Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
61. Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, 1
karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
B. Makna Mufrodat
1
Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan
dunia.
4
1. Surat Adz-Dzariyat /51: 56
5
karena ayat ini menggunakan lafadz yang umum dengan makna yang khusus.
Perkiraan yang dimaksud adalah tidak Aku ciptakan penduduk surga dari jin dan
manusia kecuali untuk menyembahnya.
Al Qusyairi ayat ini pastilah memasuki oleh takhshish (pengkhususan dan
pembatasan), karena tidak mungkin orang gila dan anak-anak kecil diperintahkan
untuk beribahadah.
Allah juga berfirman dalam Surat Al A’raaf: 175
وولوقوند وذورنأوناَ لسوجوهننوم وكسثيِرراَ سمون اَنلسجنن وواَلنن س
س
“ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (Isi neraka jahannam kebanyakan dari
jin dan manusia”. (Qs. Al A’raaf : 175)
Sementara orang-orang yang memang diciptakan juga untuk beribadah
oleh karena itu ayat diatas kemungkinan besar dimaksudkan kepada orang-orang
yang beriman saja. Hal ini sama persis seperti yang disebutkan dalam Firman
Allah:
Orang-orang arab badui itu berkata: Kami telah beriman”.[4] “َب آومننا ت اَلنعوراَ ب وقاَلو س
Dimana tidak semua orang Arab badui mengatakan mereka telah beriman, hanya
sebagian mereka yang mengatakan hal itu. pendapat ini disampaikan oleh Adh-
Dhahhak, Al Kindi, Al Faraa’, dan Al Qutabi.
Pendapat ini diperkuat oleh qira’ah yang dibaca oleh Abdullah, yaitu wamaa
khalaqtu al jinna wal insa minal mu’minin illa liya’budun (dan tidak Aku ciptakan
jin dan manusia dari golongan orang-orang yang beriman, kecuali
untukmenyembah-Ku)3
Penafsiran ini ditunjukan oleh apa yang dinyatakan dalam sebuah hadist:
فخلخت اَ لخلق فبى عرفونى: كنت كنز اَ مخفيِاَ فاَردت اَن اَعرف
“Aku adalah simpanan yang tersembunyi lalu Aku mengehandaki supaya dikenal.
Maka Aku pun menciptakan makhluk. Maka oleh karena Akulah mereka mengenal
Aku”.
Demikian kata mujtahid. Dan begitu diriwayatkan dari Mujahid, bahwa ayat ini
adalah: kecuali supaya Aku memerintahkan mereka dan melarang mereka.4
Ali bin abi Thalib menafsirkan makna ayat ini diatas adalah tidak Aku ciptakan jin
manusia kecuali aku perintahkan mereka untuk beribadah pendapat inilah yang
dijadikan sandaran oleh Az Zajjaj, ia menambahkan: Hal ini ditunjukan oleh
firman Allah SAW.
وووماَ أبسمبرواَ سإلِ لسيِونعبببدواَ إسلورهاَ وواَسحرداَ لِ إسلوهو سإلِ بهوو ب
سنبوحاَنوهب وعنماَ يب ن
شسربكوون
“Padahal padahal mereka disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada
Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutuan”. (At-
Taubah, 9:31)
Sementara itu segolongan mufassir berpendapat bahwa arti ayat diatas
adalah:kecuali supaya mereka tunduk kepada-Ku dan merendahkan diri yakni,
bahwa setiap makhluk dari jin atau manusia tunduk kepada keputusan Allah,
patuh kepada kehendak-Nya dan menuruti apa yang telah Dia takdirkan atasnya.
Allah menciptakan mereka menurut apa yang Dia Kehendaki, dan Allah memberi
rezeki kepada mereka menurut keputusan-Nya, tidak seorang pun di antara
mereka yang dapat memberi manfaat maupun mudharat kepada dirinya sendiri.
3
Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2009), hlm. 293-294
4
Ahmad Musthafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), hlm. 20-21
6
Kalimat ini merupakan suruhan agar memberi peringatan, dan juga memuat alasan
dari diperintahkannya memberi peringatan. Karena, diciptakanya mereka dengan
alasan tersebut menyebabkan mereka harus diberi peringatan yang menyebabkan
mereka harus diberi peringatan yang menyebabkan mereka wajib ingat dan
meuruti nasihat.
Dalam tafsir Al Qurthubi sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang
disampaikan oleh Ali bin Abi Thalhah menyebutkan, makna dari firman Allah
SWT,
إإلِ لسيِونعبببدون
“Melainkan Supaya mereka menyembah-Ku”
Arti kata diatas adalah melainkan agar mereka mau beribadah dengan sukarela
ataupun terpaksa itu adalah orang-orang yang diperbuatnya dilihat oleh orang lain,
tidak mutlak hanya karena Allah SWT.
Mujahid menafsirkan bahwa makna firman tersebut adalah “ Melainkan untuk
mengenal-Ku”. Pendapat ini mengundang komentar dari Ats Tsa ‘labi, ia
mengatakan: pendapat mujtahid sangat baik, alasanya karena memang apabila
Allah tidak menciptakan mereka maka tentu mereka tidak akan mengetahui
keberadan-Nya dan Keseaan-Nya. Dalil yang dapat memperkuat penafsiran ini
adalah firman Allah SWT.
اب فوأ وننى يبنؤفوبكوونسأ ونلتوبهنم ومنن وخلوقوبهنم لويِوبقولبنن ن
وولوئسنن و
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)”.
Dalam Firman Allah yang lainya
ض لويِوبقولبنن وخلوقوبهنن اَنلوعسزيبز اَنلوعسليِبم
ت وواَلنر و سوماَوواَ س
ق اَل نسأ ونلتوبهنم ومنن وخلو ووولوئسنن و
“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".
Niscaya mereka akan menjawab: Semuanya diciptakan oleh Maha perkasa lagi
Maha Menegatahui”. Sebuah riwayat lain dari mujtahid yang menafsirkan ayat ini
menyebutkan bahwa, bahwa makna dari kalimat tersebut adalah melainkan Aku
dapat memerintahkan dan melarang mereka.
Zaid bin Aslam menafsirkan, maksud dari firman tersebut adalah
mengenai kesengsaraan dan kebahagiaan yang diciptakan untuk jin dan manusia
sebelumnya, yakni mereka akan merasakan kebahagiaan diakhirat nanti adalah
memang diciptakan untuk beribadah, sedangkan mereka yang akan merasakan
kesengsaraan di akhirat nanti adalah jin dan manusia yang diciptakan senang
berbuat maksiat.
Sebuah riwayat lain dari Al Kindi yang menafsirkan ayat ini menyebutkan,
bahwa maknanya adalah: melainkan agar mereka dapat mengesakan Aku, dimana
orang-orang yang beriman akan mengesakan aku pada saat senang ataupun
sengsara, sedangkan orang-orang yang kafir hanya mengesakan Aku pada saat
mereka kesulitan saja, tidak pada saat mereka mendapatkan kesenangan. Hal ini
ditunjukan pada firman Allah SWT.
صيِون لوهب اَلنديون فولونماَ نونجاَبهنم إسولى اَنلبونر فوسمننبهنم بمنقتو س
َصدد ووومنناَ يونجوحننبد سبآِوياَتسنوننا او بمنخلس سظلوسل ودوعبواَ نشيِوبهنم ومنودج وكاَل ظ ووإسوذاَ وغ س
ب
سإلِ بكظل وخنتاَرر وكفورر
7
“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka
menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh
jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-
orang yang tidak setia lagi ingkar”.
Ikrimah menafsirkan maknanya adalah: melainkan hanya untuk
menyembah-Ku dan taat kepada-Ku, agar Aku dapat memberikan pahala bagi
siapa saja yang rajin beribadah dan Aku akan menghukum bagi siapa saja yang
ingkar.
Ada juga yang menafsirkan maknanya adalah melainkan Aku meminta
mereka untuk menyembah-Ku. Sementara makna-makna yang disebutkan ini
tidak jauh berbeda, dimana kata ‘abada adalah menyembah, dan makna awal dari
kata ‘Ubudiyah (mempersembah) adalah tunduk dan patuh terhadap yang
disembah. Sedangkan makna kata ta’bid, i’tibaad dan Istib’aad adalah
menundukan atau mengambil seseorang untuk dijadikan hamba. Kata ibadah
maknaya adalah taat, adapun ta’abbud artinya ibadah melaksanakan peribadatan.
Oleh karena itu, makna utama untuk kata لسيِونعبببدونpada firman diatas adalah agar
mereka tunduk, patuh, dan melakukan peribadatan.
Pada ayat di atas menegaskan bahwa Allah menciptakan jin dan mausia adalah
menyuruh mereka mengerjakan amar dan menegah mereka dari mengerjakan
mungkar.5
}أووخاَبهنم و
{َصاَلسرحا
saudara mereka Saleh. (Hud: 61)
Lalu Nabi Saleh memerintahkah mereka agar menyembah Allah semata. Karena
itu, Saleh a.s. berkata kepada mereka:
شأ وبكنم سمون اَلنر س
{ض }بهوو أونن و
Dia telah menciptakan kalian dari tanah. (Hud: 61)
Maksudnya, Dia memulai penciptaan kalian dari tanah; dari tanah Dia
menciptakan nenek moyang kalian, yaitu Adam.
{َستونعوموربكنم سفيِوها
}وواَ ن
dan menjadikan kalian pemakmurnya. (Hud: 61)
Yakni Dia menjadikan kalian sebagai para pembangun yang memakmurkan bumi
dan yang menggarap pemanfaatannya.
وفاَ ن
ستونغفسبروهب
5
Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Madjied An Nur, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), hlm. 15
8
Karena itu, mohonlah ampunan-Nya. (Hud: 61)
atas dosa-dosa kalian yang telah lalu.
{}ثبنم بتوببواَ إسلونيِسه
kemudian bertobatlah kepada-Nya. (Hud: 61)
dalam menjalani masa depan kalian, yakni janganlah kalian ulangi lagi dosa-dosa
itu di masa mendatang.
{ب }إسنن ورنبيِّ قوسري د
ب بمسجيِ د
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya). (Hud: 61)
Makna ayat tersebut sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat
yang lain, yaitu:
3. Surat Al-Hajj/22:41
g) صنلةن
= ال لshalat n) = ۗ املهمننكإرkemungkaran
q) = املههموُإرsegala urusan
9
setelah beliau hijrah ke kota Madinah.6 Sebuah surat secara keseluruhan bias
diturunkan di Madinah namun sebagian bias juga diturunkan di Mekkah (Surat
Makiyyah)
1. Surat Adz Dzariyat/51:56 termasuk Makiyyah
2. Surat Hud/11:61 termasuk Madaniyah
3. Surat Al-Hajj/22:41 termasuk Madaniyah
D. Asbabun Nuzul Surat Adz-Dzariyat /51: 56 , Surat Hud /11:61, Surat Al-
Hajj/22:41
1. Asbabun Nuzul Surat Adz-Dzariyat /51: 56
Setelah selesai kisah Aad kini giliran kisah suku Tsamud. Tsamud juga
merupakan satu suku terbesar yang telah punah. Mereka adalah keturunan Tsamud
Ibnu Jatsar, Ibnu Iram Ibnu Sam, Ibnu Nuh. Dengan demikian silsilah keturunan
mereka bertemu dengan Ad pada kakek yang sama yaitu Imran.Kaum Tsamud
pada mulanya menarik pelajaran berharga dari pengalaman buruk kaum Ad,
karena itu mereka beriman kepada Allah SWT. Pada masa itulah, merekapun
berhasil membangun peradaban yang cukup megah, tetapi keberhasilan itu
menjadikan mereka lengah sehingga mereka kembali menyembah berhala serupa
dengan berhala yang disembah kaum Ad.
Ketika itulah Allah mengutus Nabi Shaleh as mengingatkan mereka agar
tidak mempersekutukan Allah tetapi tuntunan dan peringatan beliau tidak
disambut baik oleh mayoritas kaum Tsamud.Ayat ini mengandung perintah yang
jelas kepada manusia --langsung maupun tidak langsung-- untuk membangun
bumi dalam kedudukannya sebagai khalifah, sekaligus menjadi alasan mengapa
manusia harus menyembah Allah SWT semata-mata.
6
https://muslimah.or.id/6770-surat-makiyyah-dan-madaniyyah.html , diakses tanggal 4 Oktober 2019
10
karena sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh Allah Maha Kuasa
Menolong mereka itu. Abu Bakar berkata : Maka tahulah aku Sesungguhnya aka
nada peperangan.’ ( Riwayat Ahmad At-Tarmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majjah).7
Kisah ini tercantum dalam Al-Quran yang menerangkan seruan nabi shalaih
kepada kaumnya., tsamud. dengan tolakan mereka terhadap dakwah, setelah
beliau memberikan hujjah-hujjah kepada mereka. nabi shalaih adalah rasul kedua
dari bangsa Arab dan kabilahnya, Tsamud bertempat tinggal di Al-hijr, satu tempat
antar Hijaj dan Syam.
Seruan nabi Shalih kata-kata ini seperti halnya kata-kata semisalnya yang
telah kita baca, yaitu mengenai penyampaian dakwah yang dilakuakn oleh nabi
Hud AS.
Bahwa kaum nabi Shalih itu ada yang menjadi petani, pengrajin dan ada pula
tukang batu.
maka mohonkanlah kepada allah supaya mengampuni kalian ats dosa-dosa mu
yang lalu karena kemusyrikanmu dengan mempersekutukan allah dengan yang
lain, juga tas kejahatan-kejahatan yang telah kamu lakukan kemudian kembalilah
kalin kepada-Nya dengan memohon taubat tiap kali kamu terlanjur melakukan
suatu dosa. semoga dia mengampuni kalian.
Allah juga maha pengampun dan mengabulkan doa bagi siapa pun yang
berdoa kepadanya. dan memohon apabila dia seorang mu’min yang ikhlas.
7
Al-Qur’anul Bayan. ( Jakarta : Bayan, 1996) hlm. 337
11
60. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di
hari kiamat. Ingatlah, Sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir kepada Tuhan
mereka. ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Ad (yaitu) kaum Huud itu.
61. Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya,8 karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
62. Kaum Tsamud berkata: "Hai shaleh, Sesungguhnya kamu sebelum ini adalah
seorang di antara Kami yang Kami harapkan, Apakah kamu melarang Kami
untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak Kami ? dan
Sesungguhnya Kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan
terhadap agama yang kamu serukan kepada kami."
3. Al-Qur’an Surat Al-Hajj (22) ayat 41
Keterkaitan Surat Al-Hajj (22) ayat 41 dengan ayat sebelum dan sesudahnya yaitu
ayat 40 dan 42
8
Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
12
40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan Kami hanyalah
Allah". dan Sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia
dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani,
gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di
dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong
orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
kuat lagi Maha perkasa,
41. (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-
lah kembali segala urusan.
42. Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan kamu, Maka
Sesungguhnya telah mendustakan juga sebelum mereka kaum Nuh, 'Aad dan
Tsamud.
13
3. mengenalakn manusia kan alam dan mengajak mereka untuk mengetahui
hikmah diciptakannya serta memberi kemungkinan kepada mereka untuk
mengambil manfaat darinya
4. mengenalakn manusaia akan penvciptaan alam (Allah) dan menyuruhnya
beribadah kepada-Nya.
Muhammad Quthb, berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah membina
manusia secar pribadi dan kelompok sehingga menjalankan fungsinya sebgai
hamba Allah dan khlifah-Nya guna menbangun dunia ini sesuai dengan konsep
yang ditetapkan Allah.
tahap-tahap tujuan menurut abu ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan
pendidikan islam meliputi:
1. tujuan tertinggi atau terakhir
2. tujuan umum
3. tujuan khusus
4. tujuan sementara
Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidiakn dan saripati dari
seluruh renungan pedagogis, oleh karena itu, suatu rumusan tujuan pendidikan
akan tepat bila sesuai dengan fungsinya. pendidikan sebagi suatu usaha pasti
mengalami permulaan dan kesudahannya
Oleh karena itu untuk memnuhi fungsi-fungi tersebut, tujuan pendidikan harus
dirumuskan atas dasar nilai-nilai adeal yang diyakini yang kelak akn mengangkat
harkat dan martabatmanusia yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka pikir dan
bertindak bagi seseorang.
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
15
Al-Qur’anul Bayan. 1996. Jakarta : Bayan.
Al Qurthubi, Syaikh Imam. 2009.Tafsir Al Qurthubi, Jakarta:Pustaka Azzam.
Ash Shiddieqy, Hasbi. 1973. Tafsir Al Qur’anul Madjied An Nur. Jakarta: Bulan
Bintang.
Departemen agama. 1990. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Proyek pengadaan
Kitab Suci Al-Qur’an.
Musthafa Al Maraghi, Ahmad. 1989. Tafsir Al Maraghi. Semarang: Tahaputra.
Shihab, M.Quraish. 2001.Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
https://muslimah.or.id/6770-surat-makiyyah-dan-madaniyyah.html , diakses
tanggal 4 Oktober 2019
16