupakan
berdiri sejak tahun 2001. Baru cara berhubungan dari masing-
menginjak pada tahun ketiga belas. masing bagian, bekerja secara
Namun demikian, sekolah ini sudah bersama-sama dalam mencapai
menjadi sekolah favorit yang tujuan).
menjadi tujuan para orang tua Reigeluth (1999: 144)
untuk menyekolahkan anaknya menyebutkan bahwa learning is
karena dianggap mampu knowledge contruction, is based on
meningkatkan religiusitas peserta the idea that learning occurs when a
didik. Hal tersebut dapat dilihat learner actively constructs a
bukan hanya melalui perilaku para knowledge representation in working
peserta didik namun juga dari memory. (Belajar merupakan proses
pembentukan ilmu pengetahuan,

233
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

prinsip ini didasari pada sebuah berbagai langkah yang antisipatif


pemikiran bahwa belajar terjadi guna memperkecil kesenjangan
ketika seorang pembelajar secara yang terjadi sehingga kegiatan
aktif melakukan pembentukan/ tersebut mencapai tujuan yang telah
membangun ilmu pengetahuan baru ditetapkan (Uno, 2006: 2).
pada memori). Sementara itu, yang dimaksud
Menurut Dick, Carey and pembelajaran memiliki hakikat
Carey (2009: 2), “The instruction perencanaan atau perancangan
process has focused upon the (desain) sebagai upaya untuk
interactive component of the process, membelajarkan siswa. Itulah
namely, the time instructors and sebabnya dalam belajar, siswa tidak
learneds comes together whit the hanya berinteraksi dengan guru
hope that learning will occur.” sebagai salah satu sumber belajar,
(Proses pembelajaran terfokus pada tetapi mungkin berinteraksi dengan
proses interaksi antara komponen- keseluruhan sumber belajar yang
komponen pembelajar, memberikan dipakai untuk mencapai tujuan
pemaknaan secara bersama-sama pembelajaran yang diinginkan.
antara guru dan siswa dengan Berbicara tentang
harapan akan dapat mencapai hasil perencanaan pembelajaaran tidak
yang optimal). akan lepas dari pengembangan
Berdasarkan uraian tersebut instruksional. Pengembangan
dapat disimpulkan bahwa sekolah instruksional terdiri dari
memerlukan sistem pembelajaran seperangkat kegiatan yang meliputi
yang tepat untuk mencapai hasil perencanaan, pengembangan, dan
yang maksimal. Oleh karena itu evaluasi terhadap sistem
perlu adanya perencanaan yang instruksional yang sedang
matang agar semua dapat berjalan dikembangkan.. Pengembangan
dengan lancar. instruksional adalah teknik
Perencanaan adalah suatu pengelolaan dalam mencari
cara yang memuaskan untuk pemecahan masalah-masalah
membuat kegiatan dapat berjalan instruksional atau, setidak-tidaknya,
dengan baik, disertai dengan dalam mengoptimalkan

234
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

pemanfaatan sumber belajar yang Oleh karena itu, untuk


ada untuk memperbaiki pendidikan. menghadirkan pembelajaran yang
Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan (fun) diperlukan
sering digunakan adalah model adanya pendekatan, model, dan
pembelajaran Dick, Carey, and metode yang sesuai dengan
Carey yang terkenal dengan 10 karakteristik peserta didik.
langkah-langkanya, yaitu: Peraturan Pemerintah RI
1) Mengidentifikasi tujuan Nomor 19 Tahun 2005 tentang
pembelajaran Standar Nasional Pendidikan Pasal
2) Melakukan analisis instruksional 19 ayat 1 menyebutkan, “proses
3) Analisis Peserta Didik dan pembelajaran pada satuan
Konteks pendidikan diselenggara-kan secara
4) Merumuskan tujuan interaktif, inspiratif, menyenangkan,
pembelajaran khusus menantang, memotivasi peserta
5) Mengembangkan instrument didik untuk berpartisipasi aktif,
penelitian serta memberikan ruang yang cukup
6) Mengembangkan strategi bagi prakarsa, kreatifitas, dan
pembelajaran kemandirian sesuai bakat, minat,
7) Penggunaan Bahan Ajar dan perkembangan fisik, serta
8) Merancang dan mengembangkan psikologi bagi peserta didik”. Hal
evaluasi formatif inilah yang mendasari adanya model
9) Melakukan revisi terhadap pembelajaran PAKEM yang
program pembelajaran diselenggarakan di sekolah-sekolah
10) Merancang dan dasar.
mengembangkan evaluasi Pembelajaran PAKEM adalah
sumatif proses pembelajaran yang
Peter Kline, penulis buku The menekankan pada Pembelajaran
Everyday Genius, mengatakan Aktif (active learning), Kreatif
bahwa Learning is most effective (creative learning), Efektif (effective
when it’s fun’. ( Belajar akan efektif learning), dan Menyenangkan (fun
jika seseorang dalam keadaan learning). Disebut demikian karena
senang) (Mulyono, 2010: 181-182). pembelajaran ini dirancang agar

235
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

mengaktifkan peserta didik, dinamis, seperti: mendengar dan


mengembangkan kreativitas berbicara, melihat dan membaca,
sehingga proses pembelajaran bahkan melakukan peragaan atau
efektif dalam suasana melakukan suatu aktifitas. Interaksi
menyenangkan. PAKEM merupakan antara guru dan peserta didik
model pembelajaran dan menjadi terjadi dengan komunikasi
pedoman dalam bertindak untuk multiarah, bahkan terjadi proses
mencapai tujuan yang telah interaksi antara peserta didik
ditetapkan (Rusman, 2010: 322). dengan peserta didik lainnya. Surya
Dengan pelaksanaan pembelajaran (2004: 77-79) mengemukakan
PAKEM,diharapkan berkembangnya pengajaran akan bersifat efektif jika
berbagai macam inovasi kegiatan (1) berpusat kepada peserta didik
pembelajaran untuk mencapai yang aktif, bukan hanya guru; (2)
tujuan pembelajaran yang terjadi interaksi edukatif di antara
partisipatif, aktif, kreatif, efektif, guru dengan peserta didik; (3)
dan menyenangkan. Pembelajaran berkembang suasana demokratis; (4)
tersebut juga dikenal dengan nama metode mengajar bervariasi; (5)
Pembelajaran Kontekstual gurunya profesional; (6) apa yang
(Contextual Teaching and Learning). dipelajari bermakna bagi peserta
Namun demikian jika dicermati didik; (7) lingkungan belajar
dalam modul-modul pelatihan kondusif serta (8) sarana dan
PAKEM, landasan-landasan teori prasarana belajar sangat
yang digunakan di dalamnya pada menunjang.
hakekatnya adalah mengambil dari PAKEM berasal dari konsep
teori-teori tentang active learning bahwa pembelajaran harus berpusat
atau pembelajaran aktif. Dalam arti pada anak (student centrered
bahwa kegiatan belajar di sekolah learning) dan pembelajaran harus
seharusnya tidak membuat peserta bersifat menyenangkan (learning is
didik bosan atau tertidur. fun), agar mereka termotivasi untuk
Seharusnya proses belajar itu terus belajar sendiri tanpa
membuat peserta didik aktif, diperintah dan agar mereka tidak
menyenangkan/mengasyikan,

236
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

merasa terbebani atau takut. mencapai tujuan pembelajaran yaitu


(Rusman, 2010: 321). tercapainya kompetensi peserta
Berdasarkan uraian tersebut, didik. Pembelajaran menyenang kan
dapat dikatakan bahwa guru dapat adalah kegiatan belajar yang
berfungsi sebagai fasilitator, menarik, menantang, meningkat kan
motivator, dan pencipta suasana motivasi peserta didik,
yang aktif, kreatif, efektif dan juga mendapatkan pengalaman secara
menyenangkan. Guru aktif langsung, meningkatkan
memantau kegiatan belajar peserta kemampuan berpikir kritis dan
didik, memberi umpan balik, pemecahan masalah, serta tidak
mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik takut.
menantang, mempertanya-kan Peserta didik senang belajar berarti
gagasan peserta didik. Jika kondisi mengkondisikan peserta didik
ini terjadi, maka peserta didik akan untuk berani mencoba/ berbuat,
bisa menjadi aktif. Artinya, peserta berani bertanya, berani
didik dapat secara aktif membangun mengemukakan pendapat/ gagasan,
konsep, bertanya, bekerja, terlibat, berani mempertanyakan gagasan
dan berpartisipasi, menemukan dan orang lain, sebagaimana empat pilar
memecahkan masalah, pendidikan yang dicanangkan
mengemukakan gagasan dan UNESCO.
mempertanyakan gagasan. Di Full day school sendiri
samping itu, guru harus kreatif, merupakan satu istilah dari proses
artinya guru dapat mengembangkan pembelajaran yang dilaksanakan
kegiatan yang menarik dan secara penuh, aktifitas anak lebih
beragam, membuat alat bantu banyak dilakukan di sekolah dari
belajar, memanfaatkan lingkungan, pada di rumah. Meskipun begitu,
mengelola kelas dan sumber belajar proses pembelajaran yang lebih
untuk mencapai hasil belajar yang lama di sekolah tidak hanya
diinginkan. Guru harus berlangsung di dalam kelas, karena
mengembangkan suatu proses konsep awal dibentuknya sistem full
pembelajaran yang efektif, yaitu day school ini bukan menambah
pembelajaran yang dilakukan untuk materi ajar dan jam pelajaran yang

237
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

sudah ditetapkan oleh Depdiknas their young children, as well as the


seperti yang ada dalam kurikulum belief by some that all-day
tersebut, melainkan tambahan jam programs better prepare children
sekolah digunakan untuk pengayaan for school”.
materi ajar yang disampaikan (Dalam pertumbuhannya program
dengan metode pembelajaran yang sehari penuh diakibatkan oleh
kreatif dan menyenangkan untuk beberapa factor, di dalamnya
menambah wawasan dan banyak orang tua tunggal dan orang
memperdalam ilmu pengetahuan, tua yang keduanya bekerja yang
menyelesaikan tugas dengan membutuhkan program sehari
bimbingan guru, pembinaan mental, penuh untuk anak mereka, di
jiwa dan moral anak. Dengan kata samping ada sebagian yang percaya
lain konsep dasar dari full day bahwa program sehari penuh
school ini adalah integrated merupakan program sekolah yang
curriculum dan integrated activity. dapat mempersiapkan anak-anak
Penerapan full day school lebih baik).
merupakan alternatif dari revolusi Sehudin (2005: 17) kembali
pendidikan terhadap masalalah- mengatakan bahwa garis-garis besar
masalah yang ada dan terjadi pada program full day school adalah
siswa. Sebagai solusi alternatif sebagai berikut:
pelaksanaan full day school 1) Membentuk sikap yang Islami
ditunjang dengan berbagai alasan a) Pembentukan sikap yang Islami
yang patut dipertimbangkan dalam (1) Pengetahuan dasar tentang
pendidikan siswa. Seperti yang Iman, Islam dan Ihsan.
dikemukakan oleh Clark (2001: 1) (2) Pengetahuan dasar tentang
yaitu: akhlak terpuji dan tercela.
“The growing number of all-day (3) Kecintaan kepada Allah dan
programs is the result of a number Rosulnya
of factors, including the greater (4) Kebanggaan kepada Islam
numbers of single-parent and dual- dan semangat
income families in the workforce memperjuangkan
who need all-day programming for b) Pembiasaan berbudaya Islam
238
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

(1) Gemar beribadah Selain itu pembelajaran tersebut


(2) Gemar belajar juga dilaksanakan secara penuh (full
(3) Disiplin day school), aktifitas anak lebih
(4) Kreatif banyak dilakukan di sekolah dari
(5) Mandiri pada di rumah. Meskipun begitu,
(6) Hidup bersih dan sehat proses pembelajaran yang lebih
(7) Adab-adab Islam. lama di sekolah tidak hanya
2) Penguasaan Pengetahuan dan berlangsung di dalam kelas, karena
Ketrampilan konsep awal dibentuknya sistem full
a) Pengetahuan materi-materi day school ini bukan menambah
pokok program pendidikan materi ajar dan jam pelajaran yang
b) Mengetahui dan terampil sudah ditetapkan oleh Depdiknas
dalam beribadah sehari-hari. seperti yang ada dalam kurikulum
c) Mengetahui dan terampil baca tersebut, melainkan tambahan jam
dan tulis Al qur'an. sekolah digunakan untuk pengayaan
d) Memahami secara sederhana materi ajar yang disampaikan
isi kandungan amaliyah dengan metode pembelajaran yang
sehari-hari. kreatif dan menyenangkan untuk
Berdasarkan uraian tersebut menambah wawasan dan
di atas, dapat disimpulkan bahwa memperdalam ilmu pengetahuan,
sistem pembelajaran fun & full day menyelesaikan tugas dengan
school adalah keterkaitan antara bimbingan guru, pembinaan mental,
unsur-unsur dalam pembelajaran jiwa dan moral anak. Dengan kata
seperti lingkungan tempat belajar, lain konsep dasar dari sistem full
metode, strategi, teknologi, dan day school ini adalah integrated
media agar terjadi tindak belajar curriculum dan integrated activity
yang menekankan pada dalam upaya meningkatkan
pembelajaran aktif (active learning), religiusitas peserta didik. Sehingga
kreatif (creative learning), efektif dalam penerapan kurikulum yang
(effective learning), dan digunakan terdapat perpaduan
menyenangkan (fun learning) dalam antara pelajaran umum yang
mencapai tujuan yang ditentukan. ditetapkan pemerintah dan

239
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

pelajaran tambahan yang bertujuan gagasan peserta didik. Jika kondisi


untuk mewujudkan apa yang ini terjadi, maka peserta didik akan
menjadi visi dan misi sekolah. bisa menjadi aktif. Artinya, peserta
Dapat dikatakan bahwa didik dapat secara aktif membangun
sistem pembelajaran fun & full day konsep, bertanya, bekerja, terlibat,
school adalah sebuah sistem yang dan berpartisipasi, menemukan dan
dilakukan secara sadar untuk memecahkan masalah,
mengatur adanya tindak belajar mengemukakan gagasan dan
yang direncanakan, dilaksanakan, mempertanyakan gagasan. Di
dan dievaluasi dengan cara yang samping itu, guru harus kreatif,
menyenangkan sehingga peserta artinya guru dapat mengembangkan
didik tidak merasa takut dan bosan kegiatan yang menarik dan
walau mereka belajar seharian. beragam, membuat alat bantu
Semua itu dapat tercapai dengan belajar, memanfaatkan lingkungan,
menerapkan pendekatan, model, mengelola kelas dan sumber belajar
dan metode yang tepat sehingga untuk mencapai hasil belajar yang
pembelajaran itu menjadi diinginkan. Guru harus
pembelajaran yang aktif, kreatif, mengembangkan suatu proses
efektif, dan menyenangkan sehingga pembelajaran yang efektif, yaitu
membuat peserta didik dinamis, pembelajaran yang dilakukan untuk
seperti: mendengar dan berbicara, mencapai tujuan pembelajaran yaitu
melihat dan membaca, bahkan tercapainya kompetensi peserta
melakukan peragaan atau didik. Pembelajaran menyenangkan
melakukan aktifitas. Oleh karena adalah kegiatan belajar yang
itu, guru harus dapat berperan menarik, menantang, meningkat kan
sebagai fasilitator, motivator, dan motivasi peserta didik,
pencipta suasana yang aktif, kreatif, mendapatkan pengalaman secara
efektif, dan menyenang kan. Guru langsung, meningkatkan
aktif memantau kegiatan belajar kemampuan berpikir kritis dan
peserta didik, memberi umpan pemecahan masalah, serta tidak
balik, mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik takut.
menantang, mempertanyakan Peserta didik senang belajar berarti

240
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

mengkondisikan peserta didik (Evaluasi, sebagaimana kita lihat


untuk berani mencoba/ berbuat, adalah pengumpulan bukti secara
berani bertanya, berani sistematis untuk menetapkan
mengemukakan pendapat/ gagasan, apakah dalam kenyataannya terjadi
berani mempertanyakan gagasan perubahan dalam diri siswa dan
orang lain. Hal tersebut dapat menetapkan sejauh mana tingkat
terwujud melalui penerapan model perubahan pada diri setiap siswa).
pembelajaran SAVI (Somatic, Depdiknas (2003: 6)
Auditori, Visual, dan Intelektual). mengemukakan lima tujuan evaluasi
Pengertian religiusitas adalah pembelajaran, yaitu untuk: (1)
seberapa jauh pengetahuan, melihat produktifitas dan efektifitas
seberapa kokoh keyakinan, seberapa kegiatan belajar mengajar, (2)
pelaksanaan ibadah dan kaidah, memperbaiki dan menyempurnakan
serta seberapa dalam pengahayatan kegiatan guru, (3) memperbaiki,
atas agama yang dianutnya. Bagi menyempurna kan, dan
seorang muslim, religiusitas dapat mengembangkan program belajar
diketahui dari seberapa jauh mengajar, (4) mengetahui kesulitan-
pengetahuan, keyakinan, kesulitan yang dihadapi siswa
pelaksanaan dan penghayatan atas selama kegiatan belajar dan mencari
agama Islam. jalan keluarnya,(5) menempatkan
Berkaitan dengan evaluasi, siswa dalam situasi belajar
Bloom et al. dalam Daryanto (1997: mengajar yang tepat sesuai dengan
1) menjelaskan, kemampuannya.
“Evaluation, as we see it, is the Arifin (2012: 34-37)
systematic collection of evidence to mengatakan bahwa penilaian proses
determine whether in fact certain dan hasil belajar dibagi menjadi
changes are taking place in the empat jenis, yaitu:
learners as well as to determine the 1) Penilaian Formatif (Formative
amount or degree of change in Assessment)
individual student”. 2) Penilaian Sumatif (Sumative
Assessment)

241
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

3) Penilaian Penempatan (Plecement langsung di lapangan, dan data yang


Assessment) diperoleh melalui dokumen
4) Penilaian Diagnostik (Diagnostic perencanaan pembelajaran, dan
Assessment) berdasarkan teknik pengumpulan
Teknik penilaian menurut data menggunakan triangulasi yang
Departemen Pendidikan dan merupakan gabungan dari
Kebudayaan (2007: 7-8) meliputi: wawancara, observasi, dan
1) Penilaian Unjuk Kerja dokumentasi.
2) Penilaian Tertulis
3) Penilian Proyek HASIL PENELITIAN DAN
4) Penilaian Produk PEMBAHASAN
5) Penilaian Portofolio Dalam pelaksanaan full day school,
6) Penilaian Diri sekolah mengadakan penyesuaian
program-program akademik seperti:
METODE PENELITIAN pengaturan jadwal mata pelajaran,
Jenis penelitian ini adalah strategi pembelajaran, sarana dan
deskriptif kualitatif. Sumber data prasarana yang memadai serta
diperoleh dari informan, tempat dan pendalaman materi adalah yang
peristiwa, dan dokumen. Informan paling utama. Berdasarkan hasil
adalah kepala sekolah, guru dan wawancara, hasil analisis dokumen,
siswa di lingkungan SDIT Al Islam dan hasil observasi yang peneliti
Kudus. Tempat dan peristiwa Proses lakukan dapat diketahui bahwa SDIT
penerapan sistem pembelajaran Al Islam Kudus sudah berusaha
“fun & full day school” adalah SDIT merencanakan pembelajaran
Al Islam Kudus. Dokumen yang dengan mengembangkan dan
menjadi sumber data adalah segala mengelola pembelajaran dalam
dokumen baik berupa foto, file, sistem full day school dengan baik.
maupun lembaran yang berkaitan Hal tersebut dapat terlihat dalam
dengan pembelajaran di SDIT Al struktur kurikulum yang
Islam Kudus. Berdasarkan dikembangkan, jadwal pelajaran
sumbernya menggunakan data yang yang ditetapkan, dan dalam
diperoleh melalui pengamatan pelaksanaan pembelajaran. Semua

242
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

itu dilakukan dalam rangka pembelajaran dengan


mewujudkan visi dan misi sekolah. mengembangkan dan mengelola
Perencanaan program dalam sistem pembelajaran dalam sistem full day
pembelajaran full day school akan school dengan baik serta didukung
berhasil bila didukung oleh perencanaan yang dilakukan guru
perencanaan pembelajaran yang yang baik pula yang mengikuti
baik. Perencanaan tersebut dalam model desain pembelajaran Dick,
bentuk perangkat pembelajaran Carey, and Carey. 2) Pelaksanaan
yang disusun guru berupa prota, pembelajaran terpadu dan seimbang
promes, silabus, RPP, penilaian, dan dalam fun & full day school sudah
remedial. Pelaksanaan sistem berjalan sangat baik dengan tujuan
pembelajaran full day school mencetak generasi sholih
bertujuan untuk mencetak generasi (meningkatkan religiusitas) dan
sholih dan berprestasi sesuai berprestasi dengan menambahkan
dengan visi dan misi sekolah. pembelajaran bermuatan Islami
Evaluasi yang dilaksanakan pun (ikrar dan janji pelajar, bina
beragam, berkaitan dengan jenis karakter/mentoring, Al
dan teknik yang diterapkan. Jenis Qur’an/qiroati, dan praktik ibadah)
evaluasi yang digunakan yaitu: tanpa mengesampingkan
penilaian, penilaian sumatif, pengetahuan umum. 3) Evaluasi
penilaian penempatan, dan yang dilaksanakan pada sistem
penilaian diagnostik pembelajaran fun & full day school
Teknik penilaian yang untuk meningkatkan religiusitas
digunakan yaitu: penilaian unjuk peserta didik telah menggunakan
kerja, penilaian tertulis, penilian jenis dan teknik penilaian yang
proyek, penilaian produk, penilaian beragam. Guru tidak hanya
portofolio, penilaian diri mengevaluasi hasil belajar peserta
didik dengan instrument tes tertulis
Kesimpulan pada saat ulangan harian, Ulangan
Berdasarkan hasil penelitian Tengah Semester (UTS), dan Ulangan
dapat disimpulkan, 1) SDIT Al Islam Akhir Semester (UAS) saja, tetapi
Kudus sudah merencanakan juga melakukan penilaian proyek,

243
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.2, hal 231 – 244, Edisi April 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

penilaian unjuk kerja, penilaian Dick, W., Carey, L. and Carey, J.O.
2009. The Systematic Design of
portofolio, bahkan penilaian produk
Instruction. 7th Ed. Upper Saddle
untuk mata pelajaran tertentu. 4) River, N. J.: Pearson Education,
Inc.
Kendala yang dihadapi pada
Mulyono. 2010. “Mewujudkan
penerapan sistem pembelajaran fun Pendidikan Islam yang
Menyenangkan”. Tadrîs. Volume
& full day school berasal dari dua
5. Nomor 2. (Halaman 181-182).
sumber, yaitu dari guru dan peserta Reigeluth, C. M. 1999. Instructional
Design: Theories and Models.
didik. Kengala yang berasal dari
London: Lawrence Erlbaum
guru adalah kurangnya guru Associates Publishers.
Rusman. 2010. Model-Model
pengampu mapel Al Qur’an dan
Pembelajaran: Mengembangkan
kurangnya pengetahuan tentang Profesionalisme. Jakarta: Rajawali
Press.
ilmu pendidikan terbaru. Kendala
Sehudin. 2005. Pengaruh
yang berasal dari peserta didik Pelaksanaan Pembelajaran
Fullday School terhadap Akhlak
adalah tidak terpenuhinya target Peserta didik. Tesis Jurusan PAI
tahfidz peserta didik, kurang fakultas Tarbiyah IAIN SUNAN
AMPEL. Surabaya. (Unpublised).
dikuasainya materi tentang ghorib,
Uno, H. B. H. 2009, Profesi
dan rasa malu peserta didik ketika Kependidikan Problema, Solusi
Dan Reformasi Pendidikan Di
mempresentasikan hasil karyanya di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi
depan kelas. Aksara, Cet ke-4.

Surya, M. 2004. Psikologi


DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Arifin, Z. 2012. Evaluasi


Pembelajaran: Prinsip, Teknik,
Prosedur. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Clark, P. 2004. ”Recent Research on
All-Day Kindergarten”. ERIC
Digest. Vol.01 No. 3 ( p. 1 ).
Daryanto. 1997. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang
Republik Indonenesia Nomor 20
Tahun 2003.

244

You might also like