Professional Documents
Culture Documents
2, Desember 2019
Meiti Subardhini
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung
Yana Sundayani
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung
_________________________
Abstract
This study is about the Anxiety of Children Victims of Sexual Violence in Rumah Aman
Sumur Foundation, Nganjuk Regency. The purpose of this study is to obtain empirical
descriptions of the characteristics of child victims of sexual violence, anxiety aspects,
namely somatic, cognitive, behavioral and expectations of children victims of sexual
violence. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive
approach. Based on the results of the study showed that children who were victims of
sexual violence experienced somatic anxiety, namely blurred eyes, headaches, nausea,
abdominal pain, heart beat faster and the body felt weak. Cognitive anxiety that arises
in child is blaming others, blaming themselves, thinking can not control the problem,
fear of one's own thoughts, bad feelings, sleep disturbances (delirium), afraid and
wanting to revenge to the perpetrator's. Behavioral anxiety that arises in children is
avoiding, unable to speak, crying often, daydreaming and not wanting to be alone.
Anxiety experienced by child victims of sexual violence acts certainly affects the
activities and daily life. Child victims of sexual violence cause support and security so
that their anxiety can be reduced or lost. Therefore, the researchers proposed a
program, "Psychosocial Therapy to Overcome the Anxiety of Children Victims of Sexual
Violence at the Rumah Aman Sumur Foundation in Nganjuk Regency". The program
uses social casework methods using nourishment therapy techniques, Rational Emotiv
Therapy (RET) and relaxation therapy. Through this program it is expected that the
anxiety and trauma child will be reduced or lost.
__________________________
Abstrak
Penelitian ini tentang Kecemasan Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Yayasan
Rumah Aman Sumur Kabupaten Nganjuk. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh
gambaran secara empirik karakteristik anak korban tindak kekerasan seksual, aspek
kecemasan yaitu somatis, kognitif dan perilaku serta harapan dari anak korban tindak
kekerasan seksual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak korban tindak kekerasan seksual mengalami kecemasan somatis yaitu mata
kabur, sakit kepala, mual, sakit perut, jantung berdetak lebih cepat dan badan terasa
lemas. Kecemasan kognitif yang muncul pada anak korban tindak kekerasan seksual
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________
________
adalah menyalahkan oranglain, menyalahkan diri sendiri, susah berkonsentrasi
berpikirtidak dapat mengendalikan masalah, takut pada pikiran sendiri, berfirasat buruk,
gangguan tidur (mengigau), merasa takut dan ingin membalas (dendam) perilaku
pelaku. Kecemasan perilaku yang muncul pada anak korban tindak kekerasan seksual
yaitu menghindar, tidak mampu bicara, sering menangis, melamun dan tidak ingin
sendiri. Kecemasan yang dialami anak korban tindak kekerasan seksual tentunya
berpengaruh pada aktivitas dan kehidupan sehari-harinya. Anak korban tindak
kekerasan seksual membuuhkan dukungan dan rasa aman agar kecemasannya dapat
berkurang atau hilang. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program yaitu "Terapi
Psikososial untuk Mengatasi Kecemasan Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di
Yayasan Rumah Aman Sumur Kabupaten Nganjuk". Program menggunakan metode
socialcasework dengan menggunakan teknik terapi nourishment, Rational Emotiv
Therapy (RET) dan terapi relaksasi. Melalui program ini diharapkan kecemasan dan
trauma anak korban tindak kekerasan seksual berkurang atau hilang.
Kata Kunci:
kecemasan, anak, korban kekerasan seksual
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
memiliki tiga (3) aspek menurut Kaplan yaitu sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan
kecemasan secara somatis, kognitif dan sebagai suatu keadaaan (state anxiety) yaitu
perilaku. (Kaplan, 1997). Kecemasan secara keadaan dan kondisi emosional sementara
somatis merupakan kecemasan nyang dapat pada diri seseorang. state anxiety biasanya
dilihat melalui fisik seseorang. Biasanya ditandai dengan perasaan tegang, khawatir,
kecemasan secara somatis ditunjukkan dengan bersifat subjekif, dan berhubungan dengan
adanya gangguan fisik, seperti sakit kepala, situasi lingkungan khusus.
sakit pinggang dan lain-lain. Kecemasan Secara umum anak merupakan seorang
secara kognitif berhubungan dengan manusia baik laki-laki atau perempuan yang
kemampuan berpikir jernih seseorang. masih dibawah umur. UU No 35 Tahun 2014
Kecemasan secara kognitif biasanya muncul menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
dengan menurunnya konsentrasi sehingga anak adalah "seseorang yang belum berumur
mudah lupa dan kurang fokus, frustrasi yang 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang
berlebihan, menyalahkan diri sendiri/orang masih dalam kandungan". UU No. 4 tahun
lain bahkan apatis. Kecemasan secara perilaku 1979 dalam pasal 1 menyebutkan bahwa
merupakan perilaku negatif yang dimunculkan "Anak adalah seseorang yang belum mencapai
seseorang akibat kecemasan, biasanya timbul umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum
karena pengaruh dari kecemasan somatis dan pernah kawin".
kognitif. Kecemasan secara biasanya Pasal 16-18 dalam UU no 35 Tahun
ditimbulkan seseorang dengan melamun, tidak 2014 tentang Perlindungan Anak menetapkan
ingin sendiri, sering menangis dan lain-lain. hak anak yaitu,
Freud (dalam Safaria,2012) membagi 1. Pasal 16 :
bentuk kecemasan menjadi tiga (3), yaitu a. Setiap anak berhak memperoleh
realitas, neurotik dan moral. Kecemasan perlindungan dari sasaran
realitas merupakan kecemasan atau rasa takut penganiayaan, penyiksaan, atau
akan bahaya-bahaya nyata yang berasal dari b. penjatuhan hukuman yang tidak
luar diri individu. Kecemasan neurotik manusiawi.
merupakan rasa cemas akibat dari perilaku c. Setiap anak berhak untuk memperoleh
atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang kebebasan sesuai dengan hukum.
(orang lain). Kecemasan neurotik dapat pula d. Penangkapan, penahanan, atau tindak
diakibatkan oleh halusinasi dari penderita pidana penjara anak hanya dilakukan
kecemasan itu sendiri. Kecemasan moral apabila sesuai
merupakan rasa takut terhadap suara hati, e. dengan hukum yang berlaku dan hanya
dapat dimunculkan dengan perasaan dapat dilakukan sebagai upaya
menyalahkan diri sendiri. Spilbeger (dalam terakhir.
Safaria 2012) menjelaskan dua bentuk 2. Pasal 17 :
kecemasan, yaitu kecemasan sebagai trait a. Setiap anak yang dirampas
anxiety dan kecemasan sebagai suatu keadaan. kebebasannya berhak untuk:
Kecemasan sebagai trait anxiety yaitu b. Mendapatkan perlakuan secara
kecenderungan pada diri seseorang untuk manusiawi dan penempatannya
merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang dipisahkan dari orang dewasa;
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
c. Memperoleh bantuan hukum atau menjadi empat yaitu, kekerasan secara fisik,
bantuan lainnya secara efektif dalam psikis, seksualdan sosial. Hal tersebut tidak
setiap tahapan upaya bertolak belakang dengan pendapat Terry E.
d. hukum yang berlaku; dan Lawson (dalam Huraerah, 2012) yang
e. Membela diri dan memperoleh menyebut ada empat macam kekerasan yaitu
keadilan di depan pengadilan anak kekerasan fisik, kekerasan emosional,
yang objektif dan tidak kekerasan verbal dan kekerasan seksual.
f. memihak dalam sidang tertutup untuk Secara umum bentuk kekerasan telah
umum. terangkum didalam pendapat Terry.
g. Setiap anak yang menjadi korban atau Kekerasan fisik yang dimaksud oleh Suharto
pelaku kekerasan seksual atau yang sama dengan kekerasan fisik menurut Terry
berhadapan dengan yaitu, suatu perilaku yang menyebabkan
h. hukum berhak dirahasiakan. dampak negatif pada fisik seseorang.
Kekerasan fisik ini memiliki dampak seperti
3. Pasal 18 :
luka memar, patah tulang, luka-luka dan lain-
Setiap anak yang menjadi korban atau
lain. Dampak kekerasan fisik bergantung pada
pelaku tindak pidana berhak mendapatkan
bagaimana pelaku melakukannya, misalnya
bantuan hukum dan bantuan lainnya.
kekerasan fisik akibat dianiaya dengan pisau
Menurut Konvensi Hak Anak PBB
akan memiliki dampak yang berbeda dengan
tahun 1989 ada 4 (empat) hak anak yaitu:
kekerasan fisik yang diakibatkan oleh
a. Hak Kelangsungan Hidup (Survival
penganiayaan dengan disiram air panas atau
Right)
disetrika.
b. Hak Berkembang (Development Right)
Kekerasan emosional adalah perilaku
c. Hak Memperoleh Perlindungan
yang mengakibatkan seseorang mengalami
(Protection Right)
dampak negatif pada emosionalnya. Menurut
d. Hak untuk berpartisipasi dalam
pendapat Suharto kekerasan ini masuk ke
berbagai keputusan yang menyangkut
dalam kekerasan secara sosial. Contoh dari
kepentingan dirinya. kekerasan emosional adalah eksploitasi
Kekerasan dalam bentuk apapun (ekonomi, seksual). Dampak dari kekerasan
memanglah tidak seharusnya dilakukan emosional dapat ditunjukkan dengan adanya
kepada siapapun termasuk anak-anak. depresi, panik, trauma dan lain-lain.
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000) Kekerasan secara verbal adalah perilaku
Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik menyakiti melalui lisan atau perkataan tanpa
dan kekuasaan, ancaman atau tindakan menyentuh fisik/tubuh seseorang. Kekerasan
terhadap diri sendiri, perorangan atau verbal ini merupakan kekerasan yang dapat
sekelompok orang atau masyarakat yang merusak mental terutama jika kekerasan
mengakibatkan atau kemungkinan besar verbal tersebut ditujukan untuk anak.
mengakibatkan memar/trauma, kematian, Kekerasan verbal masuk ke dalam kekerasan
kerugian psikologis, kelainan perkembangan secara sosial menurut Suharto. Contoh dari
atau perampasan hak. Suharto (1997) kekerasan verbal adalah menyalahkan,
mengelompokkan kekerasan pada anak mengancam dan menakut-nakuti.
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________
Kekerasan seksual yang dimaksud oleh adalah keluarga. Hal ini didasari oleh
Suharto sama dengan kekerasan seksual yang perkembangan zaman yang semakin maju,
dimaksud oleh Terry yaitu setiap perbuatan kondisi ekonomi yang semakin menyulitkan
pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan masyarakat membuat hubungan keluarga
hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan terutama orangtua (ayah dan ibu) tidak
atau tidak disukai, pemaksaan hubungan harmonis. Kondisi semacam ini dapat
seksual dengan orang lain untuk tujuan menyebabkan orang tua hanya memperhatikan
komersil dan atau tujuan tertentu. Kekerasan anak secara fisik, namun tidak secara
seksual pada anak akan mempengaruhi emosional. Oleh karena itu, anak merasa
psikologis dan merusak masa perkembangan tidak nyaman/betah di rumah, sehingga dapat
anak. Anak korban kekerasan seksual dapat menyebabkan anak mencari perhatian orang
mengalami gejala kejiwaan tergantung pada lain selain orangtuanya. Hal tersebut memicu
kepekaan anak, cacat yang ditinggalkan, adanya tindak kekerasan seksual kepada anak.
kronisitas penganiayaan, usia anak, serta Kedua, kondisi lingkungan sosial yang
hubungan anak (korban) dengan pelaku buruk, anak tanpa pengawasan orangtua,
kekerasan seksual. termasuk pergaulan bebas dapat memicu
adanya kekerasan seksual. Ketiga, nilai-nilai
Kekerasan Seksual Pada Anak seperti agama dan moral yang kurang
Menurut Huraerah (2012) kekerasan dipegang anak-anak zaman sekarang juga
seksual (sexual violence) terhadap anak dapat menjadi pemicu adanya tindak
merupakan semua bentuk perlakuan yang kekerasan seksual. Keempat, faktor individu
merendahkan martabat anak dan menimbulkan itu sendiri. Keingintahuan yang tinggi pada
trauma yang berkepanjangan. Menurut anak dan pergaulan dapat memicu adanya
Fauziah (2016) faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak.
tindak kekerasan seksual pada anak adalah Dampak kekerasan seksual terhadap
adanya orientasi ketertarikan seksual terhadap anak menurut Roosa, Reinholtz, Angelini
anak-anak (pedofilia), pengaruh pornomedia (1999) diantaranya,
massa, dan ketidakpahaman anak terhadap a. Adanya perasaan bersalah
persoalan seksualitas. Pedofilia dapat b. Menyalahkan diri sendiri bayangan
disebabkan karena pengalaman masa kecil kejadian dimana anak menerima kekerasan
atau trauma akibat kekerasan seksual yang seksual, mimpi buruk, insomnia, masalah
didapatnya. Pornomedia merupakan alat atau harga diri, disfungsi seksual, sakit kronis,
media yang digunakan untuk mengekspos hal- kecanduan, keinginan bunuh diri, bunuh
hal yang bersifat cabul. Setiani, dkk (2017) diri, keluhan somatik dan depresi.
menyebutkan bahwa faktor yang c. Muncul gangguan-gangguan psikologis
mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual seperti pasca-trauma stress disorder,
pada anak meliputi empat hal yaitu faktor kecemasan, penyakit lain (termasuk
keluarga, faktor lingkungan, faktor nilai dan gangguan kepribadian dan gangguan
faktor individu. identitas disosiatif, kecenderungan untuk
Faktor penyebab terjadinya tindak reviktimisasi di masa dewasa, bulimia
kekerasan seksual terhadap anak yang pertama nervosa, cedera fisik kepada anak).
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
Menurut Weber dan Smith (dalam Tabel 1 Karakteristik informan kecemasan anak korban
tindak kekerasan seksual di Yayasan Rumah Aman
Mashlihah, 2013) anak yang menjadi korban Sumur Kabupaten Nganjuk
kekerasan seksual pada masa kanak-kanak N Inisi Jenis Usia Pendidi Status Tempat
o al Kelamin (tahun kan tinggal
memiliki potensi untuk menjadi pelaku )
1 AY Perempu 16 Putus Rumah
kekerasan seksual di kemudian hari. an kelas 2
Anak
Aman
korban
SD Sumur
Ketidakberdayaan korban saat menghadapi 2 UM Perempu 17 Kelas 2
tindak
kekeras
tindakan kekerasan seksual di masa kanak- an SMA
an
3 NI Perempu 12 Kelas 5 Bersama
seksual
kanak, tanpa disadari digeneralisasi dalam an SD keluarga
4 YI Perempu 35 Lulusan Ibu NI Bersama
persepsi mereka bahwa tindakan atau perilaku an SMP keluarga
5 PR Perempu 17 Kelas 2 Teman RAS2
seksual bisa dilakukan kepada figur yang an SMA AY dan
lemah atau tidak berdaya UM
6 DYH Perempu 28 Sarjana Pekerja
an sosial
Sumber : Penelitian, 2018
METODE
Penelitian tentang kecemasan anak Penelitian ini dilakukan di Yayasan
korban tindak kekerasan di Yayasan Rumah Rumah Aman Sumur Kabupaten Nganjuk
Aman Sumur Kabupaten Nganjuk (untuk AY dan UM) dan di tempat tinggal dari
menggunakan metodologi kualitatif dengan anak korban tindak kekerasan seksual (khusus
pendekatan deskriptif. Teknik analisis data NI). Perbedaan tempat tersebut karena NI
dilakukan dengan reduksi data, penyajian data tinggal bersama keluarganya di rumah tidak
dan penarikan kesimpulan. Anak korban seperti seperti AY dan UM yang tinnggal di
tindak kekerasan seksual yang menjadi Yayasan Rumah Aman Sumur. Pembebasan
dampingan (klien) di Yayasan Rumah anak tinggal di Rumah Aman Sumur atau
AmanSumur Kabupaten Nganjuk berjumlah 5 tinggal bersama keluarganya merupakan
orang. Dimana 3 diantaranya merupakan bentuk kebijakan yayasan yang didasarkan
informan dalam penelitian ini. Penetuan atas hak partisipasi anak dalam menentukan
informan menggunakan purposive sampling kehidupannya sendiri. Teknik pengumpulan
yaitu menentukan informan dengan data yang digunakan adalah wawancara
menggunakan syarat tertentu. Syarat yang mendalam, observasi dan studi dokumentasi.
dimaksud adalah seorang yang berusia anak
yaitu delapan (8) hingga delapan belas (18)
tahun, pernah menjadi korban tindak HASIL dan PEMBAHASAN
kekerasan seksual, merupakan anak Hasil
dampingan (klien) Yayasan Rumah Aman Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sumur Kabupaten Nganjuk, dan bersedia karakteristik informan anak korban tindak
menjadi informan. Selain anak korban tindak kekerasan seksual di Yayasan Rumah Aman
kekerasan seksual, informasi juga didapatkan Sumur Kabupaten Nganjuk adalah sebagai
dari ibu, teman dan pekerja sosial. Jumlah berikut.
informan dalam penelitian ini adalah tiga (3) Analisis data dilakukan berdasarkan
orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari aspek kecemasan yang diungkapkan oleh
tabel 1. Kaplan, yaitu kecemasan secara somatis,
kognitif dan perilaku. berikut pengelompokan
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________
kecemasan anak korban tindak kekerasan bagaimana gitu mbak, kan udara juga sedang
seksual: panas) (AY,2018)
1. Kecemasan Somatis Ketika mata AY kabur, AY tidak
Berdasarkan aspek somatis jawaban mengatakannya kepada siapapun. Hal tersebut
informan AY dan UM dapat dikategorikan tidak dikatakan AY kepada siapapun karena
sebagai berikut: setelah istirahat dan tidur AY merasa sudah
a. Mata Kabur sembuh.
Mata kabur dirasakan oleh AY sekitar "Yo biasane aku meneng ae neg gak
satu minggu atau dua minggu sebelum sidang ngunu aku turu mbak" (ya biasanya aku diam
di pengadilan. Selama setengah hari AY saja, kalau nggak gitu aku tidur) (AY,2018)
merasakan matanya kabur. Ketika AY
merasakan matanya kabur yaitu pada saat AY b. Sakit kepala
sudah tinggal di RAS (Rumah Aman Sumur). Sakit kepala yang berhubungan dengan
"Koyok ngiwasi terus opo ngunu kui kecemasan akibat tindak kekerasan seksual
mbak, kabur (?) terus ngganjel piye ngunu loh. hanya dirasakan oleh informan AY,
Uis ning RAS (Rumah Aman Sumur) kok sedangkan informan UM dan NI tidak
mbak, neg gak salah seminggu sak durung e merasakannya. Sakit kepala yang dialami oleh
sidang, opo rongminggu sak durung e sidang AY yaitu kepala terasa berat terutama kepala
ngunu mbak yo rodo' lali aku " (seperti mata bagian belakang ketika AY masih tinggal di
apa itu namanya mbak kabur (?) terus pondok pesantren "TRM"3.
mengganjal bagaimana gitu, sudah di RAS "lha piye to mbak, pas kui ki aku mikir
kok mbak, kalau nggak salah seminggu atau piye carane ben neg bojone gus e kui gak
dua minggu sebelum sidang, aku juga agak ning umah aku gak diceluk opo digolek i
lupa) (AY,2018). wong e,aku karo mbak YND omong-omongan
AY mengira bahwa mata kabur yang kui gak bar-bar nganti ngelu sirah ku, yo kui
dialami oleh AY adalah karena AY kurang mbak ngelu sing paling tak ilingi paling
minum. Selain kurang minum, pada saat itu nemen ki, rasane ki sirah abot po maneh sing
udara juga sedang panas. Kedua hal tersebut mburi ki uabot" (ya bagaimana ya mbak,
dianggap AY sebagai penyebab matanya waktu itu saya mikir bagaimana caranya kalau
kabur. Puasa juga dapat menjadi salah satu istrinya gus tidak di rumah saya tidak
faktor penyebab mata AY kabur. Hal tersebut dipanggil oleh gusnya, saya sama mbak YND
dikatakan oleh UM bahwa saat AY datang ke sering diskusi yang tidak selesai-selesai
RAS adalah saat bulan puasa. AY sidang satu sampai kepala saya pusing, pusingnya itu
minggu setelah lebaran dan merasakan mata pusing yang paling saya ingat karena parah
kabur satu atau dua minggu sebelum sidang. sekali, rasanya kepala bagian belakang itu
"Mripat kui maeng to mbak koyok berat sekali) (AY,2018)
kurang banyu ngunu lo mbak, ngiwasi ki piye AY juga mengungkapkan bahwa
ngunu, kurang banyu yo rodo' piye ngunu loh kemungkinan penyebab kepalanya sakit
mbak, kan kui yo pas panas to"(mata tadi, adalah karena telat tidur atau tidur larut
seperti kurang air mbak, dipakai melihat itu malam. AY tidur larut malam dikarenakan AY
memikirkan perilaku yang dilakukannya
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
dengan Gus tersebut benar atau tidak, haram Mual dirasakan UM setelah UM
atau halal. melakukan hubungan badan. UM berpikir
bahwa kemungkinan mualnya disebabkan oleh
c. Mual dan Sakit Perut maagnya yang kambuh akibat belum makan
Mual dirasakan oleh AY dan UM yang atau memang efek yang ditimbulkan karena
merupakan anak korban tindak kekerasan baru pertama kali melakukan hubungan badan.
seksual. AY merasakan mual di pagi hari Selain mual, UM juga merasakan sakit perut
ketika malam sebelumnya AY tidur larut yang terasa seperti nyeri haid namun
malam. Menurut AY, AY mual karena tidur dirasakan UM lebih sakit dari nyeri haid yang
larut malam, telat makan, udara dingin dan pernah/biasa dirasakannya. UM merasakan
masuk angin. AY menyadari penyebab sakit perut tersebut sejak pulang dari
mualnya setelah mendengar YND penginapan hingga dua hari setelahnya.
mengungkapkan bahwa kemungkinan AY "Kulo mantuk saking baron niku to
mual disebabkan oleh telatnya AY tidur di mbak, weteng kulo niku kraos lorho koyok
malam sebelumnya. sakit neg kajenge haid ngeteniko tapi luih
"Lha in shaa allah isuk e pas aku tangi sakit, suakit pokok e, kajeng e muntah tapi
rasane wetengku ki koyok arep mutah tapi gak mboten muntah ngoten lo mbak, kulo mikir e
iso mutah ngunu loh mbak, aku gak ngerti niki maag kulo kambuh kulo dereng maem,
gineyo iki,beh rasane gak uenak mbak, lha jare nopo niki pertama kali ne ku 'niku'. Sakit perut
mbak YND ki awakmu masuk angin paling, e niku dangu e mbak dua hari setengah" (saya
lha ki wingi durung mbok maemi nu, ndek pulang dari Baron (penginapan), perut saya
bengi jam 11 aku nglilir sampean yo sik melek terasa sakit kayak mau haid tapi lebih sakit
kae sampean uis turu opo nglilir, durung turu lagi, sakit sekali mual gitu mbak, saya
mbak, gak iso turu aku, jare mbak YND yo kui mikirnya maag saya kambuh saya belum
paling sampean masuk angin mergo turu makan, atau ini karena saya pertama kali
bengi, terus aku mikir woiyo ya maeng bengi melakukan 'itu'. Sakit perut nya itu lama, dua
yo lumayan adem e, ngunu mbak, aku eling hari setengah).(UM,2018)
banget mbak, mergo pas kui awakku rasane Dua hari setelah peristiwa di
gak uenak paling gak uenak." (paginya, saya penginapan, UM meminum minuman keras
bangun tidur perut saya rasanya mual, saya yang didapat dari temannya di sekolah. UM
tidak tahu alasannya, rasanya tidak enak menerima tawaran temannya karena UM
sekali,kata mbak YND kemarin mbak AY susah menghapalkan pelajaran pada sat itu.
belum tidur waktu saya terbangun tadi malam, UM meminum minuman keras dalam keadaan
saya jawab iya, terus mbak YND jawab lagi masih merasakan sakit di perut. UM minum
oh mungkin mbak AY masuk angin gara-gara diwaktu jam isirahat sekolah. UM meminum
tadi malam tidur larut, lalu saya mikir oh iya sebanyak satu botol kecil, lebih banyak
bisa jadi saya masuk angin karena tadi malm dibandingkan minuman keras yang
lumayan dingin, saya ingat sekali karena diminumnya ketika di penginapan.
waktu itu badan saya rasanya tidak enak) "Sakit perut e niku dangu e mbak dua
(AY,2018) hari setengah terus kulo mimik i niku, mantun
niku rasane weteng panas ngoten, tapi sonten
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________
mpun semaput e niku, niku mpun biasa"( munegh, mpun mboten karu-karuan rasane
Sakit perut nya itu lama, dua hari setengah, awak mbak, tapi yo neg dateng panti kulo
lalu saya minum (miras), setelah itu saya biasa, nggih tumut konco-konco guyon, tapi
pingsan, sorenya sudah biasa lagi) (UM,2018) niku kaleh ngemphet sakit perut". (Iya, sudah
Setelah meminum minuman keras tidak makan, badan rasanya lemas, deg-deg
tersebut perut UM terasa panas, dan pingsan. an, mual, rasanya sakit semua badan , tapi ya
Sore hari setelah sadar dari pingsan perut UM datang ke panti saya biasa, iya ikut becanda
sudah tidak terasa panas lagi. sama teman, tapi ya nahan sakit perut)
(UM,2018)
d. Deg-degan UM berusaha menutupi sakit
Deg-degan atau jantung berdetak lebih perut,mual dan lemas badannya dengan ikut
cepat dirasakan oleh UM ketika perjalanan bercanda dengan teman-temannya yang ada di
pulang dari penginapan menuju UPT PSAA panti. UM tidak mengatakan kepada siapapun
Nganjuk. Tidak hanya ketika perjalanan, di terkait badannya yang terasa lemas. UM tidak
panti bahkan sampai sore UM masih mengetahui penyebab pastinya badan terasa
merasakan jantungnya berdetak dengan cepat. lemas, tetapi UM berpikir bahwa hal tersebut
UM tidak mengatakannya kepada siapapun berkaitan dengan dirinya yang melakukan
terkait deg-degan yang ia alami. UM tidak hubungan badan pertama kali.
mengetahui penyebab dari deg-degannya. UM Berdasarkan pengurus yayasan dan
juga tidak minum obat apapun untuk pekerja sosial tidak diketahui terkait
mengurangi deg-degannya tersebut. kecemasan yang dialami anak kecuali yang
"Kulo perjalanan mantuk niku, nggih telah dijelaskan diatas. YI merupakan
pripun nggih mikir, ki ngko piye tambah informan yang memberikan penguatan
gedhe gak yo masalah e, niku kulo ndredhegh bahwaNI tidak mengalami kecemasan secara
mbak, yo nyesel, getun ngunu lo mbak, tapi somatis.
piye uis kadung e, nyampek panti, sampek
Tabel 2. Kecemasan Somatis Anak Korban Tindak
sonten niku kulo taksih ndredhegh, tapi dhalu Kekerasan Seksual
mpun mboten mbak " (saya perjalanan pulang, N Kecemasan
Informan Analisis
A U NI YI
iya mikir, nanti jadi masalah tidak ya... (?) o. Somatis
Y M
jadi masalah besar tidak ya, itu saya deg- 1 Mata Kabur - - - Dua anak
2 Sakit Kepala - - - merasakan
degan mbak, iya menyesal, dan sampai panti, Mual dan kecemasan
3 - - secara somatis,
sampai sore hari itu saya masih deg-deg , tapi Sakit perut
4 Deg-degan - - - Satu anak tidak
malam sudah tidak mbak) (UM,2018) merasakan
kecemasan
somatis.
e. Badan terasa lemas Kecemasan
5 Badan Lemas - - - yang dirasakan
Badan lemas dirasakan oleh UM paling banyak
yaitu mual dan
setelah melakukan hubungan badan sampai sakit perut.
dua hari setelahnya, yaitu ketika UM Sumber: Penelitian, 2018
meminum minuman keras.
"Inggih niku, mpun mboten maem, Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
awak niku rasane lemes, ndredhegh, munegh- rata-rata anak korban tindak kekerasan seksual
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
jauh keluar dan dijemput laki-laki pakai ku kae yo gak nek sing peduli lo mbak, malah
sepeda motor, mungkin itu pacarnya, mungkin nyalah ne aku, jare ngunu kok gak omong to
juga zina, terus bapak ku juga, pacarnya Ay, kok yo manut, gelem ae, lha aku lo mbak
banyak karena saya sering ditelepon wong gak weruh, bocah cilik yo manut ae to
perempuan nanyain bapak saya, orang yang mbak."
tadi telepon juga iya, kadang beliin pulsa saya, (saya pengen pindah pondok mbak ke
kakak saya, katanya juga perempuan itu lagi langitan tapi di langitan itu harus sama
hamil anak bapak saya, berarti bapak juga walinya, saya pinjam motor ke keluarga saya
zina, dua-duanya, bapak sama ibu sama saja, itu tidak dikasih, gara-gara keluarga saya itu
gitu kok, anaknya gak boleh di gituin (dizinai) tidak peduli, jadi menyalahkan saya juga,
orang, kok nggak mati saja dari dulu, kok katanya kok kamu tidak ngomong sih AY
menambah dosa saja (menangis).(AY,2018) (jika dia mendapatkan kekerasan seksual), kok
AY menyalahkan keluarga besarnya. kamu nurut aja, kok kamu mau saja, ya karena
AY menyalahkan keluarga besarnya karena saya tidak tahu, anak kecil jadi nurut saja.)
tidak memberikan bantuan/peduli kepada (AY,2018)
keluarga AY. Salah satu bentuk AY menyalahkan Gus (Pelaku
ketidakpedulian keluarga besar AY terhadap kekerasan seksual). AY menyalahkan Gus
AY adalah tidak memberikan pinjaman sepeda karena AY menganggap Gus merupakan
motor yang akan digunakan AY dan SN untuk orang yang paham agama, berilmu, tetapi tega
mendaftar di salah satu pondok pesantren melakukan hal bejat ke AY. Hal tersebut
ternama yang ada di Kabupaten Tuban dan diungkapkan AY ketika AY mengobrol santai
merupakan pondok pesantren yang AY dengan peneliti di dekat sawah samping
inginkan. AY beranggapan, peristiwa yang Rumah Aman Sumur sebagai berikut :
dialaminya juga merupakan akibat dari "Wong jeneng e gus ki, gak yo weruh
keluarga besarnya tidak peduli dengannya. to mbak jane, ngunu kok sik gelem nganu aku,
Menurut AY, ketika AY dalam masa nganu mbak YND, wong bojo ne lo yo enek
penyidikan, dan keluarga besar mengetahui hal mbak, iyo neg bojone ki ning adoh ngunu to
tersebut, mereka tidak memberikan dukungan mbak, yo wong e to mbak sing gak bener ki,
kepada AY tetapi malah menyalahkan AY dan lha aku lo mbak wong jeneng bocah cilik yo
mencemoohnya melalui telepon. AY berpikir manut ae to mbak wong karo gurune, uis
andai keluarga mau peduli dan memberikan diopeni gak mbayar, uis diundat-undat kabeh
pinjaman sepeda motor ketika AY akan pokok neg aku gak manut"
mendaftar di Tuban tentu AY tidak di "TRM" (Namanya gus mbak tau sendiri,(orang
dan tidak mendapatkan perlakuan tersebut. pinter, paham agama) kok mau mau nya
Berikut pernyataan AY yang menyalahkan melakukan itu ke saya, istrinya juga ada
keluarga besarnya karena tidak peduli dengan padahal, iya kalau istrinya jauh, orangnya aja
AY: berarti yang tidak bener, saya kan masih kecil
"Aku kae yo arep pindah pondok mbak tidak tau apa-apa, iya saya nurut saja sama
ning langitan tapi kan ning langitan ki kudu guru, sudah diasuh gratis, kalau saya tidak
waline to mbak, lha keluarga ku ki disilihi nurut di ungkit-ungkit semua)(AY,2018)
motor sediluk e ui gak uleh, garai yo keluarga
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
mbak UM, sampek mbak YND ki omong ning dipikirkannya tersebut. UM juga tidak
aku, mbak Ay ki lali lo PR beh nemen parah mengetahui alasan jelasnya UM memikirkan
kui, ati-ati neg titip barang, titip pesen, neg hal tersebut. Saat ini UM jarang memikirkan
lali, neg salah wah wah berbahaya hehehhe" hal-hal yang menurutnya suatu masalah. UM
(Mbak AY itu pelupa, peristiwa tadi malam berpikiran jika ia mendapat masalah, dan jika
katanya kemarin malam dan sebaliknya, hape ada orang yang datang lalu bertanya maka ia
juga gitu nyimpennya suka lupa, sama seperti akan menjawabnya (jika bisa jawab) jika tidak
mbak UM, sampai mbak YND itu bilang ke maka dia akan diam. Meskipun dia sudah
saya, Mbak AY itu pelupa loh parah, hati-hati memiliki prinsip dia akan menjawab jika bisa
kalau titip barang, titip pesan, kalau lupa dan jika tidak dia akan diam, tetap saja ketika
berbahaya,hehehhe) (PR,2018) UM dihadapkan pada posisi UM bersalah dia
Pernyataan PR tersebut memiliki arti juga merasa khawatir, takut dan akan
bahwa sudah sejak di pondok pesantren menangis. Hal tersebut terlihat ketika UM
"TRM" AY memiliki kebiasaan lupa. melakukan pelanggaran di Yayasan yaitu
Sedangkan UM mengaku sering lupa sejak pergi tanpa pamit, peneliti mengamati perilaku
UM tinggal di RAS. UM yang terlihat khawatir dan gelisah sampai
Mengulang-ulang pertanyaan atau menangis.
terdapat jeda sebelum menjawab atau
menanggapi pertanyaan. Berdasarkan e. Takut pada pikiran sendiri
pengamatan peneliti, susah berkonsentrasi Takut pada pikiran sendiri merupakan
juga ditunjukkan oleh AY dan UM pada saat salah satu kecemasan secara kognitif. Takut
wawancara dan saat aktivitas sehari-hari pada pikiran sendiri hanya muncul pada
seperti mengulang-ulang pertanyaan atau informan AY. Ketakutannya tersebut muncul
terdapat jeda sebelum menjawab atau ketika AY masih tinggal di pondok pesantren
menanggapi pertanyaan. "TRM". Ketika di pondok pesantren takut jika
gurunya marah dan mengeluarkan ilmu yang
d. Berpikir tidak dapat mengendalikan berjumlah tiga, yaitu macan, banteng dan ada
masalah satu lagi namun AY lupa nama dari ilmu yang
Berpikir tidak dapat mengendalikan ketiga milik Gus. Berikut pernyataan AY :
masalah merupakan salah satu kecemasan "Aku ki yo wedi mbak, gus e ki nduwe
secara kognitif yang mengakibatkan seseorang ilmu, ilmu ne ki 3, sing 1 macan, sing sijine
tidak dapat berpikir jernih sehingga memiliki banteng, siji ne maneh lali aku, lha kui wong e
pikiran negatif. Berpikir tidak dapat neg nesu koyok kui macan kui, aku wedi neg
mengendalikan masalah, dialami oleh UM wong nesu, ngko neg aku gak manut, wong e
ketika UM pulang dari penginapan. UM nesu, yo aku yo wedi to mbak"
berpikir bahwa yang dilakukannya tidak benar (saya ini takut mbak, Gus itu punya
dan dikhawatirkan menjadi masalah yang ilmu, ilmunya tiga, yang satu macan, yang
besar. satu banteng, satunya lagi saya lupa, orang
UM memikirkannya ketika UM berada nya kalau marah ya semacam banteng gitu,
di UPT PSAA Nganjuk. UM tidak saya takut kalau Gus marah karena saya tidak
mengatakan kepada siapapun terkait apa yang nurut, saya takut mbak) (AY, 2018)
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
Selain di pondok, AY juga mengalami yang dialami oleh NI adalah mengigau seperti
takut terhadap pikirannya sendiri yaitu ketika orang yang menangis. NI mengalami
penyidik melakukan penyidikan terhadap AY. gangguan tidur yaitu mengigau selama kurang
Ketika penyidik bertanya kepada AY, AY lebih 1 minggu. YI hanya bisa menemani NI
justru diam tidak menjawab dan menangis. tidur dan jika NI mengigau, YI hanya
AY beranggapan bahwa AY tidak dapat mengusap-usap kaki atau lengan tangan NI,
berbicara dikarenakan di sihir oleh Gus agar maka NI akan tenang dengan sendirinya. YI
tidak dapat berbicara. Hal tersebut didasari sering bertanya kepada NI, tentang mimpinya
karena AY pernah mendengar bahwa Gus ketika NI tidur, namun NI tidak pernah
merupakan orang "pintar" yang memiliki ilmu menjawab pertanyaan YI atau hanya
dan bisa sihir. menggelengkan kepala. Pernyataan tentang
gangguan tidur yang dialami oleh NI
f. Berfirasat Buruk diungkapkan oleh YI sebagai berikut.
Berfirasat buruk merupakan saah satu "Sering nglindur mbak, seminggu aku
kecemasan kognitif yang dirasakan oleh anak jarang turu nungguni NI lha nglindur ae ki
korban tindak kekerasan seksual. Berfirasat mbak koyok wong nangis ngunu kae, tak
buruk hanya dirasakan oleh informan UM. usep-usep ngko mari dewe, kui sering mbak,
Firasat buruk tersebut dirasakan oleh UM tak usep-usep ngunu, tapi yo gak sampek
ketika perjalanan pulang dari penginapan tangi"(sering mengigau, selama seminggu
menuju UPT PSAA Nganjuk. UM merasa saya jarang tidur, NI mengigau seperti orang
bahwa apa yang dilakukannya akan menangis, saya usap-usap nanti sembuh
menimbulkan masalah di panti. UM tidak sendiri, itu sering mbak, saya usap-usap, tapi
mengungkapkan hal tersebut kepada siapapun. tidak sampai bangun)(YI,2018)
Berikut pernyataan dari UM:
"Awit perjalanan mulih teko baron h. Takut
niku kulo mpun yakin mbak, koyok wonten Ketakutan yang dialami oleh anak
firasat ngoten, ki ngko dadi masalah, tapi kulo korban tindak kekerasan seksual merupakan
mboten ngiro neg kajeng metu teng panti" salah satu kecemasan secara kognitif. Rasa
(mulai perjalan pulang dari Baron takut ini dimunculkan oleh informan NI. Hal
(penginapan) saya sudah yakin mbak, seperti tersebut diungkapkan oleh NI sebagai berikut.
ada firasat gitu, nanti jadi masalah atau tidak "Kulo ajreh mbak neg mboten kaleh
ya tapi saya tidak mengira jika saya akan bapak, ibu dateng griyo, tapi sakniki mpun
keluar panti)(UM,2018) mboten" (saya takut jika tidak sama bapak
atau ibu di rumah,tapi sekarang sudah
g. Gangguan Tidur tidak)(NI,2018)
Gangguan tidur terjadi karena NI mengaku merasa takut jika tidak
pengaruh dari kognitif. Gangguan tidur ditemani oleh YI atau SW. Rasa takut dari NI
merupakan salah satu kecemasan secara adalah NI jika sewaktu-waktu pelaku
kognitif yang dialami oleh anak korban tindak mendatangi NI dan melakukan hal yang sama
kekerasan seksual. Gangguan tidur hanya kepada NI.
dirasakan oleh informan NI. Gangguan tidur
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
kekerasan seksual. Perilaku yang dimunculkan gae vidio hehehe". (kalau di pondok saya tidak
setiap informan berbeda dengan perilaku pernah main mbak, paling ya ke toko, rumah
informan lain. berikut merupakan gambaran istri adik nya Gus, tapi ya sebentar, lebih
kecemasan secara perilaku anak korban tindak sering di kamar, coba-coba kerudung, bikin
kekerasan seksual di Yayasan Rumah Aman video)(AY,2018)
Sumur Kabupaten Nganjuk. Perilaku anak Ketika peneliti berkunjung ke rumah
korban tindak kekerasan seksual yang NI, terlihat juga perilaku menghindar pada NI.
dipengaruhi oleh kecemasan berdasarkan hasil Perilaku menghindar yang dimunculkan
penelitian dapat dikategori sebagai berikut: informan NI adalah ketika orang
a. Menghindar membicarakan kasus dari NI terutama terkait
Menghindar merupakan perilaku yang peristiwa saat hari dimana NI mendapatkan
timbul akibat dari kecemasan. Perilaku kekerasan. Biasanya NI akan pergi atau
menghindar terlihat pada informan AY dan menjauh jika orang sekitarnya membahas hal
informan NI. Hasil pengamatan peneliti ketika tersebut.
di RAS, AY sering terlihat sendiri. Hal
tersebut berbeda dengan penghuni RAS yang b. Tidak mampu bicara
lain seperti UM dan PR serta DW (17 tahun, Perilaku tidak mampu bicara
Penghuni RAS) yang terlihat sering bersama. merupakan salah satu kecemasan secara
Biasanya AY banyak menghabiskan waktu di perilaku. Perilaku tidak mampu bicara ini
kamar RAS. AY lebih suka beraktivitas di muncul hanya pada informan AY. Informan
kamar seperti menjahit, menggambar atau AY hanya bisa diam dan menangis ketika AY
membuat video. Hal tersebut sesuai dengan ditanya oleh penyidik. Hal tersebut
pengakuan dari AY sebagai berikut. diungkapkan sendiri oleh AY. Berikut
"Iyo mbak jarang aku karo mbak UM ungkapan dari AY:
karo mbak DW, PR aku sering ning kamar, "Koyok aku arep sidang kae mbak
gawe-gawe video hehehe" (iya saya jarang ditakoni aku meneng ae malah nangis, gak yo
sama mbak UM sama mbak DW, PR aku paling aku di anu wong e to mbak ben gak
sering di kamar, bikin-bikin video ngomong, teruspas ditakoni sing kedua aku
hehehe)(AY,2018). sak urung e uis diwarah i mbak HNF malih iso
Perilaku yang sering menyediri ini omong" (Seperti saya mau sidang itu mbak,
ternyata tidak hanya di RAS, sebelumnya di ditanya, saya malah diam dan menangis,
pondok AY pun sering menyendiri di mungkin saya disihir Gus biar tidak bicara,
kamarnya. Seperti di RAS, di pondok pun AY dan pada saat di periksa kedua kalinya saya
juga melakukan aktivitas yang sama, yaitu sudah bisa bicara karena diajari mbak HNF)
mebuat video ataupun menjahit. Berikut (AY,2018)
pernyataan AY terkait kebiasaannya Menurut AY, alasan AY tidak
menghabiskan waktu di kamar: menjawab ketika ditanya penyidik adalah
"Neg ning pondok aku yo gak tau karena AY tidak dapat berbicara, takut
dulan mbak, paling ning toko ning umah e terhadap petugas dan AY menganggap AY
bojone adik e gus e, tapi yo mung sediluk, disihir oleh Gus. Alasan AY tersebut
akeh-akeh ning gotek an, jajal-jajal krudung, diungkapkan AY sebagai berikut:
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________
"Aku yo enek wedine ngunu loh mbak sering di datangi temannya dan diminta untuk
makane aku meneng ae, lha wong e podo bercerita. Namun UM tetap diam dan tidak
nganggo seragam kabeh ngunu kae lo mbak bercerita.
hehehe" (saya takut makanya saya diam, Perilaku sering menangis yang dialami
orangnya pakai seragam semua mbak, oleh UM berlangsung hingga malam pertama
serem)(AY,2018) UM tinggal di RAS. Setelah itu UM sudah
Perilaku AY yang tidak mampu tidak sering menangis. Berikut ungkapan UM
berbicara diperkuat oleh pernyatan Sakti yang menyatakan bahwa UM menangis
Peksos (Satuan Bakti Pekerja Sosial) yang hingga malam pertama di RAS.
mendampinginya. Berikut pernyataan dari "Teng RAS kulo nggih taksih nangis
Sakti Peksos yang mendampingi AY terkait kiyambak an dhalu ne niku mbak,tapi dinten
ketidakmampuan AY untuk berbicara : kedua niku mpun mboten" (di RAS saya juga
“iya dia (AY) itu, waktu ditanya dia nangis sendiri malamnya tapi hari kedua
diam, tidak berkata apapun, terus tiba-tiba sudah tidak)(UM,2018)
nangis, ya aku, HNF, terus wong sing ndek
kunu ki gak yo bingung to dek, bocah iki d. Melamun
kenapo, tapi kemungkinan yo sik trauma Melamun merupakan salah satu
bocah e" (Iya dia (AY) itu, waktu ditanya dia kecemasan secara perilaku. Melamun ini
diam, tidak berkata apapun, terus tiba-tiba muncul hanya pada informan NI. Informan NI
nangis, ya aku, HNF, dan orang disitu bingung sering melamun selama tiga hari, yaitu setelah
ya, ini anak kenapa, tapi kemungkinan AY ia mengalami kekerasan seksual. Hal tersebut
masih trauma). (DYH, 2018) diherankan oleh YI, karena pada saat NI
melamun, NI tidak sedang sendirian, NI
c. Sering Menangis bersama dengan YI dan terkadang bersama
Sering menangis adalah salah satu dengan SW juga. NI mengaku NI lupa alasan
kecemasan secara perilaku. Sering menangis ia sering melamun pada waktu itu. Berikut
muncul hanya pada informan UM. UM sering ungkapan dari YI.
menangis sejak UM pulang dari penginapan. "mboten mbak mboten nopo-nopo tapi
Dua hari selama di panti UM mengaku sering niku 3 dhino mbak niku sering nglamun mbak,
menangis sendiri di gasibu atau ketika teman- meneng ae, padahal enek aku enek bapak e
teman UM sedang tidur. UM menangis karena mbak, tak takoni enek opo, jare gak enek opo-
memikirkan perilaku yang dapat menjadi opo buk, ngunu mbak." ( tidak mbak, tidak
masalah, dan kemungkinan menjadi masalah apa-apa , Cuma itu tiga hari sering melamun,
besar yang ia tidak dapat mengendalikannya. diam, padahal ada saya, ada bapaknya,saya
Sebelum tidur, di awal waktu tidur sekitar tanya kenapa, katanya tidak apa-apa)
pukul 21.00 WIB UM memikirkan hal tersebut (YI,2018)
dengan mata berkaca-kaca dan sekitar pukul YI tidak mengetahui alasan NI
23.00 WIB, saat teman UM sudah terlelap UM melamun. NI sendiri pun hanya
menangis dengan terisak. UM juga sering menggelengkan kepala ketika YI menanyakan
menangis di waktu siang, UM menangis terkait perilakunya waktu itu.
sendiri di gasibu. Jika sedang menangis UM
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________________________
Informan
No Kecemasan Analisis
AY UM NI PR YI DYH
1 Mata Kabur - - - - - a Satu diantara tiga
2 Sakit Kepala - - - - - informan tidak
Somatis
merasakan kecemasan
3 Mual dan Sakit perut - - - - somatis, dipengaruhi
4 Deg-degan - - - - - oleh banyak faktor (usia,
5 Badan lemas - - - - - pendidikan,
6 Orangtua - - - tingkat,potensi stressor,
Menyalah
lingkungan, pendidikan).
7 kan orang
Keluarga besar - - - - -
b Kecemasan paling
8 lain Pelaku - - - - - banyak dirasakan secara
9 Menyalah kan diri sendiri - - - - kognitif yang
Mudah - dipengaruhi oleh
10 - - kecemasan somatis dan
Susah lupa/Pelupa
berkon Mengulang- - - berdampak pada perilaku
Kognitif
20 Sering Menangis - - - - -
21 Melamun - - - - -
22 Tidak Ingin sendiri - - - - -
Sumber : Penelitian, 2018
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 18 No. 2, Desember 2019
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________