You are on page 1of 14

Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & M. Amitabh, Perkuatan Struktur pada......

Perkuatan Struktur pada Bangunan Rumah Tinggal 3 Lantai


Anis Rosyidah 1), Rinawati 1), Dimas Wiratenaya 2) dan Muhammad Amitabh Pattisia 2)
1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta
2)
Alumni Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta
Kampus Baru - UI Depok 16425
Email: anis.rosyidah@gmail.com

Abstract
Design on building a less mature may result in failure of the building functions. It can be seen from the
emergence of cracks in structural elements. To handle these problems, to prevent any malfunction or
possible collapse of the building, it is necessary to strengthen or repair the structural elements that are
considered damaged. Damage to the structure elements can be seen from the comparison between the
existing calculation of structural elements with ideal calculations buildings. If the ideal calculation is
greater than the existing calculation of the structural elements considered necessary improvements.
There are several options for strengthening methods. But the selection of methods must be based on the
needs, circumstances and budget for strengthening the field itself. In this project the planners combine
two methods for strengthening, the concrete jacketing and inject column. In each of these methods has
advantages and disadvantages of each is conditioned by the field. Because of this, then inject column be
the first choice at this stage of the selection method, this is because the advantages of this method can
reduce the force in the received by beam. If this method can not be done due to limited field conditions
will be the second selection method that is concrete jacketing. In this method of structural elements can
add the capacity of strength to restrain load factored. Until the choosing of the appropriate method.
Keyword: concrete strengthening, concrete jacketing, inject column.

PENDAHULUAN perencana juga mendisain gambar


Bangunan adalah tempat kita arsitektur yang disesuaikan pada konsep
melakukan berbagai macam aktifitas di bangunan serta mengacu juga pada efek
kehidupan sehari – hari. Dalam psikologis si calon pengguna bangunan
merencanakan bangunan pihak perencana tersebut.
diwajibkan untuk merancang atau Tetapi polemik yang ada di
memperhitungkan disain bangunan yang masyarakat sekarang kurang
memenuhi kaidah dari keamanan, memperhatikan kaidah – kaidah dari
kenyamanan si calon pemakai, serta perencanaan bangunannya terutama pada
kekuatan dari konstruksi bangunan itu bangunan lantai tiga ke bawah, padahal hal
sendiri. ini dapat mengakibatkan resiko yang fatal.
Pihak perencana merancang atau Contoh akibatnya adalah ada bangunan
memperhitungkan disain struktur yang mengalami kerusakan (retak – retak) pada
memenuhi syarat kaidah kekuatan. elemen struktur yang penting atau yang
Perhitungan yang dilakukan didasarkan lebih parah bangunan bisa mengalami
pada beban – beban rencana yang bekerja keruntuhan. Dilihat dari seberapa parahnya
pada bangunan itu seperti beban hidup, keretakan atau kerusakan yang terjadi,
beban mati, beban angin, beban hujan dan bangunan itu bisa dikatagorikan
beban gempa. Dari berbagai macam beban mengalami kegagalan fungsi atau
yang diprediksikan akan bekerja pada keruntuhan dalam jangka waktu tertentu.
bangunan maka pihak perencana dapat Dengan adanya tuntutan bahwa
menentukan disain konstruksi bangunan bangunan yang mengalami kerusakan
yang memenuhi syarat keamanan dan harus segera diperbaiki, maka perlu adanya
kekuatan bangunan. Sedangkan kaidah penanganan masalah tersebut terhadap
kenyamanan si calon pengguna, pihak kerusakan – kerusakan yang terjadi. Baik
8
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

dengan melakukan perbaikan ataupun dan memenuhi persyaratan teknis yang


perkuatan pada elemen struktur yang berlaku. Beberapa prinsip yang menjadi
mengalami kerusakan. Oleh sebab itu tujuan dalam perencanaan kekuatan yang
untuk mendapatkan hasil perbaikan atau perlu diperhatikan antara lain:
perkuatan yang tepat guna, maka perlu a. Memperkecil gaya dalam yang terjadi
dilakukan investigasi lapangan guna b. Meningkatkan kemampuan tarik
mendapatkan data umum bangunan serta c. Meningkatkan kemampuan tekan
gambaran kerusakan yang terjadi melalui beton
pengamatan secara visual maupun dengan Dalam pemilihan teknik atau
pengujian non – destructive maupun semi metode perkuatan yang harus diperhatikan
– destructive dan mereview data struktur beberapa hal diantaranya kapasitas
yang ada. struktur, lingkungan dimana struktur
Dari hasil investigasi tersebut, berada, peralatan yang tersedia,
kemudian dilakukan analisis dan evaluasi kemampuan tenaga pelaksana, serta
pada struktur tersebut untuk menentukan batasan-batasan dari pemilik seperti
apakah kerusakan yang terjadi hanya perlu keterbatasan ruang kerja, kemudahan
perbaikan atau perkuatan atau malah pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya
bangunan dalam kondisi terburuk. perkuatan.
Momen Kapasitas adalah
TINJAUAN PUSTAKA kemampuan dari penampang dalam
Analisis dan perencanaan menerima momen lentur yang bekerja
perkuatan struktur secara umum padanya dan dipengaruhi oleh desain
merupakan perbandingan antara kekuatan penampang dan tulangan yang terpasang.
yang tersedia setelah diprovisikan Desain kapasitas adalah desain suatu
sedemikian sehingga mencapai penampang yang mengacu pada beban
kekuatannya pada saat bekerjanya beban yang bekerja. Kekuatan lentur rencana
berfaktor harus lebih besar dari kekuatan ФMn adalah perkalian dari faktor reduksi
yang diperlukan (gaya aksial, geser, atau kekuatan Ф dengan kekuatan lentur
momen lentur) akibat beban berfaktor. nominal Mn. Untuk perhitungan lentur
Gaya-gaya yang bekerja tersebut nominal Mn, dipakai pemisalan-pemisalan
diharapkan dapat memenuhi keseimbangan berikut:
dan kestabilan. 1. Kekuatan unsur-unsur harus
Proses analisis dan desain struktur didasarkan pada perhitungan yang
dapat dilakukan dengan program analisis memenuhi syarat keseimbangan
dan desain struktur. Perbedaan mendasar dan kompatibilitas regangan.
antara dua analisis tersebut adalah 2. Regangan di dalam baja tulangan
kemudahan proses trial and error dalam dan beton dimisalkan berbanding
menganalisis struktur. Hal ini sangat lurus dengan jarak terhadap garis
membantu dalam perencanaan karena kecil netral.
kemungkinan mencapai desain struktur 3. Regangan maksimum yang dapat
yang kuat dan ekonomis serta mudah dipakai εcu pada serat tekan ekstrim
dilaksanakan dalam beberapa kali beton diambil sebesar 0,003.
perhitungan. 4. Kekuatan tarik beton diabaikan (
kecuali pada beberapa keadaan di
Perkuatan Pada Beton Bertulang dalam beton prategang).
Strengthening atau perkuatan 5. Modulus elastisitas baja tulangan
dilaksanakan untuk meningkatkan tanpa prategang dapat diambil
kapasitas kekuatan, kekakuan maupun sebesar 29.000.000 lb/inch2*
daktilitas struktur. Pekerjaan strengthening (200000MPa atau 2.040.000
harus direncanakan sesuai yang diinginkan kgf/cm2).
9
Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & M. Amitabh, Perkuatan Struktur pada......

Teknik perkuatan struktur yang


dapat dibedakan berdasarkan material
perkuatannya diantaranya:

Concrete Jacketing
Concrete Jacketing merupakan
teknik perkuatan dengan cara melapisi
seluruh atau sebagian permukaan elemen
struktur dengan beton baru dengan atau
Gambar 1. Gambar Penulangan sengkang
tanpa disertai dengan penambahan
sebelum dan sesudah diperkuat dengan
tulangan longitudinal maupun tulangan concrete jacketing.
transversal. Beton baru yang ditambahkan
harus memiliki kuat tekan yang lebih e. Dalam melaksanakan metode concrete
tinggi atau minimal sama dengan beton jacketing diperlukan ketelitian
struktur yang diperkuat untuk dikarenakan dalam memasang
memaksimalkan penambahan kemampuan sengkang harus diperhatikan jarak
tekan struktur. antara tulangan longitudinal.
Melalui penambahan dimensi serta
tulangan ini diharapkan untuk menambah
a. Menghitung Kuat Lentur
kapasitas kekuatan struktur.
Pekerjaan Concrete Jacketing Balok dan Ring Balok
dapat dilakukan dengan tahap sebagai Dapat diperlihatkan bahwa kriteria
berikut: untuk menjamin keadaan leleh dari
a. Menghilangkan semua bagian-bagian tulangan tekan suatu penampang
beton yang telah lapuk bertulangan rangkap pada saat dicapainya
(terkontaminasi) atau menghilangkan kekuatan nominal ditujukkan oleh pers. 1.
semua bagian beton yang retak-retak  0,85 f c'   '  
   ' 1    0,85  f c d ' . 600  (1)
berat pada pekerjaan perbaikan beton  fy  1  f d   600  f 
   y  y 

yang telah rusak Dengan menggunakan Gambar 2,


b. Untuk kondisi beton yang belum rusak kriteria untuk melelehnya tulangan tekan
cukup dilakukan pengupasan beton adalah:
sampai terlihat tulangan longitudinal = 0.003 = 0.003
0,85.f'c

c. Melapisi beton lama dengan bahan d' c a a


C=0,85.f'c.ab
perekat Garis Netral

d. Cor beton perlapis, bila bidang yang d


d-a/2

dilapisi sangat luas dapat juga dipakai


secara shorcrete. Untuk ketebalan As

T1=As1.fy
lebih dari 5 cm perlu diperkuat dengan εs > εy
kawat anyaman agar tidak terjadi Gambar 2. Potongan
Penampang Distibusi
DiagramRegangan
regangan dan Aktual
Diagram Tegangan Tegangan
Blok TeganganBalok
Tekan
(a) (b) (c) Persegi Ekivalen
retak-retak sebagai akibat adanya susut Bertulang (d)

pada beton. Untuk peletakkan Gaya-gaya dalam pada Gambar 2 dapat


sengkang dipasang melalui 2 tahap dilihat pada pers. 2 – 4.
yaitu dengan sengkang U dan T  .b.df y (2)
sengkang lurus seperti Gambar 1. Cc  0,85 f c' 1xb (3)
Cs   f y  0,85 f c  ' bd
'
(4)
Setelah menentukan bahwa
tulangan tekan harus digunakan, apakah
A) Penulangan B) Penulangan sengkang untuk syarat kekuatan atau untuk
sengkang sebelum sesudah diperkuat dengan pengendalian lendutan, berikut dibutuhkan
diperkuat sengkang U pemilihan tulangan As dan tulangan tekan

10

C) Penulangan sengkang
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

As’ yang mencukupi. Untuk maksud ini


kedua persamaan keseimbangan dapat
Gambar 3. Diagram Regangan-Tegangan
digunakan (pers. 5 – 6), yaitu :
sebelum Diperkuat
Cc  Cs  T (5)
 a
M n  Cc  d    C s d  d ' (6)
 2
Jika tulangan tekan tidak leleh,
maka persamaan keseimbangan harus
disusun kembali dengan menggunakan
suatu tegangan fs’ di dalam tulangan tekan a. Penampang Balok b. Diagram Tegangan c. Blok Tegangan Tekan
yang sebanding dengan regangan yang Bertulangan persegi Ekuivalen
bersangkutan. rangkap
Gambar 4. Diagram Regangan-Tegangan
Perhitungan dalam analisis dan setelah Diperkuat daerah Tumpuan
perencanaan dimensi , tulangan lentur dan
tulangan geser tambahan dapat dilakukan Penentuan tulangan yang baru
berdasarkan keseimbangan gaya dan asumsi  25%.min (7)
kompatibilitas regangan sama seperti mencari luas tulangan
analisis dan perencanaan kontruksi beton
As perlu  asumsi.b.d (8)
pada umumnya.
Kebutuhan perkuatan Untuk jumlah tulangan
diperhitungkan berdasarkan atas As perlu (9)
n
kebutuhan momen yang diaplikasikan As
yang harus lebih besar atau sama dengan Dari Gambar 3 dan Gambar 4
momen dari hasil perhitungan eksisting biasa dilihat bahwa ring balok yang sudah
dari balok yang ditinjau. Pada balok utama diperkuat mendapat pertambahan momen
yang ditinjau balok biasa, hal ini kapasitas seperti pers. 6.
dikondisikan karena balok dianggap tidak Menjadi :
monolit dengan pelat. 1 1
Mn  T .( Db  Ds  Db ) (10)
3 1 tambahan
Dalam merencanakan perkuatan 2 2
ring balok, kita dapat merencanakan Mn  Mn1  Mn2  Mn3 (11)
perkuatan seperti balok utama tetapi dalam  a (12)
Mn  Cc. d    Cs.d  d '  T1 .( Db  Ds  Dbtambahan
1 1
)
menganalisis ulang setelah melakukan  2 2 2
 a
Mn   As  As '. fy. d    As '. fy.d  d '  T1 .( Db  Ds  Dbtambahan)
perkuatan, analisis menggunakan kaidah 1 1
 2 2 2
perencanaan pada balok biasa. Hal ini
disebabkan oleh ring balok yang tidak (13)
menopang pelat. Tetapi ingat dalam menentukan
Karena perkuatan yang dilakukan nilai c perencana tetap harus memeriksa
yang mengakibatkan perubahan dimensi kelelehan tulangan terlebih dahulu, untuk
dan jumlah tulangan sehingga mendapatkan nilai aktual. Sedangkan
mengakibatkan perubahan momen perencanaan untuk perkuatan geser sama
kapasitas yang berbanding lurus dengan seperti penulangan geser pada balok.
dimensi dan jumlah tulangan, hal ini bisa
dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Kolom
Untuk mengetahui kapasitas kekuatan pada
kolom dibutuhkan diagram interakasi P-M
yang menggambarkan kekuatannya secara
jelas. Berikut langkah – langkah
pembuatan diagram tersebut :
1) Tentukan keruntuhan pada kondisi
balanced
a. Penampang Balok b. Diagram Tegangan c. Blok Tegangan Tekan persegi
Bertulangan rangkap Ekuivalen 11
Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & M. Amitabh, Perkuatan Struktur pada......

2) Hitung nilai εy = fy/Es dan nilai εcu = 11) Menentukan keruntuhan tekan pada
0,003. kolom, prosedur yang digunakan adalah
3) Dari segitiga yang sebangun dapat coba – coba pada nilai c. Syarat c
diperoleh persamaan tinggi sumbu adalah menghasilkan nilai :
netral pada kondisi balanced (Cb)  Pn > Pnb
dengan persamaan 14.  e < eb
Cb  (
600
).d
(14)  c < cb
600  fy
untuk memenuhi syarat – syarat
4) Tentukan leleh atau tidaknya tulangan tersebut gunakan langkah 4 sampai
tarik dan tekan sesuai dengan pers. 15 langkah 9.
dan 16: 12) Hitung nilai Po ketika e = 0, dengan
0,003(d  c)
fs  Es. s  Es  fy (15) menggunakan pers.24.
c
0,003(c  d ' ) (16) Po  0,85 f ' c( Ag  Ast )  fy. Ast (24)
fs '  Es. ' s  Es  fy
c 13) Tentukan nilai Mn ketika e = ~,
dengan mencari nilai c sebagai
5) Tentukan blok tinggi tekan pada kondisi variable (c = x), dan Pn = 0. Sehingga
balanced (ab), seperti persamaan 17. rumus bisa disedehanakan menjadi :
ab  1 .Cb (17)  0,0012. f ' c.b.x  2 x  h  0
2 (25)
6) Menghitung gaya – gaya yang bekerja
pada kolom, seperti Cc (pers. 18), Cs 14) Plot nilai Pn dan Mn pada langkah :7),
(pers. 19), T (pers. 20). 8), 10), 11), 12), dan 13) kedalam
Cc  0,85 f ' c.b.a (18) suatu kurva yang fungsi ordinatnya
Cs  Cs1  Cs 2  As '. f ' s (19) (Pn) dan absisnya (Mn). Sehingga
T  T1  T 2  As. fs (20) membentuk suatu kurva yang
7) Berdasarkan keseimbangan gaya (∑H), dinamakan diagram interaksi P-M.
tentukan Pnb, seperti pada pers. 21.
Pnb  Cc  Cs  Ts (21) b. Menghitung Kuat Geser
8) Setelah itu hitung nilai momen pada Balok dan Ring Balok
kondisi balanced (Mnb), sesuai dengan Perilaku balok beton pada keadaan
pers. 22. runtuh karena geser sangat berbeda dengan
a keruntuhan karena lentur. Balok dengan
M nb  Pnb.eb  0,85. f ' c.b.a( y  )  As '. f ' s( y  d )  As. fs (d ' y)
2 keruntuhan geser, umumnya tanpa
(22) peringatan terlebih dahulu. Perilaku
9) Hitung nilai eksentristas pada saat keruntuhan geser bersifat getas/brittle,
kondisi runtuh balanced (eb) dengan oleh karena itu perlu dirancang penampang
rumus pers 23. yang cukup kuat untuk memikul gaya
eb 
Mnb
(23) geser.
Pnb Tulangan geser diperlukan karena
10) Menentukan keruntuhan tarik pada pada dasarnya ada tiga jenis retak pada
kolom, prosedur yang digunakan struktur, yaitu:
adalah coba – coba pada nilai c. Syarat a. Retak lentur murni (flexural crack),
c adalah menghasilkan nilai : retak yang terjadi di daerah yang
 Pn < Pnb mempunyai momen lentur besar. Arah
 e > eb retak hamper tegak lurus sumbu balok.
 c > cb b. Retak geser lentur (flexural shear
untuk memenuhi syarat – syarat crack), retak yang terjadi pada bagian
tersebut gunakan langkah 4 sampai balok yang sebelumnya telah terjadi
langkah 9. keretakan lentur. Jadi retak geser lentur

12
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

merupakan perambatan retak miring Sehingga kapasitas geser yang dibutuhkan


dari retak yang sudah terjadi menjadi, Vn  Vs
sebelumnya. (28)
c. Retak geser murni (shear crack), retak Dilihat dari beberapa faktor yang
yang terjadi pada daerah dimana gaya mempengaruhi kebutuhan Vn pada balok
geser maksimum bekerja dan tegangan maka didapat pers.(26) dan berikut proses
normal sangat kecil. perhitungannya
 Mnl  Mnr   wu. ln  (29)
Vu    
Adapun jenis-jenis tulangan geser adalah:  2   2 
a. Sengkang (stirrup) yang tegak lurus  ln 
Vu.  d 
(30)
Vud   2 
terhadap sumbu balok/pembesian ln
longitudinal. 2

b. Sengkang miring. ,maka


c. Kombinasi antara sengkang tegak dan Vs  Vn 
Vud

Vud (31)
 0,75
miring.
Av 
Vs.s (32)
d. Sengkang spiral, biasanya digunakan fy.d
untuk kolom-kolom bulat. Sengkang dipasang dengan jarak tidak
Tulangan geser pada dasarnya mempunyai lebih besar dari jarak yang telah disyaratkan
empat fungsi, yaitu: dalam berdasarkan SNI 2847 pasal
a. Memikul sebagian gaya geser rencana 23.10(4(2)) jarak sengkang diatur tidak
Vu. boleh melebihi nilai-nilai berikut:
b. Membatasi bertambahnya retak a. Seperempat nilai tinggi efektif balok(d)
diagonal. b. 8 kali diameter tulangan memanjang
c. Memegang dan mengikat tulangan terkecil
memanjang pada posisinya sehingga c. 24 kali diameter tulangan sengkang
tulangan memanjang dapat berfungsi d. Tidak lebih dari 300mm
dengan baik dalam menahan lentur. Untuk jarak sengkang pada muka
d. Memberikan ikatan pada daerah beton tumpuan dipakai l/4 dan pada muka
yang tertekan terutama apabila lapangan dipakai l/2. Untuk penetapan jarak
digunakan sengkang tertutup. sengkang pada muka tumpuan dipakai jarak
a) Perencanaan Penampang Terhadap sengkang terkecil dan pada lapangan
Geser dikalikan 2 jarak sengkang terkecil.
Kapasitas geser yang ditahan oleh b) Cek syarat gempa :
tulangan geser (Vs) dan kapasitas beton 1) Pu  Ag . f ' c
dalam menahan geser (Vc) dikemukakan 10
pada pers. berikut: 2) 1
M  M
Vn  Vc  Vs (26) 3

Tetapi karena dalam persyaratan SNI 3) 1


M  atauM   .Mmaks
5
03-2847-2002 pasal 23.3(4(2)) Kolom
menyatakan bahwa kapasitas beton dalam Kekuatan geser pada kolom
menahan geser dianggap tidak bekerja disumbangkan oleh beton dan tulangan
(Vc=0), apabila: penahan geser. Tetapi dalam perencanaan
1) Gaya geser akibat gempa lebih besar bangunan tanhan gempa sumbangan
dari setengah gaya geser akibat beban beton bisa diabaikan (Vc = 0), bila Pu <
kombinasi Ag.f’c.0,2. (33)
2) Pu  Ag. f ' c.0,2 (27) Gaya geser yang harus ditahan
kolom dipengaruhi oleh momen yang
bekerja di kolom dan ditentukan di
13
Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & M. Amitabh, Perkuatan Struktur pada......

diagram interaksi P-M. Gaya lintang Untuk tulangan tanpa kait b < 300
maksimum di dapat dari kombinasi beban pers. 2.3-52 dikalikan dua setengah
rencana termasuk pengaruh gempa (E), kali dan untuk b > 300 pers. 2.3-52
diambil dua nilai terkecil. Kemudian dikalikan tiga setengah kali.
ditarik garis lurus sampai batas kurva,
sehinggadidapatkan nilai momennya. Strong Column Weak Beam
Maka gaya geser terfaktor menjadi : Sesuai dengan filosofi desai
Mnt  Mnb (34) kapasitas, maka SNI-2847-2002 pasal
Ve 
Hn 23.4(2) mensyaratkan bahwa
Kemudian didapatkan nominal kapasitas ∑M e ≥ ∑ 6/5 M g.
geser kolom setelah dibagi faktor reduksi (39)
sebesar 0,6. Dimana ∑Me adalah momen
Vu
Vs  Vn  (35) kapasitas kolom dan ∑Mg merupakan
 momen kapasitas balok. Perlu dipahami
Setelah itu bandingkan dengan kapasitas bahwa Me harus dicari dari gaya aksial
geser maksimum sebesar : terfaktor yang menghasilkan kuat lentur
Vsmax  2 . f ' c .b.d (36) terendah, sesuai dengan arah gempa yang
3
Pemilihan tulangan ditinjau yang dipakai untuk memeriksa
Vs.s (37) syarat strong column weak beam. Setelah
Av 
fy.d kita dapatkan jumlah tulangan kolom maka
Untuk mendapatkan jarak sengkang selanjutnya adalah mengontrol apakah
maksimum (Smax), berdasarkan SNI 03 – kapasitas kolom tersebut sudah memenuhi
2847 – 2002 pasal 23.10.5.1 (ambil nilai persyaratan strong column weak beam.
terkecil), menentukan sebagai berikut :
 d/4 Inject Column
 8Db terkecil Memperpendek bentang adalah
 24 diameter sengkang salah satu metode perkuatan yang
 300 mm dilakukan dengan mengaplikasikan kaidah
perkuatan yang berupa memperkecil gaya
Untuk panjang penyaluran, berdasarkan SNI dalam yang terjadi pada suatu bentang.
03-2847-2002 pasal 23.10.5.1 (ambil yang Pada pelaksanaanya adalah menambah
terbesar), menentukan sebagai berikut: kolom yang berfungsi sebagasi perletakan
baru yang di posisikan pada tengah
 1/6 tinggi bersih kolom (hb)
bentang atau pada lokasi momen terbesar
 Dimensi terbesar penampang
di suatu bentang, seperti yang di
 500 mm gambarkan pada Gambar 7. Tetapi dalam
perencanaan dan pelaksanaanya tetap
Untuk penjangkaran, berdasarkan SNI 03- memperhatikan ketentuan – ketentuan
2847-2002, pasal 23.5.4.1 (ambil yang yang berlaku.
terbesar), menetukan sebagai berikut:
 8 diameter tulangan longitudinal

 150 mm

 Untuk tulangan tarik (a) Sebelum diperkuat (b) Setelah diperkuat


Untuk tulangan kait dipakai rumus
fy.db (38)
ldh  Gambar 7. Konsep Perkuatan yang
5,4. f ' c
Memperpendek Bentang

14
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

Pemilihan metode yang dan di bawahnya suatu kolom yang


disesuaikan dengan kondisi lapangan juga ingin ditambahkan.
merupakan pertimbangan penting dalam 5. Desain kolom yang diperkuat.
perencanaan perkuatan. Seperti halnya 6. Cek kolom yang diperkuat dengan
pada perkuatan “memperpendek bentang”, metode Strong Coloumn Weak Beam.
pada metode tersebut biasanya perencana 7. Cek Momen kapasitas dengan Momen
selalu terbentur pada kondisi lapangan Ideal setelah diperkuat. Apakah pers.
yang tidak memungkinkan, seperti: 40 masuk syarat.
 Terdapat bagian bangunan yang tidak
dapat dipindahkan (seperti jendela). METODOLOGI
 Posisi kolom perkuatan berada di Struktur Eksisting (Gambar 8 – 10) yang
tengah ruangan. dijadikan bahan studi kasus ini
 Kondisi arsitekturnya tidak sesuai dideskripsikan sebagai berikut:
dengan strukturnya. Nama Bangunan : Aruba
Pada melaksanankan metode inject Residence
column atau memperpendek bentang Fungsi Bangunan :Tempat Tinggal
dengan menyanggah balok dengan kolom (Perumahan)
yang ditentukan dengan dimensi yang ada Lokasi : Depok, Jawa Barat
atau pemilihan dimensi. Pada pelaksanaan Jarak Dari tepi laut : >5km
dengan inject column momen yang terjadi Wilayah Gempa :Wilayah Gempa
menjadi berubah. Pada awalnya momen 4 Indonesia
pada muka lapangan menjadi momen Sistem struktur : Sistem Rangka
muka tumpuan. Jika momen ideal lebih Pemikul
dari momen kapasitas pada daerah Momen Menengah
tumpuan maaka ditambahkan tulangan (SRPMM)
pada daerah muka tumpuan. Dengan cara Jenis Tanah : Tanah Lunak
dibobok dan ditambahkan tulangan sesuai Faktor Keutamaan Bangunan (I): 1,0
dengan kebutuhan momen kapasitas Faktor Reduksi Gempa (R): 5,5
sehingga sesuai dengan pers.39. Jumlah Lantai : 2 Lantai dan Atap
ФMn > Mu (40) Panjang Bangunan : 17,5 m
Selain penentuan dimensi dipakai Lebar Bangunan :9m
pers. 40, penentuan dimensi dapat Tinggi Portal per lantai
ditentukan dengan memakai dimensi yang Lantai 3 : 3,2 m
ada. Pemilihan diambil dari dimensi kolom Lantai 2 : 3,2 m
yang terbesar. Lantai 1 : 2,5 m
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam Tinggi total portal : 8,9 m
pelaksanaan dengan metode perkuatan ini Material : Struktur
adalah sebagai berikut: Beton bertulang
1. Dimana letak bentang yang ingin Atap : Dengan rangka
diperkuat, hal ini harus sesuai dengan atap baja ringan
gambar. Dimensi Balok
2. Pemilihan dimensi (B1) : 350/200
3. Peletakkan kolom yang ingin (B2) : 350/150
diperkuat. Dimensi Ring Balok
4. Pemasukkan kolom pada program (RB1) : 300/150
setelah itu di running, tetapi harus (RB1A) : 300/150
sesuai dengan dimensi kolom di atas (RB2) : 200/150
Dimensi Kolom
15
Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & M. Amitabh, Perkuatan Struktur pada......

(K1) : 350/150
(K2) : 250/150
(K1A) : 350/200
(K2A) : 250/200
(KP) : 150/150
(KPA) : 150/200
Mutu Beton Balok dan Kolom : 20
MPa
Mutu Baja tulangan lentur (fy) : 240
MPa
Mutu Baja tulangan geser (fys) : 240 Gambar 9. Denah Bangunan Lantai 2
MPa

Gambar 9. Denah Bangunan


Lantai 2

Gambar 8. Denah Bangunan Lantai 1


Gambar 10. Denah Bangunan Lantai Atap
Bangunan dimodelkan sebagai portal
ruang (3D) dengan sistem struktur rangka
pemikul momen portal kaku (rigid frame)
dengan memodelkan komponen struktur
utama yang balok dan kolom serta kuda –
kuda dan gording pada atap dan plat lantai
sebagai komponen struktur pendukungnya.
Sedangkan tumpuan yang digunakan
dimodelkan secara sendi. Pembebanan
yang dilakukan hanya tiga jenis yaitu
beban mati, beban hidup dan beban gempa.

16
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

Guna mempermudah serta Berdasarkan hasil analisis ring


mendapatkan hasil perhitungan gaya dalam balok eksisiting, momen nominal terfaktor
yang akurat dalam menganalisis digunakan yang mampu ditahan oleh ring balok jenis
software ETABS v.9 (Gambar 11), RB1 pada daerah tumpuan sebesar 8,061
sedangkan analisis kapasitas kekuatan kNm dan 7,679 kNm pada daerah
struktur eksisiting dilakukan melalui lapangan. Sebagai contoh pada ring balok
perhitungan manual. as A/2-4 hanya menahan momen ultimit
rencana sebesar 8,74 kNm pada daerah
tumpuan dan 10,97 pada daerah lapangan.
Nilai momen ultimit rencana yang jauh
bila dibandingkan dengan momen nominal
terfaktor ring balok eksisting
menyebabkan dibutuhkan sebuah
perancangan perkuatan guna menaikkan
kapasitas momen nominal terfaktor agar
ring balok
Gambar 13.dapat menahan
Diagram Interaksimomen ultimit
K1 as C/4 ideal
akibat beban bekerja.
Berdasarkan hasil analisis balok
eksisiting, momen nominal terfaktor yang
mampu ditahan oleh balok jenis B2 pada
daerah tumpuan sebesar 15,33 kNm dan
15,83 kNm pada daerah lapangan. Sebagai
contoh pada ring balok as A/4-7 hanya
menahan momen ultimit rencana sebesar
49,73 kNm pada daerah tumpuan dan
30,07 pada daerah lapangan. Nilai momen
ultimit rencana yang jauh bila
dibandingkan dengan momen nominal
Gambar 11. Gambar Bangunan Aruba
Residence
terfaktor balok eksisting menyebabkan
dibutuhkan sebuah perancangan perkuatan
Dari hasil analisis gaya dalam secara guna menaikkan kapasitas momen nominal
keseluruhan bangunan didapatkan kuat perlu terfaktor agar balok dapat menahan
komponen struktur dengan menggunakan momen ultimit akibat beban bekerja.
kombinasi pembebanan yang nantinya akan Di dalam analisis struktur
dibandingkan dengan kekuatan struktur eksisting pada kolom K1 di dapat hasil
eksisting yang tersedia. Bila didapatkan kuat yaitu diagram interaksi momen secara
perlu yang lebih besar dari kekuatan yang matematis dan program dengan
tersedia dapat disimpulkan bahwa struktur menggunakan diagram PC column.
eksisting tidak mampu menerima beban yang
direncanakan. Hal demikian menyebabkan
Hasilnya berupa Gambar 12 dan 13.
perlu dirancang perkuatan agar struktur Ternyata dari hasilnya masih masuk di
mampu menerima beban rencana. dalam gambar PC column. Berarti tidak
perlu diberikan perkuatan tetapi untuk cek
HASIL DAN PEMBAHASAN daktilitas tidak masuk syarat. Berarti
Analisis Struktur Eksisting diperlukan perkuatan yaitu pada tulangan
Dengan memasukkan beban-beban transversal.
yang bekerja seperti beban mati, hidup dan
gempa pada pemodelan struktur Aruba
Residence secara keseluruhan
menyebabkan penambahan kekuatan yang
harus ditahan oleh elemen struktur.

17
Tabel 1. Perbandingan Momen Kapasitas dengan
Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & Momen
M. Amitabh, Ideal pada Ring
Perkuatan Balok pada......
Struktur

P (kN) oleh kolom eksisiting. Perbandingan Luas


Tulangan dijelaskan pada (Tabel 4).

M (kNm)
Gambar 12. Diagram Interaksi K1 eksisting
P ( kN)
(P ma x) 700 (P ma x)

fs=0 fs=0

fs=0 .5 fy fs=0 .5 fy

Tabel 2. Perbandingan Momen


Kapasitas dengan Momen Ideal pada
Tipe Balok
Ideal Lantai 2 Kapasitas
Balok ring Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
balok
67
512
8
3 M u(kNm) M u(kNm) фMn(kNm) фMn(kNm)
4

-4 5 45 B107 B2 -35,90 31,73 15,33 15,83 NO


M x ( k N m)
B77 B2 -49,73 30,07 15,33 15,83 NO

(P min ) (P min )
B136 B2' -17,98 14,10 15,33 15,83 NO
-2 0 0
B145 B1 -38,18 37,40 19,70 15,35 NO
B40 B1 -36,81 -12,86 19,70 15,35 NO
B138 B1 -33,32 6,12 19,70 15,35 NO
B144 B1 -30,00 24,27 19,70 15,35 NO

Perbandingan Analisis Eksisting dengan


Ideal Tabel 3. Perbandingan Momen Kapasitas
Dari hasil eksisiting dan ideal dapat dengan Momen Ideal pada Balok Lantai 1
dibandingkan melalui rekapitulasi untuk Tipe Ideal Kapasitas
Ring
ring balok (Tabel 1) dan balok (Tabel 2 Balok
ring Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
balok
M u(kNm) M u(kNm) фM n(kNm)фM n(kNm)
&3) serta untuk kolom yang akan di yang
B132 B2' -16,03 12,85 15,33 15,83 NO
akan dibandingkan adalah luas tulangan B135 B2' -16,93 7,81 15,33 15,83 NO
terpasang dengan hasil analisis luas B8 B2 -13,55 16,76 15,33 15,83 NO

tulangan perlu. Luas tulangan perlu


dijadikan acuan perbandingan karena gaya Tabel 4. Perbandingan Luas Tulangan
Terpasang dengan Luas Tulangan Ideal
tekan dan momen yang bekerja pada
kolom sudah diplot ke dalam diagram Kolom Kolom
Luas tul. Perlu
Ket.
interaksi P-M masing – masing kolom. Terpasang Ideal
Kolom eksisting baik yang berkontribusi C 41 K2 795,66 852.631 NO
C 16 K1 530,66 567.228 NO
langsung dalam menahan beban-beban
yang bekerja, dinyatakan mampu menahan Perancangan Perkuatan Struktur
kombinasi kuat lentur-tekan akibat beban Bila elemen struktur memiliki luas
rencana. Hal ini ditandai dengan letak tulangan yang lebih sedikit dari tulangan
kombinasi Mu-Pu dari semua kombinasi yang diperlukan, maka disarankan untuk
pembebanan yang masih berada di dalam diberikan perkuatan menggunakan salah
batas aman Mn-Pn yang mampu ditahan satu alternatif metode perkuatan yang telah

18
Tabel 1. Perbandingan Momen
Kapasitas dengan Momen Ideal pada
Ring
Tipe Ring Balok Eksisting
Ideal
ring Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
Balok
balok
M u(kNm) M u(kNm) фMn(kNm) фMn(kNm)
B150 RB1 -12,487 1,414 8,061 7,679 NO
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

dirancang baik concrete jacketing ataupun 2Ø8 – 70 mm pada daerah lapangan.


Inject Column dengan tujuan elemen Sehingga balok as A/2-4 sudah memenuhi
struktur tersebut mampu menahan kuat kaidah perkuatan yaitu ФMn > Mu berikut
lentur yang diperlukan akibat kombinasi rekapitulasi untuk semua jenis inject
beban terbesar.Pada ring balok as B-E/1 column pada Tabel 5, 6 dan 7.
dan A-B/2-4 yang dinyatakan tidak Tabel 5. Tabel perbandingan Momen Ideal
mampu menahan beban rencana digunakan dengan Kapasitas Ring Balok Lantai Atap
dua alternatif perkuatan yang dapat dipilih
setelah diperkuat.
oleh pihak pemilik gedung. Ideal
Tipe
Kapasitas
Ring Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
JOINT As Ring Ket.
Balok фMn фMn
Balok
Metode Injcet Column Mu (kNm) Mu (kNm)
(kNm) (kNm)
Dalam memperpendek kolom dapat 1
B163 A/2-4 RB1 -2,883 2,057 8,061 7,679 YES
B164 A/2-4 RB1 -2,989 2,815 8,061 7,679 YES
digunakan sebagai salah satu alternatif 2 B35 A-B/1-2 RB1 -4,869 -1,911 8,061 7,679 YES
perkuatan. Dengan cara menambah kolom 3 B30 E/1-2 RB1 -2,996 -0,316 8,061 7,679 YES
pada bentang balok yang tidak aman. 4
B177 B/4-5 RB2 -1,996 1,018 5,046 4,663 YES

Dalam penentuan dimensi kolom didapat B178 B/5-6 RB2 -4,337 3,065 5,046 4,663 YES
B56 A-B/4 RB1 -1,739 3,732 8,061 7,679 YES
dari dimensi yang ada dan desain kolom 5
B119 A-B/4 RB2 -0,773 0,649 5,046 4,663 YES
secara manual. Dari segi pengerjaan di B179 A-E/3-4 RB2 -2,31 1,623 5,046 4,663 YES
6
lapangan dan perencanaan metode ini lebih B59 E-F/3-4 RB2 1,246 0,191 5,046 4,663 YES

mudah dilakukan. Perancangan kolom


harus sudah memperhitungkan dari segi Tabel 6. Tabel perbandingan Momen Ideal
struktur dan memperhatikan kondisi serta dengan Kapasitas Balok Lantai 2 setelah
arsitektur bangunan. Desain kolom diperkuat.
Ideal Kapasitas
mengacu pada dimensi eksisting, tetapi JOINT Balok As
Tipe Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket.
Balok
untuk meningkatkan kekuatan dan syarat M u (kNm) M u (kNm)
фM n
(kNm)
фM n
(kNm)
pendetailan bangunan tahan gempa, mutu 7
B161 A-B/2 B1 -11,212 0,16 19,7 15,35 YES
B162 A-C/2 B1 3,726 1,567 19,7 15,35 YES
beton dinaikkan menjadi 30 Mpa dan baja B157 A/4-6 B2 -10,854 6,752 15,33 15,83 YES
8
tulangan dinaikkan menjadi 400 Mpa. B158 A/5-7 B2 -11,687 8,047 15,33 15,83 YES
B163 A/2-3 B2 -3,702 3,724 15,33 15,83 YES
Dengan menggunakan dimensi tulangan 9
B164 A/2-4 B2 -5,446 3,2 15,33 15,83 YES
D16 untuk jenis K2P1 dan D13 untuk jenis 10
B165 B/4-6 B1 -7,105 3,542 19,7 15,35 YES

K1P dan K2P serta tulangan transversal B166


B172
B/5-6
F/5-6
B1
B2
-4,455
-10,968
0,298
-4,95
19,7
15,33
15,35
15,83
YES
YES
menggunakan tulangan polos dengan Ø8. 11
B173 F/5-6 B2 3,247 1,732 15,33 15,83 YES

Pada balok as A/2-4 diberikan Inject 12


B175 A-B/1' B1 -8,214 -4,228 19,7 15,35 YES
B35 A-B/1-2 B1 -10,508 -7,982 19,7 15,35 YES
Column tipe K1P dengan jarak B174 E/1' B1 -9,223 -7,76 19,7 15,35 YES
13
setengahnya dari bentang balok tersebut. B30 E/1-2 B1 -10,821 -2,564 19,7 15,35 YES
B187 E/3-4 B1 -19,181 -7,913 19,7 15,35 YES
Sehingga balok tersebut menjadi 2 bagian 14
B188 E/4-6 B1 19,228 7,048 19,7 15,35 YES

yaitu balok B163 dengan momen ideal


pada daerah tumpuan sebesar 3,702 kNm Tabel 7. Tabel perbandingan Momen Ideal
dan pada daerah lapangan sebesar 3,724 dengan Kapasitas Balok Lantai 1 setelah
kNm dan balok B164 dengan momen ideal Tipe
diperkuat.
Ideal Kapasitas
JOINT Balok As Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket.
pada daerah tumpuan sebesar 5,446 kNm Balok
M u (kNm) M u (kNm) фM n фM n
dan pada daerah lapangan sebesar 3,2 15
B168 F/4-5 B2 -2,938 -1,378 (kNm)
15,33 (kNm)
15,83 YES
B169 F/5-6 B2 -7,642 -0,524 15,33 15,83 YES
kNm. Hal tersebut jauh dari kapasitas
momen yang terjadi pada jenis balok B2 Metode Concrete Jacketing
yaitu pada daerah tumpuan sebesar 15,33 Alternatif perkuatan yang kedua
kNm dan pada daerah lapangan sebesar dengan menggunakan metode concrete
15,83 kNm serta dipakai tulangan geser jacketing, yaitu perkuatan dengan jalan
2Ø8 – 70 mm pada daerah tumpuan dan menambah dimensi penampang setebal 50
19
Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & M. Amitabh, Perkuatan Struktur pada......

mm dengan mutu beton f’c 20 MPa serta Tabel 8. Perbandingan Momen Kapasitas
penambahan tulangan tarik 2D10 di daerah dengan Momen Ideal pada Ring Balok Setelah
tumpuan dan 2D10 di daerah lapangan. di Inject Column
Dengan penambahan dimensi dan tulangan
ini momen nominal terfaktor ring balok Ring Tipe ring
Ideal Eksisting
dapat ditingkatkan dari 8,06 kNm menjadi Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
Balok balok
23,31 kNm pada daerah tumpuan dan 4,66 Mu(kNm) Mu(kNm) фMn(kNm) фMn(kNm)
kNm menjadi 23,18 kNm pada daerah B164 RB1 -12,487 1,414 8,061 7,679 NO
lapangan. Hal tersebut diikuti juga dengan B147 RB1 -18,976 -8,610 8,061 7,679 NO
penambahan tulangan geser 2Ø8-80mm B 30 RB1' -16,359 -7,433 8,061 7,679 NO
pada seperempat bentang dan 2Ø8-160 B 102 RB1' -13,609 -8,721 8,061 7,679 NO
mm pada setengah bentang di daerah B 104 RB2 -6,468 9,137 5,046 4,663 NO
lapangan. Hal ini mengakibatkan Tabel 9. Perbandingan Momen Kapasitas
hubungan balok dan kolom tidak dengan Momen Ideal pada Balok Lantai 2
memenuhi syarat sehingga kolom perlu setelah di Inject Kolom
dilakukan perkuatan. Pada kolom jenis K2
dilakukan perkuatan dengan menambah Ideal Kapasitas
Tipe ring
Balok Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
dimensi sebesar 50 mm dengan mutu balok
beton f’c 20 MPa serta penambahan Mu(kNm) Mu(kNm) фMn(kNm) фMn(kNm)

tulangan 6D16 dengan fy 240 Mpa dengan B19 B1 -16,03 29,36 19,70 15,35 NO

tulangan transversal 2Ø8-75mm. Hal B132 B2 -17,66 16,64 15,33 15,83 NO

tersebut menghasilkan ∑Me > ∑ 6/5 Mg. B188 B1 -16,03 29,36 19,76 15,23 NO

Berarti Hubungan pada HBK masuk syarat


kaidah perkuatan dan Strong Column Tabel 10. Spesifikasi Baru untuk Ring Balok
Weak Beam. setelah Diperkuat
Pada Balok B2 dengan jalan
Jenis Ring Balok
menambah dimensi penampang setebal 50 Ket. RB1 RB1' RB2
mm dengan mutu beton f’c 20 MPa serta Lap. Tump. Lap. Tump. Lap. Tump.
penambahan tulangan tarik 2Ø10 di daerah h 380 380 250
b 200 200 200
tumpuan dan 2Ø10 di daerah lapangan. Db 2 Ø10 4 Ø10 2 Ø10 4 Ø10 2 Ø10 4 Ø10
Dengan penambahan dimensi dan tulangan Db tamb 2 D10 2 D10 4 D10 2 D10 2 D10 2 D10
ini momen nominal terfaktor ring balok sengkang Ø8 - 80 Ø8 - 160 Ø8 - 80 Ø8 - 160 Ø8 - 80 Ø8 - 160
фMn 23,177 23,305 27,107 23,305 13,41 13,64
dapat ditingkatkan dari 15,33 kNm
menjadi 27,25 kNm pada daerah tumpuan
Tabel 11. Spesifikasi Baru untuk Balok setelah
dan 15,195 kNm menjadi 27,32 kNm pada Diperkuat
daerah lapangan. Hal tersebut diikuti juga
Jenis Balok
dengan penambahan tulangan geser 2Ø8- Ket. B1 B2'
90 pada seperempat bentang dan 2Ø8-180 Lap . Tump . Lap . Tump .
mm pada setengah bentang di daerah b 400 400
h 250 200
lapangan. Hal ini mengakibatkan Db 4 Ø13 2 Ø13 4 Ø13 2 Ø13
hubungan balok dan kolom memenuhi Db tamb 2 D13 2 D13 2 Ø10 2 Ø10
syarat sehingga kolom tidak perlu sengkang Ø8 - 90 Ø8 - 180 Ø8 - 90 Ø8 - 180
фM n 41,64 49,51 27.245 27,23
dilakukan perkuatan. Berarti Hubungan
pada HBK masuk syarat kaidah perkuatan
dan Strong Column Weak Beam, berikut KESIMPULAN
rekapitulasi untuk semua jenis inject Perencanaan bangunan yang kurang
column pada Tabel 8,9,10 dan 11. sempurna dapat mengakibatkan keamanan
bagi pengguna bangunan berkurang, serta
kenyamanan penghuni pun ikut terganggu.

20
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010

Maka setiap bangunan lantai 3 ke atas Setelah melakukan perencanaan


dengan analsis dinamik menggunakan perkuatan, pihak perencana juga
respon spektra harus disertai perencanaan diharuskan untuk mengecek kembali
yang baik dengan mengacu pada beban – struktur perkuatannya dengan persyaratan
beban rencana. yang sudah ditentukan. Setelah di cek,
Pada proyek yang ditinjau maka bangunan tersebut layak huni karena
perencanaan strukturnya sangat kurang sudah sesuai dengan Metode Kekuatan.
sempurna, hal ini bisa dilihat dari retak –
retak pada elemen struktur penting pada DAFTAR PUSTAKA
bangunan. Maka pihak pengelola [1]. Badan Standarisasi Nasional, Tata
bangunan memutuskan untuk melakukan Cara Perhitungan Struktur Beton
perkuatan pada elemen struktur. Perkuatan Untuk Bangunan Gedung SNI 03-
dilakukan dengan mengaplikasikan dua 2847-2002, Bandung: BSN, 2002.
metode perkuatan yang sudah ada, yaitu [2]. Badan Standarisasi Nasional, Tata
memperpendek bentang (inject column) Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
dan meningkatkan kemampuan tekan Untuk Bangunan Gedung SNI 03-
beton (concrete jacketing). 2847-2002, Bandung: BSN, 2002.
Untuk mendapatkan lokasi elemen [3]. Chu Kia Wang, Salmon Charles G.,
struktur yang butuh perkuatan, maka Reinforced Concrete Design Jilid 1
perencana membandingkan perhitungan terjemahan, Edisi Keempat, Jakarta :
ideal bangunan dengan analisis eksisting Erlangga, 1993.
setiap elemen strukturnya. Apabila [4]. Chu Kia Wang, Salmon Charles G.,
perhitungan ideal lebih besar daripada Reinforced Concrete Design Jilid 2
analisis eksisting maka elemen yang terjemahan, Edisi Keempat, Jakarta :
ditinjau dapat dianggap butuh perkuatan. Erlangga, 1989.
Dalam pemilihan metode perkuatan, [5]. Departemen Permukiman dan
kebutuhan, dan kondisi lapangan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian
merupakan hal yang harus diperhatikan. dan Pengembangan Teknologi
Sebagai contoh pada balok B138 (As C/2- Permukiman, Standar Perencanaan
4) dibutuhkan perkuatan, tetapi bila Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
diaplikasikan dengan metode inject Gedung. SNI 1726-2002, Bandung:
coloumn maka dari segi kondisi lapangan Puskim, 2002.
sangat tidak memungkinkan. Hal ini [6]. Rosyidah Anis, Modul Kursus ETABS
dikarenakan di bawah balok itu terdapat Analisis dan Perancangan Struktur
ruangan yang akan digunakan penghuni. Gedung Menggunakan Komputer,
Sehingga dipilihlah metode perkuatan Depok: PT. Integrate Quality, 2008.
concrete jacketing. [7]. Gideon Kusuma – WC Vis, Dasar-
Desain metode inject column diambil dasar Perencanaan Beton Bertulang,
pada tipe kolom yang sudah ada. Hal ini Jakarta: Erlangga, 1993.
dilakukan karena untuk memudahkan [8]. G. NAWY Edward, Beton Bertulang,
perencanaan, tetapi pada mutu beton (f’c) Bandung : PT. ERESCO, 1990.
dan mutu baja (fy) dinaikkan, Demi [9]. Yayasan Badan Penerbit PU, Pedoman
memenuhi kebutuhan kekuatan balok yang Perencanaan Pembebanan Untuk
akan ditopang dan persyaratan yang telah Rumah Dan Gedung, SKBI-
ditetapkan. 1.3.53.1987, Jakarta: Departemen
Sedangkan untuk metode concrete Pekerjaan Umum, 1987.
jacketing elemen struktur ditambah
dimensi dan tulangannya yang disesuaikan
dengan kebutuhan nilai momen
perhitungan ideal (pada balok) dan luas
tulangan perlu (pada kolom).
21

You might also like