You are on page 1of 9

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

PEMBERIAN AIR SEDUHAN BAWANG PUTIH TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH

Mohanis
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang Jalan Gajah Mada Gunung Pangilun Padang
Email:Mohanis.mohanis@gmail.com

Submitted: 23-07-2015, Reviewed: 23 -07- 2015, Accepted 23-07-2015


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2015.v9i1.43

Abstract
This research aims to determine the effectiveness of the provision of water infusion of garlic on blood
pressure in elderly hypertensive at Nanggalo Padang.This research is quasy experiment with one group
pretest Posttest design, do atRW 01 Elderly IHC Surau Gadang village dated February 19 to 26, 2014.
The population numbered 70 people and 15 elderly hypertensive sample. Data collection tool that formats
data collection and observation sheets were analyzed using univariate and bivariate with t test
(dependent).Research results show that average systolic blood pressure before and after the infusion of
garlic is 165.33±9.9 mmHg and 154±9.1 mmHg, t value 12.588. The average diastolic blood pressure
before and after the infusion of garlic 96.66±16.858 mmHg and 94±12.98 mmHg, t value 14.492. There
are significant differences in systolic and diastolic blood pressure before and after the infusion of
garlic.It can be concluded steeping consumption of garlic can lower blood pressure in elderly
hypertension. Expected in the cadres and the elderly hypertension in neighborhood health center in order
to apply the manufacture of steeping garlic for hypertension to consume every morning for 7 days.
Keywords : Blood pressure; garlic; hypertensi; health center; aging

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas pemberian air seduhan bawang putih terhadap penurunan
tekanan darah lansia hipertensi di Kecamatan Nanggalo Padang.Penelitianini
bersifatQuasyEksperimentdengan desainOne Group Pretest Postest, dilakukan diPosyanduLansia RW 01
KelurahanSurauGadangtanggal 19-26 Februari 2014. Populasi berjumlah 70 orang dan sampel 15
lansia hipertensi. Alatpengumpulan data yaitu format pengumpulan data dan lembar observasi yang
dianalisa secara univariat dan bivariatdenganuji t test (dependen).Hasil penelitian didapatkanrata-rata
tekanan darah sistolik sebelumdansesudah pemberian seduhan bawang putih yaitu165,33±9,9 mmHg
dan154±9,1 mmHg, t hitung 12,588. Rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dansesudahpemberian
seduhan bawang putih 96,66±16,858 mmHgdan94±12,98 mmHg, t hitung 14,492. Ada perbedaan yang
signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberianseduhan bawang
putih.Dapat disimpulkan konsumsi seduhan bawang putih dapat menurunkan tekanan darahpada lansia
hipertensi. Diharapkan pada kaderdan lansia hipertensi di posyandu agar dapat mengaplikasikan
pembuatan seduhan bawang putih untuk hipertensidengankonsumsisetiappagiselama 7 hariberturut-
turut.
Kata Kunci : Bawang putih; tekanan darah; hipertensi; posyandu; lansia

KOPERTIS WILAYAH X 117


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

PENDAHULUAN mengakibatkan orang meninggal dunia


Proses menua merupakan suatu proses karena penyakit hipertensi dan
menghilangnya secara perlahan-lahan komplikasinya (Dewi & familia, 2010).
kemampuan jaringan untuk memperbaiki Pencegahan hipertensi bisa diatasi
diri, mengganti dan mempertahankan fungsi dengan 2 cara yaitu dengan farmakologis
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan atau dengan obat-obatan anti hipertensi
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan dengan jangka panjang bahkan seumur
yang diderita (Dharmojo, 2006). Pada lanjut hidup, seperti diuretik, (Tablet
usia terjadi kemunduran sel-sel karena Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix
penuaan yang dapat berakibat pada (Furosemide). Pengobatan nonfarmakologis
kelemahan organ, kemunduran fisik, yaitu dapat menurunkan tekanan darah
timbulnya waktu tertentu berbagai macam sehingga pengobatan farmakologis menjadi
penyakit seperti penyakit degenerative tidak diperlukan atau setidaknya ditunda,
(Depkes RI, 2008). adapun obat nonfarmakologis atau obat
Penyakit darah tinggi atau hipertensi pada tradisional adalah mengkudu, daun salam,
lansia adalah penyakit tekanan darah batas rumput laut, umbi bawang putih, labu siam
atas (systole) lebih dari 140 mmHg dan dan tumbuhan herbal lainnya (Depkes RI,
tekanan darah bawah (diastole) lebih dari 90 2008).
mmHg (Maryam, 2008). Menurut WHO di Menurut beberapa ahli, pengobatan
Jenewa 2002, didapatkan prevalensi nonfarmakologis sama penting dengan
penyakit hipertensi adalah 13-155 dari pengobatan farmakologis, dan bahkan akan
populasi dewasa dunia.Setengah dari lebih menguntungkan terutama bagi
populasi yang berusia lebih dari 60 tahun penderita hipertensi ringan. Pada penderita
adalah penderita hipertensi. Hipertensi hipertensi ringan, pengobatan
diperkirakan menjadi penyebab kematian nonfarmakologis kadang dapat
7,1 juta orang seluruh dunia, yaitu sekitar mengendalikan atau menurunkan tekanan
13% dari total kematian, dan prevalensinya darah sehingga pengobatan secara
hampir sama besar baik di Negara farmakologis tidak diperlukan atau
berkembang maupun dinegara maju. sekurangnya ditunda. Namun pada kondisi
Hipertensi tidak memiliki keluhan dan ketika obat antihipertensi sangat diperlukan,
tanda gejala yang khas, karena itulah disebut maka pengobatan nonfarmakologis dapat
silent killer. Hipertensi merupakan penyebab dijadikan sebagai pelengkap sehingga
kematian nomor 3 setelah stroke dan menghasilkan efek pengobatan yang lebih
tuberculosis, yakni mencapai 6,7 % dari baik (Junaedi, dkk, 2013).
populasi kematian pada semua umur di Pemanfaatan herbal untuk mengatasi
Indonesia, bahkan fakta membuktikan suatu penyakit semakin disukai masyarakat
bahwa satu dari empat penderita tidak karena terbukti mampu memberikan hasil
mengetahui jika mereka menderita yang memuaskan. WHO merekomendasikan
hipertensi. Hipertensi sering dianggap penggunaan obat herbal dalam pemeliharaan
kondisi normal pada orang tua dan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
lansia.Padahal tidak demikian faktanya pengobatan penyakit, terutama untuk
penyakit hipertensi sangat berbahaya dan penyakit kronis, degenerative dan

KOPERTIS WILAYAH X 118


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

kanker.WHO juga mendukung upaya-upaya coverting enzyme(ACE). Ini merupakan


dalam peningkatan keamanan dan khasia mekanisme di mana obat inhibitor ACE
dari obat tradisional.Penggunaan obat berperan dalam menurunkan tekanan darah
tradisional secara umum dinilai lebih aman dengan meminum satu gelas air seduhan
daripada penggunaan obat modern. Hal ini bawang putih rutin setiap pagi selama 7 hari.
disebabkan obat tradisional memiliki efek Hasilnya menunjukkan pengurangan
samping relative lebih sedikit daripada obat signifikan pada tekanan darah sistolik dan
modern (Usia, 2010). diastolik sebesar 6-10 mmHg dan tekanan
Survey Kesehatan Nasional 2010 diastol 6-9 mmHg (Catherine, et al., 2004).
menunjukkan bahwa 59,12% penduduk Di Indonesia, jumlah penderita hipertensi
Indonesia merupakan konsumen herbal dan mencapai 17-21% dari jumlah itu 60%
95% memanfaatkan herbal. Obat herbal penderita hipertensi berakhir pada stroke.
menjadi alternative guna meningkatkan Diperkirakan hipertensi yang ada di
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan Indonesia mencapai 15 juta jiwa tetapi
penyakit, terutama untuk penyakit hanya 4% yang merupakan hipertensi
degenerative dan gangguan metabolisme, terkontrol. Prevalensi 6-15% pada lanjut
serta untuk tujuan rehabilitasi (Subroto). usia, 50% tidak menyadari sebagai penderita
Bawang putih (Allium sativum L.) hipertensi sehingga cenderung untuk
mempunyai sejumlah khasiat yang sangat menjadi hipertensi berat karena tidak
bermanfaat bagi tubuh.Salah satu khasiat menghindari dan tidak mengetahui
bawang putih adalah dapat menurunkan faktorresiko, dan 90% merupakan hipertensi
tekanan darah tinggi. Bawang putih esensia (Hartono, 2012).
merupakan obat alami penurun tekanan Data yang didapat dari dinas kesehatan
darah karena bawang putih memiliki kota Padang pada tahun 2011 jumlah
senyawa aktif yang diketahui berpengaruh penderita hipertensi pada lansia di kota
terhadap ketersediaan ion untuk kontraksi padang sebanyak 7.507 kasus, pada tahun
otot polos pembuluh darah yang berasal dari 2012 sebanyak 8.875 kasus, tahun 2013
kelompok ajoene (Junaedi, dkk, 2013). sebanyak 9.447 kasus. Dari 22 puskesmas
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kota Padang ditemukan 10 penyakit
ekstrak umbi bawang putih dengan dosis 2,4 terbanyak pada lansia tahun 2012, penyakit
g/individu/hari mampu menurunkan tekanan dengan jumlah tertinggi adalah hipertensi
darah pada penderita hipertensi. Penurunan yaitu 17.662 kasus dengan kasus tertinggi
tekanan darah terjadi 5-14 jam setelah yang berlokasi di wilayah Puskesmas
perlakuan. Ekstrak tersebut mengandung Nanggalo dengan angka tertinggi 2.497
allisin 1,3%. Efek samping yang terjadi pada kasus kemudian baru diikuti dengan
sukarelawan setelah perlakuan tidak penyakit lain seperti rematik, ISPA,
ditemukan (McMahon, F.G. & R. Vargas, Gastritis, gangguan penglihatan, jantung,
2004).Sebagai pendamping obat medis, vertigo, diabetes, alergi kulit dan infeksi
konsumsi bawang putih bahkan telah kulit.
disarankan oleh para dokter di Australia Berdasarkan survey awal yang peneliti
untuk para pasien hipertensi. Catherine lakukan pada tanggal 5 januari 2014 di
Hood juga menemukan bukti bahwa bawang Puskesmas Nanggalo Padang didapatkan
putih dapat mengurangi aktivitas angiotensin data hipertensi 5 bulan terakhir pada tahun

KOPERTIS WILAYAH X 119


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

2013 dengan jumlah kasus hipertensi pada Pengambilan populasi berdasarkan jumlah
bulan Agustus sebanyak 144 kasus, pada lansia hipertensi terbanyak di RW 01 dengan
bulan September 116 kasus, pada bulan jumlah lansia hipertensi 70 orang dari 142
Oktober sebanyak 121 kasus, pada bulan orang lansia di RW 01 Kelurahan Surau
November sebanyak 180 kasus, pada bulan Gadang Kecamatan Nanggalo Padang.
Desember sebanyak 373 kasus. Sampel dalam penelitian ini memakai
Peneliti melakukan wawancara dengan yaitu pengambilan sampel didasarkan pada
10 orang penderita hipertensi hanya 1 orang suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
yang mengkonsumsi bawang putih untuk oleh peneliti sendiri yaitu semua lansia
terapi hipertensinya dan dia mengatakan ada hipertensi yang berada di posyandu lansia
perubahan setelah minum terhadap tekanan RW 01 Surau Gadang yang. Dalam
darahnya sedangkan untuk 9 orang lagi penelitian ini lansia hipertensi yang diambil
mereka mengetahui bahwa bawang putih berjumlah 15 responden. Sampel yang
dapat mencengah hipertensi tapi mereka diambil adalah sampel yang memenuhi
tidak mencoba untuk mengkosumsinya kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah
karna mereka berangapan bahwa diseleksi sampel yang memenuhi kriteria
penyakitnya tersebut bisa dicegah dengan inklusi dan eksklusi adalah berjumlah 15
istirahat yang cukup jika tidak bisa ditahan orang.Pengambilan sampel diambil secara
lagi mereka hanya membeli obat di warung. purposive sampling, dengan kriteria :
Berdasarkan latar belakang di atas a.Kriteria inklusi yaitu :
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian 1)Bersedia menjadi responden 2)Lansia
“Efektifitas Pemberian Air Seduhan Bawang berumur 60 tahunkeatas 3)Lansiahipertensi
Putih terhadap Penurunan Tekanan Darah di yang bersedia tidak mengkonsumsi obat anti
Nanggalo Padang”. hipertensi selama penelitian
4)Lansiahipertensi yang tidak
METODE PENELITIAN menggunakan terapi herbal lain selain
Jenis penelitian ini menggunakanQuasy bawang putih
Eksperiment dengan desain One Group 5)Lansia hipertensi saat penelitian
Pretest Posttest, yaitu sebelum diberikan air tekanan darah sistolik dan diastolic >140/90
seduhan bawang putih terlebih dahulu mmHg
dilakukan pretest (pengukuran tekanan darah b. Kriteria eksklusi :
sebelum) kemudian setelah perlakuan 1)Lansia hipertensi dengan komplikasi
(pemberian seduhan bawang putih) maka 2)Lansiahipertensi yang sensitive pada
dilakukan lagi posttest (pengukuran tekanan bawang putih dan alergi terhadap obat
darah sesudah) untuk mengetahui adanya 3)Lansia hipertensi post operasi katarak
perubahan pada tekanan darah lansia setelah dan apendiksitis
perlakuan tersebut. Penelitian ini telah Penelitian ini dimulai dengan melakukan
dilaksanakan pada tanggal 19 Februari pre test dengan mengukur tekanan darah
sampai 26 Februari 2014. masing-masing lansia hipertensi pada pagi
Populasi dalam penelitian ini adalah hari jam 08.00 WIB setiap pagi selama 7
semua lansia yang mengalami hipertensi. hari. Setelah mengukur tekanan darah
Jumlah lansia hipertensi yang berada di diberikan air seduhan bawang putih (200 cc)
posyandu lansia RW 01 berjumlah 70 orang. kepada lansia hipertensi 1x sehari setiap jam

KOPERTIS WILAYAH X 120


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

8 setelah perut responden terisi oleh mengukur kembali tekanan darah masing-
makanan atau sarapan pagi selama 7 hari masing lansiahipertensi, setelah itu dicatat
berturut-turut. Setelah hari pertama di dalam lembar observasi. Data pengukuran
posyandu, hari ke 2-7 peneliti memberikan tekanan darah sebelum dan sesudah
air seduhan bawang putih (200 cc) kepada pemberian air seduhan bawang putih ini
lansia hipertensi 1x sehari setiap jam 8 akan diolah dan dianalisa menggunakan uji t
setelah perut responden terisi oleh makanan dependen.
atau sarapan pagi selama 7 hari berturut-
turut dengan melakukan kunjungan rumah HASIL DAN PEMBAHASAN
ke rumah masing-masing lansia hipertensi Penelitian terhadap pasien dengan
(door to door). Kemudian melakukan Hypertensi pada lansia yang telah dilakukan
posttest pada hari ke 8 kunjungan dengan dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1- 3

Berdasarkan tabel diatasdidapatkan rata- bawang putih yaitu 165,33 dan 96,66
rata untuk tekanan darah sistolik dan mmHg dengan standar deviasi 9,9 mmHg
diastolik sebelum pemberian seduhan dan 16,858 mmHg.

Berdasarkan tabel didapatkan nilai rata- dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti
ratauntuk tekanan darah sistolik dan rentannya hipertensi terjadi pada lansia, ini
diastolik setelah pemberian seduhan bawang disebabkan karena semakin tua umur
putih yaitu 154 mmHg dan 94 mmHg seseorang kemungkinan seseorang
dengan standar deviasi 9,1 mmHg dan 12,98 menderita hipertensi semakin besar, karena
mmHg. hilangnya elastisitas jaringan pembuluh
Berdasarkan analisa peneliti, dari darah dan arterisklerosis akibat proses
penelitian yang telah dilakukan di Posyandu menua, serta adanya pelebaran pembuluh
Lansia RW 01 Kelurahan Surau Gadang darah yang terjadi pada lansia.
Kecamatan Nanggalo Padang tingginya Terjadinya tekanan darah tinggi pada
tekanan darah pada lansia di posyandu lansia lansia, juga dipengaruhi asupan garam yang
RW 01 dipengaruhi oleh faktor umur terlihat berlebihan, karena garam merupakan hal

KOPERTIS WILAYAH X 121


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

yang sangat penting bagi mekanisme memperbesar pembuluh darah dan membuat
timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan pembuluh darah tidak kaku sehingga
garam terhadap hipertensi adalah melalui tekanan darah akan turun. Mekanisme kerja
peningkatan plasma atau cairan tubuh dan bawang putih dalam menurunkan tekanan
tekanan darah. Semakin tinggi asupan garam darah berhubungan dengan efek vasodilatasi
di dalam darah, maka akan menyebabkan pembuluh darah yang menyebabkan
kekentalan pada darah, sehingga tertutupnya kanal dan terbukanya kanal
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dengan
sehingga terjadinya hipertensi. demikian, otot akan mengalami relaksasi.
Berdasarkan tabel 2 pada penelitian Tingginya konsentrasi ion intraseluler
menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah menyebabkan vasokontriksi yangberdampak
sistolik dan diastolik setelah pemberian terhadap terjadinya kondisi hipertensi.
seduhan bawang putih yaitu 154 mmHg dan Senyawa aktif dalam bawang putih diduga
94 mmHg dengan standar deviasi 9,1 mmHg dapat menghambat masuknya ion ke dalam
dan 12,98 mmHg. sel. Dengan demikian, akan terjadi
Berdasarkan analisa peneliti bawang penurunan konsentrasi ion intraseluler dan
putih dapat menurunkan tekanan darah diikuti relaksasi otot. Hal ini dapat
karena bawang putih mengandung zat alisin menyebabkan terjadinya pelebaran ruangan
dan hidrogen sulfida. Zat tersebut memiliki dalam pembuluh darah, sehingga tekanan
efek selayaknya obat darah tinggi, yakni darah menjadi turun.

Berdasarkan penelitian yang telah sedangkan diastoliknya 96,66 mmHg ±


dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil 16,858 mmHg terjadi penurunan 94 ± 12,98
penurunan tekanan darah setelah pemberian mmHg dengan t hitung 14,492.
seduhan bawang putih selama 7 hari Dari tabel3 terlihat perbedaan antara
berturut-turut, yaitu 165,33 mmHg ± 9,9 tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
mmHg terjadi penurunan menjadi 154 pemberian seduhan bawang putih yaitu
mmHg ± 9,1 dengan t hitung 12,588 sebesar 11,33 mmHg dengan standar deviasi

KOPERTIS WILAYAH X 122


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

0,8 mmHg dan t hitung 12,588, tekanan darah menjadi turun (Hernawan, U.
sedangkanperbedaantekanan darah diastolik E. & A. D. Setyawan, 2003).
sebelumdansesudahyaitu 2,66 mmHg Sesuai dengan hasil penelitian Catherine
dengan standar deviasi 3,878 mmHg dengan Hood tentang pemberian seduhan bawang
t hitung 14,492 mmHg. Maka dapat putih rutin setiap pagi selama 7 haridapat
disimpulkan terdapat perbedaan yang menurunkan tekanan darah sistolik dan
signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 6-10 mmHg dan tekanan
diastolik sebelum dengan sesudah diberikan diastolik 6-9 mmHg (Junaedi, dkk, 2013)
seduhan bawang putih pada lansia yang artinya ada pengaruh pemberian
hipertensi. seduhan bawang putih terhadap penurunan
Menurut Junaedi (2013) Senyawa alisin tekanan darah pada lansia hipertensi.
dalam bawang putih berkhasiat Berdasarkan analisa peneliti, meminum
menghancurkan pembentukan pembekuan seduhan bawang putih selama 7 hari
darah dalam arteri, mengurangi gejala berturut-turut dapat menurunkan tekanan
diabetes dan mengurangi tekanan darah. darah pada lansia hipertensi
Bawang putih juga mengandung zat alisin yaitumenurunkan tekanan darah sistolik dan
dan hidrogen sulfida. Zat tersebut memiliki diastolik sebesar 6-10 mmHg dan tekanan
efek selayaknya obat darah tinggi, yakni diastolik 6-9 mmHg. Sesuai dengan hasil
memperbesar pembuluh darah dan membuat penelitian yang didapatkan peneliti yaitu
pembuluh darah tidak kaku sehingga selama 7 hari hampir semua pasien tekanan
tekanan darah akan turun. Kemampuan darah sistolik dan diastoliknya turun sebesar
bawang putih untuk secara signifikan 10 mmHg dan tekanan diastolik menurun 10
mengurangi risiko hipertensi dapat dikaitkan mmHg pada saat post tes pada hari ke
dengan kehadiran zat aktif yang dikenal delapan.Kandungan zat alisin dan hidrogen
sebagai allicin dan sulfida. Allicin sulfide dalam bawang putih memiliki efek
merupakan zat yang bekerja untuk selayaknya obat darah tinggi, yakni
merelaksasi pembuluh darah, mengurangi memperbesar pembuluh darah dan membuat
tekanan apa pun, dan kerusakan yang pembuluh darah tidak kaku sehingga
mempengaruhi darah. tekanan darah akan turun.
Senyawa aktif umbi bawang putih yang Oleh karena itu, sangat bagus bagi lansia
diketahui berpengaruh terhadap ketersediaan yang menderita hipertensi untuk
ion untuk kontraksi otot polos pembuluh mengkonsumsi seduhan bawang putih
darah berasal dari kelompok ajoene. karena sangat berperan penting dalam
Tingginya konsentrasi ion intraseluler memperbesar pembuluh darah dan membuat
menyebabkan vasokontriksi yang pembuluh darah tidak kaku serta dapat
berdampak terhadap terjadinya kondisi menghambat masuknya ion ke dalam sel.
hipertensi. Senyawa aktif dalam bawang Dengan demikian, akan terjadi penurunan
putih diduga dapat menghambat masuknya konsentrasi ion intraseluler dan diikuti
ion ke dalam sel. Dengan demikian, akan relaksasi otot. Hal ini dapat menyebabkan
terjadi penurunan konsentrasi ion terjadinya pelebaran ruangan dalam
intraseluler dan diikuti relaksasi otot. Hal ini pembuluh darah, sehingga tekanan darah
dapat menyebabkan terjadinya pelebaran menjadi turun.
ruangandalam pembuluh darah, sehingga

KOPERTIS WILAYAH X 123


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

Selain itu, Bawang Putih juga sangat Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit
efektif menurunkan kolesterol tinggi dalam Tidak Menular. Jakarta : Rineka
darah. Dengan mengkonsumsi bawang putih Cipta.
dapat mencegah aterosklerosis, Brunner, L dan Suddarth, D. 2002. Buku
Aterosklerosis sendiri adalah penyempitan Ajar Keperawatan Medical Bedah
pembuluh darah arteri karena penumpukan (H. Kuncara, A. Hartono, M. Ester,
lemak dan kolesterol yang bisa Y. Asih. Terjemahan Edisi 8.
mempengaruhi tekanan darah, menyebabkan Volume 1. Jakarta : EGC.
stroke dan serangan jantung. Chuan-Hsiao HAN, et al. 2011.
“antihypertensive activities of
SIMPULAN processed garlic on spontaneously
Dari hasil yang didapatkan dari penelitian hypertensive rats and hypertensive
tentang efektifitas pemberian seduhan humans”, Botanical Studies 52: 277-
bawang putih terhadap penurunan tekanan 283.
Dharmajo R dan martono. 2006. Geriatrik
darah pada lansia hipertensi di posyandu
(ilmu kesehatan usia lanjut). Jakarta :
lansia RW 01 Kelurahan Surau Gadang yudistira.
Kecamatan Nanggalo Padang tahun 2014 Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat
dapat ditarik kesimpulan bahwarata-rata Indonesia. Jakarta: PT. Trubus Agri
tekanandarahpada lansia hipertensi Widya.
Sebelumpemberianseduhanbawangputihyait Dinkes. 2013. Profil Kesehatan Kota Padang
usistolik165,33 mmHg dan diastoliknya Tahun 2013. Padang. Dinkes Padang.
Foushee, D. B., J. Rufin, U. Banerjee. 2004.
96,66 mmHg. Rata-rata tekanan darah pada
Garlic as A Natural Agent for
lansia hipertensi sesudah pemberian seduhan treathment of Hypertension: A
bawang putih yaitu sistolik154 mmHg dan Preliminary Report, Cytobius 34:
diastoliknya 94 mmHg. Dengan demikian 145-152.
dapat disimpulkan bahwa terdapat Hartono, Bambang. 2012. Hipertensi.
perbedaan yang signifikan tekanan darah Diakses dari http : //ardika-zein-
sistolik dan diastolik Sebelum dengan fst08.web.unair.ac.id/artikel detail-
46061-teknobiomedik-
sesudah diberikan seduhan bawang putih
HIPERTENSI.html.
pada lansia hipertensi dimana tekanan darah Hernawan, U. E., A.D. Setyawan. 2003.
lansia hipertensi mengalami perbedaan “Senyawa Organosulfur bawang
signifikan pada tekanan darah sistolik putih (A. Sativum L.) dan aktivitas
sebesar 10 mmHg dan diastolik 10 mmHg biologisnya”, Biofarmasi 1 (2) : 65-
dari tekanan darah sebelumnya di 76.
Junaedi, Edi. 2013. Hipertensi Kandas
posyandulansia RW 01 Kelurahan Surau
Berkat Herbal. Jakarta : Fmedia.
Gadang Kecamatan Nanggalo Padang Tahun Laode, sarif. 2012. Asuhan Keperawatan
2014. Gerontik. Yokyakarta : Nuha
medika.
DAFTAR PUSTAKA

KOPERTIS WILAYAH X 124


ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V9.i1 (117-125)

Maryam, Siti R dkk. 2008. Mengenal Usia Brunner & suddarth edisi 8. Jakarta :
Lanjut Perawatannya. Jakarta : EGC.
Salemba Medika. Sugiyono. 2010. Metodologi penelitian
McMahon, F. G., R. Vagas. 2004. “Can kuantitatif kualitatif & RND.
Garlic lower blood pressure? A Pilot Bandung : Alfabeta.
study”, Pharmacotherapy13 (4): 406- Sustrani, L., dkk. 2005. Hipertensi . Jakarta :
407. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Muluk, AF. 2008. “Pandangan Kompetensi Sutanto. 2010. Penyakit Modern Hipertensi,
Jamu dalam Pelayanan Kesehatan”, Stroke, Jantung, Kolesterol dan
Jakarta : Semiloka Jamu Brand Diabetes. Yogyakarta : CV. Andi.
Indonesia. Subroto, M.A. 2006. Pengobatan Herbal
Nisa, Intan. 2012. Ajaibnya Terapi Herbal Untuk Mengatasi Penyakit
Tumpas Penyakit Darah Tinggi. Degeneratif, Jakarta.
Jakarta : Dunia Sehat. Usia, T. 2010. “Arah Pengembangan Obat
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Asli Indonesia”. Bogor : Direktorat
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Obat Asli Indonesia Badan
Rineka Cipta. Pengawas Obat Dan Makanan.
Oktora R. 2007. Gambaran Penderita
Hipertensi Yang di Rawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru Periode
Januari Sampai Desember 2005,
Skripsi, FK UNRI.
Potter, P. A, perry. 2005. Buku ajar
fundamental keperawatan : konsep,
proses, dan praktek. Edisi 4. Volume
1. Alih bahasa : yasmin Asih, dkk.
Jakarta : EGC.
Qidway, W., et al. 2004. “Effect of dietery
garlic (A. sativum) on the blood
pressure in humans: a pilot study”,
Journal of Pakistani Medical
Assosiation 50 (6): 204-207.
Ridwan, M. 2010. Mengenal, mencegah,
mengatasi silent killer Hipertensi.
Semarang : Pustaka Widyarma.
Riwidikdo, Handoko. 2012. Statisik
Kesehatan Belajar Mudah Teknis
Analisis Data Dalam Penelitian
Kesehatan (plus aplikasi
spss).Yokjakarta: Nuhamedika.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah

KOPERTIS WILAYAH X 125

You might also like