Professional Documents
Culture Documents
Artikel Lia
Artikel Lia
PUTRI HELIYAWATI
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
ABSRACT
The objective of this research is to find out the following matter: the influence of
organization culture, leadership style, and work motivation towards employee
performance. This research is done in employee of PT PLN (persero) Wilayah I NAD. Data
collecting is done to primary data, that is with distributes questionnaires to every
respondents. Sample determination that used in this research quota sampling with
sample total as much as 62 person from 162 employees. Variables are measured with
interval scale. Data analysis uses doubled linear regression that is cultivated by using
computer program statistical package for social science (SPSS) version 15.0.
This research shows that connection between organization culture, leadership style,
work motivation and employee performance is tight. This research is showed by
correlation coefficient value (R) as big as 0.702 or as big as 70.2%. Determination
coefficient (R2) as big as 0.493 that mean that as big as 49.3% employee performance
change is influenced by organization culture, leadership style and work motivation while
the rest as big as 50.7% influenced by variables other is not used in these research.
This research is shows these following results: there is a significant influence of
organization culture toward employee performance, there is a significant influence of
leadership style toward employee performance, there is a significant influence of work
motivation toward employee performance, and there is a significant influence of
organization culture, leadership style, and work motivation simultaneously towards
employee performance
Keywords: Organization Culture, Leadership Style, Work Motivation, Employee
Performance
1
2
PENDAHULUAN
Lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan diikuti ketidakpastian yang
tinggi membutuhan informasi yang cepat, relevan, akurat, dan dapat dipercaya. Agar
organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, aksebilitas dan kapabilitas dalam
pengintegrasian informasi menjadi faktor penting sebagai bahan pengambilan keputusan
strategis. Kebutuhan ini mendorong dengan tajam perkembangan teknologi informasi
sebagai penghasil informasi.
Perkembangan tersebut mengakibatkan hampir semua bidang kehidupan saat ini
telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi berbasis komputer.
Dibidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu
meningkatkan sistem informasi akuntansi. Banyak organisasi yang mulai mengembangkan
dan memberikan perhatian khusus pada teknologi komputer sebagai sumber yang
memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan informasi secara efektif. Salah satu bentuk
perhatian ini adalah penggunaan software akuntansi untuk memperlancar arus informasi
(Istianingsih dan Wijanto, 2008). Peningkatan penggunaan teknologi software akuntansi
telah mengubah pemrosesan data akuntansi secara manual menjadi otomatis. Dengan
otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan pada software akuntansi berbagai
fungsi dapat dilakukan secara tepat dan cepat.
Menurut Wardiana (2002) perkembangan teknologi informasi di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia (pengguna) dalam memahami
komponen teknologi informasi. Torkzadeh et al. (2006) mengemukakan pentingnya
hubungan antara perilaku pengguna software komputer dengan penggunaan teknologi
informasi. Pengguna software akuntansi secara psikologis memiliki suatu perilaku
(behavior) tertentu yang melekat pada dirinya. Perilaku ini dipengaruhi oleh persepsi
(perception) dan sikap (attitude) pengguna terhadap penggunaan software akuntansi.
Persepsi pengguna sangat dipengaruhi oleh aspek keperilakuan pengguna berupa niat
untuk menggunakan teknologi informasi berupa software akuntansi. Menurut theory of
reasoned action (TRA), Fishbein dan Ajzen (1980) mengemukakan bahwa perilaku
(behavior) dikendalikan oleh niat (intention) yang merupakan fungsi dari sikap dan norma
subjektif. Niat untuk pengguna ini akan menimbulkan penerimaan ataupun penolakan
untuk menggunakan teknologi informasi tersebut (Widiatmoko, 2003).
Havelka (2003) menemukan bahwa para mahasiswa dan para sarjana akan
menghindari kelas yang menggunakan komputer dan aplikasi khusus. Sikap negatif ini
seringkali ditimbulkan oleh adanya rasa khawatir untuk berbuat salah pada suatu sistem
3
informasi. Para pendidik menyadari bahwa hal ini dapat mengganggu outcomes
pembelajaran dalam mata kuliah yang menggunakan komputer (seperti sistem informasi
akuntansi), sehingga diperlukan usaha untuk mengurangi kecemasan ini. Usaha yang
dilakukan untuk mengurangi computer anxiety dapat menghasilkan pengalaman dan sikap
yang positif kepada mahasiswa terhadap pendidikan mereka. Penolakan seseorang
menggunakan teknologi informasi dapat disebabkan oleh ketakutan/kecemasan ( anxiety)
terhadap penggunaan teknologi informasi.
Torkzadeh et al. (2006) mengemukakan pentingnya hubungan antara perilaku
pengguna software komputer dengan penggunaan teknologi informasi. Pengguna
software akuntansi secara psikologis memiliki suatu perilaku ( behavior) tertentu yang
melekat pada dirinya. Perilaku ini dipengaruhi oleh persepsi (perception) dan sikap
(attitude) pengguna terhadap penggunaan software akuntansi. Persepsi pengguna sangat
dipengaruhi oleh aspek keperilakuan pengguna berupa niat untuk menggunakan teknologi
informasi berupa software akuntansi. Menurut theory of reasoned action (TRA), Fishbein
dan Ajzen (1980) mengemukakan bahwa perilaku ( behavior) dikendalikan oleh niat
(intention) yang merupakan fungsi dari sikap dan norma subjektif. Niat untuk pengguna
ini akan menimbulkan penerimaan ataupun penolakan untuk menggunakan teknologi
informasi tersebut (Widiatmoko, 2003).
Aspek keperilakuan pengguna berupa niat merupakan faktor penting yang
memberikan kontribusi terhadap penggunaan teknologi software akuntansi. Niat dapat
bersifat positif maupun negatif dalam menggunakan teknologi software akuntansi. Sikap
positif dan negatif ini diimplementasikan dengan menerima atau menolak kehadiran
teknologi software akuntansi jika adanya keyakinan akan konsekuensi masa yang akan
datang, sehingga menimbulkan afeksi seseorang.
Beberapa peneliti menemukan bahwa kecemasan dalam mengunakan teknologi
berbasis komputer (computer anxiety) akan menghambat interaksi pengguna dengan
teknologi informasi. Pengguna yang percaya akan kemampuan atau kompetensinya akan
mengatasi kecemasan ini agar dapat melakukan tugas, mengatasi hambatan, dan
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sun dan Zhang (2006) menyatakan bahwa keyakinan
seseorang terhadap kapabilitas dan kemampuannya dalam menggunakan teknologi
informasi akan mendorong pengguna untuk mengadopsi teknologi tersebut. Penilaian
positif ini menimbulkan niat untuk menerima penggunaan software akuntansi yang
kemudian diimplementasikan dengan menggunakan teknologi tersebut. Penilaian
seseorang mengenai kemampuannya menggunakan teknologi informasi disebut dengan
4
mahasiswa Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh.
2. Pengaruh computer self efficacy sebagai variabel moderating dalam hubungan antara
computer anxiety dan niat penggunaan teknologi informasi pada mahasiswa Program
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Niat Penggunaan Teknologi Informasi
a. Theory of Reasoned Action (TRA)
Theory Reasoned Action diperkenalkan oleh Ajzen pada tahun 1980 yang berfokus
pada niat manusia dalam melakukan sesuatu. Teori ini disusun menggunakan asumsi
dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan
segala informasi yang tersedia. Niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku
menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut. Zhang et, al.
(2008) menyatakan bahwa TRA telah digunakan oleh para peneliti sistem informasi untuk
memprediksi suatu niat berperilaku ( behaviour intention) dalam menggunakan teknologi
informasi.
TRA mendefinisikan niat sebagai motivasi seseorang untuk menggunakan
sejumlah usaha untuk mencapai tujuannya yang diimplementasikan dalam bentuk
perilaku. Niat dapat disusun sebagai bagian dari tujuan dalam nilai harapan yang
menghasilkan suatu proses yang sadar.
COMPUTER ANXIETY
a. Theory of Interpersonal Behavior
Teori yang digagas oleh Triandis (1980) mengusulkan bahwa niat perilaku
ditentukan oleh perasaan-perasan (feeling) yang mereka pikirkan tentang apa yang
seharusnya mereka lakukan yang kemudian disebut dengan affect. Istilah affect mengacu
pada perasaa-perasaan bahagia, gembira, riang atau senang, jijik, tidak nyaman, atau
benci yang dihubungkan dengan seorang individual terhadap tindakan yang dilakukannya.
Affect merupakan istilah yang menggambarkan karakteristik dan kecenderungan yang
tidak stabil.
Secara umum affect menunjukkan mood, emotion, dan feeling (Russel, 2003
dalam Sun dan Zhang, 2006). Mood adalah suasana hati seseorang untuk menerima atau
menolak perilaku tertentu. Emotion ialah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis
(seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, dan keberanian yang bersifat
subjektif). Sedangakan perasaan (feeling) merupakan rasa atau keadaan batin sewaktu
6
Fear (takut/khawatir) merupakan salah satu efek yang ditimbulkan ketika pengguna
berhadapan langsung dengan software akuntansi. Kekhawatiran ini timbul dari keadaan
tidak sadar dalam diri pengguna teknologi informasi. Kondisi ini disebabkan oleh
kurangnya pengusaan software akuntansi sehingga mereka belum bisa mendapatkan
manfaat dengan kehadiran teknologi tersebut. Anticipation (antisipasi) merupakan suatu
kondisi dimana seseorang merasa perlu melakukan antisipasi terhadap kegelisahan yang
muncul dengan adanya software akuntansi. Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan
menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan terhadap software komputer
(Sudaryono dan Astuti, 2005).
akan memberikan hasil yang menguntungkan dan menghindari perilaku yang dianggap
tidak memberikan hasil yang diharapkan. Secara intuisi manusia akan memilih apa yang
dirasa akan memberikan yang terbaik bagi dirinya. Tidak terkecuali dengan perihal
memilih tindakan atau perilaku. Mereka cenderung akan memilih semua perilaku yang
menghasilkan manfaat terbesar baginya. Manusia menentukan perilaku yang memberi
manfaat bagi dirinya melalui pengamatan perilaku orang-orang di lingkungannya. Setelah
ia berhasil menjalankan perilaku yang diinginkannya tersebut maka ia menjadi bagian dari
lingkungan yang membentuknya karena ia akan menjadi preferen bagi orang lain.
Kemudian lingkungan tersebut akan bersama dengan perubahan perilaku orang-orang di
dalamnya secara kolektif. Perubahan perilaku orang-orang dalam lingkungan tersebut
dipengaruhi juga oleh perilaku orang lain yang nampaknya akan lebih memberikan
manfaat bagi orang-orang dalam lingkungan tersebut, demikian seterusnya.
Set pengharapan kedua adalah self-efficacy yaitu keyakinan individu tentang
kemampuan mereka untuk melakukan perilaku/tindakan tertentu. Individu yang merasa
yakin mampu menjalankan perilaku orang-orang di lingkungannya akan lebih memilih
perilaku tersebut karena ia akan merasa sama di lingkungannya atau paling tidak ia akan
dapat memperoleh bantuan dari orang di sekitarnya. Lingkungan itu sendiri akan berubah
bersama-sama dengan perubahan perilaku orang di dalamnya. Perubahan perilaku orang-
orang dalam lingkungan itu dipengaruhi oleh perilaku orang lain, demikian seterusnya.
percaya diri setiap orang mampu menguasai dan menggunakan teknologi komputer
dalam pekerjaannya. Pengguna yang merasa yakin akan kemampuannya menggunakan
teknologi akan merasa nyaman dengan tugasnya, mengerjakan semua tugasnya dan lebih
produktif (Macaulay, 2002).
Compeau dan Higgins (1995) serta Handayani (2003) menunjukkan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi computer self efficacy,yaitu: dorongan dari
pihak lain, pihak lain sebagai pengguna, dukungan organisasi, rasa senang, dan
kenyamanan. Compeau dan Higgins (1995) menjelaskan ada tiga dimensi computer self
efficacy, yaitu:
1. Magnitude (tingkat keseringan) yang mengacu pada tingkat kapabilitas yang
diharapakan dalam penggunaan komputer.
2. Strength (keyakinan/kekuatan), mengacu pada level keyakinan tentang kepercayaan
individu untuk mampu menyeleaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik.
3. Generability (kemampuan umum), yang mengacu pada tingkat keputusan pengguna
yang terbatas pada domain khusus aktifitas.
Sumber informasi self efficacy menurut Kreitner dan Angelo (2005:170) dan
Bandura (1989) ada empat yaitu:
1. Guided Mastery yaitu berdasarkan pengalaman kesuksesan nyata dalam kaitannya
dengan perilaku.
2. Behavior Modeling merupakan pemodelan perilaku yang meliputi pengamatan
terhadap orang lain dalam membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran.
3. Social Persuasion adalah pendekatan persuatif yaitu jaminan ulang bagi pengguna
yang mempunyai kemampuan tentang teknologi dan menggunakannya dengan sukses
sehingga dapat membantu pengguna membangun kepercayaannya.
4. Physiological States, menunjukkan perasaan kecemasan ( anxiety) yang berdampak
negatif terhadap self efficacy.
membuat mereka melakukan tindakan, pilihan, atraksi, dan mengevaluasi perilaku yang
telah dilakukannya (Pajares, 2002).
Self-regulatory mechanism yang dimiliki oleh setiap individu memberikan
kemampuan untuk mengubah perasaan atau emosi seseorang. Faktor potensial yang
mempengaruhi seseorang akan dapat mengubah faktor keperilakuan lainnya, salah
satunya computer anxiety. Mekanisme pengaturan diri yang paling penting yang
diidentifikasikan sebagai self efficacy ditemukan menjadi faktor yang mempengaruhi niat
dan perilaku pengguna teknologi informasi.
Berdasarkan uraian di atas, model penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu dengan cara
membagikan langsung daftar pertanyaan (kuesioner) kepada setiap responden.
Responden diarahkan dan didampingi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah pemahaman atas pertanyaan yang telah
disiapkan. Jawaban kuesioner akan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Cara ini
ditempuh dengan pertimbangan untuk menghindari hilang atau tidak kembalinya
kuesioner. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert yaitu suatu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.
12
POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala angkatan 2006 yang aktif dan telah mengambil
mata kuliah Komputer Akuntansi yang berjumlah 67 orang. Oleh karena seluruh elemen
populasi diambil sebagai responden, maka penelitian ini dilakukan secara sensus (Tika,
2006: 19).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah niat penggunaan teknologi informasi
(Y). Niat penggunaan teknologi informasi adalah keinginan untuk melakukan tindakan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dipakai oleh Davis (1989) yang
berisi 6 item pertanyaan.
Indikator yang meliputi elemen-elemen penting dalam niat penggunaan teknologi
informasi adalah:
a. Sikap pengguna
b. Persepsi atas daya guna dan
c. Persepsi atas kemampuan penggunaan
c. Variabel Moderating
13
Suatu instrumen penelitian dianggap valid jika informasi yang ada pada tiap item
berkorelasi erat dengan informasi dari item-item tersebut sebagai suatu kesatuan. Uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Person Correlation dengan bantuan SPSS
(Statistical package for social science ) 15.0. Setiap item pertanyaan dinyatakan valid jika
nilai korelasi hitung lebih besar dari nilai kritis.
Pengujian reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas dan hanya dilakukan
pada item yang valid. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat
ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan (Santosa dan Ashari,
2005:251). Konsep dasar reliabilitas adalah konsisten, yaitu dengan melihat bagaimana
konsistensi data yang dikumpulkan. Pengujian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha.
Pengukuran reliabilitas dianggap andal apabila koefisien alpha ( ) berada di atas 0,5.
Y = α + 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 1 X 2 +e
Keterangan :
Y = Niat penggunaan teknologi informasi
α = Konstanta
14
1 - 3 = Koefisien Regresi
X1 = Computer Anxiety
DESKRIPSI DATA
15
KARAKTERISTIK RESPONDEN
PENGUJIAN VALIDITAS
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu
dengan menggunakan Uji Pearson Correlation dengan bantuan Statistical Package for
Social Science (SPSS) versi 15.0. Setiap item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai
korelasi hitung > nilai kritis. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Pengujian Validitas
Item Koefisien Nilai Kritis r
Variabel Ket.
Pertanyaan Korelasi N = 67
X1.1 0,355 0,244 Valid
X1.2 0,285 0,244 Valid
X1.3 0,309 0,244 Valid
X1.4 0,542 0,244 Valid
X1.5 0,295 0,244 Valid
X1.6 0,279 0,244 Valid
X1.7 0,496 0,244 Valid
X1.8 0,330 0,244 Valid
Computer
X1.9 0,430 0,244 Valid
Anxiety
X1.10 0,596 0,244 Valid
X1.11 0,366 0,244 Valid
X1.12 0,500 0,244 Valid
X1.13 0,633 0,244 Valid
X1.14 0,662 0,244 Valid
X1.15 0,511 0,244 Valid
X1.16 0,394 0,244 Valid
X1.17 0,357 0,244 Valid
X2.1 0,582 0,244 Valid
X2.2 0,468 0,244 Valid
X2.3 0,543 0,244 Valid
X2.4 0,541 0,244 Valid
X2.5 0,656 0,244 Valid
X2.6 0,678 0,244 Valid
X2.7 0,597 0,244 Valid
X2.8 0,513 0,244 Valid
X2.9 0,608 0,244 Valid
Computer
X2.10 0,456 0,244 Valid
Self Efficacy
X2.11 0,618 0,244 Valid
X2.12 0,513 0,244 Valid
X2.13 0,523 0,244 Valid
X2.14 0,681 0,244 Valid
X2.15 0,493 0,244 Valid
X2.16 0,519 0,244 Valid
X2.17 0,549 0,244 Valid
X2.18 0,461 0,244 Valid
X2.19 0,640 0,244 Valid
Y1 0,661 0,244 Valid
17
PENGUJIAN RELIABILITAS
Untuk mengukur keandalan kuisioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini
digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha, dengan bantuan Statistical
Package for Social Science (SPSS) versi 15.0. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3
Pengujian Reliabilitas
Jumlah Item Cronbach Keteranga
No. Variabel
Pertanyaan Alpha n
1. Computer Anxiety (X1) 17 0,723 Reliabel
2. Computer Self Efficacy (X2) 19 0,841 Reliabel
3. Niat Penggunaan Teknologi Informasi (Y) 6 0,757 Reliabel
Sumber: Data Primer, diolah (2009)
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai alpha untuk variabel computer
anxiety (X1) sebesar 0,723. variabel computer self efficacy (X2) sebesar 0,841,
sedangkan untuk variabel niat penggunaan teknologi informasi (Y) sebesar 0,757. Dengan
demikian pengukuran reliabilitas terhadap variabel penelitian menunjukkan bahwa
pengukuran keandalan memenuhi kredibilitas cronbach alpha dimana nilainya lebih besar
dari 0.60. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha untuk setiap variabel diatas 0.6 yang
artinya seluruh variabel yang digunakan dapat diandalkan (reliabel) (Sekaran, 2006:182).
Computer anxiety dan interaksi computer computer anxiety dan computer self
efficacy berpengaruh terhadap Niat penggunaan teknologi informasi, hal ini ditunjukkan
oleh hasil pengolahan data seperti terlihat pada bagian output SPSS di bawah ini:
18
Tabel 4
Summary
Dari hasil output SPSS seperti yang tercantum pada tabel diatas, dapat diperoleh
persamaan regresi berganda (multiple regression) sebagai berikut:
Y = 28,631 – 0,357 X1 + 0,023 X2 + 0,003 X1X2 + e
Dari persamaan regresi dapat diketahui hasil penelitian dari masing-masing
koefisien yaitu untuk konstanta (α = 28,631). Artinya jika faktor-faktor computer anxiety
(X1), computer self efficacy (X2) dan interaksi antara computer anxiety dan computer self
efficacy (X1X2) dianggap konstan, maka besarnya niat penggunaan teknologi informasi
pada mahasiswa Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsyiah adalah
sebesar 28,631 pada satuan Skala Likert.
Koefisien regresi computer anxiety (X1) sebesar -0,357. Artinya setiap ada
peningkatan sebesar 1 pada variabel computer anxiety, maka secara relatif akan
menurunkan niat menggunakan teknologi informasi sebesar 35,7%, dengan asumsi
variabel computer self efficacy dan interaksi antara computer anxiety dan computer self
efficacy dianggap tetap. Dengan demikian semakin rendah computer anxiety pemakai
software akuntansi seorang mahasiswa maka secara relatif akan meningkatkan niat
penggunaan teknologi informasi mahasiswa tersebut.
Koefisien regresi computer self efficacy (X2) sebesar 0,023. Artinya setiap ada
peningkatan sebesar 1 pada variabel computer self efficacy, maka secara relatif akan
meningkatkan niat penggunaan teknologi informasi sebesar 2,3%, dengan asumsi
variabel computer anxiety dan interaksi antara computer anxiety dan computer self
efficacy dianggap tetap. Dengan demikian semakin tinggi computer self efficacy maka
19
PEMBUKTIAN HIPOTESIS
PENGARUH COMPUTE ANXIETY TERHADAP NIAT PENGGUNAAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Nilai koefisien regresi penelitian pengaruh computer anxiety terhadap terhadap niat
pengguaan teknologi informasi adalah sebesar -0,357, yang menunjukkan bahwa koefisien
pengaruh computer anxiety terhadap niat penggunaan teknologi informasi tidak sama
dengan nol (βX1 ≠ 0). Mengacu pada syarat hipotesis maka hasil penelitian ini menolak HO
(hipotesis null) atau menerima HA (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa computer anxiety berpengaruh terhadap niat penggunaan teknologi informasi pada
mahasiswa.
Nilai koefisien regresi interaksi variabel X 1X2 terhadap niat penggunaan teknologi
informasi (Y) sebesar 0,003, yang menunjukkan bahwa koefisien pengaruh variabel
computer anxiety setelah berinteraksi dengan variabel computer self efficacy sebagai
variabel moderating terhadap niat penggunaan teknologi informasi tidak sama dengan nol
(βX1X2 ≠ 0). Berdasarkan rumusan hipotesis, syarat untuk menyatakan bahwa computer
self efficacy berpengaruh sebagai variabel moderating dalam hubungan antara c omputer
anxiety dan niat penggunaan teknologi informasi apabila βX1X2≠ 0. Mengacu pada syarat
tersebut hasil penelitian ini menolak H O (hipotesis null) atau menerima HA (hipotesis
alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi computer anxiety dan
computer self efficacy berpengaruh terhadap niat penggunaan teknologi informasi.
SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini variabel computer anxiety memiliki pengaruh negatif secara
signifikan terhadap niat untuk menggunakan teknologi informasi yang menyebabkan
niat untuk menggunakan teknologi informasi baik untuk masa sekarang ataupun
dimasa depan akan menurun, sehingga mahasiswa harus mengurangi perasaan
kekhawatiran ini dengan mengembangkan pengalaman positif dengan
mengoptimalisasikan penggunaan teknologi informasi dalam mengerjakan tugas
akuntansi.
2. Diharapkan semua elemen di Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi
Unsyiah dapat lebih meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menggunakan
21
teknologi informasi, misalnya melalui pelatihan dan proses belajar mengajar yang
interaktif karena pengaruh computer anxiety terhadap niat penggunaan teknologi
informasi dapat dikurangi setelah variabel computer anxiety berinteraksi dengan
variabel computer self efficacy.
3. Untuk menguatkan dan mendukung hasil penelitian, maka perlu dilakukan
pengujian kembali untuk melihat konsistensi penelitian ini dengan penelitian terdahulu
dan penelitian berikutnya.
4. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan teori-teori perilaku pengguna
lainnya yang diduga berpengaruh terhadap niat penggunaan teknologi informasi.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ajzen, I., and Fishben, M. (1980). “Understanding Attitudes and Predicting Social
Behavior”. Engewood Cliffs, NJ: Printice, p:1-91
Bodnar, H George dan Hopwood S.(1995). Accounting Information System. Edisi bahasa
Indonesia oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan. Buku satu edisi keenam,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Davis, Fred, (1989), “Perceived Usefulnes, Perceived Ease of Use and User Acceptance of
Information Technology”, MIS Quarterly, Vol.13, Issue 3, p318, 23p.
Depatemen Pendidikan Nasional. (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka
Gravill, Jane I, Deborah R. Compeau, Barbara L. Marcolin. (2002). “Metacognition and IT:
The Influence Of Self-Efficacy and Self-Awareness”. Human-Computer Interaction
Studies in MIS. Eighth Americas Conference on Information Systems. p:1055-1064
Handayani, Bestari Dwi (2003) “Self-efficacy: Analisis Social Cognitive Theory pada
Tingkat Penerimaan, Implementas dan Keberhasilan Pengadopsian Teknologi”.
www.ugm.co.id//research//766.pdf. hal:1-10.[103/12/2008]
Heinssen, After Jr., R., Glass, C, and Knight, L. (1987). “Assessing computer anxiety:
Development and validation of the Computer Anxiety Rating Scale” . Computers in
Human Behavior, Vol. 3 , pp. 49-59.
Indriantoro, Nur. (2000). “Pengaruh Computer Anxiety terhadap keahlian dosen dalam
menggunakan komputer”. Jurnal Akuntansi dan Auditing (JAAI), Volum 4 no 2
Desember, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Korhman, Rita (2003). “Computer Anxiety in the 21st Century: When You Are Not In
Kansas Any More”. ACRL Eleventh National Conference.page:1-9
Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., and Masia, B.B. (1964). “Krathwohl's Taxonomy of Affective
Domain”. http://classweb.gmu.edu/ndabbagh/Resources/Resources2/.
[17/01/2009]
Najrita (2008). “Pengaruh Fear dan Anticipation terhadap Keahlian Pegawai Bagian
Keuanagn Dalam Menggunakan Komputer (Studi Empiris pada Dinas
23
Pemerintahan Kota Banda Aceh)”. Skripsi S-1 tidak dipublikasikan Banda Aceh:
UNSYIAH.
Rensel, A.D, Abbas, J.M, and Rao, H.R. (2006). “Publicly Accessible Computers: An
Exploratory Study of the Determinants of Transactional Website Use in Public
Locations”. Proceedings of the 39th Hawaii International Conference on System
Sciences – 2006p.1-56
Rifa, Dandes & Gudono, (1999). “Pengaruh Faktor Demografi dan Personality terhadap
Keahlian dalam End-User Computing”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia . Vol. 2,
No. 1 Januari. 20-36.
Robert dan Kinicki, Angelo. (2005). Perilaku Organisasi: Organizational Behavior. Edisi
Kelima. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Rustiana (2004) ” Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi Dalam Penggunaan
Teknologi Informasi: Tinjauan Perspektif Gender”. Jurnal Akuntansi & Keuangan
Vol. 6, No. 1, Mei 2004: 29- 39
Sam, Hong Kian (2005) ” Computer Self Efficacy, Computer anxiety, And Attitudes Toward
The Internet: A Study Among Undergraduates In Unimas”. Educational Technology
& Society, 8 (4), p: 205-219.
Santosa, Budi Purbayu dan Anshari (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Exel dan
SPSS. Yogyakarta: ANDI.
Sekaran, Uma (2006). Research Methods for Business (Edisi Bahasa Indonesia). Buku 1
dan 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Sudaryono, Eko Arief dan Astuti, Istiati Diah (2005) “Pengaruh Tingkat Computer anxiety
Terhadap Keahlian Dosen Akuntansi Dalam Menggunakan komputer”. Simposium
Nasional Akuntansi VIII Solo.1-7
Sumiyana (2007) “Analisis Komparasi Antara Model Concern For Information Privacy Dan
Model Internet Users’ Information Privacy Concern : Konsekuensi Untuk Proses
Penyelarasan Manajemen Database Di Indonesia (Studi Empiris Di Jogyakarta )”.
Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.1-47
24
Sun, Heshan and Ping Zhang. (2006). “The Role of Affect in Information Systems
Research: A Critical Survey and A Research Model”. Series of Advances in
Management Information Systems, Zwass, V. (editor-in-chief), M.E. Sharpe
publisher. P:1-63
Wilfong, Jeffery D. (2006) “Computer anxiety and Anger: The Impact of Computer Use,
Computer Experience, and Self-efficacy Beliefs”. Computers in Human Behavior
Volume 22, Issue 6 Pages 1001-1011
Yulianda, Rezha (2006). “Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi Dalam
Penggunaan Teknologi Informasi: Tinjauan Perspektif Gender”. Skripsi S-1 tidak
dipublikasikan Banda Aceh: UNSYIAH.
Zhang, P., A. Shelly, and H. Sun (2008), Two Types of Attitudes in ICT Acceptance and
Use, International Journal of Human-Computer Interaction. This is a pre-
publication version (2008.04.04). © Lawrence Erlbaum Associates, Inc.