You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331429704

HUBUNGAN SIKAP TENTANG REGULASI, PENGETAHUAN DAN SIKAP


PERAWAT TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PEMERINTAH....

Article · November 2014

CITATION READS

1 535

4 authors, including:

Mudatsir Mudatsir
School of Medicine, Syiah Kuala University
87 PUBLICATIONS   775 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

International COVID-19 Project: Indonesia Chapter View project

Zika Infection in Indonesia: Molecular Epidemiology and Public Health Investigations View project

All content following this page was uploaded by Mudatsir Mudatsir on 01 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) ISSN 2355-3324
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 37-46

HUBUNGAN SIKAP TENTANG REGULASI, PENGETAHUAN DAN SIKAP


PERAWAT TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PEMERINTAH
ACEH TAHUN 2013

Bukhari1, Mudatsir2, Sri Adelila Sari3


1)
Magister Ilmu Kebencanaan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Prodi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh

Abstract: Hospitals are included in the group vulnerable to disasters that it is necessary to determine how
attitudes of regulation, knowledge and attitudes of nurses are related to earthquake preparedness. The purpose
of this study was to determine the relationship of regulation, knowledge and attitudes to disaster preparedness in
the Regional Public Service Agency (BLUD) of Ibu dan Anak Hospital. This study used quantitative research,
with cross-sectional study method. The population of this study was all nurses in BLUD of Ibu dan Anak
Hospital of Aceh Government. Samples were collected by using purposive sampling technique with total samples
of 74 people. The variables of this study consists of independent variables were attitudes of regulation,
knowledge, attitudes of nurses and dependent variable was earthquake disaster preparedness. The results
showed that the value of 2-count (regulation=8.644, knowledge=10.014, attitude=13.682) > 2-tabel (3.841). It
could be concluded that there was a relationship between regulation, knowledge and attitudes to the earthquake
disaster preparedness in BLUD of Ibu dan Anak Hospital of Aceh Government.

Keywords: regulation, knowledge, attitude, preparedness, and earthquake

Abstrak: Rumah sakit termasuk dalam kelompok rentan terhadap bencana maka dipandang perlu untuk
mengetahui bagaimanakah sikap tentang regulasi, pengetahuan dan sikap perawat berhubungan dengan
kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan sikap tentang regulasi,
pengetahuan dan sikap perawat terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi di Badan Layanan Umum Daerah
Rumah Sakit Ibu dan Anak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, dengan metode cross
sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di BLUD Rumah Sakit Ibu dan
Anak Pemerintah Aceh, pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling sehingga didapatkan sampel
sebanyak 74 orang, variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu sikap tentang regulasi,
pengetahuan, sikap perawat dan variabel dependen kesiapsiagaan bencana gempa bumi, selanjutnya data di
analisis menggunakan chi-kuadrat. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai x2 hitung untuk sikap tentang
regulasi adalah 8.644, pengetahuan 10,014 dan sikap perawat 13.682 > dari x 2 tabel (3,841) sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara sikap tentang regulasi, pengetahuan dan sikap perawat terhadap
kesiapsiagaan bencana gempa bumi di BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh.

Kata kunci : regulasi, pengetahuan, sikap, kesiapsiagaan, gempa bumi

PENDAHULUAN

Berdasarkan atlas peta risiko bencana Aceh kapan saja (TDMRC, 2011). Belajar dari
2011, menunjukkan bahwa kejadian gempa dan peristiwa ini masyarakat internasional telah
tsunami di Aceh pernah terjadi pada tahun menyusun suatu kesepakatan tentang Hyogo
1797, 1891, 1907 dan 2004. Kejadian tsunami Framework for Action (HFA) atau Kerangka
26 Desember 2004 mengakibatkan 126.915 Aksi Hyogo (2005-2015) membahas tentang
jiwa meninggal, 37.063 jiwa hilang, kira-kira aksi-aksi yang harus dilakukan untuk
100.000 jiwa menderita luka berat dan luka membangun ketangguhan bangsa dan
ringan disertai 517.000 unit rumah hilang, masyarakat terhadap bencana yang memiliki 5
serangkaian peristiwa ini telah mengingatkan prioritas aksi utama yaitu pengurangan risiko
kita bahwa gempa dan tsunami bisa terjadi bencana / PRB sebagai prioritas nasional dan

37 - Volume 1, No. 2, November 2014


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

daerah yang dilaksanakan melalui kelembagaan kemampuan untuk memobilisasi sumber daya
yang kuat, mengidentifikasi, mengkaji, dan (LIPI, UNESCO/ISDR, 2006).
ketahanan pada seluruh tingkatan masyarakat,
mengurangi faktor-faktor mendasar penyebab Djalali, dkk., (2012) menyatakan bahwa
timbulnya atau meningkatnya risiko bencana, partisipasi rumah sakit yang ada di Iran telah
memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi membuat keputusan yang lebih baik selama
bencana pada semua tingkatan masyarakat agar berlangsunggnya pelatihan Hospital Incident
respon yang dilakukan lebih efektif Command System (HICS), dimana rumah sakit
(International Strategy for Disaster Reduction, tingkatan menengah telah meningkatkan
2005). performance yag lebih baik setelah
penggabungan Rumah Sakit Pendidikan dan
Lahirnya Undang-Undang Nomor 24 tahun Rumah Sakit Publik. Hasil kerja HICS telah
2007 tentang Penanggulangan Bencana yang dapat digunakan sebagai langkah respon rumah
diikuti dengan beberapa turunan peraturan di sakit. Kami percaya sebuah perencanaan
tahun 2008, memberikan berbagai pertanda komprehensif disaster plan rumah sakit tidak
membaiknya penanggulangan bencana di hanya dari elemen manajerial dan operasional
Indonesia di tingkat regulasi. Hal tersebut patut kesiapsiagaan rumah sakit, tetapi juga perlu
kita hargai, terlepas dari masih adanya celah, dukungan dari berbagai organisasi rumah sakit.
seperti hambatan internal dari kelembagaan
formal di semua tingkat sebagai birokrasi yang Bencana gempa yang telah terjadi berulang kali
tidak efisien, proses pembuatan kebijakan yang harusnya menjadikan pembelajaran untuk lebih
top-down dan yang tidak berbasis hak (Lassa, menyiapkan diri terhadap dampak yang
dkk., 2009). mungkin timbul, khususnya di tempat-tempat
gedung publik atau kelompok-kelompok yang
Gempa bumi merupakan bencana yang tidak lebih rentan terhadap bencana. Namun
secara langsung menyebabkan kematian pada demikian, fenomena yang terjadi dalam
korban, hal yang perlu dilakukan untuk penanganan gempa
mengurangi resiko kematian dan kesakitan
akibat gempa ialah dengan mengurangi resiko selama ini belum berjalan optimal dimana
gempa di masyarakat, yakni dengan jalan perhatian dan kepedulian semua pihak masih
meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait terfokus pada paska terjadinya gempa untuk
gempa untuk pengurangan risiko bencana. merespon tanggap darurat, rehabilitasi dan
Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana rekonstruksi. Sedangkan upaya-upaya mitigasi
adalah sebuah proses pembelajaran bersama dan kesiapsiagaan masih belum mendapat
yang bersifat interaktif di tengah masyarakat perhatian yang lebih optimal ditingkat lembaga
dan lembaga-lembaga yang ada. Cakupan atau institusi, demikian juga dengan institusi
pendidikan pengurangan risiko bencana lebih rumah sakit. Rumah sakit sebagai institusi
luas daripada pendidikan formal di sekolah dan pelayanan kesehatan telah memiliki suatu
universitas. Termasuk di dalamnya adalah regulasi yaitu Pasal 3 dalam Undang-undang
pengakuan dan penggunaan kearifan tradisional No 44 menyatakan tentang memberikan
dan pengetahuan lokal bagi perlindungan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
terhadap bencana alam. Kesiapsiagaan untuk masyarakat, lingkungan rumah sakit dan
mengantisipasi bencana alam yaitu pengetahuan sumber daya manusia di rumah sakit (UU
dan sikap terhadap resiko bencana, kebijakan No.44 Tahun 2009).
dan panduan, rencana untuk keadaan darurat Rumah sakit sebagai salah satu sub sektor
bencana, sistem peringatan bencana dan pembangunan di bidang kesehatan dalam

Volume 1, No. 2, November 2014 - 39


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pengembangannya memerlukan upaya untuk penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia


membangun juga kesiapsiagaan tenaga tentang segala sesuatu. Juga mencakup praktek
kesehatan dalam mengurangi resiko bencana, atau kemampuan teknis dalam memecahkan
dari berbagai profesi yang bekerja dirumah berbagai persoalan hidup yang belum
sakit salah satu profesi yang selalu berada di dibuktikan secara sistematis dan metodis
ruangan rawat inap adalah profesi perawat (Notoatmodjo, 2005).
melalui sistem pergantian shift jaga, shift pagi,
shift siang dan shift malam, oleh karena itu Sikap
sudah seharus kesiapsiagaan perawat terhadap
Sikap merupakan reaksi atau respon
bencana gempa bumi sangat perlu menjadi yang masih tertutup dari seseorang terhadap
perhatian rumah sakit . Namun demikian upaya- suatu stimulus atau objek. Sikap mempunyai 3
upaya kesiapsiagaan perawat di BLUD Rumah komponen pokok (Notoatmodjo, 2003) yaitu:
Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh perlu
menjadi perhatian semua pihak di rumah sakit, 1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep
hal ini dapat dilihat dari telah adanya upaya terhadap suatu objek.
peningkatan pengetahuan kesiapsiagaan
bencana melalui pelatihan hospital preparedness 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap
(HOPE), walaupun belum dilakukannya suatu objek.
simulasi kesiapsiagaan bencana gempa bumi
3) Kecenderungan untuk bertindak.
secara berkelanjutan di rumah sakit.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Kesiapsiagaan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan regulasi, pengetahuan dan faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
sikap perawat terhadap kesiapsiagaan bencana faktor manusia sehingga mengakibatkan
gempa bumi di BLUD Rumah Sakit Ibu dan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
Anak Pemerintah Aceh. lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis, dan kesiapsiagaan adalah
TINJAUAN PUSTAKA serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui
Konsep Regulasi pengorganisasian serta melalui langkah yang
Regulasi menurut Kamus Besar Bahasa tepat guna dan berdaya guna (UU No. 24 Tahun
Indonesia adalah pengaturan. Regulasi di 2007 ).
Indonesia diartikan sebagai sumber hukum Perawat
formil berupa peraturan perundang-undangan
yang memiliki beberapa unsur, yaitu merupakan Definisi perawat menurut ICN
suatu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh (international council of nursing) tahun 1965,
lembaga negara atau pejabat yang berwenang, perawat adalah seseorang yang telah
dan mengikat umum (Indrati, 2007). menyelesaikan pendidikan keperawatan yang
memenuhi syarat serta berwenang di negeri
Pengetahuan bersangkutan untuk memberikan pelayanan
Pengetahuan adalah keseluruhan keperawatan yan bertanggung jawab untuk
pemikiran, gagasan, ide, konsep dan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit
pemahaman yang dimilik manusia tentang dan pelayanan penderita sakit (Potter & Perry ,
dunia dan segala isinya termasuk manusia dan 2005).
kehidupannya. Pengetahuan mencakup

40 - Volume 1, No. 2, November 2014


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Gempa Bumi kesiapsiagaan bencana gempa bumi sedangkan


pengetahuan menggunakan skala guttman.
Gempa bumi terjadi karena adanya pelepasan
akumulasi energi yang kuat akibat tumbukan Untuk menguji keempat variabel tersebut
dari pergerakan lempeng tektonik sehingga menggunakan kuesioner berbentuk pernyataan
dapat dirasakan manusia di permukaan bumi dalam bentuk skala Likert dengan perhitungan
dengan magnitude dalam Skala Richter (SR) jawaban, untuk pernyataan sangat setuju
atau Mercalli Cancani (MM)., Gempabumi nilainya 5, untuk pernyataan setuju nilainya 4,
dengan kekuatan magnitude > 6 SR, dapat untuk pernyataan kurang setuju nilainya 3,
menimbulkan lapisan tanah menjadi retak dan untuk pernyataan tidak setuju nilainya 2, untuk
“liquifaction” sehingga kekuatan daya dukung pernyataan sangat tidak setuju nilainya 1.
tanah menjadi lemah dan akibatnya bangunan Sedangkan skala guttman perhitungan jawaban
yang berdiri diatasnya dapat menjadi runtuh dan adalah katagori baik nilai 2 dan katagori kurang
ambruk (Saptadi & Djamal, 2012 ). diberi nilai 1.

METODE PENELITIAN Analisis Data

Jenis penelitian yang dilakukan adalah 1) Analisa univariat dilakukan untuk


penelitian kuantitatif, dengan metode cross mengetahuil distribusi frekuensi masing-masing
sectional yang ditujukan untuk melihat variabel
hubungan regulasi terhadap kesiapsiagaan
2) Bivariat digunakan untuk mengukur
bencana gempa bumi, hubungan pengetahuan
hubungan regulasi, pengetahuan dan sikap
perawat terhadap kesiapsiagaan bencana gempa
dengan kesiapsiagaan, akan dilakukan analisa
bumi dan hubungan sikap perawat terhadap
silang dengan menggunakan metode statistik
kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Penelitian
ini dilakukan di BLUD Rumah Sakit Ibu dan
Sunarto,2009)
Anak Pemerintah Aceh. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria
Purposive Sampling dimana suatu teknik
penetapan sampel diantara populasi sesuai hipotesa (Ho) diterima dan sebaliknya apabila
dengan yang dikehendaki peneliti dengan
kriteria sample : 1) Berstatus sebagai PNS ( ditolak. Perhitungan statistik untuk analisa
Pegawai Negeri Sipil ), CPNS ( Calon Pegawai tersebut dilakukan dengan menggunakan
Negeri Sipil ) dan Pegawai Kontrak, 2) Tidak Statistik Service Solution (SPSS) versi 16,0).
sedang dalam masa percobaan ( training ), 3)
Bersedia menjadi responden dalam penelitian HASIL PEMBAHASAN
ini, 4) Perawat pelaksana dengan jumlah
sampelnya adalah 74 orang. Penelitian telah dilakukan mulai bulan April
s.d November 2013 pada 74 orang perawat
Pengukuran Variabel pelaksana di BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh yang sesuai dengan kriteria
Variabel dalam penelitian ini diukur dengan sampel yang telah ditetapkan dengan
menggunakan beberapa item pernyataan menggunakan alat ukur berbentuk kuesioner.
menggunakan skala likert (Riduwan & Sunarto, Adapun karakteristik responden (Umur dan
2009), yaitu variabel terdiri dari variabel Jenis Kelamin) seperti pada gambar 1 berikut :
regulasi, sikap perawat dan variabel

Volume 1, No. 2, November 2014 - 41


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Distribusi Umur Responden No Pengetahuan Frekuensi Persentase


100
50 1 Baik 51 68,9
50
20 2 Kurang 23 31,1
4
0
Total 74 100
22-30 tahun ≥ 40 tahun
31- 40 tahun
Sumber : Data Primer (Diolah, 2013)
Distribusi Jenis Kelamin
Responden Berdasarkan kesiapsiagaan bencana gempa
100 bumi yang dilakukan oleh perawat dijumpai
63
distribusi frekuensi terbanyak adalah kategori
50 sikap adalah kategori sikap baik yaitu 44 orang
11
(59,5%). selengkapnya hasil pengkategorian
0
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
laki-laki Perempuan
Tabel 3
Gambar.1. Karakteristik Responden
Distribusi frekuensi perawat berdasarkan sikap
Berdasarkan regulasi dijumpai distribusi di BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak
frekuensi terbanyak adalah responden yang Pemerintah Aceh
menyatakan regulasi baik yaitu 53 orang
(71,6%). Selengkapnya hasil pengkategorian Tahun 2013 (n = 74)
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
No Sikap Frekuensi Persentase
Tabel 1
1 Baik 44 59,5
Distribusi frekuensi perawat berdasarkan
2 Kurang 30 40,5
regulasi di BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pemerintah Aceh Tahun 2013 (n = 74) Total 74 100
No Regulasi Frekuensi Persentase

1 Baik 53 71,6 Berdasarkan kesiapsiagaan terhadap bencana


gempa bumi yang tertinggi adalah
2 Kurang 21 28,4
kesiapsiagaan dengan kategori siap yaitu 56
Total 74 100 orang (75,7%).

Tabel 4

Berdasarkan pengetahuan dijumpai distribusi Distribusi frekuensi perawat berdasarkan


frekuensi terbanyak adalah responden dengan Kesiapsiagan di BLUD Rumah Sakit Ibu dan
pengetahuan baik yaitu 51 orang (68,9%). Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 (n = 74)

Tabel 2

Distribusi frekuensi perawat berdasarkan


pengetahuan di BLUD Rumah Sakit Ibu dan
Anak Pemerintah Aceh Tahun 2013 (n = 74)

42 - Volume 1, No. 2, November 2014


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

No Kesiapsiagaan Frekuensi Persentase oleh perawat pelaksana di RSIA Pemerintah


Aceh tahun 2013. Dari hasil analisis didapatkan
1 Siap 56 75,7 juga odds Ratio sebesar 5,114 yang berarti
dengan regulasi yang baik akan memiliki
2 Kurang siap 18 24,3
peluang 5,114 kali lebih baik terhadap
Total 74 100 kesiapsiagaan bencana gempa bumi oleh
perawat.

Menurut peneliti regulasi sangat diperlukan


Hubungan regulasi dengan kesiapsiagaan dalam sebuah perencanaan penanggulangan
bencana gempa bumi bencana. Program penanggulangan bencana
dapat dilaksanakan oleh berbagai SKPD dan
Analisa bivariat hubungan antara regulasi
Lembaga Kemasyarakatan sesuai dengan tugas
dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi di
dan fungsinya. Program penanggulangan
BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah
bencana pada penelitian ini berfokus pada
Aceh, dilakukan dengan menggunakan formula
kesiapsiagaan pada bencana gempa bumi yang
Chi Square sebagai berikut :
dilaksanakan oleh perawat pelaksana yang
Tabel 5 bertugas di Rumah Sakit Ibu dan Anak, dimana
setiap perawat pelaksana dapat memainkan
Hubungan regulasi dengan kesiapsiagaan peranannya sesuai dengan tugas pokok dan
bencana gempa bumi oleh perawat pelaksana di fungsinya pada aturan atau regulasi yang telah
RSIA Pemerintah Aceh di buat oleh pimpinan rumah sakit

Kesiapsiagaan Putra, dkk., (2011) menyatakan bahwa


Bencana kesiapsiagaan merupakan suatu fase yang perlu
Gempa Bumi x2 pengembangan strategi untuk mengkoordinir
Regulasi Total
hitung agar respon terhadap bencana dapat lebih baik
Siap Kurang dan dapat lebih peduli serta siap terhadap
Siap berbagai bencana. Dalam fase ini harus
mengerti tentang konsep dan regulasi
45 8
kesiapsiagaan bencana, yang selanjutnya harus
Baik (84, (15,1% 53 juga memiliki pengetahuan tentang risiko
9%) ) bencana di area masing-masing seperti
kerentanan terhadap dampak yang mungkin
11 10 8,644
timbul
Kurang (52, (47,6% 21
4%) ) dari bencana , mengidentifikasi sumberdaya
yang dapat dikembangkan untuk menurunkan
Jumlah 56 18 74 angka kematian dan membuat sistem
komunikasi untuk fase respon bila bencana
terjadi.
Melalui hasil penelitian didapatkan bahwa nilai
Hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan
x2 hitung (8,644) > x2 tabel (3,841) sehingga
bencana gempa bumi
hipotesa nol (Ho) ditolak yang berarti terdapat
hubungan yang bermakna antara regulasi Analisa bivariat hubungan antara pengetahuan
dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi di

Volume 1, No. 2, November 2014 - 43


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah sebanyak 81%. Parameter terendah adalah
Aceh, dilakukan dengan menggunakan formula masyarakat yang tinggal dispenjang daerah
Chi Square dapat dilihat pada Tabel 6 berikut pesisir dan berpotensi sebagai nelayan dan
ini : mayoritas tingkat pendidikannya rendah yang
terkesan cuek dengan informasi-informasi yang
Tabel 6 disampaikan oleh pemerintah atau pihak
Hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan berwenang baik melalui penyuluhan langsung
bencana gempa Bumi oleh perawat pelaksana di ataupun melalui media massa cetak atau
televisi. Sesuai dengan hasil penelitian LIPI
(2006), menunjukkan pengaruh paling besar
Kesiapsiagaan dalam perhitungan tingkat kesiapsiagaan
Bencana Gempa
Penge masyarakat perdesaan Aceh adalah tingkat
Bumi
Total x2 pengetahuan yang dinilai cukup baik untuk
hitung
tahuan individu/rumah tangga, sehingga nilai indeks
Siap Kurang
Siap pengetahuan rumah tangga sebesar 72 yang
dapat dikategorikan siap.
44 7
Baik (86,3% (13,7%) 51 Hubungan sikap perawat dengan
) kesiapsiagaan bencana gempa bumi
10,0 Analisa bivariat hubungan antara sikap perawat
12 11
14 dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi di
Kurang (52,2% (47,8%) 23
) BLUD Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah
Aceh, dilakukan dengan menggunakan formula
Jumlah 56 18 74 Chi Square dapat dilihat pada Tabel berikut ini
:
RSIA Pemerintah Aceh
Tabel7

Hubungan sikap dengan kesiapsiagaan bencana


Melalui uji statistik didapatkan bahwa nilai gempa bumi oleh perawat di RSIA Pemerintah
nilai x2 hitung (10.014) > x2 tabel (3,841) Aceh
sehingga hipotesa nol (Ho) ditolak yang berarti
terdapat hubungan yang bermakna antara Kesiapsiagaan
pengetahuan dengan kesiapsiagaan bencana Sika Bencana Gempa Bumi x2
gempa bumi oleh perawat pelaksana di RSIA Total
p hitung
Kurang
Pemerintah Aceh tahun 2013. Dari hasil analisis Siap
Siap
diatas didapatkan juga odds ratio sebesar 5.762
yang berarti pengetahuan yang baik mempunyai Bai 40 4
44
k (90,9%) (9,1%)
peluang sebesar 5.762 untuk mempunyai
kesiapsiagaan yang baik terhadap bencana Kur 16 14 13.68
30 2
gempa bumi. ang (53,3%) (46,7%)
Jum
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 56 18 74
lah
oleh Syafrizal, (2013) didapatkan bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat dalam menghadapi
Gempa dan Tsunami adalah tinggi yaitu

44 - Volume 1, No. 2, November 2014


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Melalui uji statistik didapatkan bahwa nilai KESIMPULAN


nilai x2 hitung (13.682) > x2 tabel (3,841)
sehingga hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti 1) Terdapat hubungan yang bermakna antara
terdapat hubungan yang bermakna antara sikap sikap tentang regulasi dengan kesiapsiagaan
dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi bencana gempa bumi oleh perawat di RSIA
oleh perawat pelaksana di RSIA Pemerintah Pemerintah Aceh tahun 2013.
Aceh tahun 2013. Dari hasil analisis diatas juga
2) Terdapat hubungan yang bermakna antara
didapatkan bahwa odds Ratio 8.750 yang
pengetahuan dengan kesiapsiagaan bencana
menunjukkan bahwa sikap perawat yang baik
gempa bumi oleh perawat di RSIA Pemerintah
dalam kesiapsiagaan bencana gempa bumi
Aceh tahun 2013.
mempunyai peluang 8.750 kali untuk
kesiapsiagaan yang baik dalam bencana gempa 3) Terdapat hubungan yang bermakna antara
bumi. sikap dengan kesiapsiagaan bencana gempa
bumi oleh perawat di RSIA Pemerintah Aceh
sumsi peneliti, sikap yang peduli menjadikan
tahun 2013.
semangat untuk tindakan kesiapsiagaan baik
untuk diri sendiri maupun untuk pasien DAFTAR PUSTAKA
sehingga proses penyelamatan diri saat bencana
dapat terjadi. Sikap dapat mempengaruhi Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
perilaku seseorang di dalam kehidupannya. Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI.
Pernyataan ini sesuai dengan Teori Tindakan Rineka Cipta, Jakarta.
Beralasan (Theori of Reasoned Action) Brehm
Djalali, A., Castren, M., Hosseinijenab, V.,
dan Kassin dalam Saifuddin (2005) yang
Khatib, M., Ohlen, G., Kurland, L. 2012.
mengatakan bahwa sikap mempengaruhi
perilaku lewat suatu proses pengambilan Hospital incident command system
(HICS) performance in Iran; decision
keputusan dan dalam hal ini adalah keputusan
perawat untuk tetap melakukan kesiapsiagaan making duringdisasters. Journal of
Trauma, Resuscitation and Emergency
dari bencana gempa bumi tersebut.
Medicine.
Hasil penelitian Lenawida, (2011)
menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan Indrati, M.F. 2007. Ilmu Perundang-undangan:
Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan.
dukungan anggota keluarga berpengaruh secara
signifikan terhadap kesiapsiagaan rumah Kanisius. Hal :12, Yogyakarta.
tangga dalam menghadapi bencana gempa Imam. 2006. Smart SOP Dalam Mitigasi dan
bumi. Variabel sikap merupakan faktor yang Penanggulangan Bencana Alam. Pusat
paling dominan memengaruhi kesiapsiagaan Teknologi Bencana, Institut Teknologi
rumah tangga dalam menghadapi bencana Bandung (PTB, ITB).
gempa bumi. Hal ini terdapat suatu kesamaan
dengan hasil penelitian penulis dimana terdapat International Council of Nurses Framework of
hubungan yang bermakna antara pengetahuan Disaster Nursing Competencies,2009.
dan dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi World Health Organization and
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh International Council of Nurses,
tahun 2013. Geneva Switzerland.

Volume 1, No. 2, November 2014 - 45


Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

International Strategy for Disaster Reduction. Santosa, E., dan Rianita, T. 2013. Analisis
2005. Hyogo Framework for Action Kapasitas Fungsional RSU
2005-2015. A/CONF.206/6. World PKUMuhammadiyah Bantul, Yogyakarta
Conference on Disaster Reduction. .Jurnal Medicoeticolegal dan Manajeman
Rumah Sakit. Vol 2 (3): 4-10.
Lassa, J., Pujiono, P., Pristiyanto, D.,
Paripurno, E.T., Magatani, A., Purwati,H. Saifuddin. 2005. Sikap Manusia: Teori dan
2009. Kiat Tepat Mengurangi Risiko Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Bencana. Jakarta : Gramedia Widiasarana Pelajar.
Indonesia.
Saptadi, G & Djmal, H. 2012. Kajian model
Lenawida. 2011. Pengaruh pengetahuan, sikap desa tangguh bencana dalam
dan dukungan anggota keluarga terhadap kesiapsiagaan penanggulangan bencana
kesiapsiagaan rumah tangga dalam bersama BPBD D.I Yogyakarta. Jakarta.
menghadapi bencana gempa bumi di desa Jurnal Penanggulang Bencana, Vol 3(2)
Deyah Raya kecamatan Syiah Kuala :1-13.
Kota Banda Aceh. Tesis.
Syafrizal. 2013. Tingkat Pengetahuan,
LIPI–UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan dan Partisipasi
Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Masyarakat dalam Pembangunan Jalur
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Evakuasi Tsunami di Kota Padanguntuk
Tsunami. Jakarta: Deputi Ilmu dalam ejournal.unp.ac.id/students/index.p
Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu hp/pgeo/article/download/582/341di
Pengetahuan Indonesia. unduh tanggal 6 Desember 2013.

Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku TDRMC. 2011. Atlas peta risiko bencana aceh.
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. TDRMC, Banda Aceh.

2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24


Rineka Cipta, Jakarta. Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Jakarta.
Potter, P.A and Perry, A.G. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Vol 2.Alih
Bahas Renata Komalasari. EGC, Jakarta.

Putra, A., Petpichetchian, W., Maneewat.,K.


2011. Review: Public Health Nurses’
Roles and Competencies in Disaster
Management. Nurse Media Journal of
Nursing, Vol 1(1) : 1 – 14, Banda Aceh.

Riduwan dan., Sunarto. 2009. Statistika untuk


penelitian pendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi dan Bisnis. Alfabeta,
Bandung.

46 - Volume 1, No. 2, November 2014

View publication stats

You might also like