You are on page 1of 121

Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Pemalang Terhadap

Perkembangan Perdagangan dan Rumah Makan di Kabupaten


Indramayu, Cirebon dan Brebes
(Studi Kasus di Jalur Pantai Utara)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Muhammad Hasan Hidayat


NIM 11140840000044

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Jakarta
1439H/2018M
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Muhammad Hasan Hidayat

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tuban, 18 Februari 1996


3. Alamat : Kampung Babakan No 47 RT02/07
Desa Dayeuh Cileungsi Bogor 16820
4. E-mail : hasan_hdyat@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 06 Cileungsi : 2002-2008

2. SMP Negeri 01 Cileungsi : 2008-2011

3. SMA Darul Ulum 2 Jombang : 2011-2014

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2014-2018

III. PENDIDIKAN NON FORMAL,

1. Pelatihan komunikasi oleh Bank Indonesia tahun 2017

2. Pelatihan pendidikan ekonomi dalam lolos SIMAK UI oleh Salemba Group


2017

IV. PRESTASI

1. Pengajar terbaik Salemba Group periode 2016-2017

2. Penerima Beasiswa Bank Indonesia tahun 2017-2018

v
V. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Ketua Economic Call for Paper National Championship (ECLASHIP) 2016


2. Ketua HMJ Ekonomi Pembangunan 2017-2018
3. Ketua Penerima Beasiswa Bank Indonesia Komisariat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017-2018
4. Wakil Ketua GenBI wilayah khsus JABODETAN 2018-2019

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H Heri Songep

2. Ibu : Hj. Siti Hajar Hidayatullah

3. Alamat : Kampung Babakan No 47 RT02/07 Desa Dayeuh


Cileungsi Bogor 16820

vi
ABSTRACT
The construction of trans Java path is a great project to connect one place to
the other on the island of Java, thus creating economic improvement with the
indicated distribution of goods start with a freeway or motorway. Toll road, Cikopo
until Pemalang is a liaison between regions in West Java province with the northern
part of Central Java which were previously national road use road users i.e. arterial
road north coast.
This research aims to describe and analyze the impact of the construction of
the highway road, Cikopo-Pemalang sector on the economy and trade in the district,
Cirebon and Indramayu Brebes by taking a case study of the coast North. Research
methods used in this research is mixed qualitative and quantitative research with the
descriptive approach, with the focus of the research is to analyze the income,
promotion and manpower after the construction of the highway Cikopo-Pemalang
against trade gift shop and restaurants in avitta
As for the data collection technique in the study done by holding observation,
interview and question form. Data analysis was done by giving an explanation of the
data that has been collected and drawn conclusions. The results of this research
namely development of Pemalang toll road, Cikopo-impact on income and labor from
each entrepreneur restaurants and trade gift shop which is on the North Coast. Income
and labor has decreased significantly. Promotion for the vast majority of employers
don't do promotions and just surrender themselves to the existing situation.

Key words: Highway Cikopo-Pemalang, Trading, restorant, income, employment and promotion

vii
ABSTRAK
Pembangunan jalan trans jawa merupakan proyek yang besar untuk
menghubungkan satu tempat ke tempat yang lain dipulau jawa sehingga menciptakan
peningkatan ekonomi dengan ditunjukkan pendistribusian barang lancer dengan
bebas hambatan atau jalan tol. Jalan tol Cikopo hingga Pemalang merupakan
penghubung antar wilayah di provinsi jawa barat dengan jawa tengah bangian utara
yang sebelumnya pengguna jalan menggunakan jalan nasional yaitu jalan arteri pantai
utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskriptif dan menganalisis dampak
pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang terhadap perekonomian pada sektor
perdagangan dan rumah makan di kabupaten Indramayu,Cirebon dan Brebes dengan
mengambil studi kasus jalur pantai utara. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian campuran kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif, dengan fokus penelitian menganalisis pendapatan,promosi dan tenaga
kerja setelah adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang terhadap perdagangan
oleh-oleh dan rumah makan di jalur pantura
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengadakan observasi, wawancara dan angket. Analisis data dilakukan dengan
memberikan penjelasan terhadap data yang telah dikumpulkan dan ditarik
kesimpulan.Hasil dari penelitian ini yaitu adanya pembangunan jalan tol Cikopo-
Pemalang berdampak pada pendapatan dan tenaga kerja dari masing-masing
pengusaha rumah makan dan perdagang oleh-oleh yang ada di pantai utara.
Pendapatan dan tenaga kerja mengalami penurunan signifikan. Untuk promosi
sebagian besar pengusaha tidak melakukan promosi dan hanya berserah diri pada
situasi yang ada.

Kata kunci : Jalan tol Cikopo-Pemalang,Perdangan, rumah makan, pendapatan,tenaga kerja dan
promosi

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah melimpahkan
segala nikmat dan karuniaNya. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada baginda
nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah hingga
zaman yang penuh ilmu pengetahuan, semoga dapat berkumpul di Yaumil Qiyamah
nanti. Alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Dampak
Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Pemalang Terhadap Perkembangan Perdagangan
dan Rumah Makan di Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Brebes”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu prasyarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis mengucapakan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan , dukungan, bimbingan serta arahan sehinggi penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta, Bunda, Ayah, dan Kakak yang selalu mendoakan penulis
agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta yang selalu mendoakan agar
penulis diberikan kemudahan dan segala bentuk dukungan yang sudah
diberikan.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas kesempatan berharga yang
diberikan kepada penulis untuk duduk di bangku perkuliahan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis dan mengenyam pendidikan di FEB.

3. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN Syarif
ix
Hidayatullah Jakarta atas perannya untuk selalu memberikan bimbingan
kepada penulis baik dalam bentuk akademik maupun non-akademik.

4. Bapak Fahmi Wibawa, SE, MBA dan Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku
dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penulisan
penelitian ini dari awal hingga akhir sehingga penulis mampu menyelesaikan
penelitian ini.

5. Wanita yang setia menenmani lika liku kehidupan di kampus Dhimas


Setyanik yang selalu mengontrol dan pemberi semangat saat penulis sering
berada dalam tekanan.

6. Para sahabat/I PMII KOMFEIS Lutfy, Barjun, Pakong, Nico, Melbi, Iqbal,
Ichsan handiko terima kasih telah menemani untuk berproses dalam
organisasi extra kampus.

7. Para sahabat sehidup bersama di ciputat; Rian, Wafa, Roni, Virsya, Afdal,
Fadly dan Husein yang menjadi penyemangat dan pengingat saat penulis
merantau dan jauh dari orang tua.

8. Seluruh sahabat Ekonomi Pembangunan; Ucup, Una, Nurul, Effa dan


semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi
rasa hormat penulis, terima kasih karena telah menjadi bagian kehidupan
perkuliahan penulis.

9. Seluruh sahabat-sahabat di KKN HIMLAYA yang memberikan wadah bagi


penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

10. Para sahabat GenBI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Andi, Yunita, Ojan,
Bene, Ima, Yaya dan semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Tanpa mengurangi rasa hormat penulis, terima kasih kalian semua yang telah
mempercayai penulis selama satu periode untuk membantu pengabdian untuk
negeri melalui GenBI sebagai wadah penerima Beasiswa Bank Indonesia
x
11. Para sahabat GenBI JABODETAN Ivan, Widad, Nadyn Nia, Aul, Hafiz dan
semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi
rasa hormat penulis, terima kasih kalian semua yang telah membatu penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh teman-teman HMJ Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan


Bisnis yang telah memberikan wadah berproses kepada penulis untuk menjadi
pribadi yang lebih baik. Semoga kalian semua selalu diberikan kesuksesan
dan kelancaran dalam berorganisasi dan kehidupan perkuliahan.

13. Riza Rizqiyah yang telah membimbing penulis selama penulisan, terima kasih
ka atas bimbingannya, semoga Tuhan membalas segala kebaikan kakak.

14. Para narasumber yang telah membantu penulis dalam proses pengisian
kuesioner sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih memiliki


banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala bentuk
saran, masukan dan kritik dari pembaca akan diterima oleh penulis guna memperbaiki
dan mengembangkan penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat berguna
serta bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

CIputat,30 Agustus 2018

Muhammad Hasan Hidayat


xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAILMIAH ....................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 8
A. Landasan Teori .................................................................................................... 8
1. Infrastruktur ................................................................................................ 8
2. Jalan Tol.................................................................................................... 12
3. Perdagangan .............................................................................................. 16
4. Rumah Makan ........................................................................................... 20
5. Pendapatan ................................................................................................ 22
6. Pengertian Tenaga Kerja ........................................................................... 25
7. Pengertian Promosi ................................................................................... 26
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 35
C. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 36

xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 39
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................................ 40
C. Metode Pengumpulan Data................................................................................ 41
1. Data Primer ............................................................................................... 41
2. Data Sekunder ........................................................................................... 42
D. Metode Analisis Data ........................................................................................ 43
1. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) ............................................. 43
2. Modifikasi Estaban-Marquillas (E-M) terhadap Analisis Shift-share
Klasik .................................................................................................................. 45
3. Tabel Distribusi Frekuensi ........................................................................ 46
E. Operasional Variabel ......................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 50
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................................ 50
1. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 50
2. Kondisi Umum Responden ....................................................................... 52
B. Hasil Penelitian .................................................................................................. 54
1. Hasil Observasi ......................................................................................... 54
2. Hasil Angket ............................................................................................. 57
3. Hasil Wawancara ...................................................................................... 70
4. Hasil Model Rasio Pertumbuhan dan Analisis Shift-Share Modifikasi
Estaban-Marquillas ............................................................................................ 77
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 80
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 80
B. Saran .................................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................... 88
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Ruas Jalan Tol Cikopo-Pemalang ...........................................................4


Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .............................................................................35
Tabel 4. 1 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin di Daerah Penelitian ........52
Tabel 4. 2 Jumlah Responden Menurut Posisi ...................................................... 52

xiv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Posisi Responden .................................................................................53


Grafik 4. 2 Lama Berdiri ....................................................................................... 58
Grafik 4. 3 Sifat Usaha .......................................................................................... 59
Grafik 4. 4 Tempat Usaha ......................................................................................60
Grafik 4. 5 Pekerjaan Sampingan.......................................................................... 61
Grafik 4. 6 Jenis Usaha ......................................................................................... 62
Grafik 4. 7 Sumber Barang ................................................................................... 63
Grafik 4. 8 Asal Modal.......................................................................................... 64
Grafik 4. 9 Cara Menarik Konsumen .....................................................................65
Grafik 4. 10 Pendidikan Terakhir Pemilik .............................................................66
Grafik 4. 11 Pendapatan ........................................................................................ 68
Grafik 4. 12 Modal Usaha ..................................................................................... 69
Grafik 4. 13 Jumlah Tenaga Kerja .........................................................................70

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Jalan Tol Cikopo-Pejagan ................................................................ 50


Gambar 4. 2 Lokasi Penelitian Jalur Pantai Utara ................................................ 51
Gambar 4. 3 Rumah Makan Yang Tutup ...............................................................55
Gambar 4. 4 Perdagangan Oleh-oleh .....................................................................56
Gambar 4. 5 Jalan di Pantai Utara ......................................................................... 57

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:Tabel PDRB ADHK 2014-2016 .............................................................. 88


Lampiran 2: Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 89
Lampiran 3: Hasil olah data distribusi frekuensi dengan SPSS .................................. 91
Lampiran 4: Hasil MRP dan Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-Marquillas ... 97
Lampiran 5: Kuesionar Penelitian ............................................................................... 98

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk memenuhi hak dasar rakyat peran yang vital terdapat pada pembangunan
infrastruktur. Infrastruktur sebagai katalis pembangunan, yang berfungsi sebagai
roda perekonomian, ketersediaan infrastruktur disuatu wilayah memberikan
manfaat pada akses masyarakat untuk mendapatkan sumberdaya yang dibutuhkan.
Bertujuan untuk meningkatkan akses produktivitas yaitu dalam hal
pendistribusian, yang mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam wilayah
tersebut. (Effendi, 2013)
KGPAA Paku Alam X menyampaikan dalam seminar di UII, bahwa peran
infrastruktur yaitu sebagai pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang,
papan, rasa aman, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Infrastruktur merupakan
modal esensial bagi masyarakat dalam mendukung peningkatan ekonomi, sosial-
budaya, dan kesatuan dan persatuan. Dengan pembangunan infrastruktur harus
dilanjutkan demi tercipta pemenuhan hak dasar masyarakat yang lebih baik.
Pembangunan infrastruktur merupakan penunjang dari setiap kegiatan baik
ekonomi maupun kegiatan lain. Infrastruktur yaitu prasarana dan sarana yang
memiliki hubungan dengan kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan terhadap
proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Departemen Pekerjaan Umum, 2006).
Indikasi tersebut menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki sistem
infrastruktur yang lengkap berfungsi lebih baik akan berdampak pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini dibandingkan dengan wilayah lain yang belum
memiliki penunjang infrastruktur, maka pertumbuhan ekonomi yang menjadi
kurang maksimal (Dirjo, 2015).
Dalam konteks ekonomi, infrastruktur diartikan sebagai modal sosial
masyarakat (social overhead capital) yaitu barang-barang modal esensial bagi
tempat bergantung pada berkembangnya ekonomi yang merupakan prasyarat agar

1
berbagai aktivitas dapat berlangsung. Dapat dikatakan infrastruktur adalah
katalisator di antara proses produksi, pasar dan konsumsi akhir.
Adanya infrastruktur menghasilkan gambaran dimana dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menghasilkan. Yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sehingga dengan infrastruktur akan menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Infrastruktur sebagai basic determinant atau
kunci bagi perkembangan ekonomi (Sekertariat Kabinet Republik Indonesia,
2015).
Banyak hal yang dapat dikatakan sebagai infrastruktur dalam menunjang
ekonomi salah satunya adalah jalan tol. Jalan tol adalah fasilitas yang
menghubungkan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya, yang memberikan
peran yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya,
kesatuan dan persatuan masyarakat dalam hal berinteraksi, serta meningkatkan
hubungan antar daerah.
Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia sangat dibutuhkan, sebagai
cara yang dilakukan dalam mengurangi kemacetan terutama pada ruas utama, serta
meningkatkan pendistribusian barang dan jasa. Yaitu yang berada pada wilayah
dengan kegiatan perekonomian yang tinggi.
Di sisi lain proses pembangunan jalan tol memiliki beberapa dampak negatif
yang akan ditimbulkan seperti misalnya, pada lingkungan sekitar area
pembangunan yang mana dapat menganggangu tingkat stabilisasinya, selain itu
pembangunan jalan tol juga dapat mempengaruhi kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat disekitarnya (Zarina, 2013).
Hal yang perlu di ketahui bahwa infrastruktur di Indonesia mempunyai peran
yang cukup penting sebagai modal transportasi nasional, yang melayani sekitar
92% angkutan penumpang dan 90% angkutan barang pada jaringan jalan dan
jembatan yang ada. Menurut Slamet Muljono et al (2010) dengan pembangunan
infrastruktur, khususnya pada jalan tol akan lebih memperlancar arus distribusi
barang dan jasa, serta mempengaruhi perkembangan ekonomi makro dan mikro.

2
Pada ekonomi makro yaitu sebagai bentuk ketersediaan pelayanan infrastruktur
memberikan pengaruh pada produktivitas marginal modal swasta. Sedangkan
dalam ekonomi mikro, memberikan pengaruh pada pengurangan biaya produksi
(Bina Marga, 2010).
Manfaat yang diberikan pada pengembangan infrastuktur jalan tol yaitu pada
peningkatan nilai konsumsi, produktivitas tenaga kerja dan akses terhadap
lapangan kerja. Dengan begitu akan terwujudnya stabilitas ekonomi makro, yaitu
dengan peningkatan pasar kredit, keberlanjutan fiskal dan bertambahnya terhadap
pasar tenaga kerja. Dengan terdapatnya pembangan infrastruktur akan
menciptakan peluang usaha dan menampung angkatan kerja yang nilainya lebih
besar yang memberikan multiplier effect terhadap perekonomian (Effendi, 2013).
Pembangunan infrastruktur berupa jalan tol di Indonesia, khususnya
penghubung jakarta ke surabaya ini sudah ada sejak tahun 1998 dengan rincian
panjang ruas sebagai berikut :

3
Tabel 1. 1
Ruas Jalan Tol Cikopo-Pemalang

Nama Panjang Tahun Keterangan/Deskripsi


Ruas Ruas Resmi
(km)

Jalan Tol 116 2015 Di bangun mulai 2011. Seksi I Cikopo-


Cikopo- Kalijati (29,12 km) Seksi II Kalijati-
Palimanan Subang (9,56 km) Seksi III Subang-
Cikedung (31,37 km) Seksi IV
Cikedung-Kertajati (17,66 km) Seksi V
Kertajati-Sumberjaya (14,51 km) Seksi
VI Sumberjaya-Palimanan (14,53 km)

Jalan Tol 26 1998


Palimanan-
Kanci

Jalan Tol 35 2010


Kanci-
Pejagan

Jalan Tol 57 2016 dibangun mulai 2014 . Seksi I (Pejagan-


Pejagan- Brebes Barat) (14,2 km) dan Seksi II
Pemalang (Brebes Barat-Brebes Timur) (6 km)
selesai Juni 2016. Seksi III (Brebes
Timur-Tegal Timur) dan IV (Tegal
Timur-Pemalang) dalam tahap
pembebasan lahan.

Sumber: Jasa Marga 2018


Cikopo–Palimanan (Cipali) merupakan akses pertama setelah melewati jalur
Jakarta–Cikampek panjang jalur Cipali ini 116 KM jalur Cipali diresmikan
semenjak tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo tol Cipali sendiri di kelola oleh
PT Lintas Marga Sedaya dan PT Hutama Karya. Akses berikutnya yaitu
Palimanan-Kanci (Palikanci) yang diresmikan semenjak tahun 1998 untuk panjang

4
ruas tol Palikanci yaitu 26KM disambung dengan Kanci–Pejagan sepanjang
35KM yang sudah ada semenjak tahun 2010 di akhiri jalur tol Pejagan–Pemalang
yang diresmikan pada tahun 2016 tersebut, tol Pejagan–Pemalang berakhir di
pintu tol Brebes Timur Jawa Tengah.
Pintu keluar tol Brebes Timur berada di Pejagan pada kilometer 268. Panjang
dari Jalan Tol Pejagan–Pemalang adalah sepanjang 57.5 kilometer yang berada
diperbatasan antara daerah Pejagan, Brebes dengan Pemalang Jawa Tengah. Jalan
Tol ini tersebut merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Kanci-Pejagan yang
menghubungkan Pejagan, Brebes dengan Kabupaten Brebes. Dalam kelanjutan
pembangunan jalan tol Pejagan–Pemalang yaitu Brebes Timur-Pemalang yang
masih dalam tahap pembangunan. Jalan tol Pejagan–Pemalang merupakan bagian
dari jalan tol Trans-Jawa yang akan menghubungkan Merak, Banten, dengan
Banyuwangi, Jawa Timur.
Sedangkan tol Pejagan-Pemalang direncanakan dibangun sepanjang 57,5
kilometer yang melewati tiga kabupaten dan satu kota, yakni Kabupaten Brebes,
Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Pemalang. Dengan adanya jalan tol
Cipali–Pemalang watu tempuh Jakarta–Brebes lebih singkat yang biasanya dapat
menempuh perjalan selama 7 jam dengan adanya jalan tol ini dapat
mempersingkat perjalan menjadi 4 jam. dengan adanya jalan tol ini diharapkan
dapat memperlancar kegiatan transportasi dan ekonomi masyarakat sehingga
pertumbuhan ekonomi masyrakat juga terus meningkat (Joko Widodo, 2016).
Seiring dengan berkembangnya pembangunan infrastruktur jalan tol di
Indonesia, timbul masalah lain yakni menurunnya pendapatan, kesempatan
promosi, dan berkurangnya kesempatan kerja pada usaha perdagangan dan rumah
makan di sekitar jalan pantai utara Jawa atau yang biasa di kenal dengan Pantura,
hal ini sebabkan oleh para pengguna jalan pribadi dan juga bus antar kota tujuan
Banten, Jakarta, dan Jawa Barat dan sebaliknya yang lebih memilih menggunakan
jalan tol, dibanding melewati jalur Pantura.

5
Data dari hasil survei Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPWBI)
Cirebon yang mengungkapkan sedikitnya 70 persen usaha di jalur Pantura
mengalami gulung tikar, akibat dari pemabangunan infrastruktur jalan tol tersebut,
menurut penuturan dari Budi Saharjo sebagai ketua tim survei Kantor Perwakilan
Wilayah Bank Indonesia (KPWBI) dampak tol Cipali, bahkan 68-70 persen
pengusaha restoran di kawasan Pantura tutup sejak jalur tol sepanjang 116 km itu
di buka.
Hal ini membuat keberadaan tol Cipali bukan hanya menguntungkan
pengguna jalan tol saja, melainkan keberadaan tol ini justru cenderung merugikan
masyarakat yang memiliki usaha khususnya dalam perdagangan dan rumah makan
yang ada di sepanjang Jalur Pantura sehingga terpaksa gulung tikar. Permasalahan
ini berdampak pada tiga daerah yang biasanya dilalui pengendara di jalur pantura
yaitu Indramayu, Cirebon dan Brebes. Ada pun kemungkinan penurunan tingkat
pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat di tiga kabupaten tersebut disebabkan
para pengguna jalan lebih memilih tol di bandingkan jalur pantura sehingga
jumlah konsumen menurun, hal ini merupakan salah satu dari beberapa dampak
permasalahan akibat pembangunan infrastruktur jalan tol, sehingga perlu adanya
analisa terkait sejauh mana dampak tersebut berkembang, dan membuat
pendapatan dari usaha masyarakat sekitar daerah jalur pantura mengalami
penurunan.
Dari pemaparan tersebut penulis tertarik untuk menganalisis dampak lain yang
terjadi khususnya yang di alami oleh masyrakat pedagang sekitar, yang di
sebabkan dengan adanya jalan tol Cikopo-Pemalang tersebut. Untuk itu peneliti
memberi judul penelitian; Dampak Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Pemalang
Terhadap Perkembangan Perdagangan dan Rumah Makan di Kabupaten
Indramayu, Cirebon dan Brebes, khususnya di wilayah jalur pantai utara.

6
B. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
1. Bagaimana dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang terhadap
pendapatan perdagangan dan rumah makan di jalan Pantai Utara?
2. Bagaimana dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang terhadap
tenaga kerja perdagangan dan rumah makan di jalan Pantai Utara?
3. Apa yang dilakukan pengusaha Perdagangan dan rumah makan di jalan
Pantai Utara untuk menarik konsumen setelah pembangunan jalan tol
Cikopo-Pemalang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Menganalisis dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang terhadap
pendapatan dari perdagangan dan rumah makan di Jalan Pantai Utara
2. Menganalisis dampak pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang Terhadap
tenaga kerja dari perdagangan dan rumah makan di Jalan Pantai Utara
3. Mengetahui cara menarik konsumen dari pengusaha perdagangan dan
rumah makan setelah adanya jalan tol Cikopo-Pemalang
D. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini berguna untuk menambah keilmuan dan sebagai bahan
informasi bagi para peneliti berikutnya yang memperdalam penelitian lebih
dalam terkait pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang
2. Penelitian ini bagi pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan atau perencanaan tata ruang agar kedepannya
kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dilakukan secara tepat
3. Penelitian ini bagi masyarakat sebagai bahan masukan bagi pengusaha
yang lain serta mengetahui kondisi perdagangan dan rumah makan di jalur
pantai utara.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Infrastruktur
a. Pengertian Infrastuktur
Menurut Grigg (1988) infrastruktur yaitu sarana fisik yang bertujuan
dalam memenuhi kebutuhan manusia dalam bidang ekonomi dan sosial.
Infrastruktur sebagai sarana pendukung untuk terbentuknya sistem sosial dan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi dari infrastruktur sebagai
penghubung antara sistem ekonomi dan sosial untuk tatanan kehidupan
manusia dengan lingkungan (alam).
Kondisi infrastruktur yang tidak berfungsi memberikan dampak yang
merugikan bagi manusia. Sebaliknya dengan infrastruktur berlebihan tanpa
memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak lingkungan
yang memberikan dampak yang tidak baik bagi manusia dan makhluk hidup
lain (ekosistem yang didalamnya). Semua elemen baik masyarakat ataupun
pemerintah harus mengerti dan memahami fungsi dari infrastruktur sendiri
yaitu sebagai suatu alat dalam menata kehidupan manusia dengan
memperhatikan kondisi alam.

a) Pengertian Jalan
Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, “definisi
jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan /
atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan
jalan kabel Jalan menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri,
jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan”. Jalan arteri kata lain dari
jalan umum atau jalan perkotaan fungsi utama dari jalan arteri yaitu melayani
8
angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh yang menggunakan
kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna.
Jalan kolektor adalah jalan umum yang memiliki fungsi melayani
angkutan setempat untuk menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan
wilayah dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang
dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan kolektor merupakan jalan umum,
fungsi dari jalan kolektor sendiri yaitu melayani angkutan pengumpul dengan
ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan
masuk dibatasi.
Selanjutnya jalan lokal merupakan jalan yang menghubungkan pusat
kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan. Fungsinya yaitu
melayani angkutan setempat dengan pada perjalanan jarak yang tidak jauh,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan
umum memiliki fungsi sebagai akses untuk angkutan dengan ciri perjalanan
dengan jarak dekat, hanya untuk kendaraan yang kecil, serta kecepatan rendah
atau dapat disebut juga jalan lingkungan.
Dalam penentuan status dari jalan maka ada pembagian kelompok dari
jalan dimana untuk menentukan statusnya dikelompokkan menjadi jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa
Jalan nasional adalah gabungan dari jalan arteri dan jalan kolektor dalam
jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, jalan strategis
nasional, serta jalan tol. Jalan provinsi sebagaimana dimaksud merupakan
jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Jalan kabupaten yaitu jalan lokal dalam sistem jaringan pada jalan primer
yang tidak termasuk pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota

9
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
Jalan kota yaitu jalan umum yang dalam sistem jaringan jalan sekunder
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan
antar pusat permukiman yang berada di dalam kota. Jalan desa merupakan
jalan umum yang menghubungkan kawasan antar permukiman di dalam desa,
serta jalan lingkungan.

b) Pembangunan Jalan sebagai Investasi


Jalan sebagai salah satu prasarana infrastruktur transportasi yang memiliki
unsur penting dalam membentuk struktur ruang dan mengarahkan pola
pengembangan wilayah atau kawasan. Dengan dibangunnya jalan akan
mendorong komunikasi dan interaksi antar masyarakat lebih mudah, sehingga
meningkatkan toleransi dan mengurangi kendala dari perbedaan-perbedaan
pada masyarakat. Hal ini memberikan manfaat pada pengembangan wilayah
sehingga tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,
membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan
pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional.
Menurut Ernawi (2007) fungsi jalan lebih memberikan pada pekayanan
ekonomi dengan aspek yang lainnya Sehingga keberadaan jalan tidak
memberikan dampak negatif pada masyarakat sekitar. Kondisi lingkungan dan
kondisi sosial ekonomi masyarakat perlu diperhatikan dalam penbangunan
jalan agar tetap terjaga dan terkontrol.
Dalam menjamin peran jalan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,
pemerintah memiliki kewajiban untuk membangun jalan yang dapat
bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terdapat berbagai

10
pertimbangan yang dilakukan untuk membangunan sebuah jalan seperti
kondisi wilayah, sumber daya alam.
Dengan terdapat jaringan jalan yang terstruktur dengan baik, memberikan
manfaat yaitu berkembangnya berbagai kegiatan investasiyang lebih efisien
dan efektif. Hal ini juga akan menghasilkan manfaat yang baik bagi
perkembangan suatu wilayah.

c) Peran dan Manfaat Peningkatan Infrastruktur Jalan


Menurut Suprapti (2012) terdapat dampak negatif dan positif dari
keberadaan infrastruktur jalan. Apabila keberadaan infrastruktur
mengahambat maka dapat dikatakan memiliki dampak negatif, sedangkan
apabila keberadaan infrastuktur memiliki nilai tambah terhadap peningkatan
struktur jalan maka memberikan dampak positif. Untuk mengetahui manfaat
dari pembangunan dengan cara mengevaluasi sebelum dan setelah adanya
proyek tersebut. Dari pembangunan struktur jalan memiliki dampak positif
dan negatif dari sebagai berikut:

d) Dampak Positif Pembangunan dan Peningkatan Jalan


Terdapat manfaat yang diberikan dari perbaikan atau pembangunan jalan
yang berdampak cukup signifikan terhadap beberapa aspek, yaitu:
1) Meningkatkan investasi dengan daerah lain. Dengan adanya pembangunan
jalan maka membuka daerah yang terisolasi sehingga terdapat peningkatan
pada bidang ekonomi serta mengurangi biaya transportasi.
2) Mempermudah akses dengan wilayah lain, sehingga bisnis berjalan dengan
lancar
3) Akses jalan akan terbuka sehingga jalan semakin mudah dan
mempersingkat waktu tempuh.
4) Kegiatan ekonomi yang baru mulai berkembang di sepanjang jalan
5) Mengurangi angka pengangguran karena terdapat lapangan kerja baru.

11
e) Dampak Negatif Pembangunan dan Peningkatan Jalan
Terdapat hal yang memiliki dampak negatif dari pembangunan atau
perbaikan jalan adalah :
1) Terdapat kendaraan yang melewati jalan tersebut memberikan dampak
pada polusi udara dan polusi suara.
2) Ganti rugi tanah yang nilainya lebih rendah akibat pembebasan lahan
pembangunan jalan
3) Berkurangnya pendapatan pada usaha kecil menengah akibat tergusurnya
lahan, dan pemilihan pengguna jalan yang cenderung memilih ke jalur
pembangunan.

2. Jalan Tol
a) Pengertian Jalan Tol
Jalan tol atau yang dapat disebut juga dengan jalan bebas hambatan
merupakan salah satu cara pemerintah untuk dapat mewujudkan pembangunan
secara merata dan sebagai salah satu cara agar mempercepat pelayanan
pengiriman jasa distribusi dan para pengguna jalan tol pun harus membayar
sejumlah uang agar dapat menggunakan jalan tersebut. Pengertian jalan tol
dalam peraturan pemerintah tertera pada PP No.15 Tahun 2005 tentang jalan,
“jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya diwajibkan membayar
untuk masuk penggunaan jalan tol”.

b) Tujuan Pembangunan Jalan Tol


Maksud dan tujuan dari jalan tol tertera dalam dalam pasal 2 PP No. 15
Tahun 2005 yaitu: “Penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk
mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan
keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya

12
berasal dari pengguna jalan. Adapun Penyelenggaraan jalan tol bertujuan
meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan
pertumbuhan ekonomi diwilayah yang sudah tinggi tingkat
perkembangannya”. Berdasarkan penjelasan peraturan di atas dapat
disimpulkan bahwa pembangunan jalan tol memiliki tujuan agar terciptanya
pemerataan pembangunan dan dapat meningkatkan pertumbuhan dapat dalam
bidang ekonomi maupun sosial.

c) Manfaat Jalan Tol


Adapun manfaat pembangunan jalan tol adalah sebagai berikut:
1) Terdapat perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi pada daerah
tersebut.
2) Meningkatkan mobilitas dan aksestabilitas orang dan barang.
3) Penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu disbanding
merupakan keuntungan bagi pengguna jalan tol
4) Pengembalian investasi yang didapatkan badan usaha melalui pendapatan
tol yang tergantung pada kepastian tarif tol.

Selain manfaat ada kelebihan jalan tol dibandingkan jalan non tol
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Waktu tempuh menjadi lebih singkat. Pada pengguna jalan non tol ketika
berada di persimpangan harus berhenti dan menunggu. Sehingga
menyebabkan banyak waktu yang terbuang.
2) Pertimbangan keselamatan lalu lintas diprioritaskan. Pada jalan tol tingkat
kecelakaan dipengaruhi oleh faktor geometrik jalan. Pelebaran lajur,
pelebaran bahu jalan, tersedianya lajur pendakian dan pemisahan tengah
(median) sebagai contoh untuk dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu-
lintas.

13
3) Ketika berada pada jalan yang lebih halus dan sedikit berhenti maka
mengurangi konsumsi bahan bakar serta operasi lainnya. Sehingga
berkurangnya konsumsi bahan bakar juga akan mengurangi polusi udara
dan kebisingan.
4) Dapat bergerak tanpa hambatan karena tidak terdapat persimpanganatau
perpotongan seperti jalan non tol.

d) Syarat Jalan Tol


Jalan tol berbeda dari jalan umum, untuk memenuhi kriteria makan jalan
tol memiliki beberapa syarat dan spesifikasi dalam penyelenggaraan jalan tol.
Syarat teknisnya diatur dalam PP No. 15 Tahun 2005 yaitu sebagai berikut:
1) Jalan tol mempunyai pelayanan keamanan dan kenyamanan yang lebih
tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak
jauh dengan mobilitas tinggi.
2) Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain berdasarkan
kecepatan paling rendah 80 (delapan puluh) kilometer per jam, dan untuk
jalan tol di wilayah perkotaan didesain dengan kecepatan paling rendah
60 (enam puluh) kilometer per jam.
3) Jalan tol dirancang untuk mampu menahan muatan sumbu terberat (MST)
paling rendah 8 (delapan) ton.
4) Setiap ruas jalan tol harus dilengkapi pemagaran dan fasilitas
penyebrangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan.
5) Pada tempat-tempat tertentu yang sekiranya dapat membahayakan
pengguna jalan tol, harus diberi bangunan pengaman yang mempunyai
kekuatan dan struktur yang dapat menyerap energi benturan kendaraan.
6) Jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan yang
dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan, dan/ atau alat pemberi
isyarat lalu lintas.

14
7) Pada setiap jalan tol harus tersedia sarana komunikasi, sarana deteksi
pengamanan lain yang memungkinkan pertolongan dengan segera sampai
ketempat kejadian, serta upaya pengamanan terhadap pelanggaran,
kecelakaan dan gangguan keamanan lainnya.
8) Pada jalan tol antar kota diwajibkan memiliki tempat istirahat (rest area)
dan pelayanan untuk kepentingan pengguna jalan tol. Disediakan paling
sedikit satu dengan setiap jarak 50 (lima puluh) kilometer pada masing-
masing jurusan.
Setelah mengemukakan syarat teknis jalan tol. Selanjutnya merupakan
spesifikasi yang harus dimiliki jalan tol, spesifikasinya adalah seperti yang
terkandung dalam PP No. 15 Tahun 2005:
1. Tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan
prasarana transportasi lainnya.
2. Jumlah jalan masuk dan jalan keluar dari jalan tol dibatasi secara efisien
dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus terkendali secara penuh.
3. Jarak antar simpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer untuk jalan
tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua) kilometer untuk jalan tol
dalam perkotaan.
4. Jumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arah.
5. Menggunakan pemisah tengah atau median
6. Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur lalu-
lintas sementara dalam keadaan darurat

15
3. Perdagangan
a) Pengertian perdagangan
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Kepmenperindag)
Nomor 23/MPM/Kep/1998 tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan,
perdagangan adalah kegiatan jual beli barang dan/atau jasa yang dilakukan secara
terus-menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang dan/atau jasa dengan
disertai imbalan atau kompensasi. Kegiatan perdagangan merupakan cakupan
dari kegiatan jual beli, karena pada dasarnya jual beli merupakan bagian dari
perdagangan. Dalam Burgerlijk Wetboek (BW) atau KUHP jual beli adalah
perjanjian timbal balik dimana pihak yang satu berjanji untuk menyerahkan hak
milik atas suatu barang, sedang pihak lainnya berjanji untuk membayar sejumlah
uang (harga) sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Dengan
Perdagangan kita dapat menyalurkan dan memasarkan barang jadi dari produsen
pada konsumen.
Perdagangan merupakan bentuk dari perbedaan jumlah barang a antara satu
daerah dengan daerah lain. Perdagangan dikelompokan menurut besaran dan
jenis barang, pengelompokkan perdagangan terbagi menjadi perdagangan kecil,
perdagangan menengah, dan perdagangan besar. Perdagangan kecil merupakan
kegiatan berupa penyaluran barang langsung kepada pembeli (eceran). Kegiatan
yang berupa penyaluran barang dari pedagang besar pada pedagang kecil
sehingga tidak melibatkan konsumen disebut sebagai perdagangan menegah.
Selanjutnya perdagangan besar yang melibatkan produsen barang atau pemilik
barang dalam jumlah besar dengan para pedagang menengah Pedagang/penjual
meliputi pemilik toko, pelayan toko, pedagang keliling (hasil pertanian,
pedagang es dan pedagang bakso), kios/warung;
Pedagang dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1). Pedagang Besar Distributor / Agen Tunggal
Distributor adalah kegiatan pedagangan yang berupa membeli atau
mendapatkan produk barang dagangan langsung dari tempat produksi awal

16
Diberikan hak wewenang wilayah / daerah tertentu dari produsen biasanya hanya
diberikan untuk pedagang besar. Contoh dari agen tunggal adalah seperti agen
tunggal pemegang merek (ATPM) untuk produk mobil.
2). Pedagang Menengah / Agen / Grosir
Agen adalah kegiatan yang berupa pedagang membeli atau mendapatkan
barang dari distributor atau agen tunggal. Contoh seperti pedagang grosir buah di
pasar induk kramat jati.
3). Pedagang Eceran / Pengecer / Peritel
Pedagan eceran adalah pedangan yang memilik ciri menjual barang yang
dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah
satuan atau eceran. Contoh pedagangan eceran seperti mini market dan lotte
mart.

b) Pengertian Penjualan Eceran


Kotler dan Keller (2009), “retailing includes all the activities involved in
selling goods or services directly to final consumer for personal, non-business
case”, mengemukakan bahwa kegiatan yang melibatkan penjualan produk atau
jasa secara langsung kepada konsumen akhir disebut sebagai penjual eceran.
Menurut Dunne (2005), penjualan eceran adalah langkah yang dilakukan untuk
menyediakan produk dan jasa bagi konsumen akhir, sedangkan menurut
Berman (2012), penjualan eceran adalah tingkat terakhir dari proses distribusi,
dimana terdapat aktivitas bisnis dalam penjualan barang atau jasa kepada
konsumen. Pendapat di atas menjelaskan suatu esensi yang sama, bahwa yang
dikategorikan penjualan eceran adalah suatu mekanisme penjualan produk
ataupun jasa ke konsumen akhir.

17
c) Fungsi Penjualan Eceran
Kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjualan produk atau jasa
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi disebut sebagai penjualan
eceran. Penjual eceran dapat lebih maju dalam usahanya apabila mau bekerja
optimal dan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya dalam melayani
konsumen. Pelayanan kepada konsumen harus diutamakan karena merupakan
tanggung jawab primer, sedangkan tanggung jawab sekundernya melayani
penjual besar dan atau produsen. Pada dasarnya fungsi penjualan eceran
memberikan pelayanan dan kemudahan kepada konsumen.
Stanton (2000) dalam tulisannya mengemukakan, fungsi penjual eceran
Pertama, mengumpulkan atau mengonsentrasikan aneka ragam barang dari
berbagai produsen, Kedua mengelompokkan barang-barang di atas dalam
jumlah yang sesuai dengan keinginan konsumen, dan terakhir memilah-milah
menjadi satuan barang yang sama yang dibutuhkan konsumen kemudian
menyebarkan kelompok produk tersebut ke konsumen akhir atau pembeli
industri. Ketiga kegiatan di atas, dilakukan langsung dari produsen ke
konsumen akhir. Dalam hal tertentu, penjual eceran ini dapat menjual kepada
pembeli industri, yaitu jika produk-produk tersebut diperlukan
berkesinambungan oleh pembeli industri tersebut, misalnya restoran, instansi
pemerintah, dan lain-lain.
Kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjualan barang atau jasa
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi merupakan kegiatan dari
penjualan eceran. Dapat dikatakan lebih maju apabila penjualan eceran mau
bekerja lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya dalam melayani konsumen.
Tanggung jawab primer bagi penjual yaitu mengutamakan pelayanan terhadap
konsumen, sedangkan tanggung jawab sekundernya adalah melayani pedagang
besar dan atau produsen. Pada dasarnya fungsi penjualan eceran adalah
memberikan pelayanan semudah mungkin kepada konsumen. Fungsi dari
penjualan eceran menurut beberapa ahli sebagai berikut.

18
Menurut Levy Weits (2007), fungsi penjual eceran sebagai berikut.
1) Menciptakan tersedianya pilihan akan kombinasi sesuai dengan yang
diinginkan oleh konsumen.

2) Memberikan penawaran produk dan jasa pelayanan dalam unit yang cukup
kecil sehingga memungkinkan para konsumen memenuhi kebutuhannya.
3) Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk (ready exchange of
value).
4) Mengadakan transaksi dengan para konsumennya.

d) Jenis-Jenis Penjualan Eceran


Menurut Weitz (2007), konsumen saat ini dapat berbelanja barang dan jasa
dari berbagai variasi organisasi retail, seperti toko eceran, non-toko eceran
sebagai berikut:
1) Supermarket toko yang relatif besar, berbiaya rendah, margin standar,
volume penjualan tinggi. Supermarket dirancang untuk melayani semua
kebutuhan konsumen seperti makanan, minuman, dan produk perawatan
rumah tangga.
2) Convinience Store merupakan toko yang relatif kecil dan terletak di daerah
pemukiman, memiliki jam buka yang panjang selama tujuh hari dalam
seminggu, dan menjual lini produk convenience yang terbatas dengan
tingkat perputaran yang tinggi.
3) Off Price Retailer yaitu penjual eceran ini membeli dengan harga yang
lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan harga kepada
konsumen lebih rendah daripada harga eceran.

19
4. Rumah Makan
a. Pengertian Rumah Makan
Rumah makan atau tempat makan umum biasa disebut Restoran. Restoran
sendiri berasal dari bahasa latin yaitu restaurare, dalam bahasa Inggris berarti a
public eating place. Menurut Zain (2001) “restoran berarti rumah makan” dan
menurut Marsum WA, dalam bukunya Restoran dan Masalahnya mengatakan
bahwa, Restoran adalah tempat atau bangunan yang diorganisasi secara
komersil, yang memberikan pelayanan dengan baik kepada setiap tamu yang
berkunjung baik berupa makan maupun minum. Dari beberapa uraian diatas,
dapat disimpulkan bahwa arti dari restoran yaitu tempat usaha yang
menyediakan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dengan
memberikan pelayanan yang baik kepada semua pengunjung.
Pengertian Rumah Makan Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah
Makan, dalam peraturan ini yang dimaksud dengan usaha Jasa Pangan adalah :
“Suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang
dikelola secara komersial”. Rumah makan Menurut Marsum W.A (2005)
definisi rumah makan adalah “suatu tempat atau bangunan yang
diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan
baik kepada semua tamu, baik berupa kegiatan makan maupun minum”. Selain
itu definisi rumah makan yaitu, Rumah makan atau Restoran adalah suatu
tempat yang memiliki identik jajaran meja–meja yang tersusun rapi, dengan
kehadiran orang, berdentingnya bunyi–bunyi kecil karena persentuhan gelas–
gelas kaca, porselin, timbulnya aroma semerbak dari dapur dan pelayanan para
pramusaji menyebabkan suasana hidup didalamnya (Sugiarto, 2004) Tujuan
dari dioperasionalkannya rumah makan yaitu untuk mencari keuntungan bagi
pemiliknya seperti yang dijelaskan oleh Prof. Vanco Christian dalam Marsum
W.A dari School Hotel Administration di Cornell University. Selain bertujuan
mencari keuntungan, memberikan kepuasan pada konsumennya merupakan

20
tujuan operasional rumah makan yang utama Secara umum rumah makan
merupakan tempat yang dikunjungi orang untuk mencari berbagai macam
makanan dan minuman. Selain itu rumah makan biasanya menyuguhkan
keunikan tersendiri sebagai daya tariknya, baik melalui menu masakan, hiburan
maupun tampilan fisik bangunan.
Klasifikasi Rumah Makan Klasifikasi rumah makan lainnya adalah rumah
makan dikelompokkan menjadi beberapa jenis menurut kegiatan dan makanan
atau minuman yang disajikan:
1) A’la Carte Restaurant yaitu rumah makan yang menyajikan menu lengkap
dan memiliki aturan yang tidak mengikat atau bebas.
2) Table d’hotel yaitu rumah makan yang memiliki menu lengkap dan
menyajikan setiap menu berurutan dari menu pembuka sampai penutup.
Biasanya rumah makan ini sangat berhubungan dengan hotel.
3) Coffee Shop adalah tempat makan dan minum yang menyuguhkan suasana
santai dan biasanya menyuguhkan racikan kopi sebagai menu special di luar
makanan-makanan kecil atau makanan siap saji.
4) Cafetaria merupakan tempat makan dan minum yang terbatas yaitu hanya
menyajikan roti atau sandwitch serta minuman-minuman ringan yang tidak
beralkohol, biasanya erat hubungannya dengan kantor.
5) Canteen adalah tempat makan dan minum yang menyajikan berbagai
makanan – makanan instan dengan harga yang terbilang terjangkau.
6) Continental Restaurant adalah rumah makan yang memberikan kebebasan
bagi pengunjungnya untuk memilih dan mengiris makanan yang dipesannya
sendiri.

21
5. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dalam menjalankan usaha pendapatan atau omset sebagai unsur penting
dimana untuk mengetahui laporan keuangan dari perusahaan, manajemen
perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diterima
dalam suatu periode akutansi yang di akui sesuai dengan prinsip-prinsip yang
berlaku umum. Kata lain pendapatan terdiri dari arus masuk bruto dimana
manfaat ekonomi yang diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah
yang ditagih untuk atau atas nama pihak ketiga merupakan bukan pendapatan
disebabkan tidak menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan yang mana
tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul akibat aktivitas ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama sesuai periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang bukan berasal dari konstribusi penanaman modal disebut
pendapatan Sedangkan pendapatan menurut Munandar (2006) mengatakan
pendapatan adalah suatu pertambahan asset atas yang mengakibatkan
bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari
pemiliknya atau pertambahan asset yang dikarenakan bertambahnya liabilities.

b. Konsep Pendapatan
Menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK) PSAK no. 25 yang perlu
digaris bawahi dalam pendekatan arus keluar adalah “bahwa pendapatan
diperoleh dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa atau kegiatan
utama lainnya perusahaan dimana didalamnya tersirat bahwa produk tersebut
harus meninggalkan perusahaan”. Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan
sebagai proses arus, yaitu penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama
jarak waktu tertentu.

22
c. Pengukuran Pendapatan
Ada dua hal pendapatan yang perlu diperhatikan karena yang dijadikan acuan
atau yang diakui yaitu pengukuran dari pendapatan menggunakan satuan atau
ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut dapat
dilaporkan sebagai pendapatan. Ikatan Akuntan Indonesia (2002) memberikan
peraturan terkait pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar
Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut: “Pendapatan harus diukur
dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan yang timbul
dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan
pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, diukur dengan nilai
wajar dimana imbalan yang diterima atau yang diterima perusahaan dikurangi
jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.
d. Pendapatan Usaha Kecil dan Menengah
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang dimiliki
perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
yang sudah diatur dalam undang-undang. Dengan adanya UMKM menjadikan
peningkatan lapangan pekerjaan dan sumber pendapatan didaerah khususnya
perdesaan sehingga UMKM memiliki peran yang sangat penting untuk Indonesia
yang masih dalam katagori Negara berkembnag. Menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah menyatakan :
1) Usaha Mikro adalah usaha milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang produktif dengan memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Mikro
adalah sebagai berikut: Pertama memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan
Memiliki hasil penjualan tahunan palingbanyak Rp300.000.000,00.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: Pertama memiliki

23
kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Kedua memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai
berikut: Pertama memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha. Kedua memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00.
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas
tenaga kerja yaitu: Usaha Rumah tangga mempunyai: 1-5 tenaga kerja, Usaha
Kecil: 6-19 tenaga kerja, Usaha menengah: 20-99 tenaga kerja, Usaha besar:
lebih dari 100 tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
316/KMK.016/1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan
usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset
per tahun dengan nilai paling tinggi Rp 600.000.000 atau aset/aktiva paling
tinggi Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang di tempati) terdiri dari :
pertama badan usaha (PT, CV, Fa, dan koperasi) dan kedua perorangan
(pengrajin/industri rumah 7 tangga, petani, peternak, nelayan, penambang,
perambah hutan, pedagang barang dan jasa).

24
6. Pengertian Tenaga Kerja
Didalam Undang-Undang terbaru tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja juga memberikan
pengertian tentang tenaga kerja yang terdapat dalam Pasal 1 angka 2 bahwa
tenaga kerja yaitu setiap orang yang mampu melaksanakan/melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja tersebut sudah disempurnakan,
pengertian tentang tenaga kerja dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1969
tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan. Menurut Dumairy (2010) yang
tergolong sebagai tenaga kerja adalah “penduduk yang mempunyai umur didalam
batas usia kerja sedangkan tujuan dari pemilihan batas umur tersebut, supaya
definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang
sebenarnya”. Batasan umur tenaga kerja yang berbeda karena situasi tenaga kerja
pada masing-masing negara juga berbeda maka setiap negara memiliki batasan
umur yang berbeda, sehingga batasan usia kerja antar negara menjadi tidak sama.
Di Indonesia, menurut Dinas Tenaga Kerja (Disnaker 2007) batas umur minimal
untuk tenaga kerja yaitu 15 (lima belas) tahun tanpa batas maksimal, dengan
demikian dapat diartikan tenaga kerja yaitu penduduk yang berusia 15 tahun atau
lebih. Menurut Simanjuntak (2011) “tenaga kerja mencakup penduduk yang
sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan
kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja,
bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi secara
fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja”.
Pengertian tentang tenaga kerja yang lebih luas dari pekerja/buruh
dikemukakan oleh Dr. Payaman Simanjuntak yaitu: Tenaga kerja/buruh yang
sedang bekerja atau tenega kerja yang belum bekerja merupakan cakupan dari
pengertian tenaga kerja. Sedangkan pengertian dari pekerja/buruh merupakan
setiap orang yang bekerja dengan memperoleh upah atau imbalan dalam bentuk

25
lain. Pekerja atau buruh kata lain dari tenaga kerja yang sedang atau dalam ikatan
hubungan kerja. Mulyadi (2003) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah
penduduk dalam usia produktif dimana berada dalam usia kerja (berusia 15-64
tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang siap berpartisipasi dalam
aktifitas untuk dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga kerja mereka. Sukirno (2006) dilihat dari segi keahlian dan
pendidikannya, tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan yaitu:
1) Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan
tidak memiliki keahlian dalam suatu pekerjaan.
2) Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki kelebihan dalam
keahlian diperoleh dari pelatihan atau pengalaman kerja.
3) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup
tinggi dan ahli dalam bidang ilmu tertentu. Tenaga kerja merupakan istilah
yang identik dengan istilah personalia atau sumber daya manusia, di
dalamnya meliputi buruh. Buruh yang dimaksud yaitu mereka yang
bekerja pada usaha perorangan serta imbalan yang berikan secara harian
atau borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, biasanya
imbalan kerja tersebut diberikan secara harian (Siswanto, 2011).

7. Pengertian Promosi

Dalam kondisi persaingan di suatu usaha perlu adanya daya tarik terhadap
konsumen dan menjadikannya pelanggan. Banyaknya perilaku pelanggan yang
tidak rasional dan minimnya informasi jenis produk yang diferensial dalam
kondisi demikian kegiatan promosi merupakan suatu keseharusan. Bagi
perusahaan untuk membantu konsumen mengetahui lebih dalam dari produk
bagi perusahaan haru menghimbau atau membujuk konsumen dalam proses
keputusan pembelian dengan promosi tersebut. Menurut Dharmesta (2012),
“pengertian promosi yaitu informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
26
pertukaran dalam pemasaran”. Sedangkan menurut Buchari Alma (2016) yaitu :
Promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang
menyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Dari pengertian promosi
di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi adalah suatu kegiatan
komunikasi antara penjual untuk mempengaruhi pembeli mengenai keberadaan
produk dan jasa, menyakinkan, membujuk dan meningkatkan kembali produk
atau jasa tersebut sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku yang mendorong
kepada pertukaran dalam pemasaran.
a. Bauran Promosi

Promosi secara umum memiliki bentuk-bentuk fungsi yang sama, tetapi


bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Ada
beberapa tugas khusus atau yang disebut dengan bauran promosi, menurut J.
Paul Peter dan James H. Donnelly (2013), yaitu :
1) Periklanan (Advertising)
Periklanan (Advertising) adalah segala bentuk komunikasi dalam penyajian
dan promosi ide, barang atau jasa non individu oleh suatu sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran.
2) Penjualan Tatap Muka (Personal selling)

Penjualan tatap muka (Personal selling) yaitu komunikasi secara langsung


atau tatap muka antara penjual untuk memberikan informasi suatu produk
kepada calon pembeli yang pontensial dan membentuk pemahaman
pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba
membelinya.

3) Promosi Penjualan (Sales promotion)

Promosi penjualan (Sales promotion) adalah cara yang digunakan melalui


aktifitas dalam bentuk persuasi secara langsung antara penjual dan
pembeli melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk seperti menginformasikan, membujuk atau

27
mempengaruhi.
4) Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Hubungan masyarakat (Public Relation) adalah komunikasi untuk


membangun reputasi atau citra yang baik dari suatu perusahaan untuk
mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok
terhadap perusahaan tersebut.
5) Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung (Direct Marketing) adalah sistem pemasaran yang


bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan
seperti surat, telpon, email dan penghubung nonpersonal untuk
menimbulkan respon yang terukur atau interaksi disembarang tempat.

b. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan cara agen pemasaran untuk menarik konsumen


baru dalam bentuk komunikasi, komunikasi promosi bertujuan mempengaruhi
konsumen dalam menginformasikan, mempengaruhi atau membujuk untuk
mencoba produk baru, mendorong konsumen lebih banyak, menyerang aktifitas
promosi pesaing, meningkatkan pembelian tanpa mengupayakan kerja sama
dengan pengecer lebih dalam, secara keseluruhan teknik-teknik promosi
penjualan hanya berdampak pada jangka pendek. Menurut Tjiptono (2015),
definisi prmosi penjualan sebagai berikut: Promosi bertujuan untuk merangsang
pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
oleh pelanggan dengan bentuk persuasi langsung melalui pengunaan berbagai
insentif yang dapat diatur. Sedangkan menurut Djasalim saladin (2012)
menyatakan bahwa: promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang bersifat
jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang atau tidak rutin, yang
ditunjukkan untuk mendorong lebih kuat mempercepat respon pasar yang
berbeda.

28
Dalam mempengaruhi perhatian konsumen perlu adanya promosi penjualan,
dengan memberi suatu informasi yang akan membawa konsumen untuk membeli
produk tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2007) pengelompokan untuk jenis
promosi penjualan merupakan sebagai alat yang menawarkan insentif pada
pembeli dan terdiri atas:
1) Promosi konsumen (consumer promotion) adalah upaya mendorong
pembelian unit-unit yang lebih besar, menciptakan pengujian produk di
antara pemakai, dan menarik orang beralih merek dari peasaing. Biasanya
alat yang di gunakan seperti kupon, sample, cash back, potongan harga,
hadiah, premi, kontes, peragaan, stiker.
2) Promosi dagang (trade promotion) adalah upaya membujuk pengecer
untuk menjual produk baru dan mempunyai tingkat persediaan dan
mendorong pembelian di luar musim. Alat yang digunakan seperti hadiah
barang, jaminan pembelian, iklan bersama, kerja sama iklan dan
pengembalian uang, pemajangan, kontes penjualan para penyalur.
3) Promosi wiraniaga (sales force promotion) adalah upaya mendorong
dukungan terhadap produk atau model baru dan mendorong pencarian
calon pelanggan yang lebih banyak. Alat yang digunakan seperti
memberi bonus, kontes dan kereta penjualan.
c. Tujuan Promosi Penjualan

Tujuan promosi penjualan sangat beragam, penjulan bisa menggunkan alat-


alat promosi penjualan yang tepat dan juga sebagai dasar evaluasi pelaksanaan
program tersebut untuk mendorong pembelian produk. Tujuan- tujuan tersebut
harus berdasarkan konsep dasarnya, yaitu program promosi penjualan ini
merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan. Karena
pengaruh utama yang diharapkan dari program promosi penjualan ini adalah
untuk mendorong pembelian konsumen atau distributor. Tujuan promosi
penjualan menurut Buchari Alma (2016) adalah :

29
1) Menarik para pembeli baru.

2) Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.

3) Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas.

4) Menghindarkan konsumen lari ke produk lain.

5) Memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumen-konsumen atau


pelanggan lama.

6) Meningkatkan jumlah volume penjualan dalam jangka pendek guna


memperluas market share jangka dalam panjang.
d. Karakteristik Promosi Penjualan

Meskipun alat-alat promosi penjualan bermacam-macam, tetapi alat-alat


promosi penjualan memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti yang dikatakan oleh
Kotler dan Keller yang di kutip oleh Benyamin molan (2007)yaitu:
1) Komunikasi :

Dengan komunkasi yang baik promosi penjualan dapat menarik perhatian


serta memberi informasi yang memperkenalkan produk pada konsumen
atau pelanggan.

2) Undangan:

Mengundang khalayak umum untuk membeli saat itu juga


3) Insentif :

Memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan.

e. Kekuatan dan Kelemahan Promosi Penjualan

Menurut Kotler and Keller yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2007)
“promosi penjualan mempunyai beberapa kekuatan sebagai alat promosi yaitu
promosi penjualan memungkinkan produsen menyesuaikan diri dengan variasi

30
penawaran dan permintaan jangka pendek”. Promosi penjualan memungkinkan
produsen menguji seberapa tinggi harga produk yang ditawarkan, karena mereka
dapat sewaktu-waktu menggunakan diskon. Promosi penjualan berupaya untuk
mengajak konsumen mencoba produk baru yang dimiliki perusahaan tersebut.
Promosi penjualan menghasilkan format eceran yang lebih berbeda, seperti toko
dengan harga murah setiap-hari dan toko dengan promosi. Promosi penjualan
memungkinkan produsen menjual produk lebih dari pada yang biasanya mereka
jual saat harga normal. Untuk membantu produsen menyesuaikan program-
program dengan segmen konsumen yang berbeda-beda maka perlu
menggunakan promosi penjualan. Pada akhirnya konsumen juga menikmati atau
memiliki suatu kepuasan karena mereka menjadi pembeli yang cerdas ketika
mereka memanfaatkan harga khusus. Sedangkan kelemahan dari promosi
penjualan yaitu penjualan dengan potongan harga, cash back, kesepakatan,
hadiah tanpa berhenti-hentinya akan menurunkan nilai tawaran produk tersebut
dalam benak konsumen.
f. Alat-alat Promosi Penjualan

Menurut Kotler & Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007),
menyatakan alat-alat promosi sebagai berikut:
1. Sampel contoh
Percobaan produk gratis kepada konsumen diharapkan mereka menyukai
produk tersebut dan pada akhirnya melakukan pembelian ulang.
2. Diskon
Pengurangan langsung dari harga normal barang tertentu pada pembelian
selama suatu periode yang dinyatakan.
3. Undian
Mengajak konsumen untuk mengumpulkan nama mereka untuk diundi.
4. Kemasan harga khusus atau paket harga.
Adanya potongan harga lebih rendah dibandingkan dengan harga biasa
kepada konsumen yang diterapkan pada label atau bungkus produk.

31
5. Hadiah
Barang yang ditawarkan secara cuma-cuma atau gratis sebagai insentif atas
peembelian suatu produk.
6. Demonstrasi
Yaitu pertunjukan yang ditampilkan terbuka kepada konsumen hal ini
dilakukan untuk menunjukan atau membuktikan keefektifan, cara
menggunakan produk dan kelebihan dari produk tersebut.
7. Tawaran uang kembali
Pengembalian uang kembali atau cash back yaitu pengembalian uang
kepada konsumen terhadap produk yang sudah dibelinya berdasarkan
kesepakatan.

g. Indikator promosi penjualan

Tidak melulu soal alat-alat promosi penjualan bagi perushaan, perusahaan


juga harus mampu memilih indikator-indikator promosi penjualan yang tepat
dalam mempromosikan produk. Menurut Kotler dan Keller (2007) indikator-
indikator promosi diantaranya adalah:
1) Frekuensi promosi adalah jumlah promosi penjualan yang dilakukan dalam
suatu waktu melalaui media promosi penjualan.
2) Kualitas promosi adalah tolak ukur seberapa baik promosi penjualan
dilakukan.

3) Kuantitas promosi adalah jumlah promosi penjualan yang diberikan


terhadap konsumen.
4) Waktu promosi adalah lamanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

5) Ketetapan dalam penyesuaian sasaran promosi merupakan faktor yang


diperlukan untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan.

32
8. Keterkaitan Variabel
a. Hubungan pembangunan infrastruktur jalan tol terhadap pendapatan pada
perdagangan dan rumah makan
Infrastruktur jalan tol merupakan salah satu penunjang masyarakat dalam
pemenuhan kegiatan perekonomiannya, selain itu tujuan dari pembangunan jalan
tol ialah agar masyarakat dapat menjangkau kegiatan ekonomi, sosial dan budaya
dan kegiatan lainnya dengan lebih mudah. Berbicara tentang perekonomian
bangsa yang dapat meningkat karena pembangunan infrastruktur jalan tol, di sisi
lain faktor pembangunan jalan tol juga memiliki dampak negatif misal
diantaranya dalam sektor ekonomi, Economic Development Research Group
(2004) melakukan dalam penelitian I-70 di Columbia, Missouri adanya dampak
ekonomi yang secara langsung maupun tidak langsung tidak langsung, kerugian
bisnis dari adanya jalan baru, sehingga mengakibatkan pengurangan pendapatan
tenaga kerja kerugian; dan pengurangan penjualan, hunian hotel, dan pendapatan
pajak. Sehingga perdagangan dan rumah makan di sekitar jalur pantura yang
mana terancam mengalami penurunan pendapatan akibat sepinya pengunjung
tidak lain karena para pengguna jalan lebih memilih jalan tol sebagai jalan utama
menuju Jakarta–Brebes dan sebaliknya.

b. Hubungan pembangunan infrastruktur jalan tol terhadap promosi pada


perdagangan dan rumah makan
Dalam kegiatan penunjang ekonomi lainnya yakni promosi, sangatlah penting
tidak lain sebagai salah satu usaha agar suatu produk atau jasa dapat tersalurkan
dengan baik kepada calon konsumen, Seperti menurut Tjiptono (2015), promosi
penjualan sebagai bertujuan untuk “merangsang pembelian produk dengan segera
atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli oleh pelanggan dengan bentuk
persuasi langsung melalui pengunaan berbagai insentif yang dapat diatur”. Hal
ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari masing-masing usaha baik
rumah makan dan prdagangan yang sudah banyak ditinggal konsumen akibat

33
adanya jalan tol Cikopo-Pemalang. Sepinya pengguna jalan mengakibatkan
usaha promosi perlu extra untuk mencapai target penjualan.

c. Hubungan pembangunan infrastruktur jalan tol terhadap tenaga kerja pada


perdagangan dan rumah makan
Masalah lainnya yang akan timbul akibat pembangunan infrastruktur jalan tol
ialah pemecatan tenaga kerja, disebabkan perdagangan dan rumah makan
mimiliki pendapatan yang menurun bahkan tidak sedikit yang memilih untuk
menutup usahanya, hal ini berimbas pada pengurangan tenaga kerja sehingga
makin bertambahnya angka pengangguran, masalah ini tidak dapat di hiraukan
karena menyangkut dari pada perekonomian rakyat, peningkatan pengurangan
tenaga kerja juga angka pengangguran ini akan di buktikan pada analisis ini.
Sesuai menurut Terry L. Clower and Bernard L. Weinstein (2006) adanya
dampak terhadap pengurangan tenaga kerja, upah,sewa dan pajak akibat adanya
jalan tol di jalur baru.

34
B. Penelitian Terdahulu
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis juga menelusuri karya ilmiah
yang relevan dengan dampak pembangunan jalan tol dari berbagai sudut
pandang. Akhirnya penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Nama, Judul, Tahun Metode Persamaan Perbedaan
1. Terry L. Clower and Bernard L. Desktiptif Dampak dari Lokasi
Weinstein IMPACTS OF TOLL
ROADS ON THE REGIONAL adanya jalan tol penelitian
ECONOMY: dalam ekonomi dilakukan di
SUGGESTED MEASURES 2006
regional Texas AS
2. M. Roziqin Herianto, Dampak Kualitatif Dampak dari Jalan lingkar
Pembangunan Jalan Lingkar a. Observasi jalan tol selatan non tol
Selatan Salatiga terhadap b. Wawancara terhadap usaha
Perkembangan UKM di sekitar kecil mikro
Jalan Lingkar Selatan Salatiga,
2012

3. Andri Muhammad Ramdani, Kuantitatif Deskriptif Dampak Jalan lingkar


Pengaruh Pembangunan Jalan a. Observasi pembangunan selatan non tol
Lingkar Timur Cianjur Terhadap b.Kuesioner jalan terhadap Responden
Perubahan Orientasi Mata c. Wawancara ekonomi dalam sektor
Pencaharian Petani Di Kabupaten masyarakat Pertanian
Cianjur, 2013
4. Suci Puji Astuti, Pengaruh Deskriptif Dampak dari Lokasi
pembangunan jalan tol Cikampek- Kuantitatif a. pembangunan penelitian
Palimanan terhadap kondisi sosial Angket jalan tol yang berbeda
ekonomi masyarakat di kecamatan b.Wawancara terhadap salah
Kalijati kabupaten Subang, 2014 c.Dokumentasi satunya yaitu

35
ekonomi yang
ada dimasyarakat
seperti mata
pencaharian dan
pendapatan.

5. Mohammad Effendi, Dampak Deskriptif Dampak Jenis


Pembangunan Jembatan Suramadu Kualitatif pembanguanan infrastruktur
Terhadap Perekonomian Pulau a. Kuesioner infrastruktur (jembatan)
Madura, 2014 b. Wawancara terhadap
perekonomian
-Perdagangan
-Tenaga kerja
-Pendapatan
6. Muhammad Ikrom Rosyidin, Campuran Deskriptif Dampak Lokasi
Dampak Pembangunan Tol Cikopo kualitatif dan kuantitatif pembangunan penelitian
- Palimanan Terhadap Kondisi jalan tol di yang berbeda
Mata Pencaharian dan Pendapatan a. Angket Cikopo- -Lingkup desa
Masyarakat Desa Tegalkarang, b. Wawancara Palimanan
Palimana, Cirebon,2017 c. Dokumentasi -Perdagangan
-Pendapatan

C. Kerangka Berfikir
Suatu Negara memerlukan peningkatan dalam berbagai aspek, misalnya
peningkatan pada pembangunan infrastrukur yang mana menjadi salah satu tolak
ukur suatu negara untuk menyeimbangkan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat didalamnya yang terus menerus meningkat.
Pembangunan infrastruktur salah satunya ialah dengan meneruskan kembali
pembangunan jalan tol yang mana diharapkan dengan pembangunan jalan tol

36
tersebut proses distribusi menjadi lebih efektif dan efisien. Pembangunan jalan
tol yang baru-baru ini di resmikan ialah jalan tol Pejagan-Pemalang yaitu jalan
lintas jawa yang menghubungkan Jakarta hingga Jawa Tengah, dan dapat
mempermudah distribusi barang dan jasa di antar daerah tersebut, adanya jalan
tol ini dianggap lebih efisien dibandingkan jalur pantai utara dan sebagai langkah
untuk menjadikan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Perekonomian merupakan sistem yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi
dari para pelaku ekonomi dan kegiatan antar sektor yang ada di wilayah tersebut.
Salah satu pelaku ekonomi akan memberikan dampak keterkaitan langsung
maupun tidak langsung terhadap perekonomian secara menyeluruh ketika pelaku
ekonomi melakukan perubahan aktivitas. Pembanguan jalan tol Cikopo - Pejagan
menimbulkan beberapa dampak sistem perekonomian pada masyarakat di
sepanjang jalur Pantai Utara terkhusus sektor perdagangan dan rumah makan
dengan spesifikasi masalah yakni; Pendapatan, Tenga Kerja dan Promosi, perlu
adanya analisa lebih lanjut untuk mengetahui masalah yang di timbulkan akibat
adanya pembangunan infrastruktur berupa jalan tol tersebut, yang mana
pembahasan tersebut menjadi topik utama dalam penelitian ini.
Dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif dan
kuantitatif (campuran), diharapkan mampu menjelaskan masalah dari fenomena
yang terjadi. Berangkat dari pemilihan materi kajian mengenai dampak
pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang terhadap kinerja perekonomian
Kabupaten Brebes dengan melihat melalui dua sisi perekonomian wilayah yaitu
Perdagangan dan Rumah Makan.

37
Pembangunan jalan tol Cikopo - Pejagan

Dampak pembangunan jalan tol Cikopo - Pejagan terhadap perekonomian


usaha kecil menengah 3 Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Brebes melihat
dari dua sisi perekonomian wilayah yaitu Pedagangan dan Restoran

Perdagangan Rumah Makan


- Pendapatan - Pendapatan
- Tenaga Kerja - Tenaga Kerja
- Promosi - Promosi

38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode campuran, penelitian


campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau
mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif (John Creswell, 2014).
Peneliti ini fokus kepada wilayah yang dilalui jalur pantai utara yang berada di
tiga kabupaten yaitu Indramayu, Cirebon dan Brebes. Peneliti menggunakan data
sekunder yaitu data PDRB kabupaten Indramayu, Cirebon, Brebes Provinsi Jawa
Barat dan Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha
2010-2016 yang diperoleh di BPS. Peneliti mendapatkan data primer yang
bersumber dari wawancara angket dan observasi kepada para rumah makan dan
pedagang oleh-oleh yang ada di sepanjang jalur pantai utara di tiga kabupaten.

Kriteria penelitian sampel untuk rumah makan adalah pemilik atau pegawai
yang bekerja di rumah makan yang terdiri dari rumah makan kendaraan pribadi,
bus dan truck. Dimana masing-masing rumah makan memiliki luas tanah untuk
rumah makan mobil pribadi minimal 1000M2, rumah makan bus minimal
memiliki luas tanah 10.000M2 dan rumah makan truck memiliki luas tanah
minimal 8000M2 . Selain itu, kriteria pemilik atau pegawai adalah sudah bekerja
minimal sejak tahun 2014. Dasar pertimbangan ini adalah pemilik atau pegawai
dapat mengetahui adanya perubahan semenjak sebelum dan sesudah adanya
jalan tol. Selanjutnya yaitu masing-masing kategori rumah makan memiliki jarak
minimal 15KM untuk arah barat maupun arah timur dalam jalur pantai utara. Hal
ini di harapkan sumber informasi memiliki varian yang berbeda dari sampel
sebelumnya. Untuk kriteria perdagangan sendiri yaitu makanan khas daerah
yang di dagangkan. Hal ini dipertimbangkan setiap daerah memiliki ciri khas
makanan yang berbeda beda dan menjadikan salah satu daya tarik konsumen
untuk membawa buah tangan ketika berada didaerah tersebut.

39
B. Metode Penentuan Sampel
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2017) adalah “wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisrik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam Penelitian ini yaitu pedagang dan pemilik
rumah makan yang berada di jalur pantura di kabupaten Indramayu, Cirebon dan
Brebes.

Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi


disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku
bagi populasi. Arikunto (2016) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti.” Selanjutnya menurut Sugiyono (2017) sampel
adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.”

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebagai bahan penelitian


dengan menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto
(2016) menjelaskan bahwa “purposive sampling dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu.” Begitu pula menurut Sugiyono (2017)
purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.” Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan
sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan
pengambilan subjek/sampel penelitian ini adalah sampel yang lokasi berada di
deretan jalan pantai utara.
Metode pengambilan sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling sesuai dengan namanya sampel diambil dengan maksud dan
tujuan tertentu. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari 31
sampel karena peneliti melihat sumber sampel terkecil. Sampel terdiri dari,
pemerintahan dan kalangan pebisnis. Sampel dipilih berdasarkan penilaian

40
peneliti bahwa pihak yang sesuai dengan batasan pengambilan sampel untuk
dijadikan sampel penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Pada tahap ini, pengumpulan data adalah hal terpenting dalam suatu
penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
berkaitan dengan masalah penelitian..
1. Data Primer

Data yang didapatkan oleh peneliti secara langsung dan dalam waktu yang
berdekatan agar tidak adanya kesenjangan dalam hasil penelitian. Data primer
dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan angket. Data
yang diperlukan dalan penelitian ini dikumpulkan dengan beberapa teknik
diantaranya menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Wawancara
Pengertian wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi secara langsung, mendalam terstruktur, dan individual”. Jadi
peneliti melakukan wawancara kepada pemilik atau pegawai dari usaha
rumah makan dan pedagang oleh-oleh yang berada disepanjang jalur pantai
utara sebagai informan narasumber karena menguasai permasalahan dan
bersedia memberikan informasi yang dipilih berdasarkan batasan sampel
yang telah ditentukan atas pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang.

b. Observasi

Pengertian observasi atau pengamatan adalah suatu metode pengumpulan


data dengan aktivitas peneliti untuk merasakan, memahami fenomena dan
mencatat setiap informasi sesuai dengan kenyataan yang mereka alami
selama penelitian berlangsung. Menrut sugiyono observasi merupakan
proses penelitian dengan cara megamati situasi dan kondisi secara langsung
untuk memperoleh hasil yang sesungguhnya. Jadi dalam penelitian ini

41
dilakukan untuk mencatat keadaan rumah makan, perdagangan oleh-oleh dan
jalan yang ada di jalur Pantai Utara atas adanya pembangunan jalan tol
Cikopo-Pemalang.
c. Angket
Menurut Sugiyono kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan peneliti dengan cara memberi seperangkat/kertas yang
didalamnya terdapat pertanyaan untuk menjawab pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Menurut Sukardi (2014), mengemukakan
bahwa angket adalah “kumpulan pertanyaan yang berkaitan erat dengan
masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke
responden untuk memperoleh informasi dari responden yang berada
dilapangan”. Dari pernyataan di atas, angket adalah suatu daftar pertanyaan
atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada seseorang untuk memperoleh
informasi di lapangan. Angket ini di sebar ke pemilik usaha atau pegawai
dari rumah makan dan pedagang oleh-oleh yang berkaitan dengan jalan tol
Cikopo-Pemalang.

2. Data Sekunder

a. Penelitian Lapangan

Penelitan lapangan yang dimaksud merupakan peneliti secara langsung


melakukan penelitian ke tempat yang menyediakan data sekunder yang
diperlukan sebagai bahan refrensi seperti Badan Pusat Statistik (BPS).

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yang dimaksud merupakan peneliti mengumpulkan


data dan mempelajari literatur yang relevan dengan penulisan skripsi.
Peneliti melakukan penelitian dengan mengumpulkan buku,artikel,jurnal
dan data lain yang bersumber dari internet yang berkaitan dengan
penelitian.
42
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
Model Rasio Pertumbuhan adalah alat analisis atau kegiatan alternatif dalam
penentuan deskripsi kegiatan ekonomi dengan membandingkan pertumbuhan
suatu kegiatan baik dalam skala yang lebih kecil maupun dalam skala yang lebih
luas alat analisis MRP ini berguna untuk melihat sektor ekonomi yang potensial.
Dalam analisis MRP terdapat dua macam analisis pertumbuhan, yaitu:
1. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) merupakan perbandingan antara
pertumbuhan pendapatan (PDRB) kategori i di tingkat kabupaten dengan
pertumbuhan pendapatan (PDRB) kategori i di Provinsi.
2. Rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr) perbandingan rata-rata per
umbuhan pendapatan (PDRB) kategori i di Provinsi dengan rata-rata
pertumbuhan pendapatan (PDRB) di Provinsi.
Analisis MRP ini merupakan turunan dari komponen awal yaitu proportional
shift dan differential shift dalam analisis shift-share (Yusuf, 1999). Komponen dari
alat analisis proportional shift dan differential shift yang dalam analisis shift-share
Estaban Marquillas disimbolkan dengan Mij dan Cij ini memberikan nilai
perubahan baik pengurangan maupun penambahan PDRB. Dengan demikian, Mij
dan Cij menunjukkan perubahan nilai yang besar (bukan rasio). Melalui
modifikasi maka terdapat nilai yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan 1
(rasio).

Formulasi dari RPs dan RPr yang merupakan penurunan dari persamaan
sebagai berikut (Yusuf, 1999):

1. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr):

 E E 
Pij  iR
 R
ER(t ) E
 ij (t ) (1)
 EiR(t ) 
43
Pij  EiR ER(t ) ER EiR(t )  
   (2)

 


Eij (t ) EiR(t ) ER(t ) EiR(t ) ER(t )

Pij  EiR E R(t )   ER (3)


 
 

E 1
Eij (t ) iR(t ) ER(t ) E R(t )

EiR
ER (t ) Pij EtR ER(t )  EiR(t )
1   (4)
ER Eij (t ) EtR(t ) ER ER
ER(t ) EiR
E
Rasio Per umbuhan Wilayah Referensi (RPr) =  iR(t ) (5)
ER
ER(t )

2. Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) :

 E E 
Dij   ij
 E iR (6)
E iR(t ) E
 ij (t ) ij (t )


EiRE ij(t ) (7)
Dij  Eij  EiR(t )

Eij EiR(t )   EiR Eij(t )


Dij   (8)
 1
EiR Eij (t ) EiR(t )

Eij
E E Eij (t )
1  iR iR(t ) 
EiR(t ) Dij
(9)
EiR Eij (t ) EiR(t ) Eij EiR
EiR(t )
Eij
E
Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs)  iR(t ) (10)
ER
ER(t )

44
Dimana :
 Eij = Eij,t – Eij (11)

 EiR =EiR,t - Ein (12)

 ER =ER,t – ER (13)
∆Eij : Perubahan PDRB kategori (subkategori) i di Kabupaten
Eij,t : PDRB kategori (subkatgori) i di Kabupaten pada tahun akhir analisis
∆EiR Perubahan PDRB kategori (subkategori) i di Provinsi
EiR,t : PDRB kategori (subkategori) i di Provinsi pada tahun akhir analisis
∆ER: Perubahan PDRB Provinsi
ER,t : Total PDRB tahun akhir analisis di Provinsi
Mij : Perubahan PDRB kategori (subkategori) i di Kabupaten yang disebabkan
oleh pengaruh pertumbuhan kategori (subkategori) i di Provinsi
Cij : Perubahan PDRB kategori (subkategori) i di Kabupaten yang disebabkan
oleh keunggulan kompetitif kategori (subkategori) i di Kabupaten.

2. Modifikasi Estaban-Marquillas (E-M) terhadap Analisis Shift-share Klasik


Selanjutnya untuk mengetahui tingkat spesialisasi perekonomian disuatu
daerah dapat dilakukan dengan modifikasi analisis shift-share yang dilakukan
oleh Estaban-Marquillas Pada tahun 1972 guna memecahkan masalah pengaruh
efek alokasi dan spesialisasi” (Soepono, 1993). Mengacu kepada persamaan di
atas modifikasi persamaan Shift-Share menurut Estaban Marguillas mengandung
unsur baru yang diberi notasi E*ij didefinisikan sebagai suatu variabel wilayah
(Eij), dimana Eij=E*ij bila struktur wilayah sama dengan struktur nasional maka
E*ij dirumuskan menjadi:
E*ij=Ej(Ein/En) (14)
Ketika Eij diganti dengan E*ij maka persamaan berubah menjadi Cij = Eij (rij
– rin) dan dapat pula diganti menjadi:
45
C*ij=E*ij(rij–rin) (15)
Cij adalah untuk mengukur keunggulan atau ketidak unggulan kompetitif di
kategori-i pada perekonomian suatu wilayah menurut analisis Shift-share klasik.
Pengaruh efek alokasi (allocation effect) sendiri belum dijelaskan dari suatu
variabel wilayah untuk kategori-i di wilayah j (Aij), untuk mengetahui efek
alokasi tersebut didekati dengan menggunakan rumus (Soepono, 1993):
Aij=(Eij-E*ij)(ruj-rin) (16)
Dimana
Aij :Pengaruh alokasi terdiri dari dua bagian yaitu adanya tingkat
spesialisasi kategori i di kabupaten dikalikan dengan keunggulan
kompetitif
(Eij-E*ij) : menggambarkan tingkat spesialisasi kategori I di kabupaten
(ruj-rin) : menggambarkan tingkat keunggulan kompetitif kategori I di
kabupaten
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Aij sebagai pengaruh alokasi
dapat dilihat dalam dua bagian yaitu tingkat spesialisasi kategori i di wilayah j (Eij
– E*ij) yang dikalikan dengan keunggulan kompetitif (rij – rin). Persamaan
tersebut dapat bermakna bahwa bila suatu wilayah mempunyai suatu spesialisasi di
kategori tertentu, maka kategori tersebut pasti akan menikmati pula keunggulan
kompetitif yang lebih baik. Hasil dari modifikasi Estaban-Marquillas terhadap
analisis Shift-Share dapat dirumuskan sebagai berikut (Soepono, 1993):
Dij = Eij (rn) + Eij (rin - n) + E*ij (rin - rn) + (Eij – E*ij)(rin - rn) (17)

3. Tabel Distribusi Frekuensi


Sedangkan menurut Suharyadi dan Purwanto (2003), distribusi frekuensi
adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan
banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan
ke dalam dua atau lebih kategori.

46
1) Menentukan Kelas Interval
Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus Sturges,
yaitu :
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
K = Jumlah kelas interval
n = Jumlah data observasi
log = Logaritma
Lalu interval kelas dapat dicari sebagai berikut
K=R/i i=
R/k
Keterangan
K= Jumlah Interval kelas
I= Besar interval kelas
R=Range

2) Grafik Batang
Grafik batang dibuat berdasarkan data frekuensi dan kelas interval
yang akan ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.

E. Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Jalan tol
Jalan tol yaitu jalan bebas hambatan yang digunakan oleh kendaraan
beroda empat atau lebih. Jalan tol ini bertujuan untuk mempercepat alur
distribusi. Jalan tol yang dijadikan objek penelitan ini yaitu jalan tol Cikopo-
Pemalang dimana pintu masuk tol di Cikopo dan pintu keluar di Brebes
Timur.

47
2. Rumah Makan
Rumah makan yaitu tempat yang dikomersilkan yang menyediakan atau
pelayanan makanan dan minum. Rumah makan yang dijadikan objek peneliti
yaitu yang berada disepanjang jalur pantai utara di tiga kabupaten yaitu
Indramayu,Cirebon dan Brebes
3. Perdagangan
Perdagangan disini yang dijadikan variabel penelitian yaitu perdagangan
yang menjual barang atau makanan yang menjadikan tradisi di masing-
masing daerah yang berada diruas jalan pantai utara di Kabupaten
Indramayu, Cirebon dan Brebes.
4. Pendapatan
Pendapatan disini yang dimaksud yaitu pendapatan atau omset yang
diperoleh selama satu bulan. Sebagian besar usaha yang ada di sepanjang
ruas jalan pantai utara termasuk UMKM sehingga pendapatan atau omset ini
disesuaikan dengan standar pendapatan yang diterima UMKM.
5. Promosi
Promosi yaitu sebuah persuasi atau anjuran dari pemilik atau pegawai
usaha untuk menarik konsumen. Peneliti disini membagi bentuk promosi
yaitu: pasang iklan atau reklame di ruas jalan, potongan harga dan
kerjasama.
6. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ini sebagai kriteria dalam pengembangan atau penyerapan
tenaga kerja dalam UMKM di daerah khususnya di kabupaten Indramayu,
Cirebon dan Brebes atas dampak dari pembangunan jalan tol Cikopo-
Pemalang.
7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto yaitu jumlah nilai keseluruhan baik jasa
ataupun barang yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam
satu tahun. PDRB sebagi indikator yang digunakan untuk mengetahui

48
perekonomian suatu daerah dengan atas dasar konstan. PDRB yang
digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga konstan tahun
2010.
8. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran
Sektor perdagangan dan Eceran adalah sektor yang mewakili dari
perdagangan oleh-oleh yang berada diruas jalan pantai utara untuk
berkontribusi dalam PDRB.
9. Sektor penyedian akomodasi dan makan minum
Sektor penyedian akomodasi dan makan minum adalah sektor yang
mewakili dari rumah yang berada diruas jalan pantai utara untuk
berkontribusi dalam PDRB.

49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan penelitian ini berada di tiga Kabupaten yaitu
Indramayu, Cirebon dan Brebes dimana berada di utara pulau jawa. Sebelum
diresmikannya jalan tol Cipali hingga Pemalang wilayah pantura ini merupakan
jalur yang biasa dilewati pengendara dari arah barat ke timur maupun
sebaliknya. Daerah yang diteliti yaitu sepanjang jalur pantura di Indramayu,
Cirebon dan Brebes.
Gambar 4. 1
Jalan Tol Cikopo-Pejagan

Sumber : Google Maps 2018

Jalur Tol Cikopo hingga Pemalang melewati dua provinsi yaitu Jawa Barat
dan Jawa Tengah. Jalur ini mempersingkat jarak tempuh untuk menghubung dua
Provinsi tersebut. Daerah yang dilewati jalur Tol Cikopo–Pemalang yaitu
Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Brebes. Ketiga Kabupaten tersebut menjadi

50
lokasi penelitian dan jalur Tol ini direncanakan sebagai jalur Nasional dalam
pulau jawa guna menghubungkan Banten hingga Surabaya. Gambar 4.1
menunjukan Jalur Cikopo–Palimana, Palimanan–Kanci dan Kanci–Pejagan.

Gambar 4. 2
Lokasi Penelitian Jalur Pantai Utara

Sumber : Google Maps 2018

Jarak antara indramayu hingga brebes yang menjadi lokasi penelitian


sepanjang 145KM yang ditunjukan pada gambar 4.2 Jumlah responden yang
sudah diwawancarai dan mengisi angket sebanyak 31 untuk tiga kabupaten yaitu
kabupaten Indramayu, Cirebon dan Brebes.

51
2. Kondisi Umum Responden
Tabel 4. 1
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin di Daerah Penelitian
NO Jenis Kelamin Responden
Jumlah Persentase
1 Laki-laki 13 41,9%
2 Perempuan 18 58,1%
Total 31 100%
Sumber: Data angket penelitian 2018

Data jumlah responden menurut jenis kelamin yang sesuai dengan kriteria sampel
di deretan jalur Pantai Utara (pantura) dari Indrmayu hingga Brebes yaitu 3 orang
yang terdiri dari 13 orang responden laki-laki atau 41,9% dan 18 orang responden
perempuan atau 58,1%.
Tabel 4. 2
Jumlah Responden Menurut Posisi
NO SELAKU Kabupaten
Indramayu Cirebon Brebes Jumlah
1 Pegawai 2 2 3 7
2 Pemilik 8 8 8 24
Total 10 10 11 31
Sumber : Data angket penelitian 2018

Jumlah responden menurut posisi atau bagian dimasing-masing rumah makan


dan perdagangan di tunjukan pada tabel 4.2 Jumlah responden menurut posisi
atau bagian di masing-masing rumah makan dan perdagangan di sepanjang jalur
pantai utara dari Indramayu sampai Brebes yaitu sebanyak 31 orang yang terdiri
dari responden sebagai pemilik berjumlah 24 orang dan sisanya sebagai pegawai.

52
Jumlah responden menurut posisi atau bagian di masing-masing rumah makan
dan perdagangan oleh-oleh di sepanjang jalur pantai utara dari Indramayu sampai
Brebes yaitu sebanyak 31 orang. Dalam persentase terdiri dari responden
sebagai pemilik dari usaha yaitu sebesar 77% dan sisanya sebagai pegawai
dengan jumlah persentase 23%. Jumlah responden menurut posisi atau bagian di
masing-masing rumah makan dan perdagangan oleh-oleh ditunjukan pada grafik
4.1.
Grafik 4.1
Posisi Responden

Selaku
Grafik 4. 1
Posisi Responden
Pegawai
23%

Pemilik
77%

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum responden yang diwawancarai


selaku pemilik dari usahanya dan sisanya selaku pegawai hal demikian
disebabkan usaha yang berada disepanjang jalur pantai utara tergolong UMKM
sehingga pemilik usaha masih mendampingi untuk memantau langsung.

53
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
Pada penelitian di lapangan peneliti melakukan pengamatan secara langsung.
Hasil pengamatan ini untuk dijadikan tambahan data dalam menjawab pada
rumusan masalah di bab satu. Data observasi tersebut terbagi menjadi beberapa
hal yang di amati, yaitu rumah makan di sepanjang jalur pantura Indramayu-
Brebes, Perdagangan di sepanjang jalur pantura Indramayu-Brebes, dan jalan
utama pantai utara yang menghubungkan kabupaten Indramayu sampai Brebes.
a. Rumah Makan
Rumah makan yang peneliti amati berada di pinggir jalur pantura baik dari
arah barat ataupu timur. Rumah makan yang peneliti amati juga memiliki kriteria
yang sudah dijelaskan di bab tiga. Keadaan usaha rumah makan di jalur pantura
khususnya wilayah Indramayu, Cirebon dan Brebes memiliki dampak yang
berbeda-beda dari adanya jalan tol. Kabupaten Indramayu merupakan wilayah
yang paling besar dampaknya dari adanyanya jalan tol Cikopo-Pemalang dimana
peneliti lebih sering melihat rumah makan yang tutup atau disegel dibandingkan
rumah makan yang masih buka, sekalipun terdapat rumah makan yang masih
buka kondisi dari rumah makan itu terbilang sepi dan dalam penyajian
makanannya terbatas. Semua jenis rumah makan yang ada di Indramayu sepi
baik jenis rumah makan untuk mobil pribadi, bus ataupun truck. Berbeda dengan
Indramayu, untuk kabupaten Cirebon usaha rumah makan masih ramai karena
mengingat jalan tol yang sudah ada di kabupaten Cirebon sejak tahun 1998.
Pengusaha sudah memahami kondisi ini sehingga rumah makan di kabupaten
Cirebon lebih memilih masyarakat sekitar sebagai objek konsumen khususnya
rumah makan mobil pribadi. Jenis rumah makan bus dan truck masih terbilang
ramai dibandingkan kabupaten Indramayu. Kondisi rumah makan di kabupaten
Brebes saat peneliti melakukan pengamatan sedikitnya pengunjung yang singgah
diberbagai jenis rumah makan baik untuk mobil pribadi bus dan truck, namun hal
ini tidak separah rumah makan yang ada di kabupaten Indramayu. Keterkaitan

54
dengan rumusan masalah peneliti, bahwa kondisi saat ini rumah makan yang
berada di tiga kabupaten, dua diantaranya kabupaten Indramayu dan Brebes
menurun akibat adanya jalan tol dimana pengguna jalan yang biasanya melewati
jalur pantura sehingga konsumsi di rumah makan yang dilakukan di sekitaran
pantura beralih ke jalan tol dan mengakibatkan penurunan konsumen rumah
makan di jalan pantura.

Gambar 4. 3
Rumah Makan Yang Tutup

Sumber : Observasi Lapangan


b. Perdagangan
Dalam pengamatan untuk usaha perdagangan peneliti terfokus pada
perdagangan yang memperdagangkan oleh-oleh khas dari masing-masing
kabupaten tersebut. Dalam pengamatan untuk usaha perdagangan tidak berbeda
jauh dengan peneliti melakukan pengamatan usaha rumah makan. Perdagangan
yang ada di masing-masing kabupaten terbilang sulit ditemui dan cenderung
hanya di satu sisi jalan saja yang mendominasi setiap kabupaten tersebut. Jalan
menuju Jakarta yang biasa menjadi tempat penjualan oleh-oleh, meskipun dari
arah sebaliknya yaitu dari barat ke arah timur ada yang menjual oleh-oleh tidak
seramai dari arah sebaliknya hal ini di buktikan dengan adanya sebagian toko
yang tutup serta untuk wilayah tidak adanya penjual dari arah tersebut di
kabupaten Indramayu dan Cirebon. Keterkaitan dengan rumusan masalah

55
peneliti, bahwa kondisi saat ini perdagangan oleh-oleh yang berada di tiga
kabupaten menurun akibat adanya jalan tol dimana pengguna jalan yang biasanya
melewati jalur pantura sehingga membeli oleh-oleh di sekitaran pantura beralih
ke jalan tol dan mengakibatkan penurunan komsumen pedagang oleh-oleh di
jalan pantura.

Gambar 4. 4
Perdagangan Oleh-oleh

Sumber : Observasi Lapangan


c. Jalan
Penelitian selanjutnya peneliti mengamati jalur utama pantai utara yang sering
disingkat pantura. Dalam melakukan pengamatan peneliti melihat pengguna
utama dari jalur tersebut didominasi truck dan warga sekitar. Peneliti menyusuri
jalan utama pantura dari Indramayu sampai Brebes terbilang lengang dan hanya
beberapa titik terdapat kemacetan akibat adanya pasar dan penyebrangan.
Berbeda dengan sebelum adanya jalan tol, jalur pantura merupakan jalur utama
penghubung antar wilayah di pulau jawa khususnya kabupaten Indramayu,
Cirebon dan Brebes, sehingga sangat ramai dan padat. Kondisi jalan yang lebar
memiliki empat jalur, dua diantaranya kearah timur dan sebaliknya yang dulu
masih belum mampu membendung kemacetan akibat jumlah volume pengguna
jalan, namun kini menjadi lengang yang didominasi oleh truck dan warga sekitar
56
sesekali melintas mobil pribadi. Keterkaitan dengan rumusan masalah yaitu yang
dulunya ramai sebelum adanya jalan tol di lintasi para pengguna jalan umumnya
namun menjadi berkurang pengguna jalan pantura yang beralih ke jalan tol guna
mempersingkat waktu. Dari akibat tersebut berdampak pada rumah makan dan
perdagangan yang ada di sepanjang jalur pantura di kabupaten
Indramayu,Cirebon dan Brebes.
Gambar 4. 5
Jalan di Pantai Utara

Sumber : Observasi Lapangan

2. Hasil Angket

Pengambilan data angket yang dilakukan oleh peneliti menggunankan


teknik purposive sampling dimana ada syarat dan kententuan dalam pemilihan
sampel. Data angket ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh peneliti
untuk menjawab rumusan masalah. Jumlah responden yaitu 31 pemilik atau
pegawai sebagai sampel. Dalam instrumen angket tersebut mencakup tentang
pendapatan, tenaga kerja dan promosi responden berkaitan dengan dampak
pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang. Berikut ini deskripsi data dari
instrumen angket.

57
a. Lama Usaha
Peneliti mendapatkan sampel sebanyak 31 responden sebagai sampel dimana
sudah ditentukan kriteria minimal dalam lama berdiri yaitu pada tahun 2014 guna
melihat dampak dari adanya jalan tol yang difungsikan pada tahun 2015.

Grafik 4. 2
Lama Berdiri

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Dalam grafik 4.2 menunjukkan lama berdiri dari responden dimana pengusaha
yang sedikit sebagai responden berdiri selama 4-7 tahun sebanyak 3 responden
atau 9.7%, sedangkan pengusaha yang terbanyak sebagai responden berdiri
selama 16-19 tahun sebanyak 12 responden atau 38.7%. Responden yang sudah
membangun usahanya lebih lama cenderum bertahan menghadapi situasi dan
berharap agar bisa mebaik menurut salah satu sumber responden mengatakan hal
tersebut.

b. Sifat Usaha
Dalam melakukan wawancara peneliti menanyakan sifat usaha yang dimiliki
pengusaha dimana ada dua pilihan jawaban yaitu individu atau perorangan dan
kerjasama. Peneliti menanyakan hal tersebut untuk mengetahui status
kepemilikan usaha yang sedang berjalan.
58
Grafik 4. 3
Sifat Usaha

Sifat Usaha

100
80
Persentase

60
40
20
0
Kerjasama Individu
Persentase 12.9 87.1

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Sifat usaha ditunjukkan dalam grafik 4.3 sebanyak 4 responden melakukan


kerjasama dalam membangun usahanya atau sebesar 12.9% dan sisanya
membangun usaha perorangan berjumlah 27 responden atau sebesar 87.1%.
pengusaha yang membangun usahanya dengan kerjasama biasanya dilakukan
oleh rumah makan bus dimana bekerjasama dengan beberapa PO bus hal ini
untuk meningkatkan konsumen dari rumah makan bus itu sendiri. Ada
pembagianya yang sudah disepakati untuk pengusaha rumah makan agar dapat
bekerjasama dengan PO bus. “Memberi insentif kepada sopir, menanggung 30%
bila ada kecelakaan ini beberapa syarat yang ditentukan oleh PO bus biasanya”,
hal ini yang di sampaikan oleh responden berinisial RN.

c. Tempat Usaha
Kali ini peneliti ingin mengetahui status tempat usaha dari masing-masing
pengusaha baik milik pribadi atupun sewa. Pengusaha yang memimiliki tempat
pribadi ataupun menyewa dapat dilihat pada grafik 4.4 pengusaha yang memiliki
pribadi tempat usahanya sebesar 80.6% dan sisanya sewa sebesar 19.4% .

59
Grafik 4. 4
Tempat Usaha

Tempat Usaha

100
80
Persentase

60
40
20
0
Sewa Pribadi
Persentase 19.4 80.6

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Pengusaha yang melakukan sewa dimayoritasi oleh pengusaha oleh-oleh 5


dari 6 pengusaha yang tempat usahanya masih menyewa. Lokasi dari responden
yang menyewa berada di ketiga kabupaten yang menjadi sampel yaitu kabupaten
Indrmayu, Cirebon dan Brebes dan masing-masing berinisial SM, BI, SP, RN
dan HN. Satu-Satunya rumah makan yang menyewa tempat merupakan
pengusaha rumah makan untuk bus dimana tempat tersebut berasal dari PO bus
yang diajak bekerjasama dengan dirinya berlokasi di Kabupaten Indramayu.

d. Pekerjaan Sampingan
Data responden tentang pekerjaan sampingan merupakan data dari responden
tentang pekerjaan sampingan mereka selama ini. Responden yang memiliki
pekerjaan sampingan selain memiliki usaha di jalur pantura sebanyak 25.8% atau
8 dari 31 responden. Semua responden yang memiliki pekerjaan sampingan
dimana sampingannya sebagai pedagang di lain tempat, 74.2 % tidak memiliki
pekerjaan sampingan hanya bergantung terhadap usaha yang sudah di bangun di
sepanjang jalur pantura.
60
Grafik 4. 5
Pekerjaan Sampingan

Pekerjaan Sampingan

80
60
Persentase

40

20

0
Ada Tidak Ada
Persentase 25.8 74.2

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Data pekerja sampingan tersebut tersaji pada grafik 4.5 Responden


mengeluhkan dengan kondisi yang ada terhadap peneliti ketika pendapatan
mereka terus menurun dimana pengeluhan ini di moyoritasi pengusha yang tidak
memiliki pekerjaan sampingan yang hanya bergantung kepada usaha yang ada di
jaur pantura.

e. Jenis Usaha
Data responden tentang jenis usaha merupakan data dari responden tentang
jenis usaha mereka saat dilakukan pengambilan data oleh peneliti. Peneliti
membagi kedalam beberapa macam jenis usaha yang menjadi sempel yaitu
Rumah makan mobil pribadi, rumah makan bus, rumah makan truck dan
penjualan oleh-oleh yang sudah ada kriterianya masing-masing untuk dijadikan
sempel. Data jenis usaha tersaji dalam grafik 4.6

61
Grafik 4. 6
Jenis Usaha

Jenis Usaha
35
30
Persentase 25
20
15
10
5
0
Rumah Rumah Rumah Penjual
Makan Makan Makan Oleh-
Pribadi Bus Truck Oleh
Persentase 32.3 16.1 29 22.6

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Dalam jenis usaha, peneliti mendapatkan responden yang memiliki usaha


rumah makan pribadi dengan persentase terbesar yaitu 32.3% atau dengan jumlah
responden terbanyak yaitu 10 responden. Rumah makan bus dengan persentase
16.1% atau dengan jumlah 5 responden. Rumah makan truck dengan 9 responden
atau dengan persentase 29% dan sisanya penjual oleh-oleh sebanyak 7 responden
atau dengan persentase sebesar 22.6%.

f. Sumber Barang
Jumlah responden menurut sumber barang yang diperoleh di tunjukan pada
grafik 4.7 jumlah responden yang mendapatkan barang yang diproduksi untuk
dijual kembali sebanyak 77.4% berasal dari pasar atau 24 responden yang di
moyoritasi pengusaha rumah makan. Sebaliknya yang memperoleh barang dari
supplier sebanyak 22.6% atau 7 responden dan di moyoritasi oleh pengusaha
oleh-oleh

62
Grafik 4. 7
Sumber Barang

Sumber Barang

80

60
Persentase

40

20

0
Pasar Supplier
Persantase 77.4 22.6

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Rumah makan yang terkena dampak atau mengalami penurunan pendapatan


akibat adanya jalan tol berimbas juga terhadapa pasar, dimana pasar sebagai
sumber barang yang diperoleh dari pengusaha rumah makan. Hal ini disampaikan
oleh salah satu responden yang berinisal YY, beliau menyampaikan keluhan
sebagian langganan rumah makan tersebut yang ada di pasar. “Ya dipasar juga
pada megeluh mas, dan meminta biar saya bisa membeli lagi dagangannya, ya
gimana mau beli lagi kan saya juga sepi. Banyak mas dampaknya”. Ujar
responden berinisial YY

g. Asal Modal
Asal modal yang menjadi responden dalam penelitian ini beragam, peneliti
membagi kedalam beberapa jawaban asal modal yaitu asal modal dari pinjaman,
tabungan, warisan dan lain-lain. Asal modal tersebut ditunjukkan pada grafik 4.8
dengan adanya asal modal peneliti ingin mengetahui berasal dari mana modalnya
berasal untuk membangun usaha.

63
Grafik 4. 8
Asal Modal

Asal Modal

50
40
Persentase

30
20
10
0
Pinjaman Tabungan Warisan Lain-lain
Persentase 41.9 19.4 6.5 32.3

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Dari grafik 4.8 diatas asal modal yang diperoleh responden yaitu berasal dari
pinjaman berada paling banyak yaitu sebesar 41.9 persen atau 13 responden.
Tabungan yang dimiliki responden sebagai asal modal pertama untuk
membangun usaha sebanyak 6 responden atau dengan persentase sebesar 19.4 %.
Warisan berada paling sedikit untuk jawaban responden yang memperoleh
warisan sebagai modal awal untuk membuka usaha yaitu sebesar 6.5% atau
hanya dua responden yang menjawab warisan sebagai asal modal awal yang di
peroleh dan lain-lain berada di posisi kedua yaitu sebesar 32.3% atau 10
responden. Responden yang menjawab lain-lain disebabkan karena ketidaktauan
asal modal yang diperoleh karena sebagian mereka hanya sebagai pegawai.

h. Modal Usaha
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2016 membuat
peraturan untuk perubahan syarat minimum modal usaha perseroan terbatas
khusus untuk UKM. Sebelum ada PP No 29, pengusaha dibebankan dengan
syarat minimum modal usaha sebsar 50.000.000, dengan adanya peraturan ini

64
pengusaha dibebaskan untuk menentukan modal usahanya. Maka peneliti
menentukan 4 kategori modal usaha dari kurang dari Rp 50.000.000 sampai Rp
10.000.000.000 sesuai dengan 3 kelompok besar pertama adalah PT dengan skala
usaha kecil harus memiliki modal disetor sebesar kurang dari Rp50.000.000. PT
dengan skala usaha menengah, harus memiliki modal disetor sebesar antara Rp
50 juta-Rp 500 juta dan PT dengan skala usaha besar harus memiliki modal
disetor sebesar Rp 500 juta-Rp10 miliar.
Grafik 4. 9
Modal Usaha

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Dalam grafik 4.9 menunjukan responden yang memiliki modal awal


<Rp50.000.000 hanya sebesar 3.2% atau hanya satu responden yang memiliki
modal awal tersebut. Responde yang memiliki modal awal Rp50.000.000-
<Rp500.000.000 sebesar 58.1% hal ini tertinggi dengan kategori modal yang
lain. Sebanyak 12.9% pengusaha memiliki modal awal sebesar Rp500.000.000-
Rp10.000.000.000 dan sisanya tidak mengetahui modal yang disebabkan
responden sebatas pegawai sebanyak 25.8%.

65
i. Pendidikan Terakhir
Peneliti ingin mengetahui pendidikan terakhir dari masing-masing pemilik
usaha, dengan melihat latar belakang pendidikan pemilik usaha. Jumlah
responden menurut tingkat pendidikan di tunjukkan pada grafik 4.10
Grafik 4. 9
Pendidikan Terakhir Pemilik

Pendidikan Terakhir Pemilik

80
Persentase

60
40
20
0
SD SLTP SLTA SARJANA
(S1/S2)
Persentase 3.2 25.8 61.3 9.7

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Jumlah responden menurut tingkat pendidikan formal selaku pemilik usaha


yaitu 19 orang (61.3%) yang pendidikan terakhir tingkat SLTA hal ini
merupakan paling banyak di bandingkan dengan pendidikan terakhir yang lain.
Disusul pendidikan terakhir pemilik pada tingkat SLTP yaitu sebanyak 25.8%
atau 8 pengusaha yang tingkat pendidikan terakhirnya SLTP. Sarjana strata satu
dan dua pada posisi berikutnya yaitu ada tiga pemilik usaha yang tingkat
pendidikannya sarjana. Terakhir yaitu tingkat pendidikan SD dimana ada satu
responden atau sebesar 3.2% yang pemilik usaha berpendidikan terakhir SD.

j. Pendapatan
Tingkat pendapatan bagi responden peneliti mebagi tiga pertanyaan yaitu
sebelum adanya jalan tol, sesudah adanya jalan tol dan saat bulan puasa. Tingkat
pendapatan kotor atau omzet perbulan di tunjukkah dalam grafik 4.11 Pada
66
tingkat pendapatan <Rp10.000.000 dialami hanya saat sesudah adanya jalon tol
dimana responden yang pendapatan dibawah Rp10.000.000 sebesar 6.5%.
Sebelum adanya jaln tol dan saat bulan puasa responden belum pernah
mengalami pendapatan di bawah Rp10.000.000
Pendapatan Rp10.000.000-<Rp30.000.000 setelah adanya jalan tol sebanyak
48.4%, sebelum adanya tol sebesar 6.5% dan saat bulan puasa pendapatan
responden sebesar 38,7% . untuk responden yang berpendapatan Rp30.000.000-
<Rp50.000.000 sesudah adanya tol sebanyak sama dengan saat bulan puasa yaitu
sebesar 29% dan sebelum adanya jalan tol sebesar 19.4%. pendapatan
selanjutnya yaitu Rp50.000.000-<Rp70.000.000 responden yang mengalami
pendapatan tersebut setelah adanya jalan tol hanya sebanyak 6.5%, saat sebelum
adanya tol sebesar 22.6% dan 9.7% saat bulan puasa. Pendapatan Rp70.000.000-
<Rp90.000.000 saat sesudah ada jalan tol responden sebanyak 3.2% , sebelum
adanya jalan tol sebesar 22.6% dan 9.7% pada bulan puasa responden yang
berpendapatan tersebut.
Pendapatan >Rp90.000.000 hanya dialami 6.5% responden setelah adanya
jalan tol saat sebelum adanya jalan tol sebanyak 29% yang memperoleh
pendapatan tersebut dan 12.7% responden berpendapatan tersebut saat bulan
puasa

67
Grafik 4. 10
Pendapatan

Omzet Perbulan
50

Persentase
40
30
20
10
0
< 10.00 30.00 50.00 70.00 >90.0
10.00 0.000 0.000 0.000 0.000 00.00
0.000 - - - - 0
<30.0 <50.0 <70.0 <90.0
00.00 00.00 00.00 00.00
0 0 0 0
Sebelum Ada Tol 0 6.5 19.4 22.6 22.6 29
Sesudah Ada Tol 6.5 48.4 29 6.5 3.2 6.5
*Bulan Puasa 0 38.7 29 9.7 9.7 12.7

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Dari grafik diatas menunjukkan penurunan ketika sesudah adanya tol dengan
perbandingan ketika sebelum adanya tol rata-rata responden berpendapatan
>Rp90.000.000 dimana sebesar 29.% responden yang berpendapatan tersebut
dan setelah adanya jalan tol di mayoritasi responden berpendapatan
Rp10.000.000-<Rp30.000.000 seabanyak 48.4%, bahkan sesudahnya adanya
jalan tol terdapat responden yang berpendapatan <Rp10.000.000 dimana saat
bulan puasa dan sebelum adanya jalan tol tidak pernah ada responden yang
berpendapatan kurang dari Rp10.000.000.

k. Promosi
Jumlah responden menurut cara menarik konsumen beragam dapat dilihat
dalam grafik 4.9 responden yang menarik konsumen dengan memasang reklame
sebesar 9.7% atau sebanyak 3 responden. Melakukan kerjasama untuk menarik
konsumen sebanyak 6 responden atau dengan persentase sebesar 19.4%. cara

68
menarik konsumen dengan potongan harga hanya dua responden atau 6.5%
dalam persentase. Mayoritas responden tidak menggunakan cara dalam menarik
konsumen hal ini ditunjukkan atas 20 responden menjawab hal tersebut atau
dengan persentase sebesar 64.5%.

Grafik 4. 12
Cara Menarik Konsumen

Promosi

70
60
Persentase

50
40
30
20
10
0
Pasang Kerjasam Potong a Tidak
Reklame a n Harga Ada
Persenta se 9.7 19.4 6.5 64.5

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Dapat diartikan dari hasil yang diperoleh oleh peneliti masih banyak
responden yang tidak melakukan promosi untuk menarik konsumen sedangkan
pendapatan terus menurun. Mayoritas responden berserah diri atau pasrah dengan
keadaan yang ada, walaupun ada beberapa narasumber yang inisiatif mencari
cara untuk menarik konsumen tetapi tidak banyak.

l. Jumlah Pekerja
Perbandingan jumlah pekerja rumah makan dan penjual oleh-oleh ditunjukkan
dalam grafik 4.13, ada 4 karakteristik yang ditentukan oleh BPS untuk membagi
kriteria pekerja dalam UMKM, UMKM yang memiliki pekerja 1-5 dikategorikan
usaha rumah tangga, 6-19 dikategorikan usaha kecil menengah, 20-99 di

69
kategorikan usaha menengah dan UMKM yang memiliki pekerja lebih dari 100
termasuk dalam kategori usaha besar.
Grafik 4. 11
Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Pekerja
60
50
Persentase

40
30
20
10
0
1 sd 5 6 sd 19 20 sd 99 >100
Sebelum ada tol 29 41.9 22.6 6.5
Sesudah ada tol 58.1 29 12.9 0

Sumber: Analisis Data Penelitian Angket 2018

Dalam grafik diatas menunjukan perbandingan setelah adanya jala tol dan
sebelum adanya jalan tol. Dimana adanya penurunan pekerja pada sektor rumah
makan dan penjualan oleh-oleh sesudah adanya jalon tol yang dimayoritasi 1-5
pekerja dengan persentase 58.1%. Sebelum adanya jalon tol jumlah pekerja
tertinggi pada tingkat 6-19 pekerja dengan persentase 41.9% dan ada 6.5%
dengan jumlah diatas 100 pekerja sebelum adanyan jalan tol, sedangkan saat
sesudah adanya tol angka pekerja diatas 100 persen tidak dimiliki satupun oleh
rumah makan dan penjual oleh-oleh.

3. Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara merupakan kegiatan peneliti untuk mendapatkan data


kualitatif sehingga bisa menjawab rumusan masalah yang berada di bab satu.
Kegiatan wawancara ke para narasumber ini dilakukan dengan menggunakan

70
metode purposive sampling. Peneliti mencatumkan hasil wawancara sebanyak
6 orang narasumber acak sebagai perwakilan masing-masing kabupaten dan 1
narasumber kunci karena bersedia memberikan informasi terkait degan
permasalahan yang diteliti. Narasumber yang berhasil diwawancarai peneliti
menggunakan inisial.

Kegiatan wawancara ini dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 08-10
Mei 2018 di sepanjang jalur pantai utara yang melintasi kabupaten Indramayu,
Cirebon dan Brebes. Ada pertanyaan yang peneliti ajukan yang bersifat
terbuka seperti dampak positif maupun negatif adanya jalan tol, kendala dalam
berwirausaha yang dirasakan selama adanya jalan tol dan harapan kedepannya
terhadapa perkembangan usaha yang dimiliki.

1. Dampak Positif yang narasumber rasakan

Pada wawancara ini peneliti menanyakan dampak positif terhadap para


narasumber selama adanya jalan tol Cikopo-Pemalang. Menurut narasumber
secara umum tidak merasakan dampak positif disebkan responden merasa
dirugikan dengan menurunnya pendapatan yang disebabkan adanya jaln tol
Cikopo–Pemalang sehingga para pengguna jalan yang biasanya melewati
jalaur pantai utara kini beralih ke jalan tol sehingga menurunnya konsumen
bagi para pengusaha. Beberapa jawaban responden diantaranya: Responden
berisnial LB mengungkapkan

“Menurut saya mas dengan adanya jalan tol hanya untuk golongan
menengah keatas agar mudah dan cepat untuk akses lintas jawa, nah kayak
saya gini pasti yang negatifnya aja mas dapetnya”. Sama dengan narasumber
berisinial LB, narasumber berisinial YY mengungkapkan kalau bagi
pengusaha di jalur pantura khususnya kabupaten Indramayu merasa dirugikan
akibat adanya jalan tol Cikopo-Pemalang namun narusmber berisinial YY itu
mengungkapkan dengan nada bercanda bahwasannya semenjak ada jalan tol
“ya walaupun kita menurun pendapatannya bahkan merugi tapi sekarang

71
masyarakat jadi tidak susah buat nyebrang mas, karena jalanan sepi, beda jauh
dengan dulu” ujarnya sambir tertawa kecil di akhir kalimatnya. Narasumber
yang lain di kabupaten Indramayu menjawab dengan jawaban yang tidak beda
jauh yaitu mengganggap bagi mereka tidak adannya dampak postif dengan
adanya jalan tol Cikopo-Pemalang. Berbeda dengan narasumber Indramayu
yang menganggap tidak adanya dampak positif bagi mereka, untuk narasumber
Cirebon sebagian menganggap adanya jalan tol tidak berpengaruh bagi usaha
mereka seperti yang disampaikan narasumber berisinial MR, beliau
meyampaikan dengan adanya jalan tol Cikopo-Pemalang. “Ya alhamdulilah
mas skarang akses lebih mudah untuk saya kalau saya ada keperluan di Jakarta
jadi lebih cepet”. Begitu pun ucap responden berisinial HA dan NS dua
pengusaha ini menyampaikan dengan adanya jalan tol ini mengalami
penurunan namun tidak terlalu signifikan seperti daerah Indramayu, masih
banyak sopir truck yang melalului jalur pantura di Cirebon. “Ya alhamdulilah
mas, sebagian truck masih lewat sini walaupun gak semua yang saya tahu tapi
masih banyak yang mampir ke warung saya. kita besrsyukur aja apa adanya
mas” ujar NS. Begitupun menurut HA menyampaikan percakapan dengan
sopir truck “menurut sebagian sopir truck kalau cerita ke saya jalanan jadi sepi
jadi enak kalau lewat pantura dan pengeluaran buat tol bisa di pake buat
makan”.

Untuk responden dari kabupaten Brebes menyampaikan dampak dari


pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang yaitu menganggap untuk masyarakat
secara luas “masyarakat lebih leluasa untuk beraktivitas karena jalanan
lenggang bahkan menekan angka kecelakaan mas” tutur kata responden
berisinial MP. Untuk pengusaha sendiri dampak positif yang mereka rasakan
hanyalah sebagian kecil dari jumlah responden yang di wawancari, sebagian
besar menganggap adanya penurunan omset. Responden berinisial R
menganggap semenjak adanya jalan tol ada dampak postifnya. “Sejauh ini
dampak positifnya sekarang rumah makan ini bisa nambah kerjasama dengan
72
dua PO bus”. Sebagian besar pengusaha menganggap dampak positif dari jalan
tol bukan di rasakan bagi mereka para pengusaha seperti responde berinisial
SP “positifnya apa ya mas, saya bingung karena yang saya rasakan kebanyakan
negatif. Ya mungkin adanya jalan tol ini pengusaha bus lebih di untungkan jadi
cepet aksesnya”.

Bagi narasumber dampak positif adanya jalan tol Cikopo-Pemalang hanya


menganggap bermanfaat bagi pihak lain seperti masyarakat yang lebih leluasa
menggunakan jalan pantai utara, pengusaha yang mendistribusikan barangnya
untuk anatar kota di pulau jawa. Adanya jalan tol ini menjadi lebih singkat
waktu tempuh untuk menuju Jakarta.

2. Dampak negatif yang narasumber rasakan

Pada bagian ini peneliti menanyakan terkait dampak negatif dari


pembangunan jalan tol terhadap narasumber.

Menurut WM dari brebes dampak negatif dari di bangunnya jalur pantura.


“Ya untuk dampak negatif dibagi tiga yang merasakan lingkungan masyarakat
dan pedapatan saya sendiri”, sedangkan menurut HN “adanya jalan tol ini
pendapatan menurun mas sampai 70% pedagang kecil hancur, kita udah demo
sana sini cuman gak ada tanggapan sampai sekarang”. Begitupun menurut NS
“ini saya jadi menurun mas, semua pada pake jalan tol yang pake jalur pantura
kebanyakan truck mereka ya gak bakal mikir beli oleh-oleh”. “Pengurangan
karyawan juga saya lakuin mas biar gak semakin rugi, karena pendapatan
sudah menurun ya mau gimana lagi” ujar SN. SU menyampaikan keluh
kesahnya, “biasanya banyak sopir yang mau mampir diluar PO tapi ini harus
kerjasama dulu ini aja tinggal satu PO mas yang kerjasama”.

Indrmayau menurut BE “kita merasakan penurunan omset 90% mas, malah


mas bisa lihat di sepanjang jalan dari sini khususnya daerah indramayu banyak
rumah makan yang tutup”. Begitupun menerutu LB beliau menyampaikan,
“setiap kebijakan pasti ada plus dan minus nya untuk adanya jalan tol ini
73
hampir 70% usaha di kabupaten Indramayu tutup, karena sekarang sulit mas
transportasi sudah dialihakan ke tol semua”.

Cirebon menurut HA “sebagian rekan-rekan pengusaha saya tutup mas


apalagi wilayah Indramayu dan subang saya sendiri mengalami penurunan tapi
gak signifikan. Berbeda dari yang lain SP menberikan jawaban “mungkin
didaerah lain berdampak mas, alhamdulilah disini engga. Karena pembeli saya
ya rata-rata orang sini sendiri”. Hampir sama jawaban dari responden berinisial
AB “temen-temen saya di Indramayu banyak yang tutup mas, alhamdulilah
masih stabil kalau disini”. Responden berinisial M memberi jawaban berbeda
dari dua rekannya di satu kota. “usaha saya jadi menurun kalau gak ada
langganan lama udah tutup mas, ini aja saya harus memberikan tips (uang
tambahan) untuk para sopir biar mereka mau mampir ya dia juga kan harus
keluar dari tol dulu biar bisa kesini”.

Peneliti menarik kesimpulan dari negatifnya adalah keadaan menjadi sepi


pengguna jalur pantai utara yang ada di tiga kabupaten Indramayu, Cirebon
dan Brebes hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan para pelaku usaha
yang ada di sepanjang jalur pantai utara khususnya penjual oleh-oleh dan
rumah makan.

3. Kendala yang dirasakan narasumber semenjak adanya jalan tol Cikopo-


Pemalang

Selanjutnya peneliti menanyakan terkait dengan kendala dalam


berwirausaha yang dirasakan selama adanya jalan tol Cikopo-Pemalang. Dari
narasumber yang diwawancarai menyatakan kendala berwirasusaha selama
adanya jalan tol Cikopo-Pemalang menjadi menurun pendapatannya. Seperti
narasumber berinisial S “makanan jadi basi mas gara-gara gak laku, gimana
mau laku jalanan sepi gini mas”. Begitupin dengan narasumber berinisal BE
“truck juga cuman parkir aja, syukur dia beli makan biasanya gak tentu, jadi
sekarang kita ngandelin biaya parkir aja”. Menurut FA “kita buat harga sama

74
dengan cabang yang di rest area jadi pendapatan kita disini juga menurun mas,
sementara yang di rest area ditutup”.

Untuk kabupaten Cirebon narasumber menjawab beragam seperti


narasumber berinisal AS “sebelum ada jalan tol barang dangangan selalu
habis, sekarang ada jalan tol sering gak habis”. Sama dengan AS narasumber
yang lain merasa menurun walaupun tidak besar seperti RN ”sekarang sepi
pengunjung karena kebanyakan lewat tol jadi harus pinter-pinter menarik
konsumen”. Sedangkan menurut MR selaku pengusaha makanan khas Cirebon
yaitu empal gentong “pasang surut ya mas, alhamdulilah empal gentong
sekarang jadi ciri khas Cirebon jadi banyak kalau mampir Cirebon jadi mampir
ke warung empal gentong”. Terakhir menurut HA “sejauh ini masih bisa
terkendali mas”

Narasumber dari kabupaten Brebes semuanya mengeluhkan adanya jalan tol


Cikopo-Pemalang, seperti yang disampaikan narasumber berinisial J “banyak
yang lewat tol jadi disini sepi mas”. Begitupun narasumber beriisal MP “saya
harus muter otak mas biar makanan bisa habis”. Narasumber berinisial NS
merasa pesimis dengan jawabannya “jadi sepi mas ini kalau gini terus bakalan
tutup saya, deretan saya sudah pada tutup semua”

Peneliti dapat menyimpulkan kendala dari narasumber itu beragam secara


umum kendala dari narasumber disebakan menurunnya jumlah pengguna jalan
pantai utara sehingga usaha yang dilakukan menjadi sepi.

4. Harapan narasumber terhadap perkembangan usaha yang dimiliki

Setiap manusia pasti memiliki harpan terhadap dirinya tak lepas oleh para
pengusaha yang ada di jalur pantai utara yang sudah merintih usahanya
bertahun-tahun. Seperti yang disampaikan oleh narasumber berinisial SM
“semoga bisa ramai seperti dulu lagi mas”. Peran pemerintah juga diharapkan
oleh narasumber diantaranya harapan MH “ada solusi dari pemerintah mas,
kasian kita rakyat kecil” begitupun narasumber berinisal LB berharap “fasilitas
75
rest area di tol Cikopo-Palimanan agar harga sewanya gak mahal”.
Narasumber yang berasal dari Cirebon pun berharap agar usahanya tetap lancar
seperti narasumber berinisial HA “semoga bisa bertahan walaupun dalam
kondisi apapun nantinya, karena kita gak ada yang tau kan mas kedepannya
giaman”. “semoga bisa bertahan bertahan dan buka cabang dilain tempat lagi
mas” ucap narasumber berinisal MR. Sama dengan narasumber sebelumnya,
narasumber dari Brebes juga berharap agar bisa membaik lagi dari kondisi
yang sudah ada seperti narasumber berinisal J “ berharap bisa stabil mas, dan
ada solusi yang dari saya sendiri atau pemerintah”.

Dari berbeagai jawaban tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa harapan


dari narasumber agar tetap lancar usahanya dan terus membaik pasca adanya
jalan tol Cikopo-Pemalang

5. Pandangan pemerintah daerah


Peneliti juga berkesempatan mewawancarai pemerintah daerah terkait dampak
pembangunan jalan tol Cipali-Pemalang. Peneliti mewawancarai dinas industri
dan perdagangan kabupaten Cirebon dengan inisial AS. Peneliti menanyakan apa
dampak adanya jalan tol Cipali hingga Pemalang berpengaruh terhadap UKM
kabupaten Cirebon dan apa perecanaan dalam mengatasi permasalahan pada
sektor UKM yang berada diruas jalan pantura. Narasumber menyampaikan
“sejauh ini kami belum ada laporan terkait permasalahan dari UKM khususnya
perdagangan yang ada di kabupaten Cirebon, terkait penurunan sektor
perdaganan oleh-oleh tidak signifikan disebabkan Cirebon sudah dilalui jalan tol
dari tahun 1998 sehingga pengusaha sudah terbiasa”. Berbeda dengan Indramayu
mas, daerah Indramayu mengalami penurunan yang signifikan bisa mas liat
sendiri sepanjang jalan, alhamdulilah semoga disini juga tidak terkena dampak
dari jalan tol ini ujar AS selaku staf harian lapangan kabupaten Cirebon. Untuk
kabupaten Indramayu peneliti mengutip dari bisnis tempo Ahmad Bahtiar selaku
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Indramayu, mengungkapkan Kabupaten
Indramayu menargetkan memiliki 5 titik kawasan industri dalam perubahan
76
RTRW. Pemkab Indramayu melalui Bappeda setempat saat ini tengah menyusun
PK perubahan RTRW Kabupaten Indramayu. Menurut Dalam selaku anggota
DPRD kabupaten Indrmayu, RTRW saat ini tidak ada kawasan industri di
Kabupaten Indramayu. Akibatnya kemajuan daerah menjadi lamban dan tidak
bisa berkembang. Seperti diketahui, tidak seperti daerah lainnya di wilayah
Cirebon, pasca beroperasinya tol Cipali justru membuat investasi di Kabupaten
Indramayu terpuruk. Ini terungkap dari hasil kajian yang dilakukan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Cirebon dengan menggandeng PT Otima Solusi
Indonesia selaku konsultan riset, survei terkait dampak tol Cipali selama 3 bulan
akhir 2015 lalu.

Pemerintah daerah kabupaten Brebes juga menanggapi permasalahan akibat


adanya jalan tol Cipali-Pemalang yang mengakibatkan penurunan pedagang
telor asin. Melalu bupati Brebes Idza Priyanti berharap pedagang atau pemilik
usaha oleh-oleh khas brebes dapat di fasilitasi pengelola jalan tol untuk
berwirasaha di rest area.

4. Hasil Model Rasio Pertumbuhan dan Analisis Shift-Share Modifikasi


Estaban-Marquillas
Untuk mengindentifikasi dan menganalisa sektor ekonomi (perdagangan dan
akomodasi makan minum) pada daerah potensial di tiga kabupaten yaitu
kabupaten Indramayu, Cirebon dan Brebes peneliti menggunakan dua macam
alat analisis, yaitu Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) dan Analisis Shift-
Share Modifikasi Estaban Marquillas (SS-EM) guna memperkuat hasil lapangan
yang sudah diperoleh.

a. Model Rasio Pertumbuhan

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) merupakan alat analisis yang digunakan


untuk melihat potensi kategori ekonomi berdasarkan kriteria pertumbuhan.
Menurut Yusuf (1999), analisis MRP terdiri atas 2 instrumen pengukuran yaitu

77
Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) yang menunjukkan rasio
pertumbuhan antara wilayah studi dengan wilayah referensi yang lebih besar,
dalam hal ini adalah Kabupaten Indramayu, Cirebon terhadap Provinsi Jawa
Barat dan Kabupaten Brebes terhadap Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya
instrument kedua adalah Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi terhadap
pertumbuhan ekonomi agregat pada wilayah referensi.

Analisa Perdagangan
Dalam kategori perdagangan di ketiga kabupaten yaitu kabupaten
Indramayu,Cirebon dan Brebes memiliki nilai yang berbeda antara kabupaten
indramayu Cirebon dan Brebes dimana kategori perdagangan di Kabupaten
Indramayu dan Cirebon tidak potensi dimana nilai RPs-nya sebesar 0.66 dan
0.86, sedangkan kategori perdagangan di Kabupaten Brebes berpotensi dengan
nilai RPs-nya sebesar 1.05. Semenatara untuk wilayah refrensi dari masing-
masing kabupaten tersebut tidak memiliki potensi baik di provinsi Jawa Barat
dan Jawa Tengah dimana nilai RPr masing yaitu sebesar 0.7 dan 0.8.
Analisa Akomodasi Makan Minum
Kategori akomodasi makan dan minum dari ketiga kabupaten yaitu Kabupaten
Indramayu,Cirebon dan Brebes tidak memiliki potensi dalam kategori tersebut
dimana nilai RPs-nya sebesar 0.7, 0.4 dan 0.9, kabupaten Cirebon yang memiliki
nilai RPs terkecil hanya sebesar 0.4 dan tertinggi di miliki kabupaten Brebes
sebesar 0.9. Berbanding terbalik dengan RPs, nilai RPr dari masing wilayah
provinsi memiliki potensi dimanan nilai RPr dari Jawa Barat sebesar 1.6 dan
Jawa Tengah sebesar 1.2.

b. Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-Marquillas


Berdasarkan hasil analisis Shift Share dari tabel 4.5 tentang keunggulan
kompetitif dan spesialisasi menurut sektor perdagangan dan akomodasi makan
minum ditiga Kabupaten yaitu kabupaten Indramayu, Cirebon dan Brebes pada
tahun 2014- 2016. Dari ketiga Kabupaten tersebut sektor perdagangan memiliki

78
keunggulan kompetitif negatif. Artinya sektor perdagangan dari ketiga kabupaten
tersebut belum mampu mencukupi didalam kabupaten masing-masing.
Keunggulan kompetitif yang masih minus dari ketiga kabupaten tersebut namun
dua dari kabupaten tersebut yaitu Cirebon dan Brebes memiliki spesialisasi
dalam kategori perdagangan dengan ditunjukkan nilai 133,766.50 dan
993929.005, dan untuk kabupaten Indramayu ttidak memiliki keunggulan
kompetitif dan spsesialisasi dalam kategori perdagangan. Sehingga dapat di
artikan kabupaten Indramayu kategori perdagangan belum dapat memenuhi
daerahnya sendiri dan tidak menjadi kategori spesialisasi, sedangkan kabupaten
Cirebon dan Brebes sektor perdagangan walaupun tidak sebagai sektor yang
keunggulan kompetitifnya positif namun kedua kabupaten ini kategori
perdagangan menjadi spesialisasi dari kabupaten masing-masing.
Kategori akomodasi makan dan minum dari ketiga kabupaten tersebut
memiliki nilai yang bervariatif dimana kabupaten Indramayu memiliki
keunggulan kompetitif bernilai positif walaupun bernilai kecil yaitu
0.018574801 namun tidak menjadi spesialisasi ditunjukkan dengan nilai -
625,643.81. Kabupaten Cirebon dalam kategori ini tidal memiliki keunggulan
kompetitif dengan nilai negatif sebesar -0.03348757 namun menjadikan
spesialisasi di dalam kabupeten tersebut dengan nilai spesialisi sebesar
133,766.50. Kabuapten Brebes kategori ini memiliki keunggulan kompetitif
posiitf dan spesialisasi di tunjukkan dengan nilai masing-masing sebesar
0.016658 dan 306260.4

79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang berdampak pada perubahan
pendapatan yang diperoleh pengusaha rumah makan dan perdagangan
oleh-oleh yang berada pada jalur pantai utara membentang di tiga
kabupaten yaitu Indramayu, Cirebon dan Brebes. Penurunan
pendapatan/omzet rumah makan dan perdagangan oleh-oleh setelah
adanya jalan tol berpendapatan dengan rata-rata pada frekuensi
Rp10.000.000-<Rp30.000.000 sebesar 48.4% sedangkan sebelum adanya
jalan tol pengusaha rumah makan dan perdagangan oleh-oleh
berpendapatan dengan rata-rata pada frekuensi >Rp90.000.000 dengan
persentase sebesar 29%. Hal ini disimpulkan rumah makan dan
perdagangan mengalami penurunan omzet perbulan. Pendapatan yang
menurun pada pengusaha rumah makan dan pedagang oleh-oleh terjadi
disebabkan pengguna jalan yang biasa menggunakan jalur pantai utara
untuk melintasi pulau Jawa beralih ke jalan tol Cikopo-Pemalang.
Sehingga pengunjung cenderung sedikit untuk singgah di rumah makan
dan pedagang oleh-oleh. Selain itu, belum optimal pengembangan potensi
wisata yang ada disepanjang jalur pantai utara khususnya kabupaten
Indramayu, Cirebon dan Brebes yang menyebabkan kurangnya daya tarik
bagi pengendara untuk mampir disepanjang jalan pantai utara.
2. Terdapat jalan tol Cikopo-Pemalang mengakibatkan penurunan jumlah
tenaga kerja pada rumah makan dan perdagangan oleh-oleh di jalur pantai
utara. Penurunan tenaga pada usaha rumah makan dan perdagangan oleh-
oleh setelah adanya jalan tol pengusaha memiliki pekerja dengan rata-rata
pada frekuensi 1 sampai dengan 5 pekerja dengan persentase sebesar
58.1% sedangkan sebelum adanya jalan tol pengusaha rumah makan dan
perdagangan oleh-oleh memiliki pekerja dengan rata-rata pada frekuensi
80
6 sampai dengan 19 dengan persentase sebesar 41.9%. Penurunan jumlah
tenaga kerja ini dampak lain penurunan pendapatan dari masing-masing
usaha rumah makan dan perdagangan oleh-oleh.
3. Pengusaha rumah makan dan perdagangan oleh-oleh yang berada di jalur
pantai utara melakukan promosi dengan cara memasang reklame sebesar
9.7% atau sebanyak tiga responden. Responden yang melakukan
kerjasama sebagai alat promosi sebanyak enam responden atau dengan
persentase sebesar 19.4%. Terakhir alat promosi dengan potongan harga
hanya dua responden atau 6.5% dalam persentase. Mayoritas responden
tidak melakukan promosi untuk menarik konsumen hal ini ditunjukkan
dengan 20 responden dari 31 responden atau dengan persentase sebesar
64.5% tidak menggunakan alat promosi. Pengusaha rumah makan dan
pedagang oleh-oleh masih banyak yang berharap dengan adanya pembeli
tanpa melakukan promosi. Hal ini menjadikan hambatan untuk
mengembangkan usaha karena promosi merupaka alat untuk menarik
konsumen.

B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diambil dari hasil penelitian, maka
terdapat beberapa saran yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu saran umum
dan saran khusus dijelaskan sebagai berikut:
1. Saran Umum
Pemerintah daerah diharapkan mengkaji dan mempelajari
penelitian/literasi yang berkaitan sehingga dapat menentukan kebijakan
yang tepat agar terakomodirnya pengusaha rumah makan dan
perdagangan oleh-oleh yang berada di jalan pantura. Serta bagi
pengusaha yang baru merintis usaha diharapkan dapat menentukan
strategi yang tepat sedangkan pengusaha lama perlu membuat satu
komunitas atau paguyuban untuk berbagi pengalaman antar pengusaha.

81
2. Saran Khusus
a) Bagi Pemerintah Daerah
Kondisi pengusaha rumah makan dan pedagang oleh-oleh yang ada
di pantai utara secara umum mendapatkan dampak negatif dari
adanya pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang sehingga perlu
adanya peran pemerintah daerah untuk mengatasi hal tersebut
seperti mengakomodir para pengusaha ditempatkan di tempat yang
ramai seperti rest area tol Cikopo-Pemalang dengan harga sewa
yang terjangkau, selain itu pemerintah daerah harus mengizinkan
UKM untuk masuk kedalam rest area dan melarang pengusaha
besar untuk masuk kedalam rest area dengan membentuk regulasi
daerah, membentuk kebudayaan atau pariwisata baru agar menjadi
daya tarik pengunjung ke daerah yang dilalui jalan pantai utara
khususnya Indramayu, Cirebon dan Brebes dan masing-masing
pemerintah daerah memberi pelatihan untuk pengembangan usaha
yang ada di jalur pantai utara.

b) Bagi Pemilik Usaha


Pemilik usaha memiliki peran penting untuk mengatasi dampak
dari pembangunan jalan tol Cikopo-Pemalang karena pemilik
usaha merupakan aktor langsung untuk menjalani dan
pengembangan usahanya. Pengusaha perlu untuk mencari solusi
seperti mencari kerjasama dengan pihak yang bisa meningkatkan
jumlah pendapatan seperti dengan PO bus, instasi pemerintah dan
swasta untuk pemberian cathering, selain itu pemilik usaha juga
harus meningkatkan promosi dan mengurangi promosi
konvensional seperti memasang reklame kini pemilik usaha harus
mulai menggunakan teknologi untuk meningkatkan jumlah

82
konsumen seperti membuka web seputar kuliner terkait ciri khas
yang dimiliki masing-masing daerah hal ini diharapkan dapat
menekan angka kerugian dan pengurangan tenaga kerja.

c) Bagi Civitas Akademika


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang
rentan waktunya terbatas hanya melihat dampak ditahun 2015.
Sehingga, diharapkan peneliti berikutnya dapat meneliti dengan
rentan waktu yang lebih lama. Data primer yang diperoleh dari
peneliti dengan jumlah responden sebanyak 31 diharapkan
penelitian berikutnya bisa meningkatkan jumlah responden untuk
mengacu hal yang lebih berpariatif.

83
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.


Antara News. (2018, Mei 10). Omzet pedagang telur asin turun setelah tol Brebes-
Pemalang dibuka. Retrieved Juli 20, 2018 from
https://www.antaranews.com/berita/708548/omzet-pedagang-telur-asin-turun-
setelah-tol-brebes-pemalang-dibuka
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Astuti, S. P. (2014). Pengaruh pembangunan jalan tol Cikampek-Palimanan
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Kalijati kabupaten
Subang. Bandung : Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). PDRB Kabupaten Brebes Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2016 . Brebes: Badan Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). PDRB Kabupaten Cireobon Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2016 . Kabupaten Cirebon: Badan
Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2016 Jakarta: Badan Pusat
Statistika Indonesia. Indramayu: Baadan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2016 . Bandung: Badan Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). PDRB Provinsi Jawa Barat Tengah Dasar
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2016 . Semarang: Badan
Pusat Statistik.
Berman, B. a. (2004). Retail Management A Strategic Approach Eighth. New York:
Macmillan.

84
Bina Marga. (2010, Agustus 10). Dampak Pembangunan Jalan Terhadap {endapatan
Faktor Produksi Intra dan Inter Regional KBI-KTI. Jurnal Transportasi Vol
10 , p. 100.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed terjemahan dari Research Design: Qualitative,Quantitative and Mixed
Methods Approaches. Third Edition oleh Achmad Fawaid. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Departemen Pekerjaan Umum. (2006). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2006 tentang jalan. Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Dharmmesta, B. S. (2012). Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Dirjo. (2015). Pengaruh Infrasrtuktur Terhadap Kesejahteraan Rakyat Melalui
Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah. Purwokerto.
Dumairy. (2010). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Dunne, P. M. (2005). Retailing Fifth Edition. South Western.
Effendi, M. (2013). Dampak pembangunan jembatan suramadu terhadap
perekonomian pulau madura. Semarang: Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Elisabet Christin Bulamei, F. V. (2017). Kajian Komunikasi Pembangunan Dinas
Perkerjaan Umum Dalam Meningkatkan Perbaikan Infrastuktur Kota Manado.
Acta Diurna Vol VI No 3.
Ernawi, I. S. (2007). Peran Penataan Ruang dalam Dimensi Nasional dan Wilayah
Perkotaan sebagai Piranti dalam Pemilihan Kebijakan Investasi Infrastruktur
Jalan.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII. (2017, Oktober 13). Retrieved Maret 20,
2018 from Mewujudkan infrastruktur yang berkeadilan:
http://fcep.uii.ac.id/konferensi-nasional-inovasi-lingkungan-terbangun/
Fandy Tjiptono, P. (2015). Strategi Pemasaran, Edisi 4. Yogyakarta: Andi .
Grigg, N. (1988). Infrastructure Engineering and Management. John Wiley & Sons.

85
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan Edisi 2007. Jakarta:
Salemba Empat.
J. S, S. M. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tentang Usaha Kecil.
(n.d.).
Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-
85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan. (n.d.).
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Kepmenperindag) Nomor
23/MPM/Kep/1998 tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan,. (n.d.).
Kotler, K. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Levy, M. a. (2007). Retailing Management. Internasional Edition. New York:
McGraw-Hill.
Marsum, A. (2005). Restoran dan Segala Permasalahannya, Edisi IV. Yogyakarta:
Andi.
Mulyadi. (2008). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Munandar, M. (2006). Pokok-pokok Intermadiate Accounting. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
News, A. (2016, Juni 16). Retrieved Juli Agustus, 2018 from Antara news.com:
https://www.antaranews.com/berita/567880/presiden-tol-pejagan-pemalang-
persingkat-waktu-tempuh-pemudik
Olson, J. P. (2013). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Jilid 1.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol.
(n.d.).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor15 Tahun 2005 tentang jalan.
(n.d.).
Saladin, D. (2012). Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Bandung:
Linda Karya.
Sekertaria Kabinet Republik Indonesia. (2015). Peluang dan Tantangan Ekononomi.

86
Simanjuntak, P. J. (2011). Manajemen & Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Siswanto, B. (2011). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif
dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Stanton, W. J. (2000). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1 Edisi ke 3, . Jakarta:
Erlangga.
Sugiarto, E. (2004). Pengantar Akomodasi dan Restoran. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suharyadi, &. P. (2009). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern . Jakarta:
Salemba Empat.
Sukardi. (2014). Metodologi Penelitaian Pendidikan Kompetensi dan Praktinya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukirno, S. (2006). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Tempo. (2017, Februari 27). Indramayu Buka 5 Kawasan Industri, Tinjau Tata
Ruang Wilayah. Retrieved Juli 20, 2018 from
https://nasional.tempo.co/read/850510/indramayu-buka-5-kawasan-industri-
tinjau-tata-ruang-wilayah/full&view=ok
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja. (n.d.).
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah. (n.d.).
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. (n.d.).
Zarina. (2013). Dampak pembangunan jalan tol Gempol Pandaan terhadap kondisi
sosial ekonomi penduduk di desa Wonokoyo kecamatan Beji kabupaten
Pasuruan . Surabaya: Skripsi Universitas Negeri Surabaya.

87
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1:Tabel PDRB ADHK 2014-2016

No Daerah Kategori 2014 2015 2016


1 Jawa Barat Perdagangan Besar dan Eceran 183,634,922.83 190,440,113.16 198,887,074.01
Penyediaan Akomodasi dan
27,545,028.81 29,776,546.22 32,549,519.57
Makan Minum
PDRB 1,149,216,057.05 1,207,083,405.74 1,275,546,477.15
2 jawa tengah Perdagangan Besar dan Eceran 110,899,193.58 115,299,085.85 121,181,123.88
Penyediaan Akomodasi dan
23,471,641.07 25,064,275.14 26,668,736.81
Makan Minum
PDRB 764,959,150.95 806,775,362.19 849,383,564.59
Kabupaten
Perdagangan Besar dan Eceran 5,418,351.78 5,624,030.70 5,715,245.14
3 Indramayu
Penyediaan Akomodasi dan
703,749.93 752,546.30 794,183.39
Makan Minum
PDRB 55,464,114.35 56,663,300.26 56,706,182.92
Kabupaten
Perdagangan Besar dan Eceran 4,338,358.21 4,486,817.67 4,647,956.89
4 Cirebon
Penyediaan Akomodasi dan
974,530.93 1,009,223.06 1,049,023.98
Makan Minum
PDRB 26,312,992.30 27,596,254.80 29,148,228.86
Kabupaten
Perdagangan Besar dan Eceran 4,629,032.13 4,830,483.57 5,081,962.96
5 Brebes
Penyediaan Akomodasi dan
1,075,624.34 1,135,103.45 1,212,253.12
Makan Minum
PDRB 25,074,171.51 26,572,834.89 27,867,371.33
Sumber data: BPS 2018

88
Lampiran 2: Dokumentasi Penelitian

89
90
Lampiran 3: Hasil olah data distribusi frekuensi dengan SPSS

Selaku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Pegawai 7 22.6 22.6 22.6

Pemilik 24 77.4 77.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

Lama Berdiri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 4 - 7 (tahun) 3 9.7 9.7 9.7

8 - 11 (tahun) 7 22.6 22.6 32.3

12 - 15 (tahun) 5 16.1 16.1 48.4

16 - 19 (tahun) 12 38.7 38.7 87.1

> 20 (tahun) 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

Sifat Usaha

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kerjasama 4 12.9 12.9 12.9

Individu 27 87.1 87.1 100.0

Total 31 100.0 100.0

91
Tempat Usaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sewa 6 19.4 19.4 19.4

Pribadi 25 80.6 80.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

Pekerjaan Sampingan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Berdagang 8 25.8 25.8 25.8

Tidak Ada 23 74.2 74.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

Jenis Usaha

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rumah Makan Pribadi 10 32.3 32.3 32.3

Rumah Makan Bus 5 16.1 16.1 48.4

Rumah Makan Truck 9 29.0 29.0 77.4

Penjual Oleh-Oleh 7 22.6 22.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

92
Asal Modal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pinjaman 13 41.9 41.9 41.9

Tabungan 6 19.4 19.4 61.3

Warisan 2 6.5 6.5 67.7

Lain-lain 10 32.3 32.3 100.0

Total 31 100.0 100.0

Sumber Barang

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pasar 24 77.4 77.4 77.4

Supplier 7 22.6 22.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

Cara Menarik Konsumen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pasang Iklan 3 9.7 9.7 9.7

Kerjasama 6 19.4 19.4 29.0

Potongan Harga 2 6.5 6.5 35.5

Tidak Ada 20 64.5 64.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

93
Pendidikan Terkhir Pemilik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 1 3.2 3.2 3.2

SLTP 8 25.8 25.8 29.0

SLTA 19 61.3 61.3 90.3

Sarjana (S1/S2) 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Pendapatan Sesudah Ada Tol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <10.000.000 2 6.5 6.5 6.5

10.000.000 - <30.000.000 15 48.4 48.4 54.8

30.000.000 - <50.000.000 9 29.0 29.0 83.9

50.000.000 - <70.000.000 2 6.5 6.5 90.3

70.000.000 - <90.000.000 1 3.2 3.2 93.5

>90.000.000 2 6.5 6.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

94
Pendapatan Sebelum Ada Tol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10.000.000 - <30.000.000 2 6.5 6.5 6.5

30.000.000 - <50.000.000 6 19.4 19.4 25.8

50.000.000 - <70.000.000 7 22.6 22.6 48.4

70.000.000 - <90.000.000 7 22.6 22.6 71.0

>90.000.000 9 29.0 29.0 100.0

Total 31 100.0 100.0

Pendapatan Saat Bulan Puasa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10.000.000 - <30.000.000 12 38.7 38.7 38.7

30.000.000 - <50.000.000 9 29.0 29.0 67.7

50.000.000 - <70.000.000 3 9.7 9.7 77.4

70.000.000 - <90.000.000 3 9.7 9.7 87.1

>90.000.000 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

Jumlah Pekerja Sekarang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1-5 18 58.1 58.1 58.1

6-19 9 29.0 29.0 87.1

20-99 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

95
Jumlah Pekerja Sebelum Ada Tol

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1-5 9 29.0 29.0 29.0

6-19 13 41.9 41.9 71.0

20-99 7 22.6 22.6 93.5

>100 2 6.5 6.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

96
Lampiran 4: Hasil MRP dan Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-
Marquillas

NO Kabupaten Lapangan RRr RRs Keunggula Spesialisasi


Usaha Kompetitif
1 Indramayu Perdagangan 0.755561064 0.659716676 -0.05513344 -3,444,340.6

Rumah 1.65276233 0.707284532 0.018574801 -625,643.81


Makan
2 Cirebon Perdagangan 0.755561064 0.859207121 -0.03856438 133,766.50

Rumah 1.65276233 0.420729988 -0.03348757 343,846.97


Makan
3 Brebes Perdagangan 0.840071901 1.055347342 -0.01251891 993929.005

Rumah 1.234191008 0.932544108 0.016658 306260.4


Makan

Hasil MRP dan Analisis Shift-Share Modifikasi Estaban-Marquillas

NO Kabupaten Lapangan RRr RRs Keunggula Spesialisasi


Usaha Kompetitif
1 Indramayu Perdagangan - - - -
Rumah + - + -
Makan
2 Cirebon Perdagangan - - - +
Rumah + - - +
Makan
3 Brebes Perdagangan - + - +
Rumah + - + +
Makan

97
Lampiran 5: Kuesionar Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN TOL CIKOPO-PEMALANG TERHADAP
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN DAN RESTORAN DI KABUPATEN
INDRAMAYU, CIREBON DAN BREBES

Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Sdr
Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya dan pembimbing skripsi sedang melakukan penulisan skripsi tentang dampak
pembangunan tol Cikopo-Pemalang terhadap perkembangan perdagangan dan
restoran di kabupaten Indramayu, Cirebon dan Brebes. Skripsi merupakan salah satu
syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana. Untuk itu, kami memohon
kepada Bapak/Ibu/Sdr untuk dapat berkenan mengisi kuesioner ini agar diperoleh
informasi yang akurat. Hasil pengisian kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan
semata-mata hanya untuk kepentingan akademik saja.
Terimaksh atas kerja sama Bapak/Ibu/Sdr.
Identitas
Nama :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Selaku :

98
1. Sejak kapan bapak/ibu berwirausaha di sepanjang jalur pantai utara?
a. 4-7 (tahun) b.
8-11 (tahun) c.
12-15 (tahun) d.
16-19 (tahun) e.
>20 (tahun)

2. Apakah usaha yang dilakukan sifatnya kerjasama atau individu ?


a. Kerjasama
b. Individu

3. Apakah tempat yang digunakan berwirausaha milik pribadi atau sewa?


a. Sewa
b. Pribadi

4. Berapa jumlah pekerja yang dimiliki dalam berwirausaha?


a. 1-5 Pekerja b.
6-19 Pekerja c.
20-99 Pekerja d.
>100 Pekerja

5. Apa ada perkerjaan sampingan selain berwirausaha?


a. Ada
b. Tidak ada

99
6. Apakah dampak positif pembangunan jalan tol bagi mayarakat?

7. Apakah dampak negatif pembangunan jalan tol bagi masyarakat?

8. Apa jenis perdagangan yang di dagangkan?


a. Rumah Makan
b. Perdagangan Oleh-oleh

9. Berapa jumlah modal awal untuk memulai usaha?


a. <Rp 50.000.000,00
b. Rp 50.000.000,00 – Rp 500.000.000,00
c. Rp 500.000.000,00 – Rp10.000.000.000,00
d. Tidak tau

10. Dari mana modal awal diperoleh?


a. Pinjaman
b. Tabungan
c. Warisan
d. Lain-lain

11. Berasal dari mana barang usaha yang diperoleh?


a. Pasar
b. Supplier

100
12. Bagaimana cara menarik konsumen agar mau membeli dagangan anda?
a. Pasang reklame
b. Kerjasama
c. Potongan harga
d. Tidak ada

13. Apa kendala dalam berwirausaha yang dirasakan selama adanya jalan tol?

14. Apakah harapan terhadap perkembangan usaha yang sudah dijalankan?

101
Angket
NO Uraian Pilihan Jawaban Keterangan
1 Pendidikan terakhir - SD
pemilik usaha - SMP/MTs
- SMA/MA
- D1/S1
- ……
Apa pendidikan - SD
terakhir pasangan - SMP/MTs
(istri/suami) - SMA/MA
- D1/S1
- ……

Apa pendidikan - SD
terakhir anak - SMP/MTs
- SMA/MA
- D1/S1
- ……
Berapa pendapatan - < Rp. 10.000.000,00
per bulan yang di - Rp 10.000.000 – < Rp 30.000.000
peroleh sesudah - Rp 30.000.000 – < Rp 50.000.000
adanya jalan tol - Rp 50.000.000 - < Rp 70.000.000
- Rp 70.000.000 - < Rp 90.000.000
- > Rp 90.000.000,00

Berapa pendapatan - < Rp. 10.000.000,00


per bulan yang di - Rp 10.000.000 – < Rp 30.000.000
peroleh sebelum - Rp 30.000.000 – < Rp 50.000.000
adanya jalan tol - Rp 50.000.000 - < Rp 70.000.000
- Rp 70.000.000 - < Rp 90.000.000
- > Rp 90.000.000,00

102
Berapa pendapatan - < Rp. 10.000.000,00
per bulan saat bulan - Rp 10.000.000 – < Rp 30.000.000
puasa / menjelang - Rp 30.000.000 – < Rp 50.000.000
lebaran - Rp 50.000.000 - < Rp 70.000.000
- Rp 70.000.000 - < Rp 90.000.000
- > Rp 90.000.000,00

Berapa pendapatan - < Rp. 10.000.000,00


per bulan yang di - Rp 10.000.000 – < Rp 30.000.000
peroleh setelah - Rp 30.000.000 – < Rp 50.000.000
melakukan promosi - Rp 50.000.000 - < Rp 70.000.000
- Rp 70.000.000 - < Rp 90.000.000
- > Rp 90.000.000,00

103

You might also like