Professional Documents
Culture Documents
http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/alfikrah
Abstract: The school's religious culture illustrates how schools can reflect
Islamic nuances based on the Qur'an and Sunnah. This article discusses the
pattern of principals' leadership in implementing roles, functions and
strategies in developing a religious culture in educational institutions. The
purpose of this research is to review the principal's strategy in realizing and
developing a religious culture at SD Kita Najmi Hayati Lubuk Basung. This
study uses a qualitative approach with a case study method. Data collection
techniques used are observation and in-depth interviews. The data analysis
technique used is descriptive argumentative. The results of the study indicate
that there are several main strategies for principals in developing religious
cultural values in schools. Efforts made by school principals to develop a
religious culture are through superior programs owned by schools such as
tahfiz and memorization of hadith, strategies for developing work programs for
deputy heads of fields (curriculum, infrastructure, student affairs) as well as
quality development and quality of resources. human (teachers, staff, and
students). The impact of the realization and development of religious culture in
schools is the increase in positive values both from the morals, words and
behavior of students, educators, education staff and all school components.
Keywords: Online Learning, Mixed-methods, Descriptive Analysis
Abstrak: Budaya Religi sekolah menggambarkan bagaimana sekolah dapat
mencerminkan nuansa Islami yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah.
Artikel ini membahas pola kepemimpinan kepala sekolah
mengimplementasikan peran, fungsi serta startegi dalam mengembangkan
budaya religi di lembaga pendidikan. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengulas tentang strategi kepala sekolah dalam mewujudkan
dan mengembangkan budaya religi di SD Kita Najmi Hayati Lubuk Basung.
Penelitian ini menggunakan pendekan kualitatif dengan metode tudi kasus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi dan wawancara
mendalam. Teknik analisis data yang digunakan bersifat deskriptif
argumentatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa strategi
utama kepala sekolah dalam mengembangkan nilai-nilai budaya religius di
sekolah. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengembangkan
budaya religi adalah melalui program-program unggulan yang dimiliki
sekolah seperti tahfiz dan hafalan hadits, strategi pengembangan program
kerja wakil kepala perbidang (kurikulum, sarana prasarana, kesiswaan dan
lain sebagainya) serta pengembangan mutu dan kualitas sumber daya
manusianya (guru, staff, orang tua dan siswa). Dampak dari terwujud serta
berkembangnya budaya religi di sekolah yaitu bertambahnya nilai-nilai
positif baik dari akhlak, perkataan dan prilaku peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan serta seluruh komponen sekolah.
pendikikan yang terjadi saat ini, kasus yang sama. Dalam era global
terlebih pendidikan di masa pandemi saat ini, persoalan pokok yang sama-
ini, banyak telah kita saksikan sama kita hadapi ialah bagaimana cara
mental. Baik itu akhlak terhadap guru manusia) yang moderat serta religius
sebagai pendidik, orang tua, teman dalam berbagai hal. Selain pandai
dalam menguasai teklonogi alangkah
lebih baiknya moral yang dibingkai hanya mencamtumkan pada aspek
dengan budaya religi dapat diamalkan pengtahuan saja.
dan diaplikasikan dalam kehidupan.
Sehingga ilmu, pendidikan dan akhlak Aspek akhlak (perilaku keagamaan)
bisa terealisasi dalam satu kesatuan sangatpenting sekaligus membedakan
yang di istilahkan dengan Islam Kaffah madrasah/Sekolah Dasar Islam dengan
(menyeluruh/utuh). Sebagaimana lembaga pendidikan lainnya, sehingga
Firman Allah SWT dalam Surah Al- warga sekolah/madrasah
Baqarah ayat 208: mengamalkan perilaku norma-norma
keagamaan yang menjadi landasan
ﻳٰٓﺎَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍٰﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺩْﺧُﻠُﻮْﺍ ﻓِﻰ ﺍﻟﺴِّﻠْﻢِ ﻛَﺎۤﻓَّ ًﺔ acuan budaya religi. Disamping itu,
ٌّۖﻭَّﻻَ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮْﺍ ﺧُﻄُﻮٰﺕِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄٰﻦِۗ ﺍِﻧَّﻪٗ ﻟَﻜُﻢْ ﻋَﺪُﻭ budaya religi di sekolah hendaknya
ٌﻣُّﺒِﻴْﻦ bisa menarik minat masyarakat untuk
musuh yang nyata bagimu “ (QS. Al- masyarakat dan sebagai salah satu
ketepatan menyampaikan
dorongan
pengetahuan dan mempraktikkan
materi pendidikan Islam. Nilai-nilai
5. Menghukum
yang terkandung pada perlombaan
ialah nilai akhlak yaitu membedakan (dalam rangka
baik dan buruk, adil, amanah, jujur ,
kedisiplinan)
berjiwa positif, dan mandiri. Ketujuh,
diselenggarakannya kegiatan seni,
6. Memberikan
seperti seni suara, seni musik atau
seni tari. Seni adalah sesuatu yang
hadiah terutama
berarti dan relevan dalam kehidupan.
motivasi
Tabel 1: Strategi membentu budaya
religi
7. Penciptaan
Standar Indikator
suasana religius
1. Memberikan
yang berpengaruh
bagi pertumbuhan 2. Tilawah Al-Qur’an dipercayai
dapat mendekatkan diri
anak.
kepada Allah SWT. Juga bisa
meningkatkan dan
bertambahnya keimanan dan
3. Bentukk-bentuk Kegiatan Budaya
ketaqwaan yang berdampak
Religi di Sekolah
pada sikap dan akhlak positif,
Dalam karya nya (Asmaun
mengawasi diri, hati senang
Sahlan: 2010) menyatakan Terdapat
dan tenang, lisan terpelihara
beberapa indikator budaya religi di
dari maksiat, dan semoga
sekolah yaitu:
istiqomah saat beribadah.
1. Salam, Sapa, dan Senyum
Begitu mulianya orang yang
(3S)
tilawah Al-qur’an, saat tiba
Islam mengajarkan salam,
hari kiamat nanti kelak
sapa dan senyum, selain
mendapat syafaat dari apa
amalan itu memberikan do’a
yang tilawahkan.
pada orang lain dan bisa juga
3. Ibadah Dhuha
membahagiakan sesama
Ibadah di waktu dhuha ialah
makhluk. Sebagaimana
ibadah sholat yang
mestinya jika kita bertemu
dikerjakan pada waktu pagi
dengan teman, kita
dimana waktu itu seorang
mengucapkan salam secara
sedang sibuk bekerja. Akan
tidak langsung kita
tetapi di sinalah kenikmatan
memberikan salam senyuman
ibadah di waktu dhuha
dan sekaligus juga sapa.
terasa, karena semakin kita
Ungkapan salam selain
disibukkan dengan kegiatan,
sebagai do’a bagi orang lain
maka semakin
juga sebagai bentuk
menyenangkan dan nikmat
keharmonisan antara sesama
terasa apabila kita mampu
manusia.
meninggalkan dan waktu terbenamnya
melepaskan hambatan itu. matahari.
4. Ibadah Sholat Berjama’ah 6. Do’a Berjamaah atau
Seorang muslim memiliki beristighosah
kewajiban untuk menjalakan Do’a berjamaah idalah
ibadah sholat fardhu, yaitu berdo’a bersama dengan
sholat yang dilaksanakan tujuan meminta perlindugan
lima kali dalam sehari serta pertolongan Allah SWT.
semalam. Sholat Menurut Inti dari ibadah ini adalah
istilah merupakan suatu mengingat Allah dalam
ibadah wajib yang terdiri dari rangka mendekatkan diri
perkataan dan perbuatan kepada Allah. berdo’a
yang dibuka dengan takbiraul merupakan ibadah mulia
ihram dan ditutup dengan serta amalan sholeh yang
salam dengan rukun dan berpahala.
syarat yang telah ditetapkan. 7. Berinfaq dan bersedekah
5. Shaum (Puasa) Sunnah Bersinfaq dan bersedekah
Shaum (Puasa) adalah ialah mendermakan separuh
bentuk ibadah yang harta yang kita punya
mempunyai nilai yang mulia terhadap orang lain yang
terutama dalam membangun berhak mendapatkan dan
spritualitas dan ruh. menurut menerimanya. Berinfaq
bahasa shaum (puasa) ialah merupakan ibadah yang
menahan diri terhadap berimbas sedikitnya tiga
sesuatu. Adapun secara ganjaran yang dapat
syariat ialah menahan jiwa dirasakan oleh pelaku
dari semua yang shadaqah yaitu, limpahan
membatalkan puasa yang pahala ketnyamanan hati
diikuti dengan niat dimulai dan ketentraman bersosial.
terbitnya fajar shadiq sampai
Tabel 2: Bentuk Budaya Religi
Bentuk-bentuk Indikator deskriptif dan lebih sering
menggunakan analisis dengan
Budaya Religi
pendekatan induktif. Proses penelitian
sekolah
5. Menghukum 4. Penyediaan
Selain bentuk budaya religi
(dalam rangka saung untuk
sekolah yang telah di terangkan oleh
sahlan (2010), SD kita Najmi Hayati kedisiplinan) belajar dan
Dan ucapan terima kasih kepada Ilmi, Aghna Mahirotul & Sholeh,