Professional Documents
Culture Documents
ABSRACT
Knowledge and skills are needed in providing services to disaster victims. This is because it does not
have the maximum ability in handling this phase of disaster response. Nurses are required to be able and
have readiness in the field and in the hospital. Many factors affect the nurse's preparedness in the
implementation of the disaster response phase and the ability and the policy. Therefore, it is deemed
necessary to conduct research on the knowledge, capability and policy of the hospital. The purpose of this
study to determine the relationship understanding, ability and policy of the hospital room emergency
room installation Hospital Islamic Ibn Sina Yarsi Bukittinggi. This research is a descriptive type with
cross sectional approach with total sample of 24 nurses. Instruments used in questionnaire research.
Result: from result of analysis got equal to 85%, nursing ability 45%, hospital policy 66,7% in
implementation of disaster response phase. From this study concluded there is a significant relationship
with. With p value = 0.001. There is no relationship of knowledge and hospital policy with the
implementation of disaster response phase. Suggested to the hospital is nursing field management in
order to be able to motivate and optimize various activities and training especially the implementation of
disaster management.
memerlukan bantuan luar biasa dari atau tidak dari semua variabel tersebut.
pihak luar Dengan menggunakan uji statistic perbedaan
dua proporsi (Chi square test) untuk melihat
kemaknaan perhitungan statistic digunakan
3. METODE PENELITIAN kemaknaan 0,05 sehingga jika nilai P<0,05
maka secara statistic kesimpulanya
Penelitian ini dilakukan penulis adalah
hubungan kedua variabel tidak bermakna.
dengan menggunakan metode deskriptif
korelasi dengan metode kuantitatif yaitu
4. HASIL PENELITIAN DAN
mencari hubungan antara variabel lain yang
PEMBAHASAN.
terdapat dalam suatu populasi yang sama,
dihubungkan secara sistematis mencoba
meliputi analisis pengetahuan perawat,
untuk mencari ada hubungan antara
kemampuan dan kebijakan rumah sakit
variabel, penelitian ini dilakukan dengan
dengan pelaksanaan fase respon
rancangan cross sectional yaitu mengkaji
bencana, semua jenis data pada variabel
suatu objek atau pengamatan saat penelitian
yang diteliti merupakan data kategorik
berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan
sehingga penyajian data menggunakan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan
tampilan frekuensi.
perawat, kemampuan dan kebijakan Rumah
Sakit di ruang Instalasi Gawat Darurat
Tabel 1. Pengetahuan Perawat
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Yarsi
Bukittinggi tahun 2017 (Soekidjo Distribusi frekwensi pengetahuan perawat
Notoadmojo:125). Pada penelitian ini diruangan Instalasi Gawat Darurat RSI Ibnu
yang menjadi populasi adalah seluruh Sina Yarsi Bukittinggi
perawat yang dinas diruangan Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Ibnu Variabel Frekwensi Persentase
Sina Bukittinggi yang berjumlah Pengetahuan
sebanyak 24 orang dengan menggunakan Baik 17 70,8%
total sampling. Kurang 7 29,2%
Peneliti melakukan penelitian di Total 24 100
Rumah sakit Islam Ibnu Sina yaitu ruangan Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan
Instalasi Gawat Darurat karena belum dari 24 responden sebagian besar pengetahuan
adanya penelitian yang dilakukan berkaitan perawat baik dengan frekwensi 17 orang (70,8
tentang hubungan pengetahuan perawat, %).
kemampuan dan kebijakan rumah sakit di
rumah sakit tersebut, disamping itu selain
tempat pelayanan keschatan juga sebagai
lahan pendidikan dan lahan penelitian, serta
mempunyai banyak sampel yang diteliti dan
dalam memperoleh data lebih mudah karena
prosedurnya tidak begitu rumit dilakukan. Tabel 2. Kemampuan Perawat
Analisa data yang digunakan yaitu
analisa data univariat , dan bivariat dengan Distribusi frekwensi kemampuan perawat
menggunakan pengolahan data system diruang Instalasi Gawat Darurat RSI Ibnu
komputerisasi. Analisa yang meneliti Sina Yarsi Bukittinggi
variabel independen yaitu hubungan Variabel Frekwensi Persentase
pengetahuan perawat, kemampuan dan
kebijakan rumah sakit terhadap variabel
dependen yaitu pelaksanaan fase respon
bencana untuk melihat adanya hubungan
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
yang memilki kemampuan yang kurang. 5.1. Didapatkan tidak adanya hubungan
4.4. Hubungan Kebijakan Rumah Sakit kebijakan rumah sakit dengan
dengan Pelaksanaan Respon bencana pelaksanaan fase respon bencana
dengan nilai p value = 1.000
Berdasarkan hasil analisis hubungan diruangan instalasi gawat darurat
Kebijakan Rumah Sakit dengan Rumah sakit Islam Yarsi Ibnu Sina
pelaksanaan fase respon bencana Bukittinggi
didapatkan bahwa hamper semua 5.2. Sebagian besar pelaksanaan fase
kebijakan yang dilakukan dengan baik respon bencana adalah baik 58,3%
yaitu 56,3 % pada pelaksanaan Fase diruangan instalasi gawat darurat
Respon bencana. Dan tidak dilaksanakan rumah sakit islam ibnu sina
dengan baik yaitu 62,5 %. Hasil uji bukittinggi
statistik chi square diperoleh nilai P value
= 1,000 maka dapat disimpulkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
tidak ada hubungan Kebijakan Rumah
Sakit dengan pelaksanaan Fase Respon Badan Koordinasi Nasional
Bencana. Penaggulangan Bencana dan
Pengungsisan. 2005. Panduan
5. KESIMPULAN Pengenalan Karekteristik Bencana dan
Sebagian besar pengetahuan responden Upaya Mitigasnya di Indonesia .Jakarta:
(85%) tentang pelaksanaan fase respon Bakornas PBP.
bencana adalah baik.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1116 Tahun 2003 tentang pedoman
Kemampuan responden tentang Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
pelaksanaan fase respon bencana kurang Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
(45,8%) dari yang diharapkan sehingga
perlu adanya tindak lanjut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
876/MENKES/SK/XI/2006 tentang
Kebijakan Rumah sakit Yarsi Ibnu sina Kebijakan dan Strategi Nasional
Bukittinggi dalam penerapan Penanganan Krisis dan Masalah
pelaksanaan fae respon bencana cukup Kesehatan lain. Jakarta: Depkes RI.
baik (66,7%) dan melebihi rata-rata
sehingga sangat berperan erat dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor
penanganan bencana demi terlaksananya 989/MENKES/SK/VIII/2004 tentang
manajemen bencana yang maksimal Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
Didapatkan Tidak adanya hubungan (KLB). Jakarta: Depkes RI.
yang signifikan antara pengrtshusn
perawat dengan pelaksanaan fase respon Santamaria, Barbara. 1995. Community
bencana dengan nilai p value= 0,595, Health Nursing Theory & Practice. New
diruangan instalasi gawat darurat Rumah Jersey: Pearson Education.
sakit Islam Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi
Solehudin, Usep. 2005. “Business Continuity
Didapatkan adanya hubungan yang and Disaster Recovery Plan”.
signifikan antara kemampuan perawat http//www.vslm.org,diakses tanggal 01 Maret
dengan pelaksanaan fase respon bencana 2017, pukul 10.00 WIB.
dengan nilai p value 0,001 diruangan
instalasi gawat darurat Rumah sakit Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Islam Yarsi Ibnu Sina Bukittinggi Penanggulangan Bencana,.Badan Koordinasi
Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PBP).
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018
Yati Nur Azizah 2015. “Jurnal Ilmu WHO. (2007). Risk Reduction and Emergency
Keperawatan, Vol : 3, No. 2” Preparednes.
http//www.jik.ub.ac.id, diakses tanggal 2 Januari
2017, Pukul 11.00 WIB. Sugiono , 2011. “Metode Penulisan Kuantitatif
dan Kualitatifdan R&D”. Bandung : Alfabeta.
BNPB. (2010). Rencana Naional
Penanggulangan Bencana. Andriani, Duri, 2014 “ Metode Penelitian”.
Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
BNPB. (2011). Perencanaan Kontijensi
Menghadapi Bencana. Jakarta. Effendi, Feri, 2009, “ Keperawatan Kesehatan
Komunitas”. Jakarta: Salemba Medice.
Notoatmojo S. (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan ,
Rineka Cipta.
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 1 No. 1 Tahun 2018