You are on page 1of 181

PENGARUH BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION

ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, DAN JOB RELEVANT


INFORMATION TERHADAP BUDGETARY SLACK
(Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Muhammad Nazmudin Nurrasyid
NIM: 1111082000092

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Muhammad Nazmudin Nurrasyid

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 5 Maret 1993

Alamat : Jl. Saidin RT 001/ 03 No. 10 Bambu Apus,

Pamulang, Tangerang Selatan

Email : nazmudinnr@gmail.com

nazmudinnr@mhs.uinjkt.ac.id

II. Riwayat Pendidikan

TK Perwanida (1998 – 1999)

SD Negeri Bambu Apus 1 (1999 – 2005)

MTs Negeri Tangerang II Pamulang (2005 – 2008)

SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan (2008 – 2011)

S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011 – 2015)

III. Latar Belakang Keluarga

Nama Ayah : Heri Priatna

Nama Ibu : Ene Rosminah

Alamat Orang Tua : Jl. Saidin RT 001/ 03 No. 10 Bambu Apus,

Pamulang, Tangerang Selatan

Anak ke/ dari : ke-2 dari 3 bersaudara

vi
IV. Pengalaman Organisasi

1. Pramuka MTs Negeri Tangerang II Pamulang (2005 – 2008)

2. Lab. Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (2013 – 2014)

3. Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013 – 2015)

vii
THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, AND JOB RELEVANT
INFORMATION ON BUDGETARY SLACK
(Empirical Study at Senior High School in South Tangerang)

By: Muhammad Nazmudin Nurrasyid

ABSTRACT

This research was aimed to examine the influence of budgetary


participation, information asymmetry, budget emphasis, and job relevant
information on budgetary slack. This research used primary data which collected
by distributing questionnaires to respondents. Questionnaires were distributed to
principal, vice principals, and administrative staff who participated in budgetary
process at senior high school in South Tangerang. From 98 questionnaires that
have been distributed, only 85 questionnaires have been received, and only 79
questionnaires that full filled and could be processed. The research uses multiple
regression analysis method.
The results of this research show that: (1) budgetary participation has
significant influence on budgetary slack. (2) information asymmetry, budget
emphasis, and job relevant information have no significant influence on budgetary
slack. (3) budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, and
job relevant information have significant influence on budgetary slack
simultaneously.

Keywords: budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, job


relevant information, budgetary slack.

viii
PENGARUH BUDGETARY PARTICIPATION, INFORMATION
ASYMMETRY, BUDGET EMPHASIS, DAN JOB RELEVANT
INFORMATION TERHADAP BUDGETARY SLACK
(Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)

Oleh: Muhammad Nazmudin Nurrasyid

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budgetary participation,


information asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information terhadap
budgetary slack. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner ke respondent. Kuesioner dibagikan kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, beserta jajarannya yang terlibat dalam proses
penganggaran pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan. Dari 98
kuesioner yang dibagikan, hanya 85 kuesioner yang diterima kembali, dan hanya
79 kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diproses. Penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) budgetary participation
berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack. (2) information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information tidak berpengaruh signifikan
terhadap budgetary slack. (3) budgetary participation, information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap budgetary slack.

Kata kunci: budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, job


relevant information, budgetary slack.

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Budgetary Participation, Information
Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant Information terhadap Budgetary
Slack (Studi Empiris pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)”.
Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW., sang teladan yang membawa kita ke zaman penuh kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan penulis. Penulis juga menyadari bahwa dalam
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari doa, saran, dan kritik dari berbagai pihak.
Selain itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Ene Rosminah dan Bapak Heri Priatna, yang
selalu memberikan doa, nasihat, dan dukungan yang tiada henti-hentinya
kepada penulis, serta kakak dan adikku, Abdul Karim Amrullah dan Alamul
Huda yang turut mendukung dan menyemangati penulis selama penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia untuk membimbing,
memberi masukan dan nasihat kepada penulis selama ini.

x
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, memberikan pengarahan, bimbingan serta saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Atiqah, SE., MS., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk berkonsultasi, sabar dalam memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan Akuntansi, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis, serta staf Akademik yang memberikan banyak
bantuan kepada penulis.
7. Seluruh pihak SMA Negeri dan Swasta di Tangerang Selatan atas
partisipasinya menjadi responden sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian ini dengan baik.
8. Sahabat-sahabat “URUKUCUP”, Farah, Bremi, Raya, Ridwan, Rani, Flo, Aji,
dan Ega. Terima kasih atas dukungan dan indahnya persahabatan selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan kuliah, skripsi, dan ujian komprehensif, Oji, Ilfi,
Opi, Sella, Faisal, Wanda, Fazril, Fitria, Bonita, Chandra, Rizki, Eva, Hadi,
Icha, Irvan, Arif, Rahma, serta teman-teman Akuntansi C dan konsentrasi
Akmen angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semangat dan
sukses selalu untuk kita semua.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak.

Jakarta, Maret 2015

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi

ABSTRACT...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II - TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9


xii
A. Tinjauan Teoritis .................................................................................... 9

1. Teori Agensi (Agency Theory) ........................................................... 9

2. Anggaran ......................................................................................... 13

a. Definisi Anggaran ....................................................................... 13

b. Fungsi Anggaran ......................................................................... 14

c. Manfaat dan Tujuan Anggaran .................................................... 14

d. Sistem Penganggaran .................................................................. 16

e. Aspek-aspek Perilaku dalam Penganggaran ................................. 17

3. Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation) ............................... 18

a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran ................................ 20

b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran............................... 21

4. Asimetri Informasi (Information Asymmetry) ................................... 22

5. Penekanan Anggaran (Budget Emphasis) ......................................... 23

6. Job Relevant Information ................................................................. 25

7. Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack) ....................................... 26

B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 28

C. Kerangka Penelitian ............................................................................. 40

D. Perumusan Hipotesis ............................................................................ 43

BAB III - METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 45

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 45

xiii
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 45

C. Metode Pengumpulan Data................................................................... 47

D. Metode Analisis Data ........................................................................... 48

1. Statistik Deskriptif ........................................................................... 48

2. Uji Instrumen................................................................................... 49

a. Uji Validitas ................................................................................ 49

b. Uji Reliabilitas ............................................................................ 49

3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 50

a. Uji Multikolonieritas ................................................................... 50

b. Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 51

c. Uji Normalitas............................................................................. 51

4. Uji Hipotesis .................................................................................... 52

a. Uji Koefsien Determinasi (R2) ..................................................... 53

b. Uji Statistik t ............................................................................... 53

c. Uji Statistik F .............................................................................. 54

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ..................................................... 55

1. Budgetary Participation (X1) ........................................................... 55

2. Information Asymmetry (X2) ............................................................ 56

3. Budget Emphasis (X3)...................................................................... 56

4. Job Relevant Information (X4) ......................................................... 57

xiv
5. Budgetary Slack (Y)........................................................................ 58

BAB IV - HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 61

A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................... 61

1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 61

2. Karakteristik Responden Penelitian.................................................. 61

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 63

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .............. 64

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ................. 64

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia....................................... 65

B. Hasil Uji dan Pembahasan .................................................................... 65

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 65

2. Hasil Uji Instrumen.......................................................................... 67

a. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 67

b. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 70

3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 74

a. Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................... 74

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 76

c. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 77

4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 78

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)........................................... 79

xv
b. Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 80

c. Hasil Uji Statistik F ..................................................................... 83

C. Pembahasan ......................................................................................... 84

1. Pengaruh Budgetary Participation terhadap Budgetary Slack ........... 84

2. Pengaruh Information Asymmetry terhadap Budgetary Slack ............ 86

3. Pengaruh Budget Emphasis terhadap Budgetary Slack ..................... 88

4. Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack ......... 89

5. Pengaruh Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget

Emphasis, dan Job Relevant Information Secara Simultan terhadap

Budgetary Slack ............................................................................... 91

BAB V - PENUTUP ......................................................................................... 93

A. Kesimpulan .......................................................................................... 93

B. Saran .................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 100

xvi
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 30

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................... 59

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ........................................................ 62

4.2 Total Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner ..................................... 62

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 63

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........ 64

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........... 64

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................. 65

4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif................................................................. 66

4.8 Hasil Uji Validitas Budgetary Participation (BP) ................................. 67

4.9 Hasil Uji Validitas Information Asymmetry (IA) ................................... 68

4.10 Hasil Uji Validitas Budget Emphasis (BE)............................................ 68

4.11 Hasil Uji Validitas Job Relevant Information (JRI)............................... 69

4.12 Hasil Uji Validitas Budgetary Slack (BS) ............................................. 70

4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Participation........................ 71

4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Information Asymmetry ........................ 71

4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budget Emphasis .................................. 72

4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Job Relevant Information...................... 72

4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Slack .................................... 73

xvii
4.18 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 73

4.19 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien Korelasi ................................. 74

4.20 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien ................................................ 75

4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 79

4.22 Hasil Uji Statistik t .............................................................................. 81

4.23 Hasil Uji Statistik F ............................................................................. 83

xviii
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Penelitian ............................................................... 40

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot ......... 76

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ....................... 77

4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................. 78

xix
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Surat Penelitian Skripsi ................................................................... 101

2 Kuesioner Penelitian ........................................................................ 122

3 Jawaban Responden ........................................................................ 130

4 Hasil Output .................................................................................... 141

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia bisnis saat ini semakin mendapatkan tantangan tersendiri untuk

dapat bertahan di tengah kerasnya persaingan dengan kompetitor. Berbagai

tekanan di dunia bisnis membuat perusahaan harus terus melakukan perbaikan

dalam hal apapun. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk mengelola sumber

daya yang dimilikinya secara efektif dan juga efisien. Kerasnya persaingan

tersebut memaksa pihak manajemen untuk terus memaksimalkan kinerjanya

agar mampu bertahan di lingkungan bisnis global (Harahap, 2012).

Sekolah merupakan lembaga yang didesain sebagai sarana untuk

melaksanakan pendidikan, serta mempersiapkan dan menciptakan generasi

penerus bangsa yang berkualitas. Untuk dapat meningkatkan mutu bidang

pendidikan serta nantinya untuk dapat bersaing di dunia luar yang semakin hari

semakin keras persaingan yang harus dihadapi akibat kemajuan IPTEK yang

terus berkembang dengan pesat. Masyarakat yang semakin kritis dengan

kebijakan-kebijakan pemerintah menuntut untuk dilaksanakannya akuntabilitas

dan transparansi atas lembaga-lembaga yang bergerak dalam sektor publik,

seperti sekolah. Untuk mengelola sumber dayanya secara efisien dan efektif,

perlu adanya pengelolaan secara cermat serta strategi dan kebijakan yang tepat.

Salah satu alat yang dapat digunakan oleh manajemen dalam pengelolaan

sumber daya organisasi adalah anggaran (Sugiwardani, 2012:1).

1
Sebagai usaha bagi pihak manajemen untuk menjamin sumber daya

perusahaan telah terkelola dengan baik, maka anggaran dibutuhkan sebagai

sistem perencanaan yang dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Anggaran digunakan oleh suatu organisasi sebagai

alat perencanaan dan pengendalian dari apa yang harus mereka lakukan. Seorang

pemimpin di sekolah, adalah Kepala Sekolah, sebagai pengambil kebijakan,

dituntut untuk memahami tata kelola sumber daya yang dimiliki sekolah agar

dapat berjalan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai.

Perencanaan dan pengendalian saling berhubungan, dan perencanaan

adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya

dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah

melihat ke belakang, menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi,

dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya,

kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran,

yaitu melihat ke masa depan sekali lagi (Hansen dan Mowen, 2009:422).

Blocher, et. al. (2011:564) menjelaskan bahwa anggaran (budget)

merupakan rencana terperinci untuk pemerolehan dan pemakaian sumber daya

keuangan dan lain-lain selama periode waktu tertentu, khususnya satu tahun

fiskal. Anggaran mencakup aspek keuangan dan nonkeuangan dari operasi dan

proyek yang direncanakan. Anggaran untuk suatu periode merupakan garis

pedoman operasi dan proyeksi hasil operasi untuk periode yang dianggarkan.

Proses penyiapan anggaran disebut penganggaran (budgeting).

2
Anggaran juga dapat menjadi alat motivasi, dengan aktivitas yang

diharapkan dan hasil operasi yang secara jelas digambarkan pada anggaran,

karyawan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Hal tersebut akan

memotivasi karyawan untuk bekerja dalam mencapai tujuan yang dianggarkan.

Untuk meningkatkan peran anggaran sebagai alat motivasi, banyak organisasi

yang melibatkan karyawannya dalam proses penganggaran, dengan demikian

membantu karyawan merasakan bahwa anggaran adalah milik mereka.

Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat bawah

untuk turut serta dalam pembuatan anggaran daripada membebankan anggaran

kepada para manajer tingkat bawah. Karena manajer tingkat bawah yang

membuat anggaran, tujuan anggaran tampaknya akan menjadi tujuan pribadi

para manajer yang menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar (Hansen

dan Mowen, 2009:448).

Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manajer. Bonus,

kenaikan gaji, dan promosi adalah hal yang dipengaruhi oleh kemampuan

seorang manajer untuk mencapai atau melampaui tujuan yang direncanakan.

Karena status keuangan dan karier seorang manajer dapat dipengaruhi, anggaran

dapat memiliki pengaruh perilaku yang signifikan. Apakah pengaruh tersebut

positif atau negatif sebagian besar bergantung pada bagaimana anggaran

digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan

tujuan organisasi dan manajer memiliki penggerak untuk mencapainya.

Sejalannya tujuan manajerial dan tujuan organisasional sering disebut sebagai

kesesuaian tujuan (goal congruence). Jika anggaran tidak dikelola dengan baik,

3
para manajer tingkat bawah dapat menggagalkan tujuan organisasi. Perilaku

disfungsional (disfunctional behaviour) adalah perilaku individual yang pada

dasarnya bertentangan dengan tujuan organisasi (Hansen dan Mowen, 2009:

447). Para manajer memiliki tujuan pribadi dan juga tujuan organisasi. Masalah

pengendalian utama adalah bagaimana mempengaruhi mereka untuk bertindak

demi pencapaian tujuan pribadi mereka dengan cara sedemikian rupa sehingga

sekaligus juga membantu pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Hansen dan Mowen (2009:448), kelonggaran anggaran atau

kesenjangan anggaran (budgetary slack) muncul ketika seorang manajer

memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan sengaja.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:84), budgetary slack adalah

perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik. Dalam keadaan

terjadinya budgetary slack, bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan

merendahkan pendapatan dan meninggikan biaya sehingga anggaran dapat

dicapai dengan mudah. Manajemen puncak seharusnya berhati-hati dalam

meninjau anggaran yang diajukan oleh para manajer tingkat bawah.

Utomo (2006) dalam Nugroho (2012:6) mengemukakan bila partisipasi

anggaran tidak dilaksanakan dengan baik dapat mendorong pelaksana anggaran

melakukan kesenjangan anggaran (budgetary slack). Fisher, et. al. (2002) dalam

Dwi dan Agustina (2010:102) menemukan bahwa kesenjangan anggaran akan

menjadi lebih besar dalam kondisi asimetris (asymmetry information). Hal ini

sejalan dengan Utomo (2006) dalam Dwi dan Agustina (2010:102) di mana

4
informasi asimetris mendorong pelaksana anggaran membuat kesenjangan

anggaran (budgetary slack).

Kren (1992:511) mengidentifikasi job relevant information sebagai

informasi utama dalam organisasi, yaitu informasi yang memfasilitasi

pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Pelaksana anggaran

(subordinate) dalam pengambilan keputusan atau tindakannya ditentukan oleh

JRI dalam menyusun dan melaksanakan tugas kegiatan yang membutuhkan dana

apakah sesuai atau tidak dengan dana yang dicadangkan oleh superior (pemberi

dana). Karena itu tinggi rendahnya JRI ini mempengaruhi tinggi rendahnya

budgetary slack yang terjadi. Dengan semakin tingginya job relevant

information akan meminimalisir budgetary slack atau selisih nilai rupiah dana

akan tidak ada atau minimal akibat ketidaksesuaian yang terjadi antara dana yang

akan digunakan oleh pelaksana anggaran dan cadangan dana yang diberikan.

Faktor lain yang dianggap dapat memicu timbulnya budgetary slack

adalah adanya penekanan anggaran (budget emphasis). Hal tersebut bisa terjadi

apabila penilaian kinerja bawahan ditentukan oleh anggaran yang telah disusun,

maka bawahan akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan cara membuat

anggaran yang mudah untuk ia capai.

Suartana (2010) dalam Permanasari, et. al. (2014:4) menjelaskan

tentang faktor penekanan anggaran yang dapat menimbulkan budgetary slack,

yaitu seringkali perusahaan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya

pengukur kinerja manajemen. Penekanan anggaran seperti ini dapat

memungkinkan timbulnya kesenjangan anggaran. Penilaian kinerja dengan cara


5
melihat tercapai atau tidaknya target anggaran akan mendorong bawahan untuk

menciptakan kesenjangan anggaran dengan tujuan meningkatkan prospek

kompensasi ke depannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti

terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Budgetary

Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant

Information terhadap Budgetary Slack (Studi Empiris pada Sekolah Menengah

Atas di Tangerang Selatan)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana budgetary participation berpengaruh terhadap budgetary slack?

2. Bagaimana information asymmetry berpengaruh terhadap budgetary slack?

3. Bagaimana budget emphasis berpengaruh terhadap budgetary slack?

4. Bagaimana job relevant information berpengaruh terhadap budgetary slack?

5. Bagaimana budgetary participation, information asymmetry, budget

emphasis, dan job relevant information berpengaruh secara simultan terhadap

budgetary slack?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh budgetary participation terhadap budgetary slack

6
2. Mengetahui pengaruh information asymmetry terhadap budgetary slack

3. Mengetahui pengaruh budget emphasis terhadap budgetary slack

4. Mengetahui pengaruh job relevant information terhadap budgetary slack

5. Mengetahui pengaruh budgetary participation, information asymmetry,

budget emphasis, dan job relevant information secara simultan terhadap

budgetary slack

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi:

a. Akademisi dan Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah

pengetahuan dan wawasan terutama dalam bidang akuntansi manajerial, dan

mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori. Penelitian ini

juga diharapkan dapat menjadi masukan, bahan pertimbangan, dan

tambahan wawasan informasi untuk membantu memberikan gambaran yang

lebih jelas bagi peneliti selanjutnya dalam penulisannya, sehingga

diharapkan dapat membawa perbaikan di masa yang akan datang.

b. Ilmu Akuntansi Manajemen

Menambah bahan literatur dan acuan penelitian pada bidang

akuntansi manajemen, terutama yang ingin meneliti lebih lanjut tentang

Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan

Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack pada suatu entitas, serta

diharapkan dapat membawa perbaikan di masa yang akan datang.


7
c. Instansi Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,

kontribusi praktis dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

kebijakan dan keputusan dalam penerapan penyusunan anggaran yang lebih

efektif.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan

untuk memahami corporate governance. Isu GCG di awali dengan

munculnya pemisahan antara pemilik dan manajemen, yakni pemilik sebagai

prinsipal, dan manajemen sebagai agen. Manajer mempunyai kewajiban

untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemangku kepentingan lainnya.

Namun, di sisi lain, manajer juga mempunyai kepentingan untuk

memaksimalkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan seperti ini,

sering kali menimbulkan konflik yang dinamakan konflik keagenan. Teori

agensi ini merupakan hubungan kontrak antaranggota dalam perusahaan,

yaitu hubungan antara pihak prinsipal dengan pihak agen. Prinsipal

merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas

nama prinsipal dan untuk menjalankan perusahaan.

Arfan (2011) dalam Ardanari dan Putra (2014:704) menyatakan

teori keagenan menyangkut suatu kontrak di mana prinsipal membawahi agen

untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Hubungan agensi dikatakan telah

terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang (atau lebih), seorang prinsipal,

dan orang lainnya, seorang agen, untuk memberikan jasa demi kepentingan

prinsipal termasuk melibatkan adanya pemberian delegasi kekuasaan

9
pengambilan keputusan kepada agen (Riahi dan Belkaoui, 2007:186). Baik

prinsipal maupun agen diasumsikan termotivasi hanya oleh kepentingan

dirinya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan subjektif mereka, dan

juga untuk menyadari kepentingan bersama mereka. Jensen dan Meckling

(1976) dalam Endrianto (2010:8) menjelaskan hubungan keagenan di dalam

teori agensi bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of

contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer

(agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut.

Menurut Meisser (2006) dalam Ardanari dan Putra (2014:704),

hubungan keagenan ini menciptakan dua masalah, yaitu terjadinya: (a)

asimetri informasi, di mana manajemen secara umum memiliki lebih banyak

informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi

entitas dari pemilik; dan (b) konflik kepentingan, yang terjadi karena

perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal sehingga agen tidak selalu

bertindak sesuai kepentingan pemilik.

Dalam kaitannya dengan masalah keagenan ini, positif accounting

theory oleh Watts dan Zimmerman (1986) dalam Siswantaya (2007:16)

mengajukan tiga hipotesis, yaitu bonus plan hypothesis, the debt/equity

hypothesis, dan political cost hypothesis. Hipotesis ini secara implisit

mengakui tiga bentuk hubungan keagenan yaitu antara pemilik dengan

manajemen, antara kreditor dengan manajemen, dan antara pemerintah

dengan manajemen. Sehingga secara luas, principal bukan hanya pemilik

10
perusahaan, tetapi juga bisa berupa pemegang saham, kreditor, maupun

pemerintah.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:269), hubungan agensi

muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk

melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan

wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam hal ini

pihak prinsipal mendelegasikan wewenang kepada agen untuk membuat

keputusan. Akibat adanya pendelegasian wewenang tersebut, agen

berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta

menyampaikan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam

merancang kontrak insentif untuk memotivasi individu-individu demi

mencapai keselarasan tujuan. Menurut Anthony dan Govindarajan

(2005:269), salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal

dan agen memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan

mengurangi perbedaan preferensi ini. Agen diasumsikan akan menerima

kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan, tetapi juga dari aspek lain,

seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang baik, jam kerja yang

fleksibel, dan sebagainya.

Menurut Eisenhard (1989) dalam Endrianto (2010:10), teori

keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu:

a. Asumsi tentang sifat manusia

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia

memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki

11
keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko

(risk aversion).

b. Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antaranggota

organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas dan adanya asymmetric

information antara prinsipal dan agen.

c. Asumsi tentang informasi

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang

sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.

Konflik kepentingan antara agen dan prinsipal dalam mencapai

kemakmuran yang dikehendakinya disebut sebagai masalah keagenan.

Masalah keagenan tersebut dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi

antara pemilik dan manajer. Asimetri informasi ini terjadi ketika manajer

memiliki informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan

mendapatkan informasi relatif lebih cepat dibanding pihak eksternal, seperti

investor dan kreditor. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada manajer

untuk menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memaksimalkan

kemakmurannya. Menurut Richardson (1998) dalam Priantinah (2008:24),

asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal)

dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen

laba (earnings management).

12
2. Anggaran

a. Definisi Anggaran

Dua peranan penting yang wajib dilakukan oleh manajer adalah

perencanaan dan pengendalian. Dalam konteks keuangan, rencana sering

kali mengacu pada anggaran, dan mengendalikannya dengan pengendalian

anggaran.

Anggaran merupakan bagian dari rencana perusahaan yang

diwujudkan dalam bentuk rencana keuangan untuk suatu periode tertentu.

Menurut Hansen dan Mowen (2009:423), anggaran adalah rencana

keuangan untuk masa depan, dan rencana tersebut mengidentifikasi tujuan

dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sedangkan menurut

Blocher, et. al. (2011:564) anggaran (budget) merupakan rencana

terperinci untuk pemerolehan dan pemakaian sumber daya keuangan dan

lain-lain selama periode waktu tertentu – khususnya satu tahun fiskal.

Menurut Carter (2009:13), anggaran memainkan peranan

penting dalam memengaruhi perilaku individu dan kelompok di setiap

tingkatan proses manajemen, termasuk:

1) menetapkan cita-cita;

2) menginformasikan kepada individu mengenai apa yang harus mereka

berikan untuk pencapaian cita-cita tersebut;

3) memotivasi kinerja yang diinginkan;

4) mengevaluasi kinerja; dan

5) memberikan saran kapan tindakan korektif sebaiknya diambil

13
b. Fungsi Anggaran

Menurut Jaya dan Rahardjo (2012:7), anggaran merupakan alat

manajemen yang memegang peranan penting dalam sistem pengendalian

manajemen sebuah perusahaan, terutama dalam proses perencanaan

(planning) dan pengawasan (controlling).

Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502) adalah sebagai

berikut:

1) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja

2) Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan

perusahaan di masa yang akan datang

3) Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang

menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan

yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas

4) Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai

pembanding hasil operasi sesungguhnya

5) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan

manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan

6) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan

memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara

efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

c. Manfaat dan Tujuan Anggaran

Anggaran diperlukan karena memiliki tujuan dan manfaat.

Anggaran merupakan alat manajemen yang bermanfaat dalam


14
perencanaan dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan organisasi

apabila dijalankan secara efektif dan efisien. Terdapat beberapa tujuan

disusunnya anggaran menurut Nafarin (2013:19), antara lain:

1) Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber

dan investasi dana

2) Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan

3) Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,

sehingga dapat mempermudah pengawasan.

4) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil

yang maksimal

5) Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan

anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat

6) Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang

berkaitan dengan keuangan.

Sedangkan manfaat dari anggaran menurut Nafarin (2013:19),

yaitu:

1) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama

2) Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan atau

kekurangan karyawan

3) Dapat memotivasi karyawan

4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan

5) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu

6) Sumber daya dapat dimanfaatkan seefisien mungkin

15
7) Alat pendidikan bagi para manajer

d. Sistem Penganggaran

Dalam sistem penganggaran, terdapat beberapa pendekatan yang

sering digunakan oleh manajer, di antaranya adalah pendekatan

penganggaran dari bawah ke atas (bottom-up budgeting) dan pendekatan

penganggaran dari atas ke bawah (top-down budgeting). Perbedaan kedua

pendekatan ini terletak pada filosofi dari mana proses penyusunan

anggaran dimulai. Mott (2002:137) menjelaskan mengenai kedua

pendekatan tersebut, yaitu:

1) Penganggaran dari bawah ke atas (bottom-up budgeting)

Pendekatan bottom up adalah jika level terendah dari pusat

pertanggungjawaban keuangan menyusun anggarannya sendiri dan

kemudian dijadikan dasar penyusunan anggaran pada level

berikutnya. Tergantung dari hasil yang tergambar dari anggaran

tersebut, perubahan dapat dilakukan atas permintaan manajemen

puncak sehingga tujuan umum keuangan perusahaan tercapai.

2) Penganggaran dari atas ke bawah (top-down budgeting)

Pendekatan top-down yaitu apabila pusat laba menentukan

anggaran biaya atau anggaran penjualan atas pusat-pusat biaya atau

pendapatan yang berada di bawahnya. Dalam kasus ini, perasaan

memiliki anggaran maupun motivasi untuk mencapainya akan

berkurang.

16
e. Aspek-aspek Perilaku dalam Penganggaran

Cara penerapan dan pengelolaan anggaran dalam suatu organisasi

dapat menimbulkan sejumlah konsekuensi perilaku, beberapa diantaranya

menguntungkan tetapi beberapa lainnya bisa juga berpengaruh sebaliknya.

Situasi tersebut seperti (Mott, 2002: 147):

1) Anggaran yang dipaksakan, yaitu jika Anda diberi anggaran dan

diminta untuk mencapainya, perasaan Anda terhadap kepemilikan

anggaran berkurang, dibandingkan jika Anda mengambil bagian

dalam penyusunan dan pengajuan alasan perlunya alokasi anggaran

pada masing-masing biaya.

2) Sistem anggaran oleh akuntan, yaitu sitem penganggaran oleh orang-

orang keuangan dalam suatu organisasi tanpa adanya keterlibatan

manajemen senior dalam penyusunan anggaran. Pengalaman

manajemen senior dalam penyusunan anggaran sangatlah penting

karena mereka lebih memahami aktivitas fungsional utama

organisasi, sehingga anggaran yang realistis tapi menantang dapat

disusun.

3) Anggaran yang dilebih-lebihkan, yaitu pendekatan bottom-up dalam

penyusunan anggaran dapat mengakibatkan manajer melebih-

lebihkan anggaran mereka, karena pengalaman telah menunjukkan

bahwa mereka telah berhasil dengan cara itu, atau mereka telah

mengamati bahwa setiap tahun anggaran mereka dipotong sebesar

persentase tertentu.

17
4) Laporan anggaran terlambat, yaitu keterlambatan pelaporan

anggaran sehingga akan menghambat pengambilan keputusan oleh

manajer.

5) Pengeluaran tak terkendali, yaitu besarnya semua pengeluaran yang

harus diwaspadai oleh manajer yang berkaitan dengan suatu pusat

pertanggungjawaban dalam laporan anggaran.

Sedangkan menurut Birt et. al. (2010:386), penganggaran

dipengaruhi oleh sikap dan perilaku manusia. Aspek-aspek keperilakuan

dalam penganggaran tersebut direfleksikan pada:

1) Tipe otoriter atau partisipatif yang digunakan oleh manajemen senior

pada proses penganggaran.

2) Percobaan oleh beberapa manajer untuk:

a) Membesarkan perencanaan beban atau mengecilkan perencanaan

pendapatan atau penerimaan

b) Memasukkan beberapa kesalahan margin pada kasus target tidak

bisa dicapai

c) Memanipulasi informasi sehingga kinerja mereka

dipresentasikan pada kemungkinan yang terbaik

3. Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation)

Anthony dan Govindarajan (2005:86) menyatakan bahwa terdapat

dua pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu dari atas ke bawah

dan pendekatan dari bawah ke atas. Dengan penyusunan anggaran dari atas

ke bawah, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih

18
rendah. Dengan penyusunan anggaran dari bawah ke atas, manajer di tingkat

yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran.

Pendekatan lain merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu

pendekatan partisipasi, yaitu pembuat anggaran mempersiapkan draf pertama

anggaran untuk bidang tanggung jawab mereka, yang merupakan pendekatan

dari bawah ke atas. Tetapi mereka melakukan hal tersebut berdasarkan

pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan

pendekatan dari atas ke bawah. Menurut Blocher (2011:612) proses

penganggaran partisipatif adalah pendekatan dari bawah ke atas yang

melibatkan orang-orang yang dipengaruhi oleh anggaran, termasuk pada

karyawan pada tingkat yang lebih rendah, dalam proses penyusunan

anggaran. Anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik.

Proses penyiapan anggaran sering kali memberikan pengertian yang lebih

baik kepada manajemen puncak mengenai masalah yang dihadapi oleh

karyawan dan menyediakan pemahaman yang lebih baik kepada karyawan

mengenai dilema yang dihadapi oleh manajemen puncak. Anggaran

partisipatif juga mungkin lebih banyak meningkatkan komitmen karyawan

untuk mencapai tujuan anggaran. Namun, jika tidak dikendalikan secara

tepat, anggaran partisipatif dapat mengarah pada target anggaran yang mudah

dicapai atau tidak sesuai dengan seluruh strategi organisasi.

Menurut Blocher, et. al. (2011:613), anggaran partisipatif juga

mungkin lebih banyak meningkatkan komitmen karyawan untuk mencapai

tujuan anggaran. Namun, jika tidak dikendalikan secara tepat, anggaran

19
partisipatif dapat mengarah pada target anggaran yang mudah dicapai atau

tidak sesuai dengan seluruh strategi organisasi.

Menurut Milani (1975) dalam Triana, et. al. (2012:53), partisipasi

anggaran (budgetary participation) dapat diukur dengan melihat keterlibatan

manajer dalam penyusunan anggaran, dengan beberapa faktor, yaitu:

keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun, kemampuan memberikan

pendapat dalam penyusunan anggaran, frekuensi memberikan

pendapat/usulan tentang anggaran kepada atasan, kontribusi dalam

penyusunan anggaran, memiliki pengaruh atas anggaran final, dan frekuensi

atasan meminta pendapat ketika anggaran disusun.

Dari beberapa definisi mengenai partisipasi anggaran, maka dapat

disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa

jauh keterlibatan dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran.

Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, maka dapat terjadi

pertukaran informasi antara atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi.

a. Dampak Positif dalam Partisipasi Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005:87), partisipasi

anggaran mempunyai dampak positif terhadap motivasi manajerial, yaitu:

1) Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran

jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer,

dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal. Hal ini mengarah

kepada komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita

tersebut.
20
2) Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi

yang efektif. Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari

keahlian dan pengetahuan pribadi dari pembuat anggaran.

b. Dampak Negatif dalam Partisipasi Anggaran

Partisipasi anggaran juga memiliki dampak negatif yang

berpotensi menimbulkan masalah (Hansen dan Mowen, 2009:448), yaitu:

1) Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

Beberapa manajer cenderung menyiapkan anggaran yang

terlalu tinggi atau terlalu ketat. Jika tujuan terlalu mudah dicapai,

seorang manajer bisa kehilangan minat dan kinerjanya bisa menurun.

Persiapan anggaran yang terlalu ketat dapat memastikan kegagalan

dalam pencapaian standar. Sebaiknya para manajer dalam partisipasi

anggaran menetapkan tujuan yang tinggi, tetapi dapat dicapai.

2) Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai

menutupi anggaran)

Kelonggaran anggaran atau budgetary slack atau menutup

anggaran (padding the budget) muncul ketika seorang manajer

memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan

sengaja untuk menurunkan risiko yang diharapi manajer.

3) Partisipasi semu

Partisipasi anggaran muncul ketika manajer puncak

menerapkan pengendalian jumlah atau proses penganggaran sehingga

hanya mencari partisipasi palsu dari manajer tingkat bawah (partisipasi


21
semu). Dalam hal ini manajemen puncak hanya mendapatkan

persetujuan formal anggaran dari para manajer tingkat bawah, yang

berakibat manfaat dari partisipasi anggaran ini tidak akan didapat.

4. Asimetri Informasi (Information Asymmetry)

Anthony dan Govindarajan (2005:270) menyatakan bahwa

asimetri informasi muncul ketika prinsipal tidak memiliki informasi yang

mencukupi mengenai kinerja agen, prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti

bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan.

Dalam hal ini, bawahan mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih

daripada atasan mengenai unit tanggung jawab bawahan, maupun sebaliknya.

Asimetri informasi merupakan perbedaan informasi relevan yang

digunakan dalam pengambilan keputusan antara manajer tingkat atas dengan

manajer tingkat bawah (Sujana, 2010:13). Fisher, et. al. (2002) dalam Dwi

dan Agustina (2010:102) menemukan bahwa kesenjangan anggaran akan

menjadi lebih besar dalam kondisi asimetris (asymmetry information). Hal ini

sejalan dengan Utomo (2006) dalam Dwi dan Agustina (2010:102) di mana

informasi asimetris mendorong pelaksana anggaran membuat kesenjangan

anggaran (budgetary slack).

Adanya informasi asimetri merupakan salah satu faktor yang

menimbulkan perilaku negatif, dalam hal ini adalah budgetary slack.

Suartana (2010) dalam Savitri dan Sawitri (2014:217) menjelaskan bahwa

konsep informasi asimetris yaitu atasan anggaran mungkin mempunyai

22
pengetahuan dan wawasan yang lebih daripada bawahan, ataupun sebaliknya.

Bila kemungkinan yang pertama terjadi, akan muncul tuntutan atau motivasi

yang lebih besar dari atasan kepada bawahan mengenai pencapaian target

anggaran yang menurut bawahan terlalu tinggi. Namun bila kemungkinan

yang kedua terjadi, bawahan akan menyatakan target lebih rendah daripada

yang dimungkinkan untuk dicapai. Keadaan di mana salah satu pihak

mempunyai pengetahuan dan informasi lebih daripada yang lainnya terhadap

sesuatu hal disebut asimetri informasi.

Menurut Anggasta dan Murtini (2014:517), asimetri informasi

dapat diukur dengan beberapa faktor, yaitu:

a. Informasi lebih yang dimiliki oleh seorang bawahan

b. Dalam pertanggungjawaban kinerja bawahan, bawahan lebih

mengetahuinya dengan baik dibandingkan atasannya.

Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa asimetri informasi adalah suatu kondisi di mana agen /

bawahan memiliki informasi yang lebih dibandingkan dengan pemilik/

atasan. Perbedaan informasi yang didapat antara atasan dan bawahan ini

kemungkinan dapat menciptakan kesenjangan dalam kegiatan organisasi.

5. Penekanan Anggaran (Budget Emphasis)

Faktor lain yang dianggap dapat memicu timbulnya budgetary

slack adalah adanya penekanan anggaran (budget emphasis). Hal tersebut bisa

terjadi apabila penilaian kinerja bawahan ditentukan oleh anggaran yang telah

23
disusun, maka bawahan akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan cara

membuat anggaran yang mudah untuk ia capai.

Menurut Suartana (2010) dalam Permanasari, et. al. (2014:4),

seringkali perusahaan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya pengukur

kinerja manajemen, karena itu yang tersedia. Penekanan anggaran seperti ini

dapat memungkinkan timbulnya kesenjangan anggaran. Penilaian kinerja

berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran akan mendorong bawahan

untuk menciptakan slack dengan tujuan meningkatkan prospek kompensasi

ke depannya.

Menurut Sujana (2010:4), penekanan anggaran merupakan

variabel yang dapat menimbulkan budgetary slack dengan argumentasi untuk

meningkatkan kompensasi. Budget emphasis adalah kondisi bilamana

anggaran dijadikan faktor yang paling dominan dalam pengukuran kinerja

bawahan pada suatu organisasi.

Menurut Anggasta dan Murtini (2014:517), penekanan anggaran

terjadi ketika anggaran digunakan sebagai tolak ukur kinerja dan alat

pengendalian. Penekanan anggaran dapat diukur dengan beberapa indikator,

yaitu: anggaran sebagai alat pengendali (pengawasan) kinerja, anggaran

sebagai tolak ukur kinerja, anggaran ditetapkan menuntut kinerja untuk

mencapai target anggaran, anggaran yang ditetapkan meningkatkan kinerja,

mendapatkan reward dari atasan ketika target anggaran tercapai, dan terdapat

kompensasi ketika target anggaran tercapai.

24
Sujana (2010:12) berpendapat bahwa ketika anggaran digunakan

sebagai pengukur kinerja bawahan dalam suatu organisasi, maka bawahan

akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan dua kemungkinan. Pertama,

meningkatkan performance sehingga realisasi anggarannya lebih tinggi

daripada yang ditargetkan sebelumnya. Kedua, melonggarkan anggaran pada

saat penyusunan anggaran tersebut. Dengan melonggarkan anggaran manajer

pusat pertanggungjawaban dikatakan melakukan upaya slack.

6. Job Relevant Information

Job Relevant Information (JRI) dapat diidentifikasikan sebagai

salah satu informasi yang membantu manajer untuk memperbaiki pemilihan

tindakannya melalui upaya yang diinformasikan dengan baik, baik yang

bersumber dari lingkungan eksternal maupun internal organisasi (Basri,

2010:72).

Kren (1992:511) mengidentifikasi informasi utama dalam

organisasi yaitu job relevant information (JRI), yakni informasi yang

memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas.

Pelaksana anggaran (subordinate) dalam pengambilan keputusan atau

tindakannya ditentukan oleh JRI dalam menyusun dan melaksanakan tugas

kegiatan yang membutuhkan dana apakah sesuai atau tidak dengan dana yang

dicadangkan oleh superior (pemberi dana). Karena itu tinggi rendahnya JRI

ini mempengaruhi tinggi rendahnya budgetary slack yang terjadi. Dengan

semakin tingginya job relevant information akan meminimalisir budgetary

slack atau selisih nilai rupiah dana akan tidak ada atau minimal akibat

25
ketidaksesuaian yang terjadi antara dana yang akan digunakan oleh pelaksana

anggaran dan cadangan dana yang diberikan.

Menurut Nugroho (2012:10), job relevant information dapat diukur

melalui beberapa indikator, yaitu: kejelasan melakukan pekerjaan sebaik-

baiknya, kecukupan informasi untuk membuat keputusan, informasi strategik

untuk evaluasi keputusan, informasi untuk mendukung keputusan, informasi

terkait kemajuan dan perkembangan organisasi, ketersediaan informasi

dengan segera, otomatisasi informasi setelah diproses, laporan yang

sistematis dan teratur, ketersediaan informasi keterjadian yang relevan, dan

informasi tentang unit/sub unit atau fungsi yang berbeda.

7. Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack)

Budgetary slack dapat diartikan sebagai perbedaan antara jumlah

anggaran dan estimasi terbaik dari organisasi (Anthony dan Govindarajan,

2005:84). Sedangkan menurut Suartana (2010) dalam Savitri dan Sawitri

(2014:215), budgetary slack adalah proses penganggaran yang ditemukan

adanya distorsi secara sengaja dengan menurunkan pendapatan yang

dianggarkan dan meningkatkan biaya yang dianggarkan.

Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manajer.

Bonus, kenaikan gaji, dan promosi adalah hal yang dipengaruhi oleh

kemampuan seorang manajer untuk mencapai atau melampaui tujuan yang

direncanakan. Karena status keuangan dan karier seorang manajer dapat

dipengaruhi, anggaran dapat memiliki pengaruh perilaku yang signifikan.

Apakah pengaruh tersebut positif atau negatif sebagian besar bergantung pada
26
bagaimana anggaran digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap

manajer sejalan dengan tujuan organisasi dan manajer memiliki penggerak

untuk mencapainya. Sejalannya tujuan manajerial dan tujuan organisasional

sering disebut sebagai kesesuaian tujuan (goal congruence). Jika anggaran

tidak dikelola dengan baik, para manajer tingkat bawah dapat menggagalkan

tujuan organisasi. Perilaku disfungsional (dysfunctional behaviour) adalah

perilaku individual yang pada dasarnya bertentangan dengan tujuan

organisasi (Hansen dan Mowen, 2009:447). Para manajer memiliki tujuan

pribadi dan juga tujuan organisasi. Masalah pengendalian utama adalah

bagaimana mempengaruhi mereka untuk bertindak demi pencapaian tujuan

pribadi mereka dengan cara sedemikian rupa sehingga sekaligus juga

membantu pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Alfebriano (2013:13), kesenjangan anggaran (budgetary

slack) dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu: pencapaian anggaran,

standar anggaran dapat meningkatkan produktivitas, monitor biaya

disebabkan batasan anggaran, tuntutan pada anggaran, kemampuan

pencapaian target anggaran, dan target anggaran sulit dicapai.

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 448), kelonggaran anggaran

atau kesenjangan anggaran (budgetary slack) muncul ketika seorang manajer

memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan sengaja.

27
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai budgetary slack telah banyak dilakukan. Salah

satunya adalah penelitian oleh Ardanari dan Putra (2014) yang meneliti tentang

pengaruh partisipasi penganggaran, asimetri informasi, self estee dan budget

emphasis pada budgetary slack. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan

bahwa partisipasi penganggaran dan self estee berpengaruh negatif terhadap

budgetary slack, sedangkan asimetri informasi berpengaruh positif terhadap

budgetary slack. Selain itu, budget emphasis juga mampu memoderasi hubungan

partisipasi penganggaran, asimetri informasi, dan self estee terhadap budgetary

slack, di mana budget emphasis memperlemah pengaruh partisipasi

penganggaran, asimetri informasi, dan self estee terhadap budgetary slack.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan oleh Ardanari dan Putra (2014) adalah partisipasi

anggaran, asimetri informasi, dan self estee yang diduga dapat mempengaruhi

budgetary slack. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menghilangkan

variabel self estee dan menambahkan variabel job relevant information (JRI)

yang diambil dari penelitian Nugroho yang berjudul Pengaruh Ketidakpastian

Tugas, Efektivitas Pengendalian Anggaran, dan Job Relevant Information

Terhadap Kecenderungan Menciptakan Budgetary Slack pada Organisasi

Sektor Publik.

2. Sampel yang dipakai dalam penelitian Ardanari dan Putra (2014) adalah

perusahaan jasa yang bergerak dibidang perhotelan bintang 3 ke atas di

28
wilayah kota Denpasar, Bali. Sedangkan dalam penelitian ini mengambil

sampel di Sekolah Menengah Atas yang berada di wilayah Tangerang

Selatan.

3. Pengujian hipotesis yang digunakan oleh Ardanari dan Putra (2014) adalah

menggunakan moderated regression analysis (MRA), sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan metode multiple regression (regresi berganda).

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai

topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat di Tabel 2.1.

29
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
yang Diteliti Persamaan Perbedaan
1. I Gusti Agung Pengaruh Partisipasi 1. Partisipasi 1. Persamaan 1. Perbedaan Hasil penelitian ini
Ayu Surya Penganggaran, Asimetri Anggaran dengan dengan menunjukkan bahwa
Cinitya Ardanari Informasi, Self Estee, 2. Asimetri penelitian ini penelitian ini partisipasi penganggaran
dan I Nyoman dan Budget Emphasis Informasi yaitu yaitu peneliti dan self estee
Wijana Asmara pada Budgetary Slack. 3. Self Estee menggunakan menggunakan berpengaruh negatif
Putra 4. Budget variabel variabel Self terhadap budgetary slack,
(2014) Emphasis Partisipasi Estee, sedangkan asimetri
5. Budgetary Anggaran, sedangkan informasi berpengaruh
Slack Asimetri penulis tidak. positif terhadap
Informasi, 2. Menggunakan budgetary slack. Selain
Budget Moderated itu, budget emphasis
Emphasis, Regression mampu memoderasi
dan Analysis dengan memperlemah
Budgetary (MRA), hubungan partisipasi
Slack sedangkan penganggaran, asimetri
penulis informasi, dan self estee
menggunakan terhadap budgetary slack.
multiple
regression
(regresi
berganda)

Bersambung pada halaman selanjutnya

30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel yang Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Diteliti Persamaan Perbedaan
2. Setyo Nugroho Pengaruh 1. Ketidakpastian 1. Persamaan 1. Perbedaan Hasil penelitian
(2012) Ketidakpastian Tugas, Tugas dengan dengan menunjukkan bahwa
Efektivitas 2. Efektivitas penelitian ini penelitian ini ketidakpastian tugas,
Pengendalian Pengendalian yaitu yaitu peneliti efektivitas pengendalian
Anggaran, dan Job Anggaran menggunakan menggunakan anggaran dan JRI tidak
Relevant Information 3. Job Relevant variabel Job variabel berpengaruh secara
Terhadap Information Relevant Ketidakpastian parsial terhadap
Kecenderungan 4. Budgetary Information, Tugas dan kecenderungan
Menciptakan Slack dan Budgetary Efektivitas menciptakan budgetary
Budgetary Slack pada Slack Pengendalian slack. Demikian pula
Organisasi Sektor Anggaran, dengan efektivitas
Publik sedangkan pengendalian anggaran
penulis tidak dan JRI tidak berperan
2. Menggunakan sebagai pemediasi
analisis path,
sedangkan
penulis
menggunakan
Multiple
regression
(regresi
berganda)

Bersambung pada halaman selanjutnya

31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel yang Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Diteliti Persamaan Perbedaan
3. Solabomi The Influence of 1. Organisational 1. Persamaan 1. Penelitian ini Budaya organisasi
Omobola Organisational Culture dengan menggunakan berpengaruh signifikan
Ajibolade, dan Culture and 2. Budgetary penelitian ini variabel terhadap budgetary
Opeyemi Budgetary Participation yaitu organizational slack jika dimediasi
Kehinde Participation on 3. Budgetary menggunakan culture. oleh budgetary
Akinniyi Propensity to Create Slack variabel 2. Metode participation. Selain
(2013) Budgetary Slack in Budgetary pengujian itu, budgetary
Public Sector Participation hipotesis yang participation
Organisations dan Budgetary digunakan berpengaruh positif dan
Slack dalam signifikan terhadap
penelitian ini budgetary slack.
menggunakan
mediation
regression
analysis,
sedangkan
penulis
menggunakan
multiple
regression
(regresi
berganda)

Bersambung pada halaman selanjutnya

32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel yang Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Diteliti Persamaan Perbedaan
4. Noor Raudhiah, Impact of 1. Budgetary 1. Persamaan 1. Perbedaan Hasil dari penelitian ini
Rozita Organisational Participation dengan dengan mengindikasikan sebuah
Amiruddin dan Factors on Budgetary 2. Asymmetry penelitian ini penelitian ini hubungan negatif yang
Sofiah Md Slack Information yaitu yaitu peneliti signifikan antara
Auzair 3. Budget menggunakan menggunakan pengaruh management
(2014) Emphasis variabel variabel style terhadap budgetary
4. Power Budgetary Power slack. Budget
Distance Participation, Distance, participation dan budget
5. Budgetary Asymmetry sedangkan emphasis secara bersama
Slack Information, penulis tidak sama berpengaruh positif
Budget 2. Menggunakan dan signifikan terhadap
Emphasis, dan metode budgetary slack. Budget
Budgetary moderated participation, budget
Slack regression emphasis, dan
analysis, information asymmetry
sedangkan secara bersama sama
penulis berpengaruh positif dan
menggunakan signifikan terhadap
multiple budgetary slack.
regression
(regresi
berganda)

Bersambung pada halaman selanjutnya

33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel yang Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Diteliti Persamaan Perbedaan
5. Megawati Effect of Budget 1. Budgetary 1. Persamaan 1. Peneliti Hasilnya penelitian ini
Oktorina dan Participation, Budget Participation dengan menggunakan adalah budgetary
Yanuar Nanok Emphasis, and 2. Budget penelitian ini variabel participation dan budget
Soenarno Fairness Perception on Emphasis yaitu Fairness emphasis berpengaruh
(2013) the Budgetary Slack 3. Fairness menggunakan Perception dan pada budgetary slack.
with Managerial Perception variabel Managerial Sedangkan fairness
Trustworthy Behavior 4. Managerial Budgetary Trustworthy perception tidak
as Moderating Trustworthy Participation, Behavior, berdampak signifikan
Variable at Behavior Budget sedangkan pada budgetary slack.
Manufacturing 5. Budgetary Emphasis, penulis tidak Budget emphasis
Company in Jakarta Slack dan 2. Menggunakan berpengaruh pada
metode statistik
Budgetary budgetary slack apabila
dengan
Slack dimoderasi oleh
pendekatan
partial least managerial trustworthy
square, behavior. Sedangkan
sedangkan managerial trustworthy
penulis behavior tidak
menggunakan berpengaruh pada
multiple hubungan budgetary
regression participation dan
(regresi budgetary slack.
berganda)

Bersambung pada halaman selanjutnya

34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel yang Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Diteliti Persamaan Perbedaan
6. Chin-Chun Su Budgetary 1. Budgetary 1. Persamaan 1. Peneliti Hasil dari penelitian ini
dan Feng-Yu Ni Participation and Participation dengan menggunakan adalah budgetary slack
(2013) Slack on the Theory of 2. Attitudes penelitian ini variabel secara positif
Planned Behavior 3. Subjective yaitu Attitudes, dipengaruhi oleh
Norms menggunakan Subjective attitudes dan subjective
4. Perceived variabel Norms, dan norms, dan secara
Behavioral Budgetary Perceived negatif dipengaruhi oleh
Control Participation Behavioral partisipasi manajer.
dan Control,
Budgetary sedangkan
Slack penulis tidak
2. Menggunakan
Structural
Equation
Model (SEM),
sedangkan
penulis
menggunakan
multiple
regression
(regresi
berganda)

Bersambung pada halaman selanjutnya

35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel yang Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Diteliti Persamaan Perbedaan
7. Christine Dwi K. Pengaruh Participation 1. Participation 1. Menggunakan 1. Metode Hasil dari penelitian ini
S. dan Lidya Budgeting, Budgeting variabel pengujian adalah participation
Agustina (2010) Information Asimetry, 2. Information Budgetary hipotesis yang budgeting memberikan
dan Job Relevant Asimetry Participation, digunakan efek positif terhadap JRI
Information terhadap 3. Job Relevant Information dalam dan information
Budget Slack pada Information Asymmetry, penelitian ini asimetry sebagai
Institusi Pendidikan 4. Budget Slack Job Relevant menggunakan variabel moderating.
Information, Moderated Participation budgeting
dan Regression dan information
Budgetary Analysis asimetry memberikan
Slack (MRA) efek negatif terhadap
2. Peneliti budget slack dan JRI
menggunakan sebagai variabel
sampel di moderating.
institusi
pendidikan
8. Ni Luh Pengaruh Partisipasi 1. Partisipasi 1. Menggunakan 1. Peneliti Hasil dari penelitian ini
Srimuliani, Lucy Anggaran, Komitmen Anggaran variabel menggunakan adalah partisipasi
Sri Musmini, dan Organisasi, dan Job 2. Komitmen Budgetary variabel anggaran, komitmen
Nyoman Trisna Relevant Information Organisasi Participation, Komitmen organisasi, dan JRI
Herawati (2014) (JRI) terhadap 3. Job Relevant Job Relevant Organisasi, secara parsial
Senjangan Anggaran Information Information, sedangkan berpengaruh signifikan
Bersambung pada halaman selanjutnya

36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
yang Diteliti Persamaan Perbedaan
(Budgetary Slack) 4. Senjangan dan Budgetary penulis tidak negatif terhadap
(Studi Empiris pada Anggaran Slack. senjangan anggaran;
Satuan Kerja Perangkat (Budgetary 2. Menggunakan Partisipasi anggaran,
Daerah di Kabupaten Slack) analisis regresi komitmen organisasi,
Buleleng) berganda dan JRI secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan terhadap
senjangan anggaran.
9. Elisa Giovani Determinan Senjangan 1. Partisipasi 1. Menggunakan 1. Peneliti Hasil dari penelitian ini
Anggasta dan Anggaran dengan Anggaran variabel menggunakan adalah penekanan
Henny Murtini Asimetri Informasi 2. Penekanan Budgetary variabel anggaran berpengaruh
(2014) sebagai Pemoderasi Anggaran Participation, Komitmen positif terhadap
(Studi pada SKPD 3. Komitmen Budget Organisasi, senjangan anggaran dan
Kota Semarang) Organisasi Emphasis, sedangkan tidak bisa membuktikan
4. Senjangan Asymmetry penulis tidak adanya pengaruh negatif
Anggaran Information partisipasi anggaran dan
2. Menggunakan
5. Asimetri dan komitmen organisasi
Moderated
Informasi Budgetary terhadap senjangan
Regression
Slack anggaran;
Analysis
(MRA) Asimetri informasi bukan
sedangkan menjadi faktor yang
Bersambung pada halaman selanjutnya

37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel yang Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Diteliti Persamaan Perbedaan
penulis memperkuat pengaruh
menggunakan dalam menciptakan
multiple senjangan anggaran
regression
(regresi
berganda)

10. Alfebriano Faktor-faktor yang 1. Partisipasi 1. Menggunakan 1. Peneliti Hasil dari penelitian ini
(2013) Mempengaruhi Slack Penganggaran variabel menggunakan adalah partisipasi
Anggaran pada PT. 2. Informasi Budgetary variabel penganggaran,
BRI di Kota Jambi Asimetri Participation, Ketidakpastian informasi asimetri,
3. Ketidakpastian Budget Lingkungan, penekanan anggaran,
Lingkungan Emphasis, dan Komitmen komitmen organisasi,
4. Komitmen Asymmetry Organisasi, dan ketidakpastian
Organisasi Information, sedangkan lingkungan
5. Penekanan dan penulis tidak mempengaruhi slack
Anggaran Budgetary anggaran secara
6. Slack Slack simultan;
Anggaran 2. Menggunakan Informasi asimetri
analisis secara parsial
regresi mempengaruhi slack
berganda anggaran, sedangkan
Bersambung pada halaman selanjutnya

38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Variabel Metode Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
yang Diteliti Persamaan Perbedaan
partisipasi penganggaran,
penekanan anggaran,
komitmen organisasi, dan
ketidakpastian
lingkungan secara parsial
tidak mempengaruhi
slack anggaran

11. Maya Triana, Pengaruh Partisipasi 1. Partisipasi 1. Menggunakan 1. Peneliti Hasil dari penelitian ini
Yuliusman, Anggaran, Budget Anggaran variabel menggunakan adalah partisipasi
Wirmie Eka Putra Emphasis, dan Locus of 2. Budget Budgetary variabel Locus anggaran, budget
(2012) Control terhadap Slack Emphasis Participation, of Control, emphasis, dan locus of
Anggaran (Survei Pada 3. Locus of Budget sedangkan control secara simultan
Hotel Berbintang di Control Emphasis, penulis tidak memiliki pengaruh
Kota Jambi) 4. Slack dan terhadap slack anggaran.
Anggaran Budgetary Secara parsial, partisipasi
Slack anggaran dan budget
2. Menggunakan emphasis berpengaruh
analisis terhadap slack anggaran,
regresi sedangkan locus of
berganda control tidak berpengaruh
terhadap slack anggaran
Sumber: diolah dari berbagai referensi

39
C. Kerangka Penelitian

Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka penelitian yang dibuat

dalam model penelitian mengenai Pengaruh Budgetary Participation (X1),

Information Asymmetry (X2), Budget Emphasis (X3), dan Job Relevant

Information (X4) terhadap Budgetary Slack (Y).

Metode Analisis: Regresi Berganda

Uji Instrumen: Uji Asumsi Klasik: Uji Hipotesis:


a. Uji Validitas a. Uji Multikoloniertias a. Uji Koefisien
b. Uji Reliabilitas b. Uji Heteroskedastisitas Determinasi
c. Uji Normalitas b. Uji Regresi Secara
Parsial & Simultan

Hasil dan Pambahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.1
Skema Kerangka Penelitian

40
1. Pengaruh Budgetary Participation terhadap Budgetary Slack

Partisipasi anggaran (budgetary participation) melibatkan semua

tingkatan manajemen untuk mengembangkan rencana anggaran. Partisipasi

penganggaran ini diperlukan karena bawahan yang lebih mengetahui

kondisi langsung bagiannya. Argyris (1952) dalam Sujana (2010:3)

menyarankan perlunya bawahan diberikan kesempatan untuk

berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Dengan demikian, tujuan

perusahaan akan lebih dapat diterima jika seluruh anggota organisasi

dapat bersama-sama dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat

dan informasi mengenai tujuan perusahaan dan terlibat dalam menentukan

langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Murray (1990) dalam

Sujana (2010:4) menyatakan bahwa partisipasi dari bawahan dalam

penyusunan anggaran mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku

anggota organisasi yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja dari anggota

organisasi tersebut.

2. Pengaruh Information Asymmetry terhadap Budgetary Slack

Busuioc (2011) dalam Ardanari dan Putra (2014:704) menyebutkan

bahwa teori asimetri informasi mengacu pada ketidakpastian yang disebabkan

karena agen memiliki informasi pribadi yang lebih banyak tentang bidangnya

dibandingkan prinsipal. Rukmana (2013) dalam Ardanari dan Putra

(2014:704) menyatakan bahwa semakin tinggi asimetri informasi yang ada,

maka akan semakin tinggi juga budgetary slack yang terjadi.

41
3. Pengaruh Budget Emphasis terhadap Budgetary Slack

Budget emphasis dikatakan sebagai suatu alat kontrol pelaporan

keuangan secara formal yang digunakan oleh manajer (Sivabalan, et. al.,

2007). Lau (1998) dalam Ardanari dan Putra (2014:705) mendefinisikan

budget emphasis sebagai alat pengendalian akuntansi dan non akuntansi

untuk mencapai tujuan dari organisasi. Kung, et. al. (2013:124)

menyatakan bahwa budget emphasis dapat membantu untuk mencapai

tujuan anggaran dengan memperkuat hubungan dengan motivasi kerja

bawahan. Namun, Menurut Tagwireyi (2012:38), budget emphasis yang

terlalu ketat dapat menyebabkan perilaku yang menyimpang pada

bawahan karena tekanan kerja untuk mencapai target yang ditetapkan

tersebut.

Dalam fungsinya sebagai alat perencanaan, anggaran dapat

digunakan untuk merencanakan berbagai aktivitas suatu pusat

petanggungjawaban agar dalam pelaksanaan aktivitasnya sesuai dengan

apa yang telah digariskan. Anggaran dapat pula berfungsi sebagai alat

pengendalian bilamana anggaran digunakan sebagai tolok ukur kinerja

suatu pusat pertanggungjawaban. Jika dalam suatu organisasi anggaran

merupakan faktor yang paling dominan dalam pengukuran kinerja

bawahan, maka kondisi ini dinamakan penekanan anggaran atau budget

emphasis.

Ketika anggaran digunakan sebagai pengukur kinerja bawahan

dalam suatu organisasi, maka bawahan akan berusaha meningkatkan

42
kinerjanya dengan dua kemungkinan. Pertama, meningkatkan

performance sehingga realisasi anggarannya lebih tinggi daripada yang

ditargetkan sebelumnya. Kedua, melonggarkan anggaran pada saat

penyusunan anggaran tersebut. Dengan melonggarkan anggaran manajer

pusat pertanggungjawaban dikatakan melakukan upaya slack.

4. Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack

Kren (1992:511) mendefinisikan JRI sebagai informasi utama

dalam organisasi, yaitu informasi yang memfasilitasi pembuatan

keputusan seorang manajer yang berhubungan dengan tugas dan membantu

dalam memilih tindakan terbaik. Chong dan Chong (2002) mengungkapkan

bahwa ketika para karyawan menjalankan tujuan-tujuan anggaran maka

mereka akan meningkatkan usaha untuk mengumpulkan dan

menggunakan JRI sehingga tujuan anggaran dapat tercapai. Lebih lanjut,

Tiessen dan Waterhouse (1983) dalam Kren (1992:512) mengidentifikasi

dua tipe dasar informasi dalam organisasi yaitu : (1) pengaruh keputusan

(decision influencing) merupakan kelompok perilaku-perilaku manajer

untuk penilaian kinerja dan (2) Job relevant information, yang membantu

manajer untuk mengembangkan pilihan tindakan- tindakan yang mereka

lakukan melalui usaha penginformasian terbaik.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya yang telah

diuraikan, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

43
H1 : Budgetary Participation berpengaruh terhadap Budgetary Slack

H2 : Information Asymmetry berpengaruh terhadap Budgetary Slack

H3 : Budget Emphasis berpengaruh terhadap Budgetary Slack

H4 : Job Relevant Information berpengaruh terhadap Budgetary Slack

H5 : Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget

Emphasis, dan Job Relevant Information berpengaruh secara

simultan terhadap Budgetary Slack

44
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini dapat

diklasifikasikan sebagai penelitian eksperimen, yaitu tipe penelitian

mengenai hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan

Supomo, 2002:27). Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh

Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job

Relevant Information terhadap Budgetary Slack. Sedangkan berdasarkan jenis

data yang diteliti, penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian empiris,

penelitian empiris (empirical research) merupakan penelitian terhadap fakta

empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Obyek yang

diteliti lebih ditekankan pada kejadian yang sebenarnya daripada persepsi

orang mengenai kejadian (Indriantoro dan Supomo, 2002:29).

Obyek dalam penelitian ini adalah para kepala sekolah, wakil kepala

sekolah beserta jajarannya yang berperan penting dalam penyusunan anggaran

pada Sekolah Menengah Atas di wilayah Tangerang Selatan. Penelitian ini

dilaksanakan mulai tanggal 11 Februari 2015 hingga 20 Maret 2015.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,

kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121).
45
Populasi dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam

penyusunan anggaran di Sekolah Menengah Atas, baik negeri maupun swasta

yang berada di wilayah Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel (sample) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas

sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi

tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006:123).

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 responden dengan membagikan

kuesioner secara langsung kepada pihak-pihak yang terlibat dalam

penyusunan anggaran di Sekolah Menengah Atas di wilayah Tangerang

Selatan.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Ada dua tipe utama desain pengambilan sampel: pengambilan

sampel cara probabilitas dan nonprobabilitas. Dalam pengambilan sampel

cara probabilitas (probability sampling), besarnya peluang atau probabilitas

elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel diketahui. Dalam

pengambilan sampel cara nonprobabilitas (nonprobability sampling),

besarnya peluang elemen untuk terpilih sebagai subjek tidak diketahui

(Sekaran, 2006:127). Penelitian ini menggunakan metode nonprobability

sampling, di mana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria yang

ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Kriteria sampel yang diambil

adalah terlibat dalam penyusunan anggaran sekolah.

46
C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam

penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian

lapangan. Penelitian lapangan (field research) adalah data utama penelitian ini.

Peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada

penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah para kepala sekolah, wakil

kepala sekolah beserta jajarannya yang berperan penting dalam penyusunan

anggaran dan kepengurusan sekolah pada Sekolah Menengah Atas, baik negeri

maupun swasta yang berada di wilayah Tangerang Selatan., dan dilakukan

dengan penyebaran kuesioner mengenai pengaruh Budgetary Participation,

Information Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant Information

terhadap Budgetary Slack dengan teknik personally administered

questionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh

peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:154).

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pernyataan terstruktur

yang alternatif jawabannya telah tersedia. Responden diminta menjawab

pernyataan tersebut dalam bentuk skala interval yang mengukur sikap responden

terhadap pernyataan-pernyataan yang disajikan, yang terbagi menjadi:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-ragu (R)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

47
Dalam menganalisa masalah yang peneliti temukan serta kumpulkan,

maka peneliti menggunakan analisis sebagai berikut:

1. Data kuantitatif, yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh

dari kuesioner yang dilakukan dengan pimpinan perusahaan dan karyawan

mengenai pengaruh Budgetary Participation, Information Asymmetry,

Budget Emphasis, dan Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack.

Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak

(software) untuk kemudian dianalisis secara kuantitatif.

2. Data kualitatif, yaitu penulis mengemukakan teori atau konsep tentang hal-

hal yang menyangkut dengan masalah-masalah yang dibahas dalam

penelitian ini dengan melihat literatur-literatur yang ada baik dari buku,

artikel ilmiah maupun dari internet.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas

data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan komputer melalui

program IBM SPSS 21 for Windows.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

(Ghozali, 2013:19)

48
2. Uji Instrumen

Data ini merupakan data primer, maka uji instrumen data penelitian

ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Pengujian validitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai signifikansi pada tabel

bivariate correlations. Apabila nilai signifikansi yang didapat memiliki

nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali,

2013:55).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2013:47). Dalam pengujian reliabillitas ini, peneliti menggunakan metode

statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar >

0,70 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel > 0,70 maka

butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut

memiliki reliabilitas yang memadai dan sebaliknya apabila nilai cronbach

49
alpha dari suatu variabel < 0,70 maka reliabilitasnya kurang memadai

(Ghozali, 2013:47).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama

dengan nol (Ghozali, 2013:105). Multikolonieritas menyatakan hubungan

antar sesama variabel independen. Dalam penelitian ini, uji

multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi atau

hubungan diantara variabel Budgetary Participation, Information

Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant Information terhadap

Budgetary Slack.

Uji multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan perhitungan

nilai Tolerance dan VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,1 atau

sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF

< 10, maka tidak terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi

penelitian (Ghozali, 2013:106).


50
b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas dan tidak terjadi Heteroskedastisistas. Deteksi ada atau

tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana

sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,

2013:139).

Dasar Analisis:

1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

51
Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan

distribusi normal.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar menjauh

dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak

menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013: 160).

4. Uji Hipotesis

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar

variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang

sudah diketahui besarnya. Persamaan regresi berganda dirumuskan:

Y =a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Y : Budgetary Slack
a : Konstanta
b1, b2, b3, b4 : Koefisien Regresi
X1 : Budgetary Participation
X2 : Information Asymmetry
X3 : Budget Emphasis
X4 : Job Relevant Information
e : Error

52
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:

a. Uji Koefsien Determinasi (R2)

Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,

2013:97).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Apabila nilai

signifikansi yang didapat pada uji statistik t lebih besar daripada 0,05,

maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Apabila nilai signifikansi yang didapat pada uji statistik t lebih kecil

daripada 0,05, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013:101).

Ho : signifikansi < 0,05  tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen.

53
HA : signifikansi > 0,05  ada pengaruh yang signifikan dari masing-

masing variabel independen terhadap

variabel dependen.

Uji statistik t dapat juga dilakukan dengan cara membandingkan

nilai statistik t dengan nilai kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t

hasil perhitungan secara absolut lebih tinggi dibandingkan nilai tabel t, kita

menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/

terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apabila nilai

signifikansi yang didapat pada uji statistik F kurang dari 0,05, maka semua

variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) adalah apabila nilai

signifikansi yang didapat pada uji statistik F lebih dari 0,05, maka semua

variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

Ho : signifikansi < 0,05  tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan antara variabel independen terhadap

variabel dependen.

54
HA : signifikansi > 0,05  ada pengaruh yang signifikan secara simultan

antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

Uji statistik F dapat dilakukan dengan cara membandingkan

nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung

lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima HA.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan, berikut dengan operasional variabelnya. Variabel-variabel yang

diteliti adalah:

1. Budgetary Participation (X1)

Anthony dan Govindarajan (2005:86) menyatakan bahwa terdapat

dua pendekatan utama dalam penyusunan anggaran, yaitu dari atas ke bawah

dan pendekatan dari bawah ke atas. Pendekatan lain merupakan gabungan

dari kedia pendekatan tersebut, yaitu pendekatan partisipasi. Sedangkan

menurut Hansen dan Mowen (2009:448) proses penganggaran partisipatif

adalah pendekatan dari bawah ke atas yang melibatkan orang-orang yang

dipengaruhi oleh anggaran, termasuk pada karyawan pada tingkat yang lebih

rendah, dalam proses penyusunan anggaran.

Pengukuran variabel ini dilakukan dengan 6 butir pertanyaan

diukur dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari Sangat

Tidak Setuju (STS) (1), Tidak Setuju (TS) (2), Ragu-ragu (R) (3), Setuju (S)

(4), sampai Sangat Setuju (SS) (5).


55
2. Information Asymmetry (X2)

Asimetri informasi merupakan perbedaan informasi relevan yang

digunakan dalam pengambilan keputusan antara manajer tingkat atas dengan

manajer tingkat bawah (Sujana, 2010: 13). Fisher, et. al. (2002) dalam Dwi

dan Agustina (2010:102) menemukan bahwa kesenjangan anggaran akan

menjadi lebih besar dalam kondisi asimetris (asymmetry information). Hal ini

sejalan dengan Utomo (2006) dalam Dwi dan Agustina (2010:102) di mana

informasi asimetris mendorong pelaksana anggaran membuat kesenjangan

anggaran (budgetary slack). Adanya informasi asimetri merupakan salah satu

faktor yang menimbulkan perilaku negatif, dalam hal ini adalah budgetary

slack.

Kuesioner ini terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan dengan

menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari Sangat Tidak Setuju

(STS) (1), Tidak Setuju (TS) (2), Ragu-ragu (R) (3), Setuju (S) (4), sampai

Sangat Setuju (SS) (5).

3. Budget Emphasis (X3)

Faktor lain yang dianggap dapat memicu timbulnya budgetary

slack adalah adanya penekanan anggaran (budget emphasis). Hal tersebut bisa

terjadi apabila penilaian kinerja bawahan ditentukan oleh anggaran yang telah

disusun, maka bawahan akan berusaha meningkatkan kinerjanya dengan cara

membuat anggaran yang mudah untuk ia capai.

56
Menurut Suartana (2010) dalam Permanasari, et. al. (2014:4),

seringkali perusahaan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya pengukur

kinerja manajemen, karena itu yang tersedia. Penekanan anggaran seperti ini

dapat memungkinkan timbulnya kesenjangan anggaran. Penilaian kinerja

berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran akan mendorong bawahan

untuk menciptakan slack dengan tujuan meningkatkan prospek kompensasi

ke depannya.

Kuesioner ini terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan dengan

menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari Sangat Tidak Setuju

(STS) (1), Tidak Setuju (TS) (2), Ragu-ragu (R) (3), Setuju (S) (4), sampai

Sangat Setuju (SS) (5).

4. Job Relevant Information (X4)

Job Relevant Information (JRI) dapat diidentifikasikan sebagai

salah satu informasi yang membantu manajer untuk memperbaiki pemilihan

tindakannya melalui upaya yang diinformasikan dengan baik, baik yang

bersumber dari lingkungan eksternal maupun internal organisasi (Basri,

2010:72).

Kuesioner ini terdiri dari 10 (sepuluh) item pertanyaan dengan

menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari Sangat Tidak Setuju

(STS) (1), Tidak Setuju (TS) (2), Ragu-ragu (R) (3), Setuju (S) (4), sampai

Sangat Setuju (SS) (5).

57
5. Budgetary Slack (Y)

Budgetary slack dapat diartikan sebagai perbedaan antara jumlah

anggaran dan estimasi terbaik dari organisasi (Anthony dan Govindarajan,

2005:84). Sedangkan menurut Suartana (2010) dalam Savitri dan Sawitri

(2014:215), budgetary slack adalah proses penganggaran yang ditemukan

adanya distorsi secara sengaja dengan menurunkan pendapatan yang

dianggarkan dan meningkatkan biaya yang dianggarkan.

Anggaran dapat memiliki pengaruh perilaku yang signifikan,

karena status keuangan dan karier seorang manajer dapat dipengaruhi.

Apakah pengaruh tersebut positif atau negatif sebagian besar bergantung pada

bagaimana anggaran digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap

manajer sejalan dengan tujuan organisasi dan manajer memiliki penggerak

untuk mencapainya. Sejalannya tujuan manajerial dan tujuan organisasional

sering disebut sebagai kesesuaian tujuan (goal congruence).

Kuesioner ini terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan dengan

menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari Sangat Tidak Setuju

(STS) (1), Tidak Setuju (TS) (2), Ragu-ragu (R) (3), Setuju (S) (4), sampai

Sangat Setuju (SS) (5).

58
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala Nomor Butir


Pengukuran Pertanyaan
Budgetary Keterlibatan a. Keikutsertaan ketika Skala 1
Participation manajer dalam anggaran sedang disusun Interval
(X1) penyusunan b. Kemampuan memberikan (1-5) 2
anggaran
pendapat dalam penyusunan
Sumber: anggaran
Milani c. Frekuensi memberikan 3
(1975) dalam pendapat/usulan tentang
Triana, et. al. anggaran kepada atasan
(2012) d. Kontribusi dalam 4
penyusunan anggaran
e. Memiliki pengaruh atas 5
anggaran final
f. Frekuensi atasan meminta 6
pendapat ketika anggaran
disusun
Information Perbedaan a. Informasi lebih yang dimiliki Skala 1, 6
Asymmetry informasi yang oleh seorang bawahan Interval
(X2) diterima oleh b. Dalam pertanggungjawaban (1-5) 2, 3, 4, 5
atasan dan kinerja bawahan, bawahan
Sumber: bawahan lebih mengetahuinya dengan
Anggasta baik dibandingkan atasannya
dan Murtini
(2014)
Budget Anggaran sebagai a. Anggaran sebagai alat Skala 1
Emphasis tolak ukur kinerja pengendali (pengawasan) Interval
(X3) dan alat kinerja (1-5)
pengendalian b. Anggaran sebagai tolak ukur 2
Sumber: kinerja
Anggasta c. Anggaran ditetapkan 3
dan Murtini menuntut kinerja untuk
(2014) mencapai target anggaran
d. Anggaran yang ditetapkan 4
meningkatkan kinerja
e. Mendapatkan reward dari 5
atasan ketika target anggaran
Bersambung pada halaman selanjutnya
59
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala Nomor Butir
Pengukuran Pertanyaan
tercapai
f. Terdapat kompensasi ketika 6
target anggaran tercapai
Job a. Kejelasan melakukan Skala 1
Relevant pekerjaan sebaik-baiknya Interval
Information b. Kecukupan informasi untuk (1-5) 2
(X4)
membuat keputusan
Sumber: c. Informasi stategik untuk 3
Nugroho evaluasi keputusan
(2012) d. Informasi untuk mendukung 4
keputusan
e. Informasi terkait kemajuan 5
dan perkembangan organsasi
f. Ketersediaan informasi 6
dengan segera
g. Otomatisasi informasi setelah 7
diproses
h. Laporan yang sistematis dan 8
teratur
i. Ketersediaan informasi 9
keterjadian yang relevan
j. Informasi tentang unit/sub 10
unit atau fungsi yang berbeda
Budgetary a. Pencapaian anggaran Skala 1
Slack (Y) b. Standar anggaran dapat Interval 2
meningkatkan produktivitas (1-5)
Sumber: c. Monitor biaya disebabkan 3
Alfebriano batasan anggaran
(2013) d. Tuntutan pada anggaran 4
e. Kemampuan pencapaian 5
target anggaran
f. Target anggaran sulit dicapai 6
Sumber: diolah dari berbagai referensi

60
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh budgetary participation,

information asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information

terhadap budgetary slack. Obyek pada penelitian ini adalah Sekolah

Menengah Atas (SMA), yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, beserta

jajarannya yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada SMA Negeri

maupun Swasta di wilayah Tangerang Selatan.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja di SMA Negeri

dan Swasta di wilayah Tangerang Selatan. Penyebaran serta pengambilan

kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 11 Februari 2015 hingga 20 Maret

2015.

2. Karakteristik Responden Penelitian

Data pada penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan

dengan mengirimkan langsung kepada responden sebanyak 98 buah

kuesioner. Para responden terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

beserta jajarannya yang terlibat dalam penyusunan anggaran di 7 SMA

Negeri, 2 SMA Swasta, dan 1 Madrasah Aliyah Swasta di wilayah Tangerang

61
Selatan, dengan peta distribusi sebagai berikut:

Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Kuesioner Kuesioner
Disebar Diterima
1 SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan 10 9
2 SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan 7 5
3 SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan 8 8
4 SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan 7 6
5 SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan 10 10
6 SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan 10 7
7 SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan 10 7
8 SMA Muhammadiyah 8 Ciputat 9 7
9 SMA Muhammadiyah 25 Pamulang 7 7
10 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN 20 19
Jumlah 98 85
Sumber: Data primer yang diperoleh

Dari Tabel 4.1 terlihat daftar distribusi kuesioner di 7 SMA Negeri,

2 SMA Swasta, dan 1 Madrasah Aliyah Swasta yang berada di wilayah

Tangerang Selatan. Adapun gambaran mengenai total pengiriman dan

pengambilan kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2
Total Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner

Keterangan Jumlah Persentase


Kuesioner yang disebar 98 100%
Kuesioner yang tidak kembali 13 13,27%
Bersambung pada halaman selanjutnya

62
Tabel 4.2 (Lanjutan)
Total Pengiriman dan Pengambilan Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang kembali (tidak dapat diolah) 6 6,12%
Kuesioner yang kembali (dapat diolah) 79 80,61%
Sumber: Data primer yang diperoleh

Tabel 4.2 menunjukkan total kuesioner yang disebar kepada

responden sebanyak 98 kuesioner atau dengan persentase sebesar 100%.

Sedangkan jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 13 kuesioner

(13,27%). Dalam proses pemasukan data, sebanyak 6 kuesioner (6,12%) dari

responden tidak dapat digunakan dalam penelitian ini, karena adanya data

yang tidak diisi secara lengkap. Jumlah kuesioner yang diisi lengkap dan

dapat diolah sebanyak 79 kuesioner (80,61%). Adapun deskripsi pengenai

karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pria 43 54,4 54,4 54,4
Valid Wanita 36 45,6 45,6 100,0
Total 79 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 43 orang

responden (54,4%) didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya

sebanyak 36 orang responden (45,6%) berjenis kelamin perempuan.

63
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
D3 1 1,3 1,3 1,3
S1 45 57,0 57,0 58,2
Valid
S2 33 41,8 41,8 100,0
Total 79 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa 1 orang responden

(1,3%) berpendidikan terakhir Diploma tiga (D3). Sebagian besar

responden berpendidikan terakhir Strata satu (S1) dengan jumlah 45

responden (57,0%), serta sebanyak 33 responden (41,8%) berpendidikan

terakhir Strata dua (S2).

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja


Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 1 tahun 1 1,3 1,3 1,3
> 3 tahun 70 88,6 88,6 89,9
Valid
1-3 tahun 8 10,1 10,1 100,0
Total 79 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

telah memiliki pengalaman kerja lebih dari 3 tahun sebanyak 70 responden

(88,6%). Sedangkan sebanyak 8 responden (10,1%) memiliki pengalaman


64
kerja antara 1-3 tahun. Sisanya sebanyak 1 responden (1,3%) memiliki

pengalaman kerja di bawah 1 tahun.

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 30 tahun 4 5,1 5,1 5,1
> 40 tahun 54 68,4 68,4 73,4
Valid
30-40 tahun 21 26,6 26,6 100,0
Total 79 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa responden yang berusia

kurang dari 30 tahun berjumlah 4 orang (5,1%), untuk responden yang

berusia lebih dari 40 tahun berjumlah 54 orang (68,4%), dan untuk

responden yang berusia 30 sampai 40 tahun berjumlah 21 orang (26,6%).

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah

berusia lebih dari 40 tahun.

B. Hasil Uji dan Pembahasan

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Budgetary

Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis, Job Relevant

Information dan Budgetary Slack yang akan diuji secara deskriptif seperti

yang terlihat pada Tabel 4.7 berikut:

65
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
TBP 79 14 30 1821 23,05 3,619
TIA 79 14 30 1710 21,65 3,823
TBE 79 14 28 1742 22,05 3,226
TJRI 79 20 49 3079 38,97 4,267
TBS 79 17 30 1852 23,44 3,177
Valid N (listwise) 79
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menjelaskan pada variabel budgetary participation

jawaban minimum responden adalah sebesar 14 dan maksimum sebesar 30

dengan rata-rata total jawaban adalah 23,05 dan standar deviasi sebesar 3,619.

Pada variabel information asymmetry, jawaban minimum responden adalah

sebesar 14 dan maksimum sebesar 30 dengan rata-rata total jawaban adalah

21,65 dengan standar deviasi 3,823. Variabel budget emphasis memiliki

jawaban minimum responden sebesar 14 dan maksimum 28 dengan rata-rata

jawaban sebesar 22,05 dan standar deviasi sebesar 3,226. Pada variabel job

relevant information, nilai minimum jawaban responden adalah sebesar 20

dan maksimum sebesar 49 dengan rata-rata jawaban sebesar 38,97 dan

standar deviasi sebesar 4,267. Sedangkan variabel budgetary slack memiliki

jawaban minimum sebesar 17 dan maksimum sebesar 30 dengan rata-rata

jawaban sebesar 23,44 dan standar deviasi 3,177.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat disimpulkan

bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel Budgetary Participation,

66
Information Asymmetry, Budget Emphasis, Job Relevant Information dan

Budgetary Slack adalah setuju.

2. Hasil Uji Instrumen

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara melihat nilai signifikansi pada tabel bivariate correlations. Apabila

nilai signifikansi yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data

yang diperoleh adalah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Budgetary

Participation dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Budgetary Participation (BP)

No Pearson Sig (2- Kriteria


Correlation Tailed)
BP1 0,646** 0,000 Valid
BP2 0,518** 0,000 Valid
BP3 0,731** 0,000 Valid
BP4 0,749** 0,000 Valid
BP5 0,763** 0,000 Valid
BP6 0,662** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output menunjukkan bahwa variabel budgetary

participation mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan

dengan nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa

67
semua butir pertanyaan untuk variabel budgetary participation adalah

valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Information

Asymmetry dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Information Asymmetry (IA)

No Pearson Sig (2- Kriteria


Correlation Tailed)
IA1 0,716** 0,000 Valid
IA2 0,585** 0,000 Valid
IA3 0,616** 0,000 Valid
IA4 0,684** 0,000 Valid
IA5 0,651** 0,000 Valid
IA6 0,559** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output menunjukkan bahwa variabel information

asymmetry mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan

nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua

butir pertanyaan untuk variabel information asymmetry adalah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Budget

Emphasis dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Budget Emphasis (BE)

No Pearson Sig (2- Kriteria


Correlation Tailed)
BE1 0,482** 0,000 Valid
BE2 0,670** 0,000 Valid
Bersambung pada halaman selanjutnya

68
Tabel 4.10 (Lanjutan)
Hasil Uji Validitas Budget Emphasis (BE)
BE3 0,679** 0,000 Valid
BE4 0,688** 0,000 Valid
BE5 0,763** 0,000 Valid
BE6 0,595** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output menunjukkan bahwa variabel budget emphasis

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir

pertanyaan untuk variabel budget emphasis adalah valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Job Relevant

Information dalam Tabel 4.11.

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Job Relevant Information (JRI)

No Pearson Sig (2- Kriteria


Correlation Tailed)
JRI1 0,524** 0,000 Valid
JRI2 0,749** 0,000 Valid
JRI3 0,756** 0,000 Valid
JRI4 0,631** 0,000 Valid
JRI5 0,708** 0,000 Valid
JRI6 0,651** 0,000 Valid
JRI7 0,569** 0,000 Valid
JRI8 0,644** 0,000 Valid
JRI9 0,588** 0,000 Valid
JRI10 0,670** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output menunjukkan bahwa variabel job relevant

information mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan

dengan nilai signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa


69
semua butir pertanyaan untuk variabel job relevant information adalah

valid.

Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Budgetary Slack

dalam Tabel 4.12.

Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Budgetary Slack (BS)

No Pearson Sig (2- Keterangan


Correlation Tailed)
BS1 0,645** 0,000 Valid
BS2 0,601** 0,000 Valid
BS3 0,590** 0,000 Valid
BS4 0,701** 0,000 Valid
BS5 0,717** 0,000 Valid
BS6 0,618** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

Dari hasil output menunjukkan bahwa variabel budgetary slack

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi di bawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir

pertanyaan untuk variabel budgetary slack adalah valid.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel

jika nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,70. Berikut adalah tabel yang

menunjukkan hasil pengujian reliabilitas variabel budgetary participation,

information asymmetry, budget emphasis, job relevant information, dan

budgetary slack.

70
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Participation

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,766 ,769 6
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel

budgetary participation sebesar 0,769 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach

alpha lebih besar dari 0,70.

Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel information

asymmetry.

Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Information Asymmetry

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,705 ,705 6
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel

information asymmetry sebesar 0,705 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach

alpha lebih besar dari 0,70.

71
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel budget

emphasis.

Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budget Emphasis

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,721 ,724 6
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel

budget emphasis sebesar 0,724 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach

alpha lebih besar dari 0,70.

Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel job

relevant information.

Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Job Relevant Information

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,840 ,848 10
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.16 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel job

relevant information sebesar 0,848 sehingga dapat disimpulkan bahwa

72
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach

alpha lebih besar dari 0,70.

Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel budgetary

slack.

Tabel 4.17
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Slack

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,720 ,721 6
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.17 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel

budgetary slack sebesar 0,721 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach

alpha lebih besar dari 0,70.

Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Jumlah Keterangan


Alpha Item
Budgetary Participation 0,769 6 Reliabel
Information Asymmetry 0,705 6 Reliabel
Budget Emphasis 0,724 6 Reliabel
Job Relevant Information 0,848 10 Reliabel
Budgetary Slack 0,721 6 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan

memperoleh hasil yang reliabel. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap item

73
pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten

yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban

yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta

besaran korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolonieritas

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19
Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien Korelasi

Coefficient Correlationsa
Model TJRI TBP TIA TBE
TJRI 1,000 -,166 ,148 -,301
TBP -,166 1,000 -,038 ,174
Correlations
TIA ,148 -,038 1,000 -,064
TBE -,301 ,174 -,064 1,000
1
TJRI ,006 -,001 ,001 -,002
TBP -,001 ,008 ,000 ,002
Covariances
TIA ,001 ,000 ,007 -,001
TBE -,002 ,002 -,001 ,010
a. Dependent Variable: TBS
Sumber: Data primer yang diolah

74
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas, besaran korelasi antar variabel

independen tampak bahwa tidak ada korelasi yang cukup tinggi antar

variabel. Oleh karena korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat

dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.

Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 10,962 4,178 2,624 ,011
TBP ,485 ,087 ,553 5,584 ,000 ,955 1,047
1 TIA -,063 ,081 -,076 -,780 ,438 ,977 1,023
TBE ,182 ,101 ,185 1,808 ,075 ,893 1,119
TJRI -,035 ,077 -,046 -,450 ,654 ,880 1,136
a. Dependent Variable: TBS
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.20, hasil perhitungan nilai Tolerance juga

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

Tolerance kurang dari 0,10, yaitu 0,955 untuk variabel budgetary

participation, 0,977 untuk variabel information asymmetry, 0,893 untuk

variabel budget emphasis, dan 0,880 untuk variabel job relevant

information.

Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu

tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari

10, yaitu 1,047 untuk variabel budgetary participation, 1,023 untuk

variabel information asymmetry, 1,119 untuk variabel budget emphasis,

dan 1,136 untuk variabel job relevant information. Jadi dapat disimpulkan

75
bahwa tidak ada gejala multikolonieritas antar variabel independen dalam

model regresi.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas terdapat dalam Gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah

76
Berdasarkan Gambar 4.1, grafik scatterplots terlihat bahwa titik-

tirik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak

dipakai untuk memprediksi budgetary slack berdasarkan variabel-variabel

yang mempengaruhinya, yaitu budgetary participation, information

asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information.

c. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak.

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah

77
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 di atas, penyebaran data

berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4. Hasil Uji Hipotesis

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel

dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah

diketahui besarnya. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang

dilakukan, didapat nilai konstanta sebesar 10.962, koefisien regresi untuk

budgetary participation sebesar 0,485, koefisien regresi untuk information

asymmetry sebesar -0,063, koefisien regresi untuk budget emphasis sebesar


78
0,182, dan koefisien regresi untuk job relevant information sebesar -0,035.

Berdasarkan koefisien determinasi tersebut dapat dibuat persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = 10.962 + 0,485 X1 – 0,063 X2 + 0,182 X3 – 0,035 X4

Di mana:

Y = Budgetary Slack

X1 = Budgetary Participation

X2 = Information Asymmetry

X3 = Budget Emphasis

X4 = Job Relevant Information

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.. Hasil

uji koefisien determinasi antara Budgetary Participation, Information

Asymmetry, Budget Emphasis, dan Job Relevant Information terhadap

Budgetary Slack dapat dilihat pada Tabel 4.21 di bawah ini:

Tabel 4.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,555a ,308 ,270 2,715
a. Predictors: (Constant), TJRI, TBP, TIA, TBE
b. Dependent Variable: TBS
Sumber: Data primer yang diolah

79
Tabel 4.21 di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar

0,270. Hal ini menandakan bahwa variabel budgetary participation,

information asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information

hanya dapat menjelaskan 27% variasi variabel budgetary slack. Sedangkan

sisanya, yaitu 73% (100% – 27%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar

model, seperti self estee (Ardanari, 2014), ketidakpastian tugas dan

efektivitas pengendalian anggaran (Nugroho, 2012), organisational

culture dalam penelitian (Ajibolade dan Akinniyi, 2013), komitmen

organisasi (Anggasta dan Murtini, 2014), dan lain-lain.

Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 2,715. Semakin

kecil nilai SEE (lebih kecil daripada nilai standar deviasi variabel

dependen) akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi

variabel dependen. Nilai SEE yang diperoleh sebesar 2,715 lebih kecil

daripada nilai standar deviasi sebesar 3,177, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi tepat dalam memprediksi variabel budgetary slack.

b. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial

atau individual (uji statistik t) ditunjukkan dalam Tabel 4.22 sebagai

berikut:

80
Tabel 4.22
Hasil Uji Statistik t
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 10,962 4,178 2,624 ,011
TBP ,485 ,087 ,553 5,584 ,000
1 TIA -,063 ,081 -,076 -,780 ,438
TBE ,182 ,101 ,185 1,808 ,075
TJRI -,035 ,077 -,046 -,450 ,654
a. Dependent Variable: TBS
Sumber: Data Primer yang diolah

Adapun uji individual yang dilakukan antara lain:

1) Pengaruh Budgetary Participation terhadap Budgetary Slack

H01 : Budgetary participation tidak berpengaruh terhadap

budgetary slack

HA1 : Budgetary participation berpengaruh terhadap budgetary

slack

Berdasarkan Tabel 4.22, nilai signifikansi variabel budgetary

participation sebesar 0,000, atau mempunyai nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis HA1 diterima yang

artinya budgetary participation berpengaruh secara signifikan terhadap

budgetary slack.

2) Pengaruh Information Asymmetry terhadap Budgetary Slack

H02 : Information asymmetry tidak berpengaruh terhadap

budgetary slack

81
HA2 : Information asymmetry berpengaruh terhadap budgetary

slack

Berdasarkan Tabel 4.22, nilai signifikansi variabel information

asymmetry sebesar 0,438, atau mempunyai nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis HA2 ditolak yang artinya

information asymmetry tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

budgetary slack.

3) Pengaruh Budget Emphasis terhadap Budgetary Slack

H03 : Budget emphasis tidak berpengaruh terhadap budgetary slack

HA3 : Budget emphasis berpengaruh terhadap budgetary slack

Berdasarkan Tabel 4.22, nilai signifikansi variabel budget

emphasis sebesar 0,075, atau mempunyai nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis HA3 ditolak yang artinya

budget emphasis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

budgetary slack.

Apabila menggunakan nilai signifikansi 0,10 atau 10%, maka

budget emphasis berpengaruh signifikan terhadap budgetary slack,

karena nilai signifikansi budget emphasis sebesar 0,075 lebih kecil dari

pada 0,10.

4) Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack

H04 : Job relevant information tidak berpengaruh terhadap

budgetary slack

82
HA4 : Job relevant information berpengaruh terhadap budgetary

slack

Berdasarkan Tabel 4.22, nilai signifikansi variabel job

relevant information sebesar 0,654, atau mempunyai nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis HA4 ditolak

yang artinya job relevant information tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap budgetary slack.

c. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara

simultan (uji statistik F) ditunjukkan dalam Tabel 4.23 sebagai berikut:

Tabel 4.23
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 242,172 4 60,543 8,216 ,000b
1 Residual 545,322 74 7,369
Total 787,494 78
a. Dependent Variable: TBS
b. Predictors: (Constant), TJRI, TBP, TIA, TBE

Sumber: Data Primer yang diolah

Hipotesis penelitian untuk uji F dapat dirumuskan sebagai

berikut:

83
H05 : Budgetary participation, information asymmetry, budget

emphasis, dan job relevant information tidak berpengaruh

secara simultan terhadap budgetary slack

HA5 : Budgetary participation, information asymmetry, budget

emphasis, dan job relevant information berpengaruh secara

simultan terhadap budgetary slack

Dari uji ANOVA atau uji F didapat nilai F hitung sebesar 8.216

dengan probabilitas signifikansi 0,000. Karena probabilitas jauh lebih

kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

budgetary slack atau dapat dikatakan bahwa hipotesis HA5 diterima, yaitu

budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, dan

job relevant information berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap budgetary slack.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Budgetary Participation terhadap Budgetary Slack

Budgetary participation memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap budgetary slack pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan

dengan nilai koefisien 0,485 dan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi

tersebut lebih kecil dari nilai probabilitas signifikansi 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa budgetary participation berpengaruh secara signifikan

terhadap budgetary slack.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Ardanari dan Putra (2014), Ajibolade dan Akinniyi (2013), Anggasta
84
dan Murtini (2014), Oktorina dan Soenarno (2013), Srimuliani et. al. (2014)

dan Triana et. al (2012) yang menyatakan bahwa budgetary participation

berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack. Namun, hasil ini

tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alfebriano (2013)

dan Raudhiah et. al. (2014) yang menyatakan bahwa budgetary participation

tidak berpengaruh terhadap budgetary slack.

Budgetary participation merupakan suatu proses pengambilan

keputusan bersama oleh beberapa pihak di mana keputusan tersebut akan

memiliki dampak masa depan terhadap mereka. Partisipasi ini dapat

menyebabkan dampak positif maupun negatif. Menurut Onsi (1973) dalam

Anggasta dan Murtini (2014:515), senjangan anggaran menurun sejak

partisipasi mengarah pada komunikasi yang positif di antara para manajer.

Keikutsertaan pihak-pihak dalam penyusunan anggaran akan membuat

mereka menjadi lebih produktif dan menyebabkan para manajer, yang dalam

penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, beserta jajarannya,

merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan dan menjalankan apa yang

telah direncanakannya dengan lebih bertanggung jawab.

Partisipasi dalam penganggaran memberikan manfaat bagi

organisasi bila berjalan efektif. Namun, apabila pihak-pihak yang

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran tidak kompeten dalam bidangnya

ataupun pihak-pihak tersebut memiliki maksud terselubung di dalam

keterlibatannya pada penyusunan anggaran, maka tindakannya itu akan

menimbulkan slack.

85
Menurut Ikhsan dan Ishak (2007) dalam Anggasta dan Murtini

(2014:520), terjadinya slack dalam partisipasi dalam penganggaran adalah

karena partisipasi yang dilakukan bukan partisipasi yang sebenarnya, karena

partisipasi tersebut digunakan secara negatif sehingga menimbulkan

konsekuensi disfungsional bagi organisasi. Menurut Lukka (1988) dalam

Jaya dan Rahardjo (2012:8), tingkat partisipasi yang tinggi memberikan

manajer bawahan kesempatan dalam memunculkan slack. Selain itu, Menurut

Alfebriano (2013:11), partisipasi anggaran memberikan kesempatan para

manajer bawah dan menengah untuk melakukan senjangan demi kepentingan

pribadinya. Menurut Siegel (1989) dalam Basri (2010:75), kekurangan

partisipasi anggaran jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh akan

menimbulkan perilaku menyimpang, baik dari bawahan/ pelaksana anggaran

maupun oleh atasan/pemegang kuasa anggaran.

2. Pengaruh Information Asymmetry terhadap Budgetary Slack

Information asymmetry tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap budgetary slack pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan

dengan nilai koefisien -0,063 dan tingkat signifikansi 0,438. Nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari nilai probabilitas signifikansi 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa information asymmetry tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap budgetary slack.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Raudhiah et. al. (2014)

yang menyatakan bahwa information asymmetry tidak berpengaruh

signifikan terhadap budgetary slack. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan

86
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardanari dan Putra (2014), dan

Alfebriano (2013) yang menyatakan bahwa information asymmetry

berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack.

Budgetary slack terjadi ketika terdapatnya perbedaan informasi yang

dimiliki antara atasan dengan bawahan. Dalam hal ini, bawahan memiliki

informasi lebih yang dapat dia manfaatkan untuk pengambilan keputusan

terkait dengan anggaran dibandingkan atasan. Menurut Baiman (1982) dalam

Basri (2010:75), jika kinerja didasarkan pada pencapaian target anggaran,

maka bawahan akan berperilaku memaksimumkan kepentingan pribadinya.

Bawahan akan menyembunyikan informasi untuk menciptakan budget yang

mudah dicapai. Menurut Dunk (1993:401), information asymmetry dapat

meningkatkan terjadinya slack. Dengan kata lain, semakin tinggi information

asymmetry yang terjadi, maka akan semakin tinggi pula budgetary slack.

Namun, menurut Sugiwardani (2012:16), apabila bawahan semakin

mengenal secara teknis pekerjaan dan pegawai mempunyai pemahaman yang

lebih baik mengenai apa yang dapat dicapai pada area tanggung jawab

masing-masing maka kesenjangan anggaran akan menurun. Apabila

terdapatnya information asymmetry antara atasan dan bawahan namun

bawahan tetap melaporkan antara masukan (input) dan keluaran (output)

suatu kegiatan sesuai dengan aktualisasi kegiatan tersebut, maka kesenjangan

anggaran akan menurun seiring dengan penambahan information asymmetry

yang terjadi di antara atasan dan bawahan.

87
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa information asymmetry tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack. Hal tersebut

menunjukkan bahwa Kepala Sekolah selaku atasan di Sekolah mengetahui

dengan pasti kinerja bawahannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam

sekolah memiliki sumber daya manusia yang berkomitmen tinggi dan

bertanggung jawab terhadap bidang pekerjaannya masing-masing.

3. Pengaruh Budget Emphasis terhadap Budgetary Slack

Budget emphasis tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

budgetary slack pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan dengan

nilai koefisien 0,182 dan tingkat signifikansi 0,075. Nilai signifikansi tersebut

lebih besar dari nilai probabilitas signifikansi 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa budget emphasis tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap budgetary slack.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Ardanari dan Putra (2014), dan Alfebriano (2013) yang menyatakan bahwa

budget emphasis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary

slack. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Oktorina dan Soenarno (2013), Anggasta dan Murtini (2014),

raudhiah et. al. (2014), dan Triana et. al. (2012) yang menyatakan bahwa

budget emphasis berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack.

Anggaran sering kali dijadikan sebagai alat untuk memotivasi

manajer untuk meningkatkan kinerjanya ketika anggaran digunakan sebagai

dasar penilaian kinerja, dan juga anggaran sering kali dijadikan alat tekanan

88
manajer puncak kepada bawahan. Ketika anggaran menjadi satu-satunya

tolak ukur penilaian kinerja bawahan dalam suatu organisasi, maka bawahan

akan cenderung melakukan berbagai hal dalam meningkatkan kinerjanya agar

telihat baik. Menurut Sujana (2010:4), penekanan anggaran (budget

emphasis) ini ini akan menjadi tekanan bagi bawahan untuk memberikan

yang terbaik dengan mencari peluang-peluang tertentu yang menguntungkan.

Peluang inilah yang berpotensi menyebabkan slack pada anggaran. Menurut

Jaya dan Rahardjo (2012:10), budget emphasis terjadi ketika adanya desakan

dari atasan pada bawahan untuk melaksanakan anggaran yang telah dibuat

dengan baik, yang berupa sanksi jika kurang dari target anggaran dan

kompensasi jika mampu melebihi target anggaran. Hal ini dapat

menyebabkan bawahan akan cenderung melonggarkan anggarannya dalam

penyusunan anggaran supaya anggaran mudah dicapai, sehingga dapat

memicu terjadinya slack pada anggaran.

Hasil penelitian ini menujukkan budget emphasis tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap budgetary slack. Hal tersebut menunjukkan bahwa

dalam pengukuran kinerja tidak semata-mata berdasarkan pada pencapaian

target anggaran. Terdapat aspek lain yang digunakan untuk mengukur kinerja

bawahan, misalnya melihat pada pencapaian akademik.

4. Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack

Job relevant information tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap budgetary slack pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan

dengan nilai koefisien -0,035 dan tingkat signifikansi 0,654. Nilai signifikansi

89
tersebut lebih besar dari nilai probabilitas signifikansi 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa job relevant information tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap budgetary slack.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa job relevant information tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack. Namun, hasil

tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Srimuliani et. al.

(2014) yang menyatakan bahwa job relevant information berpengaruh secara

signifikan terhadap budgetary slack.

Menurut Basri (2010:72), job relevant information merupakan salah

satu informasi yang membantu manajer untuk memperbaiki pemilihan

tindakannya melalui upaya yang diinformasikan dengan baik, baik yang

bersumber dari lingkungan eksternal maupun internal organisasi. Menurut

Dwi dan Agustina (2010:102), tinggi rendahnya job relevant information

mempengaruhi tinggi rendahnya budgetary slack. Semakin tingginya job

relevant information akan meminimalisir budgetary slack. Hal ini disebabkan

selama proses penyusunan anggaran bawahan memberikan informasi yang

dimilikinya sehingga slack pada anggaran dapat dikurangi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa informasi akurat yang memfasilitasi dalam pengambilan

keputusan memberikan pemahaman yang baik mengenai tindakan apa yang

perlu dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan job relevant information tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack. Hal tersebut

90
menunjukkan bahwa informasi yang memfasilitasi pengambilan keputusan

dalam organisasi sekolah merupakan faktor organisasional yang dibuat bukan

untuk mencegah timbulnya slack pada anggaran, melainkan hanya sebuah

faktor penunjang kinerja pegawai.

5. Pengaruh Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget

Emphasis, dan Job Relevant Information Secara Simultan terhadap

Budgetary Slack

Budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis,

job relevant information secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap budgetary slack pada Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan

dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari

nilai probabilitas signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

udgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, job

relevant information berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap

budgetary slack.

Anggaran yang disusun berperan penting karena dapat mendorong

untuk menciptakan perencanaan yang strategis, pengimplementasian rencana

yang telah disusun sebelumnya, dan sebagai pedoman kerja atau kerangka

acuan dalam pelaksanaan kegiatan di organisasi. Oleh karena itu, untuk

mencapai tujuan organisasi haruslah adanya kesesuian tujuan (goal

congruence) antar pemangku kepentingan. Apabila sudah terciptanya

kesesuaian tujuan, maka perilaku disfungsional yang dapat merugikan

organisasi, yang salah satunya adalah slack pada anggaran, dapat dikurangi.

91
Budgetary slack dapat dikurangi apabila partisipasi dalam proses

penyusunan anggaran diterapkan secara efektif dalam suatu organisasi.

Dengan kata lain tidak adanya partisipasi semu maupun adanya motif

terselubung dalam proses penyusunan anggaran yang dapat memicu

terjadinya slack pada anggaran. Sedikitnya information asymmetry antara

atasan dan bawahan juga dapat mengurangi slack. Informasi yang terdapat di

dalam anggaran digunakan untuk pengambilan keputusan, sehingga

perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan dan bawahan dapat

menimbulkan budgetary slack, terutama ketika perbedaan informasi tersebut

digunakan oleh salah satu pihak untuk memaksimumkan kepentingan

pribadinya dibanding kepentingan organisasi. Adanya penekanan terhadap

target anggaran yang telah ditentukan sebelumnya juga dapat menimbulkan

terjadinya budgetary slack. Apabila atasan menggunakan anggaran sebagai

tolak ukur kinerja bawahan atas pencapaian target anggaran, maka bawahan

akan cenderung untuk menyusun anggaran yang mudah untuk dicapai. Selain

itu, informasi yang memfasilitasi untuk pengambilan keputusan juga sangat

dibutuhkan untuk dapat mengurangi terjadinya budgetary slack. Hal tersebut

disebabkan informasi yang akurat dalam pengambilan keputusan

memberikan pemahaman yang baik mengenai tindakan apa yang harus

diambil untuk mencapai tujuan organisasi.

92
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang

telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Budgetary participation berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary

slack. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ardanari dan Putra

(2014), Ajibolade dan Alkinniyi (2013), Anggasta dan Murtini (2014),

Oktorina dan Soenarno (2013), Srimuliani, et. al. (2014) dan Triana, et. al.

(2012).

2. Information asymmetry tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

budgetary slack. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Raudhiah, et. al. (2014).

3. Budget emphasis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary

slack. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ardanari dan Putra

(2014), dan Alfebriano (2013).

4. Job relevant information tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

budgetary slack. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nugroho

(2012)

93
5. Budgetary participation, information asymmetry, budget emphasis, dan job

relevant information berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap

budgetary slack.

B. Saran

Sekalipun penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun penelitian

ini masih memiliki berbagai keterbatasan dan mungkin mempengaruhi hasil dari

penelitian. Berikut adalah saran-saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan

keterbatasan yang di dapat dalam penelitian ini:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya kepada pihak-

pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran, yaitu kepala sekolah,

wakil kepala sekolah, beserta jajarannya di wilayah Tangerang Selatan

sehingga membatasi kemampuan generalisasi hasil penelitian. Penelitian

selanjutnya diharapkan dapat memperluas wilayah sampel penelitian tidak

hanya di wilayah Tangerang Selatan saja, atau dapat juga melakukan

penelitian pada organisasi sektor publik lainnya, sehingga dapat diperoleh

hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.

2. Data yang digunakan dan dianalisis menggunakan instrumen berdasarkan

persepsi jawaban dari responden. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah

jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian

yang berbeda, seperti melakukan metode wawancara langsung agar peneliti

dapat memastikan bahwa responden mengerti maksud dari setiap butir

pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner agar hasil data yang diperoleh
94
peneliti nantinya tidak bias dan sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang

dimaksud oleh peneliti.

3. Penelitian ini hanya menggunakan variabel budgetary participation,

information asymmetry, budget emphasis, dan job relevant information

sebagai variabel yang mempengaruhi timbulnya budgetary slack. Penelitian

selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lainnya, seperti self

estee (Ardanari, 2014), ketidakpastian tugas dan efektivitas pengendalian

anggaran (Nugroho, 2012), organisational culture dalam penelitian

(Ajibolade, 2013), dan komitmen organisasi (Anggasta dan Murtini, 2014).

95
DAFTAR PUSTAKA

Alfebriano. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Slack Anggaran Pada PT. BRI di


Kota Jambi”. E-Jurnal Binar Akuntansi, Vol. 2, No. 1. 2013.

Ajibolade, Solabomi Omobola, dan Opeyemi Kehinde Akinniyi. “The Influence of


Organisational Culture and Budgetary Participation on Propensity to Create
Budgetary Slack in Public Sector Organisations”. British Journal of Arts and
Social Sciences, Vol. 13, No. 1. 2013.

Anggasta, Elisa Giovani dan Henny Murtini. “Determinan Senjangan Anggaran


dengan Asimetri Informasi sebagai Pemoderasi (Studi pada SKPD Kota
Semarang)”. Accounting Analysis Journal, Vol. 3, No. 4. 2014.

Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”,


Edisi 11, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. 2005.

Ardanari, I Gusti Agung Ayu Surya Cinitya dan I Nyoman Wijana Asmara Putra.
“Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Asimetri Informasi, Self Estee dan
Budget Emphasis pada Budgetary Slack”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol. 7, No. 3. 2014.

Basri, Yesi Mutia. “Pengaruh Penganggaran Partisipasi dan Job Relevan


Information terhadap Budget Slack Pemerintah Provinsi Riau”. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, Vol. 10, No. 1. 2010.

Birt, Jacqueline, et. al. “Accounting Business Reporting for Decision Making”, 3rd
Edition. Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd. 2010.

Blocher, Edward J., David E. Stout, dan Gary Cokins. “Manajemen Biaya:
Penekanan Strategis”, Edisi 5, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 2011.

Carter, William K. “Akuntansi Biaya”, Edisi 14, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
2009.

Chong, Vincent K., dan Kar Ming Chong. “Budget Goal Commitment and
Informational Effect of Budget Participation on Performance: A Structural
Equation Modelling Approach”. Behavioral Research in Accounting. 2002.

Chun Su, Chin dan Feng-Yu Ni. “Budgetary Participation and Slack on the Theory
on Planned Behavior”. The International Journal of Organizational
Innovation, Vol. 5, No. 4. 2013.

96
Dwi, Christine K. S. dan Lidya Agustina. “Pengaruh Participation Budgeting,
Information Asimetry dan Job Relevant Information terhadap Budget Slack
pada Institusi Pendidikan”. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2. 2010.

Endrianto, Wendy. “Analisa Pengaruh Penerapan Basel dan Good Corporate


Governance Terhadap Manajemen Risiko pada PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk”. Jakarta: Fakultas Ekonomi Program Studi Magister
Akuntansi Universitas Indonesia. 2010.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21


Update PLS Regresi”, Edisi 7. Semarang: BP Universitas Diponegoro. 2013.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. “Akuntansi Manajerial”, Edisi 8, Buku
1. Jakarta: Salemba Empat. 2009.

Harahap, Primora. “Strategi Kesiapan Dunia Usaha menghadapi Globalisasi Dunia


di Era Keterbukaan Teknologi Informasi”. Artikel diakses tanggal 5 Oktober
2014, dari http://www.ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/02/07/strategi-
kesiapan-dunia-usaha-menghadapi-globalisasi-dunia-di-era-keterbukaan-
teknologi-informasi-437206.html

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk


Akuntansi & Manajemen”, Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit BPFE. 2002.

Jaya, Muhammad Faruq Dwi dan Toto Rahardjo. “The Effects of Budget
Participation, Asymmetric Information, Budget Emphasis, and
Organizational Commitment on Budgetary Slack in Pemerintah Kota
Pasuruan”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, Vol. 1, No.
2. 2012.

Kren, Leslie. “Budgetary Participation and Managerial Performance: The Impact


of Information and Environmental Volatility”. The Accounting Review, Vol.
67, No. 3. 1992.

Kung, Fan Hua, Cheng Li Huang, dan Chia Ling Cheng. “The Examination of The
Relationships Among Budget Emphasis, Budget Planning Models and
Performance”. Emerald, Management Decision, Vol. 52, No. 1. 2013.

Mott, Graham. “Accounting for Managers”, Edisi 3. Jakarta: Elex Media


Komputindo. 2002.

Mulyadi. “Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat, & Rekayasa”, Edisi 3.


Yogyakarta: Salemba Empat. 2001.

Nafarin, M. “Penganggaran Perusahaan”, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. 2013.

Nugroho, Setyo. “Pengaruh Ketidakpastian Tugas, Efektivitas Pengendalian


Anggaran, dan Job Relevant Information Terhadap Kecenderungan
97
Menciptakan Budgetary Slack”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Brawijaya, Vol. 1, No. 2. 2012.

Oktorina, Megawati dan Yanuar Nanok Soenarno.” Effect of Budget Participation,


Budget Emphasis, and Fairness Perception on the Budgetary Slack with
Managerial Trustworthy Behavior as Moderating Variable at Manufacturing
Company in Jakarta”. International Conference on Business and
Management, Vol. 2-4 Oktober. 2013.

Permanasari, Intan, Zulbahridar, dan Al-Azhar. “Pengaruh Partisipasi Anggaran,


Komitmen Organisasi, Penekanan Anggaran, Locus of Control, dan
Kohesivitas Kelompok Terhadap Timbulnya Kesenjangan Anggaran pada
SKPD Pemerintah Provinsi Riau”. JOM FEKON, Vol. 1, No. 2. 2014.

Priantinah, Denies. “Eksistensi Earnings Manajemen dalam Hubungan Agen-


Prinsipal”. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VI, No.
2. 2008.

Raudhiah, Noor, Rozita Amiruddin dan Sofiah Md Auzair. “Impact of


Organisational Factors on Budgetary Slack”. CoMM 2014 E-Proceedings.
2014.

Riahi, Ahmed, Belkaoui. “Teori Akuntansi”, Edisi 5, Buku 2. Jakarta: Salemba


Empat. 2007.

Savitri, Enni, dan Erianti Sawitri. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan


Anggaran dan Informasi Asimetri terhadap Timbulnya Kesenjangan
Anggaran”. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2. 2014.

Sekaran, Uma. “Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk


Bisnis”, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. 2006.

Siswantaya, I Gede. “Mekanisme Corporate Governance dan Manajemen Laba.


Studi pada perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.
Semarang: Universitas Diponegoro. 2007.

Sivabalan, Prabhu, Peter Booth, dan Teemu Malmi. “Budget Participation and
Budget Emphasis in Low Uncertainty Conditions-Considering Alternative
Reasons to Budget”. University of Technology Sydney Journal. 2007.

Srimuliani, Ni Luh, Lucy Sri Musmini, dan Nyoman Trisna Herawati. “Pengaruh
Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi dan Job Relevant Information
(JRI) terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary Slack) (Studi Empiris pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Buleleng)”. E-Journal S1 AK
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, No. 1. 2014.

98
Sugiwardani, Resti. “Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Simetris,
Budaya dan Komitmen Organisasi Terhadap Budgetary Slack”. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, Artikel Ilmiah. 2012.

Sujana, I Ketut. “Pengaruh Partisipasi Penganggaran, Penekanan Anggaran,


Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan ketidakpastian Lingkungan
Terhadap Budgetary Slack pada Hotel-hotel Berbintang di Kota Denpasar”.
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5, No. 2. 2010.

Tagwireyi, Frank. “An Evaluation of Budgetary Slack in Public Institutions in


Zimbabwe”. Departement of Accounting and Information Systems Great
Zimbabwe University Journal, Faculty of Commerce, Vol. 3. 2012.

Triana, Maya, Yuliusman, dan Wirmie Eka Putra. “Pengaruh Partisipasi


Anggaran, Budget Emphasis, dan Locus of Control Terhadap Slack
Anggaran (Survey pada Hotel Berbintang di Kota Jambi)”. E-Jurnal Binar
Akuntansi, Vol. 1, No. 1. 2012.

99
LAMPIRAN-LAMPIRAN

100
LAMPIRAN 1
Surat Penelitian Skripsi

101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
LAMPIRAN 2
Kuesioner Penelitian

122
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, Februari 2014

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan Penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Muhammad Nazmudin Nurrasyid


NIM : 1111082000092
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi / 8

bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul


“Pengaruh Budgetary Participation, Information Asymmetry, Budget Emphasis,
dan Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack (Studi Empiris pada
Sekolah Menengah Atas di Tangerang Selatan)”.

Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk


menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga
kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor


kunci untuk mengetahui pengaruh budgetary participation, information asymmetry,
budget emphasis, dan job relevant information terhadap budgetary slack.

Mengingat kualitas hasil penelitian ini sangat bergantung dari isian kuesioner
Bapak/Ibu/Sdr/i, sehingga saya memohon agar kiranya dapat mengisi dengan
sejujurnya. Apabila di antara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil
penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon :
085694110706 atau e-mail: nazmudinnr@gmail.com). Atas kesediaan
123
Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua
pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Dosen Pembimbing Hormat Saya,


Peneliti

(Dr. Yahya Hamja, MM.) (Muhammad Nazmudin N.)

124
Nomor : ............................... (diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama (boleh tidak diisi) : ...............................................................................


Umur : ............................................................................... tahun
Jenis Kelamin : Pria / Wanita
Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3
Jabatan Sekarang : ...............................................................................
Pengalaman Kerja : < 1 tahun / 1-3 tahun / > 3 tahun

1. Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation)


Jawaban atas pernyataan berikut ini dapat digunakan untuk menjelaskan
peran Bapak/Ibu/Sdr/i dalam penyusunan anggaran. Mohon Bapak/Ibu/Sdr/i
menjawab pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda silang ( X ) pada
pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, di mana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Ragu-ragu (R) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS R S SS


1. Proses penyusunan anggaran mem-
butuhkan keikutsertaan Anda
2. Anda sering memberikan alasan yang
logis untuk merevisi anggaran yang dibuat
3. Anda sering memberikan pendapat atau
opini tentang keperluan anggaran
organisasi kepada atasan Anda
4. Menurut Anda, kontribusi Anda cukup
besar dalam penyusunan anggaran
5. Anda memiliki pengaruh yang besar
dalam penetapan anggaran akhir
6. Atasan Anda sering meminta kontribusi
Anda dalam proses penyusunan anggaran

125
2. Asimetri Informasi (Information Asymmetry)
Pada bagian ini, Bapak/Ibu/Sdr/i diminta untuk membandingkan informasi
yang dimiliki oleh Anda dengan informasi yang dimiliki atasan Anda. Berilah
tanda silang ( X ) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian Anda,
di mana:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Ragu-ragu (R) 5 = Sangat Setuju (SS)


2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS R S SS


1. Anda memiliki informasi yang lebih baik
terkait dengan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab Anda dibandingkan
atasan
2. Anda lebih mengetahui apa yang dapat
dicapai pada bidang yang menjadi
tanggung jawab Anda dibandingkan
atasan
3. Secara teknis, Anda lebih mengetahui
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
Anda
4. Anda lebih mengetahui dengan pasti
kinerja potensial yang Anda miliki pada
bidang yang menjadi tanggung jawab
Anda dibandingkan atasan
5. Anda lebih mengetahui jumlah biaya yang
dibutuhkan dalam proses penyusunan
anggaran setiap tahunnya
6. Dalam proses penyusunan anggaran,
informasi yang Anda berikan bertujuan
untuk membantu tercapainya target
anggaran yang direncanakan

126
3. Penekanan Anggaran (Budget Emphasis)
Pada bagian ini, Bapak/Ibu/Sdr/i diminta untuk menilai seberapa penting
hal-hal dibawah ini berdasarkan penilaian atasan atas kinerja Anda. Berilah
tanda silang ( X ) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian Anda,
di mana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Ragu-ragu (R) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS R S SS


1. Anggaran pada unit yang menjadi
tanggung jawab Anda berfungsi sebagai
alat pengendali (pengawasan) kinerja
Anda
2. Anggaran yang ditetapkan digunakan
sebagai tolak ukur kinerja Anda
3. Anggaran yang ditetapkan menuntut
kinerja Anda untuk mencapai target
anggaran
4. Anggaran yang ditetapkan meningkatkan
kinerja Anda
5. Anda mendapatkan reward (penghargaan)
dari atasan, ketika target anggaran
tercapai
6. Terdapat kompensasi (bonus) ketika
target anggaran dapat tercapai

4. Job Relevant Information


Pernyataan berikut ini berkaitan dengan informasi yang diperoleh oleh
Bapak/Ibu/Sdr/i yang dapat memfasilitasi pengambilan keputusan dalam
penyusunan anggaran. Berilah tanda silang ( X ) pada pernyataan di bawah ini
sesuai dengan penilaian Anda, di mana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Ragu-ragu (R) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

127
No. Pernyataan STS TS R S SS
1. Tersedianya informasi yang jelas tentang
apa yang terbaik yang harus Anda lakukan
berkenaan dengan jabatan Anda
2. Tersedianya informasi yang cukup untuk
membuat keputusan yang optimal untuk
mencapai tujuan aktivitas Anda
3. Tersedianya informasi strategik yang
diperlukan untuk mengevaluasi keputusan
4. Tersedianya informasi yang tepat untuk
mendukung keputusan yang akan Anda
buat
5. Tersedianya informasi yang berhubungan
dengan kemajuan dan perkembangan
organisasi
6. Informasi yang dibutuhkan tersedia segera
ketika diminta
7. Informasi yang diberikan kepada Anda
secara otomatis, sesaat setelah informasi
tersebut selesai diproses
8. Laporan yang disediakan kepada Anda
dalam bentuk yang sistematis dan teratur.
Misalnya: laporan harian, laporan
mingguan
9. Penyampaian laporan informasi terjadinya
suatu kejadian secara relevan kepada
Anda
10. Tersedianya informasi tentang unit/ sub
unit atau fungsi yang berbeda dalam
organisasi (unit/ sub unit lain dalam
organisasi) yang disampaikan kepada
Anda

128
5. Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack)
Pernyataan berikut ini berkaitan dengan lingkungan anggaran di tempat
Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja. Berilah tanda silang ( X ) pada pernyataan di bawah ini
sesuai dengan penilaian Anda, di mana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Ragu-ragu (R) 5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS R S SS


1. Target anggaran pada bidang tanggung
jawab Anda dapat dicapai dengan mudah
2. Standar yang ditetapkan dalam anggaran
mendorong Anda untuk meningkatkan
pencapaian target anggaran pada bidang
tanggung jawab Anda
3. Anda harus berhati-hati memonitor biaya-
biaya pada unit yang menjadi tanggung
jawab Anda karena adanya batasan-
batasan dalam anggaran
4. Target anggaran tidak menuntut Anda
memperhatikan penggunaan sumber daya
secara efisien
5. Anggaran disusun berdasarkan
kemampuan Anda dalam mencapai target
anggaran
6. Target anggaran sulit tercapai dalam
realisasinya

129
LAMPIRAN 3
Jawaban Responden

130
Variabel Budgetary Participation

No BP1 BP2 BP3 BP4 BP5 BP6 TBP


1 5 4 4 4 3 4 24
2 5 5 5 5 5 5 30
3 5 5 5 5 5 4 29
4 4 4 4 4 3 3 22
5 5 5 5 4 4 4 27
6 5 5 5 5 5 5 30
7 5 3 3 4 4 3 22
8 4 4 3 3 3 3 20
9 3 4 3 3 3 3 19
10 4 4 3 4 3 3 21
11 5 5 5 5 5 5 30
12 4 3 3 1 5 5 21
13 4 4 4 3 3 2 20
14 4 4 4 4 4 4 24
15 5 4 4 4 4 5 26
16 5 4 5 5 5 5 29
17 4 4 4 3 3 4 22
18 4 4 4 4 4 4 24
19 4 4 5 5 4 4 26
20 4 4 4 4 4 4 24
21 5 5 4 4 5 4 27
22 5 3 3 5 5 3 24
23 5 5 5 4 4 4 27
24 4 3 3 2 4 3 19
25 4 4 4 3 4 4 23
26 5 4 3 3 3 5 23
27 4 4 4 5 3 4 24
28 4 5 5 4 4 2 24
29 5 4 5 4 5 5 28
30 5 3 5 5 5 5 28
31 5 3 4 5 5 2 24
32 4 4 3 2 3 2 18
33 5 4 3 3 5 5 25
34 5 4 3 5 5 4 26
35 4 4 3 5 4 4 24
36 5 4 2 4 4 2 21
37 5 4 2 4 4 2 21
38 4 4 3 4 4 4 23
39 3 3 2 3 3 4 18
40 4 4 2 3 2 2 17

131
41 2 3 2 3 2 2 14
42 4 3 4 3 4 2 20
43 4 4 4 2 3 4 21
44 4 4 4 4 4 4 24
45 5 4 2 3 3 4 21
46 3 4 4 4 3 4 22
47 5 5 4 5 4 4 27
48 4 4 3 4 4 5 24
49 4 5 4 3 4 2 22
50 4 4 3 2 4 2 19
51 5 5 3 4 5 5 27
52 5 4 4 4 5 4 26
53 5 5 4 3 5 5 27
54 4 4 4 3 5 4 24
55 4 5 4 4 5 4 26
56 5 4 2 2 3 4 20
57 5 5 4 4 4 5 27
58 5 4 4 5 4 4 26
59 5 5 5 4 4 5 28
60 4 4 4 3 4 4 23
61 4 5 2 3 3 5 22
62 4 3 2 2 3 4 18
63 5 4 4 4 4 3 24
64 3 4 2 4 4 3 20
65 3 4 4 2 2 2 17
66 4 4 2 2 3 2 17
67 5 4 4 4 5 4 26
68 5 4 4 4 4 4 25
69 5 4 2 4 4 4 23
70 4 4 2 2 2 2 16
71 4 4 4 4 4 5 25
72 5 4 2 4 4 5 24
73 5 4 2 4 4 4 23
74 4 4 2 1 3 3 17
75 4 4 2 2 3 3 18
76 4 4 3 3 3 4 21
77 1 4 2 3 4 4 18
78 3 4 2 4 4 5 22
79 5 4 4 4 3 3 23

132
Variabel Information Asymmetry
No IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 TIA
1 5 5 5 4 5 5 29
2 5 4 3 5 4 2 23
3 5 3 3 3 4 2 20
4 4 3 4 4 4 3 22
5 5 5 5 3 4 4 26
6 3 5 5 5 2 3 23
7 4 4 3 3 5 4 23
8 4 4 2 4 4 4 22
9 3 3 3 3 3 3 18
10 5 4 4 5 4 5 27
11 4 3 4 5 4 4 24
12 4 5 4 4 3 5 25
13 4 4 4 5 4 4 25
14 4 4 3 3 4 4 22
15 4 3 3 3 2 2 17
16 4 4 3 4 5 4 24
17 4 4 4 4 5 3 24
18 4 4 4 5 5 4 26
19 4 4 3 3 4 3 21
20 5 4 4 5 5 4 27
21 5 5 5 5 5 5 30
22 4 5 4 4 4 4 25
23 4 4 5 5 5 5 28
24 4 2 2 4 3 3 18
25 4 2 2 4 5 4 21
26 4 2 3 5 5 4 23
27 4 1 2 4 4 4 19
28 4 2 2 4 5 4 21
29 4 2 2 4 4 4 20
30 4 4 4 4 4 4 24
31 4 4 4 4 4 4 24
32 5 4 5 4 5 4 27
33 5 5 4 5 5 5 29
34 3 3 3 4 4 4 21
35 5 5 4 5 4 2 25
36 2 3 2 2 3 3 15
37 2 4 4 4 4 4 22
38 2 3 3 2 3 3 16
39 4 4 4 2 4 2 20
40 4 5 4 3 4 3 23
41 5 5 3 2 3 2 20
133
42 4 4 5 4 4 3 24
43 5 5 4 5 4 2 25
44 5 5 4 5 4 2 25
45 4 4 5 4 5 4 26
46 5 5 3 5 4 3 25
47 2 4 2 2 2 2 14
48 4 4 5 5 3 3 24
49 3 3 3 3 3 3 18
50 4 2 4 5 4 5 24
51 2 2 2 4 2 4 16
52 5 2 2 5 2 5 21
53 3 4 3 5 3 3 21
54 2 4 3 4 3 3 19
55 4 2 5 3 3 3 20
56 3 4 3 3 5 5 23
57 5 3 5 5 5 3 26
58 2 3 3 2 3 2 15
59 4 2 2 2 4 4 18
60 3 3 3 3 3 3 18
61 4 2 2 3 2 3 16
62 3 4 3 3 3 3 19
63 4 3 3 3 3 4 20
64 5 4 3 5 5 4 26
65 5 4 4 5 5 5 28
66 3 4 4 3 4 4 22
67 3 3 3 3 3 3 18
68 2 4 2 4 3 2 17
69 2 3 3 3 3 3 17
70 4 2 2 2 5 3 18
71 1 3 4 3 3 2 16
72 2 2 4 2 3 3 16
73 2 3 3 2 3 3 16
74 2 2 4 5 5 3 21
75 2 2 4 5 5 2 20
76 2 2 4 4 4 2 18
77 2 3 4 3 4 2 18
78 2 2 5 5 5 2 21
79 3 3 3 5 5 3 22

134
Variabel Budget Emphasis
No BE1 BE2 BE3 BE4 BE5 BE6 TBE
1 5 4 4 4 3 2 22
2 5 5 4 5 4 4 27
3 2 3 4 5 4 4 22
4 4 4 4 2 2 4 20
5 4 4 5 4 3 4 24
6 4 4 5 4 3 3 23
7 4 3 4 4 5 5 25
8 4 2 4 2 4 3 19
9 4 4 3 4 4 3 22
10 2 2 2 4 2 2 14
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 3 4 4 4 4 23
13 4 2 4 4 2 4 20
14 4 4 4 4 2 1 19
15 4 4 4 4 4 1 21
16 5 4 4 4 3 3 23
17 5 3 4 4 4 3 23
18 4 4 4 4 4 4 24
19 4 4 4 4 4 4 24
20 4 4 4 4 4 4 24
21 4 4 3 4 4 2 21
22 4 5 4 5 4 2 24
23 4 4 2 2 3 2 17
24 5 4 5 5 5 3 27
25 5 4 3 5 5 4 26
26 4 3 4 4 4 4 23
27 4 3 4 5 5 5 26
28 4 4 3 4 3 3 21
29 4 3 3 3 4 4 21
30 4 2 2 4 2 2 16
31 4 4 4 4 4 4 24
32 4 4 4 4 4 4 24
33 4 2 2 4 4 4 20
34 4 4 4 4 4 2 22
35 4 3 4 4 4 4 23
36 3 3 4 4 4 3 21
37 4 5 4 5 5 5 28
38 4 5 4 5 5 5 28
39 4 4 4 4 4 3 23
40 5 5 4 5 4 3 26
41 5 5 3 5 4 3 25
135
42 3 3 3 4 3 3 19
43 4 4 4 5 4 3 24
44 4 3 3 4 4 4 22
45 4 3 4 4 3 2 20
46 4 4 4 4 4 1 21
47 4 2 2 2 3 2 15
48 4 4 3 3 5 5 24
49 4 2 2 2 1 3 14
50 4 4 4 4 4 4 24
51 4 4 4 4 2 2 20
52 5 2 3 4 3 4 21
53 4 3 3 3 2 2 17
54 3 4 2 2 2 2 15
55 3 2 2 2 3 3 15
56 4 4 4 4 4 4 24
57 4 4 4 5 3 3 23
58 2 2 2 4 4 4 18
59 5 4 3 5 5 5 27
60 5 5 5 4 4 3 26
61 4 4 4 4 4 4 24
62 2 4 3 4 3 3 19
63 4 4 4 4 4 4 24
64 4 3 4 4 3 3 21
65 5 4 4 4 3 3 23
66 4 4 4 4 4 4 24
67 4 3 3 3 3 3 19
68 4 2 2 5 4 3 20
69 4 4 4 5 4 4 25
70 4 4 4 4 4 4 24
71 4 3 4 3 3 4 21
72 4 4 4 4 5 5 26
73 4 2 4 4 4 2 20
74 4 4 4 4 2 2 20
75 4 3 3 4 3 3 20
76 4 4 4 5 4 4 25
77 5 3 3 4 3 3 21
78 4 4 4 4 4 4 24
79 4 4 4 4 4 4 24

136
Variabel Job Relevant Information
No JRI1 JRI2 JRI3 JRI4 JRI5 JRI6 JRI7 JRI8 JRI9 JRI10 TJRI
1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 37
2 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 44
3 4 4 4 4 5 4 4 4 2 3 38
4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 35
5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 39
6 4 4 4 5 4 5 4 3 3 4 40
7 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 36
8 4 4 4 5 5 4 4 4 2 4 40
9 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 40
10 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 39
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 40
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
16 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
17 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37
18 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 43
19 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 37
20 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36
21 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 32
22 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 45
23 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 38
24 4 4 5 5 5 2 4 5 5 5 44
25 4 4 5 5 5 2 2 5 5 5 42
26 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 30
27 4 2 4 5 3 3 4 2 3 4 34
28 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
37 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47
38 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38
41 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
137
42 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 39
43 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 35
44 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 32
45 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 36
46 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37
47 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 43
48 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 40
49 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 43
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
51 4 4 3 4 3 2 2 4 3 2 31
52 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44
53 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45
54 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 20
55 3 3 3 5 5 3 4 2 3 3 34
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
57 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 40
58 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 47
59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 47
60 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 44
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
62 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 37
63 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38
64 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35
65 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
66 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 37
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
68 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36
69 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 37
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
71 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 36
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
74 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38
75 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37
76 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37
77 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 36
78 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

138
Variabel Budgetary Slack
No BS1 BS2 BS3 BS4 BS5 BS6 TBS
1 5 3 4 3 2 4 21
2 5 5 5 5 5 5 30
3 5 5 5 5 5 4 29
4 4 4 4 4 3 3 22
5 5 5 3 3 4 4 24
6 5 5 5 5 5 5 30
7 4 4 3 4 4 3 22
8 4 4 3 3 3 3 20
9 3 4 3 3 3 3 19
10 4 4 3 4 3 3 21
11 5 5 5 5 5 5 30
12 4 3 3 2 3 5 20
13 4 3 4 3 3 2 19
14 4 4 4 4 3 4 23
15 5 5 4 3 4 5 26
16 5 4 5 5 4 5 28
17 4 3 4 3 5 4 23
18 4 3 3 3 3 4 20
19 5 4 5 3 4 5 26
20 4 4 4 4 4 4 24
21 5 5 4 4 5 4 27
22 3 3 3 4 3 4 20
23 4 5 4 3 4 5 25
24 3 3 4 2 4 3 19
25 3 5 4 3 2 4 21
26 4 4 2 3 2 4 19
27 5 4 3 2 4 4 22
28 4 4 5 3 5 3 24
29 5 5 3 5 4 3 25
30 5 5 4 5 4 3 26
31 4 4 5 4 5 4 26
32 4 4 4 3 4 3 22
33 4 5 4 3 4 3 23
34 4 4 4 3 4 2 21
35 4 3 3 3 3 3 19
36 2 4 4 3 4 4 21
37 4 3 4 2 3 3 19
38 5 5 3 5 4 4 26
39 4 5 3 3 5 4 24
40 5 5 4 5 5 5 29
41 5 5 3 4 5 4 26
139
42 5 5 5 4 5 4 28
43 4 3 3 3 4 4 21
44 4 3 3 4 5 4 23
45 4 3 3 3 4 4 21
46 4 3 3 4 4 4 22
47 5 4 4 3 5 4 25
48 4 4 3 4 5 4 24
49 4 3 3 2 2 3 17
50 5 4 5 3 5 5 27
51 5 4 4 4 5 5 27
52 5 5 3 3 3 5 24
53 5 4 3 5 5 4 26
54 4 4 3 4 4 3 22
55 5 5 4 5 3 4 26
56 4 4 5 3 3 4 23
57 5 5 4 4 5 5 28
58 5 5 4 3 3 4 24
59 5 5 3 4 4 5 26
60 4 3 4 4 4 5 24
61 4 5 4 3 3 4 23
62 4 4 5 4 3 5 25
63 3 5 4 3 4 5 24
64 4 3 4 2 3 3 19
65 4 4 4 3 4 4 23
66 4 4 4 3 4 4 23
67 5 3 4 5 3 3 23
68 4 4 4 4 5 5 26
69 4 3 3 4 4 4 22
70 3 3 4 2 4 5 21
71 5 4 5 4 5 5 28
72 5 4 5 4 5 5 28
73 5 5 2 4 4 4 24
74 4 4 2 2 2 3 17
75 4 4 2 2 3 3 18
76 4 5 3 3 3 4 22
77 2 4 2 4 4 4 20
78 5 4 2 4 4 4 23
79 5 5 4 4 3 3 24

140
LAMPIRAN 4
Hasil Output

141
Hasil Uji Validitas Variabel Budgetary Participation

Correlations
BP1 BP2 BP3 BP4 BP5 BP6 TBP
Pearson Correlation 1 ,262* ,332** ,391** ,459** ,285* ,646**
BP1 Sig. (2-tailed) ,019 ,003 ,000 ,000 ,011 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,262* 1 ,378** ,253* ,208 ,276* ,518**
BP2 Sig. (2-tailed) ,019 ,001 ,024 ,066 ,014 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,332** ,378** 1 ,488** ,446** ,277* ,731**
BP3 Sig. (2-tailed) ,003 ,001 ,000 ,000 ,013 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,391** ,253* ,488** 1 ,509** ,322** ,749**
BP4 Sig. (2-tailed) ,000 ,024 ,000 ,000 ,004 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,459** ,208 ,446** ,509** 1 ,462** ,763**
BP5 Sig. (2-tailed) ,000 ,066 ,000 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,285* ,276* ,277* ,322** ,462** 1 ,662**
BP6 Sig. (2-tailed) ,011 ,014 ,013 ,004 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,646** ,518** ,731** ,749** ,763** ,662** 1
TBP Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

142
Hasil Uji Validitas Variabel Information Asymmetry

Correlations
IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6 TIA
Pearson Correlation 1 ,380** ,186 ,377** ,363** ,368** ,716**
IA1 Sig. (2-tailed) ,001 ,101 ,001 ,001 ,001 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,380** 1 ,423** ,170 ,113 ,094 ,585**
IA2 Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,134 ,320 ,409 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,186 ,423** 1 ,356** ,328** ,084 ,616**
IA3 Sig. (2-tailed) ,101 ,000 ,001 ,003 ,464 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,377** ,170 ,356** 1 ,405** ,291** ,684**
IA4 Sig. (2-tailed) ,001 ,134 ,001 ,000 ,009 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,363** ,113 ,328** ,405** 1 ,332** ,651**
IA5 Sig. (2-tailed) ,001 ,320 ,003 ,000 ,003 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,368** ,094 ,084 ,291** ,332** 1 ,559**
IA6 Sig. (2-tailed) ,001 ,409 ,464 ,009 ,003 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,716** ,585** ,616** ,684** ,651** ,559** 1
TIA Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

143
Hasil Uji Validitas Variabel Budget Emphasis

Correlations
BE1 BE2 BE3 BE4 BE5 BE6 TBE
Pearson Correlation 1 ,332** ,315** ,200 ,187 ,053 ,482**
BE1 Sig. (2-tailed) ,003 ,005 ,077 ,098 ,641 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,332** 1 ,516** ,390** ,326** ,091 ,670**
BE2 Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,003 ,424 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,315** ,516** 1 ,392** ,307** ,185 ,679**
BE3 Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,000 ,006 ,103 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,200 ,390** ,392** 1 ,492** ,227* ,688**
BE4 Sig. (2-tailed) ,077 ,000 ,000 ,000 ,044 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,187 ,326** ,307** ,492** 1 ,552** ,763**
BE5 Sig. (2-tailed) ,098 ,003 ,006 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,053 ,091 ,185 ,227* ,552** 1 ,595**
BE6 Sig. (2-tailed) ,641 ,424 ,103 ,044 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,482** ,670** ,679** ,688** ,763** ,595** 1
TBE Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

144
Hasil Uji Validitas Variabel Job Relevant Information

Correlations

JRI1 JRI2 JRI3 JRI4 JRI5 JRI6 JRI7

Pearson Correlation 1 ,446** ,462** ,393** ,285* ,336** ,222*


JRI1 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,011 ,002 ,050
N 79 79 79 79 79 79 79
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,446 1 ,590 ,526 ,527 ,433 ,357**
JRI2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
N 79 79 79 79 79 79 79
** ** ** ** **
Pearson Correlation ,462 ,590 1 ,639 ,565 ,341 ,304**
JRI3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,007
N 79 79 79 79 79 79 79
** ** ** ** *
Pearson Correlation ,393 ,526 ,639 1 ,498 ,263 ,363**
JRI4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,019 ,001
N 79 79 79 79 79 79 79
* ** ** ** **
Pearson Correlation ,285 ,527 ,565 ,498 1 ,382 ,309**
JRI5 Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,000 ,000 ,001 ,006
N 79 79 79 79 79 79 79
** ** ** * **
Pearson Correlation ,336 ,433 ,341 ,263 ,382 1 ,426**
JRI6 Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,002 ,019 ,001 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
* ** ** ** ** **
Pearson Correlation ,222 ,357 ,304 ,363 ,309 ,426 1
JRI7 Sig. (2-tailed) ,050 ,001 ,007 ,001 ,006 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
** ** ** **
Pearson Correlation ,107 ,506 ,411 ,212 ,462 ,294 ,141
JRI8 Sig. (2-tailed) ,347 ,000 ,000 ,061 ,000 ,008 ,216
N 79 79 79 79 79 79 79
** ** * *
Pearson Correlation ,070 ,333 ,367 ,124 ,273 ,223 ,205
JRI9 Sig. (2-tailed) ,537 ,003 ,001 ,275 ,015 ,048 ,069
N 79 79 79 79 79 79 79
* ** ** ** **
Pearson Correlation ,183 ,271 ,391 ,297 ,410 ,393 ,274*
JRI10 Sig. (2-tailed) ,107 ,016 ,000 ,008 ,000 ,000 ,015
N 79 79 79 79 79 79 79
** ** ** ** ** **
Pearson Correlation ,524 ,749 ,756 ,631 ,708 ,651 ,569**
TJRI Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
145
Correlations

JRI8 JRI9 JRI10 TJRI

Pearson Correlation ,107 ,070 ,183 ,524**


JRI1 Sig. (2-tailed) ,347 ,537 ,107 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,506** ,333** ,271* ,749**
JRI2 Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,016 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,411** ,367** ,391** ,756**
JRI3 Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,212 ,124 ,297** ,631**
JRI4 Sig. (2-tailed) ,061 ,275 ,008 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,462** ,273* ,410** ,708**
JRI5 Sig. (2-tailed) ,000 ,015 ,000 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,294** ,223* ,393** ,651**
JRI6 Sig. (2-tailed) ,008 ,048 ,000 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,141 ,205 ,274* ,569**
JRI7 Sig. (2-tailed) ,216 ,069 ,015 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation 1 ,541** ,456** ,644**
JRI8 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,541** 1 ,539** ,588**
JRI9 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,456** ,539** 1 ,670**
JRI10 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79
Pearson Correlation ,644** ,588** ,670** 1
TJRI Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

146
Hasil Uji Validitas Variabel Budgetary Slack

Correlations
BS1 BS2 BS3 BS4 BS5 BS6 TBS
Pearson Correlation 1 ,395** ,225* ,430** ,296** ,245* ,645**
BS1 Sig. (2-tailed) ,000 ,047 ,000 ,008 ,029 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,395** 1 ,147 ,374** ,244* ,240* ,601**
BS2 Sig. (2-tailed) ,000 ,197 ,001 ,030 ,033 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,225* ,147 1 ,216 ,351** ,306** ,590**
BS3 Sig. (2-tailed) ,047 ,197 ,056 ,001 ,006 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,430** ,374** ,216 1 ,423** ,229* ,701**
BS4 Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,056 ,000 ,042 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,296** ,244* ,351** ,423** 1 ,390** ,717**
BS5 Sig. (2-tailed) ,008 ,030 ,001 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,245* ,240* ,306** ,229* ,390** 1 ,618**
BS6 Sig. (2-tailed) ,029 ,033 ,006 ,042 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
Pearson Correlation ,645** ,601** ,590** ,701** ,717** ,618** 1
TBS Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 79 79 79 79 79 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

147
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Participation

Case Processing Summary


N %
Valid 79 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 79 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,766 ,769 6

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BP1 4,32 ,777 79
BP2 4,08 ,572 79
BP3 3,46 1,023 79
BP4 3,61 1,005 79
BP5 3,86 ,843 79
BP6 3,73 1,022 79

Inter-Item Correlation Matrix


BP1 BP2 BP3 BP4 BP5 BP6
BP1 1,000 ,262 ,332 ,391 ,459 ,285
BP2 ,262 1,000 ,378 ,253 ,208 ,276
BP3 ,332 ,378 1,000 ,488 ,446 ,277
BP4 ,391 ,253 ,488 1,000 ,509 ,322
BP5 ,459 ,208 ,446 ,509 1,000 ,462
BP6 ,285 ,276 ,277 ,322 ,462 1,000

148
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
BP1 18,73 10,069 ,492 ,268 ,736
BP2 18,97 11,281 ,388 ,192 ,761
BP3 19,59 8,731 ,550 ,352 ,721
BP4 19,44 8,660 ,580 ,366 ,711
BP5 19,19 9,156 ,634 ,437 ,700
BP6 19,32 9,245 ,453 ,254 ,750

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23,05 13,100 3,619 6

149
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Information Asymmetry

Case Processing Summary


N %
Valid 79 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 79 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,705 ,705 6

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
IA1 3,65 1,086 79
IA2 3,46 1,048 79
IA3 3,47 ,959 79
IA4 3,82 1,035 79
IA5 3,87 ,925 79
IA6 3,38 ,951 79

Inter-Item Correlation Matrix


IA1 IA2 IA3 IA4 IA5 IA6
IA1 1,000 ,380 ,186 ,377 ,363 ,368
IA2 ,380 1,000 ,423 ,170 ,113 ,094
IA3 ,186 ,423 1,000 ,356 ,328 ,084
IA4 ,377 ,170 ,356 1,000 ,405 ,291
IA5 ,363 ,113 ,328 ,405 1,000 ,332
IA6 ,368 ,094 ,084 ,291 ,332 1,000

150
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
IA1 18,00 9,846 ,526 ,346 ,635
IA2 18,19 11,028 ,358 ,295 ,691
IA3 18,18 11,019 ,421 ,315 ,670
IA4 17,82 10,276 ,493 ,288 ,647
IA5 17,77 10,870 ,474 ,291 ,655
IA6 18,27 11,454 ,350 ,197 ,691

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21,65 14,616 3,823 6

151
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budget Emphasis

Case Processing Summary


N %
Valid 79 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 79 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,721 ,724 6

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BE1 4,01 ,650 79
BE2 3,56 ,859 79
BE3 3,59 ,777 79
BE4 3,96 ,792 79
BE5 3,61 ,883 79
BE6 3,32 ,994 79

Inter-Item Correlation Matrix


BE1 BE2 BE3 BE4 BE5 BE6
BE1 1,000 ,332 ,315 ,200 ,187 ,053
BE2 ,332 1,000 ,516 ,390 ,326 ,091
BE3 ,315 ,516 1,000 ,392 ,307 ,185
BE4 ,200 ,390 ,392 1,000 ,492 ,227
BE5 ,187 ,326 ,307 ,492 1,000 ,552
BE6 ,053 ,091 ,185 ,227 ,552 1,000

152
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
BE1 18,04 8,806 ,305 ,143 ,720
BE2 18,49 7,433 ,478 ,350 ,675
BE3 18,46 7,610 ,512 ,337 ,666
BE4 18,09 7,518 ,521 ,328 ,663
BE5 18,44 6,840 ,604 ,470 ,633
BE6 18,73 7,582 ,336 ,321 ,727

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
22,05 10,408 3,226 6

153
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Job Relevant Information

Case Processing Summary


N %
Valid 79 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 79 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,840 ,848 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
JRI1 3,94 ,647 79
JRI2 4,00 ,577 79
JRI3 4,04 ,565 79
JRI4 4,18 ,549 79
JRI5 4,10 ,590 79
JRI6 3,81 ,769 79
JRI7 3,67 ,746 79
JRI8 3,76 ,702 79
JRI9 3,72 ,733 79
JRI10 3,76 ,738 79

154
Inter-Item Correlation Matrix
JRI1 JRI2 JRI3 JRI4 JRI5 JRI6 JRI7 JRI8 JRI9 JRI10
JRI1 1,000 ,446 ,462 ,393 ,285 ,336 ,222 ,107 ,070 ,183
JRI2 ,446 1,000 ,590 ,526 ,527 ,433 ,357 ,506 ,333 ,271
JRI3 ,462 ,590 1,000 ,639 ,565 ,341 ,304 ,411 ,367 ,391
JRI4 ,393 ,526 ,639 1,000 ,498 ,263 ,363 ,212 ,124 ,297
JRI5 ,285 ,527 ,565 ,498 1,000 ,382 ,309 ,462 ,273 ,410
JRI6 ,336 ,433 ,341 ,263 ,382 1,000 ,426 ,294 ,223 ,393
JRI7 ,222 ,357 ,304 ,363 ,309 ,426 1,000 ,141 ,205 ,274
JRI8 ,107 ,506 ,411 ,212 ,462 ,294 ,141 1,000 ,541 ,456
JRI9 ,070 ,333 ,367 ,124 ,273 ,223 ,205 ,541 1,000 ,539
JRI10 ,183 ,271 ,391 ,297 ,410 ,393 ,274 ,456 ,539 1,000

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Alpha if Item
Deleted
JRI1 35,04 15,729 ,400 ,324 ,837
JRI2 34,97 14,846 ,680 ,574 ,814
JRI3 34,94 14,881 ,690 ,595 ,813
JRI4 34,80 15,548 ,544 ,522 ,825
JRI5 34,87 14,984 ,628 ,463 ,818
JRI6 35,16 14,524 ,527 ,362 ,827
JRI7 35,30 15,137 ,432 ,278 ,836
JRI8 35,22 14,838 ,531 ,496 ,825
JRI9 35,25 15,063 ,458 ,452 ,833
JRI10 35,22 14,530 ,557 ,454 ,823

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
38,97 18,204 4,267 10

155
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Budgetary Slack

Case Processing Summary


N %
Valid 79 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 79 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based on
Standardized
Items
,720 ,721 6

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BS1 4,28 ,715 79
BS2 4,10 ,761 79
BS3 3,70 ,853 79
BS4 3,53 ,889 79
BS5 3,87 ,897 79
BS6 3,96 ,792 79

Inter-Item Correlation Matrix


BS1 BS2 BS3 BS4 BS5 BS6
BS1 1,000 ,395 ,225 ,430 ,296 ,245
BS2 ,395 1,000 ,147 ,374 ,244 ,240
BS3 ,225 ,147 1,000 ,216 ,351 ,306
BS4 ,430 ,374 ,216 1,000 ,423 ,229
BS5 ,296 ,244 ,351 ,423 1,000 ,390
BS6 ,245 ,240 ,306 ,229 ,390 1,000

156
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
BS1 19,16 7,678 ,481 ,271 ,676
BS2 19,34 7,766 ,413 ,222 ,693
BS3 19,75 7,627 ,370 ,168 ,707
BS4 19,91 6,928 ,508 ,313 ,664
BS5 19,57 6,812 ,530 ,310 ,656
BS6 19,48 7,612 ,425 ,209 ,690

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
23,44 10,096 3,177 6

157
Hasil Uji Hipotesis

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,555a ,308 ,270 2,715
a. Predictors: (Constant), TJRI, TBP, TIA, TBE
b. Dependent Variable: TBS

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 242,172 4 60,453 8,216 ,000b
1 Residual 545,322 74 7,369
Total 787,494 78
a. Dependent Variable: TBS
b. Predictors: (Constant), TJRI, TBP, TIA, TBE

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 10,962 4,178 2,624 ,011
TBP ,485 ,087 ,553 5,584 ,000
1 TIA -,063 ,081 -,076 -,780 ,438
TBE ,182 ,101 ,185 1,808 ,075
TJRI -,035 ,077 -,046 -,450 ,654
a. Dependent Variable: TBS

158
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 10,962 4,178 2,624 ,011
TBP ,485 ,087 ,553 5,584 ,000 ,955 1,047
1 TIA -,063 ,081 -,076 -,780 ,438 ,977 1,023
TBE ,182 ,101 ,185 1,808 ,075 ,893 1,119
TJRI -,035 ,077 -,046 -,450 ,654 ,880 1,136
a. Dependent Variable: TBS

Coefficient Correlationsa
Model TJRI TBP TIA TBE
TJRI 1,000 -,166 ,148 -,301
TBP -,166 1,000 -,038 ,174
Correlations
TIA ,148 -,038 1,000 -,064
TBE -,301 ,174 -,064 1,000
1
TJRI ,006 -,001 ,001 -,002
TBP -,001 ,008 ,000 ,002
Covariances
TIA ,001 ,000 ,007 -,001
TBE -,002 ,002 -,001 ,010
a. Dependent Variable: TBS

159
160
161

You might also like