Professional Documents
Culture Documents
6 (1), page 1 - 11
Abstract
The regional tectonic conditions of the KSK Contract of Work are located in the mid-Tertiary magmatic
arc (Carlile and Mitchell, 1994) which host a number of epithermal gold deposits (eg, Kelian, Indon,
Muro) and significant prospects such as Muyup, Masupa Ria, Gunung Mas and Mirah. Copper-gold
mineralization in the KSK Contract of Work is associated with a number of intrusions that have
occupied the shallow-scale crust at the Mesozoic metamorphic intercellular junction to the south and
continuously into the Lower Tertiary sediment toward the water. This intrusion is interpreted to be part
of the Oligocene arc of Central Kalimantan (in Carlile and Mitchell 1994) Volcanic rocks and
associated volcanoes are older than intrusions, possibly aged Cretaceous and exposed together with
all three contacts (Carlile and Mitchell, 1994) some researchers contribute details about the geological
and mineralogical background, and some papers for that are published for the Beruang Kanan region
and beyond but no one can confirm the genesis type of the Beruang Kanan region The mineralization
of the Beruang Kanan area is generally composed by high yields of epithermal sulphide mineralization.
with Cu-Au mineralization This high epithermal sulphide deposition coats the upper part of the Cu-Au
porphyry precipitate associated with mineralization processes that are generally controlled by the
structure.
Keywords: Mineralization, intrusion, rocks, geology, rocks.
Gambar 1. Distribusi dan penyebaran mineralisasi Kapur Akhir sampai Pliosen busur magmatik di
Indonesia. Indikasi arah kemiringan dari kerak subduksi (Carlile and Mitchell, 1994)
HP : 082189467969
* Korespodensi Penulis: ( (Retno Anjarwati) Jurusan Di Indonesia busur deposit logam Cu-Au
Teknik Geologi Universitas Mulawarman terdapat pada berbagai katagori tipe deposit
E-mail: retno_anjarwati@yahoo.com pembentukan emas yaitu tipe porphyry copper
1
Promine Journal, June 2018, Vol. 6 (1), page 1 - 11
gold, high sulphidation epithermal, low sesar yang berarah timur laut (van Leeuwen et
sulphidation epithermal, gold-silver-barite-base al., 1990) dan berupa busur paralel, atau akresi.
metal, skarn, dan sediment hosted mineralization Trend busur sesar normal, atau sesar geser
(Charlie dan Mitchell,1994). memotong struktur yang berarah Timur Laut.
Kondisi tektonik regional Kontrak Karya KSK Intrusi mid Tersier umumnya telah menempati di
terletak dalam busur magmatik berumur mid- dalam setting dilational di persimpangan fitur
Tersier (Carlile dan Mitchell, 1994) yang struktur utama. Prospek deposit mineral Cu di
merupakan host sejumlah deposit emas Kalimantan terletak dalam setting struktur geologi
epithermal (misalnya, Kelian, Indon, Muro) dan yang sama (Corbett dan Leach, 1998). Intrusi
prospek signifikan seperti Muyup, Masupa Ria, tingkat dangkal yang jelas sebagai anomali besar
Gunung Mas dan Mirah (Gambar 2). Mineralisasi pada data survei magnetik aero.
tembaga-emas dalam Kontrak Karya KSK Kenampakan morfologi melingkar besar,
dikaitkan dengan sejumlah intrusi yang telah jelas terlihat pada satelit, landsat, radar, dan
menempati pada kerak tingkat dangkal di gambar foto udara, umumnya bertepatan dengan
persimpangan antara batuan metamorf intrusi mid Tersier dan terkait dengan anomali
Mesozoikum ke selatan dan menerus ke sedimen magnetik tinggi. Struktur melingkar ditafsirkan
Tersier Bawah ke arah utara. Intrusi ini menjadi bentuk runtuhnya vulkanik dan menjadi
ditafsirkan menjadi bagian dari Oligosen busur host banyak prospek porfiri tembaga-emas dalam
Kalimantan Tengah (dalam Carlile dan Mitchell Kontrak Karya KSK. Sampai saat ini, lebih dari
(1994). Batuan vulkanik dan gunung api yang 38 porfiri dan tembaga porfiri-terkait dan / atau
terkait berumur lebih tua dari intrusi, prospek emas telah ditetapkan dalam Kontrak
kemungkinan berusia Kapur dan terekspos Karya KSK, dan hanya beberapa yang
bersama kontak ketiganya (Carlile dan Mitchell, dinyatakan berpotensi, yaitu prospek Baroi,
1994). Struktur di wilayah ini didominasi oleh Mansur dan Beruang.
110 115°
°
5°
0°
Daerah Penelitian
Gambar 1. Lokasi dari zona mineralisasi di wilayah busur Magmatik Kalimantan Tengah (KSK, 2004)
penelitian ini untuk dapat mengetahui tipe dan terpencil, dimana tidak ada desa-desa yang
karakterisasi dari fluida hidrotermal dan juga permanen ada. Lokasi terisolasi dan akses ke
mengetahui tipe genetik dan model genetik yang dan di sekitar prospek sulit dan menerapkan
terdapat di wilayah Beruang Kanan pembatasan tertentu pada operasi lapangan.
Penerbangan udara harian menghubungkan
Lokasi dan Aksesibilitas Jakarta dengan Palangkaraya, ibukota
Kalimantan Tengah dengan waktu tempuh 2 jam
Beruang Kanan terletak di dalam PT 45 menit, kemudian menuju ke prospek Beruang
Kalimantan Surya Kencana wilayah Kontrak Kanan adalah memakan waktu sekitar delapan
Karya (KK KSK) di Kalimantan Tengah, di
jam perjalanan dengan kendaraan (approx. 350
selatan khatulistiwa (Gambar 3).
km), atau 50 menit dengan helikopter dari
Ini adalah sekitar 190 kilometer utara dan Palangkaraya. Jalan logging memberikan akses
sedikit barat dari Palangkaraya, ibukota ke daerah yang sebelumnya terpencil ini. Akses
Kalimantan Tengah. Proyek BKM (berpusat di ke proyek ini melalui jalan setapak (kaki) dari
Long. 113 25 00 E, Lat. 00 37 00 S) adalah di kamp lapangan, yang terletak di sisi timur di
pegunungan hutan dataran di hulu selatan dasar punggungan utama.
mengalir Kahayan dan Samba sungai di daerah
Oligosen. Ketiadaan dari tuf riolit yang memiliki pembukaan laut Celebes (Moss, et.al.,1988).
sifat sama dengan mineralisasi barangkali hal itu (Gambar 4)
disebabkan oleh event pemekaran atau
dievaluasi model genetik dan asal mineralisasi analisis geokimia, kimia mineral, mineralogi dan
endapan tembaga. inklusi fluida.
Pemilihan dan Pengambilan Sampel Inti
Studi Pustaka
Pemboran
Studi pustaka dimulai dari studi meja berupa
Sebanyak seratus (100) sampel inti
tinjauan literatur dan dari data sekunder. Studi
pemboran diambil dari sembilan lubang bor
meja mempelajari kumpulan semua informasi
untuk di preparasi dan di analisis untuk studi
penelitian terkait dan studi eksplorasi tentang
petrografi, kimia batuan, kimia mineral dan inklusi
semua data wilayah dan penelitian sebelumnya.
fluida. Pengambilan perwakilan sampel inti
Review literatur termasuk belajar tentang geologi
pemboran ini dari tiap jenis satuan batuan ,
regional dan tatanan tektonik, stratigrafi, struktur
batuan alterasi dan dengan kedalaman yang
geologi dan pola distribusi patahan, mineralisasi
masing-masing berbeda.
deposit porfiri tembaga dan mineralisasi terkait
termasuk pula mempelajari peta geologi skala
Analisis Laboratorium
regional dan potensi cadangan.
Studi tentang karakteristik umum dan ciri khas Sampel akan dianalisis untuk mengetahui
dari deposit tembaga, genesa dan terjadinya studi mineralogi, studi geokimia dan studi kimia
perubahan alterasi, mineralisasi, karakteristik mineral dengan menggunakan mikroskop, X-ray
geologi, dan tahap pembentukan beberapa Diffraction (XRD) di lab Pusat Teknik Geologi
deposit epitermal juga dipelajari untuk Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik
mendukung penelitian ini. Data sekunder Universitas Gadjah Mada, X-Ray Fluorecence
terutama data untuk studi wilayah juga digunakan (XRF) dan Scanning Electron Microscopy
dalam penelitian ini seperti peta geologi (1: coupled with Energy Dispersive X-ray (SEM-
50.000) dan beberapa makalah penelitian dari EDX) di Nannotechnology Research Laboratory,
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan buku, Institut Teknologi Bandung (ITB), Inductively
makalah, tesis, jurnal, laporan dll persiapan Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) di
lapangan juga penting dan melibatkan ALS Canada, dan studi inklusi fluida di PT.Aneka
pengumpulan instrumen yang diperlukan, alat, Tambang unit Geomin, Pulogadung, Jakarta.
bahan dan lain-lain, sebelum berangkat ke Preparasi dan analisis petrografi untuk sayatan
lapangan. tipis dan sayatan poles dilakukan di Laboratorium
Geologi Ekonomi di Departemen Teknik Geologi,
Pekerjaan Lapangan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada,
Indonesia.
Pengamatan Kondisi Geologi
Kunjungan lapangan pertama akan dilakukan 3. Hasil dan Pembahasan
di daerah prospek Beruang Kanan. Prioritas
penyelidikan lapangan mengumpulkan data Fisiografi Daerah Penelitian
geologi yang menjelajahi hubungan genetik dari
batuan induk (host rock), mineralisasi bijih, Lokasi penelitian terletak di daerah Beruang
alterasi dan contoh sampel dari mengidentifikasi Kanan, Kecamatan Tumbang Miri, Kabupaten
jenis batuan dan unit litologi yang ada di daerah Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.
penelitian. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa lokasi
penelitian ini merupakan bagian dari Satuan
Pengamatan Alterasi/Mineralisasi Geomorfologi Perbukitan Bergelombang di
Pekerjaan lapangan yang penting lainnya di bagian tengah Pulau Kalimantan. Pegunungan
daerah penelitian adalah melakukan pemetaan Scwahner ini membentang di bagian tengah
data permukaan untuk mendapatkan data kekar, (KSK, 2004). Daerah penelitian memiliki
urat, zona mineralisasi dan juga pemetaan dan ketinggian berkisar dari ± 50 m hingga ± 400 m.
pengambilan sample batuan yang teralterasi Geomorfologi daerah penelitian berdasarkan
pada zona-zona alterasi. pengamatan di lapangan dan analisis foto udara
maka termasuk bentukan asal volkanik (sub
Pengambilan Sampel Permukaan satuan geomorfologi bukit vulkanik terdenudasi).
Pengambilan sampel (sampling) meliputi Pola pengaliran yang berkembang di daerah
sistematis pengumpulan sampel perwakilan dari telitianberdasarkan pengamatan termasuk pola
unit tiap jenis batuan termasuk hostrock dan subdendritik yang pola menyerupai bentuk
batuan dasar dari alterasi dan pada zona pohon yang dikontrol oleh erosi dan terdenudasi.
mineralisasi, baik dari permukaan dan bawah Sungai Beruang Tengah mempunyai bentuk
permukaan; hal ini bertujuan untuk digunakan lembah seperti huruf U yang mencirikan sungai
dalam berbagai analisis laboratorium untuk tersebut berstadia muda. Sungai tersebut
berbagai penelitian seperti studi petrografi, bermuara di Sungai Kahayan yang merupakan
sungai terbesar di Kalimantan Tengah KSK, batuan abu kecoklatanan, Tekstur batuan kemas
2004). terbuka sortasi sedang-buruk, ukuran fragmen
Secara umum morfologi daerah penelitian 0,2-5mm, ukuran matriks 0,5-1mm, Struktur Masif
secara garis besar dapat dibagi atas dua Komposisi Mineral asal:
satuan morfologi yaitu satuan morfologi Kuarsa: Warna colorless, ukuran <0,1 mm,
bergelombang dan satuan morfologi perbukitan kilap kaca, belahan tidak ada, ketembusan
yang menonjol. Satuan morfologi perbukitan cahaya translusen, kelimpahan 1%
bergelombang diwakili oleh batuan sedimen Mineral lempung Warna kuning kemerahan,
dengan ketinggian antara 300 m sampai 500 m ukuran <0,1 mm, kilap tanah, bentuk tidak
di atas muka air laut. Sedangkan satuan teramati, belahan tidak teramati, ketembusan
perbukitan yang menonjol diwakili oleh intrusi cahaya opaq, kelimpahan 7%
dari batuan beku dengan ketinggian antara 700 Plagioklas: Warna abu-abu, ukuran <1 mm,
m sampai 1500 m di atas muka air laut. kilap kaca, belahan 2 arah, ketembusan
cahaya translusen, kelimpahan 80%
Litologi Feldspar: Warna hitam, ukuran 0,5-3 mm,
Satuan Batu Pasir kilap kaca, belahan 2 arah, ketembusan
cahaya translusen, kelimpahan 10%
Satuan batuan Batupasir ditemukan yakni
menempati wilayah Timur dari daerah penelitian
di Beruang Kanan. Warna batuan Batuan Warna
Gambar 6. Foto petrogarafis satuan batupasir pada sampel RA 156. (kanan Nikol Sejajar, Kiri Nikol
Silang)
subhedral-anhedral, ukuran mineral 0,3 - 0,5 mm. Lumpur pada pengamatan PP dan XPL
Pada pengamatan XPL memiliki warna berwarna coklat, dengan relief rendah, tidak
inteferensi hijau orde I, dengan jenis gelap tidak memiliki pleokrisme, hubungan anytar mineral
teramati,bentuk granular-tabular, kelimpahan subhedral, kelimpahan 15%
10%.
Lumpur
Gambar 7. Foto petrografis satuan dasit tuf pada sampel RA 152 (Kanan nikol sejajar dan kiri nikol
silang)
Gambar 8. Foto petrografis Litodem diorite pada sampel RA 57. (Kanan nikol sejajar dan kiri nikol
silang)
Satuan Endapan Pasir Silika mendatar yang berarah Timur laut yang
panjangnya ± 400 km memanjang dari
Satuan endapan pasir Silika ini menmpati
Kalimantan Tengah ke Kalimantan Timur.
punggungan bukit di bagian tengah dengan arah
Struktur di wilayah ini didominasi oleh sesar
pelamparan ke timur pada bukit Beruang Kanan.
yang berarah timur laut (van Leeuwen et al.,
Satuan ini merupakan satuan paling muda dan
1990) dan berupa busur paralel, atau akresi.
diendapkan secara tidak selaras di atas satuan
Trend busur sesar normal, atau sesar geser
lain. Satuan ini belum mengalami proses
memotong struktur yang berarah Timur Laut.
diagenesa.
Intrusi mid Tersier umumnya telah menempati di
dalam setting dilational di persimpangan fitur
Struktur Geologi Daerah Penelitian
struktur utama.
Dari hasil laporan geologi lapangan KSK dan
intepretasi foto udara dijumpai dua jenis struktur Prospek Deposit Mineral Cu
geologi yang berkembang yaitu struktur sesar
Prospek deposit mineral Cu di Kalimantan
dan struktur kekar. Struktur kekar yang
terletak dalam setting struktur geologi yang sama
berkembang pada daerah telitian umumnya
(Corbett dan Leach, 1998). Intrusi tingkat dangkal
kekar gerus, kekar tarik dan kekar kekar yang
yang jelas sebagai anomali besar pada data
berhubungan dengan pembemtukan lava. Arah
survei magnetik aero. Berdasarkan hasil analisa
umum urat urat kuarsa adalah N 312° E/43°.
oleh peneliti rinci terdahulu (KSK, 2004) dengan
Data sesar di lapangan dicirikan adanya
skala 1 : 25.000 dan data-data struktur geologi
morfologi yang berbeda dan kelurusan sungai
yang dijumpai di lapangan, maka struktur geologi
dari intepretasi foto udara.
yang berkembang di daerah penelitian berupa
Struktur geologi daerah penelitian juga
struktur kekar dan sesar. Berikut adalah
mengikuti pola yang sama dengan struktur
penjelasan mengenai keduanya.
geologi regional yaitu timur laut (NE), dan barat
Gaya yang membentuk sesar-sesar pada
daya (NW). Kontrol struktur geologi sangat
daerah ini berarah tenggara – barat laut. Sesar
berpengaruh pada kehadiran mineral bijih pada
mendatar kanan yang berarah relative timur timur
daerah penelitian. Kedua trend utama struktur
laut – barat barat daya merupakan sesar utama
geologi ini memiliki pengaruh yang besar
pada daerah ini. Zona sesar ini menghasilkaan
terhadap kehadiran mineralisasi. Berdasarkan
sesar mendatar kanan yang berarah timur
data geologi di sekitar daerah penelitian
tenggara – barat barat laut yang merupakan R
menunjukan bahwa arah umum kehadiran sistem
shear dari zona sesar yang sebelumnya.
mineralisasi memiliki pola sejajar dengan pola
Sementara pada bagian utara, terdapat sesar
struktur geologi tersebut (Van Leeuven et.all.,
mendatar kanan berarah timur laut – barat daya
1990 dalam KSK, 2004) .
yang merupakan P shear dari zona sesar utama.
Secara regional dikontrol oleh sesar
1 sesar mendatar kiri pada barat laut peta yang
mendatar yang berarah Timurlaut dan setempat
merupakan antitetik dari pada sesar mendatar
dikontrol oleh rekahan tensional yang berarah
kanan yang utama yang memotong sesar
Barat laut yang berhubungan dengan sesar
mendatar kanan. Gaya yang bekerja berkembang terlihat pada peta geologi Lembar
kemungkinan berasal dari subduksi dari laut cina Tewah dengan arah umum timurlaut (NE) – utara
selatan yang berada pada bagian barat laut barat daya (NNW) serta baratlaut (NW) –
daerah penelitian. (Riedel, 1929 dalam Goerge, tenggara (SE). Kedua trend utama struktur
2000) geologi ini memiliki pengaruh yang besar
Struktur geologi daerah penelitian juga terhadap kehadiran mineralisasi. Berdasarkan
mengikuti pola yang sama dengan struktur data geologi di sekitar daerah penelitian
geologi regional yaitu timur laut (NE) dan barat menunjukan bahwa arah umum kehadiran sistem
daya (SW). Kontrol struktur geologi sangat mineralisasi memiliki pola sejajar dengan pola
berpengaruh pada kehadiran mineral bijih pada struktur geologi tersebut (KSK, 2004).
daerah penelitian. Trend struktur geologi yang
George H. Davis, Alexander P. Bump, Pilar E. Model and animations. Journal of Asian Earth
GarcõÂa, Stephen G. Ahlgren 2000, Sciences, 20, p.353–431.
Conjugate Riedel deformation band shear Hall, R., 2009, Indonesia Geology, Royal
zones, The Department of Geosciences, The Holloway University of London. pp. 54- 460.
University of Arizona, Tucson, Arizona USA , Hall, R., 2014, The origin of Sundaland,
Journal of Structural Geology 22 , p 169-191. Proceeding of Sundaland resources 2014, p.1-
Groves, D.I., Goldfarb, R.J., M. Gebre- 25
Mariam, M., Hagemann,S.G. and Robert, F. Hamilton, W.H., 1979, Tectonics of the
1998, Orogenic gold deposits: a proposed Indonesian region. U.S. Geological Survey
classification in the context of their crustal Professional Paper, 1078, pp 345.
distribution and relationship to other gold Harahap, B.H., 1993. Geochemical investigation
deposit types. Ore Geology Reviews vol. 13, of Tertiary, magmatism rocks from Central
p.7-27 West Kalimantan, Indonesia. Proceedings
Hackmann, D, 2014, Beruang Kanan Main Zone 22nd Annual Convention, Indonesian
Kalimantan Indonesia, Rescource Estimate Association of Geologists, 1, pp. 304±326.
Report, Prepared under the auspices of the Hedenquist J.W., Aoki, M. and Shinohara, H.
Canadian National Instrument 43-101. (1994b). Fluid of volatiles and ore forming
Hall, R., 2002, Cenozoic geological and plate metals from the magmatic-hydrothermal
tectonic evolution of SE Asia and the SW system of Satsuma Iwojima volcano. Geology
Pacific: computer-based reconstructions. 22, p.585-588.