You are on page 1of 16

MODEL PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER SISWA

SMABERBASIS PENDIDIKAN AGAMA

MODEL OF PENETRATION OF CHARACTER VALUE FOR


HIGH SCHOOL STUDENTS BASED ON RELIGIOUS
EDUCATION
Lisa’diyah Ma’rifataini
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan | Balitbang dan Diklat Kemenag RI
Jl.MH Thamrin No.06 Jakarta Pusat | Email: lisa.litbang@gmail.com

Abstract Abstrak
This article aims to determine the model of pene- Artikel ini bertujuan untuk mengetahui
tration of character for students of high school based on model penanaman nilai-nilai karakter siswa SMA
religious education developed in SMAN 9 Bandar Lam- berbasis pendidikan agama yang dikembangkan
pung. This is a qualitative research backed by quantitative di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Pendekatan
data to refine the analysis. The data was collected inter- penelitian ini kualitatif yang didukung data-data
views, observation, document analysis, and dissemination kuantitatif untuk mempertajam analisis. Pengum-
of questionnaire. The respondents consisted of principals, pulan data diperoleh melalui wawancara, obser-
teachers of religion studies (Islam, Christianity, Catholi- vasi, telaah dokumen, dan penyebaran angket. Re-
cism, Hinduism and Buddhism), as well as students and sponden terdiri atas pimpinan sekolah, para guru
school committee. The results showed that the model of agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha),
penetration of character for high school students based serta siswa dan komite sekolah. Hasil penelitian
on religious education in intra-curricular activities was menunjukkan bahwa model penanaman nilai-nilai
done by inserting some hidden activities in the form of karakter siswa SMA berbasis pendidikan agama
integration in all subjects and internalizing the concepts pada kegiatan intrakurikuler yaitu dengan meny-
before lessons by citing verses of the Koran / reading the isipkan beberapa kegiatan hidden curricullum be-
bible / praying for 15 minutes, while in extracurricular rupa pengintegrasian pada semua mata pelajaran
activities it was done by creating a conducive and religious dan menginternalisasikan konsep sebelum mata
environment, distributing pamphlets / leaflets / banners pelajaran dimulai dengan membaca ayat pendek/
containing moral messages in strategic locations, making membaca kitab/berdoa selama 15 menit. Sedang-
strict school discipline program to support the formation of kan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan men-
character and celebrating festive holidays. It was conclud- ciptakan lingkungan yang kondusif dan agamis,
ed that SMA 9 Bandar Lampung is one of the schools that pemasangan pamflet/leaflet/spanduk yang berisi
develop models for penetrating character values through tulisan pesan-pesan moral di setiap tempat yang
religious education. strategis, membuat aturan-aturan dan tata tert-
ib sekolah yang tegas demi mendukung program
Key Words: value character, religious education,
pembentukan karakter serta melakukan perayaan
high school
hari-hari besar agama. Disimpulkan bahwa SMA
9 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah
yang mengembangkan model penanaman nilai-
nilai karakter lewat pendidikan agama.
Kata Kunci: nilai karakter, pendidikan agama, SMA

Naskah diterima 26 februari 2015. revisi pertama, 14 Maret 2015. revisi kedua, 20 Maret 2015 dan revisi terahir 10 April 2015

80 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 80 25-Nov-15 5:50:40 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

PENDAHULUAN pedoman pelaksanaan pendidikan karakter


Berbagai masalah bangsa Indonesia di berbagai jenjang pendidikan.
di berbagai bidang selama ini tidak lepas Berkenaan dengan itu, sekitar tahun
dari karakter dan nilai-nilai masyarakat. 2010 yang lalu, mulai dicanangkan Pen-
Kalau saat ini banyak kritik yang terkait didikan Karakter untuk dilaksanakan
dengan karakter bangsa, maka sekolah di sekolah secara bertahap, mulai dari
sebagai salah satu lembaga pendidikan, ikut sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
bertanggung jawab untuk mengatasi per- sekolah menengah atas, sekolah menengah
masalahan tersebut. Di kalangan pelajar kejuruan. Dan bahkan mulai tahun ajaran
masih dijumpai sejumlah fenomena yang 2013/2014, sekolah mulai menerapkan
menunjukkan adanya karakter yang tidak kurikulum yang namanya kurikulum 2013 di
diinginkan. Kalangan pelajar dan mahasiswa mana kurikulum tersebut berbasis karakter.
masih terdapat dekadensi moral yang Di tengah kegelisahan yang meng-
memprihatinkan, di antaranya adanya ta- hinggapi berbagai komponen bangsa,
wuran, aksi pornografi dan porno aksi, terdapat beberapa lembaga pendidikan
kebiasaan mencontek, minuman keras, dan atau sekolah yang telah melaksanakan
tindakan kriminal lainnya yang meresahkan pendidikan karakter secara berhasil dengan
masyarakat. model yang mereka kembangkan sendiri-
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sendiri. Mereka inilah yang menjadi best
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, practices dalam pelaksanaan pendidikan
menyebutkan bahwa “Pendidikan nasio- karakter di Indonesia. Namun hal itu belum
nal berfungsi mengembangkan kemam- cukup karena diperlukan keterlibatan
puan dan membentuk karakter serta per- sekolah yang lebih banyak dan luas lagi dari
adaban bangsa yang bermartabat dalam yang telah ada. Sebagai tindak lanjutnya,
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. berbagai upaya telah dan terus dilakukan
Pendidikan merupakan salah satu proses agar tercapai peserta didik yang sesuai
dalam membentuk, mengarahkan dan dengan fungsi pendidikan tersebut di atas.
mengembangkan kepribadian serta ke- Untuk mendukung keterlaksanaan pen-
mampuan seseorang. didikan karakter di sekolah, banyak cara atau
Untuk mendukung keterlaksanaan pen- model penyelenggaraannya. Pembelajaran
didikan karakter di sekolah, telah disiapkan pendidikan karakter dilakukan melalui
sejumlah peraturan mulai dari Peraturan berbagai kegiatan di kelas, di satuan
Presiden, Peraturan Menteri, sampai pendidikan formal dan nonformal, serta
Peraturan di bawahnya. Di antaranya telah di luar satuan pendidikan. Pendidikan
dibuat Kebijakan Nasional Pembangunan karakter juga diintegrasikan dalam materi
Budaya Dan Karakter Bangsa, Desain pembelajaran (intrakurikuler), yang dila-
Induk Pendidikan Karakter Kementerian kukan dalam rangka mengembangkan
Pendidikan Nasional, Panduan Pelaksanaan kegiatan intervensi. Pendidikan karakter
Pendidikan Karakter, dan beberapa diintegrasikan dalam kegiatan kokurikuler,
ekstrakurikuler. Pengembangan karakter

Volume 13, Nomor 1, April 2015 81

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 81 25-Nov-15 5:50:40 AM


l ISA’ D IyA h M A’r IfAtA INI

dilakukan melalui kegiatan belajar-meng- sosial yang menyatakan bahwa tingkah


ajar, kegiatan keseharian dalam satuan laku moral remaja ditentukan oleh proses
pendidikan, kegiatan kokurikuler dan penguatan (reinforcement), hukuman, dan
ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian imitasi.1
di rumah dan masyarakat.
Atas dasar permasalahan di atas, maka Metodologi Penelitian
tulisan ini ingin melihat model penanaman
Pengumpulan data dilakukan pada tahun
nilai-nilai karakter siswa SMA berbasis
2014 dengan sasaran penelitian SMA Negeri
Pendidikan Agama yang dikembangkan di
09 Bandar Lampung. Metode penelitian
SMAN 9 Bandar Lampung, karena SMA ini
menggunakan pendekatan kualitatif, untuk
telah mengimplementasikan kurikulum
mendukung atau mempertajam analisis
2013 dan memiliki siswa berbagai agama
menggunakan data yang bersifat kuantitatif.
yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan
Pengumpulan data kualitatif dilakukan
Budha. Rumusan masalah dalam artikel
dengan metode wawancara, FGD, observasi
ini adalah; Bagaimana model penanaman
dan telaah dokumen, sedang pengumpulan
nilai-nilai karakter siswa melalui kegiatan
data yang bersifat kuantitatif dengan cara
intrakurikuler?, Bagaimana model pena-
pengisian angket yang diberikan kepada
naman nilai-nilai karakter siswa melalui
siswa kelas X yang telah melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler? dan Bagaimana
kurikulum 2013 yakni 1 kelas jurusan IPS
karakter siswa SMA Negeri 9 Bandar Lam-
dan 1 kelas jurusan IPA.
pung?
Pengumpulan data kualitatif ini tidak
Pengertian model yang dimaksud adalah
hanya mengumpulkan data-data semata
mengikuti pendapat Mills, yang menyatakan
tetapi juga merupakan pendekatan
bahwa “ model adalah bentuk representasi
terhadap dunia empiris. Istilah kualitatif
akurat sebagai proses aktual yang me-
sendiri mengacu pada pengertian yang luas
mungkinkan seseorang atau sekelompok
terhadap penelitian yang menghasilkan hal
orang mencoba bertindak berdasarkan
yang deskriptif, yakni berupa kata-kata dan
model itu,”. Model merupakan interpretasi
perilaku siswa yang dapat diobservasi, baik
terhadap hasil observasi dan pengukuran
secara lisan maupun tulisan faktual, serta
yang diperoleh dari beberapa sistem. Model
menganalisis dan menginterpretasikan data
penanaman nilai karakter dapat diartikan
yang ada dalam penelitian. Wawancara di-
pola yang digunakan untuk membentuk
lakukan dengan Kepala Sekolah, Guru Pen-
karakter peserta didiknya, melalui kegiatan-
didikan Agama, dan Siswa. Pengamatan
kegiatan yang dilakukan, yang dalam hal ini
dilakukan terhadap perilaku siswa selama
dibatasi pada kegiatan intrakurikuler dan
di sekolah dan difokuskan kepada kegiatan
ekstrakurikuler.
intra dan ekstrakurikuler. Telaah dokumen
Model penanaman nilai karakter yang
dilakukan terhadap buku-buku yang relevan
dikembangkan di SMAN 9 Bandar Lampung
berupaya sesuai dengan pendapat para para
ahli teori tingkah laku dan pembelajaran John W Santrock. 2003. Adolesence: Perkembangan
1

Remaja. Ed. VI. Jakarta: Erlangga, h. 451

82 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 82 25-Nov-15 5:50:40 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

dengan pendidikan karakter dan pedoman- mengintegrasikan pada semua mata pela-
pedoman/peraturan-peraturan tentang jaran. Namun demikian mata pelajaran
pendidikan karakter. Pendidikan Agama yang paling diutamakan
karena dalam struktur kurikulum secara
HASIL DAN PEMBAHASAN langsung dapat memberikan dampak
pengembangan karakter bagi para pendidik-
Model Penanaman Nilai Karakter Siswa nya. Mata pelajaran agama sudah memuat
Melalui Kegiatan Intrakurikuler
nilai-nilai karakter, di mana dalam pelajaran
Sesuai visi, misi dan tujuan pendidikan ini terdapat nilai-nilai karakter jujur,
SMA Negeri 9 Bandar Lampung, dan dengan percaya diri, kreatif, saling menghormati
diimplementasikannya kurikulum 2013 yang dan lain-lain.
menekankan pada pembelajaran tematik Berdasarkan hasil observasi, dalam KBM
yang berbasis pada pendidikan karakter, mata pelajaran agama dan budi pekerti
maka pembelajaran pendidikan agama di di SMA Negeri 9 ini, silabus dan RPP yang
SMA Negeri 9 Bandar Lampung melakukan dikembangkan sudah didasarkan pada
penambahan jam KBM semula dari 2 jam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
menjadi 3 jam. Mata pelajaran pendidikan (KD). Pembelajaran di kelas atau satu tema
agama menjadi mata pelajaran agama dan tertentu yang terdiri atas beberapa materi
budi pekerti. pokok atau tema tertentu yang mencakup
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
adalah pendidikan yang memberikan penge- pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi
tahuan dan keterampilan serta membentuk waktu, dan sumber belajar, disesuaikan
sikap, dan kepribadian peserta didik dalam dengan kondisi sekolah, peserta didik, dan
mengamalkan ajaran agamanya. Tujuan masyarakat yang dilayani.
diselenggarakan Pendidikan Agama dan Kegiatan intrakurikuler untuk men-
Budi Pekerti di SMA Negeri ini yaitu untuk dukung karakter siswa, terutama pada KBM,
membentuk peserta didik yang berkarakter sekolah mengembangkan melalui kegiatan
melalui pengenalan, pemahaman, dan keagamaan (religius) di mana sebelum KBM
pembiasaan norma-norma dan aturan-atur- dimulai para siswa menginternalisasikan
an yang agamis dalam hubungannya dengan konsep selama 15 menit. Siswa muslim yang
Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan merupakan mayoritas di SMA ini membaca
secara harmonis; dan mengembangkan ayat-ayat pendek, sedang untuk siswa non
nalar dan sikap moral yang selaras dengan muslim duduk di ruang perpustakaan untuk
nilai-nilai agama dalam kehidupan sebagai membaca buku-buku agama atau kitab
warga masyarakat, warga negara, dan warga sambil berdoa menurut kepercayaannya
dunia. masing-masing. Untuk selanjutnya mulai jam
Langkah-langkah yang dilakukan 07.00 siswa menerima materi pembelajaran,
oleh kepala sekolah SMA Negeri 9 dalam adapun nilai-nilai karakter disisipkan pada
menanamkan nilai-nilai karakter siswa semua mata pelajaran, namun yang di-
pada kegiatan intrakurikuler yaitu dengan utamakan pada mata pelajaran pendidikan
agama dan budi pekerti.

Volume 13, Nomor 1, April 2015 83

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 83 25-Nov-15 5:50:40 AM


l ISA’ D IyA h M A’r IfAtA INI

Berdasarkan pengamatan pada waktu Model Penanaman Nilai Karakter Siswa


guru mengajar dan menganalisis dokumen Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
RPP, para guru Pendidikan Agama sudah Pendidikan karakter yang merupakan
menerapkan sesuai dengan apa yang bagian yang tidak terpisahkan dari upaya
tertuang dalam RPP nya. Materi yang pencapaian visi dan misi di SMA Negeri 9,
diajarkan sudah disisipkan tentang karakter Strategi yang ditempuh melalui kegiatan-
siswa. Seperti contoh materi yang diajarkan kegiatan ekstrakurikuler melalui 7 pena-
pada mata pelajaran Pendidikan agama naman nilai karakter yang berdekatan
Islam pada tema tentang“ Pengelolaan dengan pendidikan agama Islam sebagai
wakaf secara jujur” dan pada MP Pendidikan berikut:
agama katolik dengan tema “ Sebagai Citra
Allah saya dan sesama adalah saudara” Penanaman Nilai Religius:
dalam KI-2 yang terkait dengan masalah
mengembangkan prilaku, dalam desainnya Pertama, menciptakan lingkungan
terdapat indikator jujur, disiplin, tanggung yang kondusif dan agamis bagi kehidupan
jawab, peduli santun, ramah lingkungan, akademis, yaitu dengan mengumandangkan
gotong-royong, kerja sama, cinta damai, bacaan ayat-ayat Al-Qur’an di lingkungan
responsif dan proaktif dan menunjukkan sekolah setiap pagi mulai jam 6.30 sampai
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai jam 7.00 dengan pengeras suara (speaker).
permasalahan bangsa dalam berinteraksi Kemudian sebelum KBM di mulai selama
secara efektif dengan lingkungan sosial 15 menit siswa muslim membaca ayat-
dan alam serta menempatkan diri sebagai ayat pendek baru jam 7.00 KBM dimulai.
cerminan bangsa dan pergaulan dunia. Bagi siswa nonmuslim (Kristen Katolik,
Protestan, dan Siswa Hindu) berada di ruang
Dalam desain RPP yang telah disusun
perpustakaan untuk berdo’a dan membaca
Ibu guru Titin Widyawati Guru Agama
Al-Kitab, baru kembali ke kelas masing-
Islam SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan
masing untuk KBM;
Ibu Margareta Suryani Guru Agama Kato-
lik, telah menunjukkan adanya upaya Kedua, memasang pamflet-pamflet yang
guru menanamkan dan mengembangkan menunjukkan suri teladan Rasulullah SAW,
karakter siswanya bahkan guru juga namun tidak sampai menuliskan ayat-ayat
memantau beberapa karakter dalam proses karena lingkungan sekolah siswanya umum/
pembelajaran dengan penilaian afektif berbagai agama;
sebagaimana Lembar Pengamatan kegiatan Ketiga, memasang leaflet/pamflet
Diskusi di atas. Namun guru belum terlihat tentang pesan moral yang bisa mendorong
mengawal karakter siswa dengan tugas atau siswa untuk memiliki karakter yang terpuji,
kegiatan tindak lanjut setelah tatap muka. dan bisa dimanfaatkan untuk siswa semua
agama misal agar siswa selalu bersyukur,
dipasang leaflet
“Reward your life by being grateful for what
your have achieved (Hargai hidupmu de-

84 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 84 25-Nov-15 5:50:40 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

ngan bersyukur atas apa yang sudah kau (malam bina takwa) dll. Adapun untuk
capai)” tempat ibadah yang bukan Muslim misal
untuk yang beragama Kristen/katolik, siswa
“Tuhan memuliakan mereka yang mau
melakukan di gereja atau pure terdekat atau
bekerja keras. Dan modal utama untuk
di tempat suci di rumah masing-masing.
keberhasilan adalah kerja keras yang
Di sekolah tidak disediakan tempat ibadah
diiringi do’a” (man jadda wajadda)
nonmuslim karena siswanya hanya sedikit;
“Jangan berputus asa jika menghada- (5). Melakukan perayaan hari-hari besar
pi kesulitan karena setiap tetes air hu- agama, untuk yang beragama Islam seperti
jan yang jernih berasal dari awan yang Isra’ mikraj, merayakan idul Qurban, Maulid
gelap” Nabi’ dan melaksanakan kegiatan di bulan
Ramadhan seperti pesantren kilat dan
“Tegas akan diri sendiri, buang pikiran
sebagainya2, Bagi yang beragama Kristen
negatif dan lakukan yang baik. Kegelisa-
protestan dan Kristen Katolik merayakan
han hanya memilih mereka yang putus
hari besar yang namanya Natal dan Paskah.
asa”
Adapun pada hari hari besar itu, penganut
selalu menyelenggarakan kegiatan dalam
Leaflet/pamflet ini di pasang di jalan bentuk Baksos dan Retreat disesuaikan
utama (Lorong) mau masuk ke ruang-ruang dengan tema perayaan (Natal dan Paskah)
kelas, sehingga terbaca oleh semua siswa dengan biaya iuran wajib siswa dan di bantu
yang mau masuk kelas masing-masing. dari dana OSIS.3
Pamflet tidak boleh menonjolkan salah satu
Kegiatan rohani dalam pemben-
agama, misal di Islam tidak boleh memasang
tukan karakter siswa siswi SMAN 9 Bandar
ayat2 Al-Qur’an semua yang bersifat umum
Lampung khususnya untuk siswa yang
untuk menghindarkan hal-hal yang bersifat
beragama Kristen Protestan, sebagai dasar
Sara’. Adapun gambar-gambar/kaligrafi
utama pembentuk karakter hidup mereka
yang khusus menunjukkan ke-khasan
adalah: (1) Doa yang di bangun sejak dini
agamanya, hanya boleh di pasang di tempat
sebelum melakukan aktivitas belajar dan
ibadahnya masing-masing agama misal di
mengajar, sehingga mereka memiliki
Musala dalam bentuk kaligrafi ayat-ayat
kejernihan berpikir dan berkarya yang
Al-Qur’an/Al-Hadits, dan gambar-gambar
cemerlang untuk menghasilkan History
Yesus di Pasang di Gereja;
maker dalam kehidupan pribadi mereka hari
Keempat, menyediakan tempat ibadah lepas hari. (2) Siswa siswi Kristiani SMA.N 9
musala/masjid yang dimanfaatkan bagi juga mengisi waktu luang mereka dengan
siswa muslim untuk melakukan shalat kebaktian retreat atau kebaktian Padang,
Fardlu, Taklim, shalat duha dan shalat Jum’at
dan sebagai sarana siswa melaksanakan
2
Wawancara dengan guru Agama Islam SMA.
shalat berjamaah, melatih siswa melakukan Negeri 9 Bandar lampung, Titin Widyawati, Selasa 20
tausiah/kultum setelah selesai shalat Mei 2014
zuhur berjamaah juga sebagai tempat 3
Wawancara dengan guru agama Kristen Katolik
untuk kegiatan-kegiatan Rohis Islam, mabid SMA Negeri 9 Bandar Lampung, Margareta Suryani,
S.Pd, Jum’at 23 Mei 2014

Volume 13, Nomor 1, April 2015 85

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 85 25-Nov-15 5:50:41 AM


l ISA’ D IyA h M A’r IfAtA INI

di mana mereka beribadah di ruangan lain maupun terhadap diri sendiri (tidak
terbuka, mereka di perbaharui kehidupan menipu diri) serta sikap jujur terhadap
mereka dengan siraman rohani dari segala motivasi pribadi maupun kenyataan batin
aktivitas hari hari mereka yang mereka dalam seorang diri seorang individu.6
lakukan, mereka akan kembali segar dan Dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran
dikuatkan untuk melanjutkan perjalanan kepada siswa SMA Negeri 9 Bandar lampung
hidup mereka yang masih panjang untuk banyak hal yang dilakukan oleh sekolah dan
menjadi bintang bintang yang bercahaya. guru-guru pendidikan agama terkait dengan
(3) Kegiatan kegiatan hari hari besar pun penanaman kejujuran siswa antara lain ;
menunjang mereka untuk bangun dari tidur Pertama, sekolah menyediakan kantin
mereka, untuk bangkit dari keterpurukan Kejujuran. Seperti yang telah dijelaskan
mereka untuk tidak mudah putus asa dalam oleh wakil kepala sekolah ibu Dra. Hj.
kondisi apapun yang mereka alami, karena Yohanna My, M.PdI bahwa di sekolahnya
hari-hari keagamaan mampu menopang terdapat Kantin yang namanya Kantin
mereka untuk lebih giat lagi berjuang dan kejujuran di mana Kantin/warung tersebut
menjadi terang di tengah dunia ini tidak dilayani oleh petugas, hanya saja
Sedangkan untuk siswa yang berag- semua jenis makanan sudah ada label
ama Hindu siswa merayakan hari besar harganya dan di sediakan kotak tempat
agama yang namanya Saraswati, Galun- uang sebagai ganti kasirnya. Segala jenis
gan dan Kuningan, di mana para siswa makanan dari makanan basah, nasi sudah
pada hari itu siswa melakukan bakti so- ada takarannya, harga lauk pauk, soto,
sial/bina sosial 4 kueh basah sampai makanan kering siswa
mengetahui harganya, sehingga Siswa yang
Penanaman Nilai Kejujuran mau makan atau belanja, mereka mengambil
Jujur, menurut Syarbini, adalah “prilaku makanan sendiri dan menghitung sendiri
yang didasarkan pada upaya menjadikan berapa jumlah belanjanya kemudian uang
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dimasukkan ke dalam kotak uang. “ apakah
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan ada selama ini peserta didik yang curang/
pekerjaan”5. Secara sederhana, kejujuran tidak jujur? Jawab kepala sekolah” Wallahu
bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan A’lam” pada kenyataannya mengenai
untuk mengekspresikan fakta-fakta keuangan, pengelola tidak merasa rugi,
dan keyakinan pribadi sebaik mungkin karena uang yang masuk masih cukup
sebagaimana adanya. Sikap ini terwujud untuk belanja lagi bahkan ada kelebihan.
dalam prilaku, baik jujur terhadap orang Adapun pamflet yang di pasang dalam
kantin tersebut dalam slogannya berbunyi
“Awas Segala Perbuatanmu ada yang melihat”
4
Wawancara dengan guru agama Hindu SMA
Negeri 9 Bandar lampung, Ni.Wayan Titi Rahayu, (wawancara, 18 Mei 2014);
S.Ag, Rabu 21 Mei 2014
5
Syarbini, Amirullah, 2012, Buku Pintar Pendidikan
Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Karakter Anak di http://ckslamet.blogspot.com/2012/03/nilai-
6

Sekolah, Madrasah dan Rumah. Jakarta: as@-Prima kejujuran-dalam-pendidikan.html diakses 25 Mei


Pustaka, hal 26 2014

86 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 86 25-Nov-15 5:50:41 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

Kedua, sekolah menyediakan kotak kesenjangan, sehingga tercapai kesamaan


saran dan pengaduan buat guru dan siswa sikap. 7
serta guru BK sebagai tempat nasihat dan Di SMA Negeri 9 Bandar Lampung
pengembalian barang yang telah hilang karena terdapat siswa yang bermacam-
ditemukan. Titin Widyawati, guru PAI macam agama yang dianut di mana ada
SMA Negeri 9, menegaskan bahwa kalau yang beragama Islam, Kristen Katolik, Kris-
ada siswa yang kehilangan barang mereka ten Protestan, Hindu dan Budha, maka pena-
melapor kepada wakil kepala sekolah bidang naman nilai melalui toleransi sangat penting.
kesiswaan. Kemudian peristiwa kehilangan Bagi siswa yang berbeda agamanya boleh
tersebut di umumkan kepada siswa yang lain menolak Isi ajaran yang berlainan agama,
ketika pelaksanaan upacara atau di tempel tetapi penganutnya atau manusianya harus
pada majalah dinding. Dan tak sedikit pula diterima dan dihargai.
banyak siswa yang menemukan barang Bentuk penanaman nilai karakter me-
sebelum menunggu diumumkan mereka lalui toleransi yang dikembangkan di SMA
sudah menyerahkan kepada wali kelas/ Negeri 9 ini, di antaranya:
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
Pertama, siswa tidak boleh gaduh,
sebagai wadah pengaduan. Adapun pada
berisik/berteriak di lingkungan sekolah,
waktu pengembalian barang hilang diproses
Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor,
melalui guru bimbingan konseling untuk
atau menyinggung perasaan orang lain.
menerima nasihat-nasihat.
sesama teman meskipun berbeda agama
harus saling menghormati/menghargai,
Penanaman Nilai Toleransi
tidak saling mengejek, menjenguk/
Toleransi berarti menghormati dan membantu apabila teman mengalami
belajar dari orang lain, menghargai per- musibah (Sakit atau kecelakaan lalu lintas,
bedaan, menjembatani kesenjangan, keluarga musibah banjir dan lain-lain).
sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi Kedua, sebagai siswa yang berlainan
dalam konteks sosial, budaya dan agama agama berkewajiban menahan diri untuk
yang berarti sikap dan perbuatan yang mela- tidak menyinggung perasaan siswa yang lain
rang adanya diskriminasi terhadap kelom- beragama. Hidup rukun dan bertoleransi
pok-kelompok yang berbeda atau tidak tidak berarti bahwa agama yang satu dan
dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu agama yang lainnya dicampur adukkan.
masyarakat. Contohnya adalah toleransi Melainkan melalui toleransi ini diharapkan
beragama, di mana penganut mayoritas terwujud ketenangan, ketertiban, serta
dalam suatu masyarakat mengizinkan keber- keaktifan menjalankan ibadah menurut
adaan agama-agama lainnya. Toleransi juga agama dan keyakinan masing-masing.
berarti menghormati dan belajar dari orang Dengan sikap toleransi, saling menghargai
lain, menghargai perbedaan, menjembatani dan saling menghormati itu akan terbina

7
http://muhammadhasratul.blogspot.
com/2012/06/sikap-toleransi-dalam-kehidupan.
html, diakses tanggal 25 Mei 2014

Volume 13, Nomor 1, April 2015 87

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 87 25-Nov-15 5:50:41 AM


l ISA’ D IyA h M A’r IfAtA INI

peri kehidupan yang rukun, tertib, dan “Jangan merokok di sekolah kami” de-
damai. ngan adanya pamflet ini siswa malu/
tidak merokok di sekolah sehingga
Penanaman Nilai Disiplin lingkungan sekolah bebas dari asap
rokok baik siswa ataupun guru.
Untuk terciptanya proses pembelajaran
yang kondusif, sesuai tujuan pendidikan Kedua, adapun yang berkaitan peraturan
SMA Negeri 9 Bandar Lampung tercapai, tata tertib sekolah dan di kelas adalah
yakni terbentuknya siswa terdepan dalam peraturan memakai seragam, berbaris di
Imtaq dan Imptek, bisa ditumbuhkan melalui depan kelas ketika akan masuk kelas, berdoa
siswa yang memiliki disiplin tinggi. sebelum KBM, memakai sepatu hitam,
Disiplin merupakan tindakan yang me- mencatat absensi kehadiran dll.
nunjukkan perilaku tertib dan patuh pada Apabila masih ada pelanggaran disiplin,
berbagai ketentuan dan peraturan.8 Disiplin sekolah selalu mengambil tindakan yang
merupakan sikap seseorang atau kelompok tegas dan diberi sangsi tergantung dari jenis
yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan pelanggarannya. Sebelum sekolah menuntut
yang telah ditetapkan (Hodges, 1990).9 siswanya untuk disiplin, Pimpinan, guru
Penanaman nilai-nilai melalui kedisip- dan karyawan harus memberikan teladan
linan siswa di SMA Negeri 9 Bandar Lampung terlebih dahulu.
ini, diwujudkan melalui:
Pertama, pemasangan leaflet/pamflet Penanaman Nilai Peduli Lingkungan
yang menunjukkan peraturan-peraturan Peduli lingkungan adalah sikap dan
agar ditaati/dipatuhi oleh siswanya dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
mendorong sikap disiplin, yaitu di antara- kerusakan pada lingkungan alam dan
nya: sekitarnya.10 Misi SMA Negeri 9 Bandar
Lampung adalah “Unggul Dalam Prestasi,
”Malu datang terlambat” hal ini de-
Takwa, Lingkungan Asri dan Berwawasan
ngan maksud untuk mengajak agar
Global”. Lingkungan sekolah yang bersih
siswa memiliki budaya malu dan ajakan
menjadi dambaan sekolah karena dengan
supaya tidak terlambat masuk sekolah.
lingkungan yang bersih dan sehat akan
“Buanglah Sampah pada tempatnya” mencerminkan warga sekolah mulai dari
hal ini mengajak untuk menggerakkan siswa, guru dan pegawai memiliki sikap
lingkungan sekolah yang bersih dan se- yang berakhlak mulia atau berkarakter.
hat. Perwujudan dari kepedulian lingkungan
di SMA Negeri 9 dikembangkan melalui:
Pertama, penghijauan/penanaman
1000 pohon. Sebagai wujud kepedulian
8
Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter, hal.
akan lingkungan sekolah, salah satunya
27)
http://sulteng.bps.go.id/index.php/berita-
9

artikel/artikel/44-gerbang-menuju-disiplin-kerja-
yang-baik.html , diakses 26 Mei 2014 10
Syarbini, buku pintar Pedidikan karakter, hal 26

88 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 88 25-Nov-15 5:50:41 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

komunitas peduli lingkungan sekolah kegiatan 90 green. Dalam hemat energi


siswa, guru dan karyawan bergerak untuk ini warga sekolah pada satu hari tidak
membantu perawatan taman sekolah diperbolehkan menggunakan kendaraan
dengan cara melakukan penanaman 1000 baik motor/mobil.
pohon
Kedua, memasang biofori di lingkungan Penanaman Nilai Peduli Sosial
sekolah, yang diletakkan taman-taman Peduli sosial adalah sikap dan tindakan
sekolah dan halaman sekolah dll. Biofori yang selalu ingin memberi bantuan kepada
ini termasuk peduli lingkungan karena bisa orang lain dan masyarakat yang mem-
meningkatkan daya serap air sehingga bisa butuhkan. Manusia adalah insan sosial dan
mengatasi banjir. Di samping itu biofori tidak bisa berdiri sendiri, satu sama lain
juga bisa mengatasi genangan air akan saling membutuhkan. Meskipun manusia
menimbulkan banyak masalah, misal dengan memiliki kepentingan yang sama dalam
adanya genangan air bisa menimbulkan menjalankan hidupnya, namun satu sama
penyakit demam berdarah dan malaria lain mempunyai corak yang berbeda.
karena nyamuk suka pada genangan air Demikian pula pada siswa di SMA Negeri 9
tersebut. Bandar Lampung yang beragam dari status
sosial ekonomi dan beragam agama yang
Ketiga, menyediakan tempat sampah
dianutnya.
di setiap depan kelas baik untuk sampah
Berdasarkan dari uraian berikut di atas,
organik maupun tempat sampah anorganik.
SMA Negeri 9 Bandar Lampung mengem-
Dalam mengatasi pencemaran lingkungan
bangkan pendidikan karakter melalui peduli
sekolah menyediakan tempat sampah dan
social pada siswanya warga sekolah. Cara
memasang pamflet dan stiker yang bunyinya menanamkan nilai sosial tersebut para siswa
”Buanglah Sampah pada Tempatnya” dan melakukan kegiatan-kegiatan di antaranya:
”Malu untuk tidak membuang sampah pada
Pertama, melakukan sebaran stiker
tempat yang tersedia”. Tempat sampah yang untuk sumbangan Peduli Duafa Palestina,
disediakan pada setiap sudut depan kelas memberi santunan anak yatim piatu dll.
dibedakan dua tempat sampah. Satu tempat Dalam menarik sumbangan Palestina
sampah khusus untuk sampah organik di para siswa membentuk kepanitiaan, dan
mana tempat itu untuk sampah-sampah hasil dari sumbangan diserahkan/ dikirim
yang bisa terurai misal sisa-sisa masakan/ melalui Bank.
makanan, buah-buahan busuk, sayuran Kedua, melakukan Bakti Sosial, dengan
busuk dan lain-lain, sedang yang satunya mengumpulkan pakaian layak pakai dan
tempat sampah untuk anorganik yaitu pengumpulan sembako.
untuk sampah yang tidak dapat terurai misal Ketiga, siswa secara spontan pada saat
kaleng bekas, botol, plastik dan sejenisnya. teman mengalami musibah (kebanjiran,
Keempat, lingkungan sekolah hemat kebakaran) meluangkan waktu dan me-
energi, ”satu hari tanpa asap (care free day) ngumpulkan sumbangan untuk mem-
bantunya, apalagi kalau kenal dengan

Volume 13, Nomor 1, April 2015 89

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 89 25-Nov-15 5:50:41 AM


l ISA’ D IyA h M A’r IfAtA INI

anggota keluarganya yang lain. Sebab Bandar Lampung yang ada selama ini.
suasana itu, dengan maksud di samping Untuk mengetahui karakter siswa melalui 7
akan menambah ringan pekerjaannya juga penanaman nilai karakter yang berdekatan
akan menghibur mereka yang mengalami dengan pendidikan agama yaitu melalui
musibah. penanaman religius, kejujuran, toleransi,
Keempat, menjenguk dan mengumpul- disiplin, peduli lingkungan, peduli sosial
kan dana untuk membantu temannya yang dan rasa tanggung jawab, di peroleh dari
sakit. pernyataan siswa sendiri.
Nilai karakter siswa yang diperoleh dari
Penanaman Rasa Tanggung Jawab pengisian instrumen terhadap pernyataan
dirinya kemudian dilakukan kuantifikasi,
Tanggung jawab adalah sikap dan peri-
yaitu untuk pernyataan kalimat positif, bagi
laku seseorang untuk melaksanakan tugas
siswa yang menjawab Selalu mendapat nilai
dan kewajibannya yang seharusnya dia
5, yang menjawab Sering mendapat nilai 4,
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
yang menjawab kadang-kadang mendapat
lingkungan (alam, sosial dan budaya), Ne-
nilai 3, yang menjawab jarang mendapat
gara dan Tuhan Yang Maha Esa.11
nilai 2 dan yang menjawab tidak pernah
Dalam rangka mengembangkan karakter
mendapat nilai 1. Begitu sebaliknya untuk
siswa yang memiliki rasa tanggung jawab di
pernyataan yang kalimatnya negatif, yang
antaranya:
menjawab selalu mendapat nilai 1, sering
(1) Sekolah memasang pamflet yang ber- mendapat nilai 2, kadang – kadang 3, yang
kaitan yaitu: “ Malu datang terlambat”, menjawab jarang mendapat nilai 4 dan yang
“Jagalah Kebersihan” dan lain-lain. tidak pernah mendapat nilai 5.
(2) Sekolah meminta transparan dalam pel- Setelah setiap siswa mendapatkan
aporan setiap ada pembentukan kepani- nilai rata-rata, kemudian dijumlahkan dari
tiaan suatu kegiatan, misal pada kepani- seluruh nilai siswa dibagi jumlah siswa,
tiaan dalam menggalang Bansos. nilai ini merupakan nilai rata-rata karakter
(3) Panitia menunjuk para anggotanya siswa yang dimiliki Sekolah (SMA Negeri
untuk menjadi ketua, bendahara dan 9 Bandar Lampung). Sedangkan untuk
waka-wakanya dan mempertanggung membandingkan 7 nilai karakter, pen-
jawabkan sesuai dengan program kerja- dekatan karakter mana yang memiliki
nya atau sesuai tupoksi masing-masing nilai lebih tinggi, yaitu dengan membuat
skala dan kemudian dikategorikan, dengan
Karakter Siswa SMA Negeri 9 Bandar harapan hasilnya bisa dijelaskan melalui
Lampung narasi (kualitatif). Adapun kategori dari nilai
karakter tersebut dikelompokkan menjadi
Pada bab ini dijelaskan tentang bagai-
lima yaitu:
mana peta karakter siswa SMA Negeri

11
Syarbini , Buku Pintar Pendidikan Karakter, hal.
27

90 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 90 25-Nov-15 5:50:41 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

Tabel 1. Skala dan kategori nilai karakter sudnya peserta didik sudah selalu mem-
SKAlA KAtEGOrI perlihatkan prilaku yang dinyatakan
1 - 1,75 belum terlihat (bt)
dalam indikator instrumen (Prilaku ter-
puji sudah menjadi budaya)
1,76 - 2,50 Mulai terlihat (Mt)
2,51 - 3,26 Mulai berkembang (Mb)
Sampel yang dijadikan responden
3,27 - 4,0 Mulai membudaya (MK) adalah siswa SMA kelas X berjumlah 68
4,1 - 5.0 Menjadi budaya sekolah (MB) siswa dengan berbagai agama. Dari sejumlah
itu terbagi dari siswa jurusan IPS 1 kelas
Penjelasan tabel: (35 siswa) dan 1 kelas siswa jurusan IPA (33
siswa).
• BT yaitu belum terlihat, peserta didik
Nilai rata-rata karakter siswa di
memiliki nilai sekitar 1 sampai 1,75.
SMA Negeri 9 Bandar Lampung cukup
Maksudnya peserta didik itu belum
menggembirakan. Tabel di bawah
memperlihatkan tanda-tanda prilaku
memperlihatkan nilai karakter dari 7 pena-
yang dinyatakan dalam indikator instru-
naman sebagai berikut:
men (belum memperlihatkan prilaku
yang terpuji).
Tabel 2. Nilai Karakter Siswa SMA Negeri 9
• MT yaitu mulai terlihat, peserta didik Bandar Lampung Berdasarkan Penanaman 7
memiliki nilai sekitar 1,76 sampai 2,50. jenis Karakter

Maksudnya peserta didik sudah ada tan- Gabungan


IPS IPA
da-tanda awal prilaku yang dinyatakan No. Karakter IPA & IPS
dalam indikator instrumen namun Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
belum konsisten. (mulai ada tanda-tan- 1. religius 4,14 Sb 3,90 4,02 MK
da prilaku yang terpuji)
2. Kejujuran 3,65 3,44 3,54 MK
• MB yaitu mulai berkembang, peserta didik
3. toleransi 4,14 Sb 3,99 4,06 MK
memiliki nilai sekitar 2,51 sampai 3,26.
4. Peduli Sosial 4,13 Sb 3,98 4,06 MK
Maksudnya peserta didik sudah mem-
perlihatkan berbagai tanda prilaku yang 5. Disiplin 3,34 3,25 Mb 3,29 MK
dinyatakan dalam indikator instrumen 6. Peduli 3,86 3,63 3,75 MK
lingkungan
dan mulai konsisten. (Mulai memperli-
hatkan prilaku yang terpuji). 7. tanggung 4,14 Sb 4,08 4,11 Sb
Jawab
• MK yaitu mulai membudaya, peserta di-
dik memiliki nilai sekitar 3,27 – 4,0.
Dari tabel di atas terlihat bahwa Ber-
Maksudnya peserta didik sudah terus
dasarkan pernyataan dirinya, siswa SMA
menerus memperlihatkan prilaku yang
Negeri 9 Bandar Lampung pada umumnya
dinyatakan dalam indikator instrumen.
sudah memiliki karakter yang terpuji.
(menunjukkan prilaku yang terpuji)
Peserta didik sudah mulai membudayakan
• SB yaitu sudah menjadi budaya sekolah, pe-
sikap religius, jujur, toleran, peduli sosial,
serta didik nilai sekitar 4,1 – 5,00, mak-
disiplin dan peduli lingkungan. Sedangkan

Volume 13, Nomor 1, April 2015 91

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 91 25-Nov-15 5:50:41 AM


l ISA’ D IyA h M A’r IfAtA INI

karakter untuk rasa tanggung jawab sudah kreatif, saling menghormati dan lain-lain,
menjadi budaya sekolah. seperti dalam RPP yang telah disusun oleh
Sikap religius siswa SMA Negeri 9 Ban- para guru agama di SMA Negeri 9 Bandar
dar Lampung mendapatkan nilai 4,02, Lampung. Para guru pendidikan agama di
maksudnya kegiatan-kegiatan yang ber- semua agama mengarahkan kepada setiap
sifat religi sudah tertanam dalam diri siswa untuk komitmen terhadap ajaran
siswa (sudah mulai membudaya).Apabila di agamanya. Tidak terbuai dengan lingkungan
bedakan untuk kelas IPA dan IPS, ternyata yang tidak baik. Tidak berprilaku buruk
kelas IPS lebih tinggi nilainya di bandingkan dalam setiap aktivitasnya. Pendek kata,
kelas IPA. Begitu juga untuk sikap toleransi, dengan pendidikan agama perilaku/
peduli sosial dan rasa tanggung jawab kelas karakter siswa dapat diarahkan.
IPS masih tetap unggul. Program-program pengembangan ka-
Dari 7 karakter yang paling rendah rakter yang dijabarkan dari visi dan misi,
dimiliki oleh siswa yaitu sikap disiplin, nilai yang dikembangkan sekolah dapat berupa
3,29. Nilai tersebut masih dalam kategori kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
mulai membudaya. Untuk kelas IPA nilainya Dalam kegiatan intrakurikuler sekolah telah
3,25, nilai ini masih dalam kategori baru menyisipkan beberapa kegiatan hidden
mulai berkembang. curricullum yang merupakan atmosfer mo-
Berdasarkan data hasil penelitian ral/karakter secara keseluruhan di mana
menemukan penyelenggaraan pendidikan telah menjadi ciri sekolah berupa peng-
karakter siswa yang dikembangkan oleh SMA integrasian dengan semua mata pelajaran
Negeri 9 Bandar Lampung secara langsung dan melalui penginternalisasian konsep
maupun tidak langsung sudah tercantum sebelum mata pelajaran dimulai dengan
dalam visi dan misi sekolah. Dari visi dan membaca ayat pendek/membaca kitab/
misi tersebut kemudian dijabarkan ke berdoa selama 15 menit. Sedangkan pada
dalam berbagai program. Untuk menunjang kegiatan pembelajaran guru telah me-
keberhasilan program pendidikan karakter masukan nilai-nilai karakter pada content
dan dilakukan dengan berbagai model materinya, demikian pula pada metode yang
penyelenggaraan baik melalui kegiatan dapat mengembangkan karakter siswa juga
intra maupun ekstra kurikuler, serta melalui media melalui film atau gambar-gambar,
hidden curriculum. bahkan sampai pada penilaiannya yang
bersifat afeksi.
Penyusunan program pendidikan ka-
rakter yang pertama dirancang oleh seko- Di SMA Negeri 9 Bandar Lampung
lah dengan mengembangkan karakter terdapat beberapa model penyelenggaraan
berbasis pendidikan agama. Mata pelajaran pendidikan karakter siswa melalui kegiatan
pendidikan agama dalam struktur kurikulum ekstrakurikuler dalam rangka memberikan
secara langsung dapat memberikan dampak penguatan karakter siswanya. Model
pengembangan karakter siswa, karena mata pengembangan karakter yang paling utama
pelajaran agama sudah memuat nilai-nilai dan bisa dilihat dari berbagai penanaman
karakter antara lain jujur, percaya diri, nilai karakter, baik nilai religius, nilai

92 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 92 25-Nov-15 5:50:41 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

kejujuran, disiplin, peduli lingkungan langsung atau ceramah guru pada saat
maupun nilai peduli sosial yaitu dengan pembelajaran di kelas. Lain halnya dengan
pemasangan leaflet/pamflet/spanduk yang anak kecil/ siswa PAUD/TK, media yang
berisi pesan-pesan moral di tempat-tempat disukai anak untuk membentuk karakter
yang strategis,. Menciptakan lingkungan yang pas mungkin dengan dongeng-
yang kondusif dan agamis. Membuat dongeng, cerita pendek dll. Juga lain lagi
aturan-aturan atau tata tertib sekolah, dan untuk masyarakat luas bisa dengan film
perayaan hari-hari besar agama. Semua komedi yang dikemas menarik mungkin.
upaya yang dilakukan sekolah sesuai dengan Menurut Spilka (1991) remaja lebih merasa
pendapat para para ahli teori tingkah laku tertarik kepada agama dan keyakinan
dan pembelajaran sosial yang menyatakan spiritual dari pada anak-anak. Pemikiran
bahwa tingkah laku moral remaja ditentukan abstrak remaja yang semakin meningkat
oleh proses penguatan (reinforcement), dan pencarian identitas diri yang dilakukan
hukuman, dan imitasi.12 Demikian pula membawa mereka cenderung pada masalah-
keanekaragaman situasional dalam ber- masalah agama dan spiritual.13
bagai kegiatan siswa juga telah menjadi Selanjutnya terhadap pernyataan pe-
penekanan pengembangan karakter siswa serta didik terhadap tujuh karakter yang
di SMA tersebut. dimilikinya, menurut pernyataan para
Berdasarkan data hasil penelitian di atas siswa pada umumnya sudah memiliki
menyebutkan bahwa pesan–pesan moral karakter yang terpuji. Karena menurut per-
tersebut melalui media pemasangan leaflet/ nyataannya dari tujuh pendekatan karakter
spanduk di di setiap tempat yang strategis, pada umumnya telah tertanam dalam
agar setiap peserta didik yang melintasi dirinya. peserta didik sudah terus menerus
sengaja maupun tidak sengaja akan melihat/ memperlihatkan prilaku yang dinyatakan
membaca pesan-pesan moral tersebut. Dalam dalam indikator instrumen.
hal ini karena sekolah sangat memahami Nilai karakter yang tertanam dalam
bahwa “wise word” dapat mewakili puluhan diri peserta didik yang pertama adalah rasa
bahkan ratusan nasihat guru. Inilah salah tanggung jawabnya sebagai peserta didik.
satu model penyelenggaraan pendidikan Hampir semua menyatakan sebagai peserta
karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler didik selalu belajar dengan baik untuk masa
bagi peserta didik SMA yang sudah dewasa. depan yang lebih baik. Siap menerima
Karena pada remaja telah mampu berpikir hukuman bila melanggar peraturan, apabila
secara abstrak sehingga pengembangan diberi tanggung jawab setiap kegiatan selalu
karakter sangat ditentukan dengan proses transparan dan lain-lain masih banyak
kognitif dan sosial. Kualitas interaksi sosial seperti dalam indikator instrumen yang
di lingkungan sekolah yang menghargai cenderung pada prilaku yang terpuji.
akan menyampaikan pesan karakter yang Kemudian apakah nilai karakter siswa
lebih bertahan lama daripada pernyataan yang demikian merupakan pengaruh dari

John W Santrock, Adolesence: Perkembangan


12
13
ibid, h. 460
Remaja, Ed. VI, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 451

Volume 13, Nomor 1, April 2015 93

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 93 25-Nov-15 5:50:42 AM


l ISA’ D IyA h M A’r IfAtA INI

model penyelenggaraan pendidikan karakter perlihatkan sikap religius, jujur, toleransi,


yang dikembangkan di SMA Negeri 9 Bandar peduli sosial, disiplin dan peduli lingkungan.
Lampung?,, Karena menurut pendapat para dan sikap yang sudah tertanam dalam
ahli bahwa karakter anak di pengaruhi dirinya adalah Sikap rasa tanggung jawab.
oleh banyak faktor yaitu faktor Keluarga, Sehingga penelitian ini menyarankan
lingkungan masyarakat dan lingkungan kepada sekolah agar kegiatan-kegiatan
sekolah. Penelitian ini belum melihat berapa tersebut diberikan pengawalan karakter
persen kontribusi dari pengaruh model ini. dalam bentuk tugas atau kegiatan dari guru
sebagai tindak lanjut setelah tatap muka
PENUTUP (KBM). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dikembangkan lagi sebagai bahan masukan
Dari hasil penelitian yang telah diurai- dalam mengembangkan teori tingkah laku
kan di atas beserta pembahasannya dapat dan pembelajaran sosial.
disimpulkan: Model penanaman nilai-nilai
karakter siswa melalui kegiatan intra-
kurikuler di SMA N 09 Bandar Lampung
dilakukan dengan menyisipkan beberapa
kegiatan hidden curricullum berupa peng-
integrasian dengan semua mata pelajaran,
menginternalisasikan konsep sebelum mata
pelajaran dimulai dengan membaca ayat
pendek/membaca kitab/berdoa selama
15 menit, dalam kegiatan pembelajaran
guru memasukan nilai-nilai karakter pada
content materinya, demikian pula metode
yang dikembangkan melalui media film
atau gambar-gambar, bahkan sampai pada
penilaiannya yang bersifat afeksi.
Sedangkan model penanaman nilai-
nilai karakter siswa melalui kegiatan ekstra-
kurikuler dilakukan dengan pemasangan
pamflet/leaflet/spanduk yang berisi tulisan
pesan-pesan moral di setiap tempat yang
strategis, Menciptakan lingkungan yang
kondusif dan agamis. Membuat aturan-
aturan dan tata tertib sekolah yang tegas
dalam mendukung program pembentukan
karakter. dan melalui perayaan hari-hari
besar agama.
Terkait karakter, Siswa SMA N 09 Badar
Lampung sudah terus menerus mem-

94 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 94 25-Nov-15 5:50:42 AM


Model PenAnAMAn nIlAI-nIlAI KArAKTer SISwA SMABerBASIS PendIdIKAn AgAMA

SUMBER BACAAN Ratna Megawangi (2009): Pendidikan Karakter,


Solusi Tepat untuk Membangun Bangsa.
Jakarta, Indonesia Heritage Foundation.
Departemen Pendidikan Nasional, Syarbini, Amirullah (2012): Buku Pintar
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap
dan Menengah. Undang-undang Republik Mendidik Karakter Anak di Sekolah,
Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Madrasah dan Rumah. Jakarta, Prima
Pendidikan nasional (Lembaran Negara Pustaka.
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor
Tim Penyusun (2010: Pedoman pelaksanan
78 dan tambahan lembaran Negara
Pendidikan karakter: Berdasarkan Peng-
Republik Indonesia Nomor 4301)
alaman di satuan Pendidikan Rintisan,
John W Santrock, Adolesence (2003): Perkem- Pusat kurikulum dan Perbukuan
bangan Remaja, Ed. VI. Jakarta, Erlangga Balitbang Kementerian pendidikan dan
Pusat Kurikulum (2009): Pengembangan dan Kebudayaan, Jakarta
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Undang-undang Republik Indonesia nomor
Pedoman Sekolah, Jakarta 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Nasional, Bandung: Fokus Media
Pengembagan Kementerian Pendidikan http://ckslamet.blogspot.com/2012/03/
dan kebudayaan (2010): Karakter Bangsa. nilai-kejujuran-dalam-pendidikan.html
Jakarta diakses 25 Mei 2014
Kementerian Pendidikan Nasional (2011): http://muhammadhasratul.blogspot.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan com/2012/06/sikap-toleransi-dalam-
karakter. Jakarta, Pusat Kurikulum dan kehidupan.html, diakses tanggal 25 Mei
Perbukuan 2014
Kosoema A. Doni (2010): Pendidikan Karakter http://sulteng.bps.go.id/index.php/berita-
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. artikel/artikel/44-gerbang-menuju-
Jakarta, Grasindo disiplin-kerja-yang-baik.html , diakses
Nasir Mohd (1988): Metode Penelitian. Jakarta, 26 Mei 2014
Gahalia Indonesia

Volume 13, Nomor 1, April 2015 95

EDUKASI V13_n1_2015 (A4) isi set2.indd 95 25-Nov-15 5:50:42 AM

You might also like