You are on page 1of 164

ANALISIS POTENSI EKONOMI DAERAH

DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT TAHUN 2014-2019

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Ajie Anugerah Ponco Hutomo


1113084000030

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama lengkap : Ajie Anugerah Ponco Hutomo

2. Tempat, Tanggal Lahir: Bandung 30 Desember 1993

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Menteng Kecil No. 9, Jakarta Pusat

6. No.Telepon : 081212224993

7. Email : ajieanugerah@gmail.com

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK : TK Islam Al-Falah Surabaya

2. SD : SD Islam Al-Falah Surabaya

3. SMP : SMP Islam Al-Azhar 1 Jakarta

4. SMA : SMAN 3 Jakarta Internasional Program

5. Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

C. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Sumilan

2. Ibu : Hj. Maya Nur

8. Alamat : Jalan Menteng Kecil No.9, Jakarta Pusat

3. Anak Ke : 4 (empat) dari 4 (empat) bersaudara

vi
ABSTRACT
Economic potential of an region can be used as a backbone in an effort to
improve the regional economy. An improvement of regional economy will be easier
to achieve if the use of economic potential of an region can be maximize as max as
possible. Therefore this research aims to determine a potential sectors, basic
sectors, and competitive sectors in the regional economy of West Manggarai
Districts that should be maximise as a priority in region development.

This research used a mixed methods. The primary data was obatined by
interview with local civil dan the secondary data was obtained by looking through
from BPS East Nusa Tenggara Province, BPS West Manggarai District, and West
Manggarai District BAPPEDA period of 2014-2019. Meanwhile the analytical tool
used Klassen Tipology, Location Quotient (LQ), and Shift-Share.

From the result that obtained from Location Quotient (LQ), Klassen Tipologi
and Shift-Share Analysis, there are four sectors who has criteria or advanced and
fast growing sector, basic sector and competitive sector. Those sectors are Mining
and Excavation Sector; Construction Sector; Real Estate Sector; and Company
Services Sector.
Therefore, the direction of the policy of regional economy development of West
Manggarai District should be focused on those sectors so that the optimalization of
economic potential can be easier to achieve and realize to improve the regional
economy of West Manggari District.

Keywords: Potential Sector, Economic Base, Competitive Advantage, Regional


Development Policy.

vii
ABSTRAK
Potensi Ekonomi sebuah wilayah dapat dijadikan tulang punggung dalam
upaya peningkatan perekonomian daerah. Peningkatan perekonomian daerah akan
mudah tercapai apabila pemanfaatan potensi ekonomi daerah dilakukan seoptimal
mungkin. Oleh karena penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor potensial,
sektor basis, dan sektor kompetitif dalam perekonomian wilayah Kabupaten
Manggarai Barat guna melihat sector ekonomi apa saja yang sebaiknya dijadikan
prioritas pembangunan daerah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran. Data
primer didapatkan melalui wawancara pada warga dan data sekunder bersumber
dari BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, BPS Kabupaten Manggarai Barat, dan
Bappeda Kabupaten Manggarai Barat kurun waktu tahun 2014-2019. Sedangkan
alat analisis digunakan Tipologi Klassen, Location Quotient (LQ), dan Shift-Share.
Dari hasil analisis Location Quotient (LQ), Tipologi Klassen dan Shift-Share,
ditemukan empat sector yang merupakan Sektor potensial di Kabupaten Manggarai
Barat dengan memiliki kriteria sektor maju dan tumbuh pesat, sektor basis, dan
sektor kompetitif. Sektor-sektor tersebut adalah Sektor Pertambangan dan
Penggalian; Sektor Konstruksi; Sektor Real Estate; dan Sektor Jasa Perusahaan.
Oleh Karena itu, arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Manggarai
Barat baiknya diprioritaskan pada sektor-sektor tersebut sehingga pengoptimalan
potensi daerah yang dimiliki dapat lebih mudah terwujud dan tercapai guna untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Barat.
Kata Kunci: Sektor Potensial, Basis Ekonomi, Keunggulan Kompetitif, Kebijakan
Pembangunan Daerah.

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat,
rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul “Analisa Potensi Ekonomi Kabupaten Manggarai Barat
tahun 2014-2019”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta
kepada umatnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini tentunya banyak
terdapat kekurangan beserta kesalahan. Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak
terlepas bantuan yang amat banyak, bimbingan dan juga dukuan beserta doa dan
perhatian dari banyak pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan
maksimal. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang terdalam kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si selaku Kepala Jurusan
Ekonomi Pembangunan;
2. Bapak Deni Pandu Nugraha, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan;
3. Bapak Arief Fitrijanro, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan yang bermanfaat pada penyusunan skripsi ini;
4. Seluruh Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membantu penulis dalam hal – hal akademik sehingga dapat dilancarkan
segala urusan penulis saat ini;
5. Papa dan Mama, orang tua tercinta atas segala kesabaran, doa, dukungan,
ketulusan, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi kasih
sayang yang tulus dan ikhlas kepada penulis;

ix
6. Mas Donce, Mba Andri dan Mba Intan, kakak-kakak tersayang atas segala
dukungan, doa dan kasih sayangnya.
7. Ucup, Fadhilah, Dhani, Risky, Eko,,Yoga, Dany, Tio dan Diandra atas
segala bantuan, semangat, doa, motivasi dan dukungannya;
8. Julita yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, kasih sayang
dan bantuan demi lancarnya penyusunan skripsi ini;
9. Madina yang telah memberi dukungan semangat, kasih sayang serta
bantuan dalam tahap akhir penyelesaian skripsi ini.
10. Keluarga Besar Ekonomi Pembangunan angkatan 2013, atas kebersamaan
dan bantuan yang berarti bagi penulis;
11. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan beserta keberkahan yang berlimpah


ganda kepada semuanya. Untuk selanjutnya, saran dan kritik yang membangun
akan penulis terima dengan terbuka dan lapang dada senang. Pada akhirnya, pada
Allah SWT penullis serahkan, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis
utamanya bagi kita semua.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Mei 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................. I
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... III
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... IV
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... VI
ABSTRACT ...................................................................................................... VII
ABSTRAK ........................................................................................................ VIII
KATA PENGANTAR ...................................................................................... IX
DAFTAR ISI ...................................................................................................... XI
DAFTAR TABEL ............................................................................................. XV
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ...XVII
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... XVIII
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil ...................... 14

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................ 14

2. Teori Pertumbuhan Wilayah ...................................................... 17

3. Teori Basis Ekonomi .................................................................. 18

4. Teori Keunggulan Kompetitif .................................................... 19

5. Teori Lokasi ............................................................................... 20

6. Analisa Location Quotient ......................................................... 21

7. Analisis Shift-Share.................................................................... 22

xi
8. Tipologi Klassen ........................................................................ 24

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 39

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 41

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 41

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 41

1. Data Primer ................................................................................ 42

a. Wawancara (Interview) ........................................................ 42

2. Data Sekunder ............................................................................ 42

a. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................. 42

b. Studi Kepustakaan (Library Research) ................................ 42

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 43

1. Analisis Location Quotient (LQ) .............................................. 43

2. Analisis Shift-Share ................................................................... 45

3. Tipologi Klassen ........................................................................ 47

4. Analisis Deskriptif ..................................................................... 48

E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 49

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................ 49

2. Kontribusi PDRB ...................................................................... 49

3. Potensi Ekonomi ........................................................................ 49

4. Laju Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 50

xii
5. Sektor-Sektor Ekonomi .............................................................. 50

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 52

1. Pembentukan Kabupaten Manggarai Barat ................................ 52

2. Letak Geografis……….. ............................................................ 53

3. Wilayah Administratif…............................................................ 53

4. Demografi……………... ........................................................... 55

5. Kondisi Perekonomian Kabupaten Manggarai Barat................. 57

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................. 62

1. Analisis Location Quotient (LQ) ............................................... 62

a. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ........................ 65

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian .................................. 67

c. Sektor Konstruksi ................................................................. 68

d. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ............. 69

e. Sektor Real Estate ................................................................ 75

f. Sektor Jasa Perusahaan ........................................................ 76

2. Tipologi Klassen ........................................................................ 79

3. Analisis Shift-Share.................................................................... 85

4. Kebijakan Pemerintah Daerah.................................................... 90

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 94

B. Saran ................................................................................................. 96

xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 98

LAMPIRAN ....................................................................................................... 102

xiv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman

1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Manggarai Barat 5


Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014 dan 2018 (Juta Rupiah)

2.1 Penelitian Sebelumnya 28

3.1 Klasifikasi Tipologi Klassen 47

4.1 Luas Wilayah Tiap Kecamatan Beserta Jumlah Desa 54

4.2 Penduduk per-Kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat 2018 56

4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas 57


Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2014-2019 Kabupaten
Manggarai Barat

4.4 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Manggarai Barat 60


Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2019 (persen)

4.5 Nilai Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Manggarai 63


Barat

4.6 PDRB Tahunan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 66


Beserta LQ

4.7 PDRB Tahunan Sektor Pertambangan dan Penggalian Beserta 67


LQ

4.8 PDRB Tahunan Sektor Konstruksi Beserta LQ 68

4.9 PDRB Tahunan Sektor Penyediaan Akomodasi Makan dan 70


Minum

4.10 Jumlah Akomodasi Kabupaten Manggarai Barat 2016-2018 71

4.11 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Kabupaten Manggarai Barat 71


Tahun 2016-2018

4.12 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Komodo 73

4.13 PDRB Tahunan Sektor Real Estate Beserta LQ 75

xv
4.14 PDRB Tahunan Sektor Jasa Perusahaan Beserta LQ 76

4.15 Rata-Rata Laju Pertumbuhan (LP) dan Kontribusi Sektor 79


PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten
Manggarai Barat Tahun 2014-2019 (persen)
4.16 Klasifikasi Tipologi Klassen Kabupaten Manggarai Barat 81
Tahun 2014-2019

4.17 Hasil Perhitungan Shift Share Kabupaten Manggarai Barat 86


Tahun 2014-2019

xvi
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman

1.1 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Manggarai 9


Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2018 (persen)

1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai Barat Atas 10


Dasar Harga Konstan 2010, 2011─2015 (persen)

2.1 Kerangka Pemikiran 40

4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014- 55


2019
4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Manggarai Barat dan 57
Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014-2019

4.3 Jumlah Destinasi Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat 72


Tahun 2018

4.4 Jumlah Wisatawan Taman Nasional Komodo Perbulan Tahun 74


2018

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman

I Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Nusa Tenggara 102


Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2014-2019 (Juta Rupiah)

II Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Manggarai 104


Barat Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2014-2019 (Juta Rupiah)

III Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Nusa Tenggara Timur 106


Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha, 2014-2019 (persen)

IV Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Manggarai 108


Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha, 2014-2019 (persen)

V Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur 110


Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
(persen) 2014-2019

VI Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai Barat Atas 112


Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
(persen), 2014-2019

VII Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai 114


Barat, 2014-2019

VIII Perhitungan Nasional Share (NS) Kabupaten Manggarai Barat 121

IX Perhitungan Proporsional Shift (Pr) Kabupaten Manggarai 128


Barat

X Perhitungan Differential Shift (Dr) Kabupaten Manggarai 139


Barat

XI Hasil Analisis Tipologi Klassen, LQ, dan Shift-Share per 145


Sektor Ekonomi

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan Nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh


aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk mewujudkan tujuan
nasional. Pembangunan nasional dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian
pembnagunan yang berkaitan satu sama lain dan mencakup kehidupan
berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Pembangunan nasional yang
dilakukan di Indonesia adalah pembangunan segala aspek kehidupan baik
material ataupun spiritual untuk mencapai kemakmuaran masyarakat dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembangunan
nasional sendiri tidak pernah dapat dipisahkan dari pembangunan daerah,
hal ini dikarenakan pembangunan daerah sendiri merupakan integrasi dari
pembangunan nasional yang bertujuan untuk memperbaiki serta
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di daerah masing-
masing.

Salah satu masalah inti sebuah pembangunan daerah terdapat pada


penekanan pada kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasar pada
kekhasan daerah yag bersangkutan dengan cara pemaksimalan potensi
sumber daya fisik secara lokal (daerah). Sebuah perencanaan yang baik
tentu diperlukan untuk memaksimalkan pembangunan daerah tersebut,
selain perencanaan yang baik tentu diperlukan juga kebijakan yang baik
pula untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah. Salah satu yang
menjadi perhatian pembangunan daerah ialah pembangunan dibidang
ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana
Pemerintah Daerah dan masyarakat mengelola sumber daya-sumber daya
yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan antara Pemerintahan Daerah

1
dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi didaerah bersangkutan (Arsyad, 2002:108).

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan


perekonomian daerah adalah dengan menggaali serta memanfaatkan
sumber-sumber daya yang ada serta kekayaan alam dan potensi wilayah
masing-masing. Keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga
nilai pokok yaitu berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri, dan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memilih. Namun begitu harus diperhatikan
bahwa pembangunan ekonomi tanpa pembangunan moral masyarakatnya
dari sisi agama akan menjadi salah satu penyebab tidak berkembangnya
pembangunan tersebut (Aditya Nugraha Putra, 2013:2).

Otonomi daearah dijalankan dengan tujuan untuk meningkatkan


pelayanan public dan meningkatkan perekonomian daerah. Sebagaimana
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang dana
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menuntut pemerintah daerah untuk menjalankan Desentralisasi dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk memperbaiki atau
meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang tersebut
mempunyai arti yang amat penting untuk daerah, karena memicu terjadinya
pelimpahan wewenang dan pembiayaan kepada pemerintah daerah dari
yang sebelumnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

Wewenang yang dimaksudkan pada konsep otonomi daerah meliputi


seluruh bidang pemerintahan kecuali wewenang dalam bidang pertahanan
keamanan, politik luar negeri, peradilan, agama, juga moneter dan fiscal.
Mengenai wewenang pembiayaanya, daerah dapat menikmati sumber-
sumber potensi ekonomi juga sumber daya alam tanpa ada halangan dari
pemerintah pusat, daerah juga dapat menggali sumber daya baru untuk
meningkatkan perekonomian daerah tersebut dan meningkatkan

2
kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini akan secara lansung memberi dampak
kepada Perekonomian Daerah yang akhirnya dapat menciptakan
pembangunan ekonomi daerah.

Struktur ekonomi dalam satu wilayah tertentu dapat mendeskripsikan


kontribusi masing-masing sektor. Sektor yang memberikan kontribusi besar
memperlihatkan seberapa tinggi potensi ekonomi dari sektor tersebut pada
perekonomian, begitupun sebaliknya sektor yang tidak meberi kontribusi
kecil memperlihatkan bahawa sektor-sektor tersebut tidak atau kurang
memiliki potensi ekonomi pada perekonomian daerah tersebut. Dengan
begitu, jumlah kontribusi sektor menggambarkan peran sektor tersebut
dalam perekonomian, bisa dikatakan bahwa sektor tesebut berperan sebagai
penggerak pembangunan ekonomi daerah.

Kesuksesan sebuah pembangunan ekonomi daerah dapat dilihat dari


beberapa indicator yang biasa digunakan sebagai patokan atau alat ukur.
Indikator yang paling umum digunakan ialah Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) yang dapat dijadikan tolak ukur kinerja perekonomian secara
umum sebagian tolak ukur kemajuan sebuah daerah. Dalam sebuah
dinamika pembangunan nasional, PDRB suatu daerah tidak selalu
mengalami peningkatan, hal ini data terjadi karena adanya fluktuasi
ekonomi. Indikator lain yang dapat digunakan ialah pendapatan perkapita,
pergeseran struktur ekonomi, perubahan struktur ekonomi dan tingkat
pertumbuhan.

Kegiatan ekonomi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan basis dan
kegiatan non basis. Kegiatan basis adalah seluruh kegiatan baik penghasil
produk ataupun penyedia jasa yang menghasilkan uang dari luar wilayah.
Pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintaan yang tidak bergantung
pada kekuatan pemerintah lokal. Sementara kegiatan non basis adalah
seluruh kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
lokal, karena itulah permintaan sektor ini dipengaruhi oleh peningkatan
pendapatan masyarakat. Maka demikian sektor ini dapat dikatakan terikat

3
oleh kondisi ekonomi sekitar dan tidak dapat berkembang atau tumbuh
melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Maka dari itulah, satu-satunya
sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi
pertumbuhan ekonomi wiayah adalah sektor basis. Oleh karena itu Analisa
sektor basis sangat berguna untuk meninjau dan melihat serta memprediksi
pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah tertentu.

Digunakannya pendekatan model basis ekonomi secara umum


berdasarkan atas nilai tambah pendapatan ataupun lapangan kerja. Tetapi
penggunaan nilai tambah pendapatan lebih tepat jika dibandingkan dengan
penggunaan data lapangan kerja. Hal ini terjadi dikarenakan lapangan kerja
mempunyai bobot yang berebeda antara satu sama lain. Salah satu indicator
ekonomi yang sangat dibutuhkan guna untuk mengukur kinerja
pertumbuhan ekonomi sebuah daerah adalah Produk Domestik Bruto
(PDRB). PDRB adalah tolak ukur penting pada sebuah wilayah yang dapat
mengindikasikan totalitas produksi bersih sebuah barang atau jasa yang
kemudian dapat digunakan sebagai dasar dan bahan evaluasi pembangunan
sebuah wilayah.

Karena adanya perubahan tahun dasar PDRB, tentunya akan


mempengaruhi perubahan perubahan klasifikasi sektoral dalam perhitungan
PDRB berdasar Lapangan Usaha. Dalam PDRB tahun dasar 2000,
Penghitungan PDRB berdasarkan lapangan usaha hanya menggunakan 9
(Sembilan) sektor, sedangkan pada tahun dasar 2010 PDRB berdasarkan
lapangan usaha menggunakan 17 (tujuh belas) sektor berbeda sesuai
rekomendasi dalam SNA 2008.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Manggarai Barat


Nusa Tenggara Timur disumbangkan oleh 17 (tujuh belas) sektor berbeda,
diantaranya adalah : Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan
dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas;
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang; Kontruksi;
Perdagangan Besar dan Eceran; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan

4
Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan
dan Asuransi; Real Estate; Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial; Jasa Lainnya.

Tabel. 1.1

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Manggarai Barat

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2014 dan 2019 (Juta Rupiah)

PDRB Harga Konstan


Lapangan Usaha
2014 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
779,662.8 920.225,79
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 31,855.2 40.932,03
Industri Pengolahan 7,983.5 10.294,67
Pengadaan Listrik dan Gas 665.9 1.061,97
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur 19.6 21,44
Ulang
Kontruksi 195,651.2 285.067,34
Perdagangan Besar dan Eceran 166,759.41 227.977,56
Transportasi dan Pergudangan 73,848.3 100.831,10
Penyediaan Akomodasi dan
10,467.6 17.577,13
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 137,374 178.619,17
Jasa Keuangan dan Asuransi 11,127.7 13.555,21
Real Estate 54,880.9 66.397,98
Jasa Perusahaan 9,455.81 11.775,98

5
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 212,026 289.909,56
Wajib
Jasa Pendidikan 48,201.2 59.948,57
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
15,848 20.511,88
Sosial
Jasa Lainnya 2,040.6 2.734,84
Produk Domestik Regional
1,757,876.7 2.247.442,22
Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Manggarai Barat, 2019

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2019 atas dasar harga konstan 2010
mencapai Rp. 2,247,442.2 (juta rupiah). Bila dibandingkan dengan tahun
2014, PDRB atas dasar harga konstan 2010 mengalami kenaikan dari Rp.
1,757,876.7 (juta rupiah).

Secara garis besar, di Kabupaten Manggarai Barat sektor yang menjadi


unggulan untuk pembangunan ekonomi daerah adalah dari sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan. Ini dapat dibuktikan melalui peranan sektor
tersebut yang tampak mendominasi perekonomian Kabupaten Manggarai
Barat tiap tahunnya. Berdasar Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Manggarai Barat tahun 2019, Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
sebagai penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto atas
dasar harga konstan 2010 yaitu sebesar Rp. 920,225.79 (juta rupiah). Hal
yang sama terjadi pula pada tahun 2014, dapat dilihat dari Tabel 1.1 diatas
juga memberikan kontribusi terbesar juga dibanding sektor lainnya pada
tahun 2014, yaitu sebesar Rp. 779,662.8 (juta rupiah). Sektor yang
menyumbang PDRB terbesar kedua ialah dari sektor Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Pada tahun 2019,
sumbangan PDRB sektor tersebut mencapai Rp. 289.909,56 (juta rupiah),
terbesar kedua dibandingkan dengan sektor yang lainnya.

6
Selain kedua sektor tersebut, di Kabupaten Manggarai Barat, sektor
Kontruksi juga jadi penyumbang PDRB terbesar ketiga, yaitu sebesar Rp.
285,067.34 (juta rupiah). Hal ini mungkin terjadi karena Kabupaten
Manggarai Barat adalah daerah yang sedang gencar menggalakkan
pembangunan dalam beberapa tahun belakangan dikarenakan Kabupaten
Manggarai Barat ini sendiri sedang menjadi sensasi dalam dunia pariwisata
bagi turis mancanegara maupun turis lokal. Sedangkan sektor-sektor seperti
Pengadaan Air Bersih dan Pengelolaan Sampah menjadi sektor yang
menyumbang PDRB terkecil atau paling tidak berkontribusi dalam Produk
Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 2019 Kabupaten
Manggarai Barat. Sektor lain yang tidak signifikan menyumbang PDRB
diantaranya ialah sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Pengadaan
Listrik dan Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; sektor Industri
Pengolahan; serta Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi.

Kabupaten Manggarai Barat adalah suatu Kabupaten di Provinsi Nusa


Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten Mangarai Barat merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan Undang Undang No. 8
Tahun 2003. Wilayahnya meliputi daratan Pulau Flores bagian Barat dan
beberapa pulau kecil di sekitarnya, diantaranya adalah Pulau
Komodo, Pulau Rinca, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau
Bidadari dan Pulau Longos. Luas wilayah Kabupaten Manggarai Barat
adalah 9.450 km² yang terdiri dari wilayah daratan seluas 2.947,50 km² dan
wilayah lautan 7.052,97 km².

Ide pemekaran wilayah Kabupaten Manggarai Barat sudah ada sejak


tahun 1950-an. Ide ini dimunculkan pertama kali oleh Bapak Lambertus
Kape, tokoh Manggarai asal Kempo Kecamatan Sano Nggoang yang
pernah duduk sebagai anggota Konstituante di Jakarta. Pada tahun 1963
aspirasi untuk memekarkan Kabupaten Manggarai dengan membentuk
Kabupaten Manggarai Barat mulai diperjuangkan secara formal melalui
lembaga politik partai Katolik Subkomisariat Manggarai. Pada tahun

7
1982 Manggarai Barat diberikan status Wilayah Kerja Pembantu Bupati
Manggarai Bagian Barat dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor:
821.26-1355 tanggal 11 november 1982.

Melalui proses pengkajian yang matang dengan memperhatikan potensi


dan luas wilayah serta kebutuhan untuk pendekatan pelayanan kepada
masyarakat maka melalui Sidang Paripurna DPR RI tanggal 27 Januari
2003 aspirasi dan keinginan masyarakat Manggarai Barat mencapai
puncaknya dengan disahkannya Undang-undang Nomor 8 tahun 2003
tentang pembentukan Kabupaten Manggarai Barat maka Kabupaten
Manggarai Barat resmi terbentuk.

Pada tanggal 1 September 2003, Drs. Fidelis Pranda dilantik menjadi


Pejabat Bupati Kabupaten Manggarai Barat yang bertugas menjalankan
pemerintahan serta mempersiapkan pemilihan kepala daerah definitif . Dan
selanjutnya melalui proses demokrasi dengan pemilihan kepala daerah
secara langsung Drs. Fidelis Pranda dan Drs. Agustinus Ch. Dula kemudian
diangkat menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat yang pertama.

Pada tahun 2010, dilangsungkan proses pilkada yang kedua. Dari


proses ini Drs. Agustinus Ch. Dula dan Drs. Maximus Gasa menjadi Bupati
dan wakil Bupati yang kedua. Pada awal berdirinya terbagi atas tujuh
kecamatan diantaranya adalah Kecamatan Komodo, Kecamatan Sano
Nggoang, Kecamatan Boleng, Kecamatan Lembor, Kecamatan
Welak, Kecamatan Kuwus, Kecamatan Macang Pacar dan pada tahun 2011
dimekarkan kembali menjadi 10 kecamatan dengan tambahan wilayah
pemekaran yakni Kecamatan Lembor Selatan, Kecamatan
Mbeliling dan Kecamatan Ndoso.

Pada tahun 2015, dilangsungkan proses pilkada yang ketiga. Dari


proses ini Drs. Agustinus CH. Dula dan Drh. Maria Geong, Ph.D menjadi
Bupati dan Wakil Bupati yang ketiga. Pada Tahun 2017 jumlah kecamatan
di Kabupaten Manggarai Barat bertambah menjadi 12 kecamatan.

8
Kecamatan baru hasil pemerkaran yang ditetapkan melalui Perda No.14 dan
No-15 Tahun 2017 adalah Kecamatan Pacar dan Kecamatan Kuwus Barat.
Sehingga Kabupaten Manggarai Barat memiliki 12 Kecamatan yakni
kecamatan Komodo, Boleng, Sano Nggoang, Mbeliling, Lembor, Welak,
Lembor Selatan, Kuwus, Ndoso, Macang Pacar, Kuwus Barat, dan Pacar.

Gambar. 1.1

Kontribusi Sektor pada PDRB Kabupaten Manggarai Barat

Nusa Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 tahun 2014-
2019

Struktur Perkonomian Kabupaten Manggarai Barat dapat dilihat dai


kontribusi sektor terhadap PDRB menurut 17 (tujuh belas) sektor lapangan
usaha. Struktur tersebut bisa memberi bayangan akan peranan masing-
masing sektor pada pembentukan PDRB dalam sebuah wilayah.
Perekonomian Manggarai Barat 2019 dapat dilihat dari Gambar 1.1, diatas
dimana sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memiliki kontribusi
yang paling banyak yaitu sebesar 42.14 persen, terbesar dibanding sektor
lainnya. Kemudian secara berurutan disusul oleh sektor administrasi

9
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Konstruksi;
dan diikuti sektor lainnya secara berurutan.

Gambar. 1.2

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai Barat Atas

Dasar Harga Konstan 2010, 2014-2019 (persen)

LA JU PERTUMBUHAN PDRB
KABUPATEN MANGGARAI
BARAT ATAS
DASAR HARGA KONSTAN 2010,
2014-2019 (PERSEN)
6 5.54
5.11 5.23
4.87
5 4.45
4.08
4
3
2
1
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Pada Gambar. 1.2 Perekonomian Kabupaten Manggarai Barat terus


mengalami kenaikan dari tahun ke tahunnya, dapat dilihat pada tahun 2014
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai Barat berada pada angka
4,08 persen, yang terus mengalami kenaikan hingga 1,15 persen pada tahun
2018, pada tahun 2019 sendiri Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten
Manggarai Barat mencapai angka 5,23 persen. Hal ini menunjukan bahwa
kinerja perekonomian Kabupaten Manggarai Barat mengalami
perkembangan yang relative baik, walaupun masih banyak potensi ekonomi
yang dapat dikembangkan lebih maksimal lagi. Arah pembangunan yang
terarah akan lebih mendorong perekonomian ke tingkatan yang lebih baik
lagi, serta pembangunan sebaiknya tidak hanya menargetkan laju

10
pertumbuhan ekonomi saja, namun ada baiknya memperhatikan aspek
pemerataan pula.

Dengan keadaan demikian, peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah


bakal lebih mudah terwujud apabila diarahkan pada sektor-sektor yang
memiliki keunggulan dan berpotensi disbanding sektor lainnya sehingga
proses pembangunan akan berjalan lebih efisien dan lebih baik lagi. Karena
seharusnya setelah diberlakukannya konsep otonomi daerah, setiap
pemerintah daerah memiliki wewenang lebih untuk memanfaatkan dan
menggali potensi ekonomi dan sumber daya daerah masing-masing guna
untuk membiayai biaya pembangunan daerah. Maka dari itu,
pengidentiikasian sektor-sektor ekonomi unggulan memiliki peranan yang
krusial karena akan memudahkan dalam perencanaan pembangunan
ekonomi daerah untuk meingkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Dengan demikian, untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan pada


suatu daerah dibutuhkan suatu metode yang dapat berguna untuk mengkaji
dan memproyeksi pertumbuhan daerah. Selain itu dapat juga digunakan
untuk memilih kebijakan yang akan digunakan untuk meningkatkan laju
pertumbuhan, dan juga dapat dijadikan acuan untuk membuat perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itulah, peneliti ingin membuat sebuah penelitian dengan judul
“ Analisis Potensi Ekonomi Daerah di Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2014-2019”.

11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang terjadi, timbul beberapa
pertanyaan :
1. Sektor-sektor manakah yang menjadi sektor basis dan sektor non basis
dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten
Manggarai Barat?
2. Sektor mana yang memiliki spesialisasi lebih dibanding sektor lainnya di
Kabupaten Manggarai Barat?
3. Sektor ekonomi manakah yang memiliki potensi pengembangan terbaik
untuk dijadikan penunjang pertumbuhan ekonomi kabupaten Manggarai
Barat?
4. Sektor mana yang memiliki keunggulan kompetitif di Kabupaten
Manggarai Barat ?
5. Kebijakan apakah yang dapat menyokong pengembangan ekonomi
Kabupaten Manggarai Barat secara berkelanjutan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan yang ingin
peneliti capai dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengidentifikasi pola dan struktur pertumbuhan pada sektor-
sektor di Kabupaten Manggarai Barat.
2. Untuk mengetahui Sektor basis dan sektor non basis yang dapat
digunakan untuk memperbaiki bahkan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah Kabupaten Manggarai Barat.
3. Untuk mengetahui potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk
menjadi penunjang dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Manggarai Barat.
4. Untuk mengetahui sektor yang unggul di Kabupaten Manggarai Barat
baik dari segi spesialisasi maupun keunggulan kompetitif.

12
5. Untuk mengetahui kebijakan yang baik untuk menjalakan
pengembangan ekonomi di daerah Kabupaten Manggarai Barat secara
berkelanjutan.

Adapun manfaat yang bisa didapat dari penulisan ini antara lain :
1. Sebagai informasi dan bahan kajian seputar gambaran atau informasi
tentang potensi pertumbuhan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat
sehingga pemerintahan daerah dapat lebih memaksimalkan lagi potensi
daerahnya masing-masing.
2. Dapat menjadi masukan untuk para pembuat kebijakan yang
berhubungan dalam pengembangan Kabupaten Manggarai Barat dalam
rangka melanjutkan program pembangunan.
3. Sebagai referensi bagi mahasiswa atau pihak lain yang berminat
melalukan penelitian yang terkait penulisan ini.
4. Dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan kemampuan analisis
tentang peran sektor ekonomi unggul dalam suatu daerah.

13
BAB II

TINJAUAN PUSAKA

A. Teori yang berhubungan dengan variable yang digunakan


1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto atau yang bisa disingkat PDRB
adalah jumlah nilai total yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi
dalam sebuah wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS,2011).
Perhitungan PDRB bisa dilaksanakan dengan dua metode berbeda,
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung (alokasi).

A. Metode Langsung
Perhitungan PDRB dengan metode langsung dapat dilaksanakan
dengan tiga pendekatan berbeda, diantaranya adalah pendekatan
produksi, pendekatan pendapatan dan yang terakhir pendekatan
pengeluaran. Meskipun terdapat tiga pendekatan berbeda, namun
hasil yang didapatkan dapat dipastikan sama antara satu pendekatan
dengan pendekatan lainnya. Adapun penjelasan lebih lengkap dari
pendekatan-pendekatan terebut adalah sebagai berikut :

1. PDRB Menurut Pendekatan Produksi


PDRB dapat diartikan sebagai jumlah nilai produk barang
dan jasa akhir yang dihasilkan dari unit produksi yang bervariasi
pada sebuah wilayah dalam kurun waktu tertentu (satu tahun).
Penghitungan PDRB dengan pendekatan ini sering juga disebut
dengan perhitungan memalui pendekatan nilai tambah.
Pendekatan produksi yaitu penghtungan nilai tambah barang dan
jasa yang dihasilkan oleh sebuah kegiatan/sektor ekonomi dengan
cara mengurangi biaya antara jumlah produksi bruto sektor
maupun sub sektor tersebut.

14
Nilai tambah adalah selisih nilai produksi dan nilai biaya
antara, sedangkan biaya antara adalah nilai barang dan jasa yang
dipakai sebagai input antara dalam proses produksi. Barang dan
jasa yang termasuk input antara adalah bahan baku atau bahan
penolong yang pada umumnya akan habis dalam satu kali
produksi, input antara juga dapat dikatakan sebagai bahan baku
dan bahan penolong yang mempunyai umur pemakaian kurang
dari satu tahun. Sedangkan pengeluaran atas balas jasa factor
produksi yang dapat dicontohkan melalui upah dan gaji, sewa,
tanah, keuntungan serta bunga dan modal bukanlah biaya antara.
Begitu pula dengan penyusuutan dan pajak tidak langsusng neto
bukan merupakan biaya antara (Tarigan,2005).

2. PDRB Menurut Pendekatan Pendapatan


PDRB merupakan total keselurahan balas jasa yang
didapatkan oleh factor-faktor produksi yang ikut andil dalam
proses produksi pada suatu wilayah tertentu dengan jangka waktu
tertentu pula (satu tahun). Perhitungan PDRB melalui pendekatan
penerimaan dihasilkan melalui penjumlahan semua balas jasa
yang diterima factor produksi yang terdiri dari upah dan gaji,
tanah, bunga dan modal, sewa serta keuntungan ditambah
penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

3. PDRB menurut Pendekatan Pengeluaran


PDRB merupakan Total jumlah seluruh pengeluaran yang
dipakai untuk konsumsi rumah tana dan Lembaga swasta non
profit, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik
bruto, serta perubahan stok dan ekspor neto pada sebuah wilayah.
Penghitungan PDRB melaui metode ini dilaksanakan dengan
bertitik tolak dari penggunaan akhir barang dan jasa yang
dihasilkan pada wilayah. (BPS,2008)

15
B. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi
Dalam metode ini PDRB sebuah daerah didapat melali cara
menghitung PDRB wilayah tersebut melalui alokasi PDRB wilayah
yang lebih besar cakupannya. Untuk melakukan alokasi PDRB
wilayah ini, dapat menggunakan beberapa alokator seperti nilai
produksi bruto maupun netto setiap sektor atau sub sektor pada
wilayah yang dialokasikan, julah produk fisik, tenaga kerja,
penduduk dan alokator tidak langsung lainnya. Dengan memakai
satu atau beberapa alokator dapat menghitung presentasi bagian tiap
provinsi terhadap niai tambah setiap sektor dan subsektor. Seperti
yang dijelaskan sebagai berikut :

1. PDRB Atas Dasar harga Berlaku, jenis pertama yang biasanya


digunakan untuk penyajian data adalah PDRB atas dasar harga
berlaku. PDRB dengan jenis ini isinya menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa, dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada setiap tahun.
Dengan menggunakan harga berlaku, kita bisa melihat
pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam sektor ekonomi.
Selain itu, bisa juga untuk melihat struktur ekonomi yang
dimiliki oleh sebuah daerah.
2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan, PDRB dengan jenis ini,
isinya menggambarkan nilai tambah barang dan jasa, dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai dasar.
Biasanya, tahun yang dijadikan harga dasar ini diubah setiap
sepuluh tahun sekali, dengan tujuan untuk pembaruan. Selain itu
juga bisa untuk melihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi di
sebuah daerah dari tahun ke tahun.

16
Badan Pusat Statistik telah melakukan beberapa kali perubahan
tahun dasar PDRB, yaitu pada tahun 1960,1973,1983,1993, dan
tahun 2000. Terakhir dirubah kembali pada tahun 2010 dikarenakan
perekonomian Indonesia sudah lebih stabil, telah terjadi perubahan
struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terutama dalam
bidang teknologi dan informasi yang berpengaruh pada pola
distribusi dan muncul banyak produk baru, adanya pembaruan
konsep,definisi,klasifikasi, cakupan, sumber data, dan metodologi
sesuai rekomendasi dalam SNA2008, kemudian tersedianya sumber
data baru untuk perbaikan PDRB seperti Sensus Penduduk dan
indeks harga produsen, serta tersedianya perangkat kerja SUT yang
menunjukkan keseimbangan antara hasil produksi dan konsumsi
baik arang maupun jasa dan penciptaan pendapatan dari aktivitas
produksi tersebut.

2. Teori Pertumbuhan Wilayah Model Neo Klasik


Teori ini dipelopori oleh George H. Bort (1960) dengan
mendasarkan analisisnya pada Teori Ekonomi Neoklasik. Menurut teori
ini, pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan dipengaruhi oleh
kemampuan wilayah dalam memperbaiki dan menaikkan kegiatan
produksinya yang ditentukan oleh potensi daerah tersebut, mobilitas
tenaga kerja dan mobilitas modal tiap daerah. Selanjutnya, mengikuti
Richardson, dengan menganggap fungsi produksi dalam bentuk fungsi
produksi Cobb-Douglas, maka pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu kemajuan teknologi,
penambahan modal atau investasi dan kualitas tenaga kerja (Sjafrizal,
2008).

3. Teori Basis Ekonomi

17
Teori basis ekonomi ini dikemukakan oleh Harry W.
Richardson (1973) yang menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung
dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad
1999:116). Dalam penjelasan selanjutnya dijelaskan bahwa
pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal,
termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan
menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation). Asumsi ini memberikan pengertian bahwa suatu daerah akan
mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat
memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah
lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyatno 2000:146).
Teori Basis-Ekspor (Export-Based Model) mula-mula
dikembangkan oleh Douglas C. North pada tahun 1956 berdasarkan
hasil studinya di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Teori ini
pada dasarnya memandang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
ditentukan oleh besarnya keuntungan kompetitif (competitive
advantage) yang dimiliki oleh wilayah yang bersangkutan sebagai basis
untuk kegiatan ekspor, dimana pengertian ekspor mencakup ekspor ke
luar negeri maupun ekspor ke luar wilayah dalam suatu negara.
Peningkatan ekspor akan memberikan dampak berganda (multiplier
effect) yang cukup besar bagi perekonomian (Sjafrizal 2008).
Pertumbuhan ekonomi wilayah sangat ditentukan oleh perubahan nilai
ekspor suatu wilayah. Sedangkan besarnya pengaruh perubahan nilai
ekspor terhadap pertumbuhan perekonomian ditentukan oleh besarnya
koefisien multipliernya. Pendekatan lain dengan hasil yang sama dapat
dilakukan dengan menggunakan Model Basis-Ekonomi (Economic-
Based Model). Dalam model ini, perekonomian suatu daerah yang
diwakili oleh nilai PDRB-nya dibagi atas dua kelompok sektor utama
yaitu sektor basis dan sektor non-basis. Sektor basis adalah sektor yang
menjadi tulang punggung perekonomian suatu wilayah karena

18
mempunyai keuntungan kompetitif yang cukup tinggi, sebaliknya sektor
nonbasis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang potensial tetapi
berfungsi sebagai penunjang seperti services industries. Karenanya,
dalam model ini, pertumbuhan 40 ekonomi suatu wilayah sangat
ditentukan oleh perkembangan sektor basis wilayah bersangkutan dan
besar kecil pengaruhnya ditentukan oleh besarnya koefisien
multipliernya (Sjarizal, 2012). Dengan demikian, baik pertumbuhan
ekonomi maupun pertumbuhan ekspor berhubungan positif dengan
kegiatan sektor basis suatu wilayah. Biasanya untuk mengetahui sektor
basis suatu daerah digunakan analisis LQ untuk mengidentifikasi
seberapa besar spesialisasi antar satu sektor dengan sektor lainnya.

4. Teori Keunggulan Kompetitif


Teori keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) atau dikenal
juga dengan keunggulan bersaing ialah kemampuan yang diperoleh
sebuah perusahaan melalui karakteristik dan sumber daya yang dimiliki
untuk dapat memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan lain yang ada pada industri dan pasar yang sama. Teori ini
dicetiskan oleh Michael Porter dalam sebuah bukunya yang
berjudul Competitive Advantage (1985). Menurut Porter, sebuah negara
memperoleh keunggulan kompetitif jika perusahaan yang ada di negara
tersebut kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh
kemampuan industry melakukan inovasi dan meningkatkan
kemampuannya (Donald A.Ball, dikutip dalam Donald A.Ball, 2000).
Menurut Porter, terdapat empat atribut utama yang dapat menentuka
mengapa industry dalam suatu negara daoat mencapai sukses
internasional, diantaranya adalah:

a. Kondisi Faktor Produksi

19
b. Keadaan permintaan dan tuntutan mutu di dalam negeri untuk
barang dan jasa industry.
c. Industri terkait dan industry pendukung.
d. Strategi perusahaan.

5. Teori Lokasi
Seorang ahli ekonomi yang berasal dari Jerman, Alfred Weber pada
tahun 1909 menulis buku yang berjudul Uber den Standort der
Industries. Buku ini diterjemahkan dalam Bahasa Inggris oleh C.J.
Friedrich dengan judul Alfred Weber’s Theory of Location of Indusries
pada tahun 1929. Weber berkata bahwa pemilihan lokasi industry
didasarkan prinsip minimalisir biaya. Yang dapat diartikan bahwa upah
yang dikeluarkan untuk transportasi serta tenaga kerja haruslah
seminimal mungkin, yang mana hal tersebut dapat membantu
menghasilkan tingkat keuntungan maksimal. Prinsip tersebut
didasarkan pada enam asumsi bersifat prakondisi, yaitu:
a. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan
penduduknya (keadaan penduduk yang dimaksud menyangkut
jumlah dan kualitas SDM).
b. Ketersediaan sumber daya bahan mentah.
c. Upah tenaga kerja.
d. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat
ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah).
e. Persaingan antar kegiatan industri.
f. Manusia berpikir secara rasional.

Weber juga menyusun sebuah model yang dikenal istilah segitiga


lokasional (locational triangle), yang didasarkan pada asumsi :

a. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang


terisolasi. Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua

20
unit perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak terbatas dan
persaingan sempurna.
b. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.
c. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah
sporadik tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.
d. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada
juga yang mobilitasnya tinggi.

Berdasarkan model tersebut, terdapat tiga factor yang


mempengaruhi lokasi industry, yaitu upah tenaga kerja, Biaya
transportasi, dan dampak aglomerasi dan deaglomerasi. Upah tenaga
kerja dan biaya trasnportasi adalah factor-faktor yang mepengaruhi
dalam penentuan pola lokasi dalam kerangka geografis. Sedangkan
dampak aglomerasi dan deaglomerasi akan mempengaruhi
terkonsetrasinya suatu kegiatan atau pemenceran berbagai kegiatan
dalam sebuah lokasi tertentu.

6. Analisa LQ
Dalam teori basis ekonomi, sektor ekonomi terbagi menjadi dua
sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Untuk mengetahui sektor
basis dan non basis dapat digunakan analisis berbagai perhitungan, salah
satunya adalah analisis location quotient (Analisis LQ).
Analisis LQ adalah sebuah analisis yang dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi suatu sektor-sektor
ekonomi pada sebuah daerah tertentu atau utntuk melihat sektor-sektor
mana yang menjadi setor unggulan dari suatu wiayah tersebut.
Setelah mengetahui hasil dari perhitungan LQ maka analisis
selanjutnya yaitu menentukan kriteria suatu sektor apakah sektor
tersebut termasuk sektor unggulan ataukah sektor non unggulan dengan
cara :
a. Jika LQ>1, maka berarti sektor tersebut dapat dikatakan sebagai
sektor unggulan daerah tersebut dan juga dapat memenuhi pasar

21
daerah tersebut dan daerah lainnya maka dapat dikatakan sebagai
sektor basis.
b. Jika LQ<1, maka berarti sektor tersebut tidak termasuk sektor
unggulan daerah tersebut dan hanya dapat memenuhi pasar wilayah
itu saja tanpa wilayah lainnya sehingga dapat dikatakan sebagai
sektor non basis.

7. Analisa Shift Share


Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang
sederhana dan sering dilakukan oleh praktisi serta pembuat keputusan
baik lokal maupun regional di seluruh dunia untuk menetapkan target
industri/sektor dan menganalisis dampak ekonomi.
Analisis Shift-share memungkinkan pelaku analisis untuk dapat
mengidentifikasi keunggulan daerahnya dan menganalisis
industri/sektor yang menjadi dasar perekonomian daerah.
Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan
untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada
perekonomian regional maupun lokal. Analisis Shift-
share menggambarkan kinerja sektor-sektor di suatu wilayah
dibandingkan dengan perekonomian nasional. Bila suatu daerah
memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam
perekonomian nasional, maka akan dapat ditemukan
adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah.
Selain itu, laju pertumbuhan sektorsektor di suatu wilayah akan
dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional beserta
sektor-sektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan
yang terjadi sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Bila
penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif dari
suatu sektor dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44).
Analisis Shift-share dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943).
Analisis ini digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi

22
(misalnya pertumbuhan atau perlambatan pertumbuhan) suatu variabel
regional sektor/industri dalam suatu daerah. Variabel atau data yang
dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga kerja atau kesempatan
kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu
tertentu.
Dalam analisis Shift-share, perubahan ekonomi ditentukan oleh tiga
komponen sebagai berikut:
a. Pertumbuhan ekonomi nasional (national growth)
b. Bauran industri (industry mix)
c. Regional share
Pengaruh Bauran Industri disebut proportional shift atau bauran
komposisi. Analisis proportional shift dilakukan dengan cara
membandingkan suatu sektor sebagai bagian dari perekonomian daerah
dengan sektor tersebut sebagai bagian dari perekonomian nasional.
Komponen ini menunjukkan apakah aktivitas ekonomi pada sektor
tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan
pertumbuhan aktivitas ekonomi secara nasional.
Pengaruh bauran industri akan positif apabila pertumbuhan variabel
regional suatu sektor lebih besar daripada pertumbuhan variabel regional
total sektor di tingkat nasional. Sebaliknya bauran industri akan negatif
apabila pertumbuhan variabel regional suatu sektor lebih kecil
dibandingkan pertumbuhan variabel tersebut di tingkat nasional. Nilai
positif atau negatif tersebut akan menunjukkan tingkat spesialisasi suatu
sektor, yaitu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat terhadap
perekonomian nasional. Jadi, suatu daerah yang memiliki lebih banyak
sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat secara nasional akan memiliki
pengaruh bauran industri yang positif. Demikian juga sebaliknya, suatu
daerah yang memiliki lebih banyak sektor-sektor yang tumbuh lebih
lambat secara nasional akan memiliki pengaruh bauran industri yang
negatif.

23
a. Keunggulan Analisis Shift-share
Keunggulan analisis Shift- share antara lain (Stevens B.H. dan
Moore dalam Modul Isian Daerah untuk SIMRENAS):
1. Analisis Shift-share tergolong sederhana. Namun demikian,
dapat memberikan gambaran mengenai perubahan struktur
ekonomi yang terjadi.
2. Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur
perekonomian dengan cepat.
3. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan
struktur dengan cukup akurat.
b. Kelemahan Analisis Shift-share
Kelemahan analisis Shift-share, yaitu:
1. Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post.
2. Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change,
apakah t atau (t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik.
3. Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan
yang tidak terungkap.
4. Analisis ini membutuhkan analisis lebih lanjut apabila digunaka
untuk peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan
dari suatu periode ke periode lainnya.
5. Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor.
6. Tidak ada keterkaitan antardaerah.

8. Tipologi Klassen
Tipologi Klassen adalah suatu alat untuk menganalisa gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing sebuah
sektor tertentu. Dalam hal ini analisis Tipologi Klassen dapat digunaka
degan membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah degan
pertumbuhan ekonomi daerah acuan maupun nasional kemduain
dibandingkan dengan pangsa sektor subsektor usaha suatu daerah
dengan nilai rata-ratanya di tingkat yang lebih tinggi atau secara

24
nasional. Hasil dari analisis ini menmperlihatkan posisi pertumbuham
dan pangsa sektor subsektor usaha atau kmoditi pembentuk variable
regional daerah (Scuba Diver,2008:51).
Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral (yang dapat diperluas
tidak hanya di tingkat sektor tetapi juga subsektor, usaha ataupun
komoditi) menghasilkan empat klasifikasi sektor dengan karakteristik
yang berbeda sebagai berikut:
1. Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I).
Kuadran ini merupakan kuadran sektor dengan laju
pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih besar dibandingkan
pertumbuhan daerah yang menjadi acuan atau secara nasional
(g) dan memiliki kontribusi terhadap PDRB (si) yang lebih besar
dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah
yang menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa
dilambangkan dengan gi lebih besar dari g dan si lebih besar dari
s. Sektor dalam kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor
yang potensial karena memiliki kinerja laju pertumbuhan
ekonomi dan pangsa yang lebih besar daripada daerah yang
menjadi acuan atau secara nasional.
2. Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II). Sektor yang berada pada
kuadran ini memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih
rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi
acuan atau secara nasional (g), tetapi memiliki kontribusi
terhadap PDRB daerah (si) yang lebih besar dibandingkan
kontribusi nilai sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang
menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa
dilambangkan dengan gi lebih kecil dari g dan si lebih besar dari
s. Sektor dalam kategori ini juga dapat dikatakan sebagai
sektoryangtelahjenuh.
3. Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat
(Kuadran III). Kuadran ini merupakan kuadran untuk sektor

25
yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih tinggi
dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara
nasional (g), tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB (si)
lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut
terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional
(s). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan gi lebih besar dari
g dan si lebih kecil dari s. Sektor dalam Kuadran III dapat
diartikan sebagai sektor yang sedang booming. Meskipun
pangsa pasar daerahnya relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata
nasional.
Sektor relatif tertingggal (Kuadran IV). Kuadran ini ditempati oleh
sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau
secara nasional (g) dan sekaligus memiliki kontribusi tersebut terhadap
PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor
tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara
nasional (s).
B. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini, terdapat beberapa penelitian yang dijadikan acuan atau
pedoman bagi penulisan selanjutnya. Dengan mempelajari penelitian
sebelumnya, dapat dikembangkan lebh jauh mengenai permasalahan-
permasalahan lainnya dengan mengembangkannya pada obyek penelitan
lainnya. Peneitian mengenai potensi ekonomi telah dilakukan oleh beberapa
peneliti lain, adapaun Analisa yang paling sering digunakan adalah Analisa
LQ, Shift-Share, dan Tipologi Klassen.

Keseluruhan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dapat


dijadikan pedoman dasar serta bahan untuk mengkaji penelitian ini. Secara
lengkap penelitian tersebut terangkum dalam Tabel 2.1 sebagai berikut:

26
27
Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya

Peneliti Judul Alat Analisa Hasil Penelitian


dan Penelitian
Tahun
Aditya Analisis Potensi -Location Sektor Pertanian, Sektor
Nugraha Ekonomi Quotient Pertambangan dan
Putra Kabupaten dan -Shift Share Penggalian, Sektor
(2013) Kota di Provinsi -Tipologi Indsutri Pengolahan, dan
Daerah Klassen Sektor Jasa merupakan
Istimewa -MRP sektor basis di Provinsi
Yogyakarta DIY. Analisis LQ,
ShiftShare dan Tipologi
Klassen menunjukkan
kota Yogyakarta dan
Kabupaten Gunung
Kidul menjadi prioritas
utama pengembangan
wilayah karena
banyaknya sektor basis
paa Kawasan tersebut.
Fafurida Perencanaan -Location Hasil penelitian
(2009) Pengembangan Quotient menunjukkan bahwa
Sektor -ShiftShare untuk produksi padi
Pertanian Sub -Analisa dipusatkan di
Sektor Indeks Kecamatan Temno,
Tanaman Panjatan, Galur, Lendah,
Pangan di Kokap, Girimulyo,
Kabupaten Nanggulan dan
Kulonprogo Kecamatan Samigaluh.
Sedangkan untuk

28
penggilingna beras
dikembangkan di
Kecamatan
Wates, dan Kecamatan
Pengasig. Untuk
komoditas
jagung pengembangan
industri pengolahannya
bisa
dikembangkan di
Kecamatan
Sentolo dan Pengasih
dan
pusat produksi bisa
dilakukan
di Kecamatan Temon,
Lendah, Kokap,
Kalibawang,
dan Samigaluh.
Wali I. An Analysis of -Shift-Share Hasil dari penelitian ini
Mondal The Industrial menunjukan bahwa
(2009) Development malaysia
Potential of mempunyai sektor basis
Malaysia: A di wilayah Klantan,
shift-Share Terengannu, Pahong dan
Approach Johar
Utara dimana ke empat
wilayah tersebut
mempunyai mix industri
yang unik

29
dibandingkan wilayah
lainya di Malaysia, hal
tersebut didukung
dengan
sumberdaya alam yang
berlimpah. Pada
Semenanjung Malaysia
kaya akan
sektor pertanian dan
sektor perikanan, selain
itu konstribusi sektor
pariwisata
memiliki peranan
penting dalam
perekonomian Malaysia.
Kartika Identifikasi - Analisis Potensi internal
Hendra Potensi Perbandingan (pertumbuhan dan
Titisari Ekonomi PDRB kontribusi) yang
(2009) Daerah - Tipologi menempati psosisi prima
Boyolali, Klassen dan berkembang di
Karanganyar, - Location Boyolali ialah sektor
dan Sragen Quotient listrik, gas
- MRP dan air bersih, lembaga
keuangan, sewa
bangunan dan jasa
perusahaan serta
jasa-jasa. Sedangkan di
Karanganyar sektor yang
menduduki posisi
berkembang adalah
sektor listrik, gas dan air

30
bersih, pengangkutan
dan
perhubungan, sewa
bangunan dan jasa
perusahan, serta jasa-
jasa. Untuk Sragen
yang menduduki posisi
prima dan berkembang
adalah sektor industri
dan sektor
jasa-jasa.
Ahmad Anatomi Makro - LQ (DLQ) Tujuan dari penelitianj
Mar’ruf Ekonomi - Shift-Share ini adalah untuk
(2009) Regional: Studi - ICOR mengetahui tingkat
Kasu Provinsi pertumbuhan, deskripsi
DIY. struktur ekonomi daerah
dan menganalisis sektor
perekonomian ynag
potensial serta
mengetahui tingkat
investasi dan stabilitas
perekonomian di DIY.
pertumbuhan ekonomi
DIY sejalan dengan
pertumbuhan nasional.
Kemudian
sektor yang memiliki
kontribusi terbesar
adalah perdagangan,
hotel dan

31
restoran. Tipologi
Klassen menunjukkan
bahwa sektor-sektor
yang potensial
untuk dikembangkan
adalah sektor pertanian,
sektor industri
pengolahan dan
sektor jasa-jasa.
Chun Yu- Shift-Share Sift-Share Tujuan dari penulisan
Shi dan Analysis and jurnal ini adalah untuk
Yang it’s Application mengaplikasikan teori
Yang on Tourism dan metode Shift-Share
(2015) dalam penelitian
pariwisata pada sebuah
Kawasan di China.
Tujuannya adalah untuk
mengetahui seberapa
baiknya metode ini
digunakan dalam
menghitung potensi
pariwisata di China,
hasilnya adalah metode
Shift-Share akurat untuk
digunakan dalam
menghitung potensi
ekonomi pariwisata di
China.

32
Nur Analisis Shift-Share Penelitian ini bertujuan
Syamsiah Struktur untuk menganalisis
(2017) Perekonomian struktur perekonomian
berdasarkan berdasarkan pendekatan
Shift-Share Shift-share dalam
dalam pengembangan
Pengembangan agrowisata di Kabupaten
Agrowisata di Cirebon Melalui 4
Kaupaten komponen yaitu
Cirebon Pertumbuhan Wilayah,
Industri Campuran atau
Pertumbuhan
Proporsional,
Keuntungan
Kompetitif/Pertumbuhan
Pangsa Wilayah (PPW),
Pertumbuhan Total
berdasarkan data PDRB
Tahun 2011 – Tahun
2014. Metode penelitian
menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif,
Analisis Shift Share
digunakan untuk
mengetahui proses
pertumbuhan ekonomi
suatu daerah. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa Pengembangan
agrowisata melalui
komoditas basis di

33
Kabupaten Cirebon
dapat sangat bermanfaat.
Pertumbuhan Wilayah
setiap sektor adalah
0,19, sektor pertanian
termasuk sektor yang
dengan nilai
pertumbuhan tertinggi
kedua setelah sektor
industri pengolahan.
Pertumbuhan
proposional sektor
pertanian masuk
kedalam 5 sektor yang
memiliki tingkat
pertumbuhan yang
lambat. Sehingga
melalui pengembangan
agrowisata diharapkan
mampu meningkatkan
pertumbuhan sektor
pertanian., dan sektor
pertanian di Kabupaten
Cirebon makin
kehilangan daya saing.
Produk yang dihasilkan
sulit bersaing dengan
produk yang semakin
beragam dipasaran.
Fitri Penentuan - Analisis LQ Fokus penelitian ini
Amalia Sektor - Shift-Share ialah kepada penentuan

34
(2012) Unggulan sektor unggulan
Perekonomian ekonomi di Kabupaten
Wilayah Bone Bolangon sebagai
Kabupaten pertimbangan dalam
Bone Bolango perencanaan
Dengan pembangunan ekonomi.
Pendekeatan Analisis yang
Sektor dipergunakan ialah
Pembentuk Location quotient (LQ)
PDRB dan shift share. Analisis
LQ untuk
mengindikasikan
pertanian, manufaktur,
keuangan, penyewaan
dan jasa perusahaan
sebagai sektor basis di
Bone Bolango. Analisis
shift share dipergunakan
untuk mengindikasikan
sector kompetitif pada
keuangan, penyewaan,
dan jasa perusahaan.
Hasil yang didapat
menunjukkan bahwa
sektor keuangan dan jasa
dapat menjadi sector
ekonomi unggulan di
Bone Bolango.
Ahmad Analisis Daya -Analisis Dariperhitungan
Usman SaingSektor Location menggunakan metode
Ali (2016) Unggulan Quotient penelitian Locationt

35
dalam - Shift Share Quotient (LQ), ada 13
Perekonomian sektor yang merupakan
Kabupaten sektor basis atau sektor
Mimika unggulan pada tahun
2010-2015 di wilayah
Kabupaten Mimika,
sektor yang paling
unggul dari ke 13 sektor
tersebut ialah sektor
Informasi dan
Komunikasi dengan
nilai perhitungan
dengan analisis LQ
sebesar 4,12.
Sedangakan sektor yang
non unggulan ialah
sektor Industri
pengolahan dengan nilai
LQ sebesar 0,59. sektor
unggulan adalah sektor
yang nilai LQ lebih
besar dari 1. perhitungan
menggunakan metode
penelitian Shift Share
(SS) diketahui pada
Kabupatenin Mimika
tahun 2010- 2015
mengalami progres pada
pertumbuhan
perkonomiannya dari
perhitungan Shift Share

36
nilai komponen yang
positif yang bermakna
pertumbuhan
perkonomian pada
Kabupaten Mimika
Provinsi Papua
mengalami Progres atau
kemajuan
Ismail Analisis Analisis Dari hasil penelitian
Ibarahim Potensi Location menggunakan teknik
(2017) Sektor Quotient analisis Location
Ekonomi Quotient (LQ) di
Dalam Kabupaten dan kota di
Upaya Gorontalo pada tahun
Peningkatan 2012-2016 terdapat 5
Pertumbuhan sektor unggulan yang
Ekonomi berada pada Kabupaten
(Studi dan Kota Gorontalo
Empiris pada Dari hasil penelitian ini
Kabupaten juga diketahui
danKota di Kabupeten Gorontalo
Provinsi pada tahun 2012-2016
Gorontalo memiliki sektor
pertanian yang menjadi
sektor unggulannya
sedangkan pada Kota
Gorontalo pada tahun
2012-2016 memiliki
sektor Listrik gas dan
air bersih yang menjadi
sektor unggulannya

37
Shuang Li An Economic -Analisis Beijing adalah ibu kota
(2009) Base Study and Location negara Cina yang
Shift-Share Quotient memiliki tigkat
Analysis of -Shift Share pertumbuhann paling
Beijing China cepat dalam beberapa
decade belakangan.
Aktivitas ekonomi
memegang pernan
penting dalam kompetisi
lokal dan internasional.
Oleh karena itu
digunakanlah metode
LQ dan Shift-Share
untuk menghitung sektor
basis pada kota Beijing.
Meski pertumbuhan kota
Beijing sangat cepat,
sektor yang tadinya
menjadi sektor basis
yaitu sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan
pada kota Beijing
mengalami penurunan.
Dan sektor jasalah yang
menjadi sektor basis
terbesar pada kota
Beijing.

38
C. Kerangka Berpikir
Sebuah daerah dapat meningkatkan perekonomian daerahnya sendiri
jika setiap potensi ekonomi yang dimiliki daerah tersebut dapat
dimanfaatkann serta dikembangkan dengan maksimal. Hal ini juga dapat
terjadi pada Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki potensi yang baik
namun belum dioptimalkan karena hambatan yang ada pada wilayah
tersebut. Maka dari itu, dalam upaya memaksimalkan potensi yang ada,
dibutuhkan sebuah penelitian dan analisis mengenai potensi ekonomi
daerah agar dapat diketahui sektor ekonomi mana yang harus diutamakan
demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Barat.
Indikator utama dalam melihat besarnya potensi ekonomi adalah
Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB dengan cara melihat ouput
yang dihasilkan sektor-sektor ekonomi yang ada dengan berpedoman pada
teori basis ekonomi yang digunakan dalam menentukan sektor basis dan non
basis. Potensi Ekonomi juga dapat dilihat melalui laju pertumubuhan dan
kotribusi tiap sektor dalam PDRB. Melalui dua hal tersebut dengan
berpedoman pada Teori Tipologi Klassen dapat didapatkan pola dan
struktur pertumbuhan sektor ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat.
Sedangkan dengan mengacu pada teori Shift-Share dapat diidentifikasi
sektor yang berpotensi dijadikan sebagai penggerak utama atau penunjang
pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Manggarai Barat.
Setelah berbagai macam analisis diilakukan, akan didapatkan sektor
basis, sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi yang
mampu bersaing dengan wilayah lain disekitar. Hasil-hasil tersebut dapat
dijadikan pedoman untuk menentukan kebijakan dan prioritas sektor
ekonomi yang dapat dijadikan sebagai penggerak utama pertumbuhan
ekonomi wilayah.

39
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Perekonomian
Kabupaten
Manggarai Barat

Potensi Ekonomi
Kabupaten
Manggarai Barat

Teori Pembangunan Teori


Teori Basis dan Pertumbuhan
Ekonomi Pengembangan
Ekonomi Wilayah Potensi Daerah

Analisis LQ Tipologi Analisis


Klassen Shift-Share

Kesimpulan
dan Saran
dan Prioritas
Kebijakan

Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Manggarai
Barat

40
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Mixed methods atau metode kombinasi adalah yang digunakan dalam
penelitian ini, metode kombinasi dilakukan dengan menggabungkan metode
kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011: 404) menyatakan
bahwa metode pmixed methods adalah sebuah metode penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dengan
metode kualitatif umtuk digunakan secara bersama-sama dalam sebuah
kegiatan penelitian sehingga diperoleh daya yang lebih komprehensif, valid,
reliabel dan objektif.
Pada penelitian ini yang dipilih menjadi objek penelitian adalah
Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Periode waktu
yang digunakan pada penelitian ini adalah dari tahun 2015-2019 dengan
menggunakan data time series dan bertujuan untuk menganalisa potensi
ekonomi daerah tersebut.

B. Metode Penentuan Sampel


Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan
menggunakan pertimbangan-pertimbangan tersendiri dari peneliti.
Sugiyono mengatakan “Purposive Sampling adalah Teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu” (2005:78). Sampel dari penelitian ini
adalah Kabupaten Manggarai Barat. Sedangkan populasi dari penelitian ini
meliputi seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

C. Metode Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti memakai Teknik
pengumpulan data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:39),
bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

41
menggabungkan sumber primer dan sekunder. Sumber primer yaitu data
yang diperoleh secara langsung dengan cara seperti wawancara atau angket,
sedangkan sumper sekunder ialah sumbe yang tidak memberi data secara
langusng pada pencari data melainkan dengan cara tertulis seperti dalam
bentuk dokumen maupun website.
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Data Primer
Data primer ialah sebuah metode pengumpulan data dengan cara
turun langsung ke daerah yang menjadi objek, baik Lembaga terkait
maupun masyarakat daerah tersebut. Teknik yang digunakan ialah:
a. Wawancara
Wawancara adalah sebuah cara untuk mengumpulkan data
dengan bertanya pada sumber-sumber terkait. Dalam penelitian ini
sumber -sumber tersebut antara kain staff BPS, staff BAPPEDA,
dan masyarakat sekitar.
2. Data Sekunder
Data sekunder ialah sebuah cara pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen atau laporan yang terkait pada
penelitain ini. Teknik yang digunakan ialah:
a. Penelitian Lapangan
Sebuah metode penelitian yang dilaksanakan dengan cara terjun
langsung untuk melakukan pengamatan guna mendapatkan
informasi dan data yang dibutuhkan. Penulis terjun langsung ke
tempat-tempat yang memfasilitasi tersedianya data-data sekunder
seperti Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.

b. Studi Kepustakaan
Sebuah metode pengumpulan data dengan cara mencari di buku,
buku pedoman kerja, literatur yang relevan dengan penyusunan
skripsi, website maupun sumber lainnya. Dalam penelitian ini

42
penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan jurnal-jurnal,
artikel ilmiah, data dari website terkait, serta buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Dengan metode penelitian lapangan dan studi kepustakaan
diperoleh berbagai macam informasi atau data sekunder yang dapat
dimanfaatkan untuk penelitian ini yang ditampilkan oleh berbagai
instansi terkait yang diantaranya adalah:
a. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur
b. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Manggarai Barat.
d. Buku Perencanaan Pembangunan Daerah
e. Buku Ekonomi Regional
f. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Manggarai Barat
g. Berbagai Jurnal Ilmiah Lainnya.

D. Metode Analisis Data


1. Analisis Location Quotient
Analisis LQ adalah metode analisis yang paling tepat untuk
digunakan dalam mencari sektor basis dan non basis pada sebuah
daerah, dalam hal ini daerah yang dijadikan objek ialah Kabupaten
Manggarai Barat. Metode LQ merupakan salah satu pendekatan yang
umum dipakai untuk menngidentifikasi dan memahami sektor kegiatan
dan PDRB Kabupaten Manggarai Barat yang menjadi pemacu
pertumbuhan ekonomi. Metode LQ umumnya digunakan untuk
mengindetifikasi keunggulan spesialisasi pada sebuah kegiatan
perekonomian pada suatu daerah. Maka dari itu bisa dikatakan bahwa
LQ digunakan untuk mengetahui sektor basis pada suatu daerah yang
akan memacu tumbuh dan berkembangnya sektor lain. Sebagai ukuran
tingkat spesialisasi daerah, sering digunakan jumlah tenaga kerja yang

43
mampu diserap oleh sektor ekonomi tertentu. Tenaga kerja yang mampu
diserap oleh salah satu sektor ekonomi akan dibandingkan dengan
seluruh tenaga kerja yang mampu diserap oleh perekonomian secara
keseluruhan sehingga akan diperoleh rasio tingkat tenaga kerja
(Widodo, 2006, Tarigan, 2006). Utnuk mendapatkan nilai LQ
digunakan formula yang digunakan oleh Bendavid-Val dalam Kuncoro
(2004:183) sebagai berikut:
𝑆𝑖
𝐿𝑄 = 𝑆
𝑁𝑖
𝑁
Keterangan:

Si = Nilai Sektor I pada Kabupaten Manggarai Barat


S = PDRB total Kabupaten Manggarai Barat
Ni = Nilai Sektor I pada Provinsi Nusa Tenggara Timur
N = PDRB Total Provinsi Nusa Tenggara Timur

Berdasarkan formula diatas, maka akan didapatkan tiga kemungkinan


nilai LQ yang akan diperoleh yaitu:
a. LQ.> 1, artinya ialah sektor itu merupakan sektor basis. Produk yang
dihasilkan oleh sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan wilayah
lain tidak hanya wilayah tersebut saja. Berarti, sektor tersebut memilik
potensi terbesar untuk dikembangkan menjadi tulang punggung
peggerak pertumbuhan pereknonomian Kabupaten Manggarai Barat.
b. LQ = 1, artinya sektor tersebut ialah sektor non basis, produk yang
dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah tersebut
saja.
c. LQ < 1, artinya sektor tersebut ialah sektor non basis, karena untuk
memenuhi kebutuhan dalam wilayah saja sudah tidak mencukupi. Jika
LQ < 1 maka sektor tersebut dapat dikategorikan sebagai sektor yang

44
kurang potensial untuk dikembangan menjadi pengerak perekonomian
Kabupaten Manggarai Barat
2. Analisis Shift-Share
Analisis shift share digunakan untuk melihat kecenderungan
transformasi struktur perekonomian wilayah. Analisis ini
mengasumsikan pertumbuhan suatu wilayah dapat dibagi ke dalam tiga
komponen yaitu national share, proportional shift, dan differential shift.
Tujuan analis shift share adalah untuk menentukan kinerja dan
produktivitas kerja perekonomian daerah dengan daerah yang
cakupannya lebih besar (regional atau nasional). Selain itu dapat juga
digunakan ntuk melihat pertumbuhan PDRB dari sektor-sektor yang
dimiliki baik dari pengaruh internal maupun pengaruh eksternal
(Arsyad,2002).
Tarigan (2005) memformulakan sebagai berikut:
∆ Er = Ert – Ert-n
Yang artinya adalah pertambahan sektor I adalah banyaknya jumlah
output sektor i pada tahun akhir dikurangi output pada tahun awal.
Persamaan yang dibuat Tarigan (2005) tersebut berlaku untuk total
output pada sektor I di wilayah studi.
Dapat juga dilihat setiap sektornya dengan persamaan sebagai
berikut:
∆ Erit = (NSi + Pri + Dri)
NSit = Erit-n (Ent/Ent-n) – Erit-n
Prit = ((∆ENit / ENit – n) – (∆ ENt / ENt-n)) x Erit-n
Drit = ((∆ Erit / Erit-n) – (∆ ENit / ENit-n) x Erit-n
Keterangan:
∆ : Perubahan tahun akhir dikurangi tahun awal
EN : Total PDRB Provinsi Nusa Tengggara Timur
Er : Total PDRB Kabupaten Manggarai Barat
i : Sektor tertentu
t : Tahun

45
t-n : Tahun Awal
NSi : National Share (Juta Rupiah)
Pri : Proportional Share (Juta Rupiah)
Dri : Differential Share (Juta Rupiah)
Adapun pengukuran analisis Shift-Share adalah sebagai berikut:
a. NSi Positif memperlihatkan bahwa pertumbuhan pada sektor i
pada wilayah Kabupaten Manggarai Barat lebih pesat
dibandigan dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi.
Sedangkan jika NSi negative, berarti pertumbuhan sektor i pada
Kabupaten Manggarai Barat lebih lambat dari tingkat provinsi.
b. Pri menunjukan besarnya shift netto pada Kabupaten Manggarai
Barat yang disebabkan komposisi sektor-sektor PDRB
Kabupaten Manggarai Barat mengalami perubahan. Apabila
pertumbuhan pada daerah spesialisasi pada sektor tertentu (i)
lebih cepat di Provinsi Nusa Tenggara Timur maka komponen
akan bernilai positif, sedangkan sebaliknya jika pertumbuhan
pada daerah spesialisasi pada sektor tertentu (i) lebih lambat di
provinsi Nusa Tenggara Timur, komponen akan bernilai negatif.
c. Dri mengukur besarnya shift netto yang digunakan oleh sektor
tertentu yang pertumbuhannya lebih pesat ata lebih lambat di
Kabupaten Manggarai Barat dibanding Provinsi Nusa Tenggara
Timur karena factor lokasi dan sumber daya. Pada sektor yang
mempunyai keunggulan kompetitif Dri akan bernilai positif,
begitu juga sebaliknya pada sektor yang tidak memiliki
keunggulan kompetitif Dri akan bernilai negatif.

46
3. Analisis Tipologi Klassen
Tipologi Klassen adalah metode analisis ekonomi yang bertujuan
untuk mengidentifikasi klasifikasi sektor perekonomian daerah
Kabupaten Manggarai Barat. Analisis Tipologi Klassen dipakai untuk
mengetahui posisi sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Manggarai
Barat dengan memperhatikan sektor perkonomian Provinsi Nusa
Tenggara Timur sebagai referensi.

Tabel 3.1
Klasifikasi Tipologi Klassen
Kuadaran I Kuadran II
Sektor yang maju dan tumbuh Sektor yang maju tapi stagnan
dengan pesat (stagnant sektor)
(developed Sektor) Gi < g dan Si > s
Gi > g dan Si > s
Kuadran III Kuadran IV
Sektor Potensial atau masih Sektor tertinggal dan tidak
dapat berkembang berkembang
(developing Sektor) (undeveloped Sektor)
Gi > g dan Si < s Gi < g dan Si < s
Sumber: Syafrizal, 2008:180

Keterangan:
Gi = Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten / Kota yang diteliti
G = Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi
Si = Kontribusi Sektor terhadap PDRB Kabupaten / Kota yang
diteliti
S = Kontribusi Sektor terhadap PDRB Provinsi

47
Dengan demikian berdasarkan Klasifikasi sektor PDRB menurut
Tabel 3.1. Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral menghasilkan
empat klasifikasi sektor sebagai berikut:
a. Sektor maju dan tumbuh pesat (kuadran I). Dapat dilambangkan
dengan Gi > g dan Si > s
b. Sektor maju Stagnan (kuadaran II). Klasifikasi ini dilambangkan
dengan G < gi dan Si > s.
c. Sektor potensial atau sektor yang dapat berkembang (Kuadran III).
Dilambangkan dengan Gi > g dan Si < s.
d. Sektor tertiggal dan tidak berkembang (Kuadran IV). Dapat
dilambangkan dengan Gi < g dan Si < s.

4. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek
penelitian pada waktu tertentu (Hidayat, 2010). Sedangkan Whintney
(1960) menyatakan metode deskriptif adalah proses pencarian fakta
denganinterpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif tidak hanya meliputi
pada masalah pengumpulan data dan penyusunan data saja, melaikna
juga meliputi tentang interpretasi dan analisis tentang arti data tersebut.
Tujuan analisis deskriptif adalah menggambarkan, mendeskrpisikan,
atau melukiskan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta,
sifat serta hubungan antar variable atau fenomena yang sedang diteliti.
Sedangkan dalam penelitian ini tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
memberikan gabaran dari sebuah data potensi ekonomi wilayah yang
telah diperoleh dari berbagai macam sumber berbeda. Gambaran
maupun deskripsi yang telah didapatkan dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui potensi ekonomi daerah Kabupaten Manggarai Barat dalam
upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah tesebut.

48
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Menurut BPS, Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB
merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu daerah tertentu. PDRB bisa juga didefinisikan sebagai
jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa dikatakan bahwa PDRB
adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan
dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah dalam periode
tahun tertentu, yang pada umumnya dalam waktu satu tahun. Dalam
penelitain ini, peneliti menggunakan PDRB menurut lapangan usaha
berdasarkan harga konstan tahun dasar 2010 Kabupaten Manggarai
Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014-2019. Satuan
dari PDRB yang digunakan adalah dalam juta rupiah.
2. Kontribusi PDRB
Merupakan peranan tiap sektor terhadap perekonomian suatu daerah.
Sektor ekonomi yang berperan besar adalah basis perekonomian suatu
negara.
3. Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi ialah kemampuan sektor-sektor ekonomi yang ada
pada suatu daerah yang dapat dikembangkan, sehingga bisa menjadi
penopang perekonomian daerah tersebut hingga sebgai sumber untuk
menghidupi rakyat sekitar, bahkan potensi ekonomi dapat menolong
perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan
sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko Dalam Nailatul, dkk,
dikutip dalam Soeparmoko Dalam Nailatul, dkk,2012). Adapun hal
yang diteliti pada penelitian kali ini ialah potensi ekomnomi di
Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi mana yang menjadi basis

49
perekonomian daerah tersebut dan apa saja komoditas unggulan pada
wilayah tersebut.
4. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi ialah perubahan peningkatan produksi
barang dan jasa mayasrakat menurut sektor produksi suatu wilayah.
Dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
total PDRB tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau
lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan
struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, dikutip dalam Arsyad,
2002). Penghitungan laju petumbuhan dapat dilakukan dengan cara
mengurangi tatal PDRB tahun akhir dengan total PDRB tahun awal
kemudian dikalikan seratus persen.
5. Sektor-Sektor Ekonomi
Jika dilihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten
Manggarai Barat dan BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur maka terdapat
17 sektor ekonomi yang dapat diteliti, Adapun sektor-sektor ekonomi
yang dimaksud adalah :
a. Pertanian Kehutanan dan Perikanan;
b. Pertambangan dan Penggalian;
c. Industri Pengolahan;
d. Pengadaan Listrik dan Gas;
e. Pengadaan Air Pengelolaan Sampah Limba dan Daur Ulang;
f. Konstruksi;
g. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor;
h. Transportasi dan Pergudangan
i. Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum;
j. Informasi dan Komunikasi;
k. Jasa dan Keuangan Asuransi;
l. Real Estate;
m. Jasa Perusahaan;

50
n. Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib;
o. Jasa Pendidikan;
p. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
q. Jasa Lainnya;

51
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Pembentukan Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat adalah kabupaten di provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten Mangarai Barat merupakan
hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan Undang
Undang No. 8 Tahun 2003. Wilayahnya meliputi daratan Pulau
Flores bagian Barat dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, diantaranya
adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya
Kecil, Pulau Bidadari dan Pulau Longos. Luas wilayah Kabupaten
Manggarai Barat adalah 10.194,44 km² yang terdiri dari wilayah daratan
seluas 3.141,47 km² dan wilayah lautan 7.052,97 km².
Ide pemekaran wilayah Kabupaten Manggarai Barat sudah ada sejak
tahun 1950-an. Ide ini dimunculkan pertama kali oleh Bapak Lambertus
Kape, tokoh Manggarai asal Kempo Kecamatan Sano Nggoang yang
pernah duduk sebagai anggota Konstituante di Jakarta. Pada tahun 1963
aspirasi untuk memekarkan Kabupaten Manggarai dengan membentuk
Kabupaten Manggarai Barat mulai diperjuangkan secara formal melalui
lembaga politik partai Katolik Subkomisariat Manggarai.
Pada tahun 1982 Manggarai Barat diberikan status Wilayah Kerja
Pembantu Bupati Manggarai Bagian Barat dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor: 821.26-1355 tanggal 11 november 1982. Melalui
proses pengkajian yang matang dengan memperhatikan potensi dan luas
wilayah serta kebutuhan untuk pendekatan pelayanan kepada
masyarakat maka melalui Sidang Paripurna DPR RI tanggal 27 Januari
2003 aspirasi dan keinginan masyarakat Manggarai Barat mencapai
puncaknya dengan disahkannya Undang-undang Nomor 8 tahun 2003
tentang pembentukan Kabupaten Manggarai Barat maka Kabupaten
Manggarai Barat resmi terbentuk.

52
Pada awal berdirinya terbagi atas 7 kecamatan yaitu Kecamatan
Komodo, Kecamatan Sano Nggoang, Kecamatan Boleng, Kecamatan
Lembor, Kecamatan Welak, Kecamatan Kuwus, Kecamatan Macang
Pacar dan pada tahun 2011 dimekarkan menjadi 10 kecamatan dengan
tambahan wilayah pemekaran yakni Kecamatan Lembor
Selatan, Kecamatan Mbeliling dan Kecamatan Ndoso. Hingga
kemudian bertambah lagi menjadi 12 kecamatan, dengan tambahan
Kecamatan Pacar dan Kecamatan Kuwus Barat.
2. Letak Geografis
Kabupaten Manggarai Barat merupakan kabupaten yang terletak di
wilayah bagian barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten
Manggarai Barat berbatasan secara langsung dengan Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang dipisahkan oleh selat Sape. Kabupaten Manggarai
Barat terletak di antara 080 14’ – 090 00’ Lintang Selatan (LS) dan 1190
21’–1200 20’ Bujur Timur (BT). Kabupaten Manggarai Barat memiliki
luas daratan mencapai 3.141,47 km2, yang terdiri dari daratan Flores dan
pulau-pulau besar seperti pulau Komodo, Rinca, Longos, serta beberapa
pulau kecil lainnya. Wilayah administrasi kabupaten Manggarai Barat
terdiri dari 12 Kecamatan yakni kecamatan Komodo, Boleng, Sano
Nggoang, Mbeliling, Lembor, Welak, Lembor Selatan, Kuwus, Ndoso,
Macang Pacar, Kuwus Barat, dan Pacar.
3. Wilayah Administratif
Kabupaten Manggarai Barat terdiri dari 12 Kecamatan dan 169 desa.
Kabupaten Manggarai, secara geografis terletak antara, Utara : 08°14
LS-09°.00 dan 119°21 BT-120°.20 BT dengan batas fisik wilayah
administrative sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : dengan Laut Flores
b. Sebelah Selatan : dengan Laut Sawu
c. Sebelah Timur : dengan Kabupaten Manggarai
d. Sebelah Barat : dengan Sape Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

53
Luas Wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat
memiliki luas yang bervariasi, yang terbesar adalah kecamatan Komodo
dengan luas wilayah 813,53 km2, dan yang terkecil adalah kecamatan
Kuwus Barat dengan luas silayah hanya 42,66 km2. Selengkapnya dapat
dilihat melalui Tabel. 4.1. berikut.

Tabel. 4.1

Luas Wilayah Tiap Kecamatan beserta Jumlah Desa

No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa


(Km2)
1. Komodo 813,53 19
2. Boleng 486,56 11
3. Sano Nggoang 360,19 15
4. Mbeliling 231,53 15
5. Lembor 145,68 15
6. Welak 319,19 16
7. Lembor Selatan 275,87 15
8. Kuwus 54,55 12
9. Ndoso 124,95 15
10. Kuwus barat 42,66 10
11. Macang Pacar 174,64 13
12 Pacar 112,12 13
Kabupaten Manggarai Barat 3.141,47 169
Sumber : Manggarai Barat Dalam Angka

54
4. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Barat mencapai 269.029
jiwa pada tahun 2018, jumlah yang cukup tinggi mengingat luas wilayah
Kabupaten Manggarai Barat yang tidak terlalu besar yakni hanya
3.141,47 km2. Hal ini sebenarnya memiliki dampak positif sebagai asset
pembangunan daerah, jika penduduk Kabupaten Manggarai Barat
dikelola dengan baik sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang
baik pula, namun sebaliknya jika sumber daya manusia nya tidak baik
maka akan menimbulkan masalah-masalah dalam pembangunan daerah
tersebut.

Gambar 4.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014-2019

269029

263207

257582

251689

2015 2016 2017 2018

Berdasarkan gambar 4.1. jumlah penduduk Kabupaten Manggarai


Barat pada tahun 2018 sebanyak 269.029 jiwa dengan komposisi jenis
kelamin relative berimbang, dibandingkan tahun sebelumnya, pada
tahun 2018 penduduk Kabupaten Manggarai mengalami kenaikan
sebesar 5.822 jiwa atau sekitar 2,21 persen dari tahun 2017. Hal ini

55
mungkin terjadi karena adanya migrasi yang terjadi pada Kabupaten
Manggarai Barat, terlebih di kecamatan yang menjadi pusat
pertumbuhan seperti di Kecamatan Komodo yang terkenal dengan
sektor pariwisatanya yang sedang berkembang pesat.

Tabel 4.2.

Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Manggarai tahun 2018

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total

Komodo 26.887 26.562 53.439


Boleng 10.062 10.078 20.140
Sano Nggoang 7.454 7.680 15.134
Mbeliling 6.726 6.903 13.629
Lembor 17.143 17.771 34.914
Welak 11.343 11.569 22.912
Lembor 12.373 12.754 25.127
Selatan
Kuwus 7.472 7.791 15.263
Ndoso 9.956 10.256 20.212
Kuwus Barat 5.411 5.634 11.045
Macang Pacar 8.934 9.336 18.270
Pacar 9.252 9.692 18.944
Total 133.003 136.026 269.029
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat

Jika dilihat dari Tabel 4.2. Persebaran penduduk pada 12 kecamatan


di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2018 yang tertinggi adalah
pada kecamtana Komodo dengan jumlah penduduk sebesar 53.439 jiwa,
disusul oleh kecamatan Lembor dengan penduduk sebesar 34.914 jiwa.
Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah
kecamatan Kuwus Barat dengan jumlah penduduk sebesar 11.045 jiwa.

56
5. Perekonomian Kabupaten Manggarai Barat
Gambar 4.2.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Manggarai Barat dan
Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2014-2019 (Persen)
6 5.54
5.23 5.32
5.05 5.12 5.11 5.13
4.92 4.87
5 4.45
4.08
4

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Nusa Tengara Timur Manggarai Barat

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, BPS Kabupaten


Manggarai Barat
Kinerja perekonomian Kabupaten Manggarai Barat dapat dilihat
pada Gambar 4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi atas dasar harga konstan
2010 Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2018 adalah sebesar 5,23
persen atau meningkat sebesar 0,12 persen dari tahun 2017 yang
berjumlah 5,11 persen.
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Manggarai Barat sudah
termasuk menunjukan kinerja yang amat baik, hal ini dapat dilihat dari
terus meningkatnya laju pertumbuhan PDRB setiap tahunnya. Hal ini
dapat disebabkan oleh peningkatan akselerasi pembangunan wilayah
tersebut. Maka dari itu laju pertumbuhan ekonomi mennnjukan kinerja
yang positif.
Tabel 4.3.

57
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha atas
Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2014-2019 Kabupaten
Manggarai Barat
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A-Pertanian,
Kehutanan, dan 2,82 2,95 2,86 4,1 3,82 3,14
Perikanan
B-Pertambangan
6,13 6,6 5,68 4,59 2,31 6,6
dan Penggalian
C-Industri
3,49 3,75 3,81 7,38 3,74 7,49
Pengolahan
D-Pengadaan
18,22 11,72 12,65 1,47 17,81 6
Listrik dan Gas
E-Pengadaan Air,
Pengelolaan
2,85 2,89 0,61 1,34 2,03 2,27
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F-Konstruksi 4,26 7,03 9,42 6,08 7,79 8,8
G-Perdagangan
Besar dan Eceran;
5,46 5,57 6,0 5,88 6,66 8,18
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H-Transportasi dan
5,06 4,36 6,73 7,91 7,99 5,2
Pergudangan
I-Penyediaan
Akomodasi dan 7,63 6,25 11,98 12,26 12,58 11,67
Makan Minum
J-Informasi dan
5,49 5,19 5,18 5,15 5,13 6,3
Komunikasi

58
K-Jasa Keuangan
4,28 3,53 3,78 5,46 5,75 1,66
dan Asuransi
L-Real Estate 3,02 4,34 4,02 5,52 4,74 0,86
M,N-Jasa
6,1 2,48 4,48 4,98 5,5 5,02
Perusahaan
O-Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 6,0 6,17 6,14 5,71 5,77 8,51
Jaminan Sosial
Wajib
P-Jasa Pendidikan 5,07 3,79 3,74 4,29 4,4 6,08
Q-Jasa Kesehatan
1,19 4,49 4,65 5,66 5,5 6,18
dan Kegiatan Sosial
R,S,T,U-Jasa
2,26 1,32 6,25 7,03 7,04 8,67
lainnya
PRODUK
DOMESTIK
4,08 4,45 4,87 5,11 5,23 5,54
REGIONAL
BRUTO

Dapat dilihat dari Tabel 4.3. Peningkatan Laju Pertumbuhan


Ekonomi menurut lapangan usaha paling tinggi dialami oleh sektor
pengadaan Listrik dan Gas yaitu sebesar 17,81 persen, lebih tinggi
dibandingkan dengan sektor lainnya. Sebagian besar sektor mengalami
percepatan kenaikan laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2017 ke
tahun 2018. Seperti Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Kimbah dan Daur Ulang mengalami pertumbuhan sebesar 2,03 persen,
sektor Konstruksi sebesar 7,79 persen, Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,66 persen, sektor
Transportasi dan pergudangan sebesar 7,99 persen, Sektor Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum sebesar 12,58 persen, Sektor Jasa dan

59
Keuangan sebesar 5,75 persen, Sektor Jasa Perusahaan sebesar 5,5
persen, Sektor Administrasi Pereintahan, PErtahana dan Jaminan Sosial
Wajib sebesar 5,77 persen, Sektor Jasa Pendidikan sebesar 4,4 persen ,
dan Sektor Jasa Lainnya sebesar 7,04 persen.
Namun beberapa sektor lainnya justru pengalami penurunan laju
pertumbuhan ekonomi seperti sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri
Pengolahan, Sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Real Estate, dan
juga sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
Struktur perekonomian yang terbentuk pada suatu daerah
memperlihatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang sudah dikelola dengan baik. Salah satu yang dapat dijadikan
indicator untuk meberi gambaran mengenai struktur perekonomian ialah
kontribusi per sektor.
Indicator tersebut akan memberikan gambaran kontribusi nilai
tambah persektor dalam kotribusinya terhadap PDRB, sehingga akan
dapat dilihat sektor-sektor mana saja yang menjadi pemicu bagi sektor
lainnya untuk tumbuh di Kabupaten Manggarai Barat. Maka dari itu
dapat dikatan jika struktur perekonomian sebuah daerah sangat
dipengaruhi kemampuan tiap sektor untuk menciptakan nilai tambahnya
masing-masing. Struktur perekonomian juga dapat dijadikan gambaran
tentang potensi ekonomi suatu daerah tersebut.

Tabel 4.4.
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Manggarai Barat
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2014-
2019 (persen)
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A-Pertanian,
Kehutanan, dan 44,35 43,72 42,88 42,47 41,90 40,95
Perikanan

60
B-Pertambangan
1,81 1,85 1,86 1,85 1,80 1,82
dan Penggalian
C-Industri
0,45 0,45 0,45 0,46 0,45 0,46
Pengolahan
D-Pengadaan
0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05
Listrik dan Gas
E-Pengadaan Air,
Pengelolaan
0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,00
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F-Konstruksi 11,13 11,41 11,90 12,01 12,30 12,68
G-Perdagangan
Besar dan Eceran;
9,49 9,59 9,69 9,76 9,90 10,14
Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
H-Transportasi
4,20 4,20 4,27 4,39 4,50 4,49
dan Pergudangan
I-Penyediaan
Akomodasi dan 0,60 0,61 0,65 0,69 0,74 0,78
Makan Minum
J-Informasi dan
7,81 7,87 7,89 7,90 7,89 7,95
Komunikasi
K-Jasa Keuangan
0,63 0,63 0,62 0,62 0,63 0,60
dan Asuransi
L-Real Estate 3,12 3,12 3,09 3,11 3,09 2,95
M,N-Jasa
0,54 0,53 0,53 0,53 0,53 0,52
Perusahaan
O-Administrasi
Pemerintahan, 12,06 12,26 12,41 12,48 12,55 12,90
Pertahanan dan

61
Jaminan Sosial
Wajib
P-Jasa Pendidikan 2,74 2,72 2,70 2,67 2,65 2,67
Q-Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 0,90 0,90 0,90 0,90 0,91 0,91
Sosial
R,S,T,U-Jasa
0,12 0,11 0,11 0,12 0,12 0,12
lainnya
PRODUK
DOMESTIK
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100
REGIONAL
BRUTO
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat
Dalam lima tahun terakhir, dapat dilihat dari Tabel 4.4. bahwa sektor
yang memberikan kontribusi terbesar dan dominan ialah sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang kontribusinya mencapai
41,90 persen pada tahun 2018 menurun dibandingkan tahun 2014 yang
sebesar 44,35 persen. Hal ini mungkin disebabkan oleh berkurangnya
lahan seiring pertumbuhan sektor lain di Kabupaten Manggarai Barat.
Sedangkan sektor yang memberi kontribusi terkecil ialah sektor
Pengadaan Air, Pengelolaan sampah, Limbah dan Daur Ulang yakni
sebesar 0,2 persen pada tahun 2018, dan 0,1 persen pada tahun 2014.

B. Analisis dan Pembahasan


1. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor-sektor ekononi yang terdapat dalam PDRB yang termasuk sektor
basis dan sektor non basis. Analisis LQ membandingkan besar peranan
sebuah sektor pada tingkat Kabupaten Manggarai Barat dengan besar
peranan sektor pada tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur.

62
Apabila nilai LQ menunjukan lebih besar daripada satu ( LQ>1)
maka produk yang dihasilkan oleh sektor tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Manggarai Barat serta dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan di wilayah lainnya sekaligus
sebagai indicator bahwa sektor tersebut merupakan sektor potensial
yang dapat diolah sebagai penggerak roda perekonomian Kabupaten
Manggarai Barat. Apabila LQ sama dengan 1 (LQ = 1) maka sektor
tersebut menghasilkan produk yang hanya dapat memenuhi kebutuhan
Kabupaten Manggarai Barat saja. Dan apabila LQ lebih kecil daripada
1 ( LQ < 1) maka produk yang dihasilkan oleh sektor tersebut tidak
mampu memenuhi kebutuhan Kabupaten Manggarai Barat dan tidak
memilik potensi untuk diolah dan dikembangkan sebagai penggerak
roda perekonomian Kabupaten Manggarai Barat.
Nilai LQ dapat digunakan sebagai indicator dasar untuk
mementukan sektor potensial yang baik untuk dikelola dan
kembangkan, dikarenakan sektor yang potensial tersebut tidak hanya
akan memenuhi kebutuhan dalam daerah melainkan juga memenuhi
kebutuhan daerah lainnya.
Tabel. 4.5
Nilai Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Manggarai
Barat
Rata-
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Rata
Pertanian,
Kehutanan, dan 1,54 1,54 1,55 1,54 1,55 1,53 1,54
Perikanan
Pertambangandan
1,23 1,26 1,27 1,31 1,31 1,35 1,28
Penggalian
Industri
0,36 0,36 0,36 0,36 0,35 0,35 0,36
Pengolahan

63
Pengadaan Listrik
0,57 0,56 0,55 0,36 0,60 0,63 0,53
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,02
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi 1,05 1,08 1,10 1,10 1,12 1,16 1,09
Perdagangan Besar
dan Eceran;
0,84 0,84 0,83 0,84 0,84 0,84 0,84
Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
0,84 0,84 0,84 0,84 0,84 0,85 0,84
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 1,01 1,02 1,00 0,99 0,99 1,04 1,01
Makan Minum
Informasi dan
0,92 0,91 0,90 0,90 0,90 0,90 0,91
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
0,17 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16
Asuransi
Real Estate 1,20 1,22 1,23 1,23 1,23 1,24 1,22
Jasa Perusahaan 1,85 1,82 1,85 1,91 1,98 2,00 1,88
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 0,96 0,96 0,97 0,99 0,98 0,98 0,97
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,32 0,31

64
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 0,42 0,42 0,42 0,41 0,40 0,40 0,41
Sosial
Jasa lainnya 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06 0,50

Berdasarkan Tabel. 4.5 nilai rata-rata LQ pada sektor ekonomi yang


termasuk sektor basis meliputi :
a. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Selama lima tahun periode 2014-2019, sektor ini menunjukan
nilai koefisien LQ > 1 yaitu sebesar 1,54, hal ini menunjukan bahwa
sektor ini memiliki kontribusi dalam perekonomian Kabupaten
Manggarai Barat lebih besa dibandingkan dengan sektor yang sama
pada tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain itu sektor
pertanian merupakan sektor yang memberi andil terbesar kedua
dalam PDRB Kabupaten Manggarai Barat dibawah sektor Jasa
Perusahaan yang memberi andil terbesar. Manggarai Barat memiliki
lingkungan alam yang subur dan masih lestari untuk usaha
pertanian. Di atas kurang lebih 14.672 ha yang diperuntukkan bagi
pengembangan persawahan termasuk di Lembor, Terang dan
Walang-Nggorang sebenarnya Manggarai Barat cukup mampu
untuk memenuhi kebutuhan beras sendiri. Belum lagi terhitung
luasan lahan keringnya. Di atas luas lahan kering yang mencapai
72.945 ha, Manggarai Barat adalah juga daerah yang sangat
potensial untuk mengembangkan komoditi perkebunan, hortikultura
dan komoditi pangan semusim.

65
Tabel 4.6.
PDRB Tahunan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
beseta Analisis LQ
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,54 1,54 1,55 1,54 1,55 1,54
PDRB 779.6 802.66 825.585 859.407 892.247 920.225
62,84 2,19 ,82 ,23 ,88 ,79

Hasil analisis LQ pada tahun 2014 menunjukkan nilai 1,54>1


dengan jumlah PDRB mencapai 779.662,84 juta rupiah. Sedangkan
pada tahun 2015 nilai LQ tetap pada titik 1,54>1 Namun PDRB
meningkat menjadi 802,662,19 juta rupiah, kemudian pada tahun
2016 LQ mengalami peningkatan nilai menjadi 1,55 > 1 dan
menyumbang PDRB sebesar 825.585,82 juta rupiah, pada tahun
2017 LQ mengalami penurunan pada posisi seperti tahun 2016 yaitu
1,54>1 dan sektor ini menyumbang PDRB sebesar 859.407,23 juta
rupiah. Lalu pada tahun 2018, PDRB yang disumbangkan sektor ini
sebesar 892.247,88 dan memiliki nilai LQ sebesar 1,55 > 1 yang
berarti naik dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2019 nilai
LQ sektor ini Kembali mengalami penurunan ke titik 1,54, dan
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan menyumbang PDRB
Sebesar 920.225,79 juta rupiah pada perekonomian Kabupaten
Manggarai Barat. Pertanian yang unggul dikawasan ini salah
satunya adalah tanaman pangan seperti Padi atau beras yang terletak
pada wilayah Mbeliling dan Lembor. Selain itu tanaman perkebunan
seperti Kopi yang terletak pada Kawasan Kuwus, Ndoso, dan
Mbeliling, kemudian kemiri yanag berpusat pada Kawasan Sano
Nggoang.

66
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Pada Tabel 4.5. nilai rata-rata koefisien LQ menunujkan angka
1,28 yang berarti LQ > 1, artinya adalah sektor Pertambangan dan
Penggalian memiliki kontribusi yang lebih besar pada tingkat
kabupaten dibanding dengan kontribusi sektor yang sama pada
tingkat provinsi. Pada Kabupaten Manggarai Barat, kegiatan
penambangan pasir berada di kecamatan Komodo tepatnya di desa
Compang Longgo. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian
mungkin terdongkrak berkat majunya sektor konstruksi yang secara
tidak langsung akan menaikkan pula usaha di sektor pertambangan
pasir. Selain itu pembangunan infrastruktur dan real estate besar-
besaran tampaknya berdampak positif bagi sektor ini.
Tabel 4.7.
PDRB Tahunan Sektor Pertambangan dan Penggalian Beserta
Analisis LQ

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019


LQ 1,23 1,26 1,27 1,31 1,31 1,35
PDRB 31.85 33.957, 35.884, 37.532, 38.399, 40.932,
5,18 62 72 06 05 03

Pada Tabel 4.7. dapat dilihat pada tahun 2014 nilai LQ untuk
sektor PErtambangan dan Penggalian sebesar 1,23 > 1. Hal ini juga
dibarengi oleh pendapatan PDRB disektor ini yang sebesar
31.855,18 juta rupiah. Kemudian pada tahun 2015, nilai LQ sebesar
1,26 > 1 atau mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, hal ini
juga didasari dengan meningkatnya sumbangan PDRB dari sektor
ini yang juga nik menjadi 33.957,62 juta rupiah. Pada tahun 2016
ilai LQ mengalami peningkatan lagi menjadi 1,27 hal ini sejalan
dengan meningkatnya pula pendapatan sektor ini yang mencapai
35.884,72 juta rupiah. Sedangkan pada tahun 2017, nilai LQ pada

67
sektor PErtambangan dan Penggalian mengalami kenaikan di angka
1,31 yang mana nilai tersebut sama dengan nilai LQ pada tahun
2018. Besar PDRB di tahun 2017 pun mengalami peningkatan
menjadi 37.532,06 juta rupiah dan 38.399,05 pada tahun 2018.
Sedangkan pada tahunn 2019 nilai LQ menunjukan nilai 1,35 dan
PDRB Kembali naik menjadi 40.932,03 juta rupiah. Hal -hal
tersebut membuktikan kenaikan LQ akan sebanding dengan
kenaikan PDRB daerah.

c. Sektor Konstruksi
Pada Tabel 4.5. nilai rata-rata koefisien yang diperlihatkan
adalah 1,09, yang mana berarti LQ > 1, maka dapat dikatakan sektor
konstruksi sebagai sektor basis karena memiliki kontribusi yang
lebih baik dalam PDRB dibanding dengan sektor yang sama pada
tingkatan provinsi.
Tabel 4.8.
PDRB Tahunan Sektor Konstruksi beserta Analisis LQ
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,05 1,08 1,10 1,10 1,12 1,09
PDRB 195.6 209.402, 229.131, 243.069, 261.999, 285.067,
51,23 61 70 15 96 34

Pada Tabel 4.8. dapat dilihat pada tahun 2014, sektor


Konstruksi memiliki nilai 1,05 dan menyumbang PDRB sebesar
195.651,23 juta rupiah. Sedangkan pada tahun berikutnya, LQ
mengalami peningkatan sebesar 1,08 dan sebanding dengan
penigkatan PDRBnya yang mencapai 209.402,61 juta rupiah.
Kemudian pada tahun 2016 nilai LQ tercatat 1,10 yang berbanding
lurus dengan peningkatan PDRBnya yang sebesar 229.131,70 juta
rupiah. Pada than 2017 nilai LQ mengalami stagnan dan tetap pada
1,10. Namun PDRB tetap meningkat walaupun peningkatannya

68
tidak sebesar pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 243.069,15 juta
rupiah. Pada tahun 2018 nilai mengalami peingkatan menjadi 1,12
dan PDRB yang tercatat sebesar 261.999,96 juta rupiah. Dan pada
tahun 2019 LQ mengalami penrunan namun masih dlama Batasan
sektor basis yaitu sebesar 285.067,34 jta rupiah.
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa
bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat
kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana
kegiatan lainnya. Hasil kegiatan tersebut antara lain bangunan
gedung, jalan, jembatan, terowongan, bangunan air dan drainase,
bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan
pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan
komunikasi. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan,
pembuatan, pembongkaran, dan perbaikan/perombakan bangunan.
Sektor Konstruksi di Kabupaten Manggarai Barat mengalami
perkembangan pesat dikarenakan pembangunan yang sedang
banyak terjadi pada Kawasan tersebut. Seperti diketahui, kabupaten
Manggarai Barat sedang gencar melakukan pembangunan besar-
besaran guna mendukung potensi Pariwisata Kabupaten Manggarai
Barat. Selain itu pembangunan dan perbaikan infrastruktur umum
juga menjadi pendorong sektor konstruksi tumbuh pesat, Kabupaten
Manggarai Barat sedang meningkatkan infrastruktur serta sarana
dan prasarana yang akan menunjang pertumbuhan ekonomi pada
Kawasan tersebut.

d. Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum


Pada Tabel 4.5. koefisien LQ yang ditunjukan oleh sektor
Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum adalah sebesar 1,01.
Yang mana artinya adalah LQ > 1. Maka dikatakan sektor ini
merupakan sektor basis.

69
Tabel 4.9.
PDRB Tahunan Sektor Penyediaan Akomodasi Makan dan
Minum Beserta LQ
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,01 1,02 1,00 0,99 0,99 1,0
PDRB 11.12 12.454, 13.981, 15.740, 17.577, 11.122,
2,04 19 56 64 13 04

Pada Tabel 4.9. dapat dilihat nilai LQ pada sektor Penyediaan


Akomodasi Makan dan Minum mencatakan 1,01 yang diirngi
dengan PDRB sektor ini sebesar 11.122,04 juta rupiah. Pada tahun
2015, LQ tercatat di 1,02 dengan sumbangan PDRB sebesar
12.454,19. Kemudian ditahun 2016 LQ berada pas pada nilai 1 dan
PDRB tercatat sebesar 13.981,56 juta rupiah. Sedamgkan pada
tahun 2017 dan 2018 nilai LQ mengalami penurunan sebesar 0,99
dikedua tahun tersebut. Dengan nilai PDRB tercatat pada 15.740,64
juta rupiah dan 17.577,13 juta rupiah. Nilai LQ Kembali naik pada
tahun 2019 yaitu sebesar 1 namun PDRB yang disumbangkan tercat
turun menjadi 11.122m04 juta rupiah.
Sektor ini merupakan salah satu sektor yang sedang berkembang
di Kawasan Kabupaten Manggarai barat, seperti yang sudah
diketahui, sektor ini berkembang pesat karena didukung oeh sumber
daya alamnya yang baik sehingga dapat dijadikan obyek atau
destinasi pariwisata, potensi pariwisata tersebut tentunya
mendorong pembangunan besar-besaran di wilayah ini, selain itu
banyak pula pembangunan dan pengembanga hotel, restoran
ataupun jasa akomodasi lainnya yang akan meningkatkan daya Tarik
pengunjung serta mendukung terpeuhinya potensi pariwisata pada
Kabupaten Manggarai Barat.

70
Tabel 4.10.
Jumlah Akomodasi Kabupaten Manggarai Barat 2016-2018
Jumlah Hotel 2016 2017 2018
Jumlah Hotel 64 76 98
Jumlah Kamar 1.030 1.191 1.462
Jumlah Tempat Tidur 1.697 2.262 3.029
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat
Jika dilihat dari Tabel 4.10. diatas, jumlah akomodasi atau
penginapan di Kabupaten Manggarai Barat meningkat dari tahun ke
tahun, hal ini disebabkan oleh daya Tarik pariwisata yang besar dari
Kawasan Manggarai Barat, hal ini dapat juga dilihat dari tingkat
penghunian kamar di Kabupaten Manggarai Barat, sebagai berikut:
Tabel 4.11.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Kabupaten Manggarai
Barat 2016-2018

Tingkat Penghunian Kamar (persen)


Tahun Hotel Non Bintang Hotel Berbintang

2016 22,4 53,03


2017 25,79 57,34
2018 29,42 57,4
Sumber : Statistik perhotelan Manggarai Barat
Tabel 4.11. menunjukkan bahwa setiap tahunnya, jumlah kamar
terisi pada akomodasi-akomodasi berbintang maupun non bintang
pada wilayah Kabupaten Manggarai Barat mengalami kenaikan
yang signifikan tiap tahun nya, hal ini berbanding lurus tentunya
dengan semakin banyaknya pendatang di Kabupaten Manggarai
Barat. Dapat dilihat hotel berbintang memiliki tingkat penghunian
kamar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan akomodasi non
bintang, hal ini dikarenakan pengunjung lebih memilih fasilitas dan
kenyaman yang lebih baik yang diberikan hotel berbintang

71
dibanding yang tidak berbintang. Dari sisi pariwisata Kabupaten
Manggarai Barat sangat amat potensial, lantaran sebagai salah satu
kabupaten kepulauan di NTT dengan kemajemukan penduduknya,
keindahan lautnya, keelokan ikan dan terumbu karang, kecantikan
pasir pesisir, kemegahan bukitnya, kesunyian hutannya, kekhasan
kebiasaan dan budayanya, keheningan gua-guanya, pun keajaiban
binatang (komodo), Manggarai Barat adalah magnet bagi turis
domestik dan mancanegara.
Gambar 4.3.
Jumlah Destinasi Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat
tahun 2018
35

30

25

20

15

10

0
Wisata Alam Wisata Seni dan Budaya Obyek Rekreasi dan
Hiburan

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat


Kabupaten Manggarai Barat sendiri memiliki kurang lebih 56
destinasi pariwisata yang terbagi menjadi tiga jenis berbeda yaitu,
wisata alam, wisata seni dan budaya, serta objek rekreasi dan
hiburan, selain itu jumlah restoran atau tempat makan juga cukup
banyak di Kabupaten Manggarai Barat yang jumlahnya mencapai 56
restoran. Wisata Alam yang paling sering terdengar dan menarik
kunjungan ialah Taman Nasional Komodo, Pulau Bidadari, dan

72
Pulau Padar. Sedangkan dari segi wisata seni dan budaya yang
terkenal dari Kabupaten Manggarai Barat adalah Kampung Melo
dan Rumah Adat Pu’u. Kemudian dari segi Obyek Rekreasi dan
Hiburan yang paling terkenal adalah tempat-tempat menyelam serta
melihat hewan lumba-lumba di Kawasan Kabupaten Manggarai
Barat.

Tabel 4.12.
Jumlah Pengunjung Taman Nasional Komodo
Pengunjung 2018 2019
Wisatawan Domestik 55.421 77.635
Wisatawan Asing 121.414 144.068
Total Pengunjung 176.835 221.703
Sumber : Kantor Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo merupakan tujuan wisata yang pernah
ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia pada tahun 2012,
maka dari itu Taman Nasional Komodo menjadi destinasi pariwisata
yang sudah terkenal diseluruh dunia, hal ini baik untuk pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Manggarai Barat, dapat dilihat jumlah
kunjungan Taman Nasional Komodo pada tahun 2018 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada tahun
2018, baik dari jumlah pengunjung wisatawan domestik maupun
wisatawan asing. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.12. diatas. Pada
tahun 2019, Taman Nasional Komodo mengalami kenaikan
kunjungan sebesar 44.886 jiwa. Tingginya jumlah kunjungan pada
Taman Nasional Komodo tentunya berdampak positif bagi
perekonomian Kabupaten Manggarai Barat. Pada table 4.12. diatas
juga dapat dilihat bahwa kunjungan dari wisatawan mancanegara
lebih tinggi hampir dua kali lipat jumlah kunjungan wisatawan
domestik. Hal ini mungkin diakibatkan oleh ditetapkanya Taman

73
Nasional Komodo sebagai salah satu keajaiban dunia yang mana
menarik minat serta meingkatkan antusiasme wisatawan asing
mancanegara dalam memilih destinasi wisata untuk berlibur.
Gambar 4.4.
Jumlah Wisatawan Taman Nasional Komodo per bulan tahun
2019

18,700
15,176
12,89013,209
9,887 10,714
8,491 8,369 8,187
6,794 7,367
5,133 6,077 5,177 5,848 6,010 5,426 5,401
3,493 3,122 4,302
2,674 2,923
1,465

Wisatawan Asing Wisatawan Domestik

Sumber : Kantor Taman Nasional Komodo


Dilihat dari Gambar 4.4. Jumlah pengunjung domestik Taman
Nasional Komodo mencapai puncaknya pada bulan Juni, hal ini
mungkin terjadi karena pada umumnya sekolah-sekolah di
Indonesia libur pada periode tersebut, sehingga meningkatkan arus
liburan pada bulan-bulan tersebut. Sedangkan untuk wisatawan
asing, puncak kedatangan mereka terjadi pada bulan Agustus, dapat
dilihat sebanyak 18.700 jiwa mengunjungi Taman Nasional
Komodo, hal ini juga karena biasanya pada bulan tersebut sekolah-
sekolah di luar negeri sedang melaksanakan liburan musim panas.
Dengan jumlah kunjungan yang terus meningkat setiap tahunnya,
telah ditargetkan pada beberapa tahun berikutnya jumlah
pengunjung ditargetkan mencapai 500.000 jiwa dalam satu tahun.

74
Memang sektor ini bukanlah pemberi andil terbesar pada Kabupaten
Manggarai Barat, namun sektor ini merupakan sektor yang cukup
menjanjikan karena Kabupaten Manggarai Barat dianugerahi
dengan sumber daya alam yang indah dan juga baik, selain itu sektor
ini juga setiap tahunnya memacu sektor lain untuk berkembang
seperti sektor kontruksi dan sektor transportasi serta sektor jasa
perusahaan.
e. Sektor Real Estate
Berdasarkan Tabel 4.5. koefisien rata-rata LQ yang dihasilkan
oleh sektor ini sebesar 1,22. Berarti LQ > 1, yang mana berarti
kontribusi sektor ini lebih baik pada tingkatan kabupaten
dibandingkan kontribusi sektor yang sama pada tingkatan provinisi
Nusa Tenggara Timur.
Tabel 4.13.
PDRB Tahunan Sektor Real Estate Beserta LQ
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,20 1,22 1,23 1,23 1,23 1,24
PDRB 54.88 57.260, 59.562, 62.850, 65.829, 66.397,
0,88 97 24 78 36 98

Dilihat dari Tabel 4.13. Pada tahun 2014, tercatat nilai LQ pada
Sektor Real Estate sebesar 1,20 dengan nilai sumbangan PDRB
sebesar 54.880,88 juta rupiah. Hal ini mengalami peningkatan pada
tahun 2015 yaitu sebesar 1,22 dan menyumbang PDRB sebesar
57.260,97 juta rupiah. Kemudian pada tahun 2016, 2017, dan 2018
nilai LQ mengalami peningkatan dari tahun 2015 namun stagnan
pada tahun 2017 dan 2018 yaitu sebesar 1,23 dengan sumbangan
PDRB sebesar 59.562,24 juta rupiah pada 2016, 62.850,78 juta
rupiah pada tahun 2017, dan 65.829,36 pada tahun 2018. Sedangkan
pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 1,24 pada nilai
LQ dan 66.397,98 pada sumbangan PDRB.

75
Sektor ini mencakup kegiatan persewaan, agensi atau perantara
dalam proses jual beli real estate serta penyediaan jasa real estate
lainnya. Hal-hal tersebut dapat dilakukan atas property milik sendiri
maupun milik orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa
kontrak. Sektor ini juga meliuti kegiatan pembangunan Gedung,
pemeliharaan maupun penyewaan bangunan. Real estate yang
termasuk disini ialah berupa tanah dan bangunan.
Sektor ini menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat,
dikarenakan banyaknya antusiasme wisatawan pada Kawasan
Kabupaen Manggarai Barat, maka dari banyak lahan-lahan yang
dipersiapkan untuk dijadikan tujuan wisata ataupun akomodasi
seperti hotel, resort maupun villa. Selain itu penyewaan property
berupa bangunan juga marak dilakukan oleh pebisnis yang baru
memulai usahanya di Kawasan Manggarai Barat, maka tidak heran
jika sektor real estate berkembang cukup signifikan dan
berkontribusi cukup baik dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Manggarai Barat dari tahun ke tahun.
f. Sektor Jasa Perusahaan
Pada periode 2014-2019, sektor Jasa Perusahaan memberikan andil
terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Manggarai Barat,
koefisien LQ yang dihasilkan oleh sektor ini sebesar 1,88. Yang
mana menjadi yang terbesar jika dibandingkan dengan sektor
lainnya. Maka disimpulkan bahwa LQ > 1, yang mana kontribusi
sektor ini dalam tingkatan Kabupaten Manggarai Barat lebih baik
daripada sektor yang sama pada tingkatan Provinsi Nusa Tenggara
Timur.

Tabel 4.14.
PDRB Tahunan Sektor Jasa Perusahaan beserta LQ

76
Tahu 2014 2015 2016 2017 2018 2019
n
LQ 1,85 1,82 1,85 1,91 1,98 2,00
PDR 9.455,8 9.690,5 10.124, 10.629, 11.213, 11.775,
B 1 3 48 01 08 98

Sektor ini meliputi segala bentuk kegiatan professional, ilmu


pengetahuan serta Teknik yang memerlukan Pendidikan atau
pelatihan yang tinggi dan menghasilkan keterampilan khusus.
Adapaun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi jasa hukum, jasa
arsitektur, jasa Teknik sipil, dan jasa akuntansi. Serta mencakup pula
kegiatan lain seperti periklnanan, penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan, dan juga jasa professional.
Dapat dilihat di Tabel 4.14. nilai LQ yang dimiliki sektor jasa
perusahaan merupakan yang terbesar dalam sektor PDRB
Kabupaten Manggarai Barat. Pada tahun 2014-2019 tercatat nilai
LQ berkisar diantara 1,85-2 yang mana merupakan nilai LQ yang
tertinggi di Kabupaten ini. Namun jumlah PDRB yang
disumbangkan tidak sebesar sektor lainya. Hal ini mungkin terjaid
karena jasa-jasa persuahaan di Kawasan Manggarai Barat begitu
dominan jika dibandigkan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selain kegiatan professional yang telah disebutkan tadi, sektor
ini juga meliputi berbagai bentuk kegiatan yang menyokong
operasional secara umum. Seperti jasa perjalanan, jasa persewaan,
jasa ketenagakerjaan, jasa penyelenggara tur, serta jasa-jasa
penunjang lainnya.
Tingginya antusiasme wisatawan baik wisatawan asing maupun
wisatawan domestik mendorong majunya sektor ini, secara tidak
langsung sektor ini mendapat dorongan cukup besar dari sektor
pariwisata, karena sektor pariwisata akan memunculkan lapangan

77
pekerjaan baru seperti jasa perjalanan dan penyelenggara tur. Ketika
masyarakat dari luar daerah ini akan berkunjung atau berlibur
kebanyakan dari mereka pasti membutuhkan jasa dari biro perjalan
dan tur, yang tentunya peminatnya akan bertambah pula seiring
dengan semakin tingginya antusiasme masyarakat terhadapat
destinasi-destinasi wisata yang terdapat pada Kabupaten Manggarai
Barat. Selain itu jasa lain seperti jasa arstitektur juga mendapat
peminat yang tinggi dengan sedang banyaknya pembangunan-
pembangunan akomodasi maupun tempat wisata yang tentunya
menggunakan jasa arsitektur. Selain itu pembangunan akomodasi
maupun pengembangan akomodasi juga pasti membutuhkan jasa
lain seperti jasa akuntansi dan jasa hukum. Jasa Teknik sipil pun
juga mendapat dorongan dari sisi perbaikan infrastuktur, sarana dan
prasarana yang gencar dilakukan guna menyokong perkembangan
pariwisata Kabupaten Manggarai Barat. Maka dari itu tidak heran
jika sektor jasa perusahaan memiliki koefisien LQ terbesar
dibanding sektor-sektor basis lainnya yang berada dalam lingkup
Kabupaten Manggarai Barat.
Menilik dari analisis LQ pada Tabel 4.5. dapat disimpulkan bahwa
ada enam sektor basis pada Kabupaten Manggarai Barat yaitu sektor
Pertanian, kehutanan, dan perikanan, Sektor Pertambangan dan
Penggalian; Sektor Konstruksi; Sektor Penyediaan Akomodasi
Makan dan Minum; Sektor Real Estate; dan Sektor Jasa Perusahaan.
Dengan koefisien terbesar dipegang oleh Sektor Jasa Perusahaan
dengan koefisien LQ sebesar 1,88 dan yang terendah adalah Sektor
Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum dengan Koefisien LQ
sebesar 1,01.Sementara itu sektor-sektor lain seperti Sektor Industri
Pengolahan; Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang; Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Sektor
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sektor Informasi dan
Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Sektor

78
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
Sektor Jasa Pendidikan; Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
serta Sektor Jasa Lainnya tidak termasuk sektor basis karena
memiliki nilai koefisien LQ < 1.
2. Analisis Tipologi Klassen
Analisa Tipologi Klassen bertujuan untuk memberikan bayangan
tentang struktur dan pola pertumbuhan pada sektor-sektor ekonomi.
Analisa ini digunakan untuk memprediksi potensi dan masa depan
pertumbuhan sektor ekonomi pada masa depan. Analisa Tipologi
Klassen dapat juga digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah daerah untuk menentukan kebijakan yang cocok untuk
memaksimalkan sektor ekonomi yang ada. Terdapat empat kuadran
berbeda dalam analaisa Tipologi Klassen, yang pertama adalah Kuadran
I, yaitu sektor ekonomi yang maju dan tumbuh pesat, kemudian Kuadran
II yaitu sektor ekonomi yang maju namun pertumbuhannya mulai
tertekan, Kuadran III yaitu sektor ekonomi yang potensial dan masih
dapat dikembangkan, lalu yang terakhir Kuadran IV yaitu sektor
ekonomi yang relative tertinggal.

Tabel. 4.15.
Rata-Rata Laju Pertumbuhan (LP) dan Kontribusi Sektor PDRB
Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2014-2019 (persen)
Nusa Tenggara Timur Kab. Manggarai Barat
Rata-Rata Rata-Rata
Lapangan Usaha Rata-Rata Rata-Rata
Kontribusi Kontribusi
LP (g) LP (gi)
(s) (si)
Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan 2,88 27,72 3,28 42,71

79
Pertambangandan
Penggalian 3,49 1,43 5,32 1,83
Industri
Pengolahan 4,35 1,27 4,94 0,45
Pengadaan Listrik
dan Gas 9,86 0,08 11,31 0,04
Pengadaan Air,
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 2,36 0,07 2 0
Konstruksi 4,91 10,79 7,23 11,91
Perdagangan
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil
dan Sepeda
Motor 4,98 11,64 6,29 9,76
Transportasi dan
Pergudangan 5,69 5,16 6,21 4,34
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 8,77 0,67 10,4 0,68
Informasi dan
Komunikasi 5,26 8,73 5,41 7,89
Jasa Keuangan
dan Asuransi 5,02 3,89 4,08 0,62
Real Estate 3,08 2,52 3,75 3,08
Jasa Perusahaan 2,57 0,28 4,76 0,53
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 4,82 12,8 6,38 12,44

80
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 3,68 8,62 4,56 2,69
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial 4,98 2,19 4,61 0,9
Jasa lainnya 5,02 2,15 4,78 0,12
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, BPS Kabupaten
Manggarai Barat
Dapat dilhat dari Tabel 4.15. diatas yang menampilkan data-data
mengenai rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan Kontribusi tiap sektor
terhadap PDRB provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten
Manggarai Barat tahun 2014-2019. Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan memberikan kontribusi terbesar dengan memberi kontribusi
sebesar 42,71 persen pada Kabupaten Manggarai Barat dan 27,72 persen
pada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan kontribusi terendah
disumbangkan oleh sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang sebesar 0 persen pada Kabupaten Manggarai Barat dan
0,07 persen pada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sedangkan Sektor yang
memiliki laju pertumbuhan rata-rata tertinggi adalah sektor Pengadaan
Listrik dan Gas yang pada Kabupaten Manggarai Barat memiliki
pertumbuhan sebesar 11,31 persen dan sebesar 9,86 persen pada Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Sedangkan laju pertumbuhan terendah ada pada
sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
yang mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 2 persen pada Kabupaten
Manggarai Barat, dan 2,36 persen pada Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Tabel 4.16.
Klasifikasi Tipologi Klassen Kabupaten Manggarai Barat tahun
2014-2019

81
Kuadaran I Kuadran II
Sektor yang maju dan tumbuh Sektor yang maju tapi stagnan
dengan pesat (stagnant sektor)
(developed Sektor) Gi < g dan Si > s
Gi > g dan Si > s
-Sektor Pertanian, Kehutanan, -
dan Perikanan
-Sektor Penyediaan Akomodasi
Makan dan Minum
-Sektor Pertambangan dan
Penggalian
-Sektor Konstruksi
-Sektor Real Estate
-Sektor Jasa Perusahaan
Kuadran III Kuadran IV
Sektor Potensial atau masih dapat Sektor tertinggal dan tidak
berkembang berkembang
(developing Sektor) (undeveloped Sektor)
Gi > g dan Si < s Gi < g dan Si < s
-Sektor Pengadaan Listrik dan -Sektor Pengadaan Air,
Gas Pengelolaan Sampah, Limbah
-Sektor Administrasi dan Daur Ulang
Pemerintahan, Pertahanan dan -Sektor Jasa Keuangan dan
Jaminan Sosial Wajib Asuransi
-Sektor Industri Pengolahan -Sektor Jasa Kesehatan dan
-Sektor Perdagangan Besar dan Kegiatan Sosial
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
-Sektor Transportasi dan
Pergudangan

82
-Sektor Informasi dan
Komunikasi
-Sektor Jasa Pendidikan
- Sektor Jasa Lainnya

Tabel. 4.16. diatas menunjukkan klasifikasi sektor PDRB Kabupaten


Manggarai Barat tahun 2014-2019 menurut Tipologi Klassen. Pada
Kuadran I yaitu sektor yang maju dan tumbuh pesat pada Kabupaten
Manggarai Barat terdapat enam sektor yang termsuk didalam Kuadran I,
yaitu Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ; Sektor Penggalian
dan Pertambangan; Sektor Konstruksi; Sektor Penyediaan Akomodasi
Makan dan Minum
Sektor Real Estate: serta Jasa Perusahaan. Sektor-sektor yang berada
dalam Kuadran I merupakan sektor pada Kabupaten Manggarai Barat
yang memiliki rata-rata pertumbuhan sektor dan kontribusi sektor yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor-sektor Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Hal ini memperlihatkan bahwa sektor-sektor yang termasuk kedalam
kuadran I tersbut sebaiknya diperlakukan dan mendapatkan perhatian
khusus dari pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat untuk
dimaksimalkan. Ada baiknya jika anggaran pemerintah diprioritaskan
pada sektor-sektor tersebut karena sektor tersebut termasuk sektor
potensial yang dapat berkontribusi maksimal pada masa yang akan
datang. Bila pemerintah daerah serius memperhatikan sektor-sektor ini
maka dengan kebijakan yang tepat serta dana yang memadai sektor-
sektor tersebut akan lebih optimal lagi kedepannya.
Kemudian tidak terdapat sektor-sektor yang termasuk dalam
Kuadran II, merupakan sektor yang maju namun pertumbuhannya mulai
lambat dan cenderung stagnan, maksudnya adalah mempunyai rata-rata

83
pertumbuhan yang lambat namun memiliki kontribusi yang baik dan
lebih tinggi dibanding sektor yang sama pada tingkat Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Selain itu terdapat pula sektor yang potensial dan dapat berkembang,
sektor-sektor ini akan tergabung dalam Kuadran III pada Analisa
Tipologi Klassen. Sektor-sektor pada Kuadran III ini memiliki
pertumbuhan yang lebih baik dibanding dengan sektor yang sama pada
Provinsi, namun memilik tingkat kontribusi lebih rendah dibanding
sektor yang sama pada tingkat Provinsi. Ada delapan sektor ekonomi
yang termasuk dalam Kuadran III pada klasifikasi Tipologi Klassen
Kabupaten Manggarai Barat, sektor tersebut adalah sektor Pengadaan
Listrik dan Gas; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;; Sektor Transportasi dan
Pergudangan; Sektor Informasi dan Komunikasi; Sektor Jasa
Pendidikan; Sektor Jasa Lainnya dan juga sektor Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib. Ada baiknya jika
sektor-sektor ini dimaksimalkan Kembali perkembangannya dengan
dukungan dari pemerintah setempat dengan memperbaiki infrastruktur
pendukungnya, bisa juga dilakukan pengoptimalan sumber daya manusia
agar potensi yang ada dapat dikelola dan dimaksimalkan lebih baik lagi.
Pembangunan infrastruktur sendiri diharapkan mampu berdampak pada
peningkatan investasi, sehingga produk barang dan jasa yang dihasilkan
dapat lebih maksimal Kembali.
Sedangkat Kuadran IV berisi sektor-sektor yang pertumbuhan dan
rata-rata kontribusi sektornya relatif lebih tertinggal dari Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Terdapat Sembilan sektor yang masuk kategori
tertinggal ini. Hal ini menunjukan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki
hasil produksi yang kurang maksimal dan pertumbuhan sektornya amat
sangat lambat. Sektor-sektor tersebut adalah Sektor Industri Pengolahan;
Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur ulang;
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasasi Mobil dan Sepeda

84
Motor; Sektor Transportasi dan Pergudangan; Sektor Informasi dan
Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Sektor Jasa
Pendidikan; Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta Sektor Jasa
Lainnya. Untuk memperbaiki hal tersebut, diperlukan adanya kebijakan
yang tepat serta peran pemerintah dengan mengadakan perluasan,
peningkatan, serta pemeliharaan saran dan prasarana dengan cara
memberi perhatian khusus pada sektor-sektor yang realtif tertinggal.
3. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk mengidentifikasi proses
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Barat sebagai perubahan
atau peningkatan sebuah indicator pertumbuhan perekonomian
Kabupaten Manggarai Barat dalam periode waktu 2014-2019.
Tujuannya adalah untuk menganalisa kinerja dan produktifitas kerja
perekonomian Manggarai Barat jika dibandingkan degngan
perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur. Variable yang digunakan
dalam analisis ini adalah variable pendaptan yaitu PDRB.
Pertumbuhan PDRB total dapat diuraikan menjadi komponen Shift dan
Share sebagai berikut :
a. National Share (NSi) adalah banyaknya pertambahan PDRB
Kabupaten Manggarai Barat apabila pertambahan PDRBnya sama
dengan Pertambahan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur pada
jangka waktu yang sama.
b. Propotional Shift (Pri) menghitung besarnya shift netto Kabupaten
Manggarai Barat yang terjadi akibat berubahnya komposisi sektor-
sektor PDRB Kabupaten Manggarai Barat. Jika Pri menunjukkan
nilai positif, berarti Kabupaten Manggarai Barat memiliki
spesialisasi pada sektor-sektor yang tumbuh cepat di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Begitu pula sebaliknya, jika Pri bernilai negative,
maka Kabupaten Manggarai Barat memiliki spesialisasi pada
sektor-sektor yang tumbuh lambat atau sedang menurut pada
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

85
c. Differential Shift (Dri) memberikan besarnya shift netto yang terjadi
karena PDRB Kabupaten Manggarai Barat mengalami perubahan.
Jika nilai Dri menunjukkan nilai positif, maka sektor tresebut
memiliki keunggulan kompetitif, dan sebaliknya bila Dri bernilai
negative, maka berarti sektor tersebut tidak memiliki keunggulan
kompetitif

Tabel 4.17.

Hasil Perhitungan Shift-Share Kabupaten Manggarai Barat


Tahun 2014-2019

Lapangan Usaha NS Pr Dr ∆Y

Pertanian,
Kehutanan, dan 42.423,54 -13.403,54 -907,41 28.112,59
Perikanan

Pertambangandan
1.812,26 -628,39 631,50 1.815,37
Penggalian

Industri
445,55 117,04 -100,37 462,22
Pengolahan

Pengadaan Listrik
41,88 -10,16 19,27 50,99
dan Gas

Pengadaan Air,
Pengelolaan
1,03 -0,43 -0,24 0,36
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang

Konstruksi 11.629,23 1.395,16 4.858,83 17.883,22

86
Perdagangan
Besar dan Eceran;
9.569,40 2.682,50 -8,27 12.243,63
Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor

Transportasi dan
4.263,63 873,33 259,60 5.396,56
Pergudangan

Penyediaan
Akomodasi dan 651,29 666,56 104,06 1.421,91
Makan Minum

Informasi dan
7.771,88 1.134,42 -657,27 8.249,03
Komunikasi

Jasa Keuangan
617,66 21,97 -154,12 485,51
dan Asuransi

Real Estate 3.064,43 -1.051,10 290,49 2.303,82

Jasa Perusahaan 523,39 -228,19 170,83 466,03

Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 12.203,20 2.843,03 530,48 15.576,71
Jaminan Sosial
Wajib

Jasa Pendidikan 2.659,98 -407,00 96,51 2.349,49

Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 891,38 222,99 -181,59 932,78
Sosial

87
Jasa lainnya 113,99 9,96 14,90 138,85

Hasil analisis Shift Share dapat dilihat pada Tabel 4.17.


Pertumbuhan Kompononen Proportional Share (Pri) pada Kabupaten
Manggarai Barat menunjukkan nilai yang beragam, ada yang bernilai
positif adapula yang bernilai negative. Sektor yang memiliki nilai
Proportional Share positif dimana Kabupaten Manggarai barat
terspesialisasi pada sektor-sektor yang pada tingkatan Provinsi Nusa
Tenggara Timur tumbuh berkembang dengan pesat, sektor-sektor
tersebut diantaranya adalah Sektor Industri Pengolahan; Sektor
Konstruksi; Sektor Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; Sektor Transportasi dan Pergudangan; Sektor
Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum; Sektor Informasi dan
Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Sektor Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta Sektor Jasa Lainnya. Ada baiknya
sektor-sektor ini diutamakan dalam pembangunan ekonomi daerah,
sehingga akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah juga.

Sedangkan sektor-sektor yang memiliki nilai pertumbuhan Pri


negatif artinya ialah Kabupaten Manggarai Barat berspesialisasi pada
sektor-sektor ekonomi yang pertumbuhannya sedang melambat bahkan
sedang menurun pada tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sektor -
sektor yang memiliki nilai Proportional Shift Negatifadalah Sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Sektor Pertambangan dan
Penggalian; Sektor Pengadaan Listrik dan Gas; Sektor Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah Limbah dan Daur Ulang; Sektor Real Estate;
Sektor Jasa Perusahaan; dan juga Sektor Jasa Pendidikan.

Tujuh Sektor tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan


perekonomian sekotr di provinsi Nusa Tenggara Timur, jika melihat dari
table 4.17. memang rata-rata laju pertumbuhan sekotr-sektor tersebut

88
lebih kecil dibanding sepuluh sektor lainnya. Maka dari itu kebijakan
yang baik amat sangat diperlukan, kebijakan-kebiakan seperti
pengelolaan sumber daya manusia yang baik dan pembaharuan
teknologi akan menjadi kebijakan yang penting guna memperbaiki
sektor-sektor tersebut.

Nilai Differential Shift (Dri) yang bernilai positif, berarti bahwa


sektor-sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif, begitupun
sebaliknya jika nilai Dri menunjukkan negative, berarti sektor-sektor
tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif. Pada kabupaten
Manggarai Barat, terdapat Sepuluh sektor ekonomi yang memiliki nilai
Dri positif yaitu Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sekor Pengadaan
Listrik dan Gas; Sektor Konstruksi; Sektor Transportasi dan
Pergudangan; Sektor Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum;
Sektor Real Estate; Sektor Jasa Perusahaan; Sektor Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa
Pendidikan; dan Sektor Jasa Lainnya merupakan sektor-sektor yang
mempunyai nilai Dri positif, sehingga dapat dikatakan sektor-sektor
yang memiliki keunggulan kompetitif. Sembilan Sektor tersebut mampu
melayani keperluan Kabupaten Manggarai Barat, sektor-sektor ini
sekaligus menggungguli sektor lainnya dari segi kualitas pelayanan,
inovasi dan pemasarannya. Oleh sebab itu, sekotr-sektor ini bisa
menjadi tumpuan untuk diutamakan dibanding sektor lainnya karena
memiliki keunggulan kompetitif yang baik, hal ini tentunya harus
sejalan dengan kualitas sumber daya alam yang ada, sumber daya
manusia yang ada, serta sarana dan prasaran maupun infrastruktur yang
dapat menunjang sektor tersebut. Jika semua factor tersebut sudah
memadai, maka bukan tidak mungkin produk yang dihasilkan oleh
sektor-sektor tersebut akan lebih baik dan memiliki daya saing yang
sangat baik sehingga dapat menjadi tulang punggung dalam

89
peertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Manggarai Barat apalagi
potensi yang dimiliki dapat digali dan dimaksimalkan.

Sedangkan tujuh sektor lainnya seperti Sektor Industri Pengolahan;


Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran : Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor: Sektor Transportasi dan Pergudangan; Sektor Informasi dan
Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi: serta Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial memiliki nilai Dri negative, yang mana berarti
sektor-sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.

Proportional Shift dan Differential Shift merupakan pemisah unsur-


unsur pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena memiliki sifat intern
dan ekstern. Dimana Proportional Shift diperngaruhi oleh unsur yang
berada dan bekerja didalam lingkup Kabupaten Manggarai Barat,
sedangkan Differential Shift dipengaruhi unsur-unsur yang bekerja
diluar lingkup Kabupaten Manggarai Barat.

4. Kebijakan Pemerintah Daerah


Kebijakan Pemerintah Daerah memegang peranan penting dalam
proses pertumbuhan ekonomi daerah. Kebijakan yang tepat dan presisi
akan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Peran pemerintah
amat krusial dalam usaha percepatan pertumbuhan ekonomi daerah
dengan berbagai macam intervensi yang dilakukan pemerintah untung
mendorong pembangunan daerah secara merata dan menyeluruh.
Kebijakan pemerintah daerah sangat penting untuk mempercepat
pertumbuhan ekoomi, meningkatkan kesejahteraan daerah, serta
penanggulangan pada daerah yang masih tertinggal untuk dapat
mengejar daerah lainnya. Tentunya tujuan utamanya adalah
meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat
daerah Kabupaten Manggarai Barat.

90
Otonomi daerah yang telah dilaksanakan telah memungkinkan
pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat untuk mengatur, mengelola,
dan mengembangkan potensi dan kekayaan daerah. Karena itu
kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah akan sangat penting
dikarenakan kondisi, permasalahan dan potensi yang dimiliki setiap
daerah beraneka ragam. Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), Pemerintahan Kabupaten Manggarai
Barat telah mencanangkan perencanaan pada tiap-tiap sektor
perekonomian Kabupaten Manggarai Barat. Arah kebijakan yang telah
dicanangkan selaras dengan program Nawacita yang dicanangkan oleh
presiden Joko Widodo yang salah satunya dalah membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
Semisal dalam bidang perekonomian, kebijakan pemerintah
Manggarai Barat berorientasikan pada pembangungan ekonomi rakyat,
mulai dari pinggiran dan desa dengan memberi akses sarana berupa
jalan dan jembatan menuju daerah yang tertinggal, serta memperkuat
pertumbuhan basis ekonomi secara merata. Masalah Infrastruktur,
sarana dan prasarana sepertinya masih menjadi prioritas bagi
pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat, thal ini dibuktikan dengan
realisasi perbaikan jalan, jembatan maupun fasilitas transportasi seperti
bandara dan Pelabuhan yang terus dikembangkan. Selain itu pemerintah
Kabupaten Manggarai Barat telah mempermudah para penanam modal
yang ingin berinvestasi pada kabupaten tersebut. Hal ini ditujukan untuk
meningkatkan sektor pariwisata Manggarai Barat yang amat potensial
demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Manggarai
Barat.
Dalam RPJMD, terlihat salah satu focus pemerintah adalah dengan
meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia dengan
meningkatkan layanan Pendidikan, serta sarana pendukungya. Dari
bidang Kesehatan pembangunan pelayanan Kesehatan masyarakat serta

91
peningkatan mutu dan kualitas tenaga medis juga gencar dilakukan,
demi meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat melalui peningkatan
mutu dan layanan Kesehatan yang berkualitas. Dalam bidan pariwisata,
pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menargetkan agar pariwisata
dapat menjadi lokomotif pembangunan daerah yang didukung oleh
potensi alam dan budaya yang dimiliki. Focus utama pembangunan
pariwisata diarahkan pada ekosistem parisiwata, yaitu atraksi,
aksesibilitas, dan amenitas. Pembangunan infrastruktur, jalan raya,
dermaga, bandara, air minum, dan listrik digalakkan demi mendukung
sektor ini.
Berbagai kebijakan di bidang infrastruktur telah ditetapkan oleh
pemerintahan, seperti memperluas runway bandara dan memperluas
terminal bandara Komodo, kemudian ada pula pembangunan Pelabuhan
baru yang dikhusukan untuk container, demi menunjang Pelabuhan
yang telah ada agar dikhususkan menjadi Pelabuhan penumpang saja.
Selain itu pembangunan jalan raya serta perluasan jalan raya juga gencar
dilakukan demi menaikan daya Tarik kabupaten ini. Pembangunan
fasilitas air minum juga sedang dilakukan oleh pemerintahan setempat.
Sedangkan dalam bidang energi, pemerintah setempat akan
meningkatkan aliran listrik di Kawasan Kabupaten Manggarai Barat,
salah satu langkahnya adalah dengan membuat PLTG sebagai sumber
energi baru. Bidang pertanian juga tidak kalah mendapat perhatian
khusus, karena pemerintah berencana memberikan bantuan sarana
produksi pertanian,dan peningkatan jalur irigasi demi meningkatkan
produksi pertanian dan menciptakan produk yang berkualitas dan
unggul.
Jika ditilik dari kebijakan yang direncanakan pemerintah setempat,
arah kebijakan tersebut menitik beratkan pada pembangunan
infrastruktur penyokong potensi-potensi ekonomi dan peningkatan
sumber daya manusia, serta perbaikan mutu dan kualitas sumber daya
yang ada guna untuk memberdayakan potensi yang dimiliki secara

92
maksmimal agar dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

93
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Sektor basis dan non basis pada Kabupaten Manggarai Barat Nusa
Tenggara Timur berdasarkan perhitungan dengan Analisa Location
Quotient adalah :
a. Sektor Basis, meliputi Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Konstruksi; Sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Sektor Jasa Real Estate;
serta Sektor Jasa Perusahaan.
b. Sektor non Basis, meliputi Sektor Industri Pengolahan; Sektor
Pengadaan Listrik dan Gas; Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran: Reparatasi Mobil dan Sepeda Motor; Sektor Transportasi
dan Pergudangan; Sektor Informasi dan Komunikasi: Sektor Jasa
Keuangan dan Asuransi; Sektor Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa Pendidikan;
Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Sektor Jasa
Lainnya.
2. Hasil Analisis Tipologi Klassen memberikan klasifikasi pola dan
strutkur pertumbuhan sektor ekonomi pada Kabupaten Manggarai
Barat, yaitu :
a. Sektor maju dan tumbuh pesat, sektor yang tergabung dalam
kuadran I meliputi sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; serta
Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Sektor
Pertambangan dan Penggalian; Sektor Konstruksi; Sektor Real
Estate; dan Sektor Jasa Perusahaan.
b. Sektor yang maju namun pertumbuhannya stagnan dan tertekan,
pada Kabupaten Manggarai Barat tidak terdapat sektor yang
tergabung dalam Kuadran II Tipologi Klassen.

94
c. Sektor yang potensial dan dapat berkembang, sektor-sektor yang
tergabung dalam Kuadran III meliputi Sektor Industri Pengolahan;
Sektor Pengadaan Listrik dan Gas; Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran: Reparasai Mobil dan Sepeda Motor; Sektor Transportasi
dan Pergudangan; Sektor Informasi dan Komunikasi serta Sektor
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
Sektor Jasa Pendidikan; serta serta Sektor Jasa Lainnya.
d. Sektor yang relative tertinggal, sektor-sektor yang tergabung dalam
Kuadran IV meliputi Sektor Pengadaan Air, Pengeloaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang;; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; serta
Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;\.
3. Kabupaten Manggarai Barat memiliki beberapa sektor yang memiliki
spesialisasi dan keunggulan kompetitif berdasarkan analisis Shift Share
yang digunakan, Sektor- sektor tersebut diantara lain:
a. Sektor-sektor yang memiiki spesialisasi, meliputi Sektor Industri
Pengolahan; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Sektor Transportasi dan
Pergudangan; Sektor Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum;
Sektor Informasi dan Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan
Asuransi; Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
serta Sektor Jasa Lainnya.
b. Sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif, meliputi
Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sekor Pengadaan Listrik dan
Gas; Sektor Konstruksi; Sektor Transportasi dan Pergudangan;
Sektor Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum Sektor Real
Estate; Sektor Jasa Perusahaan; Sektor Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa Pendidikan; dan
Sektor Jasa Lainnya.

95
B. Saran
1. Untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat, demi
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, ada baiknya dalam
mengambil keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan
perekonomian Kabupaten Manggarai Barat agar memfokuskan
kebijakan-kebijakan yang mendukung pengoptimalan sektor-sektor
yang termasuk dalam sektor basis, sektor-sektor yang sedang
berkembang pesat, sektor-sektor yang memiliki tingkat spesialisasi
tinggi, serta sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif demi
menopang peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih baik.
Selain akan meningkatkan perekonomian Kabupaten Manggarai Barat,
sektor-sektor tersebut diharpkan dapat memberikan dampak positif
dalam hal peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat daerah.
2. Untuk pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat, diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan terhadap masyarakat,
serta memperbaiki infrastruktur, sarana dan prasarana, meningkatkan
dan mengelola sumber daya yang tersedia serta membuka peluang
investasi baik untuk masyarakat domestik maupun asing demi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih optimal.
3. Untuk Dinas-dinas sektor terkait, diharapkan mampu memaksimalkan
potensi yang ada dengan menggali dan mengembangkan sumber daya
yang ada pada wilayah Kabupaten Manggarai Barat.
4. Untuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manggarai Barat, diharapkan
dapat meningkatkan daya Tarik wisataan domestik maupun wisatawan
asing demi teroptimalkannya potensi Pariwisata dan keindahan alam
Kabupaten Manggarai Barat.
5. Untuk Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten
Manggarai Barat, diharapkan dapat melakukan proses pembangunan
ekonomi yang lebih merata, sehingga setiap sektor akan maksimal dan

96
dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia di Kabupaten Manggarai
Barat.
6. Bagi para penanam modal, diharapkan penelitian ini dapat membantu
dan menjadi pedoman dalam memilih sektor-sektor yang potensial yang
baik untuk dimaksimalkan.
7. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi pedoman dan
bahan pertimbangan serta ide untuk melakukan penelitian yang lebih
mendalam mengingat masih ada kekurangan pada penelitian ini,
diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini
menjadi lebih baik lagi.

97
DAFTAR PUSTAKA
Ali,A. U. & Bakar, A. “Analisis Sektor Unggulan Dalam Struktur Perekonomian
Kabupaten Mimika”. Jurnal Ekonomi. 2016
Amalia, Fitri. “Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten
Bone Bolango dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB”. Jurnal
Etikonomi Vol.11 No.2.2012
Arsyad, Lincolin. “Pengantar Perencanaan Ekonomi Daerah (edisi kedua)”.
Yogyakarta: BPFE. 2002
Aziz, Iwan Jaya. “Imu Ekonomi Regional Dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia”.
Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. 1994
Bendavid-Val, Avrom. “Regional and Local Economic Analysis for practitioners.
Wesports, Connectitut: Praeger, Fourth Edition. 1991
Boediono. “Teori Pertumbuhan Ekonomi”. Yogyakarta: BPFE. 1999
Bappeda Kabupaten Bandung Barat. “Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2016-2021”. 2016
BPS. “Statistik Daerah Kabupaten Manggarai Barat 2014”. BPS Kabupaten
Manggarai Barat, 2015
BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Nusa Tenggara Timur Menurut
Lapangan Usaha 2014-2019”. BPS Provinsi Jawa Barat, 2018
BPS. “Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka 2017”. BPS Kabupaten
Manggarai Barat, 2017.
BPS. “Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka 2018”. BPS Kabupaten
Manggarai Barat, 2018.
BPS. “Kabupaten Manggarai Barat Dalam Angka 2019”. BPS Kabupaten
Manggarai Barat, 2019.
BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Manggarai Barat Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2019”. BPS Kabupaten Manggarai Barat, 2019
BPS. “Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Angka 2019”. BPS Provinsi Jawa
Barat, 2019
BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Manggarai Barat Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2018”. BPS Kabupaten Manggarai Barat, 2018
Fafurida, “Perencaan dan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman
Pangan di Kabupaten Kulon Progo”. Jurnal Eonomi dan Bisnis Universitas
Negeri Semarang. 2009

98
Fuchs, M., Rijken, L., Peters, M., & Weiermair, K. (2000). “Modelling Asian
incoming Tourism: A shift-share approach”. Asia Pacific Journal of
Tourism Research. 2000
Glasson, John. “Pengantar Perencaan Regional”. Terjemahan Paul Sitohang.
Jakarta: LPFEUI. 1990
Heralth, Jarananjana et al. “A Dynamic Share Analysis of Economic Growth in West
Virginia”. Virginia: Research Paper. 2010
Houston, David. “The Shift Share Analysis of Regional Growth : A Critique”.
Soutern Economic Journalvol 4. 1967
Kohar, Abdul. Suherman, Agus. “ Analisis Locatio Quotient (LQ) dalam Penentuan
Komoditas Ikan Unggulan Perikanan Tnangkap Kabupaten Cilacap”. 2006
Li, Shuang. “An Economic Base Study and Shift-Share Analysis of Beiing, China”.
Erasmus university Rotterdam. 2009
Kadariah. “Ekonomi Perencanaan”. Jakarta: LP-FEUI. 1985
Kartikaningdyah, Ely.”Analisis Location Quotient Dalam Penentuan Produk
Unggulan Pada Beberapa Sektor di Kabupaten Lingga Batam Kepulauan
Riau”. Jurnal Integrasi Vol.4 No.1. 2012
Ma’aruf, A. & Wihastuti. L. “Pertmbuhan Ekonomi Indonesia : Determinan dan
Prospeknya”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol.XI. 2008
Masduki, Uki. “ Sektor Ekonomi Potensial di Kota Tangerang Selatan”. Jurnal
Likuiditas Vol.3 No.2. 2014
Mondal, Wali I. “An Analysis of the Industrial Development of Malaysia : A Shift-
Share Approach” dalam Journal of Business & Economic Research Vol.VII
No.5, 2009. h.41-46.
Nailatul Husna, Irwan Noor, Mochammad Rozikin. “Analisis Pengembangan
Potensi Ekonomi Lokal Untuk Menguatkan Daya Saing Daerah Di
Kabupaten Gresik”. Dalam jurnal elektronik mahasiswa jurusan
administrasi publik Vol I No.1, 2013
Putra, Aditya Nugraha. “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta” Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013
Sjafrizal. “Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”. Padang: Praninta Offset. 2008
Sjafrizal. “Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi”. Rajawali
Pers. 2014
Soeparmoko. “Eonomi Publik untuk Pembangunan dan Keuangan Daerah”.
Yogyakarta : Andi. 2002

99
Soepono, Prasetyo. “Analisis Shift-Share:Perkembangan dan Penerapan”.
Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis UGM. 1993
Sofiyanto. “Analisis Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan Daerah di
Kabupaten Batang (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share
Analysis)” Skripsi S-1 Jurusan Agribisnis Fakultas Sains dan Tekonologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015
Suhardi, “Analisis Shift-Share dan Location Quotients dalam Penentuan Sektor
Basis di Kawasan Aceh Timur 2003-2007”. Surakarta. 2008
Suherty, Lina. “Analisis Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial Kabupaten
Barito Kuala”. Dalam jejak Vol XII No.2, 2011
Sumayow, A. G., Pangemanan, P.A., Tangkere, E.G. “Analisis Sektor Basis dan
Non Basis di Kabupaten Bolang Mongondow Timur”. Jurnal Ekonomi.
2018
Susanto, A. “Analisis Sektor Potensian dan Pengembangan Wilayah Guna
MEndorong Pembanguna di Kabupaten Rembang”. Jurnal Ekonomi dan
Manajemen Vol IX No.2. 2008
Syamsiah, Nur. “Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan Shift-
Share dalam Pengembangan Agrowisata di Kabupaten Cirebon”. Dalam
Jurnal Agribisnis Terpadu Vol X No.2.2017
Tambunan, Manggara. “Menggagas Perubahan Pendekatan Pembangunan
Menggerakan Kekuatatan Lokal dalam Globalisasi Ekononomi”.
Yogyakarya. Graha Ilmu
Todaro. M. P. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Jilid I”. Terjemahan
Burhannudin. 2000
Yunan, Z.Y.”Sektor Basis dan Non Basis di Kotamadya Tangeran Selatan (Suatu
Pendekatan Location Quotient). Jurnal Signifikan Vol 1 No. 2. 2010

100
101
Lampiran I
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Nusa Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2019 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
15.613.952,50 16.123.170,40 16.512.693,30 17.328.874,28 17.853.776,37 18.522.958,78
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 794.588,40 832.954,50 877.787,80 891.260,77 908.520,17 938.707,47
Industri Pengolahan 674.620,80 709.889,60 745.232,40 799.919,53 841.213,89 918.125,33
Pengadaan Listrik dan Gas 35.779,10 40.919,60 46.896,50 47.223,44 51.741,24 52.163,97
Pengadaan Air, Pengelolaan
39.153,90 39.965,50 40.116,20 40.691,69 42.918,54 45.252,08
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 5.733.391,50 5.985.126,10 6.443.585,60 6.819.202,30 7.254.894,22 7.576.225,12
Perdagangan Besar dan Eceran;
6.121.599,30 6.493.339,80 6.933.163,70 7.253.510,83 7.785.381,79 8.380.039,82
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 2.702.256,70 2.852.860,40 3.036.416,40 3.269.004,50 3.527.868,49 3.648.665,58
Penyediaan Akomodasi dan
318.293,60 337.927,50 386.795,80 439.343,80 492.783,23 522.291,07
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 4.595.314,30 4.923.562,10 5.256.293,20 5.524.285,12 5.794.250,09 6.118.148,35
Jasa Keuangan dan Asuransi 2.058.287,30 2.176.828,10 2.361.144,20 2.501.648,73 2.589.198,28 2.672.523,01
Real Estate 1.402.817,90 1.456.810,50 1.506.471,80 1.581.248,01 1.657.866,55 1.657.829,41
Jasa Perusahaan 157.716,10 164.983,10 169.655,90 172.085,55 174.962,30 181.721,72
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 6.785.670,30 7.248.102,40 7.656.376,20 7.886.872,21 8.482.849,81 9.175.637,26
Wajib
Jasa Pendidikan 4.753.474,90 4.956.238,50 5.159.080,50 5.441.238,63 5.572.360,60 5.869.987,42
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
1.148.837,30 1.212.281,40 1.287.361,00 1.382.046,47 1.480.288,74 1.564.173,72
Sosial

102
Jasa lainnya 1.172.220,50 1.215.833,80 1.258.942,00 1.346.954,60 1.434.038,73 1.528.019,23
Total PDRB 54.107.974,20 56.770.793,30 59.678.012,40 62.725.410,47 65.944.913,03 69.372.469,35
Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur

103
Lampiran II
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Manggarai Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2019 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
779.662,84 802.662,19 825.585,82 859.407,23 892.247,88 920.225,79
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 31.855,18 33.957,62 35.884,72 37.532,06 38.399,05 40.932,03
Industri Pengolahan 7.983,55 8.282,79 8.598,08 9.232,46 9.577,40 10.294,67
Pengadaan Listrik dan Gas 665,91 743,97 838,05 850,40 1.001,84 1.061,97
Pengadaan Air, Pengelolaan
19,58 20,15 20,27 20,54 20,96 21,44
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 195.651,23 209.402,61 229.131,70 243.069,15 261.999,96 285.067,34
Perdagangan Besar dan Eceran;
166.759,41 176.045,46 186.615,35 197.594,72 210.746,26 227.977,56
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 73.848,34 77.064,84 82.249,11 88.757,22 95.847,29 100.831,10
Penyediaan Akomodasi dan Makan
10.467,62 11.122,04 12.454,19 13.981,56 15.740,64 17.577,13
Minum
Informasi dan Komunikasi 137.374,01 144.505,42 151.997,84 159.831,17 168.028,72 178.619,17
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.127,66 11.520,64 11.956,10 12.608,39 13.333,32 13.555,21
Real Estate 54.880,88 57.260,97 59.562,24 62.850,78 65.829,36 66.397,98
Jasa Perusahaan 9.455,81 9.690,53 10.124,48 10.629,01 11.213,08 11.775,98
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 212.025,99 225.112,87 238.944,28 252.598,85 267.181,00 289.909,56
Wajib
Jasa Pendidikan 48.201,15 50.029,33 51.900,49 54.128,92 56.512,08 59.948,57
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15.847,99 16.560,09 17.330,52 18.311,50 19.318,08 20.511,88
Jasa lainnya 2.040,59 2.067,58 2.196,87 2.351,20 2.516,66 2.734,84

104
Total PDRB 1.757.867,74 1.836.049,09 1.925.390,10 2.023.755,17 2.129.513,57 2.247.442,22
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat

105
Lampiran III
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2014-2019 (Persen)
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 29% 28,40% 27,67% 27,63% 27,07% 26,7%
Pertambangan dan Penggalian 1,47% 1,47% 1,47% 1,42% 1,38% 1,35%
Industri Pengolahan 1,25% 1,25% 1,25% 1,28% 1,28% 1,32%
Pengadaan Listrik dan Gas 0,07% 0,07% 0,08% 0,08% 0,08% 0,07%
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,07% 0,07% 0,07% 0,06% 0,07% 0,06%
Konstruksi 10,60% 10,54% 10,80% 10,87% 11,00% 10,9%
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 11,31% 11,44% 11,62% 11,56% 11,81% 12,08%
Transportasi dan Pergudangan 4,99% 5,03% 5,09% 5,21% 5,35% 5,26%
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 0,588% 0,595% 0,648% 0,700% 0,747% 0,75%
Informasi dan Komunikasi 8,49% 8,67% 8,81% 8,81% 8,79% 8,82%
Jasa Keuangan dan Asuransi 3,80% 3,83% 3,96% 3,99% 3,93% 3,85%
Real Estate 2,59% 2,57% 2,52% 2,52% 2,51% 2,38%
Jasa Perusahaan 0,29% 0,29% 0,28% 0,27% 0,27% 0,26%
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 12,54% 12,77% 12,83% 12,57% 12,86% 13,23%
Jasa Pendidikan 8,79% 8,73% 8,64% 8,67% 8,45% 8,46%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,12% 2,14% 2,16% 2,20% 2,24% 2,25%
Jasa lainnya 2,17% 2,14% 2,11% 2,15% 2,17% 2,2%

106
Total PDRB 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100%
Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur

107
Lampiran IV
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Manggarai Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2014-2019 (Persen)
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 44,35% 43,72% 42,88% 42,47% 41,90% 40,95%
Pertambangan dan Penggalian 1,81% 1,85% 1,86% 1,85% 1,80% 1,82%
Industri Pengolahan 0,45% 0,45% 0,45% 0,46% 0,45% 0,46%
Pengadaan Listrik dan Gas 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,05% 0,05%
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0%
Konstruksi 11,13% 11,41% 11,90% 12,01% 12,30% 12,68%
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,49% 9,59% 9,69% 9,76% 9,90% 10,14%
Transportasi dan Pergudangan 4,20% 4,20% 4,27% 4,39% 4,50% 4,49%
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 0,595% 0,606% 0,647% 0,691% 0,739% 0,78%
Informasi dan Komunikasi 7,81% 7,87% 7,89% 7,90% 7,89% 7,95%
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,63% 0,63% 0,62% 0,62% 0,63% 0,6%
Real Estate 3,12% 3,12% 3,09% 3,11% 3,09% 2,95%
Jasa Perusahaan 0,54% 0,53% 0,53% 0,53% 0,53% 0,52%
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 12,06% 12,26% 12,41% 12,48% 12,55% 12,9%
Jasa Pendidikan 2,74% 2,72% 2,70% 2,67% 2,65% 2,67%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,90% 0,90% 0,90% 0,90% 0,91% 0,91%
Jasa lainnya 0,12% 0,11% 0,11% 0,12% 0,12% 0,12%

108
Total PDRB 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat

109
Lampiran V
Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
(Persen) Tahun 2014-2019
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
3,61 3,26 2,42 4,94 3,03 3.75
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 7,28 4,83 5,38 1,53 1,94 3.32
Industri Pengolahan 3,37 5,23 4,98 7,34 5,16 9.14
Pengadaan Listrik dan Gas 19,89 14,37 14,61 0,7 9,57 0.82
Pengadaan Air, Pengelolaan
4,82 2,07 0,38 1,43 5,47 5.44
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 5,2 4,39 7,66 5,83 6,39 4.43
Perdagangan Besar dan Eceran;
5,08 6,07 6,77 4,62 7,33 7.64
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 6,55 5,57 6,43 7,66 7,92 3.42
Penyediaan Akomodasi dan Makan
6,25 6,17 14,46 13,59 12,16 5.99
Minum
Informasi dan Komunikasi 7,65 7,14 6,76 5,1 4,89 5.59
Jasa Keuangan dan Asuransi 6,44 5,76 8,47 5,95 3,5 3.22
Real Estate 1,43 3,85 3,41 4,96 4,85 0
Jasa Perusahaan 4,9 4,61 2,83 1,43 1,67 3.86
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 5,93 6,81 5,63 3,01 7,56 8.17
Wajib
Jasa Pendidikan 5,86 4,27 4,09 5,47 2,41 5.34
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,67 5,52 6,19 7,36 7,11 5.67
Jasa lainnya 4,38 3,72 3,55 6,99 6,47 6.55

110
Total PDRB 5,05 4,92 5,12 5,11 5,13 5.20
Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur

111
Lampiran VI
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Tahun 2014-2019
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan
2,82 2,95 2,86 4,1 3,82 3,14
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 6,13 6,6 5,68 4,59 2,31 6,6
Industri Pengolahan 3,49 3,75 3,81 7,38 3,74 7,49
Pengadaan Listrik dan Gas 18,22 11,72 12,65 1,47 17,81 6
Pengadaan Air, Pengelolaan
2,85 2,89 0,61 1,34 2,03 2,27
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 4,26 7,03 9,42 6,08 7,79 8,8
Perdagangan Besar dan Eceran;
5,46 5,57 6 5,88 6,66 8,18
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 5,06 4,36 6,73 7,91 7,99 5,2
Penyediaan Akomodasi dan Makan
7,63 6,25 11,98 12,26 12,58 11,67
Minum
Informasi dan Komunikasi 5,49 5,19 5,18 5,15 5,13 6,3
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,28 3,53 3,78 5,46 5,75 1,66
Real Estate 3,02 4,34 4,02 5,52 4,74 0,86
Jasa Perusahaan 6,1 2,48 4,48 4,98 5,5 5,02
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 6 6,17 6,14 5,71 5,77 8,51
Wajib
Jasa Pendidikan 5,07 3,79 3,74 4,29 4,4 6,08
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,19 4,49 4,65 5,66 5,5 6,18
Jasa lainnya 2,26 1,32 6,25 7,03 7,04 8,67

112
Total PDRB 4,08 4,45 4,87 5,11 5,23 5,54
Sumber : BPS Kabupaten Manggarai Barat

113
Lampiran VII
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2014

PDRB Persektor Total PDRB PDRB Persektor


Total PDRB NTT LQ
Manggarai Barat Manggarai Barat NTT
779.662,84 1.757.867,84 15.613.952,50 54.107.974,20 1,54
31.855,18 1.757.867,74 794.588,40 54.107.974,20 1,23
7.983,55 1.757.867,74 674.620,80 54.107.974,20 0,36
665,91 1.757.867,74 35.779,10 54.107.974,20 0,57
19,58 1.757.867,74 39.153,90 54.107.974,20 0,02
195.651,23 1.757.867,74 5.733.391,50 54.107.974,20 1,05
166.759,41 1.757.867,74 6.121.599,30 54.107.974,20 0,84
73.848,34 1.757.867,74 2.702.256,70 54.107.974,20 0,84
10.467,62 1.757.867,74 318.293,60 54.107.974,20 1,01
137.374,01 1.757.867,74 4.595.314,30 54.107.974,20 0,92
11.127,66 1.757.867,74 2.058.287,30 54.107.974,20 0,17
54.880,88 1.757.867,74 1.402.817,90 54.107.974,20 1,20
9.455,81 1.757.867,74 157.716,10 54.107.974,20 1,85
212.025,99 1.757.867,74 6.785.670,30 54.107.974,20 0,96
48.201,15 1.757.867,74 4.753.474,90 54.107.974,20 0,31
15.847,99 1.757.867,74 1.148.837,30 54.107.974,20 0,42
2.040,59 1.757.867,74 1.172.220,50 54.107.974,20 0,05

114
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2015

PDRB Persektor Total PDRB PDRB Persektor


Total PDRB NTT LQ
Manggarai Barat Manggarai Barat NTT
802.662,19 1.836.049,09 16.123.170,40 56.770.793,30 1,54
33.957,62 1.836.049,09 832.954,50 56.770.793,30 1,26
8.282,79 1.836.049,09 709.889,60 56.770.793,30 0,36
743,97 1.836.049,09 40.919,60 56.770.793,30 0,56
20,15 1.836.049,09 39.965,50 56.770.793,30 0,02
209.402,61 1.836.049,09 5.985.126,10 56.770.793,30 1,08
176.045,46 1.836.049,09 6.493.339,80 56.770.793,30 0,84
77.064,84 1.836.049,09 2.852.860,40 56.770.793,30 0,84
11.122,04 1.836.049,09 337.927,50 56.770.793,30 1,02
144.505,42 1.836.049,09 4.923.562,10 56.770.793,30 0,91
11.520,64 1.836.049,09 2.176.828,10 56.770.793,30 0,16
57.260,97 1.836.049,09 1.456.810,50 56.770.793,30 1,22
9.690,53 1.836.049,09 164.983,10 56.770.793,30 1,82
225.112,87 1.836.049,09 7.248.102,40 56.770.793,30 0,96
50.029,33 1.836.049,09 4.956.238,50 56.770.793,30 0,31
16.560,09 1.836.049,09 1.212.281,40 56.770.793,30 0,42
2.067,58 1.836.049,09 1.215.833,80 56.770.793,30 0,05

115
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2016

PDRB Persektor Total PDRB PDRB Persektor


Total PDRB NTT LQ
Manggarai Barat Manggarai Barat NTT
825.585,82 1.925.390,10 16.512.693,30 59.678.012,40 1,55
35.884,72 1.925.390,10 877.787,80 59.678.012,40 1,27
8.598,08 1.925.390,10 745.232,40 59.678.012,40 0,36
838,05 1.925.390,10 46.896,50 59.678.012,40 0,55
20,27 1.925.390,10 40.116,20 59.678.012,40 0,02
229.131,70 1.925.390,10 6.443.585,60 59.678.012,40 1,10
186.615,35 1.925.390,10 6.933.163,70 59.678.012,40 0,83
82.249,11 1.925.390,10 3.036.416,40 59.678.012,40 0,84
12.454,19 1.925.390,10 386.795,80 59.678.012,40 1,00
151.997,84 1.925.390,10 5.256.293,20 59.678.012,40 0,90
11.956,10 1.925.390,10 2.361.144,20 59.678.012,40 0,16
59.562,24 1.925.390,10 1.506.471,80 59.678.012,40 1,23
10.124,48 1.925.390,10 169.655,90 59.678.012,40 1,85
238.944,28 1.925.390,10 7.656.376,20 59.678.012,40 0,97
51.900,49 1.925.390,10 5.159.080,50 59.678.012,40 0,31
17.330,52 1.925.390,10 1.287.361,00 59.678.012,40 0,42
2.196,87 1.925.390,10 1.258.942,00 59.678.012,40 0,05

116
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2017

PDRB Persektor Total PDRB PDRB Persektor


Total PDRB NTT LQ
Manggarai Barat Manggarai Barat NTT
859.407,23 2.023.755,17 17.328.874,28 62.725.410,47 1,54
37.532,06 2.023.755,17 891.260,77 62.725.410,47 1,31
9.232,46 2.023.755,17 799.919,53 62.725.410,47 0,36
850,40 2.023.755,17 47.223,44 62.725.410,47 0,56
20,54 2.023.755,17 40.691,69 62.725.410,47 0,02
243.069,15 2.023.755,17 6.819.202,30 62.725.410,47 1,10
197.594,72 2.023.755,17 7.253.510,83 62.725.410,47 0,84
88.757,22 2.023.755,17 3.269.004,50 62.725.410,47 0,84
13.981,56 2.023.755,17 439.343,80 62.725.410,47 0,99
159.831,17 2.023.755,17 5.524.285,12 62.725.410,47 0,90
12.608,39 2.023.755,17 2.501.648,73 62.725.410,47 0,16
62.850,78 2.023.755,17 1.581.248,01 62.725.410,47 1,23
10.629,01 2.023.755,17 172.085,55 62.725.410,47 1,91
252.598,85 2.023.755,17 7.886.872,21 62.725.410,47 0,99
54.128,92 2.023.755,17 5.441.238,63 62.725.410,47 0,31
18.311,50 2.023.755,17 1.382.046,47 62.725.410,47 0,41
2.351,20 2.023.755,17 1.346.954,60 62.725.410,47 0,05

117
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2018

PDRB Persektor Total PDRB PDRB Persektor


Total PDRB NTT LQ
Manggarai Barat Manggarai Barat NTT
892.247,88 2.129.513,57 17.853.776,37 65.944.913,03 1,55
38.399,05 2.129.513,57 908.520,17 65.944.913,03 1,31
9.577,40 2.129.513,57 841.213,89 65.944.913,03 0,35
1.001,84 2.129.513,57 51.741,24 65.944.913,03 0,60
20,96 2.129.513,57 42.918,54 65.944.913,03 0,02
261.999,96 2.129.513,57 7.254.894,22 65.944.913,03 1,12
210.746,26 2.129.513,57 7.785.381,79 65.944.913,03 0,84
95.847,29 2.129.513,57 3.527.868,49 65.944.913,03 0,84
15.740,64 2.129.513,57 492.783,23 65.944.913,03 0,99
168.028,72 2.129.513,57 5.794.250,09 65.944.913,03 0,90
13.333,32 2.129.513,57 2.589.198,28 65.944.913,03 0,16
65.829,36 2.129.513,57 1.657.866,55 65.944.913,03 1,23
11.213,08 2.129.513,57 174.962,30 65.944.913,03 1,98
267.181,00 2.129.513,57 8.482.849,81 65.944.913,03 0,98
56.512,08 2.129.513,57 5.572.360,60 65.944.913,03 0,31
19.318,08 2.129.513,57 1.480.288,74 65.944.913,03 0,40
2.516,66 2.129.513,57 1.434.038,73 65.944.913,03 0,05

118
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai Barat
Tahun 2019

PDRB Persektor Total PDRB PDRB Persektor


Total PDRB NTT LQ
Manggarai Barat Manggarai Barat NTT
920.225,79 2.247.442,22 18.522.958,78 69.372.469,35 1,53
40.932,03 2.247.442,22 938.707,47 69.372.469,35 1,35
10.294,67 2.247.442,22 918.125,33 69.372.469,35 0,35
1.061,97 2.247.442,22 52.163,97 69.372.469,35 0,63
21,44 2.247.442,22 45.252,08 69.372.469,35 0,01
285.067,34 2.247.442,22 7.576.225,12 69.372.469,35 1,16
227.977,56 2.247.442,22 8.380.039,82 69.372.469,35 0,84
100.831,10 2.247.442,22 3.648.665,58 69.372.469,35 0,85
17.577,13 2.247.442,22 522.291,07 69.372.469,35 1,04
178.619,17 2.247.442,22 6.118.148,35 69.372.469,35 0,90
13.555,21 2.247.442,22 2.672.523,01 69.372.469,35 0,16
66.397,98 2.247.442,22 1.657.829,41 69.372.469,35 1,24
11.775,98 2.247.442,22 181.721,72 69.372.469,35 2,00
289.909,56 2.247.442,22 9.175.637,26 69.372.469,35 0,98
59.948,57 2.247.442,22 5.869.987,42 69.372.469,35 0,32
20.511,88 2.247.442,22 1.564.173,72 69.372.469,35 0,40
2.734,84 2.247.442,22 1.528.019,23 69.372.469,35 0,06

119
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Manggarai Barat
Rata-Rata Tahun 2014-2019
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-
Rata
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,54 1,54 1,55 1,54 1,55 1,53 1,544
Pertambangan dan Penggalian 1,23 1,26 1,27 1,31 1,31 1,35 1,276
Industri Pengolahan 0,36 0,36 0,36 0,36 0,35 0,35 0,358
Pengadaan Listrik dan Gas 0,57 0,56 0,55 0,36 0,60 0,63 0,528
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,020
Limbah dan Daur Ulang 0,01
Konstruksi 1,05 1,08 1,10 1,10 1,12 1,16 1,090
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
0,84 0,84 0,83 0,84 0,84 0,838
Mobil dan Sepeda Motor 0,84
Transportasi dan Pergudangan 0,84 0,84 0,84 0,84 0,84 0,85 0,840
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,01 1,02 1,00 0,99 0,99 1,04 1,002
Informasi dan Komunikasi 0,92 0,91 0,90 0,90 0,90 0,90 0,906
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,17 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,162
Real Estate 1,20 1,22 1,23 1,23 1,23 1,24 1,222
Jasa Perusahaan 1,85 1,82 1,85 1,91 1,98 2,00 1,882
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
0,96 0,96 0,97 0,99 0,98 0,972
Jaminan Sosial Wajib 0,98
Jasa Pendidikan 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,32 0,310
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,42 0,42 0,42 0,41 0,40 0,40 0,414
Jasa lainnya 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06 0,050

120
Lampiran VIII
Perhitungan Nasional Share Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014-2015

Lapangan Usaha Er,I,t-n E N,t E N,t-n NS


Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 779.662,84 56.770.793,30 54.107.974,20 38.369,60
Pertambangan dan Penggalian 31.855,18 56.770.793,30 54.107.974,20 1.567,69
Industri Pengolahan 7.983,55 56.770.793,30 54.107.974,20 392,89
Pengadaan Listrik dan Gas 665,91 56.770.793,30 54.107.974,20 32,77
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
19,58 56.770.793,30 54.107.974,20 0,96
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 195.651,23 56.770.793,30 54.107.974,20 9.628,60
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
166.759,41 56.770.793,30 54.107.974,20 8.206,74
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 73.848,34 56.770.793,30 54.107.974,20 3.634,30
Penyediaan Akomodasi dan Makan
10.467,62 56.770.793,30 54.107.974,20 515,14
Minum
Informasi dan Komunikasi 137.374,01 56.770.793,30 54.107.974,20 6.760,60
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.127,66 56.770.793,30 54.107.974,20 547,63
Real Estate 54.880,88 56.770.793,30 54.107.974,20 2.700,86
Jasa Perusahaan 9.455,81 56.770.793,30 54.107.974,20 465,35
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
212.025,99 56.770.793,30 54.107.974,20 10.434,45
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 48.201,15 56.770.793,30 54.107.974,20 2.372,13
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15.847,99 56.770.793,30 54.107.974,20 779,93
Jasa lainnya 2.040,59 56.770.793,30 54.107.974,20 100,42

121
Perhitungan Nasional Share Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2015-2016

Lapangan Usaha Er,I,t-n E N,t E N,t-n NS


Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 802.662,19 59.678.012,40 56.770.793,30 41.104,14
Pertambangan dan Penggalian 33.957,62 59.678.012,40 56.770.793,30 1.738,96
Industri Pengolahan 8.282,79 59.678.012,40 56.770.793,30 424,16
Pengadaan Listrik dan Gas 743,97 59.678.012,40 56.770.793,30 38,10
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
20,15 59.678.012,40 56.770.793,30 1,03
dan Daur Ulang
Konstruksi 209.402,61 59.678.012,40 56.770.793,30 10.723,46
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
176.045,46 59.678.012,40 56.770.793,30 9.015,25
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 77.064,84 59.678.012,40 56.770.793,30 3.946,47
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11.122,04 59.678.012,40 56.770.793,30 569,56
Informasi dan Komunikasi 144.505,42 59.678.012,40 56.770.793,30 7.400,09
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.520,64 59.678.012,40 56.770.793,30 589,97
Real Estate 57.260,97 59.678.012,40 56.770.793,30 2.932,32
Jasa Perusahaan 9.690,53 59.678.012,40 56.770.793,30 496,25
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
225.112,87 59.678.012,40 56.770.793,30 11.527,98
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 50.029,33 59.678.012,40 56.770.793,30 2.561,99
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16.560,09 59.678.012,40 56.770.793,30 848,04
Jasa lainnya 2.067,58 59.678.012,40 56.770.793,30 105,88

122
Perhitungan Nasional Share Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2016-2017

Lapangan Usaha Er,I,t-n E N,t E N,t-n NS


Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 825.585,82 62.725.410,47 59.678.012,40 42.157,71
Pertambangan dan Penggalian 35.884,72 62.725.410,47 59.678.012,40 1.832,42
Industri Pengolahan 8.598,08 62.725.410,47 59.678.012,40 439,05
Pengadaan Listrik dan Gas 838,05 62.725.410,47 59.678.012,40 42,79
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
20,27 62.725.410,47 59.678.012,40 1,04
dan Daur Ulang
Konstruksi 229.131,70 62.725.410,47 59.678.012,40 11.700,38
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
186.615,35 62.725.410,47 59.678.012,40 9.529,33
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 82.249,11 62.725.410,47 59.678.012,40 4.199,97
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 12.454,19 62.725.410,47 59.678.012,40 635,96
Informasi dan Komunikasi 151.997,84 62.725.410,47 59.678.012,40 7.761,62
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.956,10 62.725.410,47 59.678.012,40 610,53
Real Estate 59.562,24 62.725.410,47 59.678.012,40 3.041,49
Jasa Perusahaan 10.124,48 62.725.410,47 59.678.012,40 517,00
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
238.944,28 62.725.410,47 59.678.012,40 12.201,45
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 51.900,49 62.725.410,47 59.678.012,40 2.650,25
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17.330,52 62.725.410,47 59.678.012,40 884,97
Jasa lainnya 2.196,87 62.725.410,47 59.678.012,40 112,18

123
Perhitungan Nasional Share Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2017-2018

Lapangan Usaha Er,I,t-n E N,t E N,t-n NS


Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 859.407,23 65.944.913,03 62.725.410,47 44.110,73
Pertambangan dan Penggalian 37.532,06 65.944.913,03 62.725.410,47 1.926,41
Industri Pengolahan 9.232,46 65.944.913,03 62.725.410,47 473,87
Pengadaan Listrik dan Gas 850,40 65.944.913,03 62.725.410,47 43,65
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
20,54 65.944.913,03 62.725.410,47 1,05
dan Daur Ulang
Konstruksi 243.069,15 65.944.913,03 62.725.410,47 12.475,99
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
197.594,72 65.944.913,03 62.725.410,47 10.141,93
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 88.757,22 65.944.913,03 62.725.410,47 4.555,64
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 13.981,56 65.944.913,03 62.725.410,47 717,63
Informasi dan Komunikasi 159.831,17 65.944.913,03 62.725.410,47 8.203,64
Jasa Keuangan dan Asuransi 12.608,39 65.944.913,03 62.725.410,47 647,15
Real Estate 62.850,78 65.944.913,03 62.725.410,47 3.225,94
Jasa Perusahaan 10.629,01 65.944.913,03 62.725.410,47 545,55
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
252.598,85 65.944.913,03 62.725.410,47 12.965,12
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 54.128,92 65.944.913,03 62.725.410,47 2.778,27
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 18.311,50 65.944.913,03 62.725.410,47 939,87
Jasa lainnya 2.351,20 65.944.913,03 62.725.410,47 120,68

124
Perhitungan Nasional Share Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2018-2019

Lapangan Usaha Er,I,t-n E N,t E N,t-n NS


Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 892.247,88 69.372.469,35 65.944.913,03 46.375,52
Pertambangan dan Penggalian 38.399,05 69.372.469,35 65.944.913,03 1.995,83
Industri Pengolahan 9.577,40 69.372.469,35 65.944.913,03 497,80
Pengadaan Listrik dan Gas 1.001,84 69.372.469,35 65.944.913,03 52,07
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
20,96 69.372.469,35 65.944.913,03 1,09
dan Daur Ulang
Konstruksi 261.999,96 69.372.469,35 65.944.913,03 13.617,72
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
210.746,26 69.372.469,35 65.944.913,03 10.953,76
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 95.847,29 69.372.469,35 65.944.913,03 4.981,76
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 15.740,64 69.372.469,35 65.944.913,03 818,14
Informasi dan Komunikasi 168.028,72 69.372.469,35 65.944.913,03 8.733,47
Jasa Keuangan dan Asuransi 13.333,32 69.372.469,35 65.944.913,03 693,01
Real Estate 65.829,36 69.372.469,35 65.944.913,03 3.421,55
Jasa Perusahaan 11.213,08 69.372.469,35 65.944.913,03 582,81
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
267.181,00 69.372.469,35 65.944.913,03 13.887,01
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 56.512,08 69.372.469,35 65.944.913,03 2.937,27
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 19.318,08 69.372.469,35 65.944.913,03 1.004,08
Jasa lainnya 2.516,66 69.372.469,35 65.944.913,03 130,81

125
Perhitungan Rata-Rata Nasional Share Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014-2019
Lapangan Usaha 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 Rata-Rata
Pertanian, Kehutanan, dan
38.369,60 41.104,14 42.157,71 44.110,73 46.375,52 42.423,54
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 1.567,69 1.738,96 1.832,42 1.926,41 1.995,83 1.812,26
Industri Pengolahan 392,89 424,16 439,05 473,87 497,80 445,55
Pengadaan Listrik dan Gas 32,77 38,10 42,79 43,65 52,07 41,88
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0,96 1,03 1,04 1,05 1,09 1,03
Ulang
Konstruksi 9.628,60 10.723,46 11.700,38 12.475,99 13.617,72 11.629,23
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda 8.206,74 9.015,25 9.529,33 10.141,93 10.953,76 9.569,40
Motor
Transportasi dan Pergudangan 3.634,30 3.946,47 4.199,97 4.555,64 4.981,76 4.263,63
Penyediaan Akomodasi dan
515,14 569,56 635,96 717,63 818,14 651,29
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 6.760,60 7.400,09 7.761,62 8.203,64 8.733,47 7.771,88
Jasa Keuangan dan Asuransi 547,63 589,97 610,53 647,15 693,01 617,66
Real Estate 2.700,86 2.932,32 3.041,49 3.225,94 3.421,55 3.064,43
Jasa Perusahaan 465,35 496,25 517,00 545,55 592,81 523,39
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 10.434,45 11.527,98 12.201,45 12.965,12 13.887,01 12.203,20
Wajib
Jasa Pendidikan 2.372,13 2.561,99 2.650,25 2.778,27 2.937,27 2.659,98
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
779,93 848,04 884,97 939,87 1.004,08 891,38
Sosial

126
Jasa lainnya 100,42 105,88 112,18 120,68 130,81 113,99

127
Lampiran IX
Perhitungan Proportional Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014-2015

Lapangan Usaha E r,I,t-n E N,I,t EN, I,t-n E N,t EN,t-n Pr


Pertanian, Kehutanan, dan -
779.662,84 16.123.170,40 15.613.952,50 56.770.793,30 54.107.974,20
Perikanan 12.942,45
Pertambangan dan
31.855,18 832.954,50 794.588,40 56.770.793,30 54.107.974,20 -29,59
Penggalian
Industri Pengolahan 7.983,55 709.889,60 674.620,80 56.770.793,30 54.107.974,20 24,48
Pengadaan Listrik dan Gas 665,91 40.919,60 35.779,10 56.770.793,30 54.107.974,20 62,90
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 19,58 39.965,50 39.153,90 56.770.793,30 54.107.974,20 -0,56
Ulang
Konstruksi 195.651,23 5.985.126,10 5.733.391,50 56.770.793,30 54.107.974,20 -1.038,19
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 166.759,41 6.493.339,80 6.121.599,30 56.770.793,30 54.107.974,20 1.919,90
Sepeda Motor
Transportasi dan
73.848,34 2.852.860,40 2.702.256,70 56.770.793,30 54.107.974,20 481,45
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
10.467,62 337.927,50 318.293,60 56.770.793,30 54.107.974,20 130,55
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 137.374,01 4.923.562,10 4.595.314,30 56.770.793,30 54.107.974,20 3.052,16
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.127,66 2.176.828,10 2.058.287,30 56.770.793,30 54.107.974,20 93,24
Real Estate 54.880,88 1.456.810,50 1.402.817,90 56.770.793,30 54.107.974,20 -588,56
Jasa Perusahaan 9.455,81 164.983,10 157.716,10 56.770.793,30 54.107.974,20 -29,66

128
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 212.025,99 7.248.102,40 6.785.670,30 56.770.793,30 54.107.974,20 4.014,77
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 48.201,15 4.956.238,50 4.753.474,90 56.770.793,30 54.107.974,20 -316,06
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
15.847,99 1.212.281,40 1.148.837,30 56.770.793,30 54.107.974,20 95,27
Sosial
Jasa lainnya 2.040,59 1.215.833,80 1.172.220,50 56.770.793,30 54.107.974,20 -24,50

129
Perhitungan Proportional Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2015-2016

Lapangan Usaha E r,I,t-n E N,I,t EN, I,t-n E N,t EN,t-n Pr


Pertanian, Kehutanan, dan -
802.662,19 16.512.693,30 16.123.170,40 59.678.012,40 56.770.793,30
Perikanan 21.712,47
Pertambangan dan
33.957,62 877.787,80 832.954,50 59.678.012,40 56.770.793,30 88,79
Penggalian
Industri Pengolahan 8.282,79 745.232,40 709.889,60 59.678.012,40 56.770.793,30 -11,79
Pengadaan Listrik dan
743,97 46.896,50 40.919,60 59.678.012,40 56.770.793,30 70,57
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 20,15 40.116,20 39.965,50 59.678.012,40 56.770.793,30 -0,96
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 209.402,61 6.443.585,60 5.985.126,10 59.678.012,40 56.770.793,30 5.316,74
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil 176.045,46 6.933.163,70 6.493.339,80 59.678.012,40 56.770.793,30 2.909,13
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
77.064,84 3.036.416,40 2.852.860,40 59.678.012,40 56.770.793,30 1.011,96
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
11.122,04 386.795,80 337.927,50 59.678.012,40 56.770.793,30 1.038,82
dan Makan Minum
Informasi dan
144.505,42 5.256.293,20 4.923.562,10 59.678.012,40 56.770.793,30 2.365,49
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
11.520,64 2.361.144,20 2.176.828,10 59.678.012,40 56.770.793,30 385,50
Asuransi
Real Estate 57.260,97 1.506.471,80 1.456.810,50 59.678.012,40 56.770.793,30 -980,35

130
Jasa Perusahaan 9.690,53 169.655,90 164.983,10 59.678.012,40 56.770.793,30 -221,79
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 225.112,87 7.656.376,20 7.248.102,40 59.678.012,40 56.770.793,30 1.152,26
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 50.029,33 5.159.080,50 4.956.238,50 59.678.012,40 56.770.793,30 -514,46
Jasa Kesehatan dan
16.560,09 1.287.361,00 1.212.281,40 59.678.012,40 56.770.793,30 177,57
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 2.067,58 1.258.942,00 1.215.833,80 59.678.012,40 56.770.793,30 -32,57

131
Perhitungan Proportional Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2016-2017

Lapangan Usaha E r,I,t-n E N,I,t EN, I,t-n E N,t EN,t-n Pr


Pertanian, Kehutanan, dan
825.585,82 17.328.874,28 16.512.693,30 62.725.410,47 59.678.012,40 -1.351,08
Perikanan
Pertambangan dan
35.884,72 891.260,77 877.787,80 62.725.410,47 59.678.012,40 -1.281,63
Penggalian
Industri Pengolahan 8.598,08 799.919,53 745.232,40 62.725.410,47 59.678.012,40 191,90
Pengadaan Listrik dan
838,05 47.223,44 46.896,50 62.725.410,47 59.678.012,40 -36,95
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 20,27 40.691,69 40.116,20 62.725.410,47 59.678.012,40 -0,74
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 229.131,70 6.819.202,30 6.443.585,60 62.725.410,47 59.678.012,40 1.656,42
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil 186.615,35 7.253.510,83 6.933.163,70 62.725.410,47 59.678.012,40 -906,76
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
82.249,11 3.269.004,50 3.036.416,40 62.725.410,47 59.678.012,40 2.100,28
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
12.454,19 439.343,80 386.795,80 62.725.410,47 59.678.012,40 1.056,00
dan Makan Minum
Informasi dan
151.997,84 5.524.285,12 5.256.293,20 62.725.410,47 59.678.012,40 -12,01
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
11.956,10 2.501.648,73 2.361.144,20 62.725.410,47 59.678.012,40 100,94
Asuransi
Real Estate 59.562,24 1.581.248,01 1.506.471,80 62.725.410,47 59.678.012,40 -85,02

132
Jasa Perusahaan 10.124,48 172.085,55 169.655,90 62.725.410,47 59.678.012,40 -372,00
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 238.944,28 7.886.872,21 7.656.376,20 62.725.410,47 59.678.012,40 -5.008,01
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 51.900,49 5.441.238,63 5.159.080,50 62.725.410,47 59.678.012,40 188,27
Jasa Kesehatan dan
17.330,52 1.382.046,47 1.287.361,00 62.725.410,47 59.678.012,40 389,69
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 2.196,87 1.346.954,60 1.258.942,00 62.725.410,47 59.678.012,40 41,40

133
Perhitungan Proportional Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2017-2018

Lapangan Usaha E r,I,t-n E N,I,t EN, I,t-n E N,t EN,t-n Pr


Pertanian, Kehutanan, dan -
859.407,23 17.853.776,37 17.328.874,28 65.944.913,03 62.725.410,47
Perikanan 18.078,77
Pertambangan dan
37.532,06 908.520,17 891.260,77 65.944.913,03 62.725.410,47 -1.199,59
Penggalian
Industri Pengolahan 9.232,46 841.213,89 799.919,53 65.944.913,03 62.725.410,47 2,73
Pengadaan Listrik dan
850,40 51.741,24 47.223,44 65.944.913,03 62.725.410,47 37,71
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 20,54 42.918,54 40.691,69 65.944.913,03 62.725.410,47 0,07
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 243.069,15 7.254.894,22 6.819.202,30 65.944.913,03 62.725.410,47 3.054,16
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil 197.594,72 7.785.381,79 7.253.510,83 65.944.913,03 62.725.410,47 4.346,90
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
88.757,22 3.527.868,49 3.269.004,50 65.944.913,03 62.725.410,47 2.472,82
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
13.981,56 492.783,23 439.343,80 65.944.913,03 62.725.410,47 983,01
dan Makan Minum
Informasi dan
159.831,17 5.794.250,09 5.524.285,12 65.944.913,03 62.725.410,47 -392,89
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
12.608,39 2.589.198,28 2.501.648,73 65.944.913,03 62.725.410,47 -205,90
Asuransi
Real Estate 62.850,78 1.657.866,55 1.581.248,01 65.944.913,03 62.725.410,47 -180,54

134
Jasa Perusahaan 10.629,01 174.962,30 172.085,55 65.944.913,03 62.725.410,47 -367,87
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 252.598,85 8.482.849,81 7.886.872,21 65.944.913,03 62.725.410,47 6.122,70
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 54.128,92 5.572.360,60 5.441.238,63 65.944.913,03 62.725.410,47 -1.473,88
Jasa Kesehatan dan
18.311,50 1.480.288,74 1.382.046,47 65.944.913,03 62.725.410,47 361,79
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 2.351,20 1.434.038,73 1.346.954,60 65.944.913,03 62.725.410,47 31,33

135
Perhitungan Proportional Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2018-2019

Lapangan Usaha E r,I,t-n E N,I,t EN, I,t-n E N,t EN,t-n Pr


Pertanian, Kehutanan, dan
892.247,88 18.522.958,78 17.853.776,37 69.372.469,35 65.944.913,03 -12.932,93
Perikanan
Pertambangan dan
38.399,05 938.707,47 908.520,17 69.372.469,35 65.944.913,03 -719,95
Penggalian
Industri Pengolahan 9.577,40 918.125,33 841.213,89 69.372.469,35 65.944.913,03 377,86
Pengadaan Listrik dan
1.001,84 52.163,97 51.741,24 69.372.469,35 65.944.913,03 -43,89
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 20,96 45.252,08 42.918,54 69.372.469,35 65.944.913,03 0,05
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 261.999,96 7.576.225,12 7.254.894,22 69.372.469,35 65.944.913,03 -2.013,33
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil 210.746,26 8.380.039,82 7.785.381,79 69.372.469,35 65.944.913,03 5.143,33
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
95.847,29 3.648.665,58 3.527.868,49 69.372.469,35 65.944.913,03 -1.699,87
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
15.740,64 522.291,07 492.783,23 69.372.469,35 65.944.913,03 124,41
dan Makan Minum
Informasi dan
168.028,72 6.118.148,35 5.794.250,09 69.372.469,35 65.944.913,03 659,33
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
13.333,32 2.672.523,01 2.589.198,28 69.372.469,35 65.944.913,03 -263,92
Asuransi
Real Estate 65.829,36 1.657.829,41 1.657.866,55 69.372.469,35 65.944.913,03 -3.423,03

136
Jasa Perusahaan 11.213,08 181.721,72 174.962,30 69.372.469,35 65.944.913,03 -149,61
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 267.181,00 9.175.637,26 8.482.849,81 69.372.469,35 65.944.913,03 7.933,44
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 56.512,08 5.869.987,42 5.572.360,60 69.372.469,35 65.944.913,03 81,11
Jasa Kesehatan dan
19.318,08 1.564.173,72 1.480.288,74 69.372.469,35 65.944.913,03 90,64
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 2.516,66 1.528.019,23 1.434.038,73 69.372.469,35 65.944.913,03 34,12

Perhitungan Proportional Shift Rata-Rata Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014-2019


Lapangan Usaha 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 Rata-Rata
Pertanian, Kehutanan, dan
-12.942,45 -21.712,47 -1.351,08 -18.078,77 -12.932,93 -13.403,54
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian -29,59 88,79 -1.281,63 -1.199,59 -719,95 -628,39
Industri Pengolahan 24,48 -11,79 191,90 2,73 377,86 117,04
Pengadaan Listrik dan Gas 62,90 -70,57 -36,95 37,71 -43,89 -10,16
Pengadaan Air, Pengelolaan
-0,56 -0,96 -0,74 0,07 0,05 -0,43
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi -1.038,19 5.316,74 1.656,42 3.054,16 -2.013,33 1.395,16
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda 1.919,90 2.909,13 -906,76 4.346,90 5.143,33 2.682,50
Motor
Transportasi dan Pergudangan 481,45 1.011,96 2.100,28 2.472,82 -1.699,87 873,33
Penyediaan Akomodasi dan
130,55 1.038,82 1.056,00 983,01 124,41 666,56
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 3.052,16 2.365,49 -12,01 -392,89 659,33 1.134,42

137
Jasa Keuangan dan Asuransi 93,24 385,50 100,94 -205,90 -263,92 21,97
Real Estate -586,56 -980,35 -85,02 -180,54 -3.423,03 -1.051,10
Jasa Perusahaan -29,66 -221,79 -372,00 -367,87 -149,61 -228,19
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 4.014,77 1.152,26 -5.008,01 6.122,70 7.933,44 2.843,03
Wajib
Jasa Pendidikan -316,06 -514,46 188,27 -1.473,88 81,11 -407,00
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
95,27 177,57 389,69 361,79 90,64 222,99
Sosial
Jasa lainnya -24,50 -32,57 41,40 31,33 34,12 9,96

138
Lampiran X
Perhitungan Differential Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014-2015
Lapangan Usaha E r,I,t E N, I, t EN,I,t-n E r,I,t-n Dr
Pertanian, Kehutanan, dan
802.662,19 16.123.170,40 15.613.952,50 779.662,84 -2.427,80
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 33.957,62 832.954,50 794.588,40 31.855,18 564,34
Industri Pengolahan 8.282,79 709.889,60 674.620,80 7.983,55 -118,14
Pengadaan Listrik dan Gas 743,97 40.919,60 35.779,10 665,91 -17,61
Pengadaan Air, Pengelolaan
20,15 39.965,50 39.153,90 19,58 0,16
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 209.402,61 5.985.126,10 5.733.391,50 195.651,23 5.160,97
Perdagangan Besar dan Eceran;
176.045,46 6.493.339,80 6.121.599,30 166.759,41 -840,59
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 77.064,84 2.852.860,40 2.702.256,70 73.848,34 -899,26
Penyediaan Akomodasi dan Makan
11.122,04 337.927,50 318.293,60 10.467,62 8,73
Minum
Informasi dan Komunikasi 144.505,42 4.923.562,10 4.595.314,30 137.374,01 -2.681,35
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.520,64 2.176.828,10 2.058.287,30 11.127,66 -247,88
Real Estate 57.260,97 1.456.810,50 1.402.817,90 54.880,88 267,80
Jasa Perusahaan 9.690,53 164.983,10 157.716,10 9.455,81 -200,97
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 225.112,87 7.248.102,40 6.785.670,30 212.025,99 -1.362,34
Wajib
Jasa Pendidikan 50.029,33 4.956.238,50 4.753.474,90 48.201,15 -227,88
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16.560,09 1.212.281,40 1.148.837,30 15.847,99 -163,10
Jasa lainnya 2.067,58 1.215.833,80 1.172.220,50 2.040,59 -48,93

139
Perhitungan Differential Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2015-2016
Lapangan Usaha E r,I,t E N, I, t EN,I,t-n E r,I,t-n Dr
Pertanian, Kehutanan, dan
825.585,82 16.512.693,30 16.123.170,40 802.662,19 3.531,95
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 35.884,72 877.787,80 832.954,50 33.957,62 99,35
Industri Pengolahan 8.598,08 745.232,40 709.889,60 8.282,79 -97,08
Pengadaan Listrik dan Gas 838,05 46.896,50 40.919,60 743,97 -14,59
Pengadaan Air, Pengelolaan
20,27 40.116,20 39.965,50 20,15 0,04
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 229.131,70 6.443.585,60 5.985.126,10 209.402,61 3.688,89
Perdagangan Besar dan Eceran;
186.615,35 6.933.163,70 6.493.339,80 176.045,46 -1.354,48
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 82.249,11 3.036.416,40 2.852.860,40 77.064,84 225,84
Penyediaan Akomodasi dan Makan
12.454,19 386.795,80 337.927,50 11.122,04 -276,23
Minum
Informasi dan Komunikasi 151.997,84 5.256.293,20 4.923.562,10 144.505,42 -2.273,16
Jasa Keuangan dan Asuransi 11.956,10 2.361.144,20 2.176.828,10 11.520,64 -540,01
Real Estate 59.562,24 1.506.471,80 1.456.810,50 57.260,97 349,30
Jasa Perusahaan 10.124,48 169.655,90 164.983,10 9.690,53 159,49
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 238.944,28 7.656.376,20 7.248.102,40 225.112,87 1.151,17
Wajib
Jasa Pendidikan 51.900,49 5.159.080,50 4.956.238,50 50.029,33 -176,37
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17.330,52 1.287.361,00 1.212.281,40 16.560,09 -255,18
Jasa lainnya 2.196,87 1.258.942,00 1.215.833,80 2.067,58 55,98

140
Perhitungan Differential Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2016-2017
Lapangan Usaha E r,I,t E N, I, t EN,I,t-n E r,I,t-n Dr
Pertanian, Kehutanan, dan
859.407,23 17.328.874,28 16.512.693,30 825.585,82 -6.985,22
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 37.532,06 891.260,77 877.787,80 35.884,72 1.096,55
Industri Pengolahan 9.232,46 799.919,53 745.232,40 8.598,08 3,43
Pengadaan Listrik dan Gas 850,40 47.223,44 46.896,50 838,05 6,51
Pengadaan Air, Pengelolaan
20,54 40.691,69 40.116,20 20,27 -0,02
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 243.069,15 6.819.202,30 6.443.585,60 229.131,70 580,65
Perdagangan Besar dan Eceran;
197.594,72 7.253.510,83 6.933.163,70 186.615,35 2.356,80
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 88.757,22 3.269.004,50 3.036.416,40 82.249,11 207,87
Penyediaan Akomodasi dan Makan
13.981,56 439.343,80 386.795,80 12.454,19 -164,59
Minum
Informasi dan Komunikasi 159.831,17 5.524.285,12 5.256.293,20 151.997,84 83,73
Jasa Keuangan dan Asuransi 12.608,39 2.501.648,73 2.361.144,20 11.956,10 -59,18
Real Estate 62.850,78 1.581.248,01 1.506.471,80 59.562,24 332,07
Jasa Perusahaan 10.629,01 172.085,55 169.655,90 10.124,48 359,54
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 252.598,85 7.886.872,21 7.656.376,20 238.944,28 6.461,13
Wajib
Jasa Pendidikan 54.128,92 5.441.238,63 5.159.080,50 51.900,49 -610,09
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 18.311,50 1.382.046,47 1.287.361,00 17.330,52 -293,68
Jasa lainnya 2.351,20 1.346.954,60 1.258.942,00 2.196,87 0,75

141
Perhitungan Differential Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2017-2018
Lapangan Usaha E r,I,t E N, I, t EN,I,t-n E r,I,t-n Dr
Pertanian, Kehutanan, dan
892.247,88 17.853.776,37 17.328.874,28 859.407,23 6.808,68
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 38.399,05 908.520,17 891.260,77 37.532,06 140,18
Industri Pengolahan 9.577,40 841.213,89 799.919,53 9.232,46 -131,67
Pengadaan Listrik dan Gas 1.001,84 51.741,24 47.223,44 850,40 70,08
Pengadaan Air, Pengelolaan
20,96 42.918,54 40.691,69 20,54 -0,70
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 261.999,96 7.254.894,22 6.819.202,30 243.069,15 3.400,66
Perdagangan Besar dan Eceran;
210.746,26 7.785.381,79 7.253.510,83 197.594,72 -1.337,29
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 95.847,29 3.527.868,49 3.269.004,50 88.757,22 61,62
Penyediaan Akomodasi dan Makan
15.740,64 492.783,23 439.343,80 13.981,56 58,44
Minum
Informasi dan Komunikasi 168.028,72 5.794.250,09 5.524.285,12 159.831,17 386,80
Jasa Keuangan dan Asuransi 13.333,32 2.589.198,28 2.501.648,73 12.608,39 283,68
Real Estate 65.829,36 1.657.866,55 1.581.248,01 62.850,78 -66,82
Jasa Perusahaan 11.213,08 174.962,30 172.085,55 10.629,01 406,39
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 267.181,00 8.482.849,81 7.886.872,21 252.598,85 -4.505,68
Wajib
Jasa Pendidikan 56.512,08 5.572.360,60 5.441.238,63 54.128,92 1.078,77
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 19.318,08 1.480.288,74 1.382.046,47 18.311,50 -295,09
Jasa lainnya 2.516,66 1.434.038,73 1.346.954,60 2.351,20 13,45

142
Perhitungan Differential Shift Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2018-2019
Lapangan Usaha E r,I,t E N, I, t EN,I,t-n E r,I,t-n Dr
Pertanian, Kehutanan, dan
920.225,79 18.522.958,78 17.853.776,37 892.247,88 -5.464,68
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 40.932,03 938.707,47 908.520,17 38.399,05 1.257,10
Industri Pengolahan 10.294,67 918.125,33 841.213,89 9.577,40 -158,38
Pengadaan Listrik dan Gas 1.061,97 52.163,97 51.741,24 1.001,84 51,94
Pengadaan Air, Pengelolaan
21,44 45.252,08 42.918,54 20,96 -0,66
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 285.067,34 7.576.225,12 7.254.894,22 261.999,96 11.462,98
Perdagangan Besar dan Eceran;
227.977,56 8.380.039,82 7.785.381,79 210.746,26 1.134,21
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 100.831,10 3.648.665,58 3.527.868,49 95.847,29 1.701,92
Penyediaan Akomodasi dan Makan
17.577,13 522.291,07 492.783,23 15.740,64 893,94
Minum
Informasi dan Komunikasi 178.619,17 6.118.148,35 5.794.250,09 168.028,72 1.197,65
Jasa Keuangan dan Asuransi 13.555,21 2.672.523,01 2.589.198,28 13.333,32 -207,20
Real Estate 66.397,98 1.657.829,41 1.657.866,55 65.829,36 570,09
Jasa Perusahaan 11.775,98 181.721,72 174.962,30 11.213,08 129,70
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 289.909,56 9.175.637,26 8.482.849,81 267.181,00 908,10
Wajib
Jasa Pendidikan 59.948,57 5.869.987,42 5.572.360,60 56.512,08 418,11
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 20.511,88 1.564.173,72 1.480.288,74 19.318,08 99,08
Jasa lainnya 2.734,84 1.528.019,23 1.434.038,73 2.516,66 53,25

143
Perhitungan Differential Shift Rata-Rata Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2014-2019
Lapangan Usaha 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019 Rata-Rata
Pertanian, Kehutanan, dan
-2.427,80 3.531,95 -6.985,22 6.808,68 -5.464,68 -907,41
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian 564,34 99,35 1.096,55 140,18 1.257,10 631,50
Industri Pengolahan -118,14 -97,08 3,43 -131,67 -158,38 -100,37
Pengadaan Listrik dan Gas -17,61 -14,59 6,51 70,08 51,94 19,27
Pengadaan Air, Pengelolaan
0,16 0,04 -0,02 -0,70 -0,66 -0,24
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 5.160,97 3.688,89 580,65 3.400,66 11.462,98 4.858,83
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda -840,59 -1.354,48 2.356,80 -1.337,29 1.134,21 -8,27
Motor
Transportasi dan Pergudangan -899,26 225,84 207,87 61,62 1.701,92 259,60
Penyediaan Akomodasi dan
8,73 -276,23 -164,59 58,44 893,94 104,06
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi -2.681,35 -2.273,16 83,73 386,80 1.197,65 -657,27
Jasa Keuangan dan Asuransi -247,88 -540,01 -59,18 283,68 -207,20 -154,12
Real Estate 267,80 349,30 332,07 -66,82 570,09 290,49
Jasa Perusahaan -200,97 159,49 359,54 406,39 129,70 170,83
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial -1.362,34 1.151,17 6.461,13 -4.505,68 908,10 530,48
Wajib
Jasa Pendidikan -227,88 -176,37 -610,09 1.078,77 418,11 96,51

144
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
-163,10 -255,18 -293,68 -295,09 99,08 -181,59
Sosial
Jasa lainnya -48,93 55,98 0,75 13,45 53,25 14,90

Lampiran XI
Hasil Analisis Tipologi Klassen, LQ, dan Shift-Share per Sektor Ekonomi

Sektor
Ekonomi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Analisis
Tipologi Klassen
(Sektor maju dan √ √ √ √ √ √
tumbuh pesat)
LQ
√ √ √ √ √ √
(Sektor basis)
Shift-Share √
√ √ √ √ √ √ √ √
(Sektor kompetitif)

Keterangan:

145
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan;
2. Pertambangan dan Penggalian;
3. Industri Pengolahan;
4. Pengadaan Listrik dan Gas;
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
6. Konstruksi;
7. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
8. Transportasi dan Pergudangan;
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;
10. Informasi dan Komunikasi;
11. Jasa Keuangan dan Asuransi;
12. Real Estat;
13. Jasa Perusahaan;
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
15. Jasa Pendidikan;
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
17. Jasa lainnya.

146

You might also like