You are on page 1of 9

Tinjauan Pustaka

DERMOSKOPI PADA KELAINAN KUKU


  

  

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


   !" # $ %$$
&%

ABSTRAK
$%$ $"%  '  $%$  (    "  '  "    
" % )   " %   "  %$%$
 % "$  % "  
" $$ %   $)% "  %  %  " $ *
 "$%  %$%$
      %    %           
menjadi tampak serupa. Dengan menggunakan bantuan dermoskopi, dokter dapat mengatasi
hambatan optik ini dan mengungkapkan detil diagnostik suatu lesi. Penggunaan dermoskopi
$ $%     %   %$%$ $ %    "  % +( 
"%   % "  % $ %  $ $% "' %   "  %$%$

$    " % -
 /%
  %    " %$%$
'$ "   $  % " 0 "   %%% %   %$%$
  " $%  "  "%   % "   "$   $  % 
 " %1"%   % " "  $ $ % $$ 
biopsi, dermoskopi tetap tidak dapat menggantikan peran histopatologi dalam menegakkan
 #%$% "%   % "%$%$  %$ 
   " 
 $$% " $      
2  
  " 2  " %
kuku. Oleh karena itu, dokter spesialis kulit dan kelamin diharapkan dapat terus mengembangkan
$" $   %"  %$% "%   % "

Kata kunci: kelainan kuku, dermoskopi, onikoskopi.

ABSTRACT
( ( /$  $*$
(**  % / $
diseases. To interprete nail abnormalities, doctors need to understand the components of these
  0*   /  $*  -*  // $/*
(*
*$  //   %" /  * "
 * *  * 
 "*    * (  0$ /  * " 
      " *  $ / $  / "  

  * " $ *  /3$ $4    " / 
  
 *$   -
 /*
     "0
*** /    *   $   * " ""   
**$* /  
/  $* $     " 1 (  * "* 
"*    /  "          /     * "
 
  " 3$ % (  /   
"  
 
Korespondensi: " "   /  0/ 
      $ (5" 
Jl. Diponegoro 71 Jakarta Pusat
Telp: 021-31935383
% (  % * $*   * "5  
Email: nahla.shihab@gmail.com
Keywords:    
  * "
 * * "

110
N Shihab, dkk. Dermoskopi pada kelainan kuku

PENDAHULUAN
Kuku adalah bentuk khusus stratum korneum yang
tersusun atas keratin. Kuku manusia terutama berfungsi
sebagai proteksi jari bagian distal, membantu memegang
berbagai benda kecil, meningkatkan raba halus, dan fungsi
estetis tangan.1 Untuk evaluasi kelainan pada kuku, dokter
perlu menggali anamnesis secara rinci dan melakukan
pemeriksaan kuku di bawah cahaya adekuat. Berbagai
Gambar 1. Anatomi kuku10
kelainan pada kuku misalnya diskolorasi, pita pigmentasi,
perubahan tekstur dan permukaan, serta abnormalitas
vaskular perlu dinilai secara komprehensif.1,2 
 
  

 
 

Dalam menginterpretasi kelainan pada kuku, dokter dua, yaitu nonpolarisasi dan polarisasi. Pada kondisi
perlu memahami komponen penyusun kelainan tersebut. normal, cahaya terutama akan dipantulkan oleh permukaan
Detail komponen mikro seringkali terhalang oleh pantulan kulit karena stratum korneum memiliki indeks refraktif
cahaya dari permukaan kuku, sehingga menyebabkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara. Untuk
berbagai kelainan yang sebenarnya berbeda menjadi mengurangi refleksi permukaan kulit dapat digunakan
tampak serupa. Dengan menggunakan bantuan dermoskopi, cairan imersi, misalnya alkohol, minyak zaitun, atau gel
dokter dapat mengatasi hambatan optik tersebut dan ultrasonografi. Sebagai alternatif, pengurangan refleksi
mengungkapkan detail diagnostik suatu lesi.3 cahaya dari permukaan kulit atau kuku dapat dicapai
Penggunaan dermoskopi dalam evaluasi kelainan  

 
 
 




kuku masih cukup baru dan hingga saat ini masih polarisasi. Dengan berkurangnya pantulan sinar, struktur
terus dikembangkan. Dermoskopi dapat dengan baik di bawah permukaan kulit maupun kuku menjadi kasat
menggambarkan kelainan pada lempeng dan dasar kuku mata. Dermoskopi nonpolarisasi dan polarisasi tersebut
serta mendeteksi adanya perubahan vaskular.4 Dermoskopi memang tidak ekuivalen, namun saling melengkapi.
kuku terutama dapat meningkatkan kemampuan klinisi Untuk mengevaluasi kuku dapat digunakan dermoskopi
dalam mendiagnosis kelainan pigmentasi pada kuku nonpolarisasi kontak dengan gel imersi maupun dermoskopi
dan membedakan suatu lesi jinak dengan ganas ataupun polarisasi. Alkohol dapat digunakan untuk menilai bagian
diduga ganas, sehingga mengarahkan pada pemeriksaan tepi bebas, dan melihat kulit serta kapiler pada hiponikium.
histopatologik dan evaluasi ulang.5,6 Observasi kapiler lipatan kuku proksimal dapat dilakukan
dengan menggunakan dermoskopi polarisasi.9
Pada prinsipnya teknik penggunaan dermoskopi
TEKNIK PEMERIKSAAN DERMOSKOPI PADA
untuk menilai kuku sama dengan pemeriksaan dermoskopi
KUKU kulit. Penggunaan gel isopropil alkohol 70% maupun gel
Dermoskopi adalah suatu alat noninvasif yang   

 
 
 


terutama digunakan untuk memperjelas lesi kulit pigmentasi kontak dapat mengurangi kemungkinan kontaminasi silang
dan nonpigmentasi. Dermoskopi dikenal juga dengan antar pasien. Penggunaan gel ultrasound untuk visualisasi
istilah dermatoskopi, "$ * ** * "
 *   kelainan kuku dan lipat kuku lebih dipilih dibandingkan
* * "
  % 6$/** * ".7,8 Prosedur dengan alkohol.3
dermoskopi memungkinkan visualisasi struktur kulit di
bawah permukaan epidermis, taut dermoepidermal, dan
dermis bagian atas yang merupakan struktur tidak kasat
mata. Gambaran dermoskopi dapat didokumentasikan
dengan foto maupun direkam secara digital untuk analisis
dan tindak lanjut.3,8
Awalnya dermoskopi banyak digunakan untuk
mendeteksi kelainan kulit, saat ini dermoskopi juga banyak 

  

  
 
 


digunakan untuk mendiagnosis berbagai kelainan pada kuku.3


rambut dan kuku. Dermoskopi mampu mengevaluasi
bagian-bagian kuku, misalnya permukaan lempeng kuku, Dalam melakukan evaluasi melanonikia, klinisi harus
tepi bebas, matriks kuku, dasar kuku, lipatan periungual, selalu mengingat bahwa dermoskopi lempeng kuku dapat
dan hiponikium.9 memvisualisasikan lokasi deposit melanin pada lempeng

111
MDVI 7 89 90$ :;<=><<;6<<?

kuku dan bukan asal dari melanin tersebut (matriks kuku


dan dasar kuku). Oleh karena itu, distribusi pigmen pada
lempeng kuku dapat tidak akurat menunjukan gambaran lesi
di bawahnya.9

TERMINOLOGI DESKRIPSI DERMOSKOPI


PADA KUKU
Blood spots Gambar 4. Brown background to the pigmentation.11

Blood spots atau bercak darah memiliki tepi proksimal


berbentuk bulat dan tegas, serta tepi distal yang berserabut. 
     
Warna blood spots dapat bervariasi dari ungu-merah pada Pada dermoskopi lempeng kuku,  *% $ 
lesi baru hingga hitam-coklat pada lesi lama. Blood spots to the pigmentation atau pigmentasi longitudinal dengan
latar belakang abu-abu menunjukkan adanya aktivasi tanpa
dapat ditemukan pada kasus trauma yang menyebabkan
adanya hiperplasia melanositik pada matriks kuku. Kelainan
perdarahan subungual, namun diagnosisnya dapat menjadi
tersebut banyak dilihat pada lentigo, pigmentasi yang dipicu
sulit jika pasien tidak mengingat adanya riwayat trauma. obat, dan trauma berulang. Terkadang grayish background
Kasus yang cukup sering terjadi adalah perdarahan to the pigmentation juga dapat ditemukan pada melanoma
subungual berulang dipicu oleh mikrotrauma akibat sepatu in situ awal dan penyakit Bowen periungual. Pada kedua
terlalu sempit. Blood spots juga dapat diamati pada tumor penyakit ini biasanya kuku yang terserang hanya satu jari,
ganas kuku. Karena adanya perdarahan dapat menutupi sedangkan pada kondisi lain kelainan ini dapat ditemukan
gambaran klinis tumor yang mendasarinya, pemeriksaan pada beberapa kuku jari. 5,11,12
ulang setelah 3-6 bulan wajib dilakukan.11,12

Gambar 5. Gray background to the pigmentation.11

Gambar 3. Blood spots.11


    

Garis tipis longitudinal dapat dilihat bersamaan dengan
Brown background to the pigmentation pita coklat pada kuku. Bila warna, ketebalan, jarak, serta
Brown background to the pigmentation adalah suatu arah garis tersebut teratur, disebut pola reguler. Regular
pigmentasi longitudinal dengan latar belakang coklat, pattern of longitudinal parallel micro-lines dapat ditemukan
yangmengindikasikan adanya proliferasi atau hiperplasia pada nevus melanositik matriks kuku.5,11
melanositik signifikan pada matriks kuku. Gambaran
tersebut dapat dilihat pada nevus matriks kuku dan
melanoma pigmented. Warna bervariasi dari coklat muda
hingga hitam. Gelapnya warna pita menggambarkan tipe
kulit pasien, dengan tipe kulit I hingga III biasanya lebih
muda dan IV hingga VI lebih gelap. Ditemukannya
granular inclusion of melanin juga menandakan proliferasi
melanosit.5,11,12
Gambar 6. Regular pattern of longitudinal parallel micro-lines.11

112
N Shihab, dkk. Dermoskopi pada kelainan kuku

    


 oleh pita paralel tipis tidak berpigmen. Pada melanoma
Berlawanan dengan pola reguler, bila warna, ketebalan, kuku, pigmentasi difus ireguler lebih sering ditemukan pada
dan jarak tidak teratur, serta ditemukan area disrupsi pada bagian supramatriks, sementara pola parallel ridges hanya
garis tipis longitudinal, maka disebut pola ireguler. Irregular ditemukan pada ujung jari atau di sekitar lipatan kuku.11,13
pattern of longitodunal parallel micro-lines merupakan
gambaran dermoskopik utama pada melanoma pigmented,
dan bila ditemukan wajib dilakukan biopsi matriks kuku. 5,11

Gambar 9. +"*1$*   .11

Longitudinal xantoleukonychia
Pita putih pada lempeng kuku disebut leukonikia,
sedangkan pita kuning disebut 5  %. Kedua keadaan
ini sering ditemukan bersamaan dalam satu lesi, misalnya
Gambar 7. Irregular pattern of longitudinal parallel micro-lines.11 pada onikomatrikoma.11,14

Micro-Hutchinson’s sign
#* 61$*  A adalah pigmentasi halus pada
kutikula atau submatriks yang nyaris tidak terlihat mata,
dan dapat ditemukan pada melanoma. Micro-Hutchinson
sign dapat diobservasi dengan dermoskopi, sedangkan
Hutchinson sign adalah pigmentasi kulit yang lebih nyata
terlihat pada area periungual di sekitar lempeng kuku
yang hiperpigmentasi. Tanda tersebut merupakan sinyal
peringatan yang sangat menyokong diagnosis melanoma,
walaupun dapat pula ditemukan pada nevus kongenital kuku. Gambar 10. Longitudinal xantoleukonychia.11
Hutchinson sign harus dapat dibedakan dengan pseudo-
Hutchinson sign yang terlihat sebagai pita pigmentasi pada Band-like longitudinal splinter hemorrhages
lempeng kuku di bawah kutikula jernih. Pseudo-Hutchinson Band-like longitudinal splinter hemorrhages atau pita
sign tidak memiliki arti diagnostik khusus.5,11,13 serpihan darah dapat ditemukan pada berbagai kelainan
kuku, di antaranya kelainan jaringan ikat, onikotilomania,
gangguan koagulasi, kekurangan nutrisi, dan kelainan
hematologi. Pada berbagai keadaan tersebut, splinter
hemorrhages dapat ditemukan pada beberapa kuku dan
tidak terbatas hanya pada satu bagian lempeng kuku.
Splinter hemorrhages juga sering ditemukan bersamaan
dengan tanda lain, misalnya xantholeukonychia pada
tumor epitel matriks kuku. Splinter hemorrhages juga dapat
ditemukan pada melanoma amelanotik kuku.11,12
Gambar 8. Micro-Hutchinson’s sign.11

Atypical Hutchinson sign


+"*1$*   digambarkan dengan adanya
satu dari dua kriteria mayor dermoskopik untuk melanoma
pada kulit periungual, yaitu pola parallel ridges dan/atau
pigmentasi difus ireguler. Pola parallel ridges dikenali
dengan adanya pigmen pita paralel besar yang dipisahkan

113
MDVI 7 89 90$ :;<=><<;6<<?

Polikromia
Polikromia didefinisikan dengan adanya empat atau
lebih diskolorasi: hitam, merah, biru, putih, kuning, coklat,
abu-abu, dan ungu. Polikromia paling sering ditemukan
pada keganasan tumor amelanotik misalnya karsinoma sel
skuamosa dan melanoma amelanotik.5,11

Gambar 11. Band-like longitudinal splinter.11

Longitudinal eryhthronychia
Hemangioma senilis atau *    pada
lempeng kuku ditandai dengan  * (pita
merah) tipis longitudinal disertai tepi ujung proksimal
membengkak.5,11,12

Gambar 14. Polikromia.11

Atypical vessels
+"*  ditandai dengan adanya salah satu
dari kriteria berikut: 1) ditemukannya minimal tiga jenis
pembuluh darah (dots, globules, comma-like, hairpin-like,
Gambar 12.  $   *.11 corkscrew-like, arborizing, dan linear) dalam satu lesi; 2)
ditemukannya pembuluh darah linear dan ireguler dengan
Localized subungual hyperkeratosis dan distal perbedaan ukuran diameter pada beberapa segmen dalam
triangular plate erosion satu pembuluh darah; 3) adanya area milky-red yang
Pemeriksaan dermoskopik pada tepi ujung bebas merupakan area tidak berstruktur, berwarna merah muda
lempeng kuku dengan kelainan pita diskolorasi seringkali tanpa terlihat struktur vaskular. Beberapa kelainan di atas
menunjukkan adanya  *4 $ $ $"% . banyak ditemukan pada granuloma piogenik dan melanoma
Tanda tersebut mengindikasikan adanya tumor epitel amelanotik.11,15
matriks kuku (onikomatrikoma, onikopapiloma, karsinoma
sel skuamosa atau keratosis seboroik). Distal triangular plate
erosion lempeng kuku mengindikasikan adanya sindrom
tumor subungual.11

Gambar 15. +"*.11

Yellow spot
Yellow spot merupakan bercak bulat hingga oval
berwarna kuning, tidak berstruktur, berbatas tegas, yang
dapat ditemukan pada eksositosis subungual. Kelainan
tersebut disebabkan adanya tekanan tulang pada jaringan
Gambar 13.  *4 $ $ $"%  dan distal triangular plate dasar kuku di bawah lempeng kuku.11
erosion.11

114
N Shihab, dkk. Dermoskopi pada kelainan kuku

Red spot of longitudinal parallel micro-lines.12 Nevus juga dapat


Bercak merah tidak berstruktur atau red spot, dapat memberikan gambaran pigmentasi hitam pekat pada
ditemukan pada area erosi lempeng kuku. Kelainan lempeng kuku, yang membuat pola garis paralel sulit
ini serupa dengan  %6 , dan penemuannya diamati. Hutchinson sign, melanonikia longitudinal
membutuhkan biopsi untuk membedakan melanoma dengan ujung proksimal lebih lebar, pita menggelap dan
amelanotik dari granuloma piogenik.11,13 menyebar, serta penipisan dan groove pada lempeng kuku
juga merupakan beberapa tanda yang dapat ditemukan
 
 pada nevus melanositik kuku.9 Hutchinson sign pada
hiponikium dapat menunjukkan gambaran parallel furrow
Bercak biru atau ungu tidak berstruktur dapat yang sugestif nevus, ataupun gambaran pola parallel ridges
ditemukan pada lempeng kuku dan menandakan dua ireguler yang sugestif melanoma.9,18 Nevus kongenital
kondisi, yaitu nevus biru pada kuku atau tumor glomus. dapat menunjukkan pola atipikal sehingga membedakannya
Pada tumor glomus, tekanan dermoskopi pada lempeng dengan melanoma sangat sulit, oleh karena itu wajib
kuku akan memicu nyeri tersetrum.11 dilakukan evaluasi ulang.11,19
. Lentigo kuku memiliki gambaran karakteristik berupa
 *% $     "  dengan regular
pattern of parallel micro-lines.12

Melanoma kuku
Pigmentasi kuku yang ditemukan pada pasien
pascapubertas mengarahkan diagnosis banding melanoma.
Tanda peringatan klinis melanoma adalah awitan saat
dewasa, keterlibatan monodaktili, perubahan karakter
pigmen seiring dengan waktu, triangular shaped of the
Gambar 16. Yellow, red, and purple-blue spot. band (yang menunjukkan lesi tumbuh lebih cepat daripada
lempeng kuku), polikromia, dan adanya pigmentasi
KELAINAN KUKU periungual (Hutchinson sign).11
Gambaran dermoskopis khas pada melanoma
    adalah brown background to the pigmentation dengan
Melanonikia adalah pigmentasi pada lempeng irregular pattern of parallel micro-lines.9,12 Bersama garis
kuku disebabkan oleh meningkatnya pigmen melanin. longitudinal dapat ditemukan bercak maupun globul coklat-
Melanonikia bukan suatu diagnosis penyakit, sehingga hitam.11 Tanda peringatan yang membantu mengarahkan
harus dicari tahu penyebabnya. Ketika ditemukan pita diagnosis melanoma adalah iregularitas, penghentian
berwarna, klinisi harus mengikuti algoritme empat mendadak garis-garis longitudinal, dan micro-Hutchinson
langkah. Langkah pertama, memastikan apakah warna sign. Pada melanoma yang tumbuh cepat, ujung proksimal
pada pita merupakan melanin dan bukan darah. Langkah pita dapat terlihat lebih lebar daripada ujung distal. Blood
kedua, memastikan deposit melanin disebabkan aktivasi spot juga dapat dilihat pada beberapa kasus melanoma,
atau proliferasi melanosit. Langkah ketiga, memastikan 


 
 
! 

 

lesi berpigmen merupakan lesi jinak (lentigo, nevus) atau juga dapat mengarah kepada melanoma adalah erosi atau
lesi ganas melalui pemeriksaan histopatologis. Langkah * * "*   pada permukaan lempeng kuku. 9,11
keempat, adalah reevaluasi atau tindak lanjut dengan Untuk meningkatkan akurasi diagnosis melanoma kuku,
dermoskopi. Evaluasi dermoskopik dapat membantu digunakan aturan ABCDE.9,20 Setiap huruf berhubungan
mengarahkan diagnosis melanonikia.6,9,16 dengan karakteristik yang meningkatkan risiko melanoma
Dermoskopi pada ujung bebas lempeng kuku dapat kuku. A untuk age and ethnicities, yaitu usia 20-70 tahun
menilai asal pigmen lempeng kuku, dari matriks proksimal dengan puncak insidens pada dekade ke-5 hingga ke-7,
atau distal. Bila pigmen ditemukan pada bagian atas ujung serta etnik Afrika-Amerika, Asia, dan Indian-Amerika. B
bebas, maka pigmen berasal dari matriks proksimal, untuk band or stripe, yaitu lebar pita lebih atau sama dengan
sedangkan pigmen yang ditemukan pada bagian bawah 3 mm, berwarna coklat atau hitam, dengan tepi bergerigi
berasal dari matriks distal. 9,17 atau difus. C untuk change, yaitu perubahan pertumbuhan
Nevus melanositik memiliki gambaran brown pita yang berjalan cepat, dan tidak adanya perbaikan
background to the pigmentation dengan regular pattern kerusakan kuku yang sudah diterapi. D untuk digit 2 ,

115
MDVI 7 89 90$ :;<=><<;6<<?

yaitu keterlibatan jari dan jumlah jari yang terkena. E dermoskopik serupa dengan karsinoma sel skuamosa
untuk 5  , yaitu adanya perluasan pigmen ke bagian namun kelainan arsitekturalnya lebih sedikit, simetris, serta
proksimal, lateral, atau hiponikium (Hutchinson). F untuk batas antara kuku yang sehat lebih jelas.11,22 Karakteristik
/  , yaitu adanya riwayat keluarga dengan dermoskopi yang sering ditemukan adalah garis
melanoma.20 longitudinal paralel berwarna putih, splinter hemorrhages,
Melanoma amelanotik merupakan kelainan kuku bercak berwarna gelap, pitting pada ujung tepi bebas kuku,
yang sulit didiagnosis.21 Seringkali muncul pada tahap dan penebalan tepi bebas kuku.22
lanjut setelah timbulnya melanonikia monodaktili tipikal. Onikopapiloma memiliki gambaran dermoskopik
Pada tahap tersebut, timbul erosi sebagian atau komplit yang tidak berbeda dengan tumor epitelial matriks kuku
pada lempeng kuku dan hilangnya pigmentasi kuku lainnya. Namun pita kuning-putih dan splinter hemorrhages
  
"
 


 
 

lebih kecil, serta batas dengan kuku sehat lebih tajam.
berdarah.11 Ketika sebagian atau seluruh kuku dihancurkan Hiperkeratosis subungual sangat terbatas, sehingga
oleh tumor kemerahan nonpigmentasi, dermoskopi menyerupai spina hiperkeratotik di bawah lempeng kuku
dapat memperlihatkan gambaran sisa-sisa pigmentasi.9,11 yang nyeri dan mudah berdarah ketika pasien menggunting
Dermoskopi vaskular menunjukan pola atipikal dan kuku.11
 
# "



"
"

 
Keratosis seboroik pada kuku merupakan kelainan
lesi), ditemukannya pembuluh darah linear dan ireguler, yang sangat jarang, dengan gambaran dermoskopis
serta adanya area milky-red.15 Pada sedikit kasus ditemukan menyerupai tumor epitelial matriks kuku lainnya.
hanya bercak merah pada lempeng kuku ataupun area erosi Gambaran khas keratosis seboroik kuku adalah
lempeng.9,11 ditemukannya kista bundar putih menyerupai milia pada
lempeng kuku.11
Tumor kuku nonmelanositik Tumor glomus pada kuku adalah kelainan yang cukup
Tumor yang terletak di dalam atau dekat dengan sering ditemukan, dan memiliki gejala klinis khas berupa
kuku dapat menyebabkan melanonikia akibat aktivasi nyeri tersetrum. Dermoskopi menunjukkan gambaran
melanosit. Sebagai contoh adalah kista inklusi epidermal, bercak ungu-merah berbatas tegas di bawah lempeng
onikopapiloma, dan penyakit Bowen. Secara klinis kuku.11
aktivasi melanosit dapat terlihat dengan ditemukannya
pita pigmentasi pada beberapa kuku. Diskolorasi keabuan Kelainan kuku traumatic
dengan garis reguler abu-abu adalah salah satu tanda khas. Perdarahan subungual merupakan suatu kondisi umum
Pigmentasi berhubungan dengan trauma berulang (misalnya dan diagnosisnya mudah apabila ditemukan riwayat trauma
onikotilomania, onikofagia, melanonikia friksional), yang jelas. Diagnosis akan menjadi sulit jika pasien tidak
menunjukkan gambaran dermoskopi pigmentasi abu-abu mengingat adanya trauma, terutama jika lesi disebabkan
homogen dan titik merah hingga coklat yang menunjukkan trauma berulang karena sepatu yang sempit atau olahraga
adanya ekstravasasi darah.9 berat. Pada beberapa kasus perdarahan subungual dapat
Penyakit Bowen atau karsinoma sel skuamosa insitu disebabkan karena terapi antikoagulan.9 Perdarahan
dapat menyerang kuku dan kulit periungual, serta dapat subungual dapat menjadi diagnosis banding yang penting
polidaktili. Keterlibatan kuku menunjukkan gambaran dari melanoma ketika ditemukan disposisi perdarahan
diskolorasi longitudinal warna putih-kuning pada lempeng longitudinal. Pola bercak darah dapat berwarna merah,
kuku. Pada kasus Bowen dengan pigmentasi, ditemukan coklat, ungu, hingga hitam, dengan ujung proksimal bulat
gambaran diskolorasi abu-abu hingga coklat sampai hitam. dan ujung distal berserabut. Ditemukannya pola bercak
Gambaran lain tumor epitel pada matriks adalah adanya darah tersebut walaupun cukup sugestif untuk perdarahan
pita dan serpihan darah, polikromia, serta hiperkeratosis subungual, namun dapat pula ditemukan pada kasus
subungual terlokalisir. Keterlibatan periungual melanoma.23 Reevaluasi dalam 3 hingga 4 bulan dibutuhkan
menunjukkan gambaran deskuamasi ireguler, pembuluh untuk melihat perjalanan bercak darah ke ujung distal.
darah glomerular, dan pigmentasi abu-abu menyerupai Apabila bercak darah tidak menghilang ataupun muncul
debu.11 pada lokasi yang sama, maka melanoma patut dicurigai.9,24
Karsinoma sel skuamosa invasif menunjukkan karakter Onikolisis traumatik memiliki tanda spesifik berupa
serupa dengan insitu namun gambarannya lebih prominen, tepi linear pada batas proksimal tanpa gerigi.9 Bagian
berdarah, tebal, dan polikromia. Pada beberapa kasus, lesi lempeng kuku yang terlepas dari dasar kuku tampak halus,
terasa nyeri dan dapat dipicu akibat penekanan dermoskop.11 teratur, dan dikelilingi oleh dasar kuku berwarna merah
Onikomatrikoma menunjukkan gambaran muda pucat, tanpa adanya kelainan lain. Area subungual

116
N Shihab, dkk. Dermoskopi pada kelainan kuku

biasanya berwarna putih hingga kuning, disertai beberapa liken planus dapat ditemukan onikoreksis, pterigium,
bercak hitam yang sesuai dengan perdarahan.25 dan longitudinal splitting. Pada dasar kuku dapat pula
ditemukan serpihan darah, hiperkeratosis subungual,
Kelainan kuku infeksi melanonikia, hingga anonikia.27
Beberapa bakteri dan jamur dapat menjadi penyebab
diskolorasi coklat-hitam pada lempeng kuku. Kolonisasi   
pseudomonas dapat menyebabkan diskolorasi garis hijau Pemeriksaan kapiler pada lipat kuku penting
longitudinal. Karakteristik utama onikomikosis adalah tepi untuk menilai pasien dengan fenomena Raynaud, yaitu
bergerigi dan lekukan tajam longitudinal berwarna putih ditemukannya abnormalitas kapiler yang menunjukan
yang sesuai dengan perkembangan proksimal jamur. Tanda adanya penyakit jaringan ikat. Ditemukannya abnormalitas
lainnya adalah garis longitudinal dengan pigmentasi ireguler kapiler penting untuk menunjang diagnosis dan evaluasi
yang terdiri atas berbagai warna (putih, kuning, oranye, terapi. Pemeriksaan biasanya dilakukan pada jari ke-3
dan coklat) pada area onikolisis. Titik hitam dengan dasar ataupun ke-4. Pada jari orang sehat, akan tampak distribusi
lempeng kuku berwarna kuning-oranye homogen juga dapat kapiler yang homogen di sekitar lipatan kulit.
terlihat pada onikomikosis.9,26 )  4  / *" **$ dapat
Onikomikosis dapat memiliki beberapa gambaran ditemukan pada jari pasien dengan penyakit jaringan ikat
dermoskopi yang cukup karakteristik pada lempeng kuku misalnya skleroderma, sklerosis sistemik, dermatomiositis,
dan tepi bebas kuku. Pada lempeng kuku dapat ditemukan dan lupus eritematosus sistemik.30,31 Giant capillaries dapat
kromonikia, yaitu warna kuku kuning, coklat, atau hijau ditemukan pada pasien dengan sindrom Raynaud. Kelainan
yang berhubungan dengan trauma; onikolisis pada bagian ini dapat mendahului gejala penyakit jaringan ikat. Pada
distal, lateral, ataupun distal-lateral; kuku opaque (keruh); sklerosis sistemik abnormalitas kapiler ditemukan pada
dan garis-garis longitudinal putih (longitudinal whitish 80% kasus, dengan gambaran kapiler raksasa yang cukup
streaks). Pada ujung bebas kuku seringkali ditemukan  
& 

  
 
 
 

keratosis subungual dengan gambaran kuku rusak pembuluh darah terhadap iskemia perifer.23,30,32
atau hancur, dan kromonikia pada bagian ventral atau Perdarahan kapiler terlihat sebagai perdarahan
dorsal. Area kulit sekitar kuku dapat terlihat kering dan mikro berbentuk garis atau bercak yang dapat ditemukan
berskuama.27 pada bagian perifer kapiler pasien skleroderma dan
dermatomiositis. Perdarahan monodaktili masih dapat
  
ditemukan pada jari orang sehat, namun perdarahan
Psoriasis kuku memiliki gambaran diagnostik polidaktili cukup spesifik untuk skleroderma dan
misalnya pitting dan salmon patches yang dapat terlihat dermatomiositis. Adanya gambaran perdarahan menunjukan
lebih jelas dengan dermoskopi. Pada bagian matriks kuku adanya kerusakan kapiler 23,30-32
akibat iskemia dan reperfusi
dermoskopi akan memperlihatkan pitting, trakonikia, (fenomena Raynaud).
$A , leukonikia, dan mottled lunula. Pada bagian Area avaskular menunjukan adanya kehilangan
dasar kuku dapat terlihat onikolisis, salmon atau oil spot, kapiler sedang hingga berat yang cukup karakteristik
hiperkeratosis subungual, dan splinter hemorrhages.27 untuk skleroderma atau dermatomiositis. Beratnya area
Serpihan darah, yang tampak seperti garis longitidunal tipis, avaskular menggambarkan gangguan sirkulasi perifer.

 

  
$

 
Pasien skleroderma dengan kehilangan 23,30
kapiler berat akan
Gambaran tersebut merupakan tanda adanya perdarahan memperlihatkan adanya ulkus. /   $
kapiler, sehingga dapat pula ditemukan pada kasus capillaries dapat ditemukan pada area hipovaskular.
onikomikosis, trauma, dan dermatitis kontak. Dermoskopi Gambaran ini dapat ditemukan pada skeloris sistemik
area hiponikium menunjukan kapiler yang dilatasi, elongasi, maupun dermatomiositis dengan kerusakan vaskular hebat
dan berliku dengan distribusi ireguler. Gambaran tersebut yang menimbulkan 30,31
respons pembuluh darah terhadap
berkorelasi dengan keparahan penyakit dan respons keadaan hipoksia.
terhadap pengobatan.9,28 Pada area kulit sekitar kuku
psoriasis dapat ditemukan paronikia psoriatik.27 PENUTUP
Liken planus kuku, seringkali sulit dibedakan dengan Dermoskopi kuku mampu mengungkapkan
psoriasis kuku. Perbedaan utamanya, ialah pada dermoskopi karakteristik morfologi dan kelainan pada struktur kuku
hiponikium liken planus tidak ditemukan perubahan untuk membantu penegakan diagnosis. Hasil pemeriksaan
kapiler.9,29 Pada bagian lempeng kuku pasien dengan dermoskopi dapat membantu mengurangi kebutuhan biopsi,

117
MDVI 7 89 90$ :;<=><<;6<<?

namun tetap tidak dapat menggantikan peran histopatologi 14. Thomas L, S SD. Dermoscopy provides useful information for the
management of melanonychia striata. Dermatol Ther. 2007;20(1):3-10.
dalam menegakkan diagnosis. Melakukan pemeriksaan 15. Zalaudek I, Kreusch J, Giacomel J, Ferrara G, Catricalà C, Argenziano
dermoskopi kuku memang tidak mudah, dan interpretasinya G. How to diagnose nonpigmented skin tumors: a review of vascular
membutuhkan pengetahuan memadai mengenai anatomi, structures seen with dermoscopy. J Am Acad Dermatol. 2010;63(3):361-74.
16. Hirata SH, Yamada S, Almeida FA. Dermoscopy of the nail bed and matrix
  

  
 

'"
 


to assess melanonychia striata. J Am Acad Dermatol. 2005;53(5):884-6.


dokter spesialis kulit dan kelamin diharapkan dapat terus 17. Hirata SH, Yamada S, Almeida FA. Dermoscopic examination of the nail
mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya bed and matrix. Int J Dermatol. 2006;45:28-30.
dalam melakukan pemeriksaan dermoskopi. 18. Koga H, Saida T, Uhara H. Key point in dermoscopic differentiation
between early nail apparatus melanoma and benign longitudinal
melanonychia. J Dermatol. 2011;38:45-52.
19. Chiacchio ND, Farias DCd, Piraccini BM. Consensus on melanonychia
DAFTAR PUSTAKA nail plate dermoscopy. An Bras Dermatol. 2013;88(2):309-13.
20. Castro LGM, Loureiro W, Neto JPD. Guidelines of the Brazilian
1. Rich P, Jefferson JA. Overview of nail disorders: UpToDate. 2015. Disitasi Dermatology Society for diagnosis, treatment and follow up of
26 Januari 2016. Tersedia di: http://www.uptodate.com/contents/overview- primarycutaneous melanoma - Part I. An Bras Dermatol. 2015;90(6):851-
of-nail-disorders. 61.
2. Berker DAR, Baran R. Science of the nail apparatus. Dalam: Baran R, 21. Thomas L, Phan A, Pralong P, Poulalhon N. Special locations dermoscopy
Berker DAR, Holzberg M, Thomas L, penyunting. Baran & Dawber’s facial, acral, and nail. Dermatol Clin. 2013;31:615-24.
Diseases of the Nail and their Management. Wiley: Blackwell; 2012. h. 22. Lesort C, Debarbieux S, Duru G, Dalle S, Poulhalon N, Thomas L.
1-50. Dermoscopic features of onychomatricoma: a study of 34 cases. Dermatol.
3. Bowling J. Introduction to dermoscopy. Dalam: Bowling J, penyunting. 2015;231:177-83.
Diagnostic dermoscopy. Blackwell; 2012. h. 1-14. 23. Dogan S, Akdogan A, Sahin S. Can end organ damage in scleroderma
4. Tosti A, Pirraccini B, Farias D. Nail diseases. Dalam: Micali G, be predicted based on nail fold dermatoscopy findings? J Dermatol.
penyunting. Videodermatoscopy in clinical practice. London: Informa 2011;38:416-8.
Healthcare; 2010. h. 45-51. 24. Oztas M. Clinical and dermoscopic progression of subungual hematomas.
5. Tosti A. Dermoscopy of nail pigmentations: UpToDate. 2015. Disitasi 26 Int Surg. 2010;95(3):239-41.
Januari 2016. Tersedia di: http://www.uptodate.com/contents/dermoscopy- 25. Piraccini BM, Bruni F, Starace M. Dermoscopy of non-skin cancer nail
of-nail-pigmentation. disorders. Dermatol Ther. 2012;25:594-602.
6. Tosti A. Dermoscopy allows better management of nail pigmentation. Arch 26. Piraccini BM, Balestri R, Starace M, Rech G. Nail digital dermoscopy in
Dermatol. 2002;138:1369-70. the diagnosis of onychomycosis. JEADV. 2013;27:509-13.
7. Menzies SW. Evidence-based dermoscopy. Dermatol Clin. 2013;31:521-4. +
<
=>
> 
Q>
[  
  

"

\

8. Marghoob AA, Jaimes N. Overview of dermoscopy: UpToDate; 2015. onychopathies: descriptive analysis of 500 cases. Int J Dermatol.
Disitasi 20 Januari 2016. Tersedia di: http://www.uptodate.com/contents/ 2012;51:483-96.
overview-of-dermoscopy. 28. Yadav TA, Khopkar US. Dermoscopy to detect signs of subclinical nail
9. Lencastre A, Lamas A, Sá D, Tosti A. Onychoscopy. Clin Dermatol. involvement in chronic plaque psoriasis: a study of 68 patients. Indian J
2013;31:587-93. Dermatol. 2015;60(3):272-5.
10. Anonimus. Hair and nails: Skin disease and care. 2015. Disitasi 27 Januari 29. Nakamura R, Broce AAA, Palencia DPC, Ortiz NIA, Leverone A.
2016, http://dermatology.about.com/cs/nailanatomy/a/nailanatomy.htm Dermoscopy of nail lichen planus. International J Dermatol. 2013;52:684-
11. Thomas L, Vaudaine M, Wortsman X, Jemec GBE, Drapé J-L. Imaging 7.
the nail unit. Dalam: Baran R, Berker DAR, Holzberg M, Thomas L, ]^
_$
Q
[
  

 

  

  `

penyunting. Baran & Dawber’s diseases of the nails and their management. tissue diseases. J Dermatol. 2011;38:66-70.
Wiley: Blackwell; 2012. h. 101-25. 31. Ohtsuka T. Dermoscopic detection of nail fold capillary abnormality in
12. Ronger S, Touzet S, Ligeron C. Dermoscopic examination of nail patients with systemic sclerosis. J Dermatol. 2012;39:331-5.
pigmentation. Arch Dermatol. 2002;138(10):1327-33. 32. Muroi E, Hara T, Yanaba K. A portable dermatoscope for easy, rapid
13. Phan A, Dalle S, Touzet S, Ronger-Savlé S, Balme B, Thomas L. examination of periungual nailfold capillary changes in patients with
Dermoscopic features of acral lentiginous melanoma in a large series of systemic sclerosis. Rheumatol Int. 2011;31:1601-6.
110 cases in a white population. Br J Dermatol. 2010;162(4):765-71.

118

You might also like