Professional Documents
Culture Documents
* corresponding author
Article history: This research aims to find out what efforts are made by the Kitchen
Received: September 15, 2020 community of art and culture of Bandung to help form City Branding.
Reviewed: October 23, 2020
Accepted: November 16, 2020 Community. Bandung's art and cultural kitchen is a community that
Published: December 21, 2020 does traditional Sundanese art and culture through tourism. The
activities carried out by the community Kitchen arts and culture are
expected to not only preserve traditional arts and culture, but also
preserve nature and improve the economy of the surrounding
community. The role of The Kitchen Arts and Culture Community in
the establishment of city branding bandung city by becoming one of
the icons of Bandung City. Starting from the preservation of
traditional arts and culture that they do as a characteristic formation
Keyword: Community, Traditional Art and for the deference of marketing of traditional arts and cultures that
Culture, City Branding originate from their area through tourism activities and become
ambassadors representing the city of Bandung to several cities in
Indonesia. For the role of the government in the establishment of city
branding, it is necessary to align the objectives between the previous
officials and the new officials, so that the goals made can be realized
to the maximum, because often occurs when the shift in the position of
existing programs needs to be re-socialized from the beginning.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang
dilakukan oleh komunitas Dapur seni dan budaya Kota Bandung
untuk membantu pembentuk City Branding. Komunitas Dapur seni
dan budaya Kota Bandung merupakan komunitas yang melakukan
pelestarian seni dan budaya tradisional sunda melalui pariwisata.
Kegiatan –kegiatan yang di lakukan oleh komunitas Dapur seni dan
budaya di harapkan tidak hanya melestarikan seni dan budaya
tradisional saja, tetapi juga menjaga alam dan meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar. Peran Komunitas Dapur Seni dan
Budaya dalam pembentukan city branding Kota Bandung dengan
menjadi salah satu ikon Kota Bandung dengan membentukan ciri khas
sebagai diferensiasi dalam kesenian budaya tradisional yang lahir dari
tempat mereka berasal yang selanjutnya dipasarkan melalui kegiatan
pariwisata dan membawa seni dan budaya tradisional tersebut dengan
Kata kunci: Komunitas, Seni dan Budaya
menjadi perwakilan Kota Bandung sebagai duta kebeberapa kota di
Tradisional, City branding luar Provinsi Jawa Barat. Dan peran pemerintah dalam pembentukan
city branding dirasa masih belum optimal karena dipelukannya
keselarasan tujuan antara pejabat sebelumnya dengan pejabat baru
saat pergantian jabatan, agar tujuan yang dibuat dapat terwujudkan
dengan maksimal, karena sering terjadi disaat pergeseran jabatan
program-program yang sudah ada perlu disosialisasikan kembali.
W : http://e-journal.polnes.ac.id/index.php/edutourism/
E : jurnal_edutourism@polnes.ac.id
18 Edutourism Journal of Tourism Research
Volume 02, Number 02, June 2020, p. 17-27
Yogyakarta. (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, diferensisasi dan memperkuat identitas kota
2018) agar memiliki daya saing tinggi dibandingkan
Tetapi sangat di sayangkan dari dengan kota lain, yang bertujuan untuk
pengelelolaan pariwisata yang belum optimal menarik wisatawan, investor, industri, dan
dapat berdampak buruk, seperti terjadinya sumber daya manusia yang kredibel dalam
penurunan jumlah wisatawan mancanegara menciptakan kualitas hubungan antara warga
dengan kotanya. (Yananda & Salamah, 2014)
dan domestik di Kota Bandung pada tahun
City branding dan place marketing berjalan
2016 sebesar 10%, yang berpengaruh
bersamaan, dimana place marketing
terhadap penurunan kunjungan kesejumlah diperuntukan untuk mengkonstruksi,
objek wisata di Kota Bandung sebesar 60%. komunikasi dan pengelolaan citra, sedangkan
(Halim, 2017) Terutama di sektor pariwisata brading digunakan untuk mengamankan
budaya yang masih belum maksimalnya ekonomi, pembentukan identitas kota,
dalam pengembangan industri pariwista pengembangan komunitas, melibatkan para
dikarenakan terdapat kendala – kendala dan sipil dan hubungan yang erat. Kavaratzis
permasalahan seperti akomodasi, sarana, pra (2004, dalam Yananda & Salamah, 2014)
sarana, infrastruktur yang belum memadai dan Kota Bandung mentapkan brand
pengelolaannya yang masih lemah membuat ‘Stunning Bandung” yang memiliki arti pintu
Kota Bandung belum bisa unggul di sektor utama pariwisata Jawa Barat yang merupakan
pariwisata kebudayaan. Kota Bandung juga sub-brand dari “Wonderful Indonesia”.
(Wisatabdg.com, 2017) Masih dirasa belum
kurang gencar dalam melakukan
berhasil disektor wisata budaya maka
pemasaran/promosi menjadi permasalahan Pemerintahan Daerah Dinas Budaya dan
lain karena tidak dapat memberikan informasi Pawirisata Kota Bandung melakukan
untuk meningkatkan minat para wisatawan. perancangan visi dan misi dalam
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tabel 1.Jumlah kunjungan kedestinasi wisata (RPJMD) secara khusus mengenai urusan
kebudayaan dan pariwisata. Visi menargetkan
Kota Bandung sebagai Kota Seni Budaya dan
tujuan Wisata Internasional dengan Misi
meningkatkan pelestarian seni dan budaya,
pemberdayaan, dengan terus melakukan
pengembangan, dan selanjutnya pemanfaatan
kesenian dan budaya, juga peningkatkan
destinasi-destinasi pariwisata Kota Bandung
Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kota yang berdaya saing tinggi baik pada tingkat
Bandung tahun 2016 regional, nasional maupun internasional. Seni
dan budaya tradisional yang dilestarikan,
Dapat dilihat dari tabel diatas adalah sebagai upaya perlindungan,
menunjukan bahwa minat kunjungan pengembangan, dan pemanfaatan kesenian
wisatawan pada wisata budaya sangat minim. untuk kesejahteraan masyarakat, kebanggaan
Ini disebabkan oleh kendala dan permasalahan nasional dan memperkuat identitas bangsa.
yang sudah disampaikan di atas juga beberapa (PPID, 2018)
faktor, faktor utama pemerintah yang masih Pembentukan citra memerlukan
kurang fokus dalam mengembangkan wisata penetapan identitas terlebih dahulu. Citra
kebudayaan, dan kesadaran masyarakat juga terbentuk biasanya pada pandangan pertama
menjadi alasan lain. Kota Bandung yang di seseorang dan bagaimana seseorang tersebut
kenal kaya akan seni budaya tradisionalnya menarik kesimpulan dari informasi yang di
tampak tidak sesuai dengan kenyataan. komunikasikan yang menimbulkan
Oleh karena itu hal ini dapat disiasati persepsi/gambaran yang melekat.
dengan pembentukan city branding sebagai Persepsi/gambaran setiap orang berbeda–beda
salah satu cara pembangunan suatu hal tersebut dipengaruhi menurut hasil
tempat/daerah untuk dipasarkan memalui pengalaman, pengetahuan, dan pengamatan
pariwisata. City Branding merupakan yang menghasilkan respon seseorang.
perencanaan sebuah kota untuk membentuk Biasanya citra terbentuk tidak sesuai dengan
yang diharapkan dan bahkan dapat dikatakan untuk satu kota atau keseluruhan wilayah
buruk, karena kurangnya pengelolaan sebuah negara.
identitas sebelumnya. Paraktik City Branding dilakukan
Oleh karena itu Kota Bandung untuk menarik wisatawan, dengan pengertian
mencoba untuk memperkuat identitas kota lain Destination branding merupakan bagian
sebagai Kota Seni Budaya, sebagai upaya lain dari city branding. Destination branding
membangun citra dimata khalayak bahwa diberlakukan untuk menjual pariwisata,
Kota Bandung masih kuat akan seni budaya dengan maksud untuk menarik wisatawan
tradisionalnya. Kota Bandung dapat dikatakan berkunjung ke tujuan tertentu. City Branding
kaya akan citranya yang tergolong kedalam diasumsikan sebagai cara untuk mencapai
star model, tapi sayang Kota Bandung dirasa benefit yang kompetitif dalam bidang
masih belum mempunyai citra yang menonjol. pariwisata namun juga bisa digunakan untuk
Pratikno (2007, dalam Fatmala, 2019) city membangun komunitas, memperkuat identitas
branding adalah sebuah proses pengenalan lokal dan memperkenalkan warga terhadap
sebuah kota yang diwakilkan pada sesuatu kekayaan yang dimiliki kotanya sendiri dalam
yang dapat memproyeksikan kota tersebut upaya menghidupkan seluruh kekuatan sosial.
seperti pemilihan duta, ikon atau (Megantari, 2019)
penyelenggaraan event, sehingga kota Simon Anholt (2006, dalam
tersebut memiliki keunikan dan keunggulan Megantari, 2019) juga menegaskan bahwa
tersendiri dari kota lainnya yang membuat City Branding adalah upaya pemerintah untuk
kota tersebut terkenal. Dengan melakukan membentuk identitas tempat, atau suatu
kerja sama dengan para pemangku wilayah yang kemudian memasarkannya
kepentingan untuk berpartisipasi kedalam kepada klayak, baik secara internal maupun
tujuan yang sudah direncanakan agar dapat eksternal.
terwujudkan dan melakukan sinegritas kepada Hankinson (2007, dalam Megantari,
komunitas-komunitas terutama komunitas 2019) mengemukakan bahwa City Branding
seni budaya sebagai perwakilan sebuah ikon erat kaitannya dengan faktor bagaimana
yang menggambarkan Kota Bandung sebagai kepemimpinan kepala daerah menglola
Kota Seni Budaya contohnya, diharapkan kotanya, dengan budaya organisasi yang
dapat menghasilkan citra Kota Bandung yang berorientasi pada brand, pengkoordinasian
dominan. departemen yang berbeda akan membentuk
Berdasarkan pendahuluan di atas citra brand yang dipasarkan. Kegiatan
membuat peneliti tertarik untuk mengetahui komunikasi yang intens dan konsisten,
bagaimana upaya Komunitas DAPSENBUD menjadi hal wajib yang perlu dilakukan
sebagai ikon Seni Budaya Kota Bandung. pemerintah kota untuk terjalinnya hubungan
Dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang saling menguntungkan dengan para
peran Komunitas DAPSENBUD sebagai ikon stakeholder yang terkait melalui menjalin
dalam membantu pembentukan city branding kemitraan yang kuat dan dapat dipercaya.
Kota Bandung dengan pemanfaatan seni dan Dalam konsep City Branding
budaya yang mereka lestarikan melalui menuntut terjalinnya sinergitas dari
pariwisata agar tetap eksis dan dikenal oleh keseluruhan unsur pembentuk kota, seperti
semua orang. aspek SDM, fasilitas sosial, fasilitas umum
maupun pengelolaan transportasi yang saling
II. Tinjauan Pustaka
berhubung. Tidak adanya sinergitas yang
A. City Branding
terjalin baik, upaya pembentukan City
Miller Merrilees dan Herington Branding akan percuma, oleh karena itu
(2009, dalam Megantari, 2019) mengatakan fungsinya tidak hanya perihal komunikasi
bahwa City Branding adalah sebuah saluran pemasaran kota secara publik, tetapi dapat
berkomunikasi yang pas untuk membangun juga mendukung dalam strategi
brand suatu negara, kota, daerah, ataupun pengembangan seni dan budaya, pariwisata,
masyarakat yang ada di dalamnya berdasarkan kawasan industri dan perdagangan. Hasil dari
wujud mereka. City branding merupakan itu semua akan berdampak kepada
bagian dari brand tempat yang ditetapkan meningkatkannya perekonomian masyarakat
kota yang dipasarkan tersebut maka
kesejahteraan dari masyarakat juga semakin Bandung memiliki pesona tersendiri dan
meninggkat. (Putra, 2015) menjadi salah satu kota idaman. Hal ini yang
Pratikno (2007, dalam Fatmala, 2019) membuat Kota Bandung bisa dibilang lebih
mendefinisikan City Branding sebagai sebuah unggul dibandingkan kota-kota lain yang ada
proses pengenalan sebuah kota yang di Jawa Barat. Bahkan pada tahun 2014 Kota
diwakilkan pada ikon, duta atau acara yang Bandung mampu menduduki posisi ke 21
diselenggarakan di kota yang bersangkutan sebagai destinasi wisata terpopuler/terfavorit
sehingga kota tersebut akan dikenal sebagai didunia menurut hasil survei yang dilakukan
kota yang unik dan lain dari kota lain. oleh situs Fastbooking.com. (Tribun Jabar.id,
Perspektifkan ikon menurut Moser 2014)
(2006, dalam Sukmaraga & Nirwana, 2016), Pariwisata di kota bandung dapat
secara harfiah terkait dengan indera menyumbang 33% yang berasal dari aktivitas
penglihatan, sesuatu yang unik bagi merek, pariwisata, pajak hotel, hiburan, hingga
dan sebagai sesuatu yang dapat memberikan restoran kedalam Pendapatan Asli Daerah
gambaran tentang merek. Terdapat beberapa (PAD) atau sekitar 740 miliar rupiah. Pada
jenis Ikon menurut Moser diantaranya: (1) tahun 2018 Kota Bandung dikunjungi 7,5 juta
Ikon suara (Sulih suara, musik, mnemonik), wisatawan domestik dan 155 ribu wisatawan
(3) Ikon rasa (desain dan bentuk, tekstur, mancanegara yang berkunjung dengan
suhu), (2) Ikon visual (Logo, mengeluarkan uang rata-rata 1 juta rupiah per
produk/kemasan, warna, tipografi, desain dan orang. (Andriyawan, 2019)
layout, teknik visual, arsitektural unik), (4)
Ikon sentuhan, dan (5). Ikon aroma Table 2. Wilayah Tujuan Wisata di Kota
Peirce berpendapat dalam Bandung
terminologinya, bahwa ikon merupakan
sebuah tanda yang berlandaskan atas
“keserupaan” atau kesamaan antara
representamen dan obyeknya, tetapi tidak
seolah-olah mencakup tentang citra-citra
“realistis” seperti pada lukisan atau foto,
melainkan suatu gambaran seperti skema,
grafik-grafik, persamaan matematis, metafora
ataupun peta geografis. (Budiman 2011,
dalam Sukmaraga & Nirwana, 2016).
daerah lain. Ikonik dari daerah Cibiru salah tradisional membuat mereka melakukan
satunya kesenian budaya tradisional yang ada upaya – upaya agar seni dan budaya
di komunitas DAPSENBUD sendiri tradisional dapat kembali diminati. Komunitas
diantaranya adalah Reak dan Gagak layang, DAPSENBUD secara suka rela melakukan
bahkan kesenian gagak layang diberikan nama pelestarian seni budaya tradisional sesuai
khusus oleh Ridwan Kamil saat menduduki dengan tujuan terbentuknya komunitas juga
sebagai Walikota Bandung menjadi Angry mencoba untuk mengimplementasikan
Bird Bandung (ABB). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05
Kavaratzis (2004, dalam Astuti, tahun 2012 tentang pelestarian seni budaya
2017) mengemukakan komunikasi citra tradisional. (DPRD Kota Bandung, 2012)
merupakan bagian pembentuk city branding Berlanjut dengan terbitan Peraturan Walikota
yang memiliki tiga bagian komunikasi yaitu: Bandung Nomor 059 tahun 2013 sebagai
(1) komunikasi primer merupakan segala petunjuk pelaksanaan untuk melakukan
bentuk bagian dari kota, seperti : birokrasi, pelestarian seni tradisional diantaranya : (1)
infrastruktur, strategi landscape, perilaku atau Pelindungan Seni Tradisional; (2)
tindakan yang berkaitan dengan kota tersebut. Pengembangan Seni Tradisional; dan (3)
(2) komunikasi sekunder adalah komunikasi Pemanfaatan Seni Tradisional. Pemanfaatan
formal, yang mana komunikasi pemasaran seni budaya tradisional disini diperuntukan
memang dibuat oleh si pemasar sesuai dengan sebagai bahan ajar, pelaksanaan pagelaran
konsep, tujuan dan maksud, seperti kesenian, pengembangan wisata dan
kehumasan, desain grafis, iklan dan sebagainya. (Walikota Bandung, 2013)
sebagainya. (3) komunikasi tersier merupakan sebagai pedoman mereka. Berharap hasil dari
komunikasi secara luas dengan menggunakan berkesenian dapat menjadi profesi yang bisa
media internet, yang informasinya tidak bisa dibanggakan dan mampu meningkatkan
dikendalikan oleh pemasar. perekonomian para anggotanya.
Cara Komunitas DAPSENBUD Pengembangan seni budaya
melakukan strategi komunikasi dalam tradisional komunitas DAPSENBUD selalu
mempromosikan sedikit berbeda dengan yang coba lakukan dengan melakukan inovasi-
lainnya. Komunitas DAPSENBUD berupaya inovasi kreatif agar seni budaya tradisional
untuk memasarkan seni budaya tradisional dapat diterima oleh semua kalangan. Sebagian
secara nyata, sebagai pembuktian bahwa dari anggota komunitas DAPSENBUD
mereka memang ada. Tidak hanya merupakan para generasi muda. Ini menjadi
berkesenian tetapi mereka juga ingin bisa alat utama komunitas DAPSENBUD
membantu masyarakat sekitar. Seperti mereka menumbuhkan kembali minat para generasi
pergi kebeberapa sekolah untuk memberikan muda sebagai ujung tombak pelestarian.
penyuluhan tentang seni budaya teradisional,
dan biasanya meminta untuk menjadikan seni Proses latihan komunitas DAPSENBUD
budaya tradisional sebagai ekstra kulikuler
yang benar–benar diterapkan tidak hanya
sebatas pelajaran. Melakukan kegiatan -
kegiatan sosial seperti pembagian takjil gratis,
donasi para seniman yang terkena dampak
pandemi Covid-19 dan promosi secara
umum/luas juga mereka lakukan seperti
bekerja sama dengan perusahaan media,
penyebaran brosur, penerapan spanduk atau
baligo, media sosial youtube, facebook,
instagram dan sebagainya tetapi memang Sumber: Dokumen DAPSENBUD
komunikasi tersier kurang efektif kesenian
budaya dirasa kehilangan peminatnya di Untuk tugas sebagai anggota Komunitas
media sosial. DAPSEBUD diantaranya harus tertib
Kegiatan-kegiatan yang mereka organisasi, tertib administrasi, dan tertib
lakukan sebenarnya bertujuan kepada oprasional. Tugas lainnya sebagai anggota
pelestarian seni dan budaya tradisional. komunitas DAPSENBUD adalah pembinaan
Kecintaan mereka terhadap seni dan budaya untuk pelatihan yang diserahkan sepenuhnya
membantu membentuk citra Kota Bandung [8] Kamil, S. U. R. (2017). City Branding Sebagai
yang positif, peduli akan lingkungan sekitar Strategi Komunikasi Pariwisata Kabupaten
dan mempertahankan citra Kota Bandung Buton Tengah. MetaCommunication, 2(1).
yang kaya akan seni budaya. [9] Maulana, Y., & Herlily. (2015). Bandung
Juara : Komunitas Kreatif & City Branding.
Dukungan dari pemerintah daerah pun
[10] Megantari, K. (2019). Penerapan Strategi
tidak bisa terelakan karena memang City Branding Kabupaten Ponorogo “Ethnic
Pemerintah Daerah memiliki tanggung jawab Art of Java.” Aristo.
yang tinggi dalam pelestarian seni budaya https://doi.org/10.24269/ars.v7i1.1385
tradisional sekaligus praktik perkembangan [11] PPID, K. B. (2018). Rencana Strategis Dinas
industri pariwisata. Meskipun masih dianggap Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
kurang maksimal karena terkadang disetiap 59. Retrieved from
pergeseran jabatan akan merubah fokus awal https://ppid.bandung.go.id/knowledgebase/re
yang sudah pejabat sebelumnya bangun, yang ncana-strategis-disbudpar-tahun-2013-2018/
berpengaruh kepada jangka waktu yang [12] Putra, H. S. (2015). Pengaruh Event
Marketing Terhadap City Branding Kota
panjang untuk mewujudkan satu tujuan.
Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
[13] Setiawati, S. D., Suryana, A., Sugiana, D.,
References & Priyatna, C. C. (2020). Pendekatan Triple
[1] Andriyawan, D. (2019). Sektor Pariwisata Helix dalam Membentuk City Branding.
Sumbang 33% PAD Kota Bandung. ALTASIA, 2(2), 177–185.
Retrieved June 17, 2020, from [14] SM, T. (2018). Program Barata Hidupkan
www.bandung.bisnis.com website: Seni Budaya, 80 Persen Lingkung Seni di
https://bandung.bisnis.com/read/20191112/5 Kota Bandung Terberdayakan. Retrieved
49/1169479/sektor-pariwisata-sumbang-33- June 30, 2020, from
pad-kota-bandung www.jabar.tribunnews.com website:
[2] Ardianto, E. (2010). Metode Penelitian untuk https://jabar.tribunnews.com/2018/11/27/pro
Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif gram-barata-hidupkan-seni-budaya-80-
(1st ed.). Bandung: Simbiosa Rekatama persen-lingkung-seni-di-kota-bandung-
Media. terberdayakan
[3] Astuti, M. T. (2017). Strategi Komunikasi [15] Sukmaraga, A. A., & Nirwana, A. (2016).
Kota Bandung Dalam Membentuk City City Branding : Sebuah Tinjauan
Branding Sebagai Destinasi Wisata Belanja. Metodologis Dengan Pendekatan Elaboratif,
Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 12, 111– Praktis, dan Ilmiah. Jadecs.
128. [16] Tribun Jabar.id. (2014). Bandung Ranking
[4] Braun, E., Kavaratzis, M., & Zenker, S. ke-21 Tujuan Wisata Terfavorit Dunia.
(2013). My city - my brand: The different Retrieved June 17, 2020, from
roles of residents in place branding. Journal www.jabar.tribunnews.com website:
of Place Management and Development, https://jabar.tribunnews.com/2014/11/26/ban
6(1), 18–28. dung-ranking-ke-21-tujuan-wisata-
https://doi.org/10.1108/17538331311306087 terfavorit-dunia
[5] City Branding Indonesia’s Leading [17] Walikota Bandung. (2013). Peratuan
MarComm Media. (2018). Slogan Walikota Bandung Nomor: 059 Tahun 2013
“Stunning Bandung” untuk Gaet Wisatawan. Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Retrieved June 30, 2020, from ww.mix.co.id Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2012
website: http://mix.co.id/citybranding/the- Tentang Pelestarian Seni Tradisional.
story-of-cities/slogan-stunning-bandung- Www.Disbudpar.Bandung.Go.Id.
untuk-gaet-wisatawan [18] Wisatabdg.com. (2017). Stunning Banung:
[6] DPRD Kota Bandung. (2012). Peraturan Where the Woders of West Java Begin.
Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2012 Retrieved June 30, 2020, from
Tentang Pelestarian Seni Tradisional. www.wisatabdg.com website:
Retrieved June 29, 2020, from https://www.wisatabdg.com/2017/06/stunnin
https://www.disbudpar.bandung.go.id/ g-bandung-where-wonders-of-west.html
website: [20] Yananda, M. R., & Salamah, U. (2014).
https://www.disbudpar.bandung.go.id/asset/ Branding Tempat (membangung kota,
data_regulation/5_2012_PELESTARIAN_S kabupaten dan provinsi berbasis identitas).
ENI_TRADISIONAL.pdf Jakarta: Makna Informasi.
[7] Fatmala, D. (2019). City Branding Kota
Bandung. Retrieved June 10, 2020, from
www.slideplayer.info website:
https://slideplayer.info/slide/14229487/