You are on page 1of 7

STATUS KEBERSIHAN MULUT DAN STATUS KARIES GIGI

MAHASISWA PENGGUNA ALAT ORTODONTIK CEKAT

1
Stany Cecilia Mantiri
2
Vonny N. S. Wowor
3
P. S. Anindita

1
Kandidat skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
3
Bagian Ortodonsia Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: juztcecill@gmail.com

Abstract: Fixed orthodontic appliance are now widely used in society, but people often do not
realize the risks of using this appliance such as oral hygiene and caries problem. The design of
this appliance is more difficult to clean than removable orthodontic appliance, so that patient is
more difficult to maintain oral hygiene. Poor oral hygiene can also cause caries. The purpose of
this study is to obtain a description of the oral hygiene status and caries status of dental student
using fixed orthodontic appliance in Faculty of Dentistry, Sam Ratulangi University Manado.
Oral hygiene examination is using Patient Hygiene Performance (PHP) Index and caries
examination is using Decay Missing Filling Teeth (DMF-T) index. This study is descriptive
study. The population are all dental student using fixed orthodontic appliance in Faculty of
Dentistry, Sam Ratulangi University Manado. Total sample is 38 people and the data taking
with total sampling method. The distribution of oral hygiene showed that 34 people had a good
oral hygiene (89.47%), 4 people had a fair oral hygiene (10.53%) and there were no respondents
with bad oral hygiene. Distribution of dental caries indicates the average of DMF-T number was
0.631 and by category of WHO, included in the very low category.
Keywords: fixed orthodontic appliance, oral hygiene status, caries status.

Abstrak: Alat ortodontik cekat saat ini sudah banyak digunakan di masyarakat, namun
masyarakat sering tidak menyadari risiko penggunaan alat ortodontik cekat seperti masalah
kebersihan mulut dan karies. Alat ortodontik cekat memiliki desain yang lebih sulit untuk
dibersihkan dibandingkan dengan alat ortodontik lepasan, sehingga pengguna alat ortodontik
cekat lebih sulit untuk memelihara kebersihan mulut selama perawatan. Kebersihan mulut yang
buruk dapat menyebabkan karies selama perawatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu
memperoleh gambaran status kebersihan mulut dan status karies mahasiswa pengguna alat
ortodontik cekat di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. Status kebersihan mulut diperoleh dengan pemeriksaan menggunakan
Patient Hygiene Performance (PHP) Index dan status karies diperoleh dengan pemeriksaan
menggunakan indeks Decay Missing Filling Teeth (DMF-T). Penelitian ini merupakan
penelitian deksriptif. Populasi penelitian yaitu semua mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat
di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
Sampel berjumlah 38 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling.
Hasil penelitian tentang kebersihan mulut menunjukkan 34 orang memiliki kebersihan mulut
yang baik (89,47%), 4 orang memiliki kebersihan mulut sedang (10,53%) dan tidak terdapat
responden yang memiliki kebersihan mulut yang buruk. Status karies gigi menunjukkan rata-
rata jumlah DMF-T ialah 0,631 dan menurut kategori indeks DMF-T dari WHO termasuk pada
kategori sangat rendah.
Kata kunci : alat ortodontik cekat, status kebersihan mulut, status karies.

1
2 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-7

Penggunaan alat ortodontik cekat saat ini sehingga memiliki kesadaran lebih untuk
sudah banyak digunakan di masyarakat luas. menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
Orang dewasa maupun anak-anak meng- Survei awal yang dilakukan di Program
gunakan alat ortodontik cekat bukan hanya Studi Kedokteran Gigi Universitas Sam
untuk kepentingan perawatan gigi dan mulut Ratulangi untuk memperoleh data tentang
saja tapi juga sebagai bagian dari gaya jumlah mahasiswa sekaligus wawancara
hidup. Masyarakat sering tidak menyadari untuk memperoleh gambaran tentang peng-
risiko dari penggunaan alat ortodontik cekat, gunaan alat ortodontik cekat, menunjukkan
seperti masalah kebersihan mulut dan karies. adanya keluhan pada pasien pengguna alat
Perawatan ortodontik khususnya pengguna- ortodontik cekat. Keluhan yang muncul
an alat ortodontik cekat dapat memberikan biasanya berkaitan dengan kesulitan dalam
dampak berupa perubahan lingkungan rong- membersihkan sisa makanan yang tersang-
ga mulut dan komposisi flora rongga mulut, kut pada komponen alat ortodontik cekat
peningkatan jumlah plak yang dapat menye- seperti bracket sehingga menyebabkan
babkan karies gigi, sebagai akibat sulitnya penumpukan makanan dan munculnya
prosedur kebersihan mulut pada pasien.1 karies pada daerah yang sulit dijangkau saat
Alat ortodontik cekat memiliki desain menyikat gigi.
yang lebih sulit untuk dibersihkan diban-
dingkan dengan alat ortodontik lepasan,
METODE PENELITIAN
sehingga pasien pengguna alat ortodontik
cekat lebih sulit untuk memelihara keber- Jenis penelitian ini merupakan
sihan mulut selama perawatan.2 Perawatan penelitian deskriptif. Penelitian dilaksana-
ortodontik dengan komponen alat ortodontik kan di Program Studi Kedokteran Gigi
cekat seperti penggunaan bracket dan band Fakultas Kedokteran Universitas Sam
dapat menjadi tempat plak berakumulasi Ratulangi Manado pada bulan November
akibat meningkatnya pembentukan biofilm tahun 2012. Populasi pada penelitian ini
setelah insersi. Kontrol plak yang teratur yaitu semua mahasiswa pengguna alat
diperlukan untuk menjaga kebersihan mulut ortodontik cekat di Program Studi
selama perawatan ortodontik cekat.3 Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Kebersihan mulut yang buruk dapat Universitas Sam Ratulangi Manado
menyebabkan karies pada pengguna alat berjumlah 38 orang. Kriteria inklusi untuk
ortodontik cekat. Proses bakterial pada penelitian ini yaitu menggunakan alat
karies secara progresif dapat menyebabkan ortodontik cekat minimal 1 bulan, bersedia
kerusakan pada struktur jaringan keras gigi.4 menjadi subjek penelitian yang dibuktikan
Penelitian di Saudi Arabia yang dilakukan dengan kesediaan untuk mengisi surat
oleh Ahmed dkk pada tahun 2010 persetujuan sebagai subjek penelitian dan
menunjukkan bahwa pasien yang sedang kooperatif dalam pengambilan data. Subjek
berada dalam perawatan ortodontik cekat penelitian yang menggunakan alat orto-
dan tidak menjaga kebersihan mulutnya dontik cekat kurang dari 1 bulan dan tidak
berisiko tinggi terkena karies.5 hadir saat penelitian dilakukan dimasukkan
Penelitian yang dilakukan oleh Wirna dalam kriteria eksklusi. Metode pengambil-
pada tahun 2010 tentang kebersihan gigi dan an sampel yaitu Total Sampling.
mulut di Fakultas Kedokteran Gigi Pengambilan data kebersihan mulut dan
Universitas Sumatera Utara menunjukkan karies gigi pada mahasiswa dilakukan
bahwa kebersihan mulut pada mahasiswa dengan cara mengumpulkan subjek
pengguna alat ortodontik cekat rata-rata penelitian di salah satu ruang kelas Program
termasuk pada kategori baik hingga sedang.6 Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Mahasiswa kedokteran gigi dianggap sudah Universitas Sam Ratulangi yang kosong
memiliki pengetahuan tentang kebersihan untuk melakukan pemeriksaan. Mahasiswa
gigi dan mulut serta karies, mengetahui tahap pendidikan profesi diperiksa di
risiko penggunaan alat ortodontik cekat, ruangan pemeriksaan Balai Pengobatan
Mantiri, Wowor, Anindita; Status Kebersihan Mulut... 3

Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Kategori PHP Index berdasarkan
(BP-RSGMP) Universitas Sam Ratulangi. jumlah rata-rata plak yang nampak pada
Pemeriksaan dilakukan selama 10 hari pada permukaan gigi untuk menentukan
hari yang ditentukan untuk masing-masing kebersihan mulut dengan kategori sangat
angkatan yang diperiksa dan setiap harinya baik, baik, sedang dan buruk (Tabel 1).7
terkumpul sekitar 6 hingga 8 mahasiswa
yang diperiksa.
Pemeriksaan kebersihan mulut dilaku- Tabel 1. Kategori skor PHP Index.7
kan dengan PHP Index dengan prosedur Skor Kategori
yaitu aplikasikan disclosing solution pada 0 Sangat baik.
permukaan gigi yang diperiksa, yaitu terdiri 0,1 – 1,7 Baik.
dari gigi 16, 11, 26, 36, 31 dan 46. Pasien 1,8 – 3,4 Sedang.
diminta untuk mendesis selama 30 detik 3,5 – 5,0 Buruk.
kemudian meludah tapi tidak berkumur
kemudian diperiksa dengan kaca mulut.
Permukaan gigi yang diperiksa dibagi Karies gigi diperiksa menggunakan
menjadi 5 bagian yaitu secara vertikal dibagi indeks DMF-T dengan melihat jumlah gigi
menjadi sisi mesial, tengah dan distal, dan karies yang masih bisa ditambal (Decay),
secara horizontal yaitu bagian tengah gigi gigi yang hilang karena karies (Missing) dan
dibagi menjadi 3 yang terdiri dari sisi gigi yang ditambal akibat karies yang
lingual, tengah, dan oklusal atau 1/3 incisal muncul selama perawatan ortodontik cekat
(Gambar 1).7 (Filling).
Pemeriksaan DMF-T dilakukan dengan
memeriksa 28 gigi yang ada. Jumlah DMF-
T rata-rata dihitung dengan cara men-
jumlahkan jumlah gigi yang karies, hilang
dan ditambal lalu dibagi dengan jumlah
populasi.7

D +M +F
Indeks DMF-T =
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 ℎ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃

Kategori status karies berdasarkan


Gambar 1. Permukaan gigi yang diperiksa jumlah DMF-T rata-rata menurut WHO
dibagi menjadi 5 bagian.7
mulai dari tingkat sangat rendah sampai
sangat tinggi, dapat dilihat pada Tabel 2.
Setiap area yang terdapat plak diberi
poin maka jumlah poin pada setiap gigi Tabel 2. Kategori DMF-T.8
berkisar antara 1 sampai 5.
Jumlah rata-rata PHP Index diperoleh Skor Kategori
dengan cara memeriksa gigi-gigi individual 0,0 – 1,1 Sangat rendah
tersebut, melihat bagian mana yang terdapat 1,2 – 2,6 Rendah
2,7 – 4,4 Sedang
plak, kemudian dijumlahkan dengan rumus
4,5 – 6,5 Tinggi
sebagai berikut.7 >6,6 Sangat Tinggi

𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 ℎ 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑


PHP Index =
6 Data yang didapat kemudian dicatat
dan dimasukkan dalam tabel kerja, diolah
4 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-7

berdasarkan distribusi frekuensi kemudian Gambar di atas menunjukkan bahwa


disajikan dalam bentuk diagram. sebagian besar mahasiswa pengguna alat
ortodontik cekat (89,47%) memiliki keber-
sihan mulut yang baik, sedangkan yang
HASIL PENELITIAN
tersisa memiliki kebersihan mulut sedang
Penelitian dilaksanakan di Program (10,53%) dan tidak terdapat subjek pene-
Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran litian dengan kebersihan mulut yang buruk.
Universitas Sam Ratulangi dan juga di Balai Hasil pemeriksaan karies berdasarkan
Pengobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut jumlah mahasiswa yang terpapar karies dan
Pendidikan (BP-RSGMP) Universitas Sam bebas karies dapat dilihat pada Gambar 4.
Ratulangi. Subjek penelitian yang dida-
patkan berdasarkan kriteria inklusi berjum-
lah 38 orang dan distribusi berdasarkan jenis 30 28
kelamin dapat dilihat pada Gambar 2.
20
10
35
10
31
30
25
0
20
n Terpapar karies Bebas karies
n
15
10 7 Gambar 4. Distribusi jumlah subjek penelitian
5 yang terpapar karies dan bebas karies.
0
Laki-laki Perempuan
Gambar di atas menunjukkan bahwa
Gambar 2. Diagram distribusi subjek penelitian sebagian besar mahasiswa pengguna alat
berdasarkan jenis kelamin. ortodontik cekat (73,69%) bebas karies
sedangkan sisanya (26,31%) terpapar karies.
Hasil pemeriksaan karies berdasarkan
Gambar di atas menunjukkan distribusi distribusi komponen DMF-T dapat dilihat
subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin pada diagram (Gambar 5).
sebagian besar didominasi oleh mahasiswa
perempuan (81,58%) dibanding dengan
30 24
mahasiswa laki-laki (18,42%).
Hasil pemeriksaan kebersihan mulut 20
dengan menggunakan PHP Index dari 38
mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat 10
dapat dibagi dalam 4 kategori yaitu sangat 0 0
0
baik, baik, sedang, dan buruk (Gambar 3).
D M F

Gambar 5. Diagram distribusi komponen DMF-


40 34 T.
30

20
n Diagram di atas menunjukkan bahwa
10 4 hanya komponen D yang ditemukan pada
0 subjek penelitian yang diperiksa, dan tidak
0
terdapat komponen M dan F.
Baik Sedang Buruk
Keadaan karies pada mahasiswa
Gambar 3. Diagram distribusi kebersihan mulut pengguna alat ortodontik cekat dapat
(PHP). ditentukan dari jumlah DMF-T rata-rata
Mantiri, Wowor, Anindita; Status Kebersihan Mulut... 5

yang diperoleh melalui hasil pembagian dari mulutnya sendiri. Asumsi tersebut ditunjang
jumlah ketiga komponen DMF-T di atas dan oleh penelitian yang dilakukan Wirna tahun
jumlah subjek penelitian. Hasil pemeriksaan 2010 pada mahasiswa pengguna alat orto-
status karies berdasarkan jumlah DMF-T dontik cekat di Fakultas Kedokteran Gigi
dapat dilihat pada Gambar 6. Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian
yang diperoleh menunjukkan bahwa maha-
siswa yang menjadi subjek penelitian
0,8 Sangat memiliki kebersihan mulut pada kategori
Rendah
0,631
baik hingga sedang.6 Penelitian ini juga
0,6
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
0,4 oleh Nor tahun 2011 pada mahasiswa
Sangat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
0,2 Rendah Sedang Tinggi Tinggi Airlangga yang menunjukkan bahwa maha-
0 0 0 0
0 siswa kedokteran gigi yang menjadi subjek
n penelitian memiliki perilaku memelihara
kebersihan mulut yang lebih baik daripada
Gambar 6. Kategori status karies gigi mahasiswa pada jurusan lain.10
berdasarkan indeks DMF-T. Kebersihan mulut yang baik juga
dipengaruhi oleh peran dokter gigi dalam
memberikan motivasi dan intruksi selama
Jumlah DMF-T rata-rata ialah 0,631 perawatan ortodontik cekat. Dokter gigi
dan menurut kategori indeks DMF-T dari perlu memberikan motivasi dan intruksi
WHO termasuk pada kategori sangat yang benar sejak awal sampai akhir
rendah.
perawatan ortodontik cekat, sehingga pasien
bisa lebih peduli pada kebersihan mulutnya.
BAHASAN Hal ini juga dipaparkan oleh Wulandari
Hasil pemeriksaan kebersihan mulut dalam penelitiannya pada tahun 2012 di
dengan menggunakan PHP Index menun- Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
jukkan bahwa sebagian besar (89,47%) Indonesia. Dorongan motivasi yang
subjek penelitian yang diperiksa memiliki diberikan dokter gigi pada pengguna alat
kebersihan mulut yang baik. Kebersihan ortodontik cekat menyebabkan terjadinya
mulut dipengaruhi oleh perilaku pemeliha- penurunan jumlah plak pada pasien yang
raan kebersihan mulut pada masing-masing menjalani perawatan ortodontik cekat.11
individu. Perilaku dapat dibentuk dari Namun dalam penelitian ini faktor motivasi
lingkungan dan juga dari faktor genetik. kepada pasien itu sendiri tidak diteliti.
Pembentukan perilaku yang berasal dari Hasil pemeriksaan status karies pada 38
lingkungan dapat berupa pengalaman yang mahasiswa yang menjadi subjek penelitian
diperoleh dari lingkungan kehidupan sehari- ditemukan 10 di antaranya terpapar karies.
hari, sedangkan untuk faktor genetik berupa Karies yang ditemukan rata-rata dimiliki
perilaku yang diturunkan dari orang tua.9 oleh mahasiswa yang sudah menjalani
Peneliti berasumsi bahwa hasil penelitian ini perawatan lebih dari satu tahun. Peneliti
dipengaruhi oleh perilaku kebersihan mulut berasumsi bahwa penyebab munculnya
mahasiswa Kedokteran Gigi. Pengetahuan karies dipengaruhi oleh perilaku menjaga
yang diperoleh melalui proses belajar dapat kebersihan gigi dan mulut mahasiswa
juga memengaruhi pembentukan perilaku. pengguna alat ortodontik cekat. Permukaan
Mahasiswa kedokteran gigi yang telah gigi yang tidak disikat dengan benar dapat
memiliki pengetahuan tentang kebersihan menyebabkan penumpukan makanan di
gigi dan mulut dapat menuangkan penge- sekitar komponen alat ortodontik cekat dan
tahuan yang diperoleh sehingga dapat meng- memicu terjadinya pembentukan plak.
hasilkan perubahan sikap dan diwujudkan Penggunan alat ortodontik cekat itu sendiri
dalam tindakan pemeliharaan kebersihan sudah menjadi faktor risiko pembentukan
6 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-7

karies. Apabila perilaku kebersihan mulut memiliki perilaku yang baik dalam
tersebut tidak diubah, maka lama-kelamaan pemeliharaan kebersihan mulut. Selain itu,
proses pembentukan karies bisa terjadi. tindakan pembersihan gigi dari karies yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan dilakukan pada awal perawatan ortodontik
penelitian yang dilakukan Ahmed pada juga dapat menyebabkan rendahnya status
pengguna alat ortodontik cekat di Pakistan karies mahasiswa terutama pada pasien yang
pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa belum lama menggunakan alat ortodontik
prevalensi karies menjadi lebih tinggi cekat. Namun hal ini juga dikembalikan lagi
setelah 1 tahun penggunaan alat ortodontik pada perilaku mahasiswa dalam memelihara
cekat.4 kebersihan mulut, yang ditunjang oleh
Pada pemeriksaan DMF-T ditemukan intruksi dari dokter gigi di awal perawatan
hanya komponen D saja atau gigi yang ortodontik cekat dalam mengarahkan pasien
mengalami karies. Karies yang muncul untuk menjaga kebersihan mulutnya dan
sebagian besar merupakan karies pada rutin melakukan kontrol selama perawatan.
permukaan saja dan hanya terdapat pada Pengetahuan yang diperoleh mahasiswa saat
gigi geraham. Hal ini disebabkan karena menjalani pendidikan di Program Studi
pada gigi geraham, komponen alat Kedokteran Gigi juga dapat menambah
ortodontik cekat yaitu band menutupi ¾ pengetahuan mahasiswa sehingga lebih
permukaan gigi geraham. Hal ini memper- menjaga kebersihan gigi dan mulut terutama
sulit pasien dalam membersihkan permuka- saat menjalani perawatan ortodontik cekat
an gigi tersebut, sehingga memudahkan sehingga dapat terhindar dari karies.
terjadinya pembentukan karies.
Alasan lain yang dapat menyebabkan
SIMPULAN DAN SARAN
pembentukan karies yaitu kelalaian
mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat Penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam melakukan kontrol ke dokter gigi. status kebersihan mulut mahasiswa
Kontrol rutin untuk memeriksa kebersihan pengguna alat ortodontik cekat termasuk
mulut pada pengguna alat ortodontik cekat pada kategori baik (89,47%). Status karies
sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali, berbeda mahasiswa pengguna alat ortodontik cekat
dengan individu yang tidak menggunakan termasuk pada kategori sangat rendah
alat ortodontik cekat yang disarankan (0,631) di mana hanya terdapat 10
melakukan kontrol setiap 6 bulan sekali. mahasiswa (26,31%) yang terpapar karies.
Penggunaan alat ortodontik cekat dapat Masyarakat yang menggunakan alat
merupakan salah satu faktor risiko ortodontik cekat perlu memiliki kepedulian
terjadinya karies gigi pada penggunanya. dalam memelihara kebersihan gigi dan
Jangka waktu kontrol yang terlalu lama mulutnya agar terhindar dari karies. Untuk
dapat menyebabkan lesi karies yang menunjang pengetahuan masyarakat maka
mungkin terbentuk akibat kebersihan gigi perlu dilakukan upaya penyuluhan dalam
dan mulut yang kurang baik menjadi rangka meningkatkan pengetahuan masya-
terlambat dideteksi sehingga bisa rakat tentang kebersihan mulut, terlebih
berkembang menjadi lebih parah. khusus pada masyarakat pengguna alat
Jumlah DMF-T rata-rata pada subjek ortodontik cekat di luar populasi maha-
penelitian yang diperiksa yaitu 0,631. siswa Kedokteran Gigi; sehingga dapat
Berdasarkan penilaian kategori WHO meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
termasuk pada kategori sangat rendah, yang mencegah terjadinya karies dan penyakit
menggambarkan sangat rendahnya status periodontal lainnya. Penelitian sejenis
karies mahasiswa Program Studi dengan melibatkan populasi yang lebih
Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi besar juga perlu dilakukan, yaitu dengan
pengguna alat ortodontik cekat. Peneliti melibatkan mahasiswa Kedokteran Gigi
berasumsi bahwa hal ini mungkin pengguna alat ortodontik cekat serta pada
disebabkan oleh karena mahasiswa sudah masyarakat non mahasiswa Kedokteran
Mantiri, Wowor, Anindita; Status Kebersihan Mulut... 7

Gigi, sehingga dapat diperoleh hasil Orthodontist. 2012;82:748-53.


penelitian yang lebih valid. Pembatasan 4. Ahmed I, Haque SU, Nazir R. Carious
subjek penelitian berdasarkan lamanya lesions in patients undergoing orthodontic
perawatan ortodontik cekat serta penelitian treatment. J Pak Med Assoc.
yang mencakup perilaku pengguna alat 2011;61(12):116-7.
ortodontik cekat dalam pemeliharaan keber- 5. Anas H, Al M. Saad AK, Heidrun K,
Dowen B. Caries risk profiles in orthodontic
sihan mulut juga perlu dilakukan.
patients at follow-up using cariogram. Angle
Orthodontist. 2009;79(2):323-30.
UCAPAN TERIMA KASIH 6. Sukmawaty W. Efektifitas sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus ortodonti
Penulis mengucapkan terima kasih terhadap penurunan indeks plak pemakai
kepada drg. Ni Wayan Mariati, MKes fixed orthodontic pada mahasiswa FKG USU
(Dosen penguji I) dan drg. Bernat S. P. [Skripsi]. Medan: Kedokteran Gigi USU;
Hutagalung, MKes (Dosen penguji II) atas 2002; p.27.
masukan yang telah diberikan kepada 7. Marya CM. Dental Indices. In: Marya CM,
penulis. Penulis juga mengucapkan terima editor. A Textbook of Public Health
kasih kepada semua pihak yang telah Dentistry. New Delhi: Jaypee Publishers,
membantu penulis dalam menemukan ide 2011; p.192-3, 204-5.
dalam penulisan karya tulis ini. 8. World Health Organization. DMFT Levels at
12 Years. United States: Univertsity of
Michigan; p.1.
DAFTAR PUSTAKA 9. Herijulianti E, Tati SI, Sri A. Pendidikan
1. Ay ZY, Sayin MO, Ozat Y, Goster T, Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku
Atilla AO, Bozkurt FY. Appropriate oral Kedokteran EGC, 2001; p.35.
hygiene motivation method for patients with 10. Abdullah BTAN. Perilaku menjaga
fixed appliances. Angle Orthodontist. 2007; kebersihan rongga mulut pada mahasiswa
77(6):1085-89. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
2. Singh G. Fixed orthodontic appliances. In: Airlangga Surabaya [Skripsi] Surabaya:
Singh G, editor. Text Book of Orthodontics UNAIR; 2011; p.iv.
(Second Edition). New Delhi: Jaypee 11. Wulandari NNS. Pengaruh berbagai metode
Publishers, 2007; p.449. motivasi pada skor oral hygiene pasien
3. Al-Anezi SA, Harradine NWT. Quantifying ortodonti cekat di RSGM-P FKG UI [Tesis].
plaque during orthodontic treatment. Angle Jakarta: FKGUI; 2012; p.42-6.

You might also like