You are on page 1of 9

Jurnal GOVERNANSI ISSN 2442-3971 Volume 2 Nomor 1, April 2016 111

SISTEM PENGELOLAAN PENGADUAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN


PELANGGAN PADA PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR

COMPLAINT MANAGEMENT SYSTEM TO IMPROVE CUSTOMER SATISFACTION IN


PDAM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR

Yuni Wulandari1, Denny Hernawan2, Irma Purnamasari


1 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda, Jl.Tol
Ciawi No 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770
2 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda, Jl.Tol

Ciawi No 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770


3 Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda, Jl.Tol

Ciawi No 1, Kotak Pos 35 Bogor 16770


(Diterima oleh Dewan Redaksi: 01-08-2015)
(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 01-10-2015 )

ABSTRACT

Regional Water Company (PDAM) is a company that is managed by the Local


Government to operate as a body of community service that is selling services and trust in
society. PDAM has to must still understand the behavior and wishes of the customers in the
utilization of services of drinking water and the discretion of the company in the form term
of service standards set, so as to provide a good service that causes customers to be
satisfied.
One of the PDAM in Indonesia is PDAM Tirta Kahuripan located in Bogor. PDAM
Tirta Kahuripan is often get complaints from their customers. Of the Many customers who
complained about the poor service system so far is are leaky pipe impact on the high notes
of erroneous meter, water quality is still dirty muddy, and sluggish handling of a complaint.
The aim of research is to find out a complaint management system in order to
improve customer satisfaction at PDAM Tirta Kahuripan.
The theory used to analyze a system of customer complaints is the referring to the
Minister of Administrative Reform and Bureaucratic Reform No. 3 Year of 2015 on the
Road Map Development Complaints Public Service Nationwide with 3 sizes of complaint
management : outcomes, targets, and programs. While, improving customer satisfaction
using Fandi Tjiptono and Gregory Cahndra theory (2006: 130) with four dimensions to
measure customer satisfaction : the system of complaints and suggestions, Customer
satisfaction Survey, Ghost Shopping (Shadow Customer), and Customer Switching Analysis.
Research methods used in this research is descriptive quantitative method using
questionnaires / questionnaire and interviews as the main instrument to collect data.
The results showed that the management of customer complaints in accordance
with to existing procedures with the acquisition of a score of is 3.32 according to the with
category of interpretation of the category is as quite good enough (moderate). Meanwhile,
the results of data analysis by increasing customer satisfaction PDAM Tirta Kahuripan
obtained a score of is 2.83 in the category with category of interpretation as good enough
(moderate).
Nevertheless, But there is a needs to be have a system or application that can be
accessed in to the customer complaints and the organizers therefore PDAM can respond
and follow complaint subsequently.

Keywords : Complaint Management System , Customer Satisfaction


112 Wulandari et al. Sistem Pengelolaan Pengaduan Dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan Pada Pdam Tirta Kahuripan
Kabupaten Bogor.

ABSTRAK

YUNI WULANDARI, Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Djuanda Bogor, 2016, Sistem Pengelolaan Pengaduan dalam
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bogor, Pembimbing 1 : Denny Hernawan, Drs., MA, Pembimbing 2 : Irma Purnamasari,
S.Sos., M.Si.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan yang dikelola oleh
Pemerintah Daerah yang dalam pengoperasiannya sebagai badan pelayanan masyarakat
yaitu menjual jasa dan kepercayaan terhadap masyarakat, harus tetap memahami perilaku
dan keinginan para pelanggan dalam pemanfaatan jasa layanan air minum dan
kebijaksanaan perusahaan berupa standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang baik yang menyebabkan pelanggan menjadi puas.
Salah satu PDAM di Indonesia adalah PDAM Tirta Kahuripan yang berada di
Kabupaten Bogor. PDAM Tirta Kahuripan sering mendapatkan pengaduan dari pelanggan.
Dari banyaknya pelanggan yang mengeluhkan buruknya sistem pelayanan selama ini yaitu
pipa yang bocor berdampak pada tingginya catatan meteran yang keliru, kualitas air yang
masih kotor keruh serta penanganan pengaduan yang lamban.
Tujuan penelitian untuk mengetahui sistem pengelolaan pengaduan dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan pada PDAM Tirta Kahuripan.
Teori yang digunakan dalam menganalisis sistem pengaduan pelanggan adalah
pengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Road Map Pengembangan Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik Secara Nasional dengan 3 ukuran pengelolaan pengaduan outcome,
target, program, sedangkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan menggunakan teori
Fandi Tjiptono dan Gregorius Cahndra (2006:130) dengan 4 dimensi untuk mengukur
kepuasan pelanggan, yaitu sistem pengaduan dan Saran, Survei Kepuasan pelanggan, Ghost
Shopping (Pelanggan Bayangan), Analisa Pelanggan yang Beralih.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan kuesioner/angket dan wawancara sebagai instrumen
utama untuk mengumpulkan data
Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan pengaduan pelanggan sesuai dengan
prosedur yang ada dengan perolehan skor 3,32 yang menurut penafsiran dengan katagori
CUKUP BAIK sedangkan hasil analisis data cara meningkatkan kepuasan pelanggan PDAM
Tirta Kahuripan diperoleh skor 2,83 dengan katagori CUKUP BAIK.
Namun, perlu adanya sistem atau aplikasi yang bisa diakses pelanggan dalam
menyampaikan pengaduan dan pihak penyelenggara PDAM dapat merespon serta
memenindaklanjuti pengaduan tersebut.

Kata kunci : Sistem Pengelolaan Pengaduan, Kepuasan Pelanggan.

Yuni Wulandari, 2016. Sistem Pengelolaan Pengaduan Dalam Meningkatkan Kepuasan


Pelanggan Pada Pdam Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.
Jurnal GOVERNANSI ISSN 2442-3971 Volume 2 Nomor 1, April 2016 113

PENDAHULUAN Tabel 1
penyelenggara pelayanan publik Daftar Pengaduan Pelanggan
sebagai upaya untuk pemenuhan Tahun 2016
kebutuhan dan keperluan penerima Jenis Keluhan Jumlah
No Bulan 1 2 3 4 Keluhan
pelayanan. Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) merupakan perusahaan yang 1 Januari 12 8 4 6 30
dikelola oleh Pemerintah Daerah yang 2 Febuari 4 5 1 8 29
dalam pengoperasiannya sebagai badan 2
pelayanan masyarakat yaitu menjual jasa 3 Maret 3 4 3 3 13
dan kepercayaan terhadap masyarakat, Sumber : Hasil penelitian, 2016
harus tetap memahami perilaku dan
keinginan para pelanggan dalam Jenis Jeluahan
pemanfaatan jasa layanan air minum dan 1. Air tidak mengalir
kebijaksanaan perusahaan berupa standar 2. Meteran rusak
pelayanan yang ditetapkan, sehingga dapat 3. Pipa Bocor
memberikan pelayanan yang baik yang 4. Adminitrasi pencatatan tagihan
menyebabkan pelanggan menjadi puas.
Mengingat air merupakan kebutuhan Padahal dalam penyelenggaraan
pokok dalam kehidupan sehari-hari, air pelayanan air minum, pelanggan
memiliki peranan penting untuk mempunyai hak sebagai berikut:
mendukung kemakmuran dan Dalam Undang-Undang Nomor 25
kesejahteraan masyarakat. Salah satu tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
PDAM di Indonesia adalah PDAM Tirta mengamanatkan penyelenggara wajib
Kahuripan yang berada di Kabupaten memberikan akses seluas luasnya kepada
Bogor. masyarakat untuk memberikan masukan
PDAM Tirta Kahuripan kepada penyelenggara atas pemberian
mendapatkan penghargaan Persatuan layanannya. Oleh karena itu, pengelolaan
Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia pengaduan harus dikelola dengan baik
(Perpamsi) Award 2015 yang diserahkan yaitu antara lain menyediakan sarana
langsung oleh Presiden Jokowi. Meskipun pengaduan, menugaskan pelaksana yang
PDAM Tirta Kahuripan sudah meraih berkompeten, menangani pengaduan dan
prestasi, PDAM ini sering mendapatkan menindak lanjuti pengaduan.
pengaduan dari pelanggan. Dari banyaknya Mengacu pada Peraturan Menteri
pelanggan yang mengeluhkan buruknya Pendayagunaan Aparatur Negara dan
sistem pelayanan selama ini yaitu pipa Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
yang bocor meningkat terhadap catatan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Road Map
meteran yang keliru, kualitas air yang Pengembangan Sistem Pengelolaan
masih kotor keruh serta penanganan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional.
pengaduan yang lamban. Banyaknya
Dengan adanya SP4N ini diharapkan
pelanggan yang mengeluh, hal ini
pengaduan masyarakat mengenai
sebagaimana terlihat dalam data
pelayanan publik dapat ditangani dengan
pengaduan pelanggan sebagai berikut :
cepat, transparan, dan akuntabel sesuai
dengan kewenangan masing-masing
penyelenggara dan mendorong
peningkatan kinerja penyelenggara dan
pelaksana pelayanan publik dalam
pengelolaan pengaduan pelayanan publik.
114 Wulandari et al. Sistem Pengelolaan Pengaduan Dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan Pada Pdam Tirta Kahuripan
Kabupaten Bogor.

Pengaduan dari pelanggan harus - Terwujudnya penyelenggara yang


diterima suatu perusahaan sebagai sebuah mampu merespon dan
hadiah, dengan adanya pengaduan maka menindaklanjuti keluhan/pengaduan.
perusahaan dapat harus terus melakukan - Kesadaran masyarakat meningkat
perbaikan terhadap pelayanan yang dan berani menyampaikan
diberikan. Besar atau kecilnya suatu pengaduan pelayanan publik.
pengaduan bila tidak dikelola dengan cepat 2. Target
dan baik akan berdampak kepada Seluruh Penyelenggara dalam hal ini
kepuasaan pelanggan yang diberikan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
perusahaan. Untuk melayani setiap Daerah sudah memiliki pengelolaan
pengaduan, PDAM Tirta Kahuripan pengaduan yang efektif.
mempunyai 5 unit bagian khusus yang
berada dibawah bagian khusus yang 3. Program
berada dibawah direktur teknik dan - Penyiapan sarana/prasarana
direktur administrasi yaitu bagian kepala pengaduan yang mudah diakses oleh
bagian humas kepala bagian produksi masyarakat.
kepala bagian distribusi kepala seksi - Peningkatan kapasitas
hubungan langganan staf seksi hubungan individu/pengelola, organisasi, dan
langganan dan setiap pengaduan yang sistem pengelolaan pengaduan
masuk akan dipilah sesuai dengan jenis pelayanan publik.
pengaduan untuk ditangani oleh unit unit
- Pembentukan kelembagaan
yang bersangkutan.
pengaduan dan pengelola pengaduan
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin yang kompeten.
meneliti sejauh mana pelaksanaan - Pembentukan mekanisme dan
pengelolaan pengaduan pelanggan yang prosedur pengaduan pelayanan
dilakukan di perusahaan pemerintah dalam publik.
hal ini penaganan pengaduandengan - Pemantauan secara rutin.
mengambil judul: Sistem Pengelolaan - Pelaksanaan Evaluasi secara periodik
Pengaduan Dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan Pada PDAM Tirta Dan untuk mengkatkan kepuasan
Kahuripan Kabupaten Bogor pelanggan Fandi Tjiptono dan Gregorius
Cahndra (2006:130) mengemukakan ada
empat dimensi untuk mengukur kepuasan
pelanggan, yaitu :
MATERI DAN METODE 1. Sistem pengaduan dan Saran
Peraturan Menteri Pendayagunaan Industri yang berwawasan pelanggan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan menyediakan formulir bagi
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Road Map pelanggan untuk melaporkan kesukaan
Pengembangan Pengelolaan Pengaduan dan keluhannya.
Pelayanan Publik Secara Nasional. Berikut 2. Survei Kepuasan pelanggan
tahapan-tahapan dalam pelaksanaan dan Industri tidak dapat menggunakan
pengembangan SP4N tersebut. tingkat pengaduan sebagi ukuran
kepuasan pelanggan.
Tahapan pembangunan SP4N dilakukan 3. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan)
dalam 3 (tiga) tahun, sebagai berikut Pelanggan bayangan adalah menuruh
Periode Tahun 2015 orang berpura-pura menjadi pelanggan
dan melaporkan titik-titik kuat maupun
1. Outcome titik-titik lemah yang dialami waktu
Jurnal GOVERNANSI ISSN 2442-3971 Volume 2 Nomor 1, April 2016 115

membeli produk dari industri sendiri untuk dipelajari dan kemudian ditarik
maupun saingannya. suatu kesimpulannya. Populasi yang
4. Analisa Pelanggan yang Beralih digunakan dalam penelitian ini adalah
Industri dapat menghubungan pegawai PDAM Tirta Kahuripan yang
pelanggan yang tidak membeli lagi atau berjumlah 479 orang dan pelanggan PDAM
berganti pemasok untuk mengetahui Tirta Kahuripan
penyebabnya. Sampel Menurut Prof. Sugiyono
Metode yang digunakan dalam (2011:91), sampel adalah bagian dari
penelitian ini adalah metode penelitian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. populasi tersebut. Untuk itu sampel yang
Masyhuri (2008:34) menjelaskan bahwa diambil dari populasi harus betul-betul
penelitian yang bersifat deskriptif representative (mewakili). Dengan kata
merupakan penelitian yang memberi lain sampel adalah sebagian atau wakil dari
gambaran secermat mungkin mengenai populasi yang dapat diteliti (Hasan,
suatu individu, keadaan, gejala atau 2002:58)
kelompok tertentu. Penelitian deskriptif Dalam penelitian ini penulis
menggambarkan perilaku, pemikiran, atau menggunakan metode nonprobability
perasaan suatu kelompok atau individu. sampling yaitu teknik pengambilan sampel
Menurut Sugiyono (2011:11) metode yang tidak memberikan peluang atau
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan kesempatan sama bagi setiap unsur atau
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, anggota populasi untuk dipilih menjadi
baik satu variabel atau lebih (independen) sampel. Prof. Sugiono mengemukakan
tanpa membuat perbandingan atau bahwa salah satu sampel yang termasuk
menghubungkan antara variabel satu nonprobability sampling adalah sampling
dengan variabel lain. purposive adalah teknik penentuan sampel
Tujuan penelitian deskriptif yaitu untuk dengan pertimbangan tertentu dipandang
mengetahui atau menggambarkan cocok untuk penelitian ini. Adapun dalam
kenyataan dari kejadian yang diteliti atau penelitian ini penulis menentukan ciri dan
penelitian yang dilakukan terhadap karakteristik yaitu pegawai PDAM yang
variabel mandiri atau tunggal, yaitu tanpa mengelola pengaduan pelanggan.
membuat perbandingan atau Tabel 2
menguhubungkan dengan variabel lain. Purposive Sampling Penelitian
Sehingga memudahkan penulis untuk No. Keterangan Jumlah
mendapatkan data objektif dalam rangka
mengetahui dan memahami pelaksanaan 1 Kepala Bagian Humas 1
penanganan keluhan di PDAM Tirta Kepala Bagian
2 1
Kahuripan Kabupaten Bogor. Sedangkan Produksi
dasar penelitiannya membagi lembaran Kepala Bagian
3 1
angket dalam bentuk pertanyaan kepada Distribusi
pegawai yang mengelola pengaduan Kepala Seksi
4 1
pelanggan dan pelanggan yang Hubungan langganan
mengadukan keluhannya. Staf Seksi Hubungan
5 9
TEKNIK langganan
PENARIKAN SAMPEL Jumlah pegawai yang
Populasi dan Sampel mengelola pengaduan 13
Populasi menurut Sugiono (2011:90) pelanggan
populasi merupakan wilayah generalisasi Sumber : PDAM Tirta Kahuripan
yang terdiri dari objek/subjek yang Sampel yang digunakan dalam
mempunyai kualitas dan karakteristik penelitian ini adalah pegawai PDAM yang
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti mengelola pengaduan pelanggan yaitu
116 Wulandari et al. Sistem Pengelolaan Pengaduan Dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan Pada Pdam Tirta Kahuripan
Kabupaten Bogor.

dengan jumlah 13 orang. Sedangkan untuk D Hampir Tidak 2


sampel pelanggan penulis menggunakan Pernah
Sampling Insidental menurut Prof. E Tidak Pernah 1
Sugiyono Sampling Insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Diharapkan dalam penelitian ini
Penulis menentukan siapa aja yang penulis diperoleh data yang seakurat mungkin
temui saat berada di Kantor Pusat PDAM guna pemaparan hasil penelitian secara
Tirta Kahuripan. lengkap dan jelas, serta dapat mengungkap
apa yang ada pada realitanya.
JENIS DAN TEKNIK PENGUMPULAN Karena alternatif jawaban
DATA menggunakan urutan kedudukan yang
Untuk mendapatkan data yang relevan dan mengantarkan perbedaan tingkat skala dari
sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan angka yang tertinggi sampai ke angka
dengan penelitian, maka metode terendah, maka untuk menentukan kriteria
pengumpulan data yang diguanakan adalah penafsiran harus dicari dulu interval antara
sebagai berikut : satu kriteria dengan kriteria lainnya,
a. Studi kepustakaan sebagai berikut :
Dalam pengumpulan data penulis I = Skor Tertinggi – Skor Terendah / jumlah
menggunakan data sekunder yang Maka I = 5-1/5 = 0,8
bersumber dari buku-buku, majalah dan Sehingga dapat diperoleh kriteria
peraturan perundang-an yang berlaku penafsiran sebagai berikut :
b. Studi Lapangan
Penelitian studi lapangan adalah suatu NO. Skor Kriteria
teknik penelitian yang digunakan untuk 1. 4,24 - Sangat Baik
mengumpulkan data (tempat penelitian) 5,00
secara langsung. Teknik ini dilakukan 2. 3,43 - Baik
dengan penyebaran angket (kueisioner) 4,23
atau daftar pertanyaan kepada seluruh 3. 2,62 - Sedang
responden yang sudah ditentukan 3,42
jawaban dan melakukan wawancara 4. 1,81 - Buruk
yaitu menggali informasi secara 2,61
mendalam. Hasil wawancara tersebut 5. 1,00 - Sangat
digunakan sebagai pembanding. 1,80 Buruk
Menurut Sugiyono (2011 : 107), skala Dalam penelitian ini pendeskripsian dan
Likert adalah yang mempunyai gradasi analisis data variabel penelitian diambil
yang sangat positif sampai sangat negatif dengan cara menyusun data yang diperoleh
dan digunakan untuk mengukur sikap, kedalam variabel frekuensi tersendiri. Hal ini
pendapat, serta persepsi seseorang atau dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi
sekelompok orang tentang fenomena atau gambaran dan karakteristik dari
sosial, juga untuk mengAnalisis kuantitatif responden penelitian. Langkah langkah
dengan menggunakan skor untuk analisis data sebagai berikut:
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan • Data koesioner yang terkumpul dihitung
klasifikasi penilaian sebagai berikut : distribusi frekuensinya (f) dari masing-
Tabel. 3 masing pilihan jawaban
Klasifikasi Jawaban Skala Likert • Setelah itu dihitung presentase dari
Jawaban Klasifikasi Skor masing-masing pilihan jawaban dengan
A Selalu 5 menggunakan rumus :
B Sering 4
C Kadang-Kadang 3
Jurnal GOVERNANSI ISSN 2442-3971 Volume 2 Nomor 1, April 2016 117

menjelaskan kembali dengan singkat,


padat dan jelas
- Bila pengaduan bersifat teknis dan
Keterangan : memerlukan pembuktian lapangan
P = Presentase maka cari kesepakatan waktu untuk
F = Frekuensi melakukan pengecekan lapangan dan
∑ n = Jumlah sample bila diperlukan koordinasi dengan
Setelah melakukan presentase data kemudian Kepala Bagian terkait misal Kepala
data diolah berdasarkan hasil jawaban Bagian Produksi untuk kualitas air
responden melalui angket dengan
menggunakan rumus Weight Mean Score - Melaporkan setiap bulan penanganan
(WMS) yang dikemukakan oleh Sanbard pengaduan beserta upaya yang telah
Lambovitz dan Robet Hageldorn yang dialih dilakukan kepada Direktur Umum,
bahasakan oleh Bakri Siregar (1993:34), yaitu dan disiapkan oleh Ka. Sie Hublang
dilakukan pembobotan untuk setiap pilihan - Bila pengaduan tidak mampu
jawaban sebagai berikut : diselesaikan oleh Kepala Bagian
Humas maka dibuat laporan ke
Dikrektur Umum bersifat
administrasi dengan dan Direktur
Keterangan : Teknik untuk pengaduan yang
M = Perolehan Angka Kriteria Penafsiran bersifat teknis
F= Frekuensi jawaban - Bila ada pengaduan pelanggan yang
x= Pembobotan memerlukan keputusan dari Direksi
n= Jumlah responden maka Kepada Bagian Humas
membuat Nota Dinas ke Direksi.
∑= penjumlahan - Memonitor tindak lanjut
penyelesaian oleh Ka. Sie Hubungan
Pelanggan.
b. Penanganan Pengaduan Pelanggan lewat
HASIL DAN PEMBAHASAN Media Masa Cetak, Media Masa
Berdasarkan hasil penelitian, Sistem Elektronik, Pos dan Email
pengelolaan pengaduan dalam meningkatkan - Bila melalui telepon, segera hubungi
kepuasan meningkatkan kepuasan pelanggan. pelanggan tersebut dengan ramah,
Prosedur pengelolaan pengaduan pelanggan santun dan empati
pada PDAM Tirta Kahuripan yaitu : - Bila tidak mencantumkan telepon
a. Penanganan pengaduan pada jam kerja namun mencantumkan alamat,
- Menyiapkan formulir isian kunjungi alamat tersebut untuk
pengaduan dilakukan kejelasan
- Mencatat pengaduan pelanggan yang c. Menyampaikan ucapan terima kasih dan
disampaikan secara langsung, penghargaan kepada pelanggan
melalui telpon, media masa cetak,
media masa elektonik, surat, faks dan
email
- Khusus pengaduan pelanggan yang
dtang secara langsung atau melalui
telepon, bila merasa belum puas atas
penjelasan staf Humas konsultasikan
dengan Ka. Sie Hubungan pelanggan
- Ka. Sie Hubungan pelanggan
mengambil alih penanganan
penganduan pelanggan dan
118 Wulandari et al. Sistem Pengelolaan Pengaduan Dalam Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan Pada Pdam Tirta Kahuripan
Kabupaten Bogor.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas


kita dapat melihat bahwa dalam meningkatkan
kepuasaan pelanggan sudah dikatagorikan
Angka Penafsiran Kriter baik.
Nilai
(M) ia
Rata-
Pegaw Pelangg penaf
rata
ai an siran
Sistem
pengadaun 4,23 3,60 3,19
Cukup KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Baik
dan Saran
Survei Cukup
Dari penelitian mengenai Sistem
3,26 3,26 3,26
Baik Pengelolaan Pengaduan dalam
Ghost Tidak meningkatkan kepuasa pelanggan dapat
1 1 1
Shopping Baik
Analisa ditarik kesimpulan yaitu :
Cukup
pelanggan 3,61 2,73 3,17
Baik 1. Peningkatan kapasitas pengelola dan
yang beralih
Jumlah 12,1 10,59 10,72 sistem pengelolaan pengaduan sudah
Jumlah Rata- 12,1 / sangat baik dengan pegawai PDAM
rata 4= 10,59 /
M = ∑ skor / 3,02 4 = 2,64 Tirta kahuripan yang kompenten
Jumlah dalam menangani pengaduan dari
Indikator
Jumlah Rata – Cuku pelanggan dan dilakukan sesuai
rata kedua 2,83 p dengan prosedur
responden Baik
2. Belum terwujudnya penyelenggara
yang mampu merespon dan
menindaklanjuti pengaduan karena
Tabel 4
masih ada pelanggan yang tidak puas
Rekapitulasi variabel sistem
pengelolaan pengaduan yang dalam pelayanan pengaduan
dirumuskan secara jelas menurut 3. Tetapi tidak semua pelanggan mau
responden pegawai dan pelanggan menyampaikan pengaduannya
4. Ketersediannya sarana dan prasarana
pengaduan yang mudah diakses oleh
Berdasarkan hasil perhitungan diatas kita pelanggan
dapat melihat bahwa sistem pengelolaan 5. Belum adanya sistem/aplikasi yang
mengelola pengaduan pelanggan
Angka Penafsiran
Nilai Kriteria 6. Individu yang cukup kompeten dalam
(M)
Dimensi
Pelang
Rata- penafsira menaggapi dan menangani pengaduan
Pegawai
gan
rata n
pelanggan
Outcome 4,07 3,10 3,58 Baik 7. Dalam meningkatkan kepuasan
Target 3,53 3,60 3,56 Baik
Program 3,91 3,26 3,58 Baik pelanggan PDAM tirta kahuripa sudah
Jumlah 11,51 9,96 10,72 melaukan survei kepuasan pelanggan
Jumlah Rata-
11,51 / 3
=
9,96 / 3 rutin setiap tahun sebanyak 2 kali
rata =
3,83
M = ∑ skor / 3,32
Jumlah Indikator DAFTAR PUSTAKA
Jumlah Rata –
M = ∑ skor / Jumlah Indikator Cukup
rata kedua
3,32 Baik Sugiyono. (2011) Metode Penelitian
responden
Administrasi. Bandung, Alfabeta
pengaduan sudah dikatagorikan baik.
Tabel 5
Tjiptono, Fandy. (2005) Pemasaran Jasa.
Rekapitulasi variabel meningkatkan
Bayumedia Publishing, Malang
kepuasaan pelanggan yang dirumuskan
secara jelas menurut responden pegawai
dan pelanggan
Jurnal GOVERNANSI ISSN 2442-3971 Volume 2 Nomor 1, April 2016 119

Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius.


(2006) Manajemen Pelayanan Jasa.
ANDI Yogyakarta

Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. (2003)


Total Quality Management. ANDI
Yogyakarta
Sumber Dokumen
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009
Pasal 36 dan 37 tentang Pelayanan
Publik.

Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013


Tentang Pengelolaan Pengaduan
Pelayanan Publik, yang mengisyaratkan
dibentuknya Sistem Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
(SP4N)

Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Road Map Pengembangan Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik Secara
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS)

Hak Pelanggan Perusahaan Air Minum


PDAM Tirta Kahuripan Kabupanten
Bogor

Prosedur Penanganan Pengaduan Pelanggan


PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten
Bogor.

You might also like