You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/44968479

Trombositosis Sekunder pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12 Tahun yang
Menderita Anemia Defisiensi Besi

Article · January 2010


Source: OAI

CITATIONS READS

0 1,778

5 authors, including:

Bidasari Lubis
Medical Faculty University of Sumatera Utara
51 PUBLICATIONS   32 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

I am sorry View project

All content following this page was uploaded by Bidasari Lubis on 31 March 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Nelly Rosdiana dkk. Trombositosis Sekunder pada Anak…

9-12 Tahun yang Menderita Anemia Defisiensi Besi


Nelly Rosdiana, Dedy G., Bidasari Lubis, Adi Sutjipto, dan Ridwan M. Daulay
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP. Haji Adam Malik Medan

anemia defisiensi besi bila Hb< 12 gr/dl (sesuai criteria WHO), MCV< 70fl, RDW>
16%, Indeks Mentzer>13, Indeks RDW >220. Anak yang menderita anemia defisiensi besi (n=
106) diberi besi oral 5 mg besi elemental/kg BB/hari. Pengolahan data menggunakan SPSS for
window 13
Hasil: Sebanyak 97 anak dapat menyelesaikan penelitian. Terdapat perubahan yang bermakna
pada jumlah trombosit pada anak yang menderita anemia defisiensi besi (p<0,05)
Simpulan: Trombositosis sekunder masih tetap walaupun sudah diberi terapi besi secara oral
selama 30 hari, keadaan ini mungkin terjadi karena cadangan besi yang masih kurang.
Kata kunci: trombosit, trombositosis sekunder, anemia defisiensi besi.

Abstract: Background: Iron deficiency anemia usually associated with elevated thrombocyte
count, which is the mechanism still unclear. Hopely, in iron-fortifed administration could
decrease trombosit count to normal.
Aim: to compare the thrombocyte in iron deficiency anemia patient in 9-12 years old that have
given iron fortified orally.
Methoda: Descriptive analytic study Elementary school children age 9-12 years old in Kecamatan
Bilah Hulu Kabupaten Rantau Prapat on November –December 2006. We established iron
deficiency anemia if HB <12 gr % (according to WHO) MCV < 70 fl, RDW > 16% , Mentzer
Index > 13, RDW Index . 220. Children have been diagnosed with iron deficiency anemia (n
=106) where given iron elemental 5 mg/ kg BW/day orally. Statistic analyzed using by SPSS for
window 13.
Result: 97 children have jointed the study.There was the significant changing thrombosit in iron
deficiency anemia child.(p<0,05)
Conclusion: Secunder thrombocytosis still exist event they have received iron fortified orally for
30 days, this condition might be caused by iron storaged not enough.
Keywords: thrombocyte, secunder thrombocytosis, iron deficiency anemia

PENDAHULUAN anak balita adalah 55,5%. WHO menyatakan


Anemia defisiensi besi masih merupakan anemia defisiensi besi pada bayi dan anak di
masalah nutrisi di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang dihubungkan
negara berkembang. Anemia nutrisi yang dengan kemiskinan, malnutrisi, infestasi
terbanyak di Indonesia adalah anemia cacingan tambang, HIV, defisiensi vitamin A,
1,2
defisiensi besi disamping kekurangan protein, dan asam folat.
vitamin A dan yodium. Dri SKRT tahun 1992 Zat besi selain dibutuhkan untuk
didapati prevalensi anemia defisiensi besi pada pembentukan hemoglobin yang berperan

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 2 y Juni 2008 112


Karangan Asli

dalam penyimpanan dan pengankutan besi. Namun bagaimana hal ini terjadi
8,11,12
oksigen, juga terdapat dalam beberapa enzim mekanisme belum jelas .
yang berperan dalam metabolisme oksidatif, Pada penelitian ini kami ingin melihat
sintesis DNA, neurotransmitter dan proses apakah ada perbedaan jumlah trombosit pada
katabolisme yang dalam kerjanya pemberian besi pada anak-anak usia 9-12
membutuhkan dan perkembangan anak, tahun yang menderita anemia defisiensi besi.
menurunkan daya tahan tubuh dan
1
menurunkan konsentrasi belajar. METODE
Saat ini di Indonesia anemia defisiensi Bilah Hulu kabupaten Rantau Prapat.
besi masih merupakan salah satu masalah gizi Sampel Penelitian ini bersifat Deskriptif-
utama disamping kekurangan kalori protein, Analitik yang dilakukan selama 30 hari pada
vitamin A dan yodium. Insiden anemia bulan Nopember-Desember 2006 di
defisiensi besi di Indonesia adalah 40,5% pada kecamatan penelitian diambil dari anak
balita, 47,2% pada usia sekolah, 57,1% pada sekolah dasar negeri yang berada di lokasi
remaja putri dan 50,9% pada ibu hamil. penelitian dan diambil darah kapiler dari
Penelitian pada 1000 anak sekolah yang ujung jari sebanyak 0,5 ml. Bila didapati hasil
dilakukan oleh IDAI di 11 provinsi pemeriksaan sesuai dengan kriteria inklusi, di
menunjukkan prevalensi anemia sebanyak 20- masukkan dalam penelitian. Kriteria inklusi
25%. Jumlah anak yang mengalami defisiensi yaitu anak sekolah dasar negeri berusia 9-12
3
besi tampa anemia jauh lebih banyak. tahun yang menderita anemia defisiensi besi,
Dikatakan Anemia apabila didapati mengikuti penelitian sampai selesai dan
keadaan berkurangnya sel darah merah atau persetujuan tertulis dari orang tua. Kriteria
konsentrasi hemoglobin di bawah 2 SD dari ekslusi: adalah anak menderita anemia berat,
rerata hemoglobin sesuai usia dan jenis infeksi berat dan gizi buruk.
kelamin. Disebut anemia defisiensi besi Anak dimasukkan ke dalam satu dari dua
apabila ditemukan rata-rata volume sel darah kelompok perlakuan yaitu yang mendapat besi
merah rendah, berkurangnya kadar besi dan mendapat placebo. Besi diberikan setiap
serum, peninggian protoporphyrn sel darah hari dalam bentuk kapsul yang berisi sulfas
merah, peningkatan distribusi sel darah merah ferosus dengan dosis 6 mg besi elemental
dan peningkatan konsentrasi hemoglobin perkilogram berat badan perhari. Plasebo
4
setelah pemberian terapi besi. berupa sakarum laktis yang dimasukkan ke
Pada anemia defisiensi besi bisa terjadi dalam kapsul. Kapsul yang mengandung besi
5,6
trombositopenia dan trombositosis . dan plasebo mempunyai ukuran dan warna
Kejadian trombositopenia dihubungkan yang sama dan diminum setiap hari
7
dengan anemia yang sangat berat . Angka dihadapkan guru/orang tua.
kejadian pasti dari trombositosis tidak Penentuan anemia pada penelitian ini
diketahui, namun Sutor dalam beberapa menggunakan kriteria WHO, yaitu kadar Hb
penelitian menjumpai trombositosis pada anak untuk anak usia 6-14 tahun adalah kurang dari
3-31% yang dirawat dirumah sakit dan 1,5% 12 gr/dl. Dikatakan menderita anemia
8
pada anak yang berobat jalan . Schloesser dkk defisiensi besi bila didapati Hb <12 gr/dl,
dalam penelitiannya mendapatkan adanya MCV < 70 fl,RDW > 16%, Indexs Menster >
hubungan trombositosis dengan anemia defisiensi 13 dan Indexs RDW > 220.
9
besi baik pada manusia dan binatang . Darah kapiler diambil sebanyak 0,5 ml dari
Berdasarkan etiologi, trombositosis dibagi dalam2 sampel penelitian sebelum dan setelah 30 hari
kelompok, yaitu: trombositosis Primer/autonum terapi besi. Kemudian dilakukan pemeriksaan
(Essensial) dan trombositosis Sekunder hemoglobin, hematokrit,trombosit, eritrosit, mean
6,8
(Reaktif) . corpuscular volume (MCV), mean corpuscular
Hubungan antara trombositosis dan hemoglobin (MCH), mean corpuscular
anemia defisiensi besi pernah dilaporkan pada hemoglobin consentration (MCHC), dan red cel
anak dewasa, namun masih sedikit data distribution with (RDW). Pemeriksaan ini diukur
mengenai hal ini. Kondisi trombositopenia dengan fotometer (ABX Mikros-60, France).
dan trombositosis pada anemia defisiensi besi Data diolah dengan SPSS for WINDOW 13
akan kembali normal sesudah mendapat terapi (SPSS Inc, Chicago). Analisa data untuk

113 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 2 y Juni 2008


Nelly Rosdiana dkk. Trombositosis Sekunder pada Anak…

mengetahui rerata hasil laboratorium pada HASIL


kedua kelompok sebelum dan sesudah terapi Dari 300 anak sekolah dasar yang
besi dengan uji independent atau Mann dilakukan skrining didapati sebanyak 156
Withney test, dan untuk mengetahui orang (52%) menderita anemia defisiensi besi.
perbedaan rerata sebelum dan sesudah terapi Ada 106 anak yang mendapat terapi besi,
dengan uji berpasangan atau Wilcoxon signed namun hanya 97 anak yang menyelesaikan
ranks test. Uji bermakna bila p< 0,05. penelitian dan 55 orang anak mendapat
placebo.

Tabel 1. Karakteristik sampel


Karakteristik Fe Placebo p
Mean, SD Mean, SD

Age (Years) 9,67 (1,3) 9,87 (1,29) 0,4


Hb (g/dL) 10,07 (1,28) 10,01 (1,4) 0,84

Ht (%) 31,51 (4,58) 31,62 (5,09) 0.89

Thrombocyte (x103/mm3) 259,86 (66,32) 270,04 (91,09)

Erythrocyte (x106/mm3) 4,33 (0,7) 4,39 (0,71) 0,656

MCV (L μm3) 72,18 (6,94) 72,69 (4,19) 0,651

MCH (L pg) 23,59 (3,26) 23,25 (2,49) 1,45

MCHC (L g/dL) 32,25 (3,66) 32,21 (3,14) 0,95

RDW (%) 15,65 (1,23) 15,7 (2,08) 0,67

Tabel 2. Perbedaan rerata parameter hematology sesudah terapi pada kedua kelompok
Fe (30 d ) p Placebo (30 d) p
Lab Results Mean, SD Mean, SD

Hb (g/dL) 12,97 (0,73) 0,00* 11,67 (1,4) 0,00*

Ht (%) 37,44 (4,69) 0,00* 33,44 (3,64) 0,04*

Trombocyte (x103/mm3) 250,6 (65,2) 0,00* 594 (381,24) 0,00*

Erythrocyte (x106/mm3) 5,16 (0,93) 0,00* 4,66 (0,58) 0,05

MCV (L μm3) 72,89 (4,06) 0,52 71,89 (4,62) 0,36

MCH (L pg) 25,99 (3,17) 0,02* 25,22 (2,33) 0,00*

MCHC (L g/dL) 35,31 (3,40) 0,01* 35,08 (2,48) 0,00*

RDW (%) 16,13 (2,22) 0,28 16,45 (2,68) 0,18*

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 2 y Juni 2008 114


Karangan Asli

Fig.1. Scattergram showing distribution of platelet and hemoglobin IDA

DISKUSI jaringan dan faktor lain. Trombopoetin (TPO)


Jumlah trombosit normal berkisar antara dan interleukin 6, suatu sitokin primer untuk
150.000-450.000 x106 sel / mm3. Bila jumlah pembentukkan trombosit, akan meningkat
trombosit lebih besar dari 2 SD di atas rata- sebagai respons awal dan merangsang
6 6,13
rata disebut trombositosis. Jumlah trombosit peningkatan produksi trombosit .
yang berlebihan dapat disebabkan oleh banyak Pada penelitian ini kami menggunakan
faktor, tetapi dapat dikelompokkan dalam 3 pemeriksaan yang sederhana dalam
keadaan yaitu: menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi
- Gangguan primer, seperti mieloproliferatif yaitu Hb, Ht, MCV, RDW, Mentser Indeks
atau sindroma displasia. dan RDW indeks, dimana pemeriksaan ini
- Peningkatan produksi yang disebabkan relatif murah dan dapat dilaksanakan di
oleh rangsangan (usia trombosit yang daerah dengan sarana yang terbatas.
memanjang yang menyebabkan Dari 97 anak anemia defisiensi besi yang
trombositosis tidak dapat dijelaskan) telah diberi terapi besi, terdapat perubahan
- Pergeseran trombosit dari splenic pool ke yang bermakna pada jumlah trombosit (p <
dalam sirkulasi perifer. 0,05), namun jumlah trombosit masih tetap
walaupun sudah diberi terapi besi secara oral
Pada anemia defisiensi besi jumlah selama 30 hari, keadaan ini mungkin saja
trombosit dapat meningkatkan 2-4 kali dari terjadi oleh karena cadangan besi yang masih
1
nilai normal . Trombositosis sekunder (reaktif) kurang, sedang pada anak-anak yang hanya
sering terjadi pada bayi premature dan setelah mendapat plasebo setelah 30 hari kita melihat
infeksi. Faktor predisposisi untuk terjadinya perubahan yang bermakna pada jumlah
trombositosis sekunder adalah proses infeksi trombosit (p < 0,05), trombosit terus
akut atau kronik, hipoksemia, pembedahan, bertambah karena sampel tidak mendapat
trauma, penyakit keganasan, perdarahan, terapi besi untuk meningkatkan hemoglobin.Pada
6
defisiensi besi . Pada umumnya terjadi kasus Transient erythroblastemia, trombositosis di
peningkatan pelepasan sitokin sebagai respon duga disebabkan meningkatnya eritropoitin, yang
terhadap infeksi, inflamasi, vaskulitis, trauma

115 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 2 y Juni 2008


Nelly Rosdiana dkk. Trombositosis Sekunder pada Anak…

diketahui mempunyai struktural homolog 6. Lubis B, Rosdiana N. Trombositosis.


12
yang hampir sama dengan trombopoitin. Dalam: Permono B,Sutaryo, Ugrasena
Dalam penelitian ini beberapa faktor IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M,
confounding seperti: infeksi parasit, malaria, Penyunting. Buku ajar hematology
sosial ekonomi dll, seharusnya dapat diambil onkologi anak. Badan penerbit
dan akan mempengaruhi hasil penelitian.
IDAI.2005.h.169-73.
Pemberian preparat besi pada sampel
diteruskan selama 2 bulan untuk mengisi 7. Gupta MK, Joseph G. Severe
cadangan besi. Trombocytosis Associated with Iron
Sebagai kesimpulan, Trombositosis sekunder Deficiency. Hospital Physician, August
masih tetap walaupun sudah diberi terapi besi
2001.h.49-51.
secara oral setelah 30 hari, keadaan ini
mungkin terjadi oleh karena cadangan besi 8. Sutor AH. Thrombocytosis. Dalam:
yang masih kurang. Lilleyman JS, Hann IM, Blanchette VS,
Penyunting. Pediatric Hematology. Edisi
ke-2. London: Churchill Livingstone;
DAFTAR PUSTAKA
2000.h.455-62.
1. Raspati H. Reniarti L. Susanah S. Anemia
defisiensi besi. Dalam: Permono B, 9. Schloesser L, Kipp MA, Wenzel FW.
Sutaryo, Ugrasena IGD, Windiastuti E, Thrombocytosis in iron deficiency
Abdul Salam M, Penyunting. Buku ajar anemia. Clinical Research XI, 295,
hematologi onkologi anak. Badan penerbit
October, 1963.
IDAI.2005.h.30-4
2. Lukens JN. Iron metabolisme and Iron 10. Choi SI, Simone JV. Platelet production
deficiency. Dalam: Miller DR, Baehner in experimental iron deficiency anemia,
RI, Penyunting. Blood diseases of infancy Blood, 42,2, 1973.219-28.
and childhood. Edisi ke 7. St. Louis: 11. Wintrobe MM, penyunting. Clinical
Mosby, 1995.h.193-219.
Hematology. Edisi ke 7. Philadelphia: Lea
3. Pusponegoro HD. Tumbuh kembang & Febiger, 1974.h.635-70.
otak, pengaruh malnutrisi dan defisiensi
besi. Jakarta. Fakultas Kedokteran 12. Glader B. Iron deficiency anemia. Dalam:
Universitas Indonesia.2004. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,
Penyunting. Nelson Textbook of
4. Dallman PR. Nutrisi Anemia. Dalam:
Rudolf AM, Hoffman JIE, Rudolf CD, pediatrics. Edisi-17, Philadelphia: WB
penyunting. Rudolps pediatrics. Edisi ke Saunders, 2004.h.1614-16.
20. Connecticut: Appleton & Lange, 13. Araneda M, Krishnan V, Hall K at
1996.h.1176-80. all.Reactive and Clonal Thrombocytosis:
5. Gross S. Keefer V. Newman AJ: The Proinflammatory and Hematopoitic
Platelets in iron deficiency anemia.I. The Cytokines and Acute Phase Proteins.
respon to oral and parenteral iron; South Med J 2001, 94(4);417-20.
Pediatrics. 1964; 34; h. 315-23.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 2 y Juni 2008 116

View publication stats

You might also like