Professional Documents
Culture Documents
Ridhoul Wahidi
Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri Tembilahan Riau
email : giantiwahidi@gmail.com
Abstract
The aim of this paper is to examine the use of the word isim and i’il in the Qur'an. This research
method is to process data related to the books of i’il and isim that have relevance aspect to the
language of the Qur’an. Among the results of this study are: the nature of isim is not only a noun,
but also adjectives, state, pronouns, appoint, name, and mashdar. Isim divided into seven categories
there are (mudzakkar, muannats, simplex, mutsanna, and plural, and ma'rifat nakirah, munsharif and
ghair munsharif, maqshur and manqush, jamid and musytaq, mu'rab and mabni). While i’il consists of
three parts, (simple past i’il madhi, simple present i’il mudhari ', and simple future i’il amr).
ﻣلخﺺ ﺍﻟﺒﺤﺚ
ﻭيتﺒﻊ هﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﺃﺳﻠﻮﺏ ﺟﻤﻊ.ﺗتﻨﺎﻭﻝ هﺬﻩ ﺍﳌﻘﺎﻟﺔ ﺑﺤﺜﺎ ي ﺃﻧﻤﺎﻁ ﺍﺳﺘﺨﺪﺍﻡ كﻠﻤ ﺍﻻﺳﻢ ﻭﺍﻟﻔﻌﻞ ي ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ
ﻭﺗﺜبﺖ. ﻭﻟكﻠﻤ ﺍﺳﻢ ﻭﻓﻌﻞ ﺃهﻤﻴﺔ ﻛ ﺮﻯ ي ﺗﻨﻤﻴﺔ ﻟﻐﻮيﺎﺕ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ،ﺍﻟﺒﻴﺎﻧﺎﺕ ﻭﻣﻌﺎلج ﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﺘﺐ ﺍﳌﺘﻌﻠﻘﺔ ﺎ
. ﻭﺍﳌﺼﺪﺭ، ﻭﺍﻹﺷﺎﺭﺓ، ﻭﺍلحﺎﻝ، ﻟﻜ ﺎ تﺸﻤﻞ ﻣﻌ ﺍﻟﺼﻔﺔ،ﻧﺘﺎﺋﺞ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﺃﻥ ﻃﺒﻴﻌﺔ ﺍﺳﻢ ﻟيﺴﺖ ﳌﻌ ﺍﻻﺳﻢ ﻓﻘﻂ
ﺍﳌﺬﻛﺮﻭﺍﳌﺆﻧﺚ؛ ﻭﺍﳌﻔﺮﺩ ﻭﺍﳌﺜ ﻭﺍلجﻤﻊ؛ ﻭﺍﻟﻨﻜﺮﺓ ﻭﺍﳌﻌﺮﻓﺔ؛ ﻭﺍﳌﻨﺼﺮﻑ:ﻭيﻨﻘﺴﻢ ﺍﻻﺳﻢ ي ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇ ى ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻗﺴﺎﻡ
، ﻭيﺘكﻮﻥ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻣﻦ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﺟﺰﺍﺀ. ﻭﺍﳌﻌﺮﺏ ﻭﺍﳌﺒ،ﻭﻏ ﺮﺍﳌﻨﺼﺮﻑ؛ ﻭﺍﳌﻘﺼﻮﺭ ﻭﺍﳌﻨﻘﻮﺹ؛ ﻭﺍﻻﺳﻢ ﺍلجﺎﻣﺪ ﻭﺍﳌﺸﺘﻖ
. ﻭﻓﻌﻞ ﺍﻷﻣﺮ، ﻭﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﳌﻀﺎﺭﻉ، ﻭ ي ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﳌﺎ
Abstrak
Tulisan ini mengkaji pola-pola penggunaan kata isim dan iʻil di dalam al-Quran sebagai kajian
nahwu terapan. Penggunaan kata isim dapat diklasi ikasikan menjadi tujuh, yaitu (1) mudzakkar
dan muʼannats, (2) mufrad, mutsannâ, dan jamak, (3) nakirah dan maʻrifat, (4) munsharif dan ghair
munsharif, (5) maqshur dan manqush, (6) jâmid dan musytaq, (7) muʻrab dan mabnî. Sedangkan,
penggunaan iʻil selalu relevan dengan waktu (kala) yang mengikatnya, yaitu: iʻil mâdhi (kata kerja
kala lampau), iʻil mudhâriʻ (kata kerja kala sedang/akan), dan iʻil amr (kata perintah untuk berbuat
sesuatu [kala akan])
*Naskah diterima: 16 September 2014, direvisi: 21 Oktober 2014, disetujui: 21 November 2014.
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban
َٔ َ َ َ َٓ َ ْ ْ َٰ
menetapkan atas Diri-Nya kasih saying.3 ﺫ ِﻟ َﻚ ٱﻟ َﻴ ْﻮ ُﻡ ٱل َح ﱡﻖ ﻓ َﻤﻦ ﺷﺎ َﺀ ﱠٱﺗﺨﺬ ِﺇ ٰى َﺭِّب ِﻪۦ َﻣـ ًﺎﺑﺎ
Dia sungguh akan menghimpun kamu pada
hari kiamat yang tiada keraguan padanya. ﴾٣٩﴿
Orang-orang yang meragukan dirinya itu Artinya: Itulah hari yang pasti terjadi.
tidak beriman.4 Barang siapa yang menghendaki, niscaya
Ciri-ciri isim, sebagaimana disebutkan ia menempuh jalan kembali kepada
dalam kitab al-Âjurûmiyyah, adalah sebagai Tuhannya.
berikut:5 ُﺛ ﱠﻢ َﻟ ُت ْﺴَٔـ ُﻠ ﱠﻦ َﻳ ْﻮ َﻣﺌﺬ َﻋﻦ ﱠ
﴾٨﴿ ٱﻟﻨ ِﻌ ِﻴﻢ
1. Kata yang berharakat tanwîn ِ ٍِ
Contohnya, kata nâr[un] hâmiyat[un] Artinya: Kemudian kamu pasti akan
(QS 101: 11) ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
ٌۢ َ
﴾١١﴿ ﻧ ٌﺎﺭ َﺣ ِﺎﻣ َﻴﺔ (yang kamu megah-megahkan di dunia
itu).
Artinya: api yang sangat panas.
ْ َﻭ َﻛ َﺘ ْب َﻨﺎ َﻋ َﻠ ْ ْﻢ ﻓ َ ٓﺎ َﺃ ﱠﻥ ﱠ َ ٓ َ َ ۟ َ َ ٰ ْ َٓ ُ
ﺲ َﻭٱﻟ َﻌ ْ َﻥ ِ ﻔ ْ ﭑﻟﻨ
ﺲﺑ ﱠ
ِ
َ ٱﻟﻨ ْﻔ ِ ِ ﻗ ْﻞ َٰﻳﺄ ْه َﻞ ٱﻟ ِﻜ َﺘ ِﺐ ت َﻌﺎﻟ ْﻮﺍ ِﺇ ٰى ك ِﻠ َﻤ ٍﺔ َﺳ َﻮﺍ ٍۭﺀ َﺑ ْﻴن َﻨﺎ
ُ ُ
ّ ﻧﻒ ﺑ ْﭑﻷﻧﻒ َﻭ ْٱﻷ ُﺫ َﻥ ﺑ ْﭑﻷ ُﺫﻥ َﻭ َ َ َ ْ َ َْ ْ َ ًٔ َ ْ ُ َ ﱠ ﱠ َ ُ َﱠ
ٱﻟﺴ ﱠﻦ ِ ِ ِ ِ ِ ِﺑﭑﻟﻌ ِﻥ ﻭٱﻷ َﻭ َب ْي َﻨﻜ ْﻢ ﺃﻻ ن ْﻌ ُﺒ َﺪ ِﺇﻻ ٱﻟﻠ َﻪ َﻭﻻ نﺸ ِﺮ َﻙ ِﺑ ِﻪۦ ﺷ ْﻴـﺎ َﻭﻻ
َ
ﺼ ﱠﺪ َﻕ ِﺑ ِﻪۦ ﻓ ُه َﻮ َ ﺎﺹ َﻓ َﻤﻦ َﺗٌ ﺼ َ ﻭﺡ ﻗ َ ُ ْ َ ّ ّ ﺑ ۟ ﱠ َ َ ﱠ
ﻭﻥ ٱﻟﻠ ِﻪ ﻓ ِﺈﻥ ﺗ َﻮﻟ ْﻮﺍ ُ ّ ً َْ َ ً ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ﱠ
ِ ﭑﻟﺴ ِﻦ ﻭٱلج ُﺮ ِ ِ ِ ﻳﺘ ِﺨﺬ بﻌﻀﻨﺎ بﻌﻀﺎ ﺃﺭبﺎﺑﺎ ِﻣﻦ ﺩ
ٓ ٰ ُ
َ َ ﱠ َ ٓ ُ ﱠ َ ٌﱠ َ ٱﺷ َه ُﺪ ۟ﻭﺍ ﺑ َﺄ ﱠﻧﺎ ُﻣ ْﺴﻠ ُﻤ
ْ ۟ ُ َُ
ﻛ ﱠﻔ َﺎﺭﺓ ﻟ ُ ۥﻪ َﻭ َﻣﻦ ﻟ ْﻢ َﻳ ْﺤﻜﻢ ِﺑ َﻤﺎ ﺃ َﻧﺰ َﻝ ٱﻟﻠ ُﻪ ﻓﺄ ۟ﻭﻟ ِﺌ َﻚ ُه ُﻢ ﴾٦٤﴿ ﻮﻥ ِ ِ ﻓﻘﻮﻟﻮﺍ
َ ُ ٰﱠ
﴾٤٥﴿ ٱﻟﻈ ِﻠﻤﻮﻥ Artinya: Katakanlah: “Hai Ahli Kitab!
Marilah (berpegang) kepada suatu
Artinya: Dan Kami telah tetapkan kalimat (ketetapan) yang tidak ada
terhadap mereka di dalamnya (Taurat) perselisihan di antara kami dan kamu,
bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, bahwa kita hanya menyembah Allah dan
mata dengan mata, hidung dengan tidak mempersekutukan-Nya dengan
hidung, telinga dengan telinga, gigi sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian
dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kita menjadikan sebagian yang lain
kisasnya. Barang siapa yang melepaskan sebagai Tuhan selain Allah.ˮ Jika mereka
(hak kisas)-nya, maka pelepasan hak berpaling maka katakanlah kepada
itu (menjadi) penebus dosa baginya. mereka: “Saksikanlah bahwa kami
Barang siapa tidak memutuskan perkara adalah orang-orang yang berserah diri
menurut apa yang diturunkan Allah, (kepada Allah).ˮ
maka mereka itu adalah orang-orang
yang zalim.”
3. Nakirah (umum) dan Maʻrifat
(khusus)
2. Mufrad, mutsannâ, dan jamak Nakirah ialah isim yang me-
(tunggal, dua, dan banyak) nunjukkan arti umum, sedangkan
Contohnya, kata ahad (mufrad) maʻrifat ialah isim yang menunjukkan
dalam QS 112: 1, kata jannatân arti tertentu. Contohnya, kata
(mutsannâ) dalam QS 55: 46, dan kata shudûrahum dan tsiyâbahum (maʻrifat
arbâb (jamak taksîr) juga muʼminûn karena disandarkan pada isim lain,
(jamak mudzakkar sâlim) dalam QS 3: yakni kata ganti /hum/) dalam QS 11:
64. 5, kata hudâ (nakirah) dan kata al-
َ ﱠ ُ
﴾١﴿ ﻗ ْﻞ ُه َﻮ ٱﻟﻠ ُﻪ ﺃ َﺣ ٌﺪ kitâb (maʻrifat) dalam QS 2: 2, kata
faqîr (nakirah), al-anbiyâʼ (maʻrifat),
Artinya: Katakanlah: “Dia-lah Allah, dan adzâb al-harîq (maʻrifat) dalam QS
yang Maha Esa.” 3: 181, dan kata muhammad (maʻrifat)
َ َ َ َ
﴾٤٦﴿ َﻭ ِﳌ ْﻦ ﺧﺎﻑ َﻣﻘ َﺎﻡ َﺭِّب ِﻪۦ َﺟ ﱠﻨ َﺘ ِﺎﻥ
dan rasûl (nakirah) dalam QS 3: 144.
ََ ۟ ْ َ َﺃ َ ٓﻻ ﺇ ﱠ ُ ْﻢ َﻳ ْث ُﻨ
Artinya: Dan bagi orang yang takut pada ﺻ ُﺪ َﻭﺭ ُه ْﻢ ِﻟ َي ْﺴ َﺘﺨ ُﻔﻮﺍ ِﻣ ْﻨ ُﻪ ﺃﻻ ِﺣ َﻥ
ُ ﻮﻥ
ِ
saat menghadapi Tuhannya (diberi) dua َ ﻮﻥ ﺛ َﻴﺎ َ ُ ْﻢ َي ْﻌ َﻠ ُﻢ َﻣﺎ ُيﺴ ﱡﺮ
َﻭﻥ َﻭ َﻣﺎ ُي ْﻌﻠ ُﻨﻮﻥ َ َي ْﺴ َﺘ ْﻐ ُﺸ
surga.6
ِ ِ ِ
َ ٌۢ َ ُ ﱠ
﴾٥﴿ ٱﻟﺼ ُﺪ ِﻭﺭ ﺍﺕ ﱡ ِ ﻴﻢ ِﺑﺬ ِﺇﻧ ۥﻪ ﻋ ِﻠ
6
Yang dimaksud dua surga di sini adalah,
yang satu untuk manusia yang satu lagi untuk jin. Artinya: Ingatlah! Sesungguhnya mereka
Ada juga ahli tafsir yang berpendapat surga dunia (orang muna ik) itu memalingkan dada
dan surga akhirat.
َ َ َ ﱠ ُ َ ُ ُ ﱠَ َ َ ٌَ َ ٓ َ ﱠ
ﺻ ْﻔ َﺮﺍ ُﺀ ﻓﺎ ِﻗ ٌﻊ ﻟ ْﻮ ُ َ ﺎ ت ُﺴ ﱡﺮ ﻗﺎﻝ ِﺇﻧ ۥﻪ ﻳﻘﻮﻝ ِﺇ ﺎ ﺑﻘﺮﺓ...
ََ ُْ ّ َﻭ َﻛ َٰﺬ ِﻟ َﻚ َﺟ َﻌ ْﻠ َﻨﺎ ِﻟ ُك ّﻞ َﻧ
َﻋ ُﺪ ًّﻭﺍ ِّﻣ َﻦ ٱمل ْج ِﺮ ِﻣ َﻥ َﻭﻛﻔ ٰﻰ
ٍِ ِ
ٰﱠ َ
﴾٦٩﴿ يﻦ َ ٱﻟﻨﻈﺮ
ِ ِ ﴾٣١﴿ ِﺑ َﺮِّب َﻚ َه ِﺎﺩ ًﻳﺎ َﻭﻧ ِﺼ ًﺮﺍ
Artinya: … Musa menjawab: Se- Artinya: Seperti itulah Kami telah
sungguhnya Allah ber irman bahwa sapi mengadakan bagi tiap nabi seorang
betina itu adalah sapi betina yang kuning musuh dari orang-orang yang berdosa.
tua warnanya lagi menyenangkan orang- Cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi
orang yang memandangnya. Petunjuk dan penolong.
mabnî ialah yang tidak menerima Artinya: Dialah yang menurunkan al-
perubahan harakat/bunyi di akhir kata. Kitab (al-Qurʼan) kepada kamu, di antara
Contoh isim muʻrab ialah kata khair[un], (isi)-nya ada ayat-ayat yang muhkamât.13
khair[an] dan khair[in] dalam QS 93: Itulah pokok-pokok isi al-Qurʼan (umm
4, dan kata kitâb[a] dan kitâb[u], kata al-kitâ b) dan yang lain (ayat-ayat)
taʼwîlihu dan taʼwîlahu dalam QS 3: 7. mutasyâbihât.14 Adapun orang-orang
َ ُْ ُ َ ﱠ َ
﴾٤﴿ َﻭﻟ ْﻞ َﺀ ِﺍﺧ َﺮﺓ ﺧ ْ ٌﺮﻟ َﻚ ِﻣ َﻦ ٱﻷﻭ ٰى
yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti
Artinya: Sesungguhnya hari kemudian sebagian ayat yang mutasyâbihât darinya
itu lebih baik bagimu daripada yang untuk menimbulkan itnah dan untuk
sekarang (permulaan). 12 mencari-cari taʼwilnya, padahal tidak
ََ َ َﱠ َ ًَْ َ ﱠ ﱠ
ٌ ٱﻟﻠ َﻪ َﺷ ِﺎﻛ ٌﺮ َﻋ ِﻠ ada yang mengetahui taʼwilnya kecuali
﴾١٥٨﴿ ﻴﻢ ﻭﻣﻦ ﺗﻄﻮﻉ ﺧ ﺮﺍ ﻓ ِﺈﻥ... Allah dan orang-orang yang mendalam
Artinya: … Barang siapa yang ilmunya berkata: “Kami beriman kepada
mengerjakan suatu kebajikan dengan ayat-ayat yang mutasyâbihât, semuanya
kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah itu dari sisi Tuhan kami.ˮ Yang dapat
Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengambil pelajaran (darinya) hanyalah
Mengetahui. (Al-Baqarah, ayat 158) orang-orang yang berakal.
َ َﻭ َﻣﺎ ُﺗﻨﻔ ُﻘ ۟ﻮﺍ ﻣ ْﻦ َﺧ ْ ﺮ ُﻳ َﻮ ﱠﻑ ﺇ َﻟ ْﻴ ُﻜ ْﻢ َﻭ َﺃ ُﻧﺘ ْﻢ َﻻ ُﺗ ْﻈ َﻠ ُﻤ...
ﻮﻥ
Menurut tata bahasa Arab, kalimat
ِ ٍ ِ ِ lengkap/sempurna yang dibentuk dari
﴾٢٧٢﴿ isim disebut dengan Jumlah Ismiyyah
(Kalimat Nominal). Kalimat seperti ini
Artinya: … dan apa saja harta yang baik
memiliki mubtada’ sebagai subjek atau
yang kamu na kahkan, niscaya kamu
pokok kalimat, dan khabar sebagai
akan diberi pahalanya dengan cukup
predikatnya.15
sedang kamu sedikitpun tidak akan
dianiaya (dirugikan). (Al-Baqarah, ayat
Kata Fi'il dan Klasifikasinya
272)
َ ٰ ْ َ َ ﱠ Fiʻil (kata kerja) adalah kata yang
ُه َﻮ ٱﻟ ِﺬ ٓﻯ ﺃ َﻧﺰ َﻝ َﻋﻠ ْﻴ َﻚ ٱﻟ ِﻜ َﺘ َﺐ ِﻣ ْﻨ ُﻪ َﺀ َٰﺍﻳ ٌﺖ ﱡﻣ ْﺤﻜ َٰﻤ ٌﺖ menunjukkan perbuatan yang terikat oleh
ُ ُ َ ُ ﱠ ُ ﱡ ْ َٰ َ ُ َ ُ ُ َ َٰ َٰ ٌ َ َ ﱠ ﱠ
ﻳﻦ ِ ى ﻗﻠﻮ ِ ِ ْﻢ
waktu (kala) tertentu. Ditinjau dari waktu
هﻦ ﺃﻡ ٱﻟ ِﻜﺘ ِﺐ ﻭﺃﺧﺮﻣتﺸ ِ ﺖ ﻓﺄﻣﺎ ٱﻟ ِﺬ peristiwa perbuatan, iʻil dibagi menjadi 3
َٓ ْ َٓ َٰ َ َ ُ َ ْ ٌ َ َ ﱠ
ﻮﻥ َﻣﺎ تﺸ َﺒ َﻪ ِﻣ ْﻨ ُﻪ ْٱﺑ ِﺘﻐﺎ َﺀ ٱﻟ ِﻔ ْﺘ َﻨ ِﺔ َﻭ ْٱﺑ ِﺘﻐﺎ َﺀ ﺯيﻎ ﻓﻴت ِﺒﻌ 13
Ayat yang muhkamât ialah ayat-ayat yang
َ ٱﻟﺮس ُخ ٰ َ ُ َ َ َ َْ ُ َْ َ ُ ﱠ ﱠ َْ terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan
ﻮﻥ ِ ى ِ ﺗﺄ ِﻭ ِيﻠ ِﻪۦ ﻭﻣﺎ يﻌﻠﻢ ﺗﺄ ِﻭيﻠ ۥٓﻪ ِﺇﻻ ٱﻟﻠﻪ ﻭ ﱠ mudah.
14
Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mu-
ﻨﺪ َﺭِّب َﻨﺎ َﻭ َﻣﺎ ْ ُ ْ ْ َُ ُ َ َﱠ
ِ ٱﻟ ِﻌﻠ ِﻢ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ َﺀﺍﻣﻨﺎ ِﺑ ِﻪۦ ك ﱞﻞ ِّﻣﻦ ِﻋ tasyâbihât: ayat-ayat yang mengandung beberapa
pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana
َْ ْ ۟ ُ ُ ٓ ﱠ ﱠ ﱠ
﴾٧﴿ َﻳﺬﻛ ُﺮ ِﺇﻻ ﺃ ۟ﻭﻟﻮﺍ ٱﻷﻟ َٰﺒ ِﺐ yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara
mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya
Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang ber-
12
Maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan hubungan dengan hal-hal gaib, misalnya ayat-ayat
nabi Muhammad s.a.w. itu akan menjumpai keme- yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-
nangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh lain.
dengan kesulitan-kesulitan. ada pula sebagian ahli 15
Abdullah Abbas Nadwi, Learn The Language
tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan of The Holy Qur’an… h. 39. Baca juga Ichwan, Nor,
akhirat beserta segala kesenangannya dan ula den- Memahami Bahasa Al Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka
gan arti kehidupan dunia. Pelajar, 2002), h. 66.
َ ٓ ٓ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َٰ ً َ ﱠ ﱠ
(tiga), yaitu: iʻil mâdhi (perbuatan di kala ٱﻟﺴ َﻤﺎ َﺀ ِﺑ َﻨﺎ ًﺀ َﻭﺃ َﻧﺰ َﻝ ٱﻟ ِﺬﻯ ﺟﻌﻞ ﻟﻜﻢ ٱﻷﺭﺽ ِﻓﺮﺷﺎ ﻭ
lampau), iʻil mudhâriʻ (perbuatan di kala ًُ ﱠ ﱠ ْ ََ ٓ ٓ َ ﱠ
sedang/akan), iʻil amr (perintah berbuat ٱﻟﺴ َﻤﺎ ِﺀ َﻣﺎ ًﺀ ﻓﺄﺧ َﺮ َﺝ ِﺑ ِﻪۦ ِﻣ َﻦ ٱﻟﺜ َﻤ َٰﺮ ِﺕ ِﺭ ْﺯﻗﺎ ﻟﻜ ْﻢ ِﻣﻦ
sesuatu [kala akan]). ﴾٢٢﴿ ﻮﻥ َ َﻓ َﻼ َﺗ ْﺠ َﻌ ُﻠ ۟ﻮﺍ ﻟ ﱠﻠﻪ َﺃ َﻧﺪ ًﺍﺩﺍ َﻭ َﺃ ُﻧﺘ ْﻢ َت ْﻌ َﻠ ُﻤ
ِ ِ
Contoh kata iʻil ialah kata khalaqa ( iʻil
mâdhi) dalam QS 96: 2, kata yashlâ ( iʻil Artinya: Dialah yang menjadikan bumi
mudhâriʻ) dalam QS 111: 3, serta kata sabbih sebagai hamparan bagimu dan langit
dan istagh ir ( iʻil amr) dalam QS 110: 3.16 sebagai atap, dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
َ َٰ َﺧ َﻠ َﻖ ْٱﻹ
﴾٢﴿ نﺴ َﻦ ِﻣ ْﻦ َﻋﻠ ٍﻖ ِ dengan hujan itu segala buah-buahan
Artinya: Dia telah menciptakan manusia sebagai rezeki untukmu; Karena itu,
dari segumpal darah. janganlah kamu mengadakan sekutu-
َ َ َ ً َ ٰ َْ َ َ sekutu bagi Allah,17 padahal kamu
﴾٣﴿ ﺍﺕ ﻟ َه ٍﺐﺳﻴﺼ ى ﻧﺎﺭﺍ ﺫ mengetahui.
ً َ َ ْٰ َ َ ْ َ ًُ َُ
Artinya: Kelak dia akan masuk ke dalam َﻭ ُﺭ ُﺳﻼ ﺼ َ ُ ْﻢ َﻋﻠ ْﻴ َﻚ ِﻣﻦ ﻗ ْﺒ ُﻞ ﻭﺭﺳﻼ ﻗﺪ ﻗﺼ
api yang bergejolak.
َْ ﱠ ْ َْ ُ ْ ُ ْ ََْ َ ََﱠ َ ﱠ
ٰ َ ٱﻟﻠ ُﻪ ُﻣﻮﺳ
ۢ َ َ َ ُ َ َ ّ ْ َ ْ َّ َ َ ْ َ ْ ْ ُ ﱠ ﺗك ِﻠ ًﻴﻤﺎ ﻟﻢ ﻧﻘﺼﺼهﻢ ﻋﻠﻴﻚ ﻭكﻠﻢ
﴾٣﴿ ﺎﻥ ﺗ ﱠﻮ ًﺍﺑﺎﻓﺴ ِﺒﺢ ِﺑﺤﻤ ِﺪ ﺭِبﻚ ﻭٱﺳﺘﻐ ِﻔﺮﻩ ِﺇﻧ ۥﻪ ك
﴾١٦٤﴿
Artinya: Maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun Artinya: Dan (Kami telah mengutus)
kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima rasul-rasul yang telah kami kisahkan
tobat. mereka kepadamu dahulu, dan rasul-
rasul yang tidak kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. Dan, Allah
Pola Penggunaan Kata Fi'il dalam telah berbicara kepada Musa secara
al-Qur'an langsung.18
Pola-pola penggunaan iʻil (kata kerja) di
dalam al-Qurʼan terdiri dari tiga kelompok 2. Kata kerja yang menunjukkan peker-
berikut: jaan yang sedang berlangsung
1. Kata kerja yang menunjukkan atau yang akan dating, disebut iʻil
pekerjaan yang telah lalu atau yang mudhâriʻ. Contohnya kata-kata
disebut Fiʻil Mâdhî. Contohnya kata- yasjudu, yastakbirûn, yukhriju[hum],
kata khalaqa, jaʻala, anzala, akhraja, yukhrijûna[hum], yusabbihu, yahtahziʼu,
dan qashashnâhum, sebagaimana yang yamuddu, seperti digaris bawahi pada
digarisbawahi, pada QS 96: 2, QS 2: 22, QS 16:49, QS 2: 257, QS 62: 1, QS 2: 15,
QS 4: 164, QS 2: 34, dan QS 17: 1 berikut dan QS 18: 56 berikut ini.
ini. 17
Maksudnya, segala sesuatu yang disembah
َ َٰ َﺧ َﻠ َﻖ ْٱﻹ
﴾٢﴿ نﺴ َﻦ ِﻣ ْﻦ َﻋﻠ ٍﻖ
di samping menyembah Allah seperti berhala-berha-
la, dewa-dewa, dan sebagainya.
ِ 18
“Allah berbicara langsung dengan nabi Musa
Artinya: Dia telah menciptakan manusia a.s.” merupakan keistimewaan nabi Musa a.s., dan
dari segumpal darah. Karena nabi Musa a.s. disebut: Kalîmullah sedang ra-
sul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah den-
gan perantaraan Jibril. dalam pada itu nabi Muham-
16
Salimuddin A. Rahman, dkk. Tata Bahasa mad s.a.w. pernah berbicara secara langsung dengan
Arab… h. 3 Allah pada malam hari mi’rajnya.
ٓ َْ َﻭِﻟ ﱠﻠ ِﻪ َي ْس ُج ُﺪ َﻣﺎ ى ﱠ
َ ٱﻟﺴ َٰﻤ َٰﻮ ِﺕ َﻭ
ﺽ ِﻣﻦ َﺩﺍ ﱠﺑ ٍﺔ
ِ ﺭْ ٱﻷ ى ِ ﺎ ﻣ ِ Contohnya kata-kata uskun, kulâ, sabbih,
َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ُ َ َٰٓ َ ْ َ istagh ir seperti yang digarisbawahi
﴾٤٩﴿ ﻭٱﳌﻠ ِﺌﻜﺔ ﻭهﻢ ﻻ يﺴﺘﻜ ِ ﺮﻭﻥ pada QS 2: 35, QS 56: 96, dan QS 110: 3
Artinya: Dan kepada Allah sajalah segala berikut ini.
sesuatu yang berada di langit dan semua َُ َ ْ
ﻧﺖ َﻭ َﺯ ْﻭ ُﺟ َﻚ ٱل َج ﱠﻨﺔ َﻭكﻼ ِﻣ ْ َ ﺎ ْ َﻭ ُﻗ ْﻠ َﻨﺎ َٰٓﻳَٔـ َﺎﺩ ُﻡ
َ ٱﺳ ُﻜ ْﻦ َﺃ
makhluk yang melata di bumi bersujud
َ ُ َ َ ﱠ ٰ َ َ ْ ُ َ
(terus menerus) dan (juga) para َﺭﻏ ًﺪﺍ َﺣ ْﻴﺚ ِﺷئ ُﺘ َﻤﺎ َﻭﻻ ﺗ ْﻘ َﺮَبﺎ َه ِﺬ ِﻩ ٱﻟش َج َﺮﺓ ﻓ َﺘكﻮﻧﺎ
malaikat, sedangkan mereka (malaikat) ٰﱠ
tidak menyombongkan diri. ﴾٣٥﴿ ِﻣ َﻦ ٱﻟﻈ ِﻠ ِﻤ َﻥ
ُﱡ ْ ۟ َ ٱﻟﻠ ُﻪ َﻭ ﱡى ﱠٱﻟﺬ
ﱠ
ﻳﻦ َﺀ َﺍﻣ ُﻨﻮﺍ ُﻳﺨ ِﺮ ُﺟ ُهﻢ ِّﻣ َﻦ ٱﻟﻈﻠ َٰﻤ ِﺖ ِ ِ Artinya: Dan, Kami ber irman: “Hai
ُ ٱﻟﻄ ُﻐ ٰﱠ ُٓ َ ۟ َ َ َ ﱡ َ ﱠ َ Adam, berdiamlah kamu dan istrimu
ﻮﺕ ﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮ ٓﻭﺍ ﺃ ْﻭِﻟ َﻴﺎﺅ ُه ُﻢ ﻮﺭ ﻭٱﻟ ِﺬ ِ ِﺇ ى ٱﻟﻨ surga ini, dan makanlah makanannya
ٓ
ُص َٰحﺐ ْ ٱﻟﻈ ُﻠ َٰﻤ ِﺖ ُﺃ ۟ﻭ َٰﻟﺌ َﻚ َﺃ
ﱡ َ ُ ْ ُ َُ ّ َ ﱡ
ﻮﺭ ِﺇ ى yang banyak lagi baik di mana saja kamu
ِ ِ ﻳﺨ ِﺮﺟﻮ ﻢ ِﻣﻦ ٱﻟﻨ sukai, dan janganlah kamu dekati pohon
﴾٢٥٧﴿ ﻭﻥ َ ٱﻟﻨﺎﺭ ُه ْﻢ ﻓ َ ﺎ َٰﺧﻠ ُﺪ
ﱠ
ِ ِ ِ ini,19 yang menyebabkan kamu termasuk
Artinya: Allah Pelindung orang-orang orang-orang yang zalim.ˮ
ْ ْ َﻓ َﺴ ّﺒ ْﺢ ﺑ
﴾٩٦﴿ ﭑﺳ ِﻢ َﺭِّب َﻚ ٱﻟ َﻌ ِﻈ ِﻴﻢ
yang beriman; Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (keka iran) ِ ِ
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang Artinya: Maka bertasbihlah dengan
yang ka ir, pelindung-pelindungnya ialah (menyebut) nama Rabbmu yang
setan, yang mengeluarkan mereka dari Mahabesar.”
cahaya kepada kegelapan (keka iran). ۢ َ َ َ ُ َ َ ّ ْ َ ْ َّ َ َ ْ َ ْ ْ ُ ﱠ
Mereka adalah penghuni neraka; mereka
﴾٣﴿ ﺎﻥ ﺗ ﱠﻮ ًﺍﺑﺎﻓﺴ ِﺒﺢ ِﺑﺤﻤ ِﺪ ﺭِبﻚ ﻭٱﺳﺘﻐ ِﻔﺮﻩ ِﺇﻧ ۥﻪ ك
kekal di dalamnya. Artinya: Maka bertasbihlah dengan
َْ َْ
ْ ٱﻷ ُي َﺴ ّﺒ ُﺢ ِﻟ ﱠﻠ ِﻪ َﻣﺎ ى ﱠ
َ ٱﻟﺴ َٰﻤ َٰﻮ ِﺕ َﻭ memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
ﺽ ٱﳌ ِﻠ ِﻚ
ِ ﺭ ى ِ ﺎ ﻣ ِ ِ kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah
َ ْ َْ ﱡ ُْ Maha Penerima tobat.”
﴾١﴿ ﻭﺱ ٱﻟﻌ ِﺰ ِيﺰٱلح ِﻜ ِﻴﻢ ِ ٱﻟﻘﺪ
Artinya: Apa yang ada di langit dan apa Dari penelaahan penulis terhadap
yang ada di bumi senantiasa bertasbih pola-pola penggunaan kata iʻil di dalam
kepada Allah, raja yang Mahasuci, yang al-Quran, maka ditemukan bahwa
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. kebanyakan kata kerja ( iʻil) terdiri dari
tiga huruf yang merupakan akar katanya.
َ ٱﻟﻠ ُﻪ َي ْﺴ َ ْ ﺰ ُﺉ ْﻢ َﻭ َي ُﻤ ﱡﺪ ُه ْﻢ ى ُﻃ ْﻐ َٰﻴ ْﻢ َي ْﻌ َﻤ ُه
ﻮﻥ
ﱠ
ِِ ِ ِِ ِ Tiga huruf tersebut berupa konsonan,
yaitu ( ﻓﻌﻞ/f/ʻ/l/) yang terdiri dari + ﻝ+ ﻑ
﴾١٥﴿ ﻉ. Kata-kata bentukan (jadian, turunan)
Artinya: Allah akan membalas olok- selanjutnya dipengaruhi oleh pergantian
olokan mereka dan membiarkan mereka tiga konsonan tersebut dengan huruf
terombang-ambing dalam kesesatan ‘illat (alif, wawu, ya), konsonan ganda,
mereka.”
19
Pohon yang dilarang Allah mendekatinya
tidak dapat dipastikan, sebab al-Qur’an dan Hadis
3. Kata kerja yang menunjukkan perintah tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon
melakukan sesuatu atau disebut iʻil amr. khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thaha ayat
120, tetapi itu adalah nama yang diberikan setan.
atau hamzah. Sedangkan, kalimat yang melarikan diri dan tentulah (hati) kamu
tersusun dari kata kerja ( iʻil) dalam akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap
bahasa Arab disebut jumlah iʻliyyah mereka. (Al-Kah i, ayat 18)
(kalimat verbal).20 Ayat tersebut menggambarkan
tentang keadaan anjing ashhâbul-kah i
Penggunaan Kata Isim dan ketika mereka tertidur dalam gua. Anjing
itu dalam keadaan terlentang selama
Maknanya/Terjemahnya
mereka tidur. Penggunaan isim dalam ayat
Isim menunjukkan suatu benda, orang,
di atas lebih menggambarkan keadaan
peristiwa, tempat kejadian dan keadaannya,
anjing yang tetap sepanjang waktu.23 Kata
alat melakukan perbuatan, sifat,
pembendaan kata kerja, dan sebagainya.21 isim yang digunakan adalah aiqâzhan,
ruqûd, al-yamîn, al-syimâl, al-washîd, dan
Tiap kata isim memiliki tempat tersendiri
ruʻban yang diterjemahkan dengan tetap
yang tidak bisa dipertukarkan satu dengan
menggunakan arti isim. Akan tetapi, pada
yang lain untuk menghadirkan makna yang
kata bâsithun dan irâran, dua kata tersebut
sama.22 Maksudnya, apabila ada dua atau
diterjemahkan dengan makna iʻil, yaitu
lebih ayat yang menggunakan isim yang
(bâsithun) mengunjurkan dan ( irâran)
sama, maka hakikat makna yang dikandung
dengan melarikan diri. Penggunaan makna
oleh isim tersebut dapat berbeda karena
isim dengan terjemah yang mirip dengan
perbedaan redaksi kalimat dan konteksnya.
kata kerja ( iʻil) ini dimungkinkan karena
Berikut di antara irman- irman Allah yang
bâsith adalah isim sifat yang mengandung
menggunakan kata isim dengan maknanya.
makna kerja, sedangkan irâran disesuaikan
Namun, kata-kata isim itu kadang
dengan konteks.
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Contoh lainnya adalah pada QS al-
dengan kata kerja, bukan dengan makna
Hujurâ t ayat 15 berikut.
isim (benda/peristiwa/pembendaan).
َ ﺍﺕ ْٱﻟ َﻴﻤ ﻥ َﻭ َﺫَ ﻮﺩ َﻭ ُﻧ َﻘ ّﻠ ُ ُ ْﻢ َﺫ ً َ َْ ْ ُُ َ ْ َ َ
ٌ ﺎﻇﺎ َﻭ ُه ْﻢ ُﺭ ُﻗ
َ ُ ۟ ﱠ َ ﻮﻥ ﱠٱﻟﺬ
ﻳﻦ َﺀ َﺍﻣ ُﻨﻮﺍ ِﺑﭑﻟﻠ ِﻪ َﻭ َﺭ ُﺳ ِﻮﻟ ِﻪۦ ﺛ ﱠﻢ ﻟ ْﻢ َ ﺇ ﱠﻧ َﻤﺎ ْٱﳌُ ْﺆﻣ ُﻨ
ﺍﺕ ِ ِ ِ ﻭﺗﺤﺴ ﻢ ﺃﻳﻘ ِ ِ ِ
ٓ ٰ ُ
َٱﻟﻠﻪ ﺃ ۟ﻭ َﻟﺌﻚ
ﱠ ُ َ ٰ َ ۟ ُ ٰ ۟ َ
َ َ َْ َ َ ُ َ
ََ ﱠ
ﻴﺪ ﻟ ِﻮ ٱﻃﻠ ْﻌ َﺖ َْ َ ٌ َٰ ْ َ َ
ِ ٱﻟﺸ َﻤ ِﺎﻝ ﻭكﻠ ُ ُ ﻢ ب ِﺴﻂ ِﺫ َﺭﺍﻋ ْﻴ ِﻪ ِﺑﭑﻟﻮ ِﺻ
ّ
ِ ِ ِ ﻳ ْﺮﺗﺎﺑﻮﺍ ﻭﺟ َهﺪﻭﺍ ِﺑﺄﻣﻮِﻟ ِه ْﻢ ﻭﺃﻧﻔ ِﺴ ِه ْﻢ ِ ى ﺳ ِب ِﻴﻞ
َ ٱﻟﺼﺪ ُﻗ ٰ ُ
َُ َ َ ﱠ
﴾١٨﴿ َﻋﻠ ْ ِ ْﻢ ﻟ َﻮﻟ ْﻴ َﺖ ِﻣ ْ ُ ْﻢ ِﻓ َﺮ ًﺍﺭﺍ َﻭﳌ ِﻠ ْﺌ َﺖ ِﻣ ْ ُ ْﻢ ُﺭ ْﻋ ًﺒﺎ ﴾١٥﴿ ﻮﻥ ِ ه ُﻢ ﱠ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang
Artinya: Dan kamu mengira mereka
yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
itu bangun padahal tidur; dan Kami balik-
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-
balikkan mereka ke kanan dan ke kiri,
Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan
sedangkan anjing mereka mengunjurkan
mereka berjuang (berjihad) dengan harta
kedua lengannya di muka pintu gua. Dan
dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah
jika kamu menyaksikan mereka tentulah
orang-orang yang benar.
kamu akan berpaling dari mereka dengan
Iman adalah hakikat yang harus tetap
Abdullah Abbas Nadwi, Learn The Language
20
berlangsung di dalam jiwa seseorang,
of The Holy Qur’an… h. 49 dan 61
21
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulumul 23
Manna’ al-Qaththan, Mubahits i ulum al-
Qur’an (Yogyakarta: Dana Bhakti Pmimayasa, 2003), Qur’an, terj. Muzakir (Jakarta: Litera Antanusa, 1997),
h. 157-163 hlm. 286. Baca juga Dahlan, Drs. Abdurrahman M. A,
22
Azizah Fuwal, al-mukjam al-Mufashshal, juz Kaidah-kaidah Penafsiran Al Qur’an, (Bandung: Mi-
1 (Beirut: Darul Kutub, 1992), h. 416 zan, 1997), h. 60.
nama [Allah] yang indah) yang banyak semua yang dikenal sebagai baik dan indah
ditemukan dalam al-Qur’an. Memahami ditinjau dari perspektif hukum Islam dan
makna-makna al-asmâʼ al-husnâ adalah nalar rasional. Lawan katanya adalah al-
salah satu bagian dari memahami ʻulûm munkar, yaitu semua yang tidak dinilai baik
al-Qur’ân (ilmu-ilmu al-Qur’an), bahkan menurut hukum Islam, nalar rasional, al-sû’
dapat dikatakan memahami tujuan utama (keburukan), dan al-fahisyah (kekejian dan
al-Qur’an sendiri. kekotoran).
Contoh lain penggunaan kaidah alif-lâm Di dalam al-Qur’an, kita banyak
(al-) di atas terdapat dalam Surah al-Mâ ’idah menemukan beragam bentuk kata sifat yang
(5): 2 berikut. menggunakan huruf alif-lâm (al-) dengan
ْ ْ ََ ۟ َُ َ َ ََ ٰ َ ْ ََ َ َُ ۟ ََ ْ ّ َ ﱠ makna istighrâq al-jins, yaitu menghabiskan
ٱﻹﺛ ِﻢ
ِ ﻭتﻌﺎﻭﻧﻮﺍ ﻋ ى ٱﻟ ِ ِﺮ ﻭٱﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﻻ تﻌﺎﻭﻧﻮﺍ ﻋ ى... semua jenis/arti yang dikandung oleh kata
ٰ ْ
.... َﻭٱﻟ ُﻌ ْﺪ َﻭ ِﻥ tersebut.
Artinya: … dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan Penggunaan Fi'il dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam Maknanya/Terjemahnya
berbuat dosa dan pelangggaran… Berikut disajikan contoh-contoh ayat
Kata al-birr pada ayat di atas yang redaksinya menggunakan iʻil dan ayat
menggunakan huruf alif-lâm (al-). Dengan yang redaksinya menggunakan iʻil dan isim
menerapkan kaidah di atas, kita dapat dalam waktu yang sama.
mengatakan bahwa pengertiannya men- Pada QS Al-Baqarah ayat 274:
cakup semua makna kebaikan. Demikian
ََ ً َ ﱠ َ َ َ ُ ُ َ ﱠ
juga dengan kata al-taqwâ. Ia mencakup ﻮﻥ ﺃ ْﻣ َٰﻮﻟ ُهﻢ ِﺑﭑﻟ ْﻴ ِﻞ َﻭٱﻟ ﱠ َ ِﺎﺭ ِﺳ ًّﺮﺍ َﻭ َﻋﻼ ِﻧ َﻴﺔ ﻓﻠ ُه ْﻢ ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳ ِﻨﻔﻘ
semua bentuk sikap dan perbuatan takwa,
ﻮﻥَ ﻨﺪ َ ّﺭ ْﻢ َﻭَﻻ َﺧ ْﻮ ٌﻑ َﻋ َﻠ ْ ْﻢ َﻭَﻻ ُه ْﻢ َﻳ ْﺤ َﺰُﻧ َ َﺃ ْﺟ ُﺮ ُه ْﻢ ﻋ
baik itu dalam sikap takut melanggar aturan ِ ِ ِ ِ
maupun takut melakukan perbuatan yang ﴾٢٧٤﴿
diharamkan Allah.
Kata al-itsm (dosa) yang terdapat Artinya: Orang-orang yang mena kahkan
dalam ayat di atas mengandung arti hartanya di malam dan di siang hari secara
setiap pekerjaan yang dilarang, yang akan tersembunyi dan terang-terangan, mereka
mengakibatkan hukuman dan menyebabkan mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak
manusia termasuk kelompok pendurhaka ada kekhawatiran terhadap mereka dan
Tuhan. tidak (pula) mereka bersedih hati.
Makna kata al-ʻudwân (permusuhan) Kata yun iquna (mena kahkan) pada
ialah semua jenis permusuhan terhadap ayat di atas menunjukkan keberadaannya
manusia yang berkaitan dengan sebagai tindakan yang bisa ada dan juga
pertumpahan darah, harta, dan harga bisa tidak atau sebagai sesuatu yang
diri. Kata tersebut juga digunakan untuk temporal. Apabila seseorang melakukan
menunjukkan makna pelanggaran terhadap pekerjaan, ia memperoleh pahala, dan
tatanan masyarakat dari batasan-batasaan jika ia meninggalkannya, maka ia tidak
aturan yang diterapkan Allah. memperoleh pahala.
Kata al-maʻrûf di dalam al-Qur’an Ayat yang kedua adalah QS Asy-Syuʻarâ ʼ
digunakan untuk menunjukkan pengertian ayat 78-81.
ُ ْ ُ َُ َ ﱠ َْ َ ُ َ َ ََ ﱠ
ِ ﴾ ﻭٱﻟ ِﺬﻯ هﻮ ﻳﻄ ِﻌﻤ٧٨﴿ ٱﻟ ِﺬﻯ ﺧﻠﻘ ِ ﻓهﻮ ِﺪ ِﻳﻦ amal saleh yang mengiringinya menunjuk
ْ َ ْ َ َ َ pengertian pelaksanaan semua syariat,
﴾٨٠﴿ ﺿ ُﺖ ﻓ ُه َﻮ َيﺸ ِﻔ ِﻥ﴾ ﻭِﺇﺫﺍ ﻣ ِﺮ٧٩﴿ َﻭ َي ْﺴ ِﻘ ِﻥ baik dalam bentuk perkataan maupun
ُ ﱠ
﴾٨١﴿ َﻭٱﻟ ِﺬﻯ ُﻳ ِﻤ ُﻴﺘ ِ ﺛ ﱠﻢ ُﻳ ْﺤ ِﻴ ِﻥ perbuatan.
Contoh selanjutnya adalah al-faqîr dan
Artinya: Yaitu (Tuhan) yang telah al-miskîn seperti dalam QS At-Taubah ayat
menciptakan aku, Dialah yang menunjuki 60 berikut.
aku, dan Tuhanku, Dia yang memberi makan َ ْ َْ ٓ َ ْ َٰ ﱠ
dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, ٱﻟﺼ َﺪﻗ ُﺖ ِﻟﻠ ُﻔﻘ َﺮﺍ ِﺀ َﻭٱﳌ َٰﺴ ِﻜ ِﻥ َﻭٱﻟ َٰﻌ ِﻤ ِﻠ َﻥ َﻋﻠ ْ َ ﺎ ِﺇ ﱠﻧ َﻤﺎ
َٰ ْ َّ َ ْ ُُ ُُ َ َ َُْﱠ
ﺎﺏ َﻭٱﻟﻐ ِﺮ ِﻣ َﻥ َﻭ ِ ى َﺳ ِب ِﻴﻞ
Dialah yang menyembuhkan aku.
Kata khalaqa (menciptakan) ِ ٱﻟﺮﻗ
ِ ﻭٱﳌﺆﻟﻔ ِﺔ ﻗﻠﻮ ﻢ ﻭ ِ ى
menunjukkan perbuatan penciptaan pada ٌ ﻴﻢ َﺣ ِﻜ َ ًَ ّ َ ﱠ َ ﱠ
ٌ ٱﻟﻠ ُﻪ َﻋ ِﻠ ﱠ
ٱﻟﻠ ِﻪ َﻭ ْٱﺑﻦ ﱠ
ﻴﻢ ٱﻟﺴ ِب ِﻴﻞ ﻓ ِﺮيﻀﺔ ِﻣﻦ ٱﻟﻠ ِﻪ ﻭ ِ
waktu yang lampau karena bentuknya
iʻil mâdhi, sedangkan kata kerja yahdî[n], ﴾٦٠﴿
yuthʻimu[nî], yasqî[n], dan yasy î[n] dalam Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat
rangkaian ayat tersebut menunjukkan itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
perbuatan yang terus berangsung pada orang-orang miskin, pengurus-pengurus
waktu sekarang. zakat, para muʼallaf yang dibujuk hatinya,
Selanjutnya, ketentuan lain yang untuk (memerdekakan) budak, orang-
penulis temukan dalam penggunaan kata orang yang berutang, untuk jalan Allah
isim adalah apabila kata isim disebutkan dan untuk mereka yang sedang dalam
secara tersendiri (terpisah), maka akan perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
menunjukkan pengertian umum.25 Artinya, diwajibkan Allah. Allah Maha Mengetahui
jika ditemukan di dalam al-Qur’an kata isim lagi Mahabijaksana.”
secara tersendiri, maka ia menunjukkan Makna al-faqîr ialah orang yang sangat
arti umum. Akan tetapi, jika kata itu membutuhkan bantuan tetapi ia tidak
disebutkan bersamaan dengan kata lain memiliki apa-apa, atau orang yang memiliki
sebagai penjelasnya, maka pengertian isim harta tetapi sama sekali tidak memadai
menjadi terbatas pada yang dijelaskan untuk menutupi kebutuhannya. Sedangkan
saja. Contohnya ialah kata îmân yang al-miskîn ialah orang yang membutuhkan
sering disebutkan secara tersendiri dalam lebih besar daripada yang dimilikinya
beberapa ayat, dan dikaitkan dengan amal (keadaan orang miskin lebih baik daripada
saleh atau sifat-sifat mulia dalam beberapa orang fakir).
ayat lainnya. Berdasarkan kaidah ini, kata
îmân yang disebutkan secara tersendiri
Simpulan
menunjuk arti umum.
Penelitian tentang pola-pola penggunaan
Adapun kata iman yang disertai
kata isim dan iʻil dalam al-Qur’an dapat
penyebutan amal saleh, ia menunjukkan dikategorikan sebagai kajian nahwu terapan
pengertian keimanan yang berkaitan dalam perspektif al-Qur’an. Karena sifatnya
perbuatan hati, yaitu makrifat, pembenaran, terapan, maka kaidah-kaidah nahwu (tata
i’tikad, dan keyakinan. Sementara itu, kata bahasa Arab) tidak diulas secara tegas.
25
Baca penjelasan Abdul Rahman Dahlan, Kaidah-kaidah ini hanya diposisikan sebagai
Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an (Bandung: keterangan penjelasan.
Mizan, 1997), h. 74-77.
Dari telaah yang dilakukan, penulis (kala) yang menyertai iʻil tersebut, yaitu
menemukan bahwa hakikat isim dalam pola penggunaan iʻil madhi (kata kerja
perspektif al-Qur’an bukan dimaksudkan kala lampau), iʻil mudhâriʻ (kata kerja kala
semata untuk kata benda. Kata isim juga sedang/akan), dan iʻil amr (kata perintah
mencakup kata sifat, keadaan, kata ganti, melakukan perbuatan [kala akan]).
kata tunjuk, nama, dan mashdar (kata Kata isim (benda) dan iʻil (kerja) dalam
dasar) atau pembendaan. Penggunaan kata al-Qur’an merujuk makna yang spesi ik
isim dalam al-Qur’an dapat diklasi ikasikan sesuai jenis dan bentuk kata tersebut. Akan
menjadi tujuh bagian atau kelas, yaitu (1) tetapi, ada juga kata isim yang diartikan
mudzakkar dan muʼannats, (2) mufrad, atau diterjemahkan dengan mendekati
mutsannâ, dan jamak, (3) nakirah dan makna kata kerja. Selain itu, apabila kata
maʻrifat, (4) munsharif dan ghair munsharif, isim disebutkan secara terpisah, maka
(5) maqshur dan manqush, (6) jâmid dan menunjukkan pengertian umum, sedangkan
musytaq, (7) muʻrab dan mabnî. apabila kata isim disebutkan bersamaan
Selanjutnya, hakikat iʻil adalah dengan kata lain sebagai penjelasnya, maka
perbuatan yang terikat dengan waktu pengertian isim menjadi terbatas pada yang
tertentu. Pola-pola penggunaan iʻil dijelaskan saja.[]
disesuaikan dengan keterikatan waktu
Daftar Rujukan
Anwar, Moch., Ilmu Nahwu, Terjemahan Matan Al-Âjrumiyyah dan ‘Imrity Berikut Penjelasannya,
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007.
Chirzin, Muhammad, Al-Qur’an dan Ulumul-Qur’an, Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa,
2003.
Dahlan, Abdul Rahman, Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1997.
Ibn Taisir, al-Muzakkar wa al-Muʼannas dalam al-Maktabah al-Syamilah.
Ichwan, Mohammad Noor, Memahami Bahasa Al-Qur’an: Re leksi atas Persoalan Linguistik,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Nadwi, Abdullah Abbas, Learn The Language of The Holy Qur’an, Terj. Tim Redaksi Penerbit
Mizan, Belajar Mudah Bahasa Al Qur’an, Bandung: Mizan, 1992.
al-Qaththan, Manna’ Khalil, Mabâhits i ʻUlûm al-Qur’ân, terj. Muzakir, Studi Ilmu-Ilmu Al
Qur’an, Jakarta: Litera Antanusa, 1997.
Rahman, Salimuddin A. dkk, Tata Bahasa Arab untuk Mempelajari al-Qur’an, Bandung: Sinar
Baru, 1990.
al-Shadiqy, Muhammad Ali bin ‘Alan, ʻUlum al-Lughah wa al-Maʻâjim, Beirut: Dâr al- Nasyr,
2001.