You are on page 1of 19

MAKALAH

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM

Dosen Mata kuliah:


Wendy Morrizha Pritantoro,M.Ed

Disusun Oleh Kelompok 9:

Tarmiji Lubis ( 220801036 )

Sinta Cahyani Putri ( 220801019 )

Putri Alfadhila ( 220801010 )

Mutia Rahmadani ( 220801014

JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH ISLAM


FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2022

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

Latar Belakang...........................................................................................................1
BAB 2 : PEMBAHASAN
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM
A. Pengertian AL-qur’an Secara Etimologi ( Bahasa )..............................................................2
B. Pengertian AL-qur’an Secara Terminologi ( istilah islam )....................................................3
C. Cara Turunnya AL-qur’an......................................................................................................4
D. Keistimewaan AL-qur’an dari kitab Lainnya..........................................................................5
E. Nama-Nama Lain dari AL-qur’an...........................................................................................6
F. Sifat-Sifat AL-qur’an................................................................................................................7
G. Cara Bersyukur Dengan Turunya AL-qur’an...........................................................................8
H. Ruang lingkup hukum Islam......................................................................................9
I. Konsep Alam Semesta Dalam Perspektif Alquran.....................................................10

BAB 3 : PENUTUP

Kesimpulan....................................................................................................................11
Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Syukur Allhamdullilah penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT
yang telah memberi kesehatan, kekuatan dan pertolongan kepada penulis,
sehingga penulis di berikan kesempatan dan kemampuan untuk menulis
makalah dengan judul “AL-QUR”AN SEBAGAI SUMBER HUKUM”.
Semoga dengan makalah ini kita dapat memperdalam materi – materi yang
berkenan dengan program mata kuliah ini. Aamiin.

PENULIS

i
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sumber hukum dalam agama Islam yang paling utama dan pokok dalam menetapkan hukum dan
memecah masalah dalam mencari suatu jawaban adalah al-Qur’an 1 dan al-Hadi , Sebagai sumber
paling utama dalam Islam, AlQur`an merupakan sumber pokok dalam berbagai hukum Islam. Al-
Qur’an sebagai sumber hukum isinya merupakan susunan hukum yang sudah lengkap. Selain itu juga
Al-Qur`an memberikan tuntunan bagi manusia mengenai apa-apa yang seharusnya ia perbuat dan ia
tinggalkan dalam kehidupan kesehariannya, Sedangkan al-Hadis merupakan sumber hukum yang
kedua setelah al-Qur’an. Disamping sebagai sumber ajaran Islam yang secara langsung terkait
dengan keharusan mentaati Rasulullah Saw, juga karena fungsinya sebagai penjelas.

Sumber hukum dalam agama Islam yang paling utama dan pokok dalam menetapkan hukum
dan memecah masalah dalam mencari suatu jawaban adalah al-Qur’an 1 dan al-Hadis. 2 Sebagai
sumber paling utama dalam Islam, 3 alQur`an merupakan sumber pokok dalam berbagai hukum
Islam. Al- Qur’an sebagai sumber hukum isinya merupakan susunan hukum yang sudah lengkap.
Selain itu juga al-Qur`an memberikan tuntunan bagi manusia mengenai apa-apa yang seharusnya ia
perbuat dan ia tinggalkan dalam kehidupan kesehariannya.4 Sedangkan al-Hadis merupakan sumber
hukum yang kedua setelah al-Qur’an. Disamping sebagai sumber ajaran Islam yang secara langsung
terkait dengan keharusan mentaati Rasulullah Saw, juga karena fungsinya sebagai penjelas.
BAB 2
PEMBAHASAN

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER HUKUM

A. Pengertian AL-qur’an Secara Etimologi (Bahasa)

Ditinjau dari segi bahasa, AL-qur’an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari nkata benda
(masdar) dari kata kerja qara’a - yaqra’u – qur’anan yang berati bacaan atau sesuatu yang di baca
berulang-ulang . konsep pemakaian kata tersebut dapat di jumpai pada salah satu suruh al-qur’an
yaitu pada surat al qiyamah ayat 17-18

ۚ ‫عَل جم و ر ٰاَن ٗه‬ ‫ِان‬


‫ْينَا َع ٗه ق‬
17. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya

ۚ‫َف ِا َذا َ رأ ات ِب ْع ُق ْر ٰا َنٗ ه‬


‫ٰنه‬

18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

Sebagaian lagi berpendapat bahwa al-qur’an berati “mengumpulkan” . Dinamakan demekian


karena al-qur’an mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larang-larangan, dan juga ancam-
ancaman, bahka al-qur’an juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat dan yang lainnya.

B. Pengertian AL-Qur’an Secara Terminologi ( Istilah Islam )

Secara istilah,al-qur’an di artikan sebgai kalam Allah saw yang di turunkan kepada nabi
Muhammad saw sebagai mukjizat, di sampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah saw sendiri
dengan perantara malaikat jibril dan membaca al-qur’an dinilai ibadah kepada Allah saw.

AL-qur’an adalah murni wahyu dari Allah bukan hawa nafsu perkataan nabi Muhammad saw. AL-
Qur’an menurut aturan-aturan kehidupan manusia di dunia .AL-Qur’an merupakan petunjuk bagi
orang-orang yang beriman dan bertaqwa .Di dalam al-qur’an terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagi orang-orang beriman .Alqur’an merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang .
C. Cara Turunnya AL-qur’an

Diterima wahyu oleh Nabi Muhammad saw merupakan peristiwa yang sangat besar . Turunya
merupakan peristiwa yang tidak di sangka-sangka.Begitulah Allah memberikan titah-Nya kepada
manusia terpilih, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Ada bermacam-macam wahyu
syar’i dan yang terpenting ialah sebagaimana penjelasan sebagai berikut:

1. Takmlimullah ( Allah saw berbicara langsung ) kepada Nabi Nya dari belakang hijab. Yaitu Allah
saw menyampaikan apa yang hendak disampaikan, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam
keadaan tidur.

Sebagai contoh dalam keadaan terjaga, yaitu seperti ketika Allah saw berbicara langsung dengan
Musa, dan juga dengan Nabi Muhammad saw pada peristiwa isra’ dan mir’raj . Allah berfirman
tentang nabi Musa :

‫ٰ ْ سى تَ ْك لِ ْي اما‬
َ ‫صص ع ك‬ ‫علَ من ق و ُر ُ س‬ ‫و ُر ُس ْد ق صص‬
‫و‬ ‫ُه ْم َل ۗ َو م‬ ‫ْبل اًل لَّ ْم ْ ق‬ ‫ْي ك‬ ‫ٰن ُه ْم‬ ً
‫ل‬
‫كلَّ ل‬ ‫ْي‬
‫ُا م‬

Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada
beberapa rasul (la-in) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah
berfirman langsung.( Q.S An-Nisaa 164 )

Adapun contoh ketika dalam keadaan tidur , yaitu sebgaimana di ceritakan dalam hadits dari ibnu
Abbas dan Mu’adz bin Jabal. Rasullah saw bersabda : pada suatu pagi Rasullah tidak keluar untuk
shalat shubuh hingga hampir saja kami melihat tanduk matahari, kemudian rasulillah saw keluar
dengan cepat dan langsung shalat . Beliau shalat dan shalat dengan cepat. Saat salam, beliau
bersabda; “ Tetaplah berada di barisan kalian.” Rasulullah saw pun pergi lalu datang dan bersabda ;
sesungguhnya aku akan memberitahukan kenapa aku tidak datang pagi ini . sesungguhnya aku
bangun malam kemudian shalat semampuku, aku mengantuk saat shalat hingga terbangun, tiba-tiba
aku berada dihadapan rabbku dalam wujud yang paling indah.

Dalam hal wahyu ini, para ulama salaf, ahli sunnah wal jama’ah memegangi pendapat, bahwa Nabi
muhammad saw , keduanya pernah mendengar kalamullah al azaly al qadim , yang merupakan salah
satu sifat di antara sifat sifat Allah. Pendapat ini sangat berbeda dan tidak seperti yang dikatakan
oleh sebagain orang, bahwa yang terdengar adalah bisikan hati atau suara yang diciptakan oleh Allah
saw sebatang pohon .

2. Allah saw menyampaikan risalah-Nya melalui perantaraan Malaikat jibril , dan ini meliputi
beberapa cara, yaitu :

a) Malaikat jibril menampalan diri dalam wujud aslinya.cara seperti ini jarang terjadi, dan
hanya terjadi dua kali
b) Malaikat jibril terkadang datang ke nabi saw dalam wujud seorang laki-laki
c) Malaikat jibril mendatangin nabi saw , namun ia tidak terlihat .

3. Wahyu di sampaikan dengan cara di bisikan ke dalam kalbu

Yaitu Allah saw atau malaikat jibril meletakan wahyu yang hendak di sampaikan kedalam kalbu nabi
di sertai pemberitahuan bahwa, ini merupakan dari Allah saw. Yaitu “ sesungguhnya ruhul quds
(Malaikat jibril) meniupkan kedalam kalbuku: “ Tidak akan ada jiwa yang mati sampai Allah saw
menyempurnakan rizkinya. Maka hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah , dan carilah rizkinya
dengan cara baik. Janganlah keterlambatan rizki membuat salah seorang di antara kalian mencarinya
dengan cara maksiat kepada Allah. Sesungguhnya apa yang di sisi Allah saw tidak akan bisa diraih,
kecuali dengan mentaatinya.”

4. wahyu Allah saw dalam bentuk ilham

Yaitu Allah memberikan ilmu kepada nabi saw saat beliau berijtihad pada suatu masalah.

5. wahyu diturunkan melalui mimpi .

Yaitu Allah saw terkadang memberikan wahyu kepada nabi Nya dengan perantaraan mimpi. Sebagai
contoh, yaitu wahyu yang di turunkan kepada nabi ibrahim agar menyembelih anaknya. Perestiwa ini
di ceritakan pleh Allah saw :

ْ ُ ْ ََ ‫ى‬ َ َ ُ ْ َ َ ْ ِ َ ْٓ ّ َ ْ ُ َ َ َ َ
‫ا ف َعل ما ت ؤ‬ ‫ا‬ ‫قا ي ُب ِ َّن ِا ِ ْن ا ٰرى ِ ف ا ل َم نا ِم ا فا ن ظ ماذا‬ ‫ل َّما ب ل م ع ه‬
ُۖ َ ‫ت‬ ‫قال‬ ‫تر‬ ‫ل‬ ‫ال‬
‫مُر‬ ‫ب‬ ‫ْر‬ َ ْ َ ْْٓ ‫غف‬
َ
‫ن ا ذ بحك‬ ‫ي‬
‫ي‬
‫َع‬
‫ي‬ ‫س‬

ْ ۤ ِ ُ َ
‫ا ُ من ص ِِ ِ بين‬ ‫د‬ ‫ج‬ ‫ت‬ ‫س‬
‫ي‬ ِ ِ
‫ال‬ ّٰ ْ ْٓ
‫ْن ِا ن َء ا‬
‫ش ل‬
‫ل‬

Artinya
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai
anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana
pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah)
kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

D. Keistimewaan AL-Qur’an dari Kitab Lainnya


Al-qur’an adalah kalamullah yang di turunkan kepada rasul kita muhammad saw. Di mulai dengan
suruh AL-fatihah dn ditutup dengan suruh Ana-Nas .dan kami paparkan sebagian keistimewaan-
keistimewaan Al-qur’an Al-karim :

1. Tidak sah shalat seseorang kecuali dengan membaca sebagian ayat al-qur’an (yaitu suruh
Alfatihah)
2. AL-Qur’an terpelihara dari tharif (perubahan ) dan tabdil ( penggantian ) sesuai dengan

ٰ Allah. firman
َ َ َّ ُ ْ َّ
‫َ نْ زَلنا الِّ ذْ كر ِو انَّ ا لَ ه لٗ حَ ِفظوُ ن‬
‫ِ ا ن ا حن‬
َ
‫ن‬
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.
( Q.S an-NISA 82 0)

3. AL-qur’an mudah untuk di hafal berdasarkan firman Allah saw


َّ ْ ْ َ َ
‫ْ ََّسنا ا ل ُق ْ ٰرا َ م ْن م د ِك „ر‬ ‫ول ق د‬
‫ل‬ ْ ِّ َ
‫َن ِلل ذ ك ر ه‬ ‫ي‬
ِ
‫ف‬

Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau
mengambil pelajaran ( Q.S al-Kamar 32 )

4. Al-qur’an mendatangkan ketenangan dan rahmat bagi siapa saja yang membacanya,
berdasarkan sabda Allah saw, yaitu : “ Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majilis
kecuali turun pada mereka ketenangan dan di liputi oleh rahmat dan dikerumin oleh
malaikat dan Allah akan menyebutkan mereka di hadapan para malaikat.”
5. AL-qur’an sebagai penawar ( obat ) hati dari penyakit syirikk , nifak dan yang lainnya . di
dalam al-qur’an ada sebagian ayat-ayat dan surat-surat berfungsi untuk mengobati badan
seperti suruh al-fatihah ,an-naas dan al-falaq serta yang lainya didalam sunnah rasulullah
Allah berfirman :

ْ ِّ ٌ ْ َ ُ ْ ُ ِّ ۤ َ ِّ ْ ‫ِع‬ ُ ْ ْ َّ َ ُّ َ
‫ه و ر ح َم ة ل ل ُم‬ ‫و ِش ف ا ٌء ل د و‬ ‫رب‬ ‫ي ا ي ها ال نا ق د ت ك‬
ٌ َ
ْ ْ ً ِۙ ْ‫ظ ة ن ُك م‬ ۤ ‫س‬
‫ؤ ِم ِن ي‬ ‫َما ِ ِف ال ِر دى و‬ ‫ْم ج ا‬
‫ص‬ ‫م ْو‬ ‫َء‬
‫م‬

Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh
bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.( Q.S yunus
57 )
E. Nama-Nama Lain dari AL-Qur’an
Banyak dari kalangan para ulama yang mencoba untuk dapat mengumpulkan dan menghitung-
hitung nama-nama AL-qur’an pada kitab yang telah mereka karang namun demikian, dari hasil
hitung menghitung para ulama tentang nama -nama AL-qur’an tersebut tidak samapi dapat
diketahui jumlah pasti keseluruhannya.Tidak semua para ulama menyetujui akan pendapat ulama
yang menyebutkan bahwa Al-qur’an memiliki nama-nama lain yang jumlahnya samapai berpuluh.
Para ulama yang tidak setuju dengan pendapat yang menyebutkan ada nama-nama lain dari Al-
qur’an itu hanyalah sifat,sehingga tidak bisa di katakan sebagai nama lain dari al-qur’an. Terlepas
dari perbedaan pendapat para ulama perihal jumlah sebenarnya dari nama-nama AL-Qur’an hal yang
perlu disepakati ialah nama dan sifat dari al-qur’an haruslah atas apa yang berdasarkan AL-Qur’an
dan hadist nabi.ini lah nama nama lain dari AL-qur’an :

1. AL-Qur’an
Dalil yang di jadikan hujjah

ْ ْ َ ْ ْ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ
‫ن غ ِّٰلل ل َو َج ف ي ِه ا خ ِت ك ِث‬ ‫ا ف ل ي ت د ب ُر و ن ا و ل و‬
Terjemahan ‫ِي ا‬
‫َل ًفا ًيا‬ ْ ُ
‫د وا‬
َ َ ٰ ْ
‫ل ُق ْ را َن كا ن ن ِد‬
‫م ع‬
Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari
Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.( Q.S AN-Nisa 82 )
2. AL kitab
Dinamkan AL kitab karena ia bermakna mengumpulkan , maksudnya mengumpulkan huruf
dengan huruf , ayat dengan ayat , surat sdengan surat secara terperinci. Dalilinlain yang kita
jadikan ada
:ٰ ْ - ْ - ْ . - -ْ -
hujjah lah ْ
‫علَ ُمْ ون‬ ‫اليكم ال ِكتب مفصل ۗوال ِذين اتينهم ال ِكتب‬ ‫ّلل ابت ِ ِ ْغ حكما وهو ال ذي‬ ‫افغ ي ا‬
‫اِنزل‬
‫اََّن ه‬
‫من ا ْل ُم‬ ‫مَ ن َّزل ’من رِ ب’ك ا ْلح ِ ق فَ َل َتُكْ وَنن‬
‫ْمتَ ِر ْين‬
Terjemahan
Pantaskah aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an)
kepadamu secara rinci? Orang-orang yang telah Kami beri kitab mengetahui benar bahwa (Al-
Qur'an) itu diturunkan dari Tuhanmu dengan benar. Maka janganlah kamu termasuk orang-orang
yang ragu.
3. AL furqon
pembeda antara haq (baik) dan yang batil (buruk). Bukti bahwa Al Furqan merupakan
bentuk penyebutan lain dari kitab suci Al Quran dapat disimak dalam firmanNya surat Al
Furqan ayat 1 yang berbunyi,

‫ين‬ - ُ - - ُ ْ َّ -
َ َّ -
‫ي كو ن ِل‬- ‫ل ا ل ف ْر قا ن ع ع ْب ِد ِه ِ ل‬- ‫ر ك ا ل ِذي ن ز‬- ‫با‬- ‫ت‬
‫ِذي ًرا‬
َ - ْ ‫ٰل‬
‫ل عا ل ِم‬

Terjemahan : "Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada


hamba- Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin
dan manusia)."( Q.S AL furqon 1 )

4. Adz Zikr
Adz Dzikr artinya pemberi peringatan. Maksudnya, Alquran dapat dijadikan sebagai sebuah
peringatan akan adanya ancaman dan balasan bagi seluruh hambanya, juga pengingat untuk
selalu bertauhid kepada Allah SWT sebagaimana yang telah diajarkan para Rasul pada kaum-
kaum sebelumnya.
Pada intinya, apa yang kita lakukan di dunia tidak lepas dari tanggung jawab di akhirat nanti.
Allah SWT berfirman:
‫َّ َ ُ ح ِف‬ - ْ َّ - ُ َّ
- ُ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ل‬‫ز‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ِ
‫َ ظو ن‬ ْ ِّ
‫ل‬ ‫ ر‬- ‫ال ذ ك‬

Terjemahan :“Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Adz Dzikr (Al-Qur’an sebagai
pengingat), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]: 9)

5. Al Mau’idhoh Nama lain Al Quran selanjutnya adalah Al-Mau’idhoh berarti pelajaran atau
nasihat. Nama ini keluar dalam ayat
َ
‫ج‬- ‫ق ْد‬- ‫ها ال َّنا ُ س‬- ‫ أ ُّي‬e‫فا‬- ‫و ِش‬- ‫ِّرب ُك ْم‬- ‫ ة ِ م ْ ن‬e‫م‬- ‫ر ْح‬- ‫و‬- ‫و ُه ًدى‬- ‫ر‬, ‫ ِف ال ُّ ص ُدو‬. ِ ‫ما‬- ‫ ء ِ ل‬e‫يا‬- ‫ي‬-. ‫ة ِ ل ْل ُم ْؤ ِم ِن‬

Terjemahan: Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang ada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman. (QS. Yunus : 57)
6. Asy-Syifa’ Nama lain Al Quran lainnya yakni, Asy-Syifa yang berarti penyembuh.

‫´ن ا ْلق˚ ْرآ ِ ن ´ما ˚ه ´و ِ ش ´فا ˚ء ´و ´ر ْ ح ´مة˚ ِ ل ْل ˚م ْؤ ِمنِي ´ن ۙ ´و ´ّل ي‬


-
‫سا ًرا ´ون˚ن´ ِ’ ز ˚ل ِم‬- ‫´ ِزي ˚د ال َ ظا ِل ِمي ´ن ِإ َّل خ‬
Terjemahan : Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang- orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zlim
selain kerugian ( Q.S AL isra : 82 )
7. Al-Hikmah

Nama lain Al Quran selanjutnya yakni Al Hikmah yang berarti kebijaksanaan. Nama Al
Hikmah disebutkan dalam Surat Al Isra:

‫ف‬. ‫ ٰ ق‬-: ‫ف ُت ْل‬- ‫ر‬- ‫خ‬- ‫ِّل ٰ— ًها آ‬- َّ‫علالإ‬- ‫م‬- ‫ع ْ ل‬- ‫ت ْ ج‬- ‫ل‬- ‫و‬- ۗ ‫م ِة‬- ‫ن ا ْل ِح ْك‬- ‫ك ِ م‬- ‫رُّب‬- ‫ك‬- ‫ ٰ ح إ َل ْي‬- ‫ك ِ م َّما َ أ ْو‬- ‫ذ ٰ ِل‬
ْ
-‫مد ُحو ًرا‬

Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Janganlah kamu mengadakan
Tuhan yang lain selain Allah yang (bisa) menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka
dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah). (QS. Al Isra’ : 39)

8. Ar-Rahmat

Ar Rahmat juga nama lain Al Quran yang memiliki artai rahmat.

-‫م‬- ‫ر ْح‬- ‫و‬- ‫ وإ َّن ُه َ ل ُه ًدى‬e‫ي‬-. ‫ة ِ ل ْل ُم ْؤ ِم ِن‬


ِ
Dan sesungguhnya Quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman. (QS. An-Naml : 77).

9. Al Basha'ir

yang memiliki arti pedoman juga merupakan nama lain Al Quran.

ٰ— -‫م‬- ‫ر ْح‬- ‫و‬- ‫و ُه ًدى‬- ‫س‬, ‫صا ِئ ُر ِلل َّنا‬- ‫ب‬- ‫ ذا‬e‫ه‬- ‫ن‬- ‫ق ْو „م ُ يو ِق ُنو‬- ‫ة ِ ل‬

Ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS.
Al- Jatsiyah: 20)

10. . An-Nur

An Nur yang berarti cahaya juga nama lain Al Quran

َ َ
‫ء ُك ْم ُ ب ْر‬- ‫جا‬- ‫ق ْد‬- ‫ها ال َّنا ُ س‬- ‫ يا أ ُّي‬e‫نا ِإ َل ْي ُك ْم ُ نو ًرا ُ م ِبي ًنا‬- ‫ ْزل‬- ‫وأ ْن‬- ‫رِّب ُك ْم‬- ‫ ن ِ م ْ ن‬.

“Hai manusia, sesungguhnyatelah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah
Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.” (QS. AN Nisa: 174).

F.Sifat-Sifat Al-qur’an
Al-qur’an kalamullah memiliki beberapa sifat yang teramat agung . Adanya banyak sifat
dan nama bagi al-qur’an, menunjukkan betapa mulianya kitab Allah ini. Diantara sifat-sifat
al-
qur’an tersebut:

1. Al-Quran adalah Ash-Shirath Al-Mustaqim (jalan lurus)

Yakni, Al-Qur’an adalah jalan lurus yang mengantarkan orang yang senantiasa membaca dan
mengamalkannya kepada surga yang penuh kenikmatan. Allah berfirman,
َّ - َ
ُ - ٰ
‫م ْ س ت فا ت ِب ُعو ه‬ -
ِ ‫و أ ه — ِصا‬
َّ
‫ِقي ًما‬ ‫ِط‬ ‫ن ذا‬
“Dan sungguh, inilah jalan–Ku yang lurus, maka ikutilah!.” (QS. Al-An’am: 153).

2. Al-Quran adalah Al–Hablul Matin

Yakni, Al-Qur’an adalah tali yang sangat kokoh, barang siapa yang berpegang teguh dengannya dan
melaziminya, maka ia akan berhasil dan ditunjukkan kepada jalan yang lurus. Allah SAW berfirman,

‫ل ج ِمي ًعا‬ - ْ
‫وا ع ت ِ ص بح ْب‬
‫ل‬ ‫ِل‬
‫ا‬ ‫ُموا‬
“Maka berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 103).

3. Al-Quran adalah Al-Mizan

Yakni, Al-Qur’an merupakan timbangan, yang merupakan pemutus dan sebagai tempat mengajukan
hukum. Allah SAW berfirman,
ُ
‫ل وال َّر سو ِل‬ ُ ُّ ُ ْ - -
‫ِ دو ه ِإ‬ ‫ف ِإن ت نا ز ع ت‬
‫ل‬ َ ‫ْش‬ . ْ
‫ا‬ ‫م ِ ِف „ء ل ف ُر‬
-

“Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah
dan Rasul.” (QS. An Nisa’: 59).

“Kembali kepada Allah” maknanya adalah kembali kepada Al-Qur’an, sedangkan “kembali kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam” adalah kembali kepada As-Sunnah.

4. Al-Quran adalah Al–‘Urwatul Wutsqa


Yakni, Al-Qur’an adalah tali yang sangat kuat. Sebagaimana dalam firman Allah
ْ - ْ - ْ ُ ُ َّ ْ ْ - ِّ . - ْ
‫لل ف ق ِد ا س ت ْمسك با ل‬
‫ ك بال طا غو ِ ت و ي ؤ‬- ‫ب ي ال ُّر م ن ا ل ف‬- ‫را ه ِ ِف ال دين قد ت‬- ‫ل ِإ ك‬
- ُ - ُ ْ َّ
‫ُع ْر و ِة‬ ‫ِمن با‬ ‫ ِ ِّغ من ف ْر‬. ‫ش د‬
‫ي‬
e َ
- -
‫س ِمي ع ع‬ ‫ل ان ِف صا م ل ل‬- ‫ ٰ ق‬:- ‫ا ْل ُو ْث‬
‫ها و ا‬
‫م‬e ‫ِلي‬
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa yang
ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh)
pada tali yang sangat kuat, yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Baqarah: 256).

5. Al-Quran adalah An-Nural Mubin

Yakni, Al-Qur’an merupakan kitab yang diturunkan sebagai cahaya yang terang benderang. Al-Qur’an
disifati sebagai cahaya, yakni cahaya yang terang dan sangat jelas. Sebagaimana dalam firman
Allah SAW

‫م ِب ي‬ - ِْ - َ ِّ - ْ ‫ء‬- ‫ْ جا‬ - ُّ َ
‫نو‬ ‫إ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ل‬‫ز‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫بر‬ ‫قد‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫يا أ ي‬
‫ل ْي ُك ْم را‬ َ ُ ُ ‫َّنا س‬
‫ك ْم‬ e
‫ك م ها ن‬
“Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad
dengan mukjizatnya), dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.” (QS. An-
Nisa’: 174).

G. Cara bersyukur Dengan Turunya Al-qur’an


1. Menunaikan hak-hak AL-Qur’an
2. Mengamalkannya

H. Ruang lingkup hukum Islam

Ruang Lingkup Hukum Islam Ruang lingkup hukum Islam diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar,
yaitu:

1) hukum yang berkaitan dengan persoalan ibadah, dan

2) hukum yang berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan.

Hal ini akan diuraikan sebagai berikut.

1. Hukum ibadah adalah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu iman,
shalat, zakat, puasa, dan haji.

2. Hukum kemasyarakatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya
yang memuat: muamalah, munakahat, dan ukubat.

I.Konsep Alam Semesta Dalam Perspektif Alquran

Segala wujud di dunia ini harmonis, dan evolusinya menuju ke pusat yang sama. Segala yang
diciptakan tidak ada yang sia-sia, dan bukan tanpa tujuan. Dunia ini dikelola dengan serangkaian
sistem yang pasti yang dikenal sebagai "hukum (sunnah) Allah." Di antara makhluk yang ada,
manusia memiliki martabat yang khusus, tugas khusus, dan misi khusus. Manusia bertanggung
jawab . Secara
umum, alam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alam syahadah dan alam ghaib. Alam syhadah
adalah wujud yang konkrit dan oleh karena itu dapat diindera. Alam syahadah tunduk terhadap
hukum evolusi dalam arti berkembang dan berubah-ubah. Karenanya ia disebut fenomena.
Sedangkan alam Ghaib adalah wujud yang tidak tampak pada indera dan karenanya ia disebut
noumena. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara alam nyata dan alam diluar inderawi
manusia. Alam syahadah ini dapat dinamakan sebuah fenomena karena alam syahadah dapat
manusia saksikan dengan panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah seperti
fenomena alam, seperti adanya fenomena gerhana matahari dan bulan. Dapat juga dikatakan bahwa
alam syahadah bersifat materi. Adapun alam ghaib dapat disebut noumena karena erat
hubungannya dengan sesuatu yang abstrak atau tidak berbentuk sehingga alam ghaib bersifat non
materi. Selain sebagai bukti kekuasaan Allah alam semesta diciptakan juga bertujuan untuk sebagai
sarana bagi manusia untuk mengambil pelajaran. Dalam hal ini boleh dikatan alam semesta bagaikan
guru bagi manusia. Namun pelajaran apakah yang dimaksudkan untuk dapat diambil dan direnungi
dari alam semesta? Tidak lain adalah pelajaran bagaimana alam semesta tunduk dan konsisten pada
hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah Swt.

BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN

Alquran sebagai kitab terakhir dimaksudkan untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia
(hudan linnas) sampai akhir zaman, bukan cuma diperuntukkan bagi anggota masyarakat Arab
tempat dimana kitab ini diturunkan akan tetapi untuk seluruh umat manusia. Di dalamnya
terkandung nilai- nilai yang luhur yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam
berhubungan dengan Tuhan maupun hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Fazlur Rahman mengemukakan tentang tema-tema
pokok yang terkandung dalam Alquran yang meliputi : tentang Ketuhanan, kemanusiaan
(individu/masyarakat), alam semesta, kenabian, eskatologi, setan/kejahatan dan masyarakat
muslim.

SARAN

Kami sebagai penulis menyadari makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Wismanto Abu Hasan, Santoso,Baidarus Muhammad,Jakiman,Abunawas,cetakan pertama
universitas Muhammadiyah Riau Oktober 2019.

Ghuslsyani,Mahdi.filsafat sains menurut Alquran,Bandung: Mizan,1993.

Ma”mun Rauf, 1995, Hukum islam : Asas-Asas Hukum Islam, Cetakan kesepuluh, makasar,
universitas Indonesia.

You might also like