Professional Documents
Culture Documents
id/acehmedika
JURNAL ACEH MEDIKA
ISSN 2548-9623 (Online)
Abstract: The use of family doctors as healthy care facility is not in accordance with what has been
expected. It could be seen from the low utility rate by JKN acceptors in 2015. The level of references
increased to 8.52% in the same year. Unfortunately, it was not optimally supported by family doctors’
performance in knowledge, work satisfaction, and capitation earnings. The objective of this research
was to identify the determinants of family doctors’ performance paid by capitation in Banda Aceh. The
research used qualitative method with family doctors as the informants. The data were gathered by
conducting library study and field research, interviews, observation, and documentary study.The result
of the research showed that the determinants of family doctors were the system of capitation and
capitation earnings received by family doctors and badly integrated monitoring activity and
evaluation.It is recommended that BPJS Kesehatan Branch Office, Banda Aceh collaborate with the
Health Agency of Banda Aceh in optimizing socialization to family doctors and the community. Family
doctors should provide comprehensive service for patients and the capacity and delegation of authority
for Monev JKN Team to monitor and evaluate. Besides that, BPJS Regulation on Health No. 2/2015 on
the Implementation of the Fulfillment of Service Commitment in FKTP-based Capitation Payment
should be implemented in order to respond to the need for family doctors in fulfilling the received
capitation earnings.
Abstrak : Pemanfaatan dokter keluarga sebagai sarana pelayanan kesehatan masih belum sesuai dengan
yang diharapkan. Hal tersebut terlihat dari masih rendahnya angka utilisasi oleh peserta JKN pada tahun
2015. Tingkat rujukan mengalami peningkatan pada tahun 2015 mencapai 8,52%. Keadaan tersebut
ditunjang dengan kinerja dokter keluarga yang belum optimal. Kinerja dokter keluarga berkaitan dengan
pengetahuan, kepuasan kinerja dokter dan pendapatan kapitasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi determinan kinerja dokter keluarga yang dibayar kapitasi di Kota Banda Aceh.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan merupakan objek yang terkait langsung dengan
kinerja dokter keluarga.Metode pengumpulan data mencakup penelitian kepustakaan, penelitian
lapangan (field research), wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tiga
proses yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa yang menjadi determinan kinerja dokter keluarga adalah pengetahuan dokter keluarga tentang
sistem kapitasi dan pendapatan kapitasi yang diterima oleh dokter keluarga serta kegiatan monitoring
dan evaluasi yang belum terintegrasi dengan baik. Penelitian ini menyarankan kepada Kantor Cabang
BPJS Kesehatan Kota Banda Aceh dan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh agar bekerjasama
mengoptimalkan sosialisasi kepada dokter keluarga dan masyarakat, dokter keluarga agar memberikan
pelayanan yang komprehensif kepada pasien. Perlu adanya peningkatan kapasitas dan pemberian
kewenangan kepada Tim Monev JKN dalam upaya monitoring dan evaluasi, dan diharapkan melalui
penerapan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembayaran Kapitasi
Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada FKTP dapat menjawab kebutuhan dokter keuarga dalam
pemenuhan pendapatan kapitasi yang diterima.
Pelayanan dokter dalam sistem pelayanan pemahaman dokter terhadap sistem manage care
kesehatan adalah salah satu jenis medical service yang akan mempengaruhi keberhasilan sistem
yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat pembayaran kapitasi.5
ini dikenal sebagai Upaya Kesehatan Perorangan Hasil survei awal dilapangan menunjukkan
(UKP). UKP sendiri, terdiri dari berbagai strata, bahwa masih terdapatnya masyarakat yang
yaitu primer, skunder dan tersier. UKP strata primer menyatakan tidak puas terhadap pelayanan yang
seringkali disebut dengan pelayanan atau praktik diberikan oleh dokter kepada pasien BPJS
kedokteran dasar atau di beberapa Negara Kesehatan. Masyarakat lebih cenderung memilih
dikembangkan sebagai praktik kedokteran keluarga. untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di klinik
Pembayaran kapitasi merupakan suatu alat swasta yang belum bekerjasama dengan BPJS
yang sangat efektif yang dapat mempengaruhi Kesehatan atau langsung meminta rujukan untuk
perilaku dokter untuk mencapai tujuan yang berobat ke Rumah Sakit padahal seharusnya
diinginkan. Ada hubungan antara sistem penyakit yang diderita tersebut masih dapat di
kompensasi dengan produktifitas serta perilaku tangani oleh dokter keluarga. Hal ini dapat dilihat
dokter, khususnya dalam pasar yang kompetitif. dari data yang diperoleh dari BPJS Kesehatan
Produktifitas diukur dari kinerja dokter yang Kantor Wilayah Aceh, terjadi peningkatan jumlah
mencerminkan perilaku dokter dalam pasien yang dirujuk mencapai 2.255 orang,
mengendalikan biaya dan kualitas pelayanan. meningkat jika dibandingkan dengan jumlah
Kinerja ini dipengaruhi oleh karakteristik dokter, rujukan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 1.216
tingkat pemahaman terhadap fungsi asuransi dan orang dengan rasio rujukan rata-rata per bulannya
aspek ekonomi terkait.1,2 mencapai 8,52%, rasio rujukan ini mengalami
Pembayaran kapitasi akan memaksa dokter peningkatan jika dibandingkan dengan rasio
untuk mengubah pola pikir, dari yang semula rujukan pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,43%.
berorientasi pada orang sakit, akan berubah menjadi Rasio rujukan ini belum sesuai dengan target yang
berorientasi ke orang sehat dengan jalan telah disepakati antara BPJS Kesehatan dengan
meningkatkan pelayanan promotif dan preventif, Asosiasi Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama
yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan sebagaimana diatur dalam Peraturan BPJS
3,4
efisiensi biaya pelayanan kesehatan. Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015, yaitu: a) target
Tingkat pemahaman dokter tentang fungsi pada zona aman sebasar kurang dari 5% (lima
asuransi dan aspek ekonomi khususnya tentang persen) setiap bulan; dan b) target pada zona
kapitasi, akan berpengaruh terhadap perilaku prestasi sebesar kurang dari 1% (satu persen) setiap
2
praktek dokter dalam manage care. Hal lain yang bulan. Data menunjukkan bahwa sesungguhnya
ikut mempengaruhi kinerja dokter dalam 85% kasus rawat jalan sebenarnya adalah kasus
mengendalikan biaya adalah pengetahuan dan rawat jalan tingkat pertama (RJTP), hanya 15%
sisanyalah yang merupakan kasus rawat jalan pihak lain yang berkaitan berdasarkan
6
tingkat lanjutan dan rawat inap. pertimbangan peneliti sebagai berikut:
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas Seluruh Dokter Praktek Perorangan (DPP)
maka rumusan penelitian ini adalah apasajakah sebagai Dokter Keluarga yang bertugas di Kota
yang merupakan determinan kinerja dokter Banda Aceh;
keluarga yang dibayar kapitasi di Kota Banda Aceh. 1. Pihak Kantor Cabang BPJS Kesehatan Banda
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Aceh;
mengidentifikasi determinan kinerja dokter 2. Pihak Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh; dan
keluarga yang dibayar kapitasi di Kota Banda Aceh. 3. Tim Monev Penyelenggaraan Pelayanan JKN
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan metode penelitian Metode Pengumpulan Data yang dilakukan
kualitatif. Dipilihnya metode kualitatif dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
yang telah dilakukan sebelumnya dan pertimbangan 2. Penelitian Lapangan (Field Research)
dengan BPJS Kesehatan dengan sebaik-baiknya pengetahuan yang baik mengenai sistem kapatasi.
sehingga diharapkan dapat menurunkan angka Tidak terdistribusinya pengetahuan tentang sistem
kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan kapitasi ini terjadi karena masih ada dokter yang
masyarakat. memaknai sistem kapitasi hanya terbatas pada
Dari berbagai informasi yang diperoleh dari besaran jumlah kapitasi yang diterima sebagai
seluruh informan terlihat bahwa pengetahuan dokter kompensasi terhadap pelayanan kesehatan yang
tentang tujuan dan manfaat dari sistem kapitasi juga mereka berikan. Hal ini menimbulkan pergeseran
belum terdistribusi dengan baik. pola pikir dokter tentang sistem kapitasi tersebut.
Sebagai salah satu stakeholder dari BPJS Masih terdapatnya dokter keluarga yang
Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh berorientasi pada besaran kapitasi yang diterima
seharusnya memiliki peran penting dalam hal menunjukkan keterbatasan ruang lingkup dokter
pelaksanaan sosialisasi tentang sistem kapitasi yang dalam memaknai sistem kapitasi.
saat ini dijalankan oleh Dokter Keluarga di Kota Keberhasilan implementasi kebijakan
Banda Aceh. mensyaratkan agar implementator mengetahui apa
Berdasarkan pernyataan informan di atas, yang harus dilakukan, apa yang menjadi tujuan dan
diketahui bahwa peran Dinas Kesehatan dalam sasaran harus ditransmisikan kepada kelompok
melaksanakan sosialisasi tentang sistem kapitasi sasaran (target group) sehingga akan mengurangi
kepada Dokter Keluarga di Kota Banda Aceh distorsi implementasi.7
belum berjalan dengan maksimal, hal ini Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya bahwa tingkat pengetahuan dokter keluarga tetang
kedudukan DPP langsung dikelola oleh BPJS sistem kapitasi belum merata sepenuhnya pada lima
Kesehatan, berbeda dengan Puskesmas yang dokter keluarga yang ada di Kota Banda Aceh.
merupakan Unit Pengendali Teknis Daerah (UPTD) Dalam penelitian ini diketahui tidak meratanya
untuk menunjang operasional Dinas Kesehatan pengetahuan dokter lebih disebabkan oleh rasa
dalam bidang pelayanan kesehatan dilingkungan keingintahuan dokter keluarga yang masih kurang
Pemerintah Kota Banda Aceh. Perlu adanya khususnya tentang sistem kapitasi. Dalam penelitian
sinkronisasi yang lebih baik antara BPJS Kesehatan ini juga diketahui pada umumnya dokter
dan Dinas Kesehatan dalam upaya peningkatan memahami konsep kapitasi sebagai pembayaran pra
kapasitas dokter keluarga di Kota Banda Aceh yang upaya yang akan mereka berikan, namun kurang
diharapkan seluruh dokter keluarga mempunyai memahami resiko finansial yang harus mereka
pengetahuan yang baik terhadap sistem kapitasi tanggung. Selama ini mereka pada umumnya
yang saat ini dijalankan di Era JKN. menerima nilai kontrak kapitasi tetapi kurang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah memperhitungkan besaran rill jasa medis yang
dilaksanakan terlihat bahwa dokter keluarga sebagai meraka terima dari pembayaran kapitasi. Hal ini
pelaksana kebijakan belum sepenuhnya memiliki dapat berdampak pada persepsi dokter yang
menganggap bahwa besaran kapitasi yang selama secara berkala juga melaksanakan kegiatan
ini diterima dirasa kurang cukup. Peningkatan peningkatan kapasitas terhadap tenaga di tempat
pemahaman dokter keluarga mengenai sistem praktik mereka dan mengutamakan keramahan
kapitasi secara holistik sangat dibutuhkan untuk dalam pelayanan yang bertujuan untuk memberikan
menghindari kesenajangan persepsi terhadap sistem kepuasan kepada pasien.
tersebut. Hadirnya Tim Monitoring dan Evaluasi
(Monev) Pelayanan penyelenggaraan JKN dalam
Determinan Kepuasan Kinerja Dokter
upaya peningkatan kinerja dokter keluarga menjadi
Wawancara dilakukan dengan memberikan
sangat penting mengingat pelaksanaan program
pertanyaan yang sama kepada informan tentang
JKN salah satunya melalui sistem kapitasi pada
kepuasan terhadap kinerja dokter. Hasil dari
dokter keluarga ini membutuhkan pengawasan
wawancara tersebut sesuai dengan yang pernyataan
yang baik demi terlaksananya pelayanan kesehatan
berikut ini:
primer yang prima di Kota Banda Aceh.
“...Kalo saya pribadi, saya belum puas
Hasil wawancara diketahui bahwa upaya
dengan kondisi tempat praktik saya sekarang ini,
monitoring dan evaluasi oleh Tim Monev juga
mungkin manusia itu kan tidak pernah puas yaa...
belum dilaksanakan secara menyeluruh terhadap
dan itu terpulang untuk kenyamanan pasien, saya
semua FKTP yang ada di Wilayah Kerja Kota
masih kepengen lebih.. mungkin ada ruangan
Banda Aceh, Tim Monev hanya berkonsentrasi
khusus untuk pemeriksaan pasien yang bisa buat
pada Puskesmas saja.
pasien lebih nyaman. Kalau untuk kriteria BPJS ini
Kepuasan kinerja dokter adalah tingkat
tempatnya udah memenuhi standar mereka
emosional atau perasaan yang dialami oleh dokter
makanya bisa dilakukan perpanjangan kontrak”
terkait dengan pelayanan yang diberikan dalam
Hasil wawancara dari seluruh informan dokter
sistem kapitasi. Kepuasan kinerja dokter keluarga
keluarga tersebut dapat disimpulkan bahwa secara
dalam melakukan pelayanan merupakan faktor
umum menunjukkan informan menyatakan telah
predisposisi untuk mencipatakan situasi yang
siap untuk melakasanakan pelayanan kepada pasien
nyaman dalam bekerja.
peserta BPJS, kemudian terkait dengan sarana dan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
prasarana seluruh tempat praktik dokter keluarga
secara umum kepuasan kinerja dokter sudah cukup
juga telah dinyatakan sesuai dengan standar yang
baik, dimana dari hasil wawancara didapatkan
ditetapkan pihak BPJS. Hal ini dibuktikan dengan
bahwa seluruh tempat praktik dokter keluarga telah
dilakukannya re-kredensialing setiap akan
dilakukan kredensialing oleh pihak BPJS sebagai
melaksanakan perpanjangan kerjasama untuk tahun
salah salah satu syarat untuk melanjutkan kontrak
berikutnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa
kerjasama pada tahun berikutnya. Artinya, dokter
untuk meningkatkan kualitas pelayanan, informan
keluarga telah siap untuk melaksanakan pelayanan
dan telah memenuhi seluruh kriteria yang pasien atau pasien yang datang berobat lebih dari
dipersyaratkan oleh BPJS Kesehatan sebagai salah satu kali dalam satu bulan.
satu standar pelaksanaan pelayanan di DPP. Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui
Pada penelitian juga menunjukkan bahwa pihak PBJS Kesehatan menganggap
bahwa dalam upaya untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan menggunakan sistem
kualitas pelayanan, dokter keluarga secara berkala kapitasi yang saat ini dijalankan telah sesuai dengan
juga melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas harapan. Berikut pernyataan dari informan
terhadap tenaga di tempat praktik mereka dan mengenai hal tersebut:
mengutamakan keramahan dalam pelayanan yang “...Mengenai sistem pembayaran kapitasi,
bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada sistem kita mendorong agar memaksimalkan
pasien. kegiatan promotif-preventif sehingga biaya kapitasi
Fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan itu tidak tergerogoti untuk biaya kuratif, karena
standar yang ditetapkan (standart personal and kalau semuanya sakit kan resource yang kita kasih
facilities) diharapkan dapat meningkatkan kualiatas nggak akan cukup.. Jadi kita mendorong supaya
mutu layanan. Sumber daya merupakan faktor yang resource yang kita berikan itu dapat dimaksimalkan
sangat penting untuk terlaksananya suatu perilaku. agar masyarakat sehat melalui kegiatan tadi, jadi tidak
Fasilitas yang tersedia hendaknya dengan jumlah habis resourcenya memang kalau ditanya persepsi
serta jenis yang memadai dan selalu keadaaan siap dokter keluarga terhadap besaran nilai kapitasi
pakai dan untuk melakukan tindakan harus tentu mereka inginnya semakin meningkat, tapi
ditunjang fasilitas yang lengkap dan sebelumnya melalui perhitungan yang yang sudah kami
8
harus sudah disediakan. lakukan, kami menganggap kalau nilai yang
sekarang itu sudah cukup ya... itu... Beda sama
Determinan Pendapatan Kapitasi
klinik mereka bisa kita bayar sampai dengan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
Rp.10.000,- itu apabila dia menyediakan dokter
terhadap informan menunjukkan bahwa mayoritas
gigi, memang saat ini itu aturan yang ada” (BPJS
dokter masih belum puas terhadap sistem kapitasi.
Kesehatan)
Ketidakpuasan dokter secara umum meliputi
Hasil wawancara juga diketahui bahwa
besaran jumlah kapitasi yang diterima dari sistem
besaran kapitasi yang saat ini diberikan kepada
kapitasi.
dokter keluarga sudah cukup memadai. Pihak BPJS
Dari berbagai pernyataan berdasarkan hasil
mengharapkan agar dokter keluarga menjalankan
wawancara menunjukkan bahwa seluruh informan
program promotif dan prefentif kepada peserta
merasa belum puas dengan besaran nilai kapitasi
BPJS Kesehatan yang terdaftar di tempat
yang diterima selama ini. Mereka berasumsi bahwa
praktiknya. Hal ini dilakukan untuk menekan angka
dana kapitasi tersebut tergolong sedikit dan bahkan
kesakitan agar kapitasi yang diberikan tidak habis
tidak mencukupi apabila terjadi peningkatan jumlah
digunakan untuk upaya kuratif.
hanya sebesar Rp.8.000 per kapita per bulan ini Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen
membatasi dokter dalam pemberian pelayanan. Hal Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
ini dianggap mempengaruhi otonomi dokter dalam Pertama yang akan dijalankan di Kota Banda Aceh
pengobatan dan mengakibatkan dokter tidak dapat terhitung mulai tanggal 1 Januari 2017 mendatang
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. diharapkan dapat berjalan dengan baik, perlu
dukungan dari berbagai stake holder dan dokter
Saran keluarga selaku provider penyedia jasa pelayanan
Berdasarkan berbagai hal yang telah kesehatan dalam mensukseskan kebijakan ini.
disimpulkan, dapat dirumuskan beberapa saran Diharapkan kebijakan ini dapat menjawab
dalam penelitian ini sebagai berikut : kebutuhan dokter keuarga dalam memenuhi
Pihak Kantor Cabang BPJS Kesehatan Kota pendapatan kapitasi yang diterima.
Banda Aceh diharapkan dapat menjalin kerjasama
dengan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh selaku DAFTAR PUSTAKA