You are on page 1of 14

Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 9, No. 2, Juli-Desember 2022


jurnalkelola@gmail.com Halaman: 189-202

Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah Berbasis


Kearifan Budaya Lokal (Suku Samin)

Silviana Winty Wongarso


Magister Administrasi Pendidikan-FKIP-UKSW
silvianawintyw@gmail.com

Yari Dwikurnaningsih
Magister Administrasi Pendidikan-FKIP-UKSW
yari.dwikurnaningsih@uksw.edu

Sophia Tri Satyawati


Magister Administrasi Pendidikan-FKIP-UKSW
sophia.trisatyawati@uksw.edu

ABSTRACT
The objective of this study is to describe the management of character education, the obstacles
and drawbacks of character education management which is currently being carried out in
schools. This research also describes the development of a character education management
model in schools based on local cultural wisdom (Samin Tribe). This research is a research
and development (RnD) with a qualitative descriptive method with an ethnographic approach
which is limited to the product manufacturing stage. Data were collected using document
study techniques, observation, and in-depth interviews. The Miles and Huberman model was
used to analyze the data. The results of the study: 1) The management of character education
that has been implemented in schools shows that the development of character education has
been carried out in accordance with character education according to the Ministry of National
Education and government regulations, but has not been maximized. This is due to several
problems such as the lack of reading resources, model guidebooks on character education,
the management of character education carried out in schools has not been in accordance
with the four management functions, 2) Obstacle and shortcomings of character education
management, namely the management function has not been maximized, the absence of team
implementation, lack of coordination meetings, lack of integration into classroom-based
approaches, school culture, and society, lack of teacher insight, limited sources of reading
books and model guidebooks, 3) Model development which includes character education for
the Samin Tribe, then developed through four management functions, namely planning,
organizing, implementing, and evaluating which are described through the character
education management model in schools based on local cultural wisdom (Samin Tribe).

Keywords: Management Function, Character Education, Lokal Wisdom

Article Info
Received date: 16 November 2022 Revised date: 30 November 2022 Accepted date: 19 Desember 2022

PENDAHULUAN mempersiapkan generasi yang berkualitas,


Pendidikan karakter telah menjadi bukan hanya untuk kepentingan individu warga
perhatian bersama dalam rangka negara, tetapi juga untuk warga masyarakat
189
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2022

secara keseluruhan. Peraturan Menteri kebaikan (desiring the good), dan melakukan
Pendidikan dan Kebudayaan No. 20 Tahun kebaikan (doing the good). Pendidikan karakter
2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter menanamkan sebuah kebiasaan yang baik
pada satuan Pendidikan Formal Pasal 1 yaitu, sehingga anak-anak mengerti, merasakan,
“Penguatan Pendidikan Karakter yang paham, dan melakukan sesuatu hal yang baik.
disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di Dalam penerapannya pendidikan karakter
bawah tanggung jawab satuan pendidikan Lickona menerapkan pentingnya kerjasama
untuk memperkuat karakter peserta didik sekolah dengan keluarga. Lickona (2012)
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua
pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja merupakan indikator utama keberhasilan
sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan sekolah. Ketika sekolah dan keluarga
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan bekerjasama dalam memperbaiki moral anak,
Nasional Revolusi Mental (GNRM)”. maka pendidikan karakter akan tercapai.
Kemudian dalam Pasal 2 di jelaskan bahwa Alasan diterapkannya pendidikan karakter
“PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai- menurut Lickona yaitu merupakann cara
nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terbaik untuk menjamin peserta didik memiliki
terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, kepribadian yang baik dalam kehidupannya,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, cara untuk meningkatkan prestasi akademik,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat mempersiapkan siswa untuk menghormati
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar yang beragam.
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan Pentingnya pendidikan karakter bagi
bertanggung jawab”. peserta didik, yaitu untuk mengembangkan
Pendidikan karakter menurut Lickona potensi afektif peserta didik sebagai manusia
(Fitria, 2017), merupakan pendidikan untuk yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
membentuk kepribadian seseorang melalui bangsa, mengembangkan kebiasaan dan
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dalam tindakan nyata seseorang yaitu berupa dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung dan karakter bangsa, menanamkan jiwa
jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
dan sebagainya. Kemudian dalam buku didik sebagai generasi penerus bangsa,
Character Matters Lickona (Fitria, 2017), kemudian mengembangkan kemampuan pesrta
mengemukakan bahwa Character education is didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
the delibrate effort to cultivate virtue that is berwawasan kebangsaan dan mengembangkan
objectively good human qualities that are good lingkungan kehidupan sekolah sebagai
for the individual person and good for the lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
whole society (Pendidikan karakter merupakan kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
kebijakan, yaitu kualitas kemanusiaan yang Kemudian kondisi pendidikan yang ideal itu
baik secara objektif, bukan hanya baik untuk pendidikan yang tidak hanya transfer of
individu perseorangan, tetapi juga baik untuk knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan
masyarakat secara keseluruhan). Menurut demikian, pendidikan menghasilkan peserta
Lickona (Fitria, 2017) terdapat tiga unsur didik dengan karakter yang baik, Marzuki
pokok pendidikan karakter yaitu, “mengenai (2016).
kebaikan (knowing the good), mencintai
190
Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah .... | Silviana W. Wongarso, dkk.
Berdasarkan studi pendahuluan yang Indonesia, salah satu suku yang ada di wilayah
dilakukan peneliti, implementasi pendidikan Indonesia adalah Suku Samin.
karakter mengalami masalah. Yaitu (1) Suku Samin disebut juga sebagai
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru masyarakat Samin. Masyarakat Samin adalah
terhadap pendidikan karakter dan budaya lokal sekelompok masyarakat yang menganut ajaran
setempat (Pendidikan Karakter Suku Samin), Saminisme. Ajaran ini berasal dari seorang
(2) Minimnya sarana dan prasarana, serta tokoh bernama Samin Surosentiko yang lahir
sumber yang mendukung pengembangan dan pada tahun 1859 di Desa Ploso Kedhiren,
penerapan pendidikan karakter di sekolah Klopodhuwur, Randublatung, Blora, Jawa
berbasis kearifan budaya lokal, (3) Tidak Tengah. Menurut pendapat Rosyid
adanya buku model beserta panduan tentang (Munawaroh, dkk, 2015), ajaran Saminisme
pengembangan pendidikan karakter berbasis muncul sebagai reaksi terhadap pemerintah
kearifan budaya lokal, (4) Guru yang mengajar Kolonial Belanda yang sewenang-wenang
bukan asli daerah sekitar Suku Samin, maka terhadap orang-orang pribumi. Perlawanan
dari itu pemahaman tentang ajaran Suku Samin mereka dilakukan tidak secara fisik, tetapi
sangat minim, (5) Kurangnya kerja sama antara berwujud pertentangan terhadap segala
guru dengan orang tua terhadap implementasi peraturan dan kewajiban yang harus dilakukan
pendidikan karakter di luar sekolah, (6) Sempat rakyat terhadap pemerintahan Belanda saat itu,
adanya hambatan dan kendala dalam proses termasuk menolak membayar pajak.
implementasi pendidikan karakter di sekolah, Pinasti (2015), mengemukakan bahwa
hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 masyarakat suku samin ini mengajarkan
yang mengharuskan peserta didik belajar tentang pendidikan karakter, budi pekerti,
melalui daring (online), (7) Adanya ketaatan pada keyakinan yang dianutnya,
penyesuaian kembali peserta didik di sekolah pemeliharaan lingkungan, norma-norma
pasca pandemi Covid-19, (8) Kurangnya pergaulan seperti tidak memperbolehkan
kegiatan pendukung pengembangan pendidikan pergaulan bebas, kekerabatan yang sangat
karakter di sekolah, sehingga perlu kental, tidak memiliki kecemburuan sosial,
pengembangan pendidikan karakter berbasis mudah menyesuaikan diri, mengajarkan
kearifan budaya lokal. tentang keteguhan, toleransi, nasionalisme,
Budaya lokal sebagai bagian dari cinta kasih, peduli, ketangguhan, kerja keras
kearifan bangsa yang hidup ditengah-tengah dan disiplin. Jadi inti dari ajaran samin ini
lingkungan masyarakat Indonesia, merupakan adalah berperilaku yang baik.
referensi utama dari pembentukan nilai-nilai Nilai-nilai pendidikan karakter yang
luhur budaya bangsa. Nuraini (2012) terkandung dalam ajaran Samin Surosentiko
berpandangan bahwa kearifan lokal merupakan yang terdapat dalam Buku ”Pendidikan Samin
suatu gagasan konseptual yang hidup dalam Surosentiko” (Mukodi, 2015) tersebut meliputi;
masyarakat, tumbuh dan berkembang secara (1) Sabar dan tidak putus asa; (2) Religiusitas;
terus-menerus dalam kesadaran masyarakat (3) Kejujuran; (4) Kerja Keras; (5) Mandiri dan
dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan Kreatif; (6) Semangat Pembebasan; (7)
yang sakral sampai dengan yang profan (bagian Kebersamaan dan Persaudaraan; (8) Persamaan
keseharian dari hidup dan sifatnya biasa-biasa Hak; (9) Cinta damai; (10) Peduli lingkungan;
saja). Indonesia merupakan kaya akan sumber dan (11) Tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut
daya alam dan keragaman dari budaya, suku dijadikan sebagai peredam perilaku masyarakat
bangsa, agama, hingga aliran-aliran untuk tidak berlaku secara semena-mena.
kepercayaan. Banyak sekali suku yang ada di
191
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2022

Penelitian relevan yang dilakukan oleh daerahnya dalam hal ini yaitu pendidikan Suku
Pinasti, dkk (2015), masyarakat Samin Samin/Ajaran Suku Samin., (hasil wawancara
merupakan salah satu kelompok masyarakat dengan Kepala Sekolah). Berdasarkan uraian
yang masih terbelakang, namun memiliki nilai- latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
nilai dan norma yang relevan dengan meneliti tentang “Pengembangan Model
pendidikan karakter. Ajaran Samin dicetuskan Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah
oleh Samin Surosentiko pada tahun 1890 dan Berbasis Budaya Lokal (Suku Samin)”.
mudah diterima oleh masyarakat Blora. Hal ini Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1)
dikarenakan keadaan masyarakat Blora pada Mendiskripsikan manajemen pendidikan
abad ke-19 sangat memprihatinkan. karakter yang selama ini dilaksanakan di
Di sekolah terdapat 18 pendidikan sekolah, 2) Mendiskripsikan hambatan dan
karakter menurut Kemendiknas yang kekurangan manajemen pendidikan karakter
diterapkan selama ini. Bawasannya pendidikan yang selama ini dilaksanakan di sekolah, dan 3)
karakter tersebut dilakukan mulai dari hal kecil, Mendiskripsikan pengembangan model
dan dari sebuah pembiasaan. Walaupun ada manajemen pendidikan karakter di sekolah
beberapa pendidikan karakter Suku Samin yang berbasis kearifan budaya lokal (Suku Samin).
sama dengan pendidikan karakter yang ada di
sekolah, akan tetapi dari segi ajarannya METODE PENELITIAN
berbeda. Sejauh ini keberhasilan pelaksanaan Penelitian ini merupakan penelitian dan
pendidikan karakter terkait dengan pendidikan pengembangan atau Research and
karakter Suku Samin belum dilakukan secara Development (R&D) dengan metode deskriptif
maksimal. Hal ini ditunjukkan karena kualitatif dengan pendekatan etnografi.
kurangnya pengetahuan dan pemahaman Pendekatan etnografi dilakukan dengan
peserta didik dan guru mengenai pendidikan mengangkat keunggulan dari nilai-nilai
karakter Suku Samin/Ajaran Suku Samin kearifan budaya lokal (Suku Samin) sebagai
sehingga kegiatan pembelajaran yang dilkukan basis pengembangan pendidikan Karakter di
di sekolah masih monoton. sekolah. Sugiyono (2020) menjelaskan bahwa
Proses pembentukan karakter peserta penelitian etnografi merupakan salah satu jenis
didik sangat diperlukan dukungan dari berbagai penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan
pihak, diantaranya sekolah, keluarga dan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi
masyarakat agar peserta didik memiliki yang alamiah melalui observasi dan
karakter yang utuh dengan nilai-nilai yang wawancara. Proses pengembangan model
luhur. Hal ini sejalan dengan penelitian Wening dilakukan dengan menggunakan model Borg
(2012) dalam Sakman & Sri Rahmadani Syam and Gall yang terintegrasi dengan model
(2016) menyatakan bahwa faktor lingkungan ADDIE (Sugiyono, 2019). Pada tahap
memberikan pengaruh yang positif dalam Penelitian dan Pengumpulan Data (Analyze),
pembentukan karakter dan Kurniawan (2015) dilakukan studi lapangan dan studi Pustaka
juga menyatakan bahwa pembiasaan- melalui wawancara untuk mengidentifikasi
pembiasaan yang dilakukan secara berulang permasalahan pengembangan manajemen
dan konsisten mulai dari lingkungan keluarga, pendidikan karakter yang selama ini terjadi
sekolah dan masyarakat dapat membentuk sebagai dasar penentuan pembuatan model
karakter peserta didik. seperti apa yang harus disusun.
Sekolah perlu mengembangkan Pada tahap Perencanaan (Design)
manajemen pendidikan karakter dan lebih Model yang dirancangkan merupakan sebuah
menekankan pada kearifan budaya lokal dari prototype (produk awal) yang masih perlu diuji
192
Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah .... | Silviana W. Wongarso, dkk.
dan divalidasi sebelum menjadi produk final (2011). Dari hasil wawancara menunjukkan
yang dapat digunakan. Tahapan selanjutnya bahwa, sekolah sudah melakukan
merupakan Pengembangan Produk Awal pengembangan pendidikan karakter di sekolah
(Development) yang meliputi tahap revisi sesuai dengan pendidikan karakter menurut
desain produk, kemudian setelah melewati Kemendiknas dan peraturan pemerintah, akan
proses validasi dan diketahui kekurangan dan tetapi pengembangan tersebut belum dilakukan
kelebihan dari produk tersebut, maka produk secara maksimal. Hal ini dikarenakan adanya
tersebut akan diperbaiki agarlebih layak dan karakter peserta didik yang berbeda-beda,
sesuai dengan kebutuhan sekolah dan sehingga membuat bapak/Ibu guru di sekolah
mendukung peningkatan kualitas bagi mengalami kesulitan dan kendala dalam
pelaksanaan pengembangan model manajemen pengembangan manajemen pendidikan
pendidikan karakter di sekolah berbasis karakter. Selain itu, masih ada bapak/Ibu guru
kearifan budaya lokal (Suku Samin). Setelah yang masih kurang fokus, atau kurang
direvisi peneliti membuat desain produk yang memahami pendidikan karakter itu sendiri serta
sudah direvisi, kemudian hasil dari revisi masih ada guru yang menggunakan kurikulum
tersebut digunakan untuk uji coba produk. 2006 sedangkan sekolah saat ini menggunakan
Setelah dilakukan uji coba produk makan kurikulum 2013, sehingga belum paham
didapatkan hasilnya, dan hasil dari uji coba tentang pendidikan karakter yang saat ini
produk itu berupa catatan yang nantinya akan diselenggarakan di sekolah.
digunakan untuk perbaikan produk. Kemudian Manajemen pendidikan karakter yang
dilanjutkan pada tahap evaluasi yang dilaksanakan di sekolah belum sesuai dengan
merupakan kelanjutan yang ada pada tahap empat fungsi manajemen, yaitu seperti tahap
perencanaan, pengorganisasian, dan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
pelaksanaan sebagai alat melakukan rencana dan tahap evaluasi. Fungsi manajemen ini
tindak lanjut pengembangan model manajemen belum berjalan dengan maksimal, karena dalam
pendidikn karaktr di sekolah berbasis kearifan prosesnya masih terkendala pada tahap
budaya lokal (Suku Samin). pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 manajemen pendidikan karakter di sekolah.
Klopoduwur, Desa Klopoduwur Kecamatan Dalam tahap pengorganisasian, sekolah belum
Banjarejo Kabupaten Blora, Privinsi Jawa memiliki tim pengembangan pendidikan
Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan karakter secara khusus, sehingga pada tahap
Agustus 2021 sampai selesai. Adapun subjek pengorganisasian ini belum berjalan secara
penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru maksimal. Kurang adanya rapat koordinasi
yang berada di Desa Klopoduwur Kecamatan pelaksanaan pengembangan pendidikan
Banjarejo Kabupaten Blora, Provinsi Jawa karakter juga mempengaruhi tingkat
Tengah. Lebih tepatnya SD Negeri 1 ketercapaian pengembangan pendidikan
Klopoduwur. karakter di sekolah, kurangnya sarana dan
prasarana di sekolah juga menjadi salah satu
HASIL PENELITIAN DAN kendala dalam proses pengembangan
PEMBAHASAN pendidikan karakter di sekolah. Saat ini guru
Hasil Penelitian hanya melakukan pengamatan berkaitan
Manajemen pendidikan karakter yang dengan karakter peserta didik di kelasnya
selama ini dilaksanakan di sekolah masing-masing, sehingga dalam penyampaian
Selama ini sekolah menerapkan 18 dan pengembangan pendidikan karakter masih
pendidikan karakter menurut Kemendiknas
193
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2022

mengalami kesulitan sedangkan karakter disiplin memasuki kelas secara bergantian


peserta didik itu berbeda-beda. dengan temannya, selain itu sebelum memulai
Pada tahap pelaksanaan menunjukkan pembelajaran di kelas peserta didik diminta
adanya keterbatasan pengetahuan dan untuk membaca surat-surat pendek, dan
pemahaman guru mengenai pendidikan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum
karakter, itu juga mempengaruhi proses pebelajaran di mulai, hal ini guna untuk
pengembangan pendidikan karakter tersebut meningkatkan karakter religius, cinta tanah air,
sehingga ketika melakukan pembiasaan dan semangat kebangsaan. Pendidikan karakter
pengembangan pendidikan karakter di sekolah yang terintegrasi ke dalam pendekatan berbasis
terhadap peserta didik masih monoton dan pada kelas sudah di masukkan ke dalam pembuatan
akhirnya banyak peserta didik yang masih RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),
memiliki karakter yang rendah. Selain itu, di pendidikan karakter ini dimasukkan ke dalam
sekolah juga belum memiliki buku RPP agar memudahkan guru dalam proses
pengembangan model manajemen pendidikan pembelajaran. Pendidikan karakter yang
karakter, belum maksimal dalam terintegrasi ke dalam pendekatan berbasis
pengintegrasian pendidikan karakter pada budaya sekolah merupakan pengembangan
pendekatan berbasis kelas, pendekatan berbasis nilai-nilai pendidikan karakter yang
budaya sekolah, dan pendekatan berbasis mencangkup semua kegiatan yang dilakukan
masyarakat. Di sekolah juga kurang adanya oleh kepala sekolah, guru, dan peserta didik
sosialisasi program kegiatan pendidikan yang ada di sekolah. Budaya sekolah
karakter, dengan kurangnya sosialisasi tersebut menunjukkan adanya suasana kehidupan
bapak/Ibu guru kurang memahami pendidikan sekolah untuk saling berinteraksi satu sama
karakter tersebut, sehingga dalam penyampaian lain, interaksi antara guru dan peserta didik dan
terhadap peserta didik masih sangat minim. sesamanya, interaksi antara kepala sekolah
Dari hasil wawancara dengan guru kelas dengan guru, peserta didik, dan sebagainya.
VI SD Negeri 1 Klopoduwur menjelaskan Interaksi tersebut terikat pada atuaran, norma,
bahwa baru-baru ini sekolah mulai mengikuti moral, serta etika yang berlaku di suatu sekolah.
webinar mengenai pendidikan karakter untuk Sebagian nilai-nilai yang dikembangkan dalam
mengembangkan kemampuan guru dalam budaya sekolah meliputi: kepemimpinan,
mengajar dan membentuk karakter peserta keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras,
didik di sekolah. Hasil dari kegiatan disiplin, kepedulian social, kepedulian
webinarpun belum diimplementasikan dengan lingkungan, rasa kebangsaan, tanggung jawab,
baik di sekolah, jadi masih sangat dan rasa memiliki. Adapun dalam
membutuhkan banyak sumber untuk pengembangan budaya sekolah ada 6 aspek
meningkatkan kemampuan guru di sekolah antara lain: (1) budaya moral spiritual, (2)
dalam pengembangan pendidikan karakter. budaya bersih rapi, (3) budaya cinta tanah air,
Tahap pembiasaan pendidikan karakter (4) budaya setia kawan, (5) budaya belajar, dan
di sekolah, sudah mulai dijalankan kembali (6) budaya mutu. (Kemdiknas, 2011).
setelah adanya kendala pandemi Covid-19 yang Pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam
menyebabkan peserta didik melakukan pendekatan berbasis budaya sekolah
pembelajaran secara daring walaupun belum ditunjukkan melalui kegiatan upacara setiap
terlaksana dengan maksimal. Contoh hari senin, dan gotong-royong bersama untuk
pembiasaan tersebut seperti: sebelum membersihkan sekolah agar lingkungan
memasuki kelas peserta didik diminta untuk sekolah tetap bersih dan nyaman. Selanjutnya
berbaris di depan kelas, dan kemudian secara untuk pendidikan karakter yang terintegrasi ke
194
Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah .... | Silviana W. Wongarso, dkk.
dalam pendekatan berbasis masyarakat samin, sementara masyarakat memiliki
ditunjukkan melalui hari raya idul fitri, peserta karakter unggul ajaran suku samin yang
didik melakukan kegiatan seperti berbagi zakat sesuai dengan keyakinan pada budayanya.
kepada masyarakat disekitar SD Negeri 1 9. Adanya masa transisi kepala sekolah dari
Klopoduwur sebagai bentuk partisipasi dalam kepala sekolah yang lama ke kepala sekolah
perayaan hari besar, (Hasil wawancara dengan yang baru, sehingga banyak peruabahan
Kepala Sekolah). yang terjadi disekolah.
10. Adanya transisi kurikulum, dari kurikulum
Hambatan dan kekurangan manajemen 2006 ke kurikulum 2013, yang mana masih
pendidikan karakter yang selama ini ada guru yang belum 100% mamahami
dilaksanakan di sekolah kurikulum yang baru, sehingga masih
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Klopoduwur adanya ketertinggalan.
mengemukakan adanya hambatan dan 11. Keterbatasan pengawas sekolah dalam
kekurangan manajemen pendidikan karakter memonitoring sekolah.
yang selama ini dilaksnakan di sekolah melalui
hasil wawancara sebagai berikut: Berdasarkan hambatan dan kekurangan
1. Pengembangan manajemen pendidikan yang terdapat pada pengembangan manajemen
karakter memiliki keterbatasan dalam tahap pendidikan karakter yang dilaksanakan selama
pengorganisasian dan pelaksanaan yang ini menjadi dasar refleksi dalam penelitian ini,
masih belum maksimal. sehingga model yang akan dikembangkan
2. Tidak adanya tim pelaksana pengembangan menjadi lebih baik, yakni pengembangan
pendidikan karakter secara khusus. model akan didasarkan pada kebutuhan peserta
3. Kurangnya rapat koordinasi dan sosialisasi didik.
program pengembangan pendidikan
karakter di sekolah. Model Manajemen Pendidikan Karakter di
4. Pengembangan pendidikan karakter di Sekolah Berbasis Kearifan Budaya Lokal
sekolah berjalan monoton, dan kurang (Suku Samin)
terintegrasi ke dalam pendekatan berbasis Berikut adalah model manajemen
kelas, pendekatan berbasis budaya sekolah, pendidikan karakter di sekolah berbasis
dan pendekatan berbasis masyarakat. kearifan budaya lokal beserta panduannya.
5. Kurangnya wawasan guru mengenai Model ini di buat guna untuk memudahkan
pendidikan karakter yang saat ini dijalankan pendidik dalam rangka pengembangan
di sekolah. pendidikan karakter berbasis kearifan budaya
6. Adanya keterbatasan sumber buku bacaan lokal (Suku Samin) sesuai dengan ajaran-ajaran
dan buku panduan serta model manajemen Samin yang sudah ada sejak dulu. Pendidikan
pendidikan karakter. karakter berbasis kearifan lokal ini diharapkan
7. Peserta didik memiliki karakteristik yang mampu terintegrasi melalui aktivitas belajar
berbeda-beda sehingga membutuhkan peserta didik sehari-hari baik melalui
perhatian dan penanganan khusus serta pendekatan berbasis kelas, pendekatan berbasis
pengelolaan yang serius sesuai dengan budaya sekolah, dan pendekatan berbasis
karakter guru dalam mengembangkan masyarakat, serta edukatif, memiliki fungsi
pendidikan karakter pada peserta didik. mendidik, membina, mengembangkan karakter
8. Penerapan 18 karakter yang ada di sekolah positif peserta didik.
belum semuanya sesuai dengan budaya

195
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2022

Gambar 1. Model Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah Berbasis Kearifan Budaya Lokal
(Suku Samin)

Landasan dasar pengembangan pendidikan pembebasan, kebersamaan dan persaudaraan,


karakter bersumber dari nilai-nilai yang persamaan hak, cinta damai, peduli lingkungan,
dikembangkan dalam pendidikan karakter di dan tanggung jawab. Kemudian di analisis dan
Indonesia yang diidentifikasi berasal dari empat disesuaikan dengan pendidikan karakter
sumber yaitu: agama, pancasila, budaya dan menurut Kemendiknas. Kira-kira pendidikan
tujuan pendidikan. karakter apa saja yang di dalam pendidikan
Kemudian menggunakan dasar karakter Suku Samin ada tapi dalam pendidikan
pendidikan karakter yang terdapat dalam UU karakter menurut Kemendiknas yang di
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang mengarah terapkan di sekolah belum ada, begitu pula
pada sistem pendidikan nilai yang mempunyai sebaliknya dan kemudian dianalisis menjadi
fungsi sebagai standar dan dasar pembentukan satu dalam pengembangan model manajemen
konflik dan pembuatan keputusan, motivasi pendidikan karakter di sekolah berbasis
dasar penyesuaian diri, dan dasar perwujudan kearifan budaya lokal Suku Samin ini.
diri. Model manajemen pendidikan karakter
Pendidikan karakter yang terdapat berbasis kearifan budaya lokal (Suku Samin)
dalam Model ini, yaitu menggunakan dengan empat fungsi manajemen dari
“Pendidikan Karakter Suku Samin (Ajaran pengembangan model manajemen pendidikan
Suku Samin)” yang terdapat dalam buku karakter berbasis kearifan budaya lokal (Suku
“Pendidikan Samin Surosentiko” menurut Samin) di SD Negeri 1 Klopoduwur diharapkan
Mukodi & Burhanuddin, (2015) yaitu: sabar dapat menjadi panduan atau acuan dalam
dan tidak putus asa, religiusitas, kejujuran, pengembangan pendidikan karakter di sekolah,
kerja keras, mandiri dan kreatif, semangat dan juga dapat dijadikan perbandingan dari
196
Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah .... | Silviana W. Wongarso, dkk.
penerapan pendidikan karakter di sekolah sekolah, dan pendekatan berbasis masyarakat.
lainnya. Model ini akan mengarah pada Dengan model ini guru dan kepala sekolah serta
pendidikan karakter yang berbasis kearifan tenaga kependidikan dapat dipermudah dalam
budaya lokal (Suku Samin) yang mana penerapan pendidikan karakter berbasis Suku
pendidikan karakter Suku Samin ini merupakn Samin ini di sekolah. Jika penerapan
kearifan budaya lokal dari daerah Blora, Jawa pendidikan karakter dilakukan dengan aktif dan
Tengah yang dijadikan tempat penelitian saat kreatif maka peserta didik juga akan memiliki
ini. Pengembangan model ini diharapkan dapat semangat dalam menerima pendidikan karakter
diterapkan dengan tepat sasaran, sehingga tersebut. Pengembangan pendidikan karakter
generasi berikutnya dapat mengetahui kearifan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
budaya lokal dari daerahnya sendiri. dan metode yang menarik, serta dapat
Tahap perencanaan menghasilkan dilakukan dokumentasi, dengan demikian
pemetaan dalam penggunaan model yang peserta didik bersemangat dan dapat
efektif dan efisien dalam menentukan kegiatan menumbuhkan karakter peserta didik.
pengembangan pendidikan karakter di sekolah. Tahap evaluasi menghasilkan kegiatan
Dengan menggunakan teknis identifikasi monitoring dalam pelaksanaan pendidikan
kebutuhan dan masalah, analisis dan karakter secara obyektif atas efektifitas dan
pengembangan pendidikan karakter serta efisiensi pelaksanaan pendidikan karakter.
koordinasi, evaluasi dan tindak lanjut dalam Tahap ini juga dilakukannya pelaksanaan
perencamnaan yang baik maka akan evaluasi, kemudian hasil akhir dari tahap
menghasilkan model atau strategi dalam evaluasi yaitu pelaporan yang memuat hasil
pelaksanaan kegiatan pengembangan model kegiatan dan dapat diketahui tingkat
manajemen pendidikan karakter berbasis pencapaian isi model, sasaran dan tujuan yang
kearifan budaya lokal (Suku Samin). telah direncanakan dan dapat dilihat juga nilai
Tahap pengorganisasian menghasilkan karakter mana yang belum tercapai agar
tim pelaksana pengembangan model dilakukan perbaikan. Sehingga dengan adanya
manajemen pendidikan karakter di sekolah pelaporan maka model, sasaran dan tujuan
berbasis kearifan budaya lokal (Suku Samin) pengembangan model pendidikan karakter
yang tangguh dalam bertugas dan bertanggung akan dilakukan perbaikan secara
jawab melaksanakan dan menyusun kegiatan berkesinambungan. Dengan berkesinambungan
pengembangan model pendidikan karakter di proses ini akan menghasilkan rencana tindak
SD Negeri 1 Klopoduwur dan disesuaikan lanjut yang efektif dan optimal dalam kegiatan
dengan rencana yang disusun. Pemilihan pengembangan model pendidikan karakter di
dilakukan sesuai dengan kompetensinya dan sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku
tanggung jawab tugas serta fungsinya Samin).
dilaksanakan dengan baik. Sehingga tim akan Setelah mendesain model yang
dapat mengkoordinasikan tim, materi, waktu, dikembangkan, langkah yang dilakukan
dan sebagainya dengan sebaik mungkin dengan selanjutnya yaitu validasi para pakar atau ahli
selalu diadakannya evaluasi. panduan, ahli materi, dan calon pengguna.
Tahap pelaksanaan menghasilkan Validasi pakar atau ahli dan calon pengguna
kegiatan sosialisasi program pendidikan bertujuan untuk memperoleh masukan dan
karakter berbasis kearifan budaya lokal (Suku komentar terhadap model yang
Samin), kemudian pelaksanaan pendidikan dikembangakan, sehingga apabila ditemukan
karakter dapat dilakanakan dengan pendekatan kelemahan dalam model tersebut, dapat
berbasis kelas, pendekatan berbasis budaya diperbaiki pada tahap revisi desain. Validasi
197
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2022

model ini dilakukan pada tahap uji kelayakan seperti kearifan budaya lokal yang ada berupa
yang melibatkan dua (2) pakar atau ahli yang pendidikan karakter Suku Samin (Ajaran Suku
meliputi satu (1) ahli panduan, satu (1) ahli isi Samin).
materi, dan dua (2) calon pengguna yang Hasil penelitian ini memiliki kesamaan
merupakan satu guru dan satu kepala sekolah di dengan penelitian yang dilakukan Roudhotul
SD Negeri 1 klopoduwur. Validasi model ini Anfalia, Yeni Rachmawati, Hani Yulindrasar,
dilakukan melalui instrumen yang disertakan (2019) bahwa nilai-nilai lokal masyarakat
bersama produk model dan panduan Samin sebagai budaya mengandung keyakinan
pengembangan model pendidikan karakter di tertentu yang diterapkan dalam kehidupan
sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku sehari-hari sebagai norma dalam bertindak dan
Samin) yang disusun. berperilaku. Nilai-nilai tersebut dapat dikatakan
Berdasarkan hasil perhitungan dari sebagai karakter dari sifat-sifat positif, nilai-
analisis dan validasi ahli diperoleh hasil nilai dan keutamaan individu yang diakui
kelayakan validasi ahli panduan yaitu sebagai norma kehidupan. Masyarakat Samin
berjumlah 87,5 atau 87 dan validasi ahli materi mengajarkan nilai-nilai itu kepada generasi
diperoleh hasil berjumlah 75 sehingga dapat mereka karena mereka percaya jika mereka
dikatakan bahwa pengembangan model berperilaku dan bertindak berdasarkan nilai-
manajemen pendidikan karakter di sekolah nilai itu, mereka akan hidup bahagia. Kearifan
berbasis kearifan budaya lokal (Suku Samin) lokal masyarakat Samin merupakan gambaran
yang disusun beserta panduannya “Sangat budaya Indonesia dan juga sejalan dengan
Layak” untuk diuji cobakan. Sedangkan hasil pendidikan karakter yang diwacanakan oleh
perhitungan dari analisis dan validasi uji coba dunia pendidikan di Indonesia yang pada
calon Pengguna secara keseluruhan, diperoleh dasarnya menanamkan kebiasaan baik kepada
hasil rata-rata kelayakan berjumlah 96,6 atau 96 peserta didik untuk memahami, mampu
sehingga dapat dikatakn bahwa pengembangan merasakan, dan mau berbuat baik.
model manajemen pendidikan karakter di Lestari (2018), menunjukkan bahwa
sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku proses pembelajaran Pendidikan
Samin) yang disususn beserta panduannya Kewarganegaraan yang mengajarkan tentang
“Sangat Layak” untuk dujicobakan. karakter tidak bisa jika hanya mendasarkan
Pembahasan pada teori saja melainkan bisa menggunakan
Pendidikan karakter tidak sekedar hasil pengalaman yang hidup dan
mengajarkan mana yang benar dan mana yang dipertahankan pada masyarakat, salah satunya
salah kepada anak, tetapi lebih dari itu dengan mengenalkan kembali kepada peserta
pendidikan karakter menanamkan kebiasaan didik tentang nilai-nilai kearifan lokal. Nilai-
(habituation) tentang yang baik sehingga nilai kearifan lokal yang ada dan hidup dalam
peserta didik paham, mampu merasakan, dan masyarakat tertentu ternyata dapat digunakan
mau melakukan yang baik. Jadi, pendidikan untuk pembelajaran nilai-nilai karakter, salah
karakter ini membawa misi yang sama dengan satunya melalui pembelajaran PKn. Karena
pendidikan akhlak atau pendidikan moral. PKn memiliki peran yang strategis untuk
Pengembangan pendidikan karakter di sekolah menanamkan nilai karakter pada peserta didik.
merupakan sebuah upaya yang dilakukan Menurut Kasypul Anwar (2021), bahwa
secara rutin dan berkelanjutan untuk manajemen pendidikan karakter berbasis
menjadikan karakter peserta didik yang baik kearifan budaya lokal pada Sekolah Menengah
dan berkarakter sesuai dengan pendidikan Pertama Negeri Kota Banjarmasin memberikan
karakter yang ada dilingkungan sekitarnya, dampak yang begitu besar bagi pembelajaran.
198
Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah .... | Silviana W. Wongarso, dkk.
Eksistensi seluruh elemen yang terlibat sangat menjunjug tinggi nilai-nilai kearifan budaya
ditentukan oleh sarana dan prasarana yang lokal yang dimiliki.
mendukung berjalannya semua kegiatan Faktor yang kurang mendukung dalam
pembelajaran baik di dalam maupun luar kelas. proses pengembangan pendidikan karakter
Namun, belum tentu menerapakan pendidikan berbasis Suku Samin di SD Negeri 1
karakter berbasis kearifan local pada Sekolah Klopoduwur ini yaitu adanya keterbatasan
Menengah Pertama Negeri Kota Banjarmasin sumber buku bacaan atau referensi untuk
diperlukan dukungan dari berbagai pihak Bapak/Ibu Guru dan stakeholder sekolah
seperti sekolah, masyarakat, dinas pendidikan sehingga menjadi salah satu penyebab atau
terkait perlu untuk membuat kearifan lokal kendala yang menjadikan pengembangan
sebagai basis dalam pendidikan karakter untuk pendidikan karakter tersebut belum berjalan
diimplementasikan dalam upaya membangun secara maksimal dan menyebabkan rendahnya
karakter bangsa Pendidikan karakter bebasis pendidikan karakter peserta didik di sekolah.
kearifan lokal dalam pembelajaran mengajak Sekolah kurang memperhatikan secara
kepada seluruh masyarakat untuk selalu mendetail yang menyebabkan kurang tepatnya
mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dalam analisis dan kebutuhan dan masalah dalam
segala situasi/kondisi yang berlangsung di proses pengembangan pendidikan karakter di
masayarakat tersebut. SD Negeri 1 Klopoduwur bebrbasis kearifan
Lalu Mohammad Rizky (2022) budaya lokal.
menunjukkan bahwa Penanaman karakter Untuk menunjang adanya permasalahan
melalui sekolah dapat dikatakan sebagai usaha tersebut di atas, sekolah membutuhkan sebuah
aktif yang efektif untuk dilakukan karena ketika buku panduan pengembangan model
anak di usia dini ialah masa-masa kritis anak pendidikan karakter disekolah berbasis kearifan
yang akan mempengaruhi kebiasaannya dan budaya lokal, dalam hal ini kearifan budaya
terbawa sampai masa dewasanya. Upaya lokal yang dikembangkan yaitu pendidikan
pengembangan karakter peserta didik melalui karakter Suku Samin. Pengembangan model
pendidikan karakter berbasis kearifan lokal manajemen pendidikan karakter di sekolah
yang dilakukan di sekolah, peranan pendidik berbasis kearifan budaya lokal (Suku Samin)
sangat penting sebagai agen pembaharuan dan akan berjalan dengan efektif apabila sekolah
sentral dalam proses pembelajaran. Pendidik sudah menyusun manajemen (planning,
harus menanamkan komitmen dalam diri untuk organizing, actuating, and controlling) yang
mengembangkan karakter peserta didik baik. Seperti yang dipaparkan oleh Robin and
berdasarkan nilai-nilai karakter berbasis Coulter (Antonius, 2020), yang menyatakan
kearifan lokal dan pendidik juga harus memiliki bahwa “Management is universally needed in
kepribadian yang baik karena pendidik akan all organization” yang artinya manajemen
menjadi role model bagi peserta didiknya. diperlukan secara univesal dalam semua
Pengembangan model manajemen organisasi. Shingga manajemen pendidikan
pendidikan karakter di sekolah berbasis karakter di sekolah berbasis kearifan budaya
kearifan budaya lokal (Suku Samin) ini lokal (Suku Samin) harus direncanakan dengan
berkaitan dengan hasil penelitian yang relevan baik oleh pelaksana program pengembangan
di atas. Dalam penelitian ini membahasan model manajemen pendidikan karakter di
menganai penanaman pendidikan karakter atau sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku
ajaran Suku Samin dalam berbagai bidang Samin) di SD Negeri 1 Klopoduwur.
pendidikan agar dapat membentuk karakter Indikator ketercapaian pengembangan
individu (peserta didik) menjadi lebih baik, dan pendidikan karakter di sekolah berbasis
199
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2022

kearifan budaya lokal (Suku Samin) yaitu karakter di sekolah berbasis kearifan budaya
peserta didik mempunyai kemampuan untuk lokal (Suku Samin) ini efektif dan efisien.
selalu berusaha dalam segala hal, peserta didik Setelah produk divaldasi oleh para ahli,
mampu mengingat dan menerapkan ajaran produk panduan model tersebut kemudian
Samin, walaupun belum semuanya tercapai. direvisi untuk melakukan adanya perbaikan.
Dalam model manajemen ini terdapat 4 fungsi Tahap ini dimaksudkan untuk memperbaiki
manjemen yang diperlukan dalam melakukan model beserta panduan yang telah disusun.
suatu proses penyusunan program, tahap Hasil validasi ahli menyatakan bahwa model
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sudah layak untuk digunakan dalam ujicoba
evaluasi. dengan catatan perlu direvisi terlebih dahulu.
Setiap model mempunyai kelebihan dan Peneliti melakukan revisi sesuai dengan saran
kelemahan masing-masing. Kelebihan dari dan masukan oleh validator ahli, dan tidak
pengembangan model pendidikan karakter di mengabaikan hasil dari validasi calon
sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku pengguna. Untuk modelnya sendiri tidak ada
Samin) ini, yaitu: 1) mudah diterapkan atau revisi hanya panduannya saja yang harus
aplikatif karena ada tahapan modelnya, mulai direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari
dari perencanaan, pengorganisasian, validator. Lalu hasil penelitian pada tahap
pelaksanaan, dan evaluai, 2) sudah validasi ahli menunjukkan bahwa hasil yang
dicantumkannya pendidikan karakter/Ajaran didapatkan yaitu 87,5 atau 87 dari validasi ahli
Suku Samin dengan penjabaran, penilaian, dan panduan, 75 dari validasi ahli isi materi, dan
berbagai indikator atau contoh dari pendidikan 96,6 atau 96 dari 2 orang validasi calon
karakter di seklolah, 3) menarik minat pengguna pengembangan model manajemen
pengguna dalam menentukan program dan pendidikan karakter di sekolah berbasis
kegiatan pengembangan pendidikan karakter kearifan budaya lokal (Suku Samin) dan
berbasis kearifan budaya lokal (Suku Samin), didukung hasil ujicoba pengguna
4) pendidikan karakter berbasis kearifan pengembangan model manajemen pendidikan
budaya lokal (Suku Samin) tersusun dengan karakter di sekolah berbasis kearifan budaya
jelas. lokal (Suku Samin) dilapangan dengan
Adapun kelemahan model Bapak/Ibu guru di SD Negeri 1 Klopoduwur.
pengembangan model manajemen pendidikan Berdasarkan hasil ujicoba yang menunjukkan
karakter di sekolah berbasis kearifan budaya keefektifan model, ditambah dengan revisi
lokal (Suku Samin) ini, yaitu membutuhkan setelah tahapan ujicoba produk menunjukkan
banyak ide untuk menyusun program dan model manajemen pendidikan karakter di
kegiatan pengembangan pendidikan karakter sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku
yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah Samin) ini layak digunakan.
peserta didik di sekolah.
Melihat kelebihan dan kelemahan SIMPULAN DAN SARAN
model ini, maka diharapkan pengguna model Simpulan
ini dapat bijaksana dalam menerapkan model Sekolah sudah melakukan
ini. Pengguna model ini diharapkan dapat pengembangan pendidikan karakter di sekolah
memberikan masukan, saran dan kritik atas sesuai dengan pendidikan karakter menurut
kekurangan dari model ini yang mana model ini Kemendiknas dan peraturan pemerintah, akan
dianggap masih jauh dari harapan supaya model tetapi pengembangan tersebut belum dilakukan
ini akan lebih baik. Sehingga dari paparan secara maksimal. Manajemen pendidikan
diatas menunjukkan bahwa model pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah belum
200
Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah .... | Silviana W. Wongarso, dkk.
sesuai dengan empat fungsi manajemen, yaitu
seperti tahap perencanaan, pengorganisasian, DAFTAR PUSTAKA
pelaksanaan dan tahap evaluasi. Abda Antonius. H. 2020. Pengembangan
Berdasarkan hambatan dan kekurangan Model Manajemen Gerakan Literasi
yang terdapat pada pengembangan manajemen Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama.
pendidikan karakter yang dilaksanakan selama Salatiga: Universitas Kristen Satya
ini menjadi dasar refleksi dalam penelitian ini, Wacana.
sehingga model yang akan dikmbangkan Anfalia. R., Yeni., Hani. 2019. Values and
menjadi lebih baik, yakni pengembangan Characters Of The Samin Society.
model akan didasarkan pada kebutuhan peserta Atlantis Pendidikan Volume 14. No 1.
didik.
Pengembangan model manajemen Anwar. Kasypul. 2021. Manajemen Pendidikan
pendidikan karakter di sekolah berbasis Karakter Berbasis Kearifan Budaya
kearifan budaya lokal (Suku Samin) yang Lokal Pada Sekolah Menengah Pertama
dikembangkan oleh peneliti sudah mencangkup Negeri Kota Banjarmasin. Jurnal
empat fungsi manajemen yang meliputi, Manajemen Pendidikan Al-Hadi
perencaaan, pengorganisasian, pelaksanaan, Volume 01. No. 1.
dan evaluasi. Model ini dilengkapi dengan buku Arifin, J., & Susanto, H. (2017, November).
panduan model manajemen pendidikan The Internalization of Multiculturalism
karakter di sekolah berbasis kearifan budaya Values through Literature Learning. In
lokal (Suku Samin). Secara prosedural, 1st International Conference on Social
pengembangan model ini sebelumnya telah Sciences Education-" Multicultural
dilakukan validasi uji kelayakan oleh 4 orang Transformation in Education, Social
validator yaitu 1 orang validasi ahli panduan, 1 Sciences and Wetland
orang validasi ahli isi materi, dan 2 orang Environment"(ICSSE 2017) (pp. 167-
validasi calon pengguna yang diisi oleh 1 orang 169). Atlantis Press.
kepala sekolah, dan 1 orang guru kelas di SD
Asriati. Nuraini. 2012. Mengembangkan
Negeri 1 Klopoduwur. Hasil uji validasi model
Karakter Peserta Didik Berbasis
dinyatakan sagat layak untuk diterapkan,
Kearifan Lokal Melalui Pembelajaran
sedangkan hasil uji lapangan menunjukkan
Di Sekolah. Pontianak: Jurnal
bahwa model manajemen pendidikan karakter
Pendidikan Sosiologi dan Humaniora
di sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku
Vol 3. No. 2.
Samin) ini efektif dan sangat layak diterapkan.
Saran Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar
Melalui model yang telah Permana. 2011. Pendidikan Karakter
dikembangkan ini diharapkan sekolah dapat Kajian Teori dan Praktek di Sekolah.
mencontoh atau bahkan dapat mengembangkan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
model manajemen pendidikan karakter di Fajarini Ulfah. 2014. Peran Kearifan Lokal
sekolah berbasis kearifan budaya lokal (Suku Dalam Pendidikan Karakter, Jurnal
Samin) ini menjadi lebih baik lagi, serta sekolah Ilmiah Sosio Didaktika, Vol 1, No 2
dapat memfasilitasi pengembangan model ini Desember 2014.
dan lebih memperhatikan proses
pengembangan model manajemen pendidikan Fitria. Nurul. 2017. Konsep Pendidikan
karakter di sekolah berbasis kearifan budaya Karakter Menurut Thomaas Lickona
lokal (Suku Samin). dan Yusuf Kardhawi. Fakultas Ilmu

201
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2022

Tabiyah dan Keguruan UIN Sunan Marzuki, Khanifah. Siti. 2010. Pendidikan
Kalijaga. Yogyakarta. Ideal Perspektif Tagore dan Ki hajar
Dewantara Dalam pembentukan
Gianti Gunawan, dkk. 2017. Manajemen
Karakter Peserta Didik. Yogyakarta:
Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Universitas negeri Yogyakarta.
Lokal Pada Sekolah Menengah Pertama
Negeri di kabupaten Purwakarta. Mohammad. Rizky. 2022. Pengembangan
Humanitas: Vol 1. No.3. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Lokal pada Peserta Didik Di Era
Iswatiningsiha, D. (2019). Penguatan
Pembelajaran Abad 21. Thesis
Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-
Commons. Banjarmasin: Universitas
Nilai Kearifan Lokal di Sekolah
Lambung Mangkurat.
Satwika. Jurnal Satwika Kajian Ilmu
Budaya dan Perubahan Sosial, 3(2), Mukodi. Burhanuddin A. 2015. Pendidikan
155-16. Samin Surosentiko. Yogyakarta:
Lentera Kreasindo.
Kementerian Pendidikan Nasional, (2011).
Panduan pembinaan pendidikan Pinasti. 2015. Kajian Historitas Normativitas
karakter melalui pengembangan budaya Masyarakat Samin di Blora Dalam
di sekolah dasar. Jakarta: Kemdiknas. Perspektif Pendidikan Karakter.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Kurniawan, M. I . (2015). Tri Pusat Pendidikan
sebagai Sarana Pendidikan Karakter Putry. Raihan. 2018. Nilai Pendidikan Karakter
Anak Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogia, Anak Di Sekolah Perspektif
4(1), 41-49. Kemendiknas. Internasional Journal Of
Child and Gender Studies, Vol 4. No 1.
Lestari, Yunu. E. 2018. Peran Strategi Kearifan
Lokal Dalam Pendidikan Karakter Sakman, S., & Syam, S. R. (2020). Penguatan
Melalui Pembelajaran Pendidikan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan
Kewarganegaraan Di Era Disrupsi. Lokal Bagi Peserta Didik Di Sekolah.
Universitas Negeri Semarang. SUPREMASI: Jurnal Pemikiran,
Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan
Lickona, Thomas. (2012). Character Matters:
Pengajarannya, 15(2).
Persoalan Karakter, terj. Juma Wadu
Wamaungu & Jean Antunes Rudolf Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan
Zien dan Editor Uyu Wahyuddin dan (Kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R&D
Suryani. Jakarta: Bumi Aksara. dan penelitian pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Lickona, Thomas. (2012). Educating for
Character: Mendidik untuk Membentuk Wening, S. (2012). Pembentukan Karakter
Karakter,terj. Juma Wadu Wamaungu Bangsa melalui Pendidikan Nilai. Jurnal
dan Editor Uyu Wahyuddin dan Pendidikan Karakter UNY. 2(1), 55-
Suryani. Jakarta: Bumi Aksara. 66.ziz, A., Jusoh, M. S., & Amlus, H.
(2014). Construct Validity : A Rasch
Lickona, T. 2013. Pendidikan Karakter:
Measurement Model Approaches.
Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Journal of Applied Science and
Menjadi Pintar dan Baik. Terjemahan
Agriculture, 9(September), 7–12.
Lita S. Bandung: Nusa Media.

202

You might also like