You are on page 1of 10

Makalah

Pengertian, Pembukuan dan Pembakuan Al-Qur’an

Dosen Pengampu :
DR. H. Ahmad Thoyib Masudi, MA, MM

Disusun Oleh :
1. Asyifa Khoiriyah
2. Nur Sayidatul Khoiriyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS QOMARUDDIN
GRESIK
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha Esa. Atas rahmat dan hidayah
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “pengertian, pembukuan dan
pembakuan al-quran” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ulumul quran.Selain itu makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang pengertian, pembakuan danpembukuan al-quran bagi
para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak DR. H. Ahmad Thoyib Masudi, MA,
MM. selaku dosen mata kuliah ulumul quran. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... ii


Daftar isi........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. PENGERTIAN AL-QUR’AN ......................................................... 2
B. PEMBUKUAN AL-QUR’AN ......................................................... 2
C. PEMBAKUAN AL-QUR’AN ......................................................... 4
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 5
A. Kesimpulan ...................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................ 6
Daftar pustaka ................................................................................................ 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-qur’an merupakan sumber utama dalam ajaran islam sebagai panduan hidup umat
islam, al-qur’an memiliki prinsip-prinsip ajaran yang sempurna dan universal. Konsekuensi
logis dari pengakuan dan keyakinan tersebut pesan-esan yang terkandung di dalamnya
berlaku dan relavan sepanajang zaman. Dalam upaya memahami al-qur’an baik secara
tekstual atau kontekstualnya di perlukan pemahan tentang pengertian al-qur’an, bagaimana
proses pembukuannya dan bagaimana proses pembakuannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Al-qur’an?
2. Bagaimana proses pembukuan Al-Qur’an pada masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin?
3. Bagaimana proses pembakuan Al-Qur’an?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Al-qur’an
2. Untuk mengetahui Bagaimana proses pembukuan Al-Qur’an pada masa Rasulullah
dan Khulafaur Rasyidin
3. Untuk mengetahui Bagaimana proses pembakuan Al-Qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
Al-qur’an menurut bahasa dari masdar qa-ra-a jika membacanya maka akan
bernilai ibadah. Menurut bahasa Al-Qur’an adalah kumpulan dan juga inti sari dari kitab-
kitab terdahulu. Definisi Al-Qur’an menurut ulama’ tafsir firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad yang dibaca dan diriwayatkan oleh banyak orang. Menurut ulama
fiqih Al-Qur’an adalah kalamallah yang dturunkan kepada nabi Muhammad yang
merupakan mukjzat (mengalahkan) dengan lafadznya yang dinilai ibadah dengan
membacanya, disampaikan banyak orang tapi tetap sama, yang di tulis di dalam mushaf-
mushaf dan berawal dari surat al-fatihah sampai surat an-nas.
Menurut istilah Al-Qur’an adalah bacaan mulia yang merupakan wahyu yang
diturunkan oleh Allah untuk nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dan merupakan
wahyu murni dari Allah SWT, bukan dari hawa nafsu perkataan nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an adalah mukjizat islam yang kekal dan mukjizatnya selalu di perkuat
oleh kemjuan ilmu pengetahuan yang di turunkan Allah kepada Rasulullah untuk
mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap manuju yang terang. AL-Qur’an di turunkan
Allah kepada manusia sebagai petunjuk mencapai keselamatan,kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Jadi, al-qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW
melalui malaikat Jibril sebagai wahyu terakhir. Al-qur’an berlaku sepanjang masa dan untuk
semua umat manusia. Karena itulah ajaran-ajaran islam bersifat universal.
B. Pembukuan Al-Qur’an
a. Pembukuan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW
Pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup,penulisan Al-Qur’an dalam satu
buku komplet belum merupakan kebutuhan mendesan an belum ada naskah yang
sempurna. Sekalipun Nabi sendiri memiliki sekretaris kusus yang bertugas mencatat
semua wahyu yang di turunkan kepadanya. Namun demikian, keaslian dan keutuhan
Al-Qur’an tetap terjaga dengan baik. Al-Qur’an terjaga keutuhannya melalui hafalan
dari Nabi yang tiap pada bulan Ramadhan selalu di cek ulang leh malaikat Jibril.
Kemudian para sahabat menyetorkan kepada Nabi Muhammad. Jadi keutuhan Al-

2
Qur’an sangat terjaga.para huffazh di sekitar Nabi sangat banyak. Lain halnya ketika
terjadi peperangan yang terjadi pada masa Khulafaur Rasyidin, maka kebutuhan akan
pembukuan Al-Qur’an makin terasa.
Untuk penulisan ayat-ayat al-qur’an, nabi SAW. Mengangkat beberapa orang
sebagain juru tulis. Tugas mereka adalah merekam dalam bentuk tulisan semua wahyu
yang diturunkan kepada rasulullah SAW mereka adalah abu bakar, umar, utsman,ali,
zaid bin tsabith, ubay bin ka’ab , tsabit bin qoish dan beberapa sahabat lainnya. Para
penulis wahyu itu diperintahkan oleh nabi untuk menuliskan setiap wahyu yang
diterimanya dan meletakkan urutannya sesuai dngan petunjuk nabi berasarkan petujuk
allah lewat malaikat jibril. Kemudian ayat-ayat al-qur’an yang ditulis dihadapan nabi
diatas benda-benda yang bermacam-macam antara lain: batu, tulang,kulit
binatang,pelepah kurma,dan sebagainya itu disimpan dirumah nabi dalam keadaan
masih terpencar-pencar ayatnya,belum dihimpun dalam suatu mushaf atau suhuf al-
qur’an .
b. Pembukuan al-qur’an pada masa khalifahur rasyidin
Pada masa kholifah abu bakar,kholifah disibukkan oleh para pembangkang.dalam
penumpasan inilah, bnayak sahabat yang menjadi syahid,terutama mereka yang
menghafal al-qur’an. Para pengahafal al-qur’an semakin tipis jumlahnyaakibat
peperangan yamamah, para sahabat yang syahid mencapai 70 orang lebih. Umar
dengan inisiatifnya itu kemudian mengusulkan pengumpulan pembukuan al-qur’an
kepada abu bakar. Memang pada mulanya abu bakar keberatan,namun dengan
argumen yang disampaikan umar, akhirnya abu bakar menerima usulan itu. Usaha itu
dimulai dengan mengumpulkan sekretaris nabi seprti zaidbin tsabith. Ia mulai
mengumpulkan al-quran yang masih berserahkan dan dari hafalan para penghafal al-
qur’an. Penyebaran umat islam pada masa ustman semakin meluas. Terjadi perbedaan
cara membaca didaerah-daerah mereka mengklaim berasal dari nabi.
Utsman menemukan kejanggalan dan kesalahan dalam membaca al-quran, hal ini
sangat memperihatinkan para sahabat. Ustman kemudian mengirimkan utusan kepada
hafsoh untuk meminjamkan mushaf abu bakar. Kemudian ustman memanggil zaid bin
tsabithal-anshori,Abdullah bin zubair,said bin ash, dan abdurrohman bin harish bin
hisyam.ketiga orang terakhir ini dari suku quraisy lalu memerintahkan mereka agar

3
menyalin dan memperbanyak mushaf serta memerintahkan agar apa yang
diperselisihkan zaid dengan ketiga orang itu ditulis dalam bahasa quraisy, lalu
memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbnayak mushaf, serta
memerintahkan agar apa yang diperselisihkan zaid dengan ketiga orang itu ditulis
dalam bahasa quraisy, karena alqur’an turun dengan logat,dialek mereka. Mereka
melaksanakan tugas, setelah selesai, utsman mengembalikan mushaf asli kepada
hafsoh.selanjutnya, utsman mengirim satu mushaf versi baru kesetiap wilayah. Dan
memerintahkan agar semua mushaf lain agar dibakar.
C. Pembakuan al-qur’an
Pada masa pemerintahan Utsman, terjadilah perbedaan bacaan Al-Qur'an di
kalangan umat Islam dan jika hal ini dibiarkan, bisa mengganggu persatuan dan kesatuan
umat Islam karena itu sahabat hudaifa menyarankan kepada Khalifah, agar segera
mengusahakan keseragaman bacaan Al-Qur'an dengan jalan menyeragamkan penulisan Al-
Qur'an. Kalau misalnya masih terjadi perbedaan-perbedaan tentang bacaannya, diusahakan
masih dalam batas-batas ma'tsur(diajarkan oleh Nabi). Mengingat bahwa Al-Qur'an itu
diturunkan dengan menggunakan 7 dialek bahasa Arab yang hidup pada waktu itu.
Khalifah Usman dapat menerima ide hudaifa, kemudian membentuk panitia yang
terdiri dari empat orang, yakni: Zaid bin Tsabit, sa'id bin Al ash, Abdullah bin Zubair dan
Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Panitia ini diketuai oleh Zaid dan bertugas menyalin
suhuf Alquran yang disimpan oleh Hafsah, sebab suku hafsa itu dipandang sebagai naskah
Al-Qur'an standar.
Panitia Zaid diperintahkan menyalin suhuf Hafsah ke dalam mushaf dengan
jumlah beberapa buah untuk dikirimkan ke beberapa daerah Islam disertai instruksi, bahwa
semua suhuf dan mushaf Al-Qur'an yang berbeda dengan mushaf Utsman yang terkirim itu,
harus dimusnahkan (dibakar). Setelah panitia Zaid berhasil melaksanakan tugasnya, suhuf
hapsa yang dipinjamnya itu dikembalikan kepada Hafsah. Marwan bin Al Hakam, seorang
khalifah dari dinasti Umayyah (wafat tahun 65 H) pernah meminta hafsoh agar suhufnya itu
dibakar, tetapi ditolak oleh hajrah baru setelah Hafsah wafat suhufnya diambil oleh Marwan
kemudian dibakarnya. Tindakan Marwan ini katanya terpaksa dilakukan demi
mengamankan keragaman mushaf Al-Qur'an yang telah diusahakan oleh Khalifah Usman
dengan menyalin seluruh isi mushaf habshah ke dalam mushaf Utsman,dan lagi untuk

4
menghindarkan keraguan umat Islam di masa yang akan datang terhadap mushaf Al-Qur'an,
jika masih terdapat dua macam naskah (suhu Hafsah) dan mushaf Alquran.
Menurut Ibnu Hajar, panitia Zaid dapat menyelesaikan tugasnya pada tahun 25 H.
Sedang menurut blachere, panitia Zaid baru dibentuk dan melaksanakan tugasnya pada
sekitar tahun 30 H. Tetapi menurut dr Subhi Al Salih, yang benar adalah pendapat Ibnu
Hajar karena mempunyai dasar riwayat yang kuat.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Al-qur’an menurut bahasa dari masdar qa-ra-a jika membacanya maka akan
bernilai ibadah. Menurut istilah Al-Qur’an adalah bacaan mulia yang merupakan wahyu
yang diturunkan oleh Allah untuk nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dan
merupakan wahyu murni dari Allah SWT, bukan dari hawa nafsu perkataan nabi
Muhammad SAW. Pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup,penulisan Al-Qur’an
dalam satu buku komplet belum merupakan kebutuhan mendesan an belum ada naskah
yang sempurna. Untuk penulisan ayat-ayat al-qur’an, nabi SAW. Mengangkat beberapa
orang sebagai juru tulis. Pada masa pemerintahan Utsman, terjadilah perbedaan bacaan
Al-Qur'an di kalangan umat Islam dan jika hal ini dibiarkan, bisa mengganggu persatuan
dan kesatuan umat Islam karena itu sahabat hudaifa menyarankan kepada Khalifah, agar
segera mengusahakan keseragaman bacaan Al-Qur'an dengan jalan menyeragamkan
penulisan Al-Qur'an.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, tentunya masih banyak yang kurang di dalamnya,
maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya menerangkan kembali
dari bapak dosen yang membawakan mata kuliah ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,rosihon. 2018. Pengantar Ulumul Quran. Bandung : CV.Pustaka setia


Drajat, amroeni. 2017. Pengantar Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Depok : kencana
Musafa’ah, suqiyah.2011. Studi Al-Qur’an. Surabaya : IAIN sunan ampel press
Hermawan, acep.2016. Ulumul Qur’an. Bandung : PT.remaja rosda karya offset
Departemen agama. 1997/199. Ilmu Tafsir. Jakarta : PT. surya indah

You might also like