You are on page 1of 13

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia

Vol. 19, No. 3, 2004, 269 – 281

PENGARUH PERBEDAAN INDIVIDUAL DAN KARAKTERISTIK


SISTEM TERHADAP PENERIMAAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI
INFORMASI: REPLIKASI MODEL DI BIDANG E-JOB VACANCIES
Petra Surya Mega Wijaya
Universitas Kristen Duta Wacana

Fahmy Radhi
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

The objective of this study is to test the correlation between perceived ease-of-use
variable and perceived usefulness variable, beliefs (perceived ease-of-use and perceived
usefulness) against behavior intention to use. The study also test the relationship between
individual differences (computer self efficacy and knowledge of search domain) and system
characteristics, which consist of relevance, terminology, and screen design against belief
variables. The study replicates Technology Acceptance Model (TAM) developed by Hong et
al. (2002) and implements in e-job vacancy area. The study used 163 respondents that
consist of two different undergraduate students, the faculty of economics and informatics
students
The results show that there are significant correlations among the perceived ease-of-
use variable and perceived usefulness against behavior intention to use, computer self-
efficacy and perceived ease-of-use variable, relevance and terminology variable against
perceived usefulness. Surprisingly, there are no significant correlations between perceived
ease-of-use and perceived usefulness variable. There are weak correlations between
knowledge of search domain and relevance variable against perceived ease-of use variable,
terminology against perceived usefulness, and screen design variable against perceived
ease-of–use and perceived usefulness.
Keywords: Individual differences, system characteristics, TAM, SEM

PENDAHULUAN dalam seminggu, misalkan e-banking, e-


government, e-library, e-job vacancies, dan
Perkembangan teknologi informasi
lain-lain. Meskipun demikian, masih ada
semakin pesat, baik untuk perangkat lunak
beberapa permasalahan yang muncul berkaitan
(software) maupun perangkat keras (hardware)
dengan pengembangan teknologi informasi
yang semakin ramah dalam penggunaan (user
tersebut. Salah satu permasalahan tersebut
friendly) (Turban, McLean, & Wetherbe, 2002:
adalah tingkat penerimaan individu terhadap
22). Salah satu contoh perkembangan tersebut
teknologi informasi. Hal ini diperkuat dengan
adalah dengan ditemukannya internet pada
argumen yang diberikan oleh Compeau dan
awal tahun 1990-an (Turban, Rainer, & Potter,
Higgins (1995) bahwa keberhasilan pengguna-
2003:37). Melalui internet, beberapa aktivitas
an teknologi informasi sangat tergantung pada
bisa dilakukan secara elektronis dengan
manusia dan bukan pada teknologi informasi
pelayanan 24 jam dalam sehari dan 7 hari
tersebut.
270 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

Ada beberapa studi dengan mengembang- dengan memasukkan variabel individual


kan model yang berkaitan dengan tingkat differences dan system characteristics.
penerimaan individu terhadap teknologi Pertanyaan penelitian yang dikembangkan
informasi, misalnya, sebuah model teoritikal adalah sebagai berikut: (1) Apakah perceived
yang dikembangkan oleh Davis (1989) yang ease-of-use mempengaruhi variabel perceived
kemudian dikenal dengan the Technology usefulness? (2) Apakah variabel beliefs
Acceptance Model (TAM). TAM merupakan mempengaruhi variabel behavior intention to
sebuah model penelitian yang sangat use? (3) Apakah individual differences
berpengaruh dalam menjelaskan perilaku mempengaruhi variabel beliefs? (4) Apakah
adopsi sistem informasi atau teknologi system characteristics mempengaruhi variabel
informasi (Chau, 1996). Model awal TAM beliefs?
diadaptasi dari the Theory of Reasoned Action
Model (TRA) yang dikembangkan oleh PENGEMBANGAN MODEL PENELITI-
Fishbein dan Ajzen (1975) dan Ajzen dan AN
Fishbein (1980) dalam konteks pemberdayaan Compeau dan Higgins (1995) menyatakan
penerimaan teknologi komputer (Igbaria, bahwa keberhasilan penggunaan teknologi
Zinatelli, Cragg & Cavaye, 1997). Dalam informasi sangat tergantung pada manusia dan
perkembangannya, TAM merupakan salah satu bukan pada teknologi informasi tersebut,
model yang establish karena telah diuji secara sehingga kondisi teknologi informasi bisa atau
empiris oleh para peneliti, misalkan Venkatesh tidak bisa diterima oleh seorang individu
& Brown, 2001; Venkatesh & Morris, 2000; merupakan tahapan yang kritis bagi imple-
Brattacherjee, 2001; Lee, Park, & Ahn, 2001; mentasi teknologi informasi tersebut. Seperti
Venkatesh & Davis, 2000; Lim & Benbasat, yang telah dipaparkan sebelumnya, TAM
2000, Gefen & Straub, 1997; Igbaria, Zinatelli, merupakan adaptasi dari the Theory of
Cragg, & Cavaye, 1997; Achjari, 2003. Reasoned Action Model (TRA), memiliki dua
TAM menggambarkan hubungan antara sisi besar yaitu sisi pertama, atau yang biasa
variabel-variabel perceived usefulness dan disebut beliefs (Agarwal & Karahanna, 2000),
perceived ease-of-use, dengan variabel dan sisi kedua terdiri atas attitude, behavior
attitude, intention to use dan usage behavior intention to use dan usage behavior (Straub,
(Straub, Limayem, & Karahanna, 1995; Limayem, & Evaristo, 1995). Penggunaan
Huang, D’Ambra, & Bhalla, 2002). Dalam TAM untuk menjelaskan dan memprediksi
konteks penelitian di bidang TAM, perceived penerimaan dan perubahan desain fasilitas
usefulness dan perceived ease-of-use biasa teknologi informasi sebelum individu memiliki
disebut juga keyakinan (beliefs) (Agarwal & pengalaman dengan sebuah sistem (Lee, Park,
Karahanna, 2000; Straub, Limayem, & & Ahn, 2001:110).
Karahanna, 1995). Dalam perkembangannya, beberapa
Selama ini penelitian yang menggunakan penelitian di bidang TAM tidak menyertakan
model TAM lebih banyak difokuskan pada variabel attitude dalam analisisnya karena
beliefs dengan beberapa outcome seperti berdasarkan fakta empiris ditemukan hubungan
attitudes dan usage, misalkan Venkatesh & mediasi attitude yang lemah antara beliefs dan
Brown, (2001); Straub, Limayem, & behavior intention to use (Venkatesh, 1999),
Karahanna (1995), namun tidak banyak walaupun masih ada beberapa penelitian yang
penelitian tentang bagaimana beliefs mencoba untuk memasukkan variabel attitude
diformulasikan. sebagai bahan analisisnya, misalkan Hu et al.
Penelitian ini merupakan replikasi model (1999) dan Bhattacherjee (2000).
yang dikembangkan oleh Hong et al. (2002)
2004 Wijaya & Radhi 271

Penelitian ini mereplikasi model TAM (1999), perceived ease-of-use merupakan


yang dikembangkan oleh Hong et al. (2002). proses pengharapan (expectancy), dan
Penggunaan model TAM untuk mengakomodir perceived usefulness merupakan hasil
2 hal, yaitu (1) model penelitian yang telah expectancy, sehingga perceived usefulness
melakukan revisi pada model TAM, atau diharapkan dapat mempengaruhi perceived
model yang tidak memasukkan variabel ease-of-use.
attitude, dan (2) model penelitian yang Pendapat tersebut mendukung penelitian
memasukkan variabel eksternal atau empiris di bidang TAM yang menjelaskan
antecedent beliefs, seperti yang terlihat pada bahwa perceived ease-of-use merupakan
Gambar 1. antecedent variabel perceived usefulness,
attitude, dan behavior intention to use (Hong
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEM- et al., 2002). Demikian pula dengan penelitian,
BANGAN HIPOTESIS yang dilakukan oleh Venkatesh dan Morris
(2000) dengan fokus penelitian pada
1. Hipotesis Perceived Ease-of-Use (PEU) penggunaan teknologi baru di suatu tempat
Variabel beliefs merupakan perceived ease- kerja, menemukan bahwa perceived ease-of-
of-use yang merefleksikan individu dalam use berpengaruh secara signifikan pada
berinteraksi dengan suatu software tertentu di variabel perceived usefulness dan behavior
mana individu bisa berinteraksi dengan intention to use. Berdasarkan kedua hasil studi
teknologi baru jika mereka mempersepsikan tersebut, beberapa hipotesis mengenai variabel
bahwa usaha kognitif mereka relatif kecil perceived ease-of-use, dirumuskan sebagai
selama berinteraksi. Menurut Venkatesh berikut:

Individual differences

Computer Self
Efficacy

Knowledge Search
Domain Perceived Ease-
of-Use
Behavior
Intention
System to Use
characteristics Perceived
Usefulness
Relevance

Terminology

Screen Design
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber: Hong et al., (2002:103)
272 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

H1a: Perceived ease-of-use memiliki pengaruh (Compeau, Higgins, & Huff, 1999). Individu
yang kuat pada perceived usefulness atas yang memiliki level computer self-efficacy
sebuah teknologi informasi. tinggi akan menganggap dirinya lebih mampu
H1b: Perceived ease-of-use memiliki pengaruh dalam mengoperasikan komputer dengan
yang kuat pada behavior intention to use dorongan dan arahan yang kecil daripada
atas sebuah teknologi informasi. individu yang level computer self-efficacy-nya
rendah (Compeau & Higgins, 1995). Menurut
2. Hipotesis Perceived Usefulness (PU) Davis (1989) hubungan antara computer self-
efficacy dan beliefs merupakan pengembangan
Menurut Davis (1989) perceived konsep perceived ease-of-use dan perceived
usefulness, sebagai sebuah prediktor usage usefulness didasarkan pada teori self-efficacy.
behavior, akan berpengaruh dalam pengem- Pendapat ini didukung oleh Venkatesh dan
bangan sistem karena pengguna percaya dalam Davis (1996), yang melakukan penelitian di
eksistensi use-performance relationship. bidang mikro komputer, menyimpulkan bahwa
Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian computer self-efficacy secara signifikan
yang dilakukan oleh Venkatesh & Morris mempengaruhi perceived ease-of-use, baik
(2000) dan Straub et al. (1995) yang menemu- sebelum maupun sesudah memiliki
kan bahwa perceived usefulness sebagai pengalaman dalam penggunaan mikro
prediktor behavior intention to use. Sedangkan komputer. Penelitian sejenis yang dilakukan
penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan oleh Achjari (2003) juga menemukan bahwa
Todd (1995), dan Hu et al. (1999) terdapat hubungan yang kuat antara variabel
menyebutkan bahwa perceived usefulness computer self-efficacy dan perceived ease-of-
memiliki dampak yang kuat pada pembentukan use. Berdasarkan hasil beberapa studi tersebut,
behavior intention to use. Berdasarkan hasil hipotesis ketiga dirumuskan sebagai berikut:
beberapa studi tersebut, hipotesis kedua
dirumuskan sebagai berikut : H3a: Computer self-efficacy akan memiliki
pengaruh yang kuat pada perceived ease-
H2: Perceived usefulness memiliki pengaruh of-use atas sebuah teknologi informasi.
yang kuat pada behavior intention to use
atas sebuah teknologi informasi. 3.2. Hipotesis Knowledge of Search Domain
(KSD)
3. Individual Differences
Menurut Hong et al. (2002) information
Menurut Hong et al.(2002) Individual retrieval systems mengindikasikan bahwa
differences selain memiliki relevansi yang domain knowledge dapat mendorong pencarian
sangat kuat dalam keberhasilan penggunaan yang lebih efisien untuk membantu pengguna
teknologi informasi juga mempunyai interaksi mendapatkan informasi yang lebih relevan
antara pengguna dengan komputer. Dalam dalam penggunaan teknologi informasi. Dalam
konteks penggunaan internet, terdapat dua lingkungan virtual seperti internet, penguna
variabel individual differences yang sangat tidak dapat meminta bantuan orang lain untuk
penting dalam penggunaan teknologi berkonsultasi. Dalam kondisi ini, pengetahuan
informasi, yaitu computer self-efficacy dan pengguna terhadap search domain dapat
knowledge of search domain. mendorong interaksi dengan sistem tersebut
menjadi lebih mudah bagi pengguna. Hal ini
3.1. Hipotesis Computer Self-Efficacy (CSE) menunjukan adanya hubungan yang kuat pada
Computer self-efficacy didefinisikan seba- perceived ease-of-use. Berdasarkan hasil studi
gai refleksi kepercayaan individu tentang tersebut, hipotesis keempat dirumuskan
kapabilitasnya dalam menggunakan komputer sebagai berikut:
2004 Wijaya & Radhi 273

H3b: Knowledge of search domain akan H4b: Sistem yang relevance akan memiliki
memiliki pengaruh yang kuat pada pengaruh yang kuat pada perceived
perceived ease-of-use atas sebuah usefulness atas sebuah teknologi
teknologi informasi. informasi.

4. System Characteristics 4.2. Hipotesis Terminology (T)


Penelitian yang dilakukan oleh Davis, Pemahaman terminologi dianggap penting
Bagozzi, dan Warshaw (1989) menemukan bagi pengguna teknologi informasi untuk
bahwa system characteristics memiliki mengetahui deskripsi, instruksi, dan hasil
dampak yang kuat baik untuk perceived ease- pencarian secara jelas dan benar. Jika terjadi
of-use maupun perceived usefulness pada perbedaan persepsi terminology antara peng-
penggunaan teknologi informasi. Dalam guna dan pembuat sistem, maka dampaknya
penelitian ini, system characteristics yang akan tidak hanya akan mempersulit pengguna untuk
digunakan adalah variabel relevance, berinteraksi dengan suatu sistem yang
terminology, dan screen design. dihadapinya, tetapi juga menurunkan
keunggulan potensial teknologi informasi bagi
4.1. Hipotesis Relevance (R) penggunanya. Hal ini menunjukkan bahwa
terminology yang jelas dan mudah dipahami
Beberapa peneliti mengakui pentingnya
akan memiliki dampak yang kuat pada
user-based relevance judgments dalam
perceived ease-of-use dan perceived
mengevaluasi efektivitas sistem pencarian
usefulness. Namun penelitian yang dilakukan
keterangan informasi (Janes, 1994; Park, 1994;
oleh Hong et al. (2002) menyebutkan bahwa
Spink, Greisdorf, & Bateman 1998). Penelitian
hanya perceived ease-of-use saja yang
yang dilakukan Gluck (1996) menemukan
signifikan berhubungan dengan terminology
bahwa kepuasan pengguna pada item-item
sedangkan perceived usefulness tidak.
yang didapatkan kembali berhubungan dengan
relevansi item-item tersebut dalam memecah- Berdasarkan temuan bahwa terminology
kan informasi yang diinginkan. Sedangkan yang jelas dan mudah dipahami akan memiliki
Yao (1995), mencoba menghubungkan dampak yang kuat pada perceived ease-of-use
relevance dengan usefulness. Argumennya, dan perceived usefulness, maka hipotesis ke
sebuah dokumen akan berguna hanya jika enam dimurumuskan sebagai berikut:
pengguna mempertimbangkan dokumen H4c: Terminology yang jelas dan mudah
tersebut dirasa relevan. Ketika sebuah dipahami akan memiliki pengaruh yang
teknologi informasi berisi sejumlah besar kuat pada perceived ease-of-use atas
informasi yang relevan, maka akan sebuah teknologi informasi.
mempermudah pengguna untuk menemukan H4d: Terminology yang jelas dan mudah
informasi yang diinginkannya. Sedangkan dipahami akan memiliki pengaruh yang
penelitian yang dilakukan oleh Hong et al. kuat pada perceived usefulness atas sebuah
(2002) menemukan hubungan yang kuat antara teknologi informasi.
relevance dengan perceived ease-of-use dan
perceived usefulness. Atas dasar hasil 4.3. Hipotesis Screen Design (SD)
penelitian tersebut, hipotesis kelima
dikembangkan sebagai berikut: Menurut Jarpenpaa (1989) bahwa interface
design dan cara penyampaian informasi pada
H4a: Sistem yang relevance akan memiliki
sebuah teknologi informasi sangat kuat
pengaruh yang kuat pada perceived ease-
mempengaruhi end users’ search strategies
of-use atas sebuah teknologi informasi.
dan kinerjanya. Hong et al. (2002) menambah-
274 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

kan bahwa user interface sama pentingnya dapat digunakan untuk analisis, karena 19
dengan retrieval engine dalam mempengaruhi kuesioner sisanya tidak memenuhi kriteria
kinerja sistem. Sebuah screen design yang baik penelitian.
diyakini dapat menciptakan comfortable
virtual environment sehingga pengguna dapat 1. Pengukuran Variabel Pertanyaan
dengan mudah mengidentifikasi grup Pengukuran variabel pertanyaan
fungsional dan bantuan navigasi, serta terbebas menggunakan skala likert dengan 7 pilihan
dari langkah-langkah yang membingungkan jawaban, yakni angka 1 untuk pilihan sangat
dalam meneliti hasil pencarian yang lebih tidak setuju dan angka 7 untuk pilihan sangat
efisien. setuju. Khusus untuk variabel computer self-
Dengan demikian screen design dapat efficacy, tidak menggunakan skala 7, namun
dikatakan memiliki dampak yang kuat pada skala 10, yakni angka 1 untuk pilihan tidak
perceived ease-of-use dan perceived yakin secara keseluruhan dan angka 10 untuk
usefulness. Namun, hasil penelitian yang pilihan yakin sepenuhnya.
dilakukan oleh Hong et al. (2002) menemukan
bahwa hanya perceived ease-of-use saja yang 2. Metoda Analisis Data
mempunyai hubungan signifikan terhadap
Untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan
screen design. Berdasarkan beberapa studi
hipotesis 4, digunakan alat analisis structural
tersebut, hipotesis ke tujuh dikembangkan
equation model (SEM) dengan menggunakan
sebagai berikut:
program AMOS Graph. Alat analisis ini dipilih
H4e: Screen design sebuah sistem akan karena telah dipakai pada penelitian
memiliki pengaruh yang kuat pada sebelumnya yang dilakukan oleh Hong et al.,
perceived ease-of-use atas sebuah 2002. Selain itu, beberapa penelitian di bidang
teknologi informasi. TAM juga menggunakan alat analisis ini,
H4f: Screen design sebuah sistem akan misalkan Taylor dan Todd (1995); Chau
memiliki pengaruh yang kuat pada (1996); Hu et al. (1999); Bhattacherjee (2001);
perceived usefulness atas sebuah teknologi dan Lee, Park, dan Ahn (2001).
informasi. SEM merupakan salah satu jenis teknik
multivariate untuk menguji hipotesis pengaruh
METODA PENELITIAN antara variabel observed dan latent (Hoyle,
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini 1995). Observed variable berhubungan dengan
adalah e-job vacancies atau web site-web site yang nampak, sehingga pengukuran menjadi
yang memberikan informasi tentang lowongan mungkin. Sedangkan latent variable tidak
pekerjaan lewat internet. Sebanyak 350 dapat diukur secara langsung sebab tidak dapat
kuesioner dibagikan kepada mahasiswa S1 diamati secara langsung (Byrne, 1998). SEM
Fakultas Ekonomi dan Teknik Informatika di memiliki two-stage process, yaitu model
DIY. Metode pengambilan sampling yang pengukuran dan model struktural. Pengukuran
digunakan adalah metoda purposive sampling model menggambarkan hubungan antara
dengan menetapkan dua kriteria. Pertama, observed variable dan unobserved variable,
mahasiswa S1 yang telah menempuh sedangkan pengukuran model struktural
sedikitnya 130 SKS. Kedua, mahasiswa menjelaskan pengaruh antara unobserved
tersebut mempunyai pengalaman mengguna- latent variables.
kan internet sedikitnya selama 1 tahun. Dari Perbedaan utama antara SEM dan teknik
total kuesioner yang dibagikan, jumlah multivariate lain adalah hubungan terpisah
kuesioner yang kembali sebanyak 182. Dari untuk masing-masing kelompok variabel
jumlah tersebut, sebanyak 163 kuesioner yang
2004 Wijaya & Radhi 275

dependent. Teknik multivariate lain, misalkan lebih baik dan sesuai dengan rule of thumb
regresi berganda, menguji model struktural yang dipakai oleh para peneliti, dan factor
secara terpisah, sedangkan SEM menguji loading 0.50 dianggap signifikan.
model struktural secara bersamaan atau Pengujian lainnya adalah uji realibilitas
simultan. Fokus SEM bukanlah pada dengan menggunakan koefisien Cronbach’s
pengamatan individu, tetapi pada bentuk alpha yang digunakan untuk menguji
hubungan terhadap responden (Hair, Anderson, konsistensi indikator-indikator yang digunakan
Tatham, & Black, 1998). Keunggulan SEM dalam penelitian ini. Indikator tersebut
dalam penelitian manajemen adalah kemam- dikatakan reliabel jika koefisien Cronbach’s
puannya menggambarkan model yang kompre- alpha menunjukkan hasil lebih besar atau sama
hensif secara simultan, dapat melakukan dengan 0.70 dan corrected item-total
konfirmasi dimensi-dimensi melalui indikator- correlation minimal sebesar 0.50 (Sekaran,
indikator empiris, mampu mengukur pengaruh 1992; Hair et al., 1998).
antar dimensi yang telah ada secara teoritis,
dan jika peneliti menggunakan program HASIL PENELITIAN
AMOS Graph, maka dapat langsung membuat
model penelitiannya dan secara otomatis 1. Uji Beda Respon, Validitas, dan
program tersebut membuat model matemati- Realibilitas
kanya sehingga dapat menghemat banyak
waktu, cukup praktis, dan mudah. Dalam uji beda respon, didapatkan hasil
bahwa variabel knowledge of search domain,
Sebelum analisis SEM, dilakukan analisis perceived ease-of-use, dan computer self-
uji beda respon dengan metode t test karena efficacy memiliki sifat yang heterogen.
terdapat dua kelompok responden yaitu Sehingga dari 8 variabel yang digunakan,
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Informatika. terdapat 5 variabel yang homogen sedangkan 3
Tujuannya untuk menguji apakah kedua variabel sisanya tidak homogen. Berdasarkan
kelompok ini heterogen atau homogen untuk pada hasil ini, maka disimpulkan bahwa kedua
mengujian lebih lanjut. Jika kedua kelompok kelompok ini pada dasarnya homogen
ini heterogen, maka setiap kelompok akan diuji sehingga untuk analisis selanjutnya kedua
secara tersendiri, namun jika homogen, maka kelompok ini digabung.
kedua kelompok ini dapat digabung untuk
pengujian lebih lanjut. Langkah selanjutnya Perhitungan CFA menunjukkan hasil
adalah melakukan uji validitas yang dilakukan bahwa semua indikator memiliki factor
dengan menggunakan confirmatory factor loading diatas 0.5 dan hampir semua indikator
analysis (CFA). CFA adalah salah satu jenis mengumpul pada konstruknya, kecuali pada
analisis faktor yang ditujukan untuk menguji indikator CSE yang tidak mengumpul pada
sebuah teori atau konsep mengenai sebuah satu konstruk. Konstruk CSE memiliki 2
proses atau sebuah pengertian atau sebuah kelompok indikator yaitu CSE 1, 2, dan 3
fenomena (Ferdinand, 2002:126). Sedangkan mengumpul sendiri, sedangkan CSE 4 sampai
CFA bertujuannya untuk mengetahui apakah 10 pada kelompok lainnya. Berdasarkan pada
indikator atau alat ukur yang digunakan dalam hasil ini maka indikator CSE 1, 2, dan 3 tidak
penelitian ini masih bisa digunakan dalam disertakan pada analisis selanjutnya.
penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan Pengujian realibitas menunjukkan bahwa
CFA, indikator masing-masing konstruk harus persyaratan Cronbach’s alpha minimal 0.70
memiliki faktor loading yang signifikan dan corrected item-total correlation minimal
terhadap konstruknya. Menurut Hair et al., sebesar 0.50 terpenuhi untuk semua indikator
1998, factor loading 0.30 dianggap memenuhi pada masing-masing konstruk, sehingga bisa
level minimal, factor loading 0.40 dianggap
276 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

dikatakan bahwa reliabilitas untuk masing- PEU, PU, dan BIU karena memiliki indikator
masing indikator tersebut baik. sedikitnya 3, sedangkan untuk variabel KSD,
R, T, dan SD tidak dapat dilakukan komposit
2. Measurement Model karena jumlah indikatornya hanya 2 sehingga
Penelitian ini menggunakan indikator program AMOS tidak dapat melakukan proses
komposit karena jumlah sampel yang dapat perhitungan atau error. Atas dasar pemaparan
dikumpulkan lebih kecil dari estimated diatas, maka Gambar 2 menunjukkan bahwa
parameter-nya yaitu 163 responden. Dalam variabel CSE, PEU, PU, dan BIU hanya
penelitian ini terdapat 86 estimated parameter. memiliki satu indikator yang merupakan
Menurut Hair et al., 1998, jumlah responden indikator komposit, sedangkan untuk variabel
antara 5 sampai 10 kali estimated parameter, KSD, R, T, dan SD memiliki masing-masing 2
yang jika dikaitkan dengan penelitian ini maka indikator yang merupakan indikator aslinya.
jumlah minimal responden sebesar 430 (86 x Dalam analisis SEM, tidak terdapat alat uji
5). Setelah melakukan komposit pada indikator statistik tunggal untuk menguji tingkat
konstruk, maka dapat dibuat measurement kesesuaian model, oleh karena itu digunakan
model seperti yang terdapat pada Gambar 2. beberapa indeks sebagai indikator kesesuaian
Variabel dalam penelitian ini yang dapat secara bersama seperti disajikan dalam Tabel
dilakukan komposit adalah pada variabel CSE, 1.

0.02
e8
0.04 1
e1
1 1.56
CSEcom PEUcom
CSE 0.2
0.8 e10

e14 e15
1 z1 1
1 1 PEU
KSD1 KSD2
BIUcom
1
0.7
KSD
1
BIU z3
1
e2 R1

1 1 R
e3 R2

e4
1 1
T1 z2
PU
e5
1 1 T 0.6
T2

1 SD1 PUcom
e6

1 1
1 SD2
SD 0.02
e7
e9

Gambar 2. Measurement Model


2004 Wijaya & Radhi 277

Setelah kriteria goodness of fit dapat Parameter estimasi antara perceived usefulness
dipenuhi atas model struktural yang diestimasi, dan behavior intention to use menunjukkan
maka selanjutnya dapat dianalisis hubungan hubungan yang kuat karena memiliki nilai CR
kausalitas dalam model tersebut. Hasil sebesar 3.923, sehingga hipotesis 2 terbukti
perhitungan regression weight pada model pada level signifikan 0.01.
disajikan dalam Tabel 2. Hubungan antara computer self-efficacy
Tabel 2 menunjukkan bahwa parameter terhadap perceived ease-of-use memiliki
estimasi antara perceived ease-of-use dan hubungan yang kuat karena memiliki nilai CR
perceived usefulness menunjukkan hubungan sebesar 2.849 atau signifikan pada level 0.01,
yang lemah karena hanya memiliki nilai CR sehingga hipotesis 3a terbukti. Nilai CR untuk
sebesar 0.842, berarti hipotesis 1a tidak hubungan antara knowledge of search domain
terbukti. Hubungan antara perceived ease-of- dan perceived ease-of-use adalah sebesar
use dan behavior intention to use memiliki 1.736, sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai CR sebesar 2.368, berarti bahwa hipotesis hubungan antara kedua variabel ini lemah,
1b terbukti pada level signifikan 0.01. berarti hipotesis 3b ditolak.

Tabel 1. Structural Equation Model- Indeks Goodness of Fit

Goodness of fit index Nilai Kritis Indeks Keterangan


 -Chi-Square
2
Diharap Kecil 48.398
2-Significance probability  0.05 0.099 Baik
Relative 2 (CMIN/DF)  2.00 1.308 Baik
GFI  0.90 0.956 Baik
AGFI  0.80 0.907 Baik
TLI  0.90 0.982 Baik
CFI  0.90 0.990 Baik
NFI  0.90 0.959 Baik
RMSEA  0.08 0.044 Baik

Tabel 2. Structural Equation Model – Regression Weights


CR Estimasi
Computer Self-Efficacy  Perceived Ease-of-Use 2.849** 0.185
Knowledge of Search Domain  Perceived Ease-of-Use 1.736 0.240
Relevance  Perceived Ease-of-Use 1.473 0.161
Terminology  Perceived Ease-of-Use 1.996* 0.204
Screen Design  Perceived Ease-of-Use 1.648 0.164
Terminology  Perceived Usefulness 1.942 0.235
Relevance  Perceived Usefulness 3.991** 0.375
Perceived Ease-of-Use  Perceived Usefulness 0.842 0.087
Screen Design  Perceived Usefulness 0.332 0.040
Perceived Ease-of-Use  Behavior Intention to Use 2.368** 0.247
Perceived Usefulness  Behavior Intention to Use 3.923** 0.413
Keterangan: *signifikan pada level 0.05; ** signifikan pada level 0.01
278 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

Nilai CR untuk hubungan antara sistim lemah ini mungkin disebabkan oleh persepsi
yang relevance dan perceived ease-of-use responden yang menganggap bahwa sesuatu
hanya sebesar 1.473 sehingga dapat dikatakan yang mudah belum tentu berguna walaupun
bahwa hubungan antar kedua variabel ini ada kecenderungan bahwa mereka tetap
lemah, atau hipotesis 4a ditolak. Namun, berminat untuk menggunakan suatu teknologi
antara sistim yang relevance dengan perceived baru tersebut untuk masa yang akan datang,
usefulness yang menunjukkan hubungan kuat dimana ini ditandai dengan hubungan antara
karena memiliki nilai CR sebesar 3.991, variabel perceived ease-of-use dan behavior
sehingga untuk hipotesis 4b diterima pada intention to use yang kuat.
level signifikan 0.01. Hipotesis 1b yang mencoba
Tabel 2 juga menunjukkan hubungan kuat menghubungkan variabel perceived ease-of-
antara terminology dan perceived ease-of-use use dan behavior intention to use, hasil
karena nilai CR sebesar 1.996 pada level penelitian ini terbukti. Hal ini semakin
signifikansi 0.05, sehingga hipotesis 4c memperkuat hubungan antar kedua variabel
diterima. Namun hubungan antara terminology tersebut, dan temuan-temuan lainnya di bidang
dengan perceived usefulness lemah karena TAM terhadap kedua variabel ini, misalkan
hanya memiliki nilai CR 1.942, sehingga Huang, D’Ambra, dan Bhalla (2002),
berdasarkan temuan ini hipotesis 4d ditolak. Venkatesh dan Morris (2000), Agarwal dan
Sementara, hubungan antara screen design Karahanna (2000), Hong et al., (2002).
dengan perceived ease-of-use lemah karena Hipotesis 2, yang menghubungkan variabel
hanya memiliki nilai CR sebesar 1.648, berarti perceived usefulness dan behavior intention to
hipotesis 4e ditolak. Hubungan yang sama juga use, dapat dibuktikan dalam penelitian ini.
ditunjukkan antara screen design dengan Diterimanya hipotesis ini memberikan
perceived usefulness yaitu memiliki hubungan dukungan yang semakin kuat bahwa perceived
yang lemah, karena hanya memiliki nilai CR usefulness memiliki hubungan yang signifikan
sebesar 0.332, sehingga hipotesis 4f juga pada variabel behavior intention to use.
ditolak. Artinya, semakin kuat perceived usefulness
individu terhadap suatu sistem informasi, maka
3. Pembahasan semakin kuat individu ini berminat untuk
Hasil uji model memperlihatkan bahwa menggunakan sistem tersebut.
model tersebut sangat representatif untuk Hipotesis 3a, mencoba untuk
menggambarkan pengaruh perbedaan menghubungkan variabel computer self-
individual dan karakteristik sistem terhadap efficacy dan perceived ease-of-use, pada
penerimaan individu terhadap penggunaan penelitian ini juga terbukti. Temuan ini
suatu teknologi baru, yang dalam seting menyimpulkan bahwa semakin tinggi self
penelitian di bidang e-job vacancies. Hal ini efficacy individu terhadap sebuah sistem
terlihat dari semua indeks standar kesesuaian informasi maka individu ini menganggap
yang berada pada area yang disyaratkan. bahwa sistem ini semakin mudah. Sedangkan
Hipotesis 1a yang mencoba menguji hubungan antara knowledge of search domain
hubungan antara variabel perceived ease-of- dan perceived ease-of-use, seperti yang
use dan perceived usefulness dinyatakan tidak diformulasikan pada hipotesis 3b, tidak
terbukti. Temuan ini cukup menarik karena terbukti.
menurut Venkatesh (1999), perceived ease-of- Hipotesis 4a juga menunjukkan hubungan
use merupakan proses pengharapan yang lemah antara variabel relevance dengan
(expectancy), dan perceived usefulness perceived ease-of-use. Hal ini mungkin lebih
merupakan hasil expectancy. Hubungan yang disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang
2004 Wijaya & Radhi 279

mencari calon tenaga kerja yang telah kenyataannya, tampilan layar ini memiliki
berpengalaman selama beberapa tahun di hubungan yang lemah dengan perceived ease-
bidangnya berikut persyaratan lainnya yang of-use dan perceived usefulness. Hal ini
tidak mudah dipenuhi, misalkan bahasa asing, mungkin lebih disebabkan oleh konsentrasi
gelar kesarjanaan, dan lain-lain. Sedangkan responden yang terpecah dengan web site lain
perusahaan yang membuka diri untuk para yang sedang dibuka, sehingga pada saat
lulusan baru S1 masih cukup sedikit. membuka web site yang diminta oleh peneliti,
Sementara, Hipotesis 4b, yaitu hubungan mereka menganggap bahwa tampilan yang di
antara variabel relevance dan perceived web site tersebut terlalu formal dan kaku.
usefulness, secara signifikan terbukti. Atau
dengan kata lain, semakin relevan suatu sistem SIMPULAN DAN REKOMENDASI PENE-
informasi terhadap pekerjaan atau informasi LITIAN
yang dibutuhkan, maka individu yang
menggunakan sistem informasi tersebut merasa 1. Simpulan
bahwa sistem tersebut ada gunanya. Penelitian ini merupakan replikasi model
Hipotesis 4c, yaitu hubungan antara yang dikembangkan oleh Hong et al. (2002), di
variabel terminology dan perceived ease-of- mana model tersebut menggambarkan
use, dalam penelitian ini terbukti secara hubungan individual differences, system
signifikan memiliki hubungan yang kuat. characteristics, beliefs, dan behavior intention
Dengan kata lain, semakin jelas dan mudahnya to use. Model yang diuji tersebut dapat
terminologi yang digunakan oleh suatu sistem diterima sebagai model penelitian yang valid
informasi bagi individu, maka individu ini karena mampu menunjukkan tingkat
merasa bahwa sistem ini semakin mudah untuk kesesuaian yang tinggi, di mana ditunjukkan
digunakan menyelesaikan pekerjaannya. dengan nilai goodness of fit yang sesuai
Sedangkan, hipotesis 4d yang mencoba dengan nilai kritis yang ditetapkan oleh SEM.
menghubungkan antara variabel terminology Suatu sistem yang mudah untuk diopera-
dan perceived usefulness juga tidak terbukti. sikan belum tentu memiliki kegunaan bagi
Hal ini mungkin lebih disebabkan oleh penggunanya walaupun tetap ada kecen-
banyaknya istilah-istilah yang digunakan derungan untuk menggunakan sistem tersebut
dalam web site tersebut yang masih terasa untuk masa sekarang maupun masa yang akan
asing oleh sebagian responden, misalkan datang. Pada saat pengguna memiliki
istilah management trainee, sales pengalaman yang cukup dalam menggunakan
representative, dan lain-lain, sehingga mereka teknologi informasi, maka kepercayaan diri
harus memikirkan terlebih dahulu arti istilah pengguna tersebut terhadap teknologi infor-
tersebut. masi semakin tinggi sehingga akan meng-
Hipotesis 4e dan 4f juga tidak terbukti, anggap pengoperasian teknologi informasi
yang mencoba menghubungkan variabel cukup mudah, apapun jenis teknologi
screen design dengan perceived ease-of-use informasi tersebut. Suatu teknologi informasi
dan perceived usefulness. Temuan ini cukup yang kurang jelas menunjukkan search domain
menarik karena suatu tampilan di layar pada tampilannya akan mengakibatkan
biasanya dibuat dengan penuh pertimbangan pengguna menganggap bahwa teknologi
yang matang agar para pengguna dapat tersebut kurang mudah dioperasikan. Tingkat
menggunakan sistem tersebut dengan optimal relevansi teknologi informasi terhadap
karena memberikan kemudahan dan informasi yang diberikan dipandang kurang
menunjukkan suatu kegunaan, lebih lagi jika memberikan manfaat kemudahan namun lebih
dikaitkan dengan dunia virtual. Namun pada memberikan manfaat kegunaan pada
280 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

penggunanya. Terminologi yang digunakan Chau, P.Y.K. 1996. An empirical assessment


oleh suatu teknologi informasi lebih memberi- of a modified technology acceptance
kan manfaat kemudahan daripada manfaat model. Journal of Management
kegunaan bagi penggunanya. Tampilan layar Information Systems, 13 (2): 185-204.
(screen design) suatu teknologi informasi tidak Compeau, D.R., & Higgins, C.A. 1995.
memberikan manfaat kemudahan maupun Computer self-efficacy: Development of a
kegunaan bagi penggunanya. measure and initial test. MIS Quarterly, 19
(2): 189-211.
2. Rekomendasi Penelitian Lanjutan
Compeau, D.R., Higgins, C.A., & Huff, S.
Hasil penelitian ini dapat memberikan 1999. Social cognitive theory and
beberapa masukan bagi penelitian lanjutan, individual reactions to computing
khususnya dalam pengembangan model TAM. technology: A longitudinal study. MIS
Pertama, sebaiknya menghilangkan hubungan Quarterly, 23 (2): 145-158.
korelasi antara variabel terminology dan Gefen, D., & Straub, D.W. 1997. Gender
perceived usefulness karena hubungannya differences in the perception and use of e-
lemah, temuan yang sama juga ditemukan pada mail: An extension to the technology
penelitian yang dilakukan oleh Hong et al. acceptance model. MIS Quarterly, 21 (4):
(2002). 389-400.
Kedua, berdasarkan temuan pada penelitian Gluck, M. 1996. Exploring the relationship
ini dan didukung oleh penelitian yang between user satisfaction and relevance in
dilakukan oleh Hong et al. (2002), maka information systems. Information
hubungan korelasi antara variabel screen Processing and Management, 32 (1): 89-
design dan perceived usefulness juga 104.
dihilangkan untuk penelitian-penelitian beri-
kutnya karena memiliki hubungan yang lemah. Hair, J.F, Jr., Anderson, R.E., Tatham, R.L., &
Black, W.C. 1998. Multivariate Data
Analysis. 5th Ed, Prentice-Hall
REFERENSI
International, Inc.
Achjari, D. 2003. Roles of formal/informal
Hoyle, R.H. 1995. Structural Equation
networks and perceived compatibility in
Modeling: Concepts, Issues, and
the diffusion of world wide web: The case
Applications. Thousand Oaks, CA: Sage
of Indonesian Banks. Doctoral Thesis and
Publications
jointly presented with Assoc. Prof. M.A.
Quaddus in the Proceedings of the 36 th Hong, W., Thong, J.Y.L., Wong, W.M., &
Hawaii International Conference on Tam, K.Y. 2002. Determinants of user
System Sciences (HICSS’03). acceptance of digital libraries: An
empirical examinatation of individual
Agarwal, R., & Karahanna, E. 2000. Time flies
differences and system characteristics.
when you’re having fun: Cognitive
Journal of Management Information
absorption and beliefs about information
Systems,18(3): 97-124.
technology usage. MIS Quarterly, 24 (4):
665-694. Hu P.J., Chau, P.Y.K, Sheng, O.R.L., & Tam,
K.Y. 1999. Examining the technology
Bhattacherjee, A. 2001. Understanding infor-
acceptance model using physician
mation systems continuance: An expec-
acceptance of telemedicine technology.
tation corfirmation model. MIS Quarterly,
Journal of Management Information
25 (3): 351-370.
Systems, 16 (2): 91-112.
2004 Wijaya & Radhi 281

Huang, W., D’Ambra, J., & Bhalla, V. 2002. Straub, D., Limayem, M., & Karahanna, E.
An empirical investigation of the adoption 1995. Measuring system usage:
of egoverment in Australian citizens: Implication for IS theory testing.
Some unexpected research findings. The Management Science, 41 (8): 1328-1342.
Journal of Computer Information Systems, Taylor, S., & Todd, P. 1995. Assessing IT
43 (1): 15-22. usage: The role of prior experience. MIS
Igbaria, M., Zinatelli, N., Cragg, P., & Cavaye, Quarterly, 19 (4): 561-570.
A.L.M. 1997. Personal computer Turban, E., McLean, E., & Wetherbe, J. 2002.
acceptance factors in small firms: A Information Technology For Management:
structural equation model. MIS Quarterly, Transforming Business In The Digital
21 (3): 279-301. Economic. 3rd Ed, John Wiley & Sons, Inc.
Janes, J.W. 1994. Other people’s judgments: A Turban, E., Rainer, R.K. Jr., Potter, R.E. 2003.
comparison of users’ and others’ Introduction To Technology. 2nd Ed, John
judgments of document relevance, Wiley & Sons, Inc.
topicality, and utility. Journal of the
Venkatesh, V. 1999. Creation of favorable user
American Society for Information Science,
perceptions: Exploring the role of intrinsic
45 (3): 160-171.
motivation. MIS Quarterly, 23 (2): 239-
Lee, D., Park, J., & Ahn, J. 2001. On the 260.
explanation of factors affecting e-
Venkatesh, V., & Brown, S.A. 2001. A
commerce adoption. Twenty-Second
longitudinal investigation of personal
International Conference on Information
computers in homes: Adoption
Systems: 109-119.
determinants and emerging challenges.
Lim, K.H., & Benbasat, I. 2000. The effect of MIS Quarterly, 25 (1): 71-102.
multimedia on perceived equivocality and
Venkatesh, V., & Davis, F.D. 2000. The
perceived usefulness of information
theoretical extension of the technology
systems. MIS Quarterly, 24 (3): 449-471.
acceptance model: Four longitudinal field
Park, T.K. 1994. Toward a theory of user- studies. Management Science, 46 (2): 186-
based relevance: A call for a new 204.
paradigm og inquiry. Journal of the
Venkantesh, V., & Morris, M.G. 2000. Why
American Society for Information Science,
don’t men ever stop to ask for directions?
45 (3): 135-141.
gender, social influence, and their role in
Sekaran, U. 1992. Research Methods For technology acceptance and usage
Business: A Skill-Building Approach. 2nd behavior. MIS Quarterly, 24 (1): 115-139.
Ed, John Wiley & Sons Inc, Singapore.
Yao, Y.Y. 1995. Measuring retrieval effecti-
Spink, A., Greisdorf, H., & Bateman, J. 1998. veness based on user preference of
From highly relevant: Examining different documents. Journal of the American
regions of relevance. Information Society for Information Science. 46 (2):
Processing and Management, 34 (5): 599- 133-145.
621.

You might also like