You are on page 1of 6

RESUME

“PERANCANGAN PROGRAM KEGIATAN SISWA DI SEKOLAH DASAR YANG


BERBASIS AKTIVITAS YANG MENGANDUNG PENGALAMAN BELAJAR
YANG BERMAKNA GUNA MENCIPTAKAN PENDIDIKAN BERKARKTER”
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN SD
DOSEN PENGAMPU: BUDI SETIAWAN M. Pd

DISUSUN OLEH:
ANDINI DWI PRATIWI
216910502

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TA 2023/2024
A. KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan dalam bahasa Latin disebut educare, secara konotatif bermakna
melatih. Dalam dunia pertanian dikenal istilah educere yang berarti menyuburkan:
mengolah tanah menjadi subur agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan sesuai dengan yang diha- rapkan. Dengan demikian, pendidikan dapat
dipahami sebagai usaha mempersiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang
secara baik dan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi yang di- hadapi
dalam menjalani kehidupannya.
Kata karakter berasal dari bahasa Latin kharakter, kharassein, kha- rax, dalam
bahasa Inggris: character dan Indonesia karakter, Yunani character, dari charassein yang
berarti membuat tajam, membuat dalam. Karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-
sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang
lain. Adapun menurut Kamus Ilmiah Populer Bahasa Indonesia karakter diartikan
sebagai watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan. Sementara itu, dalam kamus sosiologi
karakter diartikan sebagai ciri khusus struktur dasar kepribadian seseorang (karakter,
watak)."
Secara prinsipiel, pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dan teknologi yang
semuanya dijiwal oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
Pancasila.
Secara operasional, pendidikan karakter bertujuan untuk mening- katkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter atau akhlak mulia peserta didik secara unggul, terpadu, dan seimbang, sesuai
standar kompetensi lulusan.
B. DESKRIPSI PENDIDIKAN KARAKTER
Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha
yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi, untuk mengetahui
pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang
disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona (1991) menyatakan bahwa pendidikan
karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia
dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-
sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan
nilai-nilai etis. Pendidikan karakter menurut Lickona mengandung tiga unsur pokok,
yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the
good), dan mela- kukan kebaikan (doing the good). Senada dengan itu, Albertus
menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah diberikannya tempat bagi ke- bebasan
individu dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan layak
diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi berhadapan
dengan dirinya, sesama, dan Tuhan.
Definisi di atas juga menekankan bahwa kita harus mengikat para siswa dengan
kegiatan-kegiatan yang akan mengantarkan mereka berpikir kritis mengenai persoalan-
persoalan etika dan moral; menginspirasi mereka untuk setia dan loyal dengan
tindakan-tindakan etika dan moral; dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mempraktikkan perilaku etika dan moral tersebut.

C. PERAN STRATEGIS KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SEBAGAI


PEMBENTUK KARAKTER
Perencanaan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan
ekstrakurikuler tersebut dapat diupayakan untuk meningkatkan karakter disiplin dan
bertanggungjawab yang dirumuskan setiap tahun dalam program kerja sekolah,
program kerja tersebut disusun dalam manajemen sekolah yang bertujuan membentuk
dan membina peserta didik yang memiliki karakter disiplin dan bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sekolah harus melakukan langkah-
langkah strategis yang mendukung pelaksanaanya, langkah-langkah strategis tersebut
menjadikan indikator yang membawa dampak perubahan terhadap proses pendidikan
karakter pada sekolah itu sendiri proses perencanaanya berupa model terintegrasi dan
suplemen, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dengan pendekatan manajemen
pendidikan, sedangkan karakter disiplin dan bertanggungjawab yang disusun sekolah
dapat diimplementasikan melalui langkah nyata dalam pelaksanaan programnya
dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah manajemen pendidikan yang baik dan benar.
Implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam membina karakter peserta didik
mengenai karakter disiplin dan bertanggungjawab mulai mengacu kepada kurikulum
yang dalam hal ini kedua sekolah menggunakan kurikulum yang sama yaitu
kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 pelaksanaan pendidikan karakter tersebut
sudah tergambarkan pada kompetensi yang harus dikuasai peserta didik, karena
kurikulum ini berbasis kompetensi dan karakter, maka dalam penerapan pendidikan
karakternya lebih menekankan pada aspek kepribadian utuh yang harus tercermin dari
perilaku peserta didik. Hal ini bermakna bahwa pelaksanaan pendidikan karakter
tersebut, diterapkan dalam kurikulum melalui:
a. program pengembangan diri
b. pengintegrasian ke dalam semua mata pelajaran
c. pengintegrasian ke dalam kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
d. pembiasaan.
D. CONTOH PROGRAM SEKOLAH DI LEVEL SD
Dalam program pendidikan karakter ini salah satu yang dikembangkan adalah
karakter disiplin. Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan dengan
melibatkan guru, orang tua, dan siswa. Hal ini mengingat bahwa untuk mendukung
keberhasilan program pendidikan karakter perlu campur tangan baik dari pihak sekolah
(guru), orang tua, dan masyarakat.
Keterlibatan dari ketiga komponen tersebut dalam pendidikan karakter sesuai
dengan pendapat Krischenbaum (1995:3) bahwa pendidikan karakter bukanlah
tanggung jawab segelintir orang saja, tetapi perlu melibatkan komponen lain sseperti
halnya orang tua, pendidik, institusi agama, organisasi kepemudaan. Masing-masing
komponen yang mendukung keberhasilan pendidikan karakter tersebut harus saling
bekerja sama.
a. Menetapkan Aturan Sekolah dan Aturan Kelas
Aturan sekolah maupun aturan kelas berperan penting dalam
mendisiplinkan siswa. Pentingnya aturan sekolah ini dikemukakan oleh Curvin
& Mendler (1999:8) bahwa terjadinya perilaku tidak disiplin pada siswa salah
satu faktor penyebabnya adalah pembatasan yang tidak jelas. Dengan
dituangkannya aturan sekolah maupun aturan kelas ke dalam tata tertib sekolah,
maka batasan-batasan perilaku siswa di sekolah menjadi jelas.
b. Memantau Perilaku Kedisiplinan Siswa di Rumah Melalui Buku Catatan
Kegiatan Harian
Adanya buku catatan kegiatan harian siswa bertujuan untuk menjaga
konsistensi antara kegiatan siswa di sekolah dan di rumah. Konsistensi ini perlu
dipantau dan dijaga untuk mendukung keberhasilan program pendidikan
karakter disiplin yang sedang dikembangkan. Devine (2002:310)
mengemukakan bahwa dalam rangka untuk mendisiplinkan siswa perlu
dilakukan kontrol waktu dan ruang sebagai alat untuk memonitoring perilaku
siswa. Melalui kontrol ruang dan waktu diharapkan secara bertahap akan
muncul kesadaran diri siswa untuk berperilaku disiplin.
c. Memberikan Pesan-pesan Afektif di Berbagai Sudut Sekolah yang Mudah
Dilihat oleh Warga Sekolah
Pembuatan papan tempel untuk pesan afektif ini merupakan upaya sekolah
untuk mensosialisasikan nilai-nilai karakter disiplin kepada peserta didik.
Sosialisasi ini diperlukan agar seluruh siswa mengetahui nilai-nilai karakter
yang dikembangkan sekolah. Berbekal pengetahuan tentang nilai-nilai karakter
disiplin yang dikembangkan, secara bertahap siswa akan menginternalisasikan
nilai-nilai karakter tersebut dalam dirinya dan pada akhirnya mereka akan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter yang terinternalisasi dalam dirinya
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, O. (2022). Optimslidsdi Kegiatan Ekstrakulikuler dalam Memnina Karakter Peserta


Didik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 829-837.
Devine, D. (2002). Children's Citizenship and the Stucturing of Adult Child Relations in The
Primary School. Chilhood, 303-320.
Dra. Hj. Aisyah M. Ali, M. (2018). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya.
Jakarta: Kencana.
Kirschenbaum. (1995). 100 Ways To Enhance Values And Morality In Schools And Youth
Setting. London: Allyn And Bacon.
Lickona, T. (1991). Educating for Charachter: How Our School Can Teach Respect and
Responsibility. New York: Bantam Books.
Mindler, C. (1999). Discipline With Dignity. USA: Association For Supervision And
Curriculum Development.
Sudrajat, A. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter? Jurnal Pendidikan Karakter, 47-58.
Wuryandani, D. W. (2014). Pendidikan Karakter Disiplin di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 286-295.

You might also like