You are on page 1of 12

MAKALAH

FADHAIL QUR’AN
“Ayat-Ayat Tentang Keutamaan Al-Qur’an”

Oleh kel 5:
Dinda Alfa Regina
NIM:2010301004

Dosen Pengampu:
Wahyuni Eka Putri, S. Th. I, M. SI

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkah dan limpahan
rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
judul “Ayat-Ayat Tentang Keutamaan Al-Qur’an”. Makalah disusun untuk memenuhi
tugas terstruktur pada mata kuliah Fadhail Qur’an..

Penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah ini tidak lepas dari bimbingan bapak
dosen pengampu yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat,
pengetahuan dan nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan yang di miliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran, dan masukan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
Makalah ilmiah ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan peneliti selanjutnya. Akhir kata
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
dan kelemahan dalam Makalah ilmiah ini. Terima kasih.

Kayu Aro, 21 Maret 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw


melalui Malaikat Jibril, sebagai mukjizat dan rahmat bagi alam semesta. Di
dalamnya mengandung petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang
mempercayainya serta mengamalkannya, sungguh mulianya Al-Qur’an sehingga
hanya dengan membaca saja sudah termasuk ibadah, apalagi dengan
merenungkan makna yang tersimpan di dalamnya. Bukan hanya itu, Al-Quran
juga kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt, yang isinya mencakup segala
pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan
sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-Quran, akan
bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan
memaha minya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya.

Rasulullah Saw. Bersabda: Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla membaca surat


Thaha dan Surat Yaa Siin 2000 tahun sebelum menciptakan mak hluk. Tatkala
malaikat mendengar Al-Qur’an, mereka berkata, “Beruntunglah umat yang
diturunkan Al-Qur’an ini kepada mereka, dan beruntunglah rongga tubuh yang
mengandung Al-Qur’an ini serta beruntung pula lisan yang membacanya.” 1

Begitu mulia-Nya Al-Qur’an sehingga malaikat pun kagum dan kita sebagai
umat yang diturunkan Al-Qur’an harus bangga dan harus mengamalkannya
dengan baik. Maka dengan hal itu, kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw
tentunya mendapat nilai yang lebih daripada umat-umat terdahulu, karena Al-
Qur’an merupakan pemberi syafaat di sisi Allah .

1
Zeid Husein Al-Hamid, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, (Jakarta: Pustaka Amani,
2007),h.115
BAB II
PEMBAHASAN
:

A. Al-Qur’an Menuntun Ke Jalan Yang Paling Lurus


Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman:

‫ت اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْير ًۙا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن ٰه َذا ْالقُرْ ٰانَ يَ ْه ِديْ لِلَّتِ ْي ِه َي اَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬

“Sesungguhnya Al-Qur‟an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Q.S. Al-Israa‟ : 9).

Allah Subhanahu wa Ta‟ala menyebutkan pada ayat yang mulia ini, bahwa Al-
Qur‟an Al-Karim ini merupakan kata samawi yang teragung, yang menghimpun
semua ilmu, yang diturunkan paling akhir dari Rabb semesta alam. “Memberi
petunjuk kepada jalan yang lebih lurus”, maksudnya memberi petunjuk jalan yang
paling lurus, adil dan benar.
Dan ayat ini menerangkan secara global mengenai semua isi kandungan Al-
Qur‟an; yaitu berupa petunjuk kepada jalan yang terbaik, adil dan benar. Jika kita
ikuti keterangan rincinya secara menyeluruh, maka kita akan menemukannya pada
seluruh Al-Qur‟an. Karena ia mencakup seluruh petunjuk untuk kebaikan hidup di
dunia dan akhirat.2
Sehingga semua keadaan yang paling lurus dalam persoalan akidah, akhlak,
perilaku, politik, industri, amal dunia dan akhirat, maka Al-Qur‟an selalu
membimbing ke arahnya, memerintahkan dan memberikan dorongan kepada manusia
untuk menjalankannya.

B. Al-Qur’an Adalah Kitab Yang Diberkahi


Allah Subhanahu wa Ta‟ala menggambarkan Kitab-Nya yang agung (Al-
Qur‟an) sebagai kitab yang diberkahi pada empat tempat, yaitu:
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala:
‫ق الَّ ِذيْ بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َولِتُ ْن ِذ َر اُ َّم ْالقُ ٰرى َو َم ْن َحوْ لَهَ ۗا‬
ُ ‫ص ِّد‬ ٌ ‫َو ٰه َذا ِك ٰتبٌ اَ ْن َز ْل ٰنهُ ُم ٰب َر‬
َ ‫ك ُّم‬

2
Adhwa’ Al-Bayan, (2/372)
“Dan ini (Al-Qur‟an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi;
membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya.” (Q.S; Al-An‟am : 92).

2. Firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala:


َ‫ك اَ ْن َز ْل ٰن ۗهُ اَفَا َ ْنتُ ْم لَهٗ ُم ْن ِكرُوْ ن‬
ٌ ‫ࣖ و ٰه َذا ِذ ْك ٌر ُّم ٰب َر‬
َ
Dan Al-Qur‟an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang
telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?” (Q.S. Al-
Anbiyaa‟ : 50).

Berkah” artinya konsisten dan stabil dalam kebaikan, berlimpah ruah dan selalu
selalu bertambah kebajikannya, dan itulah kondisi Al-Qur‟an Al-Karim. 3
Selanjutnya, keberkahan al-Qur‟an karena memiliki manfaat serta memberi petunjuk
kebaikan bagi manusia dan menghindarkannya dari bentuk kejahatan serta kerusakan.
Pendapat ini semakin memperkuat pemahaman bahwa manusia yang menjadikan al-
Qur‟an sebagai pedoman hidup, maka hidupnya akan penuh dengan keberkahan.
Makna keberkahan al-Qur‟an bagi al-Biqā‟i adalah kitab yang selama-lamanya akan
menyimpan kebaikan dan manfaat dan tidak akan ada yang bisa mengubahnya. Al-
Qur‟an disebut sebagai kitab mengandung berkah yang berarti mengandung banyak
manfaat dan kebaikan.

Al-Qur‟an juga diberkahi pada bacaannya, diberkahi pada ilmu dan


pengetahuannya. Diberkahi pada makna dan petunjuknya sera pengaruhnya.. 4

C. Al-Qur’an Adalah Penjelasan dan Petunjuk Bagi Segala Hal Serta Gembira
Bagi Kaum Muslimin

Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman:

‫َي ٍء‬ َ ‫ث فِ ْي ُكلِّ اُ َّم ٍة َش ِه ْيدًا َعلَ ْي ِه ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِجْئنَا بِكَ َش ِه ْيدًا ع َٰلى ٰهُٓؤاَل ۤ ۗ ِء َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْيكَ ْال ِك ٰت‬
ْ ‫ب تِ ْبيَانًا لِّ ُك ِّل ش‬ ُ ‫َويَوْ َم نَ ْب َع‬
َ‫ࣖ َّوهُدًى و ََّرحْ َمةً َّوبُ ْش ٰرى لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْين‬

3
Lihat Al-Tabarruk, Anwa’uhu wa Ahkamuhu, DR. Nashir bin ‘Abdurrahman Al-Judai’,
hal. 45-46.
4
Lihat Fi Zhilal Al-Qur’an (2/1147), Lathaif Qur’aniyyah. DR. Shalah ‘Abd Al-Fattah
Al-Khalidi, hal. 15-16.
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi
saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang yang berserah diri (Muslim).(Q.S. An-Nahl:89)

Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu „anhu pernah berkata: “Telah diterangkan


kepada kami seluruh ilmu dalam Al-Qur‟an dan juga segala sesuatu.”
Oleh karena itu, Al-Qur‟an menghimpun berbagai macam ilmu yang terkait dengan
persoalan hidup di dunia, yang membuktikan kebenaran perkataan Abdullah bin
Mas‟ud radhiyallahu „anhu, baik secara langsung, samar, isyarat maupun tersirat.
Sampai saat ini penelitian ilmiah yang berhubungan dengan manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bumi, laut, darat, angkasa raya, fenomena alam
semesta dan bumi, telah mengantarkan pada ilmu pengetahuan modern yang sangat
penting. Tapi sejatinya ilmu-ilmu pengetahuan modern tersebut telah didahului oleh
Al-Qur‟an sejak beberapa abad lamanya. Hal itu membuat para peneliti non Muslim
banyak yang beriman kepada Al-Qur‟an dan mereka mendapatkan petunjuknya
darinya.
Maka segala hal yang terkait dengan kebutuhan manusia, untuk memperbaiki
keadaannya (di dunia) dan untuk hari esoknya (akhirat), seluruhnya terdapat dalam
Al-Qur‟an5

Disebutkan sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira secara khusus, pertanda
teramat pentingnya perkara tersebut.Adapun petunjuk adalah penjelasan mengenai
pelurusan akidah dan pemikiran serta penyelamatannya dari kesesatan.
Sedangkan rahmat adalah apa yang menentukan kebahagiaan hidup, di dunia dan
akhirat Sementara kabar gembira adalah apa menjanjikan dua keuntungan, yaitu
keuntungan di dunia dan keuntungan di akhirat.

5
Hal ini tidak berarti bahwa kita mencukupkan diri dengan Al-Qur’an tanpa Al-Sunnah,
karena siapapun yang mengikuti Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, maka ia
pasti akan mengambil Al- Sunnah dan mengamalkan kandungannya; karena Al-Qur’an sendiri
telah mengarahkan kepada Al-Sunnah dala banyak tempat, sebagaimana dalam firman Allah: “Dan
apa yang dibawa oleh Rasul, maka ambilla, dan apa yang ia larangkan maka jauhilah.” (Al-Hasyr:
7)
Dan kesemuanya itu khusus diberikan kepada kaum muslimin dan tidak kepada
selain mereka. Karena ketika ditawarkan Al-Qur‟an kepada mereka, justru mereka
menutup pintu manfaat rapat-rapat untuk diri mereka sendiri. 6

D. Al-Qur’an Adalah Cahaya


Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman:
ٌ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ُك ْم بُرْ ه‬
‫َان ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َواَ ْنزَ ْلنَٓا اِلَ ْي ُك ْم نُوْ رًا ُّمبِ ْينًا‬
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu
(Muhammad dengan mukjizatnya), dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al-Qur‟an).” (Q.S. An-Nisaa‟ : 174).

Dan juga firman-Nya:


ِ ‫ت اِلَى النُّوْ ِر ەۙ بِاِ ْذ ِن َربِّ ِه ْم اِ ٰلى‬
‫ص َرا ِط ْال َع ِزي ِْز ْال َح ِم ْي ۙ ِد‬ َ َّ‫ۤال ٰر ۗ ِك ٰتبٌ اَ ْن َز ْل ٰنهُ اِلَ ْيكَ لِتُ ْخ ِر َج الن‬
ُّ َ‫اس ِمن‬
ِ ٰ‫الظلُم‬
“Alif laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin
Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
(Q.S. Ibrahim : 1)

Al-Qur‟an dinamakan dengan cahaya karena ia menerangi manusia dengan


kebenaran dan mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah, keraguan, kesyirikan,
kekufuran, akhlak yang tercela dan segala bentuk maksiat, menuju cahaya ilmu, iman
dan akhlak yang terpuji.

Dengan demikian maka tujuan diturunkannya Al-Qur‟an Al-Karim adalah untuk


mengeluarkan manusia dari gelapnya keragu-raguan, khurafat, taklid, kebodohan dan
kesesatan, menuju kepada cahaya tauhid, kebenaran dan istiqamah di jalan-Nya.Dan
Anda jangan heran sekiranya terjadi dalam kehidupan manusia kerusakan dan
kehancuran, jika mereka memperturutkan hawa nafsu dan tersesat jalannya.Dengan
maksud menyelamatkan manusia dan memberikan hidayah (petunjuk) kepada
mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta‟ala mendatangkan kepada mereka cahaya dan
kitab yang terang demi kemaslahatan mereka di dunia dan di akhirat. Dan Allah
Subhanahu wa Ta‟ala Mahakaya dari (memerlukan) semesta alam.

6
16 Al-Tahrir wa Al-Tanwir, (13/204)
E. Al-Qur’an sebagai Obat Penawar bagi Hamba
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman:
َ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُدوْ ۙ ِر َوهُدًى و ََّرحْ َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِ ْين‬
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu suatu pelajaran
dari Tuhanmu, dan penyembuh segala penyakit yang ada di dalam dada, dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Penyebutan kata “dada” diartikan dengan hati, dan hal itu menunjukan bahwa
wahyu- wahyu Ilahi itu berfungsi menyembuhkan penyakit-penyakit ruhani,
seperti: ragu, dengki maupun takabur. Di dalam al-Qur’an, hati ditunjukan
sebagai wadah yang menampung rasa cinta dan benci, berkehendak dan menolak.
Bahkan hati dinilai mampu melahirkan ketenangan ataupun kegelisahan. Adapun
pada makna berikutnya, di mana kata Syifa’ secara khusus yang dimaksud dalam
al-Qur’an hanya sebagian ayat atau surat yang menggambarkan tentang obat dan
penyembuh bagi hambanya, dan ini sesuai dengan surat al-Israa’ ayat 82 yang
bunyinya sebagai berikut:
ٰ ‫ونُن َِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء وَّرحْ مةٌ لِّ ْلمْؤ من ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد‬
‫الظّلِ ِم ْينَ اِاَّل َخ َسارًا‬ ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ

Artinya: “Dan kami menurunkan sebagian dari al-Qur’an sebagai obat dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Untuk memperoleh ampuhnya obat yang tersurat di dalam al-Qur’an, seorang


hamba mesti mengabdi kepada khaliq-nya dengan setia, selalu memperhatikan
kehendak- kehendaknya apa pun yang dikehendakinya dan mentaati perintahnya
tanpa mengeluh. Inilah sebabnya mengapa al-Qur’an kerapkali menyeru seorang
hamba untuk tetap patuh secara mutlak dan penyerahan serta kerendahan diri di
hadapan sang khaliq. Sikap yang demikian kerap direalisasikan dengan cara
shalat atau sujud (kata kerja sajada). Objek ini yang juga objek-objek lainnya,
seperti ikhlas, ridha, optimis, syukur dan keteguhan hati merupakan kompleksitas
terhadap perolehan penyembuhan jiwa seorang hamba—yang barang mesti
dilakukan secara simultan melalui proses komunikasi dengan sang khaliq, dengan
harapan memperoleh karunia ilahi.7

7
Toshihiko Izutsu, (peng.,) Machasin, Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Sementik
terhadap Al-Qur’an, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003), hlm. 161;220.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw


melalui Malaikat Jibril, sebagai mukjizat dan rahmat bagi alam semesta. Di
dalamnya mengandung petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang
mempercayainya serta mengamalkannya, sungguh mulianya Al-Qur’an sehingga
hanya dengan membaca saja sudah termasuk ibadah, apalagi dengan
merenungkan makna yang tersimpan di dalamnya. Alquran sendiri memiliki
banyak keutamaan diantaranya adalah Al-Qur’an Menuntun Ke Jalan Yang
Paling Lurus, Al-Qur’an Adalah Kitab Yang Diberkahi, Al-Qur’an Adalah
Penjelasan dan Petunjuk Bagi Segala Hal Serta Gembira Bagi Kaum
Muslimin, Al-Qur’an Adalah Cahaya dan Al-Qur’an sebagai Obat Penawar
bagi Hamba.

You might also like