You are on page 1of 12

HUBUNGAN LAMA PAPARAN POLUTAN UDARA DENGAN KADAR HEMOGLOBIN

PADA KARYAWAN DI SPBU WILAYAH KABUPATEN BLITAR

Sivi Trining Tyas, Tanto Hariyanto, Edy Suyanto


Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No, 77 C Malang
e-mail : cipitospitos1505@gmail.com

Abstract: Benzene is one of the hazardous substances contained in fuel oil and the population at high
risk of exposure is the operator of fuel oil (BBM) filling in the General Fuel Filling Station (SPBU).
From the research report on benzene will have an impact on the center of blood cell production which
will disrupt the hematopoietic process which inhibits the growth and maturation of erythrocyte cells
resulting in a decrease in hemoglobin levels. This study aims to determine the relationship between
the duration of exposure to air pollutants (benzene) and hemoglobin levels in gas station employees
in Blitar District. The research method used is cross sectional. Research subjects were gas station
employees who worked for more than 1 year as fuel filling operators using purposive sampling as
many as 30 respondents. Respondents carried out complete blood sampling to determine the amount
of hemoglobin levels, with an average hemoglobin level (52.6%) 10 male respondents had normal
hemoglobin values and 4 female respondents (36.3%) had normal hemoglobin values.Spearman
statistical test showed no correlation between the duration of benzene exposure with hemoglobin
levels of male respondents (p = 0.194), as well as hemoglobin levels of female respondents (p =
0.937). Suggestions for further research are to examine the level of benzene concentration in the air
to determine the level of air pollution and location in place with more intense exposure.

Keywords: Exposure to Air Pollutants, Benzene, Hemglobin Levels

Abstrak: Benzena merupakan salah satu zat berbahaya yang terdapat pada bahan bakar minyak dan
populasi yang beresiko tinggi terpapar adalah operator pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Dari laporan penelitian paparan benzena akan
berdampak pada pusat produksi sel darah yang akan menganggu proses hematopoietik yang
menghambat pertumbuhan dan pematangan sel eritrosit sehingga terjadi penurunan kadar
hemoglobin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan lama paparan polutan udara (benzena)
dengan kadar hemoglobin pada karyawan SPBU di Wilayah Kabupaten Blitar. Metode penelitian
yang digunakan adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah karyawan SPBU yang bekerja telah
bekerja lebih dari 1 tahun sebagai operator pengisian BBM dengan teknik sampling purposive
sampling sebanyak 30 responden. Responden dilakukan pengambilan darah lengkap untuk
mengetahui jumlah kadar hemoglobin, dengan rata-rata kadar hemoglobin (52.6%) 10 responden
laki-laki memiliki nilai hemoglobin yang normal dan responden berjenis kelamin perempuan (36.3%)
4 orang memiliki nilai hemoglobin normal. Uji statistik spearman menunjukkan tidak ada hubungan
antara lama paparan benzena dengan kadar hemoglobin responden laki-laki (p=0.194), begitu juga
dengan kadar hemoglobin responden perempuan (p=0.937). Saran bagi penelitian selanjutnya
dilakukan pemeriksaan tingkat kosentrasi benzena di udara untuk mengetahui tingkat polusi udara
dan lokasi ditempat dengan paparan yang lebih intens.

Kata Kunci: Paparan Polutan Udara, Benzena, Kadar Hemoglobin

PENDAHULUAN

Polusi udara adalah masuknya zat lain merupakan zat kimia paling berbahaya dari
ke udara, baik disengaja ataupun secara keenam zat yang terdapat dalam bensin.
alamiah sehingga kualitas udara menjadi turun Benzena atau dikenal juga dengan benzol
pada tingkat tertentu yang mengakibatkan adalah cairan berwarna dan memiliki bau yang
adanya gangguan dan atau kerugian pada manis, mudah menguap dan mudah larut
makhluk hidup atau benda lain disekitarnya dalam air serta merupakan zat karsinogen.
(Arifin & Sukoco, 2009). Salah satu sumber Salah satu sumber benzena berasal dari
pencemaran udara yang paling dominan saat penguapan benzena di Stasiun Pengisian
ini berasal dari transportasi. Seiring dengan Bahan Bakar Umum (SPBU) (ATSDR, 2007).
jumlah penduduk yang semakin meningkat, Dari penelitian yang dilakukan oleh Hayat
jumlah kendaraan bermotor pun semakin (2013) menunjukkan bahwa nilai kosenstrasi
bertambah Basri (2010). Asap kendaraan benzena di udara di SPBU adalah sebesar 0,23
bermotor menyumbang hampir 100% timbal ppm atau 0,73 mg/M3. Nilai ambang batas
(Pb) , 13-44% adalah Suspended Particulate benzena yang telah ditetapkan di Indonesia
Matter (SPM), 71%-89% hidrokarbon, 34- adalah sebesar 0,5 ppm, sesuai dengan
73% Nitrogen Oksida (NOx), dan hampir Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011
Jakarta (BPLH DKI Jakarta, 2013 dalam Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas
Ismiyati 2014). Selain menyebabkan polusi Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat
udara, peningkatan jumlah kendaraan Kerja. Benzena yang menguap diudara dan
bermotor juga akan meningkatkan konsumsi kemudian terhirup dapat menyebabkan kanker,
bahan bakar minyak. gangguan pada sistem saraf pusat, hematologi
dan sistem imun (ATSDR, 2006).
Bahan bakar minyak mengandung
benzena, toluene, and xylenes, ethylene, TPH Polusi udara maupun paparan
(Total Petroleum Hydrocarbon), Polycuclic benzena, keduanya berdampak pada perubahan
Aromatic Hydrocarbon (PAHs). Benzena profil darah. Penelitian yang dilakukan oleh
Ramon (2007) didapatkan hubungan yang menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
signifikan antara paparan benzena dengan seperti masker dan sarung tangan. Petugas
profil darah, seperti red blood cel, hemoglobin, pengisian BBM di SPBU wilayah kabupaten
dan mean cospulat hemoglobin. Sejalan Blitar rata-rata memiliki jumlah jam kerja 7
dengan penelitian yang dilakukan (Ray et.al jam dalam sehari, dan jumlah hari libur 1-2
2007 dalam Mistry. A Hardik et.al 2015) hari dalam satu minggu. Pemilihan SPBU di
terjadi penurunan jumlah RBC dan konsentrasi wilayah Kabupaten Blitar bertujuan untuk
Hb bersamaan dengan peningkatan MCV. meminimalisir asap kendaraan bermotor,
Hemoglobin adalah metalloprotein pemindah dikarenakan jumlah kendaraan bermotor di
oksigen yang mengandung besi di dalam sel wilayah Kabupaten Blitar lebih sedikit.
darah merah. Hemoglobin mentranspor
Berdasarkan latar belakang, peneliti
oksigen dari paru-paru ke sel seluruh tubuh.
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Hemoglobin juga mempunyai peran lain dalam
hubungan paparan polutan udara dengan kadar
transpor gas dan efek modulasi yang bervariasi
hemoglobin pada karyawan SPBU di wilayah
(Saryono, 2009). Nilai hemoglobin yang
Kabupaten Blitar. Tujuan umum penelitian ini
normal pada laki-laki adalah 13.5-17.5 g/dL
adalah mengetahui hubungan antara lama
atau 13=16 g/dL dan pada wanita 12-15 g/dL
paparan polutan benzena dengan kadar
(Desmawati, 2013). Seseorang yang
hemoglobin pada karyawan SPBU di wilayah
menghirup benzena dalam waktu lama dapat
Kabupaten Blitar. Sedangkan tujuan khusus
mengalami efek berbahaya pada jaringan yang
penelitian ini adalah mengidentifikasi: lama
membentuk sel darah, terutama sumsum
paparan polutan benzena pada karyawan
tulang. Efek ini bisa mengganggu produksi
SPBU, kadar hemoglobin, karyawan SPBU,
darah normal dan menyebabkan penurunan
dan menganalisis hubungan antara lama
komponen darah penting. Penurunan sel darah
paparan polutan benzena dengan kadar
merah bisa menyebabkan anemia.
hemoglobin pada karyawan SPBU di wilayah
Pengurangan komponen lain dalam darah bisa
Kabupaten Blitar.
menyebabkan pendarahan yang berlebihan
(ASTDR, 2007). METODE PENELITIAN

Pekerja di SPBU yang bertugas Desain penelitian ini adalah analitik


sebagai operator pengisian BBM (filling point) korelasional dengan pendekatan cross-
adalah populasi pekerja yang memiliki resiko sectional. Metode penelitian adalah
tinggi terpajan oleh polutan udara dan benzena wawancara terbimbing pada karyawan SPBU
khususnya pajanan melalui inhalasi. untuk mengidentifikasi lama paparan benzena
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah berdasarkan lama kerja sebagai operator
dilakukan di 3 SPBU wilayah Kabupaten pengisian BBM (Bahan Bakar Minyak) dan
Blitar terdapat 56 karyawan tidak pengambilan sampel darah vena pada
karyawan SPBU. Populasi dalam penelitian ini terlebih dahulu kemudian dilakukan
adalah semua karyawan SPBU yang bekerja pengambilan sampel darah vena.
Data yang telah diperoleh diolah dan
sebagai operator pengisian BBM di dua SPBU
dianalisis normalitas distribusi data
yang terdapat di wilayah Kabupaten Blitar
menggunakan uji Kolmogrof-Smirnov. Setelah
sejumlah 30 karyawan. Proses pemilihan
data dianalisis didapatkan data berdistribusi
sampel pada penelitian ini mengacu pada
tidak normal sehingga skala data dirubah
kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
menjadi skala ordinal dan untuk menganalisis
penelitian ini adalah: bekerja sebagai operator
hubungan antara lama paparan polutan
pengisian BBM minimal 5 bulan, berusia 18-
benzena dengan kadar hemoglobin
55 tahun, dan bersedia menjadi responden
menggunakan uji Spearman, dengan bantuan
sedangkan kriteria eksklusi penelitian adalah
perangkat lunak komputer, dengan tingkat
mempunyai penyakit saluran pernapasan dan
kemaknaan α = 0,05. Hasil sementara
penyakit yang berhubungan dengan system
penelitian mengacu pada hipotesa yang
kardiovaskuler. Teknik sampling yang
diajukan bahwa terdapat hubungan antara lama
digunakan dalam penelitian ini adalah
paparan polutan benzena dengan kadar
purposive sampling. Waktu penelitian 9 Mei
hemoglobin pada karyawan SPBU Kabupaten
2018.
Variabel independen penelitian Blitar. Data yang telah dianalisa,
adalah lama paparan polutan benzena dipresentasikan dan diuraikan dalam bentuk
sedangkan variabel dependen adalah kadar tabel, diagram dan penjelasan baik data primer
hemoglobin dengan judul penelitian Hubungan maupun hasil-hasil perhitungan statistiknya,
Lama Paparan Polutan Benzena dengan Kadar meliputi: sebaran usia, jenis kelamin, IMT
Hemoglobin pada Karyawan SPBU (Stasiun (Indeks Massa Tubuh), lama paparan polutan
Pengisian Bahan Bakar Umum) di Wilayah benzena, jumlah kadar hemoglobin.
Kabupaten Blitar.
Definisi operasional lama paparan HASIL PENELITIAN
polutan benzena adalah lama waktu karyawan
Penelitian ini dilaksanakan di 2 SPBU
terpapar benzena melalui inhalasi di
wilayah Kabupaten Blitar. SPBU yang pertama
lingkungan kerja SPBU. Sedangkan kadar
yaitu SPBU 54-66105 yang berlokasi di Desa
hemoglobin mempunyai definisi operasional
Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten
Kadar hemoglobin berdasarkan pengukuran
Blitar dan SPBU yang kedua yaitu SPBU 54-
menggunakan alat ukur, dengan sampel darah
66102 yang terletak di Jalan Jendral Sudirman,
yang berasal dari darah vena.
Ngambak, Wlingi, Kabupaten Blitar. Kedua
Alat pengumpulan data yang
SPBU tersebut merupakan milik PT. Moderna
digunakan adalah lembar kuisioner yang berisi
Tehnik Perkasa yang belokasi di Jalan Cemara
pertanyaan wawancara dan hasil pemeriksaan
no. 76 Sukorejo Kota Blitar.
darah lengkap. Pengumpulan data dilakukan
oleh peneliti dengan melakukan wawancara
Pengisian BBM dilakukan oleh 2 Tabel 3. Distribusi Frekuensi IMT (Indeks
orang operator dalam satu mesin pompa Masaa Tubuh) Responden di
dengan pembagian tugas, yaitu 1 orang SPBU Wilayah Kabupaten
bertugas melakukan pengisian BBM pada Blitar Tahun 2018
kendaraan dan 1 orang yang lain bertugas
IMT (Indeks
sebagai penerima uang. Kedua orang operator No. P %
Masaa Tubuh)
tersebut bekerja secara bergantian. Selain itu 1. Normal 14 47
tidak ada karyawan SPBU yang memakai APD 2. Berat Badan Lebih 6 20
(Alat Pelindung Diri) seperti masker dan 3. Obesitas 10 33
sarung tangan saat bekerja. Seluruh karyawan Jumlah 30 100

pada kedua SPBU dalam penelitian ini bekerja


selama 8 jam perhari dengan waktu istirahat Tabel 4. Distribusi Frekuensi Lama

selama 30 menit yang penggunaannya Paparan Benzena Responden di

tergantung masing-masing individu. SPBU Wilayah Kabupaten Blitar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Tahun 2018

Responden di SPBU Wilayah No. Lama Paparan P %


1. 1-<2 tahun 4 13
Kabupaten Blitar Tahun 2018
2. 2-<3 tahun 6 20
No. Jenis Kelamin P % 3. 3-<5 tahun 9 30
1. Laki-laki 19 63
4. 5-<7 tahun 2 7
2. Perempuan 11 37
Jumlah 30 100 5. >7 tahun 9 30

Jumlah 30 100
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia Responden
di SPBU Wilayah Kabupaten
Blitar Tahun 2018

No. Umur P %
1. Remaja Akhir 13 44
2. Dewasa Awal 10 33
3. Dewasa Akhir 4 13
4. Lansia Awal 3 10
Jumlah 30 100

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Kadar Hemoglobin Karyawan Laki-laki di SPBU Wilayah
Kabupaten Blitar Tahun 2018

Frekuensi
No Jumlah Kadar Hemoglobin Persentase (%)
(Orang)
1 Sangat rendah (<13 gr/dL) 2 10.5
2 Rendah (13-<13.8 gr/dL) 2 10.5
3 Sedang (13.8-<14.5 gr/dL) 2 10.5
4 Tinggi (14.5-<15.3 gr/dL) 10 52.6
5 Sangat tinggi (>16 gr/dL) 3 15.8
Total 19 100

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jumlah Kadar Hemoglobin Karyawan Perempuan di SPBU


Wilayah Kabupaten Blitar Tahun 2018

Frekuensi
No Jumlah Kadar Hemoglobin Persentase (%)
(Orang)
1 Sangat rendah (<12 gr/dL) 1 9.09
2 Rendah (12-<12.8 gr/dL) 4 36.3
3 Sedang (12.8-<13.6 gr/dL) 2 18.1
4 Tinggi (13.6-<14.3 gr/dL) 4 36.3
5 Sangat tinggi (>15 gr/dL) 0 0
Total 11 100

Tabel 7. Tabulasi Silang Lama Paparan Polutan Benzena dengan Kadar Hemoglobin

Lama
Jenis Paparan P
Rendah Sedang Tinggi Total
Kelamin Polutan Value
Benzena
1 – <2 tahun 0 0 1 1
2 – <3 tahun 0 0 6 6
3 – <5 tahun 2 1 2 5
Laki-laki 0.194
5 – <7 tahun 0 0 0 0
>7 tahun 2 1 4 7
Total 4 2 13 19
1 – <2 tahun 1 1 1 3
2 – <3 tahun 0 0 0 0
3 – <5 tahun 2 1 1 4
Perempuan 0.937
5 – <7 tahun 1 0 1 2
>7 tahun 1 0 1 2
Total 5 2 4 11

Hasil penelitian deskriptif univariat Berdasarkan tabel 1 sampai 6


disajikan dalam bentuk hasil uji distribusi didapatkan bahwa sebagian besar responden
frekuensi data umur, jenis kelamin, IMT (44%) berusia remaja akhir, sebagian besar
(Indeks Massa Tubuh), lama paparan benzena, (63%) berjenis kelamin laki-laki, hampir
jumlah sel limfosit dan jumlah sel monosit setengahnya (47%) memiliki IMT normal,
yang dapat dilihat dari tabel 1 sampai 6. hampir setengah responden (30%) telah
terpapar selama 3-<5 tahun, sebagian besar menit secara bergantian. Selama 8 jam bekerja
(52.6%) responden laki-laki memiliki kadar dalam sehari, operator tidak terpapar secara
hemoglobin pada katagori tinggi, dan hampir terus menerus.Salah satu sumber utama
setengahnya (36.3) responden perempuan benzena adalah Stasiun Pengisian Bahan
memiliki kadar hemoglobin pada katagori Bakar Umum (SPBU) dan populasi yang
rendah. paling beresiko terpapar benzena adalah
Pada penelitian ini dilakukan uji operator pengisian BBM. Biomarker awal
Spearman untuk mengetahui hubungan antara yang terpapar benzena akan menekan sumsum
dua variabel dan diperoleh kesimpulan bahwa tulang dan menyebabkan terganggunya proses
tidak terdapat hubungan signifikan antara lama pembentukan sel-sel darah (proses
paparan polutan benzena dengan kadar hematopoietik), trombosit, limfosit dan
hemoglobin pada karyawan laki-laki dan hematokrit (ATSDR, 2007).
karyawan perempuan dengan masing-masing
Lembaga standarisasi waktu paparan dan
nilai p=0.194 (p>0,05) untuk karyawan laki-
tingkat konsentrasi benzena atau PEL
laki dan nilai p=0.937 (p>0,05) untuk
(Permissible Exposure Limit) yaitu OSHA
karyawan perempuan.
(Occupational Safety and Health
Administration) dan American Conference of
Governmental Industrial Hygienists (ACGIH)
PEMBAHASAN
menetapkan standarisasi lama waktu paparan
1. Lama Paparan Polutan Udara
benzena maksimal adalah 8 jam waktu kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama setiap hari dan maksimal 40 jam dalam satu
paparan polutan udara (khususnya Benzena) minggu. Hal tersebut dilakukan untuk
pada karyawan yang bekerja sebagai operator mengurangi dampak paparan benzena terhadap
pengisian BBM (Bahan Bakar Minyak) di tubuh (ATSDR, 2007).
SPBU melalui lembar kuisioner diperoleh Hasil wawancara didapatkan bahwa
bahwa 30 karyawan telah terpapar lebih dari 1 responden terpapar oleh benzena selama 8 jam
tahun. Sebanyak 9 orang responden (30%) kerja setiap hari. Responden mendapat waktu
telah terpapar selama lebih dari 7 tahun, 9 istirahat selama 30 menit yang penggunaannya
orang responden (30%) telah terpapar selama tergantung dari masing-masing responden.
3-<5 tahun, 6 orang responden (20%) telah Tempat yang biasa digunakan istirahat oleh
terpapar selama 2-<3 tahun dan 4 orang responden yaitu kantor karyawan, kantin, dan
responden (13%) telah terpapar selama 1-<2 musholla. Hasil pengamatan didapatkan bahwa
tahun, dan sisanya 2 orang responden (7%) pengisian BBM dilakukan oleh 2 orang
telah terpapar selama 5-<7 tahun. Lama operator dalam satu mesin pompa dengan
bekerja dalam satu hari adalah selama 8 jam, pembagian tugas, yaitu 1 orang bertugas
sedangkan untuk jam istirahat selama ± 30 melakukan pengisian BBM pada kendaraan
dan 1 orang yang lain bertugas sebagai diantaranya (52.6%) memiliki nilai
penerima uang. Kedua orang operator tersebut hemoglobin yang normal sedangkan 11 orang
bekerja secara bergantian. Kadang sebagai responden berjenis kelamin perempuan 4
operator yang melakukan pengisian BBM pada orang diantaranya (36.3%) memiliki nilai
kendaraan dan kadang sebagai penerima uang. hemoglobin normal. Benzena merupakan
Responden yang bekerja sebagai operator leukomogen kuat yang dapat menyebabkan
pengisisan bahan bakar minyak dalam satu terganggunya proses hematopoesis, dalam
shift kerja mampu melayani pengisian BBM pembentukan sel darah benzena akan
sebanyak kurang lebih 10 pengunjung dalam menyerang enzim topoisomerase II yang
setiap jam, setiap mengisi BBM dibutuhkan terdapat pada sumsum tulang. Enzim ini
waktu sekitar 2 menit yang berarti jika nantinya akan berinteraksi dengan DNA, yang
dijumlahkan dalam 8 jam kerja setiap operator akan menghambat selama proses replikasi dan
dapat mengisi 80 tangki motor dengan durasi transkripsi sehingga akan mengakibatkan
kurang lebih 160 menit setiap shiftnya. kerusakan pada kromosom, yang nantinya
Kemudian, hasil pengamatan langsung yang akan menyebabkan beberapa penyakit darah,
dilakukan peneliti terkait dengan lingkungan seperti leukimia dan anemia. Selain itu,
di area SPBU didapatkan bahwa lingkungan kelainan intravaskular juga dapat
SPBU adalah lingkungan terbuka yang luas. mempersingkat masa hidup sel darah merah
Selain itu, penghijauan di area SPBU pun baik, dengan menyebabkan trauma pada membran
yaitu terdapat banyak pohon yang ditanam sel darah. Kelainan ini nantinya juga dapat
disekitar area SPBU. Hal tersebut menyebabkan penghancuran dini pada eritrosit
menunjukkan bahwa walaupun responden (Roberts, et.al, 2015). Pada penelitian ini,
dalam satu hari terpapar benzena selama 8 peneliti mengkategorikan usia responden
jam, tetapi paparan tersebut tidaklah intens menjadi 4 kategori yaitu, remaja akhir, dewasa
atau kuat. awal, dewasa akhir dan lansia awal. Sebanyak
44% responden berusia remaja akhir, dan 33%
2. Kadar Hemoglobin responden berusia dewasa awal. Menurut
analisis peneliti, pada usia dewasa proses
Pada penelitian ini, kadar hemoglobin dilihat
hematopoietik (pembentukan sel-sel darah)
melalui hasil laboratorium pada pemeriksaan
masih baik sehingga tidak terjadi penurunan
darah lengkap responden. Dari hasil
kadar hemoglobin yang berarti akibat paparan
laboratorium karyawan kedua SPBU tersebut
polutan udara khususnya benzene. Hal ini
didapatkan rata-rata jumlah kadar hemoglobin
sesuai dengan teori (McCance, 2014) yang
dalam rentang normal. Diketahui bahwa 30
mengatakan jumlah sel darah cenderung naik
orang yang menjadi responden terdiri dari laki-
pada usia dewasa dibandingkan dengan saat
laki dan perempuan, sebanyak 19 orang
lahir, dikarenakan tingkat eritrosit mengalami
responden berjenis kelamin laki-laki dan 10
kehancuran lebih besar pada saat bayi daripada
orang dewasa. Pada bayi cukup bulan usia Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan,
eritrosit normal adalah 60 hingga 80 hari, hasil p-value untuk responden laki-laki sebesar
sedangkan pada bayi prematur sesingkat 20 0,194 (α > 0,05) H0 diterima yang artinya tidak
sampai 30 hari dan pada orang dewasa 120 ada hubungan antara lama paparan polutan
hari. Komposisi darah berubah sedikit seiring benzena dengan jumlah kadar hemoglobin
bertambahnya usia. Kekurangan zat besi responden laki-laki. Kemudian untuk p-value
bertanggung jawab untuk penurunan responden perempuan sebesar 0,937 (α > 0,05)
hemoglobin hal ini terjadi pada orang tua yang berarti H0 diterima yang artinya tidak ada
(lansia), dikarenakan membran plasma eritrosit hubungan antara lama paparan polutan
rapuh yang kemungkinan disebabkan oleh benzena dengan jumlah kadar hemoglobin
trauma fisik yang ditimbulkan selama responden perempuan. Hasil penelitian ini
sirkulasi. Hasil penelitian juga menunjukkan berbeda dengan teori dalam jurnal ATSDR
bahwa tidak ada responden yang memiliki (Agency for Toxic Substances and Disease
status nutrisi dibawah normal. Sebanyak 14 Registry). ATSDR (2006) mengatakan bahwa
orang responden (47%) memiliki status nutrisi terpapar benzena selama satu tahun atau lebih
normal, 6 orang responden (20%) memiliki dapat menyebabkan kerusakan pada sumsum
berat badan lebih, dan 10 orang responden tulang. Terjadinya kerusakan sumsum tulang
(33%) memiliki status nutrisi obesitas. Status akan menyebabkan penurunan produksi sel-sel
nutrisi yang baik serta pola makan yang darah termasuk terganggunya proses transport
bergizi dapat membantu proses hematopoietik hemoglobin. Hasil wawancara mengenai lama
(pembentukan sel-sel darah) sehingga paparan benzena berdasarkan lama kerja
menghambat penurunan dari pertumbuhan dan didapatkan bahwa seluruh responden dalam
pematangan eritrosit. Hal ini sesuai dengan penelitian ini telah bekerja selama lebih dari 1
teori Zarianis, 2006 yang mengatakan faktor tahun. Sebanyak 9 orang responden (30%)
yang mempengaruhi hemoglobin ada dua telah terpapar selama lebih dari 7 tahun, 9
yaitu, kecupan besi dalam tubuh dan orang responden (30%) telah terpapar selama
metabolisme besi dalam tubuh. 3-<5 tahun, 6 orang responden (20%) telah
terpapar selama 2-<3 tahun dan 4 orang
3. Analisis Hubungan Lama Papaean
responden (13%) telah terpapar selama 1-<2
Polutan Udara Dengan Kadar
tahun, dan sisanya 2 orang responden (7%)
Hemoglobin
telah terpapar selama 5-<7 tahun. Pada

Pada penelitian ini digunakan uji penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa 30

Spearman untuk mengetahui ada tidaknya orang yang menjadi responden terdiri dari laki-

hubungan antara lama paparan polutan udara laki dan perempuan, sebanyak 19 orang

dengan kadar hemoglobin pada karyawan responden berjenis kelamin laki-laki dan 10

SPBU di Wilayah Kabupaten Blitar. diantaranya (52.6%) memiliki nilai


hemoglobin yang normal sedangkan 11 orang
responden berjenis kelamin perempuan 4 sedang mengisi BBM (Bahan Bakar Minyak)
orang diantaranya (36.3%) memiliki nilai operator BBM akan beristirahat. Selain itu,
hemoglobin normal. Hal ini menunjukkan pengisian BBM yang dilakukan oleh 2 orang
bahwa kadar hemoglobin pada karyawan yang operator dalam satu mesin pompa dengan
bekerja sebagai operator BBM di SPBU pembagian tugas kadang-kadang menjadi
Kabupaten Blitar tidak terganggu atau operator yang melakukan pengisian BBM pada
menurun. Pada penelitian ini didapatkan hasil kendaraan dan kadang-kadang sebagai
sebanyak 44% responden berusia remaja akhir, penerima uang juga menunjukkan bahwa
dan 33% responden berusia dewasa awal. responden tidak terpapar benzena secara
Menurut analisis peneliti, pada usia dewasa continue atau terus menerus. Kondisi
proses hematopoietik (pembentukan sel-sel lingkungan kerja seperti penghijauan yang
darah) masih baik sehingga tidak terjadi mencukupi dapat mengurangi polutan udara
penurunan kadar hemoglobin akibat paparan dan mencegah reaksi kimia dari polutan-
polutan udara khususnya benzena. Hal ini polutan udara untuk membentuk polutan udara
sesuai dengan teori (McCance, 2014) yang yang lain. Pepohonan juga dapat menurunkan
mengatakan jumlah sel darah cenderung naik temperatur udara sehingga dapat mengurangi
pada usia dewasa dibandingkan dengan saat kecepatan penguapan benzena.
lahir, dikarenakan tingkat eritrosit mengalami
kehancuran lebih besar pada saat bayi daripada PENUTUP
orang dewasa. Sebanyak 14 orang responden
Kesimpulan
(47%) memiliki status nutrisi normal dan 10
1. Lama paparan polutan udara
orang responden (33%) memiliki status nutrisi
khususnya benzena berdasarkan lama
obesitas. Status nutrisi yang baik serta pola
kerja sebagai operator pengisian BBM
makan yang bergizi dapat membantu proses
(Bahan Bakar Minyak) pada 30
hematopoietik (pembentukan sel-sel darah)
responden yang terbanyak yaitu >7
sehingga menghambat penurunan dari
tahun yaitu sebanyak 9 orang
pertumbuhan dan pematangan eritrosit.
responden (30%) dan 3-<5 tahun yaitu
Dari hasil penelitian dapat sebanyak 9 orang responden (30%).
disimpulkan bahwa pada responden yang telah 2. Jumlah kadar hemoglobin pada 30

terpapar benzena selama lebih dari satu tahun orang responden sebagian besar dalam

tidak mengalami penurunan kadar rentang normal yaitu sebanyak 10

hemoglobin. Hal tersebut kemungkinan orang responden laki-laki (52.6%) dan

karena responden tidak terpapar benzena 4 orang responden perempuan

selama 8 jam perhari secara continue atau (36.3%).


3. Hasil analisis uji statistik dengan
terus-menerus. Hasil observasi yang dilakukan
SPSS 23.0 menggunakan uji
peneliti, ketika tidak ada kendaraan yang
Spearman pada lama paparan polutan
udara dengan kadar hemoglobin ATSDR. 2006. Case Studies Environmental
menunjukkan P-value untuk Medicine. U.S Department of Health and
responden laki-laki sebesar 0,194 (α > Human Service.
0,05) H0 diterima yang artinya tidak ATSDR. 2007. Toxicological Profile for
ada hubungan antara lama paparan Benzen. Atlanta: U.S Department of
polutan benzena dengan jumlah kadar Health and Human Service.
hemoglobin responden laki-laki. Hayat, Irmayanti. 2013. Analisis Besaran
Kemudian untuk P-value responden Resiko Kesehatan Paparan Benzena
perempuan sebesar 0,937 (α > 0,05) pada Petugas Operator SPBU di
yang berarti H0 diterima yang artinya Wilayah Ciputat Tahun 2012. Skripsi
tidak ada hubungan antara lama diterbitkan. Jakarta: Universitas Syarif
paparan polutan benzena dengan Hidayatullah Jakarta.
jumlah kadar hemoglobin responden Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigraso
perempuan. Republik Indonesia. 2011. Peraturan
Saran
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1. Bagi Tempat Penelitian
Bagi tempat penelitian dapat Nomor PER. 13/MEN/X/2001 Tahun
mempertimbangkan pembuatan SOP 2011Tentang Nilai Ambang Batas dan
(Standart Operasional Prosedur) Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) Tempat Kerja. Jakarta.
di tempat kerja. McCance et al. 2014. Pathophysiologi : The
2. Bagi Karyawan SPBU (Stasiun
Biologic Basic for Disease in Adults and
Pengisian Bahan Bakar Umum)
Childern, Seventh Edition. St. Louis :
Bagi karyawan SPBU khususnya
ELSEVIER
operator pengisian BBM (Bahan
Ramon A. 2007. Analisis Paparan Benzene
Bakar Minyak) untuk menggunakan
Terhadap Profil Darah Pada Pekerja
APD (Alat Pelindung Diri) seperti
Industri Pengolahan Minyak Bumi.
masker, sarung tangan dan sepatu
Semarang : Universitas Diponegoro.
safety untuk meminimalisir paparan
Roberts, M. Stephen et. al. 2015. Principles
benzena.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Of Toxicology Environmental and
Bagi peneliti selanjutnya dapat
Industrial Applications. Published by
meneliti tentang hubungan tingkat
John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New
konsentrasi polutan udara dengan
Jersey.
kadar hemoglobin.
Zarians. 2006. Efek Sumplementasi Besi-
Vitamin C Dan Vitamin C Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Kadar Hemoglobin Anak Sekolah
Dasar Yang Anemia Di Kecamatan
Arifin & Sukoco. 2009. Pengendalian Polusi Sayung Kabupaten Demak. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Kendaraan. Bandung: ALFABETA.

You might also like