You are on page 1of 10

PENGARUH DESENTRALISASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KETIDAKPASTIAN

LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN


SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo)

Sri Wineh1)
1)
Alumni Magister Ilmu Akuntansi FEB Universitas Jambi, swineh@yahoo.co.id

ABSTRACT

The aim of this research are (1) to examine the effect of decentralization of decision making and
perceived environmental uncertainty on accounting control system, (2) to examine the effect of
decentralization of decision making and perceived environmental uncertainty on managerial performance, (3)
to examine the effect of accounting control system on managerial performance, (4) to examine accounting
control system as the intervening variable on the relationship betwen decision making decentralization and
perceived environmental uncertainty uncertainty on managerial performance .The study population was a
goverment office in Kabupaten Bungo. Sample research is heads of offices, middle managers and low managers
of the goverment office. Data were collected through questionnaires, out of 110 questionnaires sent, only 84
questionnaires could be processed. Testing data using multiple regression analysis extended with the path
analysis.
The results of this study indicate that the effect of decentralization of decision making and perceived
enviromental uncertainty on accounting control system (H1), decentralization of decision making and perceived
enviromental uncertainty on accounting control system influence on managerial performance (H2). Accounting
control system influence on managerial performance (3). Decentralization of decision making and
Environmental uncertainty had no effect on managerial performance through the use of accounting control
systems (H4). That means, the linkage of decentralization of decision making and perceived enviromental
uncertainty is indirect influence with managerial performance. It can be concluded that of the four hypotheses
only hypothesis 1, 2 and 3 are acceptable while the other hypotheses are rejected.

Keywords: Decision making decentralization, Perceived Environmental Uncertainty, Accounting control


Systems, Managerial Performance.

27
1. PENDAHULUAN pengambilan keputusan dan ketidakpastian
1.1 Latar Belakang lingkungan terhadap kinerja SKPD pada
Desentralisasi merupakan penyerahan pemerintah Kabupaten Bungo?
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab. 1.3 Tujuan Penelitian
Hakekat semangat otonomi harus tercermin Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan
dalam pengelolaan keuangan daerah mulai dari penelitian ini adalah:
proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, 1. Menguji pengaruh desentralisasi
pengendalian dan evaluasi. Ketidakpastian pengambilan keputusan dan
lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan ketidakpastian lingkungan baik secara
eksternal yang dapat mempengaruhi operasionalisasi simultan maupun parsial terhadap sistem
perusahaan (Otley, 1980) dalam Utami (2012) . pengendalian akuntansi pada Pemerintah
Perencanaan yang disusun dalam kondisi Kabupaten Bungo.
ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan menjadi 2. Menguji pengaruh desentralisasi
masalah, karena adanya ketidakmampuan manajer pengambilan keputusan dan
dalam memprediksi kondisi di masa yang akan ketidakpastian lingkungan baik secara
datang. Demikian juga aktivitas pengawasan juga simultan maupun parsial terhadap kinerja
akan terpengaruh oleh kondisi ketidakpastian SKPD pada Pemerintah Kabupaten Bungo.
lingkungan, sehingga pengambilan keputusan yang 3. Menguji pengaruh sistem pengendalian
akan dilakukan oleh manajer pun akan terhambat. akuntansi terhadap kinerja SKPD pada
Untuk mengatasi masalah yang muncul akibat Pemerintah Kabupaten Bungo.
tingginya kondisi ketidakpastian lingkungan, 4. Menguji apakah sistem pengendalian
manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi akuntansi sebagai variabel intervening
manajemen yang handal (Chenhall dan Morris, memediasi hubungan antara tingkat
1986; Gul dan Chia, 1994) dalam Utami (2012). desentralisasi pengambilan keputusan dan
Pentingnya penelitian ini adalah dengan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja
melihat fenomena yang terjadi pada Pemerintah SKPD pada pemerintah di Kabupaten
Daerah Kabupaten Bungo bahwa jika dilihat dari Bungo.
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten 2. LANDASAN TEORI
Bungo lima tahun terakhir dinyatakan bahwa 2.1 Desentralisasi Pengambilan Keputusan
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bungo Menurut Rondinelli dan Chema (dalam
memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian. Ini Nadir, 2008), desentralisasi adalah…., the transfer
karenakan dari hasil pemeriksaan terus terjadi of planning, decession making, or administrative
temuan dan kelemahan Sistem Pengendalian Intern units, semi autonomous and parastatal
(SPI) yang meliputi kelemahan Sistem Pengendalian organizations. Osborne dan Gaebler (1992)
Akuntansi dan Pelaporan dan kelemahan sistem dalam Ayu Oktaviani (2004), menyatakan bahwa
pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan organisasi yang menerapkan struktur desentralisasi
belanja. jauh lebih fleksibel daripada yang tersentralisasi,
karena dapat memberikan respon lebih cepat
1.4 Rumusan Masalah terhadap lingkungan dan kebutuhan yang berubah.
1) Apakah desentralisasi pengambilan Selain itu, organisasi yang terdesentralisasi jauh
keputusan dan ketidakpastian lingkungan lebih efektif, inovatif, dan menghasilkan semangat
berpengaruh signifikan baik secara simultan kerja yang tinggi, serta lebih produktif.
maupun parsial terhadap sistem pengendalian Menurut Simamora (1999:249) dalam
akuntansi pada Pemerintah Kabupaten Bungo? Wahyudin (2009) terdapat empat kunci dalam
2) Apakah desentralisasi pengambilan penerapan wewenang terdesentralisasi, yaitu:
keputusan dan ketidakpastian lingkungan 1. Delegasi
berpengaruh signifikan baik secara simultan Delegasi merupakan pembagian kebawah
maupun parsial terhadap kinerja SKPD pada penugasan-penugasan pekerjaan dan
Pemerintah Kabupaten Bungo? kekuasaan pengambilan keputusan
3) Apakah penggunaan sistem pengendalian terkait kepada manajer-manajer didalam
akuntansi berpengaruh signifikan terhadap sebuah organisasi.
kinerja SKPD pada Pemerintah Kabupaten 2. Wewenang
Bungo? Wewenang merupakan hak untuk
4) Apakah sistem pengendalian akuntansi membuat keputusan-keputusan yang
sebagai variabel intervening memediasi diperlukan untuk melakukan tugas yang
hubungan antara tingkat desentralisasi diemban.

28
3. Tanggungjawab (2000) dalam Indriasari (2008) menyatakan
Tanggungjawab merupakan kewajiban accounting control meliputi:
manajer untuk menerima otoritas guna Rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta
mencapai hasil yang dikehendaki. catatan-catatan yang berhubungan dengan
4. Akuntabilitas keamanan aset dan keterandalan catatan keuangan
Akuntabilitas mengacu kepada ukuran dan dirancang dengan tujuan untuk memberikan
seberapa baik pencapaian hasil-hasil, dan keyakinan yang memadai bahwa:
hal ini dipenuhi melalui laporan kinerja 1. Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai
berkala yang memperlihatkan kepada dengan otorisasi umum atau khusus
manajer yang mendelegasikan wewenang manajemen.
mengenai apa yang terjadi. 2. Transaksi-transaksi dicatat guna (1)
memastikan laporan keuangan disiapkan
2.2 Ketidakpastian Lingkungan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
Duncan (1972) dalam Utami (2012) umum atau criteria lain yang diterapkan pada
mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai laporan keuangan tersebut dan (2) memelihara
(1) Ketiadaan informasi tentang faktor-faktor pertanggungjawaban atas aset.
lingkungan dalam pengambilan keputusan; (2) 3. Akses terhadap aset diijinkan/diperkenankan
Ketidakmampuan untuk mengetahui hasil yang hanya jika ada otorisasi manajemen.
diperoleh dari keputusan-keputusan yang diambil 4. Catatan pertanggungjawaban aset
sehingga besarnya kerugian yang diderita akibat dibandingkan dengan aset yang ada dan
kesalahan dalam mengambil keputusan pun tidak mengambil tindakan jika terdapat perbedaan-
dapat diidentifikasi secara jelas; (3) perbedaan (AU Section 320.27).
Ketidakmampuan untuk menilai kemungkinan
pada berbagai tingkat keyakinan tentang 2.4 Kinerja
bagaimana faktor-faktor lingkungan dapat Mahoney et al, (1963); dalam Indriantoro,
mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu (1993) menyatakan bahwa kinerja manajer
keputusan yang diambil. Ketidakpastian dapat merupakan faktor yang dapat meningkatkan
disebabkan oleh berbagai hal di luar organisasi, efektivitas organisasi. Definisi ini meliputi aspek
seperti perubahan peratuan yang cepat dalam satu planning, investigating, coordinating, evaluating,
rentang waktu tertentu, adanya peraturan yang supervising, staffing, negotiating, dan
berbeda antara satu dengan yang lain, dan representating yang dapat mencerminkan kinerja
sebagainya ( Ridha dan Basuki, 2006). manajerial secara keseluruhan. Kinerja manajerial
dalam setiap organisasi menunjukkan pada
2.3 Sistem Pengendalian Akuntansi kemampuan manajemen dalam menyelenggarakan
American Institute of Certified Public proses perencanaan, pengendalian dan
Accountants (AICPA, 1994) dalam buku akuntansi pengorganisasian melalui tugas-tugas dan peran
sektor publik di Indonesia (Bastian, 2001), manajer dalam rangka mencapai misi organisasi
mendefinisikan pengendalian intern meliputi
rencana dan metode serta ketentuan yang 2.5 Kerangka Pemikiran
terkoordinasi yang dianut oleh perusahaan yang Berangkat dari landasan teori dan hasil-hasil
melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan penelitian terdahulu, serta sesuai dengan tujuan
dan keandalan data akuntansi, memungkinkan penelitian yang telah disebutkan di atas, dimana
efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan peneliti ingin menjelaskan bagaimana hubungan
manajemen yang telah ditetapkan. Definisi-definisi antara variabel kontekstual yang terdiri atas
tersebut menegaskan bahwa sistem pengendalian desentralisasi pengambilan keputusan dan
intern yang baik adalah adanya sistem wewenang ketidakpastian lingkungan dengan kinerja
dan prosedur pencatatan yang cukup manajerial melalui penggunaan sistem
memungkinkan untuk pengawasan terhadap pengendalian akuntansi sebagai variabel
kekayaan, dipatuhinya kebijakan dan peraturan intervening. Maka disusun suatu kerangka
yang telah ditetapkan, sehingga adanya praktek penelitian guna mempermudah jalan pemikiran
yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi terhadap permasalahan yang dibahas, model
setiap bagian dalam organisasi. Statement on penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
Auditing No. 48 dalam Triyuwono & Roekhudin digambarkan sebagai berikut:

29
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran Penelitian

DESENTRALISASI
(X1) KINERJA SKPD
SPA (Y1)
(Y2)
KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN(X2)

Hipotesis
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini:
H1 : Desentralisasi pengambilan keputusan dan Ketidakpastian Lingkungan baik secara simultan maupun
parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap sistem pengendalian akuntansi.
H2 : Desentralisasi pengambilan keputusan dan Ketidakpastian Lingkungan baik secara simultan maupun
parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD.
H3 : Sistem pengendalian akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah
Kabupaten Bungo.
H4a : Terdapat hubungan tidak langsung antara desentralisasi pengambilan keputusan dengan kinerja SKPD
melalui penggunaan sistem pengendalian akuntansi.
H4b : Terdapat hubungan tidak langsung antara ketidakpastian lingkungan dengan kinerja SKPD melalui
penggunaan sistem pengendalian akuntansi.

3. METODE PENELITIAN a. Desesntralisasi Pengambilan Keputusan (X1)


3.1 Populasi dan Sampel Variabel ini diukur dengan menggunakan lima
Penelitian ini di lakukan pada Pemerintah pertanyaan meliputi: tingkat tanggungjawab
Daerah Kabupaten Bungo. Populasi dalam dalam pengambilan keputusan keuangan,
penelitian ini adalah kepala SKPD, sekretaris, pengambilan keputusan mengenai operasi,
kabid, dan kasi dari 46 Satuan Kerja Perangkat pelatihan dan pengembangan staff kantor dan
Daerah (SKPD), pada Pemerintah Daerah anggaran yang diperlukan, alokasi sumber
Kabupaten Bungo yang berjumlah 539 orang. daya (dana), dan pengambilan keputusan yang
Jumlah sampel yang di teliti dalam penelitian ini berhubungan dengan personal. Masing-masing
adalah berjumlah 84 orang teknik pengambilan pertanyaan diukur dengan menggunakan
sampel dilakukan dengan teknik Probability Likert scale 1 sampai 5, atas kriteria tidak ada
Sampling jenis Proportionate Stratified Random pendelegasian sampai pendelegasian penuh.
Sampling. b. Ketidakpastian Lingkungan (X2)
Pengukuran ketidakpastian lingkungan
3.2 Pengkuran Variabel ditujukan untuk mengetahui persepsi manajer
Ada 4 variabel yang digunakan dalam atas ketidakpastian lingkungan yang dirasakan
penelitian ini dan diukur dengan instrumen - dengan menggunakaan 12 item pertanyaan.
instrumen yang diadopsi dari literatur-literatur Skala yang digunakan adalah skala likert atas
yang ada dan telah digunakan oleh peneliti kriteria satu untuk menunjukkan jawaban
terdahulu. Ke empat variabel tersebut terdiri dari:

30
sangat tidak setuju dan lima berarti sangat Langkah pertama adalah membuat regresi
setuju. dengan dua persamaan yaitu (1) sistem
c. Sistem Pengendalian Akuntansi (Y1) pengendalian akuntansi (Y1) diregres dengan
Variabel ini diukur dengan menggunakan desentralisasi pengambilan keputusan (X1) dan
enam pertanyaan meliputi; pengendalian ketidakpastian lingkungan (X2), dan persamaan (2)
kualitas operasi dengan metode statistik; kinerja manajerial SKPD (Y2) diregres dengan
pengendalian operasi dengan penetapan desentralisasi pengambilan keputusan (X1),
standar; pemeriksaan intern terhadap ketidakpastian lingkungan (X2), dan sistem
keuangan kantor; evaluasi sistematis terhadap pengendalian akuntansi (Y1).
kinerja staff senior; penetapan target operasi;
dan penyusunan rencana operasi. Masing- Langkah kedua adalah dengan melihat nilai
masing pertanyaan diukur dengan koefisien standardized beta untuk persamaan 1 dan
menggunakan Likert scale 1 sampai 5, atas persamaan 2. Pengaruh langsung dapat dilihat dari
kriteria tidak pernah digunakan sampai dengan persamaan 1, sedangkan untuk pengaruh tidak
selalu digunakan. langsung dari persamaan kedua, kemudian
d. Kinerja SKPD (Y2) membandingkan nilai standardized beta dari kedua
Variabel ini diukur dengan menggunakan hubungan tersebut. Apabila koefisien hubungan
instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney langsung lebih kecil dari koefisien hubungan tidak
et.al, 1983; Darma, 2004; Ayu Oktaviani, langsung maka dapat disimpulkan bahwa hubungan
2004; dalam Wahidil, 2007).Instrumenini yang sebenarnya adalah hubungan tidak langsung,
memiliki delapan dimensi dan satu dimensi yang berarti bahwa sistem pengendalian akuntansi
secara keseluruhan. Kedelapan dimensi merupakan variabel intervening dari hubungan
tersebut meliputi: pemilihan staf, perencanaan, desentralisai pengambilan keputusan dan
pengawasan, perwakilan, investigasi, ketidakpastian lingkungan dengan kinerja SKPD.
koordinasi, negosiasi, dan evaluasi. Masing-
masing pertanyaan diukur menggunakan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Likert Scale 1 sampai 5, atas kriteria jawaban 4.1 Pengaruh Desentralisasi Pengambilan
dibawah rata-rata sampai jauh diatas rata-rata. Keputusan dan Ketidakpstian Lingkungan
terhadap Sistem Pengendalian Akuntansi
3.3 Analisis Data Dari hasil analisis data dan pengujian
Penelitian ini menguji hipotesis dengan hipotesis dengan menggunakan uji F diperoleh hasil
metode analisis regresi berganda (multiple secara bersama-sama variabel desentralisasi
regression) yang diperluas dengan metode analisis pengambilan keputusan dan ketidakpastian
jalur (path analysis) untuk pengujian pengaruh lingkungan terhadap sistem pengendalian akuntansi
variabel intervening (Gzohali, 2012). Fungsi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
analisis jalur yang digunakan adalah untuk sistem pengendalian akuntansi dengan nilai F
menentukan kekuatan pengaruh dari masing-masing sebesar 91,185.Sedangkan dengan menggunakan
variabel untuk melihat adanya pengaruh tidak Uji t, secara parsial desentralisasi pengambilan
langsung dari masing-masing variabel yang keputusan dan ketidakpastian lingkungan
terdapat didalam persamaan penelitian. Adapun berpengaruh signifikan terhadap sistem
persamaan yang digunakan dalam hipotesis pengendalian akuntansi. Sehingga untuk hipotesis
penelitian ini adalah : pertama di terima dimana semakin tinggi level
Y1 = α1 + b1X1+b2X2 + e1 ...........................(1) desentralisasi pengambilan keputusan dan semakin
Y2 = α2 + b1X1 + b2X2+ b3Y1+e2...................(2) tinggi ketidakpastian lingkungan akan
Dimana: menyebabkan semakin tinggi penggunaan system
α 1= Konstanta atas Sistem Pengendalian Akuntansi pengendalian akuntansi sebagai alat untuk
α 2= Konstanta atas Kinerja SKPD membantu manajer dalam pengambilan keputusan
Y1= Sistem Pengendalian Akuntansi sehingga kesimpulan tersebut mendukung hipotesis
pertama.
Y2= Kinerja Manajerial SKPD Sementara itu, dengan koefisien
determinasi (R2) yang telah diperoleh sebesar 0.692
X1 = Desentralisasi Pengambilan Keputusan menunjukkan bahwa 69,2% variasi perubahan
sistem pengendalian akuntansi dipengaruhi oleh
X2 = Ketidakpastian Lingkungan desentralisasi pengambilan keputusan dan
ketidakpastian lingkungan, sedangkan sisanya 30,8
b 1 , b2 ,b3= Koefisien Regresi % merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
e 1 = Residual atas Sistem Pengendalian Akuntansi Hasil pengujian hipotesis pertama
mendukung hasil penelitian dari Miah dan Mia
e 2 = Residual atas Kinerja SKPD
(1996), Hill (1998), Wahidil (2007) dan Wahyudin
(2009) yang menunjukkan adanya hubungan yang

31
positif dan signifikan antara desentralisasi 4.4 Pengaruh Secara Langsung dan Tidak
pengambilan keputusan dengan sistem Langsung melalui Sistem Pengendalian
pengendalian akuntansi. Sesuai juga dengan Akuntansi antara Desentralisasi
penelitian Gordon dan Narayanan (1984) dalam Pengambilan Keputusan dan Ketidakpstian
(Sabaruddinsah,2008) menyimpulkan bahwa Lingkungan terhadap Kinerja SKPD
lingkungan yang stabil (ketidakpastian lingkungan - Berdasarkan perhitungan dari hasil analisis
yang rendah) berhubungan dengan struktur jalur dapat dilihat bahwa nilai pengaruh
organisasi mekanistik (sistem kontrol akuntansi) desentralisasi pengambilan keputusan
sebaliknya lingkungan yang dinamis terhadap kinerja SKPD secara langsung
(ketidakpastian lingkungan yang tinggi ) berhungan lebih besar yaitu sebesar 0,355 atau
erat dengan struktur organisasi organik (sistem sebesar 35,5 % daripada nilai pengaruh
kontrol non akuntansi). desentralisasi pengambilan keputusan
terhadap kinerja SKPD secara tidak
4.2 Pengaruh Desentralisasi Pengambilan langsung melalui sistem pengendalian
Keputusan dan Ketidakpstian Lingkungan akuntansi yang hanya sebesar 0,201 atau
terhadap Kinerja SKPD 20,1%.
Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis - Berdasarkan perhitungan dari analisis jalur
dengan menggunakan uji F diperoleh hasil secara dapat diketahui bahwa nilai pengaruh
bersama-sama desentralisasi pengambilan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja
keputusan dan ketidakpastian lingkungan SKPD secara langsung lebih besar yaitu
mempunyai pengaruh yang signifikan terhdap sebesar 0,301 atau sebesar 30,1 % daripada
kinerja SKPD. Sedangkan dengan menggunakan uji nilai pengaruh ketidakpastian lingkungan
t secara parsial desentralisasi pengambilan terhadap kinerja SKPD secara tidak
keputusan dan ketidakpastian lingkungan langsung melalui sistem pengendalian
berpengaruh secara pasrsial dengan kinerja SKPD, akuntansi yang hanya sebesar 0,06 atau 6
sehingga hasil penelitian ini telah mendukung hasil %.
penelitian yang dilakukan oleh Williamson (1970 Penelitian ini sejalan dengan dengan
dan 1975), Gordon dan Miller (1976), Wahidil penelitian yang dilakukan oleh Mak (1988) yang
(2007) desentralisasi pengambilan keputusan di menyimpulkan bahwa kinerja perusahaan
antara manajer bertujuan meningkatkan kinerja berhubungan negatif dengan nilai residual sistem
dengan mengembangkan kemampuannya untuk kontrol akuntansi (operasional) dan ketidakpastian
menangani kondisi-kondisi lokal yang tidak lingkungan yang dipersepsikan.
menentu. Penelitian ini juga mendukung pernyataan
Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan Koberg dan Ungson (1987); Gordon dan Narayanan
oleh Diana Febrianti dan Ikhsan (2013) bahwa (1984) bahwa perusahaan yang berada dalam
ketidakpastian Lingkungan berpengaruh terhadap ketidakpastian lingkungan yang tinggi cenderung
kinerja pemerintahan dan penelitian Fazli dan Lilis lebih menggunakan sistem kontrol organik (non-
(2006) berargumen bahwa dalam pengembangan akuntansi) untuk mencapai kinerja.
sistem akuntansi manajemen harus
mempertimbangkan faktor ketidakpastian 5. KESIMPULAN DAN SARAN
lingkungan dan desentralisasi dalam meningkatkan
5.1 Kesimpulan
kinerja manajerial suatu organisasi.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
4.3 Pengaruh Sistem Pengendalian Akuntansi
disimpulkan sebagai berikut:
dengan Kinerja SKPD
1. Berdasarkan uji simultan dan uji parsial ,
Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis
desentralisasi pengambilan keputusan dan
dengan menggunakan uji t, diperoleh hasil secara
ketidakpastian lingkungan berpengaruh
parsial sistem pengendalian akuntansi mempunyai
signifikan terhadap sistem pengendalian
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD.
akuntansi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
2. Berdasarkan uji simultan dan uji pasrsial,
dilakukan oleh Miah dan Mia (1996) dan Goyal
desentralisasi pengambilan keputusan dan
(1990), Ayu Oktaviani (2004) yang membuktikan
ketidakpastian lingkungan mempunyai
adanya hubungan positif dan signifikan antara
pengaruh signifikan terhadap kinerja
sistem pengendalian akuntansi dengan kinerja.
SKPD.
Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
3. Berdasarkan uji parsial, sistem
Wahidil (2009) bahwa semakin besar penggunaan
pengendalian akuntansi berpengaruh
sistem pengendalian akuntansi semakin baik kinerja
signifikan terhadap kinerja.
manajerialnya.
4. Berdasarkan hasil perhitungan analisis
jalur, dapat disimpulkan bahwa pengaruh
desentralisasi pengambilan keputusan dan

32
ketidakpastian lingkungan terhadap 3. Penelitian ini terkait pengambilan
kinerja SKPD melalui sistem pengendalian keputusan sehingga peneliti berharap yang
akuntansi memiliki hubungan langsung menjadi responden dalam penelitian ini
dengan nilai yang lebih besar adalah kepala SKPD. Akan tetapi,
dibandingkan dengan nilai hubungan tidak responden dalam penelitian ini adalah
langsung. Sehingga dapat disimpulkan minimal pejabat eselon 4 yang menduduki
bahwa variabel sistem pengendalian berbagai jabatan, sehingga memungkinkan
akuntansi tidak bisa memediasi hubungan terjadinya bias dalam pengisian kuesioner.
antara desentralisasi pengambilan
keputusan dan ketidakpastian lingkungan 4. Penelitian mendatang sebaiknya
terhadap kinerja SKPD. mengakomodir moderating effect dari
variable –variabel yang diestimasi
5.2 Saran mempengaruhi hubungan antara
desentralisasi, ketidakpastian lingkungan,
1. Mengingat begitu besar pengaruh sistem pengendalian akuntansi dan kinerja
desentralisasi pengambilan keputusan dan seperti ukuran instansi atau pola hubungan
ketidakpastian lingkungan terhadap sistem atasan – bawahan yang berlaku pada suatu
pengendalian akuntansi serta terhadap instansi (formal vs informal). Pemasukan
kinerja maka diharapkan agar Satuan variable-variabel moderating tersebut
Perangkat Kerja Daerah khususnya di secara eksplisit kedalam model penelitian
Kabupaten Bungo dapat meningkatkan akan memberikan pemahaman yang lebih
pendelegasian otoritas dan tanggungjawab mendalam dan memberikan gambaran
oleh head office (HO) depertemen yang lebih luas mengenai hubungan kausal
pemerintah ke kantor-kantor dinas serta antar variabel.
meningkatkan penggunaan sistem
pengendalian akuntansi untuk menunjang 5.3 Keterbatasan Penelitian
proses pengambilan keputusan oleh kepala
Keterbatasan – keterbatasan yang ditemukan
SKPD. Peningkatan penggunaan sistem
dalam penelitian ini antara lain adalah:
pengendalian akuntansi memungkinkan
para pimpinan kantor dinas membuat 1. Pengukuran seluruh variabel yang digunakan
keputusan-keputusan yang lebih baik dan dalam penelitian ini (desentralisasi
mengontrol operasi-operasi dengan lebih pengambilan keputusan, ketidakpastian
efektif, sehingga bisa meningkatkan kinerja. lingkungan, system pengendalian akuntansi
dan kinerja) hanya dilakukan secara subyektif
2. Ketidakpastian lingkungan yang muncul
atau berdasarkan persepsi responden.
dapat disebabkan oleh sering terjadinya
Pengukuran variable berbasikan persepsi
perubahan peraturan terkait pengelolaan
rentan terhadap bias yang pada gilirannya
keuangan. Hal ini akan berdampak pada
mempengaruhi akurasi hasil – hasil penelitian.
sulitnya SKPD untuk segera
menyesuaikan praktiknya dengan 2. Penelitian ini belum mengakomodir
peraturan yang baru. Untuk para kemungkinan adanya moderating effect dari
pengambil keputusan di lingkungan SKPD variable-variabel yang diperkirakan
di Kabupaten Bungo di harapkan lebih mempengaruhi hubungan desentralisasi
memperhatikan kembali kondisi pengambilan keputusan, ketidakpastian
ketidakpastian lingkungan dan lebih lingkungan, system pengendalian akuntansi
berhati-hati dalam membuat keputusan dan kinerja.
terutama dalam kondisi ketidakpastian
lingkungan yang tinggi.

Daftar Referensi Instansi Pemerintah. AAJ vol. 2


ISSN 2252-6765
Amir, Amri dan Junaidi, dkk. 2009. Metodologi
Penelitian Ekonomi dan Asykin, Jumirin, 2003, Pengaruh Desentralisasi
Terapannya. Bogor. IPB Press. terhadap Hubungan antara
Partisipasi Penyusunan Anggaran
Anjarwaty, Mei , 2013, Pengaruh Kejelasan dan Kinerja Dinas (Studi Kasus
Sasaran Anggaran , Pengendalian pada Pemerintahan Kota
Akuntansi dan Sistem Pelaporan Banjarbaru). Ekuitas : ISSN 1411-
terhadap Akuntanbilitas Kinerja 0393

33
Ardiyani, Komala, 2007, Pengaruh Desentralisasi, Universitas Gadjah Mada,
Informasi Asimetri, dan Yogyakarta.
Interdependensi antar Pusat Laba
Terhadap Penggunaan Sistem Herawaty, Nety, 2011, Pengaruh Kejelasan Sasaran
Pengukuran Kinerja Pusat Laba ( Anggaran, pengendalian Akuntansi
Study Empiris pada Perusahaan dan Sistem pelaporan terhadap
Manufaktur di Jawa Tengah). Tesis Akuntanbilitas Kinerja Instansi
Universitas Diponegoro Pemerintah Daerah Kota Jambi

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indriantoro. N. dan Supomo. B. 1999. Metodologi
Indonesia. Edisi Pertama Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
BPFE,Yogyakarta. dan Manajemen. Edisi Pertama.
BPFE – Yogyakarta.
Darma, Emile Satia, 2004, Pengaruh Kejelasan
Indriasari, Desi, 2008, Pengaruh Kapasitas
Sasaran Anggaran dan Sistem
Sumberdaya Manusia, Pemanfaatan
Pengendalian Akuntansi terhadap
Teknologi Informasi, dan
Kinerja Manajerial dengan Pengendalian Intern Akuntansi
Komitmen Organisasi sebagai terhadap Nilai Informasi Pelaporan
Variabel Pemoderasi pada
Keuangan Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah. Tesis S-2
Tesis S-2 Program Studi Akuntansi
Program Studi Akuntansi Magister
Magister Sains Ilmu-Ilmu Ekonomi
Sains Ilmu Akuntansi Universitas Universitas Gadjah Mada,
Gadjah Mada. Yogyakarta.

Danang, S. 2011, Riset Bisnis dengan Analisis Jalur


Irfansyah, A. 2003, Pengaruh Desentralisasi dan
SPSS. Gava Media, Yogyakarta.
Sistem Pengendalian Akuntansi
terhadap Kinerja Pimpinan Dinas
Dhimas, Bayu Priyono, 2009, Pelimpahan dengan Locus of Control sebagai
Wewenang dan Komitmen Variabel Pemoderasi, Tesis S-2
Organisasi Dalam Hubungan Program Studi Akuntansi Magister
Antara Partisipasi Penyusunan Sains Ilmu Akuntansi Universitas
Anggaran dan Kinerja Manajerial. Gadjah Mada.
Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Juniarti dan Evelyne, 2003, Hubungan Karakteristik
Informasi yang Dihasilkan oleh
Dwianasari, Ririn and Mardiasmo, 2004, The Effect
of The Relationship Between Sistem Informasi Akuntansi
Budgetary Participation and Manajemen terhadap Kinerja
Manajerial pada Perusahaan-
Decentralization Structure on
perusahaan Manufaktur di Jawa
Managerial Performance of Local
Timur. Jurnal Akuntansi &
Government Agencies : The Role of
Keuangan Vol. 5, No. 2, Nopember
Organizational Commitment as
Intervening Variable. UGM, 2003: 110 – 122.
Junaidi. 2010. ORDI. Melalui
Sosiosains, 17(4), Oktober.
:http/junaidichaniago.wordpress.co
Ghozali, Imam, 2012. Aplikasi Analisis m
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang. Badan Penerbit Karyanti , Tutik Dwi 2010, Pengaruh Kejelasan
Universitas Diponegoro. Sasaran , Desentralisasi, dan Sistem
Pengukuran Terhadap Kinerja
Organisasi Sektor Publik (Studi
Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Sektor Publik. Edisi
Empiris di Politeknik Negeri
3 Salemba Empat, Jakarta.
Semarang). Tesis S-2 Program
Hendrian, 2007, Pengaruh Reward System Studi Magister Sains Akuntansi
Terhadap Kinerja Manajerial Universitas Diponegoro
Dengan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Intervening. Tesis LHP Kabupaten Bungo, 2012. BPK Perwakilan
S-2 Program Studi Akuntansi Provinsi Jambi
Magister Sains Ilmu-Ilmu Ekonomi

34
Lesmana, Sukma, 2003. Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan yang Dipersepsikan Nazaruddin, I. 1998, Pengaruh Desentralisasi dan
dan Strategi Kompetitif terhadap Karakteristik Informasi Sistem
Hubungan Sistem Kontrol Akuntansi Manajemen terhadap
Akuntansi dan Kinerja Perusahaan. Kinerja Manajerial, Jurnal Riset
SNA VI Surabaya Akuntansi Indonesia, Vol. 1 No.2
(Juli) : 141-162.

Marani, Y. 2002, Motivasi dan Pelimpahan Nor, Wahyudin, 2007, Desentralisasi Dan Gaya
Wewenang sebagai Variabel Kepemimpinan Sebagai Variabel
Moderating dalam Hubungan antara Moderating Dalam Hubungan
Partisipasi Penyusunan Anggaran Antara Partisipasi Penyusunan
dengan Kinerja Manajerial. Tesis S- Anggaran Dan Kinerja Manajerial.
2 Program Studi Magister Simposium Nasional Akuntansi X.
Akuntansi Universitas Diponegoro,
Semarang. Oktaviani, Ayu, 2003, Pengaruh Desentralisasi
Pengambilan Keputusan terhadap
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Kinerja Manajerial Kantor Dinas :
Yogyakarta. Sistem Pengendalian Akuntansi
sebagai Variabel Intervening. Tesis
Mardiyah, Ainul dan Gudono. 2001, Pengaruh S-2 Program Studi Magister Sains
Ketidakpastian Lingkungan dan Akuntansi Universitas Diponegoro,
Desentralisasi terhadap Semarang.
Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen. Jurnal Riset Akuntansi
Octavia, 2013, Pengaruh Desentralisasi dan Sistem
Indonesia (JRAI) Vol.4 No.1 Hal:1-
Akuntansi Manajemen Terhadap
27.
Kinerja Manajer Dealer di Manado.
Mardiyah, Ainul dan Listianingsih, 2005, Pengaruh Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3. ISSN
Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem 2303-1174
Reward, dan Profit Center terhadap Perda Kabupaten Bungo No. 45, 2009. Sistem dan
hubungan antara Total Quality Prosedur Pengelolaan Keuangan
Management dengan Kinerja Daerah Kabupaten Bungo.
Manajerial, Simposium Nasional
Akuntansi VIII, Solo. Permatasari , Febrina Fitri, 2009, Pengaruh Pola
Kepemimpinan, Motivasi dan
Marthika, Laula, 2005, Pengaruh Sistem Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Pengendalian Akuntansi terhadap Karyawan. Skripsi Thesis,
Kinerja Manajerial dengan Motivasi Universitas Muhammadiyah
sebagai Variabel Moderating. Surakarta. Tidak Dipublikasikan
Skripsi S-1 Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Ritonga, Kirmizi, 2011, Perceived Enviromental
Uncertainty,Management
Munawar, Gugus Irianto dan Nurkholis, 2006, Accounting Information System
Pengaruh Karakteristik Tujuan and Decentralization.
Anggaran Terhadap Perilaku,
Sikap, Dan Kinerja Aparat
Riyadi, S. 2000, Motivasi dan Pelimpahan
Pemerintah Daerah Di Kabupaten
Wewenang sebagai Variabel
Kupang. Simposium Nasional
Moderating dalam Hubungan antara
Akuntansi 9.
Partisipasi Penyusunan Anggaran
dan Kinerja Manajerial, Jurnal
Nadir, Rasyidah, 2008, Pengaruh Desentralisasi, Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3/2
Komitmen Organisasi, dan (Juli): 134-150.
Teknologi Informasi terhadap
Hubungan antara Partisipasi Riyanto, Bambang, 2003, Model Kontijensi Sistem
Penyusunan Anggaran dan Kinerja Pengendalian: Integrasi dan
Pemerintah Daerah di Sulawesi Ekstensi untuk Future Research,
Selatan. Tesis S-2 Program Studi Kompak, No.9 (September-
Akuntansi Magister Sains Ilmu- Desember): 330-342.
Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

35
Sabaruddinsah, 2005, Pengaruh Ketidakpastian Gresik. Universitas Muhammadiyah
Lingkungan yang di Persepsikan Gresik. Tidak Dipublikasikan.
dan Strategi Kompetitif Terhadap
Hubungan Sistem Kontrol Sukmana, wawan, Lia Anggarsari. 2009. Pengaruh
Akuntansi dengan Kinerja pengawasan Intern dan Pelaksanaan
Perusahaan. Jurnal FE Unisma Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Terhadap Kinerja Pemerintah
Sekaran, Uma, 2003, Research Methods For daerah (Survei pada SKPD Kota
Business, Fourth Edition, John Tasikmalaya). Jurnal Akuntansi FE
Wiley & Sons, Inc. Unsil Vol. 1

Setyawan , Donny, 2005, Analisis Faktor Faktor Sugijanto dan Priyono, 2013, Decentralization
Yang Mempengaruhi Kepuasan Analysis of Decision Making and
Kerja Dan Relevansinya Terhadap Performance of Accounting Control
Komitmen Organisasi (Studi Kasus System. IOSR – JBM Vol. 10.
di Pemkab. Temanggung). Tesis S- ISSN :2278-487X)
2 Universitas Diponegoro, Syafruddin, M. 2001, Pengaruh Moderasi Dinamika
Semarang. Lingkungan pada Sistem Kontrol
Akuntansi dan Kinerja Perusahaan,
Solechan, A , Setiawati Ira, 2009. Pengaruh Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Karakteristik Sistem Akuntansi Vol. 4 No. 1 (Januari): 99-110.
Manajemen dan Desentralisasi
sebagai Variabel Moderating Wahidil, 2007, Pengaruh Desentralisasi
Terhadap Kinerja Manajeria (studi Pengambilan Keputusan Terhadap
Empiris Perusahaan Manufaktur Di Kinerja Satuan Kerja Perangkat
Kabupaten Semarang). Fokus Daerah : Sistem Kontrol Akuntansi
Ekonomi Vol. 4 No. 1 Sebagai Variabel Intervening. Tesis
S-2 Program Studi Akuntansi
Sholichah, Mar’atus, 2008. Pengaruh Karakteristik
Magister Sains Ilmu Akuntansi
Informasi Akuntansi Manajemen,
Universitas Diponegoro Semarang.
Desentralisasi, Ketidakpastian
Lingkungan-Terhadap Kinerja
Manajer pada Perusahaan Jasa di

36

You might also like