You are on page 1of 6

Analisis pelaksanaan clinical pathway di RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou
Manado

1
Cicilia Paat, 2Erwin Kristanto, 3Flora P. Kalalo

1
Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Bidang Minat Kajian Administrasi Rumah Sakit
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
3
Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ciciliapaat1@gmail.com

Abstract: Clinical pathway is a significant administration document to achieve the good


clinical governance in the hospital. In Indonesia, this document is one of the very critical
requirements that should be provided by the hospital to fulfil the KARS 2012 policy. As the
center of referral teaching hospital of East Indonesia, Professor Dr. R. D. Kandou General
Hospital has committed to fulfil the international standard of care, inter alia implementation of
the clinical pathways based on the main cause of death, high risk, and high cost. There are
several obstacles concerning this implementation, such as the irresponsibility of the doctors
due to overloaded work, lack of concentration in filling the formation of clinical pathway, and
uncertainity in the usage of clinical pathway. This study was aimed to evaluate the
implementation of the clinical pathway and its limitation in the hospital above. The results
showed that the administrative policy of the clinical pathway had been provided by the top
management leader with the specialization in dengue shock syndrome (DSS), chronic kidney
disease (CKD), eclampsia, benign prostatic hypertrophy (BPH), and myocardial infarction
(MCI) without complication. Conclusion: Clinical pathway was implemented at Prof. Dr. R.
D. Kandou General Hospital according to the Minister Health Regulation No. 012 Year 2012
about Standard Accreditation for Hospital.
Keywords: clinical pathway, hospital

Abstrak: Clinical pathway merupakan bagian penting dari dokumen dan alat dalam
mewujudkan good clinical governance di rumah sakit. Di Indonesia, dokumen ini juga
menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi
KARS 2012. Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou merupakan rumah sakit pendidikan dan
pusat rujukan untuk wilayah Indonesia Timur, berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan
berstandar internasional; salah satu upayanya dengan mengimplementasikan clinical pathway.
Pemilihan clinical pathway ditujukan pada penyakit-penyakit yang merupakan penyebab
utama kematian, berisiko tinggi, dan biaya tinggi. Kendala penggunaan clinical pathway
antara lain kurangnya kepatuhan dokter penanggung jawab pasien terhadap clinical pathway,
kurangnya konsentrasi dalam pengisian pembentukan clinical pathway, serta kesulitan
kepastian penggunaan clinical pathway. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan clinical pathway dan analisis terhadap kendala-kendalanya di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado. Hasil studi menunjukkan bahwa pada tingkat manajerial telah tersedia
kebijakan clinical pathway dan spesialisasinya yaitu dengue shock syndrome (DSS), penyakit
ginjal kronik (PGK), preeklamsia berat, benign prostat hypertrophy (BPH), dan miokard
cardiac infark (MCI) tanpa komplikasi. Simpulan: Clinical pathway telah diterapkan di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou berdasarkan Permenkes Nomor 012 tahun 2012 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit.
Kata kunci: clinical pathway, rumah sakit

62
Paat, Kristanto, Kalalo: Analisis pelaksanaan clinical pathway ... 63

Rumah sakit berkewajiban memberikan menunjukkan setelah dilakukan penerapan


pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, clinical pathway terdapat perbaikan yang
anti diskriminasi, dan efektif dengan nyata terhadap pengetahuan dan kinerja
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dari hampir semua perawat. Para perawat
dengan standar pelayanan rumah sakit. dan dokter memperoleh pengetahuan yang
Tujuan yang paling utama dalam pelayanan baik tentang clinical pathway dan tingkat
kesehatan ialah menghasilkan outcome kepuasan pasien meningkat.
yang menguntungkan pasien, provider, dan Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou
masyarakat. Pencapaian outcome yang merupakan rumah sakit pendidikan dan
diinginkan sangat bergantung dari mutu pusat rujukan untuk wilayah Indonesia
pelayanan kesehatan/rumah sakit.1 Timur dan berkomitmen untuk meningkat-
Salah satu upaya penting yang kan pelayanan berstandar internasional.
dilakukan oleh Kementrian Kesehatan ialah Salah satu upaya untuk meningkatkan
pembuatan standar pelayanan. Saat ini pelayanan dan keseragaman pelayanan
sektor kesehatan melengkapi peraturan yaitu dengan mengimplementasikan
perundang-undangannya dengan disahkan- clinical pathway. Terdapat 5 clinical
nya Undang-Undang No. 29 tahun 2004 pathway yang pertama kali diimplentasikan
tentang Praktik Kedokteran.2 Di tingkat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, yaitu
nasional diperlukan penyusunan Pedoman clinical pathway dengue shock syndrome
Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) (DSS), penyakit ginjal kronik (PGK),
yang berisi pernyataan yang sistematis, preeklamsia berat, benign prostat
mutakhir, dan evidence based untuk hypertrophy (BPH), dan miokard infark
membantu dokter/pemberi jasa layanan lain akut (MCI) tanpa komplikasi. Pemilihan
dalam menangani pasien dengan kondisi clinical pathway ini dikarenakan penyakit-
tertentu. Karena sifatnya yang canggih dan penyakit tersebut merupakan penyebab
mutakhir, maka PNPK harus diterjemahkan utama kematian, berisiko tinggi, dan biaya
menjadi Panduan Praktik Klinis (PPK) oleh tinggi.6
masing-masing fasilitas pelayanan Berdasarkan latar belakang di atas,
kesehatan (fasyankes) sesuai dengan penulis ingin mengkaji lebih lanjut
keadaan setempat. PPK dapat disertai mengenai implementasi clinical pathway di
perangkat pelaksanaan langkah demi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dengan
langkah termasuk clinical pathway.3 tujuan menganalisis penyusunan,
Clinical pathway merupakan bagian pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi
penting dokumen dan alat dalam mewujud- clinical pathway di RSUP Prof. Dr. R. D.
kan good clinical governance di rumah Kandou.
sakit. Di Indonesia, dokumen ini juga
menjadi salah satu syarat yang harus METODE PENELITIAN
dipenuhi dalam Standar Akreditasi Rumah Penelitian ini dilakukan dengan
Sakit versi KARS 2012.4 Menjadi menggunakan metode kualitatif yang
pertanyaan besar dalam penyelenggaraan bertujuan untuk mendapatkan informasi
pelayanan kesehatan di rumah-rumah sakit yang lebih mendalam melalui analisis
di Indonesia ialah bagaimana agar clinical pelaksanaan clinical pathway di RSUP
pathway dapat berperan secara optimal Prof. Dr. R. D. Kandou. Penelitian ini
dalam kendali mutu dan kendali biaya di dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
rumah sakit serta bukan hanya sekedar pada bulan Oktober sampai dengan
dokumen kertas yang menjadi prasyarat Desember 2016. Pengumpulan data
akreditasi. dilakukan dengan cara wawancara
Tantawi et al.5 meneliti tentang clinical mendalam terhadap 7 informan yang terdiri
pathway versus traditionl care plan for dari: dokter, manajemen pelayanan medik
caring post operative children undergoing rawat inap, Komite Peningkatan Mutu dan
cardiothoracic surgery. Hasil penelitiannya Keselamatan Pasien, dan perawat.
64 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 1, Maret 2017, hlm 62-67

Pemilihan sampel pada penelitian ini yang harus dicakup sebagaimana definisi
berdasarkan prinsip kesesuaian dari clinical pathway. Tim penyusun
(appropriateness) dan kecukupan clinical pathway di RSUP Prof. Dr. R. D.
(adequency). Validasi hasil penelitian Kandou ialah dari masing-masing
dengan cara triangulasi sumber dan kelompok staf medis (KSM) yang
triangulasi teknik. disesuaikan dengan Pedoman Praktik
Klinis (PPK) yang ada. Prioritas pemilihan
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN clinical pathway yang digunakan ialah high
Kebijakan manajemen risk, high volume, high cost, dan problem
Kebijakan dari Departemen Kesehatan prone.9 Hal ini sejalan dengan hasil
bahwa pola pembiayaan kesehatan di penelitian yang dilakukan oleh Romeyke
rumah sakit menggunakan sistem INA- dan Stummer10 bahwa penyusunan clinical
DRG melalui surat edaran Menteri pathway bagi penyedia layanan terdapat
Kesehatan Nomor 568/Menkes/VII/2008. pada tingkat proses inti (dokter spesialis,
Agar hal ini dapat berjalan dengan baik, perawat, terapis dan staf keperawatan).
rumah sakit harus melaksanakan pelayanan
sesuai dengan clinical pathway. Salah satu Sosialisasi clinical pathway oleh
elemen yang terkait ialah rumah sakit harus manajemen rumah sakit
membuat perencanaan perawatan pasien Berdasarkan hasil wawancara
sebelum pasien dirawat yang merupakan mendalam dengan beberapa informan
integrasi dari berbagai standar medik, didapatkan bahwa pihak RSUP Prof Dr. R.
keperawatan, farmasi, dan penunjang D. Kandou telah melakukan upaya edukasi
(clinical pathway). Penerapan clinical (pendidikan dan pelatihan) kepada staf
pathway ini sangat memerlukan dukungan dalam rangka penerapan clinical pathway
rumah sakit dalam bentuk kebijakan. Tanpa ini. Sosialisasi clinical pathway pada
adanya dukungan kebijakan dari umumnya dilaksanakan di saat menjelang
manajemen maka clinical pathway tidak proses akreditasi rumah sakit karena
akan bisa terlaksana karena kebijakan di clinical pathway merupakan salah satu
sebuah rumah sakit merupakan dasar unsur dalam peningkatan mutu dan
hukum untuk pelaksanaan suatu program.7 keselamatan pasien yang juga merupakan
Dari hasil wawancara mendalam dan kriteria penilaian akreditasi rumah sakit.
observasi dokumen di RSUP Prof Dr. R. D Bentuk sosialisasi clinical pathway dilaku-
Kandou dapat disimpulkan bahwa pihak kan secara gabungan antara semua pihak
manajemen sangat mendukung pelaksanaan yang terlibat seperti dokter penanggung
clinical pathway. Hal ini tampak dari telah jawab pelaksana (DPJP), dokter ruangan,
adanya Surat Keputusan Direktur dan dan perawat yang biasanya dilakukan
dalam pelaksanaannya sudah didukung dalam waktu relatif lama.
dengan kebijakan operasional berupa Sejak dimulainya akreditasi rumah
prosedur tetap implementasi clinical sakit, RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou tahun
pathway. 2015 telah memulai membuat konsep
clinical pathway. Dalam perkembangan
Penyusunan clinical pathway selanjutnya telah dilakukan edukasi dalam
Berdasarkan hasil penelitian di RSUP bentuk pelatihan di rumah sakit dengan
Prof Dr. R. D. Kandou, diketahui bahwa mengadakan workshop maupun dengan
dalam penyusunan format clinical pathway mengirim petugas mengikuti pelatihan dan
telah sesuai dengan komponen yang harus seminar clinical pathway yang diadakan
tercakup sebagaimana definisi clinical Kementrian Kesehatan. Dalam penerapan
pathway. Hal ini sejalan dengan temuan edukasi pada tingkat operasional telah
penelitian yang dilakukan oleh Firmanda8 dilakukan di bagian SMF masing-masing
bahwa dalam menyusun format clinical dengan mengupdate perkembangan clinical
pathway dengan memperhatikan komponen pathway ini. Bagian keperawatan sudah
Paat, Kristanto, Kalalo: Analisis pelaksanaan clinical pathway ... 65

mulai menghitung berapa sumber daya pasien lain untuk masuk ke rumah sakit.
bahan habis pakai yang digunakan pasien Turn over yang cepat dengan length of stay
dalam penerapan clinical pathway ini. Jadi yang relatif rendah akan dengan sendirinya
pihak manjemen dan staf telah menyadari membuka akses luas bagi penerima
pentingnya edukasi bagi staf untuk clinical manfaat layanan kesehatan lainnya. Seperti
pathway ini. Hal ini sesuai dengan teori disebutkan oleh Zhang,13 Milne et al,14 dan
yang menyatakan bahwa edukasi dan Frei et al.15 bahwa penggunaan clinical
komunikasi yang intensif dibutuhkan untuk pathway dapat meningkatkan efisiensi dan
menjamin clinical pathway dapat berjalan kualitas, mengontrol biaya pelayanan
dengan baik.11 kesehatan, serta mengurangi komplikasi
dan lama rawat inap. Selanjutnya hasil
Penggalangan komitmen dan kepatuhan penelitian dari Huang et al.16 menunjukkan
Berdasarkan hasil wawancara manfaat penerapan clinical pathway yaitu
mendalam dengan informan didapatkan dapat mengurangi rerata lama rawat inap,
bahwa di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou mengurangi pengeluaran rawat inap,
telah dilakukan penggalangan komitmen meningkatkan kepuasan pasien, dan
manajemen dan staf untuk penerapan meningkatkan kualitas pelayanan dalam
clinical pathway dengan cara pertemuan manajemen stroke. Temuan penelitian yang
berkala oleh pihak manajemen meskipun pernah dilakukan Romeyke and Stummer10
dalam kenyataannya pertemuan tersebut menunjukkan bahwa dengan cara indikasi
awalnya hanya dilakukan menjelang dan perencanaan pengembangan prosedur
akreditasi rumah sakit. Penelitian terkait, clinical pathway membantu dokter,
Nurfaida12 tentang penerapan clinical perawat, dan terapis sebagai alat untuk
pathway melalui studi kasus di Instalasi sosialisasi dan evaluasi proses pengobatan.
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Dr.
Saiful Anwar Malang Jawa Timur Hambatan penerapan clinical pathway
menyimpulkan bahwa belum adanya Pelaksanaan clinical pathway di RSUP
komitmen dokter, kepemimpinan klinis, Kandou secara umum tidak menghadapi
dan dukungan manajemen klinis hambatan-hambatan; berarti, baik secara
merupakan hal yang menghambat personal (dokter) maupun dukungan dari
penerapan clinical pathway. Komitmen segi manajemen dan sistem yang berlaku di
adalah upaya penyatuan persepsi dan RSUP Prof Dr R.D. Kandou. Pada
kesepakatan, serta tekad bersama untuk kenyataan dalam pelaksanaan clinical
mencapai sebuah tujuan.7 Pembentukan pathway terkait dengan pengisian
komitmen organisasi sangat diperlukan kelengkapan di rekam medik. Sebagai
dalam penerapan clinical pathway di rumah contoh, pengisian lembar lain di catatan
sakit.11 perkembangan pasien terintegrasi kadang
kala tidak ada atau tidak sesuai dengan
Penerapan clinical pathway clinical pathway yang ada padahal hal
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terkait kepatuhan pengisian berkas
mendalam dengan informan diketahui di rekam medik. Namun, laporan
bahwa clinical pathway telah diterapkan di rekapitulasi rekam medik cenderung
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou. Salah satu menunjukkan hasil audit yang lengkap
manfaat penting penyelenggaraan clinical sudah dengan data clinical pathway. Hal ini
pathway ialah mutu pelayanan kesehatan terjadi ketika dalam proses pemeriksaan
menjadi lebih baik, adanya kepastian pelaksanaan clinical pathway, petugas
rencana untuk tata laksana pasien, rekam medik yang bertanggung-jawab
mengurangi length of stay pasien, dan memanggil dokter yang bersangkutan
mengontrol biaya. Secara umum hal itu untuk melengkapi clinical pathway di
berarti mengurangi beban biaya rumah rekam medik. Kendala penerapan clinical
sakit maupun membuka peluang bagi pathway menurut hasil penelitian dari
66 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 1, Maret 2017, hlm 62-67

Zannini et al.17 ialah clinical pathway untuk transparansi dalam penyediaan


meningkatkan beban kerja birokrasi dan layanan.
masalah dapat timbul dalam hubungan
antara dokter dan otoritas kesehatan daerah. SIMPULAN
Aspek manajerial harus dipertimbangkan Dari hasil penelitian dan bahasan dapat
dengan hati-hati dalam rangka memper- disimpulkan bahwa:
kenalkan clinical pathway di praktek umum 1. Penyusunan clinical pathway secara
dan kelangsungannya harus dijamin untuk teknis ialah dari masing-masing
meningkatkan kepatuhan dan komitmen kelompok staf medis (KSM) yang
dokter. disesuaikan dengan Pedoman Praktik
Klinis (PPK) yang ada dan dikoordinasi
Evaluasi/pengawasan clinical pathway oleh komite medik. Prioritas pemilihan
Pengawasan clinical pathway di RSUP clinical pathway berdasarkan jumlah
Prof Dr R. D. Kandou dilakukan oleh kasus yang banyak (high volume),
Komite Peningkatan Mutu dan mempunyai risiko tinggi (high risk)
Keselamatan Pasien (PMKP) yang dalam serta cenderung memerlukan biaya
proses akreditasi dianggap bertanggung tinggi/banyak sumber daya (high cost).
jawab terhadap pelaksanaan dan 2. Clinical pathway telah diterapkan di
pengawasan clinical pathway di rumah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
sakit. Hal ini sejalan dengan penelitian sejak tahun 2015 sebagaimana standar
yang dilakukan oleh Chew et al.18 bahwa akreditasi rumah sakit berdasarkan
clinical pathway terpadu mendasari proses Permenkes Nomor 12 tahun 2012
rehabilitasi secara keseluruhan dan tentang akreditasi rumah sakit. Clinical
digunakan sebagai rencana perawatan pathway di RSUP Prof. Dr. R.D.
interdisipliner untuk seluruh tim Kandou terdiri dari 5 jenis yaitu clinical
rehabilitasi; jadi, pelaksanaan clinical pathway Dengue Shock Syndrome
pathway merupakan tanggung jawab (DSS) pada bagian anak, Penyakit
bersama seluruh tim rehabilitasi. Dalam Dalam dengan Penyakit Ginjal Kronik
beberapa kajian mengenai pelaksanaan (PGK), Obstetri Ginekologi dengan
evaluasi dari clinical pathway memang Preeklampsia Berat, Bedah dengan
tidak terlalu banyak pembahasan yang penyakit Benign Prostat Hipertrophy
menyangkut tanggung-jawab komite (BPH) dan Kardiologi dengan Miokard
medik. Tidak berfungsinya komite medik Infark Akut (MCI) tanpa komplikasi.
dalam melaksanakan tugasnya dibidang ini 3. Pengawasan pelaksanaan clinical
bisa disebabkan keterbatasan tenaga pathway dilakukan oleh penanggung
maupun sistem yang belum dibangun. jawab/manajemen rumah sakit dan
Di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Komite PMKP (Peningkatan Mutu dan
evaluasi dan pengawasan dalam Keselamatan Pasien). Pengawasan
pelaksanaan clinical pathway dilakukan dilakukan secara berkala dan
secara berkala dan berkelanjutan. Setiap berkelanjutan setiap 3 bulan.
awal tahun dilakukan evaluasi pelaksanaan
clinical pathway dalam rapat-rapat yang SARAN
melibatkan kelompok staf medis (KSM), 1. Untuk RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou:
komite PMKP serta staf rumah sakit yang Clinical pathway yang telah dibuat
berkaitan. Hasil penelitian dari Romeyke sebagaimana Peraturan Pemerintah dan
dan Stummer19 menyatakan bahwa untuk standar Akreditasi Rumah Sakit
manajemen bisnis dari rumah sakit, clinical hendaknya diteruskan dan dievaluasi
pathway menyajikan instrumen manajemen untuk diperbaiki sehingga terdapat
strategis yang juga berfungsi sebagai pengendalian mutu dan biaya. Selain
instrumen untuk terus-menerus itu, perlu dioptimalkan peran tim mutu
pengendalian biaya dan dapat berkontribusi Komite Medik dalam mendukung
Paat, Kristanto, Kalalo: Analisis pelaksanaan clinical pathway ... 67

pelaksanaan clinical pathway. 11. Cheah J. Development and implementation


2. Untuk Institusi Pendidikan: diharapkan of a clinical pathway programme in
dapat melakukan penelitian lanjutan an acute general hospital in
tentang analisis dampak penggunaan Singapore. Int J Qual Health Care.
clinical pathway terhadap biaya 2000;12(4):403-12.
12. Nurfaida S. Peranan budaya organisasi
perawatan apakah sesuai dengan tarif dalam kesiapan penerapan clinical
INA-CBGs. pathway. Malang, 2009. Available
from: htttp: //Jurnal Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Kesehatan. 2010.
1. Hatta GR. Pedoman Manajemen Informasi 13. Zhang M. The application and practice of
Kesehatan di Sarana Pelayanan the electronic clinical pathway. J
Kesehatan. Jakarta: UI-Press, 2010. Transl Med. 2012;10(2):A57.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor DOI: 10.1186/1479-5876-10-S2-A57.
29 tentang Praktik Kedokteran. 14. Milne T, Rogers J, Kinnear E, Martin H,
Jakarta, 2004. Lazzarini P, Quinton T, et al.
3. Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Developing an evidence based
Kedokteran. Jakarta: Konsorsium clinical pathway for the assesment,
Upaya Kesehatan Direktorat Jendral diagnosis and management of acute
Bina Upaya Kesehatan Kementrian Charcot neuro-arthropathy. J Foot
Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Ankle Res. 2013;6(1):10. DOI:
4. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: 10.1186/1757-1146-6-S1-P10.
Kementrian Kesehatan Republik 15. Frei CR, Bell AM, Traugott KA, Jaso
Indonesia, 2012. TC, Daniels KR, Mortensen EM, et
5. Tantawi HR, Lotfy I, Abdallh A, Sadek al. A clinical pathway for community-
BN. Clinical pathway versus acquired pneumonia: an observational
traditional care plan for caring post cohort study. BMC Infect Dis.
operative children undergoing cardio 2011;11:88. DOI: 10.1186/1471-2334-
thoracic surgery. Life Sci J. 11-188.
2015;12(7):41-62. 16. Huang D, Song X, Tian J, Cui Q, Yang
6. Buku Saku Panduan Akreditasi Revisi B. K. Effects of clinical pathways in
Manado: RSUP Prof. Dr. R. D. stroke management: a meta-analysis.
Kandou, 2016. Neurol Asia. 2015;20(4):335-42.
7. Devitra A. Analisis implementasi clinical 17. Zannini L, Cattaneo C, Peduzzi P,
pathway kasus stroke berdasarkan Lopiccoli S, Auxilia F.
INA-CBGs di Rumah Sakit Stroke Experimenting clinical pathway in
Nasional Bukit Tinggi. Padang: general practice: a focus group
Universitas Andalas; 2011. investigation with Italian general
8. Firmanda D. Clinical pathways kesehatan practitioners. J Public Health Res.
anak. Sari Pediatri. 2006;8(3):195- 2012;1(30):192-8.
208. 18. Chew DD, Brook KS, Silvagni H.
9. Wijayanti FER, Lamsudin R, Wajdi F. Evaluation of a generic integrated
Analisis clinical pathway dengan care pathway for rehabilitation. Aus J
BPJS antara RS negeri dan RS Adv Nurs. 2007;25(2):62-9.
swasta. Surakarta: Universitas 19. Romeyke T, Stummer H. High quality at
Muhammadiyah Surakarta; 2016. low cost - How can a clinical pathway
10. Romeyke T, Stummer H. Clinical contribute towards reconciling this
pathway as instruments for risk and apparent contradiction? IOSRPHR.
cost management in hospitals. GJHS. 2012;2(6):10-20.
2012;4(2). DOI: 10.5539/gjhs.
v4n2p50.

You might also like