Professional Documents
Culture Documents
4741 11204 1 PB PDF
4741 11204 1 PB PDF
http://doi.org/10.21107/jk.v11i2.4741
ABSTRACT
Characteristics of Intertidal zone Pancur Coastal Alas Purwo National Park has dead coral, bed rock,
seagrass, and seaweed. This heterogeneous habitat condition is interesting to study, especially in
order to understand the habitat preferences of the existing Ophiuroidea species population, with the
position of the beach facing the sea off the Indian Ocean which is known to be high wave and swift
flow. For determine the niche chosen by each Ophiuroidea population, the road sampling method is
carried out by means of 'tracking' habitat types with GPS so that they can be mapped on thematic
maps. On this map, then describe the position (with GPS) of each Ophiuroidea individual found. The
depiction of the distribution map uses the ArcGIS 9.3 program. The distribution of Ophiuroidea in the
Pancur Beach area is uneven and tends to cluster in areas with sandy stone substrates, algae areas,
and seagrass areas. Ophiocoma scolopendrina is the dominant species found on Pancur Beach and
occupies the most extensive area compared to other species. Macrophiothrix longipeda is a species
that occupies the narrowest area. Based on the results of overlaying maps of algae and seagrass
distribution in Pancur Beach, Ophiuroidea occupied a shared area on sandy rock substrate with
seagrass areas and seaweed Area Ophiocoma brevipes, Ophiomastix annulosa, and M. longipeda
found not intersecting during the study. This shows one of the space sharing strategies.
ABSTRAK
Karakteristik zona intertidal Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo berupa paparan karang mati,
bebatuan, area lamun, dan area makroalga. Kondisi habitat yang heterogen ini menarik untuk diteliti,
terutama dalam rangka memahami preferensi habitat populasi spesies Ophiuroidea yang ada,
dengan posisi pantai yang menghadap laut lepas Samudera Hindia yang dikenal bergelombang tinggi
dan berarus deras. Untuk menentukan relung yang dipilih tiap populasi Ophiuroidea, dilakukan
metode road sampling dengan cara ‘tracking’ tipe-tipe habitat dengan GPS sehingga bisa dipetakan
dalam peta tematik. Di atas peta ini, kemudian di gambarkan posisi (dengan GPS) tiap individu
Ophiuroidea yang ditemukan. Penggambaran peta sebaran tersebut menggunakan program ArcGIS
9.3. Persebaran Ophiuroidea di wilayah Pantai Pancur tidak merata dan cenderung mengelompok
pada wilayah yang terdapat substrat batu berpasir, area alga, dan area lamun. Ophiocoma
scolopendrina merupakan spesies yang dominan ditemukan di Pantai Pancur dan menempati area
yang paling luas dibandingkan spesies yang lain. Macrophiothrix longipeda adalah spesies yang
menempati area paling sempit. Berdasarkan hasil overlay peta persebaran alga dan lamun di Pantai
Pancur, Ophiuroidea menempati wilayah bersama pada substrat batu berpasir dengan area lamun
dan alga Area. O. brevipes, O. annulosa, dan M. longipeda ditemukan tidak bersinggungan saat
penelitian. Ini menunjukkan salah satu strategi berbagi ruang.
151
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
152
Setiawan et al., Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea
Gambar 1 Peta Zonasi Taman Nasional Alas Purwo dan lokasi Pantai Pancur (Balai TN Alas Purwo
2016)
153
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
154
Setiawan et al., Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea
Persebaran dan Preferensi Habitat dekat garis pantai. Area ini masih digenangi
Ophiuroidea air saat surut, namun ada beberapa area yang
tidak tergenang ketika air laut surut.
Persebaran spesies dari Kelas Ophiuroidea di Sementara makroalga tumbuh menyebar lebih
wilayah Pantai Pancur tidak merata dan luas (P1 dan P2) dan menempati sekita 75%
cenderung mengelompok pada wilayah yang dari total area penelitian. Ophiuroidea terlihat
terdapat substrat batu berpasir, makroalga, terkonsentrasi pada area yang ditumbuhi oleh
dan lamun (Gambar 4). Sebaran Ophiuroidea makroalga. Di P2, hanya spesies Ophiocoma
terkonsentrasi di depan area lamun. Lamun scolopendrina yang menempati area tersebut.
hanya tumbuh di area seluas 9923 m2 yang Area di luar P1 dan P2 merupakan area tanpa
155
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
vegetasi yang substratnya berupa batuan gunung berapi purba sehingga tidak satupun
keras (bed rock) hasil sedimentasi larva Ophiuroidea ditemukan di tipe substrat ini.
Gambar 4 Area (patch) sebaran Spesies Ophiuroidea di Pantai Pancur: lokasi patch 1 dengan area
alga, lamun, dan Ophiuroidea (P1), lokasi patch 2 dengan area alga dan Ophiuroidea (P2)
156
Setiawan et al., Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea
157
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
158
Setiawan et al., Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea
159
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
160
Setiawan et al., Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea
161
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
162
Setiawan et al., Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea
celah bebatuan). Ini merupakan cara didepan area lamun. Sebaran Ophiuroidea
berlindung dari predator karena struktur berhubungan erat dengan sebaran alga. Area
morfologi tubuhnya yang rapuh sehingga O. brevipes, O. annulosa, dan M. longipeda
menyebabkan spesies ini rentan terhadap ditemukan tidak bersinggungan saat
predator (Aronson 1988). Ophiocoma brevipes penelitian. Ini menunjukkan salah satu strategi
juga cenderung memilih tidak bersinggungan berbagi ruang. Dalam penelitian ini belum
dengan spesies Ophiuroidea lain dan spesies diketahui kebutuhan spesifik dari ketiga
ini memilih habitat didalam pasir dan dibalik spesies yang menyebabkan mereka terpisah
bebatuan sebagai bentuk perlindungan diri secara fisik.
dari predator. Area O. brevipes, O. annulosa
dan M. longipeda ditemukan tidak UCAPAN TERIMAKASIH
bersinggungan. Hal ini menunjukkan bahwa di
dalam habitat yang sama, masing-masing Peneliti mengucapkan terimakasih yang
jenis memiiliki kebutuhan spesifik yang setinggi-tingginya kepada Pusat Penelitian
berbeda, dan mungkin kebutuhan spesifik ini Oseanografi (P2O) LIPI karena berkat
menjadi yang akan menjadi fasilitas dalam dukungan penuhnya maka penelitian ini dapat
mengurangi kompetisi antar populasi. terselenggara.
Species-species yang hanya menempati area
sempit, mungkin mengilustrasikan preferensi DAFTAR PUSTAKA
tipe habitat yang lebih sempit jika
dibandingkan dengan spesies yang Appeltans W, Stohr S, O’Hara T. (2009).
menempati area lebih luas dan beragam tipe World Ophiuroidea Database. [Internet].
mikrohabitatnya. Tipe habitat tidak hanya [diunduh 2017 Maret 9]. Tersedia pada:
berupa prosentase tutupan vegetasi tetapi http://marinespecies.org.
juga komposisi jenis, spesies dominan, Aronson, R. B. (1988). Palatability of five
densitas tiap jenis, dan lain-lain. Inipun tidak Caribbean ophiuroids. Bulletin of marine
cukup, karena faktor ketersediaan makanan science, 43(1), 93-97.
juga esensial, keberadaan predator dapat Atmadja WS. (1986). Kolonisasi dan suksesi
menekan jumlah individu, serta kelangsungan pada alga laut bentik. Oseana, 11,1-10.
reproduksi dan rekruitmen yang harus terjaga. Atmadja WS, Kadi A, Sulistijo, Satari R.
Jadi, berbagai faktor yang saling terkait bisa (1997). Pengenalan Jenis-Jenis Rumput
menjadi faktor pendorong suatu populasi Laut Indonesia. Jakarta (ID): Puslitbang
hanya menempati area tertentu. Topik ini Oseanografi LIPI.
belum dicakup dalam penelitian ini, dan Azis MF. 2006. Gerak air di laut. Oseana, 21,
sangat menarik untuk diteliti di masa yang 9-21.
akan datang. Aziz A, Sugiarto H. (1994). Fauna
Ekhinodermata Padang Lamun di
KESIMPULAN DAN SARAN Pantai Lombok Selatan. Jakarta (ID):
Puslitbang LIPI P2O.
Tipe habitat di Pantai Pancur adalah rocky Aziz A. (1995). Beberapa catatan tentang
shore, bersifat heterogen, dan membawa bintang mengular (Ophiuroidea) sebagai
konsekuensi persebaran Ophiuroideanya. biota bentik. Oseana,16, 13-22.
Sebanyak 404 individu Ophiuroidea terekam, Aziz A, Al Hakim II. (2007). Fauna
terbagi dalam 6 spesies, yaitu O. ekhinodermata perairan terumbu karang
scolopendrina, O. erinaceus, O. dentata, O. sekitar Bakauheni. Oseanologi dan
brevipes, dan O. annulosa (famili Limnologi Indonesia, 33, 187-198.
Ophiocomidae) dan M. longipeda Azkab MH. (1999). Pedoman inventarisasi
(Ophiotrichidae). Densitas Ophiuroidea di lamun. Oseana, 24, 1-16.
Pantai Pancur secara keseluruhan tergolong [BTNAP] Balai Taman Nasional Alas Purwo.
rendah (< 1 individu/m2). Dalam level spesies, (2016). Buku Informasi Balai Taman
densitasnya bervariasi antara 0,004 – 0,011 Nasional Alas Purwo. Banyuwangi (ID):
individu/m2. Melalui penerapan teknik road Balai Taman Nasional Alas Purwo.
sampling, sebaran populasi Ophiuroidea di Bookhout TA. (1996). Research And
Pantai Pancur tidak merata, sebagai Management Techniques For Wildlife
konsekuensi heterogenitas habitat di Pantai And Habitats. Kansas (US): Allen Press
Pancur. Substrat dasar Pantai Pancur Inc.
sebagian berbatu, alga terutama alga coklat Borowitzka MA. (1972). Intertidal algae
menyebar sampai ke tubir dan lamun species diversity and the effect of
terkonsentrasi didekat garis pantai. Individu pollution. Aust J mar Fresw Res, 23, 73
Ophiuroidea terkonsentrasi di area makroalga -84.
163
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates. Hendler G, Grygier MJ, Maldonado E, Denton
2nd Edition. New York (US): Sinauer J. (1999). Babysitting brittle stars:
Associates. heterospesific symbiosis between
Bussarawit S, Rowe FWE. (1984). A new ophiuroids (Echinodermata).
spesies in the ophiocomid Genus Invertebrate Biology, 118, 190-201.
Ophiocoma (Echinodermata: Henkel TP, Pawlik JR. (2005). Habitat use by
Ophiuroidea) from the West Coast of sponge-dwelling brittlestars. Marine
Thailand, Andaman Sea. Research Biology, 146, 301-313.
Bulletin, 35, 1-6. Ilahude AG, Nontji A. (1999). Oseanografi
Castro P, Huber ME. (2007). Marine Biology. Indonesia dan Perubahan iklim Global
Seventh Edition. New York (US): (El Nino dan La Nina). Jakarta (ID):
McGraw Hill. Oseanografi LIPI.
Chinn S. (2006). Habitat distribution and James DB. (1982). Ecology of intertidal
comparison of brittle star Echinoderms of the Indian Seas. J Mar
(Echinodermata: Ophiuroidea) arm Bio Ass India, 24, 124-129.
regeneration on Moorea, French Keshavarz M, Mohamamdikia D, Dabbagh AR.
Polynesia. Biology and Geomorphology (2012). The Echinoderms fauna in
of Tropical Islands, 12, 1-11. intertidal zone of Southerns Oli Village
Clark AH. (1949). Ophiuroidea of the Hawaiian Coast. J Anim Sci Adv, 2, 495-498.
Islands. Honolulu (US): Bernice P. Krebs JC. (1989). Ecological Methodology.
Bishop Museum Bulletin. New York (US): Harper Collins
Clark AM, Rowe FWE. (1971). Monograph of Publishers.
Indo West Pacific Echinoderms. London Krebs JC. (1993). Ecology: The Experimental
(UK): British Museum of Natural History. Analysis of Distribution and Abundance.
Devaney DM. (1974). Shallow water New York (US): Harper Collins
asterozoans of Southeastern Polynesia Publishers.
(Ophiuroidea). Micronesia, 10, 105-204. Laurent, L. S., Stringer, S., Garrett, C., &
Devaney DM. 1978. A review of the Genus Perrault-Joncas, D. (2003). The
Ophiomastix (Ophiurida: generation of internal tides at abrupt
Ophiocomidae). Micronesia,14, 273- topography. Deep Sea Research Part I:
359. Oceanographic Research Papers,
Duffy JE, Hay ME. (1994). Herbivore 50(8), 987-1003.
resistance to seaweed chemical Lawrence J. (1987). A Functional Biology of
defense; the roles of mobility and Echinoderms. Baltimore (US): The
predation risk. Ecology, 75, 1304-1319. Johns Hopkins University Press.
Fourgon D, Lepoint G, Eeckhaut I. (2003). Levinton JS. (1982). Marine Ecology. New
Assessment of trophic relationships Jersey (US): Prentice-Hall Inc.
between symbiotic tropical Ophiuroids Maluf LY. (1988). Composition and Distribution
using C and N stable isotope analysis. of the Central Eastern Pacific
Invertebrates Biology, 12, 1-8. Echinoderms. Los Angeles (US):
Fourgon D, Jangoux M, Eeckhaut I. (2007). National History Museum of Los
Biology of a ‘‘babysitting’’ symbiosis in Angeles Country.
brittle stars: analysis of the interactions Martin, I. N., Anker, A., Britayev, T. A., &
between Ophiomastix venosa and Palmer, A. R. (2005). Symbiosis
Ophiocoma scolopendrina. between the alpheid shrimp, Athanas
Invertebrates Biology, 126, 385-395. ornithorhynchus Banner and Banner,
Gage JD, Tyler PA. (2002). Deep Sea Biology: 1973 (Crustacea: Decapoda), and the
A Natural History of Organism at the brittle star, Macrophiothrix longipeda
Deep Sea Floor. Cambridge (UK) : (Lamarck, 1816)(Echinodermata:
Cambridge University Press. Ophiuroidea). Zoological Studies-Taipei-
Guille A, Wolff WJ. (1984). Zoologische , 44(2), 234.
Verhandelingen: Resultats Biologiques Martynov, A. V., & Litvinova, N. M. (2008).
De L’expedition Snellius Echinodermata Deep-water Ophiuroidea of the northern
(Ophiuroidea). Leiden (ND): Drukkerij Atlantic with descriptions of three new
Griethoorn. species and taxonomic remarks on
Hendler, G. (1984). Brittlestar Color‐Change certain genera and species. Marine
and Phototaxis (Echinodermata: Biology Research, 4(1-2), 76-111.
Ophiuroidea: Ophiocomidae). Marine McClintock, J. B. (1994). Trophic biology of
Ecology, 5(4), 379-401. Antarctic shallow-water echinoderms.
164
Setiawan et al., Preferensi Habitat Spesies Ophiuroidea
165
Jurnal Kelautan, 11(2), 151-166 (2018)
166