Professional Documents
Culture Documents
Sri Hastutiningrum1
1
Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Masuk: 8 Nopember 2012, revisi masuk: 9 Januari 2013, diterima: 24 Januari 2013
ABSTRACT
Brick is one of the ingredients of making buildings that currently needs increased
mainly due to the porous bricks are stronger and lighter than ordinary bricks, making it
great for the foundation of the building. Making bricks porous can use material stuffing
form of foam, paper, a rice husk and organic materials. In this research are tried making
bricks porous by the use of stuffing form of paper, where these materials are so easily we
get. Raw materials used for the manufacture of a porous bricks is glass, clay and water.
The purpose of this study was to determine the influence of glass to powerful press of
porous brick. Generally, making of porous brick is mixing by powder paper, clay, glass
and a little water and then made of dough. Printed and dried dough until weighs constant,
then burned in muffle with temperature and time that given. Bricks which has been so
then tested strong complained bitterly. The variables used are variable of ratio of clay and
glass 1: 1, 1: 1,5, 1: 2, 1: 2.5, and 1: 3, variable of burning time 60 minutes, 90 minutes,
120 minutes, 150 minutes, and 180 minutes and variable of burning temperature 600 oC,
650 oC, 700 oC, 750 oC, and 800 oC. Based on the results of the research that has
been done, press optimum strength obtained is 35,26 kg/cm2 with clay and glass ratio 1:
2, while the combustion time 60 minutes, gained strong press optimum of 35,26 kg/cm2
and burning temperatures 700 oC obtained strong press optimum of 36,58 kg/cm2.
INTISARI
Batu bata merupakan salah satu bahan pembuatan bangunan yang saat ini
kebutuhannya semakin meningkat terutama batu bata berpori karena lebih kuat dan
ringan dari pada batu bata biasa, sehingga lebih bagus untuk pondasi bangunan.
Pembuatan batu bata berpori dapat menggunakan bahan isian berupa busa, kertas,
sekam padi dan bahan-bahan organik. Pada penelitian ini akan dicoba pembuatan batu
bata berpori dengan menggunakan bahan isian berupa kertas, dimana bahan ini sangat
mudah kita dapatkan. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan batu bata berpori
adalah kaca, tanah liat dan air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kaca terhadap kuat tekan batu bata berpori. Secara garis besar pembuatan batu bata
berpori adalah dengan mencampurkan bubuk kertas, tanah liat, kaca dan sedikit air dan
kemudian dibuat adonan. Adonan dicetak dan dikeringkan sampai beratnya konstan,
kemudian dibakar dalam muffle dengan suhu serta waktu tertentu. Batu bata yang sudah
jadi kemudian diuji kuat tekannya. Variabel yang digunakan adalah variabel
perbandingan tanah liat dan kaca 1:1, 1:1.5, 1:2, 1:2.5, dan 1:3, variabel waktu
pembakaran 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit, dan 180 menit dan variabel suhu
pembakaran 600 oC, 650 oC, 700 oC, 750 oC, dan 800 oC. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, kuat tekan optimum yang didapat adalah 35,26 kg/cm2 dengan
perbandingan tanah liat dan kaca 1:2, sedangkan waktu pembakaran 60 menit, didapat
kuat tekan optimum sebesar 35,26 kg/cm2 serta suhu pembakaran 700 oC diperoleh kuat
tekan optimum sebesar 36,58 kg/cm2.
200
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 2 Februari 2013
201
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 2 Februari 2013
berbentuk prisma segi empat panjang, sebuah tanah ini terdapat akar-akar dan
mempunyai rusuk yang siku-siku dan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan dan bahan-
tajam. Bidang-bidang datar yang rata bahan organik lainnya yang membusuk,
dan tidak menunjukkan retak-retak. (b). sehingga memberikan warna abu-abu
Kebongkahan pada arah panjang dan sampai hitam pada tubuh tanah. Tubuh
kebongkahan pada arah diagonal serta tanah ini merupakan bagian yang sangat
penyimpangan kesikuann pada arah penting bagi pertanian. Tebal tubuh tanah
lebar masing-masing tidak lebih dari 4 ini 0.25 – 0.50 meter.
mm. (c). Kuat tekan 25 kg/cm2. Dalam tanah liat alam yang paling
murni pun tanah ini masih mengandung
METODE butiran-butiran bebas dari bahan-bahan
Tanah liat adalah bahan utama yang dapat dinamakan dengan pasir atau
untuk pembuatan batu bata. Tanah liat debu. Umumnya unsur-unsur tambahan
suatu zat yang terbentuk dari kristal- ini terdiri dari kuarsa dalam bermacam-
kristal yang sedemikian kecilnya hingga macam ukuran, feldspar, besi dan
tidak dapat dilihat walaupun telah sebagainya. Banyaknya unsur tambahan
menggunakan mikroskop. Kristal-kristal ini bersama unsur organik lainnya
ini terbentuk terutama terdiri dari menentukan sifat-sifat khas dari
mineral-mineral yang disebut kaolonit. bermacam-macam tanah liat dan
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil penggunaannya untuk tujuan tertentu.
hampir berbentuk segi enam dengan Sifat-sifat ini seperti, kemungkinan
permukaan yang datar. Bentuk kristal mencair, warna setelah dibakar, dan taraf
seperti ini menyebabkan tanah liat bila padat dari suatu macam tanah liat sangat
dicampur dengan air mempunyai sifat dipengaruhi unsur-unsur mineral yang
liat (plastis), mudah dibentuk karena ada padanya. Sedangkan unsur organik
kristal-kristal ini meluncur diatas satu biasanya membuat tanah itu plastis jika
sama lain dengan air sebagai belum dibakar. Jadi semua tanah liat
pelumasnya. bagaimanapun mempunyai sifat-sifat
Dilihat dari ilmu kimia, tanah liat plastis, bila dalam keadaan kering akan
termasuk hidrosilikat alumunia dan menjadi keras, sedang bila dibakar akan
dalam keadaan murni mempunyai menjadi padat dan kuat.
rumus: Al2O3 2SiO2 2H2O dengan Beberapa jenis tanah liat
perbandingan berat dari unsur-unsurnya terutama yang disebut Ball Clay
: 47% oksida silinium (SiO2), 39% oksida mengandung zat organik dalam bentuk
alumunium (Al2O3), dan 14% air (H2O). Lignite (sejenis arang abu) dan lilin. Zat-
Batu bata dibuat dari bahan zat ini biasanya hilang dalam
dasar lempung (tanah liat) ditambah pembakaran, tetapi memberikan
dengan bahan penolong. Lempung pengaruh pada keplastisitasan dan
adalah tanah hasil pelapukan batuan kekuatan kering dari tanah tersebut.
keras, seperti : basalt (batuan dasar), Tanah liat dapat terdiri dari
andesit, dan granit (batu besi). Lempung bermacam warna diantaranya abu-abu,
adalah suatu produk dari tanah liat yang kuning kecoklatan, merah, coklat,
diolah, maka lempung akan tergantung kehijauan, merah muda, coklat hitam,
pada batuan asalnya. Umumnya batuan hitam dan putih. Dalam banyak hal,
keras akan memberikan pengaruh warna-warna dalam tanah alami terjadi
warna pada lempung menjadi putih. karena adanya unsur oksida besi dan
Lempung disebut juga batuan sedimen unsur organik, yang biasanya akan
(endapan) karena pada umumnya berwarna bakar kuning kecoklatan, coklat
setelah terbentuk dari batuan keras. merah, warna karat atau coklat tua,
Lempung terangkat oleh air atau angin tergantung dari oksida besi dan kotoran-
dan diendapkan di suatu tempat yang kotoran yang terkandung. Biasanya
lebih rendah. kandungan oksida besi sekitar 2-5%.
Tanah liat (lempung) adalah Tanah berwarna lebih gelap biasanya
bahan alam yang sangat penting bagi matang pada suhu yang lebih rendah,
manusia. Bagian luar dari lempung di
202
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 2 Februari 2013
203
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 2 Februari 2013
204
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 2 Februari 2013
terhadap kuat tekan. Hasil perbandingan grafik hubungan antara suhu pembakaran
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. terhadap hasil kuat tekan batu bata.
Tabel 2.Pengaruh Waktu Pembakaran
Terhadap Kuat Tekan (suhu Tabel 3. Pengaruh suhu pembakaran
pembakaran 7000C, perbandingan tehadap hasil uji kuat tekan (waktu
bahan 1 : 2 ) pembakaran 60 menit, perbandingan
Kuat bahan 1 : 2 )
Waktu Dimensi
Beba Tekan Kuat
pembaka Dimensi
Panja Leb n ( o Beba Tekan
ran Suhu(
ng ar (Kg) Kg/c n (
(menit) C) Leba
(cm) (cm) m2) Panjan (Kg) Kg/cm
r 2
g (cm) )
1019 (cm)
60 8.5 3.4 35.26
14 600 8.6 3.5 730.5 24.27
90 8.3 3.5 748.0 25.75 650 8.5 3.4 850.2 29.42
120 8.2 3.4 524.7 18.82 700 8.5 3.6 1119. 36.58
150 8.4 3.3 385.5 13.91 750 8.6 3.4 998.5 34.15
180 8.6 3.6 326.3 10.54 800 8.4 3.7 982.7 31.62
Dari tabel 2 di atas dapat digambarkan Dari tabel 3, dapat digambarkan grafik
grafik hubungan antara waktu hubungan antara suhu pembakaran
pembakaran terhadap hasil kuat tekan terhadap hasil kuat tekan batu bata.
batu bata.
205
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 5 No. 2 Februari 2013
DAFTAR PUSTAKA
Soejoto, D., 1954. Bahan-bahan
Bangunan. Rineka Cipta Jakarta:
Sutton, W.H., Matson, F.R., 1956,
“Factor Afflening Strength of Clay
in the Temperature Range 110 –
800 ºC”, Jour.Am.Ceramic Soc.
39
206