Professional Documents
Culture Documents
26-Article Text-130-1-10-20190506
26-Article Text-130-1-10-20190506
Siti Puryandani
STIE Bank BPD Jateng
sitipuryandani@yahoo.com
ABSTRACT
Dividend policy is a decision to define the part received by shareholders according to the funds they
invest as well as the part that will be retained by the company. Dividend payout ratio has been
discussed in the financial sector by several researchers since 1961 when Miller and Modigliani
proposed the theory of “Signalling Hypothesis”. There are many variables that affect dividend policy
including profitability, debt policy, liquidity, growth, investment opportunity set,etc. In this research,
Investment Opportunity Set (IOS) is choosen according to the hardness of this observation, the main
purpose of this research is to study the proxy of IOS exactly. This research aimed to empirically test
the effect of set investment opportunity to the dividend policy. The tested variable in this study was
investment opportunity set measured by market-to-book value of equity while the moderating variable
was firm size. The sample was 16 companies listed on Indonesian Stock Exchange (I.S.E) 2011-2013
selected through purposive sampling technique. The analytical statistic was a simple linear regression
to test the absolute difference value of moderation. The results showed that the investment
opportunity set has significant effect on dividend policy because the value of significance IOS less
than rate of significance (0,045<0,05), it means that firm size moderation can be used as moderator
between investment opportunity set and dividend policy because the value of significance firm size
less than rate of significance (0,041<0,05).
Keywords: investment opportunity set, firm size, dividend policy
ISSN: 2337778X
40
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
di masa yang akan datang. Namun pada pertumbuhan masih belum dilakukan bagi
kenyataannya manajerlah yang memiliki perusahaan-perusahaan di Indonesia.
informasi lebih baik dibandingkan dengan
Hidayat (2010) Perusahaan yang
investor, akibatnya investor menilai bahwa
memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan
capital gain lebih berisiko dibandingkan dengan
mudah melakukan investasi karena investor akan
pembagian deviden tunai. Akan tetapi yang
tertarik membeli saham perusahaan. Bila dalam
terjadi di lapangan, pembayaran dividen selalu
berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan
diikuti dengan investor atau pemegang saham.
keuntungan dengan menggunakan sumber daya
Hal ini meunjukkan bahwa investor lebih
perusahaan secara efisien, maka perusahaan
menyukai dividen daripada capital gain. Tetapi
akan memperoleh kepercayaan dari calon
Modigliani-Miller melihat kecenderungan ini
investor untuk membeli sahamnya. Dengan
dengan menyatakan bahwa karena perusahaan
demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan
cenderung enggan untuk menurunkan dividen,
semakin tinggi nilai perusahaan. Yang berarti
sehingga perusahaan hanya akan meningkatkan
semakin besar kemakmuran yang akan diterima
dividen jika jika prospek keuntungan di masa
oleh pemilik perusahaan.
yang akan datang stabil atau bahkan lebih baik.
Pada sisi lain, Amihud dan Li (2002) dalam Dalam bukunya Atmaja (2008)
Embara et al. (2012), menyatakan adanya mengatakan bahwa teori signalling hypothesis
kecenderungan di Amerika dimana terjadi ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan
penurunan reaksi dari harga saham terhadap dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga
pengumuman pembayaran dividen sejak saham. Sebaliknya penurunan dividen pada
pertengahan tahun 1978. Hal ini mengindikasikan umumnya menyebabkan harga saham turun.
bahwa kebijakan dividen semakin berkurang Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti
kandungan informasinya sehingga disebut bahwa para investor lebih menyukai dividend
Disappering Dividend. Dengan adanya daripada capital gains. Tapi Modigliani dan
pertentangan teori ini maka kebijakan dividen Miller (MM) berpendapat bahwa suatu kenaikan
sangatlah menarik untuk diteliti kembali. dividen yang di atas biasanya merupakan suatu
“sinyal” kepada para investor bahwa manajemen
Ada banyak variabel yang mempengaruhi
perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang
kebijakan dividen. antara lain; profitabilitas,
baik di masa mendatang. Sebaliknya, suatu
kebijakan hutang, likuiditas, pertumbuhan,
penurunan dividen atau kenaikan dividen yang
investment opportunityset, dll. Namu, dalam
dibawah kenaikan normal (biasanya) diyakini
penelitian ini peneliti memilih variabel
investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
investment opportunity set untuk diteliti sebagai
menghadapi masa sulit di waktu men-datang.
variabel independen karena menurut Fitrijanti dan
M (2002) Sesuai dengan karakteristik IOS yang Penelitian ini berbeda dengan penelitian
bersifat tidak mudah diobservasi, tujuan utama sebelumnya karena peneliti menambahkan variabel
penelitian ini adalah mempelajari proksi IOS yang moderasi size untuk mengetahui apakah
tepat, terutama untuk kepentingan penelitian yang variabel size akan memperkuat atau
menggunakan variabel pertumbuhan dengan data memperlemah hubungan antara investment
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Penelitian ini opportunity set dengan kebijakan dividen. Hal
penting dilakukan mengingat cukup banyak proksi ini karena berdasarkan penelitian Marietta dan
IOS yang digunakan oleh beberapa peneliti, namun Sampurno (2013) Suatu perusahaan yang sudah
upaya menguji signifikansinya berbasis realisasi mapan akan memiliki akses yang mudah menuju
pasar modal untuk meningkatkan dana dengan
biaya yang lebih rendah, sementara perusahaan
ISSN: 2337778X
41
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
yang baru dan yang masih kecil akan mengalami apakah investment opportunity set berpengaruh
banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar atau tidak dengan menggunakan variabel moderasi
modal. Menurut Devi dan Erawati (2014) yaitu size terhadap kebijakan dividen. Oleh karena
Ukuran suatu perusahaan dapat ditunjukkan dari itu penelitian ini diberi judul
total asset, penjualan, tenaga kerja, dan “Pengaruh Investment Opportunity Set
kapitalisasi pasar. Salah satu skala pengukuran terhadap Kebijakan Dividen dengan Firm
besar kecilnya perusahaan dapat dilihat Size sebagai Variabel Moderasi pada
berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan Manufaktur Tahun 2011-
Total aset perusahaan dinilai lebih stabil dalam 2013 di BEI.
menunjukkan ukuran besar kecilnya perusahaan.
Perumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan industri
1. Apakah investment opportunity set
manufaktur karena industri manufaktur terdiri
berpengaruh positif terhadap kebijakan
dari banyak perusahaan. Jumlah perusahaan
dividen?
manufaktur tahun 2013 yaitu 153 perusahaan.
2. Apakah ukuran perusahaan (firm size)
Data Deviden Payout Ratio (DPR) perusahaan
menjadi pemoderasi antara investment
manufaktur diambil dari annual report. Kriteria
opportunity set dengan kebijakan
dalam memilih perusahaan yang membagikan
dividen?
dividen diantaranya adalah perusahaan
membagikan dividen berturut-turut selama 3 Tujuan Penelitian
tahun mulai dari tahun 2011-2013. Dari
1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang
banyaknya perusahaan manufaktur, yang
pengaruh investment opportunity set
membagikan dividen secara berturut-turut
terhadap kebijakan dividen.
selama 3 tahun hanya ada 16 perusahaan.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris
Berikut data pembagian deviden semua tentang ukuran perusahaan (firm size)
sektor di BEI periode 2011-2013. menjadi pemoderasi antara investment
opportunity set dengan kebijakan
Tabel 1.1
Data Pembagian Deviden Semua Sektor dividen.
di BEI
Landasan Teori
ISSN: 2337778X
42
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
b. Tidak ada biaya emisi saham baru jika 2. Teori “Signalling Hypothesis”
perusahaan menertbitkan saham baru.
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan
c.Tidak ada pajak. dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga
saham. Sebaliknya penurunan dividen pada
d.Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.
umumnya menyebabkan harga saham turun.
Pada paraktiknya :1) Pasar modal yang Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti
sempurna sulit ditemui, 2) biaya emisi saham bahwa para investor lebih menyukai dividen
baru pasti ada, 3) Pajak pasti ada 4) Kebijakan daripada capital gains. Tapi MM berpendapat
investasi perusahaan tidak mungkin tidak bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas
berubah. biasanya merupakan suatu “sinyal” kepada para
investor bahwa manajemen perusahaan
2. Teori “The Bird in the Hand”
meramalkan suatu penghasilan yang baik di
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan
dividen atau kenaikan dividen yang dibawah
modal sendiri (Ks) perusahaan akan naik jika
kenaikan normal (biasanya) diyakini investor
DPR rendah karena investor lebih suka
sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
menerima dividen daripada capital gains.
Menurut mereka, investor memandang dividend menghadapi masa sulit di waktu mendatang.
Zaki (2013) teori signalling yang dikembangkan
yield (D1/Po) lebih pasti daripada capital gains
oleh Ross (1977) menyatakan bahwa manajer
yield (g). Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi
memiliki informasi yang berbeda (lebih baik)
investor, Ks adalah tingkat keuntungan yang
tentang prospek perusahaan daripada investor.
disyaratkan investor pada saham. Ks adalah
Perusahaan dengan prospek menguntungkan
keuntungan dari dividen (dividend yield) akan menghindari penjualan saham dan
ditambah keuntungan dari capital gains (capital mengupayakan penambahan modal dengan
gains yield).
penggunaan utang, sehingga dipandang sebagai
ISSN: 2337778X
43
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
ISSN: 2337778X
44
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
termasuk juga membayar dividend kepada selanjutnya karena telah memenuhi asumsi
pemegang saham. Dengan begitu, ukuran normalitas.
perusahaan yang besar akan menarik investor Gambar 4.50
Grafik Normal Probability Plot
lebih banyak daripada perusahaan kecil, karena
masa depan perusahaan besar lebih terjamin
sehingga perusahaan besar memiliki dana yang
lebih besar pula untuk berinvestasi daripada
perusahaan kecil dan dividen yang dibagikan
perusahaan kepada investor lebih banyak
daripada dividen yang dibagikan oleh
perusahaan kecil.
H2 : Firm Size dapat menjadi pemoderasi antara Dari grafik normal Probability Plot pada
IOS terhadap kebijakan dividen. Gambar 4.50 terlihat bahwa setelah dilakukan
transformasi data menggunakan logaritma natural,
2. Metode Penelitian
grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik
Populasi dalam penelitian ini adalah menyebar disekitar garis diagonal dan
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar mengikuti arah garis diagonal yang
pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan menunjukkan pola distribusi normal. Untuk
manufaktur dipilih karena industri ini meyakinkan bahwa datapenelitian ini benar-
merupakan industri yang sahamnya paling aktif benar normal, maka akan dilakukan pengujian
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). uji statistik non parametrik dengan
Perusahaan pada industri ini rata-rata lebih menggunakan Kolmogorov-Smirnov seperti
banyak membagikan dividendari perusahaan yang terdapat dalam Tabel 4.5 berikut:
idustri yang lain sehingga semakin besar Tabel 4.5
Uji Kolmogorov-Smirnov
kelompok obyek yang diamati maka diharapkan
semakin tepat hasil penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan
Uji Normalitas
Gambar 4.49
Grafik Histogram Uji Normalitas
Sumber: Output SPSS, Data sekunder Sumber: Output SPSS, Data sekunder
yang diolah, 2015 yang diolah, 2015.
Berdasarkan gambar 4.49 diatas dapat Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji
dilihat bahwa grafik histogram memberikan pola Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai
distribusi normal, sehingga model regresi layak signifikansi sebesar 0,517. Nilai ini diatas nilai
digunakan dan dapat dilanjutkan ketahap signifikan 0,05 (0,517>0,05) sehingga dapat
ISSN: 2337778X
45
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
berpengaruh terhadap DPR. Variabel moderasi terhadap kebijakan dividen. Hal tersebut
AbsSNM ternyata juga signifikan yaitu dengan dibuktikan dengan adanya nilai signifikan
probabilitas signifikansi 0.041 dibawah 0.05. Investment Opportunity Set lebih kecil dari
Temuan ini menunjukkan bahwa variabel Firm tingkat signifikansi (0,045<0,05). Nilai t hitung
Size memang merupakan variabel moderasi variabel investment opportunity set adalah
2 sebesar 2,080. Oleh karena itu, Investment
Uji Koefisien Determinasi (R )
Opportunity Set berpengaruh positif dan
Tabel 4.7
Uji Koefisien Determinasi signifikan terhadap kebijakan deviden.
ISSN: 2337778X
46
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel Dalam penelitian ini Firm Size merupakan
4.8 menunjukkan bahwa Investment Opportunity variabel moderasi. Berdasarkan nilai t hitung
Set berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal sebesar 2,123 dengan signifikansi 0,041. Nilai
ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar signifikan Firm Size lebih kecil dari tingkat
0,045<0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan signifikansi (0,041<0,05). Dengan demikian,
bahwa Investment Opportunity Set merupakan hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa
variabel yang mempengaruhi kebijakan Firm Size dapat menjadi pemoderasi antara IOS
dividen.Investor berharap, jika perusahaan terhadap kebijakan dividen. Perusahaan yang
mendapatkan peluang investasi menarik karena besar dapat dilihat dari total assetnya. Semakin
pengembalian yang lebih di masa yang akan besar perusahaan tersebut maka semakin mudah
datang maka dividen juga akan mengalami untuk masuk dalam pasar karena semakin besar
peningkatan. Semakin baik peluang investasi perusahaan dalam proses produksinya maka
yang diambil oleh suatu perusahaan maka biaya yang dikeluarkan lebih kecil daripada
pengembalian atau keuntungan di masa perusahaan kecil dan juga berpengaruh pada
mendatang juga semakin besar dengan demikian harga jualnya yang semakin kecil pula. Sehingga
pembagian dividen oleh perusahaan kepada sangat sulit untuk perusahaan kecil masuk ke
investor akan semakin besar pula. Dengan Teori pangsa pasar perusahaan besar. Dan hal tersebut
Signalling, suatu kenaikan dividen yang diatas menjelaskan bahwa ukuran perusahan
biasanya merupakan suatu “sinyal” kepada para memperkuat hubungan peluang investasi
investor bahwa manajemen perusahaan terhadap kebijakan deviden.
meramalkan suatu penghasilan yang baik di 4. Kesimpulan
masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan
dividen atau kenaikan dividen yang dibawah
hasil penelitian yang telah dilakukan maka
kenaikan normal (biasanya) diyakini investor
kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
berikut :
menghadapi masa sulit di waktu 1. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis 1
mendatang.Dengan naiknya deviden dari tahun menunjukkkanbahwaInvestment
ke tahun menunjukkan bahwa adanya sinyal
Opportunity Set berpengaruh positif
positif keberlangsungan perusahaan di masa
terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
yang akan datang sehingga para investor akan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
menginvestasikan dananya ke perusahaan
2011-2013 karenadapat dibuktikan dengan
tersebut.
adanya nilai signifikan Investment
Akan tetapi, teori signalling tidak bisa Opportunity Set lebih kecil dari tingkat
diterapkan di Indonesia karena pada signifikansi (0,045<0,05). Nilai t hitung
kenyataannya saat pembagian deviden di variabel investment opportunity set adalah
Indonesia harus melalui RUPS (Rapat Umum sebesar 2,080. Oleh karena itu, hipotesis
Pemegang Saham) yang investor terlibat pertama yang menyatakan Investment
langsung di dalamnya. Namun di Amerika, Opportunity Set berpengaruh positif dan
pembagian dividen dibagikan melalui manajer signifikan terhadap kebijakan deviden
perusahaan, sedangkan investor tidak ikut diterima.Dengan demikian hal ini dapat
campur di dalamnya. memberikan sinyal bagi perusahaan untuk
melakukan kebijakan dividen.
ISSN: 2337778X
47
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
ISSN: 2337778X
48
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
ISSN: 2337778X
49
Jurnal Magisma Vol. 5 No. 2 – Tahun 2017
ISSN: 2337778X