Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Design on building a less mature may result in failure of the building functions. It can be seen from the
emergence of cracks in structural elements. To handle these problems, to prevent any malfunction or
possible collapse of the building, it is necessary to strengthen or repair the structural elements that are
considered damaged. Damage to the structure elements can be seen from the comparison between the
existing calculation of structural elements with ideal calculations buildings. If the ideal calculation is
greater than the existing calculation of the structural elements considered necessary improvements.
There are several options for strengthening methods. But the selection of methods must be based on the
needs, circumstances and budget for strengthening the field itself. In this project the planners combine
two methods for strengthening, the concrete jacketing and inject column. In each of these methods has
advantages and disadvantages of each is conditioned by the field. Because of this, then inject column be
the first choice at this stage of the selection method, this is because the advantages of this method can
reduce the force in the received by beam. If this method can not be done due to limited field conditions
will be the second selection method that is concrete jacketing. In this method of structural elements can
add the capacity of strength to restrain load factored. Until the choosing of the appropriate method.
Keyword: concrete strengthening, concrete jacketing, inject column.
Concrete Jacketing
Concrete Jacketing merupakan
teknik perkuatan dengan cara melapisi
seluruh atau sebagian permukaan elemen
struktur dengan beton baru dengan atau
Gambar 1. Gambar Penulangan sengkang
tanpa disertai dengan penambahan
sebelum dan sesudah diperkuat dengan
tulangan longitudinal maupun tulangan concrete jacketing.
transversal. Beton baru yang ditambahkan
harus memiliki kuat tekan yang lebih e. Dalam melaksanakan metode concrete
tinggi atau minimal sama dengan beton jacketing diperlukan ketelitian
struktur yang diperkuat untuk dikarenakan dalam memasang
memaksimalkan penambahan kemampuan sengkang harus diperhatikan jarak
tekan struktur. antara tulangan longitudinal.
Melalui penambahan dimensi serta
tulangan ini diharapkan untuk menambah
a. Menghitung Kuat Lentur
kapasitas kekuatan struktur.
Pekerjaan Concrete Jacketing Balok dan Ring Balok
dapat dilakukan dengan tahap sebagai Dapat diperlihatkan bahwa kriteria
berikut: untuk menjamin keadaan leleh dari
a. Menghilangkan semua bagian-bagian tulangan tekan suatu penampang
beton yang telah lapuk bertulangan rangkap pada saat dicapainya
(terkontaminasi) atau menghilangkan kekuatan nominal ditujukkan oleh pers. 1.
semua bagian beton yang retak-retak 0,85 f c' '
' 1 0,85 f c d ' . 600 (1)
berat pada pekerjaan perbaikan beton fy 1 f d 600 f
y y
T1=As1.fy
lebih dari 5 cm perlu diperkuat dengan εs > εy
kawat anyaman agar tidak terjadi Gambar 2. Potongan
Penampang Distibusi
DiagramRegangan
regangan dan Aktual
Diagram Tegangan Tegangan
Blok TeganganBalok
Tekan
(a) (b) (c) Persegi Ekivalen
retak-retak sebagai akibat adanya susut Bertulang (d)
10
C) Penulangan sengkang
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010
2) Hitung nilai εy = fy/Es dan nilai εcu = 11) Menentukan keruntuhan tekan pada
0,003. kolom, prosedur yang digunakan adalah
3) Dari segitiga yang sebangun dapat coba – coba pada nilai c. Syarat c
diperoleh persamaan tinggi sumbu adalah menghasilkan nilai :
netral pada kondisi balanced (Cb) Pn > Pnb
dengan persamaan 14. e < eb
Cb (
600
).d
(14) c < cb
600 fy
untuk memenuhi syarat – syarat
4) Tentukan leleh atau tidaknya tulangan tersebut gunakan langkah 4 sampai
tarik dan tekan sesuai dengan pers. 15 langkah 9.
dan 16: 12) Hitung nilai Po ketika e = 0, dengan
0,003(d c)
fs Es. s Es fy (15) menggunakan pers.24.
c
0,003(c d ' ) (16) Po 0,85 f ' c( Ag Ast ) fy. Ast (24)
fs ' Es. ' s Es fy
c 13) Tentukan nilai Mn ketika e = ~,
dengan mencari nilai c sebagai
5) Tentukan blok tinggi tekan pada kondisi variable (c = x), dan Pn = 0. Sehingga
balanced (ab), seperti persamaan 17. rumus bisa disedehanakan menjadi :
ab 1 .Cb (17) 0,0012. f ' c.b.x 2 x h 0
2 (25)
6) Menghitung gaya – gaya yang bekerja
pada kolom, seperti Cc (pers. 18), Cs 14) Plot nilai Pn dan Mn pada langkah :7),
(pers. 19), T (pers. 20). 8), 10), 11), 12), dan 13) kedalam
Cc 0,85 f ' c.b.a (18) suatu kurva yang fungsi ordinatnya
Cs Cs1 Cs 2 As '. f ' s (19) (Pn) dan absisnya (Mn). Sehingga
T T1 T 2 As. fs (20) membentuk suatu kurva yang
7) Berdasarkan keseimbangan gaya (∑H), dinamakan diagram interaksi P-M.
tentukan Pnb, seperti pada pers. 21.
Pnb Cc Cs Ts (21) b. Menghitung Kuat Geser
8) Setelah itu hitung nilai momen pada Balok dan Ring Balok
kondisi balanced (Mnb), sesuai dengan Perilaku balok beton pada keadaan
pers. 22. runtuh karena geser sangat berbeda dengan
a keruntuhan karena lentur. Balok dengan
M nb Pnb.eb 0,85. f ' c.b.a( y ) As '. f ' s( y d ) As. fs (d ' y)
2 keruntuhan geser, umumnya tanpa
(22) peringatan terlebih dahulu. Perilaku
9) Hitung nilai eksentristas pada saat keruntuhan geser bersifat getas/brittle,
kondisi runtuh balanced (eb) dengan oleh karena itu perlu dirancang penampang
rumus pers 23. yang cukup kuat untuk memikul gaya
eb
Mnb
(23) geser.
Pnb Tulangan geser diperlukan karena
10) Menentukan keruntuhan tarik pada pada dasarnya ada tiga jenis retak pada
kolom, prosedur yang digunakan struktur, yaitu:
adalah coba – coba pada nilai c. Syarat a. Retak lentur murni (flexural crack),
c adalah menghasilkan nilai : retak yang terjadi di daerah yang
Pn < Pnb mempunyai momen lentur besar. Arah
e > eb retak hamper tegak lurus sumbu balok.
c > cb b. Retak geser lentur (flexural shear
untuk memenuhi syarat – syarat crack), retak yang terjadi pada bagian
tersebut gunakan langkah 4 sampai balok yang sebelumnya telah terjadi
langkah 9. keretakan lentur. Jadi retak geser lentur
12
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010
diagram interaksi P-M. Gaya lintang Untuk tulangan tanpa kait b < 300
maksimum di dapat dari kombinasi beban pers. 2.3-52 dikalikan dua setengah
rencana termasuk pengaruh gempa (E), kali dan untuk b > 300 pers. 2.3-52
diambil dua nilai terkecil. Kemudian dikalikan tiga setengah kali.
ditarik garis lurus sampai batas kurva,
sehinggadidapatkan nilai momennya. Strong Column Weak Beam
Maka gaya geser terfaktor menjadi : Sesuai dengan filosofi desai
Mnt Mnb (34) kapasitas, maka SNI-2847-2002 pasal
Ve
Hn 23.4(2) mensyaratkan bahwa
Kemudian didapatkan nominal kapasitas ∑M e ≥ ∑ 6/5 M g.
geser kolom setelah dibagi faktor reduksi (39)
sebesar 0,6. Dimana ∑Me adalah momen
Vu
Vs Vn (35) kapasitas kolom dan ∑Mg merupakan
momen kapasitas balok. Perlu dipahami
Setelah itu bandingkan dengan kapasitas bahwa Me harus dicari dari gaya aksial
geser maksimum sebesar : terfaktor yang menghasilkan kuat lentur
Vsmax 2 . f ' c .b.d (36) terendah, sesuai dengan arah gempa yang
3
Pemilihan tulangan ditinjau yang dipakai untuk memeriksa
Vs.s (37) syarat strong column weak beam. Setelah
Av
fy.d kita dapatkan jumlah tulangan kolom maka
Untuk mendapatkan jarak sengkang selanjutnya adalah mengontrol apakah
maksimum (Smax), berdasarkan SNI 03 – kapasitas kolom tersebut sudah memenuhi
2847 – 2002 pasal 23.10.5.1 (ambil nilai persyaratan strong column weak beam.
terkecil), menentukan sebagai berikut :
d/4 Inject Column
8Db terkecil Memperpendek bentang adalah
24 diameter sengkang salah satu metode perkuatan yang
300 mm dilakukan dengan mengaplikasikan kaidah
perkuatan yang berupa memperkecil gaya
Untuk panjang penyaluran, berdasarkan SNI dalam yang terjadi pada suatu bentang.
03-2847-2002 pasal 23.10.5.1 (ambil yang Pada pelaksanaanya adalah menambah
terbesar), menentukan sebagai berikut: kolom yang berfungsi sebagasi perletakan
baru yang di posisikan pada tengah
1/6 tinggi bersih kolom (hb)
bentang atau pada lokasi momen terbesar
Dimensi terbesar penampang
di suatu bentang, seperti yang di
500 mm gambarkan pada Gambar 7. Tetapi dalam
perencanaan dan pelaksanaanya tetap
Untuk penjangkaran, berdasarkan SNI 03- memperhatikan ketentuan – ketentuan
2847-2002, pasal 23.5.4.1 (ambil yang yang berlaku.
terbesar), menetukan sebagai berikut:
8 diameter tulangan longitudinal
150 mm
14
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010
(K1) : 350/150
(K2) : 250/150
(K1A) : 350/200
(K2A) : 250/200
(KP) : 150/150
(KPA) : 150/200
Mutu Beton Balok dan Kolom : 20
MPa
Mutu Baja tulangan lentur (fy) : 240
MPa
Mutu Baja tulangan geser (fys) : 240 Gambar 9. Denah Bangunan Lantai 2
MPa
16
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010
17
Tabel 1. Perbandingan Momen Kapasitas dengan
Anis Rosyidah, Rinawati, Dimas W. & Momen
M. Amitabh, Ideal pada Ring
Perkuatan Balok pada......
Struktur
M (kNm)
Gambar 12. Diagram Interaksi K1 eksisting
P ( kN)
(P ma x) 700 (P ma x)
fs=0 fs=0
fs=0 .5 fy fs=0 .5 fy
(P min ) (P min )
B136 B2' -17,98 14,10 15,33 15,83 NO
-2 0 0
B145 B1 -38,18 37,40 19,70 15,35 NO
B40 B1 -36,81 -12,86 19,70 15,35 NO
B138 B1 -33,32 6,12 19,70 15,35 NO
B144 B1 -30,00 24,27 19,70 15,35 NO
18
Tabel 1. Perbandingan Momen
Kapasitas dengan Momen Ideal pada
Ring
Tipe Ring Balok Eksisting
Ideal
ring Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
Balok
balok
M u(kNm) M u(kNm) фMn(kNm) фMn(kNm)
B150 RB1 -12,487 1,414 8,061 7,679 NO
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010
Dalam penentuan dimensi kolom didapat B178 B/5-6 RB2 -4,337 3,065 5,046 4,663 YES
B56 A-B/4 RB1 -1,739 3,732 8,061 7,679 YES
dari dimensi yang ada dan desain kolom 5
B119 A-B/4 RB2 -0,773 0,649 5,046 4,663 YES
secara manual. Dari segi pengerjaan di B179 A-E/3-4 RB2 -2,31 1,623 5,046 4,663 YES
6
lapangan dan perencanaan metode ini lebih B59 E-F/3-4 RB2 1,246 0,191 5,046 4,663 YES
mm dengan mutu beton f’c 20 MPa serta Tabel 8. Perbandingan Momen Kapasitas
penambahan tulangan tarik 2D10 di daerah dengan Momen Ideal pada Ring Balok Setelah
tumpuan dan 2D10 di daerah lapangan. di Inject Column
Dengan penambahan dimensi dan tulangan
ini momen nominal terfaktor ring balok Ring Tipe ring
Ideal Eksisting
dapat ditingkatkan dari 8,06 kNm menjadi Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
Balok balok
23,31 kNm pada daerah tumpuan dan 4,66 Mu(kNm) Mu(kNm) фMn(kNm) фMn(kNm)
kNm menjadi 23,18 kNm pada daerah B164 RB1 -12,487 1,414 8,061 7,679 NO
lapangan. Hal tersebut diikuti juga dengan B147 RB1 -18,976 -8,610 8,061 7,679 NO
penambahan tulangan geser 2Ø8-80mm B 30 RB1' -16,359 -7,433 8,061 7,679 NO
pada seperempat bentang dan 2Ø8-160 B 102 RB1' -13,609 -8,721 8,061 7,679 NO
mm pada setengah bentang di daerah B 104 RB2 -6,468 9,137 5,046 4,663 NO
lapangan. Hal ini mengakibatkan Tabel 9. Perbandingan Momen Kapasitas
hubungan balok dan kolom tidak dengan Momen Ideal pada Balok Lantai 2
memenuhi syarat sehingga kolom perlu setelah di Inject Kolom
dilakukan perkuatan. Pada kolom jenis K2
dilakukan perkuatan dengan menambah Ideal Kapasitas
Tipe ring
Balok Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Ket
dimensi sebesar 50 mm dengan mutu balok
beton f’c 20 MPa serta penambahan Mu(kNm) Mu(kNm) фMn(kNm) фMn(kNm)
tulangan 6D16 dengan fy 240 Mpa dengan B19 B1 -16,03 29,36 19,70 15,35 NO
tersebut menghasilkan ∑Me > ∑ 6/5 Mg. B188 B1 -16,03 29,36 19,76 15,23 NO
20
POLI TEKNOLOGI VOL.9 NO.1, JANUARI 2010