You are on page 1of 14

LEMBAR REKOMENDASI KEHADIRAN SEMINAR

Nama : DHANI ARISTYAWAN

NPM : 160112170081

Untuk pengurangan requirement:

 Kehadiran seminar mayor dan journal reading

 Presentasi seminar mayor

 Satu kasus minor non-ulser

 Journal reading dan presentasi journal reading

Kehadiran Seminar OMC 2018

Tanggal Kegiatan Tanda Tangan


Pembukaan
Keynotes Speaker:
Prof. Dr. Wipawee Nittayanannta,
mengenai: “Strategies for Optimal
Decision Making in the Diagnosis
and Therapy of Oral Diseases”
16 November 2018
Main Lecture 1:
Pemaparan materi oleh
Dr. Irna Sufiawati, drg., Sp.PM (K),
PhD. mengenai:
“The 5 Common Causes of Oral
Diseases in West Java”
Main Lecture 2:
Pemaparan materi oleh
Dr. Maharani Laillyza Apriasari,
drg., Sp.PM mengenai:
“Common Oral Lesions in South
Kalimantan”
Short Lecture:
Oleh: drg. Anzani Tania Dwi Putri
(Ruang Bougenville)
“Hyposalivation as a Contributing
Factor That Alters Oral Condition
in Drug Addicts”
Hands On:
Workshop (HO 2) Anamnesis dan
Diagnosis
Oleh: Prof. Wipawee Nittayananta
Main Lecture:
Sesi 1: Reaksi Alergi dan Atopik
Dr. Agnes Rengga Indrati, dr.,
Sp.KK(K)., M.Kes mengenai
“Laboratory Tests in the Diagnosis
of Hypersensitivity Reactions”

drg. Rochman Mujayanto, Sp.PM


mengenai “Oral Allergic
Reactions”
Sesi 2: Autoimun/Steroid
17 November 2018
dr. Rahmat Gunadi, Sp.PD
mengenai “Autoimmune disease in
Indonesia”

drg. Tenny Setiani Dewi., M.Kes,


Sp,PM (K) mengenai “Oral
manifestation of autoimmune
diseases”

dr. Trully D. R. S, M.Si., Sp.FK


mengenai “Corticosteroid:
physiology and principal of
therapy”
Sesi 3: Nutrisi
Dr. Dewi Marhaeni, drg. M.Si
mengenai “assessment of
nutritional status in the clinical
setting”

dr. Julistio Tryoga B, Sp.A(K),


M.Kes mengenai “Nutritional
management of the
immunocompromised children”

drg. Indah Suasani Wahyuni,


Sp.PM mengenai “The role of
nutrition in children’s oral disease”
Short Lecture (Ruang Lantana)
“Squamous cell carcinoma yang
dipicu oleh stres” oleh Arhom
Erwin Achmad Tayib

“Chronic traumatic ulcer tongue


with clinical appearance mimicking
a malignant lesion: A case report”
oleh Fanni Kusuma Djati, dkk.

“Challenge in management of oral


recalcitrant oral blistering
condition (case report)” oleh M.
Chayati dan G.P Subita

“Reccurent Epulis Granulomatosa”


oleh Devi Dwipriastuti
Hands On (HO3)
Diagnositic Allergy Testing: A
practical guide for general
practitioners oleh drg. Rochman
Mujayanto, Sp.PM.

Tugas

Tugas Tanda Tangan

Penilaian JR dari makalah

………………………………………….

Bebas Kehadiran seminar lengkap /

sebagian (………………………………)

Bebas presentasi seminar mayor

Ketua Oral Medicine Conference 2018

drg. Indah Suasani Wahyuni, Sp.PM


Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

RESUME HANDS-ON 3

Judul : Laboratory Examination for Allergic Reaction: A Practical Guide For


General Practioners

Pembicara : drg. Rochman Mujayanto, Sp. PM

Anamnesis Penyakit Alergi

Alergi merupakan penyakit yang disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas sistem


imun tubuh terhadap antigen dari luar (alergen), yang menyebabkan terjadinya
peradangan dan kerusakan jaringan lunak. Menurut Australasian Society of Clinical
Immunology and Allergy (ASCIA), alergi didefinisikan sebagai kondisi saat sistem
imun pasien bereaksi dengan substansi yang disebut sebagai alergen. Substansi yang
dianggap sebagai alergen bagi satu individu tidak selalu merupakan alergen bagi
individu lain sebab masing-masing individu bereaksi dengan cara yang berbeda.
Insidensi alergi meningkat dengan luas dengan berbagai kompleksitas dan tingkat
keparahan. Penyebab pasti alergi dalam peningkatan jumlah insidensi alergi belum
begitu dipahami namun penelitian dan pengembangannya tetap selalu dilakukan untuk
mendapatkan kemajuan hasil penelitian. Jalur alergen dapat melalui infeksi, injeksi,
kontak, inhalasi, dan ingestan. Reaksi hipersensitivitas tidak pernah timbul pada
paparan pertama antigen namun timbul apabila jumlah antigen yang masuk relatif
banyak atau berlebih sehingga reaksi imunologik meningkat (selular maupun humoral).
Dalam melakukan pemeriksaan dan penegakan diagnosis, dokter gigi juga harus
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pemeriksaan alergi terutama pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan dalam menentukan alergi pada pasien.

Dalam menganamnesis riwayat penyakit, perlu dilihat adanya fokus keluhan


khusus yang mengarah pada manifestasi utama penyakit alergi yaitu:

 Hidung
 Saluran nafas
 Kulit
 Sengatan serangga
 Alergi makanan
 Alergi obat
Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

Selain fokus keluhan, dokter perlu menanyakan kepada pasien beberapa poin
dalam anamnesis, poin-poinnya antara lain:

1. Awal mula munculnya keluhan


2. Lamanya keluhan yang dirasakan
3. Tingkat keparahan
4. Pola munculnya keluhan (akut atau kronis, terus menerus, kekambuhan, waktu
tertentu)
5. Keterkaitan keluhan dengan paparan alergen
6. Interval waktu paparan allergen dengan munculnya gejala
7. Hal-hal yang memperberat dan memperingan
8. Pemeriksaan alergi yang sudah dilakukan
9. Pengobatan yang sudah diterima dan responnya bagaimana
10. Riwayat penyakit alergi di keluarga
11. Kondisi lingkungan dan geografis
12. Kepemilikan hewan peliharaan
13. Bila keluhan utama mengarah pada alergi makanan maka perlu ditanyakan dan
dibuat daftar makanan yang menimbulkan keluhan
14. Bila keluhan utama mengarah pada alergi obat maka perlu dicatat obat apa yang
sudah dikonsumsi
15. Perlu ditelurusi riwayat infeksi virus (herpes atau HIV).

Pada awalnya munculnya keluhan, lamanya terjadi keluhan, tingkat keparahan,


Pola munculnya keluhan, keterkaitan keluhan dengan paparan allergen, interval waktu
paparan allergen dan hal-hal yang memperberat dan memperingan. Ini adalah antara
beberapa tahapan anamnesa dalam menentukan suatu reaksi alergi.

Pemeriksaan alergi yang sudah dilakukan juga menjadi salah satu kepentingan
dalam mendiagnosa suatu alergi. Selain itu jenis-jenis pengobatan yang diterima serta
responnya dan juga riwayat alergi di dalam keluarga menjadi penunjang utama.
Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

Pemeriksaan Klinis

1. Krusta
2. Utikaria
3. Angioedema
4. Pendarahan
5. Lesi ulcerasi
6. Lesi lichenoid
7. Lesi pigmentasi
8. Lesi Vesikobulosa
9. Lesi Makulopapular
10. Burn Mouth Syndrome
11. Recurrent Apthous Stomatitis

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan In vitro

1. Jumlah Eusinophil
2. Kadar IgE Total
3. IgE Specialis
4. Hematologi Rutin dan Lengkap

Pemeriksaan vivo

1. Uji Kulit
2. Uji Provokasi
3. Metode Biofisika

Skin Prick Test

Menurut Kartikawati pada tahun 2007, tes kulit pada alergi ini untuk menentukan
macam alergen sehingga di kemudian hari bisa dihindari dan juga untuk menentukan
dasar pemberian imunoterapi. Beliau menyatakan beberapa indikasi untuk diajukan
skin test, anatranya
Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

1. Rinitis alergi : Apabila gejala tidak dapat dikontrol dengan medikamentosa


sehingga diperlukan kepastian untuk mengetahui jenis alergen maka di
kemudian hari alergen tsb bisa dihindari.
2. Asthma : Asthma yang persisten pada penderita yang terpapar alergen (perenial).
3. Kecurigaan alergi terhadap makanan. Dapat diketahui makanan yang
menimbulkan reaksi alergi sehingga bisa dihindari.
4. Kecurigaan reaksi alergi terhadap sengatan serangga.

Tahapan Skin Test


Pembacaan dilakukan 15-20 menit dengan mengukur diameter bentol dan eritema.
Hasilnya dinyatakan positif (+) apabla rata-rata diameter satu bentol 3 mm lebih besar
daripada kontrol negatif (-)
Interprestasi Hasil test
Hasil (-) : Kontrol negatif
Hasil + 1 : 25% dari kontrol (+)
Hasil +2 : 50% dari kontrol (+)
Hasil + 3 : 100% dari kontrol (+)
Hasil +4 : 200% dari kontrol (+)

Ekstrak Allergen pada skin test (Henzeirling, et al, 2013)


Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

Test positif SPT terhadap Amoxicilin (Nasr, et al, 2016)


Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

Test Panel skin test standar bagi inhalant allergen (Henzeirling, et al, 2013)

Intradermal test
Allergen dalam jumlah sedikit di suntikkan secara intradermal. Hasil tes alergi apabila
menunjukkan papula dengan test alergi obat dan test mantoux

Metode Intradermal Test (EAACI, 2015)

Provocation Use Test


R-epeat
O-pen
A-pplication
T-est
Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

RESUME SHORT LECTURE

Judul : Hyposalivation as a Contributing Factor that Alters Oral Condition in


Drug Addicts

Pembicara : drg. Anzani Tania Dwi Putri, Sp.PM

Penyalahgunaan obat-obatan terlarang merupakan masalah yang serius yang


terjadi di seluruh dunia. Masalah ini tidak hanya memberi efek sosio-ekonomi namun
juga dalam kesehatan secara umum. Cannabis dan methamphethamine merupakan jenis
obat terlarang yang paling populer. Data yang didapatkan United Nations Office on
Drugs and Crime, 149-271 juta penduduk dunia merupakan pengguna narkoba. Badan
Narkotika Nasional pada tahun 2017 merilis data bahwa terdapat 3,3 juta penduduk
Indonesia yang merupakan pengguna narkoba. Tipe narkoba yang sering digunakan di
Indonesia adalah cannabis (ganja), methamphethamine, kokain, dan opiod (heroin dan
morfin). Penyalahgunaan obat terlarang mempengaruhi kondisi rongga mulut pengguna
dan seringkali berujung pada munculnya penyakit mulut. Hal ini merupakan salah satu
permasalahan yang paling banyak dilaporkan pada pengguna narkoba yang telah
menggunakan obat terlarang dalam jangka waktu panjang sehingga menyebabkan
prevalensi yang tinggi dari penyakit mulut.

Kajian sistematik yang digunakan dalam paparan materi ini mengikuti


panduan PRISMA yang hanya mengambil artikel dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia dengan menggunakan studi cross-sectional, cohort, dan case-control. Data
yang digunakan sebagai basis berasal dari Pubmed dan Google Scholar pada tahun
2008 sampai bulan Mei 2018. Data yang didapatkan dikelompokkan ke dalam studi
karakteristik, intervensi, dan ciri hasil. Indeks Scopus digunakan untuk studi kualitas
dengan metode yang digunakan adalah metode Boolean.

Peneliti mendapatkan 18.003 jurnal yang kemudian diekstrak menjadi 18


jurnal yang sesuai dengan kajian literatur dengan 12 jurnal menggunakan metode cross-
sectional, 4 jurnal menggunakan metode cohort, dan 2 jurnal menggunakan metode
case-control. Sampel lebih banyak terdiri dari laki-laki dibandingkan perempuan. Dari
18 jurnal yang peneliti gunakan, ditemukan bahwa obat-obatan yang paling banyak
digunakan adalah methamphetamine, kokain, cannabis, heroin, dan opium.
Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

Penggunaan obat-obatan terlarang tersebut paling banyak dilakukan dengan cara


merokok, suntikan, inhalasi, dan per oral.

Manifestasi oral yang ditemukan yang paling banyak ditemukan pada


penyalahguna obat-obatan terlarang adalah penyakit periodontal dan karies, diikuti
dengan xerostomia, bruxism, perforasi palatal, stomatitis, ulser traumatik, leukoplakia,
dan sebagainya. Penyakit periodontal dan karies memiliki kaitan yang erat dengan
xerostomia/hiposalivasi. Dalam kaitannya dengan hiposalivasi, adanya disrupsi
reseptor  dan  dan vasokontriksi kelenjar saliva yang panjang akibat penyalahgunaan
obat-obatan terlarang menurunkan produksi saliva yang distimulasi.

Kondisi hiposalivasi berkontribusi dalam munculnya penyakit di rongga mulut.


Fungsi saliva dalam rongga mulut adalah proteksi dan lubrikasi, dilusi dan pembersihan,
kapasitas buffer, integrasi enamel gigi, digestif, perbaikan jaringan, anti-bakteri, serta
dalam pertahanan untuk pembentukan plak dan kalkulus. Penggunaan obat-obatan
terlarang akan mengaktifkan jalur tertentu pada sistem saraf pusat sehingga akan
merangsang keluarnya neurotransmitter pada sistem saraf otonom berupa dopamin,
serotonin, dan norepinefrin. Neurotransmiter ini merangsang sistem saraf simpatik dan
alpha adeno receptor sehingga menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh darah
saliva yang akhirnya menyebabkan hiposalivasi. Lesi pada mukosa oral diakibatkan
oleh kebersihan rongga mulut yang buruk dan gangguan sistem endokrin. Imunitas
yang lemah menyebabkan lesi pada mukosa oral menjadi lebih sensitif. Efek-efek
hiposalivasi antara lain:

1. Kebersihan rongga mulut


2. Karies gigi
3. Infeksi
4. Ulser traumatik
5. Xerostomia
6. Perdarahan Gusi
7. Glositis
8. Kandidiasis oral
9. Peningkatan risiko kanker rongga mulut
Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

Pengaruh penyalahgunaan obat-obatan terlarang terhadap produksi saliva


telah diteliti oleh FKG UI pada tahun 2013 dalam periode 1-3 bulan (hanya 7%) dan
periode lebih dari 3 bulan (tidak ada tanda hiposalivasi). Menurut penelitian tersebut,
kondisi hiposalivasi berhubungan dengan lamanya paparan pengguna dan kemampuan
perbaikan sel dalam tubuh pengguna.

Dalam kesehatan secara umum, komplikasi yang umum terjadi adalah cardiac
crisis, disfungsi respirasi, penyakit liver, gangguan mental dan ginjal, infeksi (AIDS
dan tuberculosis), serta berbagai penyakit rongga mulut lainnya. Selain itu,
penyalahgunaan obat-obatan melibatkan banyak masalah psikososial, termasuk
masalah budaya, sosial, dan klinis. Obat-obatan adiktif akan mengaktivasi brain’s
reward sehingga menimbulkan efek euphoria yang intens. Substansi negatif dari obat-
obatan yang digunakan secara berlebihan akan menimbulkan terjadinya penyakit pada
mukosa oral dan disfungsi sistem stomatognatik.

Peneliti menyimpulkan 18 jurnal yang digunakan menyebutkan adanya


hubungan antara penyalahgunaan obat-obatan dengan manifestasi oral namun belum
ada yang menyebutkan mekanisme secara spesifik mengenai kaitan antara
penyalahgunaan obat-obatan dengan manifestasi oral dan untuk itu diperlukan
penelitian lebih lanjut.

Berkaitan dengan masalah ini, penting adanya kerjasama tim kesehatan


terutama dokter gigi dalam melakukan penggalian informasi, pemeriksaan klinis,
diagnosa yang akurat, pemberian konseling dan edukasi, serta perawatan yang
mumpuni sehingga dapat membantu dalam peningkatan kualitas hidup para
penyalahguna obat-obatan terlarang.
Nama : DHANI ARISTYAWAN
NPM : 1601121170081

You might also like