You are on page 1of 10

ANALISIS SWOT DAN PROMOSI KERAJINAN BAMBU DESA WISATA BRAJAN

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Heni Widyaningsih

AKPAR BSI Yogyakarta


Jl.Ringroad barat, Ambarketawang Gamping, Sleman, Yogyakarta
E-mail: heny_diro@yahoo.co.id

ABSTRACT
Brajan tourism village is located in Sendang Agung, Minggir, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. The
origin of this village's name adapted from the name Kyai Brojo Setiko. Although Brajan is just a
small village, but the community has had craft not only in Indonesia but has to penetrate the
international market. The typical work of this village is a Brajan bamboo handicraft. Bamboo
craft is what brings the Village Brajan become more developed until now recognized as a tourism
village. Tourists can visit to study the creation of works of bamboo as well as to buy souvenirs and
handicraft of bamboo in Brajan. In this research, the subjects of study were 3 owner’s bamboo
handicraft in Brajan. while the object of study was the bamboo handicraft in Brajan.This research
is aimed to increase the promotion and marketing strategy. In today's, promoting product and
service via internet technology using social media networking becomes a massive trend among
youth all over the world. The internet technology enables business owner to run sales promotion
and deliver 24-hours service toward their customer. Unfortunately, Dusun Brajan which is
popular with bamboo handicraft do not have the knowledge to utilize internet technology and
social media networking as media promotion. UII in collaboration with PT Jasa Rahardja have
been working seriously promoting Brajan bamboo handicraft. The five strategy Brajan bamboo
handicraft to go international are tourist attraction, tourism sapta pesona, indirect export, SWOT
analysis, promotion and on-line marketing.
Key Word: SWOT analysis, promotion, tourism village

1. PENDAHULUAN budaya yang sangat tinggi serta digemari


Indonesia merupakan negara yang banyak wisatawan baik lokal maupun
mempunyai banyak keanekaragaman, termasuk mancanegara.
dalam hal budaya. Budaya atau kebudayaan UKM Kerajinan Bambu merupakan icon
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Dusun Brajan sebagai Desa Wisata Budaya
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari dan Sentra Kerajinan Bambu di Yogyakarta.
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- Desa wisata Brajan terletak di Sendangagung
hal yang berkaitan dengan budi dan akal Minggir Sleman Yogyakarta. Asal mula desa
manusia (Poerwadarminta, 1984). Budaya juga ini diambil dari nama Kyai Brojo Setiko yang
merupakan identitas bangsa yang harus merupakan cikal bakal atau orang yang
dihormati dan dijaga dengan baik oleh para pertama menetap di desa tersebut. Walaupun
penerus bangsa dan digunakan sebagai acuan Brajan hanya sebuah desa kecil, namun
bangsa Indonesia dalam mendefinisikan apa masyarakatnya telah memiliki karya yang tidak
yang disebut kebudayaan bangsa, seperti yang hanya dikenal di Indonesia, namun juga telah
terdapat pada penjelasan Pasal 32 UUD 1945, menembus pasar internasional. Karya yang
yang berbunyi: “Kebudayaan bangsa khas dari desa ini adalah kerajinan bambu.
(Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan Sentra kerajinan bambu ini merupakan Mitra
di daerah”. Binaan PT JASA RAHARDJA dalam hal
Produk kerajinan merupakan andalan manajeman dan pemasaran, Universitas Islam
ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekitar Indonesia yang melakukan pelatihan IT dan
80% atau 112juta dollar AS. Total nilai ekspor didukung oleh DIKTI RI dengan
propinsi DIY merupakan kontribusi industri pengembangan pada aspek desain, teknologi
kerajinan. Sementara itu ekspor DIY produksi dan pemasaran. Produk-produk UKM
didominasi kabupaten Sleman untuk produksi Brajan sangat digemari karena memiliki
Bambu (Dekranasda DIY, 2008). Kerajinan keunggulan pada kualitas dan seni yang tinggi
Bambu merupakan salah satu industri kreatif (high quality).
di Yogyakarta yang memiliki nilai seni dan
Awalnya jenis kerajinan yang dihasilkan untuk berkembangnya desa wisata; b)
pengrajin di desa Brajan tidak banyak jenisnya, mendorong peningkatan pendapatan dari sektor
hanya berupa besek dan ceting atau tempat pertanian dan kegiatan ekonomi tradisional
nasi. Namun seiring dengan perkembangan lainnya.
jaman, kerajinan bambu mengalami Sedangkan kriteria yang dapat diberikan
deversifikasi hingga saat ini telah untuk sebuah desa wisata meliputi: 1) memiliki
menghasilkan lebih dari 110 jenis kerajinan potensi keunikan dan daya tarik wisata yang
bambu yang saat ini mengikuti trend market khas (sebagai atraksi wisata), baik berupa
eskport karena di desain oleh desainer karakter fisik lingkungan alam pedesaan
profesional. Proses produksi UKM di Brajan maupun kehidupan sosial budaya
didukung dengan ketersediaan lebih dari 100 kemasyarakatan; 2) memiliki dukungan dan
perajin dan teknologi produksi, pengawetan kesiapan fasilitas pendukung kepariwisataan
dan pengeringan bambu yang efektif, efisien terkait dengan kegiatan wisata pedesaan, yang
dan ramah lingkungan. Siap melayani berbagai antara lain dapat berupa:
pesanan dalam jumlah besar baik secara akomodasi/penginapan, ruang interaksi
langsung maupun secara online. Kerajinan masyarakat dengan wisatawan/tamu, atau
bambu inilah yang membawa desa Brajan fasilitas pendukung lainnya; 3) memiliki
menjadi lebih berkembang dan sampai saat ini interaksi dengan pasar (wisatawan) yang
diakui sebagai desa wisata. Wisatawan dapat tercermin dari kunjungan wisatawan ke lokasi
berkunjung untuk mempelajari karya-karya desa tersebut; 4) adanya dukungan, inisiatif dan
kerajinan dari bambu, sekaligus dapat membeli partisipasi masyarakat setempat terhadap
oleh-oleh hiasan dan kerajinan dari bahan dasar pengembangan desa tersebut terkait dengan
bambu khas desa Brajan. kegiatan kepariwisataan (sebagai desa wisata).

2. LANDASAN TEORI 2.2. Pemasaran


2.1. Definisi dan Kriteria Desa Wisata Menurut Kotler (2010), pemasaran adalah
Desa Wisata adalah desa yang memiliki kegiatan manusia yang diarahkan untuk
potensi keunikan dan daya tarik wisata yang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui
khas, baik berupa karakter fisik lingkungan proses pertukaran. Dalam pemasaran terdapat
alam pedesaan maupun kehidupan sosial enam konsep yang merupakan dasar
budaya kemasyarakatan, yang dikelola dan pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu
dikemas secara menarik dan alami dengan organisasi yaitu: 1) konsep produksi, yang
pengembangan fasilitas pendukung wisatanya, berpendapat bahwa konsumen akan menyukai
dalam suatu tata lingkungan yang harmonis dan produk yang tersedia dimana-mana dan
pengelolaan yang baik dan terencana sehingga harganya murah, konsep ini berorientasi pada
siap untuk menerima dan menggerakkan produksi dengan mengerahkan segenap upaya
kunjungan wisatawan ke desa tersebut, serta untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan
mampu menggerakkan aktifitas ekonomi distribusi yang luas, tugas manajemen adalah
pariwisata yang dapat meningkatkan memproduksi barang sebanyak mungkin,
kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat karena konsumen dianggap akan menerima
setempat (Muliawan, 2008). produk yang tersedia secara luas dengan daya
Prinsip pengembangan desa wisata adalah beli mereka; 2) konsep produk, yang
sebagai salah satu produk wisata alternatif yang mengatakan bahwa konsumen akan menyukai
dapat memberikan dorongan bagi produk yang menawarkan mutu, performansi
pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dan ciri-ciri yang terbaik, tugas manajemen
serta memiliki prinsip-prinsip pengelolaan disini adalah membuat produk berkualitas,
antara lain, ialah: 1) memanfaatkan sarana dan karena konsumen dianggap menyukai produk
prasarana masyarakat setempat; 2) berkualitas tinggi dalam penampilan dengan
menguntungkan masyarakat setempat; 3) ciri–ciri terbaik; 3) konsep penjualan, yang
berskala kecil untuk memudahkan terjalinnya berpendapat bahwa konsumen, dengan
hubungan timbal balik dengan masyarakat dibiarkan begitu saja, organisasi harus
setempat; 4) melibatkan masyarakat setempat; melaksanakan upaya penjualan dan promosi
5) menerapkan pengembangan produk wisata yang agresif; 4) konsep pemasaran, yang
pedesaan, dan beberapa kriteria yang mengatakan bahwa kunci untuk mencapai
mendasarinya seperti antara lain: a) penyediaan tujuan organisasi terdiri dari penentuan
fasilitas dan prasarana yang dimiliki kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
masyarakat lokal yang biasanya mendorong memberikan kepuasan yang diharapkan secara
peran serta masyarakat dan menjamin adanya lebih efektif dan efisien dibandingkan para
akses ke sumber fisik merupakan batu loncatan pesaing; 5) konsep pemasaran sosial; 6) konsep
pemasaran sosial, yang berpendapat bahwa terhadap pola konsumsi mereka; b) pesaing,
tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, memenuhi kepuasan konsumen belumlah
keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta cukup. Apabila ada pesaing yang sanggup
memberikan kepuasan yang diharapkan dengan memuaskan pelanggan dengan lebih baik,
cara yang lebih efektif dan efisien; 6) konsep maka pelanggan akan beralih ke pesaing. Oleh
pemasaran global, dimana manajer eksekutif sebab itu, setiap organisasi harus
berupaya memahami semua faktor-faktor memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi pemasaran, tersebut meliputi siapa saja pesaing
yang tujuan akhirnya adalah berupaya untuk perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat diri, serta relasi mereka; c) perusahaan, tujuan
dalam perusahaan. perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan
Menurut Kotler (2010), strategi pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan
pemasaran adalah logika pemasaran dan menekankan pada aspek transaksi, namun
berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu
mencapai sasaran pemasarannya. Strategi dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri,
Pemasaran didasarkan analisis manajer sumberdaya (manusia, alam, finansial,
perusahaan akan lingkungan perusahaan baik teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).
internal maupun eksternal. Terdapat 3 elemen Jika organisasi tidak merubah cara
pokok dalam strategi pemasaran: a) konsumen, berpikir tentang lingkungan, maka organisasi
pemasaran berawal dari kebutuhan dan tidak dapat mendahului perubahan yang terjadi
keinginan pelanggan serta berakhir dengan pada pelanggan, pesaing, industri dan
kepuasan loyalitas pelanggan. Pemasar wajib kebijakan pemerintah. Lingkungan memberi
memahami siapa saja pelanggannya, preferensi, kesempatan bagi perusahan yang dapat dan
karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya mau mengerti tentang lingkungan di
hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh perusahaan.

Sumber : Kotler (2010)

Gambar 1. Faktor lingkungan yang mempengaruhi strategi pemasaran

3. METODE PENELITIAN
Penelitian pada artikel ini 4. PEMBAHASAN
menggunakan jenis studi kasus, yaitu 4.1. Daya tarik wisata
penelitian yang dilaksanakan pada suatu Pariwisata (tourism) adalah segala
objek tertentu, sehingga hasil penelitian sesuatu yang berhubungan dengan wisata
hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan meliputi pengusahaan objek dan daya tarik
tidak berlaku pada objek lainnya. Penelitian wisata, travel, hospitalitas hotel, dan usaha
menggunakan metode observasi dan usah yang terkait dengan bidang itu.
wawancara kepada pemilik kerajinan bambu Pariwisata dinilai oleh banyak pihak
yang ada di Desa Wisata Brajan Sendang memiliki arti penting sebagai salah satu
Agung, Minggir, Sleman. Penelitian alternatif pembangunan, terutama bagi
dilakukan pada bulan Juli– September 2012, negara atau daerah yang memiliki
dengan subjek penelitian adalah setiap keterbatasan sumberdaya alam. Untuk
pengrajin bambu yang dikelompokkan memaksimumkan dampak positip dari
menjadi tiga, yaitu Prinx mas sebanyak 58 pembangunan pariwisata dan sekaligus
orang, Langgeng Jaya sebanyak 45 orang, menekan serendah mungkin dampak negatip
dan Setia Karya sebanyak 46 orang. yang ditimbulkan, diperlukan perencanaan
yang bersifat menyeluruh dan terpadu. daerah tujuan wisata yang menjadi tuan
Rencana pengembangan pariwisata rumah. Untuk menghindari timbulnya
diperlukan oleh berbagai pihak sebagai dampak yang merugikan dari dinamika
pedoman dalam mengembangkan aktivitas tersebut masing-masing negara atau daerah
di bidang masing-masing. Rencana tujuan wisata perlu secepatnya mengambil
pengembangan tersebut harus tetap langkah-langkah penyesuaian terhadap
konsisten dengan rencana pembangunan perubahan-perubahan lingkungan strategis
kepariwisataan nasional secara keseluruhan. yang dihadapi, baik pada tingkat nasional
Pariwisata merupakan kegiatan yang maupun daerah, bahkan sampai ke tingkat
kompleks, bersifat multi sektoral dan fungsional di bidang perencanaan
terfragmentsikan, karena itu koordinasi antar pengembangan daerah tujuan wisata
berbagai sektor terkait melalui proses bersangkutan.
perencanaan yang tepat sangat penting
artinya. Mengingat masa depan penuh 4.2. Sapta Pesona
perubahan, maka perencanaan diharapkan Sapta Pesona merupakan kondisi yang
dapat mengantisipasi perubahan-perubahan harus diwujudkan dalam rangka menarik
lingkungan strategis yang dimaksud dan minat wisatawan berkunjung kesuatu daerah
menghindari sejauh mungkin dampak atau wilayah di negara kita. Kita harus
negatip yang ditimbulkan oleh menciptakan suasana indah mempesona
perubahan-perubahan lingkungan tersebut. dimana saja dan kapan saja. Khususnya
Data dari World Tourism Organization ditempat-tempat yang banyak dikunjungi
(WTO, 2005) menunjukkan bahwa dalam wisatawan dan pada waktu melayani
satu dekade belakangan ini telah terjadi wisatawan. Dengan kondisi dan suasanan
pergeseran yang sangat signifikan dalam yang menarik dan nyaman, wisatawan akan
peta perjalanan wisata dunia maupun betah tinggal lebih lama, merasa puas atas
regional. Perubahan ini dapat dilihat dari kunjungannya dan memberikan kenangan
segi jumlah kedatangan wisatawan ke yang indah dalam hidupnya. Sapta Pesona
berbagai negara atau daerah tujuan wisata, terdiri dari tujuh unsur yaitu:
negara-negara yang menjadi sumber 1. Aman
wisatawan, jumlah wisatawan yang Yakni suatu kondisi dimana wisatawan
melakukan perjalanan, pola perjalanan, serta dapat merasakan dan mengalami suasana
perilaku dari wisatawan itu sendiri. yang aman, bebas dari ancaman ,
Perubahan-perubahan ini harus segera dapat gangguan, serta tindak kekerasan dan
diantisipasi agar tidak menimbulkan dampak kejahatan merasa terlindungi dan bebas
yang kurang menguntungkan melalui sebuah dari :
rencana pengembangan pariwisata yang a. Tindak kejahatan, kekerasan,
lebih komprehensif dan terpadu. pariwisata ancaman seperti kecopetan,
sebagai aktivitas ekonomi yang harus dilihat pemerasan, penodongan,dan
dari dua sisi yakni sisi permintaan (demand penipuan dan lain sebagainya.
side) dan sisi pasokan (supply side). b. Terserang penyakit menular dan
Keberhasilan dalam pengembangan penyakit berbahaya lainnya.
pariwisata di suatu daerah sangat tergantung c. Kecelakaan yang disebabkan oleh
kepada kemampuan perencana dalam alat perlengkapan dan fasilitas yang
mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara kurang baik,seperti kendaraan,
berimbang ke dalam sebuah rencana peralatan untuk makan dan minum,
pengembangan pariwisata. Dari sisi lift, alat perlengkapan atau rekreasi
permintaan harus dapat diidentifikasikan dan olah raga.
segmen-segmen pasar yang potensial bagi d. Gangguan oleh masyarakat antara
daerah yang bersangkutan dan faktor-faktor lain berupa pemaksaan oleh pedagang
yang menjadi daya tarik bagi daerah tujuan asongan, tangan jahil, ucapan dan
wisata yang bersangkutan. tindakan serta prilaku yang tidak
Pada hakekatnya dinamika pada kedua bersahabat dan lain sebagainya. Jadi
sisi pariwisata dimaksud dipengaruhi oleh aman berarti terjamin keselamatan
faktor-faktor eksternal maupun internal di jiwa dan fisik, termasuk milik
masing-masing negara atau daerah asal (barang) wisatawan.
wisatawan maupun di negara-negara atau 2. Tertib
daerah yang menjadi tujuan kunjungannya. Yakni suatu kondisi yang mencerminkan
Hal ini membawa dampak yang signifikan suasana tertib dan teratur serta disiplin
terhadap kinerja masing-masing negara atau dalam semua segi kehidupan masyarakat
baik dalam hal lalu lintas kendaraan, c. Membentuk perkumpulan yang
penggunaan fasilitas maupun dalam bertujuan memelihara kelestarian
berbagai perilaku masyarakat lainnya , lingkungan.
misalnya : d. Menghiasi ruang belajar / kerja ,
a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar ruang tamu , ruang tidur dan tempat
alat angkutan datang dan berangkat lainnya dengan aneka tanaman
tepat pada waktunya. penghias atau penyejuk.
b. Tidak nampak orang yang berdesakan e. Memprakarsai berbagai kegiatan dan
atau berebut mandapat atau membeli upaya lain yang dapat membuat
sesuatu yang diperlukan lingkungan hidup kita menjadi sejuk ,
c. Bangunan dan lingkungan ditata bersih , segar dan nyaman.
teratur dan rapi 5. Indah
d. Informasi yang benar dan tidak Yaitu kondisi yang mencerminkan
membingungkan penataan yang teratur, tertib dan serasi
3. Bersih baik mengenai prasarana, sarana,
Yaitu kondisi yang memperlihatkan sifat penggunaan tata warna yang serasi,
bersih dan higienis baik keadaan selaras dengan lingkungannya serta
lingkungan, sarana pariwisata, alat menunjukkan sifat-sifat kepribadian
perlengkapan pelayanan maupun nasional. Indah yang selalu sejalan
manusia yang memberikan pelayanan dengan bersih dan tertib dan tidak
tersebut . Wisatawan akan merasa betah terpisahkan dari lingkungan hidup baik
dan nyaman bila beradaditempat tempat berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang bersih dan sehat seperti : maupun hasil karya manusia. Karena itu
a. Lingkungan yang bersih baik kita wajib memelihara lingkungan hidup
dirumah sendiri maupun di tempat – agar lestari dan dapat dinikmati oleh
tempat umum , hotel , restoran , umat manusia.
angkutan umum , tempat rekreasi , 6. Ramah Tamah
tempat buang air kecil / besar. Yaitu sikap dan perilaku masyarakat
b. Sajian makanan dan minuman bersih yang ramah dan sopan dalam
dan sehat berkomunikasi, memberikan pelayanan
c. Penggunaan dan penyediaan alat serta ringan tangan untuk membantu
perlengkapan yang bersih tanpa pamrih. Ramah tamah merupakan
d. Pakaian dan penampilan petugas watak dan budaya bangsa Indonesia pada
bersih , rapi dan tidak mengeluarkan umumnya , selalu menghormati tamunya
bau tidak sedap. dan dapat menjadi tuan rumah yang baik.
Sikap ramah tamah ini merupakan
salahsatu daya tarik bagi para wisatawan
4. Sejuk , oleh Karena itu harus kita pelihara
Yaitu terciptanya suasana yang segar, terus.
sejuk serta nyaman yang dikarenakan 7. Kenangan
adanya penghijauan secara teratur dan Yaitu kesan yang menyenangkan dan
indah baik dalam bentuk taman maupun akan selalu diingat . Kenangan dapat
penghijauan disetiap lingkungan tempat berupa yang indah dan menyenangkan
tinggal , untuk itu hendaknya kita semua akan tetapi dapat pula yang tidak
: menyenangkan. Kenangan yang ingin
a. Turut serta aktif memelihara diwujudkan dalam ingatan dan perasaan
kelestarian lingkungan dan hasil wisatawan dari pengalaman berwisata di
penghijauan yang telah dilakukan Indonesia , dengan sendirinya adalah
masyarakat ataupun pemerintah. yang menyenangkan . Kenangan yang
b. Berperan secara aktif untuk indah ini dapat pula diciptakan dengan
menganjurkan dan memelopori agar antara lain :
masyarakat setempat melaksanakan a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan
kegiatan penghijauan dan memelihara pelayanan yang cepat tepatdan
kebersihan , menanam berbagai ramah.
tanaman dihalaman rumah masing – b. Atraksi-atraksi budaya khas yang
masing baik untuk hiasan maupun mempesona.
tanaman yang bermanfaat bagi rumah c. Jenis makanan khas daerah yang lezat
tangga, dihalaman sekolah dan lain dengan penampilan dan penyajian
sebagainya. yang menarik dan higienis.
d. Cendera mata yang merupakan ciri Sebuah usaha memulai keterlibatannya
khas daerah dengan tampilan yang dalam bisnis internasional dengan
indah dan harga yang murah. mengekspor, yaitu menjual beberapa
Produk kerajinan bambu sangat produksi mereka ke luar negeri. Strategi ini
digemari oleh berbagai wisatawan manca memerlukan modal yang tidak banyak dan
negara karena keunikan produknya dan trend meminimalkan resiko dibandingkan kita
masyarakat dunia untuk back nature mendirikan usaha atau membuka cabang di
sehingga produk produk yang berasal dari negara lain. Ekspor akan menjadi kurang
alam sangat digemari. Bambu merupakan menguntungkan apabila biaya produksi
tanaman yang mempunyai pertumbuhan dalam negeri lebih mahal dibanding biaya
sangat cepat, yaitu 80-100 hari sudah siap produksi dinegara lain. Ada dua pilihan yang
panen. Idonesia khususnya Jawa, sumatera, dapat dilakukan manajemen dalam
dan sulawesi merupakan wilayah sangat mengekspor, yaitu: mengekspor tidak
cocok untuk pertumbuhan bambu. langsung atau mengekspor langsung.
Apabila melakukan ekspor secara tidak
4.3. Peluang Ekspor Kerajinan Bambu langsung maka ekspor barang dan jasa akan
Desa Wisata Brajan dilakukan oleh para eksportir yang berbasis
di negara asal mereka.

Gambar 2. Cething

Beberapa eksportir yang tersedia memperoleh pengalaman-pengalaman dari


adalah (1) agen komisi ekspor, yang transaksi ini.
membeli untuk pelanggan-pelanggan mereka Apabila perusahaan memutuskan untuk
di luar negeri, (2) pedagang ekspor, yang mengekspor secara langsung maka
membeli dan menjual untuk rekening manajemen harus menugaskan seseorang di
mereka sendiri. Cara ekspor seperti ini lebih perusahaan tersebut melakukan pekerjaan
sederhana karena perusahaan dapat menangani ekspor. Cara yang paling
mengekspor barang mereka tanpa harus sederhana adalah memberikan tugas pada
memiliki keahlian khusus dan penanaman seseorang, biasanya manajer penjualan,
modal yang besar, akan tetapi eksportir tidak bertanggung jawab atas pengembangan
langsung menghadapi beberapa konsekuensi bisnis ekspor. Karyawan-karyawan domestik
seperti: (1) mereka akan membayar komisi yang akan menangani pengiriman,
untuk agen eksport mereka, (2) bisnis luar penagihan, dan kredit.
negeri bisa rugi apabila eksportir
memutuskan untuk mengubah sumber
pasokan mereka, dan (3) perusahaan tidak
Gambar 3. Besek

Kerajinan Bambu saat ini dipasarkan di dipakai sebagai bagian dari bauran
berbagai daerah, diantaranya Semarang, pemasaran (marketing mix) dengan
Bali, Medan, Jakarta, Jawa timur. Sementara pendekatan yang berbeda sesuai dengan
untuk komoditas ekspor sudah merambah karakteristik media dan target audiens yang
Belgia, Malaysia dan Singapura. Dalam ingin dicapai.
proses pemasarannya, beberapa pengrajin di
dusun brajan melakukan ekspor tidak
langsung. Ada yang melalui pameran,
menjual/menyetor kepada pedagang di pasar 4.5. Analisis SWOT
Bringharjo dan di Borobudur Plaza, ada pula Sebagai perumusan strategi bersaing,
yang hanya menyetok dan diambil oleh pemasaran kerajinan bambu di Dusun Brajan
pedagang. Selain itu, banyak juga wisatawan ini menggunakan Analisis SWOT. Teori
lokal maupun wisatawan mancanegara yang Analisis SWOT adalah sebuah teori yang
datang untuk membeli langsung di lokasi digunakan untuk merencanakan sesuatu hal
workshop di Dusun Brajan ini. yang dilakukan dengan SWOT, dimana S
(strenght) atau kekuatan, W (weakness) atau
4.4. Promosi dan Pemasaran Online kelemahan, O (opportunity) atau
Kerajinan Bambu Desa Wisata Brajan kesempatan, dan T (threat) atau ancaman.
Online Marketing merupakan kegiatan SWOT ini biasa digunakan untuk
komunikasi pemasaran dengan menganalisis suatu kondisi dimana akan
menggunakan media Internet, semacam dibuat sebuah rencana untuk melakukan
'brosur online' bagi perusahaan-perusahaan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.
untuk menampilkan jati dirinya ke seluruh Menurut Rangkuti (2003), SWOT
dunia. Pada perkembangannya, online adalah identitas berbagai faktor secara
marketing tidak hanya menggunakan media sistematis untuk merumusakan strategi
website, namun juga email dan aplikasi- pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika
aplikasi lain yang berjalan di atas protocol yang dapat memaksimalkan peluang namun
internet sebagai bagian dari kegiatan secara bersamaan dapat meminimalkan
marketing dengan menggunakan media kekurangan dan ancaman.
internet, online advertising (periklanan di Berdasarkan hasil pengamatan yang
Internet) menjadi kajian yang menarik bagi dilakukan maka dapatlah dibuat pemetaan
para marketer khususnya dan dunia usaha terhadap industri kerajinan bambu yang ada
umumnya. di desa wisata dusun Brajan yaitu:
Pada awalnya periklanan di media 1. Opportunity (O)/Peluang: ini
Internet adalah memindahkan materi iklan merupakan situasi yang sangat
yang sudah berjalan di media konvensional menguntungkan. Perusahaan tersebut
(televisi, majalah, surat kabar) ke dalam memiliki peluang dan kekuatan sehingga
website. Namun pada perkembangannya, dapat memanfaatkan peluang yang ada.
pemanfaatan karakteristik media Internet Strategi yang harus diterapkan dalam
mampu memaksimalkan hasil yang didapat kondisi ini adalah mendukung kebijakan
melalui aktifitas periklanan di Internet. Hal pertumbuhan yang agresif (Growth
tersebut menjadikan media internet kini oriented strategy). Peluang bagi dusun
Brajan adalah dengan keahlian para d. Belum adanya koperasi berbadan
pengrajin, dapat membuat berbagai hukum sebagai media pengembangan
macam kerajinan dari bambu yang dapat usaha.
menarik wisatawan baik dalam negeri e. Etos wirausaha yang lemah sehingga
maupun luar negeri. Selain dapat mengganggu proses produksi.
memanfaatkan kekayaan alam berupa
bambu, dengan kerajinan bambu ini juga 5. PENUTUP
dapat meningkatkan pendapatan warga Berdasarkan paparan diatas maka dapat
dusun Brajan, serta dapat membantu ditarik kesimpulan bahwa industri kerajinan
meningkatkan pendapatan nasional bambu di dusun Brajan telah dimulai cukup
melalui pelatihan membuat kerajinan lama sejak tahun 1985. Selain berprofesi
kepada warga dari beberapa propinsi sebagai petani, sebagian besar masyarakat
agar dapat memanfaatkan bambu untuk menggantungkan usahanya pada industri
dapat ikut memasuki pasar internasional. kerajinan bambu. Hal ini dikarenakan
2. Strenght (S)/Kekuatan yang menjadi sumber bahan baku bambu yang dimiliki
kekuatan bagi dusun Brajan adalah cukup melimpah yang tentunya akan
a. Mempunyai usaha kecil menegah meningkatkan industri kerajinan bambu
yang bergerak di bidang industri sekaligus memberikan multiplayer efect ke
kerajinan bambu dan sangat berbagai sektor ekonomi desa.
berpotensi untuk menembus pasar Berbagai upaya dilakukan guna
domestik dan mancanegara. mengenalkan produk kerajinan bambu ke
b. Lebih dari 150 jiwa di Dusun Barajan mancanegara salah satunya dengan
berprofesi sebagai pengrajin bambu marketing secara online. Pengembangan
c. Telah ditetapkan sebagai desa wisata industri bambu dusun Brajan juga tidak
Sentra kerajinan Bambu oleh lepas dari peran para pelaku bisnis dalam
pemerintah Kab.Sleman. meningkatkan potensi produk kerajinan
3. Threat (T)/Ancaman: Meskipun tersebut, penerapan berbagai strategi juga
menghadapi berbagai ancaman, diyakini berpengaruh dalan upaya
perusahaan ini masih memiliki kekuatan pengembangan industri kerajinan bambu
dari segi internal. Strategi yang harus dusun Brajan melalui analisa SWOT.
diterapkan adalah menggunakan Namun demikian masih dijumpai
kekuatan untuk memanfaatkan peluang kendala-kendala dalam mengembangkan
jangka panjang dengan cara strategi industri kerajinan bambu tersebut
diversifikasi (produk/jasa) . Produk yang diantaranya tingkat keawetan produk yang
monoton akan membuat pembeli menjadi rendah menyebabkab produk kurang
bosan dan tidak tertarik. Untuk berkualitas, karena produk kerajinan yang
mengatasi hal ini, dan membuat pembeli berbahan baku bambu sangat rentan
menjadi selalu tertarik adalah dengan terhadap jamur dan bubuk sehingga
pengembangan produk dan desain dari mengurangi nilai ekspor, pengeringan yang
kerajinan bambu ini. dilakukan dengan menjemur di bawah terik
4. Weak (W)/Kelemahan: Perusahaan matahari membuat proses pengeringan
menghadapi peluang pasar yang sangat menjadi lama, kualitas desain sangat terbatas
besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi karena minimnya pengetahuan dan
beberapa kendala/kelemahan internal. kreativitas pengrajin, dam sistem
Fokus perusahaan ini adalah manajemen dan pengelolaan masih
meminimalkan masalah-masalah dilakukan secara tradisional, sehingga belum
internal perusahaan sehingga dapat bisa melakukan ekspor secara langsung.
merebut peluang pasar yang lebih baik. Bercermin dari hal tersebut maka sudah
Selain potensi, Dusun Brajan juga sepatutnya peran dari para pelaku bisnis
menghadapi beberapa problematika (pemerintah, swasta, dan para pengrajin)
dalam mengembangkan industri lebih optimal lagi dengan membuat policy
kerajinan bambunya yaitu : yang mampu meningkatkan produk hasil
a. Desain produk yang masih sangat kerajinan bambu sehingga mampu bersaing
sederhana dan kurang inovatif. dengan produk lain yang sejenis, juga taraf
b. Kualitas keawetan produk yang hidup para pengrajin yang harus
belum terjamin. diperhatikan di masa yang akan datang.
c. Manajemen pemasaran yang sangat
konvensonal serta cenderung pasif.
DAFTAR PUSTAKA
--------------------------. 1997. UUD 45.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
:Jakarta
Dekranasda DIY. 2008. Hasil Karya dari
Yogya di Departemen Perdagangan.
Yogyakarta
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT, Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia
Kotler Philip. 2010. Dasaar-dasar
Pemasaran. Jakarta: Intermedia
Poerwadarminta. 1984. Kamus umum
Bahasa indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka

You might also like