You are on page 1of 8

IDENTIFIKASI PERSONAL DAN IDENTIFIKASI KORBAN

BENCANA MASSAL DI BLU RSUP PROF DR R.D KANDOU


MANADO PERIODE JANUARI 2010 – DESEMBER 2012

1
Gladys L. Monica
2
James F. Siwu
2
Johannis F. Mallo

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: gladyslydiamonica@yahoo.com

Abstract: In forensic identification, the identity is determined by comparing two sets of data,
antemortem and postmortem. This identification is important to the victims’ families because
that is the embodiment of human rights and reverence to the deceased body. This study aimed
to obtain data regarding the management of personal and disaster victims’ identification in
Prof. Dr. R.D Kandou Hospital Manado from January 2010 through December 2012. This was
a retrospective study with a cross sectional design. Data were obtained from the Forensic
Medicine Department in Prof. Dr. R.D Kandou Hospital, Manado. Samples were dead bodies
without any identities. The results showed that during 2010-2012 there were 20 dead bodies
without identities out of the total 7,296, consisting of 3 fresh dead bodies, 4 fetus suspected
due to abortion, 3 dead bodies in skeleton forms, and 10 disaster victims (a heli crash). Non-
disaster victims were identified by using visual, documentary, personal property, and medical
examination methods, meanwhile disaster victims were identified by using the standard
procedure for disaster victim identification (DVI) from interpol. Conclusion: The
implementation of identification in Prof. Dr. R.D. Kandou Hospital from January 2010
through December 2012 used visual, documentary, personal property, and medical
examination methods. Moreover, identification of disaster victims were carried out by using
the DVI from interpol. The descriptions were stated in the deduction reports which contained
morgue data, autopsy examinations, and conclusions.
Keywords: identification, dead victims, disaster, DVI.

Abstrak: Identifikasi forensik penting dilakukan terhadap korban meninggal karena


merupakan perwujudan HAM dan penghormatan terhadap yang telah meninggal. Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan identifikasi personal dan
korban bencana massal di BLU RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado pada periode tahun
2010-2012. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif dengan cross sectional design.
Data yang digunakan ialah data sekunder berupa laporan yang diperoleh dari Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal BLU RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Manado. Sebagai
sampel yaitu data jenazah tanpa identitas dan diperoleh sebanyak 20 sampel yang terdiri dari 3
jenazah segar, 4 janin yang diduga merupakan korban aborsi, 3 jenazah dalam bentuk
kerangka, dan 10 jenazah akibat kecelakaan lintas udara (heli crash) di Bitung.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan metode visual, dokumen, properti, dan
medik. Untuk korban kecelakaan lintas udara, identifikasi dilakukan dengan menggunakan
prosedur standar Interpol yaitu Disaster Victim Identification (DVI). Simpulan: Pelaksanaan
identifikasi di BLU RSUP Prof DR R.D Kandou Manado periode Januari 2010-Desember
2012 menggunakan metode visual, dokumen, properti, dan medik, sedangkan untuk
S119
S120 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S119-126

identifikasi korban bencana massal digunakan DVI. Uraian mengenai metode tersebut tersirat
dalam laporan deduksi yang memuat data jenazah, hasil pemeriksaan fisik (luar dan dalam),
serta simpulan.
Kata kunci: identifikasi, jenazah, Bencana, DVI.

Jumlah mayat tanpa identitas sepanjang dengan penuh penghormatan terhadap


tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun mayat tersebut dan diberi label yang
sebelumnya. Di Rumah Sakit Kepolisian memuat identitas mayat, dilak dengan
Pusat R.S. Sukanto, jumlah tersebut diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu
meningkat sekitar 50%. Sebagian mayat jari kaki atau bagian lain badan mayat ”.11
berasal dari gelandangan, dan lainnya Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
merupakan korban kejahatan pembunuhan proses identifikasi merupakan hal yang
maupun bayi yang ditelantarkan orang penting untuk dilaksanakan sebelum proses
tuanya.1 Pada tahun 2012 , kamar jenazah selanjutnya yaitu pemeriksaan mayat
RSUD Cianjur menerima 1.191 mayat (otopsi).12,13
dalam lima bulan terakhir; 13 diantaranya Identifikasi dapat dilakukan dalam tiga
ialah mayat tidak dikenal. Diperkirakan cara: visual (kerabat atau kenalan melihat
terdapat 20 jenazah tidak dikenal yang jenazah); data secara rinci (misalnya, data
diterima setiap tahunnya.2 Angka kejadian ante-mortem yang cocok dengan informasi
bencana di Indonesia mengalami pening- yang dikumpulkan selama autopsy dan
katan dan menimbulkan korban jiwa serta informasi situasional lainnya); dan secara
kerugian yang besar.3 Keadaan ini dapat ilmiah atau objektif (misalnya, pemeriksaan
terlihat laporan berbagai media massa yang gigi, sidik jari, atau DNA). Identifikasi
memuat berita mengenai kejadian bencana, tidak mutlak berdasarkan urutan diatas; jika
kecelakaan transportasi, aksi teror bom, perlangsungan proses identifikasi menjadi
gempa bumi, tsunami, banjir, tanah long- lebih sulit, cara selanjutnya yang dilakukan.
sor, letusan gunung berapi, puting beliung, Bila memungkinkan, identifikasi visual
dan lain-lain.4 Badan Nasional Penang- harus dilengkapi dengan salah satu dari dua
gulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah metode lain.14
bencana alam yang terjadi di Indonesia Pada dasarnya, identifikasi terdiri dari
sepanjang tahun 2012 yaitu mencapai dua metode utama, yaitu: 1) identifikasi
angka 1.598 yang sangat meningkat diban- komparatif, yaitu bila selain data post
dingkan tahun 2010 yang hanya mencapai mortem juga tersedia data ante mortem,
angka 644.3,5 dalam suatu komunitas yang terbatas, dan
Identifikasi forensik merupakan upaya 2) identifikasi rekonstruktif, yaitu bila tidak
yang dilakukan dengan tujuan membantu tersedia data ante mortem dan komunitas
penyidik untuk menentukan identitas se- tidak terbatas.12 Penentuan identitas per-
seorang.6-8 Penentuan identitas korban sonal dapat menggunakan metode identifi-
seperti halnya penentuan identitas tersangka kasi visual, doukumen, properti, pemerik-
pelaku kejahatan merupakan bagian ter- saan medik, gigi, serologik, sidik jari,
penting dalam penyidikan.7,9 Identifikasi analisis DNA, dan secara eksklusi. Identitas
tersebut penting sekali dilakukan terhadap seseorang dapat dipastikan bila paling
korban meninggal karena merupakan sedikit dua metode yang digunakan mem-
perwujudan HAM dan penghormatan berikan hasil positif (tidak meragukan).6,15
terhadap orang yang sudah meninggal. 10 Prosedur identifikasi pada korban bencana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara massal mengacu pada prosedur Disaster
Pidana (KUHAP) Pasal 133 ayat tiga Victim Identification (DVI) yang dikeluar-
tertulis “Mayat yang dikirim kepada ahli kan oleh Interpol. Proses DVI yang terdiri
kedokteran kehakiman atau dokter pada dari lima fase, yaitu: the scene, post mor-
rumah sakit harus diperlakukan secara baik tem examination, ante mortem information
Monica, Siwu, Mallo;Identifikasi Personal dan Identifikasi Korban Bencana... S121

retrieval, reconciliation, dan debriefing.4,15,16 selama kurun waktu tahun 2010-2012.


Proses identifikasi tidak jarang Kriteria inklusi dalam penelitian ini ialah
diperhadapkan dengan berbagai kendala jenazah tanpa identitas.
sehingga dapat memperlambat penyidikan
identitas dari jenazah tersebut.17 Terdapat-
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
nya kendala dalam proses identifikasi,
antara lain karena tidak konsistennya Tabel 1 dan Gambar 1 memperlihat-
pengumpulan data ante mortem (misalanya kan jumlah jenazah yang diterima di
pendataan gigi) sehingga identifikasi Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
jenazah tersebut menjadi sulit dan mem- Medikolegal BLU RSUP Prof. Dr. R.D
butuhkan waktu lama untuk dikonfirmasi Kandou Manado selama tahun 2012, 2011,
walaupun sudah mendapatkan pengelolaan dan 2012. Berdasarkan kriteria inklusi
professional yang baik dalam proses didapatkan sampel sebanyak 20 jenazah
identifikasi.18,19 Proses identifikasi pada tanpa identitas dalam kurun waktu Januari
korban bencana massal juga mengalami 2010-Desember 2012 dengan rincian seperti
banyak hambatan di penyidikan lapangan yang tertera dalam Tabel 2.
dalam menerapkan prosedur DVI.4
Masyarakat Indonesia memiliki keter-
Tabel 1. Jumlah jenazah yang dilaporkan di
batasan dalam data ante mortem. Tidak Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
lebih dari 10% penduduk Indonesia yang Medikolegal BLU RSUP Prof. Dr. R.D.
diketahui sidik jarinya, dan hal inipun tidak Kandou Manado.
mudah diakses. Golongan darah yang
diketahui biasanya hanya golongan ABO Tahun
Bulan
2010 2011 2012
yang memiliki nilai eksklusi rendah. Di
Januari 172 177 234
Indonesia hampir tidak ditemukan data gigi Februari 157 164 232
yang baik kecuali pada kelompok masya- Maret 116 393 224
rakat tertentu seperti penerbang dan TNI, April 159 181 208
namun data giginya juga tidak mengikuti Mei 195 211 235
ketentuan internasional (Interpol).12 Ber- Juni 167 190 184
dasarkan penelitian Smith dan Hanzlick20 Juli 153 202 239
pada 100 jenazah tanpa identitas, metode Agustus 180 244 254
yang paling menunjang identifikasi ialah September 170 207 244
visual (52%), sidik jari (31%), gigi (10%), Oktober 156 220 226
sinar-X (4%), dan metode lainnya (6%).20 November 160 218 216
Penelitian Cavard et al.21 memperoleh hasil Desember 173 209 226
Total 1958 2616 2722
yang berbeda yaitu dari 134 kasus diper-
oleh bahwa hampir 28% telah diidentifikasi
dengan biologi molekuler (DNA), 23% de-
ngan pemeriksaan odontologi, 7,5% dengan
sidik jari, dan 6,7% dengan data otopsi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
retrospektif dengan cross sectional design.
Data yang digunakan ialah data sekunder
berupa laporan yang diperoleh dari Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Gambar 1. Grafik jumlah kasus yang
BLU RSUP Prof. Dr. R.D Kandou dilaporkan di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
Manado. Sampel yang diambil yaitu data dan Medikolegal BLU RSUP Prof. Dr. R.D.
jenazah tanpa identitas yang diterima Kandou Manado.
S122 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S119-126

Tabel 2. Jumlah Jenazah tanpa identitas yang kematian menurut polisi, jenis kelamin, dan
dilaporkan di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik pekerjaan. Selain data jenazah, juga
dan Medikolegal BLU RSUP Prof. Dr. R.D. dicantumkan waktu pemeriksaan yaitu:
Kandou Manado periode Januari 2010- hari, tanggal, serta jam dilaksanakan
Desember 2012. pemeriksaan tersebut. Penanggung jawab,
pembantu, pelaksana dan penulis laporan
Jumlah jenazah
juga dicantumkan setelah data jenazah.
Tahun % Selanjutnya, dituliskan data-data hasil
tanpa identitas
2010 6 30 % pemeriksaan luar, yaitu berupa keterangan
2011 5 25 % label pada jenazah, bungkus mayat dan apa
2012 9 45 % yang menutupi mayat, catatan-catatan
Total 20 100 % mengenai identifikasi, tanda kematian,
patah tulang, dan tanda kekerasan. Bila
pemeriksaan dalam (otopsi) dilakukan,
Kasus bencana yang dilaporkan di hasilnya juga dimasukkan dalam laporan
BLU RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado deduksi. Setelah kedua pemeriksaan atau
ialah kecelakaan lintas udara jatuhnya salah satu dari pemeriksaan itu dilakukan,
helikopter di wilayah perkebunan Kelurah- ditarik simpulan yang tertulis di bagian
an Danowudu Kecamatan Ranowulu Kota akhir dari laporan tersebut.
Bitung tahun 2011 (jumlah korban 10 Identifikasi personal di BLU RSUP
orang) dan bencana longsor di Kota Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dilakukan
Manado pada tahun 2011 dan 2012 (jumlah pada semua jenazah, baik yang sudah
korban masing 10 dan dua orang), tetapi diketahui identitasnya maupun yang belum.
prosedur DVI hanya diterapkan pada Laporan hasil identifikasi tercakup dalam
korban jatuhnya helikopter sedangkan pemeriksaan luar pada laporan deduksi,
yaitu: pakaian dan perhiasan yang
korban kedua bencana lainnya langsung
dikenakan mayat, benda disamping mayat,
dibawa pulang oleh keluarga.
jenis kelamin, status gizi, suku bangsa,
Pada saat jenazah diminta untuk
warna kulit, berat badan, identifikasi
dilakukan otopsi, pihak kepolisian akan
khusus, rambut kepala beserta alis, kumis
membuat surat yang berisi permintaan
dan janggut, mata kanan dan mata kiri,
otopsi dengan merujuk pada pasal 133, 134 hidung telinga dan mulut, patah tulang,
dan 136 KUHAP serta Undang-undang No. serta tanda kekerasan yang ditemukan.
2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Hasil pemeriksaan luar akan dicantumkan
Republik Indonesia. Selain itu, surat dalam Visum et Repertum dan ditan-
tersebut memuat identitas dari jenazah, datangani oleh dokter yang melakukan
yaitu: nama, jenis kelamin, umur, kewar- pemeriksaan. Pada 10 jenazah yang
ganegaraan, agama, pekerjaan, dan alamat. menjadi korban dari kecelakan lintas udara
Jika data tersedia, kondisi saat mayat jatuhnya helikopter di Bitung (2011),
ditemukan beserta tempat ditemukan mayat proses identifikasi dilakukan sesuai dengan
tersebut juga dicantumkan dalam laporan. prosedur yang telah dibahas di atas. Semua
Dokter ahli forensik akan melakukan peme- data hasil identifikasi korban bencana
riksaan terhadap mayat tersebut. Proses dimasukan dalam laporan deduksi sama
identifikasi di BLU RSUP Prof. Dr. R.D. seperti perlakuan pada jenazah personal.
Kandou dilakukan oleh dokter ahli Foren- Selain itu, data hasil identifikasi korban
sik dibantu oleh staf bagian Ilmu Kedokteran juga dimasukkan dalam formulir post
Forensik dan Instalasi Pemulasaran mortem yang memenuhi standar Interpol
Jenazah. (Pink form).16
Hasil pemeriksaan jenazah dimasuk- Pada penelitian ini, semua metode
kan dalam laporan deduksi yang memuat identifikasi seperti yang telah dijelaskan
data jenazah seperti nama, alamat, dalam tinjauan pustaka, dipakai sebagai
Monica, Siwu, Mallo;Identifikasi Personal dan Identifikasi Korban Bencana... S123

metode dalam mengidentifikasi seluruh visual, properti dan medik. Hal ini sesuai
jenazah, termasuk jenazah tanpa identitas dengan acuan pustaka yang menyatakan
yang menjadi sampel. Dari 20 jenazah bahwa identitas seseorang dapat dipastikan
sampel, terdapat 4 janin yang diduga bila paling sedikit dua dari sembilan
merupakan korban aborsi. Selain itu, metode yang digunakan memberikan hasil
terdapat 3 jenazah yang diperiksa dalam positif (tidak meragukan),6,15 atau jika me-
bentuk kerangka. Masing-masing jenazah mungkinkan, metode visual dilengkapi
yang sudah dijelaskan di atas dilaporkan dengan dua atau tiga metode lainnya.14
pada tahun yang berbeda. Salah satu Smith dan Hanzlick20 mendapatkan hasil
jenazah dilaporkan ke bagian Ilmu yang tidak jauh berbeda yaitu metode yang
Kedokteran Forensik dan Instalasi Pemu- paling menunjang identifikasi ialah visual
lasaran Jenazah, namun batal dilakukan (52%).20 Berbeda halnya dengan studi yang
otopsi. Perbandingan jenis kelamin laki- dilakukan Cavard et al.21 yang memperoleh
laki dan perempuan ialah 3 : 1. Penelitian hasil bahwa hampir 28% dari jenazah tanpa
retrospektif dari Hanzlick dan Smith20 identitas yang dilaporkan telah diiden-
mencatat dari 134 jenazah yang memenuhi tifikasi dengan metode biologi molekuler
kriteria inklusi, mayoritas ialah laki- laki (DNA).
dengan rasio 2,94. Penelitian tersebut Sampai penelitian ini selesai dilaku-
dilakukan di Perancis dalam kurun waktu kan, tidak ditemukan catatan, surat atau
enam tahun dan menggunakan semua meto- laporan yang menjelaskan bahwa jenazah-
de identifikasi sama seperti penelitian ini.20 jenazah telah diambil oleh keluarga atau
Terdapat sembilan metode yang digu- yang bersangkutan dengan jenazah.
nakan dalam mengidentifikasi jenazah.13 Jenazah yang tidak diambil oleh keluarga
Data-data yang diperoleh dapat berupa data mungkin disebabkan oleh terbatasnya data
medik dan data non-medik. Pada penelitian ante mortem seperti sidik jari, ciri-ciri fisik
ini, metode tersebut tersirat dalam laporan dan data gigi. Tidak menutup kemungkinan
deduksi. Laporan hasil identifikasi berupa bahwa jenazah tanpa identitas tidak diambil
pakaian dan perhiasan yang dikenakan oleh keluarga disebabkan karena tidak
mayat serta benda yang berada disamping adanya laporan orang hilang sehingga sulit
mayat mengacu pada metode identifikasi membandingkan antara data ante mortem
berdasarkan dokumen dan properti. Metode dan data post mortem.
identifikasi ini menganalisis jenazah berda- Pada korban bencana massal, dalam
sarkan pakaian dan perhiasan yang dikena- hal ini kecelakaan lintas udara (jatuhnya
kan, serta dokumen seperti kartu identitas helicopter) di wilayah perkebunan Kelurah-
(SIM, KTP, paspor dan lain sebagainya an Danowudu Kecamatan Ranowulu Kota
yang memuat identitas jenazah tersebut). Bitung dengan jumlah korban 10 orang,
Tidak menutup kemungkinan bahwa doku- semua metode identifikasi sudah dilaksana-
men ataupun properti yang ditemukan di kan. Metode identifikasi yang digunakan
dekat jenazah bukan milik dari jenazah pada semua korban bencana tersebut ialah
tersebut, terutama pada kecelakaan massal. berdasarkan visual, dokumen, dan properti.
Selain itu, metode identifikasi medik Jika dibandingkan dengan studi yang
berupa jenis kelamin mayat, status gizi, dilakukan oleh Biau, antropologi forensik
suku bangsa, warna kulit, berat badan, yang memegang peranan penting dalam
panjang badan, rambut kepala beserta alis, identifikasi korban di beberapa bencana
kumis dan janggut, mata kanan dan mata yang ditangani DVI.21,22 Pink Form yang
kiri, hidung, telinga dan mulut, patah tulang berisi data post mortem diserahkan kepada
serta identifikasi khusus (tattoo, tahi pihak kepolisian sedangkan laporan deduksi
lalat/nevus, tindik/piercing, dan disunat disimpan di Instalasi Pemulasaran Jenazah.
atau tidak). Ditinjau dari jumlah korban yang
Semua jenazah yang dilaporkan dapat dikategorikan massal, berbagai acuan
(100%) diidentifikasi berdasarkan metode pustaka memiliki patokan yang berbeda.
S124 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S119-126

Popzacharieva dan Rao mengemukakan 10 RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
orang korban sudah dapat dikatakan periode Januari 2010-Desember 2012
massal, sedangkan Silver dan Sourion menggunakan metode visual, dokumen,
mengatakan bahwa patokan ini akan properti, dan medik, sedangkan untuk
berbeda-beda, tergantung dari lokasi identifikasi korban bencana massal diguna-
bencana terkait dengan sumber daya dan kan disaster victim identification dari
fasilitas yang tersedia. Sebagai contoh, Interpol. Uraian mengenai metode tersebut
jumlah lemari pendingin yang tersedia tersirat dalam laporan deduksi yang
untuk menyimpan jenazah akan bervariasi memuat data jenazah, hasil pemeriksaan
dari 4 hingga 400 unit antara satu rumah luar dan dalam, serta simpulan,
sakit dengan rumah sakit lainnya.4 Pada
studi ini digunakan patokan Disaster Victim
Identification Guide yang dikeluarkan oleh SARAN
Interpol yang menyebutkan bahwa jumlah Diperlukan penanganan yang optimal
korban tidak ditentukan. Menurut panduan terhadap setiap jenazah yang ditemukan
tersebut, bencana dapat berupa bencana baik dari pihak masyarakat, kepolisian,
tertutup dan bencana terbuka. Bencana maupun dari tim medik agar memudahkan
tertutup ialah bencana dengan jumlah proses identifikasi dan penyidikan. Untuk
korban yang sudah pasti dan mudah itu, sosialisasi terhadap masyarakat oleh
diidentifikasi atau dikelompokan; sebagai pihak kepolisian dan tim medik mengenai
contoh, kecelakaan pesawat dengan daftar undang-undang yang berlaku dan tindakan
penumpang. Bencana terbuka ialah bencana yang perlu dilakukan bila menemukan
katastropik dengan jumlah para korban mayat perlu digalakan.
yang tidak diketahui dan data-data
individual yang tidak jelas.16
Kecelakaan lintas udara (jatuhnya UCAPAN TERIMA KASIH
helicopter) di wilayah perkebunan Kelurahan
Danowudu Kecamatan Ranowulu Kota Ucapan terima kasih ditujukan kepada
Bitung ini termasuk dalam bencana dr. James Siwu, SH, DFM, DK dan DR. dr.
tertutup. Jumlah korban yang hanya 10 Erwin G. Kristanto, SH, Sp.F selaku
orang memudahkan untuk membandingkan penguji Skripsi serta seluruh pihak yang
data-data ante mortem dan post mortem. secara langsung ataupun tidak langsung
Hal tersebut sesuai dengan panduan menumbuhkan ide dan gagasan pada
Interpol yang menyatakan bahwa memban- penulis.
dingkan data ante mortem dengan data post
mortem pada bencana tertutup lebih cepat DAFTAR PUSTAKA
dilakukan dibandingkan pada bencana
terbuka.16 Tidak menutup kemungkinan 1. Purnomo NR. Jumlah mayat tanpa identitas
bahwa kedua jenis bencana dapat terjadi meningkat 50 persen. Tribun News
bersamaan, sebagai contoh sebuah pesawat [homepage on the Internet]. 2011 [cited
2012 Aug 25]. Available from:
yang jatuh di pemukiman warga.
http://www.tribunnews.com/2011/01/01
Mengenai label pada jenazah yang /gawat-jumlah-mayat-tanpa-identitas-
diteliti, dari keseluruhan 36 jenazah, hanya meningkat-50-persen.
satu jenazah yang labelnya masih tersedia. 2. Komisi Kepolisian Indonesia. Aneka
Pada jenazah yang lain data keberadaan Peristiwa: “Lima bulan, 1.191 mayat
labelnya tidak jelas. Penomoran jenazah masuk kamar jenazah RSUD Cianjur”
pada korban bencana massal dilakukan [homepage on the Internet]. 2011 [cited
berdasarkan panduan dari Interpol.16 2012 Aug 18 ]. Available from: http://
www.komisikepolisianindonesia.com/s
econdPg.php?cat=aneka&id=4785
SIMPULAN
3. Firdaus F. BNPB: 1.598 Bencana alam
Pelaksanaan identifikasi di BLU terjadi di tahun 2011 [homepage on the
Monica, Siwu, Mallo;Identifikasi Personal dan Identifikasi Korban Bencana... S125

Internet]. 2011 [cited 2012 Aug 25]. Peranan Ilmu Forensik dalam
Available from: http://news.okezone. Penegakan Hukum, Sebuah Pengantar.
com/read/2011/12/30/337/549497/bnpb Jakarta: Pustaka Dwipar; 2008 .
-1-598-bencana-alam-terjadi-ditahun- 13. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran
2011 Forensik (Edisi Pertama). Jakarta: Bina
4. Henky, Savitri O. Identifikasi korban Rupa Aksara; 1997.
bencana massal: Praktik DVI antara 14. Cordner S, McKelvie H. Developing
teori dan kenyataan. Indonesian Journal standards in international forensic work
of Legal and Forensic Sciences. to identify missing persons [homepage
2012;2(1):5-7. on the Internet]. 2002 [cited 2012 Aug
5. Monthly Humanitarian Update. OCHA 18]. Available from: http://www.
Indonesia [homepage on the Internet]. icrc.org/eng/assets/files/other/irrc_848_
Januari 2011. [cited 2012 Sept 8]. cordner.pdf
Available from: http://www.google. 15. Singh S. Penatalaksanaan identifikasi
co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sour korban bencana. Majalah Kedokteran
ce=web&cd=1&cad=rja&ved=0CB8QF Nusantara [serial online]. 2008 [cited
jAA&url=http%3A%2F%2Fochaonline 2012 Aug 25];41(4):254-258. Available
.un.org%2FOchaLinkClick.aspx%3Flin from: http://repository.usu.ac.id/
k%3Docha%26docId%3D1178979&ei bitstream/123456789/18620/1/mkn-
=LkuNUKSdMIbNrQfZiYDACQ&usg des2008-41% 20%2811%29.pdf
=AFQjCNFakz2K_8uTrQ3_X__Y_dfi 16. INTERPOL. Disaster victim identification
wrfuZQ guide [homepage on the Internet].
6. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, 2009. [cited 2012 Aug 24]. Available
Mun’im WAT, Sidhi, Hertian S, et al. from: www.interpol.int/Media/Files/
Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: INTERPOLExpertise/DVI/
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas 17. Wowiling R. Kriteria Identifikasi Pada
Kedokteran Universitas Indonesia; Jenazah [Skripsi]. Manado: Fakultas
1997. Kedokteran Universitas Sam Ratulangi;
7. Ilmu Kedokteran Forensik Universitas 2003.
Hasanudin. Identifikasi Forensik 18. Dawidson I. Case reports and background:
[homepage on the Internet]. Nodate Difficulties with identification –
[cited 2012 Aug 18 ]. Available from: Sweden. J Forensic Odontostomatol.
http://med.unhas.ac.id/forensik/index.p 2011 Jul 1;29(1):44-50. cited 2012 Aug
hp?option=com_content&task=view&i 15]. Available from: http://www.iofos.
d=14&Itemid=1 eu/Journals/JFOS%20Jun11/7_CASE%
8. Rajesh B. Principle of Forensic Medicine 20REPORTS%20AND%20BACKGR
and Toxicology [monograph online]. OUND-%20DIFFICULTIES%20
New Delhi: Jaypee Brothers Medical, WITH%20IDENTIFICATION.pdf
2011 [cited 2012 Sept 16]. Available 19. Auerkari E. Recent trends in dental
from: http://www.jaypeedigital.com/ forensics. Indonesian Journal of Legal
BookDetails.aspx?id=9789350254936 and Forensic Sciences Jakarta.
&sr=1 2008;1(1):5-12
9. Idries AM. Penerapan Ilmu Kedokteran 20. Hanzlick R, Smith GP. Identification of
Forensik dalam Proses Penyidikan. the unidentified deceased: turnaround
Jakarta: CV Sagung Seto; 2008. times, methods, and demographics in
10. Humas UA. Peran dokter gigi dalam Fulton County, Georgia. Am J Forensic
identifikasi korban bencana. Med Pathol. 2006;27(1):79-84. [cited
Universitas Airlangga [homepage on 2012 Aug 18]. Available from:
the Internet]. 2008 [cited 2012 Aug 20]. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
Available from: http://www. 6501356.
unair.ac.id/berita.unair.php?id=963 21. Cavard S, Alvarez JC,De Mazancourt P,
11. Kitab Undang – Undang Hukum Acara Tilotta F, Brousseau P, de la
Pidana. Undang- undang Nomor 8 Grandmaison GL, et al. Forensic and
tahun 1981. police identification of "X" bodies. A 6-
12. Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. years French experience. Forensic Sci-
S126 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret 2013, hlm. S119-126

ence International. 2011;204(1):139-43. identification (DVI). Forensic Sci Int.


22. Blau S, Briggs CA. The role of forensic 2011;205(1-3):29-35.
anthropology in disaster victim

You might also like