You are on page 1of 11

39

Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN


DENGAN FIRM SIZE SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR TAHUN 2011-2013 DI BEI

Abrianita Vika Nur Maharsi


Program Studi Manajemen dan email : abrianitavikaa@gmail.com

Siti Puryandani
STIE Bank BPD Jateng
sitipuryandani@yahoo.com

Rudi Suryo Kristanto


STIE Bank BPD Jateng

ABSTRACT

Dividend policy is a decision to define the part received by shareholders according to the funds they
invest as well as the part that will be retained by the company. Dividend payout ratio has been
discussed in the financial sector by several researchers since 1961 when Miller and Modigliani
proposed the theory of “Signalling Hypothesis”. There are many variables that affect dividend policy
including profitability, debt policy, liquidity, growth, investment opportunity set,etc. In this research,
Investment Opportunity Set (IOS) is choosen according to the hardness of this observation, the main
purpose of this research is to study the proxy of IOS exactly. This research aimed to empirically test
the effect of set investment opportunity to the dividend policy. The tested variable in this study was
investment opportunity set measured by market-to-book value of equity while the moderating variable
was firm size. The sample was 16 companies listed on Indonesian Stock Exchange (I.S.E) 2011-2013
selected through purposive sampling technique. The analytical statistic was a simple linear regression
to test the absolute difference value of moderation. The results showed that the investment
opportunity set has significant effect on dividend policy because the value of significance IOS less
than rate of significance (0,045<0,05), it means that firm size moderation can be used as moderator
between investment opportunity set and dividend policy because the value of significance firm size
less than rate of significance (0,041<0,05).
Keywords: investment opportunity set, firm size, dividend policy

1. Pendahuluan menarik di bidang keuangan yang menarik


Kebijakan Dividen merupakan suatu beberapa peneliti sejak tahun 1961 ketika
keputusan untuk menentukan bagian yang Miller dan Modigliani mengusulkan teori
akan diterima oleh para pemegang saham “Signalling Hypothesis”.
sesuai dengan dana yang mereka tanamkan Dalam bukunya Sartono (2010), Modigliani-
serta bagian yang akan ditahan oleh Miller berpendapat bahwa kebijakan deviden
perusahaan. Selain diukur dengan dana yang tidak berkaitan dengan pendapat yang
ditanamkan, besar kecilnya dividen mendasari bahwa investor ataupun manajer
tergantung dengan kebijakan masing-masing memiliki informasi yang sama mengenai
perusahaan karena setiap perusahaan kesempatan investasi. Sehingga investor dan
memiliki kebijakan yang berbeda. Kebijakan manajer memiliki penilaian yang sama
pembayaran dividen telah menjadi topik yang terhadap kebijakan deviden

ISSN: 2337778X
40
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

di masa yang akan datang. Namun pada pertumbuhan masih belum dilakukan bagi
kenyataannya manajerlah yang memiliki perusahaan-perusahaan di Indonesia.
informasi lebih baik dibandingkan dengan
Hidayat (2010) Perusahaan yang
investor, akibatnya investor menilai bahwa
memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan
capital gain lebih berisiko dibandingkan dengan
mudah melakukan investasi karena investor akan
pembagian deviden tunai. Akan tetapi yang
tertarik membeli saham perusahaan. Bila dalam
terjadi di lapangan, pembayaran dividen selalu
berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan
diikuti dengan investor atau pemegang saham.
keuntungan dengan menggunakan sumber daya
Hal ini meunjukkan bahwa investor lebih
perusahaan secara efisien, maka perusahaan
menyukai dividen daripada capital gain. Tetapi
akan memperoleh kepercayaan dari calon
Modigliani-Miller melihat kecenderungan ini
investor untuk membeli sahamnya. Dengan
dengan menyatakan bahwa karena perusahaan
demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan
cenderung enggan untuk menurunkan dividen,
semakin tinggi nilai perusahaan. Yang berarti
sehingga perusahaan hanya akan meningkatkan
semakin besar kemakmuran yang akan diterima
dividen jika jika prospek keuntungan di masa
oleh pemilik perusahaan.
yang akan datang stabil atau bahkan lebih baik.
Pada sisi lain, Amihud dan Li (2002) dalam Dalam bukunya Atmaja (2008)
Embara et al. (2012), menyatakan adanya mengatakan bahwa teori signalling hypothesis
kecenderungan di Amerika dimana terjadi ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan
penurunan reaksi dari harga saham terhadap dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga
pengumuman pembayaran dividen sejak saham. Sebaliknya penurunan dividen pada
pertengahan tahun 1978. Hal ini mengindikasikan umumnya menyebabkan harga saham turun.
bahwa kebijakan dividen semakin berkurang Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti
kandungan informasinya sehingga disebut bahwa para investor lebih menyukai dividend
Disappering Dividend. Dengan adanya daripada capital gains. Tapi Modigliani dan
pertentangan teori ini maka kebijakan dividen Miller (MM) berpendapat bahwa suatu kenaikan
sangatlah menarik untuk diteliti kembali. dividen yang di atas biasanya merupakan suatu
“sinyal” kepada para investor bahwa manajemen
Ada banyak variabel yang mempengaruhi
perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang
kebijakan dividen. antara lain; profitabilitas,
baik di masa mendatang. Sebaliknya, suatu
kebijakan hutang, likuiditas, pertumbuhan,
penurunan dividen atau kenaikan dividen yang
investment opportunityset, dll. Namu, dalam
dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini
penelitian ini peneliti memilih variabel
investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
investment opportunity set untuk diteliti sebagai
menghadapi masa sulit di waktu men-datang.
variabel independen karena menurut Fitrijanti dan
M (2002) Sesuai dengan karakteristik IOS yang Penelitian ini berbeda dengan penelitian
bersifat tidak mudah diobservasi, tujuan utama sebelumnya karena peneliti menambahkan variabel
penelitian ini adalah mempelajari proksi IOS yang moderasi size untuk mengetahui apakah
tepat, terutama untuk kepentingan penelitian yang variabel size akan memperkuat atau
menggunakan variabel pertumbuhan dengan data memperlemah hubungan antara investment
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Penelitian ini opportunity set dengan kebijakan dividen. Hal
penting dilakukan mengingat cukup banyak proksi ini karena berdasarkan penelitian Marietta dan
IOS yang digunakan oleh beberapa peneliti, namun Sampurno (2013) Suatu perusahaan yang sudah
upaya menguji signifikansinya berbasis realisasi mapan akan memiliki akses yang mudah menuju
pasar modal untuk meningkatkan dana dengan
biaya yang lebih rendah, sementara perusahaan

ISSN: 2337778X
41
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

yang baru dan yang masih kecil akan mengalami apakah investment opportunity set berpengaruh
banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar atau tidak dengan menggunakan variabel moderasi
modal. Menurut Devi dan Erawati (2014) yaitu size terhadap kebijakan dividen. Oleh karena
Ukuran suatu perusahaan dapat ditunjukkan dari itu penelitian ini diberi judul
total asset, penjualan, tenaga kerja, dan “Pengaruh Investment Opportunity Set
kapitalisasi pasar. Salah satu skala pengukuran terhadap Kebijakan Dividen dengan Firm
besar kecilnya perusahaan dapat dilihat Size sebagai Variabel Moderasi pada
berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan Manufaktur Tahun 2011-
Total aset perusahaan dinilai lebih stabil dalam 2013 di BEI.
menunjukkan ukuran besar kecilnya perusahaan.
Perumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan industri
1. Apakah investment opportunity set
manufaktur karena industri manufaktur terdiri
berpengaruh positif terhadap kebijakan
dari banyak perusahaan. Jumlah perusahaan
dividen?
manufaktur tahun 2013 yaitu 153 perusahaan.
2. Apakah ukuran perusahaan (firm size)
Data Deviden Payout Ratio (DPR) perusahaan
menjadi pemoderasi antara investment
manufaktur diambil dari annual report. Kriteria
opportunity set dengan kebijakan
dalam memilih perusahaan yang membagikan
dividen?
dividen diantaranya adalah perusahaan
membagikan dividen berturut-turut selama 3 Tujuan Penelitian
tahun mulai dari tahun 2011-2013. Dari
1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang
banyaknya perusahaan manufaktur, yang
pengaruh investment opportunity set
membagikan dividen secara berturut-turut
terhadap kebijakan dividen.
selama 3 tahun hanya ada 16 perusahaan.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris
Berikut data pembagian deviden semua tentang ukuran perusahaan (firm size)
sektor di BEI periode 2011-2013. menjadi pemoderasi antara investment
opportunity set dengan kebijakan
Tabel 1.1
Data Pembagian Deviden Semua Sektor dividen.
di BEI
Landasan Teori

1. Teori Kebijakan Dividen


Ada beberapa teori kebijakan dividen
menurut Atmaja (2008:285-288):

1. Dividen tidak relevan dari MM

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai


suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar
kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih
sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko
perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah
tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan
pada beberapa asumsi penting yang “lemah”
Berdasarkan penjelasan teori dan hasil seperti:
penelitan- penelitian sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui a. Pasar modal sempurna dimana semua investor
adalah rasional.

ISSN: 2337778X
42
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

b. Tidak ada biaya emisi saham baru jika 2. Teori “Signalling Hypothesis”
perusahaan menertbitkan saham baru.
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan
c.Tidak ada pajak. dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga
saham. Sebaliknya penurunan dividen pada
d.Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.
umumnya menyebabkan harga saham turun.
Pada paraktiknya :1) Pasar modal yang Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti
sempurna sulit ditemui, 2) biaya emisi saham bahwa para investor lebih menyukai dividen
baru pasti ada, 3) Pajak pasti ada 4) Kebijakan daripada capital gains. Tapi MM berpendapat
investasi perusahaan tidak mungkin tidak bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas
berubah. biasanya merupakan suatu “sinyal” kepada para
investor bahwa manajemen perusahaan
2. Teori “The Bird in the Hand”
meramalkan suatu penghasilan yang baik di

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan
dividen atau kenaikan dividen yang dibawah
modal sendiri (Ks) perusahaan akan naik jika
kenaikan normal (biasanya) diyakini investor
DPR rendah karena investor lebih suka
sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
menerima dividen daripada capital gains.
Menurut mereka, investor memandang dividend menghadapi masa sulit di waktu mendatang.
Zaki (2013) teori signalling yang dikembangkan
yield (D1/Po) lebih pasti daripada capital gains
oleh Ross (1977) menyatakan bahwa manajer
yield (g). Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi
memiliki informasi yang berbeda (lebih baik)
investor, Ks adalah tingkat keuntungan yang
tentang prospek perusahaan daripada investor.
disyaratkan investor pada saham. Ks adalah
Perusahaan dengan prospek menguntungkan
keuntungan dari dividen (dividend yield) akan menghindari penjualan saham dan
ditambah keuntungan dari capital gains (capital mengupayakan penambahan modal dengan
gains yield).
penggunaan utang, sehingga dipandang sebagai

Ks = D1 sinyal positif bagi investor luar, sedangkan


+g
P0
perusahaan dengan prospek yang kurang
= Dividend yield + Capital gains yield menguntungkan seharusnya menjual saham,
yang berarti mencari investor baru sebagai
1. Teori Perbedaan Pajak
teman berbagi kerugian, dan merupakan sinyal
negatif bagi investor.
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan
Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena
Pada penelitian ini, peneliti memilih penerapan
adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan
teori Modigliani-Miller karena penelitian ini
capital gains, para investor lebih menyukai
tidak berkaitan dengan hutang perusahaan
capital gains karena dapat menunda pembayaran
namun peluang investasi perusahaan di masa
pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan
mendatang. IOS merupakan proksi pertumbuhan
suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada
perusahaan di masa yang akan datang sehingga
saham yang memberikan dividend yield tinggi ,
jika pertumbuhan perusahaan baik maka investor
capital gains yield rendah daripada saham
mengambil peluang investasi sehingga laba
dengan dividend yield rendah, capital gains yield
perusahaan akan meningkat pembagian dividen
tinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari
juga meningkat
pajak atas capital gains, perbedaan ini makin
terasa.

ISSN: 2337778X
43
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

3. Teori “Clientele Effect” yang tinggi. Selain itu mungkin manajemen


perusahaan ingin memperlihatkan kepada
a. Teori ini menyatakan bahwa kelompok
masyarakat kondisi perusahaan yang bagus
(clientele) pemegang saham yang berbeda akan
dengan peluang investasi yang tinggi akan
memiliki preferensi yang berbeda terhadap
membuat investor tertarik untuk menanamkan
kebijakan dividen perusahaan.
modalnya atau membiayai peluang investasi
b. Kelompok pemegang saham yang tersebut. Dengan demikian perusahaan bisa
membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih memperoleh laba yang juga besar dan makin
menyukai suatu Dividend Payout Ratio yang besar laba yang diperoleh perusahaan maka
tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham makin besar pula dividen yang dibayarkan
yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini kepada pemegang saham. Menurut Marietta dan
lebih senang jika perusahaan menahan sebagian Sampurno (2013) suatu perusahaan yang sudah
besar laba bersih perusahaan. mapan akan memiliki akses yang mudah menuju
pasar modal untuk meningkatkan dana dengan
c. Jika ada perbedaan pajak bagi individu
biaya yang lebih rendah, sementara perusahaan
(misalnya orang lanjut usia dikenai pajak lebih
yang baru dan yang masih kecil akan mengalami
ringan) maka kelompok pemegang saham yang
banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar
dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital
modal.
gains karena dapat menunda pembayaran pajak.
Kelompok ini lebih senang jika perusahaan Berdasarkan pemikiran diatas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
membagi dividen yang kecil. Sebaliknya
kelompok pemegang saham yang dikenai pajak H1 : IOS berpengaruh positif terhadap kebijakan
relatif rendah cenderung menyukai dividen yang dividen
besar.
b. Pengaruh Firm Size sebagai variabel
d. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari moderasi
“clientele” ini ada. Tapi menurut MM hal ini
Devi dan Erawati (2014) Perusahaan
tidak menunjukkan bahwa dividen besar lebih
besar lebih cenderung menggunakan sumber
baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya.
daya internal yang dimiliki daripada
Efek “clientele” ini hanya mengatakan bahwa
menggunakan utang untuk aktivitas operasinya.
bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan
Ukuran suatu perusahaan dapat ditunjukkan dari
dividen tertentu lebih menguntungkan mereka.
total asset, penjualan, tenaga kerja, dan
Hipotesis kapitalisasi pasar. Salah satu skala pengukuran
besar kecilnya perusahaan dapat dilihat
a. Pengaruh Investment Opportunity
Set terhadap Kebijakan Dividen berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan.
Investment Opportunity Set Total aset perusahaan dinilai lebih stabil dalam
merupakan peluang investasi yang diambil oleh menunjukkan ukuran besar kecilnya perusahaan.
investor. Investor berharap, jika perusahaan Marietta dan Sampurno (2013)Sebuah
mendapatkan peluang investasi menarik karena perusahaan besar akan lebih mudah mengakses
pengembalian yang lebih di masa yang akan ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil
datang maka dividen juga akan mengalami lebih sulit untuk mengaksesnya. Kemudahan
peningkatan. Menurut Azmi dan listiadi (2014) akses ke pasar modal dapat diartikan adanya
hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk
investasi yang dilakukan perusahaan manufaktur menciptakan hutang atau menarik investor untuk
memberikan tingkat keuntungan yang lebih baik menanamkan modalnya. Dengan adanya dana
sehingga perusahaan dapat membagikan dividen baru perusahaan dapat membayar kewajibannya

ISSN: 2337778X
44
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

termasuk juga membayar dividend kepada selanjutnya karena telah memenuhi asumsi
pemegang saham. Dengan begitu, ukuran normalitas.
perusahaan yang besar akan menarik investor Gambar 4.50
Grafik Normal Probability Plot
lebih banyak daripada perusahaan kecil, karena
masa depan perusahaan besar lebih terjamin
sehingga perusahaan besar memiliki dana yang
lebih besar pula untuk berinvestasi daripada
perusahaan kecil dan dividen yang dibagikan
perusahaan kepada investor lebih banyak
daripada dividen yang dibagikan oleh
perusahaan kecil.
H2 : Firm Size dapat menjadi pemoderasi antara Dari grafik normal Probability Plot pada
IOS terhadap kebijakan dividen. Gambar 4.50 terlihat bahwa setelah dilakukan
transformasi data menggunakan logaritma natural,
2. Metode Penelitian
grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik
Populasi dalam penelitian ini adalah menyebar disekitar garis diagonal dan
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar mengikuti arah garis diagonal yang
pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan menunjukkan pola distribusi normal. Untuk
manufaktur dipilih karena industri ini meyakinkan bahwa datapenelitian ini benar-
merupakan industri yang sahamnya paling aktif benar normal, maka akan dilakukan pengujian
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). uji statistik non parametrik dengan
Perusahaan pada industri ini rata-rata lebih menggunakan Kolmogorov-Smirnov seperti
banyak membagikan dividendari perusahaan yang terdapat dalam Tabel 4.5 berikut:
idustri yang lain sehingga semakin besar Tabel 4.5
Uji Kolmogorov-Smirnov
kelompok obyek yang diamati maka diharapkan
semakin tepat hasil penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan

Uji Normalitas

Gambar 4.49
Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber: Output SPSS, Data sekunder Sumber: Output SPSS, Data sekunder
yang diolah, 2015 yang diolah, 2015.

Berdasarkan gambar 4.49 diatas dapat Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji
dilihat bahwa grafik histogram memberikan pola Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai
distribusi normal, sehingga model regresi layak signifikansi sebesar 0,517. Nilai ini diatas nilai
digunakan dan dapat dilanjutkan ketahap signifikan 0,05 (0,517>0,05) sehingga dapat

ISSN: 2337778X
45
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan


model regresi layak untuk dipakai.

Uji Nilai Selisih Mutlak Uji Hipotesis ( Uji Statistik T)

Tabel 4.6 Tabel 4.8


Uji Nilai Selisih Mutlak Uji Statistik T

Sumber: Output SPSS, Data sekunder


Sumber: Output SPSS, Data sekunder yang diolah, 2015.
yang diolah, 2015.
Berdasarkan tabel perhitungan pada
Y= α + β1ZX + β2 |zX − zM| tabel 4.8 menunjukkan hasil bahwa kedua
DPR = 33,697 + 6,330MTB + 6,115AbsSNM variabel pada model regresi masing-masing
Yang artinya bahwa dengan uji signifikansi mempunyai nilai signifikansi antara lain:
parameter individual, menunjukkan bahwa Investment Opportunity Set sebesar 0,045 dan
secara individu variabel ZMTB memberikan Firm Size sebesar 0,041.Berdasarkan hasil

nilai koefisien 6.330 dengan probabilitas penelitian bahwa variabel Investment

signifikansi 0.045 dapat disimpulkan Opportunity Set berpengaruh signifikan

berpengaruh terhadap DPR. Variabel moderasi terhadap kebijakan dividen. Hal tersebut

AbsSNM ternyata juga signifikan yaitu dengan dibuktikan dengan adanya nilai signifikan

probabilitas signifikansi 0.041 dibawah 0.05. Investment Opportunity Set lebih kecil dari

Temuan ini menunjukkan bahwa variabel Firm tingkat signifikansi (0,045<0,05). Nilai t hitung

Size memang merupakan variabel moderasi variabel investment opportunity set adalah
2 sebesar 2,080. Oleh karena itu, Investment
Uji Koefisien Determinasi (R )
Opportunity Set berpengaruh positif dan
Tabel 4.7
Uji Koefisien Determinasi signifikan terhadap kebijakan deviden.

Dalam penelitian ini Firm Size


merupakan variabel moderasi. Berdasarkan nilai
t hitung sebesar 2,123 dengan signifikansi 0,041.
Nilai signifikan Firm Size lebih kecil dari
tingkat signifikansi (0,041<0,05). Dengan
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai demikian, hasil pengujian tersebut menunjukkan
Adjusted R Square sebesar 0,309 yang artinya
bahwa Firm Size dapat menjadi pemoderasi
variabel independen yaitu Investment antara IOS terhadap kebijakan dividen.
Opportunity Set (IOS) dapat menjelaskan
Berdasarkan hasil uji statistik dapat
variabel dependen yaitu kebijakan dividen
disimpulkan sebagai berikut:
sebesar 30,9% dan sisanya sebesar 69,1%
dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian.

ISSN: 2337778X
46
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

a.Pengaruh Investment Opportunity Set b. Pengaruh Firm Size sebagai pemoderasi


terhadap kebijakan deviden antara IOSterhadap kebijakan deviden

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel Dalam penelitian ini Firm Size merupakan
4.8 menunjukkan bahwa Investment Opportunity variabel moderasi. Berdasarkan nilai t hitung
Set berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal sebesar 2,123 dengan signifikansi 0,041. Nilai
ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar signifikan Firm Size lebih kecil dari tingkat
0,045<0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan signifikansi (0,041<0,05). Dengan demikian,
bahwa Investment Opportunity Set merupakan hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa
variabel yang mempengaruhi kebijakan Firm Size dapat menjadi pemoderasi antara IOS
dividen.Investor berharap, jika perusahaan terhadap kebijakan dividen. Perusahaan yang
mendapatkan peluang investasi menarik karena besar dapat dilihat dari total assetnya. Semakin
pengembalian yang lebih di masa yang akan besar perusahaan tersebut maka semakin mudah
datang maka dividen juga akan mengalami untuk masuk dalam pasar karena semakin besar
peningkatan. Semakin baik peluang investasi perusahaan dalam proses produksinya maka
yang diambil oleh suatu perusahaan maka biaya yang dikeluarkan lebih kecil daripada
pengembalian atau keuntungan di masa perusahaan kecil dan juga berpengaruh pada
mendatang juga semakin besar dengan demikian harga jualnya yang semakin kecil pula. Sehingga
pembagian dividen oleh perusahaan kepada sangat sulit untuk perusahaan kecil masuk ke
investor akan semakin besar pula. Dengan Teori pangsa pasar perusahaan besar. Dan hal tersebut
Signalling, suatu kenaikan dividen yang diatas menjelaskan bahwa ukuran perusahan
biasanya merupakan suatu “sinyal” kepada para memperkuat hubungan peluang investasi
investor bahwa manajemen perusahaan terhadap kebijakan deviden.
meramalkan suatu penghasilan yang baik di 4. Kesimpulan
masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan
dividen atau kenaikan dividen yang dibawah
hasil penelitian yang telah dilakukan maka
kenaikan normal (biasanya) diyakini investor
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
berikut :
menghadapi masa sulit di waktu 1. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis 1
mendatang.Dengan naiknya deviden dari tahun menunjukkkanbahwaInvestment
ke tahun menunjukkan bahwa adanya sinyal
Opportunity Set berpengaruh positif
positif keberlangsungan perusahaan di masa
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
yang akan datang sehingga para investor akan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
menginvestasikan dananya ke perusahaan
2011-2013 karenadapat dibuktikan dengan
tersebut.
adanya nilai signifikan Investment
Akan tetapi, teori signalling tidak bisa Opportunity Set lebih kecil dari tingkat
diterapkan di Indonesia karena pada signifikansi (0,045<0,05). Nilai t hitung
kenyataannya saat pembagian deviden di variabel investment opportunity set adalah
Indonesia harus melalui RUPS (Rapat Umum sebesar 2,080. Oleh karena itu, hipotesis
Pemegang Saham) yang investor terlibat pertama yang menyatakan Investment
langsung di dalamnya. Namun di Amerika, Opportunity Set berpengaruh positif dan
pembagian dividen dibagikan melalui manajer signifikan terhadap kebijakan deviden
perusahaan, sedangkan investor tidak ikut diterima.Dengan demikian hal ini dapat
campur di dalamnya. memberikan sinyal bagi perusahaan untuk
melakukan kebijakan dividen.

ISSN: 2337778X
47
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

2. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis dengan Likuiditas sebagai Variabel


2 menunjukkan bahwa Firm Size dapat Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur.
menjadi pemoderasi antara investment Ilmu Manajemen 2.
opportunityset dengan kebijakan dividen. Devi, Ni Putu Yunita dan Erawati, Ni Made Adi.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya nilai (2014) Pengaruh Kepemilikan
signifikansi Firm Size lebih kecil dari Manajerial, Leverage, dan Ukuran
tingkat signifikansi (0,041<0,05).Oleh Perusahaan Pada Kebijakan Dividen
karena itu, hipotesis kedua yang menyatakan Perusahaan Manufaktur. Akuntansi 9:
Firm Size dapat menjadi pemoderasi antara 709-716.
investment opportunityset dengan Elloumi, Fathi dan Gueyie, Jean Pierre. (2001)
kebijakan dividen diterima.Semakin besar Financial Distress And Corporate
ukuran perusahaan maka semakin besar pula Governance : An Empirical Analysis.
peluang perusahaan untuk berinvestasi Corporate Governance International
sehingga dividen yang dibagikan akan Journal Of Business In Society 1: 15-23.
semakin besar. Karena ukuran perusahaan Embara, Cecilia Triana Dewi Lestari,
besar memiliki total asset lebih besar Wiagustini, Ni Luh Putu dan Badjra, Ida
daripada perusahaan kecil. Hal ini akan Bagus. (2012) Variabel-Variabel yang
mempengaruhi pembagian deviden Berpengaruh Terhadap Kebijakan
perusahaan tersebut. Dividen serta Harga Saham pada
5. Saran Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Adapun saran yang dapat diberikan Indonesia. Manajemen, Strategi
untuk penelitian selanjutnya yaitu: Bisnis, dan Kewirausahaan 6.
1. Periode penelitian selama 3 tahun. Endiana, I Dewa Made, Budiartha, I Ketut dan
Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya Astika, I.B. Putra. (2012) Pengaruh
memperpanjang periode penelitian. Pertumbuhan Penjualan di Setiap Siklus
2. penelitian selanjutnya disarankan untuk Hidup pada Hubungan IOS dengan
mengambil sampel dari jenis industri yang Dividen Tunai. Ekonomi dan bisnis 1.
lain. Fitrijanti, TetTet dan M, Jogiyanto Hartono.
3. Untuk proksi IOS, sebaiknya peneliti (2002) Set Kesempatan Investasi :
selanjutnya menggunakan proksi lain entah Konstruksi dan Analisis Hubungannya
itu berbasis investasi, pengukuran varian, dengan Kebijakan Pendanaan dan
atau gabungan dari beberapa rasio sehingga Dividen. Riset Akuntansi Indonesia 5.
membentuk suatu ukuran baru sebagai Ghozali, Imam. (2011) Aplikasi Analisis
proksi IOS. Multivariate dengan Program IBM
4. Untuk Firm Size, sebaiknya peneliti SPSS 19, Semarang: Badan Penerbit
selanjutnya mengelompokkan perusahaan Universitas Diponegoro
besar atau kecil. Halim, Junaedi Jauwanto. (2013) Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
DAFTAR PUSTAKA
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Pada Sektor Industri Barang
Atmaja, Lukas Setia. (2008) Teori & Praktik
Konsumsi Periode 2008-2011.
manajemen keuangan, Yogyakarta:
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
ANDI Yogakarta.
2.
Azmi, Maulidiyah Nur dan listiadi, Agung.
Haryetti dan Ekayanti, Ririn Araji. (2012)
(2014) Analisis Pengaruh Profitabilitas
Pengaruh Profitabilitas, Investmen
dan IOS terhadap Kebijakan Dividen

ISSN: 2337778X
48
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

Opportunity Set dan Mulyono, Budi. (2009) PENGARUH DEBT TO


Pertumbuhan
EQUITY RATIO, INSIDER
Perusahaan Terhadap Kebijakan
OWNERSHIP, SIZE DAN
Dividen Pada Perusahaan LQ-45 Yang
INVESTMENT OPPORTUNITY SET
Terdaftar Di BEI. Ekonomi 20.
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
Hidayat, Riskin. (2010) Keputusan Investasi dan (Studi pada Industri Manufaktur yang
Financial Constraints : Studi Empiris Pada
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi
Periode Tahun 2005-2007). Semarang:
Moneter dan Perbankan 12:
Universitas Diponegoro.
445-468.
Novianti, Rizki. (2012) Kajian Kualitas Laba
Idawati, Ida Ayu Agung dan Sudiartha, Gede pada Perusahaan Manufaktur yang
Merta. (2014) Pengaruh Profitabilitas, Terdaftar di BEI. Accounting Analysis
Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap 1.
Kebijakan Dividen Perusahaan Pratama, Diky May. (2014) Pengaruh
Manufaktur di BEI. Manajemen 3.
Profitabilitas, Investment Opportunity
Kamaruddin Ahmad, S.E., M.M. (2003) Dasar-
Set, Cash Flow, Debt to Equity Ratio,
Dasar Manajemen Investasi Dan
dan Risiko Terhadap Kebijakan Dividen
Portofolio, Jakarta: Rineka Cipta.
Pada Perusahaan Pengolahan Non
Kodrat, David Sukardi dan Indonanjaya, Migas. Ilmu Manajemen 2.
Kurniawan. (2010) Manajemen Investasi
Pribadi, Anggit Satria dan Sampurno, R. Djoko.
Pendekatan Teknikal dan Fundamental
(2012) Analisis Pengaruh Cash Position,
untuk Analisis Saham: Graha Ilmu. Firm Size, Growth Opportunity,
Lopolusi, Ita. (2013) Analisis Faktor-Faktor Ownership, dan Return on Asset
Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen terhadap Dividend Payout Ratio.
Sektor Manufaktur Yang Terdaftar di Management 1: 212-211.
PT Bursa Efek Indonesia Periode 2007- Puspitasari, Novi. (2012) Kinerja Finansial dan
2011. Ilmiah Mahasiswa Universitas
Kesempatan Investasi Perusahaan
Surabaya 2.
Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh.
Manurung, Adler Haymans. (2009) Berinvestasi Bisnis dan Manajemen 6: 13-33.
dan Perlindungan Investor di Pasar
Putri, Dithi Amanda. (2013) Pengaruh
Modal. Perbanas Quarterly Review 2.
Investment Opportunity Set, Kebijakan
Marietta, Unzu dan Sampurno, Djoko. (2013) Utang dan Ukuran Perusahaan terhadap
Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return Kebijakan Dividen pada Perusahaan
On Asset, Growth, Firm Size, Debt to Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Equity, Ratio Terhadap Dividend Payout Efek Indonesia (BEI). Manajemen 2.
Ratio : (Studi pada Perusahaan
Sarmento, Jaquelina N.L, Kertahadi dan Nuzula,
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Nila Firdausi. (2014) The Effects of
Efek Indonesia Tahun 2008 -2011) Investment Opportunity Set and
Akuntansi 2: 1-10.
Corporate-Financing on Dividend
Marpaung, Elyzabet Indrawati dan Hadianto, Payout Policy. Administrasi Bisnis 13.
Bram. (2009) Pengaruh Profitabilitas Sartono, R Agus. (2010) Manajemen Keuangan
dan Kesempatan Investasi terhadap Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Kebijakan Dividen: Studi Empirik pada
Sekaran, Uma. (2006) Research Methods For
Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Business, Jakarta: Salemba Empat.
Bursa Efek Indonesia. Akuntansi 1: 70-
Sudaryanti, Dedeh Sri. (2012) The Influence Of
84. Agency Cost, Market Risk, And

ISSN: 2337778X
49
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017

Investment Opportunities On Dividend


Policy (Study on companies which is
listed on Indonesia Stock Exchange
during 2005-2008 observation period).
Bandung: Padjajaran
Suharli, Michell. (2007) Pengaruh Profitability
dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai
dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat. Akutansi dan Keuangan 9: 9-
17.
Sunarya, Devi Hoei. (2013) Pengaruh Kebijakan
Utang, Profitabilitas dan Likuiditas
Terhadap Kebijakan Dividen Dengan
Size Sebagai Variabel Moderasi Pada
Sektor Manufaktur Periode 2008-2011.
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
2.
Tandelilin, Eduardus. (2010) Portofolio dan
Investasi Yogyakarta: KANISIUS
(anggota IKPI).
www.idx.co.id
Zaki, Mohamad. (2013) Pengaruh Arus Kas,
Kesempatan Investasi, Leverage, dan
Modal Kerja terhadap Keputusan Investasi
Aktiva Tetap Pada Perusahaan Financially
Constrained. Ilmu Manajemen 1.

ISSN: 2337778X

You might also like