Professional Documents
Culture Documents
Nama :
Alamat :
No. Telp :
Email :
Semester :
THYPOID
Nama :
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi perseptor preseptor
pencapaian mahasiswa
klinik akademik
1. Mampu PENGKAJIAN
memberikan 1. Data biografi dan demografi
asuhan
keperawatan pada 2. Riwayat Kesehatan Sekarang
klien dengan Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan
gangguan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah
Typhoid keperawatan yang dapat muncul.
5. Keluhan utama
Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam,
bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi),
hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.
“TYPHOID”
2. Perubahan nutrisi Tujuan : kebutuhan nutrisi 1. Berikan makanan yang tidak R/ : Untuk menimbulkan selera
kurang dari yang terpenuhi merangsang saluran cerna, dan pasien danmengembalikan status
dibutuhkan tubuh Kriteria hasil : sajikan dalam keadaan hangat. nutrisi
b/d mual, muntah, - Tidak demam
anoreksia. - Mual berkurang 2. Monitor dan catat makanan R/ : Untuk mengetahui
- Tidak ada muntah yang dihabiskan pasien. keseimbangan haluaran dan
3. Resiko tinggi Tujuan : Ketidakseimbangan 1. Awasi masukan dan keluaran R/ : Memberikan informasi
gangguan volume cairantidakterjadi perkiraan kehilangan cairan tentang keseimbangan cairan dan
ketidakseimbangan Kriteriahasil yang tidak terlihat. elektrolit penyakit usus yang
volume cairan dan - Membranmukosabibirlem merupakan pedoman untuk
elektrolit, kurang bab penggantian cairan
dari kebutuhan - Tanda-tanda vital (TD, S, 2. Observasi kulit kering R/:; Menunjukkan kehilangan
berhubungan dengan N dan RR) dalambatas berlebihan dan membrane cairan berlebih atau dehidrasi
hipertermia dan normal mukosa turgor kulit dan
muntah. - Tanda- pengisian kapiler.
tandadehidrasitidakada 3. Kaji tanda vital. R/:; Dengan menunjukkan respon
terhadap efek kehilangan cairan
HEPATITIS
NAMA :
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Keperawatan Perseptor Perceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Intitusi
1. Mampu A. Pengkajian :
Memberikan 1. Wawancara
Asuhan - Usia, BB, Riwayat penyakit terdahulu (maag, nyeri
Keperawatan pada perut, alergi obat dan makanan dan infeksi hati,
Klien dengan gastritis, konstipasi), cepat lelah.
Hepatitis. - Kenyamanan : nyeri tekan abdomen kuadran kanan
bawah
2. Pemeriksaan fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
Sirkulasi
Tanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat).
Ikterik pada sklera, kulit dan membran mukosa.
Eliminasi
Gejala : Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna
tanah liat, adanya/berulangnya hemodialisa.
Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan
berat badan atau meningkat (oedema), mual/muntah.
3. Pemeriksaan diagnostik :
Tes fungsi hati
AST (SGOT/SGPT)
Darah lengkap
Feses
Albumin dan biliribun serum
Gula darah
Biopsi hati
Urinalisa
A. Diagnosa Keperawatan :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan
umum : penurunan kekuatan/ketahanan : nyeri.
B. Intervensi Keperawatan : Terlampir _
RENCANA INTERVENSI
HEPATITIS
SIROSIS HEPATIS
Nama Mahasiswa :
NPM :
mengkomsumsi alkohol
pemakaian obat-obatan
(asetaminofen, methotreaxat dan
isoniazid)
Data subjektif
Data objektif
2. Pemeriksaan penunjang
I. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah
Ditemukan: Hb rendah, anemia
normokrom normosister,
hipokrom mikrosister, atau
hipokrom makrosister,
kolesterol rendah.
b. Kenaikan kadar enzim
trainsaminase/SGOT dan SGPT
menunjukan kebocoran dari sel
yang mengalami kerusakan
c. Albumin yang rendah
menunjukan kemampuan sel
hati yang kurang, penurunan
albumin dan peningkatan
globulin menunjukan kurangnya
daya tahan hati dalam
menghadapi stress seperti
tindakan operasi.
d. Pemeriksaan CHE
(kolinesterase) penting dalam
menilai kemampuan sel hati.
Pada kerusakan sel hati, CHE
akan turun. Pada perbaikan,
CHE akan normal kembali.
Apabila CHE dibawah normal
menunjukan proganasis yang
“SIROSIS HEPATIS”
4. Mencegah perdarahan
Rasional:
Lindungi klien dari cedera fisik jatuh atau abrasi.
5. Beriakan penkes
Rasional:
Hindari napas hidung kuat, mengejan saat BAB.
2 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. awasi frekuensi pernapasan
berhubungan dengan asites keperawat selama 1x24 jam Rasional:
diharapkan pola napas efektif pernapasan dangkal cepat mungkin sehubungan
dengan hipoksia
3. Monitor cairan
Rasional:
Asites atau edema batasi cairan dan natrium
4. pemberian vitamin
Rasional:
Pemberian vitamin A,D, E dan K diberikan jika
absorpsi lemak adekuat.
KANKER KOLON
Nama Mahasiswa :
NPM :
2. Pemeriksaan fisik
Pengukuran berat badan dan tinggi
badan
Pengukuran lingkar perut
Inspeksi : tanda-tanda anemia
Auskultasi abdomen terhadap bising
usus
Palpasi :
Abdomen untuk menentukan area nyeri tekan,
3. Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi
perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun
kolomoskopi. Gambaran yang khas karsinoma
atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas
pada endoskopi dan untuk menegakkan
diagnosis perlu dilakukan biopsi
Radiologi : foto dada dan foto kolon
(barium enema).
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk
melihat ada tidaknya metastasis kanker pada
paru juga bisa digunakan untuk persipan
tindakan pembedahan.
Pemeriksaan dengan barium enema mungkin
dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifkasikan letaknya. Tes ini mungkin
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran
tumor pada lumen. Pada foto kolon dapat
terlihat suatu filling defect pada suatu tempat.
Enema barium secara umum dilakukan
setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Ultrasonografi. Pemeriksaan ini
berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
metastasis kanker kelenjar getah bening di
abdomen dan di hati
Hispatologi. Selain melakukan
“KANKER KOLON”
GASTRITIS
Nama :
NPM :
GASTRITIS
Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Keperawatan
1 Perubahan Tujuan jangka pendek : Pasien mengatakan a. Puasakan pasien pada 6 jam pertama
kenyamanan : rasa nyeri berkurang b. Berikan makanan lunak secara bertahap sesuai
Nyeri akut b/d Tujuan jangka panjang : Tidak terjadi iritasi dengan anjuran ahli gizi dan beri minum yang hangat.
iritasi mukosa berlanjut c. Identifikasi & batasi makanan yang
gaster. Kriteria hasil : pasien tidak mengeluh nyeri, menimbulkan ketidaknyamanan seperti makanan yang
klien tenang tidak ada ekspresi kesakitan terlalu pedas, terlalu asam.
d. Observasi keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya,
intensitasnya (skala 0-10) serta perubahan karakteristik
nyeri.
e. Kolaborasi pemberian obat penghilang rasa
nyeri atau abot lambung
3 Pemenuhan Tujuan jangka pendek : pemasukan nutrisi Diagnosa Keperawatan III :
nutrisi kurang yang adekuat
dari kebutuhan
b/d anorexia Tujuan jangka panjang : mempertahankan
BB tetap seimbang Intervensi :
CHOLELITIASIS
NAMA :
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Element kompetensi preceptor preceptor
pencapaian mahasiswa
lahan institusi
1 Asuhan keperawatan Pengkajian
pada pasien dengan a. Aktivitas dan istirahat ( gelisah, kelemahan )
Kolelitiasis b. Sirkulasi : takikardi, berkeringat
c. Eliminasi : perubahan warna urine/feses, teraba
masa pada kwadran atas abdomen
d. Makanan dan cairan : anoreksia, mual, muntah
e. Nyeri / kenyamanan : kolik adomen menyebar ke
punggung dan bahu kanan, distensi abdomen dan
nyeri tekan pada kwadran abdomen atas
f. Pernapasan : peningkatan frekuensi pernapasan,
napas pendek dan dangkal
g. Keamana n : demam, menggigil, ikterik,
berkeringat dan gatal
h. Penyuluhan / pembelajaran : kecenderungan
keturunan keluarga untuk menjadi batu empedu,
adanya kehamilan / melahirkan : riwayat DM,
penyakit inflamasi usus
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi : sklera ikterik
2. Abdomen
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kolangiogram / kolangiografi transhepatik
perkutan
untuk melihat semua komponen sistem bilier
(duktus hepatikus, D. koledukus, D. sistikus dan
kandung empedu) dapat terlihat.
2. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatographi)
visualisasi langsung stuktur bilier dan akses ke
dalam duktus koledukus bagian distal untuk
mengambil batu empedu, membedakan ikterus
yang disebabkan oleh penyakit hati
CHOLELITIASIS
Antispasmodik
Kortikosteroid
1 Kurang pengetahuan Tujuan : menyatakan 1. Kaji ulang proses penyakit dan memberikan pengetahuan
tentang kondisi, pemahaman proses harapan di masa dating. dasar dimana pasien dapat
prognosis, dan penyakit, membuat pilihan berdasarkan
kebutuhan belajar menghubungkan gejala informasi.
berhubungan dengan dengan factor penyebab. 2. Tekankan pentingnya peningkatan pembilasan system ginjal
TB PARU
Nama Mahasiswa :
NPM :
2. Pemeriksaan Fisik :
pasien terlihat kurus/ BB turun
suhu badan demam : biasanya
sub febris menyerupai demam
influenza
konjungtiva/ kulit pucat :
anemia
Tempat kelainan lesi TB paru
yang paling dicurigai adalah
bagian apeks (puncak) paru.
Bila dicurigai adanya infiltrate
yang agak luas, maka
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rontgen dada
biasanya akan menunjukkan lesi
pada lobus atas
sputum pagi hari untuk kultur
BTA dikumpulkan ; usap BTA
akan menunjukkan apakah
terdapat mikrobakterium yang
menandakan diagnosis dari
tuberculosis
Pemeriksaan darah : leukositosis,
LED meningkat
“TB PARU”
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 Bersihan jalan nafas tidak Tujuan: setelah dilakukan tindakan 1. Mengkaji fungsi respirasi antara lain suara, jumlah
efektif berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam jalan irama dan kedalaman nafas serta catatan pula
sekret kental atau mengandung nafas bersih dan efektif mengenai penggunaan otot nafas tambahan.
darah, fatigue, kemampuan batuk Rasional:
kurang adanya perubahan fungsi respirasi dan penggunaan
otot tambahan menandakan kondisi penyakit yang
masih dalam kondisi penyakit yang masih dalam
penanganan penuh
4 Resiko gangguan harga diri Tujuan : harga pasien dapat 1. Mengkaji ulang konsep diri pasien
yang berhubungan dengan image terjaga/tidak terjadi gangguan harga Rasional:
negative tentang penyakit, diri mengetahui aspek diri yang negative dan positif,
perasaan malu memungkinkan perawat menentukaan rencana
lanjutan
PPOK
Nama :
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi ElemenKompetensi Perceptor Perceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
2. Pemeriksaan fisik
a. Emfisema
- Inspeksi:
o Badan klien tampak kurus
o Dipsnea
o Klien tampak membungkukkan
tubuhnya kedepan dengan
kedua lengan diekstensikan
(posisi “tripoding”).
o Adanya penggunaan otot bantu
napas (leher dan bahu).
- Palpasi:
o Dinding dada lateral bawah
terasa bergerak kedalam.
o Fremitus melemah.
o Sela iga melebar.
- Auskultasi:
Adanya bunyi ronchi bernada
tinggi yang samar-samar
menjelang akhir ekspirasi.,
kadang-kadang terdengar
wheezing pada eksipasi paksa.
- Perkusi:
o Hipersonor.
o Batas jantung mengecil.
o Letak diafragma rendah, hepar
terdorong kebawah.
b. Bronkitis kronis:
- Inspeksi:
- Palpasi:
Permukaan dada terasa
menggembung seperti tong
- Auskultasi:
Terdengar bunyi wheezing dan
ronchi.
- Perkusi:
Menimbulkan suara sonor.
3. Pemeriksaan Penunjang:
- Tes Fungsi Paru: Spirometri
merupakan tes paling penting untuk
mendiagnosis dan staging ppok. Rasio
FEV1 / FVC menunjukkan laju
- Stadium II (Sedang) :
FEV1/FVC < 70%
50% ≤ FEV1< 80 %
Dengan atau tanpa gejala
5. Penatalaksanaan
a. Edukasi
Tidak memperbaiki exercise
performance atau faal paru tetapi
dapat : memperbaiki skill,
kemampuan untuk menanggulangi
penyakit dan status kesehatan dan
efektif untuk mencapai tujuan khusus
seperti berhenti merokok.
b. Terapi Obat-obatan
- Bronkodilator :
Merupakan bagian penting dari
penatalaksanaan simptomatik
PPOK, diberikan bila perlu atau
rutin untuk mencegah atau
mengurangi gejala. Terapi
inhalasi lebih dianjurkan.
Pengobatan regular dengan
bronkodilator long acting lebih
efektif dan menyenangkan dari
pada bronkodilator short acting
tetapi lebih mahal.
Bronkodilator yang sering
digunakan pada PPOK adalah:
Agonis beta 2 : salbutamol,
terbutalin,
fenoterol
Antikolinergis : ipatropium
bromide,
tiotropium
bromide
Derivatsantin : aminofilin,
teofilin
- Kortikosteroid :
Pengobatan regular (teratur)
dengan inhaled corticosteroid
(ICS) tidak mempengaruhi
penurunan jangka panjang FEV1
pada klien PPOK. Namun
pengobatan regular dengan ICS
sudah tepat untuk klien PPOK
simptomatik dengan FEV1< 50%
prediksi (Stadium II dan IV) dan
eksaserbasi berulang.
Penggunaan kortikosteroid oral
jangka panjang tidak dianjurkan.
- Mukolitik :
Dianjurkan pada klien dengan
sputum kental karena dapat
mengurangi sputum yang kental,
tetapi saat ini penggunaan secara
luas tidak dianjurkan.
- Antioksidan :
Antioksidan khususnya N-
acetylcysteine dapat menurunkan
frekuensi eksaserbasi berulang.
Perlu penilaian lebih lanjut
sebelum di rekomendasikan
untuk penggunaan secara rutin.
- Antibiotik :
Tidak dianjurkan kecuali
untukterapieksaserbasiinfeksiusd
aninfeksi bacterial lain.
c. Terapi Oksigen
Oksigen jangka panjang (>15
jam/hari) pada PPOK dengan gagal
napas kronik terbukti dapat
meningkatkan survival.
Indikasi :
PaO2 < 55 mmHg (7,3 kPA) atau
SaO2< 80% dengan atau tanpa
hiperkapnea atau
PaO2 antara 55 mmHg (7,3kPA) atau
60 mmHg (8,0 kPA) atau SaO2 89%
disertai hipertensi pulmonal, edema
perifer karena gagal jantung,
polisitemia.
Pada klien dengan PPOK, harus di
ingat, bahwa pemberian oksigen
harus dipantau secara ketat. Oleh
karena, pada klien PPOK terjadi
hiperkapnia kronik yang
menyebabkan adaptasi kemoreseptor-
kemoreseptor central yang dalam
keadaan normal berespons terhadap
karbondioksida. Klien dengan PPOK
biasanya memiliki kadar oksigen
yang sangat rendah dan tidak dapat
diberi terapi dengan oksigen tinggi.
d. Rehabilitasi Medik
Tujuan utama dari rehabilitasi
pulmonal adalah mengurangi gejala,
meningkatkan kualitas hidup dan
meningkatkan partisipasi fisik dan
emosi dalam aktivitas sehari-hari.
Durasi minimal dari program
rehabilitasi efektif adalah 2 bulan,
semakin panjang program diteruskan
maka semakin efektif hasilnya.
Rehab paru komprehensif terdiri atas
:
- Exercise training
- Konsultasi nutrisi
- Edukasi.
“PPOK”
KOLABORASI
1. Berikan terapi oksigen aliran rendah (1 – 3 L/menit
pada FiO224% hingga 31%) sesuai kebutuhan
dengan nasal kanul atau masker venture aliran
rendah.
Rasional:
Oksigen memperbaiki adanya hipoksemia.
Rasional:
Untuk meluruhkan sekret di paru.
3. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan MANDIRI
oksigenisasi yang tidak adekuat. keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor keparahan dispnea, serta saturasi oksigen
diharapkan tidak terjadi saat dan setelah aktivitas.
intoleransi aktivitas. Rasional:
Aktivitas meningkatkan kebutuhan oksigen, serta
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini akan
menyebabkan dipsnea dan desaturasi.
KOLABORASI
1. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan saat
aktivitas.
Rasional:
Suplementasi oksigen mengurangi hipoksemia
yang dipicu latihan, sehingga memperbaiki
toleransi aktivitas.
KOLABORASI
1. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk membuat
pilihan makanan yang mengurangi produksi dari
karbon dioksida.
Rasional:
Klien dengan retensi karbon dioksida emndapatkan
keuntungan dari makanan yang tidak memproduksi
CO2 berlebihan.
KOLABORASI
1. Berikan sedatif dan penenang dengan hati-hati.
Rasional:
Sedatif berlebihan dapat menyebabkab depresi
pernapasan.
6. Gangguan pola tidur b.d MANDIRI
dipsnea. 1. Dorong relaksasi dengan memberikan lingkungan
yang agak gelap dan tenang; pastikan ventilasi
ruangan cukup dan ikuti jadwal tidur.
Rasional:
Lingkungan rumah sakit dapat mengganggu
relaksasi dan tidur. Gunakan jadwal tidur yang
sudah ada untuk meningkatkan relaksasi.
KANKER PARU
Nama Mahasiswa :
NPM :
Paraf Paraf
N Tanggal Paraf
Kompetensi Elemen kompetensi perceptor preceptor
o pencapaian mahasiswa
lahan institusi
batuk.
2. Hemoptisis.
3. Mengi (wheezing, stridor) karena ada
obstruksi saluran napas.
4. Kadang terdapat kavitas seperti abses
paru.
5. Atelektasis.
Invasilokal :
Nyeri dada.
Dipsnea karena efusi pleura.
Invasi ke pericardium, dapat terjadi
tamponade atau aritmia.
Sindrom vena kava superior.
Suara serak, karena penekanan pada
nervus laryngeal recurrent.
Gejala penyakit metastasis :
Pada otak, tulang, hati , adrenal.
Limfadenopati servikal dan
supraklavikula (sering menyertai
metastasis).
Sindrom paraneoplastik : Terdapat pada
10% kanker paru, dengan gejala:
Sistemik: anoreksia, penurunan berat
badan, demam.
Hematologi: leukositosis, anemia,
hiperkoagulasi.
Hipertropi osteoporosis.
Neurologik: dementia, tremor,
neuropatiperifer, ataksia.
Dermatologik: eritema multiform,
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: Sianosis, penggunaan otot
bantu napas, dyspnea, takipnea,
irama pernafasan.
Palpasi: Suhutubuh, turgor kulit,
kelembabankulit, nyeritekan, massa,
peradangan, kesimetrisan pada
ekspansi paru.
Perkusi : Paru-paru redup,
datar/pekak.
Auskultasi :Terdengarnya ronchi,
wheezing.
3. Pemeriksaan Penunjang :
Foto rontgen dada secara posterior-
anterior (PA) dan lateral :
Untuk mengetahui keberadaan tumor,
jenis tumor dan ukuran tumor.
CT Scan dan MRI :
CT Scan mendeteksi kelainan atau nodul
dengan diameter minimal 3 mm dengan
persentase sekitar 25-60%, sedangkan
MRI berfungsi menilai kelainan tumor
yang menginvasi ke dalam vertebra,
medulla spinal, mediastinum.
4. Penatalaksanaan
a. Terapioksigen
Jika terjadi hipoksemia, pemberian
oksigen menggunakan masker atau nasal
kanul sesuai kebutuhan.
b. Terapi obat
Jika klien mengalami bronkospasme,
berikan obat golongan bronkodilator dan
kortikosteroid untuk mengurangi
bronkospasme, inflamasi dan edema.
c. Kemoterapi
Kemoterapi pilihan pengobatan pada
klien dengan kanker paru terutama pada
“small-cell lung cancer” karena
metastasis. Kemoterapi dapat digunakan
bersamaan dengan terapi pembedahan.
Agen kemoterapi yang biasa digunakan
untuk menangani kanker adalah :
Cyclophosphamide, deoxorubicin,
methotrexate danprocarbazine.
Etoposidedancisplatin.
Mitomycin, vinblastine,
dancisplastin.
d. Imunoterapi
Agen imunoterapi yang biasa diberikan
adalah cytokine.
e. Terapi Radiasi
Indikasi :
Klien dengan tumor paru-paru yang
operable,tetapi beresiko dilakukan
pasca pembedahan.
Klien dengan kanker bronkus dengan
oat cell (sel gandum).
Pasien kambuhan sesudah labektomi
atau pneumonektomi.
Dosis umum 5000-6000 rad dalam
jangka waktu 5-6 minggu. Pengobatan
dilakukan 5 x seminggu dengan dosis
180 – 200 rad/hari.
f. Terapi Laser
g. Pembedahan
Dilakukan pada stadium I dan II jenis
karsinoma adenokarsinoma dan
karsinoma sel besar tidak dapat
dibedakan.
Dilakukan khusus pada stadium II secara
indivisual yang mencakup 3 kriteria :
Karakteristik biologi tumor:
“KANKER PARU”
2. Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi napas tidak normal.
Rasional:
Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang dioperasi
normal pada pasien pneumonektomi. Namun, pasien lubektomi harus
menunjukkan aliran udara yang normal pada lobus yang masih ada.
4. Penghisapan bila batuk lemah atau ronki tidak bersih dengan upaya
batuk. Hindari penghisapan endotrakeal/nasotrakeal yang dalam pada
pasien pneumonektomi bila mungkin.
Rasional:
Merangsang batuk efektif. Penghisapan ‘rutin’ meningkatkan resiko
hipoksemia dan kerusakan mukosa.
KOLABORASI
1. Berikan / bantu dengan spirometri insentif dan postural drainase dan
perkusi sesuai indikasi.
Rasional:
Memperbaiki ekspansi paru/ventilasi dan memudahkan pembuangan
sekret.
KOLABORASI
1. Bantu dengan PCA atau analgetik melalui kateter epidural. Berikan
analgetik secara rutin sesuai indikasi, khususnya 45 – 60 menit
sebelum tindakan napas dalam atau latihan batuk.
Rasional:
Mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari ‘puncak’
periode nyeri, alat dalam penyembuhan otot dan memperbaiki fungsi
pernapasan dan kenyamanan/koping.
BPH
Nama Mahasiswa :
NPM :
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan tekanan darah
(efek pembesaran ginjal)
b. Eliminasi
Tanda : Massa padat dibawah
abdomen (distensi kandung kemih),
nyeri tekan kandung kemih, hernia
inguinalis, hemoroid
(mengakibatkan peningkatan
tekanan abdominal yang
Menunjukan perlambatan
pengosongan kandung kemih,
membedakan derajat obstruksi
kandung kemih dan penebalan
abnormal otot kandung kemih.
b. Sistouretrograf berkemih :
Digunakan sebagai ganti IVP untuk
memvisualisasi kandung kemih dan
uretra karena ini menggunakan
bahan kontras local.
c. Sistogram : mengukur tekanan dan
volume dalam kandung kemih untuk
mengidentifikasi disfungsi yang tak
berhubungan dengan HPB.
d. Sistouretroskopi : Untuk
menggambarkan derajat pembesaran
prostat dan perubahan kandung
kemih (kontra indikasi pada adanya
ISK akut sehubungan dengan resiko
sepsis gram negative).
e. Sistometri : Mengevaluasi fungsi otot
detrusor dan tonusnya.
f. Ultrasound transrektal : Mengukur
ukuran prostat, jumlah residu urine,
molekelisasi lesi yang tak
berhubungan dengan BPH.
BPH
“BATU GINJAL”
Nama Mahasiswa :
NPM :
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaaan head to toe:
Konjungtiva: anemis / ananemis
Sclera: ikterik/ anikterik
Mukosa bibir: kering/ lembab
Turgor kulit: elastic / tidak
Abdomen: nyeri tekan / tidak
Suhu akral: hangat/ dingin
Distensi abdomen
3. Pemeriksaan diagnostic:
Ultrasonografi: Menunjukkan ukuran,
bentuk dan posisi batu
“BATU GINJAL”
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
Hasil
1. Gangguan Rasa Nyaman; Setelah dilakukan MANDIRI
Nyeri b.d peningkatan tindakan keperawatan 1. Catat lokasi, lamanya intensitas (skala nyeri 0-10) dan
frekuensi / dorongan kontraksi selama 3x 24 jam penyebaran. Perhatikan TTV
ureteral, cedera jaringan diharapkan nyeri Rasional:
sekunder adanya batu pada hilang Membantu mengevaluasi tempat abstruksi dan kemajuan
saluran kemih & spasme otot gerakan kalkulus.
KOLABORASI
1. Berikan fatmakologi analgetik
Rasional:
Mengurangi nyeri
KOLABORASI
Berikan contoh :
1. Asetazolamide (Diamox), alupurinol (Ziloprin)
Rasional:
Meningkatkan pH urine untuk menurunkan pembentukan
batu asam.
6. Natrium bikarbonat
Rasional:
Mencegah pembentukan kalkuli
7. Asam karbonat
Rasional:
Mengasamkan urine utk mencegah berulang pembentukan
batu alkalin
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 100
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
Hasil
4. Pantau TTV. Evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kullit &
membrane mukosa
Rasional:
Indicator hidrasi/ volume sirkulasi & kebutuhan intervensi
KOLABORASI
1. Pantau Hb/Ht, elektrolit
Rasional:
Mengkaji hidrasi & keefektifan kebutuhan intervensi
2. Berikan cairan IV
Rasional:
Mempertahankan volume sirkulasi, meningkatkan fungsi
ginjal
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 101
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
Hasil
pengobatan selama 3x24 Jam tidak terjadi kekambuhan
informasi/ Rasional:
pengetahuan klien & Memberikan pengatuhan dasar klien agar dapat membuat
keluarga bertambah pilihan berdasarkan informasi
mengenai penyakit
yang dialami 2. Berikan edukasi pentingnya peningkatan pemasukan cairan
(3 – 4 L/hari atau 6 – 8 L/hari). Dorong klien untuk
melaporkan mulut kering, diuresis berlebihan/ berkeringat &
meningkatkan pemasukan cairan baik bila haus/tidak
Rasional:
Peningkatan kehilangan cairan/dehidrasi memerlukan
pemasukan tambahan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 102
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
Hasil
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 103
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB
SINDROM NEFROTIK
Nama :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 104
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 105
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 106
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Intervensi :
Intervensi :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 107
KONTRAK BELAJAR KMB
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
1 Asuhan keperawatan A. Pengkajian
pada pasien dengan 1. Wawancara
gangguan eliminasi : Riwayat kesehatan dahulu :
cronic kidney diases Riwayat pengobatan sebelumnya
(CKD) Adanya riwayat hipertensi lama atau berat
Adanya penyakit diabetes melitus
adanya riwayat batu ginjal atau batu saluran
kemih.
Riwayat kesehatan sekarang :
Data subjektif :
Klien mengeluh sakit kepala, pruritus, mual,
muntah, cegukan, dispnea.
Data objektif :
Anuria, oliguria, anemia, hipertensi, disritmia,
penafasan kusmaul, nafas bau urine (amonia),
edema, pucat, kulit kering.
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : Warna kulit abu – abu mengkilat, kulit
kering bersisik, konjungtiva anemis,
Palpasi : distensi abdomen, oedem anasarka,
pembesaran hepar, pembesaran ginjal, nyeri
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 108
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
tekan/lepas
Perkusi : abdomen asites terdengar bunyi pekak
Auskultasi : bruits arteri renalis
3. Laboratorium
BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Cl, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein
darah, urinalisa, CCT. Urine/ darah.
4. Diagnostik
Pemeriksaan USG
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/kelemahan, anemia,
retensi produk sampah dan prosedur dialysis.
2. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluan urin,
retensi cairan dan natrium.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake makanan yang inadekuat (mual,
muntah, anoreksia dll)
Rencana Tindakan Keperawatan :Terlampir
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 109
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Keperawatan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 110
1 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan askep 1. Tentukan penyebab intoleransi aktivitas & tentukan apakah
b.d 3x24 jam Klien dapat penyebab dari fisik, psikis / motivasi
keletihan/kelemahan, menoleransi aktivitas & 2. Kaji kesesuaian aktivitas & istirahat klien sehari-hari
anemia, retensi melakukan ADL dgn baik 3. Tingkatkan aktivitas secara bertahap, biarkan klien berpartisipasi
produk sampah dan Kriteria Hasil: dapat perubahan posisi, berpindah & perawatan diri
prosedur dialysis. · Berpartisipasi dalam 4. Pastikan klien mengubah posisi secara bertahap. Monitor gejala
Ketidakseimbangan aktivitas fisik dgn TD, intoleransi aktivitas
nutrisi kurang dari HR, RR yang sesuai 5. Ketika membantu klien berdiri, observasi gejala intoleransi spt mual,
kebutuhan tubuh b.d · Warna kulit normal, pucat, pusing, gangguan kesadaran & tanda vital
intake makanan yang hangat & kering 6. Lakukan latihan ROM jika klien tidak dapat menoleransi aktivitas
inadekuat (mual, · Memverbalisasikan
muntah, anoreksia pentingnya aktivitas
dll) secara bertahap
· Mengekspresikan
pengertian pentingnya
keseimbangan latihan &
istirahat
· Meningkatkan toleransi
aktivitas
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 111
inadekuat (mual, · BB stabil 4. Kolaborasi dg ahli gizi untuk penyediaan nutrisi terpilih sesuai
muntah, anoreksia · Tidak terjadi mal dengan kebutuhan klien.
dll) nutrisi 5. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisinya.
· Tingkat energi adekuat 6. Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup serat untuk
· Masukan nutrisi mencegah konstipasi.
adekuat 7. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan pentingnya bagi
tubuh klien
Monitor Nutrisi
1. Monitor BB setiap hari jika memungkinkan.
2. Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien
makan.
3. Monitor lingkungan selama makan.
4. jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan waktu
klien makan.
5. Monitor adanya mual muntah.
6. Monitor adanya gangguan dalam proses mastikasi/input makanan
misalnya perdarahan, bengkak dsb.
7. Monitor intake nutrisi dan kalori.
DIABETES MELITUS
Nama Mahasiswa :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 112
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 113
glukosa Luka ataubisul yang tidaksembuh – sembuh
Infeksi atau luka Ulkuspada kaki
pada kulit yang
lambat sembuh; 2. Pemeriksaan fisik
rasa gatal pada Breathing:
kulit Terdapat batukdenganatautanpa sputum purulen?
Frekuensi pernafasan?
Penggunaan otot bantu nafas?
Auskultasi bunyi pernafasan
(ronchi?wheezing?vesikuler?)
Blood:
Menunjukkan tanda infeksi seperti demam,
takikardia, syok\
Brain:
Memeriksa tingkat kesadaran:
Kualitatif:
Composmentis : sadar penuh
Apatis : sadar, perhatian kurang
Delirium: disorientasitempat, waktudan orang,
gaduh, gelisah
Somnolen/ letargi: mengantuk,
responpelandanlambat
Spoor/ struppor: kantuk yang dalam,
bisadibangunkandenganrangsangnyeri,
kesadaransegeraturunkembali
Soporocoma: gerakanspontan minimal,
umumnyatidakberesponkecualidenganrangsan
gan yang hebatdanterusmenerus,
membukamatasebentardanmengeluarkansuarat
idakadaartinya
Koma: tidakberespon
Kuantitatif
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 114
Pemeriksaaan head to toe:
Konjungtiva: anemis / ananemis
Sclera: ikterik/ anikterik
Penglihatan: jelas/ kabur
Mukosa bibir: kering/ lembab
Turgor kulit: elastic / tidak
Kelenjar tiroid: pembesaran/ tidak
Distensi JVP
Abdomen: nyeri tekan / tidak
Suhu akral: hangat/ dingin
CRT: < 3 detik / > 3 detik
Banyakbekasluka di ekstremitas
Luka sulitsembuh
Ekstremitasterasabaal
TTV
3. Pemeriksaan diagnostic:
Glukosa darah: meningkat 100 – 200 mg/dl, atau
lebih
Normal Pre diabetes Diabetes
GDN < 100 mg/dl 100 – 125 mg/dl >126 mg/dl
GDS < 140 mg/dl >140 mg/dl ≥ 200 mg/dl
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 115
Trombosit:
Hematokrit meningkat (dehidrasi)
Leukositosis
Ureum atau kreatinin: normal/ meningkat
Amylase darah: mungkin meningkat yang
mengindikasikan pancreatitis akut
Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktivitas
hormontiroid dapat meningkatkan glukosa dan
kebutuhan akan insulin.
Urine: gula dan aseton positif, BJ dan
osmolalitas meningkat
Sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi
saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi
pada luka
“DIABETES MELLITUS”
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 116
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
1. Gangguan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan MANDIRI
kebutuhan tubuh b.d defisiensi keperawatan selama 3x24 jam 1. Timbang berat badan setiap hari atau
insulin diharapkan gangguan nutrisi teratasi. sesuai indikasi
Rasional:
mengkaji pemasukan makanan yang
adekuat
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 117
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
dapat meningkatkan rasa keterlobatan
dalam memberikan informasi pada
keluarga untuk memahami kebutuhan
nutrisi klien
KOLABORASI
1. Lakukan pemeriksaan gula darah
dengan menggunakan”finger stick”
Rasional:
Untuk memantau gula dalam darah
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 118
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
dan setengah salin normal
Rasional:
Menghindarihipoglikemia
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 119
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
Rasional:
hipovolemia dapat dimanifestasikan
oleh hipotensi dan takikardia
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 120
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
dehidrasi atau volume sirkulasi yang
adekuat
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 121
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
untukmengetahui status sirkulasiadekuat
KOLABORASI
1. Berikan terapi cairan sesuai dengan
indikasi: normal salin atau tanpa dektosa
Rasional:
untukmengatasikekurangancairan&repo
n individual
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 122
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
gantersebutmengancamkehidupan / TD
≠ normal
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 123
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
kadar glukosa yang tinggi dalam darah
akan menjadi media terbaik bagi
pertumbuhan kuman
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 124
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
3 Regimen terapeutik inefektif b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan MANDIRI
kurangnya informasi terhadap Selama 3x24 jam diharapkan 1. Ciptakan lingkungan saling percaya
penyakit DM pengetahuan klien/ keluarga meningkat dengan keluarga klien
Rasional:
Untuk keluarga klien percaya dengan
perawat
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 125
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
darah setiap hari, waktu dosis obat, diit,
aktivitas
Rasional:
Untuk melakukan control penyakit agar
lebih baik & meningkatkan perawatan
diri
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 126
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
pengikat) ketika kesadaran terganggu
Rasional:
Klien mengalami disorientasi awal dari
timbul cidera, terutama pada malam hari
KOLABORASI
1. Pantau nilai lab (glukosa darah, Hb/Ht,
ureum kreatinin)
Rasional:
Ketidakseimbangan nilai lab dapat
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 127
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi Paraf
menurunkan fungsi mental
HIPO/HYPERTIROID
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 128
Nama Mahasiswa :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 129
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
anoreksia, BB efusi pleura, dipsnea.
meningkat, Sistem pencernaan : anorexia,
konstipasi, penurunan konstipasi.
metabolisme protein, Sistem kardiovaskuler :
peningkatan lipid bradikardi, TD menurun.
serum, penurunan Sistem musculoskeletal :
absorsi glukosa. relaksasi otot lambat.
Musculoskeletal : Sistem neurologik : berbicara
gerakan yang lambat. lambat, apatis, samnolen,
Integument : kering, depresi, paranoid, ingatan
kasar, bersisik, jangka pendek terganggu,
rambut yang rontok, latergi.
kuku tebal dan rapuh, Sistem reproduksi : perubahan
muka tidak ekspresif, ovulasi, anovulasi dan
edema periorbital, penurunan libido, impotensi.
kulit bengkak tebal di Metabolik : penurunan
area muka dan metabolisme basal, penurunan
pretibial, intoleransi suhu tubuh.
dingin. Sistem integument : kulitnya
Neurologi ; penurunan kering kasar dan bersisik,
reflek tendon, rambut rontok, kuku tebal dan
kelemahan, kesadaran rapuh, edema periorbital, kulit
samnolen, bicara bengkak, intoleransi dingin.
lambat dan tenang, Sistem limfatik : leher
apatis, depresi, membesar.
paranoid, ingatan
jangka pendek Kebiasaan hidup sehari hari :
terganggu, letargi. Pola makan : nafsu makan
Reproduksi : meningkat atau menurun.
perempuan Pola tidur : klien menghabiskan
mengalami banyak tidur.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 130
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
menoragia, anovulasi, Pola aktivitas : aktivitas apa
menstruasi yang klien lakukan ?
nonreguler, penrunan
libido. Laki laki 2. Pemeriksaan fisik
terjadi penurunan Pernafasan B1 (breath) :
libido dan impotensi. frekuensi pernafasan menurun,
Lainnya : mixedema. dipsneu.
Kardiovaskular B2 (blood) :
hipertensi, hyperlipidemia,
hiperkolesterolemia, anemia.
Persyarafan B3 (brain)
:Bicaranya lambat dan tenang,
ingatan jangka pendek
terganggu, gangguan status
mental dan perilaku, seperti:
bingung, disorientasi, gelisah,
apatis, depresi, paranoid.
Perkemihan B4 (bladder) :
menoragia, libido turun,
infertile.
Pencernaan B5 (bowel) : berat
badan meningkat, anoreksia,
penurunan peristalsis,
konstipasi, penurunan
metabolisme protein.
Muskuloskeletal B6 (bone) :
gerakan yang lambat.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan kadar T3 dan T4
serum : menurun.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 131
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Pemeriksaan TSH : pada klien
dengan hipotiroidisme primer
akan terjadi peningkatan TSH
serum, sedangkan pada yang
sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal.
Low density lipoprotein (LDL) :
meningkat.
Basal metabolic rate (BMR) :
menurun.
Trigliserid : meningkat.
Creatinin kinase : meningkat.
Total kolestrol : meningkat.
USG atau CT Scan tiroid
menunjukan ada atau tidaknya
goiter.
X-Foto tengkorak menunjukan
kerusakan hipotalamus atau
hipofisis anterior dan tiroid
skintigrafi.
2 asuhan keperawatan pada PENGKAJIAN:
pasien dengan gangguan Wawancara :
hypo/hypertyroid 1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Insomnia, sensitivitas
meningkat ; Otot lema, gangguan
koordinasi ; Kelelahan berat
Tanda : Atrofi Otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (
angina )
Tanda : Disritmia ( vibrilasi
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 132
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
atrium ), irama gallop, murmur ;
Peningkatan tekanan darah dengan
tekanan nada yang berat, takikardia ;
Sirkulasi kolaps, syok ( krisis
tirotoksikosis )
3. Integritas Ego
Gejala : Mengalami stress yang
berat baik emosional maupun fisik
Tanda : Emosi labil ( euforia
sedang sampai delirium ), depresi
Pemeriksaan Fisik
1. Pernafasan B1 (breath)
sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis), frekuensi pernafasan
meningkan,dipneu,dipsneu,dan
edema paru.
2. Kardiovaskular B2 (blood)
hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal
jantung, limfositosis, anemia,
splenomegali, leher membesar
3. Persyarafan B3 (brain)
Bicaranya cepat dan parau, gangguan
status mental dan perilaku, seperti:
bingung, disorientasi, gelisah, peka
rangsang, delirium,psikosis, stupor,
koma, tremor halus pada tangan,
tanpa tujuan, beberapa bagian
tersentak – sentak, hiperaktif refleks
tendon dalam (RTD).
4. Perkemihan B4 (bladder)
oligomenorea, amenorea, libido
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 133
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
turun, infertil, ginekomasti
5. Pencernaan B5 (bowel)
Kehilangan berat badan yang
mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, makannya sering,
kehausan, mual dan muntah.
6. Muskuloskeletal/integument B6
(bone)
rasa lemah, kelelahan
“HIPOTIROID”
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 134
No. Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
kelelahan dan penurunan diharapkan klien dapat Rasional:
proses kognitif. meningkatkan partisipasi dalam menjaga klien agar tidak melakukan aktivitas
aktivitas dan kemandirian. yang berlebihan atau kurang.
Kriteria hasil : klien tidak merasa 2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika klien
kelelahan, klien dapat melakukan berada dalam keadaan lemah.
aktivitas sehari - hari. Rasional:
memberi kesempatan pada klien untuk
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.
Kolaborasi :
1. Berikan terapi sesuai instruksi dokter : Levithiroid
atau synthroid.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 135
No. Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Rasional:
untuk menormalkan kembali kadar hormone
thyroid.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi untuk pemberian obat pencahar dan
enema bila diperlukan.
Rasional:
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 136
No. Diagnose Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
untuk mengencerkan feses.
Kriteria hasil : S = 36,5oC – 37,5oC 2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari
luar seperti bantal pemanas, selimut listrik dan
penghangat lainnya.
Rasional:
mengurangi resiko vasodilator perifer.
HYPERTIROID
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Hipertermi Tujuan: setelah dilakukan tindakan1. Berikan kompres air hangat sesuai 1. R/ Dapat membantu penurunan panas
berhubungan selama 2x24 jam suhu tubuh kebutuhan yang dialami pasien
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 137
dengan proses normal 2. Anjurkan klien menggunakan baju yang 2. R/ karena kondisi tubuh yang lembab
inflamasi dapat menyerap keringat memicu pertumbuhan jamur sehingga
Kriteria Hasil: 3. Pertahankan lingkungan yang sejuk beresiko menimbulkan komplikasi.
4. Kolaborasi dengan TIM medis dalam 3. R/ untuk membantu menjaga suhu
Tidak ada tanda-tanda pemberian obat tubuh pasien agar dalam keadaan
dehidrasi,mukosa bibir lembab normal
4. R/ membantu menuunkan suhu
tubuh pasien
2 Ketidak Tujuan: Setelah dilakukan 1. awasi pemasokan diet,berikan makan 1. R/ untuk menghindari mual dan
seimbangan tindakan keperawatan selama sedikit tapi sering muntah dan memenuhi keb.nutrisi
nutirsi kurang 2X 24jam diharapkan kebutuhan 2. Anjurkan pasien makan sedikit tapi pasien
dari keb.tubuh nutrisi tercukupi sering 2. R/ meningkatkan nafsu makan
berhubungan 3. Berikan HE tentang pentingnya nutrisi 3. R/ Meningkatkan pengetahuan pasien
dengan ketidak Kriteria Hasil: bagi tubuh tentang nutrisi
mampuan 4. Kolaborasi dengan TIM medis dalam 4. R/ Memberikan terapi yang tepat bagi
mengabsorbsi a. Porsi makan kembali pemberian obat pasien
nutrisi normal
b. BB normal,
c. Pemeriksaan lab.normal dan
tidak menunjukan tanda-
tanda malnutrisi
d. Mual(-) Muntah(-).
HIPERTENSI
Nama Mahasiswa :
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Perceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 138
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Perceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
1. Asuhan Keperawatan pada A. Pengkajian
pasien dengan gangguan 1. Wawancara
Sirkulasi : Hipertensi Biodata meliputi : Nama, Umur,
Jenis kelamin, Pendidikan,
Hipertensi dapat Pekerjaan, Nomor regostrasi, Status
didefinisikan sebagai tekanan perkawinan, Agama, Tanggal masuk
darah persisten dimana RS.
tekanan sistoliknya diatas Riwayat kesehatan dahulu :
140 mmHg dan tekanan - Riwayat hipertensi
diatolik diatas 90 mmHg dan - Penyakit jantung koroner
pada manula sistolik 160 - Makanan tinggi garam
mmHg dan diastolik 90 - Tinggi lemak
mmHg. - Tinggi kolestrol
Tanda dan Gejala : - Kebiasaan olahraga
- TD >140/90 mmHg - Mual
- Pusing - Muntah
- Kaku leher - Keluhan pening/pusing
- Sakit kepala saat - Saat pusing apa yang
terjaga kadang- dilakukan?
kadang disertai mual
dan muntah, akibat Riwayat kesehatan keluarga :
peningkatan tekanan - Hipertensi
darah intrakranium. - Penyakit jantung
- Penglihatan kabur - DM
akibat kerusakan
hipertensif pada 2. Pemeriksaan Fisik
retina. - Berat badan dan tinggi badan.
- Mean Arterial - Mata: pemeriksaan funduskopi
Pressure (MAP) 120 untuk penyempitan retinal
mmHg – 160 mmHg, arteriol, perdarahan, eksudat dan
sedangkan pada papill edema
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 139
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Perceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
penderita hipertensi - Leher: JVP, bising karotis dan
baru dengan MAP 60 pembesaran thyroid
– 120 mmHg. - Paru: pernapasan (irama,
frekuensi, jenis suara napas)
- Jantung: denyut jantung, suara
jantung, bising jantung.
Tekanan darah diukur minimal
2 kali dengan tenggang waktu 2
menit dalam posisi berbaring
atau duduk, dan berdiri
sekurangnya setelah 2 menit.
Pengukuran menggunakan yang
sesuai, dan sebaiknya dilakukan
pada kedua sisi lengan, dan jika
nilainya berbeda maka nilai
yang tertinggi yang diambil
- Abdomen: bising, pembesaran
ginjal
- Ekstremitas: lemahnya atau
hilangnya nadi parifer, edema
- Neurologi: tanda thrombosis
cerebral dan perdarahan
3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan retina
- Pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui kerusakan organ
seperti ginjal dan jantung
- EKG untuk mengetahui
hipertropi ventrikel kiri
- Urinalisa untuk mengetahui
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 140
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Perceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
protein dalam urin, darah,
glukosa
- Foto dada dan CT scan
“HIPERTENSI”
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 141
No. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN HASIL
tanda penurunan difusi lokal vaskularisasi
darah serebri. Dengan peningkatan tekanan
darah (diastolik) maka dibarengi dengan
peningkatan tekanan darah intrakranial.
Adanya peningkatan tekanan darah,
bradikardi, disritmia, dispneu merupakan
tanda terjadinya peningkatan TIK
Kolaborasi
5. Berikan cairan intravena sesuai dengan yang
di indikasikan
Rasional:
Pemberian cairan mungkin diinginkan untuk
menurunkan tekanan darah dan TIK
6. Antihipertensi
Rasional:
Digunakan pada hipertensi kronis, karena
manajemen secara berlebihan akan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 142
No. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN HASIL
meningkatkan perluasan kerusakan jaringan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 143
No. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN HASIL
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 144
No. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN HASIL
INFARK MIOKARD
Nama Mahasiswa :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 145
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
1. Asuhan Keperawatan pada A. Pengkajian
Pasien Gangguan 1. Identitas
Kardiovaskular : MCI Nama, umur, jenis kelamin,agama, suku,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor
Pengertian register, tanggal masuk RS, diagnosa medis
Infark Miokard (MCI) adalah 2. Wawancara
kematian sel-sel miokardium Riwayat kesehatan dahulu
yang terjadi akibat Tanyakan riwayat IMA sebelumnya
kekurangan oksigen Kebiasaan merokok sigaret > 20
berkepanjangan. batang/hari
Obesitas
Hipertensi
Diabetes Melitus
Kurangnya berolahraga
Konsumsi lemak jenuh berlebihan
3. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Adanya riwayat penyakit jantung koroner,
Hipertensi, DM pada keluarga
4. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Data subyektif
Keluhan Utama :
Nyeri Dada :
a. Faktor Pencetus yang paling sering
menyebabkan nyeri dada adalah
aktivitas fisik yang berlebihan, stres
emosi yang berlebihan, udara dingin
atau setelah makan.
b. Kualitas/sifat sakitnya : nyeri dada
dirasakan di daerah mid sternal, rasa
sakit seperti ditusuk, rasa diperas,
dipelintir, dibakar atau ditindih
beban berat.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 146
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
c. Penjalaran biasanya ke lengan kiri,
ke leher, rahang bawah, gigi,
punggung/interskapula, perut atas,
tangan serta jari tangan kiri, dapat
juga ke lengan kanan.
d. Lama sakit : lebih dari 20 menit dan
tidak hilang dengan istirahat atau
dengan nitrogliserin.
Nafas Pendek
Sesak Nafas
Pusing
Perasaan sangat cemas disertai perasaan
mendekati kematian
Data obyektif :
Berkeringat Dingin
Pucat
Mual disertai muntah
Tachikardi
Pengeluaran urin berkurang
5. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
Dispnea dengan aktifitas ringan atau
istirahat
Frekuensi pernafasan
Penggunaan otot bantu pernafasan
Ekspansi dada tidak penuh
B2 (Bleeding)
Inspeksi
- Terdapat distensi vena jugularis
- Edema
Palpasi
- Takikardia
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 147
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Auskultasi
- TD meningkat : bisa terdapat
adanya hipertensi(TD>140
mmHg)
- Bunyi jantung :
S3 atau S4 (menunjukkan gagal
jantung atau penurunan
kontraktilitas atau komplain
ventrikel.
Murmur : bila ada menunjukkan
gangguan katup atau disfungsi
otot jantung.
Perkusi
Adanya pergeseran yang menandakan
hipertropi jantung (kardiomegali)
B3 (Brain)
Kesadaran kompiosmentis
Wajah meringis, menangis, merintih,
meregang, dan menggeliat.
Pusing
B4 (Bladder)
Oliguria
B5 (Bowel)
Mual muntah disertai karena nyeri
yang hebat
Anoreksia
B6 (Bone)
Kulit dingin
Kulit pucat, sianosis
Mudah lelah
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan EKG 12 lead :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 148
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Depresi segmen ST pada infark non-
gelombang Q (NSTEMI).
Elevasi segmen ST pada infark
gelombang Q (STEMI).
Lokasi dari infark :
Anterior : Elevasi segmen ST dan/atau
gelombang Q di V1 - V4/V5
Anteroseptal : Elevasi segmen ST
dan/atau gelombang Q di V1- V3
Anterolateral : Elevasi segmen ST
dan/atau gelombang Q di V1-V6 dan I
dan aVL
Lateral : Elevasi segmen ST dan/atau
gelombang Q di V5-V6 dan inversi
gelombang T/elevasi ST/gelombang Q di
I dan aVL
Inferolateral : Elevasi segmen ST
dan/atau gelombang Q di II, III, aVF, dan
V5-V6 (kadang-kadang I dan aVL).
Inferior : Elevasi segmen ST dan/atau
gelombang Q di II, III, dan aVF
Inferoseptal : Elevasi segmen ST
dan/atau gelombang Q di II, III, aVF,
V1-V3
True posterior : Gelombang R tinggi di
V1-V2 dengan segmen ST depresi di V1-
V3. Gelombang T tegak di V1-V2
RV infarction : Elevasi segmen ST di
precordial lead (V3R-V4R).
Laboratorium :
Troponin :
- Troponin T :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 149
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Kadar meningkat 3-6 jam setelah
nyeri dimulai.
Kadar tetap tinggi selama 14-21 hari
- Troponin I :
Kadar meningkat 7-14 jam setelah
IMA. Kadar tetap tinggi 5-7 hari.
Mioglobin
Terdeteksi dalam waktu 2 jam setelah
IMA. Indikator IMA yang sangat
sensitif jika kadar serum berlipat ganda
saat sampel kedua diambil dalam 2 jam
dari sampel pertama.
Rentang diagnostik berakhir 24 jam
setelah IMA.
CK-MB
Meningkat 3-6 jam setelah onset nyeri
dada, memuncak 12-18 jam, dan
kembali normal dalam 3-4 hari.
Laktat Dehidrogenase (LDH)
Meningkat 14-24 jam setelah cidera
miokardium, memuncak 48-72 jam,
kembali normal 7-14 hari kemudian.
Aspartat Transaminase (AST)
Meningkat dalam beberapa jam setelah
onset nyeri dada, memuncak 12-18 jam,
kembali normal 3-4 hari.
Leukositosis (10000/mm3 –
3
20000/mm ) muncul pada hari kedua
setelah IMA dan menghilang dalam 1
minggu.
Pencitraan
Positron Emission Tomografi (PET)
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 150
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Mengevaluasi metabolisme jantung dan
menilai perfusi jaringan.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Mengidentifikasi lokasi dan luas MI,
menilai efek dari terapi reperfusi, dan
membedakan cidera jaringan yang
reversible dan ireversible.
Ekokardiografi (ECHO)
Untuk mengkaji kemampuan dinding
jantung berkontraksi dan berelaksasi.
Kateterisasi Jantung
Untuk mengidentifikasi arteri koroner
yang terkena, memberikan informasi
tentang fungsi ventrikel dan tekanan
serta volume darah dalam jantung.
Foto rontgen thorak
Mungkin normal atau gambaran
kardiomegali
“MCI”
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 151
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
terbatasnya aliran darah ke dada hilang/dapat perubahan dalam lokasi atau intensitas tidak umum tetapi
area miokardium dan terkontrol dapat menunjukkan adanya komplikasi. Nyeri cenderung
nekrosis dari miokardium. konstan, lebih hebat, dan menyebar keatas, nyeri local biasa
Kriteria hasil : terjadi abses
- Klien menyatakan
nyeri dada 2. Kaji respirasi, tekanan darah, dan denyut jantung pada setiap
hilang/berkurang episode nyeri dada.
- Mendemostrasikan Rasional:
penggunaan teknik Respirasi dapat meningkat sebagai akibat dari nyeri dan
relaksasi kecemasan. Pelepasan katekolamin yang dipicu stress
- Klien tampak rileks meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
3. Lakukan EKG 12 lead pada saat klien datang dan tiap kali
nyeri dada muncul untuk bukti adanya infark lanjut.
Rasional:
Perubahan EKG serial dan EKG darurat dapat memberikan
bukti adanya kerusakan jantung lebih lanjut dan lokasi iskemik
miokardium.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 152
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
meningkatkan istirahat, memusatkan pikira pasien dan
meningkatkan koping terhadap nyeri
7. Monitor TTV
Rasional:
nyeri menyebaban peningkatan nadi serta TD dan peningkatan
TTV menunjukkan adanya komplikasi
Kolaborasi
1. Berikan ksigen tambahan dengan nasal kanul atau masker
sesuai indikasi
Rasional:
meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian
miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan
dengan iskemia jaringan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 153
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
(visken); propranolol (Inderal)
Rasional:
mungkin dikontraindikasikan bila kontraktilitas miokard
sangat terganggu, karena inotropic negatif dapat lebih
menurunkan kontraktilitas.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 154
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
- JVP (-)
- Mual (-) 4. Kaji suara jantung, catat adanya irama, suara, dan peningkatan
atau penurunan denyut jantung.
Rasional:
Dapat muncul bradikardi karena stimulus vagal atau gangguan
konduksi yang berhubungan dengan area cidera miokardium.
Takikardia dapat sebagai mekanisme kompensasi yang
berhubungan dengan penurunan curah jantung. Irama dapat
berhubungan dengan kelebihan volume cairan atau gagal
jantung dan suara mungkin muncul jika terjadi ruptur korda
tendinae.
Kolaborasi
1. Pantau hasil laboratorium (enzim jantung, GDA dan elektrolit)
Rasional:
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 155
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
enzim memantau perluasan infark, elektrolit berpengaruh
terhadap irama jantung
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 156
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
dapat mengkibatkan bradikardi, juga menurunkan curah
jantung dan takikardia denga peningkatan TD
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 157
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
. Asuhan Keperawatan A. Pengkajian
pada pasien dengan 1. Data demografi
gangguan kardiovaskular : 2. Wawancara
gagal jantung (CHF) Riwayat kesehatan dahulu :
- Infark miokard
Pengertian - Hipertensi
Gagal jantung adalah - Anemia
suatu kegagalan jantung - Aterosklerosis coroner
dalam memompa darah - Bedah jantung
untuk memenuhi - Penyakit jantung bawaan
kebutuhan tubuh - Endocarditis
- Syok septik
- Penyakit katup
Riwayat kesehatan keluarga :
- Adanya riwayat penyakit jantung pada
keluarga
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 158
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
- konfusi
- nokturia
- nyeri dada saat aktivitas
- Penurunan berkemih
4. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
Dispnea, ortopnea, dispnea nonturnal
paroksimal, batuk, dan edema pulmunal
akut
Crackles atau ronkhi basah halus terdengar
pada dasar posterior paru.
B2 (Bleeding)
Inspeksi
Klien mengeluh lemah, mudah lelah,
apatis, letargi, kesulitan berkonsentrasi,
deficit memori, dan penurunan toleransi
latihan.
Distensi vena jugularis
Edema
Palpasi
Takikardia
Auskultasi
TD menurun
Perkusi
Adanya pergeseran yang menandakan
hipertrofi jantung (kardiomegali)
B3 (Brain)
Kesadaran komposmentis
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 159
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Sianosis perifer
Wajah meringis, menangis, merintih,
meregang, dan menggeliat
B4 (Bladder)
Oliguria, tanda awal syok kardiogenik
Edema ekstremitas, menandakan adanya
retensi cairan yang parah
B5 (Bowel)
Mual muntah
Penurunan nafsu makan akibat pembesaran
vena dan stasis vena di dalam rongga
abdomen
Penurunan berat badan
Hepatomegali dan nyeri tekan pada
kuadran kanan atas abdomen
Skala nyeri :
P : Provokes (apa kira-kira penyebab nyeri
timbul?)
Q : Quality (bagaimana rasanya? Seperti
tertusuk, tertekan, teriris, dll)
R : Region/Radiation (dimana lokasi nyeri
dan apakah menyebar ke daerah lain?)
S : Severity (dalam skala nyeri 0-10)
T : Time (kapan keluhan mulai dirasakan?
Seberapa sering?)
B6 (Bone)
Kulit dingin
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 160
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Mudah lelah
5. Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada pemeriksaan spesifik, tergantung
etiologi dan komplikasi yang terjadi.
Enzim jantung (CK, CKMB) meningkat pada
infark miokard
Kultur darah positif pada endokarditis.
Eritrosit meningkat, PO2 menurun, dan asidosis
pada analisis gas darah akibat kekurangan
oksigen
Kelainan fungsi hati (peningkatan
transaminase, peningkatan bilirubin,
pemanjangan waktu protrombin). Sering
ditemukan hiponatremia dengan kandungan
natrium urin yang rendah, suatu peningkatan
nitrogen urea darah dan mencerminkan
penurunan perfusi ginjal.
6. Pemeriksaan diagnostik
Elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui
adanya hypertrophy ventrikel, infark miokard,
atau iskemia dari gambaran EKG tetapi kurang
spesifik.
Ekokardiografi untuk mengetahui struktur
jantung dan gerakan dinding jantung secara
grafis dan segera dapat memberikan diagnosis
disfungsi jantung.
Foto rontgen dada dapat menunjukkan adanya
hipertensi vena, edema paru, atau
kardiomegali.
Radiogram dada menunjukkan (1) kongesti
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 161
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
vena paru-paru, berkembang menjadi edema
interstitial atau alveolar pada gagal jantung
yang lebih berat; (2) kardiomegali.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 162
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
kontraktilitas miokard diharapkan tanda-tanda vital irama jantung
dalam batas normal (disritmia Rasional:
terkontrol atau hilang) biasanya terjadi takikardia untuk
mengkompensasi penurunan kontraktilitas
Kriteria hasil : jantung
Frekuensi jantung
meningkat 2. Catat bunyi jantung
Stats hemodinamik Rasional:
stabil S1 dan S2 lemas, karena menurunnya kerja
Pengeluaran urine pompa S3 sebagai aliran ke dalam serambi
adekuat yaitu distensi
Tidak terjadi dispnea
Akral hangat 3. Palpasi nadi perifer
Rasional:
untuk mengetahui fungsi pompa jantung
yang sangat dipengaruhi oleh CO2 dan
pengisian jantung
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 163
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
KOLABORASI
1. Kolaborasikan dengan dokter untuk terapi,
pemberian oksigen, obat jantung, obat
dieuretic dan cairan
Rasional:
membantu dalam proses kimia dalam tubuh
2 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan MANDIRI
berhubungan dengan edema keperawatan selama 3x24 jam 1. Berikan pasien posisi semi fowler dan batasi
paru di harapkan pasien dapat jumlah pengunjung
mempertahankan tingkat Rasional:
oksigen yang adekuat memperbaiki insufisiensi kontraksi jantung
dan menurunkan kebutuhan oksigen
Kriteria hasil :
Klien tidak mengalami 2. Berikan klien bedrest total dan batasi aktivitas
sesak selama sesak nafas
Tanda-tanda vital Rasional:
dalam batas normal memfasilitasi ekspansi paru dan mengurangi
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 164
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Tidak ada tanda konsumsi oksigen miokard
sianosis
3. Auskultasi suara nafas dan catat adanya rales
(crackles) atau ronkhi, weezing
Rasional:
menyatakan adanya kongesti
paru/pengumpulan secret menunjukkan
kebutuhan untuk intervensi lanjut
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 165
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
3 Gangguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan MANDIRI
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Pantau tekanan darah, catat adanya hipertensi
panurunan O2 di harapkan oksigen klien sistolik secara terus menerus dan tekanan nadi
terpenuhi kembali yang semakin berat.
Kriteria hasil : 2. Pantau frekuensi jantung, catat adanya
Daerah prifer hangat bradikardi, takikardi atau bentuk disaritmia
Tidak terjadi sianosis lainnya
Gambaran EKG tidak 3. Pantau pernafasan meliputi pola dan iramanya
menunjukkan perluasan 4. Catat status neurologis dengan teratur dan
infark bandingkan dengan keadaan normalnya
RR 16-20x/menit
Tidak ada clubbing
finger
CRT<3 detik
Nadi 60-100x/menit
TD : 120/80 mmHg
STROKE HEMORAGIC
Nama Mahasiswa :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 166
Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
No Kompetensi Elemen kompetensi Klinik Akademik
1 Mampu PENGKAJIAN :
memberikan
asuhan 1. Identitas nama, umur, (kebanyakan terjadi pada
keperawatan usia lanjut), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pada klien pekerjaan agama, suku bangsa, tanggal dan
dengan MRS, nomer register dan diagnose medis.
STROKE 2. Keluhan utama:
HEMORAGIC - Hemiparesis (kelemahan)
- Hemiplegia (paralisis)
- Penurunan kemampuan
berkomunikasi (aasia)
- Kesulitan bicara
- Perubahan penglihatan
- Kehilangan penglihatan pada setiap
bagian yang sama dari lapang
pandang dari setiap mata
- Gangguan penglihatan jarak jauh
- Penurunan sensorik
- Inkontinensia
3. Riwayat penyakit sebelumnya
- Obesitas
- Hipertensi
- Kolesteroltinggi
- Merokok
- DM
4. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan ekstremitas atas
- Lakukan inspeksi untuk mencari
pengecilan otot yang jelas, tremor,
fasikulasi, deformitas, dan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 167
Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
No Kompetensi Elemen kompetensi Klinik Akademik
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 168
Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
No Kompetensi Elemen kompetensi Klinik Akademik
5. Pemeriksaan LAB
DPL, kimia serum, pemeriksaan koagulasi,
pemeriksaan fibrinogen, AGD jika hipoksia.
6. Pemeriksaan diagnostic
- Ct scan : memperlihatkan adanya
edema, hematoma, iskemia dan
adanya infark
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 169
Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
No Kompetensi Elemen kompetensi Klinik Akademik
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan inefektif berhubungan dengan thrombus, embolus dan perdarahan
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan kordinasi, spastisitas (kekakuan
abnormal), cidera otak
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral
4. Perbahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma neurologis/deficit
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 170
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
“STROKE HEMORAGIC”
2 Kerusakan mobilitas fisik Tujuan : 1. Ubah posisi klie setiap 2jam (mika miki)
berhubungan dengan setelah dilakukan tidaka keperawata
hemiparesis, kehilangan 3x24 jam diharapka mobilitas pasien R/ Menurunka resiko terjadinya trauma/iskemik
keseimbangan dan kordinasi, kembali normal jaringann.
spastisitas (kekakuan Kriteria hasil : 2. Lath klien melakuka latihan rentang gerak aktif
abnormal), cidera otak Mobilitas klie kembali normal da pasif seperti meremas bola karet,
meregangkan jari-jari dan kaki/telapak
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 171
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN
sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.
3. Observasi area yang tertekan (warna,edema,
tada lain dari gangguan sirkulasi)
3 Gangguan komunikasi Tujuan : 1. Kaji tipe/ derajat disfungsi. Seperti pasien tidak
verbal berhubungan dengan setelah dilakuka tidakan keperawatan tampak memahami kata atau megalami kesulita
kerusakan sirkulasi serebral 3x 24 jam diharapkan komunikasi berbicara atau membuat pegertia sendiri.
verbal klien dapat sedikit megalami
peigkatan R/ membantu mennentukan daerah da derajat
kerusakan serebral yang terjadi dan kesulitann
klien dalam berkomunikasi.
2. Minta klien untuk megikuti perintah sederhana
(Seperti “buka mata” “tunjuk ke pitu itu” ulagi
degan kata/kalimat yang sederhana.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 172
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN
untuk membaca kalimat pedek
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 173
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 174
No Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preseptor Preseptor
Kompetensi Elemen Kompetensi
Klinik Akademik
5. Pemeriksaan fisik :
TTV
B1 (breathing) : inspeksi klien batuk,
peningkatan produksi sputum, sesak nafas,
penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan
frekuensi pernafasan. Auskultasi bunyi nafas
tambahan, seperti ronchi
B2 (Blood)
Terdapat renjatan (syok hipovolemik) yang
sering terjadi pada klien stroke. Tekanan darah
biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi
hipertensi masif (tekanan darah >200 mmHg).
B3 (Brain)
Tingkat kesadaran (GCS)
Stroke menyebabkan berbagai defisit
neurologis, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran
area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran
darah kolateral (sekunder atau aksesori). Lesi
otak yang rusak tidak dapat membaik
sepenuhnya.
Pemeriksaaan saraf cranial
- Saraf I: Biasanya pada klien stroke tidak
ada kelainan pada fungsi penciuman.
- Saraf II. Disfungsi persepsi visual karena
gangguan jaras sensori primer di antara mata dan
korteks visual. Gangguan hubungan visual-
spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih
objek dalam area spasial) sering terlihat pada
klien dengan hemiplegia kiri. Klien mungkin
tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 175
No Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preseptor Preseptor
Kompetensi Elemen Kompetensi
Klinik Akademik
karena ketidakmampuan untuk mencocokkan
pakaian ke bagian tubuh.
- Saraf III, IV, dan VI. Jika akibat stroke
mengakibatkan paralisis, pada satu sisi otot-otot
okularis didapatkan penurunan kemampuan
gerakan konjugat unilateral di sisi yang sakit.
- Saraf V. Pada beberapa keadaan stroke
menyebabkan paralisis saraf trigenimus,
penurunan kemampuan koordinasi gerakan
mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi
ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot
pterigoideus internus dan eksternus.
- Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas
normal, wajah asimetris, dan otot wajah tertarik
ke bagian sisi yang sehat.
- Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli
konduktif dan tuli persepsi
- Saraf IX dan X. Kemampuan menelan
kurang baik dan kesulitan membuka mulut.
- Saraf XI. Tidak ada atrofi otot
sternokleidomastoideus dan trapezius.
- Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi
pada satu sisi dan fasikulasi, serta indra
pengecapan normal.
B4 (Bladder)
Mengalami inkontinensia urine sementara karena
konfusi, ketidakmampuan mengomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk
mengendalikan kandung kemih karena
kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang
kontrol sfingter urine eksternal hilang atau
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 176
No Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preseptor Preseptor
Kompetensi Elemen Kompetensi
Klinik Akademik
berkurang. Selama periode ini, dilakukan
kateterisasi intermiten dengan teknik steril.
Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan
kerusakan neurologis luas.
B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan,
nafsu makan menurun, mual muntah pada fase
akut. Mual sampai muntah disebabkan oleh
peningkatan produksi asam lambung sehingga
menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. Pola
defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat
penurunan peristaltik usus. Adanya inkontinensia
alvi yang berlanjut menunjukkan kerusakan
neurologis luas.
B6 (Bone)
Stroke merupakan penyakit UMN dan
mengakibatkan kehilangan kontrol volunter
terhadap gerakan motorik. Oleh karena
neuron motor atas menyilang, gangguan
kontrol motor volunter pada salah satu sisi
tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada
neuron motor atas pada sisi yang berlawanan
dari otak. Disfungsi motorik paling umum
adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu
sisi) karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan
salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain.
Pada kulit, jika klien kekurangan 02 kulit
akan tampak pucat dan jika kekurangan
cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain
itu, perlu juga dikaji tanda-tanda dekubitus
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 177
No Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Mahasiswa Preseptor Preseptor
Kompetensi Elemen Kompetensi
Klinik Akademik
terutama pada daerah yang menonjol karena
klien stroke mengalami masalah mobilitas
fisik. Adanya kesulitan untuk beraktivitas
karena kelemahan, kehilangan sensori atau
paralise/ hemiplegi, serta mudah lelah
menyebabkan masalah pada pola aktivitas
dan istirahat.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 178
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 179
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN
R/ Rangsangan aktivitas yang meningkat dapat
meningkatkan kenaikan TIK. Istirahat total dan
ketenangan mungkin diperlukan untuk
pencegahan terhadap perdarahan dalam kasus
stroke hemoragik / perdarahan lainnya
2 Gangguan mobilitas fisik Tujuan : 1. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang
berhubungan dengan Klien mampu melaksanakan aktivitas sebab-sebab gangguan perfusi jaringan otak dan
hemiparese/hemiplegia fisik sesuai dengan kemampuannya akibatnya
R/ Keluarga lebih berpartisipasi dalam proses
Kriteria hasil : penyembuhan
Tidak terjadi kontraktur sendi,
bertambahnya kekuatan otot, klien 2. Anjurkan kepada klien untuk bed rest total
menunjukkan tindakan untuk R/ Untuk mencegah perdarahan ulang
meningkatkan mobilitas
3. Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelainan
tekanan intrakranial tiap dua jam
R/ Mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada
klien secara dini dan untuk penetapan tindakan
yang tepat
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 180
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN
R/ Batuk dan mengejan dapat meningkatkan
tekanan intra kranial dan potensial terjadi
perdarahan ulang
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 181
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI PARAF
KEPERAWATAN
5. Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi
R/ Memberi semangat pada klien agar lebih sering
melakukan komunikasi
6. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk latihan
bicara
R/ Melatih klien belajar bicara secara mandiri
dengan baik dan benar
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 182
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB
MENINGITIS
Nama Mahasiswa :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 183
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Etiologi:
Bakteri: Neisseria meningiditis, Haemophilus
influenzae, Streptococcus pneumoniae, Mycobacterium
tuberculosis
Virus: Rabies, poliomelitis
Jamur: Cryptococcus neoformans pada HIV
Metazoa : penyakit hidatidosa, sistiserkosis
2. Pemeriksaan fisik
Breathing:
Terdapat batuk?
Frekuensi pernafasan?
Penggunaan otot bantu nafas?
Auskultasi bunyi pernafasan
(ronchi?wheezing?vesikuler?)
Blood:
Menunjukkan tanda infeksi seperti demam, takikardia,
syok, leukositosis, peningkatan TIK, papil edema,
fontanel(ubun-ubun pada bayi)
Brain:
Memeriksa tingkat kesadaran:
Kualitatif:
Composmentis: sadar penuh
Apatis : sadar, perhatian kurang
Delirium : disorientasi tempat,waktu dan orang, gaduh,
gelisah
Somnolen : mengantuk, respon pelan dan lambat
Sopor atau stuppor: kantuk yang dalam, berespon
dengan rangsang nyeri, kesadaran segera turun kembali
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 184
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Soporocoma : gerakan spontan minimal, umumnya tidak
berespon , berespon jika menerima rangsangan yang
terus menerus, klien membuka mata dan berbicara tanpa
arti
Kuantitatif:
Penilaian GCS <15
Sistem motorik
Inspeksi dan palpasi otot
Cari adakah asimetri, inspeksi baik bagian proksimal
maupun distal, Perhatikan deformitas,clawing atau pes
cavus, periksa wasting atau hipertrofi, fasikulasi dan
gerakan involunter.
Penilaian tonus otot
Adakah hipotonus, hipertonus(rigiditas atau kaku kuduk
khas pada meningitis)
Kaji kekuatan otot <5
Kaji refleks tendon siku, hammer, pergelangan kaki,
adakah refleks babinski?
Koordinasi otot (adakah ataksia atau berkurangnya
koordinasi otot)
Kulit
Terdapat eritema berupa ptekie atau purpura tanda khas
pada meningitis meningokokal.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 185
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
keduanya positif sangat spesifik pada meningitis
bakterial
Kernig sign : baringkan klien tanpa bantal , fleksikan
salah satu tungkai bawah klien pada pinggul dan lutut,
gunakan tangan kanan untuk mengekstensikan. Kernig
positif jika ekstensi tidak dapat dilakukan akibat spasme
betis.
Brudzinski sign: fleksikan leher klien perlahan sampai
dagunya menyentuh dada,lalu minta klien menahan 10
detik
3. Pemeriksaan penunjang :
Fungsi Lumbal, pada bakterial akut yang belum diterapi
akan muncul: cairan serebrospinal keruh, peningkatan
TIK, leukositosis polimorfik, peningkatan konsentrasi
protein dan glukosa
CT-Scan dan MRI.
Hitung darah lengkap (neutrofilia)
Pemeriksaan koagulasi (koagulasi intravaskular
diseminata)
Elektrolit (hiponatremia)
Kultur darah (dapat positif walapun cairan serebrospinal
steril)
Radiologi dada dan kranium untuk mengetahui sumber
infeksi primer.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 186
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
“MENINGITIS”
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
1. Risiko Penyebaran infeksi Dalam waktu 5x24 jam Mandiri
berhubungan dengan diseminata diharapkan risiko 1. Berikan tindakan isolasi sebagai
hematogen dari patogen,statis cairan penyebaran infeksi tindakan pencegahan.
tubuh,penekanan respons dapat diatasi Rasional:
inflamasi(akibat obat), pemajanan pada fase awal meningitis ,isolasi
orang lain terhadap patogen. diperlukan sampai organismenya
diketahui/dosis antibiotik yang cocok
telah diberikan untuk mencegah
penyebaran pada orang lain.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 187
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
Rasional:
infeksi sekunder seperti
miokarditis/perikarditis dapat
berkembang dan memerlukan intervensi
lebih lanjut.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 188
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
Rasional:
orang-orang dengan kontak pernafasan
memerlukan terapi antibiotik profilaksis
untuk mencegah penyebaran infeksi.
Kolaborasi
1. Berikan terapi antibiotik IV sesuai
indikasi: penisilin G, ampisilin,
kloramfenikol, gentamisin, amfoterisin
B.
Rasional:
obat yang dipilih tergantung pada type
infeksi dan sensitivitas individu.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 189
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
perubahan tingkat kesadaran dan
peningkatan TIK sangat berguna dalam
menentukan lokasi,
penyebaran,perkembangan dan
kerusakan serebral.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 190
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
Rasional:
Tipe dari pola nafas merupakan tanda
berat pada peningkatan TIK.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 191
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
11. Berikan waktu istirahat antara aktivitas
perawatan dan batasi lamanya tindakan
tersebut.
Rasional:
mencegah kelelahan berlebihan
Kolaborasi
1. Tinggikan kepala tempat tidur sekitar
15-45 derajat sesuai toleransi/indikasi.
Rasional:
peningkatan aliran vena dari kepala akan
menurunkan TIK
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 192
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
memperburuk/meningkatkan iskemia
serebral.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 193
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI PARAF
Kolaborasi
1. Berikan obat sesuai indikasi seperti
fenitoin, diazepam, fenobarital
Rasional:
merupakan indikasi penanganan dan
pencegahan kejang.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 194
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB
ENSEFALITIS
Nama Mahasiswa :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 195
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Etiologi:
Bakteri(dari komplikasi penyakit
lain:meningitis)
Virus: Herpes simpleks, Adenovirus, campak,
HIV
Jamur: Cryptococcus neoformans
Protozoa: Plasmodium falciparum,
Toksoplasmosis, Tripanosomiasis
2. Pemeriksaan fisik
Breathing:
Terdapat batuk?
Frekuensi pernafasan?
Penggunaan otot bantu nafas?
Auskultasi bunyi pernafasan
(ronchi?wheezing?vesikuler?)
Blood:
Menunjukkan apakah ada tanda infeksi seperti
demam, takikardia, syok, limfositosis,
peningkatan TIK, papil edema.
Brain:
Memeriksa tingkat kesadaran:
Kualitatif:
Composmentis: sadar penuh
Apatis : sadar, perhatian kurang
Delirium : disorientasi tempat,waktu dan orang,
gaduh, gelisah
Somnolen : mengantuk, respon pelan dan lambat
Sopor atau stuppor: kantuk yang dalam,
berespon dengan rangsang nyeri, kesadaran
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 196
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
segera turun kembali
Soporocoma : gerakan spontan minimal,
umumnya tidak berespon , berespon jika
menerima rangsangan yang terus menerus, klien
membuka mata dan berbicara tanpa arti
Kuantitatif:
Penilaian GCS <15
Sistem motorik
Inspeksi dan palpasi otot
Cari adakah asimetri, inspeksi baik bagian
proksimal maupun distal, Perhatikan
deformitas,clawing atau pes cavus, periksa
wasting atau hipertrofi, fasikulasi dan gerakan
involunter.
Penilaian tonus otot
Adakah hipotonus, hipertonus(rigiditas atau
kaku kuduk khas pada meningitis)
Kaji kekuatan otot <5
Kaji refleks tendon siku, hammer, pergelangan
kaki, adakah refleks babinski?
Koordinasi otot (adakah ataksia atau
berkurangnya koordinasi otot)
Kulit
Apakah ada nyeri tekan, Terdapat eritema
berupa ptekie atau purpura.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 197
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapaian Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Demam akut
Kejang (menunjukkan sudah ada infeksi di
korteks serebri)
Delirium ,bingung, hingga stupor dan koma
Hemiparesis dengan asimetris dengan ditandai
refleks babinski, gerakan involunter, aphasia
Ataksia ,nystagmus dan kelemahan otot wajah
3. Pemeriksaan penunjang :
CT-Scan dan MRI menunjukkan edema otak.
Terjadi peningkatan Tekanan cairan
serebrospinal disertai limfositosis jadi periksa
darah lengkap
Periksa EEG menunjukkan kelainan dengan
bukti disfungs otak difus
Titer antibodi virus hanya membantu secara
retrospektif
Protein(peningkatan protein)
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 198
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
“ENSEFALITIS”
Kolaborasi
1. Berikan terapi analgetik seperti
asetaminofen,kodein
Rasional:
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 199
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI Paraf
diperlukan untuk menghilangkan nyeri berat.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 200
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI Paraf
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 201
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI Paraf
tidak kerusakan otak itu akan menjadi permanen
Rasional:
meningkatkan pemahaman terhadap kondisinya
3 Kurang pengetahuan mengenai Dalam waktu 2x24 jam Mandiri
penyebab infeksi dan kebutuhan diharapkan kurang 1. Berikan informasi dalam bentuk-bentuk yang
pengobatan berhubungan dengan pengetahuan dapat singkat dan sederhana
kurang pemajanan, kesalahan teratasi Rasional:
interpretasi informasi menurunnya rentang perhatian pasien dapat
menurunkan kemampuan untuk
menerima/memproses dan menyimpan informasi
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 202
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI Paraf
diharapkan pasien dan keluarga
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 203
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI Paraf
di masyarakat
Rasional:
adanya penurunan fungsi neurologis yang
menetap memerlukan adaptasi bagi klien dan
keluarga
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 204
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB
CEDERA KEPALA
Nama Mahasiswa :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 205
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
pernafasan
- Adanya penurunan atau perubahan
pada kesadaran
- Perlu ditanyakan pada klien atau
keluarga yang mengantar klien (bila
klie tidak sadar) tentang penggunaan
obat-obatan adiktif dan penggunaan
alkohol
2. Pemeriksaan fisik
Pada keadaan cedera umumnya
mengalami penurunan kesadaran
(cedera kepala ringan, GCS: 13-15,
cedera kepala sedang sedang GCS: 9-
12, cedera kepala berat, bila GCS
kurang dari 8) dan terjadi perubahan
TTV
B1 (Breathing)
Perubahan pada sistem pernapasan
bergantung pada gradiasi dari
perubahan jaringan serebral akibat
trauma kepala. pada beberapa keadaan
hasil dari pemeriksaan fisik akan
menghasilkan data
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 206
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
penuh/tidak penuh dan
kesimetrisannya. pada observasi
pada ekspansi dada juga perlu
dinilai: retraksi dari otot-otot
intercostal, substernal, pernapasan
abdomen, dan respirasi paradox
(retraksi abdomen saat inspirasi).
Pola napas paradoksal dapat
terjadi jika otot-otot tidak mampu
menggerakan dinding dada.
pada palpasi, fremitus menurun
dibandingkan dengan sisi yang
lain akan didapatkan jika
melibatkan trauma pada rongga
thorax
pada perkusi, adanya suara redup
sampai pekak
pada auskultasi adanya bunyi
nafas tambahan, stridor, ronkhi
pada klien dan meningkatkan
produksi secret, dan kemampuan
batuk yang menurun yang sering
didapatkan pada klien cedera
kepala dengan disertai penurunan
kesadaran
pada klien cedera kepala berat
dan sudah terjadi disfungsi pusat
pernapasan, klien biasanya
terpasang ETT dengan ventilator
dan biasanya klie dirawat diruang
diruangan intensif sampai kondisi
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 207
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
klien menjadi stabil.
B2 (Blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler
didapatkan gejala (syok hipovolemik)
yang terjadi pada klien cedera kepala
sedang dan berat. hasil pemeriksaan
kardiovaskuler klien cedera kepala
pada beberapa dapat ditemukan
tekanan darah normal atau berubah,
nadi bradikardi, takikardia, dan
aritmia. frekuensi nadi cepat dan
lemah berhubungan dengan
homeostatis tubuh dalam upaya
menyeimbangkan kebutuhan oksigen
perifer, nadi bradikardia merupakan
tanda dari perubahann perfusi jaringan
otak. kulit kelihatan pucat menunjukan
adanya penurunan kadar hemoglobin
dalam darah. hipotensi menandakan
adanya perbuahan perfusi jaringan
otak. kulit kelihatan pucat menunjukan
adanya penurunan kadar hemoglobin
dalam darah. hipotensi menandakan
adanya perubahan perfusi jaringan dan
tanda-tanda awal dari syok. pada
beberapa keadaan lain akibat dari
trauma kepala akan merangsang
pelepasan antidiuretic hormone yang
berdampak paa kompensasi tubuh
untuk melakukan retensi atau
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 208
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
pengeluaran garam dan air oleh
tubulus. mekanisme ini akan
meningkatkan konsentrasi elektrolit
sehingga memberikan resiko
terjadinya gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit pada sistem
kardiovaskuler.
B3 (Brain)
Cedera kepala menyebabkan berbagai
deficit neurologis terutama akibat
pengaruh peningkatan tekanan
intracranial yang disebabkan adanya
perdarahan baik bersifat hematom
intraserebral, subdural, dan epidural.
pengkajian B3 (Brain) merupakan
pemeriksaan focus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem
lainnya.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 209
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
Fungsi intlektual. pada
beberapa keadaan klien cedera
kepala didapatkan cedera
penurunan dalam memori baik
jangka pendek maupun jangka
panjang
lobus frontal. kerusakan fungsi
kognitif dan efek psikologis
didapatkan jika trauma kepala
mengakibatkan adanya
kerusakan pada lobus frontal
kapasitas, memori, atau
kerusakan fungsi intelektual
kortikal yang lebih tinggi.
disfungsi ini dapat ditunjukan
dalam kesulitan dalam
pemahaman, lupa dan kurang
motivasi yang menyebabkan
klien ini mengalami frustasi
dalam melakukan rehabilitasi.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 210
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
pada klien cedera kepala akan
menurunkan lapang pandang
dan mengganggu fungsi saraf
optikus. perdarahan diruang
intracranial, terutama
hemoragia subaraknoidal,
dapat disertai dengan
perdarahan di retina. Anomali
pembulu darah didalam otak
dapat bermanifestasi juga di
fundus. akan tetapi dari segala
macam kelainan di dalam
ruang intracranial, tekanan
intracranial, tekanan
intracranial dapat dicerminkan
pada fundus.
Saraf III,IV,VI. Gangguan
mengangkat kelopak mata
terutama pada klien dengan
trauma kepala yang merusak
rongga orbita
Saraf V. Pada beberapa
keadaan cedera kepala
menyebabkan paralisis saraf
trigeminus, didapatkan
penurunan kemampuan
koordinasi gerakan menguyah
VII. presepsi pengecapan
mengalami perubahan
VIII. perubahan fungsi
pendengaran pada klien cedera
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 211
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
kepala ringan
Saraf IX dan X kemampuan
menelan kurang baik dan
kesulitan membuka mulut
Saraf XI. Bila tidak
melibatkan trauma pada leher,
mobilitas klien cukup baik
serta tidak ada trofi otot
sternokleidomastoideus dan
trepeius.
Saraf XII. Indra pengecapan
mengalami perubahan
Pengkajian sistem motorik. Pada
inspeksi umum, didapatkan
hemiplegia (paralisis pada salah satu
sisi) karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan. hemiparise atau
kelemahan salah satu sisi tubuh,
adalah tanda yang lain.
Tonus Otot. Didapatkan
menurun sampai hilang
kekuatan otot. pada penilaian
dengan menggunakan tingkat
kekuatan otot didapatkan
tingkat 0
keseimbangan dan koordinasi.
didapatkan mengalami
gangguan karena hemiparise
dan hemiplegia
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 212
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
reflex profunda, pengetukan pada
tendon, ligamentum atau periosteum
derajat reflex pada respon normal.
pemerikasaan reflex patologis, pada
fase akut refleks fisiologis akan
muncul kembali didahului dengan
refleks patologis.
B4 (Bladder)
Kaji keadaan urine meliputi warna,
jumlah, dan karakteristik urine dan
peningkataan retensi cairan dapat
terjadi akibat menurunnya perfusi
pada ginjal. setelah cedera kepala,
klien mungkin mengalami
inkontenensia urine karena konfusi,
ketidakmampuan mengomunikasikan
kebutuhan, dan ketidak mampuan
untuk menggunakan sistem
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 213
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
perkemihan karena mengalami
kerusakan pada control motoric dan
postural.
B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan
menelan, nafsu makan menurun, mual,
dan muntah pada fase akut. Mual
sampai muntah dihubungkan dengan
peningkatan produksi asam lambung
sehingga menimbulkan masalah
pemenuhan nutrisi. pola defekasi
biasanya terjadi konstipasi akibat
penurunan peristaltic usus.
B6 (Bone)
Disfungsi motoric paling umum
adalah kelemahan pada seluruh
ektremitas. kaji warna kulit, suhu,
kelembaban, dan turgor kulit adanya
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 214
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
perubahan warna kulit, warna
kebiruan menunjukan adanya sianosis
(ujung kuku, ekstremitas, telinga,
hidung, bibir, dan membrane mukosa)
pucat pada wajah dan membawa
mukosa dapat berhubungan dengan
rendahnya hemoglobin atau syok.
pucat dan sianosis pada klien
menggunakan ventilator dapat terjadi
akibat adanya hipoksemia. warna
kemerahan pada kulit dapat
menunjukan adanya demam an
infeksi.
3. Pemerikasaan Penunjang
- CT-scan (dengan tanpa kontras)
- MRI
- Angiografi serebral
- EEG berkala
- Foto rontgen, mendeteksi perubahan
aktifitas metabolisme otak
- Pemeriksaan CFS, lumbal fungsi:
dapat dilakukan jika diduga terjadi
perubahan aktivitas metabolism otak
- kadar elektrolit, untuk mengoreksi
keseimbangan elektrolit sebagai
peningkatan tekanan intracranial
- skrining toksikologi, untuk mendeteksi
pengaruh obat sehingga
menyebabkan penurunan kesadaran.
- analisis Gas Darah (AGD) adalah salah
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 215
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
pencapain Mahasiswa Preceptor Preceptor
Lahan Institusi
satu tes diagnostik untuk
menentukan status respirasi. status
respirasi yang dapat digambarkan
melalui pemeriksaan AGD ini
adalah status oksigenisasi dan status
asam basa.
“CEDERA KEPALA”
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
1. Resiko Tinggi peningkatan Setelah dilakukan tindakan Mandiri
TIK berhubungan dengan keperawatan dalam waktu 2x24 - Kaji factor penyebab dari situasi individu
desak ruang sekunder dari jam diharapkan tidak terjadi TIK penyebab koma penurunan perfusi jaringan dan
kompresi korteks serebri dari pada klien kemungkinan penyebab TIK
adanya perdarahan, baik Rasional:
bersifat intraserebral Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi,
hematom, subdural hematom mengkaji status neurologi tanda-tanda kegagalan
maupun epidural untuk menentukan perawatan kegawatan atau
tindakan pembedahan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 216
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
penurun difusi local vaskularisasi serebral
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 217
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Rasional:
Perubahan kesadaran menunjukan peningkatan
TIK dan berguna menentukan lokasi dan
perkembangan penyakit
Kolaborasi
- Pemberian 02 sesuaiindikasi
- Kolaborasi untuk tindakan operatif evakuasi darah
dari dalam intracranial
- Berikan cairan intravena sesuai dengan yang di
indikasikan
- Berikan obat dieuretik osmotic contohnya:
manitol, furoscide
- Berikan analgesic narkotik, contohnyakodein
- Monitor hasil laboratorium sesuai dengan indikasi
seperti prothrombin
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 218
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Kolaborasi
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Antifibrolitik, seperti asam amino kaproid
- Antihipertensi
- Vasodilatasi perifer, seperti siklandelat
3. Ketidak Efektifan pola Setelah dilakukan tindakan Mandiri
pernafasan yang keperawatan dalam waktu 3x24 - Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan
berhubungan dengan jam diharapkan peningkatan peninggian kepala, tempat tidur, dorong klien
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 219
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
depresi pusat pernapasan, pola napas kembali efektif untuk duduk sebanyak mungkin
kelemahan otot-otot Rasional:
pernapasan, ekspansi paru Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan
yang tidak maksimal ekpansi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak
karena trauma dan sakit
perubahan perbandingan
O2 dengan CO2, kegagalan - Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi
ventilator pernapasan, dispenea atau perubahan tanda-tanda
vital
Rasional:
Distress pernapasan dan perubahan pada tanda
vital dapat terjadi akibat stress fisiologi dan nyeri
atau dapat menunjukan terjadinya syok
sehubungan dengan hipoksia
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 220
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
dalam, napas pelan, napas perut, pengaturan
posisi, dan tekhnik relaksasi dapat membantu
memaksimalkan fungsi dari system resopirotorial
FRAKTUR
Nama :
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
1 Mampu Memberikan Pengkajian:
Asuhan Keperawatan 1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
pada Klien dengan penggunaan obat steroid olah raga atau tidak.
gangguan isik : fraktur. 2. Pola nutrisi dan metabolism. mengkonsumsi
nutrisi melebihi kebutuhan sehari harinya,
seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin C,
dan lainnya
3. Pola eliminasi. Urine ( frekwensi, kepekatan,
warna, bau, dan jumlahnya). Feses ( frekuensi,
konsistensi, warna dan bau) adanya kesulitan
atau tidak.
4. Pola tidur dan istirahat. lamanya tidur, suasana
lingkungan, kebiasaan tidur, kesulitan tidur,
dan penggunaan obat tidur.
5. Pola aktifitas. (pekerjaan klien,)
6. Pola hubungan dan peran. (kehilangan peran
dalam keluarga dan masyarakat).
7. Pola persepsi dan konsep diri (ketakutan akan
kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan
untuk melakukan aktifitas,dan gangguan citra
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 221
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
diri.)
8. Pola sensori dan kognitif (rasa nyeri akibat
fraktur)
9. Pola reproduksi seksual (keterbatasan gerak,
serta merasa nyeri. Selain itu juga, perlu dikaji
status perkawinannya termasuk jumlah anak
dan lama perkawinan.)
10. Pola penanggulangan stress. Mekanisme
koping yang ditempuh klien dapat tidak efektif.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 222
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
Posisi dan bentuk ekstremitas(deformitas)
Posisi jalan (gait,waktu masuk ke kamar
periksa)
b. Feel (palpasi).
Perubahan suhu disekitar trauma (hangat)
dan kelembaban kulit.
Apabila ada pembengkakan, apakah
terdapat fluktuasi atau edema terutama di
sekitar persendian.
Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, letak
kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau
distal)
Tonus otot pada waktu relaksasi atau
kontraksi, benjolan yang terdapat di
permukaan atau melekat pada tulang.
c. Move (pergerakan terutama rentang gerak).
aktif dan pasif.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan radiologi.
memerlukan dua proyeksi yaitu AP dan lateral.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Kalsium dan Fosfor
Alkali fosfatase
Enzim otot seperti kreatinin kinase , laktat
dehidrogenase (LDH-5), aspartat amini
transferase (AST), dan aldolase
3. Pemeriksaan lain-lain.
Biopsi tulang dan otot. bila terjadi infeksi
Elektromiografi. Terdapat kerusakan
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 223
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
konduksi saraf akibat fraktur.
Artroskopi. Didapatkan jaringan ikat yang
rusakatau sobek
Indium Imaging : pada pemeriksaan ini
didapatkan infeksi pada tulang.
MRI : menggambarkan semua kerusakan
akibat fraktur.
Diagnosa Keperawatan :
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim
dijumpai pada klien fraktur adalah sebagai berikut:
1. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen
tulang, edema, cedera jaringan lunak,
pemasangan traksi, stress/ansietas.
2. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d
penurunan aliran darah (cedera vaskuler,
edema, pembentukan trombus)
3. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka
neuromuskuler,nyeri, terapi restriktif
(imobilisasi)
Rencana Tindakan Keperawatan :Terlampir
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :
1. Peredaan nyeri
2. Peningkatan mobilitas
3. Mengurangi kecemasan
4. Memelihara integritas kulit
5. Menghindari trauma / mempertahankan
stabilisasi dan posisi fraktur
6. Menghindari Infeksi
Evaluasi Keperawatan :
1. Nyeri berkurang atau hilang
2. Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler perifer
3. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 224
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
FRAKTUR
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 225
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
5. Pantau kualitas nadi perifer, aliran kapiler, warna menyebabkan penurunan perfusi.
kulit dan kehangatan kulit distal cedera, bandingkan 4. Mungkin diberikan sebagai upaya
dengan sisi yang normal. profilaktik untuk menurunkan trombus
vena.
5. Mengevaluasi perkembangan masalah
klien dan perlunya intervensi sesuai
keadaan klien.
3 Klien dapat meningkatkan / 1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik 1. Memfokuskan perhatian, meningkatakan
mempertahankan mobilitas (radio, koran, kunjungan teman/keluarga) sesuai rasa kontrol diri/harga diri, membantu
pada tingkat paling tinggi keadaan klien. menurunkan isolasi sosial.
yang mungkin dapat 2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada 2. Meningkatkan sirkulasi darah
ekstremitas yang sakit maupun yang sehat sesuai muskuloskeletal, mempertahankan tonus
keadaan klien. otot, mempertahakan gerak sendi,
3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan mencegah kontraktur/atrofi dan mencegah
trokanter/tangan sesuai indikasi. reabsorbsi kalsium karena imobilisasi.
4. Bantu dan dorong perawatan diri
mempertahankan posisi (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien. 3. Mempertahankan posis fungsional
fungsional meningkatkan 5. Ubah posisi secara periodik sesuai keadaan klien. ekstremitas.
kekuatan / fungsi yang sakit 6. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 4. Meningkatkan kemandirian klien dalam
dan mengkompensasi bagian ml/hari. perawatan diri sesuai kondisi keterbatasan
tubuh menunjukkan tekhnik 7. Berikan diet TKTP. klien.
yang memampukan 8. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi. 5. Menurunkan insiden komplikasi kulit dan
melakukan aktivitas 9. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program pernapasan (dekubitus, atelektasis,
imobilisasi. penumonia)
6. Mempertahankan hidrasi adekuat,
mencegah komplikasi urinarius dan
konstipasi.
7. Kalori dan protein yang cukup diperlukan
untuk proses penyembuhan dan
mempertahankan fungsi fisiologis tubuh.
8. Kerjasama dengan fisioterapis perlu untuk
menyusun program aktivitas fisik secara
individual.
9. Menilai perkembangan masalah klien.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 226
FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB
HIV/AIDS
Nama :
NPM :
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
1 Memberikan Pengkajian:
asuhan
keperawatan 1. Wawancara
pada klien a. Riwayat dahulu
dengan - Riwayat transfusi, penggunaan napza suntik (IDU), dan
HIV/AIDS kegiatan medis dengan alat tusuk dan iris tercemar HIV
- Riwayat melakukan hubungan seksual dengan bukan
suami/istri.
b. Riwayat sekarang
- Penurunan BB ≥ 10 %, demam memanjang atau lebih
dari 1 bulan, diare kronis, batuk menetap lebih dari 1
bulan, kelemahan tubuh, berkeringat malam, hilang
nafsu makan, infeksi kulit general.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : bergantung pada luas, lokasi timbulnya
lesi, dan daya tahan tubuh klien
b. TTV : secara umum mengalami peningkatan TTV, pada
kondisi awal atau saat peradangan dapat terjadi peningkatan
suhu tubuh atau demam.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 227
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. DL (anemia dan trombositopenia idiopatik)
b. Serologis (Anti HIV Elisa, Anti HIV western blot, Anti
gen P-24, CD4, CD8).
c. Histologis (urine, darah, feses, cairan spinal, luka,
sputum)
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 228
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sinar X dada (biasanya di sertai TB atau Pneumonia).
b. Pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan kasus yang
ditemukan.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap infeksi (infeksi Oportunistik)
berhubungan dengan pertahanan primer tak efektif dan depresi
sistem imun.
2. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolisme, tuntutan psikologis/emosional berlebihan dan efek
samping obat-obatan.
Evaluasi Keperawatan :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 229
Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Mahasiswa
Lahan Institusi
HIV/AIDS
Diagnosa Tujuan dan paraf
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 230
Diagnosa Tujuan dan paraf
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 231
Diagnosa Tujuan dan paraf
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 232
Diagnosa Tujuan dan paraf
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Kolaborasi :
NPM :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 233
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaia Mahasisw Preceptor Preceptor
n a Lahan Institusi
petekhie).
3. Test diagnostic
1. Rontgen Thorax
2. USG Abdomen (bila perlu)
4. Laboratorium: Hematorik meningkat, trombosit menurun,
hemoglobin dan natrium.
Diagnosa:
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
darah/viremia).
2. Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.
3. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.
4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan
kurangnya volume cairan tubuh akibat perdarahan.
Rencana: (terlampir)
Tindakan:
1. Mengukur TTV
2. Mengambil samapel darah
3. Monitor intake & out put cairan
4. Pendidikan kesehatan / penyuluhan
Evaluasi :
- Suhu dalam batas normal
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Tidak adanya tanda-tanda terjadinya perdarahan
- Tidak adanya tanda-tanda syok hipovolemik
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 234
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 235
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi paraf
Kolabirasi :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 236
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi paraf
Kolaborasi :
10. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat.
Rasional : Membantu proses penyembuhan klien.
b.
5. DX 3 : Resiko tinggi Tujuan : Mandiri :
terjadinya perdarahan Perdarahan tidak terjadi.
berhubungan dengan 1. Monitor tanda-tanda perdarahan dan trombosit yang disertai
trombositopenia Kriteria Hasil : dengan tanda-tanda klinis.
Rasonal: Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-
Tanda-tanda vital normal. tanda adanya perforasi pembuluh darah yang pada tahap
Jumlah trombosit klien tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa
meningkat. perdarahan (petekie, epistaksis, dan melena).
Tidak terjadi epitaksis, melena,
dan hemotemesis 2. Anjurkan klien untuk banyak istirahat.
Rasional : Aktivitas yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan.
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 237
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi paraf
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 238
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi paraf
perdarahan.
Kolaborasi :
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 239
LogBook Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners FIK UMJ Page 240