You are on page 1of 8

Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF


FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Maulana Yusuf
Program Doktor PBI Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Jl. Warung Jati Barat Blok Darul Muslimin no 17 RT.2/RW.5 Kalibata, Pancoran Jakarta
Selatan 12740

ABSTRAC
Some of the problems concerning the character of children that often arise in society include
violence, fights, promiscuity, hedonistic and consumptive lifestyles, and so on. Character
education is an alternative to solving children's character problems that are preventive and
curative. The purpose of writing this article is to find out more about character education in
the perspective of Islamic education philosophy. Literature study used in article writing.
Based on the discussion in this article, it can be concluded that in the perspective of Islamic
education, character education developed by the Ministry of Education is very relevant to
character education taught in Islamic education. The values taught in character education
(18) as developed by the Ministry of Education mostly contain morals or morals which are
also taught in character education within the scope of Islamic education. Some of the
character values taught in Islamic education include siddiq, amanah, tabligh and fathanah.
Not only that, character education taught in Islamic education also includes attitudes or
characters that are based on the noble qualities of Allah (Asmaul Husna) such as
compassion, forgiveness, respect, glorifying others, weak, polite, likes, likes, wise, caring,
fair, beneficial and patient. These characters are expected to be possessed by every student
after they take Islamic education and can apply these characters in society.

ABSTRAK
Beberapa permasalahan menyangkut karakter anak yang sering muncul di masyarakat antara
lain kekerasan, perkelahian, pergaulan bebas, gaya hidup hedonisme dan konsumtif, dan lain
sebagainya. Pendidikan karakter merupakan salah satu alternatif penyelesaian persoalan
karakter anak yang bersifat preventif dan kuratif. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk
mengetahui lebih jauh mengenai pendidikan karakter dalam persepektif filsafat pendidikan
Islam. Studi pustaka digunakan dalam penulisan artikel. Berdasarkan pembahasan pada artikel
ini, dapat disimpulkan bahwa dalam perspektif pendidikan Islam, pendidikan karakter yang
dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan sangat relevan dengan pendidikan karakter yang
diajarkan dalam pendidikan Islam. Nilai-nilai yang diajarkan dalam pendidikan karakter (18
karakter) sebagaimana dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan kebanyakan berisi tentang
moral atau akhlak yang mana hal itu juga diajarkan dalam pendidikan karakter dalam lingkup
pendidikan Islam. Beberapa nilai-nilai karakter yang diajarkan dalam pendidikan Islam antara
lain yaitu siddiq, amanah, tabligh dan fathanah. Tidak hanya itu, pendidikan karakter yang
diajarkan dalam pendidikan Islam juga mencakup sikap-sikap atau karakter yang didasarkan
pada sifat-sifat mulia Allah (Asmaul Husna) seperti kasih sayang, pemaaf, menghormati,
memuliakan orang lain, lemah lembut, santun, suka menolong, bijaksana, peduli, adil,
memberi manfaat dan sabar. Karakter-karakter ini diharapkan dapat dimiliki oleh setiap
perserta didik setelah mereka menempuh pendidikan Islam dan dapat mengaplikasikan
karakter-karakter tesebut di tengah masyarakat.

Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 22
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pendidikan Islam

A. Pendahulua madrasah atau sekolah, namun juga bisa


Hingga saat ini dilakukan di lingkup keluarga (di rumah).
permasalahan yang menyangkut Dalam perspektif pendidikan Islam,
karakter anak masih menjadi pendidikan karakter dapat membantu
perhatian khusus bagi pemerintah terciptanya dan terpeliharanya generasi
dan kalangan masyarakat di tanah penerus bangsa yang berakhlaqul karimah,
air. Beberapa permasalahan memiliki kepribadian religius, kritis,
menyangkut karakter anak yang inovatif dan menguasai IPTEK (Sukatin, et
sering muncul di masyarakat antara al., 2018). Pada artikel ini, penulis akan
lain kekerasan, perkelahian, menguraikan lebih jauh mengenai
pergaulan bebas, gaya hidup pendidikan karakter dalam persepektif
hedonisme dan konsumtif, dan lain filsafat pendidikan Islam.
sebagainya (Wahidin, 2017)1.
Sebagai upaya mengatasi B. Landasan Teori
permasalahan-permasalahan 1. Konsep Dasar Pendidikan
karakter anak tersebut, berbagai Sebagaimana disebutkan di
alternatif penyelesaian telah dalam UU No 2 Tahun 1989
dilakukan yakni seperti tentang Sistem Pendidikan
pembentukan undang-undang, Nasional bahwa “pendidikan
peraturan, upaya-upaya yang dapat merupakan usaha sadar untuk
meningkatkan penerapan dan mempersiapkan peserta didik
pelaksanaan hukum yang lebih melalui aktivitas atau kegiatan yang
kuat, serta dengan pendidikan berupa pengajaran, bimbingan,
karakter (Finansialku, 2021)2. ataupun latihan yang berguna untuk
Pendidikan karakter merupakan masa depan”. Setiap orang
salah satu alternatif penyelesaian persoalan memerlukan pendidikan, sebab
karakter anak yang bersifat preventif dan melalui pendidikan, maka
kuratif. Sebagai alternatif yang bersifat seseorang tersebut bisa mencapai
preventif, pendidikan dapat memupuk meraih keinginan yang dicita-
serta mengembangkan karakter anak ke citakan (Amrullah, 2019)3.
arah yang lebih baik sehingga hal tersebut Pendidikan merupakan salah satu
dapat meminimalisir adanya persoalan indikator bagi pembangunan suatu
karakter anak di masyarakat. Sedangkan negara dan bangsa serta indikator
sebagai alternatif yang bersifat kuratif, maju atau tidaknya suatu bangsa
pendidikan dapat memperbaiki masalah dan negara (Umam, 2020)4. Jika
karakter yang sudah terlanjur terjadi pada tidak ada pendidikan, suatu bangsa
anak. Pendidikan karakter ini dapat dan negara akan tertinggal jauh dari
diterapkan di mana saja, tidak hanya di
3
Amrullah, A. K. (2019). Metode
1
Wahidin, U. (2017). Pendidikan Karakter Mengajar dalam Perspektif Islam. Jurnal Kajian
Bagi Anak. Bogor: STAI Al Hidayah Pendidikan Agama Islam, 114-130
2 4
Musrifah, Fansialku. (2021). Pendidikan Umam, M. K. (2020). Dinamisasi
Karakter untuk Anak SD, SMP dan SMA. Retrieved Manajemen Mutu Perspektif Pendidikan Islam.
from https://Musrifah. (2016). Jurnal Al-Hikmah, 61-74.
Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 23
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

bangsa dan negara lain (Sujarwo, formal saja, namun juga perlu
2016)5 mempunyai bekal ilmu
Apabila mengacu pada UU pengetahuan di bidang nilai dan
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem moral yang didapat dari pendidikan
Pendidikan Nasional, pendidikan karakter.
adalah upaya memiliki tujuan untuk Pendidikan karakter adalah
melahirkan/menciptakan manusia pendidikan yang dikembangkan
yang bertakwa serta beriman berdasarkan nilai-nilai Agama,
kepada Tuhan YME, sehat, Budaya, Pancasila dan tujuan
berperasaan, memiliki akhlak pendidikan Nasional. Secara umum
mulia, cerdas, mampu berkarya, ada 18 karakter yang
berkemauan, mampu memenuhi dikembangkan oleh Kementrian
segala kebutuhannya dengan wajar, Pendidikan yang kemudian
mampu bermasyarakat, mampu diajarkan kepada siswa dalam
berbudaya, mampu mengontrol program pendidikan karakter.
hawa nafsunya, serta memiliki Delapan belas karakter tersebut
kepribadian. antara lain (Musrifah, 2016)6:
1) Religius, yaitu perilaku patuh dalam
2. Pendidikan Karakter menjalankan perintah agama, perilaku
Secara umum, terdapat dua toleran terhadap pelaksanaan ibadah
jenis pendidikan dalam dunia penganut agama lain, dan perilaku
pendidikan, yaitu pendidikan hidup berdampingan dan rukun
formal dan pendidikan karakter. dengan sesama penganut agama dan
Umumnya, jenis pendidikan yang penganut agama lain.
paling dikenal adalah pendidikan 2) Jujur, yaitu perilaku apa adanya
formal. Pendidikan formal dalam hal perkataan dan perbuatan,
didefinisikan sebagai pendidikan sehingga perilaku apa adanya ini
yang dilakukan di lembaga yang menjadikan seseorang dapat
khusus menangani masalah dipercaya oleh orang lain.
pendidikan seperti sekolah, 3) Toleransi, yaitu perilaku menghargai
institusi, fakultas, dan lain orang lain yang memiliki pendapat,
sebagainya. Lembaga ini mendidik sikap, tindakan, suku, ras,etnis dan
manusia agar menjadi orang yang agama yang berbeda dengan dirinya.
memiliki ilmu pengetahuan atau 4) Disiplin, yaitu suatu perilaku patuh
keterampilan yang mana ilmu dan tertib dengan segala peraturan
pengetahuan serta keterampilan dan ketentuan yang ada.
tersebut diharapkan dapat berguna 5) Kerja keras, yaitu perilaku
bagi kehidupannya di masa depan. bersemangat dan pantang menyerah
Akan tetapi, kemudian manusia
menyadari bawasanya dalam proses 6
Musrifah. (2016). Pendidikan Karakter
kehidupannya mereka tidak cukup dalam Pewww.google.com/url?
hanya mempunyai bekal ilmu sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=
pengetahuan di bidang akademis rja&uact=8&ved=2ahUKEwiK3e4zYfiAhUu6XM
yang didapat dari pendidikan BHSUKC08QFjAAegQIAhAB&url=https%3A
%2F%2Fwww.finansialku.com%2Fpendidikan-
5
Sujarwo. (2016). Community of karakter%2F&usg=AOvVaw0qM68h5wV1Rt7sLq-
Practioners: Solusi Alternatif Berbagai Pengetahuan jJjD8
Antar Pustakawan. Lentera Pustaka, 83-93.
Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 24
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

terhadap pekerjaan yang sedang bagi kehidupannya di masa sekarang


dilakukan. maupun di masa yang akan datang.
6) Kreatif, yaitu perilaku yang mengarah 16) Peduli lingkungan, yaitu perilaku
pada akttivitas menghasilkan senang menjaga kelestarian alam di
“sesuatu” yang baru yang belum lingkungan sekitarnya, berusaha tidak
pernah orang lain buat sebelumnya. merusak alam, dan berusaha
7) Mandiri, yaitu perilaku tidak mudah mengembangkan solusi untuk
mengantungkan segala sesuatu mengatasi kerusakan alam.
kepada orang lain, melainkan 17) Peduli sosial, yaitu perilaku yang
mengantungkan segala sesuatu tercermin dari sikap ingin selalu
kepada diri sendiri (berusaha sendiri). membantu sesama yang
8) Demokratis, yaitu sikap memberi membutuhkan.
kebebasan kepada orang lain dan 18) Tanggung jawab, yakni perilaku yang
menganggap bahwa setiap orang tercermin dari sikap ingin selalu
memiliki kesamaan hak dan menjalankan setiap kewajiban yang
kewajiban. harus dilakukan baik itu terhadap
9) Rasa ingin tahu, yaitu perilaku ingin Tuhan Yang Maha Esa, negara,
mengetahui segala sesuatu yang telah masyarakat, dan lingkungan
didengar maupun yang telah dilihat sekitarnya.
lebih dalam dan luas lagi. 3. Konsep Pendidikan dalam Islam
10) Semangat kebangsaan, yaitu sikap Para ahli memliki pandangan
mengutamakan kepentingan bangsa yang berbeda-beda dalam mengartikan
di atas kepentingan dirinya sendiri Pendidikan islam, perbedaan
dan kelompok. tergantung dari sudut pandang yang
11) Cinta tanah air, yaitu sikap mereka gunakan untuk mengartikan
mengutamakan kepentingan negara konsep pendidikan Islam. Tafsir
atau tanah air di atas kepentingan memberikan pengertian pendidikan
dirinya sendiri dan kelompok Islam adalah “Bimbingan yang
12) Menghargai prestasi, yaitu sikap diberikan oleh seseorang kepada
selalu memberikan pengakuan dan seseorang agar dia dapat berkembang
penghormatan terhadap tindakan- secara maksimal sesuai dengan ajaran
tindakan positif atau keberhasilan Islam.” Bila diringkas, pendidikan
orang lain. Islam adalah “Bimbingan terhadap
13) Bersahabat/ komunikatif, yaitu seseorang agar dia menjadi muslim
perilaku merangkul kepada setiap semaksimal mungkin.”7 Konsep
orang tanpa pilih kasih dan berusaha pendidikan tersebut menjelaskan
berkomunikasi dengan baik dengan bahwa pendidikan Islam memiliki arti
setiap orang. membimbing tidak hanya mencetak
14) Cinta damai, yaitu sikap dan tindakan ataupun membebtuk, dalam hal ini
mencerminkan rasa kecintaan dapat diartikan bahwa hubungan antar
terhadap kedamaian, baik di sesama manusia yang dapat dilakukan
lingkungan keluarga maupun di adalah membimbing, berusaha
lingkungan masyakarat. memberi tahu dan mengajak manuis
15) Gemar membaca, yaitu perilaku
senang membaca sumber-cumber 7
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran
bacaan yang bermanfaat dan berguna Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010. h. 5.
Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 25
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

untuk berjalan pada jalan yang benar.


Karena tidak mungkin terjadi manusia D. Hasil Dan Pembahasan
bisa mencetak kepribadian manusia Pendidikan Islam merupakan
lainnya untuk menjadi insan kamil pendidikan yang ajarannya didasarkan
yang bisa melakukan hal tersebut pada ajaran Islam atau tuntunan agama
adalah Allah. Islam yang tujuannya adalah untuk
Pembimbingan yang dilakukan menciptakan pribadi muslim yang
terdiri dari dua aspek yaitu jasmaniah bertakwa kepada Allah SWT dan
dan rohaniah, akan tetapi selain kedua membentuk moral yang sesuai dengan
aspek tersebut terdapat aspek lain norma agama Islam. Dasar-dasar
yaitu akal yang juga memerlukan pendidikan Islam yang utama ialah berasal
bimbingan. Aspek jasmania8, rohaniah dari al-Qur’an dan Sunnah (Mustofa,
dan akal merupakan suatu potensi 2019)10.
yang dimiliki oleh setiap manusia 1. Al-Quran
untuk dibimbiung sesuai dengan Al-Qur’an ialah kitab suci umat Islam.
bidang dan kemampuannya masing- Al-Qur’an memberikan prinsip sangat
masing, dan proses bimbingan tersebut penting bagi pendidikan Islam, yaitu
berlangsung seumur hidup . sebagai pedoman bagi pendidikan
Sebagai usaha untuk menjadi Islam dalam mengajarkan prinsip-
manusia yan gmemiliki karakter inslan prinsip agama Islam, tidak hanya yang
kamil manusia memerlukan bimbingan berkaitan dengan ibadah, namun juga
dan harus diberikan bimbingan dari berkaitan dengan moral. Kedudukan al-
manusia lain. Sehingga memerlukan Qur’an sebagai sumber pokok
usaha yang sungguh-sungguh dari pendidikan Islam dapat dipahami dari
manusia yang mendapatkan bimbingan ayat al-Qur’an itu sendiri. Firman
dari manusia lain untuk melakukan Allah SWT:
dan mengikuti ajaran yang diberikan “dan Kami tidak menurunkan
oleh pembimbing dan tentunya ajaran kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini,
ini harus sesuai dengan tuntunan melainkan agar kamu dapat
Islam. menjelaskan kepada mereka apa yang
mereka perselisihkan itu dan menjadi
C. Metode Penelitian petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
Penulisan artikel ini beriman.” ( QS. al- Nahl: 64 )
menggunakan metode kepustakaan 2. As-Sunnah
(library research). Metode As-Sunnah atau yang dikenal juga
kepustakaan (studi pustaka) sebagai hadits ialah hukum-hukum
merupakan suatu metode yang sumbernya berasal dari perilaku,
pengumpulan data yang didasarkan pemikiran, perbuatan maupun ucapan
pada referensi buku, jurnal, Nabi Muhammad SAW serta para
dokumen, web dan lain sebagainya sahabat. Fungsi utama hadits ialah
yang berkaitan dengan fokus untuk menjelaskan syariat maupun
penulisan (Supriyadi, 2016)9. ketentuan hukum yang tidak dijelaskan
8
secara detail dalam al-Qur’an. Hadits
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan
10
Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 141 Mustofa, A. (2019). Metode
9
Supriyadi. (2016). Community of Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam.
Practioners: Solusi Alternatif Berbagai Pengetahuan CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman, 23-42.
Antar Pustakawan. Lentera Pustaka, 83-93.
Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 26
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

juga menjelaskan beberapa perkara lain dan dapat menghindari sikap “khianat”.
yang tidak disebutkan dalam dalam Dengan bekal karakter ini, peserta
alQur’an. didik diharapkan dapat menjadi orang
Dalam perspektif pendidikan Islam, yang selalu mendapat kepercayaan dan
pendidikan karakter yang dikembangkan penghormatan dari orang banyak di
oleh Kementrian Pendidikan sangat masa depan.
relevan dengan pendidikan karakter yang 3) Tabligh
diajarkan dalam pendidikan Islam. Nilai- Tabligh ialah karakter yang
nilai yang diajarkan dalam pendidikan dikembangkan oleh pendidikan Islam
karakter (18 karakter) sebagaimana dengan tujuan agar peserta didik
dikembangkan oleh Kementrian terbiasa menyampaikan kebenaran
Pendidikan kebanyakan berisi tentang Islam kepada masyarakat. Tabligh
moral atau akhlak yang mana hal itu juga merupakan salah satu tugas yang
diajarkan dalam pendidikan karakter dalam diamanahkan Allah SWT kepada
lingkup pendidikan Islam. umatnya. Hal ini sebagaimana
Hal ini sebagaimana yang dikatakan terfirman dalam surah al-Maidah ayat
oleh (Rakhmawati, 2013)11 bahwa 67: “Wahai Rasulullah, Sampaikanlah
pendidikan karakter dalam pendidikan apa yang telah diturunkan kepadamu
Islam setidaknya memuat empat nilai dari Tuhanmu dan jika engkau tidak
moral yaitu siddiq, amanah, tabligh dan melakukannya (dengan menyampaikan
fathanah yang mana kesemuanya itu akan kesemuanya) maka bermakna tiadalah
mempengaruhi tingkah laku peserta didik engkau menyampaikan
ke arah yang lebih baik. perutusanNya.”. Meskipun ayat ini
1) Siddiq (benar) ditujukan Allah SWT kepada
Siddiq adalah karakter peserta didik Rasulullah saw, namun sudah menjadi
yang dikembangkan dalam pendidikan kewajiban Rasulullah saw untuk
Islam dengan tujuan agar peserta didik menyampaikan pesan ini kepada semua
mempunyai kemampuan mengetahui umat Islam dan umat Islam wajib untuk
perilaku yang “benar” dalam konsisi menyambung perjuangan Rasulullah
apapun. Selain itu juga bertujuan agar saw untuk menyampaikan kebenaran
peserta didik dapat terlatih Islam tersebut kepada sesama umat
menempatkan sesuatu pada tempatnya Islam maupun kepada orang selain
atau yang semestinya, misalnya Islam.
memberikan bantuan kepada orang- 4) Fathanah (Bijaksana)
orang yang berhak saja. Karakter Karakter ini dikembangkan oleh
siddiq ini juga dimiliki oleh sahabat pendidikan Islam dengan tujuan agar
Rasulullah SAW yakni “Abu Bakar peserta didik mempunyai sifat yang
As-Siddiq”. bijaksana dan lemah lembut dalam
2) Amanah (terpercaya) menghadapi suatu perkara.
Amanah adalah karakter yang Tidak hanya itu, pendidikan karakter
dikembangkan dalam pendidikan Islam yang diajarkan dalam pendidikan Islam
dengan tujuan agar peserta didik juga mencakup sikap-sikap atau karakter
mempunyai sikap “dapat dipercaya”, yang didasarkan pada sifat-sifat mulia
11
Allah (Asmaul Husna) seperti kasih
khmawati. (2013). Pendidikan Karakter
dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Al-
sayang, pemaaf, menghormati,
Ulum, 191-214. memuliakan orang lain, lemah lembut,
santun, suka menolong, bijaksana, peduli,
Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 27
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

adil, memberi manfaat, dan sabar Berdasarkan pembahasan pada artikel


(Ainissyifa, 2014)12. ini, dapat disimpulkan bahwa dalam
Keberhasilan pendidikan karakter perspektif pendidikan Islam, pendidikan
dalam persepektif pendidikan Islam akan karakter yang dikembangkan oleh
tercapai jika didukung dengan tiga faktor Kementrian Pendidikan sangat relevan
utama. Secara umum, terdapat tiga faktor dengan pendidikan karakter yang diajarkan
utama yang menentukan kualitas dalam pendidikan Islam. Nilai-nilai yang
pendidikan Islam dalam rangka diajarkan dalam pendidikan karakter (18
mengajarkan karakter-karakter Islamiah karakter) sebagaimana dikembangkan oleh
kepada setiap peserta didiknya. Pertama, Kementrian Pendidikan kebanyakan berisi
perangkat keras (hardware) yang meliputi tentang moral atau akhlak yang mana hal
ruang belajar, peralatan praktik, itu juga diajarkan dalam pendidikan
laboratorium, perpustakaan, dan karakter dalam lingkup pendidikan Islam.
sebagainya. Kedua, perangkat lunak Beberapa nilai-nilai karakter yang
(software) yang meliputi kurikulum, diajarkan dalam pendidikan Islam antara
program pengajaran dan sebagainya. Serta, lain yaitu siddiq, amanah, tabligh dan
ketiga, perangkat pikir (brainware) seperti fathanah. Tidak hanya itu, pendidikan
guru, kepala sekolah, anak didik, dan karakter yang diajarkan dalam pendidikan
orang-orang yang terkait dalam proses. Islam juga mencakup sikap-sikap atau
Dari berbagai faktor itu, banyak pakar karakter yang didasarkan pada sifat-sifat
sepakat bahwa yang paling menentukan mulia Allah (Asmaul Husna) seperti kasih
adalah pendidik (guru) (Natsir, 2007)13. sayang, pemaaf, menghormati,
Guru mempunyai peranan yang besar dan memuliakan orang lain, lemah lembut,
strategis karema guru berada di barisan santun, suka menolong, bijaksana, peduli,
terdepan dalam pelaksanaan pendidikan adil, memberi manfaat dan sabar. Karakter-
Islam. Gurulah yang berhadapan langsung karakter ini diharapkan dapat dimiliki oleh
dengan peserta didik untuk mentransfer setiap perserta didik setelah mereka
ilmu pengetahuan sekaligus mendidik menempuh pendidikan Islam dan dapat
dengan nilai-nilai positif melalui mengaplikasikan karakter-karakter tesebut
bimbingan dan keteladanan. di tengah masyarakat.
Untuk itu, demi keberhasilan
pengembangan karakter peserta didik DAFTAR PUSTAKA
dalam pendidikan Islam, guru dituntut Ainissyifa, H. (2014). Pendidikan Karakter
memiliki kemampuan mengarahkan, dalam Perspektif Pendidikan Islam.
memotivasi, memfasilitasi, dan Jurnal Pendidikan Universitas
mengembangkan kepribadian peserta Garut, 1-26.
didiknya secara lahir dan batin sesuai Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran
dengan nilai-nilai Islam Agama Islam, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010. h. 5.
E. Kesimpulan Amrullah, A. K. (2019). Metode Mengajar
dalam Perspektif Islam. Jurnal
12
issyifa, H. (2014). Pendidikan Karakter Kajian Pendidikan Agama Islam,
dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal 114-130.
Pendidikan Universitas Garut, 1-26. Finansialku. (2021). Pendidikan Karakter
13
Natsir, N. F. (2007). Peningkatan
Kualitas Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam.
untuk Anak SD, SMP dan SMA.
Jurnal Educationist, 20-27. Retrieved from
https://www.google.com/url?
Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 28
Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w Sujarwo. (2016). Community of


eb&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2 Practioners: Solusi Alternatif
ahUKEwiK3e- Berbagai Pengetahuan Antar
4zYfiAhUu6XMBHSUKC08QFjA Pustakawan. Lentera Pustaka, 83-
AegQIAhAB&url=https%3A%2F 93.
%2Fwww.finansialku.com Sukatin, Tama, K. L., Alawiyah, A.,
%2Fpendidikan-karakter Abiyasa, B., Fajar, H., & Nazila, H.
%2F&usg=AOvVaw0qM68h5wV1 (2018). Pendidikan Karakter dalam
Rt7sLq-jJjD8 Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal
Musrifah. (2016). Pendidikan Karakter Institut Agama Islam Nusantara
dalam Perspektif Islam. Edukasia Batanghari Jambi, 101-114.
Islamia, 119-133. Supriyadi. (2016). Community of
Mustofa, A. (2019). Metode Keteladanan Practioners: Solusi Alternatif
Perspektif Pendidikan Islam. Berbagai Pengetahuan Antar
CENDEKIA: Jurnal Studi Pustakawan. Lentera Pustaka, 83-
Keislaman, 23-42. 93.
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Umam, M. K. (2020). Dinamisasi
Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 141 Manajemen Mutu Perspektif
Natsir, N. F. (2007). Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam. Jurnal Al-
Guru dalam Perspektif Pendidikan Hikmah, 61-74.
Islam. Jurnal Educationist, 20-27. Wahidin, U. (2017). Pendidikan Karakter
Rakhmawati. (2013). Pendidikan Karakter Bagi Anak. Bogor: STAI Al
dalam Perspektif Pendidikan Islam. Hidayah.
Jurnal Al-Ulum, 191-214.

Rausyan Fikr. Vol.18 No.2 September 2022. ISSN. 1979-0074 e-ISSN. 9 772580 594187 │ 29

You might also like