Professional Documents
Culture Documents
Keywords: Perception, Green Open Space, Campus UNSRAT
Keywords: Perception, Green Open Space, Campus UNSRAT
ABSTRACT
1
ABSTRAK
2
PENDAHULUAN ini penelitian tentang kenyamanan
termal di kampus Unsrat terlebih khusus
Ruang terbuka hijau (RTH)
menurut para pengguna RTH hanya
merupakan area memanjang atau jalur
terbatas pada jalur pedestriannya saja
dan mengelompok, yang penggunaannya
dan lebih mengarah pada perhitungan
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
iklim mikro (Sangaji, Sangkertadi dan
tanaman, baik yang tumbuh secara
Sembel, 2015) maka penelitian ini perlu
alamiah maupun yang sengaja ditanam
dilakukan.
(UU No.26 Tahun 2007 tentang
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Penataan Ruang).
mengetahui kenyamanan termal RTH di
Menurut Rilatupa (2008),
Kampus Universitas Sam Ratulangi
kenyamanan terdiri atas kenyamanan
menurut persepsi responden. Penelitian
psikis dan kenyamanan fisik.
ini diharapkan dapat digunakan sebagai
Kenyamanan psikis merupakan
data awal untuk para peneliti dalam
kenyamanan yang dapat dirasakan oleh
penelitian kenyamanan selanjutnya,
jiwa seperti rasa aman, damai, dan
sebagai informasi tentang kenyamanan
tenang yang terukur secara subjektif.
termal di RTH Kampus Unsrat menurut
Sedangkan kenyamanan fisik dapat
pengguna RTH atau responden agar
terukur secara objektif seperti spasial
dapat dikembangkan lagi
(ruang), visual (penglihatan, dapat
pengelolaannya guna memperoleh
termasuk estetika), auditorial
kenyamanan dalam beraktivitas di
(pendengaran), dan termal (termis atau
lingkungan Kampus.
suhu).
Kampus Unsrat merupakan sarana Kenyamanan Termal
3
thermophisiological menganggap sedangkan di area yang kurang pohon
bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan pelindung responden merasa agak panas.
thermal akan tergantung pada menyala ASHRAE (1989) mendefinisikan
dan matinya signal syarat reseptor kenyamanan termal sebagai perasaan
thermal yang terdapat di kulit dan otak. dalam pikiran manusia yang
Pada pendekatan heat balance mengekspresikan atau menunjukan rasa
(keseimbangan panas) nyaman termal puas terhadap lingkungan termalnya.
dicapai bila aliran panas dari badan
Ruang Terbuka Hijau
manusia seimbang dan temperatur kulit
Menurut Hakim (2000), ruang
serta tingkat berkeringat badan ada
terbuka adalah ruang yang bisa diakses
dalam range nyaman. Pada pendekatan
oleh masyarakat baik secara langsung
psikologis kenyamanan thermal adalah
dalam kurun waktu terbatas maupun
kondisi pikiran yang mengekspresikan
secara tidak langsung dalam kurun
tingkat kepuasaan seseorang terhadap
waktu yang tidak tentu.
lingkungan termalnya. Sangkertadi
Ruang terbuka dapat berbentuk jalan,
(2013) mendefinisikan kenyamanan
trotoar, ruang terbuka hijau seperti
adalah suatu keadaan dimana manusia
taman kota, hutan dan sebagainya.
merasakan dan menyatakan setuju
dengan kondisi lingkungan di suatu Keberadaan ruang terbuka hijau di
tempat. Kenyamanan termal secara perkotaan terlebih khusus di lingkungan
umum merupakan perasaan yang Kampus sudah menjadi kebutuhan
nyaman dengan keadaan termal yang ada mutlak. Adapun manfaat dan fungsi
di lingkungan sekitar tubuh. ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
(RTHKP) yang diatur dalam Peraturan
Menurut persepsi responden dalam
Menteri No. 1 Tahun 2007 pasal 3 dan 4
penelitian Kajian Kenyamanan Termal
adalah sebagai berikut :
Bagi Pejalan Kaki Pada Jalur Pedestrian
a. Fungsi RTHKP adalah
Unsrat (Sangaji, 2015), kenyamanan
Pengamanan keberadaan kawasan
termal bervariasi antara persepsi rasa
lindung perkotaan, pengendali
nyaman dan agak panas, pada dasarnya
pencemaran dan kerusakan tanah, air,
di area yang banyak vegetasi pelindung
dan udara, tempat perlindungan plasma
kebanyakan responden merasa nyaman,
4
nutfah dan keanekaragaman hayati, pandang seseorang terhadap suatu objek
pengendali tata air, dan sarana estetika tertentu dengan cara yang berbeda-beda
kota. dengan menggunakan alat indera yang
b. Manfaat RTHKP adalah sarana dimiliki, kemudian berusaha untuk
untuk mencerminkan identitas daerah, menafsirkannya. Persepsi baik positif
sarana penelitian, pendidikan dan maupun negatif ibarat file yang sudah
penyuluhan, sarana rekreasi aktif dan tersimpan rapi di dalam alam pikiran
pasif serta interaksi sosial, bawah sadar kita. File itu akan segera
meningkatkan nilai ekonomi lahan muncul ketika ada stimulus yang
perkotaan, menumbuhkan rasa bangga memicunya, ada kejadian yang
dan meningkatkan prestise daerah, membukanya (Maulida I, 2012).
sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, Suatu kondisi dapat dinyatakan
remaja, dewasa, dan manula, sarana nyaman jika telah dilakukan penelitian
ruang evakuasi untuk keadaan darurat, pada sejumlah responden dengan
memperbaiki iklim mikro, dan memperoleh hasil sebanyak 90%
meningkatkan cadangan oksigen di diantaranya menyatakan persepsi
perkotaan. nyaman secara termal (ASHRAE 1989).
Persepsi Pengunjung METODE PENELITIAN
Setiap orang mempunyai
Waktu dan Tempat
kecenderungan dalam melihat benda Penelitian ini telah dilaksanakan di
yang sama dengan cara yang berbeda- RTH Kampus Universitas Sam
beda. Perbedaan tersebut bisa Ratulangi Manado pada bulan November
dipengaruhi oleh banyak faktor, - Desember 2015.
diantaranya adalah pengetahuan,
pengalaman dan sudut pandangnya.
Persepsi juga bertautan dengan cara
5
Pemilihan responden dilakukan secara
acak pada masing - masing RTH.
Prosedur Pelaksanaan
Alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan kriteria, yaitu RTH
dalam penelitian ini adalah alat tulis Fakultas Matematika dan Ilmu
6
Kuesioner Responden kesimpulan yang berlaku untuk umum
Dalam kuesioner diambil data atau generalisasi.
persepsi responden mengenai Yang termasuk data statistik
kenyamanan di RTH tersebut dalam deskriptif adalah penyajian data melalui
bentuk pola skala kenyamanan termal tabel, grafik, diagram lingkaran ataupun
yaitu antara 0 – 4 (Gagged an Berglund, perhitungan persentase.
1985 selanjutnya akan dibuat dalam Analisis data menggunakan Pola
bentuk persentase mengenai persepsi skala kenyamanan termal oleh Gagged
kenyamanan termal di kampus Unsrat. an Berglund (1985) yaitu sebagai berikut
Analisis data
Tabel 1. Pola skala kenyamanan
Analisis dalam penelitian
termal oleh Gagged and Berglund
merupakan bagian dalam proses
(1985)
penelitian yang sangat penting, karena
No Definisi
dengan analisa inilah data yang ada akan
1 0 = nyaman
nampak manfaatnya terutama dalam
2 1= agak tidak nyaman
memecahkan masalah penelitian dan 3 2= tidak nyaman
mencapai tujuan akhir penelitian. 4 3= sangat tidak nyaman
Data penelitian yaitu semua 5 4= tidak dapat ditoleransi
keterangan atau persepsi seseorang yang
dijadikan sebagai responden guna HASIL DAN PEMBAHASAN
keperluan penelitian yang dimaksud Gambaran Umum Lokasi Penelitian
(Iek, Moniaga, Sangkertadi, 2014). Lokasi penelitian terletak di Kampus
Teknik analisis data dalam Universitas Sam Ratulangi Kecamatan
penelitian ini mengunakan data yang Bahu Kota Manado, berada pada
berbentuk statistik deskriptif yaitu ketinggian 10-41 m dpl dengan luas
statistik yang digunakan untuk 359.365 m2.
menganalisis data dengan cara Universitas Sam Ratulangi
mendeskripsikan atau menggambarkan merupakan bagian dari kawasan hutan
data yang telah terkumpul sebagaimana kota Manado, hal ini telah ditetapkan
adanya tanpa bermaksud membuat dalam Surat Keputusan Walikota No.
7
05a tahun 2007. Menurut survei
terdapat 11 lokasi RTH yang sering Fakultas Pertanian
diakses oleh mahasiswa maupun dosen Pohon yang mendominansi sama
sehingga ditetapkan sebagai titik dengan RTH FMIPA yaitu Mahoni
penelitian. Adapun RTH tersebut adalah Swietenia mahagoni dengan jumlah 13
FMIPA, FAPERTA, FAPET, Bank BNI, pohon. Selanjutnya Sengon
FPIK, FATEK, FEB, FISIP, FH, FKM Paraserianthes valcataria 6 pohon,
A, dan FKM B. Palem putri Veitchia merillii 4 pohon,
Glodokan bulat Polyalthia fragrans,
Gambaran Vegetasi di RTH
Pakoba Zysygium sp 2 pohon, dan
Fakultas Matematika dan Ilmu
Glodokan tiang Polyalthia longifolia.
Pengetahuan Alam
Hasil penelitian diketahui bahwa Kayu hitam Diospyros celebica,
terdapat 11 jenis pohon yang tersebar di Macaranga Macaranga tanarius,
RTH FMIPA dengan jumlah total 72 Jamblang Syzygium cumini, Sempur
pohon. Dominansi tertinggi yaitu Dillenia suffruticosa, Kayu mas Nauclea
Mahoni Swietenia mahagoni dengan orientalis, Kelapa Cocos mucifera, Kayu
jumlah 39 pohon, selanjutnya Swietenia manis Cinamomum burmani, Angsana
sp dengan jumlah 14 pohon, dan Pterocarpus indicus, dan Jati Tectona
Angsana Pterocarpus indicus dengan grandis yang masing-masing hanya
jumlah 5 pohon sedangkan yang terdapat 1 pohon.
terendah terdapat 5 jenis pohon yaitu Fakultas Peternakan
Kayu besi Intsia bijuga, Buton darat
Jumlah vegetasi di RTH FAPET yaitu
Barringtonia racemosa, Sempur Dillenia
5 pohon, jauh lebih sedikit dibanding
retusa, Alpukat Persea americana, dan
dengan RTH FMIPA dan FAPERTA.
Laping kubu Melanolepis
Beringin Ficus benjamina mendominasi
multiglandulosa yang masing-masing
di RTH ini dengan jumlah 3 pohon,
hanya terdapat satu pohon saja. Pohon
kemudian diikuti dengan Kerai payung
yang terbesar yaitu mahoni Swietenia
Filicium decipiens, dan Angsana
mahagoni dengan tinggi pohon
Pterocarpus indicus masing-masing 1
mencapai 17,5 m dan diameter pohon
78,98.
8
pohon. Jumlah keseluruhan yaitu 5 Samanea saman. Yang mendominasi
pohon. yaitu Ketapang Terminalia catappa
Bank BNI Kampus dengan jumlah 2 pohon dan 3 jenis
Dominansi di RTH ini yaitu Kerai lainnya hanya terdapat masing-masing 1
payung Filicium decipiens dengan pohon saja.
jumlah 4 pohon, dan yang paling sedikit Fakultas Ekonomi dan Bisnis
yaitu Flamboyan Delonix regia, Vegetasi di RTH ini diantaranya
Beringin karet Ficus retusa, dan Kayu Palem raja Roystonea regia, Mahoni
perahu Spathodea campanulata yang Swietenia mahagoni, Beringin Ficus
hanya berjumlah masing-masing satu benjamina dan Nangka Artocarpus
pohon. heterophyllus, yang didominansi oleh
Fakultas Perikanan dan Ilmu tanaman Palem raja berjumlah 3 pohon
Kelautan kemudian Nangka, Mahoni dan Beringin
Jumlah jenis pohon yang ada pada
masing-masing berjumlah 1 pohon.
RTH FPIK yaitu 7 jenis yang di
Fakultas Ilmu Sosial Politik
dominasi oleh Ketapang Terminalia
Hasil penelitian menunjukan bahwa
catappa dengan jumlah 2 pohon,
terdapat 8 jenis vegetasi di RTH FISIP
sedangkan 6 jenis lainnya seperti Bungur
diantaranya ada Trembesi Samanea
Lagerstroemia indica, Kayu perahu
saman 6 pohon, Kerai payung Filicium
Spathodea campanulata, Beringin Ficus
decipiens, Beringin Ficus benjamina,
benjamina, Tanjung Mimusops elengi,
Sengon Paraserianthes valcataria,
Ficus sp., dan Palem raja Roystonea
Mahoni Swietenia mahagoni masing-
regia hanya terdapat masing-masing 1
masing 3 pohon dan Matoa Pometia
pohon dengan jumlah total yaitu 8
pinnata, Mangga Mangifera sp,
pohon.
Ketapang Terminalia catappa masing-
Fakultas Teknik
masing 1 pohon. Mendominansi yaitu
.Jenis vegetasi di RTH ini hanya
Trambesi Samanea saman.
terdapat 4 jenis yaitu Ketapang
Fakultas Hukum
Terminalia catappa, Kerai payung
Jumlah vegetasi yaitu 7 pohon yang
Filicium decipiens, Rambutan
didominansi oleh Mahoni Swietenia
Nephelium lappaceum, dan Trembesi
mahagoni berjumlah 4 pohon kemudian
9
Trembesi Samanea saman dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat B
jumlah 3 pohon. Pohon yang terbesar tingkat keragaman di RTH FKM B
yaitu Trembesi Samanea saman dengan rendah setelah FKMA, dengan jumlah
tinggi pohon 18,7 m dan diameter 80,25 jenis yaitu 2 jenis dan jumlah vegetasi 3
cm. pohon. Yang mendominan yaitu Palem
Fakultas Kesehatan Masyarakat A raja Roystonea regia 2 pohon kemudian
Hasil penelitian menunjukan bahwa Angsana Pterocarpus indicus 1 pohon.
tingkat keragaman di RTH FKM A
Kenyamanan Berdasarkan Persepsi
adalah yang terendah dari semua lokasi
Responden
penelitian yang ada, dengan jumlah 1
Kenyamanan berdasarkan persepsi
jenis vegetasi yaitu Angsana
responden setiap RTH Kampus Unsrat
Pterocarpus indicus sedangkan jumlah
dapat dilihat pada Tabel 2.
vegetasi yaitu 3 pohon.
Tabel 2. Kenyamanan dari Persepsi Responden
FMIPA FAPERTA FAPET BANK BNI FPIK FATEK FEB FISIP FH FKM A FKM B
No
pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang pagi siang
1 ATN N N N N T N ATN N ATN N N N N N N TN ATN N N TN N N
2 ATN N TN N ATN N ATN N ATN ATN N N N N ATN N N ATN ATN T N N N
3 ATN ATN N N N N N N ATN N N N ATN N ATN STN N ATN ATN ATN N N
4 TN ATN N N ATN N N N N N N N ATN N ATN ATN ATN N N ATN N N
5 N N N N N N N ATN N N ATN N ATN N ATN ATN N N TN N N N
6 N N N N TN N N N ATN N N ATN N N ATN ATN ATN N N
7 N N N ATN ATN N TN ATN ATN N ATN ATN ATN N N
8 N N N N N N ATN ATN ATN N N N
9 N N N ATN N N ATN N N
10 N N N N ATN N N
Keterangan :
N : Nyaman ATN : Agak Tidak Nyaman TN : Tidak Nyaman
STN : Sangat Tidak Nyaman TDD : Tidak Dapat Ditoleransi
10
Kenyamanan untuk FMIPA berkisar antara N - ATN untuk pagi,
diperoleh antara N – TN (pagi) dan N - dan N – ATN untuk siang.
ATN (siang). FAPERTA berkisar FISIP berkisar antara N – ATN
antara N - TN (pagi) dan N (siang). untuk pagi, dan N – STN untuk siang.
FAPET berkisar antara N - ATN (pagi) FH berkisar antara N – ATN (pagi), dan
dan siang N - TN. Bank BNI berkisar N – ATN (siang). FKM A berkisar
antara N – ATN untuk pagi, dan N – antara N – TN (pagi), dan N – TN
TN untuk siang. FPIK berkisar antara (siang). FKM B diperoleh N (pagi), dan
N – ATN (pagi), dan N – ATN (siang). N (siang).
FATEK berkisar antara N – ATN Dalam bentuk persentase persepsi
(pagi), dan N – TN (siang). FEB responden terhadap kenyamanan
tercantum dalam Tabel 3.
11
Berdasarkan persepsi responden, memberikan persepsi nyaman, 12
yang menyatakan nyaman berturut-turut menyatakan agak tidak nyaman, 1
dari yang tertinggi yaitu RTH FKM B menyatakan tidak nyaman dan ada 1
(100%), FAPERTA (94,1%), FATEK responden juga yang merasa sangat
(82,4%), FAPET (80%), FEB (69,2%), tidak nyaman. Alasan mengapa
FPIK (65%), Bank BNI (63,6%), FH reponden merasa tidak nyaman di RTH
(53,8%), FMIPA (45,5%), FKM A FISIP kebanyakan karena tidak terawat,
(33,3%), dan yang terendah FISIP tidak bersih, dan kurang vegetasi,
(26,3%). namun ada juga responden yang
Persepsi responden ternyata hanya mengatakan bahwa RTH FISIP cukup
berdasarkan faktor subjektif (psikis) sejuk.
yaitu memberikan tanggapan
KESIMPULAN DAN SARAN
kenyamanan berdasarkan perasaan atau
Kesimpulan
situasi tempat bahkan ketersediaannya
Persentase dari semua persepsi
infrastruktur yang ada seperti tempat
responden menunjukan bahwa RTH
duduk dan meja yang memadai, kotor
yang masuk kategori nyaman yaitu
atau bersihnya tempat tersebut.
FKM B (100%) dan FAPERTA
Suatu kondisi dapat dikatakan
(94.1%) FATEK 82.4%, FAPET 80%,
nyaman jika sudah dilakukan
FEB 69.2%, FPIK 65%, Bank BNI
pengukuran pada sejumlah responden
63.6%, FH 53.8%, FMIPA 45.5%,
dengan hasil 90% nyaman (ASHRAE
FKM A 33.3%, dan di FISIP 26.3%.
1989). Hasil perhitungan dari persepsi
Saran
responden di 11 RTH terpilih RTH
FKM B dan RTH FAPERTA tergolong Masih terdapat kelemahan dalam
nyaman karena memenuhi standar penelitian ini seperti jumlah responden
kenyamanan menurut ASHRAE yaitu yang berbeda-beda dan pemilihan
diatas 90% responden yang ada di responden secara acak, sehingga
kedua RTH ini memberikan persepsi disarankan untuk penelitian selanjutnya
nyaman. sebaiknya data penelitian
Menurut persepsi responden, RTH dihomogenkan.
yang tidak nyaman yaitu RTH FISIP
karena dari 19 responden, ada 5 yang
12
DAFTAR PUSTAKA Sangkertadi. 2013. Kenyamanan Termis
ASHRAE. 1989. Ashrae Standard di Luar Ruang Beriklim Tropis
Thermal Environmental Conditions Lembab. Alfabeta. Bandung.
For Human Occupancy. Dalam : Maulida, I. 2012. Persepsi Siswa
Rilatupa, J (ed). Aspek Terhadap Implementasi Sistem
Kenyamanan Termal Pada Manajemen Mutu ISO 9000 : 2008
Pengkondisian Ruang Dalam. Jurnal di SMK Muhammadiyah 3.
Sains dan Teknologi EMAS. Universitas Negeri Jogjakarta.
Jakarta. Jogjakarta.
Gagge, A. P. 1985. Termal Sensation Iek, Y., Moniaga, I.L., Sangkertadi.
and Comfort in Dry Humid 2014. Kepadatan bangunan dan
Environments. Dalam karasteristik iklim mikro
Sangkertadi (ed). Kenyamanan Kecamatan Wenang Kota
Termis di Ruang Luar Beriklim Manado. Jurnal Sabua. 6(3): 285-
Tropis Lembab. Alfabeta. Bandung. 292.
Hakim, R. 2000. Ruang Terbuka dan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau.
Rustamhakim. Peraturan Menteri No. 1 Tahun 2007
htpps://rustam2000wordpress.com/ pasal 3 dan 4 tentang Ruang
ruang-terbuka-hijau. 09 September Terbuka Hijau.
2015. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007
Sangaji, Y., Sangkertadi., Sembel. A. tentang penataan ruang
2015. Kajian kenyamanan termal
bagi pejalan kaki pada jalur
pedestrian Universitas Sam
Ratulangi. Perencanaan Wilayah
Jurusan Arsitektur. Manado.
Hoppe, P. dalam Sanganji, Sangkertadi,
dan Sembel. 2015. Kajian
Kenyamanan termal bagi pejalan
kaki pada jalur pedestrian
Universitas Sam Ratulangi.
Perencanaan Wilayah Jurusan
Arsitektur. Manado.
Rilatupa, J. 2008. Aspek Kenyamanan
Termal Pada Pengkondisian Ruang
Dalam. Jurnal Sains dan Teknologi
EMAS, 18(3): 191-198.
13